KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan ke Hadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan Rahmat dan Hidayah serta PerlindunganNya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “ Pengawasan Intern
Kas Pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan “.
Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini tanpa bantuan dan dukungan baik moril maupun materil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga antara lain kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara juga menjadi orang yang penulis kagumi.
2. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, M.S Selaku Ketua Jurusan Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi S, SE, M.S Selaku Sekretaris Jurusan Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan sebagai dosen
pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam
penulisan dan penyusunan tugas akhir ini.
4. Seluruh Bapak Ibu Staf Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara khususnya Kak Nur yang telah banyak membantu
penulis selama di bangku perkuliahan.
5. Bapak Wahidin Yasin, Ak, Selaku dosen wali.
6. Bapak Pimpinan dan Staf Karyawan PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
Medan khususnya Bapak Drs. Riyanto M.Sc selaku Training Manager dan
Bapak Achyar yang telah sudi meluangkan waktunya dan memberi masukan
7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis Ayahanda Sofyan Simatupang
dan Ibunda Maswarni Nasution yang telah banyak memberikan kasih sayang
serta pengorbanan yang sebesar-besarnya kepada Penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
8. Sodara-sodara Penulis yang tersayang Kak Elvi Sofiah, adik-adik penulis
yang lucu dan paling manis sedunia Ririz Marito dan Hariz Emeraldi serta
seluruh keluarga besar yang telah banyak membantu dan memberi dorongan
pada penulis.
9. Buat rekan-rekan seperjuangan di Keu`06 khususnya Grup B : Leni, Lestarri,
Rahmi, Nurhabibah, Liza, Lina, Amy, Junita dan Dinda serta teman-teman
lain yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, semoga sukses
dan persahabatan kita tidak terputus.
10.Kepada Teman-teman Kost 103 FM : K` uTin, Rika, H5,Anggi, a`Nur, Tiwi,
Iir dan Dalila. Tak lupa buat B` SaLim ( Kapan?? ), B` Iwan dan B` As
Terimakasih untuk semuanya.
11.FE... Terimakasih banyak atas cita dan cinta yang telah engkau berikan
kepadaku..
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para
pembacanya dan semoga ilmu yang penulis peroleh dapat bermanfaat bagi
kepentingan masyarakat, agama, bangsa dan negara. Amiin.
Medan, Juni 2009
Penulis
( Elli Sofiah S )
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II :PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk MEDAN A. Sejarah Ringkas ... 7
B. Jenis Usaha dan Kegiatan ... 9
C. Struktur Organisasi ... 12
D. Job Description ... 14
E. Kinerja Usaha Terkini ... 21
F. Rencana Kegiatan Perusahaan ... 25
BAB III : PEMBAHASAN A. Prosedur Penerimaan Kas ... 27
B. Prosedur Pengeluaran Kas ... 29
B. Metode Pencatatan Kas ... 33
C. Pengawasan Intern Kas... 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 40
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Estate milik PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk ………. 10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PP London Sumatra Indonesia …... 13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dengan melihat sejarah perkembangan perusahaan masalah keuangan adalah
faktor terpenting bagi kelangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan memiliki
berbagai kegiatan atau aktifitas baik yang menghasilkan barang maupun jasa dengan
tujuan meningkatkan laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan
kontiniuitas perusahaan.
Dengan tercapainya tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan laba, maka
tujuan perusahaan yang lain akan dapat tercapai dimana besar kecilnya keuntungan
atau laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan merupakan ukuran kesuksesan
manajemen dalam mengelola keuangan.
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas
adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas
diperlukan baik untuk, membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk
mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Semakin besar jumlah kas yang ada
dalam suatu perusahaan berarti semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Hal ini
berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat
memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa perusahaan
harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena
semakin besar kas berarti makin banyak uang yang menganggur sehingga akan
Kompleksnya masalah yang terjadi di dalam perusahaan, maka dibutuhkan
suatu pengawas keuangan, pengawasan keuangan yang dimaksud disini adalah
bagaimana suatu perusahaan dapat melindungi harta kekayaannya dari usaha
penyelewengan, penipuan, penggelapan bahkan pemborosan yang dapat dilakukan
oleh pihak-pihak yang ada di lingkungan perusahaan.
Pengawasan diartikan sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktifitas-aktifitas
perusahan agar sesuai dengan rencana semula. Pengawasan intern kas juga
merupakan salah satu fungsi manajemen yang berperan penting dalam aktifitas
perusahaan. Tujuan dari sistem pengawasan intern ini adalah untuk mengamankan
harta milik perusahaan, memperoleh data akuntansi yang akurat, tepat dan wajar,
meningkatkan efisiensi dan mendorong karyawan untuk memenuhi kebutuhan
manajemen.
Adapun ciri-ciri pengawasan kas yang baik adalah Pertama, dalam
pelaksanaannya terdapat pemisahan fungsi penyimpanan kas dan fungsi pencatatan
kas. Kedua, penyetoran setiap hari semua uang kas yang diterima yang bertujuan
untuk menghindari penumpukan uang kas dalam perusahaan yang mungkin dapat
dipergunakan untuk keperluan di luar perusahan dan dapat mengurangi pinjaman
pegawai juga dapat menghindarkan uang kas dari pencurian, kebakaran dan
sebagainya. Ketiga, penggunaan voucher system untuk pengawasan pengeluaran kas.
Voucher system adalah suatu cara pemakaian formulir khusus tempat mencatat data
tentang hutang dan pembayarannya dengan tambahan persetujuan dari orang yang
berwenang. Keempat, mengadakan pemeriksaan kas secara tiba-tiba. Harnanto
Dengan adanya suatu sistem pengawasan intern kas yang memadai juga
merupakan syarat mutlak demi perlindungan dan keamanan terhadap kas.
Pengawasan intern itu sendiri meliputi sarana, alat, dan peraturan-peraturan yang
digunakan oleh perusahaan dengan maksud untuk mengamankan dan mencegah
terjadinya pemborosan, penyalahgunaan dan in-efisiensi dari sumber-sumber
ekonomi yang dipunyai perusahaan, menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya
( reability ) kebenaran data operasi dan akuntansi yang dihasilkan serta mendorong
tercapainya efisiensi operasi dan dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Pengawasan
intern kas tidak dirancang untuk dapat mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan, tetapi
lebih diutamakan pada usaha-usaha pencegahan dan mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan dana pada kas perusahaan.
Dalam fungsi penerimaan kas; pengawasan kas harus ditujukan agar semua
uang yang seharusnya diterima, benar-benar diterima dan dicatat. Sedangkan dalam
kaitannya dengan pengeluaran kas; pengawasan kas harus diarahkan agar tidak terjadi
pengeluaran kas tanpa adanya otorisasi oleh pejabat yang berwenang. Untuk itu
penetapan wewenang, tanggung jawab yang jelas dan adanya verifikasi keuangan
terhadap setiap transaksi yang menyangkut kas oleh suatu bagian/fungsionaris yang
independen merupakan cara yang biasa dipakai untuk mengawasi penerimaan dan
pengeluaran kas.
Secara umum segala transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan
berhubungan kas, karena transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan berhubungan
langsung dengan kas. Setiap aktifitas perusahaan berawal dari kas dan berakhir pada
karena itu, dibutuhkan pengawasan intern kas untuk mengawasi adanya kemungkinan
terjadinya penyalahgunaan oleh pihak-pihak tertentu yang dapat merugikan
perusahaan.
Melihat pentingnya peranan kas dalam kegiatan operasional suatu perusahaan
seperti uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
secara langsung untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pengawasan intern kas
yang dilakukan oleh PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Medan dengan memilih
judul “ PENGAWASAN INTERN KAS PADA PT. PP LONDON SUMATRA
INDONESIA Tbk. MEDAN “. B. Perumusan Masalah
Merumuskan masalah penelitian sering disebut sebagai topik penelitian.
Disebut masalah penelitian, karena yang menjadi objek penelitian memang
merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan. Perumusan masalah merupakan
tahap awal yang harus dilakukan sebelum sampai ke tahap pembahasan. Perumusan
masalah yang tidak jelas akan mengakibatkan tidak bermanfaatnya data-data yang
dikumpulkan untuk di analisis.
Pengawasan intern kas merupakan suatu sistem yang meliputi semua cara
yang dipakai dalam suatu organisasi perusahaan untuk mengawasi kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kecurangan dan
penyelewengan dana dalam perusahaan. Adapun masalah yang akan dirumuskan
penulis yaitu: Bagaimana pelaksanaan pengawasan intern kas yang dilakukan oleh
PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Medan dalam mengamankan kas yang ada
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana kebijaksanaan perusahaan dalam hal ini PT. PP
London Sumatra Indonesia Tbk. Medan dalam melaksanakan pengawasan
intern terhadap kas.
2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma
III Jurusan Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
D. Manfaat Penelitian Bagi Penulis
1. Menambah wawasan dan memperluas ilmu pengetahuan penulis khususnya
mengenai pengawasan intern yang selama ini diperoleh di bangku
perkuliahan.
2. Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan kemampuan
menganalisa setiap permasalahan yang dihadapi untuk menyelaraskan dan
menerapkan teori yang dipelajari selama dalam perkuliahan.
3. Dapat dipergunakan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penulisan
dan penelitian pada masa yang akan datang.
Bagi Perusahaan
1. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
dalam menentukan perencanaan dan kebijaksanaan pada masa yang akan
datang.
2. Dengan dilaksanakannya penelitian ini penulis dituntut untuk memberikan
membangun agar menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja pada
lingkungan perusahaan tersebut.
3. Sebagai dasar pertimbangan dalam memperbaiki/mengembangkan perusahaan
dalam memperkuat sistem pengawasan kas pada perusahaan.
Bagi Pembaca
1. Sebagai sumber informasi dan masukan bagi pembaca dalam memahami
pengawasan intern kas dalam suatu perusahaan.
2. Sebagai bahan referensi apabila hendak melakukan penelitian dan penulisan
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN 1. Sejarah Ringkas
Sejalan dengan perkembangan sejarah perkembangan Indonesia, baik masa
penjajahan Belanda, Jepang sampai pada masa kemerdekaaan dan masa
pembangunan saat ini, perusahaan di Indonesia khususnya di kawasan Sumatera
Utara yang dikenal dengan daerah perkebunan yang banyak mengalami
perkembangan. Berbagai perusahaan perkebunan mengalami kesempatan untuk
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah Sumatera Utara ini.
Kesempatan ini diambil oleh Horrison & Crossfield Ltd, yang berdiri sejak
tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada mulanya
perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara Zelfbestuur Deli
dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang disyahkan resident
Sumatera Timur. Dalam rangka Konfersi Undang-Undang Pokok Agraria Tanggal 1
Maret 1962 No. Ka. 13/7/1. Pada tahun 1962 perusahaan ini memperluas bidang
usahanya dengan mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris
yang memiliki beberapa kebun di Sumatera Indonesia.
PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk didirikan dengan dengan akte
pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962 dihadapkan notaris Raden Kardiman di
Jakarta, dan naskah No. 20 tanggal 9 September 1963 yang dibuat dihadapan notaris
yang sama. Kemudian timbul pergolakan akibat adanya perubahan situasi antara
Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Inggris. Pemerintah Indonesia berniat
Indonesia. Pengambilan alih ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964
oleh Badan Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia (BPPARI) dan
perkebunan ini diganti namanya PT. PP Dwikora I & II.
Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967, diadakanlah
suatu perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield
Ltd, dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20
Maret 1968. Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan
perusahaan tersebut oleh Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada
pemiliknya semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan
diganti kembali namanya menjadi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Dalam
perjanjian itu disebutkan hak-hak eksploitasi termasuk menguasai dan menjual hasil
produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman.
Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk,
melakukan merger dengan beberapa perusahaan di bawah ini:
a. PT Nagodang Plantation Company
b. PT Seibulan Plantation Company
c. PT Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel
d. PT Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan namanya menjadi PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk, status PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah
perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Surat Ketua Badan
Penanaman Modal Tanggal 12 November 1991 No. 794/III/PMA/1991. Pada tanggal
diambil oleh Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham mengalami
beberapa kali perubahan. Pada tahun 1998 kepemilikan saham PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk adalah Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi
saham sebesar 47,23% Commerzbank (SEA) Ltd. Singapura sebesar 5,83% dan
sisanya 46,94% dimiliki oleh masyarakat.
Sejak tahun 1996, perusahaan ini menjadikan perusahaan yang Go Public.
Dengan demikian PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, telah dituntut untuk
menjalankan aktifitasnya secara lebih profesional lagi.
B. Jenis Usaha/Kegiatan
PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkebunan dan mengolah hasil produksi dari bahan mentah menjadi
bahan baku. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi penanaman,
pemeliharaan, pemanenan, pengolahan dan penjualan hasil produksi. Perusahaan ini
mempunyai perkebunan terbesar di wilayah Republik Indonesia yaitu Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.
Setiap Estate dikepalai oleh General Manager (GM). Adapun Estate milik PT.
Tabel 2.1
Estate milik PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
Nama Estate/Mill Nama Estate/Mill
GM-Serdang
- Turangie
- Turangie POM
GM-Serdang
- Pulau Rambong
- Bungara
- Sei Merah
- Begerpang
- Begerpang POM
- Rambong Sialang
- Kertasarie
- QCTL
GM-Lima Puluh
- Sibulan
- Bah Bulian
GM-Lima Puluh
- Bah Lias
- Dolok
- Dolok POM
- Gunung Melayu
- Gunung Melayu POM
- Treblasala
- Pungkol
GM-Rubber
- Sei Rumbiya
- Balombessie
- Palngisang
- Kubu Pakaran
- Tulung Gelam
- Bebah Permata
GM-Kalimantan
- Pahu Permai
- Issue Makmur
- Pahu Makmur
- Jelau Makmur
- Tibona
GM-Bingin Teluk
- Ketapat Bening
- Sei Kepayang
- Bukit Hijau
- Belani Elok
- Belani Elok POM
- Batu Cemerlang
GM-Muara Rupit
- Sei Lakitan
- Sei Lakitan POM
- Rian Indah
- Sei Gemang
- Gunung Bais
GM-Lahat
- Arta Kencana
- Kencana Sari
GM-Terawas
- Terawas Indah
- Terawas Indah POM
- Eka Sari POM
GM-Muba
- Tirta Agung
- Budi Tirta
- Suka Damai
Research
- Bah Lias Research Station
(BLRS-NS)
- SPS-Kalimantan
PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk menanam berbagai jenis tanaman
meliputi kelapa sawit, karet dan coklat (cocoa) yang lokasi perkebunannya mayoritas
berada di Sumatera Utara, sedangkan untuk tanaman karet dan kopi berada di daerah
Jawa yaitu Jember dan Surabaya. Tanaman lainnya yaitu kacang dan teh terletak di
Ujung Pandang, Palembang, Jakarta, Samarinda, Sampit dan Kertasari.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka semakin banyak pula
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Dalam hal ini pimpinan perusahaan tidak dapat bekerja sendiri saja dalam mengatasi
semua masalah perusahaan. Untuk dapat melaksanakan kepemimpinan tersebut, maka
pimpinan perusahaan memerlukan pemakaian suatu sistem organisasi di dalam
perusahaan, sehingga semua kegiatan yang menyangkut kepentingan perusahaan
dapat berjalan dengan sempurna, efektif dan efisien.
Dalam hal ini struktur organisasi merupakan suatu hal yang penting sebagai
penunjuk dalam pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap bagian. Dengan
demikian struktur organisasi merupakan gambaran yang memperlihatkan susunan,
fungsi Departemen atau posisi mereka dalam organisasi serta bagaimana
hubungannya antara satu sama lainnya disamping menunjukkan garis perintah
maupun jalur komunikasi formal. Sehingga dapat tercipta suatu team kerja yang
kompak dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Sejalan dengan hal tersebut, dapat dikemukakan Struktur Organisasi PT. PP
London Sumatra Indonesia adalah struktur organisasi yang berbentuk garis ( Line
jawab serta wewenang di dalam perusahaan secara vertikal serta mencerminkan
hubungan antara Departemen secara horizontal. Dengan adanya Struktur Organisasi
yang memisahkan dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan yaitu adanya
ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan.
Melalui badan organisasi akan terlihat jelas bagaimana informasi mengalir
dari satu organisasi kesatuan lainnya. Juga memberikan petunjuk-petunjuk tentang
pembagian tugas, Luasnya rentangan kekuasaan atau kendali ( Span Of Co Atrol ).
Wewenang dan tanggung jawab ( Authority Responsibility ). Oleh karena itu setiap
karyawan harus mutlak memahami Struktur Organisasi di tempat mereka bekerja.
Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Cabang Medan di
pimpin oleh Dewan Komisaris, President Director, Managing Direction Sales,
Managing Director Finance dan Director HR & BS.
Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah bagan Struktur Organisasi PT. PP.
DIRECTOR
RESEARCH MANE
Deputi Dir.Research BLRS (NS) BLRS (SS) SPS TISSUE CULTURE Inspectorat Dev.Office Estate Dept Inspectorat Estate Dept Nort Sumatra Sulewesi&Jawa Est. Mgr Acting Mgr Head Asst ASST’S Ist Mandor Mandor Clerk Labours Nort Sumtra Sulewesi&jawa Kalimantan Est Mgr Acting Mgr Head Asst ASST’S Ist Mandor Mandor Clerk Labour Management Dept DIRECTOR MANEGEMENT BOARD OF COMMISSIONER Establ/Develop Personal Section Public Rel/ Security Gen &
Home Aff Training Sect Clinic Bection Branch Officer Palembang Jakarta/ WTC Surabaya, Makasar P Es C O PRESIDENT DIREKTOR DIREKTOR MANEGENT
D. Job Description
1. Dewan Komisaris ( Board of Commissioner )
Dewan Komisaris adalah posisi tertinggi dalam struktur organisasi di PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk.
Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi pekerjaan Direksi.
b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung dan kekayaan perusahaan.
c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan dengan kepentingan
perusahaan.
d. Berhak atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan
pemeriksaan.
e. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja
tahunan yang diajukan Presiden Direktur.
f. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan
menurut cara pandang yang baik.
2. Presiden Direktur ( President Director )
Presiden Direktur adalah pimpinan tertinggi yang berkuasa penuh terhadap
perusahaan dengan berkewajiban mengawasi pekerjaan pada Direktur.
Wewenang dan tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah sebagai berikut:
a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan.
b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan
c. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah dibuat
oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja dan biaya
perusahaan.
d. Seluruh strategi dan kebijaksanaan yang dilakukan harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada Dewan Komisaris.
3. Head of Government and Community Relations.
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Memimpin dan mengelola Government dan Community Relations.
c. Membuat kebijakan perusahaan mengenai Government dan Community
Relations.
d. Membina hubungan antara perusahaan dan masyarakat atau Pemerintah, dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberi manfaat bagi masyarakat yang
ada di sekitar perusahaan.
e. Membawahi Community Relations Manager and Government Relations Manager.
4. Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada President Direktur.
b. Berperan sebagai Sekretaris Perusahaan.
c. Menangani masalah hukum yang ada diperusahaan.
d. Memimpin dan mengelola pelaksanaan dan administrasi perizinan serta
dokumentasi.
5. Head of Coorporate Communications
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada President Direktur.
b. Memimpin dan mengelola aktifitas Coorporate Communication termasuk:
1) Mengkonsolidasi informasi tentang aktifitas perusahaan
2) Menyediakan media komunikasi internal dan eksternal
3) Membina hubungan dengan wartawan
c. Membawahi Internal Communications Manager dan External Communication
Manager.
6. Head of Investor Relations.
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan informasi untuk para investor/calon investor.
b. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan investor dengan memperluas
jaringan komunikasi lewat berperan aktif di lembaga investasi, pasar bursa, dan
perusahaan sekuritas atau BAPEPAM.
c. Mengkoordinasi pertemuan BOD dengan investor.
d. Menjadi pendamping bagi investor yang berminat melihat secara langsung, serta
berkoordinasi dengan bagian-bagian terkait.
e. Mengidentifikasi isu-isu internal yang dapat memepengaruhi citra perusahaan di
mata investor dan mencari penyelesaiannya dengan berkoordinasi dengan pihak
7. Head of Internal Audit and Risk Management.
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Memimpin dan mengelola kegiatan Internal Audit dan Risk Management.
c. Membuat kebijakan Risk Management.
d. Membuat Audit dan Menyiapkan laporan Audit.
e. Memastikan perusahaan telah memiliki dan menjalankan semua standar yang
diperlukan.
f. Membawahi Internal Audit Manager dan Risk Management Manager.
8. Head of Human Resources
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR ( Human Resources ) dan GS
(General Services).
b. Memimpin dan mengelola aktifitas pengembangan dan pengelola SDM guna
mendukung pencapaian bisnis.
c. Mengembangkan strategi dan sistem pengembangan SDM serta mengelola
pelaksanaannya.
d. Membawahi HR Service Manager dan HR Planning dan Recruitment Manager.
9. Head of General Services
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR dan GS.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi keseluruhan aktifitas yang
c. Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang kelancaran
operasi perusahaan.
d. Membawahi Support Facilities Manager, Head and Safety Manager dan GS
Administration Staff.
10. Head of Security
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing dan Director HR dan GS.
b. Memimpin dan mengelola aktifitas yang berhubungan dengan keamanan untuk
melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
c. Memantau pelaksanaan sistem dan prosedur keamanan di seluruh wilayah.
d. Berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal terkait mengenai masalah keamanan
( misalnya Polda, dll ) untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
e. Membawahi semua Regional Security Manager dan Security Coordinator.
11. Head of Treasury
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebgai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin dan mengelola dana ( penerimaan, penempatan dan pengeluaran )
perusahaan terselenggara dengan baik.
c. Membawahi Financial Institution Relations Manager, Cash Management dan
Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing serta
Administrasi Manager.
12. Head of Accounting and Tax
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh aktifitas akuntansi dan pajak
perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
c. Melakukan semua koordinasi dengan semua Regional Finance Manager untuk
pelaksanaan pencatatan akuntansi dimasing-masing wilayah.
d. Membawahi Recording and Consolidation Manager, Tax Planning and
Administration Manager, Statutory Reporting Manager and Fixed Asset Manager.
13. Head of Procurement and Logistic
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan,
penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis
perusahaan secara optimal.
c. Membawahi Logistic Procurement Administration Manager, Estate and Planting
Proucurement Manager. Direct Material dan General Supplies Procurement
Manager, Instrafradtructure and Non Planting Pricyrenebt Manager, Logistic
Center Manager.
14. Co-Head of Procurement and Logistic
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Head of Procurement & Logistic.
b. Membantu Head of Procurement & Logistic untuk mengelola dan
15. Head of Project Management Office
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi kegiatan monitoring perkembangan
proyek-proyek yang sedang berjalan.
c. Melaporkan proyek-proyek yang sedang berjalan.
16. Head of Information System & Bussines Process
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sistem informasi
perusahaan agar dapat mendukung seluruh kegiatan perusahaan secara optimal.
c. Memahami Management Information System & Application Support Manager, IT
Quality Manager, Infrastructure, Communication & Data Center Operation
E. Kinerja Usaha Terkini
Selain perkebunan, PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk juga memiliki
beberapa unit pabrik pengolahan yang berlokasi di dalam areal kebun untuk
mengolah semua produk yang dihasilkan oleh kebun-kebun milik sendiri. Hal ini
bertujuan untuk mencapai efisiensi kerja serta mempermudah pengolahan dan
penghematan biaya khususnya biaya angkut. Lokasi unit pengolahan yang ada di Deli
Serdang adalah sebagai berikut:
a. Begerpang POM untuk mengolah kelapa sawit.
b. Rambong Sialang Cocoa untuk mengolah biji kakao (coklat).
c. Sei Merah Crumb & Sibulan Sheet untuk mengolah karet.
Dengan adanya pabrik pengolahan karet tersebut maka seluruh hasil
perkebunan dapat diolah sendiri tanpa harus mengirimkannya ke tempat lain. Semua
produk yang dihasilkan merupakan komoditi ekspor seperti CPO, Latek dan Biji
cokelat kering. Oleh karena itu produk tersebut termasuk komoditi yang mutunya
diawasi oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan. Hasil
produksi akan di ekspor dikirimkan ke negara pengimpor khususnya Singapura dan
beberapa negara lainnya seperti Amerika, Jerman, Belanda, Italia, Kanada, dan juga
India. Hasil produksi tersebut dikirimkan dengan menggunakan jasa perkapalan
melalui pelabuhan Belawan. Barang-barang yang telah dipersiapkan langsung dimuat
ke kapal yang akan membawanya ke negara importer.
Dari tahun ke tahun PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk mengalami
perkembangan yang semakin pesat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan telah
diperoleh PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk telah banyak memberikan manfaat
kepada pemerintah antara lain:
a. Penghasil devisa Negara.
b. Memberikan bantuan modal dalam pelaksanaan pembangunan
c. Menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan kerja sehingga
dapat mengurangi jumlah pengangguran.
d. Memberikan sumbangan kepada negara dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan,
Pajak Perseroan dan Pajak Ekspor.
e. Mempertahankan dan melestarikan alam Indonesia.
Untuk memperoleh hasil produksi yang baik serta memperlancar arus
perdagangan ekspor maka diperlukan orang-orang yang terampil dan menguasai
bidang kegiatannya. Dalam hal pendayagunaan tenaga kerja PT London Sumatra
Indonesia Tbk sangat kreatif dalam memperkerjakan tenaga kerjanya. Pada tahun
2000 PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk telah mempekerjakan lebih dari 26.000
tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Untuk kebun di Sumatera Utara, Jawa, Sulawesi,
Sumatera Selatan dan Kalimantan. Jumlah tersebut terdiri dari 513 orang staff, 12.867
orang tenaga kerja tidak tetap. Pengurangan tenaga kerja tidak tetap sejumlah 8000
orang pada tahun 1999 terjadi karena efisiensi yang dilakukan perusahaan akibat
dampak krisis, namun pengurangan tersebut tidak berpengaruh besar terhadap
produksi perusahaan.
Untuk meningkatkan keahlian serta kemampuan para staff dan karyawan, PT.
PP London Sumatra Indonesia Tbk secara terus menerus melaksanakan program
dilaksanakan di dalam maupun di luar perusahaan. Pelatihan yang dilaksanakan dari
dalam perusahaan seperti kursus budi daya tanaman dan manajemen pengolahan
tanaman. Selain itu pelatihan yang diperoleh dari luar perusahaan seperti pelatihan
administrasi akuntansi, perpajakan, komputer, pengendalian hama penyakit tanaman,
pengolahan dan perencanaan pabrik.
Perusahaan juga berusaha untuk tetap memperhatikan kesejahteraan
pekerjanya dengan memberikan sarana-sarana seperti perumahan, keagamaan, sosial,
pelayanan keamanan, kesehatan dan olahraga.
PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk juga mengelola lahan perkebunan milik
masyarakat yang disebut dengan plasma. Adapun kebun pengolahan ( Plasma Estate)
Tabel 2.2
Kebun pengolahan milik PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
No Nama Kebun Daerah Propinsi Keterangan
1. Air Bening Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate
2. Bukit Hijau Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate
3. Dwi Makmur Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate
4. Eka Sari Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate
5. Marga Sido Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate
6. Muara Kelingi Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate
7. Pelita Jaya Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate
8. Tirta Agung Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate
9. Suka Damai Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate
10. Arta Kencana Lahat South Sumatera Oil Palm Estate
11. Bebah Permata Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate
12. Kubu Pakaran Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate
13. Tulung Gelam Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate
14. Tibona Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate
F. Rencana Kegiatan Perusahaan
PT. PP London Sumatra Indonesia melakukan buy back pada dua transaksi
yang berbeda; transaksi pertama pada 13 November 2008 lalu membeli 377.500
saham dengan harga Rp. 2.142,17 per saham dan mengeluarkan dana sebesar Rp.
801.870.000 dengan Indopremier Securities, yang bertindak sebagai pelaksana buy
back. Sementara aksi buy back kedua pada 16 November 2008 dalam keterbukaan
informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah saham yang di beli sebanyak
2.768.000 saham yang dibeli dengan harga Rp. 2.251,31 per saham. PT. PP London
Sumatra Indonesia telah menggunakan dana sebesar Rp. 6.230.000.000 sehingga total
saham yang dibeli sebesar 3.145.500 saham dengan nilai transaksi Rp. 7.030.000.000
dan menganggarkan dana sebesar Rp. 627.700.000.000 untuk buy back saham,
dimana jumlah maksimal saham yang bakal di buy back sebanyak 20%.
PT. PP London Sumatra Indonesia juga mengakusisi sekaligus tiga
perusahaan kelapa sawit yaitu Tani Musi Persada (20.000 Ha), Tani Andalas Persada
(10.000 Ha) dan Sumatra Agri Sejahtera (16,000) senilai Rp. 48.000.000.000. Pada
tahun 2009 PT. PP London Sumatra Indonesia juga mengalokasikan dana US $ 100
juta untuk membiayai ekspansi seperti pembangunan pabrik kelapa sawit di sejumlah
lokasi perkebunannya. Disamping perusahaan ini juga berencana mengembangkan
lahan sawit di Sumatra Selatan hingga 46.000 Ha. Pada tahun 2009 PT. PP London
Sumatra Indonesia menargetkan pertumbuhan produksi Crude Palm Oil (CPO)
meningkat sebesar 10% dari realisasi tahun sebelumnya. Pencapaian produksi
tersebut dilakukan dengan mengacu kriteria yang ditetapkan dalam Roundtable for
Berdasarkan strategi yang dilakukan, diharapkan lima tahun ke depan, PT. PP
London Sumatra Indonesia memperoleh dua keuntungan, yakni: harga jual CPO yang
tinggi dan biaya produksi yang efisien dibanding perusahaan lainnya. Rencana
pengambilalihan dapat memperkuat bisnis model perkebunan Grup Indo Agri, antara
lain; mengembangkan usaha inti perkebunan, memperluas lahan dan perkebunan
yang telah ditanami dengan kelapa sawit, meningkatkan produksi, memenuhi
kebutuhan internal untuk CPO dan menjadi produsen atas bibit kelapa sawit unggul.
Realisasi rencana jangka panjang Grup Indo Agri memiliki 250.000 Ha
perkebunan kelapa sawit. Total lahan perkebunan dan total lahan yang telah ditanami
kelapa sawit meningkat sekitar 387.483 Ha dan 138.081 Ha. Secara keseluruhan luas
lahan yang telah ditanami sekitar 165.000 Ha termasuk tanaman karet dan tanaman
BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Penerimaan Kas
Pengawasan intern kas yang baik dapat dicapai jika semua kegiatan
dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perlu adanya pedoman yang menggambarkan
adanya prosedur-prosedur sekaligus sistem otoisasinya pada setiap kegiatan termasuk
penerimaan kas. Sebelum membahas tentang prosedur penerimaan kas, perlu
diketahui terlebih dahulu sumber-sumber penerimaan kas yang terdapat pada PT. PP
London Sumatra Indonesia antara lain :
1. Panjar penjualan lokal berupa penjualan :
a) Commodity
b) Bibit ( seeds )
c) Barang Bekas
d) Dan lain-lain.
2. Penerimaan trade debtors ( penjualan ekspor )
3. Sewa ruangan
4. Klaim asuransi
5. Bunga, dapat berupa deposito dan rekening koran
6. Dan lain-lain.
Berikut ini merupakan unit-unit yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas
serta prosedur penerimaan kas PT. PP London Sumatra Indonesia antara lain:
BAGAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS PADA PT.PP. LONDON SUMATERA INDONESIA
BUYERS COMMONITY
SECTION
ACCOUNTS DEPARTEMEN
ACCOUNTS ADM SECTION
PENCATATAN CASHIER
KONTRAK
KONTRAK
PANJAR PANJAR
KONTRAK KONTRAK PANJAR VOUCHER RECEIVE REGISTER VOUCHER CEK GIRO TRANSFER CEK GIRO TRANSFE Keterangan : H & C. Horrison &
Crossfield London ** : Penjualan lokal
Sumber : PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk. Medan
a) Commodidity Section, Branch Office, dan Estate yang fungsinya
membuat kontrak penjualan, menerima atau memerintahkan untuk
mentransfer uang panjar, selain itu Commodity Section berwenang untuk
membuat penerimaan uang sejumlah panjar yang diterimanya.
b) Accounts Administration Section, menerima uang dan vouchernya dari
Commodity Section untuk dinilai apakah telah sesuai dengan kontrak
yang telah dibuat, membuat voucher dan memberitahu Branch Office
apabila telah menerima transfer kontrak penjualan serta meminta otorisasi
dari Head of Accounts Administration Section atas voucher yang dibuat
tersebut.
c) Cashier dalam hal ini bertugas menyiapkan bukti penyetoran yang berupa
uang tunai, giro, cheque, serta bukti-bukti penerimaan transfer kemudian
mencatatnya ke dalam buku harian sejumlah uang tersebut.
2. Penerimaan lainnya
a) Commodidity Section, Branch Office membuat pelaksanaan kontrak
dalam bentuk invoice atas penjualan, ekspor, Estate Departement dan
Management Departement membuat tender dan kontrak penjualan barang
bekas yang ada di Estate maupun di Head Office, demikian pula dengan
penerimaan lainnya harus mempunyai tanda bukti persetujuan dari
bagian-bagian yang berwenang.
b) Accounts Administration Section, menerima uang tunai atau mentransfer
ke bank, membuat voucher dan meminta otorisasi kepada Head of
c) Cashier menyiapkan bukti penyetoran uang tunai atau cheque, giro atau
lainnya, kemudian mencatatkannya ke dalam buku penerimaan sejumlah
penerimaan tersebut dan disesuaikan dengan bukti transfernya.
Sehubungan dengan prosedur penerimaan kas ini maka formulir-formulir
yang digunakan, yaitu
a. Invoice Penjualan
b. Surat Perintah pengiriman Barang ( SPPB )
c. Voucher
d. Dokumen kontrak
e. Dan lain-lain.
2. Prosedur Pengeluaran Kas
Pengeluaran uang kas yang terdapat di PT. PP London Sumatra Indonesia
dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis pengeluaran yaitu pengeluaran untuk
operasional perusahaan dan pengeluaran untuk pembelian bahan. Secara terperinci
pengeluaran tersebut meliputi :
a) Untuk pembelian bahan baku ( material )
b) Pembelian peralatan dan aktiva lainnya.
c) Pembayaran biaya penjualan dan biaya operasional
d) Pengiriman uang ke Estate.
e) Transfer uang ke Branch Office dan Estate yang ada di Jawa dan Sulawesi.
f) Dan berbagai macam transaksi lainnya yang menyangkut operasional
Adapun formulir yang digunakan sehubungan dengan prosedur pengeluaran uang
pada perusahaan ini, yaitu :
a) Purchase Requisition ( PR )
b) Purchase Order ( PO )
c) Goods and Services Received Note ( GSRN )
d) Invoice Penjualan dari Supplier
e) Voucher
Selanjutnya unit Departsment yang terkait dalam prosedur pengeluaran uang dan
pembayaran hutang, yaitu:
a) Bagian Pembelian/Pesanan ( Estate Department, Management Department,
Engineering Department ).
b) Seluruh Department di Head Office, Estate dan Branch Office ).
c) Administrasi
d) Cashier
Berikut ini adalah prosedur pengeluaran kas yang dilakukan PT. PP London
Sumatra Indonesia :
a) Permintaan kebutuhan barang datang dari Department yang ada di Head
Office, Estate dan Branch Office. Terlebih dahulu mereka harus membuat
Prosedur Purchase Requisition ( PR ) sebanyak rangkap tiga masing-masing
dikirim ke:
a. Lembar 1 : Bagian Pembelian ( Management Department, Estate
Department, Engineering Department ).
c. Lembar 3 : File
b) Bagian Pemeriksaan setelah menerima PR lembar pertama, kemudian
memeriksa tentang kelayakan permintaan tersebut. Bila layak yang dipenuhi
maka dibuat Purchase Order ( PO ) sebanyak rangkap empat yang kemudian
dikirimkan ke :
a. Lembar 1 : Supplier
b. Lembar 2 : Administrasi
c. Lembar 3 : Bagian Pemesan ( Estate, Branch Office, Head Office )
d. Lembar 4 : File
c) Setelah menerima Purchase order dari perusahaan, maka supplier
mengirimkan barang pesanan sesuai dengan perjanjian bersama dengan
invoice penjualan dari supplier ke bagian pemesan barang. Kemudian bagian
pemesan barang mencocokkan barang yang diterima dengan jumlah barang
yang diminta pada Purchase order. Setelah sesuai maka bagian ini
mengeluarkan Surat Penerimaan barang ( SPB ) rangkap tiga yang dikirim
kepada :
a. Lembar 1 : Supplier
b. Lembar 2 : Bagian pembelian
c. Lembar 3 : File
d) Berdasarkan Surat Penerimaan Barang dan invoice penjualan yang diterima
dari bagian pemesan, maka bagian pembelian mengeluarkan dokumen yaitu
Goods of Services Received Note ( GSRN ) sebanyak rangkap tiga yang
a. Lembar 1 : Supplier
b. Lembar 2 : Administrasi
c. Lembar 3 : File
e) Untuk mendapatkan pembayaran dari pihak perusahaan, maka supplier harus
mengirimkan dokumen yang lengkap berupa nota penagihan yang didalamnya
terlampir dokumen yaitu GSRN, PO, SPB. Kemudian Admin Department,
Bagian Penerimaan dan Pembelian untuk diperiksa kembali kebenarannya.
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata benar adanya, kemudian
diotorisasikan kepada Head of Admin sebagai tanda pengesahan atas
dokumen untuk dibayar. Dokumen yang telah diotorisasikan dibuatkan
vouchernya selanjutnya diotorisasikan oleh Head of Admin dan selanjutnya
dikirim ke bagian cashier.
f) Cashier kemudian menyiapkan bukti pembayaran yang disesuaikan dengan
permintaan supplier apakah transfer rekening yang sebelumnya telah
diotorisasikan dengan pejabat yang berwenang. Disamping itu cashier juga
membuat laporan harian ( daily report ) yang merupakan laporan mengenai
jumlah penerimaan dan pengeluaran yang terjadi, Sehingga dengan mudah
3. Metode Pencatatan Kas
Metode pencatatan dan pengeluaran kas yang digunakan oleh PT. PP London
Sumatra Indonesia adalah metode tanpa buku pembantu atau yang lebih dikenal
dengan sistem voucher. Adapun proses pencatatan dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Setelah semua dokumen dilengkapi dan diselesaikan pembayarannya,
dokumen tersebut diserahkan ke bagian pencatatan untuk dimasukkan ke “
receipt register “ atau “ register payment “.
b) Register payment dan register receipt merupakan dua bentuk dari General
Ledge Form yang berupa lembaran-lembaran terpisah sebagai tempat
mencatatkan segala bentuk penerimaan maupun pengeluaran kas yang ada
dalam perusahaan.
c) Dari voucher-voucher yang ada maka dicatatkan ke lembaran General Ledger
Form ( GLF ) tadi setiap saat dan setiap harinya. Apabila sebuah lembaran
GLF telah penuh kemudian disusun sesuai dengan nomor urutnya dan
dikumpulkan dalam suatu tempat dan menunggu sampai tiba akhir bulan.
d) Pada setiap akir bulan, lembaran-lembaran GLF ini diperiksa oleh pejabat
yang telah ditunjuk. Setelah nyata kebenarannya kemudiaan diotorisasikan
kepada Head of Accounts Administration Section. Kemudian dikirim ke
bagian Data Collection And Validation Section ( DCVS ). Pada bagian inilah
semua data transaksi terkumpul untuk kemudian dilakukan pemeriksaan
e) Dari bagian DCVS ini kemudian data tadi dikirim ke bagian ISS untuk
dimasukkan ke dalam komputer. Di bagian inilah dilakukan pengolahan data
sebagai bahan untuk pembuatan laporan keuangan perusahaan.
f) Setelah semua data dimasukkan ke dalam komputer kemudian dilakukan
pemeriksaan ulang oleh petugas pada bagian tersebut. Selain sebagai
pengawasan atas berjalannya proses pencatatan data akuntansi mulai dari
pencatatan transaksi ke GLF sampai dimasukkan ke dalam komputer
disediakan tempat pada bagian bawah dari lembaran-lembaran GLF, kolom
nama dan tanggal dibuat serta dimasukkan data serta pihak yang
melaksanakannya.
4. Pengawasan Intern Kas
Seperti telah diketahui bersama, bahwa teknik pengawasan intern disusun
dengan tujuan agar tercapai sasaran pengawasan akuntansi yaitu pengamanan
kekayaan perusahaan, mencegah terjadinya kewajiban yang tidak semestinya dan
memastikan kecermatan dan keandalan laporan keuangan.
Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk menyempurnakan teknik
pengawasan intern yang digunakan untuk memperkecil berbagai kemungkinan
penyelewengan. Sama halnya dengan PT. PP London Sumatra Indonesia dalam hal
ini Account Department menggunakan beberapa teknik-teknik pengawasan intern
kas, antara lain:
1. Pengendalian Pengamanan Fisik, antara lain :
a) Untuk pengamanan kas secara fisik PT. PP London Sumatra Indonesia
perusahaan seperti penggunaan lemari besi, tanda bahaya, emergency
door, sistem alarm dan adanya strong room.
b) Informasi System Section ( ISS ) bagian dari Account Department
merupakan seksi yang bertugas menjalankan Sistem EDP perusahaan.
c) Pengoperasian Sistem EDP dilaksanakan dalam ruangan tersendiri dan
yang dibolehkan memasukinya hanya para operator yang bertugas.
d) Dibatasinya karyawan pada bagian sistem informasi ini yaitu hanya
sebanyak 4 orang dengan maksud untuk memudahkan pengawasannya.
2. Pengawasan Organisasi
a) Dilakukannya ketaatan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang sudah
lazim dalam hal pengolahan data dan pembuatan laporan keungan untuk
menghindarkan kekeliruan pengungkapan dan pelaporan keuangan ynag
tidak wajar.
b) Pemakaian perkiraan pengawasan untuk pencegahan dan pelacakan
kecurangan, pencurian dan kekeliruan.
3. Pekerjaan Administratif
a) Setiap penerimaan maupun pengeluaran harus dibuatkan vouchernya
sekaligus diotorisasikan kepada pejabat yang telah ditunjuk, kemudian
diselesaikan pembayarannya.
b) Setiap dokumen-dokumen serta formulir-formulir bukti yang mendukung
sebuah transaksi dibuatkan nomor urutnya sekaligus dicetakkan tempat
untuk pengotorisasian dan tanda pengecekan serta siapa yang membuat
c) Bukti penerimaan dan pengeluaran kas yang telah diselesaikan prosesnya
di cap “ paid “ disertai dengan tanggal panyelesaiannya.
d) Proses penerimaan dan pengeluaran yang jumlahnya besar, dilakukan
melalui bank sedangkan jumlahnya relatif kecil melalui petty cash
perusahaan.
e) Verifikasi bukti pendukung transaksi pengeluaran yang dimaksudkan
bahwa setiap pengeluaran kas baru dilaksanakan setelah diyakini
kebenarannya.
f) Semua formulir yang digunakan untuk mendukung kebenaran sebuah
transaksi dibuat rangkap ganda dan satu lembar disimpan sebagai file.
g) Semua penerimaan dan pengeluaran dilaksanakan dengan menggunakan
cek, giro atau transfer rekening kecuali untuk pengeluaran rutin dan
pengeluaran kecil kas perusahaan.
h) Dilaksanakannya Rekonsiliasi Bank tiap bulannya dengan metode dua
kolom.
i) Digunakannya juga peralatan mekanis dan elektronis untuk pencatatan
akuntansi disamping penggunaan sistem manual sebagai proses awalnya.
j) Diterapkannya Sistem EDP perusahaan untuk memproses setiap transaksi
yang terjadi sehingga pada akhirnya menjadi di sebuah informasi.
Pengawasan kas intern lainnya adalah pengawasan untuk pengeluaran petty
cash. Pada umumnya di setiap perusahaan terdapat kebutuhan akan dana untuk
melakukan pembayaran yang jumlahnya relatif kecil. Namun karena
maka sebaiknya dilakukan pengawasan cukup ketat atas pembayaran tersebut. PT. PP
London Sumatra Indonesia juga menyelenggarakan petty cash untuk melayani
transaksi-transaksi yang jumlahnya relatif kecil. Berikut ini merupakan biaya-biaya
yang pendanaannya ditanggung oleh petty cash perusahaan, antara lain :
a. Biaya telepon, listrik, air, serta telex.
b. Biaya untuk pembelian alat-alat kantor seperti materai, alat tulis, perangko,
dan lain-lain.
c. Biaya perjalanan yang jumlahnya relatif kecil.
d. Biaya iuran yang bersifat umum seperti: iuran sampah, LKMD, dan lain-lain.
e. Biaya makan para Direktur dan staff.
f. Biaya yang bersifat sosial dan tidak terus-menerus misalnya sumbangan.
g. Biaya jamuan tamu dan masih banyak jenis biaya-biaya lainnya.
Pengelolaan dana petty cash dilakukan oleh seorang kasir sekaligus sebagai
pemegang dana tersebut. Metode yang digunakan oleh PT. PP London Sumatra
Indonesia untuk mengelola petty cash yaitu metode imperest. Dimana pengisian atas
dana petty cash ini dilakukan bila dana tersebut menipis. Pembayaran atas permintaan
pengisian kembali petty cash baru dipenuhi setelah melalui prosedur yang telah
ditetapkan, dalam hal ini prosedur yang digunakan sama dengan prosedur
pengeluaran kas. Pencatatan yang dilakukan untuk administrasi petty cash ini juga
menggunakan sistem voucher, hanya bedanya untuk petty cash ini digunakan bentuk
General Journal Register ( GJR ) yang lain dari payment register dan receipt register.
Dalam hal pencatatan untuk petty cash sendiri yang ada hanya
yang ada, berupa voucher-voucher yang telah diselesaikan pembayarannya. Jadi
dalam metode imperest yang digunakan perusahaan, Cashier dibebani tugas
bagaimana membuktikan pengeluaran-pengeluaran yang telah dilakukan sesuai
dengan sisa petty cash yang ada, karena berdasarkan bukti inilah nantinya pengisian
kembali atas petty cash perusahaan dilakukan.
Pengawasan intern kas perusahaan telah sesuai dengan ketentuan dan
peraturan-peraturan yang berlaku dimana dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya
didasarkan atas ketentuan prosedur yang telah berlaku dalam suatu buku pedoman
disamping instruksi dari pihak manajemen, sehingga tercipta suatu standar
operasional sekaligus sebagai suatu alat pengawas apakah pekerjaan karyawan telah
sesuai dengan ketentuan dan peraturan-peraturan tersebut. Pada dasarnya pada
perusahaan ini telah tercipta suatu sistem pengawasan intern atas kas yang cukup
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini penulis telah membuat suatu uraian yang berupa
beberapa kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan penulis
pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Cabang Medan. Adapun kesimpulan dan
saran yang mencakup penulisan tugas akhir ini sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1) PT. PP London Sumatra Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pemuliaan tanaman, pemanenan, pengolahan, dan penjualan produk, kelapa
sawit, karet, kakao, teh, kopi; termasuk penjualan benih tanaman sawit dan
kakao.
2) Susunan organisasi PT. PP London Sumatra Indonesia telah menunjukkan
adanya pemisahan tugas dan wewenang sesuai dengan yang diinginkan dalam
menciptakan pengawasan intern atas kas. Hal ini dapat dilihat dari struktur
organisasinya, dimana seorang bawahan hanya mempunyai satu orang atasan.
Dengan demikian tiap-tiap bagian bertanggung jawab kepada atasannya
masing-masing.
3) Pengawasan intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta dan
alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan
tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian
dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi didalam usaha, dan
membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah
4) Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan telah sesuai dengan
ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku dimana dalam melaksanakan
kegiatan operasionalnya didasarkan atas ketentuan prosedur dalam suatu buku
pedoman disamping instruksi dari pihak manajemen.
5) Pengawasan intern kas sudah baik dimana struktur organisasi PT. PP London
Sumatra Indonesia telah menujukkan pemisahan tugas dan wewenang sesuai
dengan yang diinginkan dalam menciptakan pengendalian intern atas kas dan
memiliki kebiasaan-kebiasaan yang dapat mendukung terciptanya
pengawasan intern kas yang baik.
B. Saran
1) Dalam menyelenggarakan rekonsiliasi bank sebaiknyaperusahaan
menggunakan metode empat kolom agar lebih terkontrol dan terindentifikasi
secara lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan penggunaan metode
dua kolom.
2) Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan sistem pengawasan intern kas
yang juga meliputi estimasi cash flow untuk beberapa periode yang akan
datang.
3) Pemberian pelatihan dan pemahaman mengenai sistem komputerisasi yang
digunakan staff akan meningkatkan kompetensi sehingga kegiatan operasional
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, 2002, Akuntansi Keuangan Menengah, BPFE, Yogyakarta
Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE UGM,
Yogyakarta
Lonsum, 2007, Laporan Keuangan, Diakses tanggal 27 Mei 2009,