• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Beasiswa Dengan Metode AHP Dan Topsis (Studi Kasus: FMIPA USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Beasiswa Dengan Metode AHP Dan Topsis (Studi Kasus: FMIPA USU)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA

BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

(STUDI KASUS: FMIPA USU)

SKRIPSI

PANGERAN MANURUNG

061401077

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

(STUDI KASUS: FMIPA USU)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer

PANGERAN MANURUNG 061401077

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI

PENERIMAAN BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: FMIPA USU)

Kategori : SKRIPSI

Nama : PANGERAN MANURUNG

Nomor Induk Mahasiswa : 061401077

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2010

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

M. Andri Budiman, ST, M.CompSc, MEM Drs. Partano Siagian, M. Sc

NIP. 197510082008011011 NIP. 130 877 994

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,

(4)

PERNYATAAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: FMIPA USU)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Desember 2010

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa yang mengizinkan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebab kasihNya yang besar dan kesetiaanNya yang tak pernah berkesudahan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Drs. Partano Siagian, M. Sc dan M. Andri B, ST, MCompSc, MEM selaku pembimbing pada penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada penulis untuk menyempurnakan kajian ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs. James P. Marbun, M. Komp dan Dian Rahmawaty, S.Si, M.Kom selaku dosen penguji. Panduan ringkas, padat, dan profesional telah diberikan kepada penulis agar dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Ilmu Komputer, Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Syahriol Sitorus, S.Si, MIT, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU, dan pegawai di Ilmu Komputer FMIPA USU.

(6)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

(STUDI KASUS: FMIPA USU)

ABSTRAK

Sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan oleh pihak pendonor beasiswa untuk memperoleh beasiswa, maka diperlukan kriteria-kriteria untuk menentukan siapa yang akan terpilih untuk menerima beasiswa. Pembagian beasiswa dilakukan oleh beberapa lembaga untuk membantu seseorang yang kurang mampu ataupun berprestasi selama menempuh studinya. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak menerima beasiswa maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Metode yang dapat digunakan untuk Sistem Pendukung Keputusan adalah dengan menggunakan Analitical Hierarcy Process (AHP) dan Technique Order Preference by

Similarity To Ideal Solution (TOPSIS). Pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus

(7)

DECISION SUPPORT SYSTEM SCHOLARSHIP SELECTION USING AHP AND TOPSIS METHOD

(CASE STUDY : FMIPA USU)

ABSTRAC

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan 3

1.5 Manfaat 3

1.6 Metodologi Penelitian 3

1.7 Sistematika Penulisan 4

Bab 2 Landasan Teori 6

2.1 Sistem Pendukung Keputusan 6

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan 7 2.2.2 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan 7

2.2.3 Karakteristik dan Kemampuan SPK 8

2.2.4 Komponen-Komponen SPK 10

2.2.4.1 Subsistem Manajemen Basis Data 11 2.2.4.2 Subsistem Manajemen Basis Model 11 2.2.4.3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog 12

2.2 Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk 13

2.2.1 Analytical Hierarchy Process (AHP) 15

2.2.1.1 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process 15 2.2.1.2 Prosedur Analytical Hierarchy Process 17 2.2.2 Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution

(TOPSIS) 19

2.2.2.1 Procedure TOPSIS 19

2.3 Beasiswa FMIPA 21

2.3.1 Persyaratan Beasiswa 22

2.3.1.1 Syarat Umum 22

(9)

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem 29 3.1 Analisis Sistem

3.1.1 Analisis Data Sistem 29

3.1.2 Analisis Komponen Sistem 29

3.1.2.1 Subsistem Manajenem Basis Data 30 3.1.2.3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog 38

3.2 Perancangan Sistem 38

3.2.1 Disain Interface 38

3.2.2 Perancangan Algoritma 44

Bab 4 Implementasi dan Pengujian Sistem 48

4.1 Implementasi Sistem 48

4.1.1 Lingkungan Implementasi 48

4.1.2 Implementasi Antarmuka Sistem 49

4.1.2.1 Form Utama 49

4.1.2.2 Form Mahasiswa 49

4.1.2.3 Form Kriteria 50

4.1.2.4 Form Metode AHP 51

4.1.2.5 Form Metode TOPSIS 52

4.1.2.6 Laporan 53

4.2 Pengujian Sistem 54

4.2.1 Pengujian AHP 54

4.2.2 Pengujian TOPSIS 56

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 60

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 60

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan 16

Tabel 2.2 Ratio index 19

Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa 23

Tabel 3.1 Kamus Data 35

Tabel 3.2 Tabel Skor Kriteria 37

Tabel 3.3 Tabel Bagian-bagian dari Flowchart 45

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hierarki 3 level AHP 16 Gambar 3.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan 30 Gambar 3.2 DFD Level 0 SPK Seleksi Penerimaan Beasiswa dengan Metode AHP

dan TOPSIS 31 Gambar 3.8 DFD Level 3 Proses 2 Perhitungan TOPSIS 34

Gambar 3.9 Tampilan Utama Sistem 38

Gambar 3.10 Tampilan Input Data Mahasiswa 39

Gambar 3.11 Tampilan Input Kriteria 40

Gambar 3.12 Tampilan Input Bobot Perbandingan Kriteria 40 Gambar 3.13 Tampilan Bobot Prioritas Metode AHP 41 Gambar 3.14 Tampilan Proses Metode TOPSIS I 42

Gambar 3.15 Tampilan Proses Metode TOPSIS I 43

Gambar 3.16 Tampilan Hasil Akhir Seleksi 44

Gambar 3.17 Flowchart Prioritas Kriteria AHP 46

Gambar 3.18 Flowchart Metode TOPSIS 57

Gambar 4.1 Tampilan Implementasi Antarmuka Form Utama 49 Gambar 4.2 Tampilan Implementasi Antarmuka Form Mahasiswa 50 Gambar 4.3 Tampilan Implementasi Antarmuka Form Kriteria 50

Gambar 4.4 Tampilan Implementasi Antarmuka AHP 51

Gambar 4.5 Tampilan Implementasi Antarmuka AHP 2 51

Gambar 4.6 Antarmuka Metode TOPSIS 52

Gambar 4.7 Antarmuka Matrik Ternormalisasi TOPSIS 52 Gambar 4.8 Antarmuka Solusi Ideal dan Separation Measure TOPSIS 53 Gambar 4.9 Gambar Antarmuka Laporan 53

Gambar 4.10 Gambar Pengujian Data Mahasiswa 54

Gambar 4.11 Gambar Pengujian Perbandingan Kriteria 55

Gambar 4.12 Gambar Pengujian Bobot Prioritas 55

Gambar 4.13 Gambar Pengujian Metode TOPSIS 56

Gambar 4.14 Gambar Matrik Ternormalisasi TOPSIS 58 Gambar 4.15 Gambar Pengujian Solusi Ideal dan Separation Measure TOPSIS 58

(12)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

(STUDI KASUS: FMIPA USU)

ABSTRAK

Sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan oleh pihak pendonor beasiswa untuk memperoleh beasiswa, maka diperlukan kriteria-kriteria untuk menentukan siapa yang akan terpilih untuk menerima beasiswa. Pembagian beasiswa dilakukan oleh beberapa lembaga untuk membantu seseorang yang kurang mampu ataupun berprestasi selama menempuh studinya. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak menerima beasiswa maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Metode yang dapat digunakan untuk Sistem Pendukung Keputusan adalah dengan menggunakan Analitical Hierarcy Process (AHP) dan Technique Order Preference by

Similarity To Ideal Solution (TOPSIS). Pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus

(13)

DECISION SUPPORT SYSTEM SCHOLARSHIP SELECTION USING AHP AND TOPSIS METHOD

(CASE STUDY : FMIPA USU)

ABSTRAC

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu hak azasi manusia yang paling mendasar adalah memperoleh

pendidikan yang layak seperti tercantum dalam UUD 1945. Ketika seseorang

memperoleh pendidikan yang baik, akan terbuka baginya untuk mendapatkan

kehidupan yang lebih baik. Menyadari bahwa pendidikan sangat penting, negara

sangat mendukung setiap warga negaranya untuk meraih pendidikan

setinggi-tingginya. Beberapa di antaranya melakukan program pendidikan gratis dan

program beasiswa.

Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber dari

pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah,

perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti,

atau juga dari kantor tempat bekerja yang karena prestasi seorang karyawan dapat

diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya

melalui pendidikan. Biaya tersebut diberikan kepada yang berhak menerima,

terutama berdasarkan klasifikasi, kualitas, dan kompetensi si penerima beasiswa.

(Gafur, Abdul, 2008).

Demikian halnya dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU) yang telah memiliki program

pemberian beasiswa terhadap mahasiswa. Oleh karena itu beasiswa harus

diberikan kepada penerima yang layak dan pantas untuk mendapatkannya. Akan

tetapi, dalam melakukan seleksi beasiswa tersebut tentu akan mengalami

(15)

yang diharapkan. Untuk itu diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan

keputusan guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses pengambilan

keputusan. (Suryadi, Kadarsah, dkk, 1998).

Metode yang dipakai dalam pengambilan keputusan seleksi beasiswa adalah

Analitical Hierarchy Process (AHP) dan Technique For Order Preference by

Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Kedua metode tersebut dipilih karena

metode AHP merupakan suatu bentuk model pendukung keputusan dimana

peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya

persepsi manusia, yakni dalam hal ini adalah orang yang ahli dalam masalah

beasiswa atau orang yang mengerti permasalahan beasiswa. Sedangkan metode

TOPSIS merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang didasarkan

pada konsep bahwa alternatif yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek

dari solusi ideal positif tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal

negatif yang dalam hal ini akan memberikan rekomendasi penerima beasiswa

yang sesuai dengan yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang dan membangun suatu SPK dalam pemilihan

beasiswa di FMIPA USU.

2. Bagaimana penerapan dua metode yaitu metode AHP dan TOPSIS pada

penyeleksian penerima beasiswa di FMIPA USU.

1.3 Batasan Masalah

(16)

1. Aplikasi SPK ini dibuat dengan ruang lingkup seleksi beasiswa di FMIPA

USU yang hanya bertujuan untuk memberikan rekomendasi pemenang

beasiswa.

2. Kriteria yang digunakan adalah semester, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK),

penghasilan orang tua, status orang tua, jumlah tanggungan orang tua dan

kriteria lainnya yang akan ditentukan setelah penelitian.

3. Tidak Membahas mengenai perbedaan metode AHP dan TOPSIS dengan

metode SPK lainnya.

4. Sistem akan dirancang dengan bahasa pemrograman Delphi 2010 Database

Management System MSQL Xampp 1.6.6a dan mysql connector ODBC

5.1.1.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang SPK yang berguna untuk menyeleleksi penerima beasiswa di

FMIPA USU.

2. Penerapan gabungan dua metode yaitu metode AHP dan TOPSIS sebagai

metode SPK.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu alternatif untuk membantu penyeleksian beasiswa di

FMIPA USU.

2. Menambah pengetahuan penulis dalam merancang SPK dengan metode

(17)

1.6 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa penerapan metode untuk

menyelesaikan permasalahan. metode penelitian yang dilakukan adalah dengan

cara:

1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi atau

sumber-sumber yang berkaitan dengan skripsi ini, baik dari text book

maupun internet.

2. Analisis dan Pengumpulan Data

Pada tahap ini, akan dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh

data secara langsung dari FMIPA USU bagian Kemahasiswaan.

a. Pengumpulan sampel dokumentasi yang berhubungan dengan masalah

beasiswa pada FMIPA USU.

b. Mewawancara pihak yang berkompeten dalam masalah beasiswa pada

FMIPA USU.

3. Implementasi Program (Coding)

Pada tahap ini dilakukan pengkodean program untuk mengimplementasikan

perancangan sistem pendukung keputusan menggunakan bahasa

pemrograman Delphi 2010.

4. Pengujian (Testing)

Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem untuk mengetahui apakah sistem

sudah sesuai dengan kebetuhan.

5. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan skripsi bertujsssuan untuk dijadikan sebagai

dokumentasi hasil peneliti

(18)

Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama sebagai

berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi

“Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Beasiswa dengan Metode

AHP dan TOPSIS” , rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan sistem pendukung

keputusan, beasiswa, sistem pendukung keputusan dengan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP) dan Technique For Order Preference by Similarity to

Ideal Solution (TOPSIS).

BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini akan menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan

pilihan kesimpulan dalam menyeleksi beasiswa pada FMIPA USU dan juga

tahapan dalam merancang sistem pendukung keputusan untuk menyeleksi pelamar

beasiswa dengan metode AHP dan TOPSIS.

BAB 4: IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini akan membahas bentuk perangkat lunak yang dibuat yaitu perancangan

antarmuka, algoritma-algoritma dan bentuk sistem yang digunakan dalam

penyusunan fungsi dan prosedur yang membangun program serta tampilan

program sistem pendukung keputusan untuk menyeleksi pelamar beasiswa dengan

metode AHP dan TOPSIS.

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab

sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh dan diharapkan dapat

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi

Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat

interaktif dengan pemakainya. Interaktif dengan tujuan untuk memudahkan

integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti

prosedur, kebijakan, analisis, pengalaman dan wawasan manajer untuk

mengambil keputusan yangn lebih baik.

SPK adalah sistem yang dibangun untuk menyelesaikan berbagai masalah yang

bersifat manajerial atau organisasi perusahaan yang dirancang untuk

mengembangkan efektivitas dan produktivitas para manajer untuk menyelesaikan

masalah dengan bantuan teknologi komputer. Hal lainnya yang perlu dipahami

adalah bahwa SPK bukan untuk menggantikan tugas manajer akan tetapi hanya

sebagai bahan pertimbangan bagi manajer untuk menentukan keputusan akhir.

Dalam menentukan suatu keputusan banyak faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan seorang pengambil keputusan, sehingga dipandang perlu

untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang penting dan mempertimbangkan

tingkat pengaruh suatu faktor dengan faktor yang lainnya sebelum mengambil

keputusan akhir, oleh karena itu secara spesifik penulis akan membahas salah satu

(20)

dengan menggunakan metode SPK untuk menghasilkan keputusan akhir yang

disebut solusi dari suatu masalah.

2.1.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Konsep SPK pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Scott

Morton. Scott Morton mendefenisikan SPK sebagai ”sistem berbasis komputer

interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data

dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur”. SPK

dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan yang dimulai

dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan

pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan, sampai pada

kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.

2.1.2 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Definisi SPK secara sederhana adalah sebuah sistem yang digunakan

sebagai alat bantu menyelesaikan masalah untuk membantu pengambil keputusan

(manajer) dalam menentukan keputusan tetapi tidak untuk menggantikan

kapasitas manajer hanya memberikan pertimbangan. SPK ditujukan untuk

keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan

yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma(Turban, 2005). Definisi ini

belum memberikan gambaran secara spesifik bahwa SPK berbasis komputer dan

akan beroperasi online interakif oleh karena dengan muncul berbagai definisi

seperti dibawah ini.

Kemudian Little (1970) mendefenisikan SPK sebagai ”sekumpulan

prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu

para namajer mengambil keputusan”. Dia menyatakan bahwa untuk sukses, sistem

tersebut haruslah sederhana, cepat, mudah dikontrol, adaftif, lengkap dengan

(21)

Bonczek, dan kawan kawan., (1980) mendefenisikan SPK sebagai sistem

berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi:

sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan

komponen SPK lain), sitem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah

yang ada pada SPK baik sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem

pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu

atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan). Konsep-konsep yang diberikan oleh defenisi tersebut

sangat penting untuk memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan.

Keen (1980) menerapkan istilah SPK ”untuk situasi dimana sistem ’final’

dapat dikembangkan hanya melalui sutau proses pembelajaran dan evolusi yang

adaftif.” Jadi, ia mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses

pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri

mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi

sistem dan pola-pola penggunaan.

Definisi formal tentang SPK tidak memberikan fokus yang konsisten

karena masing-masing defenisi berusaha mempersempit populasi secara

berbeda-beda (Turban, 2005).

2.1.3 Karakteristik dan Kemampuan SPK

Sehubungan banyaknya definisi yang dikemukakan mengenai pengertian dan

penerapan dari sebuah SPK, sehingga menyebabkan terdapat banyak sekali

pandangan mengenai sistem tersebut. SPK memiliki karakteristik dan kemampuan

adalah sebagai berikut:

1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi

2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi

3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan

4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model

(22)

6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis

7. Menggunakan beberapa model kuantitatif (Kosasi, 2002).

Dengan berbagai karakter khusus seperti dikemukakan di atas, sistem

pendukung pendukung keputusan dapat memberikan berbagai manfaat atau

keuntungan bagi pemakai (Kosasi, 2002). Kemampuan dimaksud di antaranya

meliputi:

1. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan

manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak

terstruktur.

2. Sistem pendukung keputusan dapat membantu manajer pada berbagai

tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai

manajemen tingkat bawah.

3. Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan pemodelan dan

analisis pembuatan keputusan.

4. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan yang

saling bergantungan dan berurutan baik secara kelompok maupun

perorangan.

5. Sistem pendukung keputusan menunjang berbagai bentuk proses

pembuatan keputusan dan jenis keputusan.

6. Sistem pendukung keputusan dapat melakukan adaptasi setiap saat dan

bersifat fleksibel.

7. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan interaksi sistem dan

mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.

8. Sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan efektivitas dalam

pembuatan keputusan daripada efisiensi.

9. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan pengaksesan berbagai

sumber dan format data.

Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan sebelumnya,

(23)

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak

dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya

mencerminkan persoalan sebenarnya.

2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang

dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga

pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.

4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh

manusia, karena walau bagaimana pun canggihnya suatu SPK, hanyalah

sautu kumpulan perangkat keras, perangakat lunak dan sistem operasi

yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berpikir.

Bagaimanapun juga harus diingat bahwa SPK tidak ditekankan untuk

membuat keputusan. Dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah

informasi/data yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan, sistem

hanya berfungsi sebagai alat bantu manajemen. Jadi sistem ini tidak dimaksudkan

untuk menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan.

Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam

melaksanakan tugasnya (Umar Daihani, 2001).

Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPK dirancang untuk menghasilkan

berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam

melaksanakan tugasnya.

2.1.4 Komponen-Komponen SPK

SPK dapat terdiri dari tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis

SPK (Suryadi dan Ramdhani, 1998), yaitu:

1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem)

2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)

3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation

(24)

2.1.4.1 Subsistem Manajemen Basis Data

Ada beberapa perbedaan antara data base untuk SPK dan non-SPK. Pertama,

sumber data untuk SPK lebih ”kaya” dari pada non-SPK dimana data harus

berasal dari luar dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan.

Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi data dari sumber

data yang sangat besar. SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS

(Database Management System) yang dalam pengelolaannya harus cukup

fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat.

Dalam hal ini, kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen data base dapat

diringkas, sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui

pengambilan dan ekstraksi data.

2. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah.

3. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan

pengertian pamakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan

dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.

4. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai

dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.

5. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

2.1.4.2 Subsistem Manajemen Basis Model

Salah satu keunggulan SPK adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses

(25)

sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara model-model.

Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data.

Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa

penyusunan model seringkali terikat pada struktur model yang mengasumsikan

adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara itu, model

cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan dalam mengembangkan

model yang terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling

bergantungan. Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi

berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani

bagian yang berbeda dari masalah yang dihadapi. Komunikasi antara berbagai

model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut.

Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada

pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual.

Salah satu pandangan yang lebih optimis, berharap untuk bisa

menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan database sebagai

mekanisme integrasi dan komunikasi di antara mereka.

Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:

1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan

mudah.

2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model

keputusan.

3. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang

analog dan manajemen data base (seperti mekanisme untuk meyimpan,

membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model).

2.1.4.3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog

Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi

antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsitem dialog. Bennet

(26)

komponen-komponen dari sistem dialog. Ia membagi sub sitem dialog menjadi

tiga bagian yaitu:

1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam

berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-pemilihan

seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh, joystick, perintah

suara dan sebagainya.

2. Bahasa tampilan dan presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh

pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layar

tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan sebagainya.

3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar

pemakaian sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada dalam

pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual,

dan sebagainya.

Kombinasi dari kemampuan-kemampuan tersebut terdiri dari apa yang

disebut gaya dialog, misalnya, pendekatan tanya jawab, bahasa perintah,

menu-menu, dan mengisi tempat kosong.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog

pemakai/sistem meliputi:

1. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi dialog, bahkan jika

mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan

pilihan pemakai.

2. Kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai dengan berbagai

peralatan masukan.

3. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan

peralatan keluaran.

4. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk

mengetahui basis pengetahuan pemakai.

(27)

Proses analisis kebijakan membutuhkan adanya kriteria sebelum memutuskan

pilihan dan berbagai alternatif yang ada. Kriteria menunjukkan definisi masalah

dalam bentuk yang konkret dan kadang-kadang dianggap sebagai sasaran yang

akan dicapai (Sawicki, 1992). Analisis atas kriteria penilaian dilakukan untuk

memperoleh seperangkat standar pengukuran, untuk kemudian dijadikan sebagai

alat dalam membandingkan berbagai alternatif.

Pada saat pembuatan kriteria, pengambil keputusan harus mencoba untuk

menggambarkan dalam bentuk kuantitatif, jika hal ini memungkinkan. Hal itu

karena akan selalu ada beberapa faktor yang tidak dapat dikuantifikasikan yang

juga tidak dapat diabaikan sehingga mengakibatkan semakin sulitnya membuat

perbandingan. Kenyataan bahwa kriteria yang tidak bisa dikuantifikasikan itu

sukar untuk diperkirakan dan diperbandingkan hendaknya tidak menyebabkan

pengambil keputusan untuk tidak menggunakan kriteria tersebut, karena kriteria

ini dapat saja relevan dengan masalah utama di dalam setiap analisis.

Sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap

persoalan pengambilan keputusan (Suryadi dan Ramdhani, 1998) adalah sebagai

berikut:

1. Lengkap, sehingga dapat mencakup seluruh aspek penting dalam persoalan

tersebut. Suatu set kriteria disebut lengkap apabila set ini dapat

menunjukkan seberapa jauh seluruh tujuan dapat dicapai.

2. Operasional, sehingga dapat digunakan dalam analisis. Sifat operasional ini

mencakup beberapa pengertian, antara lain adalah bahwa kumpulan kriteria

ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga ia dapat

benar-benar menghayati implikasinya terhadap alternatif yang ada. Selain

itu, jika tujuan pengambilan keputusan ini harus dapat digunakan sebagai

sarana untuk meyakinkan pihak lain, maka kumpulan kriteria ini harus dapat

digunakan sebagai sarana untuk memberikan penjelasan atau untuk

berkomunikasi. Operasional ini juga mencakup sifat dapat diukur. Pada

(28)

a. Memperoleh distribusi kemungkinan dari tingkat pencapaian kriteria

yang mungkin diperoleh (untuk keputusan dalam ketikdakpastian).

b. Mengungkapkan preferensi pengambil keputusan atas pencapaian

kriteria.

3. Tidak berlebihan, sehingga menghindarkan perhitungan berulang. Dalam

menentukan set kriteria, jangan sampai terdapat kriteria yang pada dasarnya

mengandung pengertian yang sama.

4. Minimum, agar lebih mengkomprehensifkan persoalan. Dalam menentukan

sejumlah kriteria perlu sedapat mungkin mengusahakan agar jumlah

kriterianya sesedikit mungkin. Karena semakin banyak kriteria maka

semakin sukar pula untuk dapat menghayati persoalan dengan baik, dan

jumlah perhitungan yang diperlukan dalam analisis akan meningkat dengan

cepat.

Beberapa model pengambilan keputusan pada dasarnya mengambil konsep

pengukuran kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif pada dasarnya

merupakan upaya penggambaran dunia nyata.

2.2.1. Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi

manusia. Dengan hierarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur

dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk

hierarki. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “pakar” sebagai

input utamanya. Kriteria “pakar” disini bukan berarti bahwa orang tersebut

haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada

orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu

masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. (Suryadi, 1988)

(29)

Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang

harus dipahami, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Decomposition (membuat hierarki)

Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahkannya menjadi

elemen-elemen yang lebih kecil dan mudah dipahami.

Gambar 2.1 Hierarki 3 level AHP

2. Comparative judgment (penilaian kriteria dan alternatif)

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan.

Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah

skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat

kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat diukur menggunakan tabel

analisis seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan

Intensitas

Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting

daripada elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada

yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting

(30)

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen

lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai

pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan

3. Synthesis of priority (Menentukan Prioritas)

Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai

bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan.

AHP melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan

berpasangan antar dua elemen sehingga semua elemen yang ada tercakup.

Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara

langsung (diskusi) maupun secara tidak langsung (kuisioner).

4. Logical Consistency (konsistensi logis)

Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa

dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua,

menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria

tertentu. (Kosasi, Sandy. 2002)

2.2.1.2 Prosedur Analytical Hierarchy Process

Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP

untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu

menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi.

2. Menentukan prioritas elemen

a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah

membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen

(31)

b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk

merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap

elemen yang lainnya.

3. Sintesis

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis

untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam

langkah ini adalah:

a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks

b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang

bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan

jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

4. Mengukur Konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik

konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan

berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang

dilakukan dalam langkah ini adalah sebagai berikut:

a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif

elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif

elemen kedua dan seterusnya.

b. Jumlahkan setiap baris

c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif

yang bersangkutan

d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada,

hasilnya disebut λ maks

5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus:

CI = (λmax – n) /n

Dimana n = banyaknya elemen.

6. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus:

CR= CI/RC

Dimana CR = Consistency Ratio

(32)

IR = Indeks Random Consistency

7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka

penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika Rasio Konsistensi

(CI/CR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa

dinyatakan benar. (Kusrini. 2007)

Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada table di bawah

ini.

Tabel 2.2 Ratio index

2.2.2.Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang

pertama kali diperkenalkan oleh Yonn dan Hwang (1981). Dengan ide dasarnya

adalah bahwa alternatif yang dipilih memiliki jarak terdekat dengan solusi ideal

positif dan memiliki jarak terjauh dari solusi ideal negatif. Berikut ini adalah

contoh sebuah matriks dengan alternatif dan kriteria

Dimana:

D = matriks

m = alternatif

n = kriteria

2.2.2.1 Procedure TOPSIS

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(33)

Setiap elemen pada matriks D dinormalisasikan untuk mendapatkan

matriks normalisasi R. Setiap normalisasi dari nilai rij dapat dilakukan

dengan perhitungan sebagai berikut:

Untuk i=1,2,3,…,m;

j=1,2,3,…,n

2. Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasikan

Diberikan bobot W = (w1,w2,…,wn), sehingga weighted normalized

matrix V dapat dihasilkan sebagai berikut:

Dengan i=1,2,3,…,m dan j=1,2,3…,n

3. Menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negative

Solusi ideal positif dinotasikan dengan A+ dan solusi ideal negatife

dinotasikan dengan A-, sebagi berikut :

Menentukan Solusi Ideal (+) & (-)

(

)

(

)

J ={j=1,2,3,…,n dan j berhubung dengan benefit criteria}

J’ ={j=1,2,3,…,n dan j berhubung dengan cost criteria}

(34)

Separation measure ini merupakan pengukuran jarak dari suatu alternatif

ke solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Perhitungan matematisnya

adalah sebagai berikut:

Separation measure untuk solusi ideal positif

= +

Separation measure untuk solusi ideal positif

=

5. Menghitung kedekatan relative dengan ideal positif

Kedekatan relative dari alternatif A+ dengan solusi ideal A-

direpresentasikan dengan:

6. Mengurutkan Pilihan

Alternatif dapat dirangking berdasarkan urutan C . Maka dari itu, i

alternatif terbaik adalah salah satu yang berjarakterpendek terhadap solusi

ideal dan berjarak terjauh dengan solusi ideal negatif.

2.3 Beasiswa FMIPA

Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber dari

pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah,

perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti,

atau juga dari kantor tempat bekerja yang karena prestasi seorang karyawan dapat

diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya

(35)

terutama berdasarkan klasifikasi, kualitas, dan kompetensi si penerima beasiswa.

(Gafur, Abdul, 2008).

Demikian halnya dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU) yang telah memiliki program

pemberian beasiswa terhadap mahasiswa. Oleh karena itu beasiswa harus

diberikan kepada penerima yang layak dan pantas untuk mendapatkannya. Akan

tetapi, dalam melakukan seleksi beasiswa tersebut tentu akan mengalami

kesulitan karena banyaknya pelamar beasiswa dan banyaknya kriteria yang

digunakan untuk menentukan keputusan penerima beasiswa yang sesuai dengan

yang diharapkan.

Pemberian beasiswa kepada mahasiswa di Perguruan Tinggi merupakan

wujud dari partisipasi masyarakan, instansi, pemerintah, perusahaan-perusahaaan

swasta dalam ikut serta membangun bangsa khususnya dalam bidang pendidikan.

Pada Universitas Sumatera utara terdapat beberapa instansi pemerintah (BUMN)

dan perusahaan swasta yang menyalurkan bantuan beasiswa kepada USU.

Mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari berbagai macam beasiswa yang

disalurkan melalui Biro Administrasi Kemahasiswaan USU.

2.3.1 Persyaratan Beasiswa

Untuk dapat memperoleh beasiswa harus memenuhi syarat sebagai berikut:

2.3.1.1Syarat Umum

Adapaun syarat-syarat umum untuk mendapatkan beasiswa adalah:

1. Terdaftar sebagai mahasiswa USU

2. Kondisi orang tua kurang mampu

3. Tidak menerima beasiswa/tunjangan pendidikan lain

4. Belum bekerja dan belum berkeluarga

(36)

6. Tidak akan mengambil PKA (Penundaan Kegiatan Akademik) selama

menerima beasiswa

7. Patuh pada peraturan yang ditetapkan oleh Universitas/Fakultas

8. Mempunyai No. Rekening pada PT Bank Negara Indonesia Tbk cabang

USU

2.3.1.2Syarat Khusus

Persyaratan khusus Penerima Beasiswa pada Universitas Sumatera Utara

disesuaikan dengan jenis beasiswa yang ditawarkan. Adapun jenis dan syarat

beasiswa adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa

No. Jenis Beasiswa Persyaratan Khusus

1. Beasiswa Bantuan

Belajar Mahasiswa

(BBM)

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program Diploma

dan S1

2. Minimal telah duduk di semester II (dua)

3. Indeks Prestasi Kumultaif (IPK) minimal 2.50.

2. Beasiswa

Peningkatan Prestasi

Akademik (PPA)

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Progam S1

(Mahasiswa baru dan lama)

2. Indeks Prestasi/Indeks Prestasi Kumulatif

(IP/IPK) minimal 3.00 untuk mahasiswa lama.

3. Nilai rata-rata STTB minimal 6,50 untuk

mahasiswa baru

3. Beasiswa Yayasan

Supersemar

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

(37)

4. Mengisi formulir beasiswa Yayasan

Supersemar serta ditandatangani oleh Pudek III

Fakultas dan Pimpinan Perguruan Tinggi

bidang Kemahasiswaan.

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

a. Fakultas Teknik (Program studi Kimia,

Sipil, Elektro dan Mesin)

b. Fakultas MIPA (Program studi Biologi,

Kimia, Matematika, Fisika dan

Infomatika / Ilmu Komputer.

c. Fakultas Pertanian (Program studi

Teknik Pertanian, Pemuliaan Tanaman.

Hortikultura, Teknologi Pengelolaan

Hasil Pertanian, Teknologi Pengelolaan

Hasil Perikanan, Teknologi Pengelolaan

Hasil Ternak, Pemanfaatan Sumber

Daya Kelautan).

2. Penghasilan perbulan orangtua <Rp.2.000.000

(dua juta rupiah)

3. Mengisi formulir pengajuan beasiswa

5. Beasiswa

Konsorsium Pen

didikan BPMIGAS -

KKKS (Badan

Pelaksana Minyak

dan Gas -

Kontraktor Kontrak

Kerja Sama

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program Diploma

(D3) dan S1

2. Minimal telah duduk di semester III (tiga)

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75

4. Telah menyelesaikan 25% dari jumlah kridit

yang disyaratkan untuk program S1 atau D3

yang diambil

5. Berusia maksimal 25 tahun

(38)

putih 4 x 6

7. Mengisi formulir khusus yang diberikan oleh

pihak Konsorsium Pendidikan BPMIGAS –

KKKS

6. Beasiswa Yayasan

Jepang

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

2. Minimal telah duduk di semester VII (tujuh)

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,76

4. Memiliki Surat Keterangan Sehat dari Dokter

5. Mengisi formulir riwayat hidup.

7. Beasiswa Yayasan

Salim

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

2. Mahasiswa semester I s/d semester VII

3. Nilai minimum :

a. Untuk mahasiswa semester I nilai

rata-rata Ujian Nasional dan Rapor kelas

terakhir di SMU sederajat minimum 7,6

b. Untuk mahasiswa semester III ke atas,

rata-rata Indeks Prstasi Semester (IPS)

dua semester terakhir minimum 2,80,

bukan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

4. Mengisi formulir permohonan beasiswa

Yayasan Salim

5. Menyerahkan fotokopi Kartu Penduduk dan

pasfoto 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar

8. Beasiswa Society of

Petroleum (SPE)

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

FakultasTeknik, Jurusan Teknik Kimia / Mesin

/ Elektro

2. Sedang menjalani semester III (tiga)

(39)

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) > 3,00

4. Menyerahkan fotokopi Kartu Penduduk.

9. Beasiswa Bank

Indonesia (BI)

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

2. Minimal telah duduk di semester V dan telah

menempuh 90 SKS

3. Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3,00

4. Usia Maksimal 25 tahun

10. Beasiswa PT.

Gudang Garam

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

2. .Minimal telah duduk di semester III (tiga)

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50

11. Beasiswa Yayasan

Toyota Astra

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

a. Fakultas Teknik

b. Fakultas Pertanian

c. Fakultas M I P A

2. Berada di semester V (lima) atau VII (tujuh)

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,80

4. Mengisi formulir pendaftaran beasiswa

Yayasan Astra serta ditandatangani oleh Pudek

III Fakultas dan Pimpinan Perguruan Tinggi

bidang Kemahasiswaan

5. Menyerahkan pasfoto ukuran 3 x 4 sebanyak 3

(tiga) lembar dan Surat Keterangan Dokter.

12. Beasiswa PT.

Djarum

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

2. Berada di semester V (lima)

3. Indek Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00

4. Mengikuti Psikotes yang diadakan oleh PT.

Djarum

(40)

13. PT. Bank Rakyat

Indonesia (BRI)

Persero Tbk

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50

3. Minimal telah duduk di semester III (tiga)

4. Usia tidak lebih dari 23 tahun pada saat

mengajukan Permohonan

14. YKPP (Yayasan

Kesejahteraan

Pegawai Pertamina)

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

2. Telah duduk di semester II dan IV

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00

4. Mengikuti Wawancara yang diadakan oleh

YKPP

15. TJIPTA SARJANA 1. Terdaftar sebagai mahasiswa baru USU

Program S1

2. Berprestasi di Sekolah (SMA)

3. Mengisi formulir pendaftaran Program Tjipta

Sarjana

4. Menyerahkan 2 (dua) lembar pasfoto berwarna

4 x 6

5. Mengikuti Wawancara yang diadakan oleh Eka

Tjipta Foundation

16. TANOTO

FUONDATION

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

2. Usia maksimum 21 tahun

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00

4. Mengisi Formulir Pendaftaran Beasiswa

Tanoto Foundation

5. Mengikuti Psikotest yang diadakan oleh Tanoto

Foundation

17. PT. SUN LIFE 1. Terdaftar sebagai mahasiswa Fak. MIPA Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa(Lanjutan)

(41)

INDONESIA Kesehatan Masyarakat USU

2. Telah duduk di semester IV

3. Indeks Prestas Kumulatif (IPK) minimal 3,50

18. Peningkatan Prestasi

Ekstrakurikuler

(PPE)

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program Diploma

dan S1

2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50

3. Mempunyai prestasi tinggi atau baik sesuai

dengan kegiatannya yang dibuktikan dengan

Sertifikat atau Piagam Penghargaan yang

diterbitkan oleh Panitia Penyelenggara atau

pihak yang berwenang

4. Bukti Prestasi yang diusulkan mahasiswa

bersangkutan sudah menjadi mahasiswa USU

dan tidak boleh lebih 3 (tiga) tahun sejak bulan

Januari pada tahun mengusulkan.

(42)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem terdiri dari dua bagian yaitu analisis data sistem dan analisis

komponen sistem.

3.1.1 Analisis Data Sistem

Dalam merancang sistem pendukung keputusan diperlukan data pendukung antara lain:

a. Data mahasiswa meliputi nim sebagai kode mahasiswa , nama mahasiswa,

IPK( Indeks Prestasi Kumilatfi), jumlah penghasilan orang tua, jumlah

tanggungan orang tua, semester, status beasiswa.

b. Data kriteria, meliputi kode kriteria, nama kriteria.

3.1.2 Analisis Komponen Sistem

Sistem yang akan dibuat memiliki tiga komponen, yaitu : Subsistem Manajenem

Basis Data (Data Base Management Subsystem), Subsistem Manajemen Basis

Model (Model Base Management Subsystem), Subsistem Perangkat Lunak

Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software).

(43)

Gambar 3.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Gambar 3.1 di atas menjelaskan bahwa ketiga komponen sistem saling

terhubung dalam satu kesatuan yaitu dalam piranti lunak.

3.1.2.1 Subsistem Manajenem Basis Data

Subsistem manajemen basis data digambarkan dalam Diagram Aliran Data.

3.1.2.1.1 Diagram Aliran Data

Diagram Aliran Data/Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknis grafis yang

menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat

data bergerak dari input menjadi output.

3.1.2.1.1 DFD Level 0

Basis Data Basis Model

Manajemen Basis Data

Manajemen Basis Model

Manajemen Penyelenggara Dialog

(44)

DFD dari sistem yang dibuat adalah:

Gambar 3.2 DFD Level 0 SPK Seleksi Penerimaan Beasiswa dengan Metode AHP dan TOPSIS

DFD level 0 merepresentasikan seluruh elemen SPK Seleksi Penerimaan

Beasiswa dengan metode AHP dan TOPSIS sebagai sebuah proses dengan data

input adalah data pengguna dan output adalah data keputusan dalam bentuk

laporan yang dinyatakan oleh anak panah yang masuk dan keluar.

3.1.2.1.2 DFD level 1

Pada gambar diatas pada DFD Level 1 memiliki tiga proses yaitu proses

Input data mahasiswa, input data kriteria, proses seleksi yang berguna untuk

pengelolaan data master, proses seleksi beasiswa yang menggambarkan

(45)

Data Flow Diagram pada level 2 proses input data mahasiswa

menggambarkan proses input dan simpan data kedalam database mahasiswa.

Mahasiswa P.1.1

Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses 1 Input Data Mahasiswa

Data Flow Diagram pada level 2 proses input data kriteria menggambarkan

proses input dan simpan data kriteria database kriteria.

Kriteria P.2.1

Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 2 Input Data Kriteria

Data Flow Diagram level 2 proses seleksi beasiswa terdiri dari 2 proses yaitu

perhitungan AHP dan perhitungan TOPSIS.

Penyeleksi

(46)

3.1.2.1.4 DFD Level 3

Gambar ini menjelaska bahwa DFD level 3 proses perhitungan AHP terdiri atas

tiga proses yaitu penstrukturan hirarki, perbandingan preferensi antar kriteria dan

normalisasi matriks.

P.3.1 Penstrukturan

Hierarki

P.3.2 Perbandingan

Prefensi Antar Kriteria

P.3.3 Normalisasi

Matriks

Kriteria

Bobot prioritas kriteria

Nilai matrik perbandingan berpasangan struktur kriteria

bobot_prioritas

Gambar 3.7 DFD Level 3 Proses 1 Perhitungan AHP

Pada gambar dibawah ini akan menjelaskan diagram alir data level 3 yakni

(47)

Penyeleksi

Nilai perkalian matrik ternormalisasi dengan bobot prioritas

Nilai solusi ideal positif dan negatif

2.2.7 Mengurutkan

pilihan

Nilai separatian measure untuk setiap alternatif

Nilai kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal

Hasil_seleksi

Data mahasiswa

Gambar 3.8 DFD Level 3 Proses 2 Perhitungan TOPSIS

DFD level 3 ini merupakan proses perhitungan dengan menggunakan

metode TOPSIS. DFD level ini memiliki 7 proses meliputi pemilihan alternatif

(48)

solusi ideal positif dan solusi ideal negatif, menghitung separation measure,

menghitung kedekatan relatif dengan solusi ideal dan mengurutkan pilihan,

dimana tiap prosesnya menggambarkan perhitungan TOPSIS terhadap kriteria dan

kandidat.

3.1.2.1.5 Kamus Data

Kamus data merupakan sebuah daftar yang mengatur semua komponen data yang

berhubungan terhadap sistem dengan definisi singkat dan sejelas-jelasnya

sehingga pengguna dan analisis sistem dapat sama-sama mengerti tentang data

masukan, keluaran, komponen penyimpanan, dan kalkulasi lanjutan (Pressman,

2001).

Tabel 3.1 Kamus Data

NO Data Field Type Deskripsi

1 Data_ Mahasisw a

NIM varchar(9) Nim mahasiswa Nama varchar(25) Nama mahasiswa

IPK Double Indeks Prestasi Kumulatif Jlh_Penghasilan int(9) Jumlah penghasilan oran

tua

Jlh_Tanggungan int(2) Jumlah tanggungan orang tua

Semester int(2) Semester Status_Bea int(2) Status beasiswa IPK_conv int(1) Konverter IPK Jlh_Tanggungan

_conv

int(1) Konverter jumlah tanggungan Jlh_Penghasilan

_conv

int(1) Konverter Penghasilan

Semester_conv int(1) Konverter semester Stat_Bea_conv int(1) Konverter status beasiswa IPK_norm Double Normalisasi IPK

Jlh_Penghasilan _norm

Double Normalisasi jumlah penghasilan

Jlh_Tanggungan _norm

Double Normalisasi tanggungan

Semester_norm Double Normalisasi

Stat_Bea_norm Double Normalisasi status beasiswa IPK_norm_bobo

t

Double Bobot prioritas IPK

(49)

Jlh_Tanggungan _norm_bobot

Double Bobot prioritas jumlah tanggungan

Semester_norm_ bobot

Double Bobot prioritas semester

Stat_Bea_norm_ bobot

Double Bobot prioritas status beasiswa

amax_ipk Double Solusi ideal positif IPK amin_ipk Double Solusi ideal negatif IPK amax_jlh_pengh

asilan

Double Solusi ideal positif jumlah penghasilan

amin_jlh_pengh asilan

Double Solusi ideal negatif jumlah penghasilan

amax_jlh_tangg ungan

Double Solusi ideal positif jumlah tanggungan

amin_jlh_tanggu ngan

Double Solusi ideal negative jumlah tanggungan

amax_semester Double Solusi ideal positif semester amin_semester Double Solusi ideal negatif

semester

amax_stat_bea Double Solusi ideal positif status beasiswa s

amin_stat_bea Double Solusi ideal negative status beasiswa

dmax Double Separation measure positif dmin Double Separation measure negatif

v Double Solusi

2 Data_krite ria

kriteria_ket varchar(8) Keterangan kriteria

kriteria_ipk double Kriteria IPK kriteria_jlh_pen

ghasilan

double Kriteria jumlah penghasilan

kriteria_jlh_tang gungan

double Kriteria jumlah tanggungan

kriteria_semeste r

double Kriteria semester

kriteria_stat_bea double Kriteria status beasiswa

3.1.2.2 Subsistem Manajemen Basis Model

(50)

Model yang dipakai dalam Perancangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan

Penerimaan Beasiswa adalah Analytical Hierarchy Process dan Top Order

Preference by Similarity To Ideal Solution.

Dalam pengambilan keputusan dengan metode AHP langkah-langkah

kegiatan yang dilakukan:

1. Dekomposisi dari masalah

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan kriteria yang

digunakan dalam penerimaan beasiswa dan menentukan alternatif siapa yang

berhak mendapkan beasiswa.

2. Menentukan Kriteria dan Nilai Skor

Dari wawancara dengan petugas penyeleksi beasiswa Fakultas MIPA USU maka

dapat diambil beberapa kriteria:

a. IPK(Indeks Prestasi Kumulatif)

b. Jumlah penghasilan orang tua

c. Jumlah tanggungan orang tua

d. Semester

e. Status beasiswa.

Tabel 3.2 Tabel Skor Kriteria

(51)

3.2 Perancangan Sistem

3.2.1 Disain Interface

Antarmuka pemakai (user interface) adalah aspek sistem komputer atau program

yang dapat dilihat, didengar, atau dipersepsikan oleh pengguna manusia, dan

perintah-perintah atau mekanisme yang digunakan pemakai untuk mengendalikan

operasi dan memasukkan data. Antarmuka sistem pendukung keputusan beasiswa

FMIPA USU dengan Metode AHP dan TOPSIS dapat dilihat dalam tampilan

utama.

Gambar 3.9 Tampilan Utama Sistem Metode Laporan

Data

Mahasiswa Kriteria

Ahp Topsis

Laporan

(52)

Gambar 3.10 Input Data Mahasiswa INPUT DATA MAHASISWA

Nim :

Nama :

IPK :

Jumlah Penghasilan : Jumlah Tanggungan :

Semester :

Status Beasiswa :

Batal Tambah

Nim Nama Ipk Jlh_peng Jlh_tang Sem Stat_bea

Nim1 Nama1 Ipk1 Jlh_peng1 Jlh_tang1 Sem1 Stat_bea1 Nim2 Nama2 Ipk1 Jlh_peng2 Jlh_tang2 Sem2 Stat_bea2 Nim3 Nama3 Ipk1 Jlh_peng3 Jlh_tang3 Sem3 Stat_bea3

… … … …

Nim n Nama n Ipk n Jlh_peng n Jlh_tang n Sem n Stat_bea n

Baru Edit Hapus Keluar

(53)

Gambar 3.14 Tampilan Inpit Kriteria

Gambar 3.11 Tampilan Input Data Kriteria

Gambar 3.15 Tampilan Input Bobot Perbandingan Kriteria

Gambar 3.12 Tampilan Metode AHP Lanjut Keluar

Metode AHP I

Perbandinga n kriteria matrik

Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 … Kiteria n Kriteria1 1 Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Kriteria2 Nilai bobot 1 Nilai bobot Nilai bobot Kriteria3 Nilai bobot Nilai bobot 1 Nilai bobot … Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot 1 Nilai bobot Kiteria n Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot 1

Jumlah Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot INPUT DATA KRITERIA

Kode Kriteria Nama Kriteria

Batal Tambah

Baru Edit Hapus Keluar

Hapus semua data kriteria

Kode_kriteria Nama_kriteria

Kode_kriteria1 Nama_kriteria1

Kode_kriteria2 Nama_kriteria2

Kode_kriteria3 Nama_kriteria3

... ...

(54)

Gambar 3.13 Tampilan Metode AHP 2 Proses

Keluar METODE AHP II

Normalisasi Matrik = setiap elemen / jumlah kolom

Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 … Kiteria n Jumlah Kriteria1 Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot

Kriteria2 Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Kriteria3 Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot

Kiteria n Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot

Bobot prioritas kiteria = jumlah kolom/jumlah kriteria

Bobot Prioritas (Matrik W)

Kriteria Bobot prioritas Kriteria1 Bobot prioritas Kriteria2 Bobot prioritas Kriteria3 Bobot prioritas

….. …..

Criteria n Bobot prioritas n

(55)

Gambar 3.17 Tampilan Proses Metode TOPSIS I

Gambar 3.14 Tampilan Metode TOPSIS I Keluar

METODE TOPSIS I

Matrik

Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 … Kiteria n

Kandidat1 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Kandidat2 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Kandidat3 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

… … … …. Bobot kriteria

Kandidat n Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Lanjut Normalisasi Matrik (R) =

Lanjut

Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 … Kiteria n Kandidat1 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Kandidat2 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Kandidat3 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

… … … … Bobot kriteria

(56)

Gambar 3 .15 Tampilan Proses Metode TOPSIS II METODE TOPSIS II

Matrik V = matrik normalisasi x bobot prioritas (Matrik R x W)

Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 … Kiteria n

Kandidat1 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Kandidat2 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Kandidat3 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

… Bobot kriteria

Kandidat n Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Menentukan Solusi Ideal Positif dan Negatif = Lanjut

(57)

Gambar 3.16 Tampilan Hasil Akhir

3.2.2 Perancangan Algoritma

Algoritma adalah urutan dari barisan langkah-langkah atau instruksi guna

meyelesaikan suatu masalah. Kriteria algoritma yang baik adalah mempunyai

output efektif, jumlah langkah berhingga, terstruktur dan punya akhir. Salah satu

cara penyajian dengan algoritma yaitu dalam bentuk flowchart. Flowchart adalah

gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma dalam suatu program yang

menyatakan arah alur program dalam menyelesaikan suatu masalah. Adapun

algoritma sistem seleksi beasiswa adalah:

Beberapa simbol yang digunakan dalam menggambar suatu flowchart,

dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Keluar

METODE TOPSIS II

Menghitung kedekatan relative dengan ideal positif

Ci*

Kandidat1 total

Kandidat2 total

Kandidat3 total

… …

Kandidat n Total

Saran untuk seleksi beasiswa adalah

(58)

Tabel 3.3 Tabel Bagian-bagian dari Flowchart

SIMBOL NAMA FUNGSI

TERMINATOR Permulaan/ akhir program.

GARIS ALIR

(FLOW LINE) Arah alir program.

PREPARATION

Proses input/output data,

parameter. Informasi.

DECISION

Perbandingan pernyataan,

penyeleksian data yang

memberikan pilihan untuk

langkah selanjutnya.

ON PAGE

CONNECTOR

Penghubung bagian-bagian

flowchart yang berada pada satu

halaman.

OFF PAGE

CONNECTOR

Penghubung bagian-bagian

flowchart yang berada pada

halaman berbeda.

Untuk membangun sistem pendukung keputusan seleksi beasiswa dengan

metode Analytical Hierarchy Process terdapat dua flowchart yaitu flowchart

(59)

Mulai

Membuat matriks berpasangan nXn

Baca input

Jumlahkan setiap elemen kolom dari matriks berpasangan nxn

Bagikan nilai setiap elemen kolom matriks berpasangan nxn dengan hasil penjumlahan

kolom

Matriks normalisasi nxn

Jumlahkan setiap elemen baris dari matriks normalisasi nxn

Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n

Matriks Prioritas nx1

Selesai

(60)

Gambar 3.18 dibawah ini menggambarkan flowchart metode TOPSIS.

Mulai

Membuat matrik mahasiswa dengan kriteria masing-masing

Baca input

Konversikan nilai elemen setiap matrik

Normalisasikan matrik

Mencari solusi ideal positif dan negatif

Mencari nilai separation measure

Urutan Kandidat hasil seleksi

Selesai

(61)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1. Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem merupakan proses pengubahan spesifikasi sistem

menjadi sistem yang dapat dijalankan. Implementasi dari analisis dan perancangan

sistem ini menggunakan Delphi 7.0.

4.1.1. Lingkungan Implementasi

Lingkungan implementasi yang akan dijelaskan merupakan lingkungan perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini.

Program ini dapat dijalankan dengan konfigurasi komputer sebagai berikut:

1. Prosesor 486 DX 66 Mhz

2. RAM 16 Mb untuk Windows 95 dan 32 Mb untuk Windows NT 4.0 dan

Windows 2000

3. Operating Sistem Windows 95/98, NT 4.0 (dengan SP 3), Windows

2000, Windows ME, Windows XP, Windows Vista.

4. VGA Card 256 color, 640x480 pixel

5. Mouse

6. Keyboard

(62)

4.1.2. Implementasi Antarmuka Sistem

4.1.2.1. Form Utama

Form Utama merupakan tampilan antarmuka yang pertama muncul ketika sistem

ini dijalankan. Pada form Utama ini terdapat satu menu yaitu menu ‘Data’ dengan

submenu ‘Mahasiswa’, ‘Kriteria’, dan. Menu ‘Metode’ dengan submenu ‘AHP’,

’TOPSIS’ . Menu ‘Laporan’. Berikut gambar tampilan utama.

Gambar 4.1 Tampilan Implementasi Antarmuka Form Utama

4.1.2.2. Form Mahasiswa

Form Mahasiswa merupakan tampilan antarmuka untuk menginput data

mahasiswa yang akan diseleksi. Berikut adalah gambar hasil implementasi dari

(63)

Gambar 4.2 Tampilan Implementasi Antarmuka Form Mahasiswa

4.1.2.3. Form Kriteria

Form Kriteria merupakan tampilan antarmuka untuk menginput data kriteria.

Berikut adalah gambar hasil implementasi dari rancangan antarmuka form

kriteria.

(64)

4.1.2.4. Form Metode AHP

Form Metode merupakan tampilan antarmuka tempat melakukan proses

penyeleksian mahasiswa. Form ini menjadi tempat kerja utama untuk melakukan

langkah-langkah penyeleksian dengan metode AHP. Berikut tampilan antarmuka

dari AHP.

(65)

4.1.2.5. Form Metode TOPSIS

Gambar form dibawah ini akan menunjukkan langkah-langkah metode AHP

sesuai dengan prosedur.

Gambar 4.6 Antarmuka Metode TOPSIS

(66)

Gambar 4.8 Antarmuka Solusi Ideal dan Separation Measure TOPSIS

4.1.2.6. Laporan

(67)

4.2. Pengujian Sistem

Setelah melakukan proses implementasi proses selanjutnya adalah uji coba

dengan tujuan untuk mengetahui bahwa aplikasi yang telah dibuat sesusai dengan

kebutuhan.

4.2.1 Pengujian AHP

(68)

Gambar 4.11 Gambar Pengujian Perbandingan Kriteria

Pada gambar diatas terlihat perbandingan antar criteria sehingga membentuk

matriks, itu dapat dihitung dari:

Gambar

Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa
Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa(Lanjutan)
Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa(Lanjutan)
Gambar ini menjelaska bahwa DFD level 3 proses perhitungan AHP terdiri atas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan dan penggunaan aplikasi sistem pendukung keputusan untuk penentuan rekomendasi kelayakan penerima beasiswa prestasi ini dapat menjadi alternatif lain

Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk menentukan alternatif penerima Beasiswa Bidik Misi di Politeknik Negeri Banjarmasin yang

Data pembobotan kriteria menggunakan metode FUCOM dan data normalisasi alternatif menggunakan metode MABAC akan dilakukan perhitungan normalisasi terbobot dan

Apakah Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Beasiswa Departemen Agama Di Pesantren Darularafah Raya Dengan Metode Topsis membantu pihak Pesantren

Dalam melakukan seleksi beasiswa tersebut tentu akan mengalami kesulitan karena banyaknya pelamar beasiswa dan banyaknya kriteria yang digunakan untuk menentukan

Matriks ini diperoleh dengan rumus normalisasi nilai = Nilai baris- kolom lama/jumlah, kemudian masing-masing dengan menghitung eigen vector dari penjumlahan setiap baris

Dalam kajian ini telah dibangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu dalam menentukan peserta yang akan ikut ujian beasiswa dengan metode

Pada proses ini sistem akan menghitung sesuai dengan metode yang telah ditetapkan yaitu TOPSIS dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara beasiswa,