• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fenomena Media Online Forum Chelseafc.or.id Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesia Supprter Club Di Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fenomena Media Online Forum Chelseafc.or.id Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesia Supprter Club Di Bandung"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

SUPPORTERS CLUB DI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1(S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Disusun oleh: Akrom NIM. 41807003

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G

(2)

iv Forum.Chelseafc.or.id in Strengthen Solidarity of Indonesian Chelsea Supporters Club Members in Bandung

This research is using a Qualitative research with study of Phenomenology. Data collection techniques used were interviews, observation, library research, online data tracking and triangulation. Informants of this research is part of the member, and chairman of the CISC as many as 3 (three), as well as two members of fan club outside the CISC

The results showed the formation Forum,Chelsea.or.id background beginning with the intent to gather and create a medium of Chelsea lovers all over Indonesia. Forum.chelsea.or.id can be a medium to strengthen the solidarity that this forum was in fact able to increase solidarity because of the existence of this forum Chelsea lovers can communicate with each other to be closer. In fact forum.chelsea.or.id as a medium to strengthen solidarity because of the forum activities of CICS such as the watch together, futsal, ans gathering, solidarity among its members closer. It was recognized by other supporters who acknowledge theat the forum could enhance their solidarity and see the CICS is an organization that solid and has many activities and rapid development. Phenomena occurring in forum.chelsea.or.id in maintaining solidarity constitute of phenomenon where an online media forum communication tool that can anhance feelings of solidarity. The CICS members feel glad when they open this forum per day access by 100 to 200 people, it was incredible.

Conclusion of this research shows that the phenomenon of Online Media Forum.Chelseafc.or.id have a background as an medium of Chelsea fans, in reality there are a variety of activities and recognized by other supporter group. Another phenomenon members feel very gald with the existence of this forum, It indicated by proved to 100-200 people online at every day.

Researchers advise that Forum.Chelseafc.or.id view of the renewed

more sporty and modern selection of colors was adjusted

(3)

Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di Bandung Oleh:

Akrom NIM. 41807003

Skripsi ini di bawah bimbingan, Adiyana Slamet., S.Ip., M.Si,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai Fenomena Media Online, Forum.Chelseafc.or.id Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di Bandung

Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan menggunakan Studi Fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka, penelusuran data online dan triangulasi. Informan penelitian ini adalah bagian dari anggota, dan ketua dari CISC yaitu sebanyak 3 (tiga) orang, serta 2 orang anggota fans club di luar CISC

Hasil penelitian menunjukkan latar belakang terbentuknya Media Online Forum.Chelsea.or.id adalah untuk mengumpulkan pecinta Chelsea serta membuat wadah untuk penggemar Chelsea di seluruh Indonesia. Media online Forum.Chelsea.or.id ini mampu meningkatkan solidaritas karena dengan adanya forum ini para pecinta Chelsea dapat saling berkomunikasi satu sama lain dan dengan adanya forum ini pula anggota satu dengan yang lain menjadi semakin dekat. Realitas Media Online Forum.Chelsea.or.id sebagai media untuk mempererat solidaritas karena adanya forum kegiatan-kegiatan CISC seperti nonton bareng, futsal dan gathering, solidaritas sesama anggotanya semakin dekat. Hal tersebut di akui oleh supporter lain yang mengakui bahwa forum mampu meningkatkan solidaritas dan Media Online ini memiliki banyak kegiatan serta perkembangannya yang pesat. Fenomena Media Online Forum.Chelsea.or.id dalam mempertahankan Solidaritas merupakan. Perasaan yang di rasakan anggota CISC ketika membuka forum ini mereka merasa senang karena dapat berdiskusi dengan teman-teman yang memiliki kesenangan yang sama. Fenomena lainnya adalah forum ini per hari di akses oleh 100 sampai 200 orang dan ini merupakan

Kesimpulan penelitian memperlihatkan bahwa Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id memiliki latar belakang sebagai wadah sesama penggemar Chelsea, realitasnya mereka memiliki berbagai kegiatan dan di akui oleh kelompok supporter lain, dan fenomenanya anggota merasa sangat seanang dengan adanya forum ini hal tersebut di buktikan dengan adanya 100-200 orang online di setiap harinya.

(4)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Sang Maha Agung dan Maha Tinggi, Allah SWT. Karena atas Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di Bandung.

Adapun pembuatan skripsi tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari beberapa pihak. Terutama Untuk orang tuaku, Bapak dan Ibu yang sudah membantu dengan doa dan dorongan atas terselesaikannya laporan ini baik moril maupun materil. Serta untuk kakak-kaka ku tercinta yang selalu memberikan dorongan dan doanya kepada penulis.

(5)

vii

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A Selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi serta merangkap Dosen Wali bagi Peneliti

4. Bapak Adiyana Slamet S.IP., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti

5. Ibu Rismawaty., S.Sos., M.Si., Ibu Desayu Eka Surya., S.Sos., M.Si, Ibu Iin Rahmi Handayani, S.Sos., M.I.Kom, Bapak Ari Prasetio., M.Si, Bapak Inggar Prayoga., S.I.Kom, Bapak Sangra Juliano., S.I.Kom, Ibu Tine Agustin Wulandari., S.I.Kom, selaku Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia.

6. Mba Astri Selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universtas Komputer Indonesia Bandung.

7. Terima Kasih kepada Saudara Gery Febriharyono Selaku Ketua Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Bandung dan sebagai Informan.

8. Terima Kasih kepada Mas Deddy Novriaonto Selaku Anggota Chelsea Indonesia Supporters Club dan Pembuat Forum.chelseafc.or.id dan sebagai Informan

(6)

viii

10.Terima Kasih Kepada Saudara Didin Wahyudin Selaku Anggota Juventini Regional Bandung dan sebagai Informan.

11.Terima Kasih Kepad Saudara Wildan Selaku Anggota United Indonesia Regional Bandung dan sebagai Informan.

12.Anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Andi, Oki Baihaki, Diar, Ruli, Coach Doni dan Semua Anggota CISC Diseluruh Indonesia semoga CISC makin sukses Dan Semakin Solid

13.Kakak-kaka ku Tercinta Vida, Vila, Muni

14.Sahabat-sahabatku dikampus Unikom, Gilang Abimanyu, Adri, Fiona, Dwi Rachmawati, Silfia Feronika, Faulana Akbar, Trisna Juliansyah, Septian Nugraha, Kemas Salfia, Witono, Asep, Freli, Ichal, Arief, Izul, Ahmad Baasit, Duane, Gilang Kencana, Raden Rian, Ludiansyah, Juneanto Gozali, Teodorus Gapun, yang selalu memberikan doa dan dorongan, Semoga di suatu saat bisa kumpul-kumpul bareng lagi.Amien

15.Teman-teman IK Humas 1, IK Humas 2, IK Humas 3 dan IK Jurnal lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu, semoga persahabatan dan persaudaraan kita tetap terjalin.

(7)

ix

Akhir kata, peneliti mengharapkan semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, di terima oleh Allah SWT. Untuk kesempurnaan laporan ini, peneliti mengharapkan koreksi dan saran, sehingga dimasa yang akan datang dapat menjadi bahan yang lebih menarik dan lebih bermanfaat, Amiiin…

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak dikembangkan pertama kali oleh Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET) pada Agustus 1962, internet tumbuh menjadi salah satu teknologi yang menandai perubahan zaman (Briggs & Burke, 2006 : 189). Setelah era televisi -dimana realitas yang satu bisa menyaksikan realitas lainnya di tempat yang berjauhan-, zaman internet tak sebatas menampakkan fenomena yang saling berjauhan tersebut secara satu arah, melainkan juga menghubungkan. Hubungan dalam internet tidak persis seperti telepon yang hanya melibatkan pihak-pihak yang bersangkutan, melainkan pola keterhubungan yang berupa jaringan.

(9)

identitas halaman atau dokumen tersebut ditampilkan dalam bentuk angka-angka. Namun untuk kemudahan, WWW menyediakan nama domain, yakni identitas untuk sebuah dokumen atau rangkaian halaman dengan menggunakan alfabet. Nama domain ditandai oleh nama halaman dan diakhiri oleh kode seperti GOV, EDU, COM, MIL, ORG, NET, dan INT. Identitas yang telah dirangkaikan dengan WWW dan nama domain, dikenal dengan nama situs.1

Meski ARPANET awalnya bergerak untuk kepentingan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), namun inovasinya akhirnya berkembang hingga keluar wilayah militer. Dalam tradisi AS, setiap teknologi baru diperkenalkan pada mulanya di lingkungan akademik kampus. Demikian halnya dengan internet, yang memulai publikasinya setelah empat puluh tahun berada dalam lingkungan internal ARPANET. Tepatnya pada pertengahan tahun 1990, internet mulai diujicobakan di kampus-kampus di AS. Akibatnya responnya yang cukup baik, komunitas internet segera bermunculan dari kampus-kampus tersebut, seperti Cleveland Free Net, Blacksburg Electronic Village, dan NSTN.

Dalam buku Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet, Asa Briggs dan Peter Burke memaparkan bahwa internet telah berkembang secara fenomenal, baik dari segi jumlah host computer maupun dari segi jumlah penggunanya, selama beberapa tahun terakhir. Salah satu pengukuran terbaik mengenai besarnya internet ini adalah jumlah host computer. Host computer

1

Lee-Berners T. World Wide Web: Proposal for a HyperText Project. Melalui

(10)

adalah sebuah komputer yang menyimpan informasi yang dapat diakses melalui jaringan. Dari tahun 1995-1999, jumlah host computer meningkat mulai 5,9 juta menjadi 43,2 juta (Briggs & Burke, 2006 : 380).

Pelacakan jumlah pengguna internet cukup sulit dilakukan. Masing-masing perusahaan memakai metode berbeda dan memberikan hasil yang berbeda pula. Dalam buku Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan di Dalam Media Massa yang ditulis oleh Warner Severin dan James Tankard, disebutkan bahwa satu sumber industri melaporkan bahwa terdapat 83 juta pengguna Web di Amerika Serikat Internet mengubah komunikasi dengan beberapa cara fundamental.

Media massa tradisional pada dasarnya menawarkan model komunikasi

“satu-untuk-banyak/ one for all”, sedangkan internet memberikan model-model tambahan: “banyak-untuk-satu/ all for one” (e-mail ke satu alamat sentral, banyaknya pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak -untuk-banyak/ all for all” (e-mail, milis, jaringan sosial, dan komunitas maya).

Model ”banyak-untuk-banyak” tersebut salah satunya terlihat dari

(11)

Seiring berjalannya waktu berbagai komunitas atau organisasi pun menggunakan internet sebagai alat komunikasi salah satunya adalah komunitas pecinta club sepak bola Chelsea fc, dimana mereka menggunakan media online sebagai alat komunikasi sesama anggota Chelsea Indonesia Supporters Club.

Media online tersebut adalah Forum.chelseafc.or.id, forum ini di prakarsai untuk wadah atau tempan saling tukar pikiran diskusi sesama anggota CISC, wab ini di isi oleh berbagai macam kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan oleh anggota CISC seperti acara gathering, nonton bareng pertandingan Chelsea, futsal dan lain sebagainya selain itu juga web ini membuka dialog terhadap berita atau gosip yang terjadi di club Chelsea, bagai mana sesama anggota di forum ini memberikan masukan dan ide-ide satu sama lain yang akhirnya terjadilah diskusi yang sangat hangat di dalam forum ini. Tentu kecintaan seseorang terhadap sebuah tim sepak bola adalah sebuah fenomena karena tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu mengukur atau menilai seberapa jauh seseorang suka atau mencintai sebuah tim sepakbola.

Media online forum.chelsea.or.id ini di buat untuk menjalin komunikasi yang berkesinambungan karena internet adalah media komunikasi yang tidak terhalang oleh ruang dan waktu.

(12)

tiga faktor yang cenderung menjadikan partner komunikasi via komputer lebih menarik (Warner & Tankard, 2008 : 462):

1. E-mail dan jenis komunikasi komputer lainnya memungkinkan presentasi diri yang sangat selektif, dengan lebih sedikit penampilan atau perilaku yang tidak diinginkan dibandingkan komunikasi langsung. Dengan kata lain, pengguna tidak harus kerepotan ketika berkomunikasi dengan orang lain melalui e-mail.

2. Orang yang terlibat dalam komunikasi via komputer kadangkala mengalami proses atribusi yang berlebihan yang di dalamnya mereka membangun kesan stereotipe tentang partner mereka. Kesan-kesan ini sering mengabaikan informasi negatif, seperti kesalahan cetak, kesalahan ketik, dan sebagainya.

3. Ikatan intensifikasi bisa terjadi yang di dalamnya pesan-pesan positif dari seorang partner akan membangkitkan pesan-pesan positif dari rekan satunya.

(13)

Peneliti mengambil Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC) sebagai objek penelitian ini, karena CISC merupakan komunitas Pencita club sepak bola Chelsa dimana penggemar sepak bola adalah yang tertinggi di dunia dan juga di Indonesia yang menarik bagaimana CISC ini menggunakan Media online sebagai alat komunikasi sesama anggotanya karena Media online adalah media yang tidak terhalang oleh ruang dan waktu sehingga dimanapun kapanpun kita dapat berkomunikasi melalui media online . dan bagaimana komiunikasi melalui media online ini mampu mempererat solidaritas sesama anggota Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC) agar tetap langgeng.

Menurut peneliti, permasalahan ini menarik untuk dikaji karena ternyata dalam pokok permasalahannya adalah bagaimana Fenomena Media Online Forum.Chelsea.or.id ini mampu mempererat solidaritas sesama anggota CISC.

(14)

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Latar belakang terbentuknya Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung?

2. Bagaimana Media Online Forum.Chelsea.or.id dapat menjadi media untuk mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung?

3. Bagaimana Realitas Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung?

4. Bagaimana Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

(15)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang diteliti maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui Latar belakang terbentuknya terbentuknya Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung

2. Untuk mengetahui Media Online Forum.Chelsea.or.id dapat menjadi media untuk mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung

3. Untuk mengetahui Realitas Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung Untuk

4. mengetahui Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

(16)

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Kegunaan bagi peneliti

Peneliti mengharapkan penelitian ini untuk melatih diri peneliti dalam menganalisis suatu permasalahan yang terjadi dalam ilmu komunikasi khususnya dengan lingkungan sosial

2.

Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan gambaran yang berguna sebagai referensi bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia.

3. Bagi Organisasi atau Komunitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi CISC (Chelsea Indonesian Sporters club) dalam menjaga, dan melestarikan forum.chelsea.or.id untuk mempertahankan solidaritas sesama anggota CISC

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

(17)

fenomena agar lebih terfokus. Hal tersebut didasarkan pada suatu tradisi bahwa fokus penelitian diharapkan berkembang sesuai dengan kenyataan di lapangan. Penelitian kualitatif mementingkan perspektif emik, dan bergerak dari fakta, informasi atau peristiwa menuju ke tingkat abstraksi yang lebih tinggi (apakah itu konsep atau teori) serta bukan sebaliknya dari teori atau konsep ke data informasi. Adapun empat fungsi dari teori adalah :

1.Menjelaskan atau memberi tafsir baru terhadap fenomena atau data. 2.Memprediksi sesuatu berdasarkan pengamantan.

3.Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya.

4.Menyediakan kerangka yang lebih terarah dari temuan dan pengamatan bagi kita dan orang lain.

Adapun paradigma dan teori yang memberi arahan untuk dapat menjelaskan fenomena Media Online Forum.chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia supporter club di Bandung berikut : fenomenologi, dan konstruksi realitas sosial.

Fenomenologi mempelajari struktur pengalaman sadar (dari sudut pandang orang pertama), bersama dengan kondisi-kondisi yang relevan.

“Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani dengan asal suku kata

phainomenon yang berarti “yang menampak”. Menurut Husserl, dengan fenomenologi, kita dapat mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalaminya langsung, seolah-olah kita

mengalaminya sendiri.” (Kuswarno, 2009 : 10)

(18)

yang masuk dalam kesadaran subjek. Adapun fokus dari penelitian fenomenologi adalah :

1.Textural Description

Apa yang dialami subjek penelitian tentang sebuah fenomena. 2.Structural Description

Bagaimana subjek mengalami dan memaknai pengalamannya.

Konsekuensi dari hal tersebut di atas, fenomenologi sebagai metode penelitian tidak menggunakan hipotesis dalam prosesnya, walaupun fenomenologi dapat menghasilkan sebuah hipotesis untuk diuji lebih lanjut. Selain itu, fenomenologi tidak diawali dan tidak bertujuan untuk menguji teori. Pada praktiknya, fenomenologi cenderung untuk menggunakan metode observasi, wawancara mendalam (kualitatif), dan analisis dokumen dengan metode hermeneutik (Kuswarno, 2009 : 36).

1.5.2 Konstruksi Sosial

Konstruksi sosial (social construction) merupakan sebuah teori sosiologi kontemporer yang dicetuskan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Menurut kedua ahli tersebut, teori ini dimaksudkan sebagai satu

kajian teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan (”penalaran

teoritis yang sistematis”), dan bukan sebagai suatu tinjauan historis mengenai

(19)
(20)

1.5.3 Kerangka Konseptual

Fenomenologi menjadikan pengalaman hidup yang sesungguhnya sebagai data dasar dari realita. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti mengangkat fenomena Media online forum Chelsea.or.id dalam mempererat solidaritas sesama anggota Chelsea Indonesia supporters club di Bandung sebagai bagian dari masalah penelitian. Karena penggunaan Media online forum Chelsea.or.id adalah sebuah fakta atau realita dari pengalaman hidup anggota Chelsea Indonesia supporters club

Fenomenologi tidak pernah berusaha mencari pendapat dari informan, apakah hal ini benar atau salah. Akan tetapi fenomenologi berusaha

“mereduksi” kesadaran informan dalam memahami fenomena itu. Studi

fenomenologi ini digunakan penulis untuk menjelaskan komunikasi melalui media online anggota Chelsea Indonesia supporters club di Bandung, berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan hal ini menjadi data penting dalam penelitian.

Dalam teori konstruksi sosial menurut Berger, realitas sosial eksis dengan sendirinya dan struktur dunia sosial bergantung pada manusia yang menjadi subjeknya. Dalam hal ini, media online yang digunakan di kalangan anggota Chelsea Indonesia supporters club adalah suatu tindakkan yang timbul akibat dari pergaulan serta perkembangan zaman dan berkembang menjadi suatu komunikasi melalui media onlinetersebut.

(21)

mengatakan bahwa realitas sosial secara objektif memang ada (perspektif fungsionalis), namun maknanya berasal dari dan oleh hubungan subjektif individu dengan dunia objektif (perspektif interaksionisme simbolik).

Berdasarkan paparan di atas, fenomena Media online forum Chelsea.or.id dalam mempererat solidaritas sesama anggota Chelsea Indonesia supporters club di Bandung dapat dijelaskan dengan perspektif teori konstruksi realitas secara sosial. Mengetahui dan mengerti bagaimana proses komunikasi dari media online di kalangan anggota Chelsea Indonesia supporters club di Bandung

1.6 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu Fenomena media online Forum.Chelsea.or.id Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club sebagai berikut:

a. Latar belakang terbentuknya Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Di Bandung?

1. Apa latar belakang di buatnya Forum.Chelsea.or.id?

2. Apa alasan memilih Forum.Chelseafc.or.id sebagai media untuk komunikasi Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club?

3. Pada tanggal berapa awal forum chelseafc.or.id ini di buat?

(22)

b. Media Online Forum.Chelsea.or.id dapat menjadi media untuk mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Di Bandung?

1. Apa yang membuat forum ini mampu meningkatkan solidaritas sesama anggota Chelsea Indonesian Supporters Club?

2. Bagaimana kedeketan anggota Chelsea Indonesian Supporters Club (CISC) di Forum.Chelsea.or.id dengan anggota-anggota yang lain? c. Realitas Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat

solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Di Bandung? 1. Kegiatan Chelsea Indonesian Supporters Club (CISC) apa saja yang

terdapat di dalam Forum.Chelsea.or.id ?

2. Apa saja yang di lakukan anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di dalam forum ini?

3. Apa saja keunggulan forum.chelsea.or.id di banding forum yang lain ?

d. Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Di Bandung Bagaimana menjalin hubungan yang berkesinambungan di dalam Forum.Chelsea.or.id?

1. Apa yang anda rasakan ketika anda membuka forum Chelsea.or.id ini?

(23)

1.7 Metode Penelitian

Peneliti pada penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi fenomenologi.

“Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati” (Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2007 : 3

Hal seperti disebutkan di atas juga dipertegas oleh Creswell, mengatakan :

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang latar tempat dan waktunya

alamiah” (Creswell, 1998 : 14).

Paradigma ini juga memungkinkan untuk dilakukan interpretasi secara kualitatif atas data-data penelitian yang telah diperoleh. Sehingga pengertian umum mengenai fenomenologi adalah :

“Pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman

-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Dalam hal ini

fenomenologis ingin memahami bagaimana dunia muncul kepada orang lain.”

(Moleong, 2007 : 15)

Sebagai bidang filsafat modern, fenomenologi menyelidiki pengalaman kesadaran, yang berkaitan dengan pertanyaan seperti, bagaimana pembagian antara subjek (ego) dengan objek (dunia) muncul dan bagaimana sesuatu hal di dunia ini diklasifikasikan.

(24)

phenomena. Jadi, fenomenologi adalah ilmu mengenai fenomena yang dibedakan dari sesuatu yang sudah menjadi, atau disiplin ilmu yang menjelaskan dan mengklasifikasikan fenomena, atau studi tentang fenomena. Dengan kata lain, fenomena mempelajari fenomena yang tampak di depan, dan bagaimana penampakannya (Kuswarno, 2009 : 1).

Bagi penelitian kualitatif, satu-satunya realita adalah situasi yang diciptakan oleh individu-individu yang terlibat dalam penelitian. Peneliti memaparkan realita di lapangan secara jujur dan mengandalkan pada suara dan penafsiran informan.

Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli (Bodgan dan Taylor, 1992 : 5; Bodgan dan Biglen, 1990 : 2; Miles dan Huberman, 1994 : 15; Branmen, 1997 : 1) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif ini sangat bergantung pada pengamatan mendalam terhadap perilaku manusia dan lingkungannya. Orientasi kualitatif ini berupaya untuk mengungkapkan realitas Fenomena Media Online Forum.Chelsea.or.id bagaimana komunikasi yang muncul melalui Media Online tersebut.

Metode penelitian kualitatif dirasakan lebih cocok dan relevan dengan topik atau pembahasan yang akan diteliti karena menggali dan memahami apa yang tersembunyi di balik Fenomena Media Online Forum.Chelsea.or.id dan bagaimana komunikasi yang muncul melalui Media Online tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Denzin dan Lincoln

(25)

mencoba untuk memahami atau menafsirkan fenomena menurut makna-makna yang diberikan kepada fenomena tersebut oleh orang-orang. Penelitian kualitatif meliputi penggunaan dan pengumpulan berbagi bahan empiris yang diteliti penelitian kasus, pengalaman pribadi, instropektif, kisah pekerjaan, wawancara, pengamatan, sejarah, interaksi, dan naskah-naskah visual yang menggambarkan momen-momen problematik dan pekerjaan sehari-hari serta

makna yang ada dalam pekerjaan individu.” (Creswell, 1998 : 15)

1.8 Subjek Penelitian dan Informan 1.8.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah anggota Chelsea Indonesia supporters club Bandung.

1.8.2 Informan

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Menurut AM Huberman & MB Miles dalam Bungin mengemukakan bahwa informan juga berfungsi sebagai umpan balik terhadap data penelitian dalam ruang cross check data. (Bungin, 2001)

Didalam penelitian ini, ada beberapa informan/narasumber yang terlibat untuk memberikan informasi yang peneliti butuhkan, yakni :

(26)

Tabel 1.1 Daftar Informan

No Nama Jabatan Lokasi

1. Gerry Febriharyono Ketua CISC Bandung Jl. R.E Martadinata No.123 Bandung 2. Mas Deddy Novrianto anggota CISC sekaligus

pembuat web forum.chelsea.or.id

Jl. Sidomulyo No. 27 Bandung

3. Anti Purnamasari Anggota CISC Bandung sekaligus Bendahara

5. Didin Wahyudin Anggota Juventini Bandung

(27)

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban pertanyaan itu (Moleong, 2007 : 135).

Wawancara juga dimaksudkan untuk memverifikasi khususnya pengumpulan data. Wawancara yang akan dilakukan secara terstruktur bertujuan mencari data yang mudah dikualifikasikan, digolongkan, diklasifikasikan dan tidak terlalu beragam, dimana sebelumnya peneliti menyiapkan data pertanyaan.

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara mendalam kepada anggota CISC di kota Bandung yang melakukan komunikasi melalui media online

2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah dimana peneliti berusaha untuk mengumpulkan data penelitian dengan mengamati segala sesuatu atau kejadian-kejadian yang berkaitan dengan fenomena yang sedang diteliti. 3. Studi pustaka

(28)

ilmiah yang memiliki hubungan dengan penelitian yang dilakukan. Melalui studi pustaka ini diharapkan mendapat dukungan teori dalam pembahasan masalah, yaitu dengan mengutip pernyataan atau pendapat para ahli, hal ini diharapkan akan memperjelas dan memperkuat pembahasan yang akan diuraikan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, foto, dan sebagainya. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan (Moleong, 2007 : 161).

Dokumentasi sendiri merupakan salah satu pengumpul data dimana sumber dokumentasi ini diperoleh dari beberapa data atau dokumen, laporan, buku, surat kabar, dan juga beberapa bacaan lainnya yang mendukung penelitiaan ini.

5. Internet searching

(29)

6. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagi teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawncara terhadap objek penelitian. (Moleong, 2007 : 330)

1.10 Teknik Analisis Data

Dalam setiap kegiatan penelitian pasti diperlukan adanya suatu analisis data sebagai media pengumpulan data. “Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan

urutan dasar” (Patton dalam Moleong, 1980 : 268).

Dalam penelitian kulaitatif analisis data dilakukan sepanjang penelitian tersebut berlangsung. Hal ini dilakukan melalui deskripsi data penelitian, penelaahan tema-tema yang ada, serta penonjolan-penonjolan pada tema tertentu (Creswell, 1998 : 65).

(30)

Seperti digambarkan di bawah ini model komponen-komponen analisis data model interaktif.

Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap pertama “pengumpulan data

Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangakaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian.

2. Tahap kedua “reduksi data

Miles dan Huberman (Suprayogo dan Tobroni, 2001 : 193) menyatakan bahwa :

“Reduksi data diartikan sebagi proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung

terus-menerus selama penelitian berlangsung.”

Hasil wawancara di lapangan akan dituangkan dalam sebuah narasi yang kemudian disederhanakan dengan memilih hal-hal yang sejenis dan dibutuhkan serta mengelompokkannya sesuai pembahasan agar lebih mudah dalam penyajiannya.

3. Tahap ketiga “penyajian data

(31)

yaitu mengintepretasikan apa yang telah diintepretasikan oleh informan terhadap masalah yang diteliti.

4. Tahap keempat “penarikkan kesimpulan

Logika yang dilakukan dalam penarikan kesimpulan penelitian kualitatif bersifat induktif (dari khusus ke umum), seperti dikemukakan Faisal (Bungin, 2003 : 68-69) bahwa :

“Dalam penelitian kualitatif digunakan logika induktif abstraktif.

Suatu logika yang bertitik tolak dari khusus ke umum, bukan dari umum ke khusus sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak. Prosesnya berbentuk siklus, bukan linier. Huberman dan Miles melukiskan

siklusnya seperti terlihat pada gambar berikut ini” :

Gambar 1.1

Komponen-Komponen Analisis Data : Model Kualitatif

(32)

Penarikan kesimpulan mulai dari permulaan pengumpulan data, mencari arti, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Kemudian peneliti berkompeten untuk membentuk kesimpulan-kesimpulan dan tetap terbuka, namun pada mulanya belum jelas dan kemudian menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan satu kesatuan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang

disebut “analisis”.

(33)

1.11 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility (validitas interbal) atau uji kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck. (Sugiyono, 2005:270)

1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

(34)

diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi,atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2005:270-274) 4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong, 2007:334)

5. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

(35)

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.12.1 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di markas Chelsea Indonesian supporters club (CISC) Bandung di Jl. Pasirkaliki 25-27 Belair Coffee – Paskal Hyper Square Bandung.

1.12.2 Waktu Penelitian

(36)
(37)

1.13 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi atas V (Lima) Bab dan disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab awal dari keseluruhan yang berisikan antara lain : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Hasil Penelitian, Kerangka Pemikiran, Daftar Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Subjek dan Informan, Teknik Analisis Data, Uji Keabsahan Data, Lokasi Dan Waktu Penelitian, Serta Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung proses penelitian atau berkaitan dengan objek yang diteliti, yaitu : Tinjauan Tentang Komunikasi, Definisi Komunikasi, Proses Komunikasi, Tujuan Komunikasi, Fungsi Komunikasi, Jenis Komunikasi, Bentuk Komunikasi, Tinjauan Komunikasi Massa, Konstruksi sosial, Tinjauan tentang Solidaritas, Tinjauan Tentang Fenomenologi, Tinjauan Tentang Chelsea Indonesian supporters club (CISC).

BAB III OBJEK PENELITIAN

(38)

Chelsea Indonesian supporters club, Tujuan Chelsea Indonesian supporters club, dan Chelsea Indonesian supporters club.

BAB IV ANALISIS DATA

Meliputi: Deskripsi Data Informan, Deskriptif Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian.

BAB V PENUTUP

(39)
(40)

32 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Komunikasi Sebagai Ilmu

Komunikasi merupakan satu dari disiplin-disiplin yang paling tua tetapi yang paling baru. Orang Yunani kuno melihat teori dan praktek komunikasi sebagai sesuatu yang kritis. Popularitas komunikasi merupakan suatu berkah (a mixed blessing).Teori-teori resistant untuk berubah bahkan dalam berhadapan dengan temuan-temuan yang kontradiktif. Komunikasi merupakan sebuah aktifitas, sebuah ilmu sosial, sebuah seni liberal dan sebuah profesi.

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksud adalah sama makna. Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi terjadi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapan, jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya mengerti makna dari bahan yang dipercakapan.

(41)

33

Hovland menampilkan definisinya mengenai ilmu komunikasi. Hovland mendefinisikan science of communication sebagai: “a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed”. (Effendy, 2009: 4)

Tahun 1967 Keith Brooks menerbitkan buku The Communicative Arts and Science of Speech yang mengetengahkan pembahasan communicology secara luas. Dari pendapat Brooks communicology atau ilmu komunikasi merupakan integrasi prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan para cendekiawan berbagai disiplin akademik. Communicology juga merupakan program yang luas mencakup kepentingan-kepentingan atau teknik-teknik setiap disiplin akademik. Menurut Joseph A. Devito communicology adalah ilmu komunikasi, terutama komunikasi oleh dan di antara manusia. Istilah komunikasi digunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda yaitu proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan studi mengenai proses komunikasi. Komunikasi didefinisikan oleh Devito sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik.

(42)

34

communication university of Hawaii juga memberikan contoh-contoh untuk membuktikan komunikasi sebagai ilmu sosial.

2.1.2 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi (communication) dalam bukunya Deddy Mulyana yaitu Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar berasal dari kata: common, yang

berarti “sama”, dengan maksud sama makna, sehingga secara sederhana, dapat

dikatakan bahwa komunikasi merupakan proses menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator dengan komunikan.

Komunikasi merupakan salah satu fungsi dari kehidupan manusia. Fungsi komunikasi dalam kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam bentuk pikirannya/atau perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya untuk tidak terasing dan terisolir dari lingkungan di sekitarnya. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Adapun pendapat para ahli tentang pengertian Komunikasi sebagai berikut.

Bernard Barelson & Garry A. Steiner

Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dan sebagainya

(43)

35

Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.

Everett M. Rogers

Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Gerald R. Miller

komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima Raymond Ross

Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. Harold Lasswell

menjelaskan bahwa “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi

adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana

(44)

36

1. Komunikator (komunikator,source,sender) 2. Pesan (message)

3. Media (channel)

4. Komunikan (komunikan,receiver) 5. Efek (effect)

Dari beberapa pengertian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran makna/pesan dari seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain

2.1.3 Proses Komunikasi

Proses komunikasi, terdiri atas dua tahap. meliputi proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. (Effendy dalam Mondry, 2008: 3). 1. Proses komunikasi secara primer, merupakan proses penyampaian

pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi meliputi bahasa, kial (gesture), gambar, warna, dan sebagainya. Syaratnya secara langsung dapat

“menterjemahkan” pikiran atau perasan komunikator kepada

komunikan.

(45)

37

terjadi sekarang, tetapi juga pada masa lalu atau waktu yang akan datang.

Kial (gesture) memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik, tetapi menggapaikan tangan atau memainkan jemari, mengedipkan mata atau menggerakan anggota tubuh lainya hanya dapat mengkomunikasikan hal–hal tertentu saja (sangat terbatas). Demikian pula dengan isyarat yang menggunakan alat, seperti bedug, kentongan, sirine, dan lain–lain, juga warna yang memiliki makna tertentu. Kedua lambang (isyarat dan warna) tersebut sangat terbatas kemampuanya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.

(46)

38

Setelah pembahasan di atas mengenai proses komunikasi, kini kita mengenal unsur-unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:

a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.

c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. g. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah

diterpa pesan.

h. Feedback: Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

(47)

39 2.1.4 Fungsi Komunikasi

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar mengutip Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan.

1. Fungsi Komunikasi Sosial

komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

(48)

40 3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik.

4. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi

2.1.5 Tujuan Komunikasi

R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for effective Communication, menayatakan bahwa tujuan sentral dalam kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:

a. To secure understanding, b. To establish acceptance, c. To motivate action.

(49)

41

menerima, maka penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (To motivate action)

Gordon I. Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita untuk memberi makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain. (Mulyana, 2007:4)

Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. (Mulyana, 2007:5)

2.1.6 Jenis Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok.

(50)

42 1. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal ialah simbol atau pesan yang menggunakan satu kata atau lebih dengan menggunakan usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan dalam menggunakan bahasa yang dapat di mengerti karena bahasa merupakan sebagai suatu sistem kode verbal

Menurut Larry L. Barker, bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.

a. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha

mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

b. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

c. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.

2. Komunikasi non verbal

(51)

43

anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol. Menurut Drs. Agus M.

Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu

komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata”.

Sedangkan menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa:

“Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui

pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).

a. Bentuk Komunikasi Non Verbal

Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari tujuh macam yaitu:

(52)

44

a) Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication)

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Karena sebelum dengan komunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri-sendiri.

b) Komunikasi Antarpersona (antrapersonal communication)

Komunikasi Antarpersonal adalah komunikasi anatar dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pertnyaan menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Bentuk komunikasi antarpersonal ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang saja.

2. Komunikasi Kelompok (group communication)

Kelompok adalah kumpulan manusia dalam lapisan masyarakat yang mempunyai ciri atau atribut yang sama dan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi. Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

(53)

45

kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.(Rakhmat, 2008:147-148)

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.(Rahkmat, 2008:149)

(54)

46 1. ukuran kelompok. 2. jaringan komunikasi. 3. kohesi kelompok. 4. kepemimpinan

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

(55)

47

setidaknya merupakan bagian dari lembaga atau organisasi yang kompleks.1 Komunikasi massa adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi itu. Jadi, komunikasi massa didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar melalui banyak saluran komunikasi. Oleh karenanya, konteks komunikasi massa mencakup baik saluran maupun khalayak (West & Turner, 2007 : 41).

Konteks komunikasi massa, pertama, memberikan kemampuan baik pada pengirim maupun pada penerima untuk menerima kontrol. Sumber-sumber seperti editor surat kabar atau penyiar televisi membuat keputusan mengenai informasi apa yang akan dikirim, sedangkan penerima memiliki kendali terhadap apa yang dibaca, didengar, ditonton dan dibahas. Kedua, konteks komunikasi massa berbeda dengan konteks lain karena komunikasi yang terjadi biasanya lebih terkendali dan terbatas. Artinya, komunikasi dipengaruhi oleh biaya, politik, dan oleh kepentingan-kepentingan lain. Pembuat keputusan biasanya akan menggunakan batas untung-rugi untuk menentukan apakah pesan-pesan tertentu akan tetap disampaikan atau tidak (West & Turner, 2007 : 42).

Dalam buku Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rakhmat, definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan

1

Setyowati, Yuli. 2006. Komunikasi Massa. Melalui

(56)

48

komunikasi dengan memperinci karakteristik komunikasi massa. Gerber mendefinisikan komunikasi sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dalam buku tersebut, kemudian dirangkum bahwa komunikasi massa didefinisikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2008 : 188 – 189).

Sedangkan menurut Warner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. dalam buku Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan dalam Media Massa, komunikasi massa didefinisikan dalam tiga ciri (Severin & Tankard, 2008 : 4):

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

Sementara menurut Dennis McQuail dalam bukunya, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, karakteristik media massa mempunyai lima ciri, yakni (McQuail, 1987):

1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.

2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).

(57)

49

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal terbit.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

Sedangkan dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Elvinaro dkk, 2007), disebutkan ciri-ciri media massa adalah sebagai berikut:

1. Komunikator terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lembaga sendiri didefinisikan sebagai pola perilaku manusia yg mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur dl suatu kerangka nilai yg relevan.

2. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.

3. Komunikannya anonim dan heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.

4. Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapaiknya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang besamaan memperoleh pesan yang sama pula.

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

Dalam komunikasi antarpersona yang diutamakan adalah hubungan. Semakin saling mengenal antarpelaku komunikasi, komunikasinya semakin aktif. Sedangkan dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.

(58)

50

Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantaranya keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya dalam komunikasi antarpersona.

7. Stimulasi alat indra terbatas

Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa.

8. Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect)

Umpan balik sebagai respons mempunyai volume tidak terbatas pada komunikasi antarpersona. Sedangkan dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung dan tertunda.

Namun menurut McManus, komunikasi massa termasuk bentuk komunikasi yang sulit didefinisikan karena perubahan bentuk media yang sangat dinamis. Sehingga mereka mengemukakan beberapa ciri lingkungan media baru yang punya kaitan dalam dinamisasi definisi komunikasi massa (Severin & Tankard, 2008 : 4):

1. Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung.

2. Ada pergeseran dari kelangkaan media menuju media yang melimpah.

3. Ada pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu.

4. Ada pergeseran dari media satu arah kepada media interaktif. 2.2.1. Internet

(59)

51

Pada Februari 1958, Amerika Serikat mendirikan Advanced Research Projects Agency (ARPA) sebagai respon atas meluncurnya Sputnik oleh Uni Soviet setahun sebelumnya (Briggs & Burke, 2006 : 377). Internet merupakan kependekan dari interconnected networking. Keterhubungan jaringan dalam internet dimungkinkan oleh teknologi yang bernama Internet Protocol Suite atau biasa dikenal dengan TCP/IP. TCP/IP merupakan jaringan raksasa yang memuat jaringan privat, public, bisnis, organisasi, atau pemerintahan, yang keseluruhannya terhubungkan lagi oleh teknologi seperti kawat tembaga, serat optik, dan koneksi nirkabel. Fungsi internet paling mendasar adalah saling memberikan transaksi informasi yang termuat dalam dokumen hyperlink dari World Wide Web (WWW). WWW ini memungkinkan pengguna internet untuk melihat halaman yang memuat berbagai informasi dalam bentuk teks, audio, maupun video. Pada awalnya, identitas halaman atau dokumen tersebut ditampilkan dalam bentuk angka-angka. Namun untuk kemudahan, WWW menyediakan nama domain, yakni identitas untuk sebuah dokumen atau rangkaian halaman dengan menggunakan alfabet. Nama domain ditandai oleh nama halaman dan diakhiri oleh kode seperti GOV, EDU, COM, MIL, ORG, NET, dan INT. Identitas yang telah dirangkaikan dengan WWW dan nama domain, dikenal dengan nama situs.2

Meski ARPANET awalnya bergerak untuk kepentingan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), namun inovasinya akhirnya berkembang

2

Lee-Berners T. World Wide Web: Proposal for a HyperText Project. Melalui

(60)

52

hingga keluar wilayah militer. Dalam tradisi AS, setiap teknologi baru diperkenalkan pada mulanya di lingkungan akademik kampus. Demikian halnya dengan internet, yang memulai publikasinya setelah empat puluh tahun berada dalam lingkungan internal ARPANET. Tepatnya pada pertengahan tahun 1990, internet mulai diujicobakan di kampus-kampus di AS. Akibatnya responnya yang cukup baik, komunitas internet segera bermunculan dari kampus-kampus tersebut, seperti Cleveland Free Net, Blacksburg Electronic Village, dan NSTN (Briggs & Burke, 2006 : 380).

Internet telah berkembang secara fenomenal, baik dari segi jumlah host computer maupun dari segi jumlah penggunanya, selama beberapa tahun terakhir. Salah satu pengukuran terbaik mengenai besarnya internet ini adalah jumlah host computer. Host computer adalah sebuah komputer yang menyimpan informasi yang dapat diakses melalui jaringan. Dari tahun 1995-1999, jumlah host computer meningkat mulai 5,9 juta menjadi 43,2 juta (Severin & Tankard, 2008 : 443).

(61)

53

Internet menjadi sebuah medium berita baru pada bulan Januari tahun 1998 saat Matt Drudge menggunakan website untuk mengumumkan bahwa

“Newsweek” telah menyembunyikan berita tentang keterlibatan Presiden

Clinton dengan Monica Lewinsky di Gedung Putih. Tonggak penting lain bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terjadi pada 11 September 1998, ketika Start Report muncul di internet. Itulah saat pengaksesan tertinggi yang pernah terjadi melalui internet

2.3 Tinjauan Tentang Fenomenologi

Menurut Engkus Kuswarno dalam bukunya Fenomenologi: Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian, fenomenologi berasal dari bahasa Yunani phainomai yang berarti “menampak”. Phainomenon merujuk pada “yang

menampak”. Fenomena adalah fakta yang disadari, dan masuk ke dalam

pemahaman manusia. Suatu objek itu ada dalam relasi dengan kesadaran. Fenomena bukanlah dirinya seperti tampak secara kasat mata, melainkan justru ada di depan kesadaran, dan disajikan dengan kesadaran pula. Berkaitan dengan hal ini, maka fenomenologi merefleksikan pengalaman langsung manusia, sejauh pengalaman itu secara intensif berhubungan dengan suatu objek.

(62)

54

menjelaskan dan mengklasifikasikan fenomena, atau studi tentang fenomena. Dengan kata lain, fenomena mempelajari fenomena yang tampak di depan, dan bagaimana penampakannya (Kuswarno, 2009 : 1).

Dalam filsafat, term fenomenologi digunakan dalam pengertian yang utama, yakni di antara teori dan metodologi. Sedangkan dalam filsafat ilmu, term fenomenologi tidak digunakan dalam pengertian yang utama, hanya sesekali saja. Hal inilah yang membuat fenomenologi tidak dikenal sampai menjelang abad ke-20. Akibatnya, fenomenologi sangat sedikit dipahami dan dipelajari, itupun dalam lingkaran kecil pembahasan filsafat.

Tujuan utama fenomenologi adalah mempelajari bagaimana fenomena dialami dalam kesadaran, pikiran, dan dalam tindakan, seperti bagaimana fenomena tersebut bernilai atau diterima secara estetis. Fenomenologi mencoba mencari pemahaman bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting, dalam kerangka intersubjektivitas. Intersubjektif karena pemahaman kita menganai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain. Walaupun makna yang kita ciptakan dapat ditelusuri dalam tindakan, karya, dan aktivitas yang kita lakukan, tetap saja ada peran orang lain di dalamnya.

(63)

55

atau kebenaran fenomena itu ada bersama dengan fenomena tersebut. Singkatnya, fenomenologi berusaha untuk memahami fenomena (konteks kehidupan) melalui situasi tertentu (Kuswarno, 2009: 2).

Ahli matematika Jerman Edmund Husserl, dalam tulisannya yang berjudul Logical Investigations (1900) mengawali sejarah fenomenologi. Ide-ide Husserl ini dsangat abstrak dan luas, sampai Maurice Marleau-Ponty (1962)

mengangkat pertanyaan “Apa itu fenomenologi?” dalam tulisannya yang

berjudul Phenomenology of Perception. Lalu Alfred Schutz menjabarkan inti fenomenologi Husserl dalam tindakan sosial.

Fenomenologi sebagai salah satu cabang filsafat, pertama kali dikembangkan di universitas-universitas Jerman sebelum Perang Dunia I, khususnya oleh Edmund Husserl, yang kemudian dilanjutkan oleh Martin Heidegger dan yang lainnya seperti Jean Paul Sartre. Selanjutnya Sartre, Heidegger, dan Marleau-Ponty, memasukkan ide-ide dasar fenomenologi dalam pandangan eksistensialisme. Adapun yang menjadi fokus dari eksistensialisme adalah eksplorasi kehidupan dunia makhluk sadar, atau jalan kehidupan subjek-subjek sadar (Kuswarno, 2009: 2-3).

2.3.I Sejarah Fenomenologi

Gambar

Gambar 1.1 Komponen-Komponen Analisis Data : Model Kualitatif
Tabel 1.2
Gambar 3.2
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait