Oleh:
DESIYUSTARIMUCHTAR
NIM: 100070020139
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
Oleh:
DESIYUSTARIMUCHTAR NIM: 100070020139
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
セ@
Drs. Abdul Mujib, M. AgFAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 September. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S-1) pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 September 2004
Sidang Munaqasyah
Ketua Mera gkap Anggota
\ __
Ora. Netty H rtati, M.si NIP.\ 0 215 938
Penguji I
Bambang S , Ph.D
NIP. 150 326 091
Pembimbing I
セ@ I
セエウセ@
Ora. Zahrot h
nゥセセケ。ィL@
M.si NIP. 15Q 238 7103Sekretaris Merangkap Anggota
1 Ora. Zahrotu ih セ。ィL@ M.si
NIP. 15 238 73
Penguji II
(-\__
,,I
i
IOra. Zahrdtp Ni qyah, M.si NIP. 1'1'50 23 773
Pembimbing II
makin besar ia, makin besar pula cinta ... Barang siapa yang menganggap bahwa semua buah-buahan menjadi matang bersamaan dengan matangnya buah strawberi, berarti ia tidak tahu apa-apa tentang buah anggur."
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul "Analisis Hubungan Cinta dengan Kepuasan Pernikahan" dapat berhasil diselesaikan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara garis besar, skripsi ini berisi analisa deskriptif mengenai cinta dan
hubungannya dengan kepuasan pernikahan.
Selama persiapan sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang untaian doanya selalu menyertai penulis dalam suka maupun duka, serta melimpahkan cinta dan kasih
sayangnya yang tak terhingga dan tidak akan terbalas waiau dengan apapun.
2. Ora. Netty Hartati, M.Si selaku Oekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta staff.
3. Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu membantu menyelesaikan skrlpsi ini. 4. Ors. Abdul Mujib, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu membantu menyelesaikan skripsi ini. 5. Ora. Agustiyawati, M.Phil,sne selaku dosen pembimbing akademik. 6. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan banyak memberikan ilmu kepada penulis.
7. Bapak Endang S. dan Soeprapto D. selaku ketua RW (Rukun Warga) 7 dan 8 Komplek Pertamina Pondok Ranji Ciputat, beserta warga.
8. Muchtar's Fam (Bang Aan & Kak Lina, Kak ljum & Mas Oedy, Bang
Anan
&
Mbak Nita, Bang Ui&
Kak Dian). Thank for all the joy and sorrow that we had together, thank for teach me everything about life, and thank for your love and care that you give to me.9. Little handsome boys (Nauval, Haekal, Amrul, Baron, Aubin) and little
cutes girl (Lupna). Thank for the love and joy that you bring to me,
10. Keluarga Besar Saleh dan Yusuf; terima kasih untuk doa dan restunya. 11. Lingga, thank for the sweet love that you give to me, thank for your
care and to understand me, and thank for all the joy and sorrow that we shared together.
12. Ira (aren't u ma friend?), Emi-Aiky, Rifa-Hamdan, Fitri (come
on!!!)-Hafidz, kak lis, Adi (thanks ya Bo!!!), lqy (thank for your praises). Faiz & DJ (ma bro), Yani & Han um (ma sista) thanks for everything.
13. Sahabat-sahabat di Fakultas Psikologi UIN SYAHID Jakarta kelas A dan B Angkatan 2000, Angkatan 1997, 1998, 1999, 2001, 2002, 2003. 14. Temanteman BEMF Psikologi UIN SYAHID Jakarta periode 2001
-2003.
15. Alumni SMUN 46 Jakarta Angkatan 2000 (Sisy, Pipit. Ami, lea, Erry, Febri, Ai, Vera, dll), Alumni SL TPN 86 Jakarta Angkatan 1997 (lip, Donna, di!), Alumni Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta Angkatan 1994 (Clara, lndah. lky, dll)
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi bantuan moril maupun materil kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
Dengan segala keterbatasan, semua ini hanya dapat dikembalikan
sepenuhnya kepada Allah
swr
untuk membalas segala kebaikan mereka, semoga amal baik mereka akan mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWf. Amin.Akhir kata, tentunya laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya dan dapat menunjang perkembangan dunia pendidikan pada umumnya. Amin.
Jakarta, September 2004 Penulis
(B) September 2004
(C) Desi Yustari Muchtar
(D) Analisis Hubungan Cinta dengan Kepuasan Pernikahan (E) xi - 66halaman
(F) Islam sangat menyukai pernikahan dan menyuruh manusia untuk nikah, karena dengan nikah akan terjaga kehormatannya dan juga dapat menyelamatkan dirinya dari pada perbuatan zina. Pernikahan yang baik adalah salah satu jembatan untuk menuju rumah tangga yang baik, yaitu rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.
Sakinah adalah bermakna tenang, tentram dan tidak gelisah.
Mawaddah bermakna penuh cinta dan Rahmah bermakna kasih
sayang. Rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah tentu dapat menciptakan sebuah kepuasan dalam pernikahan, untuk mencapai hal tersebut oleh setiap pasangan tidak akan muncul
dengan sendirinya tetapi harus diusahakan dan diciptakan oleh kedua individu tersebut. Banyak faktor yang menentukan tingkat kepuasan atau keharmonisan suatu ikatan pernikahan, salah satunya adalah Cinta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Hubungan cinta dengan kepuasan pernikahan (2) Seberapa besar kontribusi cinta terhadap kepuasan pernikahan (3) Komponen cinta yang berpengaruh dalam kepuasan pernikahan.
Penelitian ini dilaksanakan di komplek Pertamina Pondok Ranji
Ciputat, yang terdiri dari 15 RT (rukun tetangga) dengan jumlah
±
600 kepala keluarga. Peneliti mengambil responden minimal 7 dari setiap RT, sehingga total responden adalah sebanyak 100 orang. Melalui teknik fishbowl sampling disebarkan kuesioner hasil pilot study dengan reliabilitas 0,9601 pada skala Cinta Triangular Sternberg dan 0,9042 pada skala kepuasan pemikahan. Analisa data menggunakan analisi regresi, dengan uji-F dan uji-t, dengan a=
0, 05, serta statistikdeskriptif untuk mengolah butir pertanyaan pendukung.
Dari hasil analisa statistik ditemukan: (1) Ada hubungan yang signifikan antara cinta (intimacy, passion, decision/commitment)
0,652. (2) Kontribusi cinta (intimacy, passion, decision/commitment)
terhadap kepuasan pernikahan sebesar 42,5%. (3) Komponen
intimacy dan passion signifikan terhadap kepuasaan pernikahan,
sedangkan decision/commitment tidak signifikan.
Penelitian ini mendukung penelitian Sternberg (1988) bahwa komponen intimacy dan passion lebih memberikan pengaruh yang signifikan pada kepuasan pernikahan dibandingkan dengan komponen
decision/commitment. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurniawan (1995), bahwa secara keseluruhan kepuasan perkawinan lebih dipengaruhi oleh komponen intimacy, sedangkan untuk
komponen passion tampak tidak signifikan.
Untuk penelitian lebih lanjut dapat ditelitl mengenai bagaimana cara yang tepat untuk menggolongkan individu ke dalam delapan jenis cinta, atau juga dapat mencari hubungan pola pemecahan masalah
(problem solving) dalam pernikahan dengan tingkat kepuasan
pernikahan. Metode observasi dan wawancara juga dapat dilakukan untuk lebih memperdalam hasil penelitian.
DEDIKASI
KATA PENGANTAR ABSTRAK
DAFTAR ISi DAFTAR TABEL DAFT AR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
BAB2
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah 1.2. ldentifikasi Masalah
1.2.1. Pembatasan Masalah 1.2.2. Perumusan Masalah 1. 3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian 1.5. Sistematika Penulisan
KAJIAN PUSTAKA 2.1. Cinta
2. 1.1. Pengertian Cinta 2. 1.2. Komponen-komponen
Cinta
2.1.3. Kombinasi dari Komponen Cinta
2.2. Kepuasan Pernikahan
2.2.1. Pengertian Pernikahan 2.2.2. Periode Pernikahan 2.2.3. Kepuasan Pemikahan 2.3. Hubungan Cinta dengan
Kepuasan Pernikahan 2.4. Hipotesa
II iii v vii ix x xi
... 1
BAB3
BAB4
BABS
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pengantar
3.2. Desain Penelitian 3.2.1. Metode
3.2.2. Rancangan Penelitian 3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Met ode 3.3.2. lnstrumen
3.3.3. Teknik Analisa Data 3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi 3.4.2. Sampel 3.5. Pilot Study
3.5.1. Validitas dan Reliabilitas 3.6. Prosedur Penelitian
3.6.1. Pra Penelitian 3.6.2. Penelitian
3.6.3. Pasca Penelitian
ANALISA HASIL PENELITIAN 4. 1. Pengantar
4.2. Gambaran Umum Subyek 4. 2. 1. Latar Belakang Subyek 4.2.2. Penyebaran Skor Subyek 4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1. Hubungan Cinta dengan Kepuasan Pernikahan 4.3.2. Kontribusi Cinta Terhadap
Kepuasan Pernikahan 4.3.3. Komponen Cinta yang Berpengaruh T erhadap Kepuasan Pernikahan
PENUTUP
5.1. Kesimpulan 5.2. Diskusi
5.3. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA LAMPI RAN
.
..
··· ... 34.
. . .
. ..
. ..
. . .
34.. ... 34
.
...
"...
35..
...
35. ...
36 [image:11.595.42.447.82.649.2]. ... " ... 36
...
40.
...
44.
...
44.. ... 44
.
. . .
'.
' '. .
..
. ..
.. .
'. .
..
.
45... 45
.
' ..
.
' ' ..
. ' . . . '. . .
. . .
48.
...
48...
,...
49.
...
49... 50
50 50 53 55
... 57
... 55
... 58
... 59 59 61
Tabel 3.1 Blue Print Skala Cinta Sternberg .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .... .. . 37
Tabel 3.2 Blue Print Skala Kepuasan Pernikahan ... 38
Tabel 3.3. Skor Alternatif Jawaban ... ... .. .... ... ... ... ... ... 40
Tabel 3.4. Blue Print Skala Kepuasan Pernikahan Sebelum Uji
Coba ... 46
Tabel 4.1. Latar Belakang Subyek .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. . 51
Tabel 4.2. Kategori Subyek pada Skala Cinta ... 53
Tabel 4.3. Kategori Subyek pada Skala Cinta Terbagi alas Tiga
Komponen .. . ... ... .. . ... ... .. . ... .. . ... ... ... .. . ... ... .. . ... ... .. . .. . 54
Tabel 4.4. Kategori Subyek pada Skala Kepuasan Pernikahan 54
[image:12.595.31.441.150.508.2]Lampiran 3 Petunjuk Pengisian Kuesioner Skala Kepuasan Pernikahan Lampiran 4 Petunjuk Pengisian Kuesioner Skala Cinta
Lampiran 5 Kuesioner Skala Kepuasan Pernikahan (try out)
Lampiran 6 Kuesioner Skala Cinta (try out)
Lampiran 7 Jawaban Subyek pada Skala Cinta (Try Out)
Lampiran 8 Daya Diskriminasi Item Skala Cinta (Stember's Triangular Love Scale)
Lampiran 9 Koefisien Reliabilitas Alpha Skala Cinta
Lampi ran 1 O Jawaban Subyek pada Kepuasan Pernikahan (Try Out)
Lampiran 11 Daya Diskriminasi Item Kepuasan Pernikahan
Lampiran 12 Koefisien Reliabilitas Alpha Skala Kepuasan Pernikahan Lampiran 13 Skala Cinta (Penelitian)
Lampiran 14 Skala Kepuasan Pernikahan untuk Suami (Penelitian) Lampiran 15 Skala Kepuasan Pernikahan untuk lsteri (Penelitian) Lampiran 16 Gambaran Umum Subyek
Lampiran 17 Jawaban Subyek pada Skala Cinta (Penelitian)
Lampiran 18 Jawaban Subyek pada Skala Kepuasan Pernikahan (Penelitian) Lampiran 19 Out put SPSS Versi 11. 05
Lampiran 20 Surat Permohonan Menggunakan Sternberg's Triangular Love Scale
Lampiran 21 Construct Validation of a Triangular Love Scale
Lampiran 22 Sternberg's Triangular Love Scale
Lampiran 23 Sternberg's Triangular Love Scale yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
Lampiran 24 Surat lzin Penelitian di RW. 7 Komplek Pertamina Pondok Ranji Ciputat
1.1.
LATAR BELAKANG MASALAH
Islam sangat menyukai pernikahan dan menyuruh manusia untuk nikah,
karena dengan nikah akan terjaga kehormatannya dan juga dapat
menyelamatkan dirinya dari pada perbuatan zina. Hal tersebut terdapat
dalam firman Allah SWT:
\_,.ifa.
u\
,)!イMsMセlNNi⦅L@
rS..l\.,lc.
0-<>
u; ..
I.
.,11_,
セGUBBケGIゥャ|セ|S@
Nセ@
C'""I_, .Jil_,
,)!セ@
(.).<>.Jil
t6
i
•1
セ|ヲ。@
Artinya:
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang Jayak {berkawin) dari hamba-hamba sahaya mu yang lelaki dan hamba-hamba sahaya mu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha Lu as (pemberian-Nya) Lagi Maha Mengetahui."
Artinya:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang bertikir."
(QS. Ar Ruum: 21)
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Artinya:
"Wahai para pemuda, barangsiapa yang telah mampu hendaknya kawin, sebab kawin akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan, kalau be/um mampu harap berpuasa, karena puasa akan menjadi perisai baginya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Pernikahan yang baik adalah salah satu jembatan untuk menuju rumah
tangga yang baik, yaitu rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.
bermakna penuh cinta dan Rahmah bermakna kasih sayang, jadi rumah
tangga yang sakinah mawaddah warahmah bermakna rumah tangga yang
tenang damai, saling mencintai dan menyayangi.
Rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah tentu dapat menciptakan
sebuah kepuasan dalam pernikahan, untuk mencapai hal tersebut oleh setiap
pasangan tidak akan muncul dengan sendirinya tetapi harus diusahakan dan
diciptakan oleh kedua individu tersebut. Banyak faktor yang menentukan
tingkat kepuasan atau keharmonisan suatu ikatan pernikahan, selain harus
mengetahui tujuan dari pernikahan, individu itu juga harus mengetahui fungsi
pribadi dan sosial dari pernikahan.
Menurut Nasikh (1983), tujuan dari sebuah pernikahan adalah melestarikan
keturunan, memelihara nasab, menyelamatkan masyarakat dari dekadensi
moral, sebagai media pembentukan rumah tangga ideal dan pendidikan
anak, membebaskan masyarakat dari berbagai penyakit, ketenangan jiwa
dan spiritual, dan menumbuhkan kasih sayang orang tua kepada anak. Dan
fungsi dari pernikahan menurut Soewondo (1992) adalah:
1. Memberikan afeksi, meneruskan afeksi antara suami, istri dan
generasi berikutnya. Cinta dan kasih sayang merupakan produknya.
2. Menyediakan rasa aman dan rasa diterima agar hidup berarti dan
3. Menunjang pencapaian kebutuhan-kebutuhan untuk seluruh anggota.
4. Memberikan kepuasan Hsik, seksual maupun kepuasan psikis.
5. Memberikan jaminan kontinuitas persahabatan.
6. Menyediakan status sosial dan kesempatan sosialsasi.
Jika tugas dan fungsi dari pernikahan di alas tidak berjalan sebagaimana
mestinya, maka rasa kepuasan dalam pernikahan bukan mustahil tidak dapat
terwujud.
Selain hal tersebut, Duvall & Miller (1985) menganggap bahwa kepuasan
perkawinan dapat dipengaruhi oleh adanya karakteristik masa lalu dan masa
kini. Yang dimaksud dengan karakteristik masa Jalu adalah karakteristik yang
tidak dapat diubah seperti: kehidupan perkawinan orang tua, kehidupan di
masa kanak-kanak dan sebagainya. Sifat yang permanen dari karakteristik
masa lalu mengakibatkan hanya respon pasif, seperti mencoba menerima
dan mengerti karakteristik tersebut, yang dapat dilakukan oleh pasangan.
Sedangkan karakteristik masa kini berperan besar dalam melandasi dan
menentukan tercapainya kepuasan perkawinan.
Untuk mencapai kepuasan pernikahan dapat pula dilihat beberapa ha! yang
menjadi motivasi seseorang untuk menikah, yaitu: cinta (love), persahabatan
(companionship), kecocokan (conformity), mengesahkan hubungan seksual
kesiapan untuk menikah (sense of readiness), keuntungan yang sah (legal
benefit) (Turner & Helm, 1995).
Dari penjelasan di atas tampak bahwa banyak faktor yang berkaitan dengan
kepuasan pernikahan, salah satunya ada kaitan dengan cinta (love). Cinta
merupakan unsur penting dalam hubungan pernikahan. Travis dan Jayaratne
sebagaimana dalam Feldman (1989), dari hasil penelitiannya menyatakan
bahwa cinta merupakan faktor kunci dalam kesuksesan
perkawinan/pernikahan. Menurg! Sternberg (1988) cinta memegang peranan
penting dalam suatu hubungan (relationship), karena dengan cinta seseorang
dapat memperoleh kebahagiaan dan kesuksesan dalam hubungannya
terse but.
Cinta menurut Sternberg (1988), terdiri atas 3 komponen yang membentuk
suatu hubungan berbentuk segitiga, yaitu: intimacy, passion dan decision I
commitment. Dari ketiga komponen tersebut dikombinasikan antara satu
dengan lainnya, sehingga terbentuklah delapan jenis cinta. Jadi tidak semua
orang memiliki jenis cinta yang sama, bisa saja sepasang suami-istri memiliki
jenis cinta yang berbeda, karena masing-masing orang/individu merniliki
komponen cinta yang berbeda-beda dalam menjalani hubungan (relationship)
dengan pasangannya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sternberg
komponen yang dapat memberil<an pengaruh lebih baik terhadap kepuasan hubungan perkawinan.
Pendapat lainnya menyatakan cinta bukan satu-satu alasan manusia dalam mewujudkannya dalam bentuk pernikahan seperti pandangan Murstein bahwa pada umumnya seseorang memutuskan untuk menikah dengan pilihannya berdasarkan banyaknya persamaan yang dimiliki, seperti: Agama, Ras, Etnik, Status Ekonomi dan Sosial, Kecerdasan, Kepribadian serta nilai-nilai yang dianut (Perlmutter, 1992) dan ada banyak faktor yang
mempengaruhi manusia untuk menikah, usia misalnya, kekayaan, kekuasaan dan juga kewibawaan disamping status sebagai piranti hukum.
Berdasarkan pemikiran di alas maka penulis tertarik untuk mengangkat topik tersebut menjadi skripsi yang berjuralisls Hubungan Cinta terhadap
Kepuasan Pernikahan".
L
·<-r·
1.2.
IDENTIFIKASI
maセセセ@
Sebelum merumuskan masalah, penulis terlebih dahulu mengidentifikasi masalah pada penelitian ini, yaitu:
3. Komponen cinta (intimacy, passion, dicissionlcommitment) manakah yang berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan?
1.2.1. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah pada penelitian ini pada:
1.2.1.1. Cinta yang dikemukakan oleh Sternberg (1988), yaitu cinta yang terbentuk dari 3 komponen yaitu intimacy,
passion
dandecision/commitment.
1.2.1.2. Kepuasan pernikahan yang dilihat dari faktor-faktor pasca pernikahan yaitu: Komunikasi dalam Perkawinan, Peran-peran dalam Perkawinan, Keuangan Keluarga, Aktifitas Sosial dan Rekreasi, Keluarga dari Pasangan, Pemuasan Hasrat-hasrat Psikologis oleh Pasangan (harga diri, persahabatan dan kebutuhan untuk dimengerti), serta Kebutuhan Seksual dalam Perkawinan pada pria atau wanita yang telah menikah.
1.2.2. Perumusan Masalah
1.3.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak penulis capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan cinta dengan kepuasan pernikahan.
2. Seberapa besar kontribusi cinta terhadap kepuasan pernikahan. 3. Komponen cinta (intimacy, passion, dicissionlcommitmenf) yang
berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan?
1.4.
MANF AA T PENELITIAN
Penulis berharap agar tujuan tersebut bisa terealisir, sehingga penelitian ini ada manfaatnya, baik secara teoritis maupun praktis. Penulis melihat manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai informasi tambahan bagi pasangan suami-isteri agar tercipta keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
1.5.
SISTEMA TIKA PENULISAN
BAB I Pada Bab Pendahuluan ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian dan juga sistematika penulisan yang berisi deskripsi garis besar
penelitian ini. BAB II
BAB Ill
BAB IV
BABV
Dalam Bab ini dijelaskan bagaimana landasan dan kajian teori dari penelitian ini. Diantaranya dijelaskan berbagai pengertian cinta dan jenis-jenisnya, pernikahan dan kepuasan pernikahan, hubungan cinta dengan kepuasan pernikahan serta hipotesa dari penelitian ini.
Pada Bab ketiga dijelaskan bagaimana metodologi dari penelitian ini, yang terdiri atas: desain penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, pilot study, serta prosedur penelitian.
Pada Bab ini terdapat analisa dari hasil penelitian, yang menjelaskan dan atau mempresentasikan data yang didapat dari penelitian ini, kemudian di analisa dan ditarik sebuah kesimpulan.
2.1.
CINTA
Persoalan cinta adalah persoalan klasik yang dihadapi manusia dari dulu kala
hingga sekarang ini, tidak ada batasan umur, golongan, ras, kepercayaan,
agama, status sosial dan lain-lain, hampir sebagian besar manusia pernah
mengalaminya.
Cinta juga mengikat manusia bersama sebagai laki-laki dan perempuan,
orang tua dan anak-anak, teman dan lain-lainnya. Maslow, Fromm dan para
psikolog beraliran humanistik lainnya (Warga, 1983) sepakat bahwa
pengalaman cinta merupakan satu kebutuhan dari seseorang dalam
mencapai aktualisasi dirinya. Banyak tokoh humanistik yang menekankan
cinta sebagai pengalaman positif dalam perkembangan seseorang dari masa
lahir sampai sepanjang rentang kehidupan yang dilaluinya.
Dalam Al-quran, tafsiran mengenai rasa cinta ada banyak sekali, diantaranya:
QS. Ar-Rum: 21, QS. Ali lmran: 14, QS. Ali lmran: 31, QS. Yusuf: 30, QS.
Dalam islam, rasa cinta lebih dikenal dengan "Mahabbah". Dalam
mengartikan cinta, lbnu Qoyyim mendalami akar kata "Hubb" dan akhirnya
beliau memberikan lima arti cinta secara etimologi, yaitu: "1. Jernih dan putih,
suci, 2. Ketinggian dan kebersihan, 3. Keteguhan dan konsisten - istiqomah,
4. Relung hati terdalam - ikh/as, 5. Menjaga dan menahan - amanah".
2.1.1. Pengertian Cinta
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta adalah:
"1. Suka sekali; sayang benar, 2. Kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan), 3. lngin sekali; berharap sekali; rindu, 4. Susah hati (khawatir); risau."
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2001)
Dan dalam Kamus Lengkap Psikologi, love (cinta) adalah:
"1. Satu perasaan kuat penuh kasih sayang atau kecintaan terhadap seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu
sentimen dengan sifat karakteristik dominan ialah satu perasaan kuat penuh kasih-sayanglcinta; ditunjukkan oleh kecintaan seseorang terhadap tanah aimya, 3. (psikoanalisa) naluri Jibidal atau erotis, yang mencari kepuasan atau pemuasan pada satu objek, 4. (Watson)
dengan ketakutan dan kemurkaan, salah satu dari ketiga emosi primer atau emosi yang melekat menjadi sifat as/i, 5. Dalam penulisan
religius, berupa satu kualitas spiritual dan mistik yang mempersatukan individu dengan Tuhan."
Warga (1983) menjelaskan bahwa cinta merupakan satu perasaan positif
yang kuat yang berkaitan dengan orang lain dimana kebutuhan dan keinginan
orang yang dicintai diletakkan di atas kebutuhan dan keinginan orang yang
mencintai. Lebih lanjut dijelaskan, cinta juga mencakup sikap, seperti
kepercayaan (trust), penghargaan yang positif (positive 。ーーイッカ。セN@ kritik yang
membangun (helpful criticism), penerimaan yang positif (positive acceptance)
dan keinginan untuk mensejahterakan orang yang dicintainya.
Para filsuf, pengarang, sosiolog maupun psikolog mencoba dan berusaha
untuk mengerti serta meneliti apa cinta itu sebenarnya. Cinta merupakan
sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Cinta bukan hanya sekedar
emosi, walaupun secara umum didefinisikan demikian. Cinta merupakan satu
hubungan komplek yang memiliki beberapa komponen. Cinta juga melibatkan
kebersamaan (mutuality), memberi dan menerima (giving and receiving) yang
dilakukan oleh dua orang (Landis & Landis, 1970). Cinta melibatkan
pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan pribadi dari orang yang mencintai dan orang yang dicintai.
Kemudian para peneliti di bidang Psikologi Sosial telah mengidentifikasikan
enam cara yang biasa digunakan orang untuk mendefinisikan kata cinta,
definisi yang merupakan kombinasi lebih dari satu bentuk murni yaitu: (Lasswell & Lobsenz, 1980; Lee, 1983; Sears et al, 1985).
1. Cinta Romantik; cinta yang ditandai oleh pengalaman-pengalaman emosional. Biasanya merupakan cinta pada pandangan perlama, dan yang penting adalah adanya daya tarikjasmaniah.
2. Cinta Memiliki; orang yang terlibat dalam bentuk cinta ini merasakan pengalaman emosional yang kuat, mudah cemburu, sangat terobsesi pada orang yang dicintai. Biasanya orang ini sangat tergantung pada orang yang dicintainya.
3. Cinta Kawan Baik; bentuk cinta yang mengutamakan keakraban yang menyenangkan. Cinta yang tumbuh perlahan-lahan dan dimulai dari sebuah persahabatan, saling berbagi, dan mengungkapkan diri secara
berlahap. cゥョセ」ゥイゥョケ。@ adalah sifat bijaksana, hangat, dan sarat dengan
rasa persaudaraan.
4. Cinta Pragmatik; cinta yang menuntut adanya pasangan serasi dan hubungan yang berja/an dengan baik, kedua pihak merasa betah di dalamnya dan dapat saling memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar atau kebutuhan-kebutuhan praktis mereka.
5. Cinta Altruistik; ciri utamanya adalah perhatian, keinginan untuk selalu
memberikan sesuatu, dan selalu siap untuk memaafkan kesalahan pasangannya. Cinta merupakan suatu tugas yang harus dilakukan tanpa pamrih. Bentuknya diungkapkan me/alui pengorbanan diri, kesabaran, dan rasa percaya terhadap orang yang dicintai.
6. Cinta Main-main; orang dapat memperlakukan cinta seperli
memainkan sesuatu: untuk menikmati "permainan cinta" dan memanfaatkannya. Yang paling penting adalah strategi, dan keterikatan biasanya dihindari.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cinta
merupakan suatu ekspresi afeksi yang kuat terhadap seseorang yang
ditandai dengan adanya kedekatan emosional dan sikap terhadap orang
Adapun teori cinta yang dikembangkan oleh Sternberg (1988) yang lebih
dikenal dengan teori Cinta Triangular (Triangle of Love). Sternberg
menekankan adanya tiga komponen dalam cinta, yaitu: intimacy, passion dan
decision/commitment. Untuk pembahasan selanjutnya dari penelitian ini akan
dipergunakan teori Cinta Triangular dari Sternberg yang akan membahas
secara lebih rinci mengenai segitiga cinta dan komponen-komponen cinta
dari teori tersebut.
Teori Cinta Triangular menekankan pada kualitas hubungan cinta yang
bersifat dinamis. Teori ini melihat cinta sebagai gabungan dari tiga komponen
seperti dalam titik sudut dari suatu segitiga. Komponen-komponen tersebut
adalah intimacy, passion dan decision/commitment. Setiap komponen dalam titik sudut tersebut dapat diperluas/lebar atau dipersempit/kecil dalam satu
hubungan cinta yang akan mempengaruhi kualitas dari hubungan tersebut.
Sternberg (1988) menjelaskan bahwa intimacy, passion dan
decision/commitment merupakan bagian terpenting yang memegang peran
utama dalam cinta. Ada beberapa alasan mengapa ketiga komponen tersebut
dijadikan sebagai pembentuk (building blocks) cinta, yaitu: (Kurniawan, 1995)
2. Dari tinjauan literature yang telah dilakukan Sternberg, ditemukan bahwa aspek-aspek cinta dari teori-teori sebelumnya dapat
dipengaruhi oleh factor waktu dan budaya yang spesifik. Sedangkan komponen dari cinta triangular adalah umum dan bebas dari pengaruh budaya.
3. Tiga komponen itu berbeda walaupun saling berhubungan. Seseorang dapat memiliki salah satu komponen cinta tanpa salah satu atau kedua komponen lainnya.
4. Penjelasan-penjelasan tentang cinta dari tokoh-tokoh yang lain tampak memiliki satu kemiripan dengan penje/asan tentang cinta dari
Sternberg.
2.1.2. Komponen-komponen Cinta
2.1.2.1. Intimacy. Intimacy adalah dasar dari cinta. Dalam konteks teori
Cinta Triangular, intimacy berarti seluruh perasaan dalam suatu
hubungan yang meningkatkan kedekatan, keterikatan dan
keterkaitan. Renelitian Sternberg dan Susan Grajek (1980),
menunjukkan bahwa intimacy meliputi 10 elemen, yaitu:
1. Menginginkan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dicintai.
2. Mengalami kebahagiaan dengan orang yang dicintai.
3. Menjaga orang yang dicintai dalam penghargaan yang tinggi.
4. Dapat mengandalkan orang yang dicintai pada saat membutuhkan. 5. Memiliki saling pengertian dengan orang yang dicintai.
6. Berbagi diri dan barang milik pribadi dengan orang yang dicintai.
7. Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai.
8. Memberi dukungan emosional pada orang yang dicintai.
10. Mengahargai orang yang dicintai.
Menurut Sternberg, intimacy berawal pada self-disclosure (keterbukaan).
Untuk menjadi intim dengan seseorang, seseorang harus meruntuhkan
dinding yang memisahkan dirinya dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan
pendapat Jourard (Sternberg, 1988) bahwa jika anda ingin mengenal
seseorang, biarkan ia mengenali diri anda.
2.1.2.2. Passion. Passion merupakan ekspresi dari keinginan dan
kebutuhan seperti harga diri, pengasuhan, aflliasi, dominasi,
submisi dan pemuasan seksual (Sternberg, 1988).
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat berfungsi dan berperan secara berbeda
pada setiap orang, sehingga membentuk hubungan afeksi yang
berbeda-beda pula.
2.1.2.3. Decision I Commitment. Menurut Sternberg (1988) komponen
cinta decision/commitment dapat ditinjau dari dua sudut pandang,
yaitu dari aspek jangka pendek dan aspek jangka panjang. Aspek
jangka pendek adalah keputusan untuk mencintai seseorang,
sedangkan aspek jangka panjang adalah komitmen untuk
2.1.3. Kombinasi dari Komponen Cinta
Dalam perkembangan selanjutnya, Sternberg (1988) mengkombinasikan
ketiga komponen cinta dalam cara yang berbeda-beda sehingga terbentuk 8
jenis cinta. Kedelapan jenis cinta tersebut adalah:
2.1.3.1. Liking. Liking hanya mewakili komponen intimacy. Hal ini
membentuk dasar bagi persahabatan yang dekat (close friendship).
tanpa didasari oleh adanya passion dan commitment. Liking
seringkali disebut sebagai jenis cinta yang dapat bertahan lama.
2.1.3.2. Infatuation. Infatuation adalah cinta pada "pandangan pertama".
lni adalah jenis cinta yang mengidealkan obyek cinta. Dalam cinta
ini seseorang jarang melihat pasangannya sebagai pribadi yang
sebenarnya (real person) yang kadang-kadang dapat melakukan
kesalahan. Infatuation ditandai oleh passion yang tak terduga,
hasrat emosi serta kontak fisik yang tinggi. Cinta ini cenderung
obsesif.
2.1.3.3. Empty Love.
-
Jenis cinta seperti ini adalah adanya keputusan_....,.
(decision) untuk mencintai seseorang dan untuk terikat pada cinta
itu walaupun tanpa adanya intimacy atau passion pada
pasangannya. Empty Love ini bisa ditemukan pada hubungan yang
keterlibatan emosional (emotional involvement) serta ketertarikan
fisik (physical attraction).
2.1.3.4. Romantic Love. Romantic Love menggabungkan intimacy dan
passion. Cinta ini mirip dengan liking namun lebih kuat, yang
disebabkan oleh daya tarik fisik atau emosi. Romantic Love dapat
terbentuk dari gabungan dua komponen sekaligus, atau terbentuk
secara bertahap. Misalnya setelah terbentuk intimacy muncul
passion atau sebaliknya. Commitment dapat pula berperan dalam
pembentukan Romantic Love walaupun bukan sebagai elemen
yang penting.
2.1.3.5. Companionate Love. Companionate Love merupakan
persahabatan yang mengikat. Biasanya cinta ini bermula dari
Romantic Love, tetapi setelah passion berkurang berubah menjadi
Companionate Love. Ada kemungkinan pasangan puas dengan
perubahan cinta ini tapi ada juga yang tidak. Pasangan yang tidak
puas dengan hubungan cinta ini mungkin saja mencari kepuasan di
luar pernikahannya, demi menyalurkan passion dalam hidupnya.
2.1.3.6. Fatuous Love. Fatuous atau Deceptive Love merupakan suatu
jenis cinta yang berlangsung dengan cepat. Cinta yang
menghasilkan commitment ini hanya berdasar pada passion tanpa
adanya elemen-elemen yang menstabilkan keterlibatan secara
Passion dengan cepat akan hilang dan yang tinggal hanyalah
commitment. Namun commitment yang terbentuk dalam waktu
singkat adalah dasar yang lemah untuk mewujudkan hubungan
yang langgeng.
2.1.3. 7. Consummate Love. Consummate Love terbentuk ketika intimacy,
passion dan commitment bergabung membentuk kumpulan
(constellation) yang unik. Banyak orang dapat mencapai cinta ini
namun mengalami kesulitan untuk mempertahankannya. Yang
menjadi kendala adalah kemampuan individu dalam memperkuat
tiga komponen cinta tersebut.
2.1.3.8. Non Love. Jenis cinta ini tidak memiliki komponen-komponen
intimacy, passion dan commitment. Non Love merupakan
hubungan yang mungkin terjadi pada kebanyakan orang, berupa
interaksi biasa tanpa ada rasa cinta (love) ataupun suka (liking).
2.2.
KEPUASAN PERNIKAHAN
2.2.1. Pengertian Pernikahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pernikahan berarti:
"1. Hal (perbuatan) nikah, 2. Upacara Nikah"
Sedangkan pengertian nikah/kawin dalam undang-undang perkawinan
Indonesia No. 1 Tahun 1974 yang tercantum dalam pasal 1 sebagai berikut:
"Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa."
Dalam Undang-undang No. 1Tahun1975 tentang perkawinan dan
penjelasannya PP No. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan undang-undang
tersebut dan penjelasannya tidak terdapat istilah "nikah" yang ada adalah
istilah "kawin''. Kedua istilah tersebut dalam bahasa Indonesia sudah umum
dipakai oleh masyarakat dengan pengertian yang sama. Tetapi dalam bahasa lnggris nikah diartikan marriage dan kawin diartikan to marry. Jadi arti "nikah" dan "kawin" dalam istilah kita tidak berbeda, dan makna hakikinya pun sama
saja pengertiannya.
Banyak para tokoh yang mendefinisikan arti nikah/kawin, diantaranya Duval &
Miller (1985) "melihat perkawinan sebagai bentuk hubungan "dyadic" atau
hubungan berpasangan antara pria dan wanita". Sedangkan menurut Heming
(Soesmalijah Soewondo, 1992) mengatakan bahwa "pernikahan adalah suatu
ikatan antara pria dan wanita yang kurang lebih permanen, ditentukan oleh
kebudayaan dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan".
Berdasarkan pengertian tentang pernikahan/perkawinan di atas, jelaslah
yang kuat dan permanen antara pria dengan wanita secara sah untuk
mencapai kebahagiaan.
Pernikahan/perkawinan tentunya dapat terjadi karena adanya motif-motif
tertentu. Turner
&
Helms (1995) mengemukakan beberapa motif yangmendorong seseorang me/angsungkan perkawinan, yaitu: Komitmen,
Hubungan intim antara seseorang dengan /a wan jenisnya, Persahabatan dan
kebersamaan, Cinta, Kebahagiaan, serta Legitimasi Seksua/ dan anak-anak.
2.2.2. Periode Pernikahan
Ruben (1986) mengemukakan tiga periode dalam perkawinan, yaitu:
2.2.2.1. Masa Tahun Pertarna (Early Years). Masa ini mencakup kurang
lebih 10 tahun pertama perkawinan. Mase ini meliputi "Fase
Perkenalan Awai" (Initial Acquaintance Phase), dimana pasangan
suami-istri berusaha mengena/ satu sama lain. Latu diikuti dengan
"Fase Menetap" (Setting-in Phase) pasangan suami-istri mengatur
peran masing-masing da/am menjalani hubungan suami-istri.
2.2.2.2. Masa Tahun Pertengahan (Middle Years). Periode ini berkisar
antara tahun ke- 10 sampai dengan tahun ke- 30 dari masa
perkawinan. Ada dua variasi dalam periode ini, jika pasangan
(Child-full Phase) dan diakhiri dengan "Fase Kembali Bersama" (Us
Again Phase) yaitu ketika anak telah tumbuh dewasa dan
kemudian meninggalkan rumah.
2.2.2.3. Masa Tahun-tahun Matang (Mature Years). Periode ini dimulai
dalam tahun ke- 30 perkawinan. Masa ini adalah tahun-tahun
menjadi tua bersama, tahun perencanaan pensiun, tahun menjadi
tahun dari hidup sendiri dengan pasangan seperti pada masa
-masa awal perkawinan.
2.2.3. Kepuasan Pernikahan
Beberapa ahfi menggunakan istilah kepuasan perkawinan secara
berbeda-beda, walaupun kesemuanya memiliki arti yang sama. Dalam Hurlock (1980)
kepuasan perkawinan sering disebut sebagai marital happiness, Duvall &
Miller (1985) menyebutnya marital satisfaction, dan Kemmeyer (1987)
menyebutnya marital quality.
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat dilihat bahwa kepuasan pernikahan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
2.2.3.1. Sebefum Pernikahan, diantaranya:
Bila orang tua kedua pasangan adalah pasangan perkawinan yang
berbahagia, anak-anaknya pun akan menghayati perkawinannya
sebagai hal yang membuat mereka berbahagia walaupun tidak berarti
bila orang tua bercerai maka anak-anaknyapun akan bercerai juga
kelak. Namun, secara sadar atau tidak disadari penghayatan akan
perkawinan sangat dipengaruhi oleh model peran dari perkawinan
orang tua, terutama persepsi tentang peran mereka dalam
perkawinannya kelak.
2. Kebahagiaan personal pada masa kanak-kanak.
Hubungan antara orang tua mereka akan sangat berpengaruh
terhadap sikap anak tentang romantisme, perkawinan dan perceraian.
Kecuali itu, anak juga belajar berhubungan dengan orang lain melalui
pengamatannya terhadap bagaimana orang tua berhubungan dengan
orang lain. Orangtua yang sabar, penuh rasa hormat, penuh
pertimbangan dan kasih, serta tangguh dalam relasi perkawinannya
akan dengan sendirinya mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada
anak-anaknya.
Masa perkenalan atau berpacaran yang relatif lama sebelum
perkawinan akan membuka peluang bagi masing-masing pasangan
untuk tahu apa yang diharapkan dan diinginkan pasangannya serta
membuka peluang untuk kemampuan membina relasi dengan pola
komunikasi yang efektif.
4. Usia waktu menikah.
Memang tidak ada usia kalender tertentu yang dapat dijadikan
patokan, namun semakin muda usia saat menikah maka semakin
mungkin kedua pasangan terbatas tingkat pendidikannya, terbatas
penghasilan yang akan diperoleh, terbatas pula tingkat kematangan
emosional yang dapat memicu konflik demi konflik. Jadi, kedewasaan
sikap emosional yang terkait dengan usia kalender memang perlu
menjadi bahan pertimbangan mengingat penyertaan negatif pada usia
muda yang sangat rentan terhadap konflik perkawinan berlanjut pada
kemudian hari.
5. Persetujuan orang tua.
Pada beberapa kasus, ternyata tanpa restu orang tua, kedua
pasangan akan membentuk prasangka buruk antar pasangan yang
perkawinannya. Prasangka awal yang negatif ini dapat menjadi potensi
pemicu konflik perkawinan berlanjut dikemudian hari.
6. Kehamilan sebelum menikah.
Dari hasil penelitian, pernikahan oleh kehamilan perkawinan biasanya
akan diikuti perceraian dalam jangka waktu lima tahun. Hal ini
disebabkan salah satu pasangan atau kedua pasangan merasa
terjebak atau menikah karena tekanan yang biasanya disertai oleh
hancurnya rencana pendidikan, karir, dan aktifitas lainnya.
7. Alasan menikah.
Perkawinan yang didasari oleh rasa cinta kasih yang tulus dan
pengertian akan relatif lebih sukses bila dibandingkan dengan
pasangan perkawinan yang mengambil keputusan menikah dengan
alasan yang salah, seperti melarikan diri dari ketidak bahagiaan relasi
dalam keluarga batih, kesepian, atau menentang orang tua.
2.2.3.2. Setelah Pernikahan, diantaranya:
1. Komunikasi dalam perkawinan.
Komunikasi yang baik terjadi apabila pasangan mampu membicarakan
sensitifitas serta melengkapi komunikasi verbal dengan komunikasi
non-verbal yang tepat. Berkaitan dengan komunikasi non-verbal,
pasangan yang kurang bahagia sering salah paham atau menangkap
perasan emosional yang disampaikan sebagai sesuatu yang negatif.
2. Peran-peran dalam perkawinan.
Duval & Miller (1985) menjelaskan bahwa peran yang disandang oleh seseorang dalam perkawinan adalah sejumlah harapan tentang
tingkah laku yang ditampilkan oleh suami istri dalam suatu masyarakat
tertentu. Untuk membangun kebahagian, masing-masing pasangan
harus terus menerus meninjau kembali pengertian mereka tentang
peran dirinya dan peran apa yang diharapkan dari pasangannya,
karena harapan mengenai peran terus berkesinambungan dan
berkembang sepanjang hidup perkawinan.
3. Keuangan keluarga.
Membangun rumah tangga membawa resiko bagi bertambahnya
'
tanggung jawab dalam segi keuangan, diperlukan sejumlah biaya yang
sedikitnya mencukupi kebutuhan primer rumah tangga, dalam rumah
tangga modern, beban suami untuk menanggung keuangan sering
4. Aktifitas sosial dan rekreasi.
Duvall & Miller ( 1983
J
mengatakan bahwa pasangan suami istri yangpuas dengan perkawinannya mampu berpartsipasi bersama dalam
suatu kegiatan sosial atau rekreasi.
5. Keluarga dari pasangan.
Dengan melakukan perkawinan, seseoarang akan mendapat set
perhubungan baru, yang kadangkala sangat bervariasi dalam hal
minat, nilai-nilai yang dianut, pendidikan, latar belakang budaya, dan
sosial. Pada sejumlah pasangan, terutama pasangan yang masih baru atau belum berpengalaman, pengaruh keluarga terikat perkawinan
cukup besar, misalnya keluarga akan berusaha menegakan kontrol
terhadap kehidupan suami-istri tersebut, terutama kalau pasangan
tersebut belum mandiri.
6. Pemuasan hasrat-hasrat psikologis oleh pasangan (harga diri,
persahabatan dan kebutuhan untuk dimengerti).
Cinta merupakan faktor yang penting dalam kehidupan perkawinan.
Melalui cinta seseorang dapat memuaskan hasrat-hasrat psikologis
yang dimilikinya. Hasrat psikologis tersebut adalah persahabatan,
7. Kehidupan seksual dalam perkawinan.
Faktor yang paling menonjol dalam informasi tentang sex didapat dari
orangtua, teman-teman, film, majalah, buku, maupun, dari media
lainya dapat menimbulkan pandangan seperti sex adalah yang
menjijikan, sesuatu yang indah, suatu ungkapan rasa cinta, atau hanya
suatu kebutuhan semata. Sikap tersebut dapat menimbulkan pengaruh
terhadap kehidupan sex nya dikemudian hari.
8. Anak dalam perkawinan.
Dalam hubungan dengan kepuasan perkawinan, ditunjukan bahwa
kelompok pasangan yang menyatakan dirinya puas dan bahagia
dalam perkawinannya pada umumnya adalah pasangan yang
mempunyai anak.
9. Agama.
Partisipasi dalam keagamaan berhubungan erat dengan kepuasan
perkawinan, Tingkat perceraian pasangan dengan partisipasi dan
1
o.
Kelas sosial.Perkawinan pada kelas sosial rendah dapat menjadi pusat tekanan
dan stress yang kronis berkaitan dengan masalah pekerjaan, upah
rendah, pengangguran, perumahan yang buruk dan masalah
kesehatan.
11. Pendidikan.
Biasanya pria dan wanita dengan pendidikan rendah lebih cenderung
memiliki perkawinan yang tidak bahagia walaupun tidak sampai
bercerai, sedangkan pasangan dengan pendidikan tinggi cenderung
untuk bercerai apabila perkawinan mereka tiadak bahagia.
12. Usia perkawinan
Usia perkawinan turut berpengaruh terhadap kepuasan perkawianan
seseorang, Pada masa dua tahun pertama dari perkawinan, pasangan
berada dalam situasi hubungan dengan intensitas yang sangat tinggi
(masa yang romantis), namun tahun berikutnya kepuasan perkawinan
berfluktuasi turun naik lebih rendah dari tahun pertama, sesuai dengan
permasalahan dan kebosanan yang dialami oleh pasangan dalam
2.3.
HU BU NGAN CINT A DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN
Pernikahan merupakan interaksi antara seorang pria dan seorang wanita
yang bersifat intim di mana hubungan keduanya secara sosial diakui,
keduanya bersatu secara seksual dan bekerjasama dalam masalah ekonomi.
Dalam pernikahan, kehidupan seseorang akan lebih terpuaskan bila orang
tersebut rnerasa berarti bagi pasangannya, karena menurut sebagaian besar
orang, pernikahan dapat memberikan kesempatan bagi pemenuhan
kebutuhan dasar akan cinta. Cinta merupakan unsur penting dalam
hubungan pernikahan. Travis dan Jayaratne (Feldman, 1989), dari hasil
penelitiannya menyatakan bahwa cinta merupakan faktor kunci dalam
kesuksesan perkawinan/pernikahan. Menurut Sternberg (1988) cinta
memegang peranan penting dalam suatu hubungan (relationship}, karena
dengan cinta seseorang dapat memperoleh kebahagiaan dan kesuksesan dalam hubungannya tersebut.
Jika ditinjau lebih jauh, tampak bahwa apabila seseorang menerima cinta
tidak seperti yang diharapkan dari pasangannya, maka orang tersebut akan
merasa tidak bahagia dalam hubungan dengan pasangannya. Demikian juga
di dalam suatu perkawinan, jika seseorang menikah dengan orang lain yang
Teori Cinta Triangular dari Sternberg (1988} menjelaskan cinta dalam tiga
komponen yaitu intimacy, passion dan decision/commitment. Intimacy
mencerminkan keseluruhan perasaan dalam suatu hubungan yang
meningkatkan kedekatan, keterikatan dan keterkaitan satu individu dengan
individu lainnya. Passion merupakan ekspresi dari keinginan dan kebutuhan
seperti harga diri, afiliasi, dominasi dan pemuasan seksual. Sedangkan
decision/commitment merupakan keputusan yang dibuat seseorang untuk
mencintai orang lain dan melakukan komitmen dalam mempertahankan cinta
tersebut. Ketiga komponen cinta tersebut merupakan dasar dari pembentuk
[image:47.595.25.453.186.599.2]cinta, yang dikombinasikan menjadi delapan jenis cinta yaitu tampak pada
table dibawah ini:
Tabel 2.1
Jenis Cinta
セM
Jenis Cinta..
Komoonen Cinta
lntimacv Passion Commitment
Liking_
x
-
-Infatuation
-
x
-Emotv Love
-
-
x
Romantic Love
x
x
-Comoanionate Love
x
-
x
Fatuous Love
-
x
x
Consummate Love
x
x
x
Non Love
-
-
-Dari delapan jenis cinta tersebut, maka dapat diuraikan bagaimana hubungan
Cinta yang berdasarkan intimacy memungkinkan pasangan suami dan istri
lebih menyadari terhadap aspek-aspek dari hubungan
perkawinan/pernikahannya yang kurang memuaskan dan dengan demikian
keduanya berusaha untuk merubah aspek-aspek yang kurang memuaskan
tersebut menjadi aspek-aspek yang lebih memuaskan. Hal ini dapat
dijelaskan karena dengan intimacy, seorang suami atau istri dapat menikmati
berada dengan pasangannya untuk melakukan hal-hal secara
bersama-sama. Disamping itu suami atau istri dapat berkomunikasi secara lebih intim
dengan orang yang dicintainya (Swensen & Trahaus, 1985; Sternberg, 1988).
Cinta yang berdasarkan passion memungkinkan pasangan untuk
mengekspresikan hasrat-hasrat seksualnya dengan cara
mengkomunikasikan dan menghargai pasangannya secara lebih terbuka,
sehingga masalah-masalah yang muncul khususnya yang berkaitan dengan
masalah harga diri, dominasi dan pemuasan seksual akan dapat teratasi
dengan baik. Konflik-konflik yang dapat diatasi secara baik dalam masalah ini
akan membawa kepuasan dalam hubungan pernikahan suami istri
(Sternberg, 1988).
Pasangan suami istri yang memiliki hubungan berdasarkan satu komitmen
bersama sebagai individu, akan memiliki hubungan yang lebih dekat,
masalah-masalah yang timbul dalam perkawinan/pernikahannya. Dengan
meningkatnya komitmen pasangan perkawinan/pernikahan, diharapkan
pasangan tersebut memiliki konflik/masalah pernikahan yang lebih sedikit
sehingga hubungan keduanya akan lebih memuaskan.
2.4.
HIPOTESA
Hipotesa dari penelitian ini adalah:
1. Tidak ada hubungan antara cinta dengan kepuasan pernikahan.
3.1. PENGANT AR
Pada bab ini dijelaskan bagaimana metodologi dari penelitian ini, yang terdiri
atas: desain penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, pilot
study, serta prosedur penelitian. Berikut ini penjelasan dari masing-masing
sub bab.
3.2. DESAIN PENELITIAN
3.2.1. Metode
Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan hubungan cinta dengan
kepuasan pernikahan, melihat seberapa besar kontribusi cinta terhadap
kepuasan pernikahan serta mengetahui komponen cinta apa yang
berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan, maka penelitian ini
menggunakan metode deskriptif statistik dan korelasional dengan model
3.2.2. Rancangan Penelitian
[image:52.595.42.420.204.473.2]Penelitian korelasiona/, sesuai dengan perumusan masalah penelitian ini yaitu melihat apakah ada hubungan antara cinta dengan kepuasan pernikahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1
Oesain Penelitian Hubungan Cinta dengan Kepuasan Pernikahan
x
y
Dimana X adalah cinta (x1 adalah intimacy, x2 adalah passion, x3 adalah
decision I commitment) dan Y adalah Kepuasan Pernikahan.
3.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.3.1. Metode
Pengumpu/an data dalam penelitian ini menggunakan metode pengukuran atau metode objektif dengan tipe skala.
3.3.2. lnstrumen
A/at yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah:
1. Daftar Pertanyaan
Untuk me/ihat karakteristik subyek dari penelitian ini memakai daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh subyek, terdiri dari 13 pertanyaan isian dan pilihan berganda. (Lampiran 2)
2. Skala Cinta
Skala cinta yang dipakai pada penelitian ini adalah Sternberg's Triangular
Love Scale yang telah diadaptasikan dan diuji cobakan hingga ska/a ini
Tabel 3.1
Blue Print Skala Cinta Sternberg
···r;-j"5···-···-····-·
MᄋMk」イゥGセヲ@ pゥUnenᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋMMMMMᄋMセᄋaヲゥGeゥゥOゥB@...
·--····JUiVii.AH···
. _______ ,._ --- -,. ... -···· --- --. - ···---_______ ,,____________ . . --- ---.. ·-·-·---·-
----1. Intimacy
2. Passion
3. Decision I Commitment
JUMLAH
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
108, 9, 10.
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20. 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
10 10 30 Subyek harus mengisi setiap item dengan angka yang sesuai dengan keadaan dirinya. Angka-angka tersebut berjenjang antara 1 sampai dengan 7; dimana angka 1 berarti Sangat Tidak Sesuai, 2 berarti Tidak Sesuai, 3 berarti Agak Tidak Sesuai, 4 berarti Antara Sesuai dan Tidak Sesuai (ragu-ragu), 5 berarti Agak Sesuai, 6 berarti Sesuai dan 7 berarti Sangat Sesuai.
3. Skala Kepuasan Pernikahan
Skala kepuasan pernikahan dalam penelitian ini terdiri dari 24 item pernyataan yang disusun oleh penulis berdasarkan faktor-faktor yang
[image:54.595.21.437.150.507.2]Tabel 3.2
Blue Print Skala Kepuasan Pernikahan
N FAKTOR INDIKA TOR PERILAKU ITEM
0
FAV UNFAV1. Komunikasi dalam a. Berkomunikasi baik dan 1 2
perkawinan. efektif dengan pasangan
secara verbal maupun non-verbal.
b. Membicarakan berbagai 3
macam topik dengan pasangan.
2. Peran-peran dalam Mengetahui dan 5 4
perkawinan. bertanggung jawab atas hak
dan kewajiban suami istri dalam rumah tanaaa.
3. Keuangan Terpenuhinya kebutuhan 6 7
keluarga. materi (primer) dalam
rumah tangga.
4. Aktifitas sosial dan aMampu berpartisipasi 8
rekreasi. bersama pasangan
dalam suatu kegiatan sosial.
b. Mampu berpartisipasi 10 9
bersama pasangan dalam suatu kegiatan rekreasi.
5. Keluarga dari Memiliki hubungan baik 11 12
pasangan. dengan keluarga dari
[image:55.595.27.439.163.566.2]Tabel 3.2
(Lanjutan)
N FAKTOR INDIKATOR PERILAKU AITEM
0
FAV UNFAV6. Pemuasan hasrat- a. Membicarakan masalah- 14 13
hasrat psikologis masalah yang dihadapi oleh pasangan dan diakhiri dengan
(harga diri, pengambilan keputusan
persahabatan, dan bersama.
kebutuhan untuk b. Menyediakan waktu 15, 17 16, 18
dimengerti). untuk berbagi pemikiran dan pengalaman dengan pasangan.
c. Memberi pengertian dan 19 20
mau mendengarkan keluh kesah
pasanaannva.
7. Kehidupan seksual Terpenuhinya kebutuhan 21,23 22,24
,...---·-- dalam perkawinan. seksual oleh pasang_an. - - - -
- - - - -
e.---JUMLAH 12 12
·---··-·-·--·- --·--.--- ---··-·---·---·---MᄋᄋMᄋMMMMMMMMMセM
Pernyataan tersebut menggunakan model skala likert dengan 7 alternatif
jawaban, yaitu: Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Agak Tidak
Sesuai (ATS), Antara Sesuai dan Tidak Sesuai (T), Agak Sesuai (AS), Sesuai
(S) dan Sangat Sesuai (SS). Adapun bobot setiap pernyataan sebagai
Tabel 3.3
.A.Li'E:kfliAtlF JAw/..8AN
STS (Sangat Tidak Sesuai)
.. GBG\NMᄋᄋᄋBBBBGGGBBBBBBBBセセMᄋ、ッGᄋᄋMᄋ@ ... ᄋMセMᄋᆱセ@
TS (Tidak Sesuai)
ATS (Agak Tidak Sesuai)
T (Antara Sesuai dan Tidak Sesuai) AS (Agak Sesuai)
S (Sesuai)
NセセjᄃャSセセャSlᄃeZゥセャQャSゥl@
.. ... .
. .
3.3.3. Teknik Analisa Data
FAV
UNFAV
1 7
2 6
3 5
4
4
5 3
6
2
7 1
Teknik analisa data merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menganalisis data hasil penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesa. Penelitian ini menggunakan teknik analisa data sebagai berikut dengan
pengolahan data secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan SPSS
(Statistical Program for Social Science) versi 11.05.
3.3.3.1. Formula Product-Moment Spearman dengan koreksi terhadap efek
spurious overlap, digunakan untuk perhitungan daya diskriminasi setiap item yang diuji cobakan, dengan rumus: (Az:war, 1999)
=
r;(x-iJ = koefisien korelasi item-total setelah dikoreksi dari efek spurious overlap.
[image:57.595.29.425.142.491.2]S; = deviasi standar skor item yang bersangkutan.
Sx
= deviasi standar skor ska/aSebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item-total, peneliti menggunakan batasan r;ix-il <: 0,30, karena menurut Azwar (1996) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan, dan item yang memiliki harga r;ix-;1 kurang dari 0, 30 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah.
3.3.3.2. Formula Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian, dengan rumus: (Azwar, 1996)
a =2[1
-S/
a = koefisien refiabilitas alpha.
S/
=
varians skor be/ah an 1.S/
= varians skor be/ah an 2.S/
= varians skor ska/a.3.3.3.3. Analisis Regresi Linear Ganda, untuk memprediksi ada atau tidak hubungan antara cinta (intimacy, passion dan
decision/commitment) dengan kepuasan pernikahan, dengan
rumus: (Sudjana, 1996)
y
a&b
=
=
proyeksi terhadap variabel terikat.= bilangan konstan
X 1, X2, X3, ... Xk = proyeksi terhadap variabel bebas.
Dan statistik (harga) F yang diperoleh menggunakan rumus: (Sudjana, 1996)
Jkreg f k
F
=
Jkresf(n-k-1)
F = harga F.
Jk,.9 =}um/ah kuadrat-kuadrat regresi.
Jkres = jum/ah kuadrat-kuadrat residu.
n(L:XY) - (L:X) (L:Y)
rxy
=
Angka index kore/asi 'r' product momentn
=
Jumlah SubyekL:XY =}um/ah hasil antara X dan Y
L:X = Jumlah seluruh skor X
L:Y
=
Jumlah seluruh skor YDan statistik (harga) t yang diperoleh menggunakan rumus: (Sudjana, 1996)
t
=
t = harga t.
r = koefisien korelasi n =}um/ah sampel
r vn-=-2
3.3.3.5. Koefisien determinasi (r2), untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh cinta (intimacy, passion dan
decision/commitment) terhadap kepuasan pernikahan, dengan rumus: (Sudjana, 1996)
3.4. POPULASI DAN SAMPEL
Karakteristik subyek dari penelitian ini adalah:
1. Pria atau Wanita.
2. Resmi menikah, sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Pernikahan.
3. Mempunyai anak.
4. Pendidikan minimal SMA.
5. Kehidupan perkawinan orang tuanya bahagia. 6. Ada proses perkenalan I pacaran sebelum menikah.
3.4.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah subyek yang bertempat tinggal I berdomisili di Komplek Pertamina Pondok Ranji Ciputat, yang terdiri dari lima belas RT (Rukun Tetangga), ± 600 kepala keluarga.
3.4.2. Sampel
Pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan metode probability sampling
secara random (acak), menggunakan teknik fishbowl, yaitu dengan cara mengacak dan mengundi nomor rumah subyek penelitian (yang sesuai dengan karakteristik subyek), dimana dari setiap masing-masing RT (Rukun Tetangga) terwakilkan 7 atau 8 subyek.
3.5. PILOT STUDY
Pilot studi dari penelitian ini memberikan gambaran mengenai validitas dan reliabilitas dari instrumen yang dipakai oleh peneliti. Berikut ini gambaran validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini:
3.5.1. Validitas dan Reliabilitas
1. Skala Cinta
Peneliti memakai Skala Cinta Triangular yang dikemukakan oleh
R.
J.Sternberg, dalam hat ini peneliti sudah mendapat izin langsung dari
R.
J.
Sternberg melalui e-mail (Lampiran 20).
Sternber'g Triangular Love Scale ini sebenarnya berjumlah 45 item
ke dalam bahasa Indonesia lalu diterjemahkan ulang ke dalam bahasa lnggris oleh seorang yang ahli berbahasa lnggris untuk mengecek apakah kalimat pada setiap pernyataan sudah tepat atau tidak. Lalu skala tersebut diuji cobakan oleh peneliti pada 30 orang responden (Lampiran 6). Hasil dali uji coba tersebut memperlihatkan daya diskriminasi dari setiap item
(Lampiran 8), dan peneliti menetapkan untuk memakai item yang memiliki daya diskriminasi di atas 0,300. Akhinya didapat 30 item yang akan dipakai dalam penelitian (Lampiran 13), dengan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,9601 (Lampiran 9).
2. Skala Kepuasan Pernikahan
[image:63.595.33.443.570.693.2]Skala kepuasan pernikahan dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti sebanyak 44 item pernyataan berbentuk likert, dengan blue print sebagai berikut:
Tabel 3.4
Blue Print Skala Kepuasan Pernikahan Sebelum Uji Coba
N FAKTOR INDIKA TOR PERILAKU AITEM
0
FAV UNFAV1. Komunikasi dalam a. Berkomunikasi baik dan 1, 3 2, 4 perkawinan. efektif dengan pasangan
secara verbal maupun non-verbal.
b. Membicarakan berbagai 5, 7 6, 8
Tabel 3.4
(Lanjutan)
N FAKTOR INDIKA TOR PERILAKU AITEM
0
FAV UNFAV2. Peran-peran dalam Mengetahui dan 9 (a, b), 10(a,b), perkawinan. bertanggung jawab atas hak 11 (a, b) 12 (a, b}
dan kewajiban suami istri dalam rumah tanooa.
3. Keuangan Terpenuhinya kebutuhan 13, 15 14, 16 keluarga. materi (primer) dalam
rumah tangqa.
4. Aktifitas sosial dan a. Mampu berpartisipasi 17, 19 18, 20
rekreasi. bersama pasangan
dalam suatu kegiatan sosial.
b. Mampu berpartisipasi 21,23 22, 24 bersama pasangan
dalam suatu kegiatan rekreasi.
5. Keluarga dari Memiliki hubungan baik 25,27 26, 28 pasangan. dengan keluarga dari
pasangan.
6. Pemuasan hasrat- a. Membicarakan masalah- 29, 31 30, 32 hasrat psikologis masalah yang dihadapi
oleh pasangan dan diakhiri dengan (harga diri, pengambilan keputusan persahabatan, dan bersama.
kebutuhan untuk I b. Menyediakan waktu 33, 35 34, 36 dimengerti). untuk berbagi pemikiran
dan pengalaman dengan pasangan.
c. Memberi pengertian dan 37, 39 38, 40
ITi
keluh kesahm'" mernioogart""
____ i:iasangann1'a.
[image:64.595.31.451.143.682.2]Dari hasil uji coba pada 30 responden, terdapat daya diskriminasi setiap item (Lampiran 11 ). Peneliti menetapkan untuk memakai a item yang memiliki daya diskriminasi di atas 0,300. Akhinya didapat 24 aitem yang akan dipakai dalam penelitian (Lampiran 14 dan 15), dengan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,9042 (Lampiran 12).
3.6. PROSEDUR PENELITIAN
3.6.1. PRA PENELITIAN
1. Peneliti melakukan studi literatur mengenai Cinta dan Kepuasan Pernikahan.
2. Peneliti membuat batasan operasioal dari Cinta dan Kepuasan Pernikahan.
3. Peneliti meminta izin pada
R.
J. Sternberg untuk memakai Triangular Love Scale-nya pada penelitian ini.4. Peneliti menerjemahkan Sternberg's Triangular Love Scale ke dalam bahasa Indonesia.
5. Terjemahan Sternberg's Triangular Love Scale tersebut diterjemahkan kembali ke dalam bahasa lnggris, untuk melihat apakah kalimat dari setiap pernyataan pada skala tersebut sudah tepat.
7. Peneliti meminta izin untuk melakukan penelitian di Komplek Pertamina Pondok Ranji Ciputat.
3.6.2. PENELITIAN
1. Peneliti menguji coba Skala Cinta dan Kepuasan Pernikahan pada 30 responden, terdiri dari 15 pria dan 15 wanita yang sesuai dengan karakteristik subyek yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Responden uji coba ini adalah bagian dari 2 RT yang termasuk dalam populasi penelitian ini.
2. Peneliti menentukan subyek penelitian dengan cara mengundi nomor rumah dari setiap RT yang tersisa (jumlahnya 13 RT). Pada masing-masing RT diambil 7 atau 8 orang responden yang sesuai dengan karakteristik subyek yang telah ditentukan sebelumnya.
3.6.3. PASCA PENELITIAN
1. Peneliti mengolah data hasil penelitian. 2. Peneliti menguji hipotesa penelitian.
4.1.
PENGANT AR
Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya diolah peneliti sesuai dengan teknik o/ahan data yang telah ditentukan pada bab sebe/umnya. Semua data pada penelitian ini diolah dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS versi 11.05, dan untuk menguji hipotesa penelitian ini menggunakan uji F dan uji T dengan tingkat kesalahan (level of significant)