• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJIAN TENGAH SEMESTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJIAN TENGAH SEMESTER"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN TENGAH SEMESTER

MPKS MUSIK DAN VOKAL

REVIEW KONSER

“FEAST OF V SENSES”

Nama: Dyah Ayu Kartika K

NPM: 1006688804

(2)

Feast Of V Senses

Feast Of V Senses, adalah nama dari konser yang akan saya bahas pada kali ini. Konser ini merupakan konser dari sebuah band dari Jepang yang bernama dir en grey. Dir en grey adalah band rock Jepang yang saat ini sedang dalam usahanya untuk merambah dunia internasional, khususnya di ranah musik rock-metal. mereka sendiri tidak ingin membatasi diri mereka akan pada satu jenis musik, karenanya dalam setiap konser dir en grey terdapat dinamika dimana ada lagu yang ballad dan juga lagu yang keras. Band yang beranggotakan Kyo (vocal), Kaoru (lead guitar), die (guitar), Toshiya (bass) dan Shinya (drum) ini telah terbentuk dari tahun 1991 setelah

mengganti nama mereka yang sebelumnya adalah la: sadie’s.

Pada tahun 2008, dir en grey telah merilis sebuah album yang bernama UROBOROS. Hingga saat ini mereka belum merilis album lagi, namun bukan hal ini tidak menandakan mereka tidak produktif. Justru sebaliknya, mereka sangat produktif. Dalam selang waktu antara 2008-2011, mereka merilis 2 single, 1 dvd kumpulan video, dan 6 judul tour yang diakhiri dengan konser tunggal mereka di jepang. Dari keenam konser tunggal tersebut dirilislah 4 judul konser dalam bentuk dvd. Feast of v senses merupakan satu dari empat dvd konser tunggal mereka selain all visible things, the rose trims again, dan uroboros –with the proof in the name of living..-

Konser Feast of V Senses dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2009 di Shinkiba Studio Coast. Pada konser ini mereka membawakan 15 lagu, 3 lagu encore dan diselingi oleh 2 kali Inward Scream. Inward Scream adalah nama yang diberikan untuk sebuah momen dalam konser tersebut dimana hanya sang vokalis yang memberikan pertunjukan pada konser tersebut. Pada kesempatan ini sang vokalis, Kyo, diberi kesempatan khusus untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya dengan berbagai jenis suara. Ia bisa saja menjerit, teriak, mendesah bahkan hanya diam saja. Inward scream hanya ada ketika dir en grey sedang melakukan konser tunggal mereka dan keberadaannya juga membuat konser ini lebih menggetarkan hati. Konser ini dibuka dengan lag

Sa Bir dan ditutup dengan lagu Clever Sleazoid.

Pada review saya akan konser Feast of V Senses ini tidak akan dipenuhi dengan berbagai teknik vokal, gitar, bass maupun drum secara terperinci. Saya tidak bisa memainkan alat musik tersebut, namun saya masih dapat tahu mana pertunjukkan yang baik atau buruk. Kali ini saya akan memusatkan perhatian saya kepada performa keseluruhan dari konser ini. Konser yang menutur saya luar biasa.

(3)

Tak lama setelah menempati posisinya, para anggota dir en grey pun memainkan intro dari lagu kedua, inconvenient ideal. Panggung masih gelap, hanya ada lampu biru yang menyinari sang vokalis dari bagian kanan atas panggung. Diawali dengan petikan gitar lalu disusul dengan gebukan drum dan senandung dari vokalis, lagu kedua ini dimulai. Ketika lagu akan dinyanyikan, layar di belakang panggung pun muncul. Tampak buih-buih air yang menjadi latar dari lagu ini. Mungkin maksud dari latar ini adalah membuat kita tenggelam dalam lagu ini. Lalu latar pun berubah, kali ini menjadi sebuah pohon kering yang sudah mati, genangan air, baling-baling dan lain-lain. Layar terus berubah namun cahaya yang redup masih mendominasi panggung tersebut. Seluruh member tampak sangat serius dan mendalami perannya dalam memainkan lagu ini. Kyo sang vokalis, tampak cukup emosional sehingga beberapa kali ia kehilangan ritme. Namun hal itu dapat diatasinya kemudian. Pada bagian puncak lagu, dimana sang vokalis naik ke podium dan berteriak, sebuah cahaya merah pun menyala dan menerangi seluruh bagian panggung. Cahaya merah itu pun meredup seiring dengan berakhirnya lagu kedua ini. Di sepanjang lagu ini dilantunkan, para penonton tampak dengan tertib melambaikan tangan mereka sambil menikmati pertunjukkan yang diselenggarakan.

Pergantian lagu ketiga, lampu kembali dimatikan. Diawali dengan pukulan pada cymball lalu dilanjutkan dengan petikan gitar sang lead guitarist, Kaoru, lagu ketiga, Vinushka pun dimulai. Dalam bahasa India, Vinushka berarti deceiver atau penipu. Lagu ini bernuansa rock dan berdurasi 09:38 menit. Lagu ini memang diawali dengan petikan gitar yang santai dan dengan tempo yang cukup lambat. Namun lama-kelamaan tempo dari lagu ini semakin cepat dan semakin nge-rock bahkan menjurus ke metal, terutama di bagian reff dari lagu ini. Terdengar seruan sang vokalis

yang berdiri di atas podium dan meneriakkan “koko ga shinjitsu ka” yang berarti “that’s where the truth is”. Pada saat ini, seluruh panggung disinari dengan cahaya dari bagian bawah panggung dan membuat suasana konser menjadi lebih mengagumkan. Para penonton pun bersorak dan ikut mengangkat tangan mereka, menyerupai sang vokalis dan bassis yang mengajak mereka semua mengangkat tangannya. Lagu dilanjutkan dengan nyanyian sang vokalis yang diiringi oleh petikan gitar akustik dari sang gitaris, Die. Tak lama, reff pun dinyanyikan dengan ditandai dengan scream dari sang vokalis, tempo lagu menjadi lebih cepat dan lagunya menjadi lebih nge-rock. Baik member dir en grey maupun penonton tampak terhanyut dalam semangat mereka.

Setelah itu lagu kembali ke bagian awal lagu. Nuansa konser kembali tenang, didinginkan oleh petikan gitar Kaoru dan Die, juga dengan nyanyian Kyo, sang vokalis. Gebukan drum Shinya dan betotan bass Toshiya pun meramaikan bagian ini. Setelah itu, keramaian kembali terasa seiring dimulainya reff. Kyo pun mulai melakukan screaming dan growling yang, menurut saya, sangat matang dan bulat sehingga membuat saya merinding ketika menontonnya

(4)

pun dihiasi oleh cahaya berwarna merah, hijau dan biru di sepanjang konser. Kedua gitaris, Kaoru dan Die pun ikut meramaikan lagu ini dengan berseru-seru ketika reff. Pada lagu ini, Kyo memberikan kesempatan juga kepada para penonton untuk bernyanyi bersama. Ia berdiri diatas podium, mengangkat tangannya dan mengarahkan microphone ke penonton. Member yang lain juga mengajak penonton untuk bernyanyi bersama mereka. Suara penonton yang didominasi oleh wanita ini pun mulai terdengar. Mereka hafal diluar kepala akan lirik dari lagu tersebut sehingga dapat dengan lancar menyanyikannya. Lagupun berlanjut. Nuansa rock sangat kental pada lagu ini. Para penonton tampak ikut maju-mundur mengikuti irama lagu ini. Para memberpun tampak sangat bersemangat di sepanjang lagu ini. Lagu keempat, Merciless Cult pun ditutup dengan permainan gitar, die yang singkat dan asal-asalan, tanda bahwa ia sudah kelelahan.

Setelah istirahat, para personil dir en grey pun kembali menempati posisinya masing-masing. Para penonton masih setia menunggu band kesayangannya itu di tengah himpitan dengan penonton lain. Kyo pun datang dan mengucapkan beberapa kata sebelun lagu kelima, Red Oil

dimulai. Red Soil dibuka oleh permainan gitar yang dilakukan oleh Die. Para penonton menyambutnya dengan antusiasme yang tinggi, mereka melompat-lompat di tempatnya. Cahaya merah menghiasi panggung di shinkiba studio coast yang terbilang cukup kecil itu. Slide yang menunjukkan gambar-gambar dari sel tumbuhan dan sel hewan diproyeksikan ke arah panggung. Proyeksi slide ini yang menerangi panggung dan memberikan pola-pola tersendiri pada sang performer, dir en grey. Nuansa pada lagu ini tidak berbeda jauh dengan lagu sebelumnya, masih bernuansa rock. Saya sempat kecewa karena pada beberapa bagian dari lagu ini tidak dibawakan dengan baik, terutama oleh Kyo sang vokalis. Ada saat dimana teknik vokalnya ia ubah sehingga menghasilkan suara yang berbeda dari versi studio rekamannya. Namun, ia tampak sangat menghayati lagu ini. Pada bagian dimana kyo meracau tidak karuan, tampak emosi keluar dari dirinya. Ia 100% ada dalam lagu itu dan total dalam membawakan lagu tersebut.

Lagu keenam adalah Lie Buried With A Vengeance, sebuah lagu yang berasal dari album dir en grey sebelumnya, The Marrow Of A Bone. Di album The Marrow Of A Bone, hampir seluruh lagunya tidak mencerminkan musik rock Jepang. Hampir seluruh lagu dalam album tersebut berbau rock-metal yang kebarat-baratan, termasuk Lie Buried With A Vengeance. Walau begitu, para penonton tampak sangat antusias akan lagu ini, mereka berseru, mengayunkan tangan sambil mengepalkan jari-jarinya. Mereka tidak dapat bergerak banyak, karena itu mereka hanya mengayunkan tangannya saja.

Pada lagu ini, pencahayaan pada panggung cukup terang. Ada cahaya putih dan merah yang mengarah ke panggung dan cahaya biru yang diarahkan ke penonton. Tampak dengan jelas para personil dir en grey yang sedang berkonsentrasi akan pekerjaannya. Die dan Toshiya sambil mengerjakan bagian mereka, turut membantu meramaikan lagu dengan menjadi backing vocal.

(5)

lagunya dengan sangat baik, sang vokalis pun memamerkan growling-annya beberapa kali. Die juga beberapa kali melakukan improvisasi sehingga membuat lagu ini semakin hidup.

Konserpun berlanjut ke lagu kedelapan, Ryoujoku No Ame. Tampak para member masih berkonsentrasi untuk menampilkan pertunjukkan terbaiknya kepada para penonton. Penonton menikmatinya dengan santai dan tertib. Lagu Ryojoku No Ame memang bukan lagu dengan tempo yang cepat seperti lagu sebelumnya, Vinushka, jadi pada lagu ini penontonnya cenderung tenang. Menurut saya, yang membuat lagu ini lebih khas adalah sura gitar yang mendominasi lagu dari awal hingga akhir. Lag-lagi Die memberikan improvisasi pada pertengahan lagu. Shinya, sang drummer, yang biasanya begitu tenang ketika menabuh drumnya pun tampak sangat menghayati lagu sehingga terlihat lebih berenergi dari biasanya.

Seiring dengan dipadamkannya lampu, lagu pun berakhir dan disusul dengan Inward Scream. Disini, sang vokalis mengekspresikan apa yang ia rasakan dalam bentuk suara. Ia membuatnya menjadi suatu tontonan menarik yang sayang untuk dilewatkan sampai-sampai tidak ada setitik suarapun datang dari penonton. Saya rasa saya juga akan melakukan hal yang sama jika saya berada di sana saat itu, terkagum dan terhanyut di dalamnya. Saya terkadang merinding sendiri mendengar inward scream ini. Menurut saya, caranya menyampaikan perasaannya ini sangat jujur dan dapat menenangkan hati. Karena itu salah satu bagian favorit saya dalam konser ini adalah pada bagian inward scream.

Inward scream tidak berlangsung lama, hanya 02:05 menit dan langsung dilanjutkan ke lagu kesembilan, Dozing Green. Lagu ini merupakan lagu yang membuat dir en grey menjadi terkenal karena memenangkan beberapa award. Lagu bernuansa slow-rock ini kembali menghanyutkan penonton. Pada lagu ini emosi Kyo kembali meledak. Saya sangat menyukai bagian dimana Kyo menepuk-nepukan dadanya sambil berteriak lalu memberikan kesempatan kepada penonton untuk menyanyi. Ia juga berjoget diatas podium, seperti tidak perduli dengan orang-orang disekitar mereka dan terus berjoget mengikuti irama lagu. Setelah itu sampailah di bagian klimaks dari lagu ini, dimana Kyo berteriak nyaring seperti orang kesurupan. Sayangnya, bagian ini tidak membuat saya puas karena teriakan Kyo terlalu nyaring dan tidak enak di telinga.

(6)

terkesan dipaksakan, ini menandakan improvisasi yang dilakukannya adalah improvisasi spontan. Lagu pun ditutup dengan gitar Kaoru yang terdengar lembut dan mengalun di telinga.

Lampu dimatikan, layar menjadi gelap karena tak ada cahaya disana. Suara gitar Kaoru mulai terdengar, Toguro dimainkan sebagai lagu kesebelas. Cahaya putih menyinari Kaoru yang melakukan solo gitarnya lalu disusul dengan senandung dari Kyo. Ia kembali berjoget di atas podium, lagu ini memang lagu yang dapat membuat tubuh kita berjoget secara otomatis, seperti yang dilakukan Kyo saat itu. Pada lagu ini, pencahayaannya sungguh minim. Saya sendiri merasa kesulitan menontonnya karena keadaan begitu gelap terlebih karena mereka tertutupi bayangan janin berwarna abu-abu yang besar yang menjadi layar panggung.

Selanjutnya, Inward Scream kembali hadir. Kali ini nuansanya lebih dark dan membuat nafas tercekat. Dengan cahaya yang sangat minim dan suara Kyo yang menggema hingga ke pelosok stadion, penonton dibuat diam, tak bergerak dan tak bersuara, terpukau oleh pertunjukan itu. Kyo mengeluarkan suara seperti monster yang baru lahir dan merasa kesepian karena ia lahir sendirian, tanpa siapa-siapa disampingnya.

Konser pun dilanjutkan dengan lagu keduabelas, Bugaboo. Bugaboo merupakan lagu favorit saya di album uroboros. Diawali dengan bisikan, lalu suara sang vokalis semakin kencang hingga akhirnya ia pun mulai menggeram dan menjerit. Di lagu ini ada bagian dimana Kyo menggunakan falsetto namun belum selesai bagian lagu itu, ia sudah mengubahnya lagi ke mode normal. Ini membuat lagu tersebut terdengar aneh. Kyo juga sempat salah masuk ke bagian lagu sehingga tidak sesuai dengan ritme lagu. Pada bagian reff, tempo lagu ini menjadi cepat dan membuat penonton menjadi semangat untuk menggoyangkan anggota badan mereka. Kebanyakan dari mereka hanya menggerakkan tangan karena tidak ada tempat untuk headbang ataupun moshing.

(7)

yang terlihat megah dan sangat ramai akan kilatan cahaya terlihat. Ini membuat suasana kembali panas bahkan semakin menggila.

Konser dir en grey yang sesungguhnya pun dimulai. Konser yang penuh kegilaan, semangat dan luapan emosi dimulai sejak tirai hitam itu disibak. Konser ini dilanjutkan dengan stuck man sebagai lagu keempatbelas. Lagu ini sangat ramai karena saya tidak menemukan pattern tertentu didalamnya. Setiap personil tampak memainkan bagiannya sendiri sehingga terdengar kacau. Namun jika didengar dengan seksama, lagu ini sudah menjadi satu kesatuan yang apik dimana musiknya saling mengisi satu sama lain. Pada lagu ini panggung kembali gelap dan disinari cahaya biru yang menyinari bagian panggung saja. Di beberapa kesempatan, Kyo sempat mengajak para penonton konsernya untuk berseru dan bernyanyi bersama dia yang disambut dengan antusias namun sayangnya suara penonton-penonton itu tidak terdengar. Pada lagu ini juga terjadi sedikit kekeliruan yang dilakukan oleh para gitaris. Ada beberapa bagian yang tidak pas sehingga terdengar janggal di telinga. Namun cukup tertutupi oleh improvisasi-inprovisasi yang dilakukan oleh die selama lagu ini dimainkan.

Selanjutnya lagu kelimabelas: Gaika, Chinmoku Ga Nemuru Koro yang dimulai dengan aksi gitaris, Die yang memamerkan kepiawaiannya bermain gitar. Suasana kembali diperpanas dengan lagu ini, tampak beberapa penonton yang headbang, tidak peduli dengan desakan orang-orang di sekitarnya. Lagu ini juga diramaikan oleh geraman Toshiya, sang bassis, yang tak kalah kerennya dengan geraman Kyo. Suara para penonton terdengar di sela-sela lagu. Mereka juga ikut bernyanyi bersama Kyo biarpun dalam kondisi desak-desakan. Lagu ini pun ditutup dengan adanya improvisasi yang dilakukan oleh seluruh member dir en grey. Didukung oleh pencahayaan

panggung yang juga “wah”, Kyo yang mengangkat tangannya terlihat seperti penguasa yang turun dari langit, bercahaya, dan memiliki banyak pengikut, yaitu para penontonnya. Mereka berseru dan mengepalkan tangan mereka di udara hingga lampu panggung dimatikan. Penutup konser ini menjadi penutup yang sangat mengagumkan dan tak terlupakan.

Baru saja lampu panggung dimatikan, sudah terdengar teriakan penonton yang meminta encore. Mereka kembali ke posisinya masing-masing untuk melakukan sesi khusus untuk encore.

Mereka mempersiapkan 3 lagu “panas” yang dikhususkan untuk encore, yaitu Hydra-666-, The Deeper Vileness dan Clever Sleazoid. Rupanya mereka ingin memaksimalkan “service” mereka

yang bisa memuaskan para penontonnya untuk menggila bersama mereka untuk terakhir kalinya di konser ini.

(8)

Sesi encore dilanjutkan dengan lagu kedua, The Deeper Vileness (03:30). Pada lagu ini, Kyo sudah melepaskan topengnya. Seperti tidak kenal lelah, dir en grey masih berjoget dan melompat-lompat dan melakukan bagiannya masing-masing dengan penuh tenaga. Terutama Kyo, sang vokalis yang melompat dan melakukan berbagai aksi lain yang cukup ekstrem.

Menuju lagu terakhir dari konser ini, Kyo melakukan interaksi dengan para penontonnya. Ia memanggil penonton wanita lalu bergantian memanggil penonton pria. Lucunya, suara wanita lebih banyak daripada suara pria walaupun musik mereka keras dan biasanya tidak disukai kaum wanita. Setelah itu, ia mengumumkan bahwa lagu selanjutnya adalah lagu yang terakhir dari konser ini, Clever Sleazoid.

Di lagu terakhir ini, para penonton dan juga sang artis tidak ingin menyimpan lagi tenaganya. Mereka total, ikut bernyanyi dan “rusuh” bersama. Semua mata, semangat dan hati orang-orang di Shinkiba Studio Coast tertuju pada 5 orang diatas panggung yang juga berusaha menampilkan performa terbaik mereka. Terlihat sebuah pemandangan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, apalagi jika berada langsung di tengah-tengah konser tersebut, semuanya terlihat luar biasa. Di saat lagu ini berakhir, para personil dir en grey memamerkan kepiawaian mereka dalam memainkan alat musik masing-masing sebelum akhirnya mereka masuk ke backstage, membagikan beberapa souvenir dan akhirnya konser ini benar-benar berakhir.

Secara keseluruhan, menurut saya konser ini merupakan satu dari konser-konser terbaik dir en grey. Tentunya mereka terus melakukan progress secara positif sehingga ke depannya performa mereka di panggung menjadi semakin baik. Secara musikalitas, saya rasa kemampuan mereka tidak perlu diragukan lagi. Mereka memiliki personil-personil terbaik di jepang dan mereka pun sudah diakui oleh dunia internasional, terutama di metal scene.

Yang saya kurang sukai dalam setiap konser dir en grey adalah pelafalan vokalis yang kurang jelas. Nyanyiannya didominasi oleh teriakan-teriakan dan vokal yang asal-asalan. Terkadang ia juga terdengar seperti memaksakan suaranya sehingga tidak terlalu enak untuk didengar. Tapi saya akui suaranya memang kuat dan berkarakter. Ia mampu melakukan berbagai jenis suara, menjerit, bernyanyi seperti biasa, menggeram, juga berbisik. Sang vokalis, dalam sebuah wawancara pernah berkata, jika ia tidak dapat menyuarakan emosinya dengan baik, ia akan menyuarakan emosi dirinya dengan tubuhnya. Mungkin karena itu ia tidak memfokuskan keprimaan bernyanyinya

(9)

konser ini dan yang paling penting adalah kondisi performer dan penonton yang tampak menjadi satu dalam konser ini, menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama. Dir en grey memang mengutamakan aura dalam setiap pertunjukkannya.

Saya harap suatu hari nanti saya juga bisa dapat berada di konser mereka di jepang sehingga saya bisa lebih merasakan suasana, aura dan juga semangat yang terpancar dari mereka ketika melakukan konser.

Sumber:

1. Sa bir (02:02): http://www.dailymotion.com/video/xasfx8_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music

2. Inconvenient ideal (04:27): http://www.dailymotion.com/video/xasfxw_dir-en-grey-feast-of-v-senses-incon_music 3. Vinushka(09:38): http://www.dailymotion.com/video/xasg2d_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music

4. Merciless cult (04:06): http://www.dailymotion.com/video/xasgcv_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 5. Red soil (03:22): http://www.dailymotion.com/video/xasghg_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music

6. Lie buried with a vengeance (02:49): http://www.dailymotion.com/video/xasgnz_dir-en-grey-feast-of-v-senses-lie-b_music

7. Doukoku to sarinu (03:57): http://www.dailymotion.com/video/xasgot_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 8. Ryoujoku no ame (03:55): http://www.dailymotion.com/video/xasgpf_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music Inward scream 1(02:05): http://www.dailymotion.com/video/xasgwf_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 9. Dozing green (03:53): http://www.dailymotion.com/video/xasgwt_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 10. Glass skin (04:45): http://www.dailymotion.com/video/xasgxh_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 11. Toguro (03:42): http://www.dailymotion.com/video/xasgxz_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music Inward scream 2 (02:51): http://www.dailymotion.com/video/xash0n_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 12. Bugaboo (04:49): http://www.dailymotion.com/video/xash0u_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 13. Reiketsu nariseba (03:41): http://www.dailymotion.com/video/xash1c_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 14. Stuck man (03:45): http://www.dailymotion.com/video/xash1v_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music

15. Gaika, chinmoku ga nemuru koro (05:36): http://www.dailymotion.com/video/xash4o_dir-en-grey-feast-of-v-senses-gaika_music

Encore:

1. Hydra -666- (03:37): http://www.dailymotion.com/video/xash5e_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 2. The deeper vileness (04:51): http://www.dailymotion.com/video/xash5l_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music 3. Clever sleazoid (05:13): http://www.dailymotion.com/video/xash98_dir-en-grey-feast-of-v-senses-disk_music

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, penulis telah mengangkat alat musik tiup tersebut sebagai objek penelitian Tugas Akhir dengan judul Ensembel Instrumen

Berdasarkan hasil validasi pengembangan media pembelajaran pada pokok bahasan struktur atom berbasis Autoplay Media Studio 8 diperoleh skor hasil validasi media oleh

Peningkatan nilai efisiensi penurunan konsentrasi BOD terjadi akibat di dalam reaktor air limbah mengalami suatu proses penguraian materi organik yang dilakukan oleh

Kita sendiri yang buat untuk kamu, aku harap kita nggak akan terpisahkan Key,”ujar Marsha sambil memakaikan gelang berwarna-warni yang terbuat dari benang yang di kepang..

Di dalam perubahan ini, peristiwa konsumsi tidak lagi dapat ditafsirkan sebagai suatu peristiwa dimana masyarakat mengkonsumsi suatu barang ataupun objek

Tuhan semesta alam yang berkat rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Perhitungan Drop Tegangan Pada Jaringan Distribusi Primer 20 kV

Prabu (2005) menambahkan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan