ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU LINTAS
DENGAN MEMANFAATKAN CITRA SATELIT
QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFI DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
EVI YANTI SITUMORANG NIM: 3123131016
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
vi ABSTRAK
Evi Yanti Situmorang, NIM. 3123131016. Analisis Tingkat Kemacetan Lalu Lintas dengan Memanfaatkan Citra Satelit Quickbird dan Sistem Informasi Geografi di Kota Medan. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tingkat pelayanan Jalan serta menganalisis tingkat kemacetan yang terjadi di Kota Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jalan arteri di Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah jalan arteri primer dan arteri sekunder yang diwakili oleh Jalan Sisingamangaraja, jalan Brigjend katamso dan Jalan Pandu. Perhitungan dan pengamatan tingkat pelayanan ruas jalan dilakukan pada tiga kali dalam satu hari yaitu pada jam sibuk aktivitas manusia pada jam puncak pagi pukul 06.00 - 08.00, jam puncak siang pukul 12.00 – 14.00, dan jam puncak sore pukul 16.00 -.18.00.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kemacetan yang terjadi berdasarkan dari hasil pengamatan tingkat pelayanan ruas jalan yang terjadi pada pagi, siang, dan sore hari. Pada rentang waktu pagi Jalan Brigjend Katamso tergolong dalam kategori agak buruk, Jalan Pandu tergolong dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamangaraja tergolong dalam kaegori sangat buruk. Pada rentang waktu siang, Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu tergolong dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamanagraja tergolong dalam kategori sangat buruk. Pada rentang waktu sore, Jalan brigjend katamso dan jalan pandu tergolong dalam kategori agak buruk dan jalan sisingamangaraja tergolong dalam kategori sangat buruk.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kasih dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan. Pada kesempatan ini saya
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.
4. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi
5. Alm Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dalam perkuliahan.
6. Bapak Dr. Darwin P. Lubis, S.Si, M.Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dalam penyelesaian skripsi
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu
yang berharga selama penulis menjadi mahasiswa.
8. Ibu Imelda Herlina, S.H, M.Si selaku KASUBBAG Dinas Perhubungan Kota
Medan yang telah membantu dalam penelitian.
9. Kepada kedua orang tuaku tercinta bapak Hasoloan Situmorang dan mamak
Anna Sinaga yang berperan penting dalam kehidupanku. Terimakasih buat doa,
dorongan, keringat dan motivasi dari kalian yang tak akan pernah bisa dibalas
dengan apapun dan aku berjanji menjadi pribadi yang terbaik untuk kalian kelak.
10. Kepada saudara tercintaku sekaligus pribadi paling luar biasa dalam hidupku
bng Rafles, eda Heny, kedua jagoanku, kak Mery, pudan tipis, nunna uli, bng uli
birong, dan kembaranku Abigael Uli Ester si jugul.
11. Buat kedua cewek yang selalu ada di setiap suka dan duka ku, Romauli (kuntet)
dan Ari Panjaitan, terimakasih buat kalian berdua. Pribadi yang seperti anjing
iv
12. Buat sahabat tercintaku Sagita, Dily, Eva, Joy, Hengki terimakasih karena kalian
mengajarkanku arti kedewasaan dan sumpah aku rindu kalian. Tetap seperti ini
hingga kita tua nanti. Buat sahabatku Tri Artati Napitupulu dan Cinta Lilis
Malau, tetaplah jadi pribadi yang Senantiasa Mengandalkan Tuhan dan jangan
sakit-sakit lagi.
13. Untuk GSM (Gak Sor Maen) Senti (ketua) teman yang memiliki banyak
kesamaan, bisa saling berbagi music dan pria. Romasti (wakil) orang gilak yang
sok bersih tapi jauh lebih kotor dari yang dibencinya. Iren (penasehat) pribadi
yang paling nyaman diajak curhat dan sedikit salut dengan ketenangannya dalam
menghadapi masalah. Ari (anggota) pribadi yang paling cerewet dan sensitive,
tapi kalo gak ada dia sepi.
14. Keluarga besar Pendidikan Geografi A Reguler 2012, The Elite’z, Mujas,
Lakmin Club, 3B, Manis Manja, GSM, Big Bang Belawan. Trimakasih buat
semua kegilaan kalian selama 4 tahun dan sukses buat kita semua.
15. Buat penghuni kos di jalan sering gg.abadi, Manto (Johannes), K’elti, Iren, Bg
Adi, Pariban awak Delcon (Annes), Widi, Melinda, Despita, Ana, Yuli.
Nantulang samping kost. Thank you buat kalian semua.
16. Buat teman-teman di Organisasi IMDA. Organisasi yang terdiri dari berbagai
karakter, menjadi keluarga selama di Medan, terimakasih buat kalian semua.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, September 2016
Evi Yanti Situmorang
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian... 6
BAB II : KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis ... 7
1. Transportasi ... 7
2. Lalu Lintas... 7
3. Kendaraan... 11
4. Kemacetan ... 13
viii
6. Penginderaan Jauh ... 25
7. Citra Quickbird ... 29
8. Interpretasi Citra ... 31
B. Penelitian yang Relevan ... 34
C. Kerangka Berfikir ... 38
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 40
B. Populasi dan Sampel ... 40
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 41
D. Alat dan Bahan ... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ... 43
F. Teknik Analisa Data ... 44
BAB IV : DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kota Medan ... 45
B. Kondisi Non Fisik Kota Medan ... 50
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peneltian ... 62
B. Pembahasan ... 143
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 147
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik Tingkat Pelayanan Lalu Lintas ... 8
Tabel 2. Daftar Tabel Perhitungan Nilai Esmp ... 9
Tabel 3. Daftar Satuan Mobil Penumpang (Smp) ... 9
Tabel 4. Kapasitas Dasar Ruas Jalan Dalam Satuan Mobil Penumpang ... 11
Tabel 5. Klasifikasi Jalan Raya Menurut Kelas Jalan... 22
Tabel 6. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2010 – 2015 ... 48
Tabel 7. Kepadatan Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2010- 2015 ... 51
Tabel 8. Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2010-2015 ... 52
Tabel 9. Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kota Medan Tahun 2010, 2014, 2015 ... 52
Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 53
Tabel 11. Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamintahun 2012-2015 ... 54
Tabel 12. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 55
Tabel 13. Sarana Pendidikan Di Kota Medan Tahun 2015 ... 57
Tabel 14. Sarana Kesehatan Di Kota Medan Tahun 2015 ... 58
Tabel 15. Sarana Ibadah Di Kota Medan Tahun 2015... 60
Tabel 16. Prasarana Ibadah Di Kota Medan Tahun 2015 ... 61
Tabel 17. Jumlah Sarana Jenis Transportasi/Hari Di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso Dan Jalan Pandu Tahun 2016 ... 63
Tabel 18. Jumlah Sarana Jenis Transportasi/Minggu Di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso Dan Jalan Pandu Tahun 2016 ... 64
Tabel 19. Jumlah Sarana Jenis Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Sisingamangaraja ... 68
Tabel 20. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Senin) ... 71
Tabel 21. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum Dan Maksimum Hari Senin (13.00 – 14.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 73
x
Tabel 23. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Selasa (12.00 – 13.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 76
Tabel 24. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Rabu) ... 77
Tabel 25. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Rabu (06.00 – 07.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 80
Tabel 26. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Kamis) ... 81
Tabel 27. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Kamis (16.00 – 17.00 Dan 17.00 – 18.00)... 83
Tabel 28. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Jumat) ... 84
Tabel 29. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Jumat (06.00 – 07.00 Dan 12.00 – 13.00) ... 86
Tabel 30. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Sabtu) ... 87
Tabel 31. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Sabtu (06.00 – 07.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 89
Tabel 32. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Minggu) ... 90
Tabel 33. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Sabtu (06.00 – 07.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 92
Tabel 34. Jumlah Sarana Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Brigjend Katamso
... 94
Tabel 35. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Senin)... 96
Tabel 36. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Senin (06.00 – 07.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 99
Tabel 37. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Selasa) ... 100
Tabel 38. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Selasa (16.00 – 17.00 Dan 12.00 – 13.00) ... 102
Tabel 40. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Rabu) ... 103
Tabel 41. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Rabu (16.00 – 17.00 Dan 12.00 – 13.00) ... 105
Tabel 42. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Kamis) ... 106
Tabel 43. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Kamis (16.00 – 17.00 Dan 12.00 – 13.00)... 108
xi
Tabel 45. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Jumat (16.00 – 17.00 Dan 13.00 – 14.00) ... 111
Tabel 46. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Sabtu)... 112
Tabel 47. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Sabtu (06.00 – 07.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 114
Tabel 48. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Minggu) ... 115
Tabel 49. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Minggu (06.00 – 07.00 Dan 17.00 –
18.00) ... 117
Tabel 50. Jumlah Sarana Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Pandu ... 119
Tabel 51. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Senin) ... 122
Tabel 52. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Senin (17.00 – 18.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 124
Tabel 53. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Selasa) ... 125
Tabel 54. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Selasa (17.00 – 18.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 127
Tabel 55. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Rabu) ... 128
Tabel 55. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Rabu (17.00 – 18.00 Dan 07.00 – 08.00) ... 130
Tabel 56. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Kamis) ... 131
Tabel 57. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Kamis (17.00 – 18.00 Dan 16.00 – 17.00)... 133
Tabel 58. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Jumat) ... 134
Tabel 59. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari Jumat (17.00 – 18.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 136
Tabel 60. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Sabtu) ... 137
Tabel 61. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
Dan Maksimum Hari (Sabtu 17.00 – 18.00 Dan 07.00 – 08.00) ... 139
Tabel 62. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Minggu) ... 140
Tabel 63. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagian-Bagian Jalan ... 25
Gambar 2. Perjalanan Gelombang Electromagnet Ke Sensor Satelit ... 26
Gambar 3. Beberapa Pantulan Spectral Objek ... 29
Gambar 4. Spesifikasi Dari Citra Satelit Quickbird ... 30
Gambar 5. Kerangka Berfikir ... 39
Gambar 6. Diagram Alir Penelitian ... 46
Gambar 7. Jumlah Sarana Jenis Transportasi/Hari Di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso Dan Jalan Pandu 2016 ... 64
Gambar 8. Jumlah Sarana Transportasi/Minggu Di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso Dan Jalan Pandu Tahun 2016 ... 65
Gambar 9. Jumlah Sarana Jenis Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Sisingamangaraja ... 69
Gambar 10. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Senin ... 72
Gambar 11. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Selasa ... 75
Gambar 12. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Rabu... 78
Gambar 13. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Kamis ... 82
Gambar 14. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Jumat... 85
Gambar 15. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Sabtu ... 88
Gambar 16. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Minggu... 91
xiii
Gambar 18. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend
Katamso Pada Hari Senin ... 98
Gambar 19. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend
Katamso Pada Hari Selasa ... 101
Gambar 20. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend
Katamso Pada Hari Rabu ... 104
Gambar 21. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend
Katamso Pada Hari Kamis... 107
Gambar 22. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend
Katamso Pada Hari Jumat ... 110
Gambar 23. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend
Katamso Pada Hari Sabtu ... 113
Gambar 24. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend
Katamso Pada Hari Minggu ... 116
Gambar 25. Jumlah Sarana Jenis Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Pandu .. 121
Gambar 26. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Senin ... 123
Gambar 27. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Selasa .... 126
Gambar 28. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Rabu ... 129
Gambar 29. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Kamis .... 132
Gambar 30. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Jumat ... 135
Gambar 31. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Sabtu ... 138
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jumlah Kendaraan Bermotor Senin-Minggu ... 149
Lampiran 2. Rata-Rata Kemacetan Dengan Tiga Rentang Waktu ... 150
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perkotaan merupakan bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar
dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibanding dengan
daerah dibelakangnya. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa salah satu
pusat pembentuk daerah perkotaan adalah adanya kegiatan ekonomi yang lebih
kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977).
Perkembangan sebuah kota dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduknya
beserta aktivitas yang berlangsung didalamnya. Kota juga memiliki fungsi
kawasan, seperti fungsi pelayanan sosial, kawasan permukiman kota, kegiatan
perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).
Daerah perkotaan merupakan salah satu fenomena permukaan bumi yang
sangat dinamis, baik dari segi fisik maupun sosialnya. Kedinamisan daerah
perkotaan yang tinggi ini selain berdampak positif, juga tidak jarang
menyebabkan permasalahan bagi warga daerah perkotaan itu sendiri (Ayudanti,
2013).
Salah satu permasalahan yang timbul di daerah perkotaan adalah
kemacetan lalu-lintas. Kemacetan adalah situasi atau keadaan dimana
tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu-lintas yang disebabkan oleh banyaknya
jumlah kendaraan yang melintas pada sebuah jalan dimana jalan tersebut tidak
mampu menampung jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
2
Kemacetan yang terjadi di kota-kota besar biasanya terjadi akibat tidak
tersedianya transportasi publik yang memadai sehingga membuat para
penduduknya memilih untuk menggunakan transportasi pribadi yang dinilai lebih
baik dari transportasi umum yang telah tersedia, sehingga membuat banyaknya
jumlah pengendara kendaraan bermotor di jalanan yang tidak didukung dengan
kondisi ruas jalan yang memadai sehingga terjadi kemacetan.
Kemacetan disebabkan oleh tuntutan arus kedatangan kendaraan pada
suatu sistem yang membutuhkan pelayanan yang mempunyai keterbatasan
ketersediaan dan disebabkan oleh ketidakteraturan pada tuntutan atau sistem
pelayananya, atau kedua-duanya. Jalan merupakan sarana transportasi darat yang
paling penting untuk mendukung aktivitas pembangunan dan pergerakan barang
di dalam kota maupun antar kota.
Suatu daerah memungkinkan berkembang apabila didukung dengan
kondisi jalan yang memadai, baik jalan yang ada pada wilayah yang bersangkutan
ataupun jalan penghubung dengan wilayah luar. Transportasi yang lancar
merupakan faktor pendukung pembangunan, baik pembangunan fisik maupun
ekonomi, yang didalamnya termasuk pembangunan pertalian transportasi itu
sendiri (Bappeda Provinsi jawa Tengah – Puspics UGM, 1999).
Kota Medan sebagai sentral ekonomi di daerah Sumatera Utara
mempunyai perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Kota Medan
merupakan kota ke tiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, tidak
heran jika Kota Medan menjadi pusat ekonomi terbesar di Pulau Sumatera.
3
Masalah lalu-lintas merupakan masalah penting di Kota Medan karena
lalu-lintas adalah sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain,
apabila lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan maka mobilitas penduduk
juga akan mengalami gangguan. Dampak dari gangguan ini misalnya:
pemborosan bahan bakar, waktu dan polusi udara.
Persoalan transportasi di Kota Medan hampir sama dengan kota besar
lainnya di Indonesia. Masalah transportasi disebabkan karena tidak seimbangnya
jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan, rendahnya sumber daya manusia
pengguna jalan raya, sarana pendukung seperti marka jalan, lampu pengatur lalu
lintas, jembatan penyeberangan, fasilitas pejalan kaki dan fasilitas berdasarkan
jenis kendaraan yang digunakan.
B. Identifikasi Masalah
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan
melebihi kapasitas jalan. Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari
di Kota Medan, Jakarta,dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. kemacetan di
Kota Medan disebabkan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Seperti yang
kita ketahui, banyak sekali kendaraan berlalu lalang di jalanan, baik kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum, tak heran meningkatnya angka pengguna jalan
yang semakin hari tidak semakin menurun, melainkan semakin meningkat, seperti
yang terjadi di Ibu kota saat ini. Hampir setiap warga memiliki kendaraan
4
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga
di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. (krizkypermadibdl.blogspot.co.id
diakses tgl 25-01-16; 1:47pm)
Kepadatan penduduk ini juga mempengaruhi laju pertumbuhan kendaraan
bermotor. Jumlah kendaraan bermotor yang bertambah setiap tahunnya akan
semakin meningkatkan kemacetan di Kota Medan, setelah selesai diteliti maka
pemerintah dapat mengambil langkah penting dalam pengelolaan lajur lalu
lintas di Kota Medan.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan indentifikasi masalah, maka masalahnya dibatasi dari
segi jenis kendaraan bermotor yang akan diteliti yaitu kendaraan sepeda motor,
mobil pribadi, angkutan kota, dan truk.
Jalan yang dimaksud penulis yaitu jalan perkotaan (jalan utama).
Pengertian jalan perkotaan menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
1997, merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara
permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum
pada satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau bukan. Termasuk
jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 jiwa,
maupun jalan didaerah perkotaan dengan penduduk kurang dari 100.000 jiwa
dengan perkembangan samping jalan yang permanen dan menerus.
Jenis jalan yang diteliti yaitu jalan arteri primer dan arteri sekunder.
Fungsi jalan arteri primer terhadap transportasi Kota Medan adalah jalan-jalan
5
provinsi), atau ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara satu kawasan andalan
dengan kawasan andalan lainnya dalam satu provinsi, atau ruas-ruas jalan yang
menghubungkan antara pusat primer dan pusat primer lainnya dalam wilayah
Kota Medan.
Sedangkan fungsi jalan arteri sekunder terhadap transportasi Kota Medan
adalah jalan-jalan yang dapat berfungsi sebagai jalur pengalih arus lalu lintas
angkutan utama yang menuju ke dan dari Kota Medan untuk mengurangi beban
jalan arteri primer dan kepadatan lalu-lintas di dalam kota. Selain itu berfungsi
juga melayani pergerakan dari pusat primer ke pusat sekunder. Jalan ini
terkoneksi ke sistem pelayanan jalan arteri primer dan jalan kolektor sekunder
sebagai bagian dari kerangka jalan utama wilayah kota.
(RTRW Kota Medan tahun 2008-2028)
D. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tingkat pelayanan jalan ketiga ruas jalan di Jalan
Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso, dan Jalan Pandu?
2. Bagaimana tingkat kemacetan lalu-lintas yang terjadi di Jalan
Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso, dan Jalan Pandu?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui :
1. Mengetahui tingkat pelayanan jalan ketiga ruas jalan di Jalan
6
2. Menganalisis tingkat kemacetan lalu-lintas yang terjadi di Jalan
Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso, dan Jalan Pandu
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini di harapkan dapat di peroleh manfaat antara lain :
1. Menambah pengetahuan penulis khususnya dalam menyusun tulisan
ilmiah dalam bentuk proposal
2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang relevan
3. Sebagai masukan dalam perencanaan tata ruang kota untuk pemerintah
Kota Medan
4. Sebagai perencanaan lanjutan untuk dinas perhubungan dalam pengelolaan
jalan
5. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal kebijakan manangani
masalah kemacetan lalu lintas serta pemberlakuan peraturan pembatasan
kendaraan bermotor di kota Medan
6. Sebagai masukan kepada pihak yang memproduksi kendaraan bermotor
sebagai inspirasi dalam menginovasikan produk baru yang sesuai dengan
147 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah dipaparkan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkat pelayanan jalan
Tingkat pelayanan ruas jalan yang terdapat pada ruas Jalan
Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu bervariasi
berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang terjadi.
a. Pada rentang waktu pagi (06.00-08.00) terdapat tiga kelas tingkat
pelayanan yaitu agak buruk, buruk dan sangat buruk. Jalan Brigjend
Katamso tergolong dalam kategori agak buruk, Jalan Pandu tergolong
dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamangaraja tergolong dalam kaegori
sangat buruk.
b. Pada rentang waktu siang terdapat dua kelas tingkat pelayanan yaitu buruk
dan sangat buruk. Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu tergolong
dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamanagraja tergolong dalam
kategori sangat buruk.
c. Pada rentang waktu sore terdapat dua kelas tingkat pelayanan yaitu agak
buruk dan sangat buruk. Jalan brigjend katamso dan jalan pandu tergolong
dalam kategori agak buruk dan jalan sisingamangaraja tergolong dalam
148
2. Tingkat Kemacetan
Dari analisis tingkat kemacetan yang dilakukan, tingkat kemacetan yang
terjadi pada ketiga ruas jalan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas
yakni kelas rendah, sedang dan tinggi. Untuk kelas tingkat kemacetan rendah
yaitu Jalan Brigjend Katamso, untuk kelas tingkat kemacetan sedang yaitu Jalan
Pandu, dan Jalan Sisingamangaraja digolongkan kedalam kelas tingkat kemacetan
tinggi.
B. Saran
Dalam mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Jalan
Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu perlu penanganan:
1. Meningkatkan disiplin, dan tindakan tegas terhadap pengguna jalan dengan
tertib berlalu lintas, terutama melarang angkutan umum berhenti terlalu lama
(ngetem), menaikan, menurunkan penumpang sembarangan
2. Perlu ditingkatkan disiplin pengguna jalan dalam menggunakan sarana dan
prasaran transportasi
3. Perlu peningkatan kualitas jalan di jalur alternatif dan sekitar Jalan sehingga
lalu lintas bisa terbagi dan tidak menumpuk di ruas Jalan.
4. Perlunya kesadaran dari diri sendiri serta pendisiplinan dari pihak pemerintah
dalam hal parkir sembarangan
5. Perlunya perencanaan dan kebijakan dari pihak DInas Tata Ruang Kota dalam
membangun fasilitas public (sekolah, pasar, pabrik, perkantoran) agar
lokasinya tidak langsung menghadap ke depan jalan.
6. Pengoptimalan penggunaan halte untuk menaikkan dan menurunkan
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Alik Ansyori (2008), Rekayasa Lalu Lintas, penerbit UMM Press, malang
Ayudanti Patriandini, R. Suharyadi, Ibnu Kadyarsi, Jurnal Kajian Tingkat Kemacetan Lalu-Lintas dengan Memanfaatkan Citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis di Sebagian Ruas Jalan Kota Tegal
Blog Siva Nur Ikhsani 2014, Makalah Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut “Citra Satelit
Quick Bird”
Devy Monica, Hariyanto, Saptono Putro, Jurnal Penggunaan Citra Quickbird untuk Mengidentifikasi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Semarang Berdasarkan Pola Jaringan Jalan, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, Dkk (2005) Makalah Utama Pengembangan Jaringan Jalan Wilayah Sumatera Berbasis Penataan Ruang
F. D. Hobbs (1995), Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas edisi kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Hendy Setya Pratama, Jurnal Analisis Tingkat Kemacetan Lalu-Lintas dengan Memanfaatkan Citra Satelit Ikonos dan Sistem Informasi Geografis di Ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Oerip Sumoharjo, Kota Surakarta
I Putu Yogi Darmendra, Jurnal Pemanfaatan Citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis untuk Rekomendasi Manajemen Jalan di Kota Denpasar
Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2009
Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2013
krizkypermadibdl.blogspot.co.id diakses tgl 25-01-16; 1:47pm
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Bina marga 1997
Meurah, Cut, Modul Penginderaan Jauh
Oglesby Clarkson H. dan R. Gary Hicks(1999), Teknik Jalan raya, Penerbit Erlangga, Jakarta
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan
Setijowarno Djoko (2003), Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata, Bandung
UU no 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan
Wells G.R (1993), Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Bhratara, Jakarta