PENUGASAN
Syarat penugasan yang harus dimiliki oleh klien dan kantor akuntan publik terdapat dalam SAS 108 (AU 310) mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahaman dengan klien dalam surat penugasan, meliputi tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan manajeman, serta batasan-batasan penugasan. Pembatasan yang diberlakukan pada pekerja auditor, batas waktu penyelesaian audit, bantuan yang akan diberikan oleh karyawaan klien dalam mencari catatan dan dokumen, serta skedul yang akan disiapkan oleh auditor.
Surat penugasan juga bisa mencakup perjanjian untuk memberikan jasa lain seperti SPT pajak atau konsultasi manajemen. Surat penugasan bertujuan menginformasikan klien bahwa audditor tidak dapat menjamin semua tindakan kecurangan akan ditemukan. Untuk audit atas perusahaan nonpublik, surat penugasan biasanya ditandatangani oleh manajemen. Untuk perusahaan publik, secara eksplisit Sarbanes Oxley Act mengalihkan tanggung jawab mempekerjakan auditor dari manajemen ke komite audit. Surat penugasan untuk perusahaan publik juga akan mencakup perjanjian menyangkut audit terhadap keefektifan pengendalian intern atas pelaporan keuangan, dan juga dapat meliputi setiap jasa nonnaudit yang harus disetujui lebih dahulu oleh komite audit. ( Alvin A. Arens dkk,hal: 274) Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit.
Standar umum yang pertama berbunyi sebagai berikut: “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.”
Mengidentifikasi tim audit yang terdiri dari:
a. Seorang partner yang akan bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit.
b. Satu atau lebih manajer, yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit
c. Staf asisten, yang melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.
Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan penggunaan spesialis antara lain: a. Penilaian.
b. Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau kondisi.
c. Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik metode khusus.
d. Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan.
Tahap keedua dari suatu audit menyangkut penetapan strategi audit untuk pelaksaan dan penentuan lingkup audit. Perencanaan merupakan tahap yang cukup sulit dan menentukan keberhasilan penugasan audit. Perencanaan audit biasanya dilakukan antara tiga hingga enam bulan sebelum akhir tahun buku klien. (Haryono Jusup, hal: 170) Tahapan yang sangat penting dalam setiap audit adalah perncanaan, karena perencanaan mengatur mengenal urutan setiap bagian atau tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Standar pekerjaan lapangan pertama dalam standar auditing menyatakan bahwa :
“Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.”
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan audit dengan sikap skeptis profesional tentang berbagai hal seperti integritas manajemen, kekeliruan dan ketidakberesan, dan tindakan melawan hukum.
Ada tiga alas an utama mengapa auditor merencanakan penugasan dengan tepat antara lain: 1. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi pada situasi yang dihadapi.
2. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar
3.Untuk menghindari kesalah pahaman dengan klien
Perancangan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan terlebih dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut:
1. Auditor harus memutuskan apakah akan menerima seorang klien baru atau melanjutkan pelayanan untuk klien yang telah ada sekarang.
2. Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit, informasi ini akan mempengaruhi bagian lain dari proses perencanaan.
3. Auditor memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan untuk menghindari kesalahpahaman.
4. Dipilihnya staf untuk penugasan, termasuk bila dibutuhkannya spesialis audit.
Langkah yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya antara lain: 1. Memahani bisnis dan industri klien.
2. Melaksanakan prosedur analitik.
3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal