• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA NEED FOR EXHIBITION DENGAN INTENSITAS WINDOW SHOPPING PADA REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA NEED FOR EXHIBITION DENGAN INTENSITAS WINDOW SHOPPING PADA REMAJA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA NEED FOR EXHIBITION DENGAN INTENSITAS WINDOW SHOPPING PADA REMAJA

SKRIPSI

Oleh :

Dinda Citra Permadi 07810047

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA NEED FOR EXHIBITION DENGAN INTENSITAS WINDOW SHOPPING PADA REMAJA

SKRIPSI

DiajukanKepada

FakultasPsikologiUniversitasMuhammadiyah Malang

SebagaisalahsatupersyaratanuntukmemperolehGelarSarjanaPsikologi

Oleh:

Dinda Citra Permadi 07810047

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan Need For Exhibition Dengan Intensitas Window Shopping Pada Remaja

Nama Peneliti : Dinda Citra Permadi No.Induk Mahasiswa : 07810047

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 27 September – 10 Oktober 2011 Tanggal Ujian : 11 September 2011

Malang, 2011 Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji Pada Tanggal : 11 September 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Zakarija Achmat,S.Psi.,M.Si. ____________________

AnggotaPenguji : 1. Yudi Suharsono, M.Si.Psi ____________________

2. Tri Muji Ingarianti,S.Psi.,M.Psi ____________________

3. Dra.Djudiyah,M.Si ____________________

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dinda Citra Permadi NIM : 07810047

Fakultas/Jurusan : Psikologi

PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Hubungan Need for Exhibition dengan Intensitas Window Shopping pada Remaja 1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali

dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat denga sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai denga nundang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 31 Oktober 2011

Ketua Program Studi Yang Menyatakan

(6)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan, kecuali ucapan alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Need For Exhibition Dengan Intensitas Window Shopping Pada Remaja” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatanini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs.Tulus Winarsunu M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Yudi Suharsono, S.Psi,M.Si dan Zakarija Achmat,S.Psi,M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II yang sudah banyak meluangkan waktunya serta selalu memberikan kritik, saran, bimbingan serta motivasinya sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

3. Dra. Cahyaning Suryaningrum selaku Dosen Wali Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2007 kelas A yang telah banyak membantu dan mengarahkan kegiatan akademis penulis.

4. Kedua Orang tuasaya “Ayah dan Mamak”, yang senantiasa mengiringi dengan do’a, perhatian, nasihat, dukungan, kepercayaannya dan kasih sayang yang selalu jadi motivasi untuk penulis menyelesaikan skripsi.

5. Buat Dadik dan Dimas (adek-adekku) terima kasih buat bantuan, hiburannya dan motivasinya. Ayo sama-sama sukses biar bisa banggain orang tua kita.

6. Buat temenku, Ririf, Happy, Dhany, Mas Nduk dan Mas Jenggot yang telah memberikan bantuan, dukungan dan selalu memberi semangat satu sama lain untuk menyelesaikan skripsi ini serta bersama-sama di saat senang maupun sedih. 7. Teman-teman kost blok 5 kav 99 : Devi, mba Dhe, Tiwi, Ayu munel, Phima,

(7)

Makasihbuat cerita, pengalaman, kumpul-kumpulnya, seru-seruan bareng-bareng, (susah seneng bareng). Selalu kangen saat-saat kumpul bareng teman-teman 99. 8. Semua teman-temanku di Fakulatas Psikologi angkatan 2007 khususnya kelas A,

dan temen-temen PsikologiAna, Romo, Rahmat, Mbek, Zaini, Kebo, Ciput, Om Au, semuanya terima kasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini. Kangen Psikologi 2007 yang selalu kompak.

9. Buat sahabat-sahabatku, Ayu, Vitri, Jangkung, Mitha, Viki, Rifki, Fausi, Kudduz, Jojo makasih buat dukungan dan semangatnya.

10.Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan ridhonya kepada kita semua amien.

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

INTISARI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Intensitas Window Shopping ... 9

B.Ciri-Ciri Window Shopping ... 11

C.Tujuan Window Shopping ... 12

D.Karakteristik ... ... 13

E.Pengertian Need For Exhibition ... 15

F. Pengertian Remaja ... 20

G.Tahapan Remaja ... 22

H.Karakteristik Remaja ... 22

I. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ... 26

J. Hubungan need for exhibition dengan Intensitas window shopping 27

K.Kerangka Pemikiran... 30

L. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian ... 31

B.Variabel Penelitian ... 31

(9)

D.Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

E.Tempat dan Waktu penelitian... 34

F. Jenis data dan Instrument penelitian ... 34

G. Pengujian Instrument ... 38

H. Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 43

B.Analisa Data Penelitian ... 45

C.Pembahasan ... 46

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 50

B.Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor untukjawaban pernyataan Skala Likert ... 35

Tabel 3.2 Blue Print SkalaNeed For Exhibition ... 36

Tabel 3.3 Tabel Angket Intensitas ... 37

Tabel 3.4 Rangkuman Anlisa Validitas Need for Exhibition ... 39

Tabel 3.5 Blue Print Skala Need For Exhibition (Try Out) ... 40

Tabel 3.6 Uji realibilitas item Need For Exhibition ... 41

Tabel 4.7 Rentang nilai skala Need For Exhibition ... 43

Tabel 4.8 Rentang nilai skala Intensitas window shopping ... 44

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala untuk Try Out Need For Exhibition Lampiran 2. Data Try Out Skala Need For Exhibition Lampiran 3. Skala Untuk Penelitian

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ali.M & Asrori.M (2010).Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:Bumi Aksara

Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press ______, (2005). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press ______, (2007).Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Ed. Revisi). Jakarta: Pt Rineka Cipta

__________________.Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Ed. Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta

Azwar, S.(2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar ______(2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar Badriyah,F & Diati, B.2004.Be Smart Girl.Jakarta:Gema Insani Press

Brusdal, Ragnhild,. Lavik, Randi. (2011). Just Shopping? Acloser look at youth and shopping in norway. Surabaya. Universitas Airlangga. www.sagepub.com.

Chan, Syafruddin.2003.Relation Marketing. Jakarta: Gramedia. Pustaka Utama Chaplin,JP. (2000). Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta:Rajawali pers

_________, (2006). Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Feist & Feist, (2010). Theories of personality. Fourth Edition, Boston : McGraw-Hill

Companies Inc.

Gunarsa,Singgig.D & Gunarsa.Yulia Singgih.D(2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:BPK gunung Mulia

Hadi, Sutrisno, Prof. Drs. MA. (2004). Statistik. Yogyakarta : Andi Offset. Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga

(13)

Haytko, D & Baker, J.2004.It’s all about at the mall.Exploring adolescent girls experience.Journal retailing(80)67-83.New York University:Elsevier

Kartini, Kartono (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Cetakan 9, Jakarta: PT Raja Grafindo Persaja.

Kamus besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun). 1989.

Kerlinger, F. (2004). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gajahmada University Press

__________. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press

Lestari, Sri.(2005).Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis Dengan Loyalitas Pengunjung Pada Remaja Terhadap Mall Plasa Dieng Malang.Skripsi.Universitas Muhammadiyah Malang.

Mappiarre, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Mar’at, samsuniwiyati. (2008). Psikologi Perkembangan.Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Meriam- Webster. (2009). Apa itu shopping mall. www. Merriam-Webster.Com. diakses pada tanggal 28-04-2011, pukul 20.00 WIB.

Mittal,B &Sheth,N,J.2004.Consumer Behavior,2nd edition.OhioUSA Thomson South Western

Moeliono, Anton M.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka Monks,F.J.,dkk.(1982). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Nikmah, Mazidatun.(2010). Hubungan For Exhibition Dengan Intensitas Kunjungan Ke Kafe. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Rosandi, Andika Filona.2004. Perbedaan Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Pria dan Wanita di Universitas Katolik Atma Jaya.Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya: Jakarta

Papalia, D.E, Olds, S.W, Feldman, R.D. (2001) Human Development (Eight Edition). New York : McGraw- Hill.

(14)

Santrock, John. W. (1995). Life span development, Perkembangan Masa Hidup, edisi 5 jilid II. Surabaya : PT. Gelora Aksara Pratama.

Sari, Dini permana. S.Psi,. Ullum, Noviantik Nur. S.Psi. (1999). Pengenalan instrument psikodiagnostik. Malang, Universitas Muhammadiyah.

Semium, (2006). Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Frued.

Setiadi, N.J.(2003). Perilaku Konsumen (Ed. Revisi). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Soekanto,S. (1991). Mengenal dan Memahami Masalah Remaja. Jakarta: Pustaka antara

Sudarsono. (1993). Kenakalan Remaja. Jakarta : Rineka Cipta

Sukardi, Dewa Ketut.1993. Inventori Minat dan Kepribadian.Jakarta : PT Rineka Cipta

Sarwono, Sarlito.W.2011. Psikologi Remaja (Ed.Revisi) Jakarta : Rajawali Pers Tatum, Malcolm. (2011). Whats is a window shopping. Free widgets four your site. Triyoga, Hardani. (2011). Mall Sebagai Tempat Rekreasi. Jakarta: www. Harian

seputar Indonesia.Com, Sumber Referensi terpecaya, diakses pada tanggal 28-04-2011 pukul: 20.00 WIB.

Wagner.2009. Gaya Hidup “Shopping Mall” Sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif Pada Remaja Diperkotaan. Skripsi. Fakultas Ekologi Manusia. Universitas Institur Pertanian Bogor: Bogor

Winarsunu, T.(2007). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan (Ed. Revisi). Malang: UMM press

Yatim, Danny Irawan. (2005). Gambaran Gaya Hidup Remaja Yang Memiliki Keterlibatan Tinggi Terhadap Shopping Mall. Jakarta : Unika Atma Jaya. www.cogsci.princeton.edu/cgi-bin/webwn

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini konsep belanja ke pasar modern telah berkembang sebagai cerminan gaya hidup dan rekreasi dikalangan masyarakat khususnya remaja. Dimana pasar modern adalah pasar yang dikelola secara modern, umumnya terdapat diperkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu pelayanan yang baik kepada konsumen. Pasar modern antara lain mall, supermarket, departemen store, shopping center, swalayan dan lain sebagainya. Mall merupakan salah satu yang

sering dikunjungi masyarakat, sehingga mall bukan hal yang baru lagi bagi masyarakat. Pembangunan mall sendiri semakin meningkat setiap tahun. Contohnya di Malang ada beberapa mall seperti Dieng Plaza, Malang Plaza, Malang Town Square, Mall Olimpic Garden, @Mx, Sarinah, Ramayana dan lain sebagainya. Dalam hal ini mall mempunyai persamaan dengan Plaza. Mall atau Plaza adalah suatu kompleks toko yang teratur dan mewakili barang dagangan yang terkemuka, umumnya meliputi rumah makan area parkir yang menyenangkan, sebuah versi modern dari pasar tradisional. Mall juga dapat diartikan suatu bangunan atau kesatuan bangunan yang berisi toko dan berhubungan dengan tempat jalan-jalan yang mudah untuk orang lain berjalan dari satu toko ke toko yang lain (www.cogsci.princeton.com).

(16)

2

Sehingga mall menjadi sarana rekreasi dan hiburan yang memenuhi hampir semua kebutuhan masyarakat, mulai dari supermarket, toko-toko retail asing maupun domestik yang menjual berbagai macam produk fashion, pusat jajanan, arena bermain anak, bioskop, dan berbagai acara hiburan lainnya. Mall seperti ini dikenal dengan istilah “one stop shopping mall”, yaitu mall yang menyediakan segalanya sehingga pengunjung tidak perlu pergi ke tempat lain. Dengan demikian, mall bukan hanya menjadi tempat berbelanja, namun juga menjadi tempat rekreasi, menghabiskan waktu luang dan pusat hiburan. Oleh karena itu mall menjadi elemen penting dalam gaya hidup masyarakat perkotaan modern sehingga diberi label sebagai “sebuah fenomena kebudayaan”. Jadi shopping mall adalah sebuah tempat yang di dalamnya terdapat pusat perbelanjaan dan juga dilengkapi dengan berbagai macam hiburan serta dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat hanya dari satu tempat (Agustina dalam Wagner, 2010)

Barang yang dijual di mall memiliki variasi jenis. Selain menyediakan barang-barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang-barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas relatif yang lebih terjamin karena melalui penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak. Selain itu banyak fasilitas modern yang ditawarkan sehingga dapat menopang kemudahan belanja dan jalan-jalan yang mampu dihadirkan secara lebih sempurna oleh mall kepada pengunjungnya. Mall sebagai pusat perbelanjaan menyediakan sarana sebagai pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut.

(17)

3

membeli pakaian di butik, bermain game, menonton film di bioskop dan membeli obat-obatan di apotek dan lain-lain.

Sebelumnya para pelaku bisnis mall berkompetisi untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan pusat perbelanjaan yang mengutamakan efektivitas dan efisiensi waktu, hanya untuk berbelanja barang-barang kebutuhan. Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan konsumen berubah menjadi mementingkan elemen hiburan dalam pusat perbelanjaan (Agustina, 2005). Sebuah penelitian menemukan bahwa elemen hiburan merupakan sumber motivasi terkuat dalam pilihan konsumen mall, dan juga berhubungan dengan produktivitas mall (Christiansen dalam Agustina,

2005).

Fenomena budaya window shopping merupakan salah satu indikasi lain penetrasi bazar budaya global dalam masyarakat kita. Window shopping merupakan kegiatan untuk menghabiskan waktu di dalam mall atau toko-toko tanpa berniat untuk melakukan pembelian. Salah satu atraksi terbesar dari window shopping adalah bahwa aktivitas tidak ada biaya apapun. Window shopping bukan merupakan kegiatan yang terburu-buru, melainkan dilakukan secara santai. Ciri khas dari window shopping adalah tidak peduli berapa banyak yang harus dilihat dan waktu

yang dihabiskan untuk melakukannya. Sebaliknya fokus utamanya adalah untuk menikmati barang-barang yang ditampilkan di toko atau etalase. Proses ini melibatkan berjalan melalui daerah perbelanjaan atau mall dengan tujuan utama melihat barang-barang yang ditampilkan darisetiap toko atau butik yang terdapat di mall tersebut.

Mall menawarkan sebuah perubahan baru, sebagai salah satu pertanda

modernisasi. Mall-mall menggantikan fungsi pasar-pasar tradisional, karena kegiatan berbelanja tidak hanya sekedar membeli barang-barang tetapi bagian dari aktivitas relaksasi dan menunjukkan identitas diri. Sehingga mereka datang ke mall bukan hanya untuk jalan-jalan saja tetapi juga untuk menampilkan dirinya melalui apa yang mereka pakai atau gunakan agar tampak modis dan trend.

(18)

4

2005).Yang mana fungsi mall tidak hanya untuk sekedar pusat wisata belanja saja. Namun, saat ini banyak mall memiliki multifungsi sebagai tempat makan hingga rekreasi untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat.

Dengan merancang sebagai pusat lifestyle, membuat mall sesuai dengan karakter masyarakat kota. Selain itu, bisa menjadi tujuan obyek tempat untuk melengkapi aktivitas atau kebutuhan sehari-hari. Hingga sekarang semakin banyak mall mewah bersaing dengan menawarkan konsep lifestyle disertai fasilitas

penunjang yang lengkap. Setiap mall memiliki terobosan berbeda yang bisa menjadi magnet untuk menarik minat pengunjung. Mall pun diubah menjadi tempat yang bisa memenuhi kebutuhan hang-out, teknologi informasi WiFi, sampai hiburan. Segmentasinya juga sudah meluas dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa (www.Harian Seputar Indonesia.com)

Sedangkan menurut Hayto dan Baker (2000) menyatakan bahwa mall adalah “hiburan” untuk remaja belasa tahun. Serta melihat fenomena bahwa kebanyakan remaja senang mengunjungi mall yang identik sebagai tempat yang dapat memberikan kenikmatan hidup dan pengalaman yang menyenangkan maka secara tidak langsung mall menyajikan sebuah gaya hidup hedonis di kalangan remaja. Remaja didapati menjadi pengunjung mall terbesar dibandingkan dengan kelompok usia lain karena remaja memiliki waktu luang lebih banyak (Yatim, 2005). Menurut survey peneliti melalui interview, remaja setelah menyelesaikan aktivitas dan kegiatan akademik waktu luang mereka sebagian di isi dengan berkumpul dengan teman-teman, jalan-jalan ke mall, nongkrong di warung atau cafe dan lain-lain. Dengan memakai pakaian tertentu yang telah mereka pilih sesuai kepribadian mereka masing-masing agar terlihat modis dan menarik. Dikalangan remaja rasa ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar sangatlah besar, padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak pernah puas dengan modenya (www.psikologi.com).

(19)

5

hidup modern, seperti plasa atau diskotek daripada berkumpul dan melakukan kegiatan diskusi atau membentuk kelompok belajar dengan teman sejawat” Banjarmasin Post, 9 April 2004 (dalam Lestari, 2005). Sementara dalam fakta lain menyebutkan bahwa “Remaja masa pubertas mulai melakukan cara ngeceng dan mejeng di tempat-tempat keramaian seperti mall, kongkow di cafe, dan lain-lain semua itu menimbulkan perubahan gaya hidup dari konsumtif, hedonis yang berprinsip bahwa kenikmatan dan kesenangan hidup dicapai hanya dengan materi sampai dengan gaya hidup permisif” (Badriyah & Diati, 2004). Dengan kata lain ada anggapan bahwa orang yang berkunjung atau berberbelanja ke mall dikatakan lebih modern daripada orang yang berkunjung atau berbelanja ke pasar tradisional, khususnya bagi remaja-remaja.

Istilah remaja atau “adolesence”, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Festinger dalam Haryanto, 1997) menyatakan bahwa ada kebutuhan instrinsik dari individu untuk mengevaluasi kemampuannya. Kebutuhan ini muncul juga pada diri remaja. Ada lima sifat dan sikap remaja pada umumnya yaitu menemukan pribadinya, menentukan cita-citanya, menggariskan jalan hidupnya, bertanggung jawab dan menghimpun norma-norma sendiri.

Masa remaja merupakan periode peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Pada fase ini, remaja mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya biologis, kognitif, dan psikososial. Selain itu remaja dapat dikatakan juga sebagai masa pencarian jati diri atau proses mencari identitas ego. Dimana remaja berusaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud menemukan dirinya. Sehingga perkembangan sosial remaja dapat dilihat adanya dua macam gerak yaitu memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah teman-teman sebaya (Monks dkk, 1892). Seperti dijelaskan oleh Erikson (dalam Hurlock, 1980) bahwa identitas diri yang dicari remaja berupa usaha menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat.

(20)

6

Y,R,B.5 Desember 2003.www.e-psikologi.com). Selain itu remaja memiliki berbagai kebutuhan sesuai dengan perkembangannya. Salah satunya adalah kebutuhan untuk di pandang dan dilihat. Bagi remaja, mall telah menjadi sebuah tempat dimana remaja dapat memenuhi berbagai kebutuhan mereka dengan bersosialisasi, menikmati berbagai hiburan, atau hanya menikmati pemandangan dalam mall. Sehingga mall sendiri sering dimanfaatkan remaja untuk melakukan window shopping seperti berjalan-jalan, berkumpul dengan teman-teman dan bermain.

Karena mall sendiri sampai saat ini masih dipandang sebagai salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi dan mengekspresikan diri remaja. Sebab mall merupakan tempat yang ramai, menarik dan stategis untuk memamerkan sesuatu.

Remaja ingin diakui keberadaannya oleh lingkungan sekitarnya dengan menjadi bagian dari lingkungan sosialnya. “Remaja umumnya tidak terlepas dari keceriaan dunia remaja yang diakrabinya. Sekedar mejeng di mall menjadi bukan barang haram. Remaja senang pergi ke mall “jalan bareng-bareng, melihat barang di etalase, atau makan direstoran”. Mereka mengunjungi mall 3 kali dalam seminggu dengan uang saku yang berlebih. Dalam sebuah jajak pendapat, mall adalah tempat mangkal paling populer untuk mengisi waktu luang remaja (30,8%), sedangkan jajan merupakan prioritas pertama pengeluaran remaja (49,4%) disusul dengan membeli alat sekolah (19,5%), untuk jalan-jalan atau hura-hura (9,8%), menabung (8,8%) sisanya untuk membeli kaset (2,3%), membeli aksesoris mobil (0,6%) dan ada pula yang tidak menjawab (0,4%) (Gatra edisi 3 januari 1998 dalam Lestari, 2005). Menurut survey yang dilakukan peneliti remaja sering datang ke mall untuk jalan-jalan, cuci mata, belanja, makan dan nongkrong dengan berbagai fasilitas yang ada di mall.

Reynold (dalam Rosandi, 2004) menyatakan bahwa remaja putri lebih banyak membelanjakan uang dari pada remaja putra untuk keperluan penampilan. Mereka rela mengeluarkan uang begitu banyak, hanya untuk mendapatkan apa yang dinginkan. Tetapi untuk menunjukkan eksistensinya itu berlaku pada remaja putri dan putra. Mereka sama-sama ingin untuk menampilkan dirinya dan ingin untuk dilihat.

(21)

7

pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang apabila dicapai akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke arah pengurangan tegangan (Setiadi, 2003). Sehingga remaja akan mengulangi perbuatan window shopping tersebut yang kemudian disebut dengan intensitas.

Dalam Kamus Psikologi ( Kartono& Gulo, 2003), intensitas adalah besar atau kekuatan suatu tingkah laku; bersifat kuantitatif. Sedangkan Intensitas berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (Moeliono, 1990) merupakan keadaan (tingkatan, ukuran) intensnya (kuatnya, hebatnya, bergeloranya dsb). Menurut Chan (2003) frekuensi mengunakan dasar seberapa sering seseorang melakukan pembelian dalam kurun waktu tertentu.

Jadi dalam hal ini intensitas window shopping yang dilakukan remaja yaitu jumlah frekuensi dikalikan jumlah jam subyek datang berkunjung ke mall dalam kurun waktu tertetu. Intensitas tinggi apabila window shopping adalah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga kegiatan window shopping rutin sering dilakukan oleh remaja. Sedangkan intensitas rendah apabila window shopping tidak rutin atau jarang dilakukan.

Remaja memiliki berbagai kebutuhan salah satunya untuk tampil, eksis, di pandang dan lain-lain. Seberapa sering remaja melakukan window shopping menunjukkan kebutuhan yang mereka miliki. Jadi dalam hal ini, motivasi seseorang untuk berbelanja tidak lagi guna memenuhi kebutuhan dasariah yang ia perlukan sebagai manusia, melainkan terkait dengan hal identitas. Akan tetapi, yang dimaksud di sini adalah guna sebuah harga diri. Misalnya seseorang akan merasa “lebih baik” bila mampu makan di mall dari pada membeli makanan di warteg.

Seperti yang diungkapkan Murray (dalam Alwisol, 2005) need for exhibition yaitu orang-orang tersebut mempunyai suatu kebutuhan untuk mengesankan, dilihat dan di dengar, membuat orang lain kagum, bergairah, terpesona, terhibur, terkejut, terangsang, terpikat, menjadi pusat perhatian, menonjolkan prestasi, serta menyatakan keberhasilannya.

(22)

8

pemenuhan terhadap need for exhibition. Berdasarkan penelitian tersebut muncul suatu pertanyaan, apakah need for exhibition juga berhubungan dengan intensitas window shopping pada remaja.

Pertanyaan tersebut berawal dari anggapan bahwa window shopping merupakan salah satu cara remaja untuk tampil, sehingga seharusnya ada hubungan antara tinggi rendah kebutuhan (need for exhibition) untuk tampil dengan jumlah frekuensi intensitas window shopping. Karena dengan melakukan window shopping ke mall akan memberikan kesan mewah dan berkelas sehingga dapat menampilkan, mencirikan dirinya, dapat diperhatikan orang dan menonjolkan dirinya.

Berdasarkan uraian di atas maka “Apakah Hubungan Antara Need for Exhibition Dengan Intensitas Window Shopping Pada Remaja”. Penelitian ini bermanfaat untuk masukan dan wacana kepada mall khusunya dalam pengelolaan public relation.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan need for exhibition dengan intensitas window shopping pada remaja?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan need for exhibition dengan intensitas window shopping pada remaja.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ilmiah psikologi industri organisasi khususnya dalam psikologi konsumen, untuk memperoleh pemahaman dan pengembangan teori.

2. Secara praktis

Referensi

Dokumen terkait

Nilai potensial int€raksi pasangan antar partikel di dalam inti yang sesungguhnya sangat sulit untuk dit€rfukan baik secra eksperimen maupun teori. Model-model yang

Realisasi dari MoU ini juga diberitakan oleh media Kompas online, tanggal 1 November 2012, dengan judul “Desember, RI Impor Beras Kamboja 100.000 Ton”, dalam pemberitaan ini

Pokja Kosntruksi SLP Pemerintah Kota Cirebon akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh gender, etika profesi dan hirarki jabatan terhadap profesionalisme auditor pada auditor di KAP

Our data (Table 2) showed that water fraction, butanol and ethyl acetate fraction of velvet bean seeds decreased platelet aggregation (as an antiplatelet activity) probably due

Untuk memperoleh keunggulan daya saing secara global, puskesmas dituntut mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dengan harga yang wajar bersaing dimana tujuan utama

Judul Penelitian : Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kadar Kolesterol pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran USU tahun 2016 Nama Peneliti : Frederick Lim.. Institusi :

mahasiswa merasa kesulitan mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia, kurang menguasai gion’go -gitaigo , kemampuan bahasa Jepang masih kurang serta tidak