• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi instruksional dalam pengajaran mulok di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Serang - Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi instruksional dalam pengajaran mulok di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Serang - Banten"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM

PENGAJARAN MULOK DI MADRASAH DINIYAH

AWALIYAH AL-ITTIHAD SERANG BANTEN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam

Oleh KHALILAH 204051002831

Dibawah Bimbingan

Dra. Armawati Arbi, M.Si NIP : 150 246 288

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

(2)

KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENGAJARAN MULOK DI MADRASAH DINIYAH

AWALIYAH AL-ITTIHAD SERANG BANTEN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam.

Oleh KHALILAH 204051002831

Dibawah bimbingan

Dra. Armawati Arbi, M.Si NIP : 150 246 288

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENGAJARAN MULOK DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH AL-ITTIHAD

SERANG BANTEN” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Juni 2008.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos. I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 19 Juni 2008 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Arief Subhan, M.A Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A NIP : 150 262 442 NIP : 150 299 324

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. Masran, M.Ag, Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum.

NIP : 150 275 384 NIP : 150 244 766

Pembimbing

(4)

ABSTRAK NAMA : Khalilah

JUDUL : Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Mulok Di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Serang Banten

Komunikasi instruksional merupakan komunikasi dalam pengajaran didalam kelas, guru sebagai komunikator, siswa sebagai komunikan, sedangkan pesan yang akan disampaikan adalah materi yang akan diajarkan didalam kelas. Komunikasi yang digunakan didalam kelas ini dalam rangka untuk mengefektifkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah penulis ingin mengetahui bagaimana guru dalam menerapkan kmunikasi instruksional didalam kelas, bagaimana persiapan yang dilakukan guru dalam mengajar, bagaimana komunikasi instruksional yang dilakukan guru dikelas pada mata pelajaran dakwah baik menggunakan media ataupun non-media serta strategi mengajar dan taktik apa yang dilakukan guru dalam menerapkan komunikasi verbal dan non-verbal.

Pada penulisan skripsi ini peneliti membatasi masalah pada komunikasi instruksional didalam kelas itu sendiri, sedangkan subjek dari penelitian ini adalah guru sebagai komunikator dalam proses belajar mengajar dikelas, sedangkan objeknya adalah aktifitas komunikasi yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam penelitian ini juga, penulis meneliti selama delapan kali pertemuan yakni dua bulan kurang lebih. Untuk mengefektifkan penelitian tidak lupa peneliti menggunakan media penelitian seperti rekaman untuk merekam proses belajar mengajar dikelas pada pelajaran dakwah selama delapan kali pertemuan yang melalui beberapa tahapan dalam penelitian, yakni tahapan pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara mendalam dan dokumen, dan juga tahapan mengolah data, tahap menganalisa data.dengan tersusunnya semua itu maka peneliti dengan mudah akan melakukan penelitin tentang komunikasi instruksional yang dilakukan didalam kelas.

(5)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling tepat selain penulis memanjatkan puji dan syukur stulusnya kepada Allah SWT, yang senantiasa memberi hidayah pada setiap hamba-Nya. Tak lupa salawat beserta salam selalu dicurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Berkat hidayah dan Rahmat-Nya, shingga penulisan skripsi yang berjudul “Komunikasi instruksional guru terhadap siswa di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Serang-Banten dalam menanamkan nilai-nilai kegamaan pada mata pelajaran dakwah”, dapat menyelesaikan dengan tanpa kesulitan yang berarti.

Dengan penuh kesadaran, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. H. Murodi, M.A, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan pembantu Dekan I Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, pembantu Dekan II Bapak Drs. Mahmud Jalal M.A, pembantu Dekan III Bapak Drs. Studi Rizal LK, M.A.

(6)

3. Ibu Dra. Armawati Arbi, M.Si, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan, pengarahannya yang sangat berguna bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Para Dosen yang telah mengajarkan ilmunya pada penulis dari semester I

hingga semester VII, para staff perpustakaan yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam skripsi ini.

5. Ketua Yayasan Al-Ittihad, Kepala Sekolah MDA Al-Ittihad Ibu Hilmiyah S.Pd.I, beserta para Dewan guru yang telah memberikan kesempatan untuk meneliti dan pengambilan data-data untuk skripsi.

6. Ayahanda tercinta H. Husni, Ibunda tercinta Hj. Hazanah, Teteh dan Aa, beserta adik-adikku Evi, Uun, dan Faiz yang telah memberikan dukungan moril maupun material.

7. Sahabatku yang selalu ada untukku Ika Kariza “tetap semangat”, Serta orang yang selalu dihati dan sabar menanti untukku.

8. Teman-teman KPI Ekstensi angkatan 2004 mudah-mudahan bisa bertemu lagi dan teman-teman kosan Pak Jumit dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu naming mempunyai kontribusi terhadap skripsi ini, penulis ucapkan terimakasih

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Namun penulis berharap dengan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca yang budiman.

Jakarta, 10 Juni 2008

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumsan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian. ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi Instruksional ... 11

B. Komunikasi Verbal dan Non-verbal ... 13

C. Strategi Mengajar Dalam Menggunakan Media ... 17

1. Metode mengajar ... 19

2. Media mengajar ... 21

D. Komunikasi Instruksional Dalam Mengajar Mulok ... 23

BAB III PROFILE MADRASAH DINIYAH AWALIAH AL-ITTIHAD A. Sejarah Berdirinya ... 26

(8)

C. Program Kerja ... 28

D. Realisasi Program Kerja ... 30

E. Sarana dan Prasarana ... 31

F. Struktur Organisasi ... 32

G. Penggunaan Media dan Non-media ... 33

BAB IV KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENGAJARAN MULOK A. Komunikasi Instruksional ... 34

1. Proses Guru Dalam Mengajar ... 34

2. Pengguanaan Media dan Non-media ... 51

B. Strategi dan Taktik Mengajar ... 53

1. Strategi Mengajar ... 53

2. Taktik Mengajar ... 54

C. Hasil Temuan... 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran-saran ... 62

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya, gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi1, istilah komunikasi dalam bahasa Inggris disebut dengan communication berasal dari kata communication atau communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama dengan maksud untuk mengubah fikiran, sikap, perilaku penerima. Dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator2

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian fikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan atas keyakinan, kegairahan, dan lain sebagainya yang timbul dari lubuk hati3.

Dengan komunikasi orang berusaha untuk mendapat apa yang diinginkan dan dikehendaki, dan hanya dengan komunikasi orang lain dapat mengerti dan memahami apa yang dikehendakinya, sehingga komunikasi dapat merubah orang dari yang tidak tahu menjadi tahu.

1

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:Rosda Karya, 2001), cet ke-14 h.1

2

Ibid h.8

3

(10)

Fungsi komunikasi dalam pendidikan adalah sebagai pengalihan ilmu pengetahuan yang mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan4.

Komunikasi pendidikan dan lebih khusus lagi komunikasi instruksional (instruction communication). Salah satu aspek fungsi informatif dari komunikasi ini akan dijadikan contoh untuk memahami sasaran (komunikan) dalam situasi instruksional yang terkondisi. Misalnya disamping sanggup mengajar atau melakukan intruksi kepada komunikannya, juga dilengkapi dengan data, fakta atau keterangan lain yang berfungsi memberitahukan atau memberi contoh-contoh informasi sehingga keterpahamannya menjadi lebih nyata.

Komunikasi dalam proses pembelajaran dilembaga pendidikan termasuk jenis komunikasi kelompok. Dilihat dari segi komunikasi di lembaga pendidikan adalah mentransfer dan meningkatkan pengetahuan peserta didik termasuk pengetahuan dalam menyebarkan ajaran Islam (dakwah). Maka dengan demikian pendekatan komunikasi yang baik perlu diperhatikan oleh lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan dakwah, agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.

Salah satu komunikasi yang harus ada dalam proses mentransfer materi

pendidikan kepada siswa adalah komunikasi instruksional, dimana komunikasi instruksional ini adalah komunikasi yang dibangun oleh pendidik atau guru dalam menentukan tujuan pendidikan, metode pengajaran menentukan hasil pengajaran, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik, terutama dalam membekali peserta pendidikan dakwah yang akan terjun langsung dalam menyebarkan ajaran Islam.

4

(11)

Dengan berlakunya Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Siste Pendidikan Nasional (UUSPN), khususnya pendidikan keagamaan yang tertuang pada pasal 30 ayat 1 sampai dengan 5, maka pendidikan keagamaan atau Madrasah Diniyah yang selama ini hanya merupakan suplemen pendidikan agama Islam, sekarang dislenggarakan secara Formal, Informal dan Non Formal. Madrasah Diniyah Awaliyah adalah salah satu jenis lembaga pendidikan yang ada diantara macam-macam jenis pendidikan dalam masyarakat, dan merupakan wadah pelaksanaan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknis edukatif dan administratif kearah pencapaian tujuan pendidikan5.

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwasannya Madrasah Diniyah Awaliyah adalah satu lembaga yang berbasis keagamaan, yaitu sekolah agama tahap awal sebelum menginjak madrasah Diniyah Al-Wustho, sehingga mata pelajaran yang diajarkannyapun masih sangat dasar. Seperti, anak masih baru diajarkan cara-cara berwudu dan shalat, menghapal surat-surat pendek, bahkan sampai kepada tehnik berdakwah (berpidato) yang masih sangat dasar, yakni anak hanya di ajarkan untuk menghapal naskah pidato yang akan mereka sampaikan dan mengajarinya cara menyampaikannya diatas podium.

Hal menarik lainnya dari Madrasah Diniyah Awaliyah khususnya yang akan diteliti oleh penulis yakni khususnya di wilayah Kabupaten Serang, anak yang bersekolah di SD (Sekolah Dasar) diharuskan untuk mengikuti pendidikan Madrasah Diniyah Awaliyah tujuannya agar pengetahuan anak yang bersifat umum agar sebanding dengan pengetahuan agamanya, ini merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen Agama untuk Wilayah Kabupaten Serang

5

(12)

Banten. Sedangkan waktu pelaksanaan belajarnya yakni dari pukul satu sampai pukul lima sore, dengan waktu istirahatnya dari pukul setengah empat sampai pukul empat.

Perda No. 1 tahun 2006 itu mewajibkan setiap anak usia sekolah, dari 7 tahun hingga 15 tahun yang beragama Islam untuk mengikuti pendidikan nonformal madrasah diniyah awaliyah. Dengan masa pendidikan empat tahun.

Berdasarkan beberapa hal yang dikemukakan diatas, maka penulis ingin mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Mulok Di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Serang-Banten”. Pada penulisan skripsi ini, penulis banyak menemukan judul skripsi yang hampir sama dengan yang peneliti teliti kali ini, yang akan peneliti uraikan pada Tinjauan Pustaka.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Pada masalah ini, penulis membatasi masalah pada komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Mulok Di Madrasah Diniyah Awaliyah.

Mulok yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Pelajaran dakwah. Sedangkan salurannya adalah di kelas satu Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad. Dalam penulisan skripsi ini peneliti tidak meneliti efek dan khalayak.

(13)

Berdasarkan permasalahan diatas, untuk memudahkan mencari solusi dari masalah tersebut diatas, maka masalahnya dibagi dalam sub-sub pokok masalah sebagai berikut:

b. Bagaimana komunikasi instruksional yang dilakukan guru di kelas pada mata pelajaran Dakwah baik menggunakan media maupun non-media? c. Strategi mengajar dan taktik apa yang dilakukan guru dalam menerapkan

komunikasi verbal dan non-verbal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Ingin mengetahui komunikasi instruksional di kelas dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan

b. Ingin mengetahui strategi dan taktik guru dalam menerapkan komunikasi verbal dan non-verbal

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Akademis

Dalam penulisan skripsi ini diharapkan dapat berguna secara akademis, yaitu dapat menambah wawasan keilmuan Islam, khususnya tentang komunikasi instruksional dilembaga pendidikan.

(14)

Dari hasil penelitian ini, penulis berharap komunikasi instruksional dalam pengajaran mulok dapat diterapkan di Madrasah Diniyah Awaliyah lainnya dan dapat meningkatkan wawasan pikiran dalam pelaksanaan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah dan menganalisa secara kualitatif serta penafsiran secara kualitatif. Untuk itu data penelitian yang dikumpulkan dalam wujud konsep-konsep kalimat, ungkapan dan kata-kata.

1. Subjek dan Objek Peneitian

Subjek dalam penulisan ini adalah guru dalam proses belajar mengajar yakni dari tanggal 1 Maret 2008 sampai dengan 3 mei 2008, dan objek dari penelitian ini adalah aktifitas komunikasi yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar

2. Tahapan Penelitian

a. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik sebagai berikut 1) Observasi

(15)

didalam kelas, sahingga penulis mendapatkan data-data yang diperlukan dan observasi didalam proses belajar mengajar

2) Wawancara Mendalam

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab, tatap muka antara si penanya dan si penjawab atau responden dengan menggunakan panduan wawancara, dalam penulisan skripsi ini penulis menunjuk guru mata pelajaran mulok dan kepala sekolah sebagai penjawab pada wawancara kali ini. 3) Dokumenter

Dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pihak pengelola Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad yang berkaitan dengan penelitian ini baik melalui media maupun Non Media, yakni berupa RPP, Jadwal pelajaran dan silabus yang telah dibuat.

b. Tahap Mengolah Data

Menampilkan tabel-tabel mengenai persiapan mengajar, proses format mengajar di kelas, strategi dan taktik menempatkan verbal dan non verbal. c. Tahap Menganalisa Data

Menafsirkan temuan mengenai langkah-langkah persiapan format dan strategi mengajar dan taktik mengajar.

(16)

menggunakan buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Tinjauan Pustaka

(17)

orang siswa. Dan yang terahir adalah skripsi yang berjudul “Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Agama Islam Di Sekolah Dasar Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan” penulisnya yang bernama Ahmad Falih, penulisnya membatasi masalah pada komunikasi instruksional yang dlakukan oleh dua guru Agama pada mata pelajaran Agama Islam di SDI Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan dan membedakan antara kedua guru tersebut.

Dengan adanya beberapa skripsi yang menulis judul tentang komunikasi instruksional, pada penulisan skripsi ini berbeda dengan skripsi yang sudah ada, pada skripsi yang akan ditulis kali ini masalahnya dibatasi pada komunikasi instruksional dalam pengajaran mulok, sedangkan objek yang akan diteliti adalah aktifitas komunikasi itu sendiri yang dilakukan didalam kelas.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penlisan ini, maka penulis membagi sistematika penulisan kedalam lima bab. Dimana masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, mamuat: latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

(18)

BAB III : Gambaran umum Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad, memuat: sejarah, visi, misi dan tujuan, program kerja, sarana dan prasarana, serta struktur organisasi.

BAB IV : Analisa komunikasi instruksional dalam pengajaran mulok, meliputi: persiapan guru dalam mengajarkan mata pelajaran dakwah, strategi mengajar dalam menggunakan media maupun non media dan proses dakwah dalam komunikasi instruksional.

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komunikasi Instruksional

Komunikasi instruksional merupakan kegiatan komunikasi dengan sasaran kelompok yang berisi pengajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu. Dalam komunikasi instruksional baik yang formal, tujuan utama yang harus dicapai didalamnya adalah terjadinya perilaku pada peserta didik6.

Komunikasi instruksional yang berarti juga komunikasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Agar komunikasi bisa berjalan dengan efektif, maka dalam kegiatan berkomunikasi diharuskan adanya komunikator, komunikan dan pesan yang akan disampaikan. Pada komunikasi instruksional ini dimana yang akan menjadi komunikator adalah Guru mata pelajaran yang mampu mengajar dalam menggambarkan, menerangkan, dan memberikan sebuah metode dalam menyampaikan materi kepada siswa, sehingga proses pendidikan yang disampaikan oleh guru atau dosen dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan. Adapun yang berperan sebagai komunikannya adalah siswa itu sendiri yang akan menerima apapun yang diinstruksikan oleh gurunya didalam kelas.

Istilah instruksional itu sendiri berasal dari kata instruction yang artinya pengajaran, pelajaran, atau bahkan perintah atau instruksi. pengajaran yang bisa

6

(20)

diartikan sebagai orang yang mengejarkan atau dalam istilah komunikasi pendidikan ialah guru, sedangkan pelajaran adalah bahan pelajaran yang akan disampaikan atau disebut pesan pada komunikasi instruksional7. Jadi pada dasarnya dalam komunikasi instruksional, pengajar (komunikator) dan pelajar (komunikan atau sasaran) sama-sama melakukan interaksi psikologis yang nantinya diharapkan bisa berdampak berubahnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan di pihak komunikan. Pada kegiatan instruksional pada intinya juga adalah proses pembantuan agar terjadi perubahan perilaku pada anak didik.

Instruksional dapat dikatakan juga sebagai suatu proses dalam belajar mengajar atau pengajaran yaitu kemampuan tenaga pengajar dalam menggambarkan, menerangkan dan memberi sebuah metode dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.

Karena komunikasi merupakan proses berputarnya pesan-pesan informasi, baik antara personal maupun interpersonal, efek sentuhnya tadi menimbulkan berbagai perubahan, dan perubahan-perubahan inilah yang diharapkan bisa berproses secara menetap dan berkesinambungan sehingga menghasilkan manusia baru hasil perubahan tadi.

Perubahan yang diharapkan ini bertumpu pada tiga dominan yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan (kognitif, afektif dan psikomotorik), perubahan perilaku yang demikian inilah yang dalam dunia pendidikan disebut belajar.

7

(21)

B. Komunikasi verbal dan non-verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi tulisan apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam simbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian dikirimkan kepada karyawan yang dimaksudkan8.

Komunikasi verbal yaitu penerima pesan dari sistem syaraf seseorang kepada sistem syaraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan sebuah makna yang serupa dengan yang ada dengan pikiran si pengirim, dengan menggunakan kata-kata yang merupakan unsur-unsur dasar bahasa dan kata-kata9.

Komunikasi verbal yakni komunikasi yang dalam menyampaikan pesannya dengan menggunakan lisan dan tulisan.10

Adapun kode komunikasi verbal dalam pemakainnya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi inti kalimat yang mengandung arti11.

8

Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2001. cet. Ke-4. h. 95-96

9

L. Tubbes, Stewart, Moss, Sylvia, Human Communication (prinsip-prinsip dasar pengantar: Dr. Dedi Mulyana M.A), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Cet.. Ke-3, hal.112

10

Effendi, Uchjana, Onong, Prof. Drs. MA., Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek.PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hal.7

11

(22)

Sedangkan komunikasi non-verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan12.

Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non-verbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi non-verbal ternyata jauh lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal dengan kata-kata. Dalam komunikasi hamper secara otomatis komunikasi non-verbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi verbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non-verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkap secara spontan.13

Definisi harfiah komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tanpa kata. Komunikasi non-verbal hanya mencakup sikap dan penampilan, jadi dilihat dari istilah komunikasi non-verbal membawa pesan-pesan linguistik14.

Menurut See Albert Mahrabian, komunikasi non-verbal “Non-verbal communication, sometime referred body language, is an important part of the communication process”15. diartikan bahwa komunikasi non-verbal, terkadang ditujukan sebagai bahasa tubuh, dimana merupakan kegiatan terpenting didalam proses komunikasi.

12

Ani Muhammad, Op.Cit. hal.130

13

Agus M. Harjana. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. 2003. Cet ke-1. hal. 26

14

L.Tubbs-Sylvia Moss. Op cit. hal112-113

15

(23)

Adapun kode komunikasi non-verbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa dalam, kode non-verbal ini berbentuk kinesick ialah kode non-verbal yang ditujukan oleh gerakan-gerakan badan dapat dibedakan atas lima macam, yakni: 1. Emblems ialah yang punya arti langsung pada symbol yang dibuat oleh gerakan

badan. Misalnya Guru yang mengacungkan jempolnya untuk siswa, beliau merasa bangga karena siswanya telah menjawab pertanyaan yang diberikannya telah dijawab dengan benar.

2. Illustratos adalah isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu, misalnya dalam menerangkan suatu benda yang sangat besar, guru melebarkan tangannya yang menandakan bahwa yang sedang diterangkannya adalah benda yang begitu besar.

3. Affect displays ialah isyarat yang terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya semua siswa tertawa karena melihat tingkah yang diperagakan gurunya begitu menyenangkan. Hampir semua bahasa didunia melihat perilaku tertawa dan senyum sebagai lambang kebahagiaan, sedangkan menangis dilambangkan sebagai lambang kesedihan.

(24)

5. Adaptory ialah gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan. Misalnya melipatkan jari tengah ke Ibujari yang menandakan ancaman jeweran guru untuk siswa.

Selain geraka badan yang dilakukan kepala dan tangan, juga gerakan-gerakan kaki, bisa memberi isyarat seperti halnya posisi duduk.

6. Gerakan Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberi isyarat tanpa kata.Ungkapan "pandangan mata mengundang" atau lirikan matanya memiliki arti adalah isyarat yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan mata. Bahkan ada yang menilai bahwa gerakan mata adalah pencerminan isi hati seseorang misalnya seorang guru memandangi siswanya dengan tajam menandakan bahwa guru memberi peringatan agar siswa tidak nakal.

7. Sentuhan ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Menurut bentuknya sentuhan dibagi menjadi tiga, yakni:

a. Kinesthetic

Ialah isyarat yang ditunjukan dengan bergandengan tangan satu sama lain sebagai symbol keakraban atau kemesraan, misalnya guru mengusap kepala siswa symbol sayang guru terhadap siswa.

b. Sociofugal

(25)

Ialah isyarat yang ditunjukan dengan sentuhan badan yang terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim.

8. Paralanguage ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkan, misalnya guru memanggil nama siswa dengan suara keras merupakan symbol kemarahan.

9. Diam, Max picard menyatakan bahwa diam semata-mata mengandung arti bersikap negative, tetapi bisa juga melambangkan sikap positif.16 Misalnya guru bersikap diam pada siswa yang menyimbolkan guru sangat kesal dengan siswa yang susah diatur.

C. Strategi Mengajar dalam Menggunakan Media

Strategi mengajar merupakan teknik yang disiapkan oleh guru untuk menyampaikan bahan ajarannya. Pendekatan, metode, teknik dan seluruh prosedur mempersiapkan bahan ajar serta suasana ajar yang diciptakan oleh guru bersama peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Strategi tidak hanya diharapkan dapat mengandalkan bahan ajar sampai pada tujuan, tetapi pencapaian itu harus efektif.17

Pengertian strategi secara umum adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang ditentukan18. Pola umum

16

Hafied Cangara, Op. Cit. hal. 207-115

17

Abd. Gafur, Desain Instruksional, (solo: tigaserangkai, 1989), Cet. Ke-6. hal. 5

18

(26)

perbuatan guru dan murid didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.19

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi mengajar dalam menggunakan media merupakan rencana kegiatan belajar secara menyeluruh dengan menggunakan media dan menggunakan berbagai pendekatan dalam suatu proses belajar yang mengkoordinasikan seluruh kegiatan belajar mengajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan waktu pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Akan tatapi strategi mengajar pada kali ini adalah pendekatan menyeluruh yang berupa kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung dan dapat memudahkan siswa untuk belajar dalam mencapai tujuan mengajar yang ditentukan. Strategi mengajar yang digunakan akan sangat mempengaruhi bagaimana proses pembelajaran berlangsung dan tingkat keberhasilan transformasi belajar.

Proses pembelajaran tanpa suatu perencanaan hanya akan menjadi sia-sia karena tidak ada standar acuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran tersebut. Perencanaan pembelajaran merupakan suatu langkah menyiapkan aktivitas belajar mengajar secara rasional, sistemik, dan sistemis. Seperti menentukan kompetensi standar indicator kompetensi yang dimiliki oleh siswa, menentukan materi yang akan disampaikan peserta sub-subnya, memiliki strategi efektif dan relevan, menyiapkan bahan ajar dan media atau alat bantu

19

(27)

pembelajaran di kelas serta membuat model evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran20.

1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Metode belajar sebagaimana kita ketahui sangat banyak ragamnya. Hal ini terjadi setiap mata pelajaran, setiap bahasan, setiap pendidik dan setiap situasi membutuhkan cara penyajian masing-masing yang harus diserasikan. Tidak ada satu metodepun yang sesuai digunakan untuk segala kebutuhan dan semua situasi. Satu mata pelajaran yang efektif dengan menggunakan metode lain. Sebab berbagai tuntutan itulah, maka muncul bermacam-macam bentuk dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya.

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penyampaian bahan mata pelajaran dengan mengkomunikasikan bahan pembelajaran secara lisan. Kemampuan guru mengolah bahan pembelajaran sebelum ditransformasikan melalui ujarnya, lisannya, dan verbalnya (kalimat-kalimat) sangat dituntut. Karena guru adalah sumber ilmu bagi peserta didik21

b. Metode bercakap-cakap.

Bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Dalam bercakap-cakap diperlukan kemampuan berbahasa baik

20

(Dede Rosada, dkk,Op, hal. 3)

21

(28)

secara reseptif maupun ekspresif. Kemampuan bahasa represif meliputi kemampuan mendengar dan memahami bicara orang lain, sedangkan kemampuan bahasa ekspresif melalui kamampuan menyatakan gagasan, perasaan, dan kebutuhan kepada orang lain.

Perkembangan kognitif yang dapat dikembangkan dengan metode ini ialah kemampuan menalar, memecahkan masalah, mengenal lingkungan fisik, mengenal lingkungan sosial, kemampuan menggolog-golongkan, kemampuan menyusun berdasarkan kriteria tertentu, berhitung, mengenal symbol, mengenal orang dan mengenal waktu.

Perkembangan bahasa yang data dikembangkan dengan metode ini adalah kemampuan menangkap makna bicara orang lain dan kemampuan menanggapi pembicaraan orang lain secara lisan.

c. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan merayakan atau mempertunjuakan sesuatu dihadapan peserta didik dikelas atau diluar kelas, sehingga memperjelas pengertian. Demonstrasi dapat juga dilakukan oleh perorangan maupun kelompok.

d. Metode Tanya Jawab

Yaitu komunikasi langsung bersifat two traffict, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya dan siswa menjawab sehingga terlihat adanya timbal balik secara langsung antara guru dan siswa22. e. Metode Pemberian Tugas

22

(29)

Yang dimaksud dengan metode pembelajaran ini adalah guru mengolah pembelajaran dengan jalan memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah dalam bentuk PR atau Pekerjaan Rumah, dikelas secara bersama-sama, dengan pembatasan waktu, atau seseorang atau sekelompok peserta didik mengajarkan suatu tugas.

Metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar haruslah tepat, agar proses penyampaian informasi kepeserta didik lancar. Dalam kegiatan belajar mengajar (KMB), metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam penyajian materi pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.23 Sehingga penulis dapat menarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam penyampaian pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang mengantarkan pesan dari sumber kepada penerima. Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian media, diantaranya pengertian media yang dikemukakan oleh Garlach dan Ely seperti yang dikutip oleh Azhar 'Arsyad dalam bukunya, "bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan

23

(30)

sikap. Dalam pengertian ini, buku teks dan lingkungan adalah media"24. Namun pada sisi lain dibatasi hanya pada "segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi" Brigg yang mengemukakan pendapat tentang media sebagaimana yang dikutip Ahmad Rohani dalam bukunya, "bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang yang sesuai untuk belajar"25.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa media dapat dikatakan sebagai alat atau saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan yaitu dari guru kepada siswa.

Sedang media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau materi pelajaran dakwah. Media ini dapat berbentuk gambar, buku ceria, alat elektronik dan lingkungan sosial dimana siswa diajak keluar untuk melihat realita sosial yang berhubungan yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan

Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran beraneka ragam, dan dalam memilih dan menggunakan haruslah mempertimbangkan dalam memilih dan menggunakan media haruslah mempertimbangkan beberapa hal, menurut Sudjana dan Rifa'i ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran, pembelajaran diantaranya: ketepatan dengan tujuan pembelajaran, dukungan terhadap isi pembelajaran, kemudian memperoleh media,

24

Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta: Grafindo Persada, 1997). Cet. Ke-1. hal 3

25

(31)

keterampilan guru dalam menggunakannya dan sesuai dengan taraf berfikir siswa26.

Dengan adanya criteria tersebut akan menjadi lebih mudah untuk guru dalam menggunakan media yang dianggap tepat untuk mempermudah tugasnya dalam mengajar.

D. Komunikasi Instruksional Dalam Mengajar Mulok

Secara etimologis (Lughatan) dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata kerja, da'a, yad'u, da'watan, kata da'a mengandung arti mengajak,menyeru, memanggil, maka da'watan berarti ajakan, seruan, panggilan. Jadi dakwah Islam dapat dipahami sebagai ajakan, seruan, panggilan kepada islam27.

Sebagaimana halnya dakwah juga memiliki unsur-unsur guna tercapainya dakwah, karena dakwah juga merupakan usaha bersama sekelompok manusia adapun unsur-unsur dakwah itu adalah: materi dakwah, subjek dakwah (da'i), objek dakwah (mad'u), metode dakwah, media dakwah, dan tujuan dakwah28.

Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi berarti proses dakwah juga sama dengan proses komunikasi. Berdasarkan paradigma Lasswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu29. Dengan begitu komunikasi meliputi lima unsur, yakni: komunikator, pesan, komunikan, media dan efek. Sehingga

26

Nana Sudjana dan Ahmad Riva'I, Media Pengajaran, ( Bandung: Cv. Sinar Baru, 1990), Cet. Ke-1 hal.4

27

Amrullah Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu, Sebuah kajian epistimologi dan Struktur Keilmuan Dakwah.(Medan: Diktat, 1996) hal 15

28

Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah, (Bandung: PT. Al-Ma'rif, 1993), hal.20.

29

(32)

proses dakwah adalah seorang atau sekelompok da'i mengkomunikasikan pesan kepada mad'u, perorangan ataupun kelompok, dengan demikian secara teknis, dakwah adalah komunikasi antara da'i (komunikator) dan mad'u (komunikan), dan semua orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah adalah juga komunikan.30

Dalam dunia komunikasi pengajaran atau lebih dikenal komunikasi instruksional, seorang guru yang diberikan tanggung jawab untuk sebagai da'i, yang akan menjadi teladan bagi mad'unya yakni siswa, guru yang memberikan pesan-pesan agama yang akan dicerna oleh anak didiknya harus dapat merubah tingkah laku anak seagaimana yang telah diharapkan oleh guru dan menurut kurikulum yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Pada proses dakwah itu juga, seorang guru bukan hanya bertugas untuk menyampaikan pesan saja yakni pada bidang mata pelajaran, akan tetapi seorang guru harus mampu menggambarkan dan memberikan contoh perbuatan-perbuatan baik yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Seperti firman Allah dalam surat Ali-imran ayat 104 yang berbunyi:

"Dan hendaklah diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang yang beruntung" (Q.S. Ali-Imran : 104)

Kewajiban dakwah terletak pada setiap persoalan atau indifidu seseorang muslim berdasarkan kemampuan maupun profesi masing-masing beserta cara

30

(33)

maupun media yang dimilikinya31. Berdakwah memang merupakan tugas yang berat, namun mulia disisi Allah, karena para ulama (da'i, muballigh) itu adalah ahli waris dari para nabi.32

Proses dakwah dalam komunikasi instruksional dapat efektif apabila seseorang komunikator yakni guru dapat memahami apa yang diinginkan seorang komunikannya yakni peserta didik. Sehingga apapun yang akan disampaikan (pesan) dapat tersampaikan dengan baik dan menghasilkan efek atau perubahan tingkah laku yang diharapkan pada tujuan instruksional. Peserta didik juga dapat mempraktekkan pesan yang disampaikan dengan baik yang sempurna. Guru yang dalam proses dakwah disebut da'i, yakni orang yang menyampaikan pesan harus lebih baik dari mad'unya yakni peserta didiknya, yang paling utama sekali dalam hal bersikap.

31

Rafi'udin, Prinsip dan Strategi Dakwah, , (Bandung: Pustaka Setia, 2001) Cet. Ke-II hal. 12

32

(34)

BAB III

PROFILE MADRASAH DINIYAH AWALIYAH AL-ITTIHAD

A. Sejarah

Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Tanara, didirikan pada tahun 1989, berlokasi di RT 04/05, Kampung Pesisir, Desa Pedaleman, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang-Banten.

Didirikan Madrasah ini mengingat keadaan masyarakat Tanara khususnya membutuhkan suatu lembaga pengajaran agama karena sasaran belajar agama yang ada belum memadai atau mencukupi.

Dengan dorongan iman kepada Allah swt, tokoh-tokoh manyarakat dan tokoh agama di Tarana bermusyawarah untuk mewujudkan cita-cita mendirikan lembaga pendidikan tersebut, yang kemudian berhasil dibentuk suatu panitia pembangunan madrasah.

Diantara pendirinya adalah H.Sopandi, H.Sulaeman (Alm), H.Awar (Alm) dan H. Muhammad Thoha (Alm) dan dibantu bersama masyarakat sekitar.

Bangunan berbentuk permanent, dengan bahan bangunan tembok dari bata merah dan genteng dari tanah liat dengan luas bangunan 1500 meter persegi. Tanah tersebut merupakan tanah wakaf dari Bapak H.Sulaeman (Alm).

(35)

demikian status madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Sebagai sekolah yang diakui.

Dalam perkembangan selanjutnya setelah skripsi ini dtulis, Madrasah Diniyah Awaliyah sudah mengalami tiga kali pergantian pimpinan atau kepala sekolah. Pada tahun 1985 sampai dengan 1995 dipimpin oleh Bapak KH.Ardabili, dari tahun 1995 sampai dengan 2005 dipimpin oleh bapak KH.Musthafa, sedang dari tahun 2005 sampai dengan sekarang dipimin oleh Ibu Hilmiyah S,Pd.I.

Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Madrasah Diniyah Awaliya yaitu berupa Gedung, Ruang, Pekarangan, serta perlengkapan yang digunakan atau dipakai untuk kegiatan belajar mengajar.

B. Visi, Misi dan Tujuan

Visi :

• Terwujudnya pendidikan keagamaan yang berkualitas, berdaya saing dan

kuat kedudukannya dalam system pendidikan nasional sehingga mampu menjadi pesan unggulan agama islam dan pengembangan masyarakat dalam rangka pembentukan watak dan kepribadian peserta didik sebagai muslim yang kuat dan warga Negara yang bertanggung jawab.

Misi :

• Meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan system

pembelajaran serta peningkatan sumberdaya pendidikan secara kuantitatif dan kualitatif.

(36)

• Untuk membrikan bekal pada siswa atau peserta didik untuk

mengembangkan kehidupan sebagai pribadi muslim yang berima dan bertaqwa serta berakhlaqul karimah, sehat jasmani dan rohani serta menjadi warga Negara Indonesia yang berkepribadian dan percaya pada diri sendiri.

• Menbina siswa atau peserta didik agar memiliki pengetahuan, wawasan,

pengalaman dan keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang bermanfaat bagi pengembangan pribadinya.

• Mempersiapkan siswa atau peserta didik untuk dapat mengikuti jenjang

pendidikan pada Madrasah Diniyah yang lebih tinggi.

C. Program Kerja

Program kerja dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai, agama,sosio-emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan yang lebih tinggi.

Program kerja Madrasah Diniyah Awaliyah meliputi dua bidang perkembangan, yaitu:

1. Bidang pengembangan pembentukan prilaku melalui pembiasaan

Merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik meliputi: a. Program pengembangan moral dan dan nilai-nilai agama (keimanan dan

(37)

Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar anak menjadi warga Negara yang baik.

b. Program pengembangan sosial dan kemandirian, emosional, dan budi pekerti dimaksudkan untuk membina agar anak dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup.

2. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar

Merupakan kegiatan yang disiapkan guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak meliputi:

a. Kemampuan Bahasa

Bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia.

b. Kognitif

Bertujuan mengembangkan kemampuan berfikir anak untuk mengola perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternative pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika pengetahuan umum dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilih-milih, mengelompokkan serta serta mempersiapkan pengembangannya kemampuan berfikir teliti.

c. Fisik atau Motorik

(38)

meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.

d. Seni

Bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan dan dapat menghargai hasil karya yang kreatif.

Untuk memberikan pertahanan pemahaman terhadap materi pembangunan dan memudahkan anak memusatkan perhatian, maka diperlukan suatu tema. Dimana tema ini dapat dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak agar tidak menimbulkan kebosanan. Disamping itu dengan adanya suatu tema, kompetensi bahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak.

D. Realisasi Program Kerja

(39)

mulok diajarkan setiap hari kamis dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 yakni pada jam kedua atau setelah istirahat.

Sebelum memulai pelajarannya, pesertanya diwajibkan untuk membaca do'a bersama-sama dan diakhiri dengan mengucapkan salam kepada guru kemudian dijawab oleh gurunya, setelah itu guru kemudian mulai mengabsen dan dilanjutkan dengan memulai mata pelajaran yang hendak diajarkan.

Setiap hari dua mata pelajaran di sampaikan kepada peserta didik, dalam menyampaikan materi pelajaran yang telah terjadwal, seorang guru selaku komunikator harus dapat mengkomunikasikan pesan atau materi tersebut agar mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu seorang guru harus dapat menguasai komunikasi verbal dan non-verbal maupun komunikasi persuasive sehingga keadaan kelas dapat dikendalikan dan menjadi ceria.

Kemudian peserta didik istirahat selama 30 menit yakni dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 16.00, setelah bel waktu istirahat telah habis, peserta didikpun diharuskan untuk memasuki kelas kembali dan mengikuti mata pelajaran yang kedua yang akan disampaikan oleh gurunya. Kegiatan belajar megajarpun berjalan sampai dengan pukul 17.00, akan tetapi sebelum guru mengakhiri mata pelajarannya guru mengefaluasi materi-materi yang telah disampaikan kepada peserta didik seperti dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik secara rebutan siapa yang dapat menjawab pertanyaan itu akan pulang lebih dahulu dan begitu seterusnya.

(40)

Fasilitas, sarana dan prasarana belajar sangat mendukung terlaksananya proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan dari belajar tersebut oleh karenanya Madrasah Diniyah awaliyah selalu berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana.

Adapun sarana dan prasarana sudah tersedia saat ini adalah ruang kelas 6 lokal berlantai keramik yang dilengkapi dengan Meja, Kursi, Papan Tulis dan Rak Buku-buku bacaan yang diperuntukan 40 siswa perkelas, Ruang guru, Ruang Perpustakaan dan MCK, yang terpisah antara laki-laki dan perempuan dan juga antara guru dengan siswa, dan dilengkapi juga dengan taman yang bersih.

F. Struktur Organisasi

Sebuah lembaga tentunya mempunyai struktur organisasi agar berlangsungnya mekanisme kerja. Melalui struktur organisasi setiap personal dapat mengetahui tugas-tugas yang diterima, dengan siapa mereka bekerja, berinteraksi dan kepada siapa mereka melaporkan hasil kerjanya.33

Dengan demikian struktur organisasi menggambarkan unit-unit kerja dan tugas-tugas indifidu beserta kerja sama mereka dengan indifidu-indifidu lain dan hubungan antara unit-unit kerja itu baik secara vertical maupun horizontal.

Struktur memungkinkan sekolah menjalankan fungsinya sebagai lembaga edukatif dengan baik, masing-masing mempunyai kedudukan tertentu dan menjalankan peranan seperti yang diharapkan menurut kedudukan. Dengan

33

(41)

demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat dijamin kelancaran segala usaha pendidikan.34

Sebagaimana uraian diatas Madrasah diniyah Awaliyah Al-Ittihad sebagai lembaga pendidikan juga memerlukan struktur organisasi, dan adapun struktur organisasinya sebagai berikut:

G. Penggunaan Media dan Non-media

Sebagai pendukung jalannya komunikasi instruksional, guru MDA Al-ttihad dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya menggunakan media dan non-media yakni berupa buku mata pelajaran dan alat-alat peragaan yang mendukung jalannya materi yang akan dipraktekkan seperti mimbar untuk praktek berpidato dan pengeras suara untuk lebih membiasakan mereka bersifat percaya

34

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, hal 72

Wkl. Kep. Sekolah

H. Muthai

Bendahara/TU

Ma'ruf

Kepala Sekolah

Hilmiyah S.Pd.I

Sekretaris

Hanita

Guru Kelas

(42)
(43)

BAB IV

KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENGAJARAN MULOK

A. Komunikasi Instruksional

1. Proses Guru dalam Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan proses inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan agama dari sumber pesan melalui saluran atau media kepada penerima pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran yang ada pada kurikulum, sumber pesan adalah guru agama, salurannya media pendidikan, dan penerima pesan adalah siswa. Pesan yang berupa isi ajaran agama yang ada pada kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber keadaan symbol-simbol komunikasi, baik symbol verbal maupun symbol Non-verbal.

(44)

dengan persiapan model, metode dan strategi mengajar yang dianggap efektif, ketiga Tahapan hasil mengajar, yakni tahapan terahir proses mengajar terdiri atas kegiatan evaluasi dan tidak lanjut (follow up). Tahap ini guru melakukan penilaian keberhasilan belajar siswa yang berlangsung pada tahap instruksional. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Guru dianjurkan untuk memberitahukan pokok bahasan yang akan diajarkan kepada siswa pada pertemuan berikutnya

Tahapan-tahapan tersebut diatas akan diuraikan oleh penulis dari hasil penelitian yang berupa tabel-tabel

a. Proses persiapan

(45)
[image:45.595.83.491.195.749.2]

b. Proses Belajar Mengajar

Tabel 1

8 Maret 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA) Al-Ittihad No Komunikasi

Instruksional

Komunikator / Guru mata pelajaran

Komunikan / Siswa

1 Pembukaan a. Assalamu'alaikum.... b. yu….ketua kelasnya

memimpin do'a dulu…

c. Sekarang Ibu absent dulu yah….dan didengarkan

a.Wa'alaikum salam…… b.siap….! Sebelum belajar

mari kita berdoa, berdo'a mulai…selesai.

c.ada yang tidak masuk bu…(salah satu siswa menyebutkan temannya yang tidak masuk) 2 Penyampaian a. Hari ini kita akan

belajar apa anak-anak? b. ya..hari ini kita akan

teori, tentang bagaimana caranya berdakwah yang baik dan benar, ada yang tahu cara berdakwah yang baik bagaimana? c. sekarang ibu tulis di

papan tulis…

d. kalau semuanya sudah selesai ibu akan terangkan

e. Azis kok ngobrol? Nulisnya sudah? f. Cara berdakwah yang

baik adalah suaranya harus keras, percaya sama diri kita sendiri….. g. Semuanya sudah

mengerti?...

a.Ceramah (Dakwah)….. b.Bu…ditulis dipapan tulis

aja yah bu…..

c.masih banyak yang belum bu…..

d. mengerti bu….

3 Evaluasi a. sekarang coba, ibu akan bertanya pada kalian..

b. bagaimana cara berdakwah yang baik

(46)

dan benar c. siapa yang mau

jawab?

d. Apa artinya dakwah? 4 Penutup a. kalau semuanya sudah

mengerti, coba ibu mau Tanya, Fahmi cara berdakwah yang baik yang pertama apa…….?

b. coba idrus apa yang c. pertama

d. sekarang semuanya dirapihkan bukunya… e. fahmi disiapkan….

a.itu bu, fahmi lupa… b.Idrus saja yang jawab

bu…

c.suaranya harus keras… d.hore…..

[image:46.595.86.490.110.530.2]

e. siap, semelum pulang mari kita berdo'a, berdo'a mulai…selesai! Beri salam!

Tabel 1 diatas, merupakan proses belajar mengajar di kelas yakni pada mata pelajaran mulok (dakwah) atau disebut oleh anak-anak ceramah pada pelajaran dakwah ini anak diajarkan teori dan praktek, bahasa yang digunakan pada proses belajar mengajar ini adalah campuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa, untuk mata pelajaran dakwah ini anak dituntut dapat menghafalkan dan mengulas mata pelajaran agama yang lain melalui penghafalan teks pidato, yang kemudian dipraktekkan untuk pertemuan yang berikutnya.

Sebelum pelajaran dimulai, guru menginstruksikan kepada ketua kelas untuk memimpin berdo'a sebelum belajar, yang biasanya dilakukan. Setelah

pengantar pelajaran atau pembukaan selesai dilaksanakan, komunikator atau guru melanjutkan kepada penyampaian pelajarannya dan menuliskan materi kemudian sampai kepada menerangkan materi pelajaran yakni menggunakan metode ceramah yang telah dituliskan dan dilanjutkan dengan mengevaluasi mata pelajaran dengan metode Tanya jawab Pada penutupan komunikator menggunakan metode Tanya jawab dan ditutup dengan do'a yang dipimpin oleh ketua kelas. Tak lupa sebelum keluar kelas semua siswa mencium tangan komunikator.

Tabel 2

(47)

NO Komunikasi Instruksional

Komunikator / guru Komunikan / siswa

1 Pembuka a. Assalmu’alaikum… b. Disiapkan

c. Sekarang ibu mau Tanya, siapa yang semalem belajar?… d. Siapa yang tahu cara

berdakwah yang baik?…

a. Wa’alaikum salam….

b. Siap!….sebelum belajar mari kita berdo’a, berdo’a mulai..

c. Caranya yang pertama harus percaya diri 2 Penyampaian a. nah, sekarang ibu akan

memberikan contoh pidato, yang nantinya dihapalkan di rumah… b.ibu akan mencontohkan

dulu cara berpidato yang benar. Judulnya akhlaq mulia.

c. Siapa yang berani mencontohkan seperti ibu tadi kedepan…..

a. ibu ditulis di papan tulis aja bu… b. ibu tidak kelihatan

bu….

c. Ibu saya mau maju kedepan…..

3 Evaluasi a.syifa coba maju kedepan dan berpidato seperti yang ibu lakukan tadi.

b.Sekarang dari laki-laki fahmi coba maju kedepan dan bawa catetannya.

a. tapi tidak dihafalkan bu…

b. saya takut bu…

4 penutup a. sudah-sudah semuanya duduk kembali ke bangku masing-masing kita berdo’a sebelum pulang

b. ingat…!besok pidatonya

dihafalkan,dan maju satu-satu kedepan c. sekarang yang rapih

pulang lebih dulu, siapa yang rapih…..

a. hore….

b. Barisan sini yang paling rapih bu…. c. Hore….pulang

(48)
[image:48.595.81.489.317.750.2]

Table 2 diatas adalah seorang komunikator memberikan contoh pidato, yang nantinya akan dipraktekkan oleh siswa, pidato tersebut berjudul “Akhlaq Mulia”, pada pembukaan komunikator menginstruksikan untuk berdo’a dahulu sebelum belajar dan menanyakan tentang mata pelajaran yang telah

disampaikan minggu sebelumnya. Sedang pada penyampaian, komunikator menuliskan naskah pidato. Pada isi dari uraian pidato tersebut adalah materi-materi pelajaran yang telah diajarkan dan bahan referensinyapun diambil dari buku mata pelajaran agama yang diajarkan dikelas, sebelum komunikan mempraktekkan, terlebih dahulu komunikator mencontohkan cara berpidato dan berdakwah yang baik, sehingga komunikan akan dengan mudah menirukan gaya bicara yang telah dicontohkan komunikator sebelumnya, anak dicoba untuk mempraktekkannya juga sehingga pada prakek nanti sudah tidak takut lagi. Sedang pada penutupan, komunikator memberikan tugas untuk

menghapal pidato yang telah ditulis dan untuk minggu depannya dipraktekkan oleh semua siswa satu persatu dengan menggunakan media yang telah

disiapkan biasanya, guru mengakhirinya dengan mengucapkan salam.

Tabel 3

22 Maret 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA) Al-Ittihad No Komunikasi

Instruksional

Komunikator / guru Komunikan / siswa 1 pembukaan a. Assalamu’alaikum….

b. Fahmi,

disiapkan…semuanya duduk yang manis.

c. Siapa yang belum hadir?…kok bangkunya masih kosong?

d. Yang tidak masuk temannya acungkan tangan.

a. wa’alaikumsalam…… b. siap!…sebelum belajar

mari kita berdo’a, berdo’a

mulai,…selesai,..beri salam…

c. masih diluar

bu….khazanah tidak masuk, sakit katanya..

2 penyampaian

a.

seperti yang ibu

bilang kemarin,

hari ini kita akan

prak..tek..

b. yang sudah hafal podatonya siapa? Berarti semalam belajar, yang tidak hafal berarti tidak belajar

a.

habis

kepanjangan

bu, jadi belum

hafal semuanya.

b. Ibu, rahmah mau maju

duluan…

(49)

c. kalau mau jadi kiyai atau pendakwah yang baik tidak usah malu-malu-malu…

d. coba yang mau maju duluan siapa? Ibu acungkan jempol!

3 Evaluasi

a.

coba

semuanya..yang

belum hafal,

dihafalkan disini

dan kalalu sudah

hafal ibu akan

mengetesnya

kedepan.

b.

Yah ada yang

sudah bisa

c.

Kalau yang

belum bisa

juga ibu kasih

soal buat

dirumah.

a.

bu bikin

pekerjaan

rumah saja bu

b.

tapi jangan

banyak-banyak

yah bu..

4 penutup

a.

semuanya duduk

dulu

yah..hayo…yang

anak baik mana

yah….

b. Yang paling rapih pulang lebih dulu

c. Fahmi siapkan….

d. Yang tadi belum sempat maju, minggu depan dilanjutkan.

e. Semuanya boleh

pulang….

a. aku belum maju…

b. siap…! Sebelum pulang mari kita berdo’a, berdoa mulai..,selesai.., beri salam…

c. hore pulang

(50)

Table 3 diatas melanjutkan minggu yang kemarin, yakni komunikator mencoba untuk melihat keberanian komunikan untuk praktek berpidato, komunikator dalam pembukaannya dimulai dengan mengabsen anak-anak yang tidak hadir dan sakit, komunikator menjelaskan kembali materi pertemuan yang sebelumnya. Sebelum kepada penyampaian materi komunikator menjelaskan dan mencontohkan kembali cara berpidato. Hingga masuk pada penyampaian materi, yang kebetulan anak-anak akan mempraktekkan apa yang telah diajarkan minggu sebelumnya dan tidak lupa komunikan juga dituntut untuk bisa menghafal pidato yang telah dituliskan.

[image:50.595.86.484.298.536.2]

Pada evaluasi guru/kounikator memberikan soal untuk yang belum menghafal didepan dan dikerjakan dirumah. Sampailah pada penutupan, pada penutupan komunikator memberitahukan materi untuk minggu yang akan datang, ketua kelas memimpin do’a siswa yang lain dan mengucapkan salam untuk gurunya. Setelah diinstruksikan semuanya boleh pulang, semua siswapun berhamburan keluar dan berebutan menciumi tangan gurunya.

Tabel 4

29 Maret 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA) Al-Ittihad No Komunikasi

Instruksional

(51)

1 Pembukaan a. Assalamu’alaikum… b. Disiapkan…

c. Sekarang dengarkan yah ibu absen dulu

d. Siapa yang masih hafal pidato / dakwah yang kemarin?

e. Jangan lupa! Kalu kita berdakwah ingat cara berdakwah yang baik, yang kemarin pernah ibu ajarkan.

a. wa’alaikum salam… b. siap…!sebelum belajar

mari kita berdo’a, berdo’a

mulai…,selesai..,berisal am..

c. saya masih hafal…

d. saya belu bisa caranya….

2 penyampaian

a.

sekarang ibu

akan tuliskan

lagi contoh

pidato

b. sekarang ditulis judulnya adalah taqwa

c. siapa yang bertaqwa kepada Allah?

d. Coba subhan taqwa tidak kepada Allah? e. Yang bertaqwa kepada

Allah tidak pernah meninggalkan shalat, berbakti kepada kedua orang tua….

a.

judulnya kok

taqwa bu?

b. Ditulis dipapan tulis yah bu?…

c. Saya tidak mau nulis ah bu, capek.

3 Evaluasi

a.

yah… sekarang

semuanya

dengarkan ibu.

yang sudah, cari

teman

kelompoknya

masing-masing,

yang pernah ibu

kasih

b.

nah semuanya

[image:51.595.78.488.107.751.2]

ibu buatkan

gambar, satu

kelumpok satu

a.

bu saya Cuma

berdua idris nya

tidak sekolah

b.

bu subhan saja

(52)
[image:52.595.79.491.111.563.2]

gambar

c.

coba kalian

urutkan, urutan

gambar yang

ada.

4 Penutup

a.

yang susah tidak

boleh

berisik…yang

berisik

temannya setan..

b. minggu depan dihapal-kan kembali dan kita akan praktek yah.. c. sekarang rapihkan alat

tulisnya, Fahmi disiap-kan

d. jangan maen dorong-dorongan, nanti jatuh. e. Wa’alaikum salam…..

a.

yang dihafalkan

judul yang

kedua saja

yah…

b. siap!…sebelum pulang mari kita berdo’a, berdo’a

dimulai…selesai,…,beri salam

c. assalamu’alaikum…

Table 4 diatas komunikator memberikan materi

tentang pidato yang berjudul taqwa, sebelum menuliskan

dipapan tulis, komunikator mengingatkan agar

komunikan selalu menghafal pidato-pidato yang telah

diberikan, komunikator menulis dipapan tulis, diikuti

oleh komunikan yang menyalin tulisan dari papan tulis

kedalam buku tulis mereka masing-masing, setelah

semuanya selesai menyalin komunikator atau guru

(53)

mendengarkannya dengan seksama, Setelanya semua

sudah selesai guru menginsturksikan untuk berkelompok

dan akan diberikan evaluasi perkelompok. Dalam

penutupan guru atau komunikator memberikan tugas

kembali untuk menghafalkan pidato yang nantinya akan

dipraktekkan, dengan imbalan yang benar-benar

menguasai akan diberikan tambahan nilai, Gurupun

[image:53.595.78.490.259.732.2]

mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

Tabel 5

5 April 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA)

Al-Ittihad

N

O

Komunika

si

Instruksio

nal

Komunikator /

Guru

Komunikan / Siswa

1 pembukaa

n

a.

Assalamu’alaiku

m….

b.

Siapa yang tadi

malam belajar

c.

Semuanya

dengarkan ibu

absen.

d.

Siapa yang

sudah makan

siang?

a.

wa’alaikumsala

m….

b.

Saya belajar…..

c.

Saya sudah

(54)

2 Penyampai

an

a.

Ada yang sudah

siap maju

kedepan dan

berpidato?….

b.

yang kali ini

sudah siap

berpidato, ibu

akan kasih nilai

yang besar…

c.

yang sudah hafal

semua

siapa?..Novi

sudah hafal

semua…

d.

sekarang ibu

contohkan lagi

tapi semuanya

dengarkan

yah….

e.

Siapa yang

bertaqwa

kepada Allah

maju kedepan

duluan..

f.

Nah..bagus Novi

sudah hafal

semua, tapi

masih

malu-malu.

g.

Yang lainnya

ada yang maju

lagi, baik kalo

tidak ibu absen,

yang dipanggil

a.

tapi saya baru

hafal setengah.

b.

Saya mau maju

kedepan …

c.

Saya bertaqwa,

tapi belum hafal.

d.

Berarti kalau

(55)

namanya maju

kedepan….

3 Evaluasi a.

sekarang yang

masih ingat dan

hafal pidato

yang judulnya

akhlak mulia,

boleh maju

kedepan.

b.

Ibu akan tunjuk

siapa yang bisa

maju kedepan

yah…

a.

yah ibu kan

udah lupa bu…

b.

bu minggu

depan saja bu….

4 penutup a.

ya sudah yang

belum ha-fal,

dilanjutkan

praktek-nya

minggu depan..

b.

minggu depan

harus hafal

semua, yang

belum hafal,

nanti ibu tidak

kasih nilaid dan

nanti akhir

tahun tidak

boleh maju ke

pentas.

c.

Semuanya alat

tulisnya

dirapihkan, kita

bersiap

pulang…

d.

Hayo…ketua

a.

saya maju lagi

minggu depan

ya bu…

b.

kok tidak boleh

naik pentas…

c.

bu..tempat pinsil

saya diumpetin

d.

siap!..sebelum

pulang mari kita

berdo’a, berdo’a

mulai, selesai,

beri salam...

(56)

kelasnya

disiapkan…

e.

Wa’alaikum

[image:56.595.82.488.110.555.2]

salam….

Table 5 diatas, komunikator memasuki kelas dan

memberikan salam kepada komunikan, kemudian

disambut dengan menjawab salam dan dilanjutkan

dengan mengecek kehadiran siswa, tidak lupa juga

komunikator menanyakan sudah makan atau belum

kepada komunikan. Setelah pembukaan selesai

komunikator menginstruksikan komunikan agar maju

kedepan yang sudah siap berpidato, materinya adalah

melanjutkan minggu yang kemarin, pada metode kali ini

siswa diharuskan sudah dapat praktek kedepan kelas dan

mempraktekkan cara-cara berpidato yang baik dan

benar, guru memanggil satu persatu siswa yang sudah

hafal, kemudian berdiri diatas mimbar dan mulai

(57)

supaya anak bisa menghafalkan kembali materi yang

lalu.

Setelah semuanya selesai, waktu pulangpun telah

tiba, akhirnya guru mengakhiri pelajarannya, sebelum

disiapkan guru memberitahukan materi untuk

pertemuan minggu depan bahwa akan diadakan praktek

dan diberikan penilaian untuk nilai harian. Ketua kelas

menyiapkan posisi duduk dan memimpin do’a untuk

pulang yang diakhirkan dengan salam guru menjawab

[image:57.595.88.487.149.752.2]

salam. Siswapun berebutan mencium tangan guru.

Tabel 6

12 April 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA)

Al-Ittihad

N

O

Komunika

si

Instruksio

nal

Komunikator /

Guru

Komunikan / Siswa

1 pembukaa

n

a.

Assalamu’aliku

m…

b.

Disiapkan

Fahmi

c.

Ibu mau

mengulang

a.

Wa’alaikum

salam..

b.

Siap! Sebelum

(58)

pelajaran yang

kemarin sudah

ibu berikan

d.

Siapa yang tahu

cirri orang

bertaqwa?…

e.

Kalau cara

berdakwah

yang baik

bagaimana ?

salam..

c.

Saya

tahu….ciriorang

bertaqwa

mencintai Allah…

2 penyampa

ian

a.

sekarang ibu

absen, yang ibu

panggil maju

kedepan, dan

langsung naik

kepodium

b.

pokoknya

semuanya

harus hafal dan

bergaya pidato

seperti yang di

Pildacil.

c.

Siapa yang

pernah tahu

tayangan

Pildacil di TV?

d.

Yang pertama

Asep maju.

e.

Bagus. Siapa

lagi

a.

saya tahu bu

Pildacil

b.

saya

bu…asepnya tidak

mau maju..

3 Evaluasi a.

nah buat yang

belum maju,

ibu kasih

tebakan yah

a.

mau bu….

b.

Anak soleh…

(59)

mau tudak?

b.

tebakannya

tentang anak

soleh dan anak

durhaka

c.

hayo siapa yang

tahu anak soleh

sama anak

durhaka, siapa

yang paling

disayang sama

Allah

ibu sama Allah

4 penutup a.

semuanya

sudah maju yah

b.

minggu depan

ibu akan

tuliskan

kembali contoh

pidato yang

lebih panjang.

c.

Sekarang

bersiap-siap

kita pulang.

d.

Wa’alaikumsal

am…

e.

Pulangnya

jangan

berebutan

yah…hati-hati

di jalan

a.

sudah semua

bu

b.

siap!..sebelum

pulang mari kita

berdo’a, berdo’a

mulai. Selesai

berisalam.

c.

Assalamu’alaik

(60)

Pada table 6 diatas, komunikator akan memberikan

penilaian, pada praktek dakwah yang telah diajarkan

minggu lalu, semua siswa sudah siap setelah guru

membawa pengeras suara dan mimbar yang kecil. Semua

siswa terlihat sudah siap untuk praktek berpidato. Saat

memasuki kelas guru memberi salam kepada anak-anak,

dijawab oleh anak-anak, dan ketua kelas bersiap untuk

memimpin do’a. sebelum praktek dimulai gurupun sibuk

mempersiapkan media untuk digunakan dalam praktek.

Setelah semuanya selesai, praktekpun dimulainya, karena

masih banyak yang belum maju kedepan akhirnya

gurupun memberikan evaluasi dalam mengajarnya yakni

dengan metode tebakan.

Setelahnya

semuanya

sudah praktek, guru

memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah agar lebih

banyak menghafal dan mengahirinya dengan sama-sama

(61)

berlarian keluar dan seperti biasa berebutan mencium

[image:61.595.81.488.210.746.2]

tangan gurunya

Tabel 7

12 April 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA)

Al-Ittihad

N

O

Komunika

si

Instruksio

nal

Komunikator/guru

Komunikan

1

Pembukaa

Gambar

Tabel 1
Tabel 1 diatas, merupakan proses belajar mengajar di kelas yakni pada
Table 2 diatas adalah seorang komunikator memberikan contoh pidato, yang nantinya akan dipraktekkan oleh siswa, pidato tersebut berjudul “Akhlaq menghapal pidato yang telah ditulis dan untuk minggu depannya dipraktekkan oleh semua siswa satu persatu dengan
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait