STUD1
E M O N O M I DAY
PENGERING MEKANIS PADA KASUS
PENGERlNGAfU KOPRA
AINUL WAFA F 24. 1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR
AINUL WAFA. F 24. 1271. Studi Ekonomi Daya Saing
Solar Kolektor Terhadap Pengering Mekanis Pada
Kasus Pengeringan Kopra
.
Di bawah bimbinganIr. A. Kohar Irwanto, MSc.
RINGKASAN
Sejak krisis energi pada tahun 1973, energi merupakan masalah pokok setiap negara baik yang sedang berkembang maupun negara maju, karena ha1 ini tidak saja menimbulkan persoalan politik, tetapi juga persoalan ekonomi dan sosial.
Dalam usaha memproduksi hasil pertanian dibutuhkan
proses pengeringan untuk mempertahankan mutu hasil
pertanian agar dapat disimpan lama.
Suatu alternatif yang berpotensi besar dalam
penggunaan energi non konvensional adalah pemanfaatan energi surya untuk pengeringan, disamping murah juga tersedia bebas untuk dimanfaatkan.
Teknologi solar kolektor merupakan salah satu
alternatif yang perlu dipertimbangkan dalam rangka
mengembangkan sumber-sumber energi baru di luar minyak. Radiasi surya yang cukup melimpah di sepanjang daerah khatulistiwa merupakan modal penting untuk pengembangan energi surya khususnya teknologi energi surya untuk pengeringan hasil pertanian.
sebagai suatu proyek energi alternatif di luar minyak, perlu dipelajari apakah akan mampu bersaing dengan bahan bakar minyak terutama dari segi pengembalian modal perusa- haan.
Untuk keperluan perencanaan proyek mengenai laju pengembalian modal (IRR) dan untuk mengetahui daya saing pengering solar kolektor terhadap pengering mekanis BBM, maka diperlukan adanya suatu patokan dalam menentukan laju pengembalian modal (IRR) dan daya saing pengering solar kolektor terhadap pengering BBM pada tingkat harga relatif terrtentu. Model pendugaan ini dibentuk dengan cara melakukan analisa terhadap laju pengembalian modal (IRR)
pada tingkat harga BBM relatif (masing-masing Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter dan Rp 400/liter). Data yang dianalisa merupakan hasil perhitungan IRR
pada tingkat harga BBM relatif (masing-masing Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter, dan Rp 400/liter. Dari pendekatan bentuk regresi linear y = a
+
bx, dipero- leh nilai a = 327.9265, dan b = -1.0715, dengan korelasi r sebesar -0.8372. Sehingga persmaan regresinya menjadi y = 327.9265-
1.0715 X ( % ) .bahwa pada discount rate 22 % net benefit dari ketiga alat pengering energi surya tersebut lebih besar dari net cost-
nya. Berdasarkan kriteria investasi suatu proyek dikata- kan layak apabila NPV-nya >= 0.
Begitu pula bila dilihat nilai net B/C ratio dari ketiga alat pengering energi surya tersebut. Net B/C ratio dari alat PESKKD, PESLH, dan PESKB masing-masing sebesar 1.127990653, 1.086358470, dan 1.286172947. Berda- sarkan kriteria investasi suatu proyek dikatakan layak apabila net B/C ratio dari proyek tersebut >=I.
Bila diukur dengan laju pengembalian modal (IRR), alat PESKKD, PESLK, dan PESKB masing-masing membeeri nilai IRR pada discount rate 22 % sebesar 22.17 %, 32.37 %, dan
29.24 %. Berdasarkan kriteria investasi suatu proyek dikatakn layak jika nilai IRR itu >= MARR (discount rate).
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERHADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
OIeh
AINUL WAFA
F24.1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
I N S I T U T PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERI-IADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh g e l a r
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh
AINUL WAFA I
F24. 1271
Dilahirkan di Linggapura pada tanggal 13 Nopember 1968
Tanggal lulus, 11
Pebruari
1 9 9 2Disetujui,
6 ME?;
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah Nya penulis dapat menyele- saikan Laporan Penelitian ini dengan baik.
Penelitian ini merupakan tugas akhir yang harus ditempuh sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Mekanisasi Perta- nian, Institut Pertanian Bogor.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1) Bapak Ir. A . Kohar Irwanto, MSc., selaku Dosen
Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga selesainya Laporan Penelitian
ini.
2) Ibu Herliyani dan Ir. Mawardi Silaban, staf
peneliti pada Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT)-UPT LSDE Serpong, atas informasi dan data yang diberikan selama pelaksanaan survei.
3) Bapak Drs. Imanuel Iman Tarigan, staf peneliti pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, atas informasi dan data yang diberikan selama pelaksanaan survei.
Energi, Jakarta, atas sumbang sarannya dalam perbaikan Laporan Penelitian ini.
5) Bapak, Ibu, Kakak-kakak dan Adikku yang tercinta, yang dengan tekun dan ikhlas memberi do'a dan dorongan semangat kepada penulis hingga selesainya Laporan Penelitian ini.
6) Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Mekanisasi Pertanian (Agricul tural Engineering) -1PB.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam Laporan Penelitian ini. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan Laporran Penelitian ini. Semoga dapat bermanfaat.
DAFTAR IS1
halaman
KATA PENGANTAR
...
iiiDAFTAR GAMBAR
...
V DAFTAR TABEL...
viDAFTAR LAMPIRAN
...
vii...
I.
PENDAHULUAN 1 A.
LATAR BELAKANG...
1B
.
TUJUAN PENELITIAN...
5I1
.
TINJAUAN PUSTAKA...
6A
.
PENGERINGAN...
6Pengertian Pengeringan
...
6B
.
CARA-CARA PENGERINGAN KOPRA...
6C
.
ENERGI SURYA UNTUK PENGERINGAN...
13...
1.
Radiasi Matahari 13...
2.
Penghamburan dan Penyerapan 17 3.
Greenhouse Effect...
18...
4.
Global Effect 20 D.
ALAT PENGERING ENERGI SURYA...
221
.
Alat Pengering Energi Surya Tipe Kotak dengan Menggunakan Kolektor...
Datar (PESKKD) 24...
a.
Kolektor 24 b.
Kipas Penghembus...
242
.
Alat Pengering Energi Surya Tipe Lorong Kompartemen (PES6K)...
...
a
.
Kolektorb
.
Penutup Kolektor...
c.
Kipas Penghembus...
d.
Ruang Pengering...
3
.
Alat Pengering Energi Surya Tipe Kotak Kombinasi Energi Surya dan Biomassa (PESKB)...
a.
Ruang Pengering...
b.
Kipas Penghembus...
c
.
Kolektor...
d.
Penutup Kolektor...
e.
Tungku Biomassa...
f
.
Cerobong...
E.
PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI...
F.
ANALISA EKONOMI TEKNIK...
1
.
Pengertian dan Tujuan...
...
2
.
Analisa Kelayakana
.
Analisa Nisbah Manfaat-Biaya (B/C ratio...
b.
Analisa Laju PengembalianModal (IRR)
...
I11.
METODOLOGI PENELITIAN...
....
A
.
METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN2
.
Net Present Value (NPV)...
3
.
Nisbah Manfaat-Biaya (Net B/C ratio) 4.
Laju Pengembalian Modal (IRR)...
...
C.
PEMBENTUKAN MODEL REGRESI...
C
.
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN1
.
Tempat...
2.
Waktu...
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN...
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
.
Skema Greenhouse e f f e c t...
1 9Gambar 2
.
Neraca e n e r g i r a d i a s i...
2 1Gambar 3
.
Diagram a l i r pendugaan IRR...
5 6Gambar 4
.
G r a f i k hubungan a n t a r a k e n a i k a nDAFTAR TABEL
[image:14.550.111.495.120.297.2]Halaman Tabel 1. Perkiraan konsumsi energi dalam
...
REPELITA V 3 5
Tabel 2. Langkah pengerjaan NPV dan IRR de-
...
ngan LOTUS 123 4 4
Tabel 3. Pendapatan kotor per tahun alat pengering energi surya (dalam
Rp/tahun)
...
53 Tabel 4. Pendapatan kotor per tahun alatpengering box dryer (dalam
...
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Daftar Kuesioner
...
6 5 Lampiran 2. Konstruksi Alat Pengering TipeKotak Kombinasi Energi Surya
Dan Biomassa
...
6 6Lampiran 2 (lanjutan). Penampilan bedengan
.
6 7 Lampiran 2 (lanjutan). Penampilan kolektor 6 8 Lampiran 2 (lanjutan). Penampang lintangkolektor...
...
6 9 Lampiran 2 (lanjutan). Skematik ruang pe-ngering dan troli
...
70Lampiran 2 (lanjutan). Skematik tungku bio-
massa
...
71Lampiran 3. Konstruksi alat pengering ener-
gi surya dengan kolektor datar 72
Lampiran 3 (lanjutan). Penampilan kolektor 73
Lampiran 3 (lanjutan). Skematik ruang pe-
ngering dan troli
...
7 4 Lampiran 3 (lanjutan). Penampilan bedengan 7 5Lampiran 3 (lanjutan). Penampang lintang
kolektor....
...
76Lampiran 4. Pandangan atas alat pengering
surya tipe lorong kopartemen
.
77Lampiran 4 (lanjutan). Potongan perspektif
alat pengering energi surya
tipe lorong kompartemen
...
78Lampiran 5. Analisis finansiil alat penge- ring energi surya tipe kotak dengan kolektor datar untuk
pengeringan kopra
...
79Lampiran 6. Analisis finansiil alat penge- ring energi surya tipe lorong kompartemen untuk pengeringan
...
Lampiran 7. Analisis finansiil alat penge- ring tipe kotak kombinasi
energi surya dan biomassa untuk
...
pengeringan kopra
Lampiran 8. Analisis finansiil alat penge- ring tipe box dryer untuk pe- ngeringan kopra
...
Lampiran 9. Perhitungan NPV, IRR, dan NetB/C Ratio dalam PESKKD... Lampiran 10. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio dalam PESLK
...
Lampiran 11. Perhitungan NPV, IRR, dan Net...
B/C Ratio dalam PESKB
Lampiran 12. Perhitungan NPV, IRR, dan Net B/C Ratio pada box dryer (har-
...
ga BBM Rp 250/liter)
Lampiran 13. Perhitungan NPV, IRR, dan Net B/C Ratio pada box dryer (har-
ga BBM Rp 3001liter)
...
~ a m ~ i r a n 14. Perhitungan NPV, IRR, dan NetB/C Ratio pada box dryer (har-
ga BBM Rp 350lliter)
...
Lampiran 15. Perhitungan NPV, IRR, dan NetB/C Ratio pada box dryer (har-
...
ga BBM Rp 4001liter)
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak krisis energi pada tahun 1973, energi meru- pakan masalah pokok setiap negara baik yang sedang berkembang maupun negara maju, karena ha1 ini tidak saja menimbulkan persoalan politik, tetapi juga per- soalan ekonomi dan sosial.
Permasalahan energi yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan indikasi bahwa konsumsi energi total telah mencapai suatu tingkatan yang cukup tinggi. Kelang- kaan energi akan terasa lebih berat lagi pada masa- masa mendatang akibat laju penduduk yang beqitu pesat. Sulitnya penyediaan energi pada masa-masa mendatang tercermin pula dari perkiraan bahwa energi fosil akan habis seluruhnya dalam waktu tidak lama dari 1000 tahun mendatang, sedangkan minyak dan gas bumi dira-
malkan akan mengalami kekurangan persediaan menjelang tahun 2000 (Satibi, 1979).
Dewasa ini pemakaian bahan bakar minyak di Indone- sia semakin meningkat, sedangkan jumlah persediaan
bahan bakar minyak terbatas. Bila kecenderungan
akan menjadi negara pengimpor minyak bumi pada tahun
2000 (Sudibyo, 1979).
Oleh karena itu, pemerintah dalam ha1 ini mengga- riskan kebijaksanaan dalam bidang energi, sebagaimana tertuang dalam GBHN mengenai penghematan dan penggu- naan minyak bumi serta pengembangan sumber energi lain
berikut penyediaan energi murah bagi masyarakat pede- saan.
Menurut Sudibyo (1979), industri kecil di pedesaan akan lebih murah bila menggunakan energi non konven- sional seperti kayu, limbah pertanian, angin dan energi surya daripada menggunakan bahan bakar minyak.
Selain itu dalam Kebijaksanaan Umum Bidang Energi (KUBE) tahun 1990 disebutkan bahwa dalam kaitannya dengan tujuan pelestarian lingkungan akan dikembangkan sumberdaya energi secara efisien dan bijaksana seraya memperhatikan kepentingan jangka panjang pembangunan dengan mengutamakan : 1) usaha peningkatan dan peman-
Dalam usaha memproduksi hasil pertanian dibutuhkan proses pengeringan untuk mempertahankan mutu hasil pertanian agar dapat disimpan lama.
Suatu alternatif yang berpotensi besar dalam peng- gunaan energi non konvensional adalah pemanfaatan energi surya untuk pengeringan, disamping murah juga tersedia bebas untuk dimanfaatkan.
Di Indonesia, umumnya proses pengeringan tradi- sional biasa dilakukan dengan cara menjemur hasil pertanian di atas lamporan dengan memanfaatkan sinar surya secara langsung. Kelemahan cara tradisional ini, disamping ketergantungan terhadap cuaca (radiasi surya, awan, dan hujan), mudah tercemar, jumlah susut tinggi karena gangguan ternak juga membutuhkan tempat
yang relatif luas dan membutuhkan tenaga kerja yanq relatif banyak.
Untuk memanfaatkan energi surya semaksimal mungkin suatu alternatif yang baik adalah memakai suatu alat pengering yang cukup murah dan efisien dalam ha1 menyerap energi surya untuk proses pengeringan.
dan mendorong banyak proyek percobaan, khususnya dalam pertanian.
Dengan menggunakan teknik Life-Cycle Cost (LCC),
pada tahun 1977, Dickinson dan Freeman dalam Brewer et al. (1981). telah menunjukkan bahwa biaya instalasi sistem surya di Amerika Barat daya untuk proses pema- nasan pada tingkat laju pengembalian riil 10 % pada investasi sistem, di bawah hukum perpajakan yang ada,
hanya berkisar antara $ 50-60/m2 (atau $ 4.60- 5. 60/ft2)
.
Dengan pemotongan pajak pada bahan bakar fosil dikombinasikan dengan pengembalian pinjaman pemerintah untuk 75 % investasi, biaya sistem energi surya akan meningkat sampai sekitar $ 180/m2 (atau $ 17/ft2). Hal ini menunjukkan bahwa investasi pema- nasan dengan sistem surya lebih ekonomis.STUD1
E M O N O M I DAY
PENGERING MEKANIS PADA KASUS
PENGERlNGAfU KOPRA
AINUL WAFA F 24. 1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR
AINUL WAFA. F 24. 1271. Studi Ekonomi Daya Saing
Solar Kolektor Terhadap Pengering Mekanis Pada
Kasus Pengeringan Kopra
.
Di bawah bimbinganIr. A. Kohar Irwanto, MSc.
RINGKASAN
Sejak krisis energi pada tahun 1973, energi merupakan masalah pokok setiap negara baik yang sedang berkembang maupun negara maju, karena ha1 ini tidak saja menimbulkan persoalan politik, tetapi juga persoalan ekonomi dan sosial.
Dalam usaha memproduksi hasil pertanian dibutuhkan
proses pengeringan untuk mempertahankan mutu hasil
pertanian agar dapat disimpan lama.
Suatu alternatif yang berpotensi besar dalam
penggunaan energi non konvensional adalah pemanfaatan energi surya untuk pengeringan, disamping murah juga tersedia bebas untuk dimanfaatkan.
Teknologi solar kolektor merupakan salah satu
alternatif yang perlu dipertimbangkan dalam rangka
mengembangkan sumber-sumber energi baru di luar minyak. Radiasi surya yang cukup melimpah di sepanjang daerah khatulistiwa merupakan modal penting untuk pengembangan energi surya khususnya teknologi energi surya untuk pengeringan hasil pertanian.
sebagai suatu proyek energi alternatif di luar minyak, perlu dipelajari apakah akan mampu bersaing dengan bahan bakar minyak terutama dari segi pengembalian modal perusa- haan.
Untuk keperluan perencanaan proyek mengenai laju pengembalian modal (IRR) dan untuk mengetahui daya saing pengering solar kolektor terhadap pengering mekanis BBM, maka diperlukan adanya suatu patokan dalam menentukan laju pengembalian modal (IRR) dan daya saing pengering solar kolektor terhadap pengering BBM pada tingkat harga relatif terrtentu. Model pendugaan ini dibentuk dengan cara melakukan analisa terhadap laju pengembalian modal (IRR)
pada tingkat harga BBM relatif (masing-masing Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter dan Rp 400/liter). Data yang dianalisa merupakan hasil perhitungan IRR
pada tingkat harga BBM relatif (masing-masing Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter, dan Rp 400/liter. Dari pendekatan bentuk regresi linear y = a
+
bx, dipero- leh nilai a = 327.9265, dan b = -1.0715, dengan korelasi r sebesar -0.8372. Sehingga persmaan regresinya menjadi y = 327.9265-
1.0715 X ( % ) .bahwa pada discount rate 22 % net benefit dari ketiga alat pengering energi surya tersebut lebih besar dari net cost-
nya. Berdasarkan kriteria investasi suatu proyek dikata- kan layak apabila NPV-nya >= 0.
Begitu pula bila dilihat nilai net B/C ratio dari ketiga alat pengering energi surya tersebut. Net B/C ratio dari alat PESKKD, PESLH, dan PESKB masing-masing sebesar 1.127990653, 1.086358470, dan 1.286172947. Berda- sarkan kriteria investasi suatu proyek dikatakan layak apabila net B/C ratio dari proyek tersebut >=I.
Bila diukur dengan laju pengembalian modal (IRR), alat PESKKD, PESLK, dan PESKB masing-masing membeeri nilai IRR pada discount rate 22 % sebesar 22.17 %, 32.37 %, dan
29.24 %. Berdasarkan kriteria investasi suatu proyek dikatakn layak jika nilai IRR itu >= MARR (discount rate).
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERHADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
OIeh
AINUL WAFA
F24.1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
I N S I T U T PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERI-IADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh g e l a r
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh
AINUL WAFA I
F24. 1271
Dilahirkan di Linggapura pada tanggal 13 Nopember 1968
Tanggal lulus, 11
Pebruari
1 9 9 2Disetujui,
6 ME?;
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah Nya penulis dapat menyele- saikan Laporan Penelitian ini dengan baik.
Penelitian ini merupakan tugas akhir yang harus ditempuh sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Mekanisasi Perta- nian, Institut Pertanian Bogor.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1) Bapak Ir. A . Kohar Irwanto, MSc., selaku Dosen
Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga selesainya Laporan Penelitian
ini.
2) Ibu Herliyani dan Ir. Mawardi Silaban, staf
peneliti pada Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT)-UPT LSDE Serpong, atas informasi dan data yang diberikan selama pelaksanaan survei.
3) Bapak Drs. Imanuel Iman Tarigan, staf peneliti pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, atas informasi dan data yang diberikan selama pelaksanaan survei.
Energi, Jakarta, atas sumbang sarannya dalam perbaikan Laporan Penelitian ini.
5) Bapak, Ibu, Kakak-kakak dan Adikku yang tercinta, yang dengan tekun dan ikhlas memberi do'a dan dorongan semangat kepada penulis hingga selesainya Laporan Penelitian ini.
6) Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Mekanisasi Pertanian (Agricul tural Engineering) -1PB.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam Laporan Penelitian ini. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan Laporran Penelitian ini. Semoga dapat bermanfaat.
DAFTAR IS1
halaman
KATA PENGANTAR
...
iiiDAFTAR GAMBAR
...
V DAFTAR TABEL...
viDAFTAR LAMPIRAN
...
vii...
I.
PENDAHULUAN 1 A.
LATAR BELAKANG...
1B
.
TUJUAN PENELITIAN...
5I1
.
TINJAUAN PUSTAKA...
6A
.
PENGERINGAN...
6Pengertian Pengeringan
...
6B
.
CARA-CARA PENGERINGAN KOPRA...
6C
.
ENERGI SURYA UNTUK PENGERINGAN...
13...
1.
Radiasi Matahari 13...
2.
Penghamburan dan Penyerapan 17 3.
Greenhouse Effect...
18...
4.
Global Effect 20 D.
ALAT PENGERING ENERGI SURYA...
221
.
Alat Pengering Energi Surya Tipe Kotak dengan Menggunakan Kolektor...
Datar (PESKKD) 24...
a.
Kolektor 24 b.
Kipas Penghembus...
24