• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekonstruksi Makna Motto Unikom "Quality Is Our Tradition" Ditinjau Dari Analisis Wacana Kritis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rekonstruksi Makna Motto Unikom "Quality Is Our Tradition" Ditinjau Dari Analisis Wacana Kritis"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Oleh,

RIO OKKE ANDRIAN

41808077

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

ABSTRAK

REKONSTRUKSI MAKNA MOTTO UNIKOM ” QUALITY IS OUR TRADITION” DITINJAU

DARI ANALISIS WACANA KRITIS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus mencari tahu dan mendalami pesan-pesan atau makna yang terkandung serta hendak disampaikan dalam motto Quality Is Our Tradition Pasalnya, dengan umurnya yang masih terhitung muda, UNIKOM mampu menarik banyak perhatian calon mahasiswanya. Keberadaan motto Quality Is Our Tradition seyodyanya perlu dibangun kembali mengenai makna yang terkandung dalam motto tersebut. Sebab, apa yang menjadi makna sesungguhnya dari motto tersebut belum tentu dimaknai dan dirasakan sama oleh masyarakat atau para mahasiswanya.

Tipe penelitian ini adalah kualitatif, metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis. Data utama diperoleh dengan cara wawancara mendalam, serta dilakukan studi kepustakaan dan internet searching. Untuk infoman yang di teliti merupakanpembuat teks motto Quality Is Our tradition serta masyarakat internal (mahasiswa UNIKOM). Teknik penentuan informan digunakan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukan terdapat tiga kata yang saling memiliki makna yang membentuk makna baru, serta pengalaman hidup dan perkembangan jaman menjadi hal yang mendasari terbentuknya motto tersebut, dan wacana yang terbentuk di masyarakat tidak sepenuhnya paham mengenai makna sesungguhnya dari motto tersebut.

Saran dari penelitian ini bagi adalah instansi mampu menjalankan apa yang menjadi makna dari motto secara general, bagi akademisi ialah semoga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, dan bagi masyarakat bisa memahami bahwa setiap teks atau tulisan itu tidak hanya semata-mata tulisan kosong belaka, namun setiap teks tersebut memiliki makna dan maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat teks.

(5)

RECONSTRUCTION MEANING THE MOTTO OF UNIKOM QUALITY IS OUR TRADITION VIEWED FROM AN ANALYSIS OF CRITICAL

DISCOURSE

Research is to find out at once find out and explore messages or meaning contained and will be delivered in the motto of the problem is that is our tradition of quality with length of days comes as, which is still young unikom capable of attracting much attention candidates his students. The existence of a motto quality is our tradition seyodyanya need to reëstablished about a meaning that is contained in the motto. It is because what is the true meaning of a motto is not necessarily is understood and be felt by the public or the same his students.

Type this research is qualitative, a method of research that we use is analysis of critical discourse. Main data obtained by means of a deep, an interview and conducted the study kepustakaan and the internet searching. To infoman in meticulous merupakanpembuat text motto quality is our tradition as well as public unikom internal ( students ). The technique of the determination of an informer used technique purposive of sampling.

The results of research shows there are three words that is mutually having a meaning that forms new meaning, and experience of life and era development become a thing that which underlies the emergence of the motto of the of and discourse that forms in people do not fully understand about the true meaning of the motto.

The advice of this research institutions for is able to run what is the meaning of the motto in general, for academic: may be able to become a reference for further research, and for the community can understand that every a text or writing is not only solely glyphs empty sheer, but every the text having a meaning and intent who want to be delivered by the maker of the text.

(6)

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha

Esa dan Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya Skripsi ini dapat

terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam Skripsi ini penulis

membahas “Rekonstruksi Makna Motto Unikom “Quality Is Our Tradition”

ditinjau dari analisis wacana kritis”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi tugas

akhir yang peneliti jalani pada Program Studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Ilmu

Jurnalistik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Komputer

Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penyusunan Skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yang Terhormat Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A selaku

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer

Indonesia yang telah memberikan izin serta restu untuk melakukan

penelitian ini.

2. Yang Terhormat Bapak Drs.Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program

Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia yang telah

(7)

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik

Universitas Komputer Indonesia.

4. Yang terhormat Bapak Ferry Darmawan, S.Sos., M.Ds selaku

Pembimbing yang telah membimbing peneliti dengan sangat sabar hingga

akhirnya bisa menyelesaikan penelitian ini.

5. Yang Terhormat Bapak Sanggra Julianto, S.I.Kom selaku dosen wali

penulis yang telah membimbing dari pertama kuliah semester awal sampai

semester akhir yang telah memberikan nasihat-nasihat, saran, motivasi dan

semangat selama mengikuti perkuliahan.

6. Orang tua ku yang tersayang dan tercinta, Ayah dan Ibu yang telah

mendidik penulis dari lahir sampai ke perguruan tinggi pada saat ini, yang

dimana ayah dan ibu selalu bekerja keras dari dulu sampai sekarang demi

anaknya agar bisa berguna untuk keluarga.

7. Adik-adik ku tersayang, Mega dan Sarah yang selalu memberikan doa

dan semangatnya bagi peneliti.

8. Yang terhormat pihak Universitas Komputer Indonesia yang telah

menerima dengan tangan terbuka untuk peneliti bisa melakukan penelitian

dilingkungan kampus Unikom.

9. Yang dibanggakan Tim Dosen IK yang selalu memberikan hiburan

dengan olah raga futsalnya dilaka peneliti jenuh.

10.Teman- teman seperjuangan, anak Jurnalistik United Unikom, Citra,

(8)

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang

yang telah membantu penulis dengan segala kesabaran serta keikhlasannya dalam

penyusunan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat diterima dengan baik

walaupun sangat dinantikan kritik dan saran yang membangun untuk Skripsi ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, wassalam.

Bandung, Agustus 2012

(9)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.2.1. Rumusan Makro ... 7

1.2.2 Rumusan Mikro ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 9

(10)

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 11

2.1.2 Komponen-komponen Komunikasi ... 13

2.1.3 Tinjauan komunikasi... 14

2.2 Tinjauan Motto ... 15

2.3 Tinjauan Visi, Misi dan Gol Unikom ... 16

2.4 Tinjauan Wacana ... 17

2.4.1 Pengertian Wacana ... 17

2.4.2 Ciri- cirri dan Sifat Wacana ... 18

2.4.3 Wujud dan jenis Wacana... 19

2.5 Tinjauan Analisis Wacana ... 19

2.6 Tinjauan Analisis Wacana Kritis ... 20

2.6.1 Pengertian Analisis Wacana Kritis ... 20

2.6.2 Karakteristik Analisis Wacana Kritis ... 22

2.7 Analisis Wacana Kritis Model Teun A Van Dijk ... 24

2.8 Kerangka Analisis Wacana Model Teun A Van Dijk ... 26

2.9 Kerangka Pemikiran ... 31

2.9.1 Kerangka Teoritis ... 31

(11)

3.1 Objek Penelitian ... 35

3.1.1 Sejarah Universitas Komputer Indonesia ... 35

3.1.2 Teks Motto Unikom ... 38

3.1.3 Visi Unikom ... 38

3.1.4 Misi Unikom ... 38

3.1.5 Budaya Belajar Unikom ... 38

3.2 Metode Penelitian ... 38

3.2.1 Desain Penelitian ... 38

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 39

3.3.1 Studi Pustaka ... 39

3.4 Teknik Penentuan Informan ... 30

3.5 Deskripei Informan Penelitian ... 41

3.6 Wawancara ... 44

3.7 Teknik Analisis Data ... 45

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 46

3.8.1 Lokasi Penelitian ... 46

3.8.2 Waktu Penelitian... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 48

4.1 Hasil Analisis Dimensi Teks ... 48

4.1.1 Analisis Tematik ... 49

(12)

4.1.6 Analisis Retoris ... 55

4.2 Hasisl Analisis Kognisi Sosial ... 57

4.3 Hasil Analisis Konteks Sosial ... 59

4.4 Pembahasan ... 63

4.4.1 Dimensi Teks ... 63

4.4.2 Dimensi Kognisi Sosial ... 66

4.4.3 Dimensi Kognisi Sosial ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN ... 78

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas merupakan jenjang tertinggi dalam pendidikan, banyaknya

para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke Universitas membuat semakin

banyaknya Universitas- universitas swasta yang bermunculan di berbagai kota

besar seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Di Bandung saja sudah puluhan

Universitas yang berdiri baik Swasta maupun Negeri. Banyaknya Universitas

yang bermunculan di Bandung membuat tingkat persaingan pun semakin tinggi.

Tingkat persaingan yang semakin tinggi, membuat masing-masing

Universitas saling berlomba meningkatkan kualitas serta melakukan berbagai

upaya agar mendapat kepercayaan dari para calon mahasiswa untuk dapat

menimba ilmu di Universitas mereka masing-masing.

Salah satu upaya untuk menunjukan bahwa Universitas mereka memiliki

kualitas, yakni disalurkan dengan menggunakan motto, salah satunya adalah

Universitas Komputer Indonesia yang memiliki motto Quality Is Our Tradition.

Sebagaimana diketahui, visi dari Universitas Komputer Indonesia yakni

Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi dan Komputer,

berwawasan global dan menjadi pusat unggulan dibidang ilmu pengetahuan

teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi

(14)

Memiliki misi untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi kearah

masyarakat industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga

pengajar berkualitas dan program-program studi berbasis pada teknologi

informasi dan komputer dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas

dan manajemen mutu berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition.

Serta bertujuan untuk menghasilkan ilmuwan dan berpikiran tinggi maju

dibidangnya masing-masing, mahir menggunakan teknologi informasi dan

komputer dalam bekerja serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

Dari visi, misi, dan tujuan dari Universitas Komputer Indonesia dapat

terlihat bahwa motto Quality Is Our Tradition menjadi landasan prinsip yang

menjadi unsur penting dari misi Universitas Komputer Indonesia.

Hal ini tentu saja sebagai upaya untuk memberikan kepercayaan terhadap

para calon mahasiswa baru yang akan meneruskan ke tingkat Univesaitas.

Universitas Komputer Indonesia sendiri merupakan Universitas yang baru saja

berdiri sejak 8 Agustus 2000, sehingga masih terhitung sebagai Universitas yang

baru.

Dengan umurnya yang hampir genap 12 tahun, Universitas Komputer

Indonesia sudah mampu menunjukan kualitasnya sebagai Universitas yang

berbasis tekhnologi, hal ini terlihat dari berbagai prestasi di bidang IT yang

diraihnya, serta semakin meningkatnya jumlah mahasiswa yang berminat untuk

(15)

Motto Quality Is Our Tradition menjadi sorotan ketika memang dari tahun ke tahun jumlah mahasiswa Universitas komputer Indonesia semakin bertambah.

Apakah makna motto Quality Is Our Tradition yang terkandung dalam misi

Universitas Komputer Indonesia ini memang menjadi sebuah motto yang

menunjukan kualitas dari Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti akan meneliti teks Quality Is Our Tradition yang menjadi motto

dari Universitas Komputer Indonesia. Peneliti pada sisi lain sekaligus mencari

tahu dan mendalami pesan-pesan atau makna yang terkandung serta hendak

disampaikan dalam motto Quality Is Our Tradition. Motto sendiri oleh

kebanyakan orang dianggap sebagai pedoman atau pegangan hidup untuk dapat

mencapai apa yang menjadi tujuannya.

Penelitian ini adalah penelitian yang akan sedikit banyak membicarakan

mengenai ruang lingkup Universitas Komputer Indonesia. Universitas Komputer

Indonesia sendiri merupakan Universitas yang terhitung baru namun sudah dapat

menunjukan kualitasnya sebagai Universitas yang berbasis Tekhnologi. Dalam

umurnya yang masih muda, Universitas Komputer Indonesia sudah terhitung

mendapat banyak kepercayaan dari para calon mahasiswa sebagai tempat untuk

menimba ilmu.

Memiliki motto Quality Is Our Tradition, Universitas Komputer Indonesia

semakin mengkokohkan jati dirinya sebagai Universitas yang memiliki kualitas

yang baik. Setiap tahunnya, jumlah mahasiswa Universitas Komputer Indonesia

(16)

Komputer Indonesia pun membangun gedung baru yang semakin menunjukan

bahwa Universitas ini memiliki kualitas yang baik.

Ketika melihat motto Universitas Komputer Indonesia, secara sekilas kita

bisa mengartikan bahwa Universitas Komputer Indonesia memiliki kualitas baik

yang menjadi tradisi Universitas.

Hal tersebut menjadi sorotan yang unik apabila kita selaraskan dengan

keadaan Universitas Komputer Indonesia yang sekarang semakin banyak diminati

oleh para calon mahasiswa.

Setiap tahun para calon mahasiswa dipusingkan dengan banyaknya

Universitas yang sudah ada dan memiliki banyak keunggulan, baik itu Universitas

Negeri ataupun Swasta, mulai dari Universitas Padjajaran, Institut Tekhnologi

Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, Widyatama, Maranatha, Universitas

Komputer Indonesia, dan lainnya.

Keadaan itu ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap Universitas

Komputer Indonesia, hal itu terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mendaftar ke

Universitas ini, dan semakin bertambah setiap tahunnya.

Majunya Universitas Komputer Indonesia, tidak terlepas dari seluruh

aspek yang terdapat dalam lingkungan Unversitas. Seperti misi yang ingin dicapai

oleh Universitas Komputer Indonesia, yakni untuk menyelenggarakan pendidikan

tinggi kearah masyarakat industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif,

tenaga pengajar berkualitas dan program-program studi berbasis pada teknologi

informasi dan komputer dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas

(17)

Banyaknya mahasiswa yang masuk ke Universitas Komputer Indonesia

merupakan jawaban atas apa yang sudah dilakukan oleh Universitas Komputer

Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan rasa percaya dari para calon

mahasiswanya.

Hal tersebut diatas merupakan apa yang sudah tercermin dalam motto

Universitas Komputer Indonesia yakni Quality Is Our Tradition yang menjadi

landasan prinsip dari misi Universitas Komputer Indonesia.

Keberadaan motto terkadang hilang dari pandangan karena adanya faktor

lain yang bisa lebih mununjukan kualitas dari suatu Universitas. Faktor tersebut

diantaranya adalah munculnya berbagai prestasi yang kemudian menjadi buah

bibir dari masyarakat luas, dimana sebetulnya prestasi tersebut merupakan hasil

dari apa yang sudah menjadi motto Universitas.

Masyarakat luas yang akan menjadi calon mahasiswa Universitas

Komputer Indonesia, baik betul ataupun tidak memberikan kepercayaanya karena

hasil dari prestasi yang sudah diraih oleh Universitas Komputer Indonesia.

Padahal, dibalik prestasi tersebut terdapat motto yang menjadi pedoman lahirnya

prestasi yang sering kali luput dari perhatian para calon mahasiswa dan bahkan

ketika sudah terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Komputer Indonesia.

Keberadaan motto Quality Is Our Tradition seyodyanya perlu dibangun

kembali mengenai makna yang terkandung dalam motto tersebut. Sebab, apa yang

menjadi makna sesungguhnya dari motto tersebut belum tentu dimaknai dan

(18)

Pembangunan makna ini dirasakan penting untuk mengetahui apakah

pemaknaan yang memang sebelumnya terdapat dalam motto Quality Is Our

Tradition bertimbal balik dengan apa yang sekarang ada dalam lingkungan Universitas Komputer Indonesia.

Pada penelitian tentang analisis wacana kritis mengenai teks Quality Is

Our Tradition, peneliti menggunakan teori wacana yang dikemukakan oleh Teun

A. van Dijk. Wacana itu, dimana oleh van Dijk digambarkan mempunyai tiga

dimensi atau bangunan, yaitu dimensi teks, kognisi sosial dan konteks sosial.

Sebagai gambaran umum, analisis van Dijk menghubungkan analisis

tekstual (yang memusatkan perhatian pada teks), ke arah analisis yang

komprehensif bagaimana analisis teks itu diproduksi, baik dalam hubungannya

dengan individu yang membuat teks maupun dari masyarakat. (Eriyanto,

2009:224)

Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan

pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi

yang harus juga diamati. Proses produksi itu, dan pendekatan ini sangat khas van

Dijk, melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Istilah ini

sebenarnya diadopsi dari pendekatan dari lapangan psikologi sosial, terutama

untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Lebih jauh lagi

peneliti ingin melihat unsur ideologi apa yang terdapat dalam teks, termasuk pula

(19)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Makro

Dari beberapa penjabaran yang telah dijelaskan pada latar belakang

penelitian diatas, peneliti dapat membuat suatu rumusan masalah penelitian

sebagai berikut:

“Bagaimanakah Rekonstruksi Makna Motto Unikom Quality Is Our

Tradition ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?”

1.2.2 Rumusan Mikro

Mengacu pada judul penelitian, dan juga rumusan masalah yang telah

dirumuskan pada latar belakang masalah penelitian, peneliti kemudian dapat

mengambil identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana dimensi teks dari motto Unikom Quality Is Our Tradition

mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?

2. Bagaimana dimensi kognisi sosial dari motto Unikom Quality Is Our

Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?

3. Bagaimana dimensi konteks sosial dari motto Unikom Quality Is Our

(20)

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis wacana (motto) dimana

peneliti ingin menggali mengenai makna yang terkandung dalam motto dengan

keadaan yang terjadi dalam lingkungan Unikom yang merupakan Universitas baru

tetapi sudah mampu menunjukan prestasi serta eksistensinya, sehingga timbul

pertanyaan apakah motto tersebut yang seyogyanya merupakan prinsip serta jati diri

Universitas berpengaruh terhadap perkembangan Universitas Komputer Indonesia?

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis wacana kritis, sedangkan teori

wacana yang digunakan adalah teori wacana dari Teun A. van Dijk, yang digunakan

untuk menganalisis makna yang terkandung dalam motto Universitas Komputer

Indonesia “Quality Is Our Tradition”

1.3.2 Tujuan Penelitian

Seperti apa yang telah dipaparkan pada poin-poin yang terdapat pada

rumusan makro, maka tujuan penelitian dapat peneliti tetapkan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang ada pada rumusan makro, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dimensi teks dari motto Unikom Quality Is Our

Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis.

2. Untuk mengetahui dimensi kognisi sosial dari motto Unikom Quality Is

(21)

3. Untuk mengetahui dimensi konteks sosial dari motto Unikom Quality Is Our Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna, bagi

universitas diharapkan dapat menjadi tambahan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan karya ilmiah penelitian skripsi. Dalam bidang kajian ilmu

komunikasi, khususnya bidang jurnalistik, mengenai penggunaan analisis wacana

kritis dalam menganalisis suatu teks, serta membedah berbagai unsur-unsur

seputar wacana yang terdapat dalam suatu teks, dan semoga dapat memperkaya

keilmuan analisis wacana dalam kajian ilmu komunikasi, termasuk jika penelitian

ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan rujukan referensi bagi

penelitian-penelitian berikutnya dengan tema yang sama, yaitu seputar analisis wacana.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah memberikan wawasan

dan pengetahuan di bidang ilmu komunikasi terutama pada bidang kajian

ilmu jurnalistik, khususnya dalam analisis wacana kritis. Tentunya dalam

memahami suatu wacana atau teks tidak hanya dari tulisannya saja yang

tidak bernyawa dan tanpa maksud, melainkan setiap teks itu memiliki

(22)

2. Bagi Universitas

Semoga penelitian ini dapat pula berguna bagi Universitas dalam

bidang kajian ilmu komunikasi, dan juga sebagai tambahan koleksi

penelitian ilmiah di universitas. Diharapkan pula dapat menjadi bahan

penerapan dan pengembangan dalam kajian ilmu komunikasi, dan juga

sebagai bahan perbandingan dan pengembangan referensi tambahan bagi

penelitian dengan tema sejenis tentang analisis wacana.

3. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya. Agar masyarakat dapat memiliki wawasan lebih

mengenai adanya suatu makna dari suatu motto yang seyogyanya menjadi

prinsip dalam Universitas, sehingga dapat melihat kepribadian suatu

(23)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Ilmu Komunikasi

2.1.1 Pengartian Komunikasi

Sebagai mahluk sosial setiap manusia secara alamiah memiliki potensi

komunikasi, bahkan ketika manusia itu diam manusia itu sedang berkomunikasi,

mengkomunikasikan keadaan perasaannya. Baik secara sadar maupun tidak

manusia pasti berkomunikasi, komunikasi pun dapat kita temukan di semua

sendi-sendi kehidupan, dimana setiap proses interaksi antara manusia dengan manusia

lain pasti terdapat komunikasi.

Ilmu Komunikasi merupakan ilmu sosial terapan, bukan ilmu social murni,

ilmu komunikasi tidak bersifat absolut, sifat ilmu komunikasi dapat berubah-ubah

sesuai dengan perkembangan zaman, hal tersebut dikarenakan ilmu komunikasi

sangat erat kaitannya dengan tindak-tanduk perilaku manusia, sedangkan perilaku

atau tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk

perkembangan zaman.

Sifat ilmu komunikasi adalah interdisipliner atau multidisipliner. Maka

dari itu ilmu komunikasi dapat menyisip dan berhubungan erat dengan ilmu social

lainnya. Hal itu disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu sosial

lainnya, terutama ilmu sosial kemasyarakatan.

Banyak definisi dan pengertian tentang komunikasi para ahli komunikasi

(24)

Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa, “Komunikasi mengandung makna

bersama-sama (common). Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu

communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya

communis, yang bermakna umum bersama-sama.” (Wiryanto, 2004:5)

Effendy menjelaskan lebih jauh, bahwa dalam perkembangan selanjutnya,

komunikasi dapat berlangsung melalui banyak tahap, bahwa sejarah tentang

komunikasi massa dianggap tidak tepat lagi karena tidak menjangkau proses

komunikasi yang menyeluruh. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld,

Bernald Berelson, Hazel Gaudet, Elihu Katz, Robert Merton, Frank Stanton,

Wilbur Schramm, Everett M. Rogers, dan para cendekiawan lainnya menunjukkan

bahwa:

“Gejala sosial yang diakibatkan oleh media massa tidak hanya berlangsung

satu tahap, tetapi banyak tahap. Ini dikenal dengan twostep flow

communication dan multistep flow communication. Pengambilan keputusan banyak dilakukan atas dasar hasil komunikasi antarpersona (interpersonal communication) dan komunikasi kelompok (group communication) sebagai kelanjutan dari komunikasi massa (mass communication)” (Effendy, 2005 : 4).

Pengertian komunikasi lainnya bila ditinjau dari tujuan manusia

berkomunikasi adalah untuk menyampaikan maksud hingga dapat mengubah

perilaku orang yang dituju, menurut Mulyana sebagai berikut, Komunikasi adalah

proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan

(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain).

(Mulyana, 2003:62).

Selain itu, Joseph A Devito menegaskan bahwa komunikologi adalah ilmu

(25)

komunikologi adalah ahli ilmu komunikasi. Istilah komunikasi dipergunakan

untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda: proses komunikasi, pesan

yang dikomunikasikan, dan studi mengenai proses komunikasi.

Luasnya komunikasi ini didefinisikan oleh Devito sebagai:

“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari ganggua-ngangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan arus balik. Oleh karena itu, egiatan komunikasi meliputi komponen-komponen sebagai berikut: konteks, sumber, menerima, pesan,

saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses encoding, penerimaan

atau proses decoding, arus balik dan efek. Unsur-unsur tersebut agaknya

saling esensial dalam setiap pertimbangan mengenai kegiatan komunikasi. Ini dapat kita namakan kesemestaan komunikasi; Unsur-unsur yang terdapat pada setiap kegiatan komunikasi, apakah itu intra-persona, antarpersona, kelompok kecil, pidato, komunikasi massa atau komunikasi antarbudaya. “(Effendy, 2005 : 5)

Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat disimpulkan

bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau informasi

antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau makna diantara

mereka.

2.1.2. Komponen-komponen Komunikasi

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi diatas, dapat disimpulkan

bahwa komunikasi terdiri dari proses yang di dalamnya terdapat unsur atau

komponen. Menurut Effendy (2005:6), Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi

berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator)

2. Pesan (message)

(26)

4. Komunikan (communicant)

5. Efek (effect)

Untuk itu, Lasswell memberikan paradigma bahwa komunikasi adalah

proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media

yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Setiap individu yang berkomunikasi pasti memiliki tujuan, secara umum

tujuan komunikasi adalah lawan bicara agar mengerti dan memahami maksud

makna pesan yang disampaikan, lebih lanjut diharapkan dapat mendorong adanya

perubahan opini, sikap, maupun perilaku.

Menurut Joseph Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia

menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Menemukan

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi oleh objek, peristiwa dan manusia.

b. Untuk Berhubungan

Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain.

c. Untuk Meyakinkan

Media massa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita.

d. Untuk Bermain

(27)

2.2 Tinjauan Tentang Motto

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, yang dikarang oleh J.S,Badudu

disebutkan bahwa motto adalah “kata yang digunakan sebagai semboyan,

pedoman, atau prinsip yang menunjukan pendirian atau tujuan”.

Motto adalah “kata atau seruan yang mengambarkan motivasi, semangat, dan

tujuan dari suatu organisasi”.(Wikepedia,2007)

Diarru dalam artikelnya yang berjudul “Logo dan Motto Perusahaan”

memberikan defenisi bahwa motto adalah “suatu tujuan jangka panjang yang akan

dicapai berdasarkan operasional Perusahaan”. (Diarru,2008: diarru.multiply.com)

Motto sering disamakan dengan slogan atau kredo, seperti yang

diungkapkan oleh Poerwanto dalam bukunya yang berjudul Budaya Perusahaan,

menyebutkan bahwa motto, slogan atau kredo adalah “kata-kata atau kalimat yang

mengekspresikan suatu nilai bagi perusahaan secara singkat dan mempunyai

makna khusus bagi organisasi secara keseluruhan, karyawan harus menerima

sebagai suatu hal yang dapat mengikat secara psikologi maupun

sosiologi.(Poerwanto,2008:62)

Slogan adalah “perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan

mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu” (Dita, 2008:

dita0108axelabsky.multiply.com)

Kredo adalah “pandangan sebuah perusahaan yang hanya

dikomunikasikan secara internal perusahaan saja yang berfungsi untuk

menyemangati, atau menumbuhkan spirit bekerja para karyawan”. (Fahima,2008:

(28)

“Motto, slogan atau kredo sebaiknya menggunakan kata-kata sederhana

dan mengandung pesan secara strategis menyampaikan visi dan nilai-nilai

perusahaan”. (Poerwanto,2008:64)

2.3 Tinjauan tentang Visi, Misi dan Gol Unikom

a. Visi Unikom

Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi & Komputer,

berwawasan Global dan menjadi pusat Unggulan dibidang ilmu

pengetahuan Teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional

serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.

b. Misi Unikom

Menyelenggarakan Pendidikan tinggi kearah masyarakat Industri maju

dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga pengajar berkualitas dan

program-program studi berbasis pada teknologi informasi & komputer

dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas dan manajemen

mutu berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition.

c. Gol Unikom

Menghasilkan Ilmuwan dan berpikiran tinggi maju dibidangnya

masing-masing, mahir menggunakan teknologi informasi & komputer dalam

(29)

2.4 Tinjauan Tentang Wacana

2.4.1 Pengertian Tentang Wacana

Sudah lama bahasa menjadi unsur kajian ilmu pengetahuan, bahkan sejak

zaman Yunani Kuno, walaupun bukan untuk kepentingan kebahasaan dan

komunikasi. Pada saat itu alas an mengapa bahasa perlu untuk dikaji karena

bahasa dianggap sebagai sebuah alat yang tepat untuk mengungkapkan

konsep-konsep berpikir dan hasil pemikiran filosofis.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia sehingga

dalam kenyataannya bahasa menjadi aspek penting dalam melakukan sosialisasi

atau berinteraksi sosial dengan bahasa manusia dapat menyampaikan berbagai

berita, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan lain-lain

kepada orang lain. (Kurniawan dalam Darma, 2009:1). Bahasa meliputi tataran

fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana. Berdasarkan hierarkinya,

wacana merupakan tataran bahasa terbesar, tertinggi dan terlengkap.

Pembahasan wacana adalah rangkaian kesatuan situasi atau dengan kata

lain, makna suatu bahasa berada dalam konteks dan situasi. Wacana dikatakan

terlengkap karena wacana mencakup tataran dibawahnya, yakni fonologi,

morfologi, sintaksis, semantik, dan ditunjang oleh unsur lainnya, yaitu situasi

pemakaian dalam masyarakat.

Alex Sobur dalam Darma mengatakan, wacana adalah rangkaian ujar atau

rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan

secara teratur, sistematis, dalam kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur

(30)

menggunakan symbol-simbol yang berkaitan dengan interpretasi dan

peristiwa-peristiwa di dalam system kemasyarakatan yang luas.

Melalui pesan wacana, pesan-pesan komunikasi seperti kata-kata, tulisan,

gambargambar, dan lain-lain, tidak bersifat netral atau steril. Eksistensinya

ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang

berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi

keberadaannya, dan lain-lain. Kesemuanya itu dapat berupa nilai-nilai, ideologi,

emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain.

2.4.2 Ciri-ciri dan Sifat Wacana

Berdasrkan pengertian wacana, kita dapat mengidentifikasi ciri dan

sifatsebuah wacana, antara lain sebagai berikut:

1. Wacana dapat berupa rangkaian ujar secara lisan dan tulisan atau

rangkaian tindak tutur.

2. Wacana mengungkapkan suatu hal (subjek).

3. Penyajian teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan semua

situasi pendukungnya.

4. Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu.realitas, media

komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian. Dalam kenyataan

wujud dari bentuk wacana itu

(31)

2.4.3 Wujud dan Jenis Wacana

Wujud adalah rupa dan bentuk yang dapat diraba atau nyata. Jenis adalah

ciri khusus. Jadi wujud wacana mempunyai rupa atau bentuk wacana yang nyata

dan dapat kita lihatstrukturnya secara nyata. Sedangkan jenis wacana mempunyai

arti bahwa wacana itu memiliki sifat-sifat atau cirri-ciri khas yang dapat

dibedakan dari bentuk bahasa lain. Pada dasarnya, wujud dan jenis wacana dapat

ditinjau dari sudut realitas, media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis

pemakaian.

Dalam kenyataannya wujud wacana itu dapat dilihat dalam beragam buah

karya si pembuat wacana, yaitu: teks (wacana dalam wujud tulisan/grafis) antara

lain dalam bentuk berita, feature, artikel, opini, cerpen, novel, dsb. Talk (wacana

dalam wujud ucapan) antara lain dalam wujud rekaman wawancara, obrolan,

pidato, dsb. Act (wacana dalam wujud tindakan) antara lain dalam wujud lakon

drama, tarian, film, defile, demonstrasi, dsb. Artifact (wacana dalam wujud jejak)

antara lain dalam wujud bangunan, lanskap, fashion, puing, dsb.

2.5 Tinjauan Tentang Analisis Wacana

Analisis wacana muncul sebagai suatu reaksi terhadap linguistik murni

yang tidak bisa mengungkap hakikat bahasa secara sempurna. Dalam hal ini para

pakar analisis wacana mencoba untuk memberikan alternatif dalam memahami

bahasa tersebut. Analisis wacana mengkaji bahasa secara terpadu, dalam arti tidak

terpisah-pisah seperti dalam linguistic, semua unsur bahasa terikat pada konteks

(32)

hakikat bahasa dan perilaku berbahasa termasuk belajar bahasa. Menurut Stubbs

dalam Darma (2009:15), wacana adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha

mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi.

Bahwa analisis wacana merupakan suatu kajian yang meniliti dan

menganalisis bahasa yang digunkan secara alamiah, baik lisan atau tulis, misalnya

pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari-hari. Analisis wacana menekankan

kajiannya pada penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususnya dalam

penggunaan bahasa antarpenutur. Jadi, jalasnya analisis wacana bertujuan untuk

mencari keteraturan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keberterimaan

penggunaan bahasa di masyarakat secara realita dan cenderung tidak merumuskan

kaidah bahasa seperti dalam tata bahasa.

Sedangkan Kartomiharjo dalam Darma (2009:15), mengungkapkan

bahawa analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa yang dikembangkan

untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Analisis

wacana lazim digunakan untuk menemukan makna wacana yang persis sama atau

pailing tidak sangat ketat dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam

acana lisan, oleh penulis dalam wacana tulis.

2.6 Tinjauan Tentang Analisis Wacana Kritis

2.6.1 Pengertian Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana kritis dalam pandangan kritis, bahwa pandangan kritis

ingin mengoreksi pandangan konstruksivisme yang kurang sensitif pada proses

(33)

pandangan konstruktivisme masih belum menganalisis faktor-faktor hubungan

kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana, yang pada gilirannya berperan

dalam membentuk jenis-jenis subjek tertentu berikut perilaku perilakunya. Hal

inilah yang melahirkan paradigm kritis.

Analisis wacana tidak dipusatkan pada kebenaran/ketidakbenaran struktur

tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada analisis konstruktifisme. Analisis

wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi

pada proses produksi dan reproduksi makna.

Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan

secara bebas sesuai dengan fikirannya, karena sangat berhubungan dan

dipengaruhi oleh kekeuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Bahasa disini tidak

dipahami sebagai medium netral yang terletak diluar diri si pembicara. Bahasa

dalam pandangan kritis dipahami sebagai refresenatsi yang berperan dalam

membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi

didalamnya.

Oleh karena itu, analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang

ada alam setiap proses bahasa: batasanbatasan apa yang diperkenankan yang jadi

wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang dibicarakan. Dengan

pandangan semacam ini, wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubunngan

kekuasaan, terutama dalam pembentukan subjek, dan berbagaia tindakan

representasi yang terdapat dalam masyarakat. Karena memkai perspektif kritis,

analisi wacana kategori ini disebut sebagai analisis wacana kritis (CDA). Ini untuk

(34)

2.6.2 Karakteristik Analsis Wacana Kritis

Dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analisis / CDA) wacana

disini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana

memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang

dianalisis di sini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistic

tradisional. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek

kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti

bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik

kekuasaan.

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana

(pemakaian bahasa dalam tutur dan tulisan) sebagai bentuk dari praktik sosial.

Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial yang menyebabkan sebuah

hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi,

dan struktur sosial yang membentuknya.

Praktik wacana pun bisa jadi menampilkan ideologi, wacana dapat

memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara

kelas sosial, laki-laki dan wanita, kelompok mayoritas dan minoritas melalui

mana perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang ditampilkan.

Sebagai contoh, melalui wacana, bahwa keadaan yang rasis, seksis, atau

ketimpangan dalam kehidupan sosial dianggap sebagai suatu common sense,

suatu kewajaran atau alamiah, dan memang seperti itu kenyataannya.

Analisis wacana kritis melihat wacana sebagai factor penting, yaitu

(35)

terjadi dalam masyarakat. Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis

menyelidiki bagaimana melalui bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung

dan mengajukan versinya masing-masing. Dan karakteristik penting dari analisis

wacana kritis yang diambil dari tulisan Teun A. van Dijk, Fairclough, dan Wodak,

sebagai berikut:

1. Tindakan

Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tidakan (action).

Dengan pemahaman semacam ini wacana ditempatkan sebagai bentuk

interasi, wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup internal.

Bahwa seseorang berbicara atau menulis mempunyai maksud tertentu,

baik besar maupun kecil. Selain itu wacana dipahami sebagai sesuatu

bentuk ekspresi sadar dan terkontrol, bukan sesuatu diluar kendali ataupun

ekspresi diluar kesadaran.

2. Konteks

Analsiss wacana kritis memperhatikan konteks dari wacana, seperti

latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana dipandang, diproduksi,

dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Wacana dianggap

dibentuk sehingga harus ditafsirkan dalam situasi dan kondisi yang

khusus. Wacana kritis mendefinisikan teks dan percakapan pada situasi

tertentu, bahwa wacana berada dalam situasi sosial tertentu.

3. Historis

Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti

(36)

tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Salah satu aspek penting

untuk bisa mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana dalam

konteks historis tertentu.

4. Kekuasaan

Analsis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan

(power) dalam analisisnya. Bahwa setiap wacana yang muncul, dalam

bentuk teks, percakapan, atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu

yang alamiah, wajar dan netral, tetapi merupakan bentuk pertarungan

kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara

wacana dengan masyarakat.

5. Ideologi

Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana yang

bersifat kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk

dari praktik ideology atau pencerminan dari ideology tertentu. Teori-teori

klasik tentang ideology di antaranya mengatakan bahwa ideology

dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk mereproduksi

dan melegitimasi dominasi mereka.

2.7 Analisis Wacana Kritis Model Teun A. van Dijk

Model analisis wacana van Dijk adalah model yang mengelaborasi

elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis.

Model yang dipakai van Dijk ini sering disebut dengat model kognisi social.

(37)

analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang

harus juga diamati. Proses produksi itu, dan pendekatan ini sangat khas van Dijk,

melibatkan suatu proses yang disebut kognisi sosial.

Penelitian tentang wacana tidak dapat mengeksklusi seakan-akan teks

adalah bidang yang kosong, sebaliknya bahwa teks adalah bagian kecil dari

struktur besar masyarakat. Pendekatan yang dikenal kognisi sosial ini membantu

memetakan bagaimana produksi teks yang melibatkan proses yang kompleks

tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan.

a. Teks

Teks bukan sesuatu yang datang dari langit, bukan juga suatu ruang

hampa yang mandiri. Akan tetapi teks dibentuk dalam suatu diskursus,

suatu praktik wacana. Van dijk membuat suatu jembatan yang

menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan

elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang disebut kognisi

sosial.

b. Kognisi Sosial

Kognisi sosial pun dapat memiliki dua arti. Pada satu sisi

menunjukan bagaimana proses teks tersebut diproduksi berdasarkan

informasi dan pemahaman si pembuat teks. Pada sisi lain menggambarkan

bagaimana nilai-nilai yang telah menyebar dalam kehidupan sosial

masyarakat itu diserap oleh kognisi si pembuat, dan akhirnya keduanya

(38)

c. Konteks Sosial

Van Dijk pun melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan

kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi

(pikiran) dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap suatu

teks tertentu.

2.8 Kerangka Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk

Wacana menurut van Dijk memiliki tiga dimensi atau bangunan, yaitu

teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari analisis van Dijk adalah

menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.

Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan

strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level

kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi

individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana

yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.

Analisis van Dijk secara keseluruhan menghubungkan antara analsis

tekstual yang memusatkan perhatian melulu pada teks, kearah analisis yang

komprehensif bagaimana teks berita itu diproduksi, baik dalam hubungannya

dengan individu wartawan maupun dari masyarakat. Model analisis van Dijk

(39)

Gambar 2.1

Kerangka Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk

Sumber: Eriyanto, 2009:225

A. Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri dari atas beberapa struktur/tingkatan

yang masing-masing saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan.

Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks

yang dapat diamati dengan topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita.

Kedua, superstruktur. Merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan

kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita

secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari

bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase,

dan gambar.

Menurut van Dijk, meskipun terdiri dari berbagai elemen, semua elemen

tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama

lainnya. Makna global dari suatu teks (tema) didukung oleh kerangka teks dan

Teks

Kognisi Sosial

(40)

pada akhirnya pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Bahwa antar bagian teks

dalam model van Dijk dilihat saling mendukung, mengandung arti yang koheren

satu sama lain. Hal ini karena semua teks dipandang oleh van Dijk mempunyai

suatu aturan yang dapat dilihat sebagai suatu piramida.

Makna global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat, dan proposisi

yang dipakai. Pernyataan atau tema pada level umum didukung oleh pilihan kata,

kalimat, atau retorika tertentu.

Prinsip ini membantu peneliti untuk mengamati bagaimana suatu teks

terbangun lewat elemen-elemen yang lebih kecil.skema ini juga memberikan peta

untuk mempelajari suatu teks. Kita tidak Cuma mengerti apa isi dari suatu teks,

tetapi juga elemen yang membentuk teks berita, kata, kalimat, paragraph, dan

preposisi. Dan kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Struktur Teks Pada Dimensi Teks Kerangka Analisis van Dijk

Sumber : Eriyanto, 2009:227

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks.

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan.

Struktur Mikro

(41)

Pemakaian kata, kalimat, proposisi, retorika, tertentu dipahami oleh van

Dijk sebagai bagian dari strategi si pembuat teks. Pemakaian kata kata tertentu,

kalimat dan gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara

berkomunikasi semata, tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi, yaitu

suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan,

memperkuat legitimasi, dan menyingkirkanlawan atau penentang. Struktur

wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika dan persuasi yang

dijalankan ketika seorang menyampaikan pesan. Kata-kata tertentu mungkin

dipilih untuk mempertegas pilihan dan sikap, membentuk kesadaran politik dan

sebagainya. Berikut akan diuraikan satu per satu elemen wacana van Dijk

tersebut.

Tabel 2.2

Elemen Wacana Pada Struktur Wacana van Dijk

STRUKTUR

member detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan

Latar, Detil,

Maksud, Praanggapan,

(42)

mengurangi detil sisi lain.

Dimana proses produksi teks motto UNIKOM yang melibatkan

pengetahuan atau kognisi pembuat teks( Rektor Unikom). Menganalisis

bagaimana kognisi pembuat teks dalam memahami khalayak, dan makna tertentu

yang ditulisnya berdasarkan informasi dan pemahaman yang pembuat teks

dapatkan.

C. Konteks Sosial

Mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan

suatu masalah. Pada konteks penelitian ini adalah wacana yang berkembang pada

masyarakat. Melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih jauh dengan

(43)

wacana, pada penelitian ini struktur sosial dan pengetahuan yang dianut oleh

masyarakat.

2.9 Kerangka Pemikiran

2.9.1 Kerangka Teoritis

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai teks motto

Universitas komputer Indonesia. Motto sering disamakan dengan slogan atau

kredo, seperti yang diungkapkan oleh Poerwanto dalam bukunya yang berjudul

Budaya Perusahaan, menyebutkan bahwa motto, slogan atau kredo adalah

“kata-kata atau kalimat yang mengekspresikan suatu nilai bagi perusahaan secara

singkat dan mempunyai makna khusus bagi organisasi secara keseluruhan,

karyawan harus menerima sebagai suatu hal yang dapat mengikat secara psikologi

maupun sosiologi.”

Motto merupakan gambaran bagi suatu perusahaan untuk menyampaikan

makna serta nilai-nilai yang dimiliki oleh perusahaan mengandung perkataan atau

kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menyampaikan

sesuatu.

Dalam penelitian ini, untuk dapat membangun makna yang terkandung

dalam teks motto Universitas komputer Indonesia peneliti menggunakan teori

analisis wacana kritis Teun A Van Dijk.

Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan

pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang

(44)

analisis wacana yang dapat didayagunakan. Van Dijk membaginya kedalam tiga

tingkatan :

1. Stuktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang

dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini

bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

2. Superstuktur, adalah kerangka suatu teks : bagaimana stuktur dan elemen

wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

3. Stuktur mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisa kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai

dan sebagainya.

2.9.2 Kerangka Konseptual

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa motto merupakan suatu teks yang

menggambarkan visi serta nilai dari suatu perusahaan. Dalam penelitian ini,

peneliti mengetahui adanya makna dibalik sebuah tesk motto dan bagaimana

membangun makna tersebut sehingga menjadi sebuah teks yang menggambarkan

jati diri suatu perusahaan. Peneliti dalam penelitian ini meneliti motto yang

dimiliki Universitas Komputer Indonesia. Sebab, seiring berjalannya waktu

Universitas Komputer Indonesia dengan umurnya yang masih muda sudah

(45)

Peneliti menggunaka teori analisis wacana kritis agar bisa mengupas satu

per satu makna dari teks motto Unikom, mulai dari dimensi teks, dimensi kognisi

sosial, sampai dimensi konteks sosialnya yang pada akhrinya tebangunlah makna

(46)

Analisis Wacana Kritis Teun A. Van DIjk

Tema/topik yang dikedepankan dalam motto Quality Is Our Tradition

 Skematik

Bagaimana teks motto Quality Is Our tradition diskemakan dalam teks kalimat utuh

 Semantik

Makna yang ingin d itekankan dalam teks motto Quality Is Our Tradition

 Sintaksis

Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih pembuat teks motto Quality Is Our Tradition

 Stilistik

 Retoris

 Skema Person

Skema ini menggambarkan bagaimana pembuat teks motto Quality Is Our Tradition menggambarkan pentingnya kepercayaan

 Skema Diri

Skema ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks motto Quality Is Our Tradition dipandang dari makna oleh orang lain.

 Skema Peran

Skema ini berhubungan dengan bagaimana peran pembuat teks motto Quality Is Our Tradition

 Skema Peristiwa

Skema ini barangkali yang paling banyak dipakai, karena hampir tiap hari kita selalu melihat, mendengar peristiwa yang lalu-lalang. Dan peritiwa itu selalu kita tafsirkan dan maknai dalam

Konteks Sosial

 Kekuasaan

Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang dimilik i oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol kelompok dari kelompok lain

 Akses

Bagaimana akses di antara masing-masing kelompok dalam masyarakat. Kelompok elit lebih banyak akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa

3

(47)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arkunto (2000:29) , objek penelitian adalah variabel

penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

Sedangkan benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian

melekat dan yang dipermasalahkan disebut objek (Suharsimi Arkunto, 2000:116).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana analisis wacana

kritis dalam teks motto Quality Is Our Tradition, maka objek dari penelitian ini

adalah motto “Quality is Our Tradition” Universitas Komputer Indonesia.

3.1.1 Sejarah Universitas Komputer Indonesia

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) secara resmi berdiri pada hari

selasa, tanggal 8 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional nomor 126/D/0/2000.

Awalnya dimulai pada bulan Juli tahun 1994 ketika didirikan Lembaga

Pendidikan Komputer Indonesia Jerman, disingkat LPKIG, bertempat di jalan

Dipati Ukur 102 Bandung . Dengan 1 ruang kelas berkapasitas 50 orang dan 1

laboratorium komputer dengan 25 unit komputer, Lembaga ini membuka program

pendidikan 1 tahun dengan 5 program studi yaitu Ahli Komputer Aplikasi Bisnis,

Ahli Komputer Keuangan & Perbankan, Ahli Komputer Akuntansi & Perpajakan,

Ahli Komputer Manajemen & Pemasaran dan Sekretaris Eksekutif. Jumlah

(48)

Pada tahun kedua, 1995, dibuka jenjang pendidikan 3 tahun untuk

memenuhi animo siswa tahun pertama yang ingin memperdalam ilmunya,

disamping pemikiran jangka panjang pengembangan institusi. Pada tahun ini juga

dibuka program studi baru, meliputi : Ahli Komputer Teknik Informatika, Ahli

Komputer Manajemen Informatika dan Sekretaris Eksekutif. Ruang kelas

ditambah menjadi 2 buah dan laboratorium komputer menjadi 2 buah dengan

jumlah siswa sebanyak 457 orang.

Pada tahun ketiga, 1996, dilakukan penambahan gedung kuliah baru

bertempat di jalan Dipati Ukur 116 (gedung FISIP sekarang), sekaligus

pemindahan pusat administrasi dan perkantoran. Digedung baru ini dilakukan

penambahan 1(satu) Lab. Komputer, 5(lima) Ruang Kuliah, Ruang Dosen dan

Ruang Kemahasiswaan. Jumlah siswa dari tahun 1996 hingga tahun 1998

bertambah dari 632 orang menjadi 1184 orang.

Pada tahun kelima, 1998, dimulai pembangunan Kampus baru (Gedung

Rektorat /Kampus-1 sekarang) berlantai 6(enam) di jalan Dipati Ukur 114.

Pembangunan Kampus baru ini dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1999,

sehingga pada awal perkuliahan bulan September 1999 telah dapat digunakan.

Mencermati dinamika peserta didik dan pengembangan Institusi kedepan,

pada tanggal 24 Desember 1998 dibentuklah Yayasan Science dan Teknologi dan

dilanjutkan dengan pengajuan pendirian STIMIK IGI dan STIE IGI ke DIKTI.

Pada bulan Juli 1999 STIE IGI diresmikan dengan keluarnya SK

(49)

Manajemen S1, Manajemen Pemasaran D3, Keuangan Perbankan D3 serta

Akuntansi D3.

Pada bulan Agustus 1999 STIMIK IGI diresmikan dengan keluarnya SK

Mendiknas no. 143/D/O/1999 dengan 5 program studi : Teknik Informatika S1,

Manajemen Informatika D3, Teknik Komputer D3, Komputerisasi Akuntansi D3

serta Teknik Informatika D3.

Agar Sistem Pendidikan lebih Efisien, Efektif, Produktif dengan Struktur

Organisasi yang lebih baik, enam bulan kemudian dilakukan usulan ke DIKTI

untuk melakukan Merger kedua Sekolah Tinggi diatas menjadi Universitas.

Pada hari Selasa, tgl. 8 Agustus 2000 keluarlah SK MENDIKNAS no.

126/D/O/2000 atas Universitas Komputer Indonesia yang disingkat dengan nama

UNIKOM.Pada SK tersebut sekaligus diijinkan dibukanya 11 program studi baru

: Teknik Komputer S1, Manajemen Informatika S1, Teknik Industri S1, Teknik

Arsitektur S1, Perencanaan Wilayah dan Kota S1, Ilmu Hukum S1, Ilmu

Komunikasi S1, Ilmu Pemerintahan S1, Desain Interior D3, Desain Komunikasi

Visual S1 dan Desain Komunikasi Visual D3.

Sejak berdirinya pada tahun 2000, setiap tahunnya UNIKOM menerima ±

2.000 mahasiswa baru. Terakhir pada tahun 2009 yang lalu diterima sebanyak

3.108 mahasiswa baru. Hingga tahun akademik 2009/2010 terdapat 6 Fakultas dan

23 Program Studi di UNIKOM dengan jumlah mahasiswa sebanyak 15.000 orang

yang berasal dari berbagai pelosok tanah air dan dari luar negeri yang sedang

(50)

3.1.2 Teks Motto Universitas Komputer Indonesia

Quality Is Our Tradition

3.1.3 Visi Unikom

Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi & Komputer,

berwawasan Global dan menjadi pusat Unggulan dibidang ilmu pengetahuan

Teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi

pada kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara

3.1.4 Misi Unikom

Menyelenggarakan Pendidikan tinggi kearah masyarakat Industri maju

dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga pengajar berkualitas dan

program-program studi berbasis pada teknologi informasi & komputer dengan

mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas dan manajemen mutu

berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition.

3.1.5 Budaya Belajar Unikom

“PIQIE” (Professional, Integrity, Quality, Information and technologi,

Excellence)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian mengenai rekonstruksi makna motto Quality Is Our

(51)

Kirk and Miller (1986:29) mendefiinisikan bahwa:

“Penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial atau secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahan”.

Dalam metode kualitatif, realitas di pandang sebagai suatu yang berada di

dalam dimensi banyak. Suatu kesatuan utuh, serta berubah-rubah, sehingga

biasnya rangcangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti

sebelum penelitiannya dimulai. Untuk alasan itu pula pengertian kualitatif sering

di asosiasikan dengan tehnik analisa dari penulisan laporan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau

sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan

penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,

ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik

tercetak maupun elektronik.

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan

diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu peneliti

dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada

(52)

sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan

semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Teknik yang peneliti digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah

purposive sampling (teknik sempel bertujuan), karena sempel yang diambil relatif kecil dan dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian ini. Oleh

karena itu peneliti menentukan kriteria dasar dari orang-orang yang akan peneliti

pilih untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Informan tersebut ialah

beberapa petinggi di Universitas Komputer Indonesia sebagai bagian dari

rekonstruksi motto Quality Is Our Tradition. Adanya kesulitan yang peneliti

rasakan dalam mendapatkan informan, membuat peneliti memutuskan untuk

menjadikan Rektor Universitas Komputer Indonesia, serta beberapa mahasiswa

sebagai informan dalam penelitian ini. Dibawah ini adalah tabel data informan,

(53)

Tabel 3.1

3.5.1 Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto

Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, merupakan Rektor dan Pendiri

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), yang berlokasi di ajalan Dipati

Ukur no 102-118 dan jala Dipati Ukur no 99- 103 Bandung.Ia memimpin

UNIKOM sejak awal berdirinya pada 8 Agustus 2000 hingga saat ini.

Doctor di bidang Manajemen Bisnis ini merupakan Doktor tercepat

(54)

menyelesaikan studi S3 hanya dalam waktu 2 tahun 1 bulan.Ia menyelesaikan

studi S1 di ITB dan S2 juga dari ITB pada Fakultas Teknologi Industri. Alumni

Teknologi Industri ITB ini telah mengantarkan UNIKOM menjadi salah satu

Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia, maju, berkembang sangat cepat,

memperoleh prestasi Nasional, paling diminati oleh lulusan SMU, dan telah

mengharumkan nama Indonesia dikancah Internasional berkat sukses para

mahasiswanya diajang paling bergengsi di bidang rekayasa Robotika dengan

memenangkan medali emas Internasional di bidang Robotika pada Robogames

Internasional di San Francisco, USA 2009.

3.5.2 Fajar Sadiq

Fajar Sadiq ialah mahasiswa UNIKOM yang menempuh pendidikan di

Fakultas Teknik jurusan Informatika, ia masuk sebagai mahasiswa UNIKOM

pada tahun 2007, karena ada beberapa masalah sehingga menyebabkan

pendidikannya di UNIKOM terhambat.

Fajar merupakan mahasiswa asal Banjarmasin yang lahir pada 12 Agustus

1990. Disamping kuliah, ia juga bekerja sebagai Developer Program di

BAPPEDA Jawa Barat.

3.5.3 Citra Mustikawati

Citra Mustikawati ialah seorang mahasiswi UNIKOM yang menempuh

pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Komunikasi.Ia

merupakan mahasiswi yang aktif, serta ikut berperan aktif mengenai

(55)

Citra pernah menjabat sebagai ketua HIMA Komunikasi pada periode

tahun 2010-2011.Ia lahir di Cianjur pada 27 Maret 1990, dan bertempat tinggal di

daerah Wastu Kencana selama menempuh pendidikandi UNIKOM.

3.5.4 Yuniko Manurung

Yuniko Manurung ialah mahasiswa UNIKOM yang menempuh

pendidikan di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen.Ia seorang mahasiswa yang

aktif dikampusnya, masuk sebagai mahasiswa angkatan 2008, ia mampu

berkontribusi untuk kampusnya dengan menjadi model untuk iklan Universitas

Komputer Indonesia.

Yuniko, atau yang akrab dengan panggilan Niko ini lahir di Bandung, 30

Juni 1987, dan ia bertempat tinggal di Jl. Terusan Pasir Koja Gg. Pesantren dalam

no 10, Bandung.

3.5.5 Tedi Pratama

Tedi Pratama ialah mahasiswa UNIKOM yang menempuh pendidikan di

Fakultas Hukum. Ia seorang mahasiswa yang aktiv dalam kegiatan olah raga bola

basket.

Tedi merupakan mahasiswa asal Ciamis yang lahir pada 14 maret 1988, ia

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk
Tabel 2.1 Struktur Teks Pada Dimensi Teks Kerangka Analisis van Dijk
Tabel 2.2 Elemen Wacana Pada Struktur Wacana van Dijk
Tabel 3.1 Data Informan
+2

Referensi

Dokumen terkait