SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia
Oleh,
RIO OKKE ANDRIAN
41808077
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ABSTRAK
REKONSTRUKSI MAKNA MOTTO UNIKOM ” QUALITY IS OUR TRADITION” DITINJAU
DARI ANALISIS WACANA KRITIS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus mencari tahu dan mendalami pesan-pesan atau makna yang terkandung serta hendak disampaikan dalam motto Quality Is Our Tradition Pasalnya, dengan umurnya yang masih terhitung muda, UNIKOM mampu menarik banyak perhatian calon mahasiswanya. Keberadaan motto Quality Is Our Tradition seyodyanya perlu dibangun kembali mengenai makna yang terkandung dalam motto tersebut. Sebab, apa yang menjadi makna sesungguhnya dari motto tersebut belum tentu dimaknai dan dirasakan sama oleh masyarakat atau para mahasiswanya.
Tipe penelitian ini adalah kualitatif, metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis. Data utama diperoleh dengan cara wawancara mendalam, serta dilakukan studi kepustakaan dan internet searching. Untuk infoman yang di teliti merupakanpembuat teks motto Quality Is Our tradition serta masyarakat internal (mahasiswa UNIKOM). Teknik penentuan informan digunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukan terdapat tiga kata yang saling memiliki makna yang membentuk makna baru, serta pengalaman hidup dan perkembangan jaman menjadi hal yang mendasari terbentuknya motto tersebut, dan wacana yang terbentuk di masyarakat tidak sepenuhnya paham mengenai makna sesungguhnya dari motto tersebut.
Saran dari penelitian ini bagi adalah instansi mampu menjalankan apa yang menjadi makna dari motto secara general, bagi akademisi ialah semoga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, dan bagi masyarakat bisa memahami bahwa setiap teks atau tulisan itu tidak hanya semata-mata tulisan kosong belaka, namun setiap teks tersebut memiliki makna dan maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat teks.
RECONSTRUCTION MEANING THE MOTTO OF UNIKOM QUALITY IS OUR TRADITION VIEWED FROM AN ANALYSIS OF CRITICAL
DISCOURSE
Research is to find out at once find out and explore messages or meaning contained and will be delivered in the motto of the problem is that is our tradition of quality with length of days comes as, which is still young unikom capable of attracting much attention candidates his students. The existence of a motto quality is our tradition seyodyanya need to reëstablished about a meaning that is contained in the motto. It is because what is the true meaning of a motto is not necessarily is understood and be felt by the public or the same his students.
Type this research is qualitative, a method of research that we use is analysis of critical discourse. Main data obtained by means of a deep, an interview and conducted the study kepustakaan and the internet searching. To infoman in meticulous merupakanpembuat text motto quality is our tradition as well as public unikom internal ( students ). The technique of the determination of an informer used technique purposive of sampling.
The results of research shows there are three words that is mutually having a meaning that forms new meaning, and experience of life and era development become a thing that which underlies the emergence of the motto of the of and discourse that forms in people do not fully understand about the true meaning of the motto.
The advice of this research institutions for is able to run what is the meaning of the motto in general, for academic: may be able to become a reference for further research, and for the community can understand that every a text or writing is not only solely glyphs empty sheer, but every the text having a meaning and intent who want to be delivered by the maker of the text.
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Esa dan Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya Skripsi ini dapat
terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam Skripsi ini penulis
membahas “Rekonstruksi Makna Motto Unikom “Quality Is Our Tradition”
ditinjau dari analisis wacana kritis”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi tugas
akhir yang peneliti jalani pada Program Studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Ilmu
Jurnalistik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Komputer
Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Penyusunan Skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yang Terhormat Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A selaku
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer
Indonesia yang telah memberikan izin serta restu untuk melakukan
penelitian ini.
2. Yang Terhormat Bapak Drs.Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia yang telah
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik
Universitas Komputer Indonesia.
4. Yang terhormat Bapak Ferry Darmawan, S.Sos., M.Ds selaku
Pembimbing yang telah membimbing peneliti dengan sangat sabar hingga
akhirnya bisa menyelesaikan penelitian ini.
5. Yang Terhormat Bapak Sanggra Julianto, S.I.Kom selaku dosen wali
penulis yang telah membimbing dari pertama kuliah semester awal sampai
semester akhir yang telah memberikan nasihat-nasihat, saran, motivasi dan
semangat selama mengikuti perkuliahan.
6. Orang tua ku yang tersayang dan tercinta, Ayah dan Ibu yang telah
mendidik penulis dari lahir sampai ke perguruan tinggi pada saat ini, yang
dimana ayah dan ibu selalu bekerja keras dari dulu sampai sekarang demi
anaknya agar bisa berguna untuk keluarga.
7. Adik-adik ku tersayang, Mega dan Sarah yang selalu memberikan doa
dan semangatnya bagi peneliti.
8. Yang terhormat pihak Universitas Komputer Indonesia yang telah
menerima dengan tangan terbuka untuk peneliti bisa melakukan penelitian
dilingkungan kampus Unikom.
9. Yang dibanggakan Tim Dosen IK yang selalu memberikan hiburan
dengan olah raga futsalnya dilaka peneliti jenuh.
10.Teman- teman seperjuangan, anak Jurnalistik United Unikom, Citra,
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang
yang telah membantu penulis dengan segala kesabaran serta keikhlasannya dalam
penyusunan Skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat diterima dengan baik
walaupun sangat dinantikan kritik dan saran yang membangun untuk Skripsi ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, wassalam.
Bandung, Agustus 2012
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.2.1. Rumusan Makro ... 7
1.2.2 Rumusan Mikro ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 9
2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 11
2.1.2 Komponen-komponen Komunikasi ... 13
2.1.3 Tinjauan komunikasi... 14
2.2 Tinjauan Motto ... 15
2.3 Tinjauan Visi, Misi dan Gol Unikom ... 16
2.4 Tinjauan Wacana ... 17
2.4.1 Pengertian Wacana ... 17
2.4.2 Ciri- cirri dan Sifat Wacana ... 18
2.4.3 Wujud dan jenis Wacana... 19
2.5 Tinjauan Analisis Wacana ... 19
2.6 Tinjauan Analisis Wacana Kritis ... 20
2.6.1 Pengertian Analisis Wacana Kritis ... 20
2.6.2 Karakteristik Analisis Wacana Kritis ... 22
2.7 Analisis Wacana Kritis Model Teun A Van Dijk ... 24
2.8 Kerangka Analisis Wacana Model Teun A Van Dijk ... 26
2.9 Kerangka Pemikiran ... 31
2.9.1 Kerangka Teoritis ... 31
3.1 Objek Penelitian ... 35
3.1.1 Sejarah Universitas Komputer Indonesia ... 35
3.1.2 Teks Motto Unikom ... 38
3.1.3 Visi Unikom ... 38
3.1.4 Misi Unikom ... 38
3.1.5 Budaya Belajar Unikom ... 38
3.2 Metode Penelitian ... 38
3.2.1 Desain Penelitian ... 38
3.3 Teknik Pengumpulan Data... 39
3.3.1 Studi Pustaka ... 39
3.4 Teknik Penentuan Informan ... 30
3.5 Deskripei Informan Penelitian ... 41
3.6 Wawancara ... 44
3.7 Teknik Analisis Data ... 45
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 46
3.8.1 Lokasi Penelitian ... 46
3.8.2 Waktu Penelitian... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 48
4.1 Hasil Analisis Dimensi Teks ... 48
4.1.1 Analisis Tematik ... 49
4.1.6 Analisis Retoris ... 55
4.2 Hasisl Analisis Kognisi Sosial ... 57
4.3 Hasil Analisis Konteks Sosial ... 59
4.4 Pembahasan ... 63
4.4.1 Dimensi Teks ... 63
4.4.2 Dimensi Kognisi Sosial ... 66
4.4.3 Dimensi Kognisi Sosial ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN ... 78
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Universitas merupakan jenjang tertinggi dalam pendidikan, banyaknya
para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke Universitas membuat semakin
banyaknya Universitas- universitas swasta yang bermunculan di berbagai kota
besar seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Di Bandung saja sudah puluhan
Universitas yang berdiri baik Swasta maupun Negeri. Banyaknya Universitas
yang bermunculan di Bandung membuat tingkat persaingan pun semakin tinggi.
Tingkat persaingan yang semakin tinggi, membuat masing-masing
Universitas saling berlomba meningkatkan kualitas serta melakukan berbagai
upaya agar mendapat kepercayaan dari para calon mahasiswa untuk dapat
menimba ilmu di Universitas mereka masing-masing.
Salah satu upaya untuk menunjukan bahwa Universitas mereka memiliki
kualitas, yakni disalurkan dengan menggunakan motto, salah satunya adalah
Universitas Komputer Indonesia yang memiliki motto Quality Is Our Tradition.
Sebagaimana diketahui, visi dari Universitas Komputer Indonesia yakni
Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi dan Komputer,
berwawasan global dan menjadi pusat unggulan dibidang ilmu pengetahuan
teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi
Memiliki misi untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi kearah
masyarakat industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga
pengajar berkualitas dan program-program studi berbasis pada teknologi
informasi dan komputer dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas
dan manajemen mutu berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition.
Serta bertujuan untuk menghasilkan ilmuwan dan berpikiran tinggi maju
dibidangnya masing-masing, mahir menggunakan teknologi informasi dan
komputer dalam bekerja serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Dari visi, misi, dan tujuan dari Universitas Komputer Indonesia dapat
terlihat bahwa motto Quality Is Our Tradition menjadi landasan prinsip yang
menjadi unsur penting dari misi Universitas Komputer Indonesia.
Hal ini tentu saja sebagai upaya untuk memberikan kepercayaan terhadap
para calon mahasiswa baru yang akan meneruskan ke tingkat Univesaitas.
Universitas Komputer Indonesia sendiri merupakan Universitas yang baru saja
berdiri sejak 8 Agustus 2000, sehingga masih terhitung sebagai Universitas yang
baru.
Dengan umurnya yang hampir genap 12 tahun, Universitas Komputer
Indonesia sudah mampu menunjukan kualitasnya sebagai Universitas yang
berbasis tekhnologi, hal ini terlihat dari berbagai prestasi di bidang IT yang
diraihnya, serta semakin meningkatnya jumlah mahasiswa yang berminat untuk
Motto Quality Is Our Tradition menjadi sorotan ketika memang dari tahun ke tahun jumlah mahasiswa Universitas komputer Indonesia semakin bertambah.
Apakah makna motto Quality Is Our Tradition yang terkandung dalam misi
Universitas Komputer Indonesia ini memang menjadi sebuah motto yang
menunjukan kualitas dari Universitas Komputer Indonesia.
Peneliti akan meneliti teks Quality Is Our Tradition yang menjadi motto
dari Universitas Komputer Indonesia. Peneliti pada sisi lain sekaligus mencari
tahu dan mendalami pesan-pesan atau makna yang terkandung serta hendak
disampaikan dalam motto Quality Is Our Tradition. Motto sendiri oleh
kebanyakan orang dianggap sebagai pedoman atau pegangan hidup untuk dapat
mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Penelitian ini adalah penelitian yang akan sedikit banyak membicarakan
mengenai ruang lingkup Universitas Komputer Indonesia. Universitas Komputer
Indonesia sendiri merupakan Universitas yang terhitung baru namun sudah dapat
menunjukan kualitasnya sebagai Universitas yang berbasis Tekhnologi. Dalam
umurnya yang masih muda, Universitas Komputer Indonesia sudah terhitung
mendapat banyak kepercayaan dari para calon mahasiswa sebagai tempat untuk
menimba ilmu.
Memiliki motto Quality Is Our Tradition, Universitas Komputer Indonesia
semakin mengkokohkan jati dirinya sebagai Universitas yang memiliki kualitas
yang baik. Setiap tahunnya, jumlah mahasiswa Universitas Komputer Indonesia
Komputer Indonesia pun membangun gedung baru yang semakin menunjukan
bahwa Universitas ini memiliki kualitas yang baik.
Ketika melihat motto Universitas Komputer Indonesia, secara sekilas kita
bisa mengartikan bahwa Universitas Komputer Indonesia memiliki kualitas baik
yang menjadi tradisi Universitas.
Hal tersebut menjadi sorotan yang unik apabila kita selaraskan dengan
keadaan Universitas Komputer Indonesia yang sekarang semakin banyak diminati
oleh para calon mahasiswa.
Setiap tahun para calon mahasiswa dipusingkan dengan banyaknya
Universitas yang sudah ada dan memiliki banyak keunggulan, baik itu Universitas
Negeri ataupun Swasta, mulai dari Universitas Padjajaran, Institut Tekhnologi
Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, Widyatama, Maranatha, Universitas
Komputer Indonesia, dan lainnya.
Keadaan itu ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap Universitas
Komputer Indonesia, hal itu terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mendaftar ke
Universitas ini, dan semakin bertambah setiap tahunnya.
Majunya Universitas Komputer Indonesia, tidak terlepas dari seluruh
aspek yang terdapat dalam lingkungan Unversitas. Seperti misi yang ingin dicapai
oleh Universitas Komputer Indonesia, yakni untuk menyelenggarakan pendidikan
tinggi kearah masyarakat industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif,
tenaga pengajar berkualitas dan program-program studi berbasis pada teknologi
informasi dan komputer dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas
Banyaknya mahasiswa yang masuk ke Universitas Komputer Indonesia
merupakan jawaban atas apa yang sudah dilakukan oleh Universitas Komputer
Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan rasa percaya dari para calon
mahasiswanya.
Hal tersebut diatas merupakan apa yang sudah tercermin dalam motto
Universitas Komputer Indonesia yakni Quality Is Our Tradition yang menjadi
landasan prinsip dari misi Universitas Komputer Indonesia.
Keberadaan motto terkadang hilang dari pandangan karena adanya faktor
lain yang bisa lebih mununjukan kualitas dari suatu Universitas. Faktor tersebut
diantaranya adalah munculnya berbagai prestasi yang kemudian menjadi buah
bibir dari masyarakat luas, dimana sebetulnya prestasi tersebut merupakan hasil
dari apa yang sudah menjadi motto Universitas.
Masyarakat luas yang akan menjadi calon mahasiswa Universitas
Komputer Indonesia, baik betul ataupun tidak memberikan kepercayaanya karena
hasil dari prestasi yang sudah diraih oleh Universitas Komputer Indonesia.
Padahal, dibalik prestasi tersebut terdapat motto yang menjadi pedoman lahirnya
prestasi yang sering kali luput dari perhatian para calon mahasiswa dan bahkan
ketika sudah terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Komputer Indonesia.
Keberadaan motto Quality Is Our Tradition seyodyanya perlu dibangun
kembali mengenai makna yang terkandung dalam motto tersebut. Sebab, apa yang
menjadi makna sesungguhnya dari motto tersebut belum tentu dimaknai dan
Pembangunan makna ini dirasakan penting untuk mengetahui apakah
pemaknaan yang memang sebelumnya terdapat dalam motto Quality Is Our
Tradition bertimbal balik dengan apa yang sekarang ada dalam lingkungan Universitas Komputer Indonesia.
Pada penelitian tentang analisis wacana kritis mengenai teks Quality Is
Our Tradition, peneliti menggunakan teori wacana yang dikemukakan oleh Teun
A. van Dijk. Wacana itu, dimana oleh van Dijk digambarkan mempunyai tiga
dimensi atau bangunan, yaitu dimensi teks, kognisi sosial dan konteks sosial.
Sebagai gambaran umum, analisis van Dijk menghubungkan analisis
tekstual (yang memusatkan perhatian pada teks), ke arah analisis yang
komprehensif bagaimana analisis teks itu diproduksi, baik dalam hubungannya
dengan individu yang membuat teks maupun dari masyarakat. (Eriyanto,
2009:224)
Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan
pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi
yang harus juga diamati. Proses produksi itu, dan pendekatan ini sangat khas van
Dijk, melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Istilah ini
sebenarnya diadopsi dari pendekatan dari lapangan psikologi sosial, terutama
untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Lebih jauh lagi
peneliti ingin melihat unsur ideologi apa yang terdapat dalam teks, termasuk pula
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan Makro
Dari beberapa penjabaran yang telah dijelaskan pada latar belakang
penelitian diatas, peneliti dapat membuat suatu rumusan masalah penelitian
sebagai berikut:
“Bagaimanakah Rekonstruksi Makna Motto Unikom Quality Is Our
Tradition ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?”
1.2.2 Rumusan Mikro
Mengacu pada judul penelitian, dan juga rumusan masalah yang telah
dirumuskan pada latar belakang masalah penelitian, peneliti kemudian dapat
mengambil identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana dimensi teks dari motto Unikom Quality Is Our Tradition
mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?
2. Bagaimana dimensi kognisi sosial dari motto Unikom Quality Is Our
Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?
3. Bagaimana dimensi konteks sosial dari motto Unikom Quality Is Our
1.3 Maksud dan Tujuan penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis wacana (motto) dimana
peneliti ingin menggali mengenai makna yang terkandung dalam motto dengan
keadaan yang terjadi dalam lingkungan Unikom yang merupakan Universitas baru
tetapi sudah mampu menunjukan prestasi serta eksistensinya, sehingga timbul
pertanyaan apakah motto tersebut yang seyogyanya merupakan prinsip serta jati diri
Universitas berpengaruh terhadap perkembangan Universitas Komputer Indonesia?
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis wacana kritis, sedangkan teori
wacana yang digunakan adalah teori wacana dari Teun A. van Dijk, yang digunakan
untuk menganalisis makna yang terkandung dalam motto Universitas Komputer
Indonesia “Quality Is Our Tradition”
1.3.2 Tujuan Penelitian
Seperti apa yang telah dipaparkan pada poin-poin yang terdapat pada
rumusan makro, maka tujuan penelitian dapat peneliti tetapkan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada rumusan makro, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dimensi teks dari motto Unikom Quality Is Our
Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis.
2. Untuk mengetahui dimensi kognisi sosial dari motto Unikom Quality Is
3. Untuk mengetahui dimensi konteks sosial dari motto Unikom Quality Is Our Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna, bagi
universitas diharapkan dapat menjadi tambahan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan karya ilmiah penelitian skripsi. Dalam bidang kajian ilmu
komunikasi, khususnya bidang jurnalistik, mengenai penggunaan analisis wacana
kritis dalam menganalisis suatu teks, serta membedah berbagai unsur-unsur
seputar wacana yang terdapat dalam suatu teks, dan semoga dapat memperkaya
keilmuan analisis wacana dalam kajian ilmu komunikasi, termasuk jika penelitian
ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan rujukan referensi bagi
penelitian-penelitian berikutnya dengan tema yang sama, yaitu seputar analisis wacana.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi Peneliti
Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah memberikan wawasan
dan pengetahuan di bidang ilmu komunikasi terutama pada bidang kajian
ilmu jurnalistik, khususnya dalam analisis wacana kritis. Tentunya dalam
memahami suatu wacana atau teks tidak hanya dari tulisannya saja yang
tidak bernyawa dan tanpa maksud, melainkan setiap teks itu memiliki
2. Bagi Universitas
Semoga penelitian ini dapat pula berguna bagi Universitas dalam
bidang kajian ilmu komunikasi, dan juga sebagai tambahan koleksi
penelitian ilmiah di universitas. Diharapkan pula dapat menjadi bahan
penerapan dan pengembangan dalam kajian ilmu komunikasi, dan juga
sebagai bahan perbandingan dan pengembangan referensi tambahan bagi
penelitian dengan tema sejenis tentang analisis wacana.
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya. Agar masyarakat dapat memiliki wawasan lebih
mengenai adanya suatu makna dari suatu motto yang seyogyanya menjadi
prinsip dalam Universitas, sehingga dapat melihat kepribadian suatu
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Ilmu Komunikasi
2.1.1 Pengartian Komunikasi
Sebagai mahluk sosial setiap manusia secara alamiah memiliki potensi
komunikasi, bahkan ketika manusia itu diam manusia itu sedang berkomunikasi,
mengkomunikasikan keadaan perasaannya. Baik secara sadar maupun tidak
manusia pasti berkomunikasi, komunikasi pun dapat kita temukan di semua
sendi-sendi kehidupan, dimana setiap proses interaksi antara manusia dengan manusia
lain pasti terdapat komunikasi.
Ilmu Komunikasi merupakan ilmu sosial terapan, bukan ilmu social murni,
ilmu komunikasi tidak bersifat absolut, sifat ilmu komunikasi dapat berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan zaman, hal tersebut dikarenakan ilmu komunikasi
sangat erat kaitannya dengan tindak-tanduk perilaku manusia, sedangkan perilaku
atau tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk
perkembangan zaman.
Sifat ilmu komunikasi adalah interdisipliner atau multidisipliner. Maka
dari itu ilmu komunikasi dapat menyisip dan berhubungan erat dengan ilmu social
lainnya. Hal itu disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu sosial
lainnya, terutama ilmu sosial kemasyarakatan.
Banyak definisi dan pengertian tentang komunikasi para ahli komunikasi
Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa, “Komunikasi mengandung makna
bersama-sama (common). Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu
communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya
communis, yang bermakna umum bersama-sama.” (Wiryanto, 2004:5)
Effendy menjelaskan lebih jauh, bahwa dalam perkembangan selanjutnya,
komunikasi dapat berlangsung melalui banyak tahap, bahwa sejarah tentang
komunikasi massa dianggap tidak tepat lagi karena tidak menjangkau proses
komunikasi yang menyeluruh. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld,
Bernald Berelson, Hazel Gaudet, Elihu Katz, Robert Merton, Frank Stanton,
Wilbur Schramm, Everett M. Rogers, dan para cendekiawan lainnya menunjukkan
bahwa:
“Gejala sosial yang diakibatkan oleh media massa tidak hanya berlangsung
satu tahap, tetapi banyak tahap. Ini dikenal dengan twostep flow
communication dan multistep flow communication. Pengambilan keputusan banyak dilakukan atas dasar hasil komunikasi antarpersona (interpersonal communication) dan komunikasi kelompok (group communication) sebagai kelanjutan dari komunikasi massa (mass communication)” (Effendy, 2005 : 4).
Pengertian komunikasi lainnya bila ditinjau dari tujuan manusia
berkomunikasi adalah untuk menyampaikan maksud hingga dapat mengubah
perilaku orang yang dituju, menurut Mulyana sebagai berikut, Komunikasi adalah
proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain).
(Mulyana, 2003:62).
Selain itu, Joseph A Devito menegaskan bahwa komunikologi adalah ilmu
komunikologi adalah ahli ilmu komunikasi. Istilah komunikasi dipergunakan
untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda: proses komunikasi, pesan
yang dikomunikasikan, dan studi mengenai proses komunikasi.
Luasnya komunikasi ini didefinisikan oleh Devito sebagai:
“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari ganggua-ngangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan arus balik. Oleh karena itu, egiatan komunikasi meliputi komponen-komponen sebagai berikut: konteks, sumber, menerima, pesan,
saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses encoding, penerimaan
atau proses decoding, arus balik dan efek. Unsur-unsur tersebut agaknya
saling esensial dalam setiap pertimbangan mengenai kegiatan komunikasi. Ini dapat kita namakan kesemestaan komunikasi; Unsur-unsur yang terdapat pada setiap kegiatan komunikasi, apakah itu intra-persona, antarpersona, kelompok kecil, pidato, komunikasi massa atau komunikasi antarbudaya. “(Effendy, 2005 : 5)
Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau informasi
antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau makna diantara
mereka.
2.1.2. Komponen-komponen Komunikasi
Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi diatas, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi terdiri dari proses yang di dalamnya terdapat unsur atau
komponen. Menurut Effendy (2005:6), Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi
berdasarkan komponennya terdiri dari :
1. Komunikator (communicator)
2. Pesan (message)
4. Komunikan (communicant)
5. Efek (effect)
Untuk itu, Lasswell memberikan paradigma bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu.
2.1.3 Tujuan Komunikasi
Setiap individu yang berkomunikasi pasti memiliki tujuan, secara umum
tujuan komunikasi adalah lawan bicara agar mengerti dan memahami maksud
makna pesan yang disampaikan, lebih lanjut diharapkan dapat mendorong adanya
perubahan opini, sikap, maupun perilaku.
Menurut Joseph Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia
menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Menemukan
Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi oleh objek, peristiwa dan manusia.
b. Untuk Berhubungan
Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain.
c. Untuk Meyakinkan
Media massa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita.
d. Untuk Bermain
2.2 Tinjauan Tentang Motto
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, yang dikarang oleh J.S,Badudu
disebutkan bahwa motto adalah “kata yang digunakan sebagai semboyan,
pedoman, atau prinsip yang menunjukan pendirian atau tujuan”.
Motto adalah “kata atau seruan yang mengambarkan motivasi, semangat, dan
tujuan dari suatu organisasi”.(Wikepedia,2007)
Diarru dalam artikelnya yang berjudul “Logo dan Motto Perusahaan”
memberikan defenisi bahwa motto adalah “suatu tujuan jangka panjang yang akan
dicapai berdasarkan operasional Perusahaan”. (Diarru,2008: diarru.multiply.com)
Motto sering disamakan dengan slogan atau kredo, seperti yang
diungkapkan oleh Poerwanto dalam bukunya yang berjudul Budaya Perusahaan,
menyebutkan bahwa motto, slogan atau kredo adalah “kata-kata atau kalimat yang
mengekspresikan suatu nilai bagi perusahaan secara singkat dan mempunyai
makna khusus bagi organisasi secara keseluruhan, karyawan harus menerima
sebagai suatu hal yang dapat mengikat secara psikologi maupun
sosiologi.(Poerwanto,2008:62)
Slogan adalah “perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan
mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu” (Dita, 2008:
dita0108axelabsky.multiply.com)
Kredo adalah “pandangan sebuah perusahaan yang hanya
dikomunikasikan secara internal perusahaan saja yang berfungsi untuk
menyemangati, atau menumbuhkan spirit bekerja para karyawan”. (Fahima,2008:
“Motto, slogan atau kredo sebaiknya menggunakan kata-kata sederhana
dan mengandung pesan secara strategis menyampaikan visi dan nilai-nilai
perusahaan”. (Poerwanto,2008:64)
2.3 Tinjauan tentang Visi, Misi dan Gol Unikom
a. Visi Unikom
Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi & Komputer,
berwawasan Global dan menjadi pusat Unggulan dibidang ilmu
pengetahuan Teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional
serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
b. Misi Unikom
Menyelenggarakan Pendidikan tinggi kearah masyarakat Industri maju
dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga pengajar berkualitas dan
program-program studi berbasis pada teknologi informasi & komputer
dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas dan manajemen
mutu berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition.
c. Gol Unikom
Menghasilkan Ilmuwan dan berpikiran tinggi maju dibidangnya
masing-masing, mahir menggunakan teknologi informasi & komputer dalam
2.4 Tinjauan Tentang Wacana
2.4.1 Pengertian Tentang Wacana
Sudah lama bahasa menjadi unsur kajian ilmu pengetahuan, bahkan sejak
zaman Yunani Kuno, walaupun bukan untuk kepentingan kebahasaan dan
komunikasi. Pada saat itu alas an mengapa bahasa perlu untuk dikaji karena
bahasa dianggap sebagai sebuah alat yang tepat untuk mengungkapkan
konsep-konsep berpikir dan hasil pemikiran filosofis.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia sehingga
dalam kenyataannya bahasa menjadi aspek penting dalam melakukan sosialisasi
atau berinteraksi sosial dengan bahasa manusia dapat menyampaikan berbagai
berita, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan lain-lain
kepada orang lain. (Kurniawan dalam Darma, 2009:1). Bahasa meliputi tataran
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana. Berdasarkan hierarkinya,
wacana merupakan tataran bahasa terbesar, tertinggi dan terlengkap.
Pembahasan wacana adalah rangkaian kesatuan situasi atau dengan kata
lain, makna suatu bahasa berada dalam konteks dan situasi. Wacana dikatakan
terlengkap karena wacana mencakup tataran dibawahnya, yakni fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, dan ditunjang oleh unsur lainnya, yaitu situasi
pemakaian dalam masyarakat.
Alex Sobur dalam Darma mengatakan, wacana adalah rangkaian ujar atau
rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan
secara teratur, sistematis, dalam kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur
menggunakan symbol-simbol yang berkaitan dengan interpretasi dan
peristiwa-peristiwa di dalam system kemasyarakatan yang luas.
Melalui pesan wacana, pesan-pesan komunikasi seperti kata-kata, tulisan,
gambargambar, dan lain-lain, tidak bersifat netral atau steril. Eksistensinya
ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang
berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi
keberadaannya, dan lain-lain. Kesemuanya itu dapat berupa nilai-nilai, ideologi,
emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain.
2.4.2 Ciri-ciri dan Sifat Wacana
Berdasrkan pengertian wacana, kita dapat mengidentifikasi ciri dan
sifatsebuah wacana, antara lain sebagai berikut:
1. Wacana dapat berupa rangkaian ujar secara lisan dan tulisan atau
rangkaian tindak tutur.
2. Wacana mengungkapkan suatu hal (subjek).
3. Penyajian teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan semua
situasi pendukungnya.
4. Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu.realitas, media
komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian. Dalam kenyataan
wujud dari bentuk wacana itu
2.4.3 Wujud dan Jenis Wacana
Wujud adalah rupa dan bentuk yang dapat diraba atau nyata. Jenis adalah
ciri khusus. Jadi wujud wacana mempunyai rupa atau bentuk wacana yang nyata
dan dapat kita lihatstrukturnya secara nyata. Sedangkan jenis wacana mempunyai
arti bahwa wacana itu memiliki sifat-sifat atau cirri-ciri khas yang dapat
dibedakan dari bentuk bahasa lain. Pada dasarnya, wujud dan jenis wacana dapat
ditinjau dari sudut realitas, media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis
pemakaian.
Dalam kenyataannya wujud wacana itu dapat dilihat dalam beragam buah
karya si pembuat wacana, yaitu: teks (wacana dalam wujud tulisan/grafis) antara
lain dalam bentuk berita, feature, artikel, opini, cerpen, novel, dsb. Talk (wacana
dalam wujud ucapan) antara lain dalam wujud rekaman wawancara, obrolan,
pidato, dsb. Act (wacana dalam wujud tindakan) antara lain dalam wujud lakon
drama, tarian, film, defile, demonstrasi, dsb. Artifact (wacana dalam wujud jejak)
antara lain dalam wujud bangunan, lanskap, fashion, puing, dsb.
2.5 Tinjauan Tentang Analisis Wacana
Analisis wacana muncul sebagai suatu reaksi terhadap linguistik murni
yang tidak bisa mengungkap hakikat bahasa secara sempurna. Dalam hal ini para
pakar analisis wacana mencoba untuk memberikan alternatif dalam memahami
bahasa tersebut. Analisis wacana mengkaji bahasa secara terpadu, dalam arti tidak
terpisah-pisah seperti dalam linguistic, semua unsur bahasa terikat pada konteks
hakikat bahasa dan perilaku berbahasa termasuk belajar bahasa. Menurut Stubbs
dalam Darma (2009:15), wacana adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha
mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi.
Bahwa analisis wacana merupakan suatu kajian yang meniliti dan
menganalisis bahasa yang digunkan secara alamiah, baik lisan atau tulis, misalnya
pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari-hari. Analisis wacana menekankan
kajiannya pada penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususnya dalam
penggunaan bahasa antarpenutur. Jadi, jalasnya analisis wacana bertujuan untuk
mencari keteraturan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keberterimaan
penggunaan bahasa di masyarakat secara realita dan cenderung tidak merumuskan
kaidah bahasa seperti dalam tata bahasa.
Sedangkan Kartomiharjo dalam Darma (2009:15), mengungkapkan
bahawa analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa yang dikembangkan
untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Analisis
wacana lazim digunakan untuk menemukan makna wacana yang persis sama atau
pailing tidak sangat ketat dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam
acana lisan, oleh penulis dalam wacana tulis.
2.6 Tinjauan Tentang Analisis Wacana Kritis
2.6.1 Pengertian Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana kritis dalam pandangan kritis, bahwa pandangan kritis
ingin mengoreksi pandangan konstruksivisme yang kurang sensitif pada proses
pandangan konstruktivisme masih belum menganalisis faktor-faktor hubungan
kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana, yang pada gilirannya berperan
dalam membentuk jenis-jenis subjek tertentu berikut perilaku perilakunya. Hal
inilah yang melahirkan paradigm kritis.
Analisis wacana tidak dipusatkan pada kebenaran/ketidakbenaran struktur
tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada analisis konstruktifisme. Analisis
wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi
pada proses produksi dan reproduksi makna.
Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan
secara bebas sesuai dengan fikirannya, karena sangat berhubungan dan
dipengaruhi oleh kekeuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Bahasa disini tidak
dipahami sebagai medium netral yang terletak diluar diri si pembicara. Bahasa
dalam pandangan kritis dipahami sebagai refresenatsi yang berperan dalam
membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi
didalamnya.
Oleh karena itu, analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang
ada alam setiap proses bahasa: batasanbatasan apa yang diperkenankan yang jadi
wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang dibicarakan. Dengan
pandangan semacam ini, wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubunngan
kekuasaan, terutama dalam pembentukan subjek, dan berbagaia tindakan
representasi yang terdapat dalam masyarakat. Karena memkai perspektif kritis,
analisi wacana kategori ini disebut sebagai analisis wacana kritis (CDA). Ini untuk
2.6.2 Karakteristik Analsis Wacana Kritis
Dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analisis / CDA) wacana
disini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana
memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang
dianalisis di sini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistic
tradisional. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek
kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti
bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik
kekuasaan.
Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana
(pemakaian bahasa dalam tutur dan tulisan) sebagai bentuk dari praktik sosial.
Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial yang menyebabkan sebuah
hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi,
dan struktur sosial yang membentuknya.
Praktik wacana pun bisa jadi menampilkan ideologi, wacana dapat
memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara
kelas sosial, laki-laki dan wanita, kelompok mayoritas dan minoritas melalui
mana perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang ditampilkan.
Sebagai contoh, melalui wacana, bahwa keadaan yang rasis, seksis, atau
ketimpangan dalam kehidupan sosial dianggap sebagai suatu common sense,
suatu kewajaran atau alamiah, dan memang seperti itu kenyataannya.
Analisis wacana kritis melihat wacana sebagai factor penting, yaitu
terjadi dalam masyarakat. Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis
menyelidiki bagaimana melalui bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung
dan mengajukan versinya masing-masing. Dan karakteristik penting dari analisis
wacana kritis yang diambil dari tulisan Teun A. van Dijk, Fairclough, dan Wodak,
sebagai berikut:
1. Tindakan
Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tidakan (action).
Dengan pemahaman semacam ini wacana ditempatkan sebagai bentuk
interasi, wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup internal.
Bahwa seseorang berbicara atau menulis mempunyai maksud tertentu,
baik besar maupun kecil. Selain itu wacana dipahami sebagai sesuatu
bentuk ekspresi sadar dan terkontrol, bukan sesuatu diluar kendali ataupun
ekspresi diluar kesadaran.
2. Konteks
Analsiss wacana kritis memperhatikan konteks dari wacana, seperti
latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana dipandang, diproduksi,
dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Wacana dianggap
dibentuk sehingga harus ditafsirkan dalam situasi dan kondisi yang
khusus. Wacana kritis mendefinisikan teks dan percakapan pada situasi
tertentu, bahwa wacana berada dalam situasi sosial tertentu.
3. Historis
Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti
tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Salah satu aspek penting
untuk bisa mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana dalam
konteks historis tertentu.
4. Kekuasaan
Analsis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan
(power) dalam analisisnya. Bahwa setiap wacana yang muncul, dalam
bentuk teks, percakapan, atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu
yang alamiah, wajar dan netral, tetapi merupakan bentuk pertarungan
kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara
wacana dengan masyarakat.
5. Ideologi
Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana yang
bersifat kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk
dari praktik ideology atau pencerminan dari ideology tertentu. Teori-teori
klasik tentang ideology di antaranya mengatakan bahwa ideology
dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk mereproduksi
dan melegitimasi dominasi mereka.
2.7 Analisis Wacana Kritis Model Teun A. van Dijk
Model analisis wacana van Dijk adalah model yang mengelaborasi
elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis.
Model yang dipakai van Dijk ini sering disebut dengat model kognisi social.
analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang
harus juga diamati. Proses produksi itu, dan pendekatan ini sangat khas van Dijk,
melibatkan suatu proses yang disebut kognisi sosial.
Penelitian tentang wacana tidak dapat mengeksklusi seakan-akan teks
adalah bidang yang kosong, sebaliknya bahwa teks adalah bagian kecil dari
struktur besar masyarakat. Pendekatan yang dikenal kognisi sosial ini membantu
memetakan bagaimana produksi teks yang melibatkan proses yang kompleks
tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan.
a. Teks
Teks bukan sesuatu yang datang dari langit, bukan juga suatu ruang
hampa yang mandiri. Akan tetapi teks dibentuk dalam suatu diskursus,
suatu praktik wacana. Van dijk membuat suatu jembatan yang
menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan
elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang disebut kognisi
sosial.
b. Kognisi Sosial
Kognisi sosial pun dapat memiliki dua arti. Pada satu sisi
menunjukan bagaimana proses teks tersebut diproduksi berdasarkan
informasi dan pemahaman si pembuat teks. Pada sisi lain menggambarkan
bagaimana nilai-nilai yang telah menyebar dalam kehidupan sosial
masyarakat itu diserap oleh kognisi si pembuat, dan akhirnya keduanya
c. Konteks Sosial
Van Dijk pun melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan
kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi
(pikiran) dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap suatu
teks tertentu.
2.8 Kerangka Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk
Wacana menurut van Dijk memiliki tiga dimensi atau bangunan, yaitu
teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari analisis van Dijk adalah
menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.
Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan
strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level
kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi
individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana
yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.
Analisis van Dijk secara keseluruhan menghubungkan antara analsis
tekstual yang memusatkan perhatian melulu pada teks, kearah analisis yang
komprehensif bagaimana teks berita itu diproduksi, baik dalam hubungannya
dengan individu wartawan maupun dari masyarakat. Model analisis van Dijk
Gambar 2.1
Kerangka Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk
Sumber: Eriyanto, 2009:225
A. Teks
Van Dijk melihat suatu teks terdiri dari atas beberapa struktur/tingkatan
yang masing-masing saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan.
Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks
yang dapat diamati dengan topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita.
Kedua, superstruktur. Merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan
kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita
secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari
bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase,
dan gambar.
Menurut van Dijk, meskipun terdiri dari berbagai elemen, semua elemen
tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama
lainnya. Makna global dari suatu teks (tema) didukung oleh kerangka teks dan
Teks
Kognisi Sosial
pada akhirnya pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Bahwa antar bagian teks
dalam model van Dijk dilihat saling mendukung, mengandung arti yang koheren
satu sama lain. Hal ini karena semua teks dipandang oleh van Dijk mempunyai
suatu aturan yang dapat dilihat sebagai suatu piramida.
Makna global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat, dan proposisi
yang dipakai. Pernyataan atau tema pada level umum didukung oleh pilihan kata,
kalimat, atau retorika tertentu.
Prinsip ini membantu peneliti untuk mengamati bagaimana suatu teks
terbangun lewat elemen-elemen yang lebih kecil.skema ini juga memberikan peta
untuk mempelajari suatu teks. Kita tidak Cuma mengerti apa isi dari suatu teks,
tetapi juga elemen yang membentuk teks berita, kata, kalimat, paragraph, dan
preposisi. Dan kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Struktur Teks Pada Dimensi Teks Kerangka Analisis van Dijk
Sumber : Eriyanto, 2009:227
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks.
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan.
Struktur Mikro
Pemakaian kata, kalimat, proposisi, retorika, tertentu dipahami oleh van
Dijk sebagai bagian dari strategi si pembuat teks. Pemakaian kata kata tertentu,
kalimat dan gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara
berkomunikasi semata, tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi, yaitu
suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan,
memperkuat legitimasi, dan menyingkirkanlawan atau penentang. Struktur
wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika dan persuasi yang
dijalankan ketika seorang menyampaikan pesan. Kata-kata tertentu mungkin
dipilih untuk mempertegas pilihan dan sikap, membentuk kesadaran politik dan
sebagainya. Berikut akan diuraikan satu per satu elemen wacana van Dijk
tersebut.
Tabel 2.2
Elemen Wacana Pada Struktur Wacana van Dijk
STRUKTUR
member detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan
Latar, Detil,
Maksud, Praanggapan,
mengurangi detil sisi lain.
Dimana proses produksi teks motto UNIKOM yang melibatkan
pengetahuan atau kognisi pembuat teks( Rektor Unikom). Menganalisis
bagaimana kognisi pembuat teks dalam memahami khalayak, dan makna tertentu
yang ditulisnya berdasarkan informasi dan pemahaman yang pembuat teks
dapatkan.
C. Konteks Sosial
Mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan
suatu masalah. Pada konteks penelitian ini adalah wacana yang berkembang pada
masyarakat. Melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih jauh dengan
wacana, pada penelitian ini struktur sosial dan pengetahuan yang dianut oleh
masyarakat.
2.9 Kerangka Pemikiran
2.9.1 Kerangka Teoritis
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai teks motto
Universitas komputer Indonesia. Motto sering disamakan dengan slogan atau
kredo, seperti yang diungkapkan oleh Poerwanto dalam bukunya yang berjudul
Budaya Perusahaan, menyebutkan bahwa motto, slogan atau kredo adalah
“kata-kata atau kalimat yang mengekspresikan suatu nilai bagi perusahaan secara
singkat dan mempunyai makna khusus bagi organisasi secara keseluruhan,
karyawan harus menerima sebagai suatu hal yang dapat mengikat secara psikologi
maupun sosiologi.”
Motto merupakan gambaran bagi suatu perusahaan untuk menyampaikan
makna serta nilai-nilai yang dimiliki oleh perusahaan mengandung perkataan atau
kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menyampaikan
sesuatu.
Dalam penelitian ini, untuk dapat membangun makna yang terkandung
dalam teks motto Universitas komputer Indonesia peneliti menggunakan teori
analisis wacana kritis Teun A Van Dijk.
Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan
pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang
analisis wacana yang dapat didayagunakan. Van Dijk membaginya kedalam tiga
tingkatan :
1. Stuktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang
dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini
bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.
2. Superstuktur, adalah kerangka suatu teks : bagaimana stuktur dan elemen
wacana itu disusun dalam teks secara utuh.
3. Stuktur mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dengan
menganalisa kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai
dan sebagainya.
2.9.2 Kerangka Konseptual
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa motto merupakan suatu teks yang
menggambarkan visi serta nilai dari suatu perusahaan. Dalam penelitian ini,
peneliti mengetahui adanya makna dibalik sebuah tesk motto dan bagaimana
membangun makna tersebut sehingga menjadi sebuah teks yang menggambarkan
jati diri suatu perusahaan. Peneliti dalam penelitian ini meneliti motto yang
dimiliki Universitas Komputer Indonesia. Sebab, seiring berjalannya waktu
Universitas Komputer Indonesia dengan umurnya yang masih muda sudah
Peneliti menggunaka teori analisis wacana kritis agar bisa mengupas satu
per satu makna dari teks motto Unikom, mulai dari dimensi teks, dimensi kognisi
sosial, sampai dimensi konteks sosialnya yang pada akhrinya tebangunlah makna
Analisis Wacana Kritis Teun A. Van DIjk
Tema/topik yang dikedepankan dalam motto Quality Is Our Tradition
Skematik
Bagaimana teks motto Quality Is Our tradition diskemakan dalam teks kalimat utuh
Semantik
Makna yang ingin d itekankan dalam teks motto Quality Is Our Tradition
Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih pembuat teks motto Quality Is Our Tradition
Stilistik
Retoris
Skema Person
Skema ini menggambarkan bagaimana pembuat teks motto Quality Is Our Tradition menggambarkan pentingnya kepercayaan
Skema Diri
Skema ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks motto Quality Is Our Tradition dipandang dari makna oleh orang lain.
Skema Peran
Skema ini berhubungan dengan bagaimana peran pembuat teks motto Quality Is Our Tradition
Skema Peristiwa
Skema ini barangkali yang paling banyak dipakai, karena hampir tiap hari kita selalu melihat, mendengar peristiwa yang lalu-lalang. Dan peritiwa itu selalu kita tafsirkan dan maknai dalam
Konteks Sosial
Kekuasaan
Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang dimilik i oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol kelompok dari kelompok lain
Akses
Bagaimana akses di antara masing-masing kelompok dalam masyarakat. Kelompok elit lebih banyak akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa
3
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Suharsimi Arkunto (2000:29) , objek penelitian adalah variabel
penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.
Sedangkan benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian
melekat dan yang dipermasalahkan disebut objek (Suharsimi Arkunto, 2000:116).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana analisis wacana
kritis dalam teks motto Quality Is Our Tradition, maka objek dari penelitian ini
adalah motto “Quality is Our Tradition” Universitas Komputer Indonesia.
3.1.1 Sejarah Universitas Komputer Indonesia
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) secara resmi berdiri pada hari
selasa, tanggal 8 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional nomor 126/D/0/2000.
Awalnya dimulai pada bulan Juli tahun 1994 ketika didirikan Lembaga
Pendidikan Komputer Indonesia Jerman, disingkat LPKIG, bertempat di jalan
Dipati Ukur 102 Bandung . Dengan 1 ruang kelas berkapasitas 50 orang dan 1
laboratorium komputer dengan 25 unit komputer, Lembaga ini membuka program
pendidikan 1 tahun dengan 5 program studi yaitu Ahli Komputer Aplikasi Bisnis,
Ahli Komputer Keuangan & Perbankan, Ahli Komputer Akuntansi & Perpajakan,
Ahli Komputer Manajemen & Pemasaran dan Sekretaris Eksekutif. Jumlah
Pada tahun kedua, 1995, dibuka jenjang pendidikan 3 tahun untuk
memenuhi animo siswa tahun pertama yang ingin memperdalam ilmunya,
disamping pemikiran jangka panjang pengembangan institusi. Pada tahun ini juga
dibuka program studi baru, meliputi : Ahli Komputer Teknik Informatika, Ahli
Komputer Manajemen Informatika dan Sekretaris Eksekutif. Ruang kelas
ditambah menjadi 2 buah dan laboratorium komputer menjadi 2 buah dengan
jumlah siswa sebanyak 457 orang.
Pada tahun ketiga, 1996, dilakukan penambahan gedung kuliah baru
bertempat di jalan Dipati Ukur 116 (gedung FISIP sekarang), sekaligus
pemindahan pusat administrasi dan perkantoran. Digedung baru ini dilakukan
penambahan 1(satu) Lab. Komputer, 5(lima) Ruang Kuliah, Ruang Dosen dan
Ruang Kemahasiswaan. Jumlah siswa dari tahun 1996 hingga tahun 1998
bertambah dari 632 orang menjadi 1184 orang.
Pada tahun kelima, 1998, dimulai pembangunan Kampus baru (Gedung
Rektorat /Kampus-1 sekarang) berlantai 6(enam) di jalan Dipati Ukur 114.
Pembangunan Kampus baru ini dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1999,
sehingga pada awal perkuliahan bulan September 1999 telah dapat digunakan.
Mencermati dinamika peserta didik dan pengembangan Institusi kedepan,
pada tanggal 24 Desember 1998 dibentuklah Yayasan Science dan Teknologi dan
dilanjutkan dengan pengajuan pendirian STIMIK IGI dan STIE IGI ke DIKTI.
Pada bulan Juli 1999 STIE IGI diresmikan dengan keluarnya SK
Manajemen S1, Manajemen Pemasaran D3, Keuangan Perbankan D3 serta
Akuntansi D3.
Pada bulan Agustus 1999 STIMIK IGI diresmikan dengan keluarnya SK
Mendiknas no. 143/D/O/1999 dengan 5 program studi : Teknik Informatika S1,
Manajemen Informatika D3, Teknik Komputer D3, Komputerisasi Akuntansi D3
serta Teknik Informatika D3.
Agar Sistem Pendidikan lebih Efisien, Efektif, Produktif dengan Struktur
Organisasi yang lebih baik, enam bulan kemudian dilakukan usulan ke DIKTI
untuk melakukan Merger kedua Sekolah Tinggi diatas menjadi Universitas.
Pada hari Selasa, tgl. 8 Agustus 2000 keluarlah SK MENDIKNAS no.
126/D/O/2000 atas Universitas Komputer Indonesia yang disingkat dengan nama
UNIKOM.Pada SK tersebut sekaligus diijinkan dibukanya 11 program studi baru
: Teknik Komputer S1, Manajemen Informatika S1, Teknik Industri S1, Teknik
Arsitektur S1, Perencanaan Wilayah dan Kota S1, Ilmu Hukum S1, Ilmu
Komunikasi S1, Ilmu Pemerintahan S1, Desain Interior D3, Desain Komunikasi
Visual S1 dan Desain Komunikasi Visual D3.
Sejak berdirinya pada tahun 2000, setiap tahunnya UNIKOM menerima ±
2.000 mahasiswa baru. Terakhir pada tahun 2009 yang lalu diterima sebanyak
3.108 mahasiswa baru. Hingga tahun akademik 2009/2010 terdapat 6 Fakultas dan
23 Program Studi di UNIKOM dengan jumlah mahasiswa sebanyak 15.000 orang
yang berasal dari berbagai pelosok tanah air dan dari luar negeri yang sedang
3.1.2 Teks Motto Universitas Komputer Indonesia
“Quality Is Our Tradition”
3.1.3 Visi Unikom
Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi & Komputer,
berwawasan Global dan menjadi pusat Unggulan dibidang ilmu pengetahuan
Teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi
pada kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara
3.1.4 Misi Unikom
Menyelenggarakan Pendidikan tinggi kearah masyarakat Industri maju
dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga pengajar berkualitas dan
program-program studi berbasis pada teknologi informasi & komputer dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas dan manajemen mutu
berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition.
3.1.5 Budaya Belajar Unikom
“PIQIE” (Professional, Integrity, Quality, Information and technologi,
Excellence)
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian mengenai rekonstruksi makna motto Quality Is Our
Kirk and Miller (1986:29) mendefiinisikan bahwa:
“Penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial atau secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahan”.
Dalam metode kualitatif, realitas di pandang sebagai suatu yang berada di
dalam dimensi banyak. Suatu kesatuan utuh, serta berubah-rubah, sehingga
biasnya rangcangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti
sebelum penelitiannya dimulai. Untuk alasan itu pula pengertian kualitatif sering
di asosiasikan dengan tehnik analisa dari penulisan laporan penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan
diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu peneliti
dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada
sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan
semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
3.4 Teknik Penentuan Informan
Teknik yang peneliti digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah
purposive sampling (teknik sempel bertujuan), karena sempel yang diambil relatif kecil dan dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian ini. Oleh
karena itu peneliti menentukan kriteria dasar dari orang-orang yang akan peneliti
pilih untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Informan tersebut ialah
beberapa petinggi di Universitas Komputer Indonesia sebagai bagian dari
rekonstruksi motto Quality Is Our Tradition. Adanya kesulitan yang peneliti
rasakan dalam mendapatkan informan, membuat peneliti memutuskan untuk
menjadikan Rektor Universitas Komputer Indonesia, serta beberapa mahasiswa
sebagai informan dalam penelitian ini. Dibawah ini adalah tabel data informan,
Tabel 3.1
3.5.1 Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, merupakan Rektor dan Pendiri
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), yang berlokasi di ajalan Dipati
Ukur no 102-118 dan jala Dipati Ukur no 99- 103 Bandung.Ia memimpin
UNIKOM sejak awal berdirinya pada 8 Agustus 2000 hingga saat ini.
Doctor di bidang Manajemen Bisnis ini merupakan Doktor tercepat
menyelesaikan studi S3 hanya dalam waktu 2 tahun 1 bulan.Ia menyelesaikan
studi S1 di ITB dan S2 juga dari ITB pada Fakultas Teknologi Industri. Alumni
Teknologi Industri ITB ini telah mengantarkan UNIKOM menjadi salah satu
Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia, maju, berkembang sangat cepat,
memperoleh prestasi Nasional, paling diminati oleh lulusan SMU, dan telah
mengharumkan nama Indonesia dikancah Internasional berkat sukses para
mahasiswanya diajang paling bergengsi di bidang rekayasa Robotika dengan
memenangkan medali emas Internasional di bidang Robotika pada Robogames
Internasional di San Francisco, USA 2009.
3.5.2 Fajar Sadiq
Fajar Sadiq ialah mahasiswa UNIKOM yang menempuh pendidikan di
Fakultas Teknik jurusan Informatika, ia masuk sebagai mahasiswa UNIKOM
pada tahun 2007, karena ada beberapa masalah sehingga menyebabkan
pendidikannya di UNIKOM terhambat.
Fajar merupakan mahasiswa asal Banjarmasin yang lahir pada 12 Agustus
1990. Disamping kuliah, ia juga bekerja sebagai Developer Program di
BAPPEDA Jawa Barat.
3.5.3 Citra Mustikawati
Citra Mustikawati ialah seorang mahasiswi UNIKOM yang menempuh
pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Komunikasi.Ia
merupakan mahasiswi yang aktif, serta ikut berperan aktif mengenai
Citra pernah menjabat sebagai ketua HIMA Komunikasi pada periode
tahun 2010-2011.Ia lahir di Cianjur pada 27 Maret 1990, dan bertempat tinggal di
daerah Wastu Kencana selama menempuh pendidikandi UNIKOM.
3.5.4 Yuniko Manurung
Yuniko Manurung ialah mahasiswa UNIKOM yang menempuh
pendidikan di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen.Ia seorang mahasiswa yang
aktif dikampusnya, masuk sebagai mahasiswa angkatan 2008, ia mampu
berkontribusi untuk kampusnya dengan menjadi model untuk iklan Universitas
Komputer Indonesia.
Yuniko, atau yang akrab dengan panggilan Niko ini lahir di Bandung, 30
Juni 1987, dan ia bertempat tinggal di Jl. Terusan Pasir Koja Gg. Pesantren dalam
no 10, Bandung.
3.5.5 Tedi Pratama
Tedi Pratama ialah mahasiswa UNIKOM yang menempuh pendidikan di
Fakultas Hukum. Ia seorang mahasiswa yang aktiv dalam kegiatan olah raga bola
basket.
Tedi merupakan mahasiswa asal Ciamis yang lahir pada 14 maret 1988, ia