• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kualitas Pipa PVC dengan Menggunakan Metode Taguchi dan Fault Tree Analysis (FTA) di PT. Sinar Utama Nusantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peningkatan Kualitas Pipa PVC dengan Menggunakan Metode Taguchi dan Fault Tree Analysis (FTA) di PT. Sinar Utama Nusantara"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan kualitas Pipa PVC

Menggunakan Metode Taguchi dan Fault Tree Analysis (FTA)

Di PT. Sinar Utama Nusantara

DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

oleh

Christi Nella Tarigan NIM. 110423004

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah... I-3 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-4 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-5 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Organisasi dan Mananjemen ... II-2 2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2 2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab... II-4 2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7

2.4. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan ... II-10 2 2.5. Bahan yang digunakan... II-12

(5)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN 2.5.2. Bahan Tambahan ... II-13 2.5.3. Bahan Penolong ... II-13 2.6. Proses Produksi ... II-13 2.7. Mesin dan Peralatan Produksi ... II-15 2.8. Utilitas ... II-18

III TINJAUAN PUSTAKA

(6)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.6. Rancangan Prosedur Penelitian ... IV-4 4.7. Sumber Data ... IV-6 4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-6 4.9. Instrumen Penelitian ... IV-7 4.10. Pengolahan Data ... IV-7 4.11. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-10 4.12. Kesimpulan dan Saran ... IV-11

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

(7)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN 5.3. Metode Taguchi ... V-19 5.3.1.Penentuan Variabel tak Bebas ... V-19 5.3.2. Identifikasi Faktor-faktor ... V-19 5.3.3.Penentuan Jumlah Level dan Nilai Level Faktor ... V-20 5.3.4. Perhitungan Derajat Kebebasan (dof) ... V-19 5.3.5. Pemilihan Matriks Orthogonal ... V-22 5.3.6.Penempatan Kolom untuk Faktor dan Interaksi ke Dalam

Matriks Orthogonal ... V-23 5.3.7.Persiapan dan Pelaksanaan Eksperimen Taguchi ... V-24 5.3.8. Perhitungan Efek Faktor ... V-25 5.3.8.1.Perhitungan Efek Rata-rata ... V-25 5.3.8.2.Perhitungan Efek Faktor Signal to Noise Ratio ... V-28 5.3.9.Analisis Varians ... V-30 5.3.9.1.Analisis Varians Rata-rata Optimum ... V-31 5.3.9.2.Analisis Varians Signal to Noise Ratio ... V-40 5.3.10.Perhitungan Interval Kepercayaan... V-50

5.3.10.1. Perhitungan Interval Kepercayaan rata-rata

Optimum ... V-50 5.3.10.2. Perhitungan Inerval Kepercayaan SNR Optimum V-51 5.3.11.Eksperimen Konfirmasi ... V-53 5.3.12. Hasil Pengolahan Data Eksperimen Konfirmasi ... V-54 5.4. Fault Tree Analysis (FTA) ... V-56 5.4.1. Penentuan Puncak Masalah (Top Event) ... V-56 5.4.2. Penentuan Ruang Lingkup Fault Tree Analysis (FTA) ... V-56 5.4.3. Penentuan Aturan Dasar untuk Fault Tree Analysis (FTA) V-57 5.4.4. Pembuatan Fault Tree Analysis (FTA) ... V-57 5.4.5. Perhitungan Probabilitas Kegagalan pada FTA... V-59

(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN 5.4.5.1. Data Responden Kuesioner ... V-59 5.4.5.2. Kuesioner ... V-60 5.4.5.3. Kuesioner Probabilitas Kecacatan Produk ... V-61 5.4.5.4. Hasil Rekapitulasi Kuesioner ... V-61 5.4.5.5. Pembobotan Kuesioner ... V-63

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Metode Seventools ... VI-1 6.1.1. Histogram ... VI-1 6.1.2. Pareto Diagram... VI-1 6.1.3. Scatter Diagram ... VI-2 6.1.4. Control Chart ... VI-2 6.1.5. Cause and Effect Diagram ... VI-3 6.2. Analisis Terhadap Kondisi Aktual ... VI-4 6.3. Analisis Hasil Penerapan Metode Taguchi ... VI-4 6.3.1. Analisis Rata-rata ... VI-4 6.3.2. Analisis Variansi Signal to Noise Ratio (SNR)... VI-5 6.3.3. Setting Level Optimal ... VI-6 6.3.4. Analisis Terhadap Eksperimen Konfirmasi ... VI-7 6.4. Analisis Fault Tree Analysis (FTA) ... VI-8

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ……… ... VII-2

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di PT. Sinar Utama Nusantara. Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Peningkatan Kualitas Pipa PVC dengan Menggunakan Metode Taguchi dan Fault Tree Analysis (FTA) di PT. Sinar Utama Nusantara”. Tugas Akhir merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Teknik Industri untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Sarjana ini belum sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk dapat menyempurnakan Tugas Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar tugas sarjana ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penulis Medan, Januari 2015

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi maupun sumbangan pemikiran. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan material, spiritual maupun bimbingan, terutama kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing I Penulis, dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktunya untuk dapat memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini..

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing II penulis, yang telah menyediakan waktunya untuk dapat memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini..

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, dan bapak Ir. Mangara M Tambunan, M.SC selaku Koordinator Tugas Sarjana di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Kepada seluruh staff pengajar di Departemen Teknik Industri.

(11)

6. Segenap Pimpinan dan karyawan PT. Sinar Utama Nusantara yaitu bagian HRD, Pemasaran, Kepala Produksi serta karyawan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Yang teristimewa kepada kedua orang tua (Bapak Rasden Tarigan & Alm. Ibu Nuralina br Ginting), Kakak dan adik serta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada penulis baik doa, moral, semangat maupun materi dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

8. Sahabat-sahabatku, terima kasih untuk semangat dan motivasinya.

9. Teman-teman Ekstensi 2011 yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam mengerjakan Tugas Sarjana ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih memiliki keterbatasan dalam segala hal sehingga mungkin masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi untuk penyempurnaan laporan ini agar nantinya berguna dalam penulisan laporan berikutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Penulis,

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-8 3.1. Check Sheet untuk Defective Item ... III-10 3.2. Simbol-simbol Utama dari Fault Tree Analysis (FTA) ... III-57 3.3. Simbol-simbol Khusus dari Fault Tree Analysis (FTA) ... III-58 3.4. Simbol-simbol Events dari Fault Tree Analysis (FTA) ... III-58 3.5. Simbol-simbol Pemindahan dari Fault Tree Analysis (FTA) ... II-30 5.1. Produksi Pipa PVC pada September 2014 ... V-1 5.2. Check Sheet Jumlah Kecacatan Pipa PVC ... V-3 5.3. Stratifikasi Kecacatan Pipa PVC ... V-4 5.4. Persentase Kumulatif Kecacatan Jumlah Produk Pipa ... V-6 5.5. Perhitungan Koefesien Kolerasi antara Kecacatan Pipa

Bergelombang dan Pipa Penyok ... V-7 5.6. Control Chart p antara Jumlah Produksi dan Jumlah Kecacatan Pipa PVC ... V-12 5.7. Penentuan Jumlah Level dan Nilai Level Faktor ... V-20 5.8. Perhitungan Derajad Kebebasan ... V-21 5.9. Matriks Ortogonal Standar dengan 2 Level ... V-22 5.10. Matriks Ortogonal L8(27) ... V-23

(13)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.13. Hasil Percobaan Terhadap Kualitas Produk Pipa PVC ... V-25 5.14. Respon Rata-rata dari pengaruh Faktor Produk Pipa ... V-27 5.15. Rekapitulasi Nilai Interaksi BxD ... V-27 5.16. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai S/N Ratio ... V-29 5.17. Peringkat dan Selisih Faktor dan Interaksi Signal to Noise ... V-30 5.18. Rekapitulasi Nilai Interaksi BxD ... V-30 5.19. Analisis Varians Rata-rata Akhir ... V-40 5.20. Analisis Varians SNR Optimum ... V-49 5.21. Hasil Percobaan Konfirmasi ... V-54 5.22. Interpretasi Hasil Jumlah Kecacatan Pipa PVC ... V-56 5.23. Daftar Ahli/Responden Fault Tree Analysis (FTA) ... V-60 5.24. Keterangan Bobot Kuesioner ... V-61 5.25. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Penyebab Kecacatan Pipa

Bergelombang ... V-62 5.26. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Penyebab Kecacatan Pipa Penyok... V-62 5.27. Rekapitulasi Pembobotan Penyebab Kecacatan Pipa Bergelombang V-64 5.28. Rekapitulasi Pembobotan Penyebab Kecacatan Pipa Penyok ... V-64 5.29. Rekapitulasi Perhitungan Probabilitas Penyebab Kecacatan Pipa

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

(16)

ABSTRAK

PT. Sinar Utama Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan pipa PVC (Poly Vinyl Clhoride). Produk pipa yang dihasilkan sering mengalami kecacatan tidak sesuai standar (6%) dan melebihi toleransi (±1%) yang telah ditetapkan perusahaan. Persaingan yang kompetitif dalam pemasaran produk menyebabkan perusahaan perlu menigkatkan kualitas. Pentingnya kualitas merupakan salah satu alasan melakukan penelitian terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Penelitian terhadap kualitas produk dilakukan dengan metode seventools, Taguchi dan FTA (Fault Tree Analysis. Pada metode seventools digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecacatan produk. Metode Taguchi menghasilkan kombinasi level faktor optimum yang berpengaruh signifikan yaitu temperatur pendingin 20°C pada level 2, Temperatur ekstruder 140°C pada level 1, kecepatan haul off 15 m/s pada level 1 dan tekanan pencetakan 0,05 MPa pada level 1. Metode FTA menghasilkan faktor mesin yang memiliki probabilitas tertinggi sehingga perlu tindakan perbaikan terhadap faktor mesin agar dapat memperoleh setting mesin optimal. Dimana usulan tindakan perbaikan terhadap faktor mesin diperoleh dari level faktor optimum metode Taguchi.

(17)

ABSTRAK

PT. Sinar Utama Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan pipa PVC (Poly Vinyl Clhoride). Produk pipa yang dihasilkan sering mengalami kecacatan tidak sesuai standar (6%) dan melebihi toleransi (±1%) yang telah ditetapkan perusahaan. Persaingan yang kompetitif dalam pemasaran produk menyebabkan perusahaan perlu menigkatkan kualitas. Pentingnya kualitas merupakan salah satu alasan melakukan penelitian terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Penelitian terhadap kualitas produk dilakukan dengan metode seventools, Taguchi dan FTA (Fault Tree Analysis. Pada metode seventools digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecacatan produk. Metode Taguchi menghasilkan kombinasi level faktor optimum yang berpengaruh signifikan yaitu temperatur pendingin 20°C pada level 2, Temperatur ekstruder 140°C pada level 1, kecepatan haul off 15 m/s pada level 1 dan tekanan pencetakan 0,05 MPa pada level 1. Metode FTA menghasilkan faktor mesin yang memiliki probabilitas tertinggi sehingga perlu tindakan perbaikan terhadap faktor mesin agar dapat memperoleh setting mesin optimal. Dimana usulan tindakan perbaikan terhadap faktor mesin diperoleh dari level faktor optimum metode Taguchi.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini perusahaan harus mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Dimana dengan diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asean-China Free Trade Area (ACFTA) 2015, persaingan di dunia industri baik sektor industri manufaktur maupun jasa semakin kompetitif. Dalam kompetisi ini, perusahaan harus mampu bersaing agar tetap bertahan dengan menunjukkan keunggulan dari setiap produk yang dihasilkan. Salah satu cara untuk menunjukkan keunggulannya yaitu peningkatan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen.

Persaingan dalam bidang pemasaran produk menyebabkan perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk. Perusahaan dapat dikatakan berhasil dalam persaingan apabila perusahaan tersebut berhasil mempertahankan eksistensi di pasar yang penuh persaingan. Pihak konsumen akan dirugikan karena telah membeli produk yang mempunyai mutu atau kualitas kurang baik.

Hal tersebut juga terjadi pada PT. Sinar Utama Nusantara untuk terus melakukan peningkatan kualitas produk dengan menekan jumlah produk rusak yang dihasilkan. PT. Sinar Utama Nusantara merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur penghasil produk pipa PVC (Poly Vinyl Clhoride).

(19)

pipa PVC sangat dipengaruhi oleh proses ekstrusi. Ekstrusi merupakan proses pemanasan bahan hingga menjadi fluida padat yang dilakukan pada mesin ekstruder. Dimana pada proses ekstrusi, jika temperatur pemanasan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pipa hangus dan begitu juga temperatur yang rendah mengakibatkan pipa menggumpal. Temperatur pendingin dan ketidaksesuaian Kecepatan ekstruderdan haul off, dimana kecepatan haul off lebih cepat daripada kecepatan ekstruder mengakibatkan pipa bergelombang. Ketidaksesuaian antara tekanan pencetakan dan kecepatan haul off mengakibatkan pipa penyok.

Tabel 1.1. Menunjukkan data historis kecacatan produksi pipa PVC pada bulan Septemer 2014 di PT. Sinar Utama Nusantara.

Tabel 1.1. Data Historis Kecacatan Produksi Pipa PVC pada September 2014

Hari ke

Jumlah Produksi (Batang)

Total Kecacatan (Batang)

Persentase Kecacatan (%)

1 1152 135 11,719

2 1196 146 12,207

3 1170 105 8,974

4 1200 133 11,083

5 1095 129 11,781

6 1174 141 12,010

7 1161 126 10,853

8 1080 107 9,907

9 1095 130 11,872

10 1185 125 10,549

11 1200 137 11,417

12 1172 134 11,433

13 1197 146 12,197

14 1128 98 8,688

15 1200 124 10,333

16 1193 143 11,987

17 1150 132 11,478

(20)

Tabel 1.1. Data Historis Kecacatan Produksi Pipa PVC pada September 2014 (Lanjutan)

Hari ke

Jumlah Produksi (Batang)

Total Kecacatan (Batang)

Persentase Kecacatan (%)

19 1186 138 11,636

20 1200 144 12

21 1182 140 11,844

22 1098 102 9,290

23 1185 130 10,970

24 1194 132 11,055

25 1186 126 10,624

26 1198 133 11,102

Total 30348 3351 11,042

Sumber: PT. Sinar Utama Nusantara

Selama melakukan proses produksi, pipa yang dihasilkan sering mengalami kecacatan tidak sesuai standar dan melebihi toleransi yang telah ditetapkan. Data historis kecacatan produksi pipa PVC pada September 2014 persentase rata-rata produk cacat mencapai 11,042%. Persentase kecacatan tersebut tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan yaitu 6% dengan toleransi ±1%. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus melakukan daur ulang dari produk yang cacat, untuk mengurangi cacat produk diperlukan upaya perbaikan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti menggunakan seventools

(21)

mengidentifikasi faktor yang paling dominan mempengaruhi kecacatan pipa PVC melalui nilai probabilitas terbesar sebagai tindakan perbaikan dan memberikan usulan perbaikan dan mengurangi potensi penyebab kecacatan produk sehingga dapat menurunkan jumlah kecacatan produk pada proses produksi.

Penelitian yang dilakukan oleh Adventinus Telaumbanua pada PT. Asahan Crumb Rubber, yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi crumb rubber (bandela) pada tahun 2013 dari Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas dengan Pendekatan Metode Taguchi. Dalam penelitian ini digunakan metode seven tools untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecacatan, sedangkan metode Taguchi digunakan untuk mendapatkan kombinasi level faktor optimum terhadap faktor penyebab kecacatan .1

Penelitian yang dilakukan oleh Susatyo Nugroho pada Industri pengolahan susu sapi tahun 2011 dari Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang yang berjudul “Analisa Penyebab Penurunan Daya Saing Produk Susu Sapi Dalam Negeri Terhadap Susu Sapi Impor pada Industri Pengolahan Susu (IPS) dengan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan

Barrier Analysis”. Dimana dalam penelitian ini Analisa yang digunakan adalah analisa dengan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengetahui akar penyebab terjadinya suatu permasalahan dan memberikan rekomendasi tindakan perbaikan. Dari penelusuran akar penyebab permasalahan, dibuat troubleshooting

yang berisi petunjuk pemecahan masalah jika permasalahan tersebut terjadi

1

(22)

kembali baik troubleshooting permasalahan produktifitas, kuantitas, harga susu segar lokal yang tidak kompetitif terhadap susu segar impor dan rekomendasi tindakan perbaikan yang meliputi aspek man, methode, material, machine, mother nature dan maintenance.2

2

Nugroho, S. (2011). Analisa Penyebab Penurunan Daya Saing Produk Susu Sapi Dalam Negeri Terhadap Susu Sapi Impor pada Industri Pengolahan Susu (IPS) dengan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Barrier Analysis. Universitas Diponegoro, e-Jurnal Teknik Industri FT UNDIP, vol 6, No. 2.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang penelitian ini adalah kualitas pipa PVC yang tidak sesuai dengan satndar dan toleransi yang ditetapkan perusahaan. Sehingga perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pipa PVC, memperoleh kombinasi level faktor optimum dari faktor yang signifikan dan memberikan usulan tindakan perbaikan agar dapat meningkatkan kualitas produk.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum pada penelitian ini adalah menurunkan jumlah produk cacat dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh. Mengetahui proses untuk mengendalikan kondisi proses dengan mengamati karakteristik dari produk maupun parameter proses, dan memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi penyebab kecacatan produk.

(23)

1. Mengidentifikasi faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan metode

seventools.

2. Menentukan kombinasi level faktor optimum yang berpengaruh signifikan dengan menggunakan metode Taguchi.

3. Memberikan usulan perbaikan untuk melakukan pencegahan dan mengurangi potensi penyebab kecacatan produk.

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan bagi mahasiswa dalam menerapkan teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan mengaplikasikannya di lapangan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan dapat mengetahui data cacat yang terjadi dan faktor penyebabnya. Persentase cacat dapat diminimalkan dengan adanya kombinasi level faktor yang optimum dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap banyaknya kecacatan produk. Perusahaan dapat memberikan perhatian lebih terhadap faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap produksi.

3. Bagi Departemen Teknik Industri

(24)

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian difokuskan pada produk pipa PVC.

2. Analisa biaya tentang kerugian yang timbul akibat kecacatan produk tidak dibahas dalam penelitian ini.

3. Faktor-faktor yang diteliti adalah faktor-faktor terkendali yang mempengaruhi kualitas yang disetujui oleh pihak pabrik.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dalam proses produksi produk yang diamati berada pada kondisi normal. 2. Proses produksi berjalan dengan baik pada saat pengambilan data untuk

penelitian.

3. Tidak terjadi perubahan struktur organisasi selama proses penelitian.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Dalam pengerjaan sistematika penulisan tugas sarjana dibagi dalam beberapa bab dengan tujuan untuk memudahkan penelitian, pembahasan dan penilaian tugas sarjana. Sistematika penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

(25)

dalam menyusun penelitian, manfaat dari penelitian baik untuk penulis, perusahaan maupun universitas, dan sistematika penulisannya.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan sejarah perusahaan, ruang lingkup perusahaan, lokasi dan daerah pemasaran perusahaan, serta uraian proses produksi.

BAB III LANDASAN TEORI

Menguraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang objek penelitian, kerangka konseptual, variabel penelitian, data penelitian, pengumpulan dan pengolahan data beserta diagram alir penelitian.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Menampilkan data primer dan sekunder yang digunakan dalam penelitian dan pengolahan data yang membantu dalam analisis pemecahan masalah.

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

(26)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap data-data yang telah diperoleh.

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Sinar Utama Nusantara merupakan perusahaan tempat dilaksanakannya penelitian Tugas Sarjana. PT. Sinar Utama Nusantara adalah perusahaan yang bergerak didalam bidang produksi pipa, Perusahaan ini memproduksi pipa dengan merek dagang “DENYA”. PT. Sinar Utama Nusantara didirikan melalui akte Notaris No. 83 pada tanggal 23 Agustus 2003 menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan status PMDN pada tanggal 3 September 2003, Nomor 15/12/I/PMDN/2003, TDP. No. 021312500768, dengan surat izin usaha perdagangan No. 503.503.08/1005/2004. Di dalam kegiatan kantor pusat dan kegiatan pabrik, perusahaan ini menggunakan sistem manajemen mutu dengan mengikuti persyaratan dari ISO versi terbaru. PT. Sinar Utama Nusantara beralamat di Jl. Batang Kuis Km. 3,8 Pasar V Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa, Provinsi Sumatera Utara.

(28)

PT. Sinar Utama Nusantara dimulai dengan memasukkan pipa-pipa PVC dan HDPE kepada pasar umum. Setelah berhasil mengembangkan diri menjadi pemasok pipa ke pasar umum, PT. Sinar Utama Nusantara juga menjadi pemasok pipa kepada proyek-proyek besar seperti PDAM dan TELKOM.

Industri pipa sangat menyediakan masa depan menjanjikan bagi PT. Sinar Utama Nusantara untuk memperluas usaha dan menambah lini produksi sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Teknologi material baru adalah area baru dimana menjadi perkembangan bisnis bagi PT. Sinar Utama Nusantara di masa yang akan datang.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Sinar Utama Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi pipa. Jenis pipa yang diproduksi sangat beragam dengan spesifikasi yang diinginkan konsumen, selama itu belum diluar standar yang ditetapkan. Pemasok utamanya adalah PT. TELKOM dan PDAM.

2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

(29)

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja

No. Jabatan Jumlah

1 Direktur 1

2 General Manager 1

3 Wakil Manajemen 1

4 Bag. Personalia 1

5 Bag. Produksi 1

6 Bag. Pemasaran 1

7 Staf Pemasaran 1

8 Bag. Keuangan 1

9 Staf Keuangan 1

10 Bag. QualityControl 1

11 Bag. Maintenance 1

12 Karyawan Maintenance 4

13 Bag.Logistic 2

14 Gudang Bahan Baku 3

15 Gudang produk 3

16 Karyawan Pabrik 72

17 Petugas Kebersihan 3

18 Satpam 4

19 Mandor 3

Jumlah 106

Sumber: PT. Sinar Utama Nusantara (2014)

Jam kerja di PT. Sinar Utama Nusantara untuk karyawan kantor, karyawan lantai produksi dan petugas keamanan. Karyawan kantor bekerja satu shift, sedangkan karyawan lantai produksi dan petugas keamanan tiga shift. Jam kerja perhari adalah delapan jam. Jam kerja lembur terhitung apabila seorang pekerja bekerja lebih dari 8 jam. Pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut: 1. Karyawan kantor

a. Hari Senin sampai Kamis

(30)

- Pukul 12.00 - 13.00 WIB : Istirahat - Pukul 13.00 – 16.00 WIB : Kerja aktif b. Hari Jumat

- Pukul 08.00 – 12.00 WIB : Kerja aktif - Pukul 12.00 – 14.00 WIB : Istirahat - Pukul 14.00 – 17.00 WIB : Kerja aktif c. Hari Sabtu

- Pukul 08.00 – 12.00 WIB : Kerja aktif - Pukul 12.00 – 13.00 WIB : Istirahat - Pukul 13.00 – 14.00 WIB : Kerja aktif 2. Karyawan lantai produksi dan petugas keamanan

a. Shift I

- Pukul 08.00 – 12.00 WIB : Kerja aktif - Pukul 12.00 - 13.00 WIB : Istirahat - Pukul 13.00 – 16.00 WIB : Kerja aktif b. Shift II

- Pukul 16.00 – 19.00 WIB : Kerja aktif - Pukul 19.00 – 20.00 WIB : Istirahat - Pukul 20.00 – 00.00 WIB : Kerja aktif d. Shift III

(31)

2.4. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan

Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, maka harus diperhatikan tingkat kesejahteraan karyawan. Salah satu indikator kesejahteraan karyawan adalah menyediakan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup karyawan, dimana biaya ini diberikan dalam bentuk upah yang layak sesuai dengan kemampuan perusahaan. Sistem pengupahan yang diterapkan oleh PT. Sinar Utama Nusantara berpedoman pada ketentuan Upah Minimum Sektoral Regional (UMSR) yang ditetapkan pemerintah.

Sistem pengupahan pada PT. Sinar Utama Nusantara dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1. Upah Bulanan

Upah bulanan ini untuk tenaga kerja tetap, yaitu pada bagian kantor dan pada bagian keamanan dan satpam. Upah ini dibayar setiap akhir bulan.

2. Upah Harian

Upah harian untuk tenaga kerja di bagian produksi. Namun, walaupun disebut upah harian, waktu pembayaran upah tetap dilakukan pada setiap awal bulan dengan perhitungan akumulasi waktu kerja harian.

Fasilitas-fasilitas lain yang diberikan oleh perusahaan adalah :

(32)

2. Tunjangan Hari Raya (THR), yang memberikan bonus kepada karyawan yang merayakan hari raya dan tahun baru. THR ini diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama 1 tahun dan dibayar sebesar satu bulan gaji.

3. Uang Transportasi

Uang Transportasi, yang diberikan pada karyawan saat menerima gaji di akhir bulan. Besarnya uang transportasi ini tergantung pada kedudukan karyawan di perusahaan.

4. Cuti

Untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja, perusahaan memberikan cuti bagi karyawan. Tenaga kerja diwajibkan mengambil cuti dan apabila tidak dipakai, maka cutinya dianggap habis.

5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu bentuk asuransi yang dibuat oleh pemerintah untuk melindungi tenaga kerja.

a. Jaminan Kecelakaan Kerja

Dilakukan dengan cara pemberian sumbangan oleh perusahaan. Besarnya sumbangan tersebut adalah 0.89 % dari gaji pokok tenaga kerja setiap bulan. Jaminan kecelakaan kerja diberikan apabila tenaga kerja tersebut mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugasnya.

b. Jaminan Kematian

(33)

2.6. Bahan yang Digunakan

Jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Sinar Utama Nusantara adalah pipa PVC. Untuk menghasilkan produk ini dibutuhkan bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong.

2.6.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama dalam pembuatan produk yang sudah distandarisasikan dan memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Bahan baku yang digunakan adalah: 1. Resin

Resin mempunyai sifat keras dan kaku, bentuknya serbuk putih sehingga mudah diolah serta tidak mudah terbakar. Resin merupakan sumber bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi setiap produk PVC, karena dalam resin inilah terkandung bahan-bahan untuk membuat PVC (Poly Vinyl Chlorida). 2. Bahan Kimia

Tepung CaCO3 merupakan senyawa zat kalsium dan karbonat, atau sering juga disebut tepung kapur yang digunakan dalam pembuatan pipa PVC. Kegunaan tepung CaCO3 adalah untuk menentukan kelenturan dan kekerasan produk serta mengontrol kehalusan permukaan.

3. Bahan Recycle

Bahan recycle dari pipa reject yang telah dihancurkan dengan mesin crusher

(34)

2.6.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan ditambahkan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas produk menjadi bernilai. Bahan baku tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah zat pewarna dalam hal ini adalah zat yang digunakan untuk menentukan warna pipa dan tinta digunakan dalam proses penyablonan merk dan tipe produk.

2.6.3. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang membantu dalam proses produksi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Bahan penolong yang digunakan adalah air digunakan sebagai pendingin setelah produk di cetak dengan mesin extruder dan tali digunakan sebagai pengikat pipa yang telah siap dibawa ke gudang.

2.7. Proses Produksi

Tahapan yang dilakukan untuk memproduksi pipa adalah sebagai berikut: a. Proses Pembuatan Pipa PVC

Untuk memproduksi pipa PVC proses yang ada dapat dikelompokkan atas tahap-tahap berikut:

1. Penimbangan

(35)

2. Pencampuran

Pencampuran dilakukan berdasarkan tipe produk yang akan diproduksi. Tiap tipe produk terdiri dari komposisi bahan yang berbeda. Setelah ditimbang, bahan resin dan tepung CaCO3 dibawa ke mesin pencampur (mesin mixer) untuk dicampur.

3.Ekstruder

Bahan - bahan baik yang dalam bentuk tepung maupun butiran, kemudian dialirkan ke mesin pemanas dengan menggunakan pipa. Bahan-bahan ini dicampur dan dipanaskan dengan mesin hingga bahan berubah menjadi fluida padat.

4. Pencetakan

Bahan-bahan yang telah cair dialirkan ke alat cetak yang ditarik oleh

rolling berada di ujung mesin extruder. Proses pencetakan menggunakan cetakan dengan ukuran diameter pipa yang diinginkan.

5. Pendinginan

Proses pendinginan dilakukan dengan air. Hal ini bertujuan agar pipa menjadi dingin dan keras sehingga bentuk dan ukurannya tidak berubah. 6. Penyablonan

(36)

7. Pemotongan

Pipa yang telah melalui penyablonan dan telah berbentuk pipa secara utuh, dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Proses pemotongan dilakukan menggunakan mesin saw off secara otomatis.

8. Proses Socketing/Finishing

Setelah proses pemotongan dan penyablonan, pipa dibawa ke bagian pencetakan kepala. Proses pencetakan kepala ini dilakukan pada mesin pemanas dengan temperatur pemanas 1 (180°C) dan temperatur pemanas 2 (180-200)°C.

2.8. Mesin dan Peralatan Produksi

Mesin dan peralatan yang digunakan untuk keperluan produksi di PT. Sinar Utama Nusantara adalah sebagai berikut:

1. Mesin Mixer

Fungsi : mencampur biji plastik, pewarna plastik, bahan kimia, dan bahan recycle.

Buatan : Sincere Industry China Daya : 300 Volt/ 1,1 kW Kapasitas : 200 kg/jam

Rotating Speed : 460 rpm

Cos φ : 0,85

(37)

2. Mesin Extruder

Fungsi : memadatkan biji plastik, pewarna plastik, bahan kimia, dan bahan recycle.

Daya : 400 Volt/ 80 kW

Rotating Speed : 37 rpm

Cos φ : 0,85

Kapasitas : 200 kg/jam

Buatan : Leader Machinery China Jumlah : 7 unit

3. Mesin Crusher

Fungsi : menghancurkan pipa menjadi butiran kasar. Daya : 480 Volt/ 25 kW

Cos φ : 0,90

Kapasitas : 700-1000 kg/jam Buatan : Naser China Jumlah : 1 unit

4. Mesin Saw Off

Fungsi : memotong pipa. Daya : 380 Volt

Rotating Speed : 2900 rpm

Cos φ : 0,90

(38)

Buatan : Yuyao Fitting China Jumlah : 7 unit

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan pipa adalah sebagai berikut:

a. Kereta sorong

Kereta sorong digunakan untuk membawa bahan baku dari gudang bahan baku menuju lantai produksi dan memindahkan produk jadi yang telah dikemas dari lantai produksi menuju gudang produk jadi.

b. Forklift

Forklift digunakan untuk mengangkat bahan-bahan dari penyimpanan ke lantai produksi. Forklift berjumlah 2 unit.

c. Timbangan

Timbangan yang digunakan terdiri atas : - Timbangan analog (100 kg)

Timbangan analog digunakan untuk menimbang bahan baku. Timbangan

analog berjumlah 3 unit. - Timbangan digital (10 kg)

(39)

2.9. Utilitas

Untuk membantu kelancaran proses produksi dan kerja perusahaan, digunakan fasilitas pendukung antara lain :

1. Air

Pada pabrik pipa penggunaan air sangatlah penting. Sumber air diperoleh dari sumur bor (air dari tanah) yang selanjutnya akan dipompakan ke bak penampung. Air digunakan sebagai bahan penolong dalam pembuatan pipa dan juga dipakai untuk keperluan karyawan.

2. Pembangkit Tenaga Listrik

Sumber energi listrik diperoleh dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan beberapa generator yang dimiliki oleh perusahaan jika aliran listrik PLN terputus. Ada dua buah generator yang digunakan yaitu Generator dengan daya 350 KVA.

3. Telekomunikasi

(40)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Kualitas3

Karakteristik lingkungan usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat dari segala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi segala perubahan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi dunia. Ada tiga ciri gambaran perubahan yang banyak didengungkan untuk menghadapi lingkungan tersebut, yaitu kesementaraan, keanekaragaman, dan kebaruan.

Ada banyak defenisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya defenisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan defenisi atau pengertian yang lain. Pengertian kualitas menurut beberapa ahli antara lain:

Juran (1962): “Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.”

Crosby (1979): “Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi

availability, delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness.”

Deming (1982): “Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa mendatang.”

Feigenbaum (1991): “Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dimana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.”

3

(41)

Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991): “Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar.”

Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang mempelajari setiap area dari manajemen operasi, dari perencanaan lini produk dan fasilitas sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha yang lain (pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, gudang, dan lain-lain). Dalam kenyataannya, penyelidikan kualitas adalah suatu penyebab umum yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha.

3.2. Pengendalian Kualitas4

Pengendalian kualitas merupakan suatu sistem verifikasi dan penjagaan/perawatan dari suatu tingkat/derajat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus serta tindakan korektif bilamana diperlukan. Jadi pengendalian kualitas tidak hanya kegiatan inspeksi ataupun menentukan apakah produk itu baik (accept) atau jelek (reject). Pengendalian kualitas dilakukan mulai dari proses input informasi/bahan baku dari pihak marketing dan

purchasing hingga bahan baku tersebut masuk ke pabrik dan bahan baku itu diolah di pabrik (fase transformasi) yang akhirnya dikirim ke pelanggan.

4

(42)

Menurut Dr. Juran, pendekatan terhadap pengendalian kualitas melibatkan beberapa aktivitas berikut:

1. Mengevaluasi performansi aktual.

2. Membandingkan yang aktual dengan sasaran.

3. Mengambil tindakan atas perbedaan antara yang aktual dan sasaran.

3.3. Rekayasa Kualitas5

Sebagian besar usaha rekayasa digunakan untuk melakukan eksperimen, untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menarik kesimpulan. Menghsilkan informasi demikian secara efisien adalah kunci untuk memasuki pasar, pengambilan keputusan, pengembangan produk dan penekanan biaya , juga menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, rekayasa kualitas adalah salah satu metodlogi rekayasa yang dapat digunakan.

Rekayasa kualitas dapat diartikan sebagai proses pengukuran yang dilakukan selama perancangan produk atau proses. Kerangka dasar dari rekayasa kualitas merupakan hubungan antara dua displin ilmu teknik perancangan dan manufaktur, dimana mencakup seluruh aktivitas pengendalian kualitas dalam setiap fase dari penelitian dan pengembangan produk, perancangan proses, perancangan produksi dan kepuasan pelanggan.

Target dari metodologi rekayasa kualitas adalah untuk mencapai seluruh target dari perbaikan terus-menerus, penemuan yang dipercepat, penyelesaian masalah dengan cepat dan efektivitas biaya dalam meningkatkan kualitas produk.

5

(43)

Metodologi rekayasa kualitas dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu rekayasa kualitas secara off-line dan rekayasa kualitas secara on-line.

3.3.1. Rekayasa Kualitas Secara Off-line6

sebuah perusahaan menetapkan nilai target, mempersiapkan spesifikasi

dan desain yang diperlukan, kemudian mulai memperoduksi produk. Beberapa

unit yang diproduksi dapat memenuhi spesifkasi sementgara yang lain tidak. Hal

ini disebabkan unit-to-unit noise. Kemampuan produk dapat menurun setelah

penggunaan jangka panjang. Penurunan fungsi akan menyebabkan kerusakan

yang disebabkan oleh faktor gangguan (noise). Produk dapat berfungsi baik dalam

kondisi normal tetapi tidak dalam kelembapan yang tinggi, suhu yang tinggi. Atau

ketika voltase dari power supply turun sebanyak 20% dari nilai yang diiginkan.

Masalah tersebut merupakan masalah eksternal noise.

Kualitas fungsi yang baik berarti variasi fungsi yang diakibatkan faktor

noise kecil.Dalam rekayasa kualitas secara off-line, perancangan eksperimen merupakan perlatan yang sangat fundamental terutama pada kegiatan penelitian dan pengembangan produk. Teknik perancangan eksperimen pada dasarnya melalui dua hal yaitu mengidentifikasi sumber dari variasi dan menentukan perancangan proses yang optimal.

6

(44)

Metodologi rekayasa kualitas secara off-line terbagi dalam tiga tahap yaitu: 1 Perancangan konsep

Tahap perancangan konsep berfungsi untuk dapat berhubungan dengan konsumen dan mendapatkan suara konsumen dengan kemampuan daya cipta dan kemampuan teknis untuk rancangan konsep produk yang unggul.Tahap ini merupakan tahap pemunculan ide dalam kegiatan.

2 Perancangan parameter

Tahap perancangan parameter berfungsi untuk mengoptimalkan level dari faktor pengendali terhadap efek yang ditimbulkan oleh faktor derau sehingga produk yang dihgasilkan dapat kokoh/tangguh. Karena itu perancangan parameter dapat juga disebut sebagai perancangan kokoh.

3 Perancangan toleransi

Tahap terakhir dari rekayasa kualitas secara off-line yaitu parancangan toleransi.Perancangan toleransi ini dilakukan dengan menggunakan matriks ortogonal, fungsi kerugian, analisis varians untuk menyeimbangkan biaya mutu dari suatu produk.

3.3.2. Rekayasa Kualitas Secara On-line

(45)

Rekayasa kualitas secara on-line ini juga dapat mengontrol mesin-mesin produksi sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan pada mesin-mesin tersebut.

Setelah proses produksi dan kondisi pengoprasian telah ditentukan, berikut merupakan sumber variasinya.

1. Variasi pada material dan komponen yang dibeli. 2. Pergeseran proses, perkakas, kegagalan mesin, dll. 3. Variabilitas dalam pelaksanaan.

4. Kesalahan manusia.

Sumber variabilitas ini ditangani oleh departemen pengendalian kualitas

selama masa produksi. Melalui pengendalian kualitas secara on-line (waktu yang

berjalan) . berikut tiga bentuk pengendalian secara on-line.

1. Proses analisa dan penyesuaian juga dikenal sebagai proses kontrol. Produk

diperiksa pada selang waktu yang tetap. Jika normal maka proses dilanjutkan.

Jika tidak , penyebabnya dicari dan proses diulang setelah penyebab masalah

dierbaiki dan proses kembali memiliki kemampuan awalnya.

2. Meramalkan dan memeriksa. Diketahui sebagai tindakan pengendalian.

Karakteristik kuantitatif dikontrol dengan melakukan pengukuran secara

berkala. Hasil pengukuran digunakan sebagai memprediksi nilai rata-rata

produk jika produksi dilanjutkan tanpa melakukan penyesuaian. Jika nilai

yang diprediksi bergeser dari nilai target, level dari faktor yang dapat

(46)

called feedback atau pengendalian umpan balik. itu sangat bergantung pada

desain sistem yang rasional.

3. Measurement and action. Juga disebut sebagai pemeriksaan. Setiap unit

manufaktur diperiksa , dan jika berada di luar spesifikasi maka produk akan

dikerjakan ulang atau diperbaiki. Metode pengendalian kualitas ini dilakukan

hanya apabila kedua metode pengendalian kualitas secara on-line diatas telah

dilakukan.

3.4. Pengambilan Sampel7

Sampling ialah cara penelitian yang tidak menyeluruh, dengan perkataan lain, hanya elemen sampel yang diteliti. Elemen ialah sesuatu yang menjadi objek penyelidikan. Seluruh elemen disebut populasi sedangkan sebagian elemen dari populasi merupakan sampel. Bila serluruh elemen populasi diteliti satu per satu, cara pengumpulan data ini disebut sensus, dan hasilnya merupakan data sebenarnya disebut parameter. Sedangkan hasil sampling disebut perkiraan (estimasi). Selisih nilai atau data perkiraan dengan parameter disebut kesalahan

sampling (sampling error). Sampling dilakukan karena memberikan data dalam waktu yang lebih singkat dan memerlukan tenaga yang relatif sedikit dan murah biayanya.

Keuntungan menggunakan metode sampling dibandingkan metode sensus adalah: 8

7

(47)

1. Mengurangi biaya

Jika data yang dikumpulkan berasal dari sebagian kecil dari keseluruhan agregat, maka biayanya akan lebih rendah daripada pemeriksaan keseluruhan. 2. Lebih cepat

Jika data yang dikumpulkan berasal dari sebagian kecil dari keseluruhan agregat, maka data dapat dikumpulkan lebih cepat dengan sampling dibanding pemeriksaan keseluruhan.

3. Ruang lingkup lebih besar

Pada jenis penyelidikan tertentu dimana tenaga ahli dan peralatan yang spesial yang diperlukan untuk mengumpulkan data jumlahnya terbatas. Metode sensus tidak dapat dipraktekkan, pilihannya hanya mengumpulkan informasi menggunakan sampling atau tidak sama sekali. Jelas bahwa metode sampling lebih dapat diandalkan karena memiliki cakupan yang lebih luas dan fleksibel. 4. Lebih akurat

Karena tenaga ahli dapat dipekerjakan dan pengawasan dapat dilakukan lebih hati-hati baik di lapangan maupun di lantai produksi ketika volume pekerjaan dikurangi, sebuah sampel dapat memberikan hasil yang lebih akurat dibanding pemeriksaan keseluruhan.

8

(48)

3.4.1. Metode Sampling9

Sampling ialah proses penarikan sampel dari populasi melalui mekanisme tetentu melalui mana karakteristik polpulasi dapat diketahui atau didekati. Kata mekanisme tertentu mengandung makna bahwa baik jumlah elemen yang ditarik maupun cara penarikan harus mengikuti atau meenuhi aturan tertentu agar sampel yang diperoleh mampu mempresentasikan karakteristik populasi dari mana sampel tersebut diambil atau ditarik.

Berikut ini diuraikan berbagai metode penarikan sampel yang berdasarkan pengalaman yang cukup sering dan juga efektif digunakan dalam penelitian. Secara garis besar penarikan sampel dapat diklasifikasikan atas dua bagian yaitu

probability sampling dan non probability sampling.

3.4.1.1.Probability Sampling

Dalam probability sampling, setiap elemen dari populasi diberi kesempatan untuk ditarik menjadi anggota dari sampel. Rancangan atau metode

probability sampling ini digunakan apabila faktor keterwakilan

(representativeness) oleh sampel terhadap populasi sangat dibutuhkan dalam penelitian anatara lain agar hasil penelitian dapa digeneralisasi secara lebih luas. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai teknik sampling yang berada dalam lingkungan probabilistik sampling.

9

(49)

Macam-macam sampling dalam randomsampling adalah10 1. Simple random sampling.

:

Suatu sampel disebut acak apabila hasil proses tersebut tidak dapat ditentukan sebelumnya dengan pasti. Pemilihan sampel yang objektif caranya harus acak dengan cara pemilihan sedemikian rupa sehingga setiap elemen populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Penggunaan potongan kertas yang sudah diberi nomor untuk pengambilan sampel harus dijamin bahwa pengocokan harus dilakukan setiap kali sebelum pengambilan. Pengocokan harus sempurna dan sama intensitas pengocokannya. Di dalam prakteknya hal ini sulit dilakukan. Maka cara yang demikian jarang dipergunakan, sebagai gantinya dipergunakan tabel bilangan acak.

Tabel bilangan acak adalah tabel yang memuat bilangan atau angka yang pembuatannya dilakukan sedemikian rupa dengan peralatan tertentu sehingga bila dipergunakan sudah menjamin terjadinya proses pengancakan. Berikut ini cara menggunakan tabel bilangan acak untuk memperoleh sampel acak. Pertama, tentukan interval nilai bilangan acak. Kemudian tentukan banyaknya angka (number of digit) untuk setiap bilangan acak tersebut.

Kedua, penentuan bilangan acak untuk memilih elemen yang pertama. Caranya ada macam-macam,misalnya dengan membuka halaman tabel bilangan acak, kemudian jari telunjuk menunjuk secara sembarangan pada halaman sehingga mengenai atau menyentuh suatu angka. Atau dengan

10

(50)

menjatuhkan pensil dengan mata tertutup, mungkin juga menusuk pensil runcing dari arah belakang kertas bilangan acak. Kalau yang diperlukan 3 atau 4 angka padahal yang diperoleh baru satu angka, maka dalam hal ini ambil saja 2 atau 3 angka di sebelah kanan dan kirinya.

Ketiga, setelah angka-angka permulaan sudah ditentukan, kemudian bergerak ke bawah dalam blok yang sama ke baris-baris berikutnya. Bila baris pada suatu halaman sudah habis dari halaman tertentu, kemudian pindah ke blok berikutnya dari baris pertama. bila suatu halaman sudah dipergunakan semua bloknya harus pindah ke halaman berikutnya.

2. Cluster sampling.

Pada teknik ini elemen sampel unit terdiri dari kelompok sampel. Penerapan sampling kelompok misalnya pada penelitian pengeluaran rumah tangga untuk tabungan di Jakarta, elemennya bukan rumah tangga tetapi RT (rukun tetangga) yang terdiri dari beberapa rumah tangga. Misalnya apabila populasi terdiri dari 500 elemen, mungkin dikelompokkan dalam 10 kelompok (cluster) masing-masing terdiri dari 50 elemen. Jadi kita memilih beberapa kelompok dari 10 kelompok tersebut sebagai sampel baik dengan cara acak penuh atau sistematik. Perlu ditetakan dalam menggunakan sampling kelompok dianjurkan banyaknya kelompok minimal 20. Rumus yang digunakan untuk memperkirakan rata-rata dan total pada cluster sampling

adalah sebagai berikut:

��

=

1

,

=

��=1

��

,

��

=

,

��

=

∑�=1�� ∑�=1��

(51)

���

2

=

(�−�)

���2

×

∑�=1(�−����)2

�−1

Dimana :

N = Banyaknya kelompok (cluster) dalam populasi.

N = Banyaknya kelompok dalam sampel yang dipilih secara acak atau sistematis dari populasi.

Mi = Banyaknya elemen dalam kelompok.

�� = Rata-rata besarnya kelompok atau banyaknya elemen dokumen

per kelompok dalam sampel. M = Banyaknya elemen dalam populasi.

�� = Rata-rata besarnya kelompok dalam populasi.

Xi = Jumlah semua nilai observasi dalam kelompok i. �� = Rata-rata.

���2 = Varians.

3. Sytematic sampling.

Sampling acak sistematis adalah pemilihan elemen dilakukan dengan cara, setelah elemen pertama dipilih secara acak, elemen berikutnya dipilih dengan jarak yang sama yaitu sejarak k dimana k diperoleh dengan jalan membagi banyaknya elemen populasi N dengan banyaknya elemen sampel n.

K = N/n Keterangan= K= Interval sampling

(52)

Apabila k adalah 15 dan unit sampel pertama yang diambil adalah 13, maka sampel berikutnya adalah 28, 43, 58, dan seterusnya. Unit pertama yang terpilih menentukan keseluruhan sampel.

4. Stratified sampling.

Sampling acak berlapis adalah sampling dimana pengambilan elemen tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan cara sebagai berikut:

Pertama, populasi dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil disebut stratum atau lapisan. Setiap stratum dapat diperlakukan sebagai populasi tersendiri (sub-population). Pembuatan stratum harus sehomogen mungkin.

Kedua, karena setiap stratum merupakan populasi tersendiri, dari setiap stratum diambil sampel secara acak dan dibuat perkiraan.

Ketiga, dibuat perkiraan gabungan untuk mewakili populasi. Dihitung nilai rata-rata dan jumlah populasi sebelum dikelompokkan dengan rumus sebagai berikut:

�=∑�=1��; � = 1/�; ��= 1

�∑ �� ; ��= ���

Dimana: T = total sebenarnya µ = rata-rata sebenarnya �̅ = rata-rata perkiraan

�� = total perkiraan N = banyaknya data

(53)

Dihitung jumlah sampel yang harus diambil dari setiap kelompok dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

�� =�� � �.

Dimana: ni = jumlah sampel dari kelompok

Ni = jumlah anggota sebenarnya kelompok n = jumlah anggota kelompok

N = jumlah anggota populasi

Jumlah sampel minimal yang diambil adalah 2. Maka dihitung nilai rata-rata perkiraan untuk setip kelompok. Selanjutnya rata-rata perkiraan untuk populasi menggunakan rumus berikut:

��= 1

�∑ ��� (rumus tidak tertimbang)

��=∑���� (rumus ditimbang)

Dimana: Xi = nilai anggota kelompok

Ni = jumlah anggota sebenarnya kelompok N = jumlah anggota populasi

�̅ = rata-rata perkiraan

K = jumlah kelompok

Rumus tertimbang maupun rumus tidak tertimbang dapat digunakan keduanya dan dibandingkan hasilnya.

5. Proportional sampling.

(54)

daripada tanpa memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dan tiap-tiap sub populasi.

3.4.1.2.Non Probability Sampling

Teknik non probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian-penelitian ada kalanya menggunakan teknik ini karena mempertimbangkan faktor-faktor tertentu misalnya: umur, tingkat kedewasaan, tingkat kecerdasan dan lain-lain.

Macam-macam sampling dalam nonrandomsampling adalah: 1. Purposive sampling.

Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang dalam populasi yang mudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel.

2. Quota sampling.

(55)

3. Double sampling.

Teknik double sampling adalah pengambilan sampel yang mengusahakan adanya sampel kembar. Yang dimaksudkan dengan sampel kembar yaitu sampel yang diperoleh misalnya secara angket (terutama angket yang terkirim lewat pos). Dari cara itu, ada angket yang kembali dan ada angket yang tak kembali. Masing-masing kelompok dicatat, kemudian bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan wawancara.

4. Area probability sampling.

Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada pemagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Artinya daerah yang ada pada populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil. 5. Convinience sampling. 11

Convinience sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada disitu atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Secara kebetulan atau siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.

11

(56)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Sinar Utama Nusantara yang terletak di jalan Batangkuis Km 3.8 Pasar V, Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2014 - April 2015.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat antara faktor-faktor yang sengaja ditimbulkan dengan mengeleminasi atau mengurangi faktor-faktor lain yang mengganggu. Penelitian Eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dan berapa besar hubungan tersebut dengan cara mengenakan perlakuan (treatment) pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol (Sinulingga, 2011).

4.3. Objek Penelitian

(57)

4.4. Variabel Penelitian

Menurut hubungan antara satu variabel dangan variabel yang lain, variabel-variabel penelitian dibagi atas :

1. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif (Sinulingga, 2011). Variabel independen pada penelitian ini adalah pipa bergelombang, pipa penyok dan pipa hangus.

2. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah suatu faktor yang secara teoritis mempengaruhi fenomena yang diobservasi (hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen menjadi bersifat tidak langsung). Variabel intervening sering juga disebut sebagai variabel penyela atau variabel antara yang terletak diantara variabel independen dan variabel dependen (Sinulingga, 2011). Variabel-variabel intervening dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor penyebab kecacatan, kombinasi level faktor optimum dan usulan perbaikan terhadap probabilitas terbesar penyebab kecacatan produk.

2. Variabel Dependen

(58)

4.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berpikir yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah serta menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian secara logis. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Kombinasi level faktor optimum

Usulan perbaikan terhadap probabilitas terbesar penyebab

kecacatan Mengidentifikasi

faktor penyebab kecacatan Produk cacat

Peningkatan kualitas

produk

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Rancangan Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahapan awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya.

2. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. 3. Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu:

a. Data primer berupa data urutan proses produksi pipa PVC dan pengumpulan data terhadap kecacatan pipa PVC menggunakan check sheet.

(59)

4. Pengolahan data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan. 5. Analisis terhadap hasil pengolahan data.

6. Ditarik kesimpulan dan diberikan saran untuk penelitian.

(60)

STUDI PENDAHULUAN

- Studi literatur teori pengendalian kualitas, Seventools, metode Taguchi dan

Fault Tree Analysis (FTA)

- Melakukan pengamatan langsusng ke PT. Sinar Utama Nusantara

Perumusan Masalah

Persentase kecacatan pipa yang tidak sesuai standar dan toleransi perusahaan

Penetapan Tujuan

Mngetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kecacatan pipa PVC sehingga dilakukan tindakan perbaikan

Pengumpulan Data Primer

- Proses produksi - Data kecacatan produksi

Pengumpulan Data Sekunder

- Sejarah perusahaan

- Struktur organisasi perusahaan - Data jumlah produksi

Pengolahan Data

- Seventools

- Metode Taguchi

- Metode Fault Tree Analysis

Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran Mulai

Selesai

(61)

4.7. Sumber Data

Berdasarkan sumber diperolehnya data pada penelitian ini, maka data dibagi kedalam dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung dengan menggunakan instrument dan wawancara yang meliputi proses produksi dan aktivitas-aktivitas produksi. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kecacatan pipa PVC yang terdiri dari data pipa bergelombang, pipa penyok dan pipa hangus.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data jumlah produksi pipa PVCberasal dari dokumentasi perusahaan.

b. Data variabel-variabel proses ekstrusi berasal dari dokumentasi perusahaan.

4.8. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data yang relevan.

2. Melakukan wawancara terhadap pimpinan maupun pekerja yang bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan aktual.

(62)

4.9. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:

1. Checksheet

Checksheet yang berfungsi sebagai alat mengumpulkan data kecacatan produk yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini.

2. Mesin Ekstruder

Mesin Ekstruder berfungsi sebagai mengekstrusikan bahan dari fluida cair menjadi

fluida padat.

4.10. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode seventools,

Taguchi dan Fault Tree Analysis (FTA).

(63)

Checksheet

Histogram

Pareto Diagram

Diagram Pencar

Control Chart

Cause and Effect Diagram Stratification

Gambar.4.4. Blok Diagram Pengolahan data dengan seventools

(64)

Blok diagram pengolahan data dengan metode Taguchi dapat dilihat pada gambar 4.5.

Mulai

Tahap Persiapan • Penentuan variabel tak bebas • Identifikasi faktor-faktor • Penentuan jumlah level • Perhitungan derajat kebebasan • Pemilihan matriks ortogonal

• Penempatan kolom untuk faktor-faktor dan interaksi ke dalam matriks ortogonal

Tahap Pelaksanaan

Tahap Analisa • Perhitungan efek faktor utama • Perhtungan Varians

• Perhitungan dengan Signal Noise to Rasio

Tahap Interpretasi Hasil • Perhitungan persen kontribusi

• Perhitungan interval kepercayaan

Selesai

(65)

Blok diagram pengolahan data dengan metode Fault Tree Analysis (FTA) dapat dilihat pada gambar 4.6.

Mulai

Tentukan puncak masalah

Tetapkan batasan FTA

Periksa sistem untuk mengetahui elemen saling berhubungan

Membangun Fault Tree Analysis

Selesai

Persiapan rencana tindakan perbaikan

Gambar 4.6. Blok Diagram Pengolahan data dengan Fault Tree Analysis

4.11. Analisis Pemecahan Masalah

(66)

4.12. Kesimpulan dan Saran

(67)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Data merupakan kunci untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan metode pengumpulan data sangat berpengaruh untuk mendapatkan data yang benar.

5.1.1. Data Produksi

Data yang dikumpulkan adalah data produksi pipa PVC pada bulan September 2014. Data diperoleh melalui dokumentasi cacatan perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Produksi Pipa PVC pada September 2014

Hari ke

Jumlah Produksi

(Batang)

Total Kecacatan

(Batang)

1 1152 135

2 1196 146

3 1170 105

4 1200 133

5 1095 129

6 1174 141

7 1161 126

8 1080 107

9 1095 130

10 1185 125

11 1200 137

12 1172 134

(68)

Tabel 5.1. Produksi Pipa PVC pada September 2014 (Lanjutan)

Hari ke

Jumlah Produksi (Batang)

Total Kecacatan

(Batang)

14 1128 98

15 1200 124

16 1193 143

17 1150 132

18 1171 115

19 1186 138

20 1200 144

21 1182 140

22 1098 102

23 1185 130

24 1194 132

25 1186 126

26 1198 133

Total 30348 3351

Sumber: PT. Sinar Utama Nusantara

5.1.2. Penentuan Populasi dan Jumlah Sampel

Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

n≥ N 1+Ne2 Dimana: N = Jumlah Populasi

e = % galat (0,05)

n≥ N 1+Ne2

(69)

5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Check Sheet

Pada lembar pemeriksaan (check sheet) dicatat jumlah kecacatan pipa PVC setiap hari. Lembar pemeriksaan kecacatan pipa PVC dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Check Sheet Jumlah Kecacatan Pipa PVC No Subgrup

(Hari ke)

Besar Subgrup

(Batang) Cacat (Batang)

1 300 26

2 300 32

3 300 31

4 300 37

5 300 29

6 300 26

7 300 39

8 300 28

9 300 40

10 300 31

11 300 39

12 300 32

13 300 45

14 300 34

15 300 28

16 300 38

17 300 31

18 300 39

19 300 42

20 300 29

Sumber : Pengumpulan Data

5.2.2. Stratfikasi

(70)

kecacatan yang terjadi pada pipa PVC, yaitu pipa bergelombang, pipa penyok dan pipa hangus. Stratifikasi kecacatan pipa PVC dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Stratifikasi Kecacatan Pipa PVC

No Subgrup (Hari ke)

Besar Subgrup (Batang)

Kecacatan (Batang) Total Cacat (Batang) Bergelombang Penyok Hangus

1 300 15 9 2 26

2 300 20 11 1 32

3 300 18 13 0 31

4 300 26 10 1 37

5 300 19 7 3 29

6 300 15 6 5 26

7 300 25 12 2 39

8 300 17 7 4 28

9 300 20 14 6 40

10 300 17 11 3 31

11 300 23 15 1 39

12 300 19 10 3 32

13 300 27 18 0 45

14 300 23 6 5 34

15 300 18 8 2 28

16 300 22 12 4 38

17 300 16 9 6 31

18 300 21 15 3 39

19 300 24 13 5 42

20 300 19 8 2 29

Sumber : Pengumpulan Data

5.2.3. Histogram

(71)

Gambar 5.1. Histogram Jenis Kecacatan Produk Pipa

5.2.4. Pareto Diagram

Diagram pareto merupakan suatu diagram yang menggambarkan urutan permasalahan menurut bobotnya dimana bobot tersebut berupa jumlah kecacatan pipa PVC. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengurutkan jumlah kecacatan mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil. Selanjutnya dihitung persentase dan persentase kumulatif dari ketiga jenis kecacatan tersebut. Persentase dan persentase kumulatif dari masing-masing jenis kecacatan dapat dilihat pada Tabel 5.4

Persentase cacat untuk setiap jenis kecacatan dapat dihitung dengan rumus:

=

676 404

x 100% 0,00

50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 450,00

Pipa Bergelombang Pipa Penyok Pipa hangus

Ju

m

lah

K

ec

ac

at

an

Jenis Kecacatan

(72)

= 59,8 %

Tabel 5.4. Persentase Kumulatif Kecacatan Jumlah Produk Pipa

No

Kecacatan pada Pipa PVC Jenis Kecacatan Frekuensi Persentase

( %)

Persentase Kumulatif (%)

1 Pipa Bergelombang 404 59,8 59,8

2 Pipa Penyok 214 31,7 91.4

3 Pipa Hangus 58 8,6 100

Total 676 100

Diagram pareto dari ketiga jenis kecacatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2. Pareto Diagram Jenis Kecacatan Produk Pipa

Dari Pareto Diagram diatas dapat dilihat jenis kecacatan dengan persentase terbesar yaitu pipa bergelombang dan pipa penyok. Persentase

Frekuensi Kecacat an 404 214 58

Percent 59.8 31.7 8.6

Cum % 59.8 91.4 100.0

Jenis Kecacat an Pipa Pipa Bergelombang Pipa Penyok Pipa Hangus

700 600 500 400 300 200 100 0 100 80 60 40 20 0 Fr e k u e n s i K e c a c a ta n P e rc e n t

(73)

kumulatif kedua jenis kecacatan mencapai 91,4%. Persentase kumulatif pipa hangus 8,6%. Nilai tersebut sesuai dengan prinsip pareto 80-20. Dimana 80% produk cacat disebabkan oleh 20% jenis kecacatan. Sehingga untuk mengurangi jumlah produk cacat yang

Referensi

Dokumen terkait

Perihal : Pengumuman Pemenang Penyediaan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten

Nama paket pekerjaan : Pengadaan Obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD).. Harga hasil

POKIA PENGADAAN PEKERIAAN KONSTRUKSI Sekretariat : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klaten.. Jalan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten.. Klaten, Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Nomor : 027/A96/P.K.ULP/VIlllzALL

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN POKJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI DAN JASA LAINNYA.. Klaten, 6 September 2011 Nomor : 027/06.J.ULP/104

ERNI KUSUMAWATI, SP,

Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Tengah pada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Dana APBD Tahun Anggaran

Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Tengah pada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Dana APBD Tahun Anggaran