• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan alat ukur multifungsi bagi penyandang tunanetra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan alat ukur multifungsi bagi penyandang tunanetra"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PERANCANGAN ALAT UKUR MULTIFUNGSI BAGI

PENYANDANG TUNANETRA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada

Program studi strata satu sistem komputer

Oleh

Awal Arif Budiman

1.02.09.053

Pembimbing:

Agus Mulyana, M.T.

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(4)

iv

Segala puji bagi Allah SWT, Pencipta dan Pemelihara alam semesta, shalawat serta salam semoga terlimpah bagi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa.

Atas rahmat Allah SWT, ahkirnya Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, meskipun proses belajar sesungguhnya tak akan pernah berhenti. Tugas Akhir ini sesungguhnya bukanlah sebuah kerja individual dan akan sulit terlaksana tanpa bantuan banyak pihak yang tak mungkin Penulis sebutkan satu persatu, namun dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh Dosen Teknik Komputer selama melaksanakan studi dan menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan doa dan

motivasinya selama ini sehingga saya dapat mencapai tahap ini

2. Bapak Dr. Wendi Zarman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Komputer. 3. Bapak Usep Mohamad Ishaq, S.SI.,M.SI. selaku dosen wali 09-TK-2 yang

telah memberi arahan, saran dan nasehat kepada penulis.

4. Bapak Agus Mulyana, M.T., selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, saran, dan bimbingan kepada Penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia, yang telah banyak memberikan ilmu, wawasan, motivasi, serta bimbingannya, baik secara akademik maupun non akademik.

(5)

v

7. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Teknik Komputer, kelas 09-TK-2, terima kasih atas kebersamaannya, semoga kita dapat menjaga tali silaturahmiyang telah terjalin ini.

8. Teman-teman keluarga besar Lab. Elektronika, Oki Tri Suswanto, Fauzan M Iqbal, Ardi Kurniawan, Ridwan Taufik Jurusan Teknik Komputer, terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya.

9. Semua orang yang telah membantu Penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa dengan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang Penulis miliki, penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu dengan senang hati penulis menerima segala saran dan kritik yang sifatnya membangun demi lebih baiknya tugas akhir ini.

Akhirnya, Penulis berharap semoga penelitian ini menjadi sumbangsih yang bermafaat bagi dunia sains dan teknologi di Indonesia, khususnya disiplin keilmuan yang Penulis dalami.

Bandung, Agustus 2013

(6)

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Maksud dan Tujuan ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Metode penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Temperatur ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Cara Penggunaan Termometer di KetiakError! Bookmark not defined.

2.1.2 Cara Penggunaan Termometer di MulutError! Bookmark not defined.

2.1.3 Cara Penggunaan Termometer di RektalError! Bookmark not defined.

2.1.4 Cara penggunaan termometer di telingaError! Bookmark not defined.

2.1.5 Cara penggunaan termometer di basalError! Bookmark not defined.

2.1.6 Cara penggunaan termometer digital Error! Bookmark not defined.

2.1.7 Suhu Tubuh Manusia ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Jenis – jenis Timbangan... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Timbangan Mekanik ... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Timbangan Digital ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Teori Jembatan Wheatstone ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Mikrokontroler Basic Stamp (BS2P40) ... Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Pengenalan Basic Stamp Editor ... Error! Bookmark not defined.

(7)

viii

2.5 Regulator... Error! Bookmark not defined.

2.6 Penguat Operational (OP – AMP) ... Error! Bookmark not defined.

2.6.1 Penguat Non – Inverting ... Error! Bookmark not defined.

2.6.2 Penguat Inverting ... Error! Bookmark not defined.

2.7 Konversi ADC (Analog to Digital Converter)Error! Bookmark not defined.

2.8 Penyearah (Rectifier) ... Error! Bookmark not defined.

2.8.1 Penyearah Setengah Gelombang ... Error! Bookmark not defined.

2.8.2 Penyearah Gelombang Penuh Sistem CTError! Bookmark not defined.

2.8.3 Penyearah Gelombang Penuh Sistem JembatanError! Bookmark not defined.

2.8.4 Penyearah Teregulasi ... Error! Bookmark not defined.

2.9 Motor DC ... Error! Bookmark not defined.

2.10 SHT 75 ... Error! Bookmark not defined.

2.11 Sensor Ping Ultrasonic ... Error! Bookmark not defined.

2.12 Sensor Load Cell ... Error! Bookmark not defined.

2.13 Modul Mp3 TDB380 ... Error! Bookmark not defined.

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Prinsip Kerja Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) .. Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Dimensi mekanik ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Bahan Mekanik ... Error! Bookmark not defined.

3.2.3 Sensor Ultrasonik ping ... Error! Bookmark not defined.

3.2.4 Sensor SHT75 ... Error! Bookmark not defined.

3.2.5 Load Cell ... Error! Bookmark not defined.

3.2.6 Penguat Sinyal ... Error! Bookmark not defined.

3.2.7 Konversi ADC (Analog to Digital Converter)Error! Bookmark not defined.

3.2.8 Rangkaian Driver Motor ... Error! Bookmark not defined.

3.2.9 Mikrokontroler Basic Stamp (BS2P40)Error! Bookmark not defined.

3.2.10 Modul Mp3 TDB380 ... Error! Bookmark not defined.

3.2.11 Speaker Eksternal ... Error! Bookmark not defined.

3.2.12 Catu daya ... Error! Bookmark not defined.

(8)

ix

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Pengujian Hardware Secara Modular ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Catu Daya ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Pengujian Sensor Load Cell ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Pengujian Sensor PING Ultrasonik .. Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Pengujian Sensor SHT 75 ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Pengujian Modul Mp3 TDB380 ... Error! Bookmark not defined.

4.1.6 Pengujian Komparasi Waktu ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Analisa ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Catu Daya ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Load Cell ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Sensor PING Ultrasonik ... Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Sensor SHT75 ... Error! Bookmark not defined.

4.2.5 Modul Mp3 TDB380 ... Error! Bookmark not defined.

4.2.6 Waktu Kerja Sensor ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

(9)

62

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hendra Kusmara, 2008, Termometer Badan Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler AT89S52. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia.

[2] Seliwati, 2012. Pengembangan Alat Bantu Komunikasi Antar Tunanetra – Tunarungu Menggunakan Kode Braille Dan Pengenalan Pola Suara Per Kata. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia.

[2] Acep Sumarna, 2011. Sistem Monitoring Tingkat Polusi Udara Dan Suhu Menggunakan Radio Frekuensi Berbasis Website. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia

[3] Mardika Aji S.P, epyk s,SST.MT., M.Safrodin,B.Sc,MT., 2011. Rancang Bangun Pengaturan Kecepatan Konveyor Untuk Sistem Sortir Barang

( Software ), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – ITS, 2.

[4] Oki Tri S, 2013. Perancangan Alat Pengukur Berat Badan Ideal Terintegrasi Ke Website Berbasis Mikrokontroler Basic Stamp Bs2p. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia

[5] dfrrobot drive the future. Modul mp3 TDB380 (http://www.dfrobot.com/index.php?route=product/product&product_id=44 6#.UX1Qf6LwmJo), diakses tanggal 19 april 2013 pukul 16:04.

(10)

[7] aplikasi tipikal TDB380 Mp3 playback module (http://www.rantonic.com/page/8/TDB380-application), diakses tanggal 14 juni 2013 pukul 13:30.

[8] Putra, A. E. (2003). Belajar Mikrokontroler. Yogyakarta: GAVA MEDIA

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini semua peralatan yang menunjukan indikator terhadap suatu besaran fisik diproduksi dan ditujukan untuk manusia normal. Ini berarti semua perangkat tersebut hanya dapat digunakan pada kondisi fisik normal. Bagaimana dengan manusia yang memiliki kondisi tubuh tidak normal, misalnya buta. Pada umumnya termometer dirancang untuk orang yang memiliki kondisi fisik normal terutama dalam kemampuan melihat. Orang cacat khususnya orang buta, akan menemui kesulitan dalam menggunakan termometer yang ada. Begitu pula dengan alat ukur lainnya seperti timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Karena masalah itu maka dibuatlah tugas akhir ini tentang perancangan sistem pengukuran berat, tinggi, dan suhu badan bagi tunanetra.

Sistem ini sebenarnya pengembangan dari tugas akhir Hendra (10201031) jurusan Teknik Komputer UNIKOM dengan judul “termometer badan dengan

output suara berbasis mikrokontroler AT89S52”. Pengembangan yang dilakukan dari Tugas Akhir sebelumnya yaitu dengan menambahkan dua sensor yaitu pengukur berat badan dan tingga badan sebagai input.

(12)

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah :

1. Membuat alat ukur berat, tinggi dan suhu badan yang layak pakai bagi penyandang tunanetra

2. Menciptakan inavasi alat ukur untuk penyandang tunanetra.

Adapun manfaat yang ingin dicapai dengan adanya alat tersebut, yaitu : 1. Mempermudah penyandang tunanetra dalam mengetahui berat, tinggi dan

suhu badan.

2. Dapat digunakan di yayasan atau sekolah khusus tunanetra dalam mengukur berat, tinggi dan suhu badan.

1.3 Rumusan Masalah

Gambar I.1 Diagram blok sistem

1. Alat ukur berat,tinggi dan suhu pada penyandang tunanetra

2. Bagaimana mengkonversi dari sensor berat badan (load cell) ke voice

3. Bagaimana mengkonversi dari sensor tinggi badan ( ping ultrasonic ) ke voice

(13)

3

1.4 Batasan Masalah

Masalah yang akan dikaji dan dibahas meliputi :

1. Membuat alat ukur berat, tinggi dan suhu badan bagi penyandang tunanetra 2. Mikrokontroler yang akan digunakan Basic Stamp (BS2P40) dengan

pemrograman Basic

3. Adapun sensor-sensor dibatasi pada masing – masing: a) Sensor jarak : Ping Ultrasonic

Tinggi yang diukur adalah 100 - 200 cm b) Sensor suhu : SHT75

Suhu yang diukur adalah 27 °C – 40 °C c) Sesor berat : Load Cell

Berat yang diukur adalah 1-100 kg

Adapun mekanisme penggunaan alat ukur masih menggunkan bantuan manusia normal dalam membantu penyandang tunanetra

4. Output pada perancangan alat ukur ini menggunakan : a) Modul Mp3 TDB380

b) Speaker

1.5 Metode penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyelesaian tugas akhir ini meliputi

1. Studi literatur

Suatu metode pengumpulan data dengan membaca atau mempelajari buku yang berhubungan dengan masalah yang menjadi topik tugas akhir.

2. Perancangan

(14)

3. Eksperimen

Melakukan eksperimen atau uji coba alat, komponen dan kerja alat bantu komunikasi antara tunanetra dengan tunarungu.

4. Analisa data

Analisa yang dilakukan dari pengujian sistem dan mengambil sebuah kesimpulan dari penelitian ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini membahas tentang teori-teori pendukung yang digunakan dalam perencanaan dan pembuatan tugas akhir.

BAB III: Perancangan Sistem

Bab ini berisikan tentang perancangan alat yang dibuat untuk tugas akhir ini, meliputi garis besar sistem, perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak yang digunakan.

BAB IV : Pengujian dan Analisa

Bab ini berisi tentang pengujian–pengujian dan analisa data pada tugas akhir ini.

BAB V : Simpulan dan Saran

(15)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Temperatur

Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), dan perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin

thermo yang berarti suhu dan meter yang berarti mengukur.

Suhu adalah sifat yang menentukan apakah sistem setimbang termal dengan sistem lain atau tidak, bila dua sistem atau lebih dalam setimbang termal maka sistem ini dikatakan mempunyai suhu yang sama. Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut, sebaliknya semakin rendah suhu suatu benda semakin dingin benda tersebut.

Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran.

Termometer memang bukan barang antik yang jarang diketahui orang. Walau demikian, sayangnya benda yang sangat penting dan murah ini jarang dijumpai di rumah-rumah. Padahal, demam merupakan salah satu gejala penyakit yang paling sering dijumpai di dunia.

(16)

Termometer konvensional terdiri atas tabung gelas tertutup yang berisi cairan. Cairan yang umum dipakai dalam termometer kita adalah air raksa (merkuri). Di tepi tabung terlihat garis-garis yang menunjukkan skala temperatur. Bila suhu meningkat, air raksa dalam tabung yang sempit itu akan naik. Titik dimana air raksa tersebut berhenti naik menunjukkan berapa suhu tubuh yang tertera pada skala temperatur.

Yang harus diingat juga adalah selalu mengkalibrasi termometer sebelum dipakai. Hal ini disebabkan tabung termometer yang sempit itu akan mencegah air raksa yang sudah terlanjur naik untuk turun dengan sendirinya. Satu-satunya cara untuk menurunkan air raksa tersebut adalah dengan menggerakan termometer dengan tangan.

Alat ini terus dikembangkan untuk memberikan kemudahan dan ketepatan yang lebih baik bagi penggunanya. Beragam cara penggunaan termometer yang kini ada diantaranya

2.1.1 Cara Penggunaan Termometer di Ketiak

Ini merupakan cara penggunaan termometer yang tampaknya paling sering dilakukan. Caranya terlihat sangat sederhana sehingga hal ini mungkin yang menjadikannya pilihan pertama dan utama di kalangan masyarakat. Pengukuran suhu ketiak sesungguhnya tidak seakurat pengukuran mulut atau rektal. Temperatur yang terukur akan menghasilkan nilai 10°C lebih rendah dibandingkan dengan hasil pengukuran mulut.

2.1.2 Cara Penggunaan Termometer di Mulut

(17)

7

Saat meletakkan termometer ke dalam mulut, pastikan ujung termometer ditempatkan di bawah lidah sejauh mungkin. Hal ini penting mengingat kebanyakan orang melakukan dengan salah dan sekedar memasukkan termometer ke dalam mulut, dikulum di atas lidah dan cuma selama 1-2 menit saja. Cara pengukuran yang salah tentu menghasilkan informasi yang tidak akurat.

2.1.3 Cara Penggunaan Termometer di Rektal

Cara ini merupakan cara yang sangat baik hanya saja mungkin kurang menyenangkan. Bayi sebaiknya diukur dengan cara ini mengingat keakuratannya yang lebih tinggi. Suhu yang tercatat umumnya lebih tinggi 10°C dibanding pengukuran suhu melalui mulut.

Bila memakai termometer air raksa, pastikan menggunakanya dengan hati-hati. Gerakan mendadak dari bayi dapat membuat termometer pecah dan menimbulkan bahaya. Termometer dimasukkan melalui lubang pantat selama 3 menit. Jangan lupa untuk mengibas-kibaskan dulu termometer tersebut sebelum pemakaian agar air raksa yang sudah naik dapat turun kembali.

2.1.4 Cara penggunaan termometer di telinga

Ini merupakan cara yang cukup canggih di mana yang diukur adalah temperatur gendang telinga. Cara kerjanya dalam menentukan suhu tubuh adalah membaca radiasi infrared yang berasal dari jaringan gendang telinga. Pengukuran dengan cara ini memang memiliki beberapa kelebihan seperti kemampuan untuk mengukur secara lebih tepat temperatur dalam otak. Untuk diketahui, temperatur otak sebenarnya adalah ukuran yang paling tepat dalam hal pengukuran temperatur tubuh. Kelebihan lain adalah penggunaan waktu yang sangat singkat, sekitar 2 sampai 3 detik saja.

(18)

2.1.5 Cara penggunaan termometer di basal

Temperatur basal adalah temperatur tubuh saat bangun pagi. Temperatur ini biasanya juga merupakan temperatur tubuh yang terendah. Termometer basal merupakan temometer yang sangat sensitif yang digunakan untuk menilai perubahan temperatur yang sangat sedikit. Cara penggunaannya dapat melalui mulut.

Karena suhu yang ingin diukur adalah suhu basal, tentu saja pengukuran suhu dilakukan segera setelah bangun tidur. Jadi, jangan letakkan termometer ini di sembarang tempat. Letakanlah pada lokasi yang sangat mudah dicapai dari tempat tidur. Bila sudah terlanjur bangun dan berjalan, suhu tubuh tentu telah berubah dan pengukuran menjadi tidak akurat.

2.1.6 Cara penggunaan termometer digital

Ini adalah bagian dari kemajuan teknologi dimana termometer air raksa mulai digantikan oleh cara lain yang relatif lebih aman. Termometer digital biasanya dilengkapi dengan bunyi (misalnya bip) yang akan memberitahukan bahwa pengukuran suhu telah selesai dilakukan. Cara pengukuran umumnya sama dengan cara pengukuran dengan memakai termometer air raksa, hanya tidak perlu melihat jam untuk mengetahui kapan pengukuran suhu selesai.

Keragaman termometer ini tentu tidak akan berguna bila hanya untuk dibaca tapi tidak dimiliki dan dimanfaatkan di rumah. Termometer air raksa sangat akurat dan murah harganya. Bila jatuh akan langsung pecah sehingga tidak terlalu dianjurkan penggunaannya pada bayi dan balita. Termometer digital lebih mahal harganya tetapi relatif lebih aman penggunaannya.

2.1.7 Suhu Tubuh Manusia

(19)

9

tergantung dari usia seseorang. Semakin dewasa umur seseorang semakin rendah suhu normal tubuhnya.

Klasifikasi Suhu Tubuh Manusia

Secara umum suhu tubuh manusia berkisar 36,5 – 37,5 °C. Gangguan suhu tubuh dapat diklasifikasikan menjadi hipotermia (<35 °C), demam (>37.5–38.3 °C), hipetermia (>37.5–38.3 °C), dan hiperpireksia (>40 –41,5 °C). Ditilik dari tingginya suhu, pada demam dan hipertermia memiliki nilai rentang suhu yang sama yaitu berkisar antara > 37.5-38.3 °C. Yang membedakan antara keduanya adalah mekanisme terjadinya. Pada demam, peningkatan suhu tubuh disebabkan oleh peningkatan titik pengaturan suhu (set point) di hipotalamus. Sementara, pada hipertermia titik pengaturan suhu dalam batas normal.

2.2 Jenis – jenis Timbangan

Timbangan merupakan sebuah alat ukur yang menghitung massa atau berat suatu benda. Timbangan dibagi dalam beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Timbangan dalam skala kecil digunakan untuk mengukur benda yang maksimum beratnya sesuai dengan timbangannya. Timbangan dalam skala besar disesuaikan dengan benda yang akan diukur dan dibuat dengan daya tahan yang besar pula

2.2.1 Timbangan Mekanik

Timbangan atau neraca mekanik biasanya menggunakan pegas sebagai mekanik utamanya. Salah satu contoh timbangan adalah neraca pegas (dinamometer). Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca pegas (seperti timbangan badan) mengukur berat,

Persamaan matematis suatu neraca pegas dinyatakan dalam:

k × X = m × g

(20)

k = konstanta pegas

X = defleksi

m = massa

g = gravitasi

Neraca atau timbangan dengan bandul pemberat (seperti yang terdapat di pasar ikan atau sayur) menimbang massa. Biasanya menggunakan massa pembanding yang lebih kecil dengan lever (tuas) yg panjang. Mengikuti hukum tuas (persamaan momen).

m1 × g × L1 = m2 × g × L2 dengan

m1,m2 = massa benda pertama, massa benda kedua

L1,L2 = panjang tuas pertama, panjang tuas kedua

g = gravitasi

Neraca pegas menunjukkan angka yang berbeda di bumi dan bulan, atau di daerah yang gravitasinya berbeda. Timbangan bandul menunjukkan angka yg sama di mana pun, asal masih ada gravitasi untuk menggerakkan timbangan.

2.2.2 Timbangan Digital

(21)

11

2.3 Teori Jembatan Wheatstone

Prinsip dasar dari jembatan wheatstone adalah keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah arus akan mengalir menuju polaritas yang lebih rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara kedua titik maka arus tidak akan mengalir dari kedua titik tersebut. Dalam rangkaian dasar jembatan wheatstone penghubung kedua titik tadi disebut sebagai jembatan wheatstone.

Gambar II.1Rangkaian Dasar Jembatan Wheatstone

(22)

Analisa dari rangkaian diatas adalah : VAB = VA-VB = 7.94 – 7.8 = 0.14 volt VBA = VB-VA = 7.8 – 7.94 = - 0.14 volt

VA = VAB + VB (dikarenakan terhubung seri) = 0.14 + 7.8 = 7.94 volt VB = VBA + VA (dikarenakan terhubung seri) = - 0.14 + 7.94 = 7.8 volt Keterangan :

VAB : Tegangan yang diukur pada titik A dan B VBA : Tegangan yang diukur pada titik B dan A VA : Tegangan yang diukur pada titik A dan Ground VB : Tegangan yang diukur pada titik B dan Ground.

Kesimpulan yang bisa kita tarik dari teori jembatan wheatstone adalah :

1. Tegangan yang diukur pada dua titik yang mempunyai polaritas yang sama adalah 0 volt.

2. Tegangan pada jembatan adalah selisih tegangan antara kedua polaritas tersebut.

3. Arus akan mengalir dari titik jembatan yang berpolaritas tinggi ke titik yang berpolaritas rendah.

Arus yang mengalir pada dua titik yang mempunyai polaritasyang sama adalah 0 ampere.

2.4 Mikrokontroler Basic Stamp (BS2P40)

(23)

13

Kode PBasic (Pemograman Basic) disimpan di dalam EEPROM serial pada

board basic stamp. EEPROM digunakan dalam basic stamp 1 dan 2 yang dijamin menyimpan selama 40 tahun ke depan dan mampu ditulisi ulang 10.000.000 kali per lokasi memori.

Mikrokontroler Basic Stamp memiliki beberapa versi yang berbeda–beda, yaitu basic stamp 1, basic stamp 2, basic stamp 1e, basic stamp 2P, basic stamp 2Pe dan basic stamp 2sx. Basic Stamp jalan pada tegangan DC 5 sampai 15 volt. Basic Stamp yang dipakai adalah BS2P40 yang mempunyai 40 pin I/O. Pemilihan basic stamp ini karena membutuhkan banyak masukan atau keluaran yang dipakai dalam pengontrolan solenoid. Berikut ini adalah tampilan mikrokontroler BS2P40.

Gambar II.2 Modul Mikrokontroler BS2P40

Modul Basic Stamp 2p40 mempunyai spesifikasi perangkat keras sebagai berikut:

1. Mikrokontroler Basic Stamp 2P40 Interpreter Chip (PBASIC48W/P40) 2. 8 x 2Kbyte EEPROM yang mampu menampung hingga 4000 perintah. 3. Kecepatan prosesor 20MHz Turbo dengan kecepatan eksekusi program

hingga 12000 instruksi per detik.

4. RAM sebesar 38 byte (12 I/O, 26 variabel) dengan Scratch Pad sebesar 128

byte.

5. Jalur masukan/keluaran sebanyak 32 pin.

(24)

Berikut ini adalah alokasi pin yang terdapat pada mikrokontroler BS2P40.

Gambar II.3 Alokasi Pin Basic Stamp

Tabel II.1 Deklarasi pin mikrokontroler basic stamp bs2p40

Pin Nama Keterangan

1 SOUT serial out untuk pemrograman yang terkoneksi ke PC pada port di pin RX(DB9 PIN2/DB25 PIN3)

2 SIN serial input untuk pemrograman yang terkoneksi ke PC pada port di pin TX(DB9 PIN3/DB25 PIN2)

3 ATN serial data untuk pemrograman yang terkoneksi ke PC pada port di pin DTR (DB9 PIN4/DB25 PIN20)

4 VSS serial data untuk pemrograman yang terkoneksi ke PC pada port di pin DTR (DB9 PIN5/DB25 PIN7)

5-20 P0-P15 PIN I/O dimana logika high = 5 V dan Low= 0V

21-36 X0-X15 PIN I/O sekunder (Auxiliary) dimana logika high

(25)

15

21&37 VDD pin input tegangan sebesar 5V

22 & 38 RES PIN reset

23 & 39 VSS PIN Ground mikrokontroler

24 & 40 VIN PIN input tegangan yang dilewatkan regulator 5V,

membutuhkan sumber sebesar 5,5 -12VDC

2.4.1 Pengenalan Basic Stamp Editor

Perangkat lunak merupakan faktor penting dalam tahap perancangan alat bantu komunikasi antara tunanetra dan tunarungu. Perangkat lunak ini merupakan algoritma atau listing program yang ditanamkan kedalam mikrokontroler. Program dapat bermacam-macam bentuk dan bahasanya sesuai dengan spesifikasi dari mikrokontroler yang digunakan.

Mikrokontroler BS2P40 menggunakan bahasa pemrograman basic. Perangkat lunak yang digunakan adalah basic stamp editor. Basic stamp editor

adalah sebuh editor yang dibuat oleh Paralax-Inc untuk menulis listing program meng-compile dan men-download-nya ke mikrokontroler keluarga basic stamp. Program ini memungkinkan penggunanya memprogram Basic Stamp dengan bahasa basic yang relatif ringan dibandingkan bahasa pemrograman lainnya. Berikut ini beberapa perintah-perintah dasar yang dapat digunakan pada mikrokontroler BS2P40.

Tabel II.2 Beberapa Perintah Dasar Basic Stamp

Instruksi Keterangan

DO...LOOP Perulangan

(26)

IF..THEN Percabangan FOR...NEX

T Perulangan

PAUSE Waktu tunda milidetik

IF...THEN Perbandingan

PULSIN Menerima pulsa

GOTO Loncat ke alamat memori tertentu HIGH Menset pin I/O menjadi 1

LOW Menset pin I/O menjadi 0

2.4.2 Memprogram basic stamp

Dalam membuat sebuah program secara umum, dapat dibagi menjadi 4 bagian penting, yaitu;

1. Header

Header ditulis paling awal listing program yang dibuat. Bagian ini menentukan tiga prosesor yang digunakan dan versi dari compiler PBASIC yang digunakan untuk meng-compile bahasa basic menjadi bahasa mesin.

' {$STAMP BS2} ' {$PBASIC 2.5}

2. Variable

Beberapa ketentuan untuk mendeklarasikan variabel dalam mikrokontroler

PIN : PIN dari mikrokontroler (0-15) VAR : variable

PIN yang digunakan sudah ditentukan sesuai dengan konfigurasi perangkat keras yang digunakan adalah BS2P40.

(27)

17

Pada bagian program utama bisa melakukan dua mode yaitu mode pengetikan langsung atau mode pemanggilan prosedur. Mode pengetikan langsung akan efektif jika program tidak terlalu banyak dan kasus yang sederhana, tetapi jika program sudah mulai banyak atau rumit, maka sebaiknya program utama memanggil prosedur. Pemanggilan prosedur akan mempermudah dalam pemeriksaan dan lebih terkendali.

Contoh program: Main:

HIGH 8 'LED Mati PAUSE 1000 ‘delay 1 detik LOW 8 LED Hidup PAUSE 5000 'delay 5 detik GOTO Main ‘kembali ke main 4. Prosedur

Sebuah prosedur harus mempunyai nama prosedur yang disimpan dibagian paling atas prosedur itu sendiri, serta harus diakhiri dengan return agar kembali lagi ke program utama dan melanjutkan kembali urutan program berikutnya. Contoh Program:

Main:

GOSUB Hello

DEBUG "How are you?" END

Hello:

(28)

Gambar II.4 Layar Editor Basic Stamp

Gambar II.5Download Program

2.5 Regulator

(29)

19

Saat ini sudah banyak dikenal komponen seri 78XX sebagai regulator tegangan tetap positif dan seri 79XX yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negatif. Bahkan komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan juga pembatas suhu (thermal shutdown). Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan baik.

Gambar II.6 IC Regulator 78xx/79xx

Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt, 7812

regulator tegangan 12 volt dan seterusnya. Sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan negatif 5 dan negatif 12 volt.

Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan LM337 untuk regulatorvariable negatif. Bedanya resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal tersebut.

(30)

2.6 Penguat Operational (OP – AMP)

Penguat sinyal berfungsi untuk menguatkan sinyal dari tingkat sebelumnya agar keluaran dari bagian penguat ini dapat diterima oleh tingkat selanjutnya. Terdapat beberapa teknik untuk membentuk sebuah penguat sinyal, misalnya dengan menggunakan transistor atau IC, dalam hal ini penguat sinyal dibentuk oleh penguat operasional (Operational Amplifier). Terdapat dua teknik penguatan sinyal di dalam penguat operasional , yaitu dengan penguatan inverting dan penguatan non–inverting. Masing – masing konfigurasi memiliki kekurangan serta kelebihan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan rangkaian. Cara kerja dari masing- masing konfigurasi adalah sebagai berikut .

2.6.1 Penguat Non – Inverting

Penguat non-inverting mempunyai impedansi input yang tinggi, impedansi

output yang rendah dan penguatan tegangan yang stabil.

= + 1

( Untuk VOUT dan VIN digunakan huruf besar karena penguat operatif dapat bekerja secara langsung dengan sinyal DC). Penguat non-inverting dapat populer karena penguat tersebut mendekati penguat tegangan ideal.

Gambar II.7 Penguat Non – Inverting

(31)

21

tinggi, impedansi output ekstrim rendah dan penguatan tegangan unity. Karena dalam sebuah pengikut tegangan umpan balik negatif adalah maksimum, maka lebar pita sama dengan ƒunity

Gambar II.8 Pengikut Tegangan

Pada kondisi tertentu ada kemungkinan perlu memberi arus dalam jumlah yang tetap melalui beban. Gambar II.9 menunjukkan satu cara untuk melakukan hal tersebut. Karena tegangan kesalahan kecil dapat diabaikan, pada dasarnya semua muncul pada R yang menimbulkan arus.

Gambar II.9 Sumber Arus

=

(32)

2.6.2 Penguat Inverting

Gambar II.10 menunjukkan penguat inverting, rangkaian penguat operatif yang sangat populer. Terminal inverting pada pertanahan semu ( virtual ground )

yang berarti tegangan terhadap tanah mendekati nol. Tetapi karena pertanahan semu tidak dapat melepaskan arus, semua arus input didorong melalui R2.

Gambar II.10 Penguat Inverting

= ×

= ×

Tanda minus terjadi karena inversi. Dengan mengambil rasio kedua persamaan diatas, diperoleh penguatan tegangan :

(33)

23

Gambar II.11 Contoh Aplikasi Penguat Inverting Pentanahan semua impedansi input adalah

=

Salah satu sebab kepopuleran dari penguat inverting adalah penguat tersebut memungkinkan kita men-set satu harga yang tepat dari impedansi input, demikian juga penguatan tegangan. Banyak penggunanan dimana kita ingin memastikan impedansi input bersama dengan penguatan tegangan. Sebagai contoh, misalkan kita memerlukan impedansi input sebesar 2 KΩ dan penguatan tegangan sebesar 100. Maka tugas ini dapat dilakukan oleh rangkaian seperti gambar II.11. Gambar II.12 berikut menunjukkan penguat inverting yang digunakan ke sumber arus melalui beban.

=

(34)

2.7 Konversi ADC (Analog to Digital Converter)

Sebagian besar sinyal di alam ini adalah berbentuk sinyal kontinu (analog), misal : sinyal suara, sinyal seismik, sinyal radar, sinyal sonar, sinyal komunikasi audio dan video, dan lain-lain. Untuk memproses sinyal analog dengan peralatan digital , maka perlu mengkonversikan ke dalam bentuk digital atau yang lazim disebut konversi analog ke digital (ADC)

Pengkonversi data pada elektronika adalah suatu alat yang mengubah besaran sinyal dari analog ke digital atau sebaliknya. Umunya, sinyal analog berasal dari suatu sensor. Sinyal DC/AC lemah yang biasanya diperkuat oleh Op-Amp dan diubah menjadi sinyal digital oleh perangkat pengkonversi data (ADC) atau sinyal digital yang umumnya sekitar 8-32 bit yang diubah menjadi sinyal analog (DAC) untuk tujuan tertentu, misalnya pada pemutar musik MP4.

Gambar II.13 Bagian Dasar ADC Ada 3 langkah konversi ADC seperti pada gambar II.20

1. Pencuplikan : konversi suatu sinyal fungsi waktu- kontinu menjadi suatu sinyal fungsi waktu –diskrit.

2. Kuantisasi : konversi sinyal yang bernilai-kontinu fungsi waktu diskrit menjadi sinyal bernilai-diskrit (digital 1 atau 0) fungsi waktu diskrit. 3. Pengkodean : dalam proses pengkodean, setiap nilai diskrit

(35)

25

Gambar II.14 Pencuplikan dengan Saklar

2.8 Penyearah (Rectifier)

Penyearah adalah proses merubah atau menyearahkan arus bolak-balik menjadi arus searah. Arus bolak balik-balik ini berasal dari tegangan jala-jala. Secara umum penyearah dibagi menjadi tiga kategori yaitu :

1. Penyearah setengah gelombang

2. Penyearah gelombang penuh sistem CT 3. Penyearah gelombang penuh sistem jembatan

Sedangkan komponen utama yang diperlukan dalam penyearahan adalah transformator,dioda dan kapasitor elektrolit.

2.8.1 Penyearah Setengah Gelombang

(36)

Gambar II.15 Penyearah Setengah Gelombang

2.8.2 Penyearah Gelombang Penuh Sistem CT

Penyearah ini menggunakan transformator jenis CT dengan dua buah dioda sebagai penyearah. Dioda bekerja secara bergantian untuk mengambil pulsa positif dan negatif, sehingga keluaran berupa gelombang penuh.

Gambar II.16 Penyearah Sistem CT

2.8.3 Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan

(37)

27

Gambar II.17 Penyearah Sistem Jembatan

2.8.4 Penyearah Teregulasi

Tegangan hasil penyearah belum tentu stabil pada satu titik yang diinginkan, untuk itu harus ada proses untuk menstabilkan tegangan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan komponen pada keluaran penyearah, diantaranya menggunakan dioda zener, penguat operasional atau dengan IC regulator.

Gambar II.18 Penyearah Teregulasi Menggunakan IC

2.9 Motor DC

(38)

sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor.

Motor DC memiliki 2 bagian dasar :

1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektro magnet) ataupun magnet permanen.

2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir.

Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub utara ke kutub selatan

Gambar II.19 Motor DC

2.10 SHT 75

(39)

29

Gambar II.20 Sensor SHT 75

Gambar II.21 Sensor sht75 dan rangkaian pull up dan pull down Beberapa pin yang dimiliki oleh sensor suhu SHT75 adalah : 1. Pin 1 : SCK (Serial ClockInput)

2. Pin 2 : VDD(+) 3. Pin 3 : GND (-) 4. Pin 4 : Data

2.11 Sensor Ping Ultrasonic

(40)

ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver

ultrasonik.Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak terhadap benda di depannya (bidang pantul).

Prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :

Gambar II.22 Prinsip kerja sensor ultrasonik

Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut :

1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik. 2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal

gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.

(41)

31

Gambar II.23 Modul sensor ultrasonik

2.12 Sensor Load Cell

Load cell adalah komponen utama pada sistem timbangan digital. Tingkat keakurasian timbangan bergantung dari jenis load cell yang dipakai. Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi di strain gaugenya akan berubah yang dikeluarkan melalui empat buah kabel. Dua kabel sebagai eksitasi dan dua kabel lainnya sebagai sinyal keluaran ke kontrolnya. Gambar dibawah adalah bentuk fisik dari sensor load cell.

Gambar II.24 Bentuk fisik sensor load cell

(42)

milivolt. Agar tegangan dapat terukur secara linier digunakan penguatan sebesar 1000 kali.

2.13 Modul Mp3 TDB380

Modul mp3 TDB380 merupakan modul mp3 yang dapat berkompatible dengan mikrokontroler. Mampu memutar tipe data mp3 suara yang tersimpan dalam sd card. Modul ini mendukung dua jenis interface uart dan parallel yang memungkinkan mikrokontroler dapat memanggil modul player ini, dengan menempatkan file audio ke sd card dan mengeluarkan suara melalui speaker external.

Berikut spesifikasi modul mp3 TDB380 diantaranya: Supply voltage : 5 V to 30 V

komunikasi : parallel dan serial interface

Dukungan media : MP3

Dukungan SD Card : 32 MB to 2 GB Micro Card

Ukuran : 51mm x 33mm x 8mm

(43)

33

Tabel II.3 Deskripsi pin

Sebagai modul yang dikontrol oleh sebuah mikrokontroler, TDB380 dapat dihubungkan secara serial UART atau parallel. Biasanya TDB380 dikontrol pada level logika 5V-0V untuk level yang lain sebaiknya ditambahkan IC logic translator atau optoisolator. Untuk setting mode interface ini dapat dilakukan dengan menghubungsingkatkan atau melepas solderan dua buah resistor SMD (R13 dan R12 ) pada module TDB380. Dapat melihat gambar III.8. Harap diperhatikan bahwa pada gambar yang ditandai dengan warna merah muda posisi R13 (M0) pada logika '1' (tidak disolder) dan R12 (M1) pada logika '0' (disolder). Pola mode selection dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II.4 Mode selection pada modul mp3 TDB380

m1 m0 operating mode Priority remark

0 0 parallel m ode High m 0 and m 1 point show on above pcb

0 1 direct -play m ode Low pict ure

1 0 m p3 m ode Low " 0 " : connect t o gnd

(44)

60

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil pembuatan dan pengujian yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan yang bisa menggambarkan tentang alat ini. Kesimpulan tersebut antara lain seperti berikut ini:

1. Alat ukur multifungsi (tinggi, berat dan suhu badan) dalam satu alat sudah dapat terealisasikan dan teruji.

2.Aplikasi load cell untuk mengukur berat badan sudah berfungsi sebagaimana yang diharapkan terlihat dari tabel komparasi yang mencapai rata – rata error 0,67 kg.

3.Aplikasi ping ultrasonik untuk mengukur tinggi badan sudah berfungsi dengan baik dengan nilai rata – rata error pada tabel komparasi 0 cm. 4.Aplikasi sht75 untuk mengukur suhu badan sudah berfungsi sebagaimana

mestinya terlihat dari hasil komparasi pada tabel memiliki rata – rata error 0,47°C di dalam ruangan dan 0,67°C di luar ruangan.

(45)

61

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis untuk pengembangan alat ini selanjutnya adalah sebagai berikut ini:

1. Supaya hasil pengukuran badan dengan sensor load cell yang lebih akurat disarankan menggunakan adc 10 -12 bit.

2. Penambahan beberapa sensor , seperti sensor yang mengukur tekanan darah, detak jantung dan lain – lain.

3.Alat ukut ini dibuat portable sehingga mudah di bawa kemana – mana.

(46)

1

Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Bagus081@gmail.com, makkedamo_91@yahoo.co.id 1) Dosen Teknik Komputer

2) Mahasiswa Teknik Komputer

ABSTRAK

Alat ukur yang tersebar dimasyarakat kebanyakan dirancang untuk orang yang memiliki kondisi fisik normal, dengan alas an ini muncul ide untuk merancang dan membuat alat ukur multifungsi yang dapat dipergunakan untuk semua kalangan baik yang memiliki kondisi fisik yang sempurna maupun kalangan yang kurang sempurna contohnya tunanetra tanpa harus dibantu oleh orang lain yang memiliki kondisi yang lebih sempurna. Pembuatan alat ukur multifungsi(tinggi,berat dan suhu badan) ini memanfaatkan alat-alat elektronik antara lain untuk mengukur tinggi badan menggunakan sensor ping, untuk mengukur berat badan memanfaatkan timbangan badan yang digital, untuk mengukur suhu badan menggunakan SHT 75, ADC untuk mengubah data analog menjadi digital, mikrokontroler BS2P40 sebagai pengontrol kerja komponen lain dan pengolah data yang diterima dari setiap alat ukur dan Modul Embedded MP3 Module TDB380 sebagai komponen elektronik yang mengolah data pada mikrokontroler menjadi suara, dan memanfaarkan speaker untuk media keluarannya yaitu suara. Pengujian alat ukut multifungsi dilakukan terhadap 7 orang dengan parameter 3 yaitu tinggi, berat dan suhu badan, nilai error untuk tinggi badan sebesar 0%, nilai error berat badan 0.67% dan nilai error suhu badan adalah 0.47%. Alat pengukur multifungsi ini berhasil dan dapat digunakan.

Kata Kunci: Modul Suara, SHT 75, Mikrokontroler BS2P40, Load Cell, Sensor Ping

1. PENDAHULUAN

Saat ini semua peralatan yang menunjukan indikator terhadap suatu besaran fisik diproduksi dan ditujukan untuk manusia yang memiliki kondisi fisik sempurna, sedangkan untuk manusia yang memiliki kondisi fisik kurang sempurna akan mengalami kesulitan dalam menggunakan alat ukur yang buat pabrik, selain itu banyaknya alat ukur yang dibutuhkan dalam mengukur beberapa kondisi badan misalnya tinggi, berat dan suhu badan menjadi kelemahan dalam penggunaan alat ukur yang ada di masyarakat luas, oleh karena itu muncul ide untuk membuat alat ukur

multifungsi dengan keluaran suara bagi penyandang tunanetra.

Sistem ini sebenarnya pengembangan dari tugas akhir Hendra (10201031) Jurusan Teknik Komputer UNIKOM dengan judul

“Termometer Badan Dengan Output Suara

Berbasis Mikrokontroler AT89S52”.

(47)

Agus Mulyana, Awal Arif Budiman

2 pengukur berat badan dan tinggi badan sebagai masukan.

2. DASAR TEORI

2.1 Embedded Mp3 Module Tdb380

Modul audio player yang digunakan ialah modul yang bertugas mencari data yang diberikan oleh mikrokontroler BS2P40 pada

sd card serta merubah data digital yang ada menjadi format suara. Pada modul ini, telah tersedia slot sd card untuk membaca file suara berbentuk mp3 yang telah dimasukan sebelumnya.

Gambar 1. Modul Embedded MP3 TDB380

2.2 Mikrokontroller Bs2p40

Basic stamp adalah mikrokontroler yang dikembangkan oleh Parallax Inc yang diprogram menggunakan format bahasa pemrograman basic. Program yang dibuat di-download melalui port serial dan dapat menggunakan konverter USB to Serial untuk komputer yang tidak memiliki port serial. Mikrokontroler basic stamp membutuhkan

power supply saat mendownload

pemrograman dan tidak kehilangan program yang sudah di download saat baterai atau

power supply dicabut.

Gambar 2. Mikrokontroller basic stamp bs2p40

2.3 SHT 75

SHT 75 merupakan jenis sensor temperature dengan rangkaian ketetapan yang terintegerasi. Sensor SHT75 berfungsi mengukur suhu badan manusia Dimana sensor SHT75 memiliki empat pin kaki, pin pertama adalah SCK, pin kedua adalah VCC, pin ketiga adalah GND, pin keempat adalah DATA.

Gambar 3. Sensor suhu SHT 75

2.4 Sensor Ultrasonik Ping

(48)

3

transmitter dan rangkaian penerima

ultrasonik yang disebut receiver.

Gambar 4. Sensor ping ultrasonik

3. PEMBAHASAN

3.1 Perancangan

Perancangan yang dilaukan terdiri dari perancangan perangkat mekanik, perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.

3.1.1 Perancangan Mekanik

Alat ukur yang dirancang berukuran tinggi 200 cm, lebar 50 cm dan panjang 70 cm.

Gambar 2. Mekanik Alat Ukur Tampak Depan

Gambar 3 Diagram Blok Sistem Alat Ukur

(49)

Agus Mulyana, Awal Arif Budiman

Gambar 4 Flowchart Sistem Alat Ukur

4. Pengujian Dan Analisa

Pengujian berguna untuk mengukur kehandalan dari sistem atau alat yang dibuat, mulai dari pengujian hardware sampai pengujian software. Pengujian dilakukan beberapa parameter yaitu pengujian tinggi, berat dan suhu badan.

4.1 Pengujian Alat Ukur Multifungsi

Pengujian untuk parameter pertama yaitu tinggi badan. Pengujian alat ukur multifungsi dilakukan terhadap 7 orang, pengujian dilakukan

dengan cara mengukur tinggi dengan meteran badan secara manual kemudian

hasilnya dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan alat ukur yang dibuat, sehingga

tingkat kebehasilan adalah100% sehingga nilai error 0%, dengan perhitungan sebagai berikut

Tabel 1. Hasil Uji Tinggi Badan

(50)

5

Tabel 2. Hasil Uji Berat Badan

Orang Ke pengujian dilakukan terhadap 7 orang, pengujian dilakukan dengan cara mengukur suhu badan dengan termometer digital secara manual kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan alat ukur yang dibuat, sehingga

tingkat kebehasilan adalah100% sehingga nilai error 0%, dengan perhitungan sebagai

Tabel 3. Hasil Uji Suhu Badan

Orang Ke

(51)

Agus Mulyana, Awal Arif Budiman

6 mestinya. Penerapan rumus yang dimasukkan juga sudah cukup efektif untuk menghitung berat badan seseorang.

3. Aplikasi ping ultrasonik untuk mengukur tinggi badan sudah cukup sempurna dan sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Penerapan rumus yang dimasukkan juga sudah cukup efektif untuk menghitung berat badan seseorang.

4. Aplikasi sht75 untuk mengukur suhu badan sudah cukup sempurna dan sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Penerapan rumus yang dimasukkan juga sudah cukup efektif untuk menghitung berat badan seseorang.

5. Aplikasi modul mp3 TDB380 sudah cukup sempurna dengan hasil pengukuran berupa suara sudah berfungsi dan terus dalam proses pengembangan

5.2. Saran

Adapun saran dari penulis atau perbaikan lebih lanjut dapat dilakukan dengan cara:

1. Hasil pengukuran badan dengan sensor load cell lebih akurat disarankan menggunakan adc 10-12 bit.

2. Alat ukur ini dibuat portable sehingga mudah di bawa kemana – mana. 3. Alat pengukur multifungsi dapat

dikembangkan lagi dengan menambahkan alat pengukur detak jantung dan tekanan darah.

4. Terintegrasi dengan komputer dan disimpan dalam sebuah database.

6. Daftar Pustaka

[1] Seliwati, 2012. Pengembangan Alat Bantu Komunikasi Antar Tunanetra –

Tunarungu Menggunakan Kode

Braille Dan Pengenalan Pola Suara

Per Kata. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia.

[2] Acep Sumarna, 2011. Sistem Monitoring Tingkat Polusi Udara Dan Suhu Menggunakan Radio Frekuensi Berbasis Website. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia [3] Mardika Aji S.P, epyk s,SST.MT.,

M.Safrodin,B.Sc,MT., 2011. Rancang

Bangun Pengaturan Kecepatan

Konveyor Untuk Sistem Sortir Barang ( Software ), Politeknik Elektronika

[6] Fifth St., Berkeley, 2005. SHT75PG Humidity and temperature sensor mounted in PG7 gland for sealing to enclosure or probe body. Hal 1-7. [7] aplikasi tipikal TDB380 Mp3

playback module

(http://www.rantonic.com/page/8/TDB

380-application), diakses tanggal 14 juni 2013 pukul 13:30.

(52)

Gambar

Gambar II.1 Rangkaian Dasar Jembatan Wheatstone
Gambar II.2 Modul Mikrokontroler BS2P40
Gambar II.5 Download Program
Gambar II.7 Penguat Non – Inverting
+7

Referensi

Dokumen terkait

indvidu dan masyarakat, dari suatu keadaan yang kufur menjadi beriman kondisi yang buruk menjadi yang lebih baik, situasi yang kacau menjadi lebih kondusif. Islam

ANALISIS : perintah ps – eH untuk menampilkan hubungan proses parent dan child.setelah mengetikan perintah ps – eH kemudian enter maka proses child muncul dibawah proses parent

Uji organoleptis dilakukan pada 20 orang responden dengan kriteria uji adalah aroma, penampilan, dan rasa dari ketiga formulasi sirup.Hasil pengamatan secara deksriptif

Perundingan konflik Poso dalam Perundingan Malino I mejadi sejarah tersendiri bagi pemerintah daerah Sulawesi Selatan maupun pemerintah Kabupaten Gowa dan terkhusus

Berdasarkan ketersediaan data untuk setiap indikator sebagaimana tersebut di atas, maka indeks yang dihasilkan untuk Provinsi Sulawesi Barat adalah untuk 5 Kabupaten, antara lain

&#34;Determination of Rubraxanthone in the Latex of Asam Kandis (Garcinia cowa Roxb) by Reverse Phase High Performance Liquid Chromatography&#34;, Pharmacognosy Journal,

inflammatory activity of isolated compounds from the stem bark of Garcinia cowa Roxb&#34;, Pharmacognosy Journal,

[r]