• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI ASPHALT PROPERTIES CAMPURAN ASPAL CRUMB RUBBER SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI ASPAL MINYAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI ASPHALT PROPERTIES CAMPURAN ASPAL CRUMB RUBBER SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI ASPAL MINYAK"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI ASPHALT PROPERTIES CAM PURAN ASPAL-CRUM B RUBBER SEBAGAI ALTERNATIF

PENGGANTI ASPAL M INYAK

Asphalt Propert ies Evaluat ion of Asphalt -Crumb Rubber M ix as an Alt ernat ive Subst it ut ion of Pet roleum Asphalt

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Sat u Syarat M emperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakult as Teknik

Universit as Sebelas M aret Surakart a

Disusun Oleh :

DINA RACHM AYATI NIM . I 0106052

Telah diset ujui unt uk dipert ahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakult as Teknik Universit as Sebelas M aret Surakart a

(2)

Perset ujuan Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Djoko Sarw ono., M .T. Ir. Agus Sumarsono, M T

NIP. 196004 151992 01 1 001 NIP. 195708 141986 01 1 001 ii

EVALUASI ASPHALT PROPERTIES CAM PURAN ASPAL-CRUM B RUBBER SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI ASPAL M INYAK

Asphalt Propert ies Evaluat ion of Asphalt -Crumb Rubber M ix as an Alt ernat ive Subst it ut ion of Pet roleum Asphalt

SKRIPSI Disusun Oleh :

(3)

NIM . I 0106052

Telah dipert ahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakult as Teknik Universit as Sebelas M aret , pada t anggal : 28 Juli 2010.

1. Ir. Djoko Sarw ono, M T. 196004 151992 01 1 001 --- 2. Ir. Agus Sumarsono, M T. NIP. 195708 141986 01 1 001

--- 3. Ir. Ary Set yaw an, M Sc., Ph.D NIP. 19661204 199512 1 001

--- 4. S.J. Legow o, ST., M T. NIP. 19670413 199702 1 001

---

M enget ahui, Disahkan,

(4)

Ir. Noegroho Djarw ant i, M T. Ir. Bambang Sant osa, M T.

NIP. 19561112 198403 2 007 NIP.19590823 198601 1 001 iii

M OTTO

M an Jadda w ajada……

Siapa yang bersungguh-sungguh past i berhasil GOING EXTRA M ILES IS THE SECRET OF VICTORY Don’t give up because you don’t know w hat w ill happen in t he fut ure

Learn from t he Past , Work for Today, Hope for Tommorow

PERSEM BAHAN

Skripsi ini saya persembahkan unt uk:

1. ALLAH SWT, alhamdulillah, t ak cukup rasa syukur ini t erucap, at as segala kesempat an yang t elah Engkau berikan.

2. Ibunda t ercint a, t hanks mum, for everyt hing you done for me. You’re t he best ; you know how t o encourage me.

3. Bapak di sisi ALLAH SWT, moga bapak bangga dengan apa yang aku lakukan.

(5)

dukungan yang diberikan selama ini.

5. Special t hanks t o my best friends; Prima, Tiqah, dan Ermis, yang memberikan persahabat an dan keset iakaw anan selama ini.

6. Teman-t eman angkat an 2006 dan 2007, yang selalu menyemangati. 7. Bapak-Ibu Dosen dan Karyaw an FT UNS, yang memberikan ilmu, bimbingan, sert a bant uan.

8. Semua Civit as Akademika yang menyukai penelit ian. iv

ABSTRAK

Dina Rachmayat i, 2010. Evaluasi Asphalt Propert ies Campuran Aspal-Crumb Rubber sebagai Alt ernat if Penggant i Aspal M inyak. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakult as Teknik, Universit as Sebelas M aret , Surakart a.

Selain kelangkaan aspal minyak, m asalah yang dihadapi pemerint ah dalam pembangunan jalan adalah t idak t ercapainya umur perkerasan. Banyaknya kerusakan dini yang t erjadi akibat kelelehan plast ik dan ret ak-ret ak pada

(6)

diant aranya adalah menggunakan aspal karet . Penggunaan aspal karet di luar negeri sudah sering digunakan. Namun di Indonesia aspal karet belum pernah diaplikasikan, karena proses pembuat an aspal karet belum diket ahui secara luas. Penelit ian ini bert ujuan unt uk mencari proses pencampuran unt uk membuat aspal- crumb rubber baik menggunakan bahan t ambah berupa t erpent in at aupun t anpa t erpent in, menget ahui kualit as campuran aspal-crumb rubber t ersebut dit injau dari asphalt propert ies dan membandingkan hasilnya dengan aspal minyak penet rasi 60/ 70, sert a mencari pengaruh ukuran dan kadar crumb rubber yang dit ambahkan t erhadap kualit as campuran aspal-crumb rubber. M et ode penelit ian ini

menggunakan met ode eksperiment al berdasarkan syarat dan st andar yang berlaku unt uk mendapat kan hasil yang t erbaik. Hasil penelit ian ini diharapkan dapat menggambarkan perubahan sifat -sifat fisik aspal akibat penambahan crumb rubber. Hasil penelitian dilaborat orium kemudian dianalisis dengan uji hipot esis. Hasil penelitian ini adalah proses pencampuran t erbaik unt uk pembuat an

campuran aspal-crumb rubber adalah panas-dingin-panas. Campuran aspal-crumb rubber t anpa t erpent in mempunyai kualit as yang lebih baik daripada aspal minyak dan campuran aspal-crumb rubber dengan penambahan t erpent in, dit injau dari asphalt propert ies.

Kat a kunci : aspal, asphalt propert ies, crumb rubber, dan perkerasan jalan.

(7)

v

ABSTRACT

Dina Rachmayat i, 2010. Asphalt Propert ies Evaluat ion of Asphalt -Crumb Rubber M ix as an Alt ernat ive Subst it ut ion of Pet roleum Asphalt . Final Essay, Civil Engineering M ajorit y, Engineering Facult y, Sebelas M aret Universit y, Surakart a.

In addit ion t o t he scarcit y of pet roleum asphalt , t he problems faced by

government s in road const ruct ion is not achieved t he expect ed design life. The quant it y of early damage caused by plast ic flow and t he cracks in t he asphalt pavement , it needs t o review on improving t he qualit y of asphalt oil. One of t he st udies is using rubber asphalt . The use of rubber asphalt has been used overseas. Gain use of asphalt rubber is resist ant t o corrosion, soft ening point , dynamic st abilit y, and speed of deformat ion. Besides rubber asphalt can be recycled, environment ally friendly, can reduce noise, and t he use of rubber asphalt can become alt ernat ive solut ions in t he handling of w ast e t ires. But in Indonesia rubber asphalt has never applied, because t he process of making rubber asphalt has not been w idely know n

(8)

asphalt -crumb rubber mix. This research uses t he experiment al met hod based on t he requirement s and st andards for best result s. The result s of t his research may represent a change of physical propert ies of asphalt due t o t he addit ion of crumb rubber. Laborat ory research result s are t hen analyzed by hypot hesis t est ing. From t his research know n t hat t he best process t o make crumb rubber-asphalt mix is hot -cold-hot . Asphalt -crumb rubber mix w it hout t erpent in has bet t er qualit y t han pet roleum asphalt and asphalt -crumb rubber mix mixed by t erpent in in t erms of asphalt binder propert ies.

Key w ords: asphalt , asphalt propert ies, crumb rubber, and road pavement .

vi

KATA PENGANTAR

(9)

dit empuh guna meraih gelar Sarjana Teknik, pada Jurusan Teknik Sipil, Fakult as Teknik, Universit as Sebelas M aret , Surakart a. Penelit ian dan penyusunan skripsi ini merupakan salah sat u sarana peningkat an kualit as mahasisw a sebagai generasi penerus unt uk berinovasi dalam hal t eknologi t epat guna.

Pada kesempat an ini t idak lupa penulis ucapkan t erima kasih kepada: 1) Ir. Djoko Sarw ono, M T. selaku Dosen Pembimbing I.

2) Ir. Agus Sumarsono, M T. selaku Dosen Pembimbing II.

3) Ir. Bambang Sant osa, M T sebagai Ket ua Jurusan Teknik Sipil, Fakult as Teknik, Universit as Sebelas M aret .

4) Tim Penguji Pendadaran KBK Transport asi.

5) Seluruh dosen dan civit as akademika Jurusan Teknik Sipil, Fakult as Teknik, Universit as Sebelas M aret .

6) Semua t eman-t eman dan pihak-pihak yang membant u selesainya penelit ian ini.

Penulis menyadari bahw a dalam menyelesaikan skripsi ini masih banyak

kekurangan oleh karena ket erbat asan penget ahuan yang penulis miliki, sehingga penulis mengharapkan krit ik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

Akhir kat a semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, para pembaca, dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan t eknologi di Indonesia.

Surakart a, Juli 2010

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAM AN JUDUL i LEM BAR PERSETUJUAN ii LEM BAR PENGESAHAN iii M OTTO DAN PERSEM BAHAN iv ABSTRAK v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAM BAR xii BAB 1. PENDAHULUAN 1 1.1. Lat ar Belakang M asalah 1 1.2. Rumusan M asalah 1 1.3. Bat asan M asalah 2 1.4. Tujuan Penelit ian 2 1.5. M anfaat Penelit ian 3 BAB 2. LANDASAN TEORI 4 2.1. Tinjauan Pust aka 4 2.2. Dasar Teori 7 2.2.1. Aspal 7

(11)

2.2.3. Aspal Karet 10 2.3. Pengujian Bahan 14 2.4. Hipot esis Penelit ian 17 2.4.1. Analisis Varians 17 2.4.2. Tipe Anova 18 2.5. Pendekat an St at ist ik 22

2.5.1. Analisis regresi, Koefisien Det erminasi, dan Korelasi 22 viii

BAB 3. M ETODE PENELITIAN 25 3.1. M et odologi Penelit ian 25 3.1.1. M et ode Penelit ian 25 3.1.2. Tahapan Penelit ian 25 3.2. Alat dan Bahan Penelit ian 27 3.2.1. Bahan Penelit ian 27 3.2.2. Peralat an Penelit ian 27 3.3. Prosedur Penelit ian 29

3.3.1. Pembuat an Benda Uji (Tanpa Terpent in) 29

3.3.2. Pembuat an Benda Uji (Dengan Penambahan Terpent in) 30 3.3.3. Jumlah Benda Uji 31

3.4. Rincian Percobaan 33

3.4.1. Pengujian Penet rasi Aspal 33 3.4.2. Pengujian Tit ik Lembek Aspal 34

(12)

3.4.5. Pengujian Berat Jenis 37 3.4.6. Pengujian Kelekat an Aspal 39 BAB 4. HASIL DAN PEM BAHASAN 40 4.1. M et ode Pencampuran 40

4.2. Perubahan Sifat Bit umen akibat Penambahan Crumb Rubber 43 4.2.1. Penet rasi 45

4.2.2. Dakt ilit as 46 4.2.3. Tit ik Lembek 48 4.2.4. Tit ik Nyala 49 4.2.5. Tit ik Bakar 51 4.2.6. Berat Jenis 52 4.2.7. Kelekat an 53 4.3. Analisis Dat a 55

4.3.1. Analisis Regresi dan Korelasi 55 4.3.2. Pengujian Hipot esis 61

ix

BAB 5. KESIM PULAN DAN SARAN 64 5.1. Kesimpulan 64

5.2. Saran 65 DAFTAR PUSTAKA xiv LAM PIRAN

(13)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Hasil perbandingan asphalt propert ies 5

(14)

Tabel 2.3. Rumus yang digunakan pada ANOVA 2 arah t anpa int eraksi 20 Tabel 2.4. Rumus yang digunakan pada ANOVA 2 arah dengan int eraksi 21 Tabel 3.1. Pembuat an Benda Uji M et ode Panas-Dingin

(Tanpa Bahan Tambah) 31

Tabel 3.2. Pembuat an Benda Uji M et ode Panas-Dingin-Panas (Tanpa Bahan Tambah) 31

Tabel 3.3. Pembuat an Benda Uji M et ode Panas-Dingin-Panas (Tanpa Bahan Tambah) 32

Tabel 3.4. Pembuat an Benda Uji M et ode Panas-Dingin-Panas dengan bahan t ambah M inyak Damar (Terpent in) 32 Tabel 4.1. Hasil pengamat an met ode pencampuran 40

Tabel 4.2. Perbandingan nilai asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber t erhadap met ode panas-dingin dan met ode

panas-dingin-panas 41

Tabel 4.3. Persyarat an aspal menurut St andar Nasional Indonesia 43 Tabel 4.4. Perbandingan hasil pengujian aspal minyak spesifikasi dan st andar 43

Tabel 4.5. Hasil uji asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber 44 Tabel 4.6. Dat a St at ist ik Asphalt Propert ies Campuran Aspal-Crumb Rubber55 Tabel 4.7. Perbandingan hasil uji asphalt propert ies 57

Tabel 4.8. Perbandingan sifat campuran 60

Tabel 4.9. Hasil uji F asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber 62

(15)

xi

DAFTAR GAM BAR

Halaman

Gambar 2.1. But iran crumb rubber 30 mesh 12 Gambar 2.2. Alur pembuat an aspal karet 12 Gambar 3.1. Kerangka berpikir 26

Gambar 4.1. Perbandingan nilai penet rasi campuran aspal-crumb rubber dengan met ode panas-dingin dan met ode panas-dingin-panas 41

Gambar 4.2. Perbandingan nilai dakt ilit as campuran aspal-crumb rubber dengan met ode panas-dingin dan met ode panas-dingin-panas 41

Gambar 4.3. Perbandingan nilai t it ik lembek campuran aspal-crumb rubber dengan met ode panas-dingin dan met ode panas-dingin-panas 42

Gambar 4.4. Grafik hubungan penet rasi campuran aspal-crumb rubber t anpa t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 45

Gambar 4.5. Grafik hubungan penet rasi campuran aspal-crumb rubber plus t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 45

Gambar 4.6. Grafik hubungan dakt ilit as campuran aspal-crumb rubber t anpa t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 46

Gambar 4.7. Grafik hubungan dakt ilit as campuran aspal-crumb rubber plus t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 47

(16)

Gambar 4.9. Grafik hubungan t it ik lembek campuran aspal-crumb rubber plus t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 48

Gambar 4.10. Grafik hubungan t it ik nyala campuran aspal-crumb rubber t anpa t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 49

Gambar 4.11. Grafik hubungan t it ik nyala campuran aspal-crumb rubber plus t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 50

Gambar 4.12. Grafik hubungan t it ik bakar campuran aspal-crumb rubber t anpa t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 51

Gambar 4.13. Grafik hubungan t it ik bakar campuran aspal-crumb rubber plus t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 51

xii

Gambar 4.14. Grafik hubungan berat jenis campuran aspal-crumb rubber t anpa t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 52

Gambar 4.15. Grafik hubungan berat jenis campuran aspal-crumb rubber plus t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 53

Gambar 4.16. Grafik hubungan kelekat an campuran aspal-crumb rubber t anpa t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 53

Gambar 4.17. Grafik hubungan kelekat an campuran aspal-crumb rubber plus t erpent in t erhadap kadar crumb rubber 54

Gambar 4.18. Grafik perbandingan hasil uji asphalt propert ies 58

(17)
(18)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006, Juni 12. Crumb Rubber. Wikipedia The Free Encyclopedia (Online). Tersedia di : ht t p:/ / en.w ikipedia.org/ w iki/ crumb_rubber

Anonim. 2009, Agust us 3. Rubberized Asphalt . Wikipedia The Free Encyclopedia (Online). Tersedia di : ht t p:/ / en.w ikipedia.org/ w iki/ rubberized_asphalt / Anonim. 2010, M ei 12. Analisis Varians. Wikipedia The Free Encyclopedia (Online). Tersedia di: ht t p:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Analisis_varians Anonim. 2010. Analisis Regresi dan Korelasi. Tersedia di :

ht t p:/ / w w w .findt oyou.com/ pow erpoint / dow nload-uji+korelasi-194194.ht ml Ariyant o, Nugroho Dw i. 2006. Pemanfaat an Limbah Vulkanisir Ban (Crumb Rubber) Sebagai M odifikasi Bit umen. Universit as Sebelas M aret : Tugas Akhir S1 Fakut as Teknik, Jurusan Teknik Sipil.

Bahasa, Pusat . 2008, Desember. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakart a : Gramedia Ut ama

Budiyono. 2004. St at ist ika Unt uk Penelit ian. Surakart a : Sebelas M aret Universit y Press.

Carlson, D. Douglas and Han Zhu, Ph.D. 1999, Okt ober 7. Asphalt Rubber An Anchor t o Anchor t o Crumb Rubber M arket s. M exico : Int ernat ional Rubber Forum.

Gunart o, Yuni Thomas. Tanpa Tanggal. ANOVA. Universit as Gunadarma. Tersedia di : / / t homasyg.st aff.gunadarma.ac.id

(19)

Campuran Perkerasan Jalan. Bandung : Puslit bang Jalan.

Ono, Kat suhiro dan Shigeki Sakimura. 1983. Rubberized Asphalt Composit ion and Process For Producing SAM E. Unit ed St at es Pat ent . Amerika Serikat . Rouse, M ichael W. 1996. Rubber Asphalt M ix. Unit ed St at es Pat ent . Amerika Serikat .

Sugihart o, Tot o. 2009. Analisis Varians. Bahan Kuliah St at ist ik II. Universit as Gunadarma.

Suroso, Tjit jik Wasiah. Tanpa Tanggal. Peningkat an Kinerja campuran Beraspal dengan Karet Alam dan Karet Sint esis. Bandung : Puslit bang Jalan.

Thodesen, Carl. 2009, Juni 30. Asphalt Rubber. Ecopat h Indust ries (Online). Tersedia di : ht t p:/ / w w w .ecopat hindust ries.com/

xiv

DAFTAR LAM PIRAN

Lampiran A : Tabel Nilai F, dengan t araf nyat a : 0,05 Lampiran B : Hasil Pengujian Asphalt Propert ies Lampiran C : Dokument asi

Lampiran D : Form Skripsi

(20)

xv 1 BAB 1

(21)

1.1. Lat ar Belakang M asalah

Selain kelangkaan aspal minyak, masalah yang dihadapi pemerint ah dalam pembangunan jalan adalah t idak t ercapainya umur perkerasan. Banyaknya kerusakan dini yang t erjadi akibat kelelehan plast ik dan ret ak-ret ak pada

perkerasan jalan yang menggunakan aspal minyak, menyebabkan perlunya kajian ulang t ent ang peningkat an mut u aspal minyak t ersebut . Penelit ian t ersebut diant aranya adalah menggunakan karet sebagai modifikasi aspal. Keunt ungan penggunaan aspal karet adalah peningkat an asphalt propert ies, ket ahanan t erhadap pelapukan, st abilit as dinamis, dan kecepat an deformasi. Selain it u aspal karet dapat di daur ulang, ramah lingkungan, dapat mengurangi kebisingan, dan penggunaan aspal karet dapat menjadi solusi alt ernat if dalam penanganan limbah ban.

Oleh karena keunt ungan-keunt ungan t ersebut , penggunaan aspal karet di luar negeri sudah sering digunakan, namun di Indonesia penggunaan aspal karet belum diaplikasikan secara luas. Salah sat u produk aspal karet yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah campuran aspal-crumb rubber. M elalui penelit ian ini,

diharapkan mampu menget ahui proses pembuat an dan asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber.

1.2. Rumusan M asalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pembuat an campuran aspal-crumb rubber unt uk mendapat kan campuran yang homogen?

(22)

t erhadap asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber?

1 2

3. Bagaimana pengaruh penambahan t erpent in t erhadap asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber?

4. Bagaimana perbandingan asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber dengan penambahan t erpent in dan t anpa t erpent in, jiks

dibandingkan dengan asphalt propert ies aspal minyak pen 60/ 70?

1.3. Bat asan M asalah

Bat asan masalah dari skripsi ini adalah :

1. Aspal yang digunakan adalah aspal penet rasi 60/ 70.

2. Crumb rubber yang digunakan ukuran 8 mesh, 30 mesh, dan 50 mesh. 3. Variasi penambahan crumb rubber pada aspal direncanakan 7%, 10%, 15%, dan 20% t erhadap berat aspal.

4. Pencampuran dilakukan secara mekanis dengan menggunakan bahan t ambah minyak damar (t erpent in) sebagai pelarut dan t anpa pelarut . 5. Pengujian asphalt propert ies meliput i uji penet rasi, t it ik lembek, t it ik nyala dan t it ik bakar, berat jenis, dakt ilit as dan kelekat an t erhadap agregat

1.4. Tujuan Penelit ian Tujuan penelit ian ini adalah :

(23)

rubber yang homogen.

2. M enganalisis dan menjelaskan pengaruh penambahan ukuran dan present ase crumb rubber t erhadap asphalt propert ies campuran aspal- crumb rubber.

3. M enjelaskan pengaruh penambahan t erpent in t erhadap asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber, sesuai dengan hasil penelit ian dan

dianalisis menggunakan ANOVA 2 arah, unt uk menget ahui apakah

hipot esis yang diajukan (asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber t anpa t erpent in lebih baik daripada asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber dengan penambahan t erpent in) dapat dit erima at au t idak. 3

4. M enget ahui perbandingan asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber dengan t ambahan t erpent in dan t anpa t erpent in dibandingkan dengan asphalt propert ies aspal minyak pen 60/ 70, sesuai dengan hasil penelit ian.

1.5. M anfaat Penelit ian

M anfaat penelit ian ini adalah pengembangan ilmu penget ahuan dibidang t eknik sipil khususnya dalam pembuat an campuran aspal-crumb rubber sebagai alt ernat if bahan perkerasan jalan raya di Indonesia, sert a memberikan suat u rekomendasi penggunaan campuran aspal-crumb rubber sebagai alternat if penggant i aspal minyak yang ket ersediaannya semakin langka dan mahal. 4

BAB 2

(24)

2.1. Tinjauan Pust aka

Penemuan Kat suhiro Ono dan Shigeki Sakimura (1982) yang berjudul ” Rubberized Asphalt Composition and Proccess For Producing SAM E (St ress Absorbing M embrane)” menunjukkan bahw a modifikasi aspal dengan komposisi karet cair 4-10% dapat mengat asi masalah kerapuhan suhu rendah dan abrasi t inggi pada permukaan t rot oar sert a perubahan bent uk pada suhu t inggi.

Penemuan ini dibuat dengan cara mencampur aspal penet rasi 60/ 100 sebesar 6,2% dari berat t ot al (aspal plus agregat ) sert a karet cair polybut adiene sebesar 6% dari berat aspal penet rasi 60/ 100. Kemudian campuran ini dipanaskan sebesar 160o C.

Al Abdul Wahab dan Al Amri (1991), menyat akan bahw a penggunaan crumb rubber yang dicampur dengan aspal memiliki daya t ahan t erhadap selip, dapat mengurangi ret ak, dan memperpanjang umur perkerasan daripada jenis lapisan aspal konvensional. Penelit ian ini menggunakan crumb rubber sebagai modifikasi agregat (dry process).

M ichael W. Rouse (1996) dalam penemuannya ” Rubber Asphalt M ix”

menunjukkan bahw a, dengan mencampur part ikel-part ikel karet dengan ukuran 50-80 mesh sedikit nya 5-25% dari berat campuran aspal, dan dipanaskan pada suhu diat as 375o

F selama kurang dari 25 menit dapat menaikkan kinerja aspal,

(25)

Penelit ian dengan judul ” Aspal Karet dan Polymer dalam M eningkat kan M ut u Campuran Perkerasan Jalan” t elah dilakukan Kurniadji pada t ahun 2000. Penelit ian t ersebut adalah pembuat an aspal karet +, yang dibuat dengan cara menambahkan lat eks, bahan ant i oksidan, vulkanisat or dan disperser pada aspal 4 5

penet rasi 60/ 70. Dari hasil penelit ian laborat orium, sesudah diberi 3-4% lat eks indeks aging aspal t urun 1,398 menjadi 1,01, indeks penet rasi dari - 0,789 menjadi +0,024. Disamping it u kecepat an deformasi (uji alur) last on aspal karet +3938 sampai +4200 lint asan/ mm, sedangkan campuran laston aspal minyak 1969-2150 lint asan/ mm at au sekit ar 2 kalinya. Disamping penelit ian laborat orium, t elah dilakukan percobaan skala penuh di jalur Cirebon-Palimanan (Pant ura), last on aspal karet + dengan pembading last on aspal minyak pen 60/ 70. Hasil pengamat an sampai umur 3 bulan memperlihat kan aspal karet + mempunyai kinerja yang lebih baik daripada aspal minyak, dilihat dari nilai lendut an dan alur yang lebih kecil sert a penet rasi aspal karet (set elah ekst raksi) yang hanya t urun 19% sedangkan pen aspal minyak t urun 31%. Dat a ini mengindikasikan bahw a aspal karet + lebih t ahan oksidasi.

Tjit jik Wasiah Suroso (2008) melakukan analisis pengaruh penambahan karet alam dan karet buat an t erhadap sifat reologi aspal. Penelit ian t ersebut berjudul ” Peningkat an Kinerja Campuran Beraspal dengan Karet Alam dan Karet

Sint esis” . Berikut ini adalah hasil dan pembahasan dari penelit ian t ersebut : Tabel 2.1. Hasil perbandingan asphalt propert ies

(26)

Dari hasil pada Tabel 2.1. t ersebut t erlihat bahw a campuran beraspal plus karet sint et is mempunyai asphalt propert ies yang lebih baik dari aspal plus karet alam. Dari kenaikan nilai penet rasi dan t it ik lembek menunjukkan aspal plus karet sint et is akan lebih t ahan t erhadap t erjadinya alur dan gelombang. Hal ini sejalan 6

dengan hasil pengujian st abilit as dinamis dan kecepat an deformasi di laborat orium, aspal karet sint et is lebih baik dari aspal plus karet alam. Nugroho Dw i Ariyant o (2006) dalam skripsinya yang berjudul “ Pemanfaat an limbah Vulkanisir Ban (Crumb Rubber) sebagai M odifikasi Bit umen”

(27)

Hasil dari penelit ian Nugroho Dw i Ariyant o :

1. Dari ket iga met ode yang t ermasuk dalam w et process, met ode panas dingin adalah met ode paling baik.

2. Penambahan crumb rubber pada aspal akan mengakibat kan : a. Nilai penet rasi, t it ik lembek, t it ik nyala dan dan t it ik bakar modifikasi aspal semakin meningkat .

b. Dakt ilit as dan nilai berat jenis aspal semakin menurun. c. Secara visual aspal masih dapat 100% t erhadap agregat .

3. Analisis programs Bands 2.0, memprediksikan bahwa penambahan crumb rubber akan mengakibat kan:

a Pada Aspal :

1. Nilai Indeks Penet rasi (IP) semakin t inggi sehingga aspal modifikasi ini semakin t ahan t erhadap perubahan t emperat ur.

2. Nilai st iffness aspal semakin rendah sehingga aspal semakin elast is t erhadap pembebanan. 7

3. Temperat ur aspal saat mengalami perubahan dari fase elast is solid menjadi viskos liquid semakin rendah.

b. Pada Campuran Aspal :

1. Nilai Asphalt St iffness semakin rendah sehingga campuran aspal semakin elast is t erhadap pembebanan.

2. Nilai fat igue life semakin t inggi sehingga pekerasan semakin t ahan t erhadap t erjadinya fat igue karena dapat menahan frekuensi

pembebanan yang lebih banyak.

(28)

and Infrast ruct ure) di Finlandia melakukan penelit ian dengan mencoba mencampur crumb rubber dengan menggunakan bahan sebagai berikut : 1. Aspal Penet rasi 800

2. M inyak Shellflex 451 3. Tall Oil Pit ch

4. M inyak Damar (Terpent in) 5. Cariflex TR 1011 SBS-polymer.

Berdasarkan penelitian t ersebut ; Shellflex 451, Tall oil pit ch, dan minyak damar (t erpent in) merupakan zat pelarut yang baik unt uk bubuk crumb rubber.

2.2. Dasar Teori 2.2.1. Aspal

Aspal at au bit umen adalah suat u cairan kent al yang merupakan senyaw a hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lent ur mempunyai sifat viskoelast is. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan.

Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakt erisasi dengan baik. Kandungan ut ama aspal adalah senyaw a karbon jenuh dan t ak jenuh, alifat ik dan aromat ik yang mempunyai at om karbon sampai 150 per molekul. At om -at om selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nit rogen, oksigen, belerang, dan beberapa at om lain. Secara 8

(29)

kecil) dan malt en (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalt en. Sebagian besar senyaw a di aspal adalah senyaw a polar. Jenis-jenis aspal adalah sebagai berikut :

1. Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah langsung didapat dari alam. 2. Aspal Buat an didapat dari penyulingan minyak bumi. Penyulingan

dilakukan dengan cara dest ilasi, yait u proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak ment ah t ersebut . Proses dest ilasi ini disert ai oleh kenaikan t emperat ur pemanasan minyak ment ah t ersebut . Pada set iap t emperat ur t ert ent u dari proses dest ilasi akan dihasilkan produk-produk aspal berbasis minyak sebagai berikut :

1. Aspal Keras

Pada proses dest ilasi, fraksi ringan yang t erkandung dalam minyak bumi dipisahkan dengan dest ilasi sederhana sehingga menyisakan suat u residu yang dikenal sebagai aspal keras. Pada t emperat ur ruangan (25o

C – 30o

C), aspal berbent uk padat . Aspal ini t erdiri dari

beberapa jenis t ergant ung dari proses pembuat annya dan jenis minyak bumi asalnya. Pengelompokan aspal dapat dilakukan berdasarkan nilai penet rasinya pada suhu 25o

C at au berdasarkan nilai viskosit asnya. Di

(30)

2. Aspal Cair

Aspal Cair dihasilkan dengan melarut kan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis minyak. Aspal cair dikelompokkan berdasarkan t ingkat kecairannya (viscosit y t est ). Jenis dari aspal cair adalah sebagai berikut :

- Cut Back, merupakan aspal cair yang t erbuat dari aspal keras dengan bahan pencair (solvent ) dari hasil penyaringan minyak 9

bumi. Aspal ini berbent uk cair dalam suhu ruang. Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan menguapnya, dapat dibedakan menjadi :

a) Rapid Curing Cut Back (RC), merupakan aspal keras yang dilarut kan dengan bensin at au premium. RC merupakan bit umen Cut Back yang paling cepat menguap.

b) M edium Curing Cut Back (M C), merupakan aspal keras yang dilarut kan dengan bahan pencair lebih kent al dari minyak t anah.

c) Slow Curing Cut Back (SC), merupakan aspal keras yang dilarut kan dengan bahan yang lebih kent al seperti solar. Bit umen jenis ini merupakan bit umen cut back yang paling lama menguap.

3. Aspal Emulsi

Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Aspal emulsi t erbuat dari campuran bit umen, air, dan bahan

(31)

halus dalam bat uan yang t idak dapat dilalui oleh aspal cair biasa oleh karena sifat pelarut yang t erdapat dalam aspal emulsi mempunyai daya t arik t erhadap bat uan yang lebih baik dari pelarut dalam bit umen cair, t erut ama bila bat uan t ersebut agak lembab. Aspal emulsi t erdiri dari but ir-but ir halus. Dalam air umumnya but ir-but ir yang sama

mempunyai daya t arik yang besar t erhadap sesamanya dan daya t arik t ersebut makin besar dengan bert ambah dekat jaraknya. Unt uk menghindari but ir-but ir t ersebut menjadi besar, maka pada but ir-but ir t ersebut diberikan muat an list rik t ert ent u, sehingga jarak ant ara but ir- but ir aspal t idak t erlalu kecil. Proses ini dilakukan dalam pelarut emulgat or sehingga but ir-but ir kecil t ersebut dapat dihindarkan menjadi sat u. Berdasarkan muat an list rik yang dikandung, aspal emulsi dibedakan menjadi :

1) Kat ionik, disebut juga aspal emulsi asam yang bermuat an arus list rik posit if (digunakan unt uk bat uan bersifat asam). 10

2) Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali yang bermuat an arus list rik negat if (digunakan unt uk bat uan bersifat basa).

3) Nonionik, merupakan aspal emulsi yang t idak mengaami ionisasi, sehingga t idak menghant arkan list rik.

Berdasarkan kecepat an pengerasannya, aspal emulsi dapat dibedakan menjadi :

1) Rapid Set t ing (RS), merupakan aspal emulsi yang sedikit

(32)

2) M edium Set t ing (M S), merupakan aspal emulsi dengan kandungan bahan pengemulsi cukup, sehingga pengikat an yang t erjadi t idak t erlalu cepat .

3) Slow Set t ing (SS), merupakan aspal emulsi yang mengandung bahan pengemulsi, sehingga pengikat an yang t erjadi sangat lambat . Penelit ian ini menggunakan jenis aspal keras, yait u aspal penet rasi 60/ 70. 2.2.2. M odifier Aspal

Volume lalu lint as yang semakin bert ambah mengakibat kan beban t ekanan roda yang membebani perkerasan jalan raya semakin bert ambah. Unt uk meningkat kan kualit as campuran perkerasan lent ur dapat dilakukan dengan cara memodifikasi aspal, t erut ama pada daerah dengan beban lalu lint as yang t inggi dan peka t erhadap perubahan cuaca. Tingkat kebut uhan dari m odifier at au bahan t ambahan t ergant ung dari t empat dan hasil t rial.

Syarat suat u bahan t ambahan (addit ive) sebagai modifikasi aspal adalah : 1. Tersedia

2. Dapat bercampur dengan aspal

3. Tahan t erhadap degradasi pada suhu percampuran 4. Tahan leleh pada suhu t inggi

5. Tahan get as pada suhu rendah 6. Cost Effect ive, prakt is, ekonomis

7. Dapat meningkat kan ket ahanan t erhadap deformasi. 11

(33)

2. M eningkat kan elast isit as komponen dari aspal sehingga menurunkan viscous component yang mana mempunyai efek penurunan pada permanent st rain.

Sifat dari campuran dengan modifikasi aspal diharapkan dapat : 1. M eningkat kan kemudahan dalam pelaksanaan (w orkabilit y) 2. M enurunkan permanent deformasi

3. M eningkat kan kemampuan penyaluran beban 4. M enurunkan keget asan.

Bahan yang dapat digunakan sebagai modifikasi aspal ant ara lain, yait u polymer (plast omer dan elast omer), chemical (sulfur, t imbal, dan mangan), adhesion agent (PC), dan fibre (cellulose, asbest os, dan glass).

2.2.2.1. Bit umen Polymer Elast omer

SBS (St yrene But adine St yrene), SBR (St yrene But adiene Rubber), SIS (St yrene Isoprene St yrene) dan karet adalah jenis-jenis polymer yang biasa digunakan sebagai bahan modifikasi aspal. Penambahan polymer jenis ini dimaksudkan unt uk memperbaiki sifat -sifat rheologi aspal, ant ara lain penet rasi, kekent alan, t it ik lembek, dan elast isit as bit umen. Campuran aspal yang dibuat dengan polymer jenis elast omer akan memiliki t ingkat elast isit as yang lebih t inggi dibanding

dengan campuran aspal yang dibuat dengan bit umen keras. Present ase t ambahan bahan t ambah pada pembuat an bit umen polymer harus dit ent ukan oleh pengujian di laborat orium karena penambahan bahan t ambah melebihi bat as, akan

menimbulkan efek negat if. Penelit ian ini menggunakan crumb rubber yang t ermasuk jenis polymer elast omer dan dipakai sebagai bahan modifikasi pada aspal.

(34)

Rubber Asphalt Concret e (RAC), juga dikenal sebagai aspal karet , adalah bahan perkerasan jalan yang t erdiri dari aspal biasa dicampur dengan karet , baik karet 12

cair at aupun remah. (Anonim. 2009, Agust us 3. Rubberized Asphalt . Wikipedia The Free Encyclopedia (Online). Tersedia di :

ht t p:/ / en.w ikipedia.org/ wiki/ rubberized_asphalt / ).

ASTM D8-88 menyebut kan, “ Aspal karet adalah sebuah campuran aspal dengan karet t anpa bahan kimia at aupun dengan sedikit t ambahan bahan kimia, dimana kadar karet yang digunakaan sedikit nya 15% dari berat dan mempunyai reaksi dengan aspal, sehingga aspal karet t ersebut homogen.”

Sumber : / / universe_crumb_rubber.com (2009) Gambar 2.1. But iran crumb rubber 30 mesh

(35)

Crumb rubber umumnya berbent uk but iran-but iran karet . Cara mengukur but iran- but iran t ersebut adalah ukuran dengan cara melew at kannya melalui layar, ukuran didasarkan pada dimensi (1/ 4 " ) at au mesh. M esh adalah ukuran yang mengacu pada mat eri yang t elah seukuran dengan cara melew atkannya melalui saringan dengan angka yang diberikan lubang per inci. M isalnya, 10 mesh crumb rubber t elah melewat i saringan dengan 10 lubang per inci. (Anonim. 2006, Juni 12. Crumb Rubber. Wikipedia The Free Encyclopedia (Online). Tersedia di : ht t p:/ / en.w ikipedia.org/ wiki/ Crumb_rubber) 13

Berikut ini adalah keunt ungan-keunt ungan penggunaan aspal karet : 1. Peningkat an M ut u sert a Kinerja Campuran Beraspal

Penelit ian t elah menunjukkan bahw a penggunaan aspal karet akan meningkat kan ket ahanan t erhadap rut t ing, kelelahan ret ak, dan t hermal cracking, dan juga mengurangi ret ak reflekt if pada mengurangi ket ebalan lapisan aspal. (Thodesen, Carl. 2009, Juni 30. Asphalt Rubber. Ecopat h Indust ries (Online). Tersedia di :

ht t p:/ / w w w .ecopat hindust ries.com/ index.php?opt ion=com_cont ent & view = art icle& id=93& It emid=103)

2. Kedap Suara

Pada t ahun 2003, Depart emen Perhubungan Arizona mengeluarkan $ 34 jut a memulai program lapangan t erbang t anpa bising, bekerjasama dengan badan Administ rasi Federal Jalan Raya unt uk menent ukan apakah dinding peredam suara dapat digant i dengan aspal karet di samping unt uk

(36)

kebisingan sampai 12 desibel, dengan pengurangan rat a-rat a 7-9 desibel. 3. Pengurangan Biaya M aint enance Infrast rukt ur Jalan

Indonesia t erlet ak di negara t ropis sert a pada ruas jalan t ert ent u t erjadi beban lalu lint as yang cukup t inggi dan t erkadang t erjadi kelebihan kapasit as jalan sehingga jalan menjadi cepat rusak. Tjit jik Wasiah Suroso (2008) menyat akan bahw a dengan kondisi t ersebut m aka perlu adanya modifikasi aspal minyak. M odifikasi aspal dengan karet adalah campuran yang mengandung karet dan aspal yang digunakan unt uk meningkat kan kinerja aspal, diant aranya : mengurangi deformasi pada perkerasan,

meningkat kan ket ahanan t erhadap ret ak, meningkat kan ket ahanan t erhadap suhu, dan meningkat kan kelekat an aspal t erhadap agregat .

4. Ramah Lingkungan

Inst it ut Transport asi Texas (TTI) memulai sebuah st udi t ent ang daur ulang aspal karet dari crumb rubber. Penelitian t ersebut menunjukkan bahw a aspal karet dapat di daur ulang, dan jika proses pembuat an aspal 14

karet benar, maka aspal karet t ersebut akan lebih t ahan lama dari aspal minyak.

5. Alt ernat if Penanganan Limbah Ban

Dengan penggunaan aspal karet secara ot omat is akan mengurangi limbah ban sert a mengurangi polusi udara akibat pembakaran ban bekas. Selain it u limbah ban di Indonesia yang selama ini hanya dimanfaat kan sebagai ban vulkanisir at au di daur ulang lagi dapat menjadi suat u produk baru yait u aspal karet .

(37)

M enurut SNI 01-5009.3-2001, M inyak Terpent in adalah minyak at siri yang

diperoleh dengan cara penyulingan uap get ah Tusam (Pinus sp.). M inyak t erpent in komponen penyusunnya sebagian besar t erdiri dari senyaw a-senyaw a

hidrokarbon. Komponen t erpent in sebagian besar berupa asam -asam resin (hingga 90%), est er-est er dari asam -asam lemak, dan senyaw a inert yang net ral disebut resena. Terpent in larut dalam alkohol, et er, kloroform, dan asam aset at glasial dan bersifat opt is akt if. Kegunaan t erpent in adalah unt uk bahan baku indust ri

kosmet ik, minyak cat , campuran bahan pelarut . Kegunaannya dalam farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah kapier, dan merangsang keluarnya keringat . Terpent in jarang digunakan sebagai obat dalam (Gunaw an dan M ulyani, 2004).

2.3. Pengujian Bahan

Pemeriksaan sifat (asphalt propert ies) dari campuran aspal-crumb rubber dilakukan melalui beberapa uji meliput i:

1. Uji Penet rasi

Percobaan ini bert ujuan unt uk menent ukan apakah aspal keras at au lembek (solid at au semi solid) dengan memasukkan jarum penet rasi ukuran

t ert ent u, beban, w akt u t ert ent u kedalam aspal pada suhu t ert ent u. Pengujian ini dilakukan dengan membebani permukaan aspal dengan beban seberat 100 gram pada t umpuan jarum berdiamet er 1 mm selama 5 det ik pada t emperat ur 25o

(38)

Semakin t inggi nilai penet rasi menunjukkan bahw a aspal semakin elast is dan membuat perkerasan jalan menjadi lebih t ahan t erhadap

kelelahan/ fat igue. 2. Tit ik Lembek

Pemeriksaan ini dimaksudkan unt uk menent ukan t it ik lembek aspal yang berkisar ant ara 30o

C sampai 200o

C. Tit ik lembek adalah t emperat ur pada

saat bola baja dengan berat t ert ent u mendesak t urun suat u lapisan aspal yang t ert ahan dalam cincin berukuran t ert ent u, sehingga aspal t ersebut menyent uh plat dasar yang t erlet ak di baw ah cincin pada t inggi t ert ent u sebagai akibat kecepat an pemanasan t ert ent u.

Hasil t it ik lembek digunakan unt uk menent ukan t emperat ur kelelahan dari aspal. Aspal dengan t it ik lembek yang t inggi kurang peka t erhadap

perubahan t emperat ur t et api lebih baik unt uk bahan pengikat perkerasan. 3. Dakt ilit as

Tujuan percobaan ini adalah unt uk menget ahui sifat kohesi dari aspal, dengan mengukur mengukur jarak t erpanjang yang dapat dit arik ant ara 2 cet akan yang berisi aspal keras seluas 100 mm2

, pada suhu dan kecepat an

t arik 50 mm/ menit pada t emperat ur 25o C sebelum put us.

(39)

Aspal dengan nilai dakt ilit as yang rendah adalah aspal yang mempunyai kohesi yang kurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki dakt ilit as yang t inggi.

Dakt ilit as yang semakin t inggi menunjukkan bahw a campuran lebih homogen. Daya kohesi yang semakin t inggi menunjukkan aspal t ersebut baik dalam mengikat but ir-but ir agregat unt uk perkerasan jalan.

4. Berat Jenis

Percobaan ini bert ujuan unt uk menent ukan berat jenis aspal keras dengan alat piknomet er. Berat jenis aspal adalah perbandingan ant ara berat aspal dan berat zat cair suling dengan volume yang sama pada suhu 25o

C.

Berat jenis diperlukan unt uk perhit ungan analisis campuran. 16

Berat Jenis = (C-A) / [(B-A)-(D-C)] Dimana : A = Berat Piknomet er (gram) B = Berat Piknomet er berisi air (gram) C = Berat Piknomet er berisi aspal (gram)

D = Berat Piknomet er berisi air dan aspal (gram)

Dat a t emperat ur dan berat jenis aspal diperlukan dalam penent uan fakt or koreksi volume berdasarkan SNI 06-6400-2000 berikut :

V = Vt x Fk

Dimana : V = Volume aspal pada t emperat ur 15o C

(40)

5. Tit ik Nyala dan Tit ik Bakar

Pemeriksaan ini dimaksudkan unt uk menent ukan t it ik nyala dan t it ik bakar dari semua jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang mempunyai t it ik nyala open cup kurang dari 70o C.

Dengan percobaan ini akan diket ahui suhu dimana aspal akan mengalami kerusakan karena panas, yait u saat t erjadi nyala api pert ama unt uk t it ik nyala, dan nyala api merat a sekurang-kurangnya 5 det ik unt uk t it ik bakar. Tit ik nyala yang rendah menunjukkan indikasi adanya minyak ringan dalam aspal. Semakin t inggi t it ik nyala dan bakar menunjukkan bahw a aspal semakin t ahan t erhadap t emperat ur t inggi.

6. Kelekat an Aspal pada Agregat

Percobaan ini dilakukan unt uk menent ukan kelekat an aspal pada bat uan t ert ent u dalam air. Uji kelekat an aspal t erhadap agregat merupakan uji kuant it at if yang digunakan unt uk menget ahui daya lekat (adhesi) aspal t erhadap agregat . Adhesi adalah kemampuan aspal unt uk melekat dan mengikat agregat . Pengamat an t erhadap hasil pengujian kelekat an dilakukan secara visual.

17

2.4. Hipot esis Penelit ian

(41)

praduga karena masih harus dibukt ikan kebenarannya. Hipot esis ilmiah mencoba mengut arakan jaw aban sement ara t erhadap masalah yang akan dit elit i. Hipot esis menjadi t eruji apabila semua gejala yang t imbul t idak bert ent angan dengan hipot esis t ersebut . Dalam upaya pembukt ian hipot esis, penelit i dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ mencipt akan suat u gejala. Kesengajaan ini disebut

percobaan at au eksperimen. Hipot esis yang t elah t eruji kebenarannya disebut t eori. (Anonim. 2010, M ei 31. Hipot esis. Wikipedia The Free Encyclopedia (Online). Tersedia di : ht t p:/ / id.w ikipedia.org/ wiki/ Hipot esis )

Teori adalah generalisasi at au seri generalisasi di mana kit a mencoba menjelaskan suat u fenomena dengan cara yang sist emat is (Wiersma, 1986:17).

Hipot esis t erdiri dari 2 Jenis, yait u :

1. Hipot esis Penelit ian : dinyat akan dalam bent uk kalimat pernyat aan. 2. Hipot esis St at ist ik : dinyat akan dalam bent uk angka

Karakt erist ik Hipot esis :

1. Konsist en dengan penelit ian sebelumnya

2. Dilandasi oleh argument asi yang kuat berdasarkan t eori 3. M endorong unt uk dilakukan pengujian (t est able) 4. Konsist en dengan t eori yang ada

5. Dapat diuji dengan dat a yang dikumpulkan dengan met ode ilmiah. Hipot esis dinyat akan dapat dit erima at au t idak dapat dit erima harus melalui pengujian hipot esis t erlebih dahulu. Pengujian ini disebut analysis of variance. 2.4.1. Analisis Varians

(42)

sidik ragam, dan analisis variansi. 18

Secara umum, analisis varians menguji dua varians (at au ragam) berdasarkan hipot esis nol bahw a kedua varians it u sama. Varians pert ama adalah varians ant ar cont oh (among samples) dan varians kedua adalah varians di dalam masing- masing cont oh (w it hin samples). (Anonim. 2010, M ei 12. Analisis Varians. Wikipedia The Free Encyclopedia (Online). Tersedia di:

ht t p:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Analisis_varians) 2.4.2.1. Tipe ANOVA

Pemilihan t ipe ANOVA t ergant ung dari rancangan percobaan (experiment design). Ada dua t ipe ANOVA yait u :

1. ANOVA 1 Arah

Dalam uji ini diasumsikan bahw a semua populasi yang sedang dikaji memiliki keragaman at au varians (variance) sama t anpa

mempert imbangkan apakah populasi-populasi t ersebut memiliki rat a-rat a hit ung (mean) sama at au berbeda. Sampel dibagi menjadi beberapa kat egori dan ulangan. Kolom menjelaskan kat egori, sedangkan baris menunjukkan ulangan. Ada dua met ode dalam mengest imasi nilai varians ini, yakni met ode dalam kelompok (w it hin met hod) dan met ode ant ar- kelompok (bet w een met hod). M et ode dalam kelompok menghasilkan est imasi t ent ang varians yang sahih (valid) apakah hipot esis nol salah at au benar. Sement ara met ode ant ar-kelompok menghasilkan est imasi t ent ang varians yang sahih (valid) hanya jika hipot esis nol benar.

(43)

dan met ode dalam kelompok (w it hin met hod) sebagai denominat or (fakt or pembagi). Uji hipot esis dalam ANOVA adalah uji hipot esis bersisi-sat u (one-t ailed) di mana nilai st at ist ik F yang besar akan mengarah ke dit olaknya hipot esis nol, sement ara nilai st at ist ik F yang kecil akan mengarah ke penerimaan hipot esis nol.

19

Tabel 2.2. Rumus yang digunakan pada ANOVA 1 arah

(44)

Ket erangan :

k : banyaknya kolom

n : banyaknya pengamat an/ keseluruhan dat a ni : banyaknya ulangan di kolom ke-i

xij : dat a pada kolom ke-i ulangan ke-j T* I : t ot al (jumlah) ulangan pada kolom ke-i T* * : t ot al (jumlah) seluruh pengamat an 2. ANOVA 2 Arah

Dalam analisis varians sat u-arah, hanya ada 1 (sat u) sumber keragaman (source of variabilit y) dalam variabel t erikat (dependent variable), yakni: kelompok dalam populasi yang sedang dikaji. Namun, t erkadang kit a juga perlu unt uk menget ahui at au mengident ifikasi adanya dua fakt or yang mungkin menyebabkan perbedaan dalam variabel t erikat (dependent variable). Unt uk t ujuan t ersebut dilakukan analisis varians dua-arah (Tw o- w ay ANOVA). Dalam analisis varians dua-arah, kit a harus mengukur set iap kombinasi dua fakt or dari variabel t erikat (dependent variable) yang sedang dikaji, karena t ujuan dari analisis dua arah adalah unt uk 20

mengest imasi dan membandingkan pengaruh dari berbagai perlakuan yang berbeda-beda t erhadap variabel bebas at au variabel respon. Bergant ung pada sit uasi t ert ent u, kit a dapat melakukan pengujian unt uk melihat apakah t erdapat perbedaan nyat a at au signifikan (significant differences)

pengaruh:

(45)

3. ant ar-kombinasi fakt or 1 dan 2 ANOVA 2 arah t erdiri dari : a. ANOVA 2 Arah Tanpa Int eraksi

Tabel 2.3. Rumus yang digunakan pada ANOVA 2 arah t anpa int eraksi

21

b. ANOVA 2 Arah Dengan Int eraksi

Tabel 2.4. Rumus yang digunakan pada ANOVA 2 arah dengan int eraksi

Dalam penelit ian ini akan dilakukan ANOVA 2 arah dengan int eraksi unt uk menget ahui kebenaran hipot esis yang diambil. 22

2.5. Pendekat an St at ist ik

Ada 2 pendekat an unt uk menganalisis informasi berdasarkan jenis informasi yang diperoleh, yait u analisis kuant it at if dan analisis kualit at if. Analisis

(46)

berbasis pada kerja pengelompokan simbol-simbol selain angka. Simbol it u berupa kat a, frase, at au kalimat yang menunjukkan beberapa kat egori. Input maupun out put analisis dat a kualit at if berupa simbol, dimana out put nya disebut deskripsi verbal.

St at ist ik adalah sebagai alat pengolah dat a angka. St asist ik dapat juga diart ikan sebagai met ode/ asas-asas guna mengerjakan/ memanipulasi dat a kuant it at if agar angka berbicara. Pendekat an dengan st at ist ik sering digunakan met ode st at ist ik yait u met ode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis & mengint erpret asikan dat a st at ist ik. St at ist ika dapat pula diart ikan penget ahuan yang berhubungan dengan pengumpulan dat a, pengolahan dat a, penganalisisan dan penarikan kesimpulan berdasarkan dat a dan analisis. Jadi st at ist ik adalah produk dari kerja st at ist ika.

Didalam ilmu st at ist ik dikenal ist ilah variabel. Variabel bebas(X) (adalaha variable yang nilainya t idak bergant ung pada variable lainnya. Variabel ini digunakan unt uk meram alkan at au menerangkan variabel yang lain. Variabel t erikat (Y) adalah variabel yang nilainya bergant ung pada variable lainnya. Variabel ini merupakan variabel yang diramalkan at au dit erangkan nilainya Jika variable bebas memiliki hubungan dengan variable t erikat maka variable yang X sudah diket ahui dapat digunakan unt uk menaksir at au memperkirakan nilaiY. 2.5.1. Analisis Regresi, Koefisien Det erminasi dan Korelasi

Persamaan regresi adalah persamaan mat emat ik yang memungkinkan peramalan nilai suat u peubah t akbebas (dependent variable) dari nilai peubah bebas

(independent variable). Persamaan regresi dapat berupa persamaan linear,

(47)

bent uk diagram pencar (scat t ered diagram). Diagram Pencar adalah diagram yang menggambarkan nilai-nilai observasi peubah t akbebas dan peubah bebas. Nilai peubah bebas dit ulis pada sumbu X (sumbu horizont al). Nilai peubah t akbebas dit ulis pada sumbu Y (sumbu vert ikal). Nilai peubah t akbebas dit ent ukan oleh nilai peubah bebas.

Koefesien Det erminasi dengan simbol R at au r 2

merupakan proporsi variabilit as

dalam suat u dat a yang dihit ung didasarkan pada model st at ist ik. Definisi berikut nya menyebut kan bahw a r

2

merupakan rasio variabilit as nilai-nilai yang

dibuat model dengan variabilit as nilai dat a asli. Secara umum r 2

digunakan

sebagai informasi mengenai kecocokan suat u model. Dalam regresi r 2

ini

dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekat i nilai dat a asli yang dibuat model. Jika r

2

(48)

2

diart ikan sebagai proporsi variasi t anggapan yang

dit erangkan oleh regresor (variabel bebas / X) dalam model. Dengan demikian, jika r

2

= 1 akan mempunyai art i bahw a model yang sesuai menerangkan semua variabilit as dalam variabel Y. jika r

2

= 0 akan mempunyai art i bahw a t idak ada

hubungan ant ara regresor (X) dengan variabel Y. Dalam kasus misalnya jika r 2

=

0,8 mempunyai art i bahw a sebesar 80% variasi dari variabel Y (variabel t ergant ung / response) dapat dit erangkan dengan variabel X (variabel bebas / explanat ory); sedang sisanya 0,2 dipengaruhi oleh variabel-variabel yang t idak diket ahui at au variabilit as yang inheren. (Rumus unt uk menghit ung koefesien det erminasi (KD) adalah KD = r

2

x 100%) Variabilit as mempunyai makna

penyebaran / dist ribusi seperangkat nilai-nilai t ert ent u. Dengan menggunakan bahasa umum, pengaruh variabel X t erhadap Y adalah sebesar 80%; sedang sisanya 20% dipengaruhi oleh fakt or lain.

Dalam hubungannya dengan korelasi, maka r 2

(49)

korelasi yang berkait an dengan variabel bebas (X) dan variabel Y (t ergant ung). Secara umum dikat akan bahw a r

2

merupakan kuadrat korelasi ant ara variabel

yang digunakan sebagai predict or (X) dan variabel yang memberikan respons (Y). 24

Dengan menggunakan bahasa sederhana r 2

merupakan koefesien korelasi yang

dikuadrat kan. Oleh karena it u, penggunaan koefesien det erminasi dalam korelasi t idak harus diint erpret asikan sebagai besarnya pengaruh variabel X t erhadap Y mengingat bahw a korelasi t idak sama dengan kausalitas. Secara bebas dikat akan dua variabel mempunyai hubungan belum t ent u variabel sat u mempengaruhi variabel lainnya. Lebih lanjut dalam kont eks korelasi ant ara dua variabel maka pengaruh variabel X t erhadap Y t idak nampak. Kemungkinannya hanya korelasi merupakan penanda aw al bahw a variabel X m ungkin berpengaruh t erhadap Y. Sedang bagaimana pengaruh it u t erjadi dan ada at au t idak kit a akan mengalami kesulit an unt uk membukt ikannya. Hanya menggunakan angka r

2

kit a t idak akan

dapat membukt ikan bahw a variabel X mempengaruhi Y. Karena t ujuan penelit ian ini hanya unt uk mengukur hubungan maka sebaiknya hanya diperlukan angka koefisien korelasi.

(50)

BAB 3

M ETODE PENELITIAN

3.1. M et odologi Penelit ian 3.1.1. M et ode Penelit ian

M et ode penelit ian ini menggunakan met ode eksperiment al berdasarkan syarat dan st andar yang berlaku unt uk mendapat kan hasil yang t erbaik. Hasil penelit ian ini diharapkan dapat menggambarkan perubahan sifat -sifat fisik aspal akibat penambahan crumb rubber. Hasil penelit ian dilaboratorium kemudian dianalisis dengan uji hipot esis.

3.1.2 Tahapan Penelit ian

Unt uk mew ujudkan uraian diat as maka langkah-langkah t ahapan penelit ian yang hendak dilakukan adalah sebagai berikut :

1. M encari dat a dan informasi yang mendukung penelit ian. 2. M enent ukan hipot esis :

1) Asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber t anpa bahan t ambah t erpent in lebih baik daripada asphalt propert ies aspal minyak

penet rasi 60/ 70.

2) Asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber t anpa bahan t ambah t erpent in lebih baik daripada asphalt propert ies cam puran aspal-

crumb rubber dengan penambahan t erpent in. 3. M empersiapkan alat dan bahan.

4. M elakukan pengujian asphalt propert ies aspal minyak pen 60/ 70.

(51)

aspal-crumb rubber.

6. M enent ukan met ode pencampuran yang paling t epat dalam pembuat an campuran aspal-crumb rubber.

25 26

7. M elakukan pencampuran ant ara aspal dengan crumb rubber dengan variasi ukuran dan present ase t ert ent u t erhadap berat keseluruhan (t anpa bahan t ambah) dengan menggunakan met ode yang paling t epat .

8. M elakukan pengujian asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber (t anpa bahan t ambah).

9. M engulangi langkah ke 6 & 7 dengan menggunakan bahan t ambah berupa t erpent in.

10. M elakukan analisis dat a melalui analisis regresi, komparasi, dan korelasi sert a uji F.

11. M engambil kesimpulan mengenai apakah hipot esis yang diajukan dapat dit erima at au t idak.

(52)

Dat a dan Informasi Alat dan Bahan Penent uan Hipot esis Hipot esis :

1. Asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber t anpa bahan t ambah t erpent in lebih baik daripada asphalt propert ies aspal minyak penet rasi 60/ 70. 2. Asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber t anpa bahan t ambah t erpent in lebih baik daripada asphalt propert ies campuran aspal-crumb rubber dengan penambahan t erpent in.

M elakukan Penelit ian M ulai

Asphalt Propert ies Aspal M inyak Pen 60/ 70

(53)

aspal-crumb rubber

Asphalt Propert ies campuran aspal- crumb rubber t anpa t erpent in Asphalt Propert ies campuran aspal- crumb rubber dengan t erpent in

Selesai

M enganalisis Dat a dan M enyimpulkan Gambar 3.1. Kerangka berpikir 27

3.2. Alat dan Bahan Penelit ian 3.2.1. Bahan Penelit ian 1. Aspal

Aspal yang digunakan adalah aspal penet rasi 60/ 70 yang t ersedia di Laborat orium Jalan Raya Fakult as Teknik Jurusan Teknik Sipil

Universit as Sebeas M aret . 2. Crumb Rubber

(54)

3. Terpent in/ minyak damar 4. Benda Uji

a. Produksi aspal dimodifikasi dengan crumb rubber dengan variasi penambahan 7%, 8,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5%, dan 20% dari berat aspal.

b. Aspal yang t elah dimodifikasi dengan crumb rubber dicet ak didalam cet akan benda uji, direncanakan benda uji yang dibuat akan diuji dengan menggunakan met ode t anpa bahan t ambah dan dengan bahan t ambah berupa t erpent in.

3.2.2. Peralat an Penelit ian

1. Sat u set alat uji saringan (sieve).

2. Sat u set mesin get ar unt uk saringan (sieve shaker)

3. Timbangan yang dilengkapi t ambahan beban dengan ket elit ian 1 gram. 4. Sat u set alat Pengujian Penet rasi meliput i :

a. Caw an Aluminium berbent uk silinder diamet er 55 mm dan t inggi 35 mm

b. Bak Perendam

c. Pencat at Wakt u (st op w at ch) d. Termomet er Ruang

e. Sat u Set Penet romet er

5. Sat u set alat Pengujian Tit ik Lembek meliput i : a. Dudukan benda uji. 28

(55)

c. Bejana gelas yang t ahan pemanasan mendadak diamet er 85 mm dan t inggi minimum 120 mm.

d. Sumber Pemanas e. Termomet er

6. Sat u set alat Pengujian Dakt ilit as meliput i : a. M esin Pengujian Dakt ilit as

b. Cet akan dakt ilit as kuningan c. Bak Perendam

d. Gliserin dan Talk e. Termomet er Ruang f. Wat erbat h

7. Sat u set alat Pengujian Berat Jenis meliput i: a. Neraca Digit al

b. Piknomet er

c. Air Suling sebanyak 1000 cc d. Bejana Gelas

e. Termomet er Ruang

8. Sat u set alat Pengujian Kelekat an Aspal pada Agregat meliput i : a. Bat u-bat uan lolos ayakan ½“ t ert ahan ayakan 3/ 8"

b. Air Suling sebanyak 1000 cc

c. Bot ol Bermulut besar kapasit as 1000 cc. d. Oven dengan pengat ur suhu

9. Peralat an Tambahan meliput i :

a. 2 Caw an t ahan panas/ t emperat ur t inggi

(56)

c. Sumber Pemanas (kompor Gas 2 t ungku) d. Saringan

e. 1 Gelas Ukur 100 ml f. Kaos Tangan

g. Alat Pengaduk 29

3.3. Prosedur Penelit ian

3.3.1. Pembuat an Benda Uji ( Tanpa Terpent in)

Pembuat an benda uji dapa dibagi menjadi beberapa t ahap, yait u : 1. Tahap I

Tahap persiapan dimana penulis mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Crumb rubber yang akan dipakai dicuci t erlebih dahulu

kemudian dikeringkan kembali unt uk menghilangkan kot oran yang t ercampur di dalam crumb rubber.

2. Tahap II

M enent ukan berat crumb rubber dan aspal yang akan dicampur

berdasarkan variasi kadar crumb rubber. Karena penelit ian ini merupakan aplikasi w et process maka present ase kadar crumb rubber dit ent ukan berdasarkan berat aspal. M isalnya :

Kadar crumb rubber rencana : 10% Berat aspal : 100 gram

Berat crumb rubber : 10 gram 3. Tahap III

(57)

mencair (140o

C), lalu memasukkan crumb rubber dengan cara dit abur.

Set elah it u dilakukan pengadukan secara perlahan supaya crumb rubber dapat larut dengan aspal dan menghidari t erjadinya gelembung udara pada campuran. Kemudian, campuran t ersebut dipanaskan kembali sambil diaduk. Proses pencampuran dihent ikan set elah didapat kan campuran yang homogen secara visual (+ 20 menit ).

4. Tahap IV

Aspal yang t elah t ercampur dengan crumb rubber dit uang ke daam cet akan benda uji dengan sekali t uangan agar t idak t erjadi pelapisan aspal. 5. Tahap V

Benda uji didiamkan t erlebih dahulu lebih kurang 12 jam, kecuali pengujian t it ik nyala dan t it ik bakar langsung dapat dilakukan. 30

3.3.2. Pembuat an Benda Uji (Dengan Penambahan Terpent in) Pembuat an benda uji dapa dibagi menjadi beberapa t ahap, yait u : 1. Tahap I

Tahap persiapan dimana penulis mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Crumb rubber yang akan dipakai dicuci t erlebih dahulu

kemudian dikeringkan kembali unt uk menghilangkan kot oran yang t ercampur di dalam crumb rubber.

2. Tahap II

M enent ukan berat crumb rubber dan aspal yang akan dicampur

(58)

Kadar crumb rubber rencana : 10% Berat aspal : 100 gram

Berat crumb rubber : 10 gram

M enent ukan volume t erpent in yang akan digunakan unt uk melarut kan crumb rubber. Berdasarkan beberapa kali percobaan yang t elah dilakukan penulis, didapat kan perbandingan sebagai berikut :

Berat crumb rubber : 100 gram Volume t erpent in : 10 ml 3. Tahap III

M elakukan pencampuran ant ara crumb rubber dengan t erpent in dengan cara diaduk kira-kira 5-10 menit , kemudian didiamkan selama 24 jam. Set elah 24 jam, campuran crumb rubber-t erpent in diaduk kembali sebelum digunakan.

4. Tahap IV

M elakukan pencampuran dengan met ode panas-dingin-panas dimana dilakukan pemanasan t erhadap aspal penet rasi 60/ 70 sampai aspal t ersebut mencair (140o

C), lalu memasukkan campuran crumb rubber-t erpent in

dengan cara dit abur. Set elah it u dilakukan pengadukan secara perlahan supaya crumb rubber dapat larut dengan aspal dan menghidari t erjadinya gelembung udara pada campuran. Kemudian, campuran t ersebut 31

(59)

Aspal yang t elah t ercampur dengan crumb rubber dit uang ke daam cet akan benda uji dengan sekali t uangan agar t idak t erjadi pelapisan aspal. 6. Tahap VI

Benda uji didiamkan t erlebih dahulu lebih kurang 12 jam, kecuali pengujian t it ik nyala dan t it ik bakar langsung dapat dilakukan. 3.3.3. Jumlah Benda Uji

Adapun jumlah benda uji yang dibuat dalam penelit ian ini disajikan dalam bent uk t abel berikut :

Tabel 3.1. Pembuat an Benda Uji M et ode Panas-Dingin (Tanpa Bahan Tambah) Benda Uji (buah) Ukuran

Crumb Rubber (mesh) Kadar Crumb Rubber (%)

Penet rasi Tit ik Lembek Tit ik Nyala & Tit ik Bakar

Dakt ilit as Berat Jenis Kelekat an pada Agregat

Jumlah Benda Uji (buah)

(60)

2 2 1 2 2 1 10

50

7 2 2 1 2 2 1 10 10

2 2 1 2 2 1 10

Tot al Jumlah Benda Uji 40

Tabel 3.2. Pembuat an Benda Uji M et ode Panas-Dingin-Panas (Tanpa Bahan Tambah)

Benda Uji (buah) Ukuran Crumb

Rubber (mesh) Kadar Crumb Rubber (%)

Penet rasi Tit ik Lembek Tit ik Nyala & Tit ik Bakar

Dakt ilit as Berat Jenis Kelekat an pada Agregat

(61)

30 7 2 2 1 2 2 1 10 10

2 2 1 2 2 1 10

50

7 2 2 1 2 2 1 10 10

2 2 1 2 2 1 10

Tot al Jumlah Benda Uji 40

32

Tabel 3.3. Pembuat an Benda Uji M et ode Panas-Dingin-Panas (Tanpa Bahan Tambah)

Benda Uji (buah) Ukuran Crumb

Rubber (mesh) Kadar Crumb

(62)

Tit ik Bakar

Dakt ilit as Berat Jenis Kelekat an pada

Agregat Jumlah Benda Uji (buah)

8 7 2 2 1 2 2 1 10

(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)

2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 10 10 10

Tot al Jumlah Benda Uji 210

(70)

Benda Uji (buah) Ukuran Crumb

Rubber (mesh) Kadar Crumb

Rubber (%) Penet rasi Tit ik Lembek Tit ik Nyala &

Tit ik Bakar

Dakt ilit as Berat Jenis Kelekat an pada

Agregat Jumlah Benda Uji (buah)

8 7 2 2 1 2 2 1 10

(71)

2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 10 10 10

30 7 2 2 1 2 2 1 10

(72)

20 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 10 10 10

(73)
(74)

Tot al Jumlah Benda Uji 120

33

3.4. Rincian Percobaan

3.4.1. Pengujian Penet rasi Aspal

Percobaan ini bert ujuan unt uk menent ukan penet rasi aspal keras at au lembek (solid at au semi solid) dengan memasukkan jarum penet rasi ukuran t ert ent u, beban, w akt u t ert ent u kedalam aspal pada suhu t ert ent u. Prosedur pengujian berdasarkan AASHTO T-49-68/ ASTM D 5 71.

3.4.1.1. Pembuat an Benda Uji

1. M emanaskan cont oh aspal perlahan-lahan sambil mengaduk hingga cukup cair unt uk dapat dit uangkan. Pemanasan cont oh unt uk t er t idak lebih dari 600

C di at as t it ik lembek dan unt uk aspal t idak boleh lebih dari 900 C di

at as t it ik lembek. Pemanasan t idak boleh lebih dari 30 menit .

2. M engaduk perlahan-lahan agar udara t idak masuk ke dalam t empat cont oh. 3. M enuangkan cont oh cair merat a ke dalam t empat cont oh dan mendiamkan hingga dingin.

4. M enut up benda uji agar bebas dari debu dan mendiamkan pada suhu ruang selama 1 sampai dengan 1,5 jam.

3.4.1.2. Cara Kerja

(75)

C

selama 1 - 1,5 jam.

2. M emasang jarum penet rasi pada pemegang jarum yang t elah dibersihkan dengan t oluena dan mengeringkan dengan lap bersih.

3. M elet akkan pemberat 50 gr di at as jarum unt uk memperoleh beban sebesar (100 ± 0,1) gr.

4. M emindahkan benda uji dari bak perendam ke baw ah alat penet rasi. 5. M enyet el alat agar skala menunjukkan pada angka nol, kemudian menurunkan jarum perlahan-lahan hingga menyent uh pada permukaan benda uji.

6. M enekan pemegang jarum bersamaan dengan menjalankan st op w at ch selama (5 ± 0,1) det ik. 34

7. M embaca angka penet rasi dari benda uji.

8. M enyiapkan percobaan pada sampel yang sama t et api pada t empat penet rasi yang berbeda. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali pada t iap sampel uji dengan ket ent uan t iap t it ik pemeriksaaan sat u sama lain berjarak 1 cm dari t epi.

3.4.2. Pengujian Tit ik Lembek Aspal

Pemeriksaan ini dimaksudkan unt uk menent ukan t it ik lembek aspal yang berkisar ant ara 30o

C sampai 200o

C. Tit ik lembek adalah t emperat ur pada saat bola baja

(76)

t erlet ak di baw ah cincin pada t inggi t ert ent u sebagai akibat kecepat an pemanasan t ert ent u. Prosedur pengujian berdasarkan AASHTO T 53-74/ ASTM D 36 70.

3.4.2.1. Pembuat an Benda Uji

1. M emanaskan cont oh perlahan-lahan sambil mengaduk t erus - menerus hingga cair merat a. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar gelembung - gelembung udara t idak masuk.

2. M emanaskan dua buah cincin sampai mencapai t emperat ur t uang cont oh, dan melet akkan kedua cincin di at as plat kuningan yang t elah diberi

lapisan dari campuran gliserin dan t alk.

3. M enuang cont oh ke dalam dua buah cincin. M endiamkan pada t emperat ur 8o

C di baw ah t it ik lembek bit umen sekurangnya selama 30 menit .

4. M erat akan permukaan cont oh yang t elah dingin dalam cincin dengan pisau yang t elah dipanaskan.

3.4.2.2. Cara Kerja

1. M emeriksa dan mengat ur jarak ant ara permukaan plat dasar dengan dasar benda uji sehingga menjadi 25,4 mm.

2. M engisi bejana dengan air suling baru dengan t emperat ur (5±1) o

C,

sehingga t inggi permukaan air berkisar 101,6 mm sampai 108 mm. 35

(77)

4. M elet akkan bola-bola baja di at as dan di t engah permukaan masing- masing benda uji menggunakan penjepit dan memasang kembali pengarah bola.

5. M elet akkan t ermomet er di ant ara kedua benda uji. 6. M emanaskan bejana sehingga t emperat ur naik 5o C/ menit , Unt uk 3 menit

pert ama beda kecepat an t idak boleh lebih dari 0,5o C sampai bola baja

jat uh di at as permukaan plat .

7. M encat at t emperat ur saat bola mulai mendesak aspal (melendut ) dan menyent uh plat dasar.

3.4.3. Pengujian Tit ik Nyala dan Tit ik Bakar Aspal dengan Cleveland Open Cup

Pemeriksaan ini dimaksudkan unt uk menent ukan t it ik nyala dan t it ik bakar dari semua jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang mempunyai t it ik nyala open cup kurang dari 70o

C.

Tit ik nyala adalah suhu pada saat t erlihat nyala singkat pada suat u t it ik di at as permukaan aspal. Tit ik bakar adalah suhu pada saat t erlihat nyala sekurang kurangnya 5 det ik pada suat u t it ik pada perm ukaan aspal. Prosedur pengujian berdasarkan AASHTO T 48-74/ ASTM D 92-52.

3.4.3.1. Pembuat an Benda Uji

1. M emasak cont oh aspal sampai suhu ant ara 148,9 o C dan 176 o

Referensi

Dokumen terkait

Campuran Aspal Panas (Hotmix) adalah suatu campuran perkerasan jalan lentur yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan bahan pengikat aspal dengan

Dari hasil rata-rata pengujian berat jenis aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh berat jenis aspal sebesar 1,044 sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi

Dalam upaya meningkatkan kekuatan struktur perkerasan jalan dengan pemeliharaan material yang baik dan untuk meningkatkan nilai karakteristik campuran aspal, khususnya

STUDI PENGARUH PENGGUNAAN CRUMB RUBBER SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA ASPHALT CONCRETE DENGAN.. BAHAN PENGIKAT ASPAL

Dalam upaya meningkatkan kekuatan struktur perkerasan jalan dengan pemeliharaan material yang baik dan untuk meningkatkan nilai karakteristik campuran aspal, khususnya

Berdasarkan hasil penelitian terhadap karakterisik pengujian tegangan tembus dan pengujian karakteristik fisik dan kimia minyak nilam sebagai alternatif pengganti minyak

Dari hasil pengujian karakteristik sifat Marshall nilai VFB untuk campuran crumb rubber 7% memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan campuran aspal normal,

Metodologi dalam penelitian ini adalah melakukan serangkaian pengujian karakteristik berupa agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal lalu merancang komposisi campuran