• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pranata Sosial Dan Norma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pranata Sosial Dan Norma"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pranata Sosial Dan Norma

Desny Putri Sunjaya (1306376004)

Lembaga kemasyarakatan merupakan terjemahan langsung dari istilah social-institution yang hingga kini belum ada kesepakatan mengenai istilah Indonesia yang dengan tepat menggambarkan isi social-institution tersebut. Ada yang menggunakan pranata sosial, namun social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat. menurut Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Pranata sama dengan institution yaitu sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga atau masyarakat untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Namun pranata tidak sama dengan institute. Pranata merupakan sistem norma-aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sedangkan institute merupakan badan/organisasi yang melaksanakan aktivitas tersebut.

Tabel 1. Perbedaan Lembaga dengan Pranata

Lembaga/Institute Pranata/Institution

- ITB - Pendidikan Teknologi

- PSSI - Olah raga sepak bola

- Penerbit Kompas - Jurnalistik

Definisi/Batasan para ahli:

1. Robert Mac. Iver, pranata sosial adalah tata cara/prosedur yang diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok.

2. Howard Becker, pranata sosial adalah suatu jaringan yang berfungsi untuk memelihara hubungan antarmanusia.

(2)

Terdapat 5 pranata/lembaga kemasyarakatan dalam setiap masyarakat, yakni kekeluargaan, pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan pemerintahan. Kelima pranata ini masing -masing memiliki fungsi dan tanggung jawab tertentu. Lembaga Keluarga berfungsi untuk pengaturan perilaku seksual, melangsungkan keturunan, merawat dan melindungi anak, mensosialisasikan anak, mengatur penempatan status, dan mencungkupi kebutuhan agama. Lembaga Pendidikan berfungsi untuk memberikan persiapan bagi calon pekerja, sebagai perantara pemindahan warisan kebudayaan, memperkenalkan pada individu-individu tentang berbagai peranan dalam masyarakat, mempersiapkan individu untuk berbagai peranan sosial yang dikehendaki, memberikan landasan bagi penilaian dan pemahaman status, meningkatkan kemajuan dalam riset-riset ilmiah, serta memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial.

Lembaga Keagamaan berfungsi sebagai bantuan terhadap pencarian identitas moral, memberikan penafsiran-penafsiran untuk menjelaskan keadaan lingkungan fisik dan sosial seseorang, serta peningkatan kadar keramahan, kohesi sosial, dan solidaritas kelompok. Fungsi Lembaga Ekonomi di antaranya untuk produksi barang dan jasa, distribusi barang, jasa dan sumber-sumber daya ekonomi, serta konsumsi barang dan jasa. Lembaga Pemerintahan berfungsi sebagai pelembagaan norma melalui UU yang disampaikan oleh badan legislatif, melaksanakan UU yang sudah disetujui, menyelesaikan konflik dalam masyarakat, menyelenggarakan pelayanan-pelayanan umum, dan melindungi para warga negara dari segala ancaman/bahaya.

Secara umum, fungsi lembaga kemasyarakatan meliputi pedoman masyarakat untuk bertingkah laku terutama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan, menjaga keutuhan masyarakat, dan sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan

Proses pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan meliputi norma-norma dalam masyarakat dan sistem pengendalian sosial (social control)

A. Norma-Norma dalam Masyarakat

(3)

tidak sengaja yang lama-kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar. Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat memiliki kekuatan mengikat yang berbeda-beda, dan pada umumnya anggota masyarakat tidak berani melanggarnya.

Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut, secara sosiologis dikenal adanya empat pengertian, yaitu:

1. Cara (usage) menunjuk pada suatu bentuk perbuatan. Cara lebih menonjol di dalam hubungan antarindividu dalam masyarakat. Norma ini memiliki kekuatan yang sangat lemah bila dibandingkan dengan kebiasaan (folkways). Suatu penyimpangan terhadapnya tidak mengakibatkan hukuman yang berat seperti celaan dari individu yang dihubunginya. Misalnya, orang mempunyai cara masing-masing untuk minum pada waktu bertemu. Ada yang minum tanpa mengeluarkan bunyi, ada pula yang mengeluarkan bunyi sebagai tanda kepuasan. Dalam cara yang kedua biasanya dianggap sebagai perbuatan yang tidak sopan. Apabila cara tersebut masih dilakukan, maka paling banyak orang yang diajak minum bersama merasa tersinggung dan mencela cara minum yang demikian.

2. Kebiasaan (folkways) mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara. Kebiasaan yang diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Seperti kebiasaan memberi hormat kepada orang lain yang lebih tua usianya. Menurut Maclever dan Page, kebiasaan merupakan perilaku yang diakui dan diterima oleh masyarakat. Kebiasaan tersebut tidak semata-mata dianggap sebagai perilaku saja.

3. Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Tata kelakuan sangat penting karena:

a. Tata kelakuan memberikan batas-batas pada perilaku individu. Tata kelakuan juga merupakan alat memerintahkan dan sekaligus melarang seorang anggota masyarakat melakukan suatu perbuatan.

(4)

yang mencuri maka masyarakat akan menghukum orang tersebut agar dia menyesuaikan tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku di masyarakat.

c. Tata kelakuan menjaga solidaritas antaranggota masyarakat. Setiap masyarakat memiliki tata kelakuan, misalnya perihal hubungan pria dan wanita, yang berlaku bagi semua orang, dengan segala usia, untuk semua golongan masyarakat, dan seterusnya. Tata kelakuan menjaga keutuhan dan kerja sama antara anggota-anggota masyarakat itu.

4. Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat meningkat kekuatan mengikatnya menjadi custom atau adat istiadat. Masyarakat melanggar adat istiadat akan menderita sanksi keras yang kadang–kadang secara tidak langsung diperlakukan. Contohnya, seperti adat yang melarang perceraian di Lampung. Apabila terjadi perceraian, tidak hanya yang bersangkutan tercemar namanya, tetapi seluruh keluarga bahkan sukunya.

Norma-norma di atas telah mengalami proses yang dinamakan proses pelembagaan (institutionalization) untuk menjadi bagian tertentu dari lembaga kemasyarakatan. Yaitu proses yang dilewatkan oleh suatu norma yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan. Suatu norma dikatakan telah melembaga (institutionalized) apabila norma tersebut diketahui, dipahami atau dimengerti, ditaati, dan dihargai.

Proses pelembagaan berlangsung hingga norma-norma mendarah daging (internalized). Kadang-kadang dibedakan antara norma atau kaidah-kaidah yang mengatur pribadi manusia dan hubungan antarpribadi. Kaidah-kaidah pribadi mencakup norma kepercayaan agar manusia beriman, dan norma kesusilaan bertujuan agar manusia mempunyai hati nurani yang bersih. Kaidah antarpribadi mencakup norma kesopanan agar manusia bertingkah laku dengan baik di dalam pergaulan hidup dan kaidah hukum pada dasarnya untuk mencapai kedamaian hidup bersama, yang merupakan keserasian antara ketertiban dengan ketentraman.

B. Sistem Pengendalian Sosial

(5)

masyarakat mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku. Jadi, pengendalian dapat dilakukan oleh indiviu terhadap individu lainnya atau dilakukan individu terhadap suatu kelompok sosial. Seterusnya pengendalian sosial dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya, atau oleh suatu kelompok terhadap individu.

Pengendalian sosial terutama bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Atau, suatu sistem pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan/kesebandingan.

Pengendalian sosial dapat bersifat preventif atau represif, atau bahkan kedua-duanya. Prevensi merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan. Usaha-usaha preventif dijalankan melalui proses sosialisasi, pendidikan formal, dan informal. Sedangkan usaha yang represif bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan. Represif berwujud penjatuhan sanksi terhadap warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.

Alat pengadilan sosial dapat digolongkan paling sedikit ke dalam lima golongan, yaitu: 1. Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma

kemasyarakatan

2. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma kemasyarakatan

3. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat apabila mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma-norma kemasyarakatan dan nilai-nilai yang berlaku

4. Menimbulkan rasa takut

5. Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sanksi tegas bagi para pelanggar

(6)

1. Perkembangan

a. Crescive Institution (Lembaga Primer) yaitu lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, seperti hak milik dan perkawinan

b. Enacted Institution yaitu lembaga yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti lembaga utang-piutang dan lembaga pendidikan

2. Sistem Nilai

a. Basic Institution yaitu bersifat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib masyarakat, contoh: keluarga, sekolah.

b. Subsidiary Institution yang dianggap kurang penting, contoh : kegiatan rekreasi, liburan.

3. Penerimaan Masyarakat

a. Approved/Social Sanctioned Institution yaitu lembaga-lembaga yang diterima oleh masyarakat, contoh: sekolah, perusahaan.

b. Unsanctined institution yaitu lembaga yang ditolak oleh masyarakat, contoh; kelompok penjahat, pemeras.

4. Penyebaran

a. General institution yang dikenal oleh hampir seluruh masyarakat dunia, contoh: agama

b. Restricted institution yang dikenal oleh masyarakat tertentu saja, contoh; agama islam, kristen, dll.

5. Fungsi

a. Operative Institution yaitu lembaga yang menghimpun pola-pola tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, contoh; industri b. Regulative Institution yaitu lembaga yang mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan

yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri, contoh; lembaga-lembaga hukum kejaksaan, pengadilan.

Klasifikasi tipe-tipe lembaga kemasyarakatan tersebut menunjukkan bahwa di dalam setiap masyarakat akan dijumpai bermacam-macam lembaga kemasyarakatan. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai yang menentukan lembaga kemasyarakatan mana yang dianggap sebagai pusat dan berada di atas lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya.

(7)

Telah lama para ahli berusaha untuk meneliti lembaga kemasyarakatan dengan cara atau metode-metode yang menurut anggapan mereka paling efisien. Apabila metode-metode tersebut dihimpun, maka akan dijumpai tiga golongan pendekatan terhadap masalah tersebut, yaitu:

1. Analisis secara historis yang bertujuan meneliti sejarah timbul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan tertentu.

2. Analisis komparatif bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertentu dalam pelbagai lapisan sosial masyarakat tertentu.

3. Analisis fungsional di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan diselidiki dengan menganalisis hubungan antara lembaga-lembaga tersebut di dalam suatu masyarakat tertentu. Pendekatan yang lebih menekankan hubungan fungsionalnya, sering kali mempergunakan analisis-analisis historis dan komparatif. Suatu lembaga kemasyarakatan tidak mungkin terlepas/berdiri sendiri dari lembaga yang lainnya, contohnya lembaga perkawinan menyangkut lembaga pergaulan muda-mudi, lemabaga keluarga, dll.

Dapat disimpulkan bahwa ketiga pendekatan tersebut bersifat saling melengkapi. Artinya, di dalam meneliti lembaga-lembaga kemasyarakatan, salah satu pendekatan akan dipakai sebagai alat pokok, sedangkan yang lain bersifat sebagai tambahan untuk melengkapi kesempurnaan cara-cara penelitian.

Conformity dan Deviation

Masalah comformity dan deviation berhubungan erat dengan social control. Conformity berarti proses penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara mengindahkan kaidah dan nilai-nilai masyarakat. deviation adalah penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai-nilai-nilai dalam masyarakat. Kaidah timbul dalam masyarakat karena diperlukan sebagai pengatur hubungan antara seseorang dengan orang lain, atau antara seseorang dengan masyarakatnya.

(8)

sering dianggap sebagai hambatan kemajuan dan perkembangan. Karena conformity adalah ketaatan dan kepatuhan, apabila ada yang melanggar akan mendapatkan sanksi.

Pengertian Penyimpangan dari segi statistik yaitu setiap hal yang terlalu jauh dengan keadaan normal/keadaan rata-rata, dari sudut kedokteran merupakan suatu yang bersifat patologis, dari sudut sosiologi merupakan kegagalan mematuhi aturan kelompok. Penyimpangan/Deviation tidak disukai dalam masyarakat, karena memerlukan keberanian untuk melakukan deviasi. Deviasi sering dimulai oleh generasi muda, bila hal tersebut dinilai bermanfaat, maka deviasi akan diterima masyarakat.

Daftar Pustaka:

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Lembaga dengan Pranata

Referensi

Dokumen terkait

Dalam desain analisis pertama, peneliti akan menganalisa pelanggaran (fraud) yang terjadi di dalam proses perencanaan dalam pengadaan uninterruptible power supply

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dan sudah ditetapkan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur antara bayi yang

Solusi yang ditawarkan dalam program pengabdian ini adalah mengadakan sosialisasi dan workshop pemanfaatan media pembelajaran e-learning Quipper School untuk

5.14 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Final RULA Tubuh Bagian 91 Kanan Pada Pengguna komputer di BPS Provinsi Jawa Timur. 5.15 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Final RULA

Untuk mengetahui apa hubungan antara Promosi K3 meliputi rambu-rambu K3, pelatihan, pengawasan, komunikasi pesan K3, dan kegiatan-kegiatan bulan K3 dengan perilaku aman (

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax.. Pengabdian

2 N30.0 Cystitis Acute P eradangan Kandung Kemih yang sifatnya keras dan sering mematikan berjangkit secara mendadak, berlansung secara singkat dengan perkembangan

Berdasarkan rekomendasi studi PhD Leny Maryouri, 2015, terdapat sebuah metode untuk mempercepat proses penyiapan proyek infrastruktur, yaitu Project Delivery Partnership (PDP)