• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI PADI SAWAH MENJADI PETANI KARET DI DESA JAYA BHAKTI KECAMATAN MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERIODE 1994-2003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI PADI SAWAH MENJADI PETANI KARET DI DESA JAYA BHAKTI KECAMATAN MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERIODE 1994-2003"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mubyarto (1995:16) bahwa pertanian dalam arti luas yaitu pertanian yang mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

Disimpulkan bahwa pertanian yang diusahakan oleh penduduk untuk mencukupi kebutuhan ekonominya bermacam-macam, namun sebagian penduduk Indonesia lebih banyak mengusahakan pertaniannya dengan cara bercocok tanam/bertani di lahan ladang dan sawah. Menurut Hadi Prayitno dan lincoln Arsyad (1987:8) beberapa masalah pokok yang dihadapi petani adalah rendahnya pendapatan dan sulitnya meningkatkan usaha tani.

Kehidupan petani dari generasi ke generasi memiliki berbagai keterbatasan serta permasalahan seperti rendahnya pendapatan dari usah tani. Kendala tersebut diduga dari semakin sempitnya lahan usaha tani, sehingga menyebabkan produksi usaha tani rendah.

(2)

2

sedangkan petani sawah menggarap pada lahan basah atau lahan yang digenangi air. Sawah yang diusahakan yaitu sawah tadah hujan yang mengandalkan musim penghujan. Penanaman dilakukan dua kali dalam setahun terkadang satu kali dalam setahun hal ini berdasarkan banyak sedikitnya musim penghujan pada tahun tersebut, dan pengolahan tanah masih menggunakan alat tradisional yaitu cangkul dan bajak dengan memakai tenaga ternak.

Petani dihadapkan pada alat yang digunakan untuk mengolah sawah masih sederhana yaitu menggunakan tenaga manusia dan tenaga ternak. Hal ini dikarenakan petani belum mengenal penggunaan alat mesin seperti traktor untuk mengolah tanah yang dapat menghemat waktu dan tenaga kerja. Hasil panen padi biasanya lebih banyak dikonsumsi sendiri dari pada dijual.

Berdasarkan dokumentasi 2011 Desa Jaya Bhakti kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir, memiliki luas wilayah 1600 hektar atau 16 km2. Jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 3621 jiwa dengan 1041 kepala rumah tangga yang terdiri dari 1881 jiwa laki-laki dan 1740 jiwa perempuan dengan kepadatan penduduk 226 jiwa/km2. Penduduk Desa Jaya Bhakti pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Mengenai jenis mata pencaharian yang ada di Desa Jaya Bhakti dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok di Desa Jaya Bhakti kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2011

No Mata Pencarian Pokok Jumlah kepala rumah tangga

Presentase (%)

1 Petani Ladang 332 31,89

2 Petani Sawah 317 30,45

(3)

3

Sumber : Monografi Desa Jaya Bhakti Tahun 2010

Dari Tabel 1 nampak bahwa mata pencaharian pokok penduduk Desa Jaya Bhakti sebagian besar bergerak pada bidang pertanian, dimana 83,19 % diantara penduduk yang bekerja adalah petani yang meliputi petani sawah, petani lading dan buruh tani.

Petani di Desa Jaya Bhakti mengadakan perubahan yaitu mengupayakan bagaimana cara meningkatkan pendapatannya dari lahan sawah agar mampu mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangganya. Salah satu cara yang ditempuh petani adalah mengubah jenis tanamannya, yaitu dari tanaman padi sawah dengan tanaman keras atau tanaman tahunan seperti kakao, kelapa sawit, karet dan lainnya.

Hasil pra survei di Desa Jaya Bhakti Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir, hasil usaha tani padi bervariasi berdasarkan pada luas lahan garapan petani. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil usaha tani padi sawah per tahun didasarkan pada luas lahan garapan dapat diketahui pada Tabel berikut ini :

(4)

4

Sumber : Pra Survei Februari 2010

Dari Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa hasil produksi padi sawah bervariasi berdasarkan luas lahan yang dimiliki petani. Hasil produksi padi di atas yaitu hasil produksi padi sawah dalam satu kali panen. Harga jual padi pada Tabel 2 diambil dari tahun terakhir transaksi jual beli padi di Desa Jaya Bhakti yaitu tahun 2003 (catatan KUD Desa Jaya Bhakti 2003).

(5)

5

bisa dilakukan pada waktu senggang setelah melakukan pekerjaan sampingan atau pekerjaan lainnya dan tidak memerlukan waktu banyak. Perawatan dari setelah tanam sampai sebelum sadap dilakukan 6 bulan sekali atau tergantung banyak sedikitnya gulma yang ada disekitar pohon karet tersebut sedangkan pemupukan dilakukan 2-3 kali dalam setahun. Berikut adalah gambaran petani padi sawah yang berubah menjadi petani penanam karet yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah Petani yang Menggarap Padi Sawah yang Berubah Menjadi

Sumber : Monografi Desa Jaya Bhakti Tahun 2011

Dari Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa tanaman karet mulai dibudidayakan oleh petani Desa Jaya Bhakti sejak tahun 1994. Dalam kurun waktu 10 tahun yaitu dari tahun 1994-2003 petani padi sawah yang berubah menanam karet sebanyak 198 petani. 198 petani padi sawah yang berubah menanam karet tersebut tersebar di 8 blok yang ada di Desa Jaya Bhakti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut :

(6)

6

No Blok Jumlah Penanam Karet

1 A 18

Sumber : Monografi Desa Jaya Bhakti Tahun 2010

Penduduk Desa Jaya Bhakti memilih menanam karet disebabkan produksi padi rendah, rentan terhadap hama dan penanaman dilakukan setahun sekali Hal ini terjadi dikarenakan pada saat musim gadu datang penduduk di hadapkan pada kenyataan bahwa mereka kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah karena sawah yang mereka usahakan yaitu sawah tadah hujan bukan sawah irigasi. Untuk mendapatkan air mereka mengandalkan dari musim penghujan. Apabila musim kemarau lebih panjang maka penanaman padi dilakukan setahun sekali begitupun sebaliknya apabila musim kemarau pendek penanaman padi bisa dilakukan dua kali dalam setahun.

(7)

7

dengan jarak 6 m x 4 m dan menghasilkan 440 kg/bulan sedang penyadapa pohon karet dilakukan setiap hari dan waktu penyadapan yang baik yaitu jam 05.00-07.30 pagi kemudian pengambilan latek di lakukan seminggu sekali yang menghasilkan 110 kg/minggu dan 15,7 kg/hari. Penjualan lateks dilakukan setiap pengambilan latek dilakukan. Untuk karet yang baru buka sadap biasanya getah yang dihasilkan belum maksimal atau masih sedikit beda dengan karet yang yang sudah disadap lama dan umur karet sudah tua getah karet yang dihasilkan lebih banyak hal ini berpengaruh pada berat getah karet yang dihasilkan walaupun luas lahan sama namun hasilnya berbeda.

Untuk lebih jelasnya mengenai hasil usaha tani karet per tahun didasarkan pada luas lahan garapan dapat diketahui pada Tabel berikut ini :

Tabel 5. Hasil Usaha Tani Karet Berdasarkan Pada Luas Lahan Garapan di Desa Jaya Bhakti Kec. Mesuji Kab. Ogan Komering Ilir Tahun 2011

Sumber : Pra Survei Februari 2010

Besarnya pendapan dari bertanam karet mendorong penduduk Desa Jaya Bhakti untuk menanam karet walaupun penduduk tahu bahwa untuk mendapatkan hasil dari pohon karet memerlukan waktu yang lama 5-6 tahun baru merasakan hasilnya tidak seperti padi yang dalam enam bulan dapat memetik hasilnya.

(8)

8

Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Luas lahan garapan

2. Rendahnya produksi padi sawah 3. Harga jual padi

4. Pemasaran karet.

5. Pendapatan petani karet

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah pada penelitian ini adalah Perubahan mata pencaharian petani padi sawah tadah hujan menjadi petani karet di desa Jaya Bhakti Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 1994-2003.

Untuk menjawab masalah yang ada di atas peneliti menguraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian. Adapun pertayaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Apakah luasnya lahan garapan menyebabkan petani padi sawah menanam

karet?

2. Apakah rendahnya produksi padi sawah menyebabkan petani padi menanam karet?

3. Apakah harga jual padi yang rendah menyebabkan petani padi menanam karet?

(9)

9

5. Apakah besarnya pendapatan petani karet menjadi penyebab petani padi menanam karet?

D. Tujun Penelitian

1. Untuk mendapatkan informasi tentang luas lahan garapan menjadi penyebab petani padi sawah menanam karet

2. Untuk mendapatkan informasi tentang rendahnya produksi padi sawah sebagai penyebab petani padi sawah menanam karet.

3. Untuk mendapatkan informasi tentang harga jual padi yang rendah sebagai penyebab petani padi sawah menanam karet.

4. Untuk mendapatkan informasi tentang pemasran karet

5. Untuk mendapatkan informasi tentang besarnya pendapatan petani karet menjadi penyebab petani padi sawah menanam karet.

E. Kegunaan Penelitian

(10)

10

2. Sebagai sumber informasi dan pengetahuan bagi penulis mengenai penyebab berubahnya petani padi sawah ke karet di desa Jaya Bhakti, kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering ilir.

3. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang mata kuliah geografi pertanian yang telah didapat selama belajar di perguruan tinggi.

4. Untuk memberikan informasi dan bahan rujukan kepada peneliti lain yang akan meneliti hal yang serupa.

5. Sebagai suplemen pembelajaran geografi pada SMP kelas VIII semester I dan SMA kelas XI aemester II pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan pokok bahasan tentang Sumber Daya Alam subpokok bahasa tentang jenis penggunaan lahan dan jenis pertanian.

Materi yang dibicarakan adalah:

Pada materi SMP kelas VIII semester I yaitu tentang sub pokok pembahasan jenis penggunaan lahan yang salah satunya menjelaskan penggunaan lahan untuk pertanian.

Pada materi SMA kelas XI semester II tentang sub pokok pembahasan jenis pertanian yanhg menjelaskan tentang macam-macam pertanian, bentuk pertanian, persebaran pertanian dan jenis pertanian di Indonesia.

F. Ruang Lingkup Penelitian

(11)

11

2. Ruang lingkup objek penelitian ini adalah perubahan mata pencaharian petani padi sawah menjadi petani karet.

3. Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah Desa Jaya Bhakti 4. Ruang lingkup tahun penelitian ini adalah tahun 2011

5. Ruang lingkup ilmu penelitia ini adalah ilmu Geografi Pertanian Menurut Nursid Sumaatmadja, (1988:54) Geografi Pertanian adalah:

“suatu cabang keruangan merupakan perpaduan sub sistem fisis dan non fisis kedalam sub sistem fisis termasuk komponen tanah, iklim, hidrologi, topografi dengan segala alamiahnya. Sedangkan kedalam sub sistem manusia termasuk tenaga kerja kemampuan teknologi, tradisi yang berlaku dalam masyarakat, kemampuan ekonomi, dan kondisi politik setempat”.

Geografi pertanian adalah suatu ilmu yang menjelaskan segala aktivitas pertanian secara keruangan yang mearupakan perpaduan antara sub sistem fisis dan sub sistem manusia yang terkait dengan penelitian ini adalah aktivitas pertanian yang dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebuatuhan dan kesejahteraan rumah tangga petani yang meliputi hasil produksi padi, harga jual padi, pemasaran karet

(12)
(13)

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Seminar dan lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

Menurut Mosher dalam Totok Mardikanto (1990 : 30), pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas, yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan dalam hal ini para petani mengatur dan mengiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan itu dalam suatu bentuk usaha tani sehingga perbedaan dasar antara kehidupan tumbuhan liar dan binatang liar dengan pertanian (usaha tani) adalah pada kehadiran petani

(14)

sawah yang berubah menanam karet yang sangat dipengaruhi oleh factor alam misalnya tanah, ilkim, musim dan lain-lain.

Ditinjau dari ilmu geografi khususnya geografi pertanian, aktivitas pertanian di daerah penelitian ini sangat bergantung pada alam serta didukung oleh kemampuan manusia yang cukup. Dengan kondisi tersebut maka perkembangan pertanian yang didukung dengan kemampuan manusianya pada bidang tersebut maka di daerah penelitian ini akan tumbuh subur, berkembang, dan lebih baik bagi kehidupan social maupun ekonomi masyarakat yang membudidayakannya.

2. Petani Padi Lahan Sawah

Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah lebak maupun sawah pasang surut. Dalam penelitian ini sawah yang diusahakan yaitu sawah tadah hujan. Dimana air yang digunakan untuk mengairi sawah mengandalkan air hujan. Sawah tadah hujan tidak seperti sawah irigasi yang bisa mendapatkan air yang cukup melainkan tergantung pada banyaknya curah hujan yang turun

(15)

dikarenakan sawah tadah hujan masih mengandalkan alam. Untuk mengatasi masalah tersebut penduduk Desa Jaya Bhakti mengubah jenis tanaman yang diusahakan pada lahan sawah tadah hujan dengan tanaman karet untuk meningkatkan produktivitas tanah sawah yang mereka miliki.

3. Perubahan Usaha Tani

Perubahan usaha tani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perpindahan usaha tani dari petani padi sawah tadah hujan menjadi petani karet, pergeseran usaha tani diakibatkan oleh sempitnya kepemilikan lahan petani, rendahnya produksi petani, dan yang berakibat pada tidak terpenuhinya kebutuhan pokok minimum keluarga petani. Usaha pertanian padi sawah bagi sebagian petani sudah tidak dapat menopang kebutuhan mereka yang semakin beragam saat ini. Pada kenyataannya tradisi pertanian sudah tidak dapat lagi dipertahankan sebagai usaha tani yang bersifat subsisten.

Hal ini lebih lanjud dikemukakan oleh Clifton R Wharton dalam Totok Mardikanto, (1990 :73), bahwa usaha tani akan bergerak pada suatu kontinum, antara usaha tani yang bersifat subsisten (yang seluruh atau sebagian terbesar produksinya dikonsumsi sendiri), dan usaha tani yang bersifat komersil yang menjual seluruh atau sebagian terbesar hasil produksinya.

(16)

tani seperti ini belum benar-benar market oriented dan sering disebut sebagai subsisten pra industri.

4. Luas Lahan Garapan

Lahan memiliki arti penting bagi petani, karena lahan memepengaruhi terhadap produksi peratanian, kepemilikan lahan yang luas merupakan dambaan dari petani, dan merupakan gambaran dari status perekonomian petani. Luas lahan garapan adalah jumlah seluruh lahan sawah yang di diusahakan petani sawah. Luas atau sempitnya lahan sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani, semakin luas lahan garapan maka pendapatan semakin besar. Lahan garapan yang diusahakan sempit maka akan semakin sedikit produksi yang dihasilkan dan semakin rendah pendapatan yang didapat dari usaha tani. Hal ini didukung oleh pendapat Sumitro Djoyohadi Kusumo (1995:299) bahwa semakin luas lahan garapan , makan akan semakin besar pendapatan petani. Pendapatan tersebut dipertegas oleh Soekartawi (1990:4) bahwa semakin luas lahan garapan yang diusahakan petani, maka akan semakin besar produksi yang akan dihasilkan dan pendapatan yang akan diperoleh bila disertai dengan pengolahan yang baik. Menurut Fhadoli Hernanto (1990:64) menggolongkan luas lahan garapan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Lahan garapan sempit yaitu lahan yang luasnya kurang dari 0,5 hektar

2. Lahan garapan sedang yaitu lahan yang luasnya 0,5 sampai dengan 2 hektar

(17)

Jadi luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas lahan garapan yaitu sawah tadah hujan yang digarap oleh kepala rumah tangga petani sawah yang berubah menanam karet.

5. Produksi Padi Sawah

DH Penny (1984 : 246), mengemukakan bahwa produktivitas adalah jumlah hasil yang diperoleh dari proses produksi dari satuan-satuan faktor produksi misalnya satuan hektar sawah, satu kesatuan kerja dan lain-lain yang dapat diperhitungkan dalam satuan waktu tertentu misalnya hari, seminggu/setahun kerja dan lain-lain.

Menurut Totok Mardikanto (1990 : 93), upaya peningkatan produktivitas dan sekaligus juga pendapan petani, melalui perubahan pola pembangunan pertanian, dari yang semula menggunakan pendekatan komoditi (comodity approach), menjadi pendekatan usaha tani (farm approach, dan pendekatan pendapatan (income approach).

Produktivitas tanah adalah jumlah total yang diperoleh dari satuan bidang tanah dan satuan-satuan faktor produksi seperti satuan kerja dan lain-lain selama satu tahun dihitung dengan uang, peningkatan produktivitas petani dapat dilakukan dengan pendekatan usaha tani dan pendekatan pendapatan.

(18)

Besar kecilnya pendapatan petani padi tergantung pada jenis sawah yang diusahakan karena tidak semua produktivitas sawah tinggi dan berpengaruh pada produksi padi yang dihasilkan. Dalam proses produksinya, padi sawah juga tak lepas dari kendala. Meskipun demikian petani tidak putus asa walaupun kadang hasil panen tak sesuai dengan keinginan dan rendahnya harga jual padi pada saat panen raya tiba. Hasil panen padi dikatakan tinggi apabila dalam 1 ha sawah rata-rata menghasilkan lebih dari 4 ton dalam satu kali panen dan dikatakan rendah apabila kurang dari 4 ton (Prasetiyo, 2002:48).

6. Produktivitas Karet

(19)

Karet merupakan komoditas potensial yang berperan penting sebagai sumber pemasukan devisa Negara. Dewasa ini, permintaan dunia terhadap komoditas karet semakin meningkat, apalagi dimasa yang akan datang. Dengan demikian, agrobisnis karet mempunyai prospek yang cerah. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan produktivitas petani dalam bertanam karet merupakan langkah yang tepat untuk dilaksanakan sehingga tingkat penghasilan para petani akan dapat menyejahterakan kehidupan keluarganya (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Pengetahuan petani tentang pertanian karet yang dimaksud adalah cara yang ditempuh petani untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang pertanian karet yang yang bersumber dari masyarakat (keluarga), penyuluhan, atau lembaga pendidikan.

(20)

Tanaman karet lazimnya dapat di panen atau di sadap pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun dan bisa berproduksi sampai umur 30 tahun. Tinggi bukaan sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi .

Selain masa produksi yang lama karet bisa disadap setiap hari dengan demikian pendapatan dari hasil karet bisa didapat setiap saat. Dan penanaman karet dilakukan satu kali kemudian peremajaan atau penanaman kembali dilakukan setelah karet berumur 30 tahun. Berbeda dengan padi untuk mendapatkan hasil harus menunggu enam bulan (walapun karet untuk mendapatkan hasil menunggu sampai umur tanaman 5-6 tahun ) dan terkadang penanaman padi dalam satu tahun dilakukan hanya satu kali.

7. Harga Jual Padi

Harga jual adalah ukuran nilai dari hasil pertanian pada saat dilakukan transaksi penjualan, (Rahardi, 2000:57). Besar kecilnya harga yang diterima oleh petani saat menjual hasil panennya sangat berpengruh pada pendapatan yang akan diterima oleh petani tersebut.

(21)

keuntungkan yang diterima petani rendah, sebaliknya tingkat harga yang tinggi akan menyebabkan keuntungan yang diterima petani tinggi pula.

Pendapatan petani padi dapat diketahui dari hasil satu kali panen (6 bulan) dikali harga pada saat menjual padi dan di bagi enam maka akan diketahu pendapatan petani padi perbulan (hasil penelitian, lihal lampiran halaman 73). jika dibandingkan dengan pendapatan petani karet perbulan dapat diketahui dari hasil satu kali panen (1 minggu) dikali harga pada saat menjual karet dan di kali 4 (4 minggu) maka akan diketahui pendaptan penani karet perbulan. Maka diketaui bahwa rata-rata pendapatan petani karet lebih besar bila dibandingkan dengan petani padi (hasil penelitian, lihal lampiran halaman 73).

8. Pemasaran Karet

Pemasaran adalah masalah yang penting dalam kegiatan pertanian terutama pada tanaman yang tidak dapat dikonsumsi secara langsung oleh petani. Apabila tanaman tersebut dapat dikonsumsi oleh petani tapi tidak habis dikonsumsi maka akan melibatkan pemasaran.

(22)

Pemasaran juga dapat berhubungan dengan tingkat pendapatan petani. Soekartawi (1994 : 55) mengemukakan bahwa tinggi rendanya pendapatan petani ditentukan oleh jumlah komoditas yang dijual serta harga komoditas yang akan dijual pada masa tertentu. Harris Hasyim (2005 : 45) mengungkapkan bahwa banyak petani yang berubah tanaman dikarenakan kebutuhan ekonomi semakin meningkat.

Maka pemasaran adalah faktor penting dalam pertanian karena petani akan sangat terbantu dengan adanya pemasaran tersebut untuk memasarkan hasil panennya. Pemasaran dalam penelitian ini adalah pemasaran yang menyangkut tentang pemasaran karet.

9. Pendapatan Petani Karet

Soekartawi (1994 : 107) mengemukakan bahwa rendahnya hasil pendapatan akan menyebabkan sulitnya pemenuhan kebutuhan berbagai kebutuhan pokok seperti, pangan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Sempitnya luas lahan pertanian menyebabkan hasil dari usaha tani sedikit, minimnya pendapatan petani menyebabkan perubahan mata pencaharian petani dari petani subsisten menjadi petani komersil hal ini sesuai dengan pendapat Totok Mardikanto (1990 : 74) bahwa dalam kenyataan yang ada pada masa sekarang, usaaha tani subsisten dan usaha tani komersial ini umumnya belum benar-benar market orientaed.

(23)

tanaman karet kedepan akan menjadi sumber kayu potensial yang dapat mensubsidi kebutuhan kayu yang selama ini mengandalkan hutan alam. Tumbuhan ini mampu hidup dengan baik, terutama di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Luas area perkebunan karet tahun 2005 tercatat lebih dari 3,2 juta ha di seluruh wilayah Indonesia. Sekitar 85% merupakan perkebunan milik rakyat, 7% perkebunan besar Negara, dan 8% perkebunan besar milik swasta (Tim Karya Tani Mandiri, 2010 : 1).

Tanaman karet banyak dibudi dayakan di desa ini setelah kelapa sawit. Ada sebagian penduduk yang beralih dari usaha tani padi sawah ke tanaman karet. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan harga jual yang tinggi dengan masa produksi yang cukup lama sehingga keuntungan yang didapat akan lebih banyak. Sehingga petani lebih terpenuhi kebutuhannya bahkan mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.“Dari pembukaan lahan hingga tanaman berumur 5 tahun diperlukan

biaya sekitar Rp20,5 juta/ha. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin bertambah umur tanaman, produksi lateksnya akan meningkat”(Tim Karya Tani Mandiri, 2010 : 103).

B. Kerangka Pikir

(24)

dengan cara mengubah jenis tanaman yaitu dari tanaman padi di rubah menjadi tanaman karet.

Rendahnya produksi padi sawah Disebabkan oleh sempitnya luas lahan garapan serta harga jual padi yang rendah menyebabkan petani padi sawah tadah hujan mengalihkan mata pencahariannya sebagai petani padi menjadi petani karet sebab karet dalam pemasarannya mudah serta pendapatan dari tanaman karet lebih besar.

C. Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Bahwa luasnya lahan garapan menyebabkan petani padi menanam tanaman karet

2. Bahwa hasil produksi padi yang rendah menyebabkan petani padi menanam tanaman karet

3. Bahwa harga jual padi yang rendah menyebabkan petani padi menanam tanaman karet

4. Bahwa pemasaran karet yang mudah dan cepat menyebabkan petani padi menanam tanaman karet

5. Bahwa besarnya pendapatan petani karet menyebabkan petani padi menanam tanaman karet

(25)
(26)

1

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan atau berusaha menjawab permasalahan yang sedang dihadapi dalam situasi sekarang, digunakan dengan menempuh langkah – langkah pengumpulan data, klasifikasi data, dan pengolahan data/analisis data, membuat laporan, dan kesimpulan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskriptif (Mohammad Ali, 1994 : 120).

Lebih lanjut menurut Hadari Nawawi (1996 : 73), mengemukakan bahwa metode deskrptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta – fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Jadi dalam penelitian ini akan

menggambarkan atau memaparkan perubahan mata pencaharian petani padi sawah tadah hujan menjadi petani karet di Desa Jaya Bhakti Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 1994-2003 dengan metode deskriptif.

B. Populasi dan Sampel

(27)

2

Menurut Moh Nazir (1999 : 325), populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciriyang telah ditetapkan, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah tadah hujan yang menjadi petani karet pada tahun 1994-2003 yang berjumlah 198 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar pada 8 (delapan) blok di desa Jaya Bhakti, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:118). Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik proporsional random sampling artinya pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan persebaran populasi di setiap blok.

Dasar dalam penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan pendapat Suharsimi Arikunto (2006 : 134) yaitu, untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi, jika subyeknya besar, dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Sampel dalam penelitian ini diambil sebesar 25% dari populasi. Artinya setiap blok dari populasinya diambil sebanyak 25%. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 petani yaitu 25 % / 198 x 100 = 49,5 dibulatkan menjadi 50. Secara rinci populasi dan sampel dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Table 6. Populasi dan Sampel Petani Padi Sawah yang Berubah

Menanam Karet yang Tersebar di Tiap Blok Desa Jaya Bhakti, Kecamatan Mesuji Kabupaten OKI Tahun 1994-2003.

(28)

3

Penentuan siapa yang akan menjadi respondennya yaitu dengan menulis seluruh nama petani dalam populasi yang akan dibuat sampel ditulis dalam kertas kecil lalu digulung satu persatu. Setelah itu dimasukkan ke dalam toples yang ditutup dengan kertas yang sudah dilubangi. Kemudian dikocok dan dikeluarkan satu persatu sampai 50 petani yang keluar. Nama yang keluar dari toples tersebut yang menjadi sampel pada penelitian ini.

C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 118) variable penelitian dapat di artikan sebagai obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Moh Nazir (1999 : 149) variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Varibel dalam penelitian ini adalah penyebab perubahan petani padi sawah menjadi petani petani karet di Desa Jaya Bhakti kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan komering Ilir tahun 1994-2003, yang meliputi luas lahan garapan, produksi padi sawah, harga jual padi, pemasaran karet, dan pendapatan petani karet merupakan beberapa faktor yang menyebabkan petani padi berubah menanam karet.

(29)

4

a). Luas Lahan Garapan

Luas lahan garapan adalah luas seluruh tanah yang ditanami, diusahakan atau digarap selama satu tahun yang dihitung dalam satuan hektar (ha). Luas lahan garapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas lahan seluruh usaha tani karet lahan sawah yang dimiliki petani, baik yang digarap sendiri maupun digarap oleh petani bukan pemilik selama satu tahun dan dihitung dalam satuan hektar. Lahan dikatakan sempit bila luas lahan garapan kurang dari 0,25-0,99 ha, lahan dikatakan luas bila luas lahan garapan antara >0,99 ha.

b). Hasil Produksi Petani Padi

Produksi adalah hasil yang diperoleh seseorang dari usaha tani yang dihitung dengan satuan berat dalam satu hektar pada satu pasca panen. Produksi dalam penelitian ini adalah hasil usaha tani padi yang dicapai petani setiap hektar pada setiap satu kali panen yang dihitung dengan kg. Hasil panen digolongkan menjadi dua yaitu

1. Hasil panen padi dikatakan tinggi apabila dalam 1 ha sawah menghasilkan lebih dari 4 ton dalam satu kali panen

2. Hasil panen padi dikatakan rendah apabila dalam 1 ha sawah menghasilkan kurang dari 4 ton dalam satu kali panen

(Prasetiyo, 2002:48).

b). Harga Jual Padi

(30)

5

1). Harga jual padi dikatakan rendah apabila kurang dari Rp 3.000 per kg 2). Harga jual padi dikatakan tinggi apabila lebih dari Rp 3.000 per kg (catatan KUD Desa Jaya Bhakti Tahun 2003)

c). Pemasaran karet

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan, barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli. Pemasaran dalam penelitian ini adalah pemasaran hasil panen karet yang dirasakan oleh petani yang dilihat dari segi kemudahan pemasaran seperti kemudahan transportasi dan distributor hasil panen tersebut dan prospek pemasarannya seperti penjualan lateks. Pemasaran dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu : 1). Cepat dan Mudah

2). Lambat dan Sulit (B.Swasta,1995:107)

d). Pendapatan Petani Karet

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan (pendapatan kotor) dengan total biaya produksi per usaha tani. Pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh petani dari hasil penanaman karet yang dihitung dalam satuan rupiah. Besarnya pendapatan dalam penelitian ini dikatakan rendah atau kecil , apabila kurang dari Rp. 824.000 per bulan dan tinggi atau besar, apabila lebih dari Rp. 824.000 per bulan (Undang-undang ketenagakerjaan tahun 2010 dalam Anonim, 2010:122)

(31)

6

1. Tehnik Observasi

Menurut Cholid Narbuko, (2007:70), observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan pengamatan pada saat datang langsung ke lokasi penelitian. Peneliti juga dapat mencatat keadaan daerah yang akan diteliti sesuai kebutuhan data yang akan ditulis di skripsi.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapi data yang bersifat sekunder seperti data jumlah penduduk Desa Jaya Bhakti, luas wilayah, letak administrasi, dan jumlah petani padi sawah yang berubah sebagai petani karet. Sumber-sumber data tersebut dapat diperoleh dari kantor kepala desa seperti monografi desa, dan lain sebagainya yang bersifat dokumen atau tertulis guna penelitian ini.

3. Teknik Wawancara

(32)

7

Teknik wawancara yang digunakan yaitu dengan menggunakan kuesioner untuk memandu setiap pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh suatu informasi tentang produksi padi sawah, harga jual padi, pemasaran karet serta pendapatan petani karet. E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan (Sofyan Efendi dan Chis Manning dalam Masri Singarimbun dan Sofian Efendi 1995:263). Data yang diperoleh dari jawaban responden akan dianalisis secara sederhana yang dibuat dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dipresentasikan, selanjutnya dideskripsikan guna memberi arti terhadap data dan untuk membuat laporan penelitian.

Presentase selalu dihitung pada variabel pengaruh, atau jumlah 100% adalah pada kategori vareabel pengaruh (Sofyan Efendi dan Chis Manning dalam Masri Singarimbun dan Sofian Efendi 1995:273). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam Sugeng Widodo (2001:28) mengemukakan sesudah sampai ke presentase lalu ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitafif, bila hasilnya 76%-100% maka sangat berpengaruh, 56%-75% maka cukup berpengaruh dan 40%-55% maka kurang berpengaruh. Untuk menghitung nilai persentase dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

% = x100

N = Jumlah responden yang menjawab kuisioner

(33)
(34)

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar petani padi sawah memiliki lahan sempit dan merupakan penyebab terjadinya perubahan usaha tani dari usaha tani padi sawah menjadi usaha tani karet.

2. Produksi usaha tani padi sawah yang rendah menyebabkan terjadinya perubahan usaha tani dari padi sawah menjadi petani karet.

3. Harga jual padi yang rendah menyebabkan petani padi menanam tanaman karet.

4. Pemasaran hasil tanaman karet yang cepat dan mudah menyebabkan petani padi menanam karet.

5. Besarnya pendapatan bercocok tanam karet menyebabkan petani padi menanam tanaman karet.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas maka dapat peneliti sarankan :

(35)

2

(36)

ABSTRAK

PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI PADI SAWAH MENJADI PETANI KARET DI DESA JAYA BHAKTI KECAMATAN MESUJI

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERIODE 1994-2003

Oleh Sumiyem

Rendahnya hasil produksi padi sawah disebabkan oleh sempitnya lahan garapan serta rendahnya harga padi yang menyebabkan petani padi menanam tanaman karet, disamping itu mudahnya pemasaran karet serta pendapatan dari petani karet lebih besar. Penelitian ini bertujuan mengkaji studi perubahan mata pencaharian petani padi sawah menjadi petani karet di Desa Jaya Bhakti Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Periode 1994-2003.

(37)

PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI PADI SAWAH

MENJADI PETANI KARET DI DESA JAYA BHAKTI

KECAMATAN MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERIODE 1994-2003

Oleh

Sumiyem

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Undang –undang Ketenagakeraan Tahun 2003. Focusmedia. Bandung.

Anonim. 2003. Undang-undang Sistem pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003. BPS. Jakarta

Anonim. 2000. Statistik Indonesia. BPS. Jakarta.

Arief S. Sadiman. 1996. Metode dan Analisis Penelitian Pencari Hubungan. Erlangga. Jakarta.

B. Swasta. 1995. Menegemen Pemasaran Modern. Liberty. Bandung Daldjoeni. 1995. Geografi Kota dan Desa. Alumni. Bandung

DH Penny. 1984. Pekarangan Petani dan Kemiskinan, Penerbit Gajah Mada University Perss. Yogyakarta.

Darmajaya ,Isa.1997. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dsn Pelaksana Pertanian Indonesia. Gajah Mada University Perss. Yogyakarta

Fhadoli Hernanto . 1990. Pembangunan Pertanian di Pedesaan. LP3ES. Jakarta

Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyat. 1987. Petani desa dan Kemiskinan, Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Hadari Nawawi. 1996. Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Penerbit Gajah Mada University. Yogyakarta.

Harris Hasyim. 2005. Pengembangan Kemitraan Bisnis. Penerbit Lembaga Penelitian Unifersitas Lampung. Bandar Lampung.

H . Hohnholz Jurgen. 1986. Geografi Pedesaan Masalah PengembanganPangan. Penerbit Yayasan Obor Indonesia.Jakarta.

(39)

I Gede Sugiyanta dan Sumadi.2003. Geografi Tanah. Buku Ajar. Program studi Pendidikan Geografi. FKIP. Universitas Lampung.

Kaslan A Tohir. 1991. Usaha Tani. Rienika. Jakarta.

Mubyarto. 1993. Pengantar Ekonomi Pertanian, Penerbit LP3ES. Jakarta.

Muhammad Ali. 1994. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Penerbit Angkasa. Bandung.

Moh. Nazir. 1987. Metodologi Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Monografi Desa 2010. Desa Jaya Bhakti Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Sum-Sel

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan, Penerbit Alumni. Bandung.

Prasetiyo. 2002. Budi Daya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah, Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Pringgadigdo. 1989. Ensiklopedia Umum. Penerbit Yayasan Kanisus. Yogyakarta

Rahardi. 2000. Bercocoktanam Sayuran. Penerbit Penebar Swadaya

R Bintarto. 1977. Geografi Sosial, Penerbit U.P Spring. Yogyakarta.

Saidi harjo dan Martono. 1995.Geografi Penduduk dan Kependudukan. Penerbit Tiga Serangkai. Solo.

Sayogyo. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE. Yogyakarta Soekartawi. 1994. Analisis Usaha Tani, Penerbit UI Press. Yogyakarta. _________ 1995. Analisis Usaha Tani, Penerbit UI Press. Yogyakarta.

Sofyan Efendi dan Chis Manning dalam Masri Singarimbun dan Sofian Efendi .1995. Metode Penelitian Surve. Penerbit LP3ES. Jakarta

(40)

Sugeng HR.2001.Bercocok Tanam Padi. Penerbit Aneka Ilmu

Sugeng Widodo. 2001. Faktor-Faktor Penyebab Petani Ladang Penanam Palawija Menanam Karet di Kampung Purwa Jaya Kecamatan Banjar Agung

Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2001. Skripsi. P.S Geografi Jurusan IPS FKIP UNILA

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Alfabeta. Jakarta.

Suhardiyono. 2000. Penyuluhan (Petunjuk Bagi Penyuluhan Pertanian). Erlangga Jakarta.

Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989. Diklat Geografi Regional Indonesia. Pendidikan Geografi Jurusan IPS. FKIP. UNILAp Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Renika Cipta. Jakarta.

Supeno. 1984. IPS dan Geografi Kependudukan. Penerbit Tiga Serangkai. Solo. Suyono, dkk. 1995. Teks Pelengkap Materi Pembelajaran Geografi. Penerbi SIC.

Surabaya.

Totok Mardikanto. 1990. Pembangunan Pertanian, Penerbit PT Tunggal Tata Fajar. Surakarta.

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Karet, Penerbit Nuansa Aulia. Bandung.

Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik. Buku Ajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Vera. 2006. Perubahan Usaha Tani dari Usaha Tani Padi Sawah Menjadi Usaha Tani Cabai di Desa Gunung Meraksa Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus 2006. Skripsi P.S Geografi Jurusan IPS FKIP UNILA.

(41)

PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI PADI SAWAH MENJADI PETANI KARET DI DESA JAYA BHAKTI KECAMATAN MESUJI

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERIODE 1994-2003 (Skripsi)

Oleh Sumiyem 0643034040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(42)

DAFTAR ISI

1.6 Ruang Lingkup Penelitian………..…………...…….. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1Tinjauan Masalah………. 12

2.1.1 Pengertian Geografi………. 12

2.1.2 Petani Padi Lahan Sawah…...………. 13

2.1.3 Perubahan Usaha Tani………. 14

2.1.4 Luas Lahan garapan ……… 15

2.1.5 Produksi Padi Sawah……….... 16

2.1.6 Produktivitas karet ….……..……… 17

3.2Populasi dan sampel………... 25

3.2.1 Populasi……… 25

3.2.2 Sampel………... 25

3.3Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian ……….……… … 26

3.3.1 Variabel Penelitian………... 26

3.3.2 Indikator Penelitian………...………... 27

3.4Teknik Pengumpulan Data………... 29

3.4.1 Teknik Observasi………... 29

(43)

3.4.3 Teknik Wawancara ….………..………... 30

3.5Teknik Analisis Data………..………...………... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Tinjauan Umum Kondisi Geografis Desa Jaya Bhakti……… 32

4.1.1 Letak dan Luas Desa Jaya Bhakti ………... 32

4.1.1.1Letak Astronomis Desa Jaya Bhakti ………... 32

4.1.1.2Letak Administratif ………. 33

4.1.1.3Keadaan Iklim ………. 35

4.1.1.4Keadaan Tanah Desa Jaya Bhakt………. 37

4.1.1.5Keadaan Hidrografis di Desa Jaya Bhakti … …………. 40

4.1.1.6Tata Guna Lahan ………. 41

4.1.2 Keadaan Sosial Ekonomi Desa …………..……… 44

4.1.2.1Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Desa Jaya Bhakti… 44 4.1.2.2Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Desa Jaya Bhakti... 45

4.1.2.3Kepadatan Penduduk Desa Jaya Bhakti ……….. 47

4.1.2.4Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Jaya Bhakti……….. 48

4.1.2.5Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ……… 48

4.1.2.6Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ….... 53

4.1.2.7Komposisi Penduduk Menurut Agama ……….…... 54

4.1.2.8Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ……… 55

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ………...………... 56

4.2.1 Penyajian Data Responden ………..…….…. 56

4.2.1.1Umur Responden ………...….….. 56

4.2.1.2 Pekerjaan Sampingan …….……….………... 56

4.2.1.3Jenjang Pendidikan Responden ………... 58

4.2.1.4Jumlah Jiwa Dalam Rumah Tangga …….………... 59

4.2.2.5Pendapatan Petani Karet ……..………... 71

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 kesimpulan ………... 74

5.2 Saran ………. 75 DAFTAR PUSTAKA

(44)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok di Desa Jaya

Bhakti Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010… 3 2. Hasil Usaha Tani Padi Sawah BerdasarkanPada Luas Lahan Garapan di

Desa Jaya Bhakti Tahun 2003……… 4 3. Jumlah Petani yang menggarap Padi Sawah yang Berubah ke Karet

Tahun 1994-2003……… 5 4. Jumlah Petani Padi Sawah yang Berubah Menanam Karet di Lihat

Dari Persebaran Per Blok di Desa Jaya Bhakti Tahun 2003……….. 6 5. Hasil Usaha Tani Padi Sawah Berdasarkan Pada Luas Lahan Garapan di

Desa Jaya Bhakti Tahun 2003……… 7 6. Jumlah Populasi dan Sampel Petani Padi Sawah yang Berubah

Menanam Karet yang Tersebar di Tiap 8 Blok di Desa Jaya Bhakti

Tahun 1994-2003……… 25 7. Data Curah Hujan di Desa Jaya Bhakti dan Sekitarnya Tahun 2001-2010 36 8. Zona/tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidth-Ferguson ... 37 9. Luas Penggunaan Lahan di Desa Jaya Bhakti Kec. Mesuji Kab

Ogan Komering Ilir Tahun 2011 ……… 44

10.Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Di Desa Jaya Bhakti Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir

Tahun 2011 ……… 49 11.Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Jaya Bhakti

Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir .………... 53 12.Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa di Desa Jaya Bhakti

Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 201…….…... 55 13.Golongan Umur Responden di Desa Jaya Bhakti Kecamatan

Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2011 ………. 56 14.Jenis Pekerjaan Sampingan Responden di Desa Jaya Bhakti Kecamatan

Mesuji Kabupaten OKI Tahun 2011 ………. 57 15.Jenjang pendidikan Responden di Desa Jaya Bhakti Kecamatan

Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2011 ………... 58 16.Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Jiwa dalam Rumah Tangga

(RT) Petani Padi Sawah menjadi Petani Karet di Desa Jaya Bhakti

Kec. Mesuji Kab. OKI Tahun 2011 ... 60 17.Luas Lahan Garapan yang Dimiliki Responden di Desa Jaya Bhakti …. 62 18.Hasil Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Desa Jaya Bhakti

(45)

Pencaharian Petani Padi Menjadi Petani Karet ……… 67 20.Harga Jual Padi yang Rendah Menyebabkan Perubahan Mata

Pencaharian Petani Padi Menjadi Petani Karet ……….. 67 21.Pemasaran Karet yang Berlangsung Cepat dan Mudah Menyebabkan

Perubahan Mata Pencaharian Petani Padi Menjadi Petani

Karet ………...… 69

22.Besarnya Pendapatan Petani Karet Menyebabkan Perubahan

Mata Pencaharian Petani Padi Menjadi Petani Karet ………. 71

(46)

Gambar Halaman 1. Peta Administratif Desa Jaya Bhakti Kecamatan Mesuji

Kabupaten Ogan Komering Ilir Periode 1994-2003 ………. 34 2. Grafik Batasan Zona-Zona atau Tipe Iklim Berdasarkan

Nilai Q Menurut Schmidth- Ferguson ……… 37 3. Peta Pemanfaatan Lahan di Desa Jaya Bhkati Kecamatan Mesuji

Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatre Selatan tahun 1994... 43 4. Peta Pemanfaatan Lahan di Desa Jaya Bhkati Kecamatan Mesuji

Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatre Selatan tahun 2003... 44 5. Piramida Komposisi Penduduk Desa Jaya Bhakti Menurut

(47)

Judul Skripsi : PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI PADI SAWAH MENJADI PETANI KARET DI DESA JAYA BHAKTI KECAMATAN MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERIODE 1994-2003

Nama Mahasiswa : SUMIYEM No. Pokok Mahasiswa : 0643034040 Jurusan : Pendidikan IPS Program Studi : Pendidikan Geografi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Dra. Nani Suwarni, M.Si Sugeng Widodo S.Pd. , M.Pd. NIP. 195709121985032002 NIP. 197505172005011002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

(48)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si. ..…………...

Sekretaris : Sugeng Widodo S. Pd, M.Pd. ….…………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si …………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 196003151985031003

(49)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobbil alamin,

Dengan Rasa Syukur, tulisan sederhana ini kupersembahkan kepada:

Bapak danIibu tercinta yang selalu setia mendoakan dan

memberi semangat

Kakak-kakak dan mbak-mbak ku terima kasih atas doa dan

dukungannya

Keponakan-keponakanku tersayang

(50)

MOTTO

Dan doakanlah: “Hai Tuhanku! Ampunilah kepada bapak ibuku dan

kasihanilah sebagaimana keduanya telah mengasihi daku ketika daku

masih kecil”.

(Q.S. 17 Bani Isroil:24)

Setiap kegagalan merupakan pijakan awal

Setiap langkah yang kau tempuh mulailah dengan hal yang terkecil

Setiap langkah yang kau lakukan harus didasari dengan berusaha

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan,

sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan

(QS Al Insyirah 94:5-6)

Keraguan itu akan menghambat perjalanan kesadaran jiwa, karenanya

orang lebih baik memutuskan daripada terombang-ambing terlalu lama

dalam keraguan

(51)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Jaya Bhakti pada tanggal 15 Oktober 1988, merupakan anak ketuju dari tuju bersaudara pasangan Bapak Karyo Sidin dan Ibu Painem

Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Jaya Bhakti Kecamatan Mesuji diselesaikan Tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama di SLTPN I Mesuji di Desa Surya Adi Kecamatan Mesuji diselesaikan Tahun 2003, dan SMKN 1 Kayu Agung Kecamatan Kayu Agung diselesaikan pada Tahun 2006.

(52)
(53)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrahim,

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul ”Perubahan Mata Pencaharian Petani Padi Sawah Menjadi Petani Karet di Desa Jaya Bhakti Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Periode 1994-2003” dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini salah satunya bertujuan untuk memenuhi persyaratan ujian kesarjanaan dalam mencapai gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Ucapan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya atas bimbingan Ibu Dra. Nani Suwarni, M.Si selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing utama dan Bapak Sugeng Widodo, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing pembantu. Atas bimbingan, arahan, masukan-masukan sekaligus motivasi yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Disamping itu, pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

(54)

memberikan fasilitas akademis dan telah membantu memperlancar penyelesaian studi.

2. Bapak Pembantu Dekan, I, II, III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan fasilitas akademik dan telah membantu memperlancar penyelesaian studi.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si, selaku Penguji utama yang telah membantu mengarahkan dan memberi semangat untuk menyelesaikan studi.

6. Bapak dan Ibu dosen dilingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada penulis.

7. Bapak Joko Windiono selaku Kepala Desa Jaya Bhakti dan para stafnya yang telah memberikan izin dan membantu untuk melaksanakan penelitian.

(55)

9. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memotifasi serta menantikan kesuksesanku.

10.Sahabat-sahabatku mahasiswa Geografi angkatan 2006 , serta kakak-kakak tingkatku angkatan 2005 dan adik-adik tingkatku, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih untuk doa, dukungan, bantuan serta kebersamaannya selama ini.

11.Temen-temen di Wisma Agung (Titis, Yusnia, Nurbita, Mb’Intan, Mb’Reni, Reni, Yeni dan Eka) serta teman-teman lainnya terima kasih atas

doa, dukungan serta kebersamaannya selama ini.

Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya serta membalas kebaikan kita semua. Akhir kata dengan penuh harapan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan Allah SWT akan selalu memberikan kekuatan kepada kita semua, amin.

Bandar lampung, 2012 Penulis,

(56)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

Telepon (0721)704624 Faximile (0721)704624

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sumiyem

NPM : 0643034040

Program studi : Pendidikan Geografi Jurusan / Fakultas : Pendidikan IPS / KIP

Alamat : Jln.Bumi Manti 4 no 34 Lingkungan II Kel. Kampung Baru Kec. Kedaton Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skipsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 2012 Yang membuat pernyataan

Sumiyem

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok di Desa Jaya Bhakti kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2011
Tabel 2. Hasil Usaha Tani Padi Sawah Berdasarkan Pada Luas Lahan Garapan di               Desa Jaya Bhakti Kec
Tabel 3. Jumlah Petani yang Menggarap  Padi Sawah yang Berubah Menjadi Petani Penggarap Karet Priode 1994-2003
Tabel 5. Hasil Usaha Tani Karet Berdasarkan Pada Luas Lahan Garapan di               Desa Jaya Bhakti Kec

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi saat banjir dan kondisi apa saja yang menyebabkan terjadinya banjir pada lahan sawah di Desa Rantau

Penelitian ini bertujuan untuk (1) membandingkan produksi dan pendapatan petani karet di Desa Kepayang sebelum dan saat pandemi COVID-19 (2) membandingkan tingkat

Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam menunda penjualan lada hitam di Desa Karet Jaya Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten OKU Selatan adalah pendidikan, harga,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul “Analisis Pendapatan

(2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga pokok padi sawah lebak pada petani yang tergabung dalam anggota kelompok tani dan non anggota kelompok

Penanganan gulma dan monitoring HPT pada lahan petani karet di Kecamatan Tanjung Batu Petani Pemeliharaan Tanaman Penanganan Gulma Monitoring HPT Maryadi Herbisida Tidak