• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK 7 BERANDA ANGGOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KELOMPOK 7 BERANDA ANGGOTA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 7

 BERANDA

 ANGGOTA KELOMPOK

 MAKALAH

 KATA BIJAK  TIPS DAN TRIK  CONTACT US

MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sering kita dengar banyak anggota masyarakat yang mengkritik kinerja aparatur pemerintah yang lebih banyak menempatkan diri sebagai orang yang minta dilayani dari pada harus melayani masyarakat. Pelayanan yang diberikan lebih didasarkan pada peraturan yang sangat kaku dan tidak fleksible, sehingga aparatur terbelenggu untuk melakukan daya inovasi dan kreasi dalam memberikan pelayanan public kepada masyarakat. Padahal pelayanan aparatur pemerintah merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena pelayanan yang baik terhadap masyarakat sebagai objek sekaligus subyek pembangunan akan memicu pertumbuhan ekonomi.

Sebagai prinsip dapat dikatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh birokrasi kepada para masyarakat harus bersifat adil, cepat, ramah dan tanpa diskriminasi. Karena itu, ungkapan yang mengatakan bahwa para pegawai negeri adalah untuk melayani dan bukan untuk dilayani, hendaknya terwujud dalam praktik administrasi pemerintahan sehari-hari, sebab apabila tidak ada, ungkapan tersebut hanya akan menjadi slogan

(2)

Citra buruk semakin diperparah dengan isu yang sering muncul ke permukaan, yang berhubungan dengan kedudukan dan kewenangan pejabat publik, yakni korupsi dengan beranekaragam bentuknya, serta lambatnya pelayanan, dan diikuti dengan prosedur yang berbelit-belit.

Khusunya masyarakat Pekanbaru yang masih saja di hantui dengan pelayana dari pemerintah yang tak kunjung baik, padahal semestinya sebagai ibu kota propinsi Pekanbaru tentunya memiliki tanggung jawab dan contoh untuk kabupaten lain khususnya dari segi pelayanan. Saat ini untuk pengurusan baik perpanjangan, maupun pembutan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) masih saja lamban. Selaian itu pengurusan Akte kelahiran tak jauh berbeda.

Atas dasar untuk memenuhi kewajiban tugas kelompok dan fenomena diatas maka Penulis membuat makalah yang berjudul Patologi Birokrasi Dalam Pelaksanaan Pemerintahan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apa definisi dari patologi birokrasi ?

2. Apa saja jenis patologi birokrasi yang ditimbulkan oleh prilaku aparat pemerintah ?

3. Apa saja akibat yang di timbulkan dari Patologi yang terjadi?

4. Bagaimana dengan patologi birokrasi yang terjadi pada dinas kependudukan dan pencatatan

sipil di kota pekanbaru ?

5. Apa solusi yang konkrit dalam menangani Patologi Birokrasi yang dilakukan aparat

pemerintah?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan membuktikan adanya patologi birokrasi yang terjadi pada dinas

kependudukan dan pencatatan sipil kota pekanbaru.

2. Untuk mengetahui penyebab banyak nya keluhan masyarakat mengenai buruknya pelayanan

yang diberikan para birokrat khususnya di disdukcapil kota pekanbaru.

1.4 Manfaat Penulisan

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Patologi Birokrasi

De Gournay dalam Albrow ( 1989 : 2), salah seorang perintis studi birokrasi pada tahun 1764 di Perancis menemukan sebuah penyakit pemerintahan yang disebut” Buruemania” , untuk menyebutkan bentuk pemerintahan yang banyak di keluhkan dimana para pejabat juru tulis, sekertaris, para inspektur dan manajer diangkat bukan menguntukan kepentingan umum. Akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan pribadi, dan atau golongan.

Menurut Taliziduhu Ndraha, Miftah Thoha, Peter M. Blau, David Osborne, JW Schoorl) Patologi birokrasi adalah penyakit, perilaku negatif, atau penyimpangan yang dilakukan pejabat atau lembaga birokrasi dalam rangka melayani publik, melaksanakan tugas, dan

menjalankan program pembangunan.

Patologi Birokrasi (Bureaupathology) adalah himpunan dari perilaku-perilaku yang kadang-kadang disibukkan oleh para birokrat. Fitur dari patologi birokrasi digambarkan oleh Victor A Thompson seperti “sikap menyisih berlebihan, pemasangan taat pada aturan atau rutinitas-rutinitas dan prosedur-prosedur, perlawanan terhadap perubahan, dan desakan picik atas

hak-hak dari otoritas dan status.

Secara umum, Patologi birokrasi adalah penyakit dalam birokrasi Negara yang muncul akibat perilaku para birokrat dan kondisi yang membuka kesempatan untuk itu, baik yang menyangkut politis, ekonomis, social cultural dan teknologikal.

2.2 Jenis Patologi Birokrasi Pada Aparatur Birokrasi

Terdapat lima jenis patologi birokarasi yang dikenal, yaitu:

(4)

patologi jenis ini antara lain, penyalahgunaan wewenag dan jabatan, menerima suap,arogansi dan intimidasi, kredibilitas rendah, dan nepotisme.

2. Patologi yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan para petugas pelaksana birokrasi. Diantara patologi jenis ini antara lain, ketidaktelitian dan ketidakcekatan, ketidakmampuan menjabarkan kebijakan pimpinan, rasa puas diri,bertindak tanpa pikir, kemampuan rendah, tidak produktif, dan kebingungan.

3. Patologi yang timbul karena tindakan para birokrat yang melanggar norma hokum dan peraturan perundang-undangan. Diantara patologi jenis ini antara lain, menerima suap, korupsi, ketidakjujuran, kleptokrasi, dan mark up anggaran.

4. Patologi yang dimanifestasikan dalam perilaku para birokrat yang bersifat disfungsional. Diantara patologi jenis ini antara lain, bertindak sewenang-wenang, konspirasi, diskriminatif, dan tidak disiplin.

5. Patologi yang merupakan akibat situasi dalam berbagai analisis dalam lingkungan pemerintahan. Diantara patologi jenis ini antara lain, eksploitasi bawahan, motivasi tidak tepat, beban kerja berlebihan, dan kondisi kerja kurang kondusif.

2.3 Patologi Birokrasi di Pekanbaru (disdukcapil tampan)

Adanya kekecewaan masyarakat

(5)

Kecamatan Tampan tersebut. Dengan hal itu, M Noer mengambil siasat untuk menempatkan petugas harian yang akan mengkordinir kegiatan dinas di UPTD Kecamatan Tampan tersebut. Masyarakat Pekanbaru masih saja di hantui dengan pelayana dari pemerintah yang tak kunjung baik, padahal semestinya sebagai ibu kota propinsi Pekanbaru tentunya memiliki tanggung jawab dan contoh untuk kabupaten lain khususnya dari segi pelayanan. Saat ini untuk pengurusan baik perpanjangan, maupun pembutan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) masih saja lamban. Selaian itu pengurusan Akte kelahiran tak jauh beda.

Penilaian terhadap pemerintah Pekanbaru

(6)

level bawah, sekarang sudah berpindah ke atas, ujar Haris dalam seminar yang dilaksanakan TII di Pekanbaru, awal pekan ini. Haris, mantan anggota DPRD Riau dari Partai Keadilan Sejahtera itu, menambahkan, selama ini persepsi korupsi di Pekanbaru memang dipandang sempit, sebagai perbuatan mengambil uang negara semata. Padahal, penyalahgunaan kekuasaan, meminta uang untuk pelayanan atau pemakaian kendaraan operasional untuk kepentingan pribadi sudah dikategorikan korupsi. Hasil penelitian KPK tidak terbantahkan. Apalagi KPK melakukan pengujian dari sampel orang-orang yang sedang berurusan dengan pelayanan publik. Cap kurang berintegritas versi KPK itu semakin menguatkan survei TII bahwa Pekanbaru memang pantas menyandang gelar kota terkorup. Memang, cap kota korup itu bukan murni milik Pemerintah Kota Pekanbaru. Tri Radito, Kepala Bagian Pengawasan dan Evaluasi Pemberantasan Korupsi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, juga mengatakan, indeks korupsi versi TII bukan mutlak tanggung jawab Pemerintah Kota Pekanbaru. "Mengingat sektor politik dan hukum juga korup. Namun, birokrasi memang ujung tombaknya. Yang penting survei TII dapat menjadi dasar untuk perbaikan," ujar Tri. Sekretaris Ruang Publik, sebuah lembaga pemerhati sosial di Pekanbaru, Haidir Anwar, menyatakan, cap kota terkorup yang disandang Pekanbaru hanyalah salah satu bagian dari kota-kota korup yang ada di Provinsi Riau, tetapi tidak disurvei. Dengan kata lain, Riau adalah gudangnya korupsi. Riau adalah provinsi terkorup. Kalaupun Pekanbaru yang disorot, lebih disebabkan kota itu merupakan ibu kota Provinsi Riau. Pernyataan Haidir itu memang tidak terbantahkan. Begitu banyak contoh hebohnya pelaksanaan tender proyek pembangunan

di Riau.

Awal tahun 2010 ini, PT Telaga Mega Buana (TMB) menggugat penitia lelang proyek pembangunan jalan Dinas PU Bina Marga Kabupaten Kampar. Menurut kuasa hukum PT TMB, Syamsul Rakan Chaniago (sekarang hakim agung adhoc tindak pidana korupsi), kliennya melakukan penawaran terendah pada empat item proyek, tetapi seluruh proyek itu jatuh kepada penawar yang harganya jauh lebih tinggi. Syamsul menuding ada yang tidak beres pada pelaksanaan tender di Kampar. April 2010, puluhan polisi bersenjata lengkap berjaga-jaga di gedung Dinas PU Kabupaten Pelalawan mengawal proses lelang proyek. Kehadiran polisi disebabkan peserta lelang merasa takut karena sejak pagi halaman dinas

dipenuhi preman.

(7)

2010, lelang di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Kota Pekanbaru ricuh. Preman mengancam wartawan agar tidak meliput proses tender. Riki, anak Arwin AS, Bupati Siak, dijebloskan dalam tahanan setelah dituding menipu seorang kontraktor PT Anak Negeri. Riki menjanjikan akan memberikan sejumlah proyek di Siak asal sang kontraktor memberi uang pelicin Rp 1,5 miliar. Rupanya, setelah uang diterima, janji proyek tidak kunjung diberikan. Akhirnya Riki dilaporkan kepada polisi. Sudah menjadi rahasia umum, orang-orang dekat pejabat tinggi di Riau menjadi pemegang kendali atas sejumlah proyek-proyek besar. Tanpa tangan- tangan lingkaran dalam itu, jangan harap proyek akan diperoleh. Tidak perlu repot menelitinya. Lihat saja proyek-proyek besar di Riau, pemenangnya boleh dikatakan perusahaan yang itu-itu saja. Sejumlah pengusaha Pekanbaru dalam berbagai kesempatan kepada kompas.com mengatakan, di Riau ini pemenang proyek sudah ditentukan jauh hari sebelum tender dilaksanakan. Pelaksanaan tender lebih banyak formalitas belaka. Apalagi lelang pengadaan barang-barang khusus, spesifikasi barang yang dibuat panitia jelas-jelas mengarah pada satu produk yang sudah disepakati bersama antara panitia dan rekanan. Pantaslah apabila responden TII menyimpulkan Pekanbaru (baca: Riau) sebagai kota paling korup di Indonesia. Ironi. Cap Pekanbaru sebagai kota terbersih, peraih Piala Adipura selama enam tahun berturut-turut, ternyata hanya artifisial luar saja. Bersih di luar, tetapi busuk di dalam.

Data Kasus

Mengingat buruknya catatan pelayanan ini dimata Survey Integritas (SI) pelayanan publik tahun 2013. Berdasarkan hasil SI Pelayanan Disdukcapil salah SKPD di Pekanbaru selain BPT dan Penanaman modal yang memperoleh nilai terendah, sehingga menempatkan kota Pekanbaru pada urutan 56 dari 60 kota yang di survey.

Baharuddin, S. Sos (kadisdukcapil), jika penilaian yang dirilis oleh KPK terhadap rendahnya pelayanan public yang diberikan oleh Disdukcapil sebelum dirinya menjadi Kadisdukcapil. “Penilaian itu kan sudah lama, mungkin sebelum saya menjadi kepala Disdukcapilnya. Jadi yang paling penting bagaimana kedepannya lebih baik lagi lah,” ujarnya. Disebutkan Bahar, jika Disdukcapil akan terus melakukan evaluasi terhadap kinerja yang selama ini kurang maksimal dan tidak memuaskan pelayanan public. Bahar juga meminta, untuk

(8)

evaluasi kedepannya. Saya juga meminta kepada masyarakat untuk membantu kinerja disdukcapil, mana yang akan diurus, segala sesuatunya mohon dilengkapi juga. Jangan karena tidak lengkap, trus di Disdukcapil kita tolak, nantinya menjadi masalah,” pinta Bahar. Masih dikatakan Mantan Kepala Kesbangpolinmas, setiap harinya, Disdukcapil akan terus memantau Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) di seluruh kecamatan. Selain memantau UPTD, Disdukcapil juga terus berkoordinasi dengan camat dan lurah untuk meningkatkan

pelayanan dalam hal kepengurusan KTP.

Pemberian Denda di duga pungli (pungutan liar)

Kebijakan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Pekanbaru, yang memberikan denda kepada masyarakat untuk mengurus indentitas diri (Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga red) dikarenakan terlambat melakukan pengurusan sebesar Rp 50 ribu, dituding merupakan tindakan pungli yang telah dilakukan oleh Satker tersebut. Hal ini, dapat dilakukan gugatan oleh masyarakat karena diketahui tidak ada payung hukum yang melegalkan atas pungutan tersebut,demikian dikatakan Ketua Banleg (Badan Legislasi) DPRD Pekanbaru Zaidir Albaiza SH kepada wartawan, Minggu (06/05) kemarin.

Disebutkannya, jika kebijakan yang dilakukan oleh Disdukcapil Pekanbaru untuk melakukan pungutan denda kepada masyarakat karena terlambat khususnya melakukan rekam e-KTP, itu merupakan tindakan pungli, kondisi ini nantinya dapat memunculkan kemarahan warga Pekabaru dan melakukan upaya hukum terhadap Kepala Dinas yang memberikan kebijakan tersebut. "Harus jelas dulu dasar untuk membuat sebuah kebijakan dengan memberlakukan denda terhadap masyarakat yang terlambat mengurus e-KTP, jika dasar dan payung hukumnya tidak ada, tentu ini merupakan pungli secara terang-terangan. Masyarakat tentunya dapat mengajukan gugatan hukum terhadap kebijakan tersebut" ungkap Politisi PKB Kota Pekanbaru itu.

Untuk Zaidir menyarankan, semestinya masyarakat diajak secara persuasif dalam pengurusan e-KTP tersebut, jangan Disduk seenaknya melakukan sikap arogansinya dengan cara memberikan denda kepada masyarakat. " Pemberian denda tersebut bukan berarti akan membuat efek jera kepada masyarakat, melainkan hanya akan menambah antipati dari masyarakat tersebut untuk mengurus e-KTP " tegas Zaidir.

(9)

e-KTP akan dikenakan denda, namun entah dasar apa Pemko Pekanbaru dalam hal ini Disdukcapil, berani melakukan hal yang diluar dari koridor hukum yang berlaku.

"Dalam Perda sudah jelas disebutkan bahwa tidak ada biaya yang dibebankan kepada masyarakat untuk pengurusan KTP, tapi Disduk dengan arogansinya telah memberlakukan biaya keterlambatan bagi masyarakat yang mengurus e-KTP, maka dari itu Disduk tampaknya lebih tinggi kebijakannya dari Mendagri " tutur Zaidir dengan nada kesal.

Disamping itu, pelayanan didalam pengurusan administrasi pemerintahan yang dilakukan oleh Disdukcapil masih sangat semberaut, karena berdasarkan laporan dari warga pada umumnya mereka mengeluhkan pelayanan pembuatan KTP di Pekanbaru sangat rumit sekali dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

"Disaat warga sudah bersusah payah untuk meluangkan waktunya untuk mengurus namun kenyataannya di UPTD Kecamatan ternyata tidak ada blangko, serta pelayanan yang buruk dari pihak UPTD itu sendiri " Zaidir juga menyatakan, jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut dan tidak ada evaluasi yang diberikan kepada Disdukcapil Pekanbaru maka akan berdampak terhadap Walikota Pekanbaru sendiri yang tidak mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Makanya, dalam mutasi mendatang mestinya Wako dapat betul-betul memilih orang yang profesional dibidangnya terutama masalah administrasi KK dan KTP, sebab yang paling dibutuhkan oleh masyarakat saat ini adalah PNS yang dapat melayani masyarakat bukan PNS yang mau dilayani oleh masyarakat, jika ini tidak dicermati oleh wako, maka alamatlah wako akan menjadi bulan-bulanan dari masyarakat karena ulah satkernya yang tidak becus dalam

memberikan pelayanan " pungkasnya. Zaidir.

Pelayanan Perekaman Data e-KTP yang tidak maksimal

PEREKAMAN data KTP Elektronik (e-KTP) di Unit Pelaksana Teknis Dinas di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kecamatan Tampan masih menjadi keluhan masyarakat. Kali ini tidak lagi berkaitan dengan pungutan, akan tetapi menyangkut masalah waktu dalam melakukan perekaman data. Masyarakat mengetahui, perekaman data akan dilaksanakan oleh petugas di UPTD Disdukcapil yang ada di kecamatan apabila sudah

(10)

Namun yang menjadi persoalan ini, UPTD Disdukcapil di Kecamatan Tampan melakukan peraturan yang berbeda. Masyarakat yang sudah mendapat undangan untuk melakukan perekaman data tidak bisa langsung, akan tetapi masyarakat diminta untuk mem-fotokopi surat panggilan dari kecamatan, KTP dan KK Siak online. Selanjutnya sepekan kemudian baru dipanggil kembali oleh petugas di UPTD tersebut.

Keluhan itu disampaikan Akmaludin, warga Jalan Merpati Sakti kepada Riau Pos, Selasa (6/12). Menurutnya, aturan yang dibuat UPTD Disdukcapil di Kecamatan Tampan tersebut baru pertama kali didengarnya. Sementara di kecamatan lain katanya, tidak ada masyarakat yang disuruh untuk mem-fotokopi surat panggilan, KK dan KTP. Akan tetapi cukup menunjukkan surat panggilan dari kecamatan dan memperlihatkan KK dan KTP, masyarakat sudah bisa melakukan perekaman data.

‘’Kami selaku masyarakat merasa sangat dirugikan dengan aturan yang dibuat UPTD di kecamatan ini. Soalnya di kecamatan lain kami tidak ada mendengar aturan seperti itu, hanya di sini saja. Di kecamatan lain mereka cukup mengambil nomor antrean, kemudian dipanggil dan masyarakat diminta untuk menunjukkan surat panggilan, KK dan KTP-nya, kemudian masyarakat langsung direkam datanya. Kami minta Kepala Disdukcapil untuk dapat menegur para pegawainya,’’ kata Akmaludin.

‘’Laporan yang kita terima dari UPTD Kecamatan Tampan, mereka membuat aturan demikian untuk mengatur jadwal dalam perekaman data. Karena kalau diterima semua, maka banyak masyarakat yang mengeluh tidak mendapatkan nomor antrean. Akan tetapi untuk persoalan ini kita sudah minta kepada UPTD Kecamatan Tampan untuk meningkatkan jumlah dalam perekaman data, namun kepala UPTD-nya merasa keberatan, dengan alasan mereka sudah bekerja maksimal dan bahkan dia minta mengundurkan diri, karena merasa sudah tidak sanggup,’’ kata M Noer.

Pungli oleh oknum disdukcapil

(11)

Demikian dihimbau Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Sondia Warman SH saat dihubungi melalui selulernya belum lama ini.

Sondia menanggapi keberadaan Pungli yang dilakukan oknum di UPTD di beberapa kecamatan dalam pengurusan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), serta Akte Kelahiran, merupakan tanggung jawab Disdukcapil. Maka Disdukcapil diminta menindak keberadaan calo yang melakukan pungli tersebut.

“KTP, KK, serta Akte Kelahiran itu kewajiban pemerintah dalam memenuhi kelengkapan administrasi setiap warga negara di Indonesia. Maka tak ada alasan jika masyarakat dipersulit dan diberatkan dalam mendapatkan kelengkapan administrasi tersebut, apa lagi sampai ada calo dan oknum lainnya yang ingin mencari keuntungan dalam pelayanan KTP dan administrasi kependudukan lainnya dengan melakukan pungutan liar,” ungkap Sondia.

Pungli yang terjadi saat ini, dari laporan masyarakat ke anggota Dewan, yakni dalam pengurusan administrasi kependudukan secara kilat dan tidak perlu lengkap syarat, namun tetap bisa diurus dengan biaya mencapai 10 kali lipat dari harga normal.

“Kita minta laporkan ke kita, ini kan sudah termasuk pelanggaran. Dengan Pungli ini, kelengkapan syarat dalam administrasi itu tak perlu tapi KTP atau KK nantinya tetap bisa keluar. Melalui media saya tegaskan ke Disdukcapil agar melakukan tindakan tegas terhadap oknum yang melakukan Pungli ini, karena ini tanggung jawab mereka,” pintanya.

Politisi PAN ini juga menambahkan, atas adanya indikasi Pungli di UPTD Dukcapil ini, kepada Komisi I DPRD Pekanbaru diminta segera melakukan pengawasan. Sebab, laporan banyaknya aksi pungli yang dilakukan calo di UPTD sudah masuk ke DPRD. Baik saat reses anggota Dewan, maupun pernyataan langsung dari masyarakat ke gedung DPRD Kota Pekanbaru.

“Ini menyangkut administrasi penduduk, mengapa harus ada calo. Memang laporan sudah masuk ke kita, sekarang kita tunggu bukti kongkrit dari adanya pungli itu. Maka saya minta, komisi yang membidangi ini, Komisi I misalnya melakukan investigasi di lapangan. Karena aksi pencaloan ini harus diungkap,”

Warga merasa dirugikan dengan Pungli Disdukcapil

(12)

memiliki KTP daerah baru, bisa merekam datanya tanpa harus menyertakan surat pindah dan segala biaya yang ditimbulkan ditanggung oleh APBN.

Faktanya di lapangan, Disdukcapil Kota Pekanbaru masih tetap mengutip biaya perekaman data E-KTP kepada warga yang sebelumnya tidak tercatat sebagai Warga Pekanbaru. Tudingan disampaikan salah soerang warga, Mangiring Sitanggang, ketika ditemui dikantor walikota untuk melaporkan keberatan adanya dugaan pungutan liar (Pungli) sebesar Rp 620.000 kepada Asisten I Setdako Pekanbaru, M.Noer, sebagai kompensasi pengurusan e-KTP untuk pengurusan dua orang anggota keluarganya yang pindahan dari Medan, Kamis (03/10/2013).

"Saya punya bukti kwitansinya pungutan Rp 620 ribu itu untuk retribusi pengurusan E-KTP," ungkap Mangiring kepada sejumlah wartawan.

Sementara Ketua DPD IKNR (Ikatan Keluarga Nias Riau) Kota Pekanbaru, Sefianus, yang mendampinginy saat melapor menjelaskan, laporan dilakukan karena sebenarnya tidak ada lagi biaya dan sudah ditanggung APBN sesuai dengan surat Mendagri Nomor 471.13/5266/53 tanggal 30 Desember 2011 Perihal dispensasi pelayanan penerbitan ktp elektronik secara massal dan Nomor 471.13/5184/SJ tanggal 13 Desember 2012 perihal pelaksanaan perekaman E-KTP secara reguler.

"Kepala UPTD mengaku, pungutan sesuai instruksi disdukcapil dan dia mengaku ada perda, namun ketika ditanya perda dia tidak bisa ditunjukan," tegasnya.

Sefianus juga menyesalkan Disdukcapil yang lambat mensosialisasikan dua SE Mendagri tersebut kepada masyarakat melalui seluruh UPTD. "Padahal, Walikota udah keluarkan SE pada Juli dan baru disosialisasikan Oktober ini,"katanya. Menanggapi ini, Kepala UPTD Disdukcapil Rumbai, Afrizal membenarkan, adanya pungutan tersebut dan pungutan tersebut merupakan pungutan sesuai dengan perintah Disdukcapil Pekanbaru. "Pungutan itu kan sesuai perintah Disdukcapil dan Perda Nomor 2 Tahun 2012," ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Disdukcapil Kota Pekanbaru Hermanto menegaskan, untuk pengurusan e-KTP yang pindah tersebut memang tidak dikenakan biaya sesuai dengan SE Mendagri tersebut. Namun, untuk pungutan mencapai Rp 300.000 untuk satu KTP SIAK.

(13)

Mayarakat merasa pelayanan sangat lamban dan dipersulit.

Untuk pengurusan Kartu Keluarga (KK) ataupun Kartu Tanda Penduduk (KTP) baik SIAK maupun elektronik, membutuhkan proses yang rumit dan panjang. Bahkan, ada juga warga yang harus rela menunggu hingga 6 bulan menunggu KK ataupun KTP nya diterbitkan.

Syahril (43) misalnya, warga yang tinggal di Jalan Suka Karya Kelurahan Tuah Karya ini, Kecamatan Tampan ini mengaku kecewa dengan pelayanan administrasi kependudukan di UPTD Dinas kependudukan Catatan Sipil (Disdukcapil) Tampan.

"Saya sudah mengajukan pemecahan KK sejak 6 bulan lalu, Alhamdulillah sampai sekarang belum ada kejelasan dari pihak UPTD. Setiap kali datang kesana, selalu jawabannya belum selesai," tukasnya. Tidak hanya itu, Syahril juga mengatakan hal yang sama dialami ponakannya yang mengurus KTP SIAK. "Ponakan saya juga mengalami hal yang sama. Sudah 3 bulan lalu diurusnya, tapi sampai sekarang belum juga keluar. Parah kali pelayanan disana (UPTD,red)," ujarnya. Sementara pantauan di lapangan terlihat antrian warga yang rela menunggu sejak pagi hari hingga sore menunggu surat-surat kependudukan mereka terbit.

Menjawab keluhan warga terhadap buruknya pelayanan di UPTD Tampan, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Pekanbaru, Zulfikar mengaku sudah mendengar kabar tersebut. "Kita sudah mendapat informasi hal ini, setelah saya lihat adanya berkas-berkas dan syarat penting dalam pengurusan adminitrasi di UPTD Tampan ini.

Namun demikian kita terus memonitoring proses pelayanan disana,"tukasnya. Zulfikar juga meminta masyarakat untuk melaporkan buruknya pelayanan di UPTD Tampan ke Disdukcapil. "Baik itu dalam pelayanan pembuatan KTP, KK dan sebagainya,' ulasnya. Terkait lambannya proses perekaman KTP elektronik, pihaknya memberikan kemudahan, dengan memperbolehkan warga merekam e-KTP diseluruh UPTD. "Syaratnya warga harus memperlihatkan KTP asli dan KK kepada petugas," terangnya.

2.4 Akibat Patologi Birokrasi.

(14)

 Merugikan birokrasi sendiri (krisis kepercayaan, delegitimasi sosial, dll), masyarakat,

stakeholder, bangsa dan negara.

 Menghambat tercapainya kemajuan, modernisasi, dan kesejahteraan.

 Memicu kerawanan sosial dan perubahan sistem secara evolusi dan revolusi.

 Ketidakefektifan satu saja dari asas-asas umum penyelenggaraan negara akan memeberikan dampak yang signifikan dalam hal penjabaran fungsi pelayanan masyarakat. Selain itu sangat mungkin hal ini akan menjangkiti efektifitas asas-asas lainnya.

2.5 Cara Mengatasi Patologi Birokrasi

Ada penyakit ada pula obatnya. Untuk mengatasi Patologi Birokrasi, seyogyanya seluruh lapisan masyarakat saling bahu-membahu bekerjasama untuk melaksanakan proses pemerintahan bersama dengan sebaik-baiknya. Solusi dari Patologi Birokrasi tidak akan menjadi obat yang mujarab jika seluruh lapisan masyarakat tidak saling mendukung.

Hal ini dikarenakan setiap elemen baik dari pemerintah, dunia bisnis, masyarakat kecil, dan pihak swasta memiliki keterkaitan yang sangat erat dalam berjalannya pemerintahan yang baik.

Dalam upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut langkah-langkah prefentif yang dapat dilakukan antara lain:

1. Pemantapan paradigma secara menyeluruh bahwa fungsi utama birokrat adalah pelayanan

masyarakat.

2. Diketatkannya standar untuk menjadi seorang birokrat, terutama dalam penguasaan

keterampilan teknologi seperti computer.

3. Pengenalan sanksi tegas bagi setiap pelanggaran ketika masa rekruitmen baru, bila perlu diberikan contoh nyata

2.5 Solusi Yang Ditawarkan Untuk Mengatasi Patologi Birokrasi Yaitu :

(15)

atau merampingkan birokrasi saja, tetapi juga melakukan reformasi pada hal yang tidak kasat mata seperti upgrading kualitas birokrat, sekolah moral, dan merubah cara pandang birokrat terhadap dirinya dan institusi bahwa birokrasi merupakan suatu alat pelayanan publik dan bukan untuk mencari keuntungan.

Kedua, pembentukan kekuatan hukum dan per-Undang-Undangan yang jelas. Kekuatan hukum sangat berpengaruh pada kejahatan-kejahatan, termasuk kejahatan dan penyakait-penyakit yang ada di dalam birokrasi. Kita sering melihat bahwa para koruptor tidak pernah jera walaupun sering keluar masuk buih. Ini dikarenakan hukuman yang diterima tidak sebanding dengan apa yang telah diperbuat.

Pembentukan supremasi hukum dapat dilakukan dengan cara 1. Kepemimpinan yang adil dan kuat

2. Alat penegak hukum yang yang kuat dan bersih dari kepentingan politik

3. Adanya pengawasan tidak berpihak dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan dalam

birokrasi.

Ketiga, ialah dengan cara menciptakan sistem akuntabilitas dan transparansi. Kurangnya rasa bertanggung jawab yang ada dalam birokrasi membuat para birokrat semakin berani untuk menyeleweng dari hal yang semestinya dilakukan. Pengawasan dari bawah dan dari atas merupakan alat dari penciptaan akuntabilitas dan transparansi ini. Pembentukan E-Government diharapkan mampu menambah transparansi sehingga mampu memperkuat akuntabilitas para birokrat

(16)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Secara umum, Patologi birokrasi adalah penyakit dalam birokrasi Negara yang muncul akibat

perilaku para birokrat dan kondisi yang membuka kesempatan untuk itu, baik yang menyangkut politis, ekonomis, social cultural dan teknologikal.

2. Terdapat lima jenis patologi birokarasi yang dikenal, yaitu:

a. Patologi yang timbul karena persepsi dan gaya manajerial para birokrat.

b. Patologi yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan para Petugas

pelaksanabirokrasi.

c. Patologi yang timbul karena tindakan para birokrat yang melanggar norma hukum dan

peraturanperundang-undangan.

d. Patologi yang dimanifestasikan dalam perilaku para birokrat yang bersifat disfungsional.

e. Patologi yang merupakan akibat situasi dalam berbagai analisis dalam lingkungan

pemerintahan.

3. Patologi birokrasi berdampak pada :

a. Merugikan birokrasi sendiri (krisis kepercayaan, delegitimasi sosial, dll), masyarakat, stakeholder, bangsa dan Negara.

b. Menghambat tercapainya kemajuan, modernisasi, dan kesejahteraan.

c. Memicu kerawanan sosial dan perubahan sistem secara evolusi dan revolusi.

4. Dalam upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut langkah-langkah prefentif yang

dapat dilakukan antara lain:

a. Pemantapan paradigma secara menyeluruh bahwa fungsi utama birokrat adalah

pelayanan masyarakat.

b. Diketatkannya standar untuk menjadi seorang birokrat, terutama dalam penguasaan

keterampilan teknologi seperti komputer.

c. Pengenalan sanksi tegas bagi setiap pelanggaran ketika masa rekruitmen baru, bila

perlu diberikan contoh nyata.

3.2 Saran

1. Patologi Birokrasi harus diobati dengan Aturan, System dan Komitmen pengelolaan yang

(17)

bukan mempersulit", "sederhana, bukan berbelit-belit", "terbuka untuk setiap orang, bukan hanya untuk segelintir orang". Pemerintah harus merubah paradigma lamanya dari yang dilayani menjadi pelayanan dan pengabdi masyarakat.

2. Penguatan kelembagaan untuk meningkatkan pengelolaan kualitas pelayanan pubik ini

ditujukan pada pelayanan publik dengan model satu pintu dan pelayanan yang berbasis pada pelayanan administrasi dokumen.

3. Peningkatan kualitas pelayanan publik diwujudkan melalui terbentuknya komitmen moral

yang tinggi dari seluruh aparatur daerah dan dukungan stakeholders lainnya.

4. Selain kepemimpinan dan tim yang tangguh, peningkatan pelayanan publik juga dipengaruhi

oleh aspek kejelasan dan kepastian proses pelayanan seperti prosedur (mekanisme), biaya, hasil yang diperoleh dan waktu.

5. Sumber daya yang ada merupakan daya dukung yang signifikan demi lancarnya pelayanan

yang berkualitas. SDM atau karyawan yang terampil, memiliki wawasan serta sisi kemanusiaan yang kuat misalnya emphaty adalah faktor utama dari sumber daya yang harus dimiliki terlebih dahulu

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.

IBU HAYATI11 Februari 2015 07.24

Saya ibu hayati ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di HONGKONG jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak

(18)

insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya

seorang TKW.. KLIK GHOB 2D 3D 4D 6D DISINI

Saya ibu hayati ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di HONGKONG jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak

mencukupi keluarga dikampun,jadi TKW itu sangat menderita dan disuatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak disengaja saya melihat komentar orang tentan MBAH KABOIRENG dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di HONGKONG,akhirnya saya coba untuk menhubungi MBAH KABOIRENG dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan MBAH KABOIRENG meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan MBAH KABOIRENG kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik MBAH KABOIRENG sekali lagi makasih yaa MBAH dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja MBAH KABOIRENG DI 085-260-482-111 insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya

seorang TKW.. KLIK GHOB 2D 3D 4D 6D DISINI

Balas Muat yang lain... Beranda

Langganan: Entri (Atom)

ADMINISTRASI NEGARA UR 2012

Translate

Powered by Translate

(19)

(y)

Pengunjung

470

JAM

Arsip Blog

 ▼ 2014 (3)

o ▼ Juni (3)

 Wonderfull Indonesia

 PENCURIAN MOTOR DI UR  BERITA TERKINI

Share It

divine-music.info

Referensi

Dokumen terkait