ANALISIS STRATEGI PROMOSI SUSU FORMULA LANJUTAN (FOLLOW UP INFANT) MORINAGA CHILMIL
PADA PT SANGHIANG PERKASA
EKO RACHMAT PRIYADI A14105536
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
EKO RACHMAT PRIYADI. Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan (Follow Up Infant) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa. (Dibawah BimbinganBURHANUDIN)
Berdasarkan data dari Indocomercial diketahui bahwa konsumsi susu formula lanjutan di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10.069 ton, yaitu sebesar 24.774 ton pada tahun 2000 dan mengalami peningkatan konsumsi pada tahun 2006 mencapai sebesar 34.843 ton, sehingga produsen susu formula lanjutan harus dapat memenuhi pasokan susu di dalam negerinya.
PT Sanghiang Perkasa (PT SHP) salah satu perusahaan yang bergerak dibidang nutrition food yang merupakan grup dari Kalbe Farma Health Division Food. PT Sanghiang Perkasa memasarkan makanan yang berbasis kesehatan seperti susu ibu hamil Prenagen, susu bayi dan susu balita Morinaga, susu khusus (kesehatan), bubur bayi Milna dan biskuit bayi Milna. PT Sanghiang Perkasa merupakan pemegang lisensi Morinaga Milk Industry (Japan) untuk susu formula bayi, susu formula lanjutan dan susu pertumbuhan.
Pada produk susu Morinaga Chilmil, perusahaan berkonsentrasi memenuhi kebutuhan kelas menengah atas. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa pada tahun-tahun mendatang terdapat ceruk pasar yang cukup besar bagi produk Morinaga Chilmil untuk segmen menengah atas dalam pembeliannya, disebabkan daya beli yang cukup tinggi. Namun saat ini, banyaknya produsen susu yang bermunculan dalam persaingan susu formula lanjutan di Indonesia, dengan strategi promosi yang relatif hampir sama, membuat perusahaan memerlukan strategi promosi yang paling efektif dan efisien bagi produk susu formula lanjutan Morinaga Chilmil, sehingga dapat merangsang dan mempertahankan tingkat penjualan Morinaga Chilmil, dengan demikian pangsa pasar Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa dapat tercapai tidak hanya segmen menengah atas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi promosi susu Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa saat ini dan mengidentifikasi faktor-faktor penyusun dalam strategi promosi susu Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa dengan menggunakan analisis deskriptif, serta merumuskan alternatif strategi promosi Morinaga Chilmil yang efektif dan efisien di PT Sanghiang Perkasa di masa akan datang dengan menggunakan metode PHA.
PHA merupakan suatu model yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. PHA memasukkan pertimbangan yang dibutuhkan untuk menyusun hirarki dari suatu masalah, logika, intuisi, serta pengalaman untuk memberi pertimbangan.
PT Sanghiang Perkasa mempunyai dua strategi promosi pada susu formula lanjutan Morinaga Chilmil, yaituAbove the LinedanBelow the Line, yang didalamnya terdapat lima strategi bauran promosi yaitu melalui periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan perseorangan (personal selling), dan pemasaran langsung (direct selling). Above the Line yaitu promosi yang dilakukan secara langsung terhadap konsumen, sedangkanBelow the Line yaitu promosi yang dilakukan secara tidak langsung terhadap konsumen.
Hasil pengolahan faktor penyusun dan sub faktor terhadap strategi promosi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil, untuk faktor anggaran, sub faktor sale menjadi prioritas utama, disebabkan faktor anggaran merupakan faktor penting untuk pengambilan keputusan dalam melakukan suatu promosi dengan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan pada setiap kegiatan promosi Morinaga Chilmil yang digunakan.
ANALISIS STRATEGI PROMOSI SUSU FORMULA LANJUTAN (FOLLOW UP INFANT) MORINAGA CHILMIL
PADA PT SANGHIANG PERKASA
EKO RACHMAT PRIYADI A14105536
Skripsi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Judul Skripsi : Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan (Follow Up Infant) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa
Nama Mahasiswa : Eko Rachmat Priyadi NRP : A14105536
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Ir. Burhanudin,, MM NIP. 132 232 454
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie,. M. Agr NIP. 131 124 019
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI
BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN
BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI MANAPUN.
Bogor, Maret 2008
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, propinsi DKI Jakarta pada tangal 19 Oktober 1984, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Basuki Rachmat dan Ibu Estini Syafdayanti.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan (Follow Up Infant) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Manajemen Agribisnis Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie,. M. Agr, selaku Dekan Fakultas Pertanian yang telah membantu dalam kelulusan.
2. Bapak Ir. Burhanudin, MM, selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu memberi dorongan serta masukan kepada penulis.
3. Ibu Dr. Ir. Heny K. Daryanto, MEc, selaku dosen penguji utama yang telah memberikan penilaian dan masukan atas perbaikan skripsi untuk menjadi sempurna.
4. Bapak Arief Karyadi Uswandi, SP, selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan penilaian dan masukan atas tata cara penulisan skripsi. 5. Bapak Willy dan ibu Veny serta segenap karyawan PT Sanghiang Perkasa
yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian serta memperoleh data.
6. Bapak Iswandi Ubayadi yang telah membantu dalam memperoleh kesempatan dalam melakukan penelitian.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil tulisan ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Akhir kata, penulis berdoa semoga segala bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Amin.
Bogor, Maret 2008
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur sekali lagi dan sebesar-besarnya bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan (Follow Up Infant) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa”. Penghargaan ini diberikan kepada :
8. Papa & Mama tercinta, Basuki Rachmat dan Estini Syafdayanti, kalian yang selalu mendoakan dan memberi dorongan untuk menyelesaikan kuliah, penelitian serta penyusunan skripsi dengan baik. Skripsi ini kupersembahkan untuk HUT Pernikahan kalian berdua yang ke 24. Ade-adeku tersayang Renny Dwi Rachmawati & M. Khalik Dinarta semoga jodoh kalian sepanjang masa dan Diah Aminati Rachmadini semoga menjadi anak yang sukses di masa yang akan datang, karena kalian anugrah terindah yang aku miliki.
9. Om Eko & tante Ida, yang telah membantu dalam memberikan dukungan semangat serta perolehan data perusahaan.
10. Selly Rachmalia, Terima kasih atas dukungannya dan senantiasa sabar serta perhatiannya (Thanks Paw-Paw!!!)
11. Anak-anak CANDAPALA (Cibubur Anak Damai Pecinta Alam) & Sheriff yang telah memberikan dukungan moril, memahami arti persahabatan, yang telah memberikan motivasi beserta doanya demi terselesaikannya skripsi ini.
ANALISIS STRATEGI PROMOSI SUSU FORMULA LANJUTAN (FOLLOW UP INFANT) MORINAGA CHILMIL
PADA PT SANGHIANG PERKASA
EKO RACHMAT PRIYADI A14105536
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
EKO RACHMAT PRIYADI. Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan (Follow Up Infant) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa. (Dibawah BimbinganBURHANUDIN)
Berdasarkan data dari Indocomercial diketahui bahwa konsumsi susu formula lanjutan di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10.069 ton, yaitu sebesar 24.774 ton pada tahun 2000 dan mengalami peningkatan konsumsi pada tahun 2006 mencapai sebesar 34.843 ton, sehingga produsen susu formula lanjutan harus dapat memenuhi pasokan susu di dalam negerinya.
PT Sanghiang Perkasa (PT SHP) salah satu perusahaan yang bergerak dibidang nutrition food yang merupakan grup dari Kalbe Farma Health Division Food. PT Sanghiang Perkasa memasarkan makanan yang berbasis kesehatan seperti susu ibu hamil Prenagen, susu bayi dan susu balita Morinaga, susu khusus (kesehatan), bubur bayi Milna dan biskuit bayi Milna. PT Sanghiang Perkasa merupakan pemegang lisensi Morinaga Milk Industry (Japan) untuk susu formula bayi, susu formula lanjutan dan susu pertumbuhan.
Pada produk susu Morinaga Chilmil, perusahaan berkonsentrasi memenuhi kebutuhan kelas menengah atas. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa pada tahun-tahun mendatang terdapat ceruk pasar yang cukup besar bagi produk Morinaga Chilmil untuk segmen menengah atas dalam pembeliannya, disebabkan daya beli yang cukup tinggi. Namun saat ini, banyaknya produsen susu yang bermunculan dalam persaingan susu formula lanjutan di Indonesia, dengan strategi promosi yang relatif hampir sama, membuat perusahaan memerlukan strategi promosi yang paling efektif dan efisien bagi produk susu formula lanjutan Morinaga Chilmil, sehingga dapat merangsang dan mempertahankan tingkat penjualan Morinaga Chilmil, dengan demikian pangsa pasar Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa dapat tercapai tidak hanya segmen menengah atas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi promosi susu Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa saat ini dan mengidentifikasi faktor-faktor penyusun dalam strategi promosi susu Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa dengan menggunakan analisis deskriptif, serta merumuskan alternatif strategi promosi Morinaga Chilmil yang efektif dan efisien di PT Sanghiang Perkasa di masa akan datang dengan menggunakan metode PHA.
PHA merupakan suatu model yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. PHA memasukkan pertimbangan yang dibutuhkan untuk menyusun hirarki dari suatu masalah, logika, intuisi, serta pengalaman untuk memberi pertimbangan.
PT Sanghiang Perkasa mempunyai dua strategi promosi pada susu formula lanjutan Morinaga Chilmil, yaituAbove the LinedanBelow the Line, yang didalamnya terdapat lima strategi bauran promosi yaitu melalui periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan perseorangan (personal selling), dan pemasaran langsung (direct selling). Above the Line yaitu promosi yang dilakukan secara langsung terhadap konsumen, sedangkanBelow the Line yaitu promosi yang dilakukan secara tidak langsung terhadap konsumen.
Hasil pengolahan faktor penyusun dan sub faktor terhadap strategi promosi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil, untuk faktor anggaran, sub faktor sale menjadi prioritas utama, disebabkan faktor anggaran merupakan faktor penting untuk pengambilan keputusan dalam melakukan suatu promosi dengan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan pada setiap kegiatan promosi Morinaga Chilmil yang digunakan.
ANALISIS STRATEGI PROMOSI SUSU FORMULA LANJUTAN (FOLLOW UP INFANT) MORINAGA CHILMIL
PADA PT SANGHIANG PERKASA
EKO RACHMAT PRIYADI A14105536
Skripsi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Judul Skripsi : Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan (Follow Up Infant) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa
Nama Mahasiswa : Eko Rachmat Priyadi NRP : A14105536
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Ir. Burhanudin,, MM NIP. 132 232 454
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie,. M. Agr NIP. 131 124 019
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI
BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN
BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI MANAPUN.
Bogor, Maret 2008
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, propinsi DKI Jakarta pada tangal 19 Oktober 1984, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Basuki Rachmat dan Ibu Estini Syafdayanti.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan (Follow Up Infant) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Manajemen Agribisnis Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie,. M. Agr, selaku Dekan Fakultas Pertanian yang telah membantu dalam kelulusan.
2. Bapak Ir. Burhanudin, MM, selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu memberi dorongan serta masukan kepada penulis.
3. Ibu Dr. Ir. Heny K. Daryanto, MEc, selaku dosen penguji utama yang telah memberikan penilaian dan masukan atas perbaikan skripsi untuk menjadi sempurna.
4. Bapak Arief Karyadi Uswandi, SP, selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan penilaian dan masukan atas tata cara penulisan skripsi. 5. Bapak Willy dan ibu Veny serta segenap karyawan PT Sanghiang Perkasa
yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian serta memperoleh data.
6. Bapak Iswandi Ubayadi yang telah membantu dalam memperoleh kesempatan dalam melakukan penelitian.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil tulisan ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Akhir kata, penulis berdoa semoga segala bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Amin.
Bogor, Maret 2008
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur sekali lagi dan sebesar-besarnya bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan (Follow Up Infant) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa”. Penghargaan ini diberikan kepada :
8. Papa & Mama tercinta, Basuki Rachmat dan Estini Syafdayanti, kalian yang selalu mendoakan dan memberi dorongan untuk menyelesaikan kuliah, penelitian serta penyusunan skripsi dengan baik. Skripsi ini kupersembahkan untuk HUT Pernikahan kalian berdua yang ke 24. Ade-adeku tersayang Renny Dwi Rachmawati & M. Khalik Dinarta semoga jodoh kalian sepanjang masa dan Diah Aminati Rachmadini semoga menjadi anak yang sukses di masa yang akan datang, karena kalian anugrah terindah yang aku miliki.
9. Om Eko & tante Ida, yang telah membantu dalam memberikan dukungan semangat serta perolehan data perusahaan.
10. Selly Rachmalia, Terima kasih atas dukungannya dan senantiasa sabar serta perhatiannya (Thanks Paw-Paw!!!)
11. Anak-anak CANDAPALA (Cibubur Anak Damai Pecinta Alam) & Sheriff yang telah memberikan dukungan moril, memahami arti persahabatan, yang telah memberikan motivasi beserta doanya demi terselesaikannya skripsi ini.
13. Teman-teman kosan TM7 : Om Bowo, Mas Ratman, Ijul, Mas Topik dan anak-anak DIII dari IPB yang melanjutkan kuliah di Eks. MAB : Topan, Dara, Nunik.
14. Bil-Bil & Bul-Bul, si sang Penghibur.
15. Terima kasih untuk semua rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata, semoga segala bimbingan dan bantuan yang diberikan akan mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Amin.
Bogor, Maret 2008
DAFTAR ISI
Halaman
3.1.3.3. Hubungan Masyarakat...18 3.1.3.4. Penjualan Perseorangan ...20 3.1.3.5. Pemasaran Langsung...21 3.1.4. Faktor-Faktor Penyusun Bauran Promosi ...21 3.1.5. Analisis Deskriptif ...27 3.1.6. Proses Hirarki Analitik (PHA)...27 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ...30 BAB IV. METODE PENELITIAN ...33 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...33 4.2. Jenis dan Sumber Data...33 4.3. Metode Pengumpulan Data...33 4.4. Metode Penarikan Sampel ...34 4.5. Metode Pengolahan Data...35 BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...45 5.1. Sejarah Perusahaan...45 5.2. Lokasi, Visi dan Misi Perusahaan...46 5.3. Struktur Organisasi Perusahaan...47 BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...49 6.1. Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil ...49 6.2. Faktor-Faktor Penyusun Strategi Bauran Promosi
Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil ...53 6.3. Alternatif Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Perkembangan Konsumsi Susu Bubuk di Indonesia Berdasarkan
Jenisnya Tahun 2000-2006... 2 2. Produk Susu Bayi Morinaga ... 4 3. Data Rata-Rata Penjualan Susu Formula Lanjutan
Morinaga Chilmil Per Cabang Tahun 2007... 5 4. Sarana Komunikasi Bauran Promosi ...15 5. Nilai Skala Banding Berpasangan...39 6. Matriks Pendapat Individu...40 7. Matriks Pendapat Gabungan ...41 8. Nilai Indeks Acak ...42 9. Deskripsi Pekerjaan Karyawan PT Sanghiang Perkasa
di Setiap Cabang ...47 10. Hasil Pengolahan Faktor Penyusun dan Sub Faktor Penyusun
Terhadap Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan
Morinaga Chilmil ...60 11. Hasil Pengolahan Alternatif Strategi Terhadap Strategi Promosi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Lima M dalam Periklanan ...17 2. Strategi Mendorong dan Strategi Menarik...24 3. Efektifitas Biaya Alat Promosi Berbeda pada Tahap Kesiapan Pembeli
yang Berbeda...24 4. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Susu Formula Lanjutan
Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa...32 5. Struktur Hirarki Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan
Morinaga Chilmil ...37 6. Struktur Hirarki Faktor-Faktor Penyusun Strategi Promosi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1. Merek Lisensi dalam Pasar Domestik Tahun 2004 ...70 2. Perbandingan Nilai Gizi Susu Formula Lanjutan (Follow Up)...71 3. Struktur Organisasi PT Sanghiang Perkasa Bagian Pemasaran
di Pusat...72 4. Struktur Organisasi PT Sanghiang Perkasa Bagian Pemasaran
di Cabang ...73 5. Daftar Harga Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil Tahun 2007...74 6. Hirarki Faktor Penyusun Strategi Promosi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Susu formula merupakan makanan bayi yang dikonsumsi setiap harinya dengan jumlah volume yang cukup tinggi dan memiliki kandungan zat-zat yang penting bagi bayi dengan komposisi yang sesuai. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan industri susu di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 20 persen, sedangkan pada kategori produksi susu balita mengalami pertumbuhan 25-30 persen pertahun1. Omzet penjualan susu formula bayi mencapai sebesar 11 miliar dollar AS setiap tahunnya, jumlah ini sangat besar sehingga banyak produsen susu formula yang gencar melakukan pemasaran terhadap produknya2. Dilihat dari prospek usaha yang cukup baik bagi pengelolaan industri susu formula maka semakin banyak produsen susu yang bermunculan dengan memproduksi dan memasarkan susu formula yang diperuntukkan bagi bayi. Beberapa jumlah produsen susu formula lanjutan dengan menggunakan merek lisensi dan beredar di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1.
Informasi mengenai susu formula yang diberikan oleh pihak produsen kepada konsumen, seringkali membimbangkan konsumen untuk memilih susu mana yang terbaik bagi, sehingga harus dilakukan pemilihan secara cermat dan teliti, sebab bila susu tersebut tidak cocok terhadap bayi dapat menimbulkan gangguan pada bayi. Susu formula terbagi menjadi dua jenis, yaitu susu formula bayi yang diperuntukkan bagi bayi berumur 0-6 bulan dan susu formula lanjutan yang diperuntukkan bagi bayi berumur 6-36 bulan. Susu formula bayi (umur 0-6 bulan), biasa disebut juga PASI (Pengganti Air Susu Ibu). Pemberian ASI yang
1
CIC Consulting. Infant porridge. Jakarta. 09.12 WIB. 18 Juni 2007.
2
efektif bagi bayi sampai dengan umur satu tahun, maka susu formula lanjutan berfungsi sebagai kelanjutan susu formula bayi dan biasa juga disebut produk pendamping ASI. Pemberian susu formula lanjutan dimaksudkan sebagai nutrisi tambahan agar dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan otak pada bayi.
Pemberian susu formula terhadap bayi memang tidak disarankan oleh pemerintah, terkecuali karena alasan khusus seperti ibu tidak dapat memberikan ASI disebabkan meninggal, sakit keras dengan indikasi medis dan hambatan pemberian ASI karena kekurangan jumlah air susu yang dihasilkan atau mutunya tidak memenuhi syarat serta alasan saat ini banyak ibu yang bekerja sehingga tidak dapat memberikan ASI setiap saat terhadap bayinya. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya peningkatan konsumsi susu formula bubuk lanjutan bagi bayi setiap tahunnya di Indonesia. Perkembangan konsumsi susu bubuk formula lanjutan dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa konsumsi susu formula lanjutan di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10.069 ton, yaitu sebesar 24.774 ton di tahun 2000 dan mengalami peningkatan konsumsi mencapai 34.843 ton pada tahun 2006, sehingga produsen susu formula lanjutan harus dapat bersaing meraih pangsa pasarnya. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Susu Bubuk di Indonesia Berdasarkan
Jenisnya Tahun 2000-2006 Tahun Populasi
2000 210,4 39.985 4.542 24.774 11.505 80.788
2001 213,4 41.409 4.702 26.056 12.602 84.769
2002 216,4 45.454 5.028 27.874 14.311 92.667
2003 220,1 48.873 5.497 30.477 15.718 100.565
2004 216,3 49.981 5.678 30.968 14.381 101.008
2005 218,0 51.761 5.878 32.570 15.753 105.962
2006 222,0 52.773 6.285 34.843 17.889 111.790
Sumber : Indocommercial, 2007 (diolah)
Keterangan :
Susu bubuk biasa : susu untuk anak-anak dan orang dewasa Susu bayi : susu untuk bayi berusia 0-6 bulan. Susu lanjutan : susu untuk anak usia 6-36 bulan.
Mengenai himbauan atau kode etik internasional tentang pemasaran Pengganti Air Susu Ibu (PASI) yang dibuat oleh organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), untuk produk yang secara langsung atau tidak langsung dapat mengganti peran ASI sebagai menu utama bayi, yaitu pada bayi usia 0-6 bulan, dihimbau untuk tidak melakukan promosi atau publikasi dalam bentuk apapun, sedangkan di Indonesia kode etik internasional ini diadopsi melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 237/Menkes/SK/IV/1997. Dilihat berdasarkan himbauan yang ada, untuk susu formula bayi sulit untuk memberikan informasi atau keterangan yang jelas serta melakukan kegiatan promosi untuk meraih konsumen terhadap produk susu formula bayi yang akan ditawarkan kepada pihak konsumen sedangkan untuk produk susu formula lanjutan,pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 237/Menkes/SK/IV/1997 Bab 1 pasal 1e, menyatakan bahwa yang termasuk bayi yaitu antara 0-12 bulan, sehingga untuk susu formula lanjutan yang berlaku untuk bayi berumur 6-36 bulan, masih dikenakan akan peraturan pemerintah untuk 6 bulan pertama.
1.2. Perumusan Masalah
Tabel 2. Produk Susu Bayi Morinaga
No Nama Produk Jenis Produk Keterangan
1 Morinaga BMT Reguler dan Platinum
Susu formula bayi (infant formula).
Susu formula lanjutan (follow up/follow on).
Susu Pertumbuhan. Dikonsumsi bagi bayi berumur 1-3 tahun. 4 Chil School Reguler dan
Platinum
Susu Pertumbuhan. Dikonsumsi bagi bayi berumur antara 3-5 tahun.
Susu formula lanjutan Morinaga mempunyai merek dagang Chilmil. Semua produk Morinaga dibagi menjadi dua jenis produk, yaitu produk Reguler dan produk Platinum. Produk Morinaga platinum terdapat penambahan kandungan komposisi di dalam produknya yang berupa Sphingomyelin. Penambahan unsur Sphingomyelin oleh pihak perusahaan merupakan faktor peningkatan kecerdasan otak pada bayi dengan mempercepat penyampaian pesan/rangsangan ke otak. Penambahan unsur tersebut merupakan faktor keunggulan Morinaga dibandingkan kompetitor untuk produk susu bayi yang sejenisnya. Untuk lebih jelasnya, komposisi Morinaga Chilmil platinum dapat dilihat pada Lampiran 2.
Pada produk susu Morinaga Chilmil, perusahaan berkonsentrasi memenuhi kebutuhan kelas menengah atas. Hal ini didasarkan atas
Morinaga Chilmil, dengan demikian pangsa pasar Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa dapat tetap tercapai. Tingkat penjualan rata-rata Morinaga Chilmil dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Data Rata-Rata Penjualan Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil Per Cabang Tahun 2007
Bulan Target (Pack) Real (Pack) %
Januari 147.442 198.791 135
Februari 151.907 145.907 96
Maret 175,140 255.987 146
Triwulan 1 474.489 600.685 127
April 175.508 140.267 80
Mei 175.508 251.540 143
Juni 176.615 235.468 133
Triwulan 2 527.631 627.275 119
Juli 176.615 330.084 187
Agustus 264.959 161.561 61
September 113.343 140.905 124
Triwulan 3 554.917 632.550 114
Oktober 154.860 308.629 199
November 184.358 191.367 104
Desember - -
-Total (s/d Nov 07) 1.896.255 2.360.506 663 Sumber : PT. Sanghiang Perkasa, Januari 2008
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana perumusan strategi promosi Morinaga Chilmil yang telah dilakukan oleh PT Sanghiang Perkasa ?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi penyusun strategi promosi Morinaga Chilmil PT Sanghiang Perkasa ?
3. Alternatif strategi promosi Morinaga Chilmil apakah yang paling efektif dan efisien ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk :
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyusun strategi promosi Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa.
3. Merumuskan alternatif strategi promosi Morinaga Chilmil yang efektif dan efisien di PT Sanghiang Perkasa yang akan datang.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. PT Sanghiang Perkasa, sebagai masukan untuk menjadi bahan
pertimbangan dalam perencanaan, penetapan dan kebijakan strategi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil yang akan dilakukan.
2. Penulis, berguna untuk melatih kemampuan menganalisa dan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai strategi promosi dan susu formula lanjutan.
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos. Kata strategos ini barasal dari kata stratos yang berarti militer dan ag yang artinya memimpin. Kata strategi dalam bidang manajemen yang didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan pada cara untuk mencapai sasaran tersebut. Secara umum strategi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi (Triton, 2007).
3.1.2. Promosi
Menurut Swastha (1984) promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Definisi promosi menurut Kotler (2005) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut.
3.1.3. Strategi Bauran Promosi
Strategi bauran promosi berguna untuk memperkenalkan produk, memberikan daya ingat kepada konsumen dan membujuk konsumen untuk membeli barang yang ditawarkan. Menurut Swastha (1984), bauran promosi didefinisikan sebagai kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,personal selling, dan alat promosi lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Perusahaan-perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam mengembangkan bauran promosi. Faktor-faktor tersebut yaitu jenis pasar produk, strategi dorong lawan atau tarik, tahap kesiapan konsumen, tahap siklus daur hidup produk, dan peringkat pasar perusahaan (Kotler, 2005).
Dalam mengkomunikasikan produknya, perusahaan perlu menyusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations-publicity), penjualan perorangan (personal selling) dan Pemasaran langsung (direct marketing).
pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran; menciptakan arus informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih efisien; dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan. Sarana komunikasi bauran promosi yang biasa digunakan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Sarana Komunikasi Bauran Promosi Iklan Promosi
Sumber : Philip Kotler, 2005
3.1.3.1. Periklanan
terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang.
Kotler (2005), mendefinisikan periklanan sebagai segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Pada pengembangan program periklanan, ada lima keputusan utama yang harus diambil dalam pembuatan program periklanan yang biasa disebut lima M , yaitu antara lain :
1. Mission (misi) : apakah tujuan periklanan ?
2. Money (uang) : berapa banyak yang dapat dibelanjakan ? 3. Message(pesan) : pesan apa yang harus disampaikan ? 4. Media (media) : media apa yang digunakan ?
Lima keputusan utama yang harus diambil dalam pembuatan program periklanan dapat dilihat dalam Gambar 1.
Gambar 1. Lima M dalam Periklanan Sumber : Philip Kotler, 2005
3.1.3.2. Promosi Penjualan
Promosi penjualan menurut Kotler (2005), adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif, yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Dalam perusahaan, bagian promosi penjualan dapat mengadakan kerjasama dengan kelompok/badan lain seperti
konsumen, dealer, distributor, atau bagian lain dalam departemen pemasaran. Sedangkan pada tingkat pengecer, kegiatan promosi penjualannya terutama ditujukan pada konsumen. Promosi penjualan dapat digunakan untuk memperoleh efek jangka pendek seperti mendramatisir tawaran produk dan meningkatkan penjualan yang telah merosot.
Menurut Swastha (1984), promosi penjualan didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
Alat promosi penjualan, seperti kupon, konter, hadiah, dan sejenisnya menawarkan tiga manfaat yang berbeda, yaitu :
a. Komunikasi : promosi penjualan mendapat perhatian dan mungkin akan mengarahkan konsumen ke produk tersebut.
b. Insentif : promosi penjualan menggabungkan suatu konsesi, dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen.
c. Ajakan : promosi penjualan merupakan ajakan yang jelas untuk terlibat dalam transaksi tersebut sekarang.
3.1.3.3. Hubungan Masyarakat
masyarakat sering disingkat menjadi humas, yang merupakan satu bagian atau departemen yang bertanggung jawab mendengarkan dan menampung segala kritik, keluhan ataupun saran dari konsumen yang kemudian mengembangkan kebijaksanaan dan prosedur yang ada dalam keinginan konsumen. Adapun salah satu kegiatan dari bagian humas adalah mendorong publisitas.
Menurut Swastha (1984), publisitas dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawasan dari sponsor. Publisitas dibagi menjadi dua kriteria, yaitu :
1. Publisitas Produk
Publisitas produk adalah publisitas yang ditujukan untuk menggambarkan atau untuk memberitahu kepada konsumen tentang suatu produk beserta penggunaannya.
2. Publisitas Kelembagaan
Publisitas kelembagaan adalah publisitas yang menyangkut tentang organisasi pada umumnya.
Daya tarik hubungan masyarakat didasarkan pada tiga sifat khusus, yaitu a. Kredibilitas yang tinggi : cerita dan kisah yang baru akan lebih otentik dan dapat dipercayai pembaca dibandingkan dengan promosi iklan. b. Kemampuan menangkap pembeli yang tidak hati-hati : hubungan
masyarakat dapat menjangkau calon yang lebih suka menghindari wiraniaga dan promosi iklan.
3.1.3.4. Penjualan Perorangan
Swastha (1984) mendefinisikan penjualan perorangan (personal selling) sebagai interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Tenaga penjualan promosi ini dapat juga membantu manajemen dengan memberikan informasi, misalnya tentang promosi penjualan kredit, sikap konsumen, dan juga sebagai petugas lapangan dalam penelitian promosi.
Penjualan perorangan merupakan promosi seseorang secara individual. Lain halnya dengan periklanan dan kegiatan promosi lain yang komunikasinya bersifat massal dan tidak bersifat pribadi. Personal selling lebih fleksibel dibandingkan dengan yang lain, karena penjualan tersebut dapat secara langsung mengetahui keinginan, motif dan perilaku konsumen; den sekaligus dapat melihat reaksi konsumen, sehingga mereka langsung dapat mengadakan penyesuaian seperlunya.
Menurut Kotler (2005), penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif pada tahap terakhir berupa proses pembelian, khususnya dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Penjualan perorangan memiliki tiga ciri khusus, yaitu :
1. Pertemuan pribadi : mencakup hubungan langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih.
2. Perkembangan hubungan : memungkinkan segala jenis hubungan berkembang, mulai dari hubungan penjualan seadanya sampai hubungan pribadi yang mendalam.
3.1.3.5. Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung (direct marketing) adalah penggunaan saluran-saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran (Kotler, 2005). Pemasaran langsung adalah salah satu cara yang tumbuh paling pesat untuk melayani pelanggan, dimana melalui saluran pemasaran langsung dapat membantu mempromosikan suatu produk. Saluran-saluran promosi pemasaran langsung mencakup surat langsung (direct-mail), katalog, telemarketing, TV interaktif, kios, situs internet, dan peralatan bergerak (mobile device).
Pemasaran langsung memiliki empat karakteristik khusus yang bersifat : 1. Tidak umum : ditujukan pada orang tertentu.
2. Disesuaikan dengan orangnya : dipersiapkan untuk menarik bagi orang yang dituju.
3. Mutakhir : dipersiapkan dengan sangat cepat.
4. Interaktif : dapat diubah, bergantung pada tanggapan orang tersebut.
3.1.4. Faktor-Faktor Penyusun Bauran Promosi
Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam mengembangkan bauran promosinya, yaitu : faktor anggaran yang tersedia, karakteristik produk, karakteristik pasar, faktor pelanggan, faktor pesaing, tahap daur hidup produk.
1. Faktor anggaran yang tersedia
ada. Sub faktor anggaran yang berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi terdiri dari :
a. Sale, yaitu besarnya dana promosi yang disediakan berdasarkan penjualan tahun sebelumnya.
b. Cash, yaitu besarnya dana berdasarkan keadaan perputaran kas perusahaan.
2. Karakteristik produk
Strategi promosi yang digunakan untuk barang konsumsi tergantung pada penggolongannya. Pada barang kesenangan (convenience goods) biasa digunakan periklanan, untuk barang belanja (shopping product) biasa menggunakan promosi penjualan, dan untuk barang khusus (speciality product) dapat menggunakan penjualan perorangan/pribadi. Sub faktor karakteristik produk yang berpengaruh dalam penyusunan promosi terdiri dari :
a. Sifat produk, yaitu sifat produk sebagai barang konsumsi atau barang industri.
b. Mutu produk, yaitu mutu yang terdapat dalam produk, perlu di informasikan kepada konsumen melalui promosi.
3. Karakteristik pasar
Sifat pasar dapat mempengaruhi susunan bauran promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Sub faktor karakteristik pasar yang berpengaruh dalam strategi promosi terdiri dari :
b. Konsentrasi pasar, yaitu tempat dimana perusahaan berkonsentrasi dalam memasarkan produknya. Konsumen yang semakin sedikit, dengan produk yang relatif khusus dapat dilakukan secara penjualan perseorangan/pribadi karena faktor keefektifan dibandingkan dengan menggunakan periklanan. Hal itu merupakan faktor penting dalam pemilihan strategi promosi yang akan diterapkan.
c. Jumlah jenis pembeli potensial, yaitu jumlah pelanggan yang ingin dituju oleh perusahaan sebagai konsumen sasarannya. Faktor pembeli potensial merupakan faktor penting dalam memilih strategi bauran promosi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis pembeli, sebab bauran promosi untuk satu jenis pembeli berbeda dengan lebih dari satu jenis pembeli.
d. Segmen pasar, yaitu kelas pasar yang dituju. Segmen pasar dapat dilihat antara lain berdasarkan jenis produk, tingkat kebutuhan dan harga yang ditawarkan kepada calon pembeli. Seberapa besar segmen pasar yang dilayani oleh perusahaan kepada calon pembeli merupakan faktor penting dalam penentuan strategi bauran promosi. 4. Faktor pelanggan
Terdapat sub faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi promosi dengan menggunakan faktor pelanggan, yaitu :
perantara tersebut, sedangkan pada strategi menarik, produsen melakukan promosi secara langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara grosir dan pengecer. Hal ini cocok untuk melakukan promosi dengan penjualan pribadi dan pemasaran langsung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Strategi mendorong (push strategy)
Strategi menarik (pull strategy)
Gambar 2. Strategi Mendorong dan Strategi Menarik Sumber : Kotler dan Amstrong, 2005
b. Tahap Kesiapan Pembelian, yaitu tahap pembelian yang ada pada diri konsumen, apakah berada pada tahap kesadaran produk, tahap memutuskan, atau tahap yakin pada produk tersebut.
Promosi
Pada Gambar 3. Iklan dan publisitas sangat berpengaruh dalam memberikan kesadaran kepada konsumen dalam memperkenalkan suatu produk. Hal ini dapat membuat konsumen ingin membeli dan mencoba produk yang ditawarkan, sedangkan pada promosi penjualan dapat memungkinkan konsumen untuk melakukan tahap pemesanan ulang. Promosi penjualan lebih memberikan efektivitas biaya promosi yang dikeluarkan dibandingkan iklan dan, publisitas.
c. Loyalitas, yaitu strategi promosi yang dilakukan, ditujukan agar konsumen loyal terhadap produk perusahaan.
d. Karakter konsumen, yaitu karakter dari konsumen yang dituju. 5. Faktor pesaing
Mengidentifikasi pesaing merupakan tugas perusahaan yang cukup sederhana. Hal ini dapat dilihat seberapa banyak produk sejenis yang ada dipasaran maupun produk substitusinya. Perusahaan dapat melihat perilaku konsumen dalam memilih dan menggunakan produk yang ada di pasaran.
Sub faktor pesaing yang berpengaruh dalam penyusunan promosi terdiri dari :
a. Kegiatan pesaing, yaitu aktifitas yang dilakukan kompetitor dalam mempromosikan produknya.
b. Tingkat persaingan, yaitu kekuatan sustu persaingan di dalam industri susu formula lanjutan.
6. Tahap Daur Hidup Produk
Tahap daur hidup produk dapat mempengaruhi efektifitas alat-alat promosi yang digunakan. Pada tahap perkenalan, iklan dan publisitas sangat efektif untuk menciptakan kesadaran. Iklan dan publisitas memiliki tingkat biaya efektifitas biaya tertinggi. Penjualan pribadi untuk memperoleh jangkauan distribusi sedangkan promosi penjualan sangat berguna untuk mempromosikan percobaan awal pembelian.
Pada tahap pertumbuhan, iklan dan dan publisitas masih terus digunakan untuk menambah daya ingatan konsumen. Pada tahap kematangan, promosi penjualan, iklan, dan penjualan pribadi semakin berperan penting. Ketiga alat promosi tersebut akan berguna bagi perusahaan untuk meraih pangsa pasar yang ada. Pada tahap penurunan, promosi penjualan tetap berperan kuat, iklan dan publisitas berkurang, penjualan pribadi hanya memberikan sedikit perhatian pada produk tersebut.
Sub faktor daur hidup produk yang berpengaruh dalam penyusunan promosi terdiri dari :
a. Penjualan, yaitu tingkat penjualan yang sedang terjadi sehubungan dengan siklus hidup produk tersebut.
b. Biaya per konsumen, yaitu biaya yang digunakan untuk mencapai satu orang konsumen dalam mempromosikan produknya.
3.1.5. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menurut Nasir (2003) adalah metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kilas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Menurut Nasir (2003), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi hanya data dasar. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan menggunakan kuisioner ataupun panduaninterview.
3.1.6. Proses Hirarki Analitik (PHA)
Proses Hirarki Analitik (PHA) atau yang biasa dikenal Analitycal hierarchy process(AHP) merupakan teknik yang dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dariUniversity of Pittsburg, Amerika Serikat, pada awal tahun 1970-an. Teknik ini menyediakan prosedur yang telah teruji efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam pengambilan keputusan yang kompleks. Dengan PHA, suatu masalah dipandang dalam suatu kerangka berfikir yang terorganisir dan sederhana, sehingga memungkinkan untuk mengambil keputusan yang efektif.
memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. PHA memasukkan pertimbangan yang dibutuhkan untuk menyusun hirarki dari suatu masalah, logika, intuisi, serta pengalaman untuk memberi pertimbangan.
Ada beberapa prinsip yang harus dipahami untuk memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu (1) prinsip menyusun hirarki, (2) prinsip menetapkan prioritas, (3) prinsip konsistensi logis. Prinsip-prinsip alami pemikiran analitik ini mendasari PHA.
1. Prinsip Menyusun Hirarki
Dalam menyusun hirarki, perusahaan berusaha untuk menggambarkan dan menguraikan permasalahan atau realitas secara hirarki. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, realitas yang kompleks disusun kedalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini dimasukkan kedalam bagiannya lain, dan seterusnya secara hirarki. Dengan kata lain persoalan yang kompleks dipecahkan menjadi unsur-unsur yang terpisah.
2. Prinsip Menetapkan Prioritas
Penetapan prioritas yang dimaksud adalah menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.
3. Prinsip Konsistensi Logis
Konsistensi logis yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsistensi sesuai dengan suatu kriteria yang logis.
untuk memberikan suatu penilaian yang tepat terhadap variabel keputusan yang dijadikan kriteria pemilihan.
Hal yang diutamakan dalam data yang diterapkan pada analisis PHA adalah kualitas dari responden, bukan kuantitas respondennya. Dengan demikian metode PHA dapat dilakukan hanya berdasarkan penilaian satu orang saja, dengan syarat orang tersebut merupakan orang yang ahli pada bidang yang dipermasalahkan.
Terdapat empat kelebihan dalam menggunakan metode PHA, diantaranya yaitu :
1. Struktur yang hirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilh sampai kepada sub-sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi konsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitifitas pengambilan keputusan.
4. Mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi objektif dan multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen hirarki.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
PT Sanghiang Perkasa (PT SHP) salah satu perusahaan yang bergerak dibidang nutrition food. PT Sanghiang Perkasa merupakan grup dari Kalbe FarmaHealth Division Food yang mempunyai visi Menjadi perusahaan makanan kesehatan terbesar di Indonesia dan pada tahun 2010 menjadi perusahaan makanan kesehatan terbesar di Asia Tenggara , sedangkan misi perusahaan Menciptakan, memproduksi, dan memasarkan makanan kesehatan yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat dalam rangka membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia . Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, perusahaan mempunyai suatu target penjualan dan pangsa pasar terhadap susu formula lanjutan Morinaga Chilmil, sehingga suatu tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
PT Sanghiang Perkasa pada produk susu Morinaga Chilmil berkonsentrasi memenuhi kebutuhan kelas menengah keatas. Hal ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa pada tahun-tahun mendatang terdapat ceruk pasar yang cukup besar bagi susu formula lanjutan pada segmen menengah atas dalam pembeliannya, disebabkan daya beli yang cukup tinggi. Namun saat ini, banyaknya produsen susu yang bermunculan dalam persaingan susu formula lanjutan di Indonesia, dengan strategi promosi yang relatif hampir sama, membuat perusahaan memerlukan strategi promosi yang efektif dan efisien bagi PT Sanghiang Perkasa, sehingga dapat merangsang dan menjaga tingkat penjualan, dengan demikian pangsa pasar susu formula lanjutan di PT Sanghiang Perkasa dapat tercapai tidak hanya segmen menengah atas.
promosi terdiri dari lima komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations-publicity), penjualan perorangan (personal selling) dan pemasaran langsung (direct marketing).
Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil di PT Sanghiang Perkasa
Visi dan Misi Susu Morinaga Chilmil
Faktor Penyusun Bauran Promosi Morinaga Chilmil : • Anggaran yang tersedia
• Karakteristik produk
• Karakteristik pasar
• Faktor pelanggan
• Faktor pesaing
• Tahap daur hidup produk
PHA
Rumusan Alternatif Strategi Promosi Yang Efektif dan Efisien Mengidentifikasi Strategi Bauran Promosi dan Faktor Penyusun Strategi Promosi Susu
Morinaga Chilmil
Strategi Promosi Morinaga Chilmil : • Periklanan
• Promosi Penjualan
• Hubungan Masyarakat
• Penjualan Perseorangan
• Pemasaran Langsung
PT Sanghiang Perkasa
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dilakukan di kantor pusat PT Sanghiang Perkasa, Graha Kirana Lantai 5, Suite 501, jl. Yos Sudarso Kav. 88, Jakarta Utara 14350. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan kelengkapan dan kemudahan data yang didapat serta pemilihan responden dalam pengisian kuisioner. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2007.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, berupa data hasil wawancara dan pengisian kuisioner responden pilihan. Responden adalah pihak perusahaan yang terkait dengan penerapan promosi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil di wilayah JABODETABEK. Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yaitu data-data yang didapat dari literatur ataupun dari instansi terkait. Data sekunder ini juga diperoleh dari data yang dimiliki oleh perusahaan seperti gambaran umum perusahaan dan dokumen perusahaan, internet, dan lainnya.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain a. Teknik Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung
b. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak perusahaan, seperti bagian penjualan susu Morinaga, bagian promosi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil dan bagian analisis data penjualan susu Morinaga Chilmil untuk mendapatkan informasi pendukung.
c. Teknik Kepustakaan, yaitu dengan bantuan laporan bulanan perusahaan PT Sanghiang Perkasa dan literatur-literatur di luar perusahaan yang mendukung.
d. Studi Pendahuluan, yaitu dengan mendatangi perusahaan dan melakukan pengamatan dan wawancara langsung kepada pihak perusahaan sebelum mulai menyusun skripsi sebagai gambaran dan pedoman pembuatan kuisioner.
e. Teknik Pengisian Kuisioner, yaitu pengisian kuisioner dilakukan oleh responden di bagian susu formula lanjutan Morinaga Chilmil, yang mengetahui permasalahan dalam kegiatan promosi susu Morinaga Chilmil.
4.4. Metode Penarikan Sampel
4.5. Metode Pengolahan Data
Metode PHA merupakan suatu metode pengambilan keputusan berdasarkan penilaian dan pertimbangan yang logis dan sistematis. Selain itu, PHA memiliki aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif digunakan untuk mendefinisikan persoalan dan menyusun hirarki preferensi. PHA memasukkan pertimbangan-pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis, serta memberikan kerangka yang memungkinkan pemakainya untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan.
Secara ringkas, tahapan pengolahan data dengan menggunakan metode PHA, yaitu :
1. Penyusunan matriks perbandingan berpasangan antar faktor dan antar alternatif keputusan dalam setiap faktor.
2. Penghitungan bobot (weight).
3. Penghitungan rasio kekonsistenan (consistency ratio).
Tahap pengolahan data strategi promosi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil dengan menggunakan metode PHA yang terdiri dari delapan langkah kerja utama, yaitu :
2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh.
Hirarki merupakan abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub sistem tujuan dan akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario. Penyusun hirarki ini berdasarkan jenis keputusan yang akan diambil. Pada tingkat puncak hanya terdiri dari satu elemen. Dibawahnya dapat terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar dapat dibandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya. Tidak ada batasan tertentu yang mengatur jumlah tingkatan struktur keputusan dan variabel-variabel pada setiap tingkat.
Tingkat 1 : Fokus
Tingkat 2 :
Dasar Pemilihan ...
Tingkat 3 :
Kendala (K), Pendukung (P)
Tingkat 4 : Alternatif Strategi
Promosi ... ...
Gambar 5. Struktur Hirarki Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil
Keterangan :
F : Strategi promosi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil. DP : Dasar pemilihan strategi promosi Morinaga Chilmil. K : Kendala strategi promosi Morinaga Chilmil. P : Pendukung strategi promosi Morinaga Chilmil.
A : Alternatif strategi promosi Morinaga Chilmil yang dilakukan.
Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil
(F)
DP1 DPn
K1 Kn P3 Pn
Tingkat 1 :
Gambar 6. Struktur Hirarki Faktor-Faktor Penyusun Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil
Keterangan :
F : Faktor-faktor penyusun strategi promosi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil. TP : Tujuan promosi Morinaga Chilmil.
FP : Faktor penyusun strategi promosi Morinaga Chilmil. SF : Sub faktor penyusun strategi promosi Morinaga Chilmil.
3. Menyusun matriks banding berpasangan.
Matriks banding berpasangan adalah matriks yang mempertimbangkan bobot unsur dalam suatu hirarki dengan unsur-unsur dalam hirarki diatasnya. Matriks ini disusun sesuai dengan tujuan penelitian dan struktur hirarki analisa. Matriks ini dimulai dari puncak hirarki untuk fokus identifikasi permasalahan sebagai dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antar variabel yang terkait yang ada dibawahnya.
4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang dilakukan dari hasil perbandingan yang diperoleh pada langkah 3.
Setelah matriks perbandingan berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan pembandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j. Perbandingan berpasangan antar elemen tersebut dilakukan dengan pernyataan seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j? . Apabila elemen-elemen yang diperbandingkan merupakan suatu peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen kolom ke-j sehubungan dengan elemen di puncak hirarki? . Untuk menganalisis matriks berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 5. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya.
Tabel 5. Nilai Skala Banding Berpasangan Intensitas
pentingnya
Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbang
sama besar pada sifat itu 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting
daripada yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya
5 Elemen yang satu sangat penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan
pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan dominasinya 9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada
elemen yang lainnya
Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan
Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan
Kebalikannya Jika untuk aktifitas i mendapatkan satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.
5. Memasukkan nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama.
Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (X) dibandingkan dengan Fj, sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan dengan Fj maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai kebalikannya.
Contoh : bila F12 memiliki nilai 3, maka nilai elemen F21adalah 1/3
6. Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5, untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut.
Matriks pembandingan dalam metode PHA dibedakan menjadi : (1) Matriks Pendapat Individu (MPI), (2) Matriks Pendapat Gabungan (MPG). Matriks MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan aijyaitu elemen matriks pada baris ke-i dan
kolom ke-j. Matriks Pendapat Individu dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Matriks Pendapat Individu
X A1 A2 A3 .... An
A1 A11 A12 A13 .... A1n
A2 A21 A22 A23 .... A2n
A3 A31 A32 A33 .... A3n
.... .... .... .... .... ....
An An1 An2 An3 .... Ann
Sumber : Saaty, 1993
MPG adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari
Tabel 7. Matriks Pendapat Gabungan
Sumber : Saaty, 1993
7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas.
Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu : (1) Pengolahan horisontal dan (2) Pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dilakukan untuk MPI dan MPG diolah secara horisontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi persyaratan Consistensi Rasio tinggi.
a. Pengolahan horisontal terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi.
• Perkalian baris (Z) atau Vektor Eigen (VE) dengan rumus :
Zi = n
• Perhitungan Vektor Prioritas (VP) atau Rasio Vektor Eigen adalah :
• Perhitungan nilai Eigen Maks ( maks), dengan rumus :
• Perhitungan Consistensi Indeks (CI), dengan rumus :
CI =
• Perhitungan Consistensi Rasio (CR), dengan rumus :
CR =
RI CI
RI = indeks acak (Random Indeks), menurut Saaty dari
matriks berorde 1 s/d 15 yang menggunakan sampel berukuran 100 (Tabel 8). Nilai Consistensi Rasio (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 10 persen merupakan nilai yang mempunyai tingkat inkonsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan dalam suatu matriks pendapat.
Tabel 8. Nilai Indeks Acak
Orde (n) Indeks Acak (RI) Orde (n) Indeks Acak (RI)
1 0,00 8 1,41
Sumber : Saaty, 1993
pembanding yang merupakan anggota elemen-elemen tingkat di atasnya. Hasil akhir pengolahan vertikal adalah mendapatkan suatu bobot prioritas setiap elemen pada tingkat dalam suatu hirarki terhadap sasarannya.
Apabila CVij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen
ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama maka; CVij = CHij (t, i-1) x (VWt (i-1)
Untuk ; i = 1, 2, 3,..., n j = 1, 2, 3,..., n t = 1, 2, 3,..., n
Dimana ; CHij (t, i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-i terhadap
elemen ke-t pada tingkat di atasnya (i-1), yang diperoleh dari hasil pengolahan horisontal.
(VWt (i-1) = prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke-(i-1) terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil perhitungan horisontal.
P = jumlah tingkat hirarki keputusan
r = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i s = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-(i-1)
8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki.
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Perusahaan
PT Sanghiang Perkasa merupakan salah satu anak perusahaan dari Grup Kalbe Farma yang bergerak dalam makanan dan minuman kesehatan. Kalbe Farma didirikan oleh dr. Boen pada tahun 1960. Usaha ini dimulai dari sebuah perusahaan obat kecil yang berlokasi di garasi rumah dr. Boen di Tanjung Priok. Usaha ini terus berkembang menjadi besar, hingga pada tahun 1970-an dr. Boen memutuskan untuk memindahkan lokasi pabriknya ke Pulomas. Akan tetapi dikarenakan kapasitas pabrik di Pulomas kurang besar, maka pabrik dipindahkan hingga kini. Pada perkembangannya, Kalbe Farma menjadi sebuah grup dengan melakukan akuisisi dan mendirikan beberapa anak perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.
Tepatnya pada tanggal 1 Oktober 1995, PT Sanghiang Perkasa kembali berkiprah dengan memfokuskan diri pada bisnis Health Food (makanan kesehatan). Beberapa produk-produk unggulan yang dihasilkan diantaranya Morinaga BMT, Prenagen, Chil Mil, Chil Kid, Chil School, NL-33, Milna Biskuit Bayi, Milna Biskuit Todler, Milna Bubur Khusus, Peptisol, Diabetasol, Entrasol, Hepatosol, dan Neprisol. Setelah berkembang dengan beberapa kali terjadi pergantian manajemen, saat ini PT Sanghiang Perkasa merupakan salah satu anak perusahaan Kalbe Farma yang terbaik, terbukti dengan beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai The Best Company Kalbe Farma yang diadakan setiap tahunnya bagi semua anak perusahaan Grup Kalbe Farma dengan menamakan dirinya sebagaiKalbe Farma Health Food Division.
5.2. Lokasi, Visi dan Misi Perusahaan
Kantor pusat PT Sanghiang Perkasa berlokasi di Gedung Graha Kirana Lantai 5, Suite 501, jl. Yos Sudarso Kav. 88, Jakarta Utara 14350. Lokasi pemasaran berada di beberapa daerah antara lain di Cakung, Cikarang, Tangerang, Bandung, dan Bogor. Visi dan misi PT Sanghiang Perkasa yaitu mempunyai visi Menjadi perusahaan makanan kesehatan terbesar di Indonesia dan pada tahun 2010 menjadi perusahaan makanan terbesar di Asia Tenggara , sedangkan misinya Menciptakan, memproduksi, dan memasarkan makanan kesehatan yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat dalam rangka membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia .
5.3. Struktur Organisasi Perusahaan
jelasnya, struktur organisasi PT Sanghiang Perkasa pusat dapat dilihat pada Lampiran 3. Setiap cabangnya memiliki karyawan maksimal 30 orang, yang tersebar di beberapa rayon.
Jumlah karyawan di setiap rayon berbeda-beda berdasarkan kebutuhan tenaga kerja di setiap rayonnya, namun untuk pengambilan keputusan di setiap rayon tetap berada dalam wewenang penanggungjawab/koordinator PR (Promotion representative) cabang sebagai pemegang wewenang tertinggi di PT Sanghiang Perkasa di setiap cabangnya. Struktur organisasi PT Sanghiang Perkasa di cabang dapat dilihat pada Lampiran 4. Deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Deskripsi Pekerjaan Karyawan PT Sanghiang Perkasa di Setiap Cabang Jabatan Deskripsi Pekerjaan
Penanggungjawab cabang Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemasaran PT Sanghiang Perkasa di setiap rayon dalam satu cabang.
Koordinator CRE Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemasaran di rayonnya masing-masing.
Nutrition Consultan Mempromosikan produk-produk perusahaan kecuali Morinaga BMT di lingkungan medis (rumah sakit dan apotik)
Merchandising • MD visitor
• MD supermarket
• Mempromosikan produk-produk perusahaan kecuali Morinaga BMT ke rumah-rumah.
• Melakukan pengantaran sampel, hadiah ke rumah konsumen.
• Mempromosikan produk-produk perusahaan kecuali Morinaga BMT ke supermarket/minimarket (tempat penjualan).
Telemarketing Mempromosikan produk-produk perusahaan kecuali Morinaga BMT ke konsumen lewat jalur telepon.
Sales Promotion Girl Mempromosikan produk-produk perusahaan kecuali Morinaga BMT ke konsumen yang sedang berbelanja di supermarket.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil.
PT Sanghiang Perkasa mempunyai dua strategi promosi yang ada pada promosi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil, yaituAbove the LinedanBelow the Line, yang didalamnya terdapat lima strategi bauran promosi, yaitu melalui periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan perseorangan (personal selling), dan pemasaran langsung (direct selling). Above the Line yaitu promosi yang dilakukan secara langsung terhadap konsumen, sedangkanBelow the Line yaitu promosi yang dilakukan secara tidak langsung terhadap konsumen.
Kegiatan promosi susu formula lanjutan Morinaga Chilmil saat ini, dilakukan dengan menggunakan lima strategi bauran promosi, yaitu :
a. Periklanan yaitu melalui saluran/jaringan TV kabel yang ditempatkan di setiap area perusahaan PT Sanghiang Perkasa, majalah kesehatan perusahaan (Health today) yang terbit setiap satu bulan sekali dan beredar di area perusahaan & rumah sakit, kemasan luar Morinaga Chilmil dengan menampilkan komposisi, brosur, poster di tempat medis seperti rumah sakit dan apotik, pajangan di tempat pembelian seperti wings dan self stocker yang biasanya ditempatkan di rak-rak penjualan supermarket, situs internet dengan alamat www.sanghiangperkasa.com dan www.kalbefarma.com, dan logo Morinaga dengan logo M.
potongan harga (cash back) terhadap konsumen dan pihak grosir/agen, pemberian kupon (lucky draw) terhadap pihak grosir/agen.
c. Penjualan pribadi/perseorangan yaitu melalui kunjungan di hampir disetiap rumah (home visit/door to door) yang memiliki bayi, pemberian hadiah (merchandise) terhadap pelanggan, pemberian sampel produk pada saat berkunjung ke rumah, berperan serta dalam pekan hari anak nasional dalam waktu satu tahun sekali, melakukan pameran maupun ikut serta dalam pameran yang diselenggarakan pihak lain, pemberian kupon (lucky draw) pada pihak grosir/agen, pemberian potongan harga (cash back) pada konsumen dan grosir/agen.
d. Hubungan masyarakat yaitu melakukan seminar awam yang dilakukan untuk ibu-ibu & medis yang dilakukan untuk dokter), turut berperan serta sebagai sponsor bayi sehat dan anak hari anak nasional, melakukan lobi dengan pihak medis & supermarket, penerbitan majalah kesehatan (Health Today) setiap satu bulan sekali, melakukan talk show bersama pihak medis dan pihak umum,dan pendirian Morinaga Fans Club.
e. Pemasaran langsung yaitu melalui pengiriman surat kepada konsumen yang telah di data sebelumnya oleh SPG, melakukan hubungan via telepon oleh pihak telemarketing , penjualan yang dilakukan oleh SPG supermarket, bagian NC (nutrition consultant) yang memberikan jasa konsultasi kepada konsumen.
1. Faktor budaya. PT Sanghiang Perkasa dalam memasarkan susu formula lanjutan Morinaga Chilmil memerlukan cabang untuk memasarkan produknya. Hal ini didasarkan atas karakter pada setiap konsumen yang berbeda-beda, sehingga memerlukan promosi yang tepat. PT Sanghiang Perkasa memiliki beberapa lokasi kantor pemasaran, antara lain Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, dan lain-lain yang membawahi setiap rayon. 2. Faktor keuangan (anggaran). Promosi susu formula lanjutan Morinaga
Chilmil membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk mencapai target yang diinginkan perusahaan setiap bulannya agar tetap dapat menjaga tingkat penjualan setiap bulannya. Maka dari itu, dana atau anggaran yang dikeluarkan harus dapat memenuhi kebutuhan dalam merealisasikan strategi promosi yang akan digunakan.
3. Faktor peraturan pemerintah. Mengenai kode etik internasional tentang pemasaran Pengganti Air Susu Ibu (PASI) yang dibuat oleh organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), untuk produk yang secara langsung atau tidak langsung dapat mengganti peran ASI sebagai menu utama bayi, yaitu pada bayi usia 0-6 bulan, dihimbau untuk tidak melakukan promosi atau publikasi dalam bentuk apapun. Namun, sedangkan di Indonesia kode etik internasional ini diadopsi melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 237/Menkes/SK/IV/1997 Bab 1 pasal 1e, menyatakan bahwa yang termasuk bayi yaitu antara 0-12 bulan, sehingga untuk susu formula lanjutan yang berlaku untuk bayi berumur 6-36 bulan, masih dikenakan akan peraturan pemerintah untuk 6 bulan pertama.