• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa species cicak dan tokek, Famili gekkonidae di wilayah Pandeglang dan Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Beberapa species cicak dan tokek, Famili gekkonidae di wilayah Pandeglang dan Bandung"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BEBERAPA SPESIES CICAK DAN TOKEK

(Famili Gekkonidae)

DI WILAYAH PANDEGLANG DAN BANDUNG

Oleh:

Deris

G 34101046

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

DERIS. Beberapa Spesies Cicak dan Tokek (Famili Gekkonidae) di wilayah Pandeglang dan Bandung. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan BAMBANG SURYOBROTO.

Spesies cicak dan tokek merupakan anggota famili Gekkonidae yang hidup di daerah tropis dengan jumlah yang cukup besar, yaitu sekitar 75 spesies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekayaan spesies dan distribusi habitat dan famili Gekkonidae di wilayah Pandeglang dan Bandung. Penelitian ini dilakukan mulai Februari sampai Agustus 2005. Sampel ditangkap di empat lokasi untuk masing-masing wilayah. Dari 108 cicak dan tokek yang berhasil ditangkap, dapat diklasifikasikan menjadi lima spesies, yaitu Hemidactylus frenatus, Hemidactylus garnotii, Cosymbatus platyurus, Gehyra mutilata dan Gecko gecko. Hemidactylus garnotii hanya ditemukan di Pandeglang. Dalam kurun waktu 40 tahun jumlah spesies cicak di Bandung stabil.

ABSTRACT

DERIS. Same Species of Chicak and Gecko (Gekkonidae Family) in Pandeglang and Bandung region. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and BAMBANG SURYOBROTO.

(3)

BEBERAPA SPESIES CICAK DAN TOKEK

(Famili Gekkonidae)

DI WILAYAH PANDEGLANG DAN BANDUNG

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Alam

Oleh:

Deris

G 34101046

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul : BEBERAPA SPESIES CICAK DAN TOKEK (Famili Gekkonidae) DI

WILAYAH PANDEGLANG DAN BANDUNG

Nama : Deris

NRP : G 34101046

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Achmad Farajallah, Msi Dr. Bambang Suryobroto

NIP 131878947 NIP 131779503

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS

NIP 131473999

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pandeglang pada tanggal 11 Mei 1983 dari ayah Kartawijaya dan ibu Sumarsih. Penulis adalah putra kedua dari empat bersaudara.

Tahun 2001 penulis lulus dari SMU Negeri I Menes dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(6)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Agustus 2005 dengan judul Beberapa Spesies Cicak dan Tokek ( Famili Gekkonidae ) di Pandeglang dan Bandung.

Terima kasih penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian karya ilmiah in antara lain Bapak Dr. Ir. Achmad Farajallah M.Si dan Bapak Dr. Bambang Suryobroto selaku pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, saran, dan bimbingannya, Bapak Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, MSi selaku komisi penguji karya ilmiah. Ucapan terima kasih atas kebersamaan dan kekeluargaan penulis tujukan kepada dosen-dosen Zoologi IPB diantaranya Bapak Ir. Tri Heru, Bapak Ir. Tri Atmowidi, Ibu Dra. Taruni Sri Prawasti, Ibu Dr. Ir. RR. Dyah Perwitasari, M. Si, dan Ibu Dr. Ir. Rika Raffiudin, M.Si. Kepada mbak Tini, Pak Jupri, dan Pak Adi terima kasih atas bantuan sarana dan fasilitas yang telah diberikan. Di samping itu penghargaan penulis berikan kepada Cynthia Marbun, Dewi Saputri Ayu Harahap, dan Irwandi Harlan yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa kepada rekan-rekan penulis di Zoologi, seperti Lucky, Ae, Ruly Pahlevi, Angga, Hijrah, Krisna, Suryo, Rusdi, Duti, Empang, Anne S, Fitri, Sulastri, Evi, Ratna, dan Isma. Terima kasih juga kepada ABIOLA’38 atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaannya. Teman-temanku Biologi’37, 39, 40, dan 41 terima kasih atas dukungannya, juga kepada sahabatku Arianto, Taufiq, Iip, Tirta, Iman, Iqbal, Trio, Ambar, Ahong dan Bekti yang bersedia membantu penelitian dan menerima keluh kesahku.

Terima kasih untuk Mama dan Papa atas segala yang diberikan kepada penulis, atas doa, pengorbanan, dan kasih sayang yang tak akan pernah penulis lupakan. Terima kasih untuk kakakku Asep dan kedua adikku (Agus dan Wida) yang sangat menyayangi penulis. Keluarga penulis di Taman Malabar 7 terima kasih atas dorongan dan semangatnya.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna namun penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi ilmi pengetahuan selanjutnya.

Bogor, Januari 2006

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

PENDAHULUAN ... 1

Waktu dan Tempat... 1

Tujuan... 1

BAHAN DAN METODE... 1

HASIL ... 1

Hemidactylus frenatus... 1

Hemidactylus garnotti... 2

Cosymbatus platyurus ... 3

Gehyra mutilata... 3

Gecko gecko... 3

PEMBAHASAN... 4

SIMPULAN... 4

DAFTAR PUSTAKA... 4

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Hemidactylus frenatus... 2

2 Hemidactylus garnotii... 2

3 Cosymbatus platyurus... 3

4 Gehyra mutilate... 3

5 Gecko gecko... 4

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Bobot badan dan beberapa ukuran tubuh dari spesies dari spesies anggota Famili Gekkonidae... 7

2 Kunci identifikasi spesies dari Famili gekkonidae di wilayah Pandeglang dan Bandung ... 8

3 Beberapa karakter tubu hewan sampel yang diamat ... 9

4 Bagan pengukuran cicak dan tokek (Hikida & Ota 1989) ... 10

(9)

PENDAHULUAN

Spesies cicak dan tokek merupakan anggota Famili Gekkonidae yang hidup di daerah tropis dan subtropis dengan jumlah yang cukup besar, kira-kira 75 spesies. Anggota Famili Gekkonidae ini dapat ditemukan pada semua belahan dunia kecuali di Antartika.

Famili Gekkonidae umumnya memiliki tubuh yang pipih mendatar dengan permukaan tubuh diselimuti oleh sisik kecil granuler yang sering bercampur dengan sisik tuberkal (Rooij 1915, Das & Ismail 2001), kepala dilengkapi dengan sisik yang simetris. Ciri-ciri lain adalah tipe lidah pleurodont, pendek, ujung agak terbelah dan dilengkapi dengan papila yang licin; mata besar dengan pupil vertikal, tanpa atau dengan kelopak mata yang tidak dapat dikedipkan; lubang telinga terlihat jelas; kaki berkembang baik dan adanya sederet lubang kecil pada paha (femoral pore) atau di depan dubur (preanal pore) pada individu jantannya (Rooij 1915).

Brongersma (1929) melaporkan beberapa genus cicak dan tokek yang dapat ditemukan di Pulau Jawa, yaitu Lepidodactylus, Gehyra, Hemiphyllodactylus, Hemidactylus, Haplodactylus dan Ptychozoom. Church (1962) melaporkan ada tiga spesies cicak rumah, yaitu Cosymbatus platyurus, H. frenatus dan Peropus mutilatus, di wilayah Bandung dan sekitarnya. Di Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) Sukabumi terdapat tiga spesies anggota Famili Gekkonidae, yaitu Cyrtodactylus marmoratus, Gehyra mutilata dan H. frenatus (Kurniati 2003), sedangkan di wilayah Bogor dan sekitarnya ditemukan spesies cicak dan tokek, yaitu H. frenatus, H. garnotii, C. platyurus, G. mutilata, C. fumosus, C. marmoratus dan G. gecko (Saepudin 2004).

Cicak dan tokek dilaporkan mempunyai hubungan mutualisme dengan manusia, yaitu sebagai kontrol terhadap penyebaran penyakit karena memangsa nyamuk, lalat dan serangga kecil lainnya (Rianto 2003). Dipihak lain, cicak dan tokek sebagai hewan yang hidup berdampingan dengan manusia juga bertindak sebagai reservoir patogen, misalnya Salmonella sp. yang menyebabkan disentri pada manusia (Kourany dan Telford 1981). Karena itu informasi tentang spesies cicak dan tokek penting untuk diketahui.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah spesies dari Famili Gekkonidae dan distribusi habitatnya di Pandeglang dan Bandung.

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai Agustus 2005. Pengambilan sampel dilakukan pada beberapa bangunan di wilayah Pandeglang (Menes, Jiput, Carita dan Pagelaran) dan di Bandung (Ciwidey, Cibeureum, Soreang dan Leuwipanjang), Jawa Barat. Identifikasi dilakukan di laboratorium Zoologi, Departemen Biologi FMIPA IPB.

BAHAN DAN METODE

Sebelum pengambilan sampel terlebih dahulu dilakukan survei terhadap lokasi sampling. Hal ini dilakukan agar mendapatkan metode pengambilan sampel yang tepat.Dalam survey pendahuluan, diketahui bahwa rumah dan bangunan merupakan habitat yang terbaik untk mendapatkan sampel.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode road sampling (Nottingham et al. 1989),dengan rumah dan bangunan sebagai titik sampel. Sampel ditangkap dari dua wilayah, yaitu Pandeglang dan Bandung. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat seperti karet, sapu, tongkat atau ditangkap langsung dengan tangan. Pada saat penangkapan pola warna tubuh dicatat. Sampel yang tertangkap dibawa ke laboratorium untuk pengamatan lebih lanjut. Sampel dimatikan menggunakan kloroform (deep anasthesized), kemudian bobot badan ditimbang. Pengukuran terhadap beberapa karakter tubuh dilakukan menggunakan kaliper (Mitutoyo, 0,05 mm) mengikuti cara Hikida dan Ota (1989) (Lampiran 4). Hasil pengukuran hewan sampel ditampilkan dalam satuan milimeter

Sampel yang sudah diukur kemudian diidentifikasi menurut Boulenger (1912), Rooij (1915), Bauer (1984), dan Das & Ghazally (2001), setelah itu sampel diawetkan di dalam alkohol 70% untuk koleksi laboratorium Zoologi IPB.

HASIL

(10)

frenatus, Hemidactylus garnotii, Cosymbatus platyurus, Gehyra mutilata) dan satu spesies tokek (Gecko gecko). Dari lima spesies ini, H. Garnotii hanya ditemukan di Pandeglang,

[image:10.612.127.502.97.270.2]

sedangkan di Bandung tidak ditemukan (Tabel 1)

1. Hemidactylus frenatus

Dalam penelitian ini berhasil ditangkap 40 individu H. frenatus (13 ekor dari Pandeg -lang dan 27 ekor dari Bandung) dari 40 individu ini, 27 ekor ditemukan di bangunan publik 13 ekor ditemukan di rumah.

Ciri dari spesies ini kepala ditutup oleh sisik-sisik kecil, sisik paling besar terletak pada moncongnya. Moncong lebih panjang pada jarak antara mata dan lubang telinga. Jumlah sisik pada bibir bagian atas 10-12 dan sisik pada bibir bawah 8-10 (Lampiran 3). Warna tubuh bagian dorsal keabu-abuan dan coklat kemerah-merahan, kadang terdapat tanda garis gelap. Permukaan tubuh bagian ventral berwarna keputih-putihan dengan sisik-sisik yang terkadang memiliki titik-titik coklat. Ekor bulat memanjang dengan 6 sisik tuberkal (Gambar 1). Menurut Dum dan Bibr (1915) di dalam Kadri (1982), daerah penyebaran spesies ini diantaranya Simalur, Nias, Mentawai, Sumatera, Kalimantan, Bali, Jawa, Lombok, Sumbawa, Flores, Adanan, Metar, Ombadi, Sumba, Sayu, Rotti, Timor, Button, Sulawesi, Selayar, Seram, Ambon,

Bacan, Ternate, Halmahera, Obi, Ker, Aru, Sulawesi dan Irian. Hemidactylus frenatus yang diperoleh dari Pandeglang memiliki bobot badan yang lebih besar dari pada spesies yang ditemukan di Bandung, berkisar antara 1.00 sampai 4.30 dengan rataan 2.66 gram. Sama halnya dengan bobot badan, panjang badan kepala H. frenatus di Pandeglang lebih besar berkisar antara 40.2 sampai 55.4 mm dengan rataan 49.9 mm (Lampiran 1)

2. Hemidactylus garnotii

Dalam penelitian ini hanya diperoleh satu individu H. garnotii yang ditemukan di Pandeglang, dengan bobot badan 0.60 g dan panjang badan – kepala 5.00 mm (Lampiran 1). H. garnotii yang diperoleh ditemukan di rumah bersamaan dengan H. frenatus dan C. platyurus.

Bandung, berkisar antara 1,00 - 4,30 g dengan rataan 2,66 g. Sama halnyadengan bobot badan, panjang badan – kepala H. Frenatus

[image:10.612.331.507.510.618.2]

Hemidactylus garnotii yang diperoleh memiliki ciri-ciri kepala agak bulat dengan moncong yang bulat dan lebih panjang dari Tabel 1 Jumlah spesies pada setiap lokasi pengambilan sampel

No. Lokasi

Pengambilan Sampel Jumlah spesies Nama Spesies

1 Menes ( Pandeglang) 3 H. frenatus, C. platyurus, dan Gecko gecko

2 Jiput (Pandeglang) 3 H. frenatus, C. platyurus, dan Gecko gecko

3 Pagelaran (Pandeglang) 3 H. frenatus, C. platyurus, dan Gehyra mutilata

4 Carita (Pandeglang) 3 H. frenatus, H. garnotii, dan C. platyurus

5 Ciwidey (Bandung) 4 H. frenatus, C. platyurus, Gehyra mutilata , dan Gecko gecko 6 Cibeureum (Bandung) 2 H. frenatus dan C. platyurus 7 Soreang (Bandung) 2 H. frenatus dan C. platyurus 8 Leuwipanjang (Bandung) 2 H. frenatus dan C. platyurus

Gambar 1 Hemidactylus frenatus.

[image:10.612.131.307.594.697.2]
(11)

pada jarak antara mata dan lubang telinga. Jumlah sisik pada bibir atas 12-13 dan sisik pada bibir bawah 9-11 (Lampiran 3). Warna tubuh bagian dorsal abu-abu kemerah-merahan. Ekor pipih memanjang dengan pinggir bergerigi (Gambar 2). Dum dan Bibr (1915) di dalam Kadri (1982) melaporkan daerah penyebaran spesies ini meliputi Nias, Sumatera (Tilatang, Matur, Indragiri, Bingin Telon, Palembang, Agam), Jawa (Bogor, Malang, Gunung Wilis) dan Kalimantan (Kinabalu). Tetapi penelitian ini tidak menemukannya di Bandung.

3. Cosymbatus platyurus

Dalam penelitian ini berhasil ditangkap 54 individu C. platyurus (27 ekor dari Pandeglang dan 27 ekor dari Bandung). Dari 54 individu ini 39 ekor ditemukan di bangunan publik, 15 ekor ditemukan di rumah.

Ciri-ciri dari spesies moncong lebih panjang dari jarak antara mata dan lubang telinga, jumlah sisik pada bibir atas 9 – 11 dan sisik pada bibir bawah 7 – 8 (Lampiran 3). Warna tubuh bagian darsal abu-abu atau putih sampai kehitaman, umumnya memiliki bercak garis hitam gelap dari bagian mata sampai pangkal ekor. Permukaan ventral tubuh berwarna putih. Ekor pipih memanjang dengan pinggir bergerigi (Gambar 3). Menurut Schmider (1915) di dalam Kadri (1982) daerah sebaran dari spesies ini diantaranya Nias, Sumatera, Riau, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Lombok, Flores, Sumba dan Halmahera.

Bobot badan C. platyurus yang diperoleh di Pandeglang lebih besar dari pada spesies yang diperoleh di Bandung, berkisar antara 0.40 – 3.90 g dengan rataan 2,18 g. Kisaran panjang badan – kepala C. platyurus dari Bandung lebih kecil dari pada spesies yang berasal dari Pandeglang, yaitu berkisar antara 32.0-60.4 mm dengan rataan 49.2 mm (Lampiran 1).

4. Gehyra mutilata

Dalam penelitian ini berhasil ditangkap 10 individu G. mutilata (8 ekor dari Pandeglang dan 2 ekor dari Bandung). Dari 10 individu ini semuanya ditemukan di rumah.

Ciri-ciri G. mutilata di antaranya panjang kepala lebih panjang dari pada lebar kepalanya, moncong lebih panjang dari pada jarak antara mata dengan lubang telinga, jumlah sisik pada bibir bagian atas 12 – 13 dan sisik pada bibir bawah 9 – 13 (Lampiran 3). Warna tubuh bagian darsal abu-abu atau coklat kemerah-merahan dengan bintik-bintik kecil berwarna hitam atau putih dengan pola merata. Ekor pipih memanjang dengan pinggir bergerigi (Gambar 4). Weigm (1915) di dalam Kadri (1982) melaporkan daerah sebaran dari spesies ini meliputi: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian.

Bobot badan G. mutilata yang diperoleh di Pandeglang lebih kecil dari pada spesies yang ditemukan di Bandung, berkisar antara 0.90 – 3.80 g dengan rataan 2.75 g. Seperti halnya dengan bobot badan, panjang badan – kepala G. mutilata yang diperoleh dari Pandeglang lebih kecil dari pada spesies yang diperoleh di Bandung berkisar antara 3.85 – 5.87 mm dengan rataan 44.5 mm (Lampiran 1).

5. Gecko gecko

Dalam penelitian ini berhasil ditangkap 3 individu G. gecko (2 ekor dari Pandeglang dan 1 ekor dari Bandung). Semuanya diperoleh dari rumah.

[image:11.612.331.506.419.530.2]

Ciri-ciri G.gecko di antaranya kepalanya besar dan lebar dengan moncong berbentuk segitiga. Sisik pada bagian kepala kecil, tetapi sisik rostralnya besar. Jumlah sisik pada bibir atas 12 – 13 dan sisik pada bibir bawah 10 – 12 (Lampiran 3). Permukaan dasar tubuh berwarna keabu-abuan dengan bercak merah, ekor bulat memanjang dengan bagian dorsal Gambar 3 Cosymbatus platyurus.

(12)

ekor memiliki sisik tuberkal (Gambar 5). Rooij (1915) di dalam Kadri (1982) melaporkan di Indonesia G. gecko ditemukan di Pulau Sumatera, Bangka Belitung, Jawa, Madura, Lombok, Kalimantan, Flores, Sulawesi dan Kepulauan Aru.

Bobot badan G. gecko yang diperoleh di Pandeglang lebih besar dari pada spesies yang diperoleh di Bandung, berkisar antara 42.90 – 51.60 g dengan rataan 47.25 g. G. gecko yang diperoleh dari Pandeglang mempunyai kisaran panjang badan – kepala antara 141.0 – 154.0 mm dengan rataan 147.5 mm (Lampiran 1).

PEMBAHASAN

Spesies cicak dan tokek yang diperoleh sebagian besar ditemukan di bangunan, termasuk rumah tinggal atau bangunan publik seperti pertokoan dan bangunan tua. Posisi mereka ditemukan berbeda-beda, beberapa spesies ditemukan pada dinding bagian luar, dinding bagian dalam, atap bagian luar, atap bagian dalam, dan pagar. Stebbins (1985), menyatakan bahwa beberapa spesies cicak dan tokek yang hidup pada wilayah tropis dengan mudah dapat ditemukan pada dinding rumah dan bangunan publik. Diduga bahwa bangunan merupakan tempat yang strategis untuk mencari makanan bagi cicak dan tokek, karena beberapa serangga yang mungkin merupakan makanannya dengan mudah dapat ditemukan seperti pada dinding rumah, terutama di sekitar lampu.

Inger dan King (1960) menyatakan bahwa anggota Famili Gekkonidae (Genus Cyrtodactylus) memangsa serangga terbang yang berukuran kecil sebagai makanannya (Microlepidaptera) dan kadang-kadang memangsa serangga terbang yang lebih besar lagi. Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa dalam suatu populasi Famili Gekkonidae terdapat jenis spesies simpatrik. Menurut Ernst Mayr (1942) di dalam Kimball (1999),

spesies simpatrik merupakan spesies yang menempati wilayah yang sama.

Church (1962) melaporkan bahwa di Bandung dan sekitarnya terdapat tiga spesies cicak, yaitu C. platyurus, H. frenatus dan Peropus mutilatus. Hasil penelitian ini untuk wilayah Bandung juga menemukan tiga spesies, yaitu C. platyurus, H. frenatus dan Gehyra mutilata. Dalam hal ini Peropus dan Gehyra adalah sinonim (Bauer 1994). Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 40 tahun jumlah spesies cicak di wilayah Bandung stabil.

Spesies cicak dan tokek yang ditemukan di wilayah Pandeglang, secara umum memiliki bobot badan yang relatif lebih besar dari pada spesies cicak yang ditemukan di Bandung. Keadaan seperti ini diduga karena adanya perbedaan ketersediaan makanan pada kedua wilayah tersebut.

SIMPULAN

Terdapat lima spesies anggota Famili Gekkonidae diantaranya empat spesies cicak rumah (Hemidactylus frenatus, Hemidactylus garnotii, Cosymbatus platyurus, dan Gehyra mutilata) dan satu spesies tokek (Gecko gecko). Pada penelitian ini H. garnotii hanya ditemukan di Pandeglang.Rumah dan bangunan merupakan habitat yang terbaik.

SARAN

Agar data yang peroleh lebih akurat, maka daerah lokasi pengambilan, jumlah sampel yang dikumpulkan, paramater yang diamati (iklim, distribusi umur, dan jenis kelamin) perlu ditambah. Selain itu, perlu dilakukan verifikasi lanjut terhadap hasil identifikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bauer AM.1994. Famili Gekkonidae (Reptila, Sauria) part 1 Australia and Oceania. Newyork:Walter de Guyer.

Bookhout TA. 1996. Research and Management Techniques For Wildlife and Habitat. Ohio : Ohio Cooperation Fish and Wildlife Research Unit.

[image:12.612.133.309.235.346.2]

Boulenger GA. 1912. A Vertebrate Fauna of The Malay Peninsula. London : Taylor and Francis, Red Lion Court, Fleet Street.

(13)

Brongersma LD. 1929. A list of reptiles from Java di dalam On The zoogeography of Java. K.W Dammerman (Ed). Treubia 11:64-68.

Church G. Lim CS. 1961. The distribution of three species of house gecko in Bandung (Java). Herpatologia 17 (3) : 119 – 201.

Cook S. Rhicards S. 1999. Colonisation and extinction patterns of two lizards ; Mabuya multifascilata and Hemidactylus frenatus on Sertung Island. Krakatau archipelago, Indonesia. Tropical Biodiversity 6 (3) : 209 – 214.

Das I, Chazally I, 2001. The guide to the lizards of Borneo. http : // www.arbec.commy/lizard/gekkonidae/ gekkonidae.php. (29 Juli 2003).

Goin CJ. Goin OB. 1970. Introduction to Herpetology. Florida : University of Florida.

Halliday T. Kraig A, O’toole C. 1986. The Enclycopedia of Reptiles and Insects. California : Grolier International. Inc.

Hikkiday T, Ota H. 1989. A new triploid Hemidactylus (Gekkonidae : Sauria) from Taiwan, with comments on morphological and karyological variation in the H. garnotivienamamensis Complex. Herpetology 23 (1) : 50 – 60.

Inger RF, King W. 1960. A new cave-dwelling lizard of the genus Cyrtodactylus from Niah. Sarawak Museum Journal 5: 274-276.

Kadri W. 1982. Deskripsi Reptilia. Bogor: Deptan.

Kimball JW. 1999. Biologi. Ed 5. Jilid ke-3. Tjitrosomo SS, Sugiri N, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Biology, Fifth Edition.

Kourany M, Telford SR. 1981. Lizard in the ecology of Salmonellosis in Panama. Applied Environment Microbiol 41(5): 1248-1253.

Kurniati H. 2003. Amphibians and Reptiles of Gunung Halimun National Park West Java Indonesia. Bogor. Research center for Biology – LIPI.

Rianto A. 2003. Cicak dan Tokek di Pulau Jawa. Bogor: LIPI.

Rooij ND. 1915. The Reptile of The Indo-Australia Archipelago part I Lacertilia, Chelonia, Emydosauria. Leiden : E.J. Brill Ltd.

Saepudin A. 2004. 2004. Beberapa Spesies Cicak dan Tokek (Famili Gekkonidae) di wilayah Bogor [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Stebbins RC. 1985. A field guide to western reptiles and amphibians. New York: Houghton Mifflin Company.

Inger RF, King W. 1960. A new cave-dwelling lizard of the genus Cyrtodactylus from Niah. Sarawak Museum Journal 5: 274-276.

Kadri W. 1982. Deskripsi Reptilia. Bogor: Deptan.

Kimball JW. 1999. Biologi. Ed 5. Jilid ke-3. Tjitrosomo SS, Sugiri N, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Biology, Fifth Edition.

Kourany M, Telford SR. 1981. Lizard in the ecology of Salmonellosis in Panama. Applied Environment Microbiol 41(5): 1248-1253.

Kurniati H. 2003. Amphibians and Reptiles of Gunung Halimun National Park West Java Indonesia. Bogor. Research center for Biology – LIPI.

Rianto A. 2003. Cicak dan Tokek di Pulau Jawa. Bogor: LIPI.

Rooij ND. 1915. The Reptile of The Indo-Australia Archipelago part I Lacertilia, Chelonia, Emydosauria. Leiden : E.J. Brill Ltd.

(14)

Gambar

Tabel 1  Jumlah spesies pada setiap lokasi pengambilan sampel
Gambar 4 Gehyra mutilata.
Gambar 5 Gecko gecko.

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini bertujuan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan penerapan ISP Code serta pemahaman suatu Kode Keamanan yaitu ISPS Code di MV CTP FORTUNE serta untuk

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul Studi Pelaksanaan Standar Pelayanan

a. Adversity Quotient mahasiswa Program Studi PG PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau secara umum berada pada kategori tinggi terhadap tugas yang

Dari hasil penelitan diketahui bahwa Kinerja Belanja Hibah dari pemerintah kota Pekanbaru untuk Usaha Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan kepada kelompok masyarakat dan perorangan

Warna yang digunakan dalam iklan Lapierre terdiri atas warna putih yaitu pada latar belakang iklan pertama, kedua, dan sedikit pada rangka sepeda, warna biru

Hasil dari penelitian didapatkan bahwa variasi laju alir, jumlah lubang pada nozzle, dan ukuran isian tidak mempengaruhi distribusi ukuran tetes.. Untuk kolom

Pasal 39 ini mencerminkan sebuah upaya preventif (pencegahan) dari aparat penegak hukum untuk dapat mencegah pencurian terhadap kekayaan sumber daya genetika berupa

Namun peserta didik belum memiliki kesadaran relasional terhadap simbol huruf dan tanda, belum mampu untuk memilih salah satu kemungkinan representasi simbol