KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KUALITAS TEMULAWAK
VIVIAN ELEONORA REGAR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRACT
STATISTICS STUDY ON GROWTH AND QUALITY OF TEMULAWAK
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) is widely used as raw material for traditional medicine regarding the special quality to cure much of disease. The tuber usage has close relationship with contend of active substance. The active substance for every plant is different that is depend on climate, altitude, soil type, treatment, cultivation technique and processing manner. According to the factors, it is necessary to construct an effective and efficiently research design. Factorial experiment with randomized group design was used in this study. The treatment factor are organic fertilizer factor using dosage 0 and 5 ton/ha and inorganic fertilizer factor using dosage 0, 30, 60 and 90 kg/ha. The objectives of the research are to study effect of organic and inorganic fertilizer on growth, production and characteristic compound for temulawak, applying iterated observation method to study growing pattern for temulawak. Statistic study using Manova shows that interaction between organic and inorganic fertilizer is significant for 0.05. The result also indicated that there is an effect of applying organic and without organic fertilizer application on every level inorganic fertilizer. In general, organic and inorganic application will increase the plant high, number of leaf and buds. The average of plant high is 272.667 cm, for leaf number is 36.33 / clump, bud number is 10.67 / clump and production of fresh tuber is 954.7 gr/clump. The result is the highest average that achieved for treatment combination 5 ton/ha of organic fertilizer and 90 kg/ha for inorganic. The iterated observation result shows that both organic and inorganic fertilizer will increasing plant high, leaf and bud number from time to time.
ABSTRAK
VIVIAN ELEONORA REGAR. Kajian Statistika Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Temulawak. Dibimbing oleh BUDI SUSETYO dan LATIFAH K. DARUSMAN.
Penelitian ini mempelajari penggunaan beberapa metode analisis data yaitu ANOVA, MANOVA dan Repeated Measurement. MANOVA adalah metode analisis yang mampu menguji pengaruh berbagai perlakuan yang dicobakan terhadap lebih dari satu peubah secara bersamaan. MANOVA merupakan perluasan dari konsep dan teknik ANOVA, pada situasi ada beberapa peubah respon yang diamati. MANOVA mempertimbangkan adanya ketergantungan antar peubah-peubah respon sedangkan ANOVA ketergantungan diantara peubah respon tidak menjadi perhatian utama. Dalam melakukan suatu percobaan adakalanya dilakukan pengamatan dalam beberapa kali periode waktu pada subjek percobaan yang sama, untuk mengetahui kecepatan perubahan respon dari satu periode waktu ke periode waktu lainnya. Metode repeated measurement dapat digunakan untuk menganalisis jenis percobaan tersebut. Metode-metode analisis ini diterapkan pada data penelitian hasil percobaan tanaman temulawak di kebun percobaan Biofarmaka IPB. Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial kelompok teracak. Faktor yang dicobakan adalah faktor pupuk organik dengan dua taraf pemberian pupuk (K0, K5) dan pupuk anorganik dengan empat taraf pemberian pupuk (P0, P30, P60, P90).
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan beberapa metode analisis data untuk mempelajari pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan, produksi dan kandungan senyawa penciri temulawak.
KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KUALITAS TEMULAWAK
VIVIAN ELEONORA REGAR
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Stud i Statistika
SEKOLAH PASCASARJANA
I N S T I T U T P E R T A N I A N B O G O R B O G O R
Judul Tesis : Kajian Statistika Terhadap Pertumbuh an dan Kualitas Temu lawak
Nama Mahasiswa : Vivian Eleonora Regar
NRP : G151020041
Program Studi : Statistika
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Budi Susetyo, MS Prof.Dr.Ir.Latifah K. D arusman,MS
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Budi Susetyo, MS Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul: “KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS TEMULAWAK” adalah karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, November 2005
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema penelitian ini adalah Kajian statistika Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Temulawak. Penelitian ini di bawah payung Penelitian Hibah Pasca yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Budi Susetyo, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing atas arahan, perhatian serta bimbingannya sejak melakukan penelitian sampai penulisan tesis ini.
2. Bapak Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS sebagai ketua pelaksana kegiatan Proyek Hibah Tim Pasca Sarjana yang sudah mengikutsertakan penulis dalam proyek ini.
3. Staf pengajar di Departemen Statistika yang telah berbagi ilmu serta pengalamannya, serta staf administrasi baik di Departemen Statistika maupun di Sekolah Pascasarjana.
4. Utami Dyah Syafitri atas saran-sarannya.
5. Mama, papa, papa mertua atas doanya, serta keluarga besar yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.
6. Suami dan anak-anak tercinta atas pengertiannya. Permohonan maaf penulis sampaikan kepada mereka karena kurang memperhatikan hak mereka selama penulis menimbah ilmu di IPB.
7. Rekan-rekan seangkatan: Ibu Ely, Alu, Fitry, Tonah, As, Nani, Yenni, Wiwin, Ine, Roni, Asep, Alfian, Aceng, Atok, Uki, Budi dan Jantje. 8. Rekan-rekan di asrama Sam Ratulangi Sempur Kaler 94 Bogor.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran penyelesaian studi.
Tak lepas dari kekurangan yang ada, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkannya.
Bogor, November 2005
R I W A Y A T H I D U P
Penulis dilahirkan di Kotamobagu (Sulawesi Utara) pada tanggal 9 Januari 1965 sebagai anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Albert Frederik Regar dan Marry Thio. Pada tanggal 17 Juni 1992, Penulis menikah dengan Jantje Denny Prang dan dikaruniai dua orang anak laki-laki yang diberi nama Grand Andrea dan Garry Vernan.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………. x
DAFTAR GAMBAR ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ………. xii
P E N D A H U L U A N Latar Belakang ………... 1
Tujuan ………. 2
TINJAUAN PUSTAKA Analisis Ragam (ANOVA) ……….. 3
Analisis Ragam Respon Ganda (MANOVA) ………... 4
Model MANOVA untuk Rancangan Faktorial ... 5
Sebaran Normal Ganda ... 7
Pengamatan Berulang ( Reapeted Measurement) ……….. 7
Temulawak ………. 10
METODE PENELITIAN Sumber Data ………... 14
Metode Analisis ……….. 15
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data ………... 20
Pengujian Sebaran Data Peubah X1, X2, X3 dan X4, X5 ……… 20
Uji Homogenitas Ragam ………... 21
Analisis Terhadap Pertumbuhan Vegetatif ( X1, X2, X3) ………. 21
Hasil MANOVA untuk Peubah X1, X2, X3 ……….. 22
Hasil Analisis Rancangan Pengamatan Berulang ………. 25
Analisis Terhadap Bobot Basah (X4) dan Bobot Kering (X5) ……….. 29
Hasil MANOVA untuk Peubah Bobot Basah (X4) dan Bobot Kering (X5) ... 29
Analisis Terhadap Kadar Kurkuminoid (X6) dan Pati (X7) ... 31
KESIMPULAN ... SARAN ..………... 33 33 DAFTAR PUSTAKA .………... 34
x
D A F T A R T A B E L
Halaman
1 Struktur analisis ragam rancangan faktorial kelompok teracak ………... 4
2 Analisis ragam respon ganda dua faktor rancangan kelompok teracak ………... 6
3 Tabel analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak ………. 9
4 Peubah respon yang diteliti ……….. 15
5 Matriks korelasi antar peubah ………... 20
6 Ringkasan tabel MANOVA peubah X1, X2, X3 ... 23
7 Pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun ... 23
8 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk tinggi tanaman ………... 25
9 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk jumlah anakan ………... 26
10 Analisis ragam rancangan faktorial dalam waktu untuk jumlah daun ………... 28
11 Ringkasan tabel MANOVA peubah X4, X5 ... 30
12 Pengaruh pemupukan terhadap rata-rata bobot basah ... 30
13 Analisis ragam faktorial kelompok teracak kadar kurkuminoid ... 31
KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KUALITAS TEMULAWAK
VIVIAN ELEONORA REGAR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRACT
STATISTICS STUDY ON GROWTH AND QUALITY OF TEMULAWAK
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) is widely used as raw material for traditional medicine regarding the special quality to cure much of disease. The tuber usage has close relationship with contend of active substance. The active substance for every plant is different that is depend on climate, altitude, soil type, treatment, cultivation technique and processing manner. According to the factors, it is necessary to construct an effective and efficiently research design. Factorial experiment with randomized group design was used in this study. The treatment factor are organic fertilizer factor using dosage 0 and 5 ton/ha and inorganic fertilizer factor using dosage 0, 30, 60 and 90 kg/ha. The objectives of the research are to study effect of organic and inorganic fertilizer on growth, production and characteristic compound for temulawak, applying iterated observation method to study growing pattern for temulawak. Statistic study using Manova shows that interaction between organic and inorganic fertilizer is significant for 0.05. The result also indicated that there is an effect of applying organic and without organic fertilizer application on every level inorganic fertilizer. In general, organic and inorganic application will increase the plant high, number of leaf and buds. The average of plant high is 272.667 cm, for leaf number is 36.33 / clump, bud number is 10.67 / clump and production of fresh tuber is 954.7 gr/clump. The result is the highest average that achieved for treatment combination 5 ton/ha of organic fertilizer and 90 kg/ha for inorganic. The iterated observation result shows that both organic and inorganic fertilizer will increasing plant high, leaf and bud number from time to time.
ABSTRAK
VIVIAN ELEONORA REGAR. Kajian Statistika Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Temulawak. Dibimbing oleh BUDI SUSETYO dan LATIFAH K. DARUSMAN.
Penelitian ini mempelajari penggunaan beberapa metode analisis data yaitu ANOVA, MANOVA dan Repeated Measurement. MANOVA adalah metode analisis yang mampu menguji pengaruh berbagai perlakuan yang dicobakan terhadap lebih dari satu peubah secara bersamaan. MANOVA merupakan perluasan dari konsep dan teknik ANOVA, pada situasi ada beberapa peubah respon yang diamati. MANOVA mempertimbangkan adanya ketergantungan antar peubah-peubah respon sedangkan ANOVA ketergantungan diantara peubah respon tidak menjadi perhatian utama. Dalam melakukan suatu percobaan adakalanya dilakukan pengamatan dalam beberapa kali periode waktu pada subjek percobaan yang sama, untuk mengetahui kecepatan perubahan respon dari satu periode waktu ke periode waktu lainnya. Metode repeated measurement dapat digunakan untuk menganalisis jenis percobaan tersebut. Metode-metode analisis ini diterapkan pada data penelitian hasil percobaan tanaman temulawak di kebun percobaan Biofarmaka IPB. Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial kelompok teracak. Faktor yang dicobakan adalah faktor pupuk organik dengan dua taraf pemberian pupuk (K0, K5) dan pupuk anorganik dengan empat taraf pemberian pupuk (P0, P30, P60, P90).
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan beberapa metode analisis data untuk mempelajari pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan, produksi dan kandungan senyawa penciri temulawak.
KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KUALITAS TEMULAWAK
VIVIAN ELEONORA REGAR
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Stud i Statistika
SEKOLAH PASCASARJANA
I N S T I T U T P E R T A N I A N B O G O R B O G O R
Judul Tesis : Kajian Statistika Terhadap Pertumbuh an dan Kualitas Temu lawak
Nama Mahasiswa : Vivian Eleonora Regar
NRP : G151020041
Program Studi : Statistika
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Budi Susetyo, MS Prof.Dr.Ir.Latifah K. D arusman,MS
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Budi Susetyo, MS Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul: “KAJIAN STATISTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS TEMULAWAK” adalah karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, November 2005
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema penelitian ini adalah Kajian statistika Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Temulawak. Penelitian ini di bawah payung Penelitian Hibah Pasca yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Budi Susetyo, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing atas arahan, perhatian serta bimbingannya sejak melakukan penelitian sampai penulisan tesis ini.
2. Bapak Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS sebagai ketua pelaksana kegiatan Proyek Hibah Tim Pasca Sarjana yang sudah mengikutsertakan penulis dalam proyek ini.
3. Staf pengajar di Departemen Statistika yang telah berbagi ilmu serta pengalamannya, serta staf administrasi baik di Departemen Statistika maupun di Sekolah Pascasarjana.
4. Utami Dyah Syafitri atas saran-sarannya.
5. Mama, papa, papa mertua atas doanya, serta keluarga besar yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.
6. Suami dan anak-anak tercinta atas pengertiannya. Permohonan maaf penulis sampaikan kepada mereka karena kurang memperhatikan hak mereka selama penulis menimbah ilmu di IPB.
7. Rekan-rekan seangkatan: Ibu Ely, Alu, Fitry, Tonah, As, Nani, Yenni, Wiwin, Ine, Roni, Asep, Alfian, Aceng, Atok, Uki, Budi dan Jantje. 8. Rekan-rekan di asrama Sam Ratulangi Sempur Kaler 94 Bogor.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran penyelesaian studi.
Tak lepas dari kekurangan yang ada, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkannya.
Bogor, November 2005
R I W A Y A T H I D U P
Penulis dilahirkan di Kotamobagu (Sulawesi Utara) pada tanggal 9 Januari 1965 sebagai anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Albert Frederik Regar dan Marry Thio. Pada tanggal 17 Juni 1992, Penulis menikah dengan Jantje Denny Prang dan dikaruniai dua orang anak laki-laki yang diberi nama Grand Andrea dan Garry Vernan.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………. x
DAFTAR GAMBAR ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ………. xii
P E N D A H U L U A N Latar Belakang ………... 1
Tujuan ………. 2
TINJAUAN PUSTAKA Analisis Ragam (ANOVA) ……….. 3
Analisis Ragam Respon Ganda (MANOVA) ………... 4
Model MANOVA untuk Rancangan Faktorial ... 5
Sebaran Normal Ganda ... 7
Pengamatan Berulang ( Reapeted Measurement) ……….. 7
Temulawak ………. 10
METODE PENELITIAN Sumber Data ………... 14
Metode Analisis ……….. 15
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data ………... 20
Pengujian Sebaran Data Peubah X1, X2, X3 dan X4, X5 ……… 20
Uji Homogenitas Ragam ………... 21
Analisis Terhadap Pertumbuhan Vegetatif ( X1, X2, X3) ………. 21
Hasil MANOVA untuk Peubah X1, X2, X3 ……….. 22
Hasil Analisis Rancangan Pengamatan Berulang ………. 25
Analisis Terhadap Bobot Basah (X4) dan Bobot Kering (X5) ……….. 29
Hasil MANOVA untuk Peubah Bobot Basah (X4) dan Bobot Kering (X5) ... 29
Analisis Terhadap Kadar Kurkuminoid (X6) dan Pati (X7) ... 31
KESIMPULAN ... SARAN ..………... 33 33 DAFTAR PUSTAKA .………... 34
x
D A F T A R T A B E L
Halaman
1 Struktur analisis ragam rancangan faktorial kelompok teracak ………... 4
2 Analisis ragam respon ganda dua faktor rancangan kelompok teracak ………... 6
3 Tabel analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak ………. 9
4 Peubah respon yang diteliti ……….. 15
5 Matriks korelasi antar peubah ………... 20
6 Ringkasan tabel MANOVA peubah X1, X2, X3 ... 23
7 Pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun ... 23
8 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk tinggi tanaman ………... 25
9 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk jumlah anakan ………... 26
10 Analisis ragam rancangan faktorial dalam waktu untuk jumlah daun ………... 28
11 Ringkasan tabel MANOVA peubah X4, X5 ... 30
12 Pengaruh pemupukan terhadap rata-rata bobot basah ... 30
13 Analisis ragam faktorial kelompok teracak kadar kurkuminoid ... 31
xi
D A F T A R G A M B A R
Halaman
1 Struktur kurkuminoid dari temulawak ……….. 11 2 Plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat peubah
X1, X2, X3 ……… 21
3 Plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat Peubah X4, X5 …….. 21 4 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik tinggi
tanaman ……… 22
5 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik jumlah
anakan ………... 22
6 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik jumlah
daun ……….. 22
7 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan tinggi tanaman .... 24 8 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan jumlah anakan .... 24 9 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan jumlah daun ... 24 10 Tinggi tanaman pada setiap kombinasi taraf pemupukan dari
waktu ke waktu ………... 26 11 Jumlah anakan pada setiap taraf pupuk organik dari waktu ke
waktu ………. 27
12 Jumlah anakan pada setiap taraf pupuk anorganik dari waktu ke
waktu ………. 27
13 Jumlah daun pada setiap kombinasi taraf pemupukan dari waktu ke
waktu ………... 28 14 Pengaruh pupuk organik pada berbagai taraf pupuk anorganik bobot
basah (X4) .………... 29 15 Pengaruh pupuk organik pada berbagai taraf pupuk anorganik bobot
kering ………. 29
16 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan bobot basah ... 30 17 Pengaruh pupuk organik pada berbagai taraf anorganik kadar
kurkuminoid ……….. 31
18 Pengaruh pupuk organik pada berbagai taraf anorganik kadar
xii
D A F T A R L A M P I R A N
Halaman
1 Tata letak perlakuan di lapangan ... 37 2 Langkah-langkah penentuan kadar Kurkuminoid dan Pati ... 38 3 Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan ... 39 4 Data kadar kurkuminoid dan pati ... 40 5 Rata-rata penambahan tinggi tanaman (cm) dari waktu kewaktu ………… 41 6 Rata-rata penambahan jumlah anakan/rumpun dari waktu
kewaktu …………... 42 7 Rata-rata penambahan jumlah daun/rumpun dari waktu
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat terutama
dalam industri pembuatan jamu. Adanya kecenderungan masyarakat dunia untuk
back to nature yang juga merupakan program yang dicanangkan organisasi kesehatan dunia (WHO), memberikan peluang yang besar bagi pengembangan tanaman obat
dan obat tradisional.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) termasuk salah satu jenis temu-temuan marga Zingiberaceae yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional, terutama dalam industri jamu karena khasiatnya yang dapat
menyembuhkan beberapa macam penyakit. Khasiat rimpang temulawak ini tidak
terlepas dari kandungan zat aktifnya, dimana zat aktif ini dari masing-masing
tanaman bisa berbeda disetiap wilayah atau negara tergantung pada iklim, ketinggian,
jenis tanah, perlakuan terhadap tanaman, teknik budidaya dan cara pengolahannya.
Kualitas suatu tanaman tidak terlepas pada cara pembudidayaannya. Untuk
mengetahui metode budidaya khususnya pemupukan yang dapat menghasilkan zat
aktif maksimum dilakukan percobaan penanaman temulawak yang diberi beberapa
perlakuan dengan tujuan melihat pengaruh berbagai perlakuan yang dicobakan
terhadap respon.
Percobaan faktorial dengan rancangan kelompok teracak dilakukan dalam
desain penelitian ini. Percobaan faktorial dicirikan oleh komposisi dari semua
kemungkinan kombinasi taraf-taraf dua faktor atau lebih. Keuntungan dari percobaan
ini adalah bisa mendeteksi respon dari taraf masing-masing faktor (faktor utama) dan
interaksinya. Faktor yang cukup relevan untuk dicobakan dalam penelitian ini adalah
pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik diperlukan karena untuk
perkembangan rimpang diperlukan tingkat kegemburan tanah yang cukup tinggi,
sedangkan pupuk anorganik untuk memacu pertumbuhan vegetatifnya.
2
diketahui bahwa untuk menggambarkan suatu obyek tidak cukup menggunakan satu
peubah saja. Menurut Hair et al., (1998) MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) adalah metode analisis yang mampu menguji pengaruh berbagai perlakuan yang dicobakan terhadap respon ganda secara bersamaan. Pada dasarnya MANOVA
merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis ragam satu peubah (ANOVA).
Pada ANOVA ketergantungan di antara peubah respon tidak menjadi perhatian
utama, namun pada MANOVA mempertimbangkan adanya ketergantungan antar
peubah-peubah respons sehingga baik digunakan untuk pengkajian pengaruh dari
berbagai perlakuan terhadap lebih dari satu peubah respon.
Teknik statistika yang umum digunakan dalam suatu rancangan percobaan
adalah analisis ragam. Tetapi jika terjadi pengukuran respon yang berulang kali pada
subyek percobaan yang sama, maka analisis yang dilakukan menjadi lebih kompleks.
Oleh karena itu diperlukan model analisis yang lain agar informasi yang diperoleh
lebih luas. Salah satu versi dari analisis ragam yang tepat untuk digunakan dalam
menganalisis jenis percobaan tersebut adalah metode pengamatan berulang atau
Repeated Measurement. Pengamatan ini ditekankan untuk mengetahui kecepatan perubahan respon dari suatu periode waktu ke periode waktu lainnya sehingga
pengaruh waktu akan sangat bermanfaat untuk dikaji.
Tujuan Penelitian
Menerapkan beberapa metode analisis data untuk mempelajari pengaruh pupuk
organik dan anorganik terhadap pertumbuhan, produksi dan kandungan senyawa
3
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Ragam (ANOVA)
Analisis ragam merupakan proses aritmatika untuk membagi jumlah kuadrat
total menjadi beberapa komponen yang berhubungan dengan sumber keragaman yang
diketahui (Steel & Torrie,1989).
Menurut Neter et al., (1997) model analisis ragam digunakan untuk menganalisis pengaruh peubah bebas terhadap peubah tak bebas. Lebih spesifik lagi
dalam studi berfaktor ganda, model analisis ragam digunakan untuk menentukan
apakah faktor-faktor yang diteliti saling berinteraksi atau tidak, faktor-faktor mana
saja yang penting dan kombinasi faktor mana yang terbaik.
Percobaan dua faktor dapat diaplikasikan terhadap seluruh unit-unit percobaaan
secara berkelompok. Hal ini dilakukan jika unit percobaan yang digunakan tidak
seragam. Rancangan ini sering disebut rancangan dua faktor dalam rancangan
kelompok teracak.
Model Linier
Secara matematik model pengaruh tetap dengan interaksi adalah:
Xijk = μ + τi + βj + (τβ)ij + δk + εijk ………... (1)
i = 1,2, …, a j = 1,2, ... , b k = 1,2, ..., n
Dimana :
Xijk = Nilai pengamatan pada penggunaan pupuk organik taraf ke-i,
pupuk anorganik taraf ke-j dan kelompok ke-k.
μ = Komponen aditif dari rataan
τi = Pengaruh utama pupuk organik ke-i βj = Pengaruh utama pupuk anorganik ke-j
(τβ)ij = Pengaruh interaksi dari penggunaan pupuk organik taraf ke-i
dan pupuk anorganik taraf ke-j.
δk = Pengaruh aditif dari kelompok ke-k dan diasumsikan tidak
berinteraksi dengan perlakuan.
εijk = Pengaruh acak pada penggunaan pupuk organik taraf ke-i, pupuk
4
Asumsi yang mendasari analisis ragam adalah galat percobaan menyebar saling
bebas mengikuti sebaran normal dengan ragam homogen [εijk~N(0,
2
ε
σ )]. Tidak
terpenuhinya salah satu asumsi akan mempengaruh taraf nyata dan kepekaan uji F
yang digunakan (Cochran & Cox, 1960). Penguraian jumlah kuadrat dapat diringkas
dalam suatu tabel analisis ragam seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Struktur analisis ragam rancangan faktorial kelompok teracak
Sumber Jumlah Kuadrat Derajat
Bebas
Kuadrat Tengah F
Faktor 1
(organik)
JKf 1 =
∑
= − a l i br 1 2 . x)x
( a – 1 KTf1=
1) (a
JKf1
− KTG
KTf1
Faktor 2
(anorganik)
JKf 2 =
∑
= − b k j ar 1 2 . )(x x b – 1 KTf2=
1) (
JKf2
−
b KTG
KTf2
Interaksi JKint=
∑∑
= = + − − a i b j j i ij r 1 1 2 . . )(x x x x
(a-1)(b-1)
KTint=
) 1 1)( (a JKint −
− b KTG
KTint
Kelompok
JKKEL =
∑
= − r k k abn 1 2 .. )(x x r-1 KTkel =
1) ( JK − r kel Galat
JKgal=
∑∑∑
= = = − a i b j r k ij ijk1 1 1
2
)
(x x
(ab-1)(r-1) KTG= 1) ( JK − r gal Total
JKtot=
∑∑∑
= = = − a i b j r k ijk1 1 1
2
)
(x x abr-1
Pengujian pengaruh penggunaan pupuk organik (Faktor 1), pengaruh pupuk
anorganik (Faktor 2) dan interaksinya diuji dengan sebaran F, yaitu dengan
menghitung rasio kuadrat tengah masing-masing sumber keragaman dengan kuadrat
tengah galat (KTG).
Analisis Ragam Respon Ganda (MANOVA)
Analisis ragam respon ganda adalah pengembangan dari analisis ragam satu
peubah (ANOVA). ANOVA hanya mengkaji pengaruh berbagai percobaan yang
dilakukan terhadap respon tunggal, sedangkan MANOVA mengkaji pengaruh dari
5
Menurut Hair et al., ( 1998) sebagai prosedur penarikan kesimpulan statistika, teknik ANOVA dan MANOVA digunakan untuk menilai beda nyata secara statistika
dari perbedaan antar perlakuan. Sedangkan menurut Johnson & Wichern (2002)
MANOVA digunakan pertama kali untuk menyelidiki apakah vektor nilai tengah
peubah respon sama, dan bila tidak sama, komponen nilai tengah mana yang berbeda
nyata.
Perbedaan antara hipotesis yang diuji dalam ANOVA dan MANOVA disajikan
sebagai berikut: ANOVA, k μ μ μ :
H0 1 = 2 =L=
MANOVA, ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ pk k k p p μ μ μ μ μ μ μ μ μ M L M M 2 1 2 22 12 1 21 11 0 : H
Pada ANOVA, hipotesis nol yang diuji adalah kesamaan rata-rata peubah
respon antar perlakuan, sedangkan dalam MANOVA hipotesis nol yang diuji adalah
kesamaan vektor rata-rata terhadap peubah respon berganda antar perlakuan.
Model MANOVA untuk Rancangan Faktorial
Secara matematik model MANOVA untuk rancangan faktorial kelompok
teracak adalah:
( )
ij k ijkjk ik
ijk μ τ τ
X = + + + + + ... (2)
i = 1, 2 ; j = 1, 2, 3, 4 ; k = 1, 2, 3
μ adalah vektor rataan umum, τik adalah vektor pengaruh tetap penggunaan pupuk
organik taraf ke-i kelompok ke-k, βjk adalah vektor pengaruh tetap penggunaan pupuk
anorganik taraf ke-j kelompok ke-k, τβij adalah vektor komponen interaksi antara
penggunaan pupuk organik taraf ke-i dan pupuk anorganik taraf ke-j, δk vektor pengaruh kelompok ke-k , sedangkan Xijk adalah vektor nilai pengamatan pada
6
Asumsi:
∑
= = 1 i i τ
∑
= =1 j j β∑
= = 1 ) ( i ij τβ∑
=1 ) ( j ijτβ = 0, nilai-nilai galat bersifat
bebas dan menyebar normal ganda dengan vektor nilai rata-rata 0 dan matriks
peragam Σ atau dapat ditulis [eijk ~ Np(0, Σ)]. Secara formal ringkasan hasil
perhitungan jumlah kuadrat dan hasil kali dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Analisis ragam respon ganda dua faktor dalam rancangan kelompok teracak
Sumber Keragaman
Matriks Jumlah Kuadrat dan Hasil Kali Db
Faktor 1
(organik) JKHKfak 1 =
∑
= − − a l i i br 1 . . x)(x x)' x(
a-1
Faktor 2
(anorganik) JKHKfak 2 =
∑
= − − b k j j ar 1 . . x)(x x)' x(
b-1
Interaksi
JKHKinteraksi=
∑∑
= = + − − + − − a i b j j i ij j i ij r 1 1 . . .. x x)(x x x x)' x
x
( (a-1)(b-1)
Kelompok JKHKKEL =
∑
= − − r k k k ab 1 .. .. x)(x x)' x( r-1
Galat JKHKgalat =
∑∑∑
= = = − − a i b j r k ij ijk ij ijk1 1 1
)' x x )( x x ( ab(r-1)
Total JKHKtotal =
∑∑∑
= = = − − a i b j r k ijk ijk
1 1 1
)' )(
(x x x x abr - 1
Pengujian hipotesis menggunakan statistik Lambda-Wilks (Λ-Wilks):
Uji untuk interaksi :
galat galat JKHK int JKHK JKHK Λ = +
Uji untuk faktor 1 :
galat faktor galat JKHK JKHK JKHK 1 Λ = +
Uji untuk faktor 2 :
galat faktor galat JKHK JKHK JKHK 2 Λ = +
7
contoh besar, modifikasi dari Λ-Wilks berdasarkan Bartlett dapat digunakan untuk
menguji H0 (Johnson & Wichern, 2002).
Sebaran Normal Ganda
Fungsi kepekatan bersama dari peubah acak yang menyebar normal dan saling
bebas adalah: 2 1 2 1 exp ... 1 2 / 2 1 ) ,..., 1 ( ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ∑ = − − = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ p i i i i x p p p x x
f σμ
σ σ
π ... (3)
bentuk 2 ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − i i i x
σμ dari eksponen fungsi sebaran normal mengukur jarak kuadrat dari xi
ke µ dalam unit simpangan baku. Bentuk ini dapat digeneralisasikan untuk vektor
x(px1) dari pengamatan beberapa peubah sebagai:
(
x μ)
Σ 1(
x μ)
' −
− −
dimana :
x’ = [ x1, x2…, xp ] adalah vektor peubah
µ’ = [µ1,µ2, …, µp]
∑
⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = 2 2 1 0 0 p σ σ K M O M Lmaka fungsi kepekatan peluang bersama untuk X, f(X; μ, Σ) adalah:
⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡− − − = − − μ ) (x Σ μ)' (x 2 1 exp | | ) 2 ( ) , ;
( 1/2 1
) 2 / (
Σ
Σ
μ
pf X
π
... (4)∞ < < ∞
− xi , i = 1, 2, …, p
Pengamatan Berulang ( Reapeted Measurement)
Di dalam analisis ragam, biasanya suatu subjek percobaan hanya diambil
8
Tetapi adakalanya subjek-subjek percobaan ini diukur/diamati berulang kali dalam
jangka waktu tertentu. Pada kasus dimana terjadi pengukuran respon yang berulang
ini, maka rancangan percobaan yang dihadapi disebut rancangan pengamatan
berulang (Repeated measurement design).
Tujuan dari pengamatan berulang ditekankan untuk mengetahui kecepatan
perubahan respon dari suatu periode waktu ke periode waktu lainnya. Selain itu ingin
diketahui pengaruh interaksi antara perlakuan dan periode waktu pengamatan.
Menurut Mattjik & Sumertajaya (2000), percobaan yang melibatkan pengamatan
berulang memerlukan penanganan model analisis yang lain dari model rancangan
dasar agar informasi yang diperoleh lebih luas. Percobaan seperti ini sering diberi
nama sesuai dengan rancangan dasar yang dipakai ditambah “dalam waktu” (in time).
Model Linier
Model linier dari rancangan ini sama seperti model linier dari rancangan dasar
yang digunakan, ditambah pengaruh waktu dan interaksinya dengan perlakuan.
Secara matemetik model linier untuk rancangan faktorial dalam waktu dengan
rancangan kelompok teracak adalah sebagai berikut:
Yijkl =μ+Kl+αi+ j+
( )
αβ ij + ijl+ωk+ ik+( )
αϖ ik +( )
βϖ jk +(
αβϖ)
ijk + ijkl………... (5)
dengan i = 1, 2 ; j = 1, 2, 3, 4 ; k = 1, 2, …, 10 ; l = 1, 2, 3 dimana:
Yijkl = Nilai pengamatan pada penggunaan pupuk organik taraf ke-i dan
pupuk anorganik taraf ke-j yang diamati pada waktu ke-k dan kelompok ke-l
μ = Rataan umum
Kl = Pengaruh kelompok ke-l
αi = Pengaruh pupuk organik taraf ke-i j = Pengaruh pupuk anorganik taraf ke-j
α i = Pengaruh interaksi penggunaan pupuk organik dengan pupuk
anorganik
9
ωk = Pengaruh waktu pengamatan ke-k
lk
γ = Pengaruh galat waktu pengamatan
αωik = Pengaruh interaksi waktu dengan penggunaan pupuk organik
ωjk = Pengaruh interaksi waktu dengan penggunaan pupuk anorganik
α ωijk = Pengaruh interaksi penggunaan pupuk organik, pupuk anorganik
dengan waktu
єijkl = Pengaruh galat pada penggunaan pupuk organik taraf ke-i dan
pupuk anorganik taraf ke-j yang diamati pada waktu ke-k pada kelompok ke-l
Dari model di atas terlihat ada tiga komponen acak yaitu komponen acak untuk
perlakuan ijl , waktu γlk dan komponen acak untuk interaksi waktu dan perlakuan єijkl.
Sumber-sumber keragaman untuk pengamatan berulang dalam rancangan
[image:31.612.114.526.409.621.2]faktorial kelompok teracak disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Tabel analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak
Sumber Keragaman
Db Jumlah
Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-hitung
Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG(III)
Faktor 1 a-1 JKF1 KTF1 KTF1/KTG(I)
Faktor 2 b-1 JKF2 KTF2 KTF2/KTG(I)
F1*F2 (a-1)(b-1) JK(F1*F2) KT(F1*F2) KT(F1*F2)/KTG(I)
Galat (I) (ab-1)(r-1) JKG(a) KTG(I)
Waktu W w-1 JKW KTW KTW/KTG(II)
Galat (II) w(r-1) JKG(b) KTG(II)
F1*W (a-1)(w-1) JK(F1*W) KT(F1*W) KT(F1*W)/KTG(III)
F2*W (b-1)(w-1) JK(F2*W) KT(F2*W) KT(F2*W)/KTG(III)
F1*F2*W (a-1)(b-1) (w-1)
JK(F1*F2*W) KT(F1*F2*W) KT(F1*F2*W)/KTG(III)
Galat (III) (abc-ab-c)
(r-1)
JKG(c) KTG(III)
Total abwr-1 JKT
Untuk menguji pengaruh utama dan interaksi faktor-faktor percobaan
menggunakan uji F yang biasa yaitu membagi nilai kuadrat tengah dari pengaruh
10
faktor-faktor dengan waktu, penyebut dari uji F yang dilakukan adalah kuadrat tengah
galat (III), sedangkan pengaruh waktu penyebut dari uji F yang digunakan adalah
kuadrat tengah galat (II).
Temulawak
Temulawak termasuk terna berbatang semu. Tinggi tanaman dapat mencapai
200cm, bahkan ada yang sampai 2,5 cm berwarna hijau atau coklat gelap. Akar
rimpang terbentuk sempurna, bercabang-cabang kuat berwarna jingga gelap. Tiap
tanaman berdaun 2 – 9 helai, berbentuk mata lembing jorong memanjang Sebagai
tanaman monokotil, temulawak tidak memiliki akar tunggang. Akar yang dipunyai
adalah berupa rimpang yang dibedakan atas rimpang utama (induk) dan anak
rimpang. Tanaman temulawak membentuk rimpang induk bulat panjang dengan anak
rimpang sebanyak 3 sampai 7 buah. Produk yang diambil adalah rimpang induk yang
tumbuh dan terbentuk dekat permukaan tanah dengan kedalaman 35 cm.
Menurut de Jong dalam Wahit & Soediarto (1985), temulawak merupakan
tanaman hutan yang menyukai lingkungan gelap dan lembab, tetapi tidak terlalu
memilih akan sifat dan ciri tanah. Tetapi untuk menghasilkan rimpang yang
berkualitas diperlukan tanah subur yang mengandung banyak unsur hara.
Temulawak dapat hidup pada ketinggian 5-1200m di atas permukaan laut,
dengan curah hujan 1500-4000mm/tahun diberbagai macam tipe tanah. Berdasarkan
hasil penelitian adaptasi temulawak, menunjukkan bahwa lokasi rendah sampai
sedang yang berkisar antara 240 – 450 m di atas permukaan laut, memberikan
produksi rimpang yang lebih tinggi yaitu 13.02 – 14.60 ton/ha rimpang segar
dibandingkan di dataran tinggi 1200 m di atas permukaan laut yaitu hanya 5.80 ton/ha
rimpang segar.
Kandungan Kimia
Kandungan kimia rimpang temulawak dibagi atas tiga kelompok yaitu fraksi
pati, kurkuminoid dan minyak atsiri.
11
Karbohidrat utama yang disimpan pada sebagian besar tumbuhan adalah pati.
Jumlah pati pada berbagai jaringan bergantung pada banyak faktor genetik dan
lingkungan. Pati terbentuk pada siang hari ketika fotosintesis melebihi laju
gabungan antara respirasi dan translokasi, kemudian sebagian hilang pada waktu
malam (Salisbury et al., 1995).
Pati dapat dikembangkan sebagai bahan makanan, berbentuk serbuk dan
berwarna putih kekuningan. Fraksi pati merupakan kandungan terbesar jumlah
bervariasi antara 48-54% tergantung dari ketinggian tempat tumbuh. Menurut
DepKes (1995) rimpang temulawak mengandung 48-59.64% pati. Makin tinggi
tempat tumbuh kadar pati semakin rendah dan kadar minyak atsirinya semakin
tinggi.
Fraksi kurkuminoid
Kurkuminoid mempunyai aroma yang khas dan tidak toksik. Terdiri dari
kurkumin yang mempunyai aktifitas antiradang dan desmetoksikurkumin yang
mempunyai warna kuning atau kuning jingga berbentuk serbuk dengan rasa
sedikit pahit. Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid 1,4 – 4%, dimana
kadarnya sangat tergantung pada umur rimpang dan ketinggian tempat tumbuh.
Menurut Sinambela (1985), komposisi rimpang temulawak dapat dibagi
menjadi dua fraksi utama yaitu zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri. Warna
kekuningan temulawak disebabkan adanya kurkuminoid. Kandungan utama
kurkuminoid terdiri dari senyawa kurkumin, desmetoksikurkumin dan
bis-desmetoksikurkumin (Gambar 1).
Gambar 1. Struktur kurkuminoid dari temulawak
Keterangan:
R1 R2
-OCH3 -OCH3 =kurkumin
OH O
R2
OH HO
12
-OCH3 -H =desmetoksikurkumin
-H -H =bis-desmetoksikurkumin
Kandungan kurkuminoid dalam rimpang temulawak adalah 1.6-2.2% (DepKes
1995). Menurut Oei et al., (1985) rimpang temulawak mengandung 3.16% kurkuminoid, terdiri dari kadar kurkumin sekitar 58-71%, sedangkan
demetoksikurkumin berkisar 29-42%.
Hasil penelitian Yusnira (2005), kadar kurkuminoid yang diperoleh
menggunakan metoda HPLC mempunyai rentang nilai antara 0,12-1,74%. Dari
data hasil analisis ini diketahui bahwa kadar kurkuminoid pada 10 sampel yang
sangat bervariasi. Kadar kurkuminoid terendah dimiliki oleh sampel yang berasal
dari daerah Kuningan dengan kadar 0,12%. Sedangkan sampel yang memiliki
kadar kurkuminoid tertinggi terdapat pada sampel yang berasal dari daerah Bogor
yaitu dengan kadar 1,74%.
Fraksi minyak atsiri
Minyak atsiri merupakan cairan berwarna kuning atau kuning jingga,
mempunyai rasa yang tajam, bau khas aromatik. Komponen minyak atsiri
temulawak tidak selalu sama, tergantung pada umur rimpang, tempat tumbuh,
teknik isolasi, dan teknik analisis yang digunakan. Menurut Depkes (1995)
kandungan minyak atsiri rimpang temulawak berkisar 1.48-1.63%.
Pemupukan
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan kesehatan tanaman adalah
dengan memberikan pupuk yang seimbang baik pupuk organik maupun pupuk
anorganik. Secara kimia kesuburan tanah dipengaruhi oleh ketersediaan hara baik
organik maupun anorganik.
Pemupukan dengan pupuk kandang akan memberi pengaruh yang baik terhadap
pertumbuhan rumpun dan rimpang. Hasil analisis yang dilakukan di Laboratorium
Jurusan Tanah Faperta IPB, pupuk kandang dari kotoran sapi mengandung unsur hara
13
Penelitian Hamid dan Karsinah dalam Djakamihardja, et al. (1985), pemupukan dengan pupuk kandang dilakukan dua minggu sebelum tanam, disusul empat bulan
dan enam bulan setelah tanam, masing-masing 0,5 kg/tanaman. Selanjutnya
penelitian Sudiarto dalam Djakamihardja, et al (1985), memberikan pupuk sebanyak 60kg N + 50kg P2O5 + 75kg K2O per hektar. Seluruh P2O5 pada waktu tanam,
sedangkan pupuk N dan K2O pada umur dua bulan 0,7 bagian dan empat bulan
14
METODE PENELITIAN
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dari rangkaian penelitian Hibah Penelitian Pascasarjana IPB. Sumber data berasal
dari hasil percobaan tanaman temulawak di kebun percobaan Pusat Studi Biofarmaka
LPPM-IPB yang berlokasi di Cikabayan Bogor. Percobaan dilakukan pada masa
tanam Oktober 2003 sampai Agustus 2004.
Ada dua faktor yang dicobakan untuk melihat pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan kualitas tanaman temulawak, yaitu:
a. Faktor pupuk organik (Faktor 1) dengan dua taraf pemberian pupuk:
K0 = 0 ton/ha → 0 g/tanaman
K5 = 5 ton/ha → 180 g/tanaman
b. Faktor pupuk anorganik (Faktor 2) dengan empat taraf pemberian pupuk:
P0 = 0 kg P205/ha → 0 g/tanaman
P30 = 30 kg P205/ha → 3 g/tanaman
P60 = 60 kg P205/ha → 6 g/tanaman
P90 = 90 kg P205/ha → 9 g/tanaman
Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial kelompok teracak
dengan 8 jenis kombinasi perlakuan, yaitu: K0P0, K0P30, K0P60, K0P90, K5P0,
K5P30, K5P60, K5P90. Jumlah kelompok ditetapkan 3 kelompok, sehingga
percobaan ini ada 24 petak percobaan. Jarak tanam adalah 60cm X 60cm.
Setiap petak percobaan terdiri atas 35 tanaman jadi keseluruhan percobaan
terdiri atas 840 tanaman. Dalam setiap unit percobaan diambil contoh sebanyak 10
tanamaan secara acak. Tata letak perlakuan di lapangan dilakukan secara acak dengan
bantuan program MINITAB, yang hasilnya dapat dilihat pada lampiran 1.
Pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap bulan sekali sampai umur tanaman
12 bulan (masa panen). Pengamatan awal saat tanaman berumur 2 bulan. Analisis
15
dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Baranangsiang. Alat yang digunakan yaitu
Spektrofotometer untuk menentukan kadar kurkuminoid dan Titrimetri untuk kadar pati. Langkah-langkah penentuan kadar kurkuminoid dan kadar pati dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 4 memuat peubah respon yang diamati.
Tabel 4 Peubah respon yang diteliti
No Peubah Respon Simbol
1 Tinggi tanaman (cm) X1
2 Jumlah anakan X2
3 Jumlah Daun X3
4 Bobot Basah rimpang (g) X4
5 Bobot kering rimpang (g) X5
6 Kadar kurkuminoid (%) X6
7 Kadar pati (%) X7
Metode Analisis
1) Pada tahap pertama dilakukan analisis deskriptif dan eksplorasi data untuk
mengidentifikasi karakteristik data. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah:
1.1. Menentukan korelasi antar peubah respon
2.1. Menguji asumsi kenormalan
Seperti pada kasus satu peubah respon (univariate), penelusuran sebaran normal ganda dapat juga memanfatkan plot quantil. Plot
quantil-quantil dalam kasus peubah ganda didekati dengan quantil-quantil khi-kuadrat.
Beberapa tahapan dalam menyusun plot quantil χ2 adalah:
a. Hitung:
d
ii2=
(
x
i−
μ
)
'∑
−1(x
i−
μ
)
b. Beri peringkat terhadap dii2
c. Cari nilai khi-kuadrat dari nilai ( ) n
i−1/2 dengan derajat bebas p.
⎟ ⎠ ⎞ ⎜
⎝ ⎛ −
n i
p
2 / 1
2
16
d. Buat plot ⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − n i p 2 / 1 2
χ dengan dii2. Bila pola hubungannya mengikuti
garis lurus maka data tersebut dapat dikatakan menyebar normal ganda.
3.1. Menguji asumsi kehomogenan ragam. Uji formal yang digunakan adalah uji
Bartlett. Statistik ujinya adalah:
( )
( )
( )( )
⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ − − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − =∑
∑
i i i ii s r s
r 2 2
2 log 1 log 1 3026 . 2
χ , dengan
(
)
1 r Y Y s i i 2 ij 2 i − − =∑
;(
)
t N s 1 n s 2 i i 2 − − =∑
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − + =∑
∑
1 1 1 1 ) 1 ( 3 1 1 c i i r r t keterangan:N = banyaknya amatan t = banyaknya perlakuan n = banyaknya ulangan
si = ragam contoh pada perlakuan ke-i
c = faktor koreksi
Nilai uji statistik ini didasarkan pada sebaran khi-kuadrat dengan derajat
bebas (t-1).
2) Analisis terhadap pertumbuhan vegetatif ( X1, X2, X3), peubah bobot basah dan
bobot kering (X4, X5) menggunakan metode MANOVA.
Model MANOVA dua faktor dengan interaksi seperti pada persamaan 4.
Langkah-langkah perhitungan analisis ragam respon ganda adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan matriks Jumlah Kuadrat dan Hasil Kali (JKHK) penggunaan
pupuk organik
b. Menentukan matriks JKHK penggunaan pupuk anorganik
c. Menentukan matriks JKHK interaksi
d. Menentukan matriks JKHK kelompok
17
3) Analisis rancangan pengamatan berulanguntuk peubah X1, X2, X3
Langkah-langkah perhitungan jumlah kuadrat masing-masing sumber keragaman
adalah:
a. Dari tabulasi silang antara faktor pupuk organik, anorganik, waktu, kelompok
FK = Faktor Koreksi
r abw Y FK 2 =
JKT = Jumlah Kuadrat Total
FK w 2 ijk Y a 1 i b 1 j w 1 k r 1 l 2 ) .... Y ijkl Y (
JKT ∑ =∑ ∑ ∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
=
b. Dari data rekapitulasi tabulasi silang faktor pupuk organik, anorganik dan
kelompok
JKST1 = Jumlah kuadrat sub total 1
K F 2 ijk Y a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y ijk (Y 1
JKT ∑ =∑∑∑∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
= r l
l l FK abw 2 ...l Y a 1 i b 1 j w 1 k r 1 2 ) .... Y ... Y (
JKK ∑ =∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
=
l l
c. Dari data rekapitulasi, tabulasi silang faktor pupuk organik dan anorganik
JKF1 = Jumlah kuadrat faktor pupuk organik
FK bwk 2 ... i Y a 1 i b 1 j w 1 k r 1 2 ) .... Y ... i Y ( 1 F
JK ∑ =∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
=
l
JKF2 = Jumlah kuadrat faktor pupuk anorganik
FK aw 2 .. j . Y a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y .. j . Y ( 2
JKF ∑ =∑ −
= ∑= ∑= ∑= −
=
r r
18 JKB JKA a 1 i b 1 j 2 ) .... Y .. ij Y ( w a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y .. j . Y ... i Y .. ij Y ( 2 F 1 JKF − − ∑ = ∑= − = ∑ = ∑= ∑= ∑= − − + = r r l
JKF1F2 = JKP – JKF1 – JKF2
JKG(I) = Jumlah kuadrat galat (I)
JKG(I) = JKST1 – JKK - JKP
d. Dari data rekapitulasi, tabulasi silang faktor waktu dan kelompok
JKST2 = Jumlah kuadrat sub total 2
FK ab 2 .. Y w 1 k 1 2 ) .... Y .. Y ( ab 2
JKST ∑ = ∑ ∑ −
= ∑= −
= r rl
l rl
JKW = Jumlah kuadrat waktu
FK abw 2 k .. Y w 1 k r 1 2 ) .... Y . k .. Y ( ab
JKW ∑ = ∑ −
= ∑= −
= l
l
JKG(II) = Jumlah Kuadrat Galat (II)
JKG(II) = JKST2 – JKK - JKC
e. Dari data rekapitulasi, tabulasi silang faktor pupuk organik, anorganik dan
waktu
JKF1*W = Jumlah kuadrat interaksi faktor pupuk organik dan waktu
JKW 1 JKF a 1 i 1 2 ) .... Y . . i Y ( b a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y . .. Y ... i Y . . i Y ( W * 1 F JK − − ∑ = ∑= − = ∑ = ∑= ∑= ∑= − − + = r l k r r
l k k
JKW 2 JKF b 1 j 1 2 ) .... Y . j . Y ( a a 1 i b 1 j w 1 k 1 2 ) .... Y . .. Y .. j . Y . j . Y ( W JKF2 − − ∑ = ∑= − = ∑ = ∑= ∑= ∑= − − + = ∗ w k k r r
19
JKF2*W = JKP2 – JKF2 – JKW
JKF1*F2*W = Jumlah kuadrat interaksi pupuk organik, anorganik dan waktu
∑
= ∑= ∑= − − − − −
= a
1 i
b
1 j
w
1 JKF1 JKF2 JKW
2 ) .... Y . ij Y ( r
W * 2 F * 1 JKF
k k
W * 2 F JK W * 1 F JK 2 F * 1 F
JK − −
JKF1*F2*W = JKP2 – JKF1 – JKF2 – JKW – JKF1*F2 – JKF1*W –
JKF2*W
JKG(III) = JKT – JKF1 – JKF2 – JKF1*F2 – JKK - JKG(a) – JKW - KG(b) -
JKF1*W-JKF2*W- JKF1*F2*W
4) Untuk peubah kadar kurkumin dan pati (X6 dan X7) dianalisis secara terpisah
menggunakan ANOVA faktorial dalam rancangan kelompok teracak, dengan
model tetap seperti pada persamaan 1.
Data yang diperoleh dianalisis dengan bantuan software Minitab 13.20, Exel
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Tabel 5 menyajikan matriks korelasi antar peubah. Berdasarkan tabel tersebut
terlihat bahwa terdapat korelasi yang kuat antar peubah jumlah anakan, jumlah daun
dengan tinggi tanaman, dengan nilai p-value 0.000. Demikian pula korelasi antara
bobot basah dan bobot kering nyata dengan nilai p-value 0.000. Bobot basah dan
bobot kering berkorelasi positif dengan peubah tinggi tanaman, jumlah anakan dan
jumlah daun. Sedangkan korelasi antara peubah senyawa penciri ( kurkuminoid dan
pati ) dengan peubah-peubah yang lain relatif kecil.
Tabel 5 Matriks korelasi antar peubah
Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6
X2 0.892 0.000 X3 0.825
0.000
0.881 0.000 X4 0.516
0.010
0.569 0.004
0.423 0.039 X5 0.389
0.060
0.385 0.063
0.212 0.320
0.882 0.000 X6 -0.026
0.906
0.032 0.883
-0.259 0.222
0.229 0.281
0.424 0.039 X7 -0.095
0.659
-0.355 0.088
-0.167 0.436
-0.278 0.188
-0.242 0.254
-0.424 0.039
Keterangan: Angka yang dicetak tebal adalah nilai p-value hasil pengujiam terhadap koefisien korelasi
Pengujian Sebaran Data Peubah X1, X2, X3 dan X4, X5.
Untuk mengevaluasi apakah gugus data menyebar normal ganda ditelusuri
[image:42.612.131.509.304.498.2]dengan memanfaatkan plot quantil-quantil yang didekati dengan quantil khi-kuadrat.
Gambar 2 memperlihatkan plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat untuk
peubah X1, X2, X3. Sedangkan untuk peubah X4 dan X5 disajikan pada Gambar 3.
Dari kedua gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran titik-titiknya mendekati garis
lurus, sehingga dapat disimpulkan kedua gugus data menyebar normal ganda. Hal ini
21
yaitu 0.985 yang lebih besar dari batas kritis pada taraf nyata 5% yaitu 0.9564 (untuk
peubah X1, X2, X3), sedangkan untuk peubah X4,X5 korelasi pearson antara jarak
dan q((j-0.5)/24) adalah 0.963.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 280
230
180
X((j-0.5/24))
ja
ra
k
0 1 2 3 4 5 6 7 8 20
30 40 50 60
X((j-0.5)/24)
ja
ra
k
Gambar 2 Plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat peubah
[image:43.612.354.523.177.306.2]X1, X2, X3
Gambar 3 Plot jarak Mahalanobis dan quantil khi-kuadrat peubah X4, X5
Uji Homogenitas Ragam
Salah satu asumsi yang mendasari analisis ragam adalah galat percobaan
mempunyai ragam yang homogen atau konstan. Berdasarkan hasil uji homogenitas
ragam (Lampiran 9), terlihat bahwa kehomogenan ragam galat percobaan dapat
dipenuhi.
Analisis Terhadap Pertumbuhan Vegetatif ( X1, X2, X3)
Plot untuk menggambarkan rataan setiap peubah respon pada setiap kombinasi
faktor disajikan pada Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6. Dari Gambar 4 dapat
dilihat bahwa penggunaan pupuk organik dosis 5ton/ha menghasilkan respon tinggi
tanaman lebih tinggi dari pada tanpa menggunakan pupuk organik, untuk setiap dosis
pupuk anorganik. Ada kenaikan respon tinggi tanaman dari dosis 60kg/ha ke 90kg/ha.
Demikian pula untuk peubah jumlah anakan, penggunaan pupuk organik dosis
5ton/ha juga menghasilkan respon jumlah anakan lebih tinggi dari pada tanpa
22
0 50 100 150 200 250 300
P0 P30 P60 P90
Pupuk Anorganik
Ti
nggi
Ta
na
m
a
n
K0
K5
0 2 4 6 8 10 12
0 30 60 90
Pupuk Anorganik
Ju
m
lah
A
n
ak
a
n
[image:44.612.121.524.83.289.2]K0 K5
Gambar 4 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupukanorganik tinggi tanaman
Gambar 5 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik jumlah anakan
Gambar 6 adalah plot yang menggambarkan rata-rata jumlah daun pada setiap
kombinasi faktor dalam percobaan. Terlihat bahwa penggunaan pupuk organik dosis
5ton/ha menghasilkan respon jumlah daun lebih tinggi dibandingkan tanpa
menggunakan pupuk organik, untuk setiap dosis pupuk anorganik. Ada kenaikan
respon jumlah daun dari dosis 30kg/ha sampai 90kg/ha.
0 10 20 30 40
0 30 60 90
Pupuk Anorganik
Ju
m
lah
D
a
u
n
K0
K5
Gambar 6 Pengaruh pupuk organik pada taraf pupuk anorganik jumlah daun
[image:44.612.225.443.407.555.2]Hasil MANOVA untuk Peubah X1, X2, X3
Tabel 6 adalah ringkasan hasil MANOVA secara simultan untuk pembandingan
faktor-faktor dan interaksinya. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa interaksi
antara faktor pupuk organik dan anorganik untuk ketiga peubah signifikan dengan
23
Tabel 6 Ringkasan tabel MANOVA peubah X1, X2, X3
Sumber Nilai Λ Nilai F Nilai P
Kelompok 0.18
F1:Pupuk organik 0.97 111.90 0.0001*
F2:Pupuk anorganik 0.03 10.13 0.0001*
F1*F2 0.18 3.39 0.0058*
Keterangan: *nyata pada α = 0.05
Untuk melihat bagaimana bentuk interaksinya, (untuk masing-masing peubah)
dilakukan analisis lanjutan dengan uji jarak Duncan. Uji lanjut akan dibandingkan K0
dan K5 disetiap taraf dosis P.
Tabel 7 Pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun
Pupuk
P0 P30 P60 P90 Rata-rata
Tinggi Tanaman
K0 179.33 d 187.00 d 188.00 cd 196.33 cd 187.67
K5 207.67 bc 221.00 b 223.33 b 272.67 a 231.17
Rata-rata 193.5 204 205.67 234.50
Jumlah Anakan
K0 4.00 e 4.00 e 5.00 d 6.00 c 4.75
K5 6.00 c 6.33 c 7.67 b 10.67 a 7.67
Rata-rata 5.00 5.17 6.33 8.33
Jumlah Daun
K0 15.67 d 16.00 d 19.67 cd 22.33 c 18.42
K5 21.33 c 21.33 c 28.67 b 36.33 a 26.92
Rata-rata 18.50 18.67 24.17 29.33
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan
Berdasarkan hasil pengujian (Tabel 7), terlihat bahwa terdapat pengaruh
pemberian pupuk organik dan tanpa pupuk organik pada setiap taraf pupuk
anorganik. Pemberian pupuk organik dosis 5ton/ha, memberikan respon tinggi,
jumlah anakan, jumlah daun lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pupuk organik.
Respon tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan K5P90. Untuk tinggi tanaman
mencapai 272.67 cm, jumlah anakan 11/rumpun, dan jumlah daun 36/rumpun. Hasil
[image:45.612.112.525.330.519.2]24
digunakan untuk mencari taraf-taraf peubah bebas yang membuat respons menjadi
optimum (Montgomery, 2001)
90 80 70 60 50 0 180 40 anorganik 190 200 1 210 220 230 30 240 250 2 260 270 20 3 4 10
TT
0 5
organik
Surface Plot of TT
215 240 265 5 4 3 2 1 0 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 organik an or g a n ik
[image:46.612.156.527.140.269.2]Contour Plot of TT
Gambar 7 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan tinggi tanaman
90 80 70 60 50 0 3.5 40 anorganik 4.5 5.5 1 6.5 7.5 30 8.5 2 9.5 10.5 20 3 4 10
JA
0 5
organik
Surface Plot of JA
5 6 7 8 9 10 5 4 3 2 1 0 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 organik a n o rga ni k
[image:46.612.152.523.324.463.2]Contour Plot of JA
Gambar 8 Plot permukaan tiga dimensi dan plot kontur rataan jumlah anakan
90 80 70 60 50 0 15 40 anorganik 1 25 30 2 35 20 3 10 JD
4 5 0
organik
Surface Plot of JD
21 26 31 36 5 4 3 2 1 0 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 organik a n o rga ni k
Contour Plot of JD
[image:46.612.153.514.511.643.2]25
Hasil Analisis Rancangan Pengamatan Berulang
Analisis untuk rancangan pengamatan berulang dilakukan terhadap peubah
tinggi tanaman (X1), jumlah anakan X2) dan jumlah daun (X3).
Tinggi Tanaman (X1)
Tabel 8 menunjukkan hasil analisis ragam faktorial RAK dalam waktu untuk
tinggi tanaman. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa pupuk organik (K)
dan anorganik (P) memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada setiap waktu
pengamatan dengan α = 5%. Hal ini berarti peran pupuk K dan P dalam
mempengaruhi respon jumlah daun tidak bebas sehingga harus dilihat secara
bersamaan. Interaksi yang nyata antara faktor Waktu dengan pupuk organik (K) dan
anorganik (P) berarti ada perbedaan pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman
[image:47.612.127.513.394.583.2]temulawak dari waktu ke waktu.
Tabel 8 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk tinggi tanaman
Sumber Db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Nilai F Nilai P
Kel 2 1012.26 506.13
P 3 9754.58 3251.53 15.18 0.0001*
K 1 27670.54 27670.54 129.17 0.0001*
P*K 3 5978.91 1992.97 9.30 0.0001*
Galat a 14 2999.01 214.22
W 9 808095.09 89788.34 4232.80 0.0001*
Galat b 18 381.83 21.21
P*W 27 7138.30 264.38 12.48 0.0001*
W*K 9 8666.75 962.97 45.46 0.0101*
P*W*K 27 2939.63 108.88 5.14 0.0001*
Galat c 126 2668.91 21.18
Total 239 877305.80
Keterangan * = nyata pada taraf α = 5%
Gambar 10 menunjukkan plot tinggi tanaman pada setiap kombinasi perlakuan
dari waktu kewaktu. Berdasarkan hasil pengujian (Lampiran 11) dapat dilihat bahwa
sampai amatan ke-4 tinggi tanaman sama saja pada semua kombinasi perlakuan,
namun pada amatan ke-5 sampai 10 kombinasi K5P90 memberikan tinggi tanaman
26
0 50 100 150 200 250 300
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
Ti
ng
g
i Ta
na
m
a
n K0P0
KOP30
KOP60
KOP90
K5P0
K5P30
K5P60
[image:48.612.200.439.88.240.2]K5P90
Gambar 10 Tinggi tanaman pada setiap kombinasi taraf pemupukan dari waktu kewaktu
Jumlah Anakan (X2)
Hasil analisis ragam pengamatan berulang faktorial rancangan kelompok
teracak untuk respon jumlah anakan disajikan pada Tabel 9. Berdasarkan hasil
pengujian dapat dilihat bahwa interaksi pupuk organik dan waktu, interaksi pupuk
anorganik dan waktu nyata pada α = 5%.
Tabel 9 Analisis ragam rancangan pengamatan berulang faktorial kelompok teracak untuk jumlah anakan
Sumber Db JumlahKuadrat Kuadrat engah Nilai F Nilai P
Kel 2 88.90 44.45
P 3 260.65 86.88 37.74 0.0001*
K 1 357.70 357.70 155.36 0.0090*
P*K 3 39.58 13.193 5.73 0.0001*
Galat a 14 32.23 2.30
W 9 292.59 32.51 42.73 0.0001*
Galat b 18 4.10 0.23
P*W 27 34.90 1.29 7.60 0.0001*
W*K 9 27.59 3.07 18.02 0.0001*
P*W*K 27 6.30 0.23 1.37 0.1256tn
Galat c 126 21.43 0.17
Total 239 1165.97
Keterangan: *Nyata pada taraf α = 5%, tntidak nyata pada α = 5%
Interaksi yang nyata antara faktor waktu dengan pupuk organik dan waktu
dengan pupuk anorganik berarti ada perbedaan pengaruh pemupukan terhadap jumlah
[image:48.612.122.522.431.624.2]27
penambahan jumlah anakan pada kedua taraf pupuk organik (K0 dan K5) dan
keempat taraf pupuk anorganik (P0, P30, P60, P90) dari waktu ke waktu.
Berdasarkan hasil pengujian, (Lampiran 12) ternyata pada dosis pupuk organik
5ton/ha memberikan laju penambahan jumlah anakan lebih tinggi dibandingkan
dengan tanpa pupuk organik dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena untuk
tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman, tanah sebagai media tumbuh harus
mampu menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman, dan ini dapat
diperoleh dengan penambahan pupuk organik. Selain itu pupuk organik diperlukan
karena untuk perkembangan rimpang diperlukan tingkat kegemburan tanah yang
cukup tinggi.
Penambahan anakan hanya sampai pada pengamatan ke-6, sedangkan
pengamatan 7 sampai 10 tidak terjadi lagi penambahan anakan. Secara rata-rata
penambahan anakan tertinggi pada pengamatan ke-6 yaitu 8 anakan.
Gambar 12 memperlihatkan pola penambahan jumlah anakan tanaman
temulawak pada setiap taraf pupuk anorganik dari waktu ke waktu. Berdasarkan hasil
pengujian (Lampiran 12), ternyata pada pengamatan ke-1 sampai 3 taraf P0,P30,P60
memberikan respon jumlah anakan yang tidak berbeda, tapi berbeda pada taraf P90.
0 2 4 6 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
J
u
m
la
h
A
n
ak
an
K0 K5
0 2 4 6 8 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
J
u
m
la
h
A
n
ak
an P0
[image:49.612.123.526.437.620.2]P30 P60 P90
Gambar 11 Jumlah anakan pada setiap taraf pupuk organik dari waktu kewaktu
Gambar 12 Jumlah anakan pada setiap taraf pupuk anorganik dari waktu kewaktu
Sedangkan pada pengamatan ke-4 sampai pengamatan 10 taraf P0 dan P30
memberikan respon jumlah anakan yang tidak berbeda, tapi berbeda pada taraf P60
dan P90. Secara rata-rata untuk setiap pengamatan pada dosis 90kg/ha memberikan
28
Jumlah Daun (X3)
Tabel 10 menunjukkan hasil analisis ragam pengamatan berulang faktorial
dalam rancangan kelompok teracak untuk jumlah daun. Berdasarkan hasil pengujian
dapat dilihat bahwa interaksi antara P*W, K*W dan P*W*K nyata pada α = 5%. Hal
ini berarti peran pupuk K dan P dalam mempengaruhi respon jumlah daun tidak
bebas sehingga harus dilihat secara bersamaan. Interaksi yang nyata antara faktor
waktu dengan pupuk K dan P berarti ada perbedaan pengaruh pemupukan terhadap
[image:50.612.124.517.332.525.2]jumlah daun temulawak dari waktu ke waktu.
Gambar 13 menunjukkan pengaruh pemupukan terhadap rata-rata jumlah daun
dari waktu kewaktu. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kombinasi K5P90
memberikan jumlah daun tertinggi pada setiap pengamatan dari waktu ke waktu.
Tabel 10 Analisis ragam rancangan faktorial dalam waktu untuk jumlah daun
Sumber Db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Nilai F Nilai P
Kel 2 86.23 43.12
P 3 2973.50 991.12 21.94 0.0001*
K 1 3182.82 3182.82 70.46 0.0001*
P*K 3 382.35 127.45 2.82 0.0772*
Galat a 14 632.43 45.17
W 9 9295.68 1032.85 373.57 0.0001*
Galat b 18 49.77 2.77
P*W 27 339.42 12.57 8.99 0.0001*
W*K 9 308.60 34.29 24.52 0.0001*
P*W*K 27 64.90 2.40 1.72 0.0247*
Galat c 126 176.23 1.40
Total 239 17491.93
Keterangan: *Nyata pada taraf α = 5%
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
Ju
m
lah
D
a
u
n
K0P0 K0P30 K0P60 K0P90 K5P0 K5P30 K5P60 K5P90
[image:50.612.212.430.551.680.2]29
Analisis Terhadap Bobot Basah (X4) dan Bobot Kering (X5)
Plot untuk menggambarkan rataan peubah X4 dan X5 pada setiap kombinasi
faktor disajikan pada Gambar 14 dan Gambar15. Untuk peubah bobot basah terlihat
bahwa pemberian pupuk organik dosis 5 ton/ha, pada dosis pupuk anorganik 30kg/ha
bobot basah naik, namun cenderung turun jika dosis dinaikan menjadi 60kg/ha dan
naik pada dosis 90kg/ha. Sedangkan tanpa pupuk organik, jika dosis pupuk anorganik
diperbanyak bobot basah cenderung menurun (Gambar 14 ).
0 200 400 600 800 1000 1200
0 30 60 90
Pupuk Anorganik
Bo
b
o
t Ba
s
a
h
K0 K5
0 25 50 75 100 125 150 175 200
0 30 60 90
Pupuk Anorganik
B
obot
K
e
ri
n
g
[image:51.612.118.524.236.445.2]K0 K5
Gambar 14 Pengaruh pupuk organik pada berbagai taraf pupuk anorganik bobot basah (X4)
Gambar 15 Pengaruh pupuk Organik pada berbagai taraf pupuk
anorganik bobot kering (X5)
Untuk bobot kering pemberian pupuk organik dosis 5 ton/ha, bobot kering naik
pada dosis pupuk anorganik 30kg/ha dan cenderung turun jika dosis dinaikan menjadi
60kg/ha dan naik pada dosis 90kg/