• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU Terhadap Tugas Dan Fungsi Bank Indonesia Pasca UU No.23 Tahun 1999

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU Terhadap Tugas Dan Fungsi Bank Indonesia Pasca UU No.23 Tahun 1999"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

STUDI PEMAHAMAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI USU TERHADAP TUGAS DAN FUNGSI BANK INDONESIA PASCA UU No. 23

TAHUN 1999

OLEH :

HILDA AYU WIGUNA 080501051

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi USU terhadap tugas dan fungsi Bank Indonesia pasca UU No.23 Tahun 1999.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskripif yaitu metode analisis dengan cara mengumpulkan data, menganalisis serta menginterpretasikannya sehingga menghasilkan kesimpulan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner dengan model skala likert yang disebarkan ke 6 departemen di Fakultas Ekonomi USU dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Ekonomi USU paham mengenai tugas dan fungsi Bank Indonesia pasca UU No. 23 Tahun 1999. Tetapi untuk program studi S-1 umumnya lebih paham tentang tugas dan fungsi Bank Indonesia dibandingkan dengan mahasiswa program studi D-3.

(3)

ABSTRACT

This study aims to determine the level of students of Faculty of Economics, USU understanding of Bank Indonesia duties and functions of the post of Law No.23 of 1999.

The method used in this study is the method of descriptive analysis by collecting data, analyzing and interpreting them so as to get a conclusion. Techniques of data collection was done by using a questionnaire with Likert-scale model is propagated to the six departments in the Faculty of Economics, USU with a sample as many as 97 people.

From the analysis it can be concluded that most of the students of Faculty of Economics, USU understand the duties and functions of Bank Indonesia of the post of Law No. 23 of 1999. But the students of Bachelor are generally more understand the duties and functions of Bank Indonesia of the post of Law No. 23 of 1999 as compared to the students of Diploma.

(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberi kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi di Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan penulis adalah : “Studi

Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU Terhadap Tugas Dan

Fungsi Bank Indonesia Pasca UU No.23 Tahun 1999”.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini akan banyak ditemui kesalahan maupun kekurangan yang disebabkan keterbatasan penulis sendiri. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih wawasan dan pemikiran bagi seluruh pihak yang membacanya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah dibantu berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, keluarga, serta saudara penulis tercinta yang telah banyak memberikan semangat, bimbingan dan dorongan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi

(5)

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Departamen Ekonomi Pembangunan dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Departemen Ekonomi Pembangunan dan sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, memberikan saran, masukan dan petunjuk yang berarti bagi penulis.

5. Bapak Syarief Fauzi, SE, M.Ak, Ak selaku dosen pembanding penulis yang telah memberikan kritik, saran dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Haroni Doli Hamoraon, SE, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan kritik, saran dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Dra. T. Diana Bakti, M.Si. selaku dosen wali yang telah memberikan saran dan masukan selama perkuliahan.

8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi USU khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

(6)

banyak membantu memberikan data-data yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10.Seluruh Staf Pegawai Administrasi Ekonomi Pembangunan dan Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

11.Seluruh sahabat-sahabat penulis khususnya jurusan Ekonomi Pembangunan stambuk 2008 yang telah banyak memberikan motivasi, doa, dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata senantiasa penulis memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Medan, Februari 2012 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Bank Indonesia... 6

2.2 Status dan Kedudukan Bank Indonesia ... 8

2.3 Fungsi Bank Indonesia ... 9

2.4 Tugas dan Wewenang Bank Indonesia ... 11

2.5 Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah dan Internasional ... 14

2.6 Akuntabilitas dan Transparansi ... 17

2.7 Dewan Gubernur ... 20

2.8 Tugas dan Wewenang Dewan Gubernur ... 23

2.9 Susunan Dewan Gubernur Bank Indonesia ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian... 26

3.2 Populasi dan Sampel ... 26

3.3 Jenis dan Sumber Data... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5 Pengolahan Data ... 29

3.6 Metode Analisis Data ... 29

3.7 Defenisi Operasional ... 31

BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif ... 32

4.1.1 Analisis Karakteristik Responden ... 32

(8)

4.2.1 Validitas dan Realibilitas ... 34

4.2.2. Analisis Deskriptif ... 41

4.2.2.1 Deskripsi Jawaban Status Dan Kedudukan Bank Indonesia ... 41

4.2.2.2 Deskripsi Jawaban Tugas BI: Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter ... 43

4.2.2.3 Deskripsi Jawaban Tugas BI: Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran ... 44

4.2.2.4 Deskripsi Jawaban Tugas BI: Mengatur dan mengawasi bank ... 46

4.2.2.5 Deskripsi Jawaban Fungsi Bank Indonesia ... 47

4.2.2.6 Deskripsi Jawaban Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah ... 49

4.2.2.7 Deskripsi Jawaban Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Populasi Penelitian ... 26

3.2 Sampel Penelitian ... 28

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ... 33

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen ... 34

4.4 Item-Total Statistics ... 36

4.5 Reliability Statistics ... 36

4.6 Item-Total Statistics ... 37

4.7 Reliability Statistics ... 37

4.8 Item-Total Statistics ... 37

4.9 Reliability Statistics ... 38

4.10 Item-Total Statistics ... 38

4.11 Reliability Statistics ... 39

4.12 Item-Total Statistics ... 39

4.13 Reliability Statistics ... 39

4.14 Item-Total Statistics ... 40

4.15 Reliability Statistics ... 40

4.16 Item-Total Statistics ... 41

4.17 Reliability Statistics ... 41

(10)

4.19 Pemahaman Mahasiswa Mengenai Status dan Kedudukan BI per Departemen ... 42 4.20 Jawaban Responden Terhadap Tugas BI: Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter ... 43 4.21 Pemahaman Mahasiswa Mengenai Tugas BI: Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter per Departemen... 43 4.22 Jawaban Responden Terhadap Tugas BI: Mengatur dan

menjaga kelancaran sistem pembayaran ... 44 4.23 Pemahaman Mahasiswa Mengenai Tugas BI: Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran per Departemen ... 45 4.24 Jawaban Responden Terhadap Tugas BI: Mengatur dan

mengawasi bank ... 46 4.25 Pemahaman Mahasiswa Mengenai Tugas BI: Mengatur dan mengawasi bank per Departemen ... 46 4.26 Jawaban Responden Terhadap Fungsi Bank Indonesia ... 47 4.27 Pemahaman Mahasiswa Mengenai Fungsi Bank Indonesia per Departemen ... 48 4.28 Jawaban Responden Terhadap Hubungan BI dengan

Pemerintah ... 49

4.29 Pemahaman Mahasiswa Mengenai Hubungan BI dengan

Pemerintah per Departemen ... 49 4.30 Jawaban Responden Terhadap Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia ... 50

(11)

Transparansi Bank Indonesia per Departemen ... 51 4.32 Pemahaman Mahasiswa Mengenai Tugas dan Fungsi BI

Berdasarkan Mata Kuliah ... 52

(12)

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Susunan Dewan Gubernur Bank Indonesia ... 24

(13)

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 57

2 Deskripsi Responden ... 62

3 Validitas dan Reliabilitas ... 72

4 Tabulasi Data ... 79

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi USU terhadap tugas dan fungsi Bank Indonesia pasca UU No.23 Tahun 1999.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskripif yaitu metode analisis dengan cara mengumpulkan data, menganalisis serta menginterpretasikannya sehingga menghasilkan kesimpulan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner dengan model skala likert yang disebarkan ke 6 departemen di Fakultas Ekonomi USU dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Ekonomi USU paham mengenai tugas dan fungsi Bank Indonesia pasca UU No. 23 Tahun 1999. Tetapi untuk program studi S-1 umumnya lebih paham tentang tugas dan fungsi Bank Indonesia dibandingkan dengan mahasiswa program studi D-3.

(15)

ABSTRACT

This study aims to determine the level of students of Faculty of Economics, USU understanding of Bank Indonesia duties and functions of the post of Law No.23 of 1999.

The method used in this study is the method of descriptive analysis by collecting data, analyzing and interpreting them so as to get a conclusion. Techniques of data collection was done by using a questionnaire with Likert-scale model is propagated to the six departments in the Faculty of Economics, USU with a sample as many as 97 people.

From the analysis it can be concluded that most of the students of Faculty of Economics, USU understand the duties and functions of Bank Indonesia of the post of Law No. 23 of 1999. But the students of Bachelor are generally more understand the duties and functions of Bank Indonesia of the post of Law No. 23 of 1999 as compared to the students of Diploma.

(16)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dilihat dari sejarah berdirinya Bank Indonesia pada tahun 1960-an dimana pada masa itu Bank Indonesia difokuskan sebagai sarana untuk pemulihan perekonomian dengan tugas untuk menstabilkan dan merehabilitasi perekonomian yang berkonsentrasi pada pengendalian inflasi, penertiban bank swasta nasional dengan sasaran untuk mengurangi jumlah bank swasta nasional yang pada saat itu sangat banyak dan lemah serta memperkuat bank yang ingin melanjutkan kegiatannya, meningkatkan mobilisasi dana masyarakat guna menopang pembiayaan pembangunan, sekaligus mengurangi beban pemerintah dengan memperkenalkan program Tabungan Pembangunan Nasional (TABANAS) dan Tabungan Asuransi Berjangka (TASKA).

(17)

pertumbuhan kredit perbankan dalam rangka mendorong pembangunan dan pemerataan melalui pengembangan usaha kecil.

Pada masa itu kegiatan Bank Indonesia semuanya diatur oleh pemerintah, kekuasaan pemerintah terhadap Bank Indonesia sangatlah absolute dimana Bank Indonesia berperan sebagai pembantu pemerintah (UU No 13/1968) sehingga segala kinerja Bank Indonesia harus disetujui oleh pemerintah terlebih dahulu baru bisa dijalankan.

Pada tahun 1998 terjadi gejolak ekonomi yang cukup signifikan dimana dengan lengsernya Presiden Soeharto, kerusuhan Mei 1998, kemelut politik yang tidak jelas di tubuh pemerintahan Indonesia mengakibatkan inflasi yang tinggi, kehancuran perekonomian, serta krisis keuangan yang parah. Dalam hal ini, Bank Indonesia dinilai terlambat mengambil tindakan untuk mengatasi gejolak tersebut, hal ini kemudian ditinjau oleh pemerintahan yang baru dan dari hasil tinjauan tersebut, penyebab Bank Indonesia terlambat dalam mengambil langkah penanggulangan krisis ekonomi adalah tidak adanya independensi di tubuh Bank Indonesia tersebut. Karena selama ini Bank Indonesia diatur oleh pemerintah sehingga pada saat terjadi gejolak di tubuh pemerintahan maka otomatis pengambilan keputusan di dalam Bank Indonesia juga mengalami masalah. Maka dari kondisi tersebut diadakan pembahasan mengenai independensi Bank Indonesia dan dari hasil pembahasan tersebut menghasilkan keputusan UU No. 23/1999 mengenai Tugas dan Fungsi Bank Indonesia secara independen.

(18)

tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam UU No.23/1999 pasal 4. Dengan menjadi sebuah lembaga yang independen maka Bank Indonesia memiliki otonomi penuh dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam rangka untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah pasca menjadi sebuah lembaga independensi maka Bank Indonesia menetapkan 3 (tiga) pilar yang merupakan 3 (tiga) bidang utama tugas dari Bank Indonesia yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank.

Namun sejak berdirinya Bank Indonesia sampai sekarang, tugas dan fungsi Bank Indonesia belum dipahami masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti apa tujuan yang ingin dicapai Bank Indonesia dan apa fungsi dari Bank Indonesia. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari mantan Gunernur Bank Indonesia, Miranda S Goeltom. Beliau mengatakan bahwa, "Hampir setengah abad sejak berdirinya BI masih banyak masyarakat luas yang belum paham fungsi dan tugas BI."

Pemicu dari permasalahan tersebut adalah belum memadainya tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan tugas dan fungsi Bank Indonesia. Masyarakat belum mengetahui secara spesifik keberadaan dari Bank Indonesia. Peneliti Ekonomi Madya Kantor BI Medan, Elly Tjan mengatakan, “Masyarakat beranggapan BI serupa dengan BCA (Bank Central Asia) atau dengan bank-bank komersil lainnya. Padahal kedua bank tersebut sangat jauh berbeda fungsi dan tujuannya,”

(19)

dengan bank-bank komersial atau lembaga keuangan lainnya. Masyarakat tidak dapat menyimpan uang, meminta kredit atau mentransfer uang di Bank Indonesia. Pada dasarnya Bank Indonesia tidak mencari keuntungan, akan tetapi Bank Indonesia dibentuk untuk mencapai suatu tujuan sosial ekonomi tertentu yang menyangkut kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, seperti stabilitas harga dan perkembangan ekonomi.

Kurangnya pemahaman masyarakat akan tugas dan fungsi BI disebabkan karena keterbatasan informasi dan akses yang diperoleh masyarakat. Maka dari itu, untuk menanggulangi masalah tersebut, mahasiswa fakultas ekonomi diharapkan dapat membantu BI dalam hal penyampaian informasi tentang tugas dan fungsi dari BI kepada masyarakat.

Atas dasar pertimbangan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang seberapa besar pemahaman mahasiswa fakultas ekonomi terhadap tugas dan fungsi BI dan menuangkannya di dalam penulisan skripsi yang berjudul “ Studi Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU

terhadap Tugas dan Fungsi BI pasca UU No.23/1999 ”

1.2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yaitu : “Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa fakultas ekonomi USU terhadap tugas dan fungsi Bank Indonesia pasca UU No. 23 Tahun 1999 ? ”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah :

(20)

2. Memberikan sumbangan pikiran kepada masyarakat tentang tugas dan fungsi BI.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa fakultas Ekonomi USU terhadap tugas dan fungsi BI.

2. Sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca lainnya tentang tugas dan fungsi BI.

3. Sebagai tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Perkembangan Bank Indonesia

(21)

masa penjajahan Jepang di Indonesia, Jepang menghentikan kegiatan De Javasche Bank sementara waktu. Kemudian pada masa revolusi tiba, Hindia Belanda mengalami dualisme kekuasaan yaitu antara Republik Indonesia (RI) dan Nederlandsche Indische Civil Administrative (NICA). Sejak itu pula, perbankan pun terbagi menjadi dua yaitu De Javasche Bank di wilayah NICA dan Bank Negara Indonesia di wilayah RI. Bank Negara Indonesia didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tanggal 5 Juli 1946 sebagai bank sentral pemerintah RI dengan tugas utama sebagai berikut :

1. Memberikan pinjaman kepada pemerintah.

2. Menarik uang tentara pendudukan Jepang untuk diganti dengan ORI (Oeang Repoeblik Indonesia).

3. Menyediakan fasilitas kredit untuk perusahaan-perusahaan industri dan perdagangan yang beroperasi di daerah kekuasaan pemerintah RI.

4. Membantu pembiayaan misi-misi pemerintah ke luar negeri.

Pada tahun 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) untuk mengakhiri konflik Indonesia dan Belanda. Kemudian ditetapkan De Javasche Bank sebagai Bank Sentral Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada masa kembalinya RI dalam negara kesatuan, RI menasionalisasikan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia. Maka, pada tanggal 1 Juli 1953, ditetapkan sebagai hari berdirinya Bank Indonesia secara resmi oleh pemerintah Indonesia.

(22)

a. Tahun 1953 diterbitkan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.

b. Tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

c. Tahun 1999 diterbitkan UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. d. Tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus

pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance.

e. Tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

(23)

Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga keuangan negara yang independen. Status dan kedudukan ini dimulai sejak berlakunya UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia. Undang-undang ini menyatakan bahwa Bank Indonesia sebagai lembaga keuangan negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lainnya. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

Bank Indonesia berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia dan mempunyai kantor cabang di dalam maupun di luar wilayah negara Republik Indonesia. Modal Bank Indonesia minimal berjumlah Rp 2.000.000.000.000 (dua triliun rupiah) dan harus ditambah menjadi 10 % dari seluruh kewajiban moneter, yang dananya berasal dari cadangan umum. Tata cara penambahan modal dari cadangan umum ditetapkan oleh Peraturan Dewan Gubernur.

Menurut ketentuan pasal Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1999, Bank Indonesia memiliki tiga macam status, yaitu :

a. Bank Sentral

Bank Sentral adalah lembaga keuangan negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort.

(24)

Sebagai lembaga negara yang independen, Bank Indonesia bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain, kecuali untuk hal – hal yang secara tegas diatur dalam Undang – Undang Bank Indonesia.

c. Badan Hukum Publik

Bank Indonesia dinyatakan sebagai badan hukum dengan Undang – Undang Bank Indonesia.

2.3. Fungsi Bank Indonesia

Bank Sentral mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi makro ekonomi dan mikro ekonomi (Capie, 1994). Fungsi makro ekonominya adalah untuk menjaga kestabilan harga, yang berarti pengendalian inflasi dan pengendalian nilai tukar (fungsi sebagai otoritas moneter). Fungsi mikro ekonominya adalah untuk menjaga kestabilan sistem perbankan, yang berarti mengatur dan mengawasi bank. Chandavarkar (1996) menambahkan lagi satu fungsi bank sentral untuk mencapai tujuan strategis jangka panjang dengan mengembangkan sistem pembayaran dan infrastruktur keuangan.

Selain itu, terdapat fungsi – fungsi lain dari Bank Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Memperlancar lalu lintas pembayaran dengan cara menciptakan dan mengedarkan uang serta mengadakan kliring antar bank umum.

2. Sebagai bankir, agen dan penasehat pemerintah. 1) Bank Sentral sebagai bankir berperan untuk :

(25)

c. Memberikan pinjaman khusus

d. Melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)

e. Menerima pembayaran pajak

2) Bank sentral sebagai agen dan penasehat pemerintah berperan untuk : a. Mengadministrasi dan mengelola hutang nasional

b. Memberikan jasa pembayaran bunga atas hutang

c. Memberikan saran dan informasi mengenai keadaan pasar uang dan modal.

3. Memelihara cadangan/cash reserve bank umum

4. Memelihara cadangan devisa negara, dibagi menjadi 2 : a. Internal reserve, untuk keperluan jumlah uang beredar b. External reserve, untuk alat pernbayaran internasional

5. Sebagai bankers bank dan lender of last resort (jaring pengaman sistim keuangan). Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik.

6. Mengawasi kredit

7. Mengawasi bank (bank supervision), dibagi menjadi 2 :

a. Prudential Supervision: pengawasan bank yang diarahkan agar

(26)

b. Monetary Supervision: menjaga nilai mata uang negara yang bersangkutan sehingga bank tersebut dapat menjadi penyangga kebijakan moneter maupun kebijakan ekonomi pemerintah lainnya.

2.4. Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Tujuan dari Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai kestabilan nilai rupiah, bank indonesia mempunyai 3 tugas pokok yaitu :

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran c. Mengatur dan mengawasi bank

Untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwewenang :

1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi. Strategi yang digunakan oleh BI dalam mencapai sasaran inflasi yang rendah adalah :

a. Mengkaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter.

b. Menentukan sasaran akhir kebijakan moneter.

c. Mengidentifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi. d. Memformulasikan respon kebijakan moneter.

2. Melakukan pengendalian moneter dengan cara :

a. Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing b. Penetapan tingkat diskonto

(27)

d. Pengaturan kredit atau pembiayaan

3. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk jangka waktu paling lama 90 hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang bersangkutan.

4. Apabila suatu bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, bank indonesia dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban pemerintah.

5. Melaksanakan kebijakan nilai tukar rupiah. 6. Mengelola cadangan devisa.

7. Menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu diperlukan yang dapat bersifat makro atau mikro untuk mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia.

Untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia berwewenang :

1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.

2. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya.

3. Menetapakan penggunaan alat pembayaran.

4. Mengatur sistem kliring antarbank dalam mata uang rupiah atau valuta asing.

(28)

6. Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.

7. Sebagai satu-satunya lembaga yang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran. Untuk melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, bank indonesia berwewenang :

1. Menetapakan peraturan perbankan termasuk ketentuan – ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati – hatian.

2. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank.

3. Melaksanankan pengawasan bank secara langsung dan tidak langsung. Pengawasan tersebut dilakukan dengan cara :

a. Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap bank baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan.

c. Menugasi pihak lain untuk dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan.

(29)

4. Mengatur dan mengembangkan sistem informasi antarbank.

5. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan undang-undang.

2.5. Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah dan Internasional

Bank Indonesia secara struktural tidak lagi menjadi bagian dari lembaga pemerintah. Namun, secara operasional Bank Indonesia masih berhubungan dengan pemerintah. Hubungan antara Bank Indonesia dengan pemerintah adalah sebagai berikut :

a. Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas pemerintah.

b. Bank Indonesia untuk dan atas nama pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri.

c. Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia dan mengundang Bank Indonesia dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan.

d. Bank Indonesia wajib memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia.

e. Dalam hal pemerintah akan menerbitkan surat – surat utang negara, pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia. f. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah.

(30)

a. Bank Indonesia dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral lainnya, organisasi, dan lembaga internasional.

b. Apabila dipersyaratkan bahwa anggota lembaga internasional atau lembaga multilateral adalah negara, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama negara Republik Indonesia sebagai anggota.

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Pasal 57, kerjasama Internasional Bank Indonesia meliputi :

1. Investasi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing. 2 . Penyelesaian transaksi lintas negara.

3 . Hubungan koresponden.

4 . Tukar-menukar informasi menngenai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas Bank Sentral.

5 . Pelatihan/penelitian seperti masalah moneter dan sistem pembayaran. Bank Indonesia menjadi anggota di beberapa lembaga dan forum international atas nama Bank Indonesia sendiri antara lain :

1. The South East Asia Central Banks Research and Training Centre (SEACEN Centre)

2. The South East Asia New Zealand and Australia Forum of Banking Supervisors (SEANZA)

3. The Executives’ Meeting of East Asian and Pasific Central Banks (EMEAP)

(31)

Authorities. Sementara itu, Bank Indonesia menjadi anggota di beberapa lembaga dan forum internasional mewakili negara Republik Indonesia antara lain :

1. Association of South East Asia Nations (ASEAN) 2. ASEAN + 3 negara (ASEAN + Cina, Jepang dan Korea) 3. Asian Development Bank (ADB)

4. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 5. Manila Framework Group (MFG)

6. Islamic Development Bank (IDB) 7. Consultative Group on Indonesia (CGI) 8. International Monetary Fund (IMF)

9. World Bank, termasuk keanggotaan di International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), International Development Association (IDA) dan International Finance Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA)

10.G 20 (Intergovernmental Group of 20) 11.G 15 (Intergovernmental Group of 15) 12.G 24 (Intergovernmental Group of 24)

2.6. Akuntabilitas dan Transparansi

(32)

Indonesia dengan cara menyampaikan informasi melalui media massa kepada masyarakat luas. Maka dari itu, dalam hal pencapaian akuntabilitas dan transparansi, Bank Indonesia berkewajiban sebagai berikut :

a. Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan tahunan secara tertulis kepada DPR dan pemerintah pada setiap awal tahun anggaran yang memuat :

1) Pelaksanaan tugas dan wewenangnya pada tahun sebelumnya.

2) Rencana kebijakan, penetapan sasaran, dan langkah – langkah pelaksanaan tugas dan wewenangnya untuk tahun yang akan datang dengan memerhatikan perkembangan laju inflasi serta kondisi ekonomi dan keuangan.

b. Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan triwulanan secara tertulis tentang pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada DPR dan pemerintah. c. Laporan tahunan dan triwulanan tersebut dievaluasi oleh DPR dan

digunakan sebagai bahan penilaian tahunan terhadap kinerja Dewan Gubernur dan Bank Indonesia.

d. Laporan tahunan dan triwulanan tersebut juga disampaikan kepada masyarakat secara terbuka melalui media massa dengan mencantumkan ringkasannya dalam Berita Negara.

e. Apabila DPR memerlukan penjelasan, Bank Indonesia wajib menyampaikan penjelasan secara lisan atau tertulis.

(33)

1) Evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun sebelumnya.

2) Rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran moneter untuk tahun yang akan datang dengan mempertimbangkan sasaran laju inflasi serta perkembangan kondisi ekonomi dan keuangan.

g. Untuk membantu DPR melaksanakan pengawasan bidang tertentu terhadap BI, dibentuk Badan Supervisi yang berkedudukan di Jakarta dalam upaya meningkatkan akuntabilitas, independensi, transparansi, dan kredibilitas BI.

h. Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan pemerikasaan khusus terhadap Bank Indonesia atas permintaan Dewan Perwakilan Rakyat apabila diperlukan.

i. Selambat – lambatnya 30 hari sebelum dimulai tahun anggaran, Dewan Gubernur menetapkan anggaran tahunan BI yang meliputi anggaran untuk kegiatan operasional dan anggaran untuk kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan perbankan.

(34)

k. Bank Indonesia wajib mengumumkan laporan keuangan tahunan Bank Indonesia kepada publik melalui media massa.

l. Surplus dari hasil kegiatan Bank Indonesia akan dibagi sebagai berikut : 1) 30 % untuk cadangan tujuan ( namun selama penyelesaian Bantuan

Likuiditas Bank Indonesia belum berakhir cadangan tujuan ditetapkan hanya 10 % ).

2) Sisanya dipupuk sebagai cadangan umum sehingga jumlah modal dan cadangan umum mencapai 10 % dari seluruh kewajiban moneternya. Jika masih ada surplus, sisa itu diserahkan kepada pemerintah.

3) Apabila terjadi risiko pelaksanaan tugas dan wewenang BI yang mengakibatkan modal kurang dari Rp 2 triliun rupiah, sebagian atau seluruh surplus tahun berjalan dialokasikan untuk cadangan umum guna menutupi risiko tersebut. Jika masih kurang, pemerintah wajib menutup kekurangan tersebut setelah mendapat persetujuan dari DPR. 4) Sepanjang belum diubah melalui peraturan perundangan, surplus BI

tidak dikenakan pajak.

m. Bank Indonesia menyusun neraca singkat mingguan yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

n. Bank Indonesia hanya dapat melakukan penyertaan modal pada badan hukum atau badan lainnya yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Dana untuk penyertaan ini hanya dapat diambil dari dana cadangan tujuan.

(35)

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur. Dewan Gubernur terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang – kurangnya empat atau sebanyak – banyaknya tujuh orang Deputi Gubernur. Dalam hal Gubernur dan Deputi Gubernur Senior berhalangan, Gubernur atau Deputi Gubernur Senior menunjuk seorang Deputi Gubernur untuk memimpin Dewan Gubernur. Gubernur dapat menyerahkan kewenangan kepada Deputi Gubernur Senior atau seseorang atau beberapa orang Deputi Gubernur atau seorang atau beberapa orang pegawai Bank Indonesia, atau pihak lain yang khusus ditunjuk untuk itu. Dewan Gubernur melaksanakan tugas dan wewenang Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam Undang – undang Nomor 23 Tahun 1999. Tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan Dewan Gubernur ditetapkan Peraturan Dewan Gubernur. Kinerja Dewan Gubernur dan anggota Dewan Gubernur dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dinilai oleh DPR.

Syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat anggota Dewan Gubernur adalah sebagai berikut :

a. Warga negara Indonesia.

b. Memiliki integritas, akhlak, dan moral yang tinggi.

c. Memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, perbankan, dan hukum.

d. Antara sesama Dewan Gubernur dilarang memiliki hubungan keluarga. e. Anggota Dewan Gubernur dilarang merangkap jabatan pada lembaga lain. f. Anggota Dewan Gubernur dilarang menjadi pengurus atau anggota partai

(36)

Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur Bank Indonesia diusulkan dan diangkat oleh presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh presiden berdasarkan rekomendasi dari Gubernur. Presiden wajib mengusulkan kembali calon baru apabila calon usulan tersebut ditolak oleh DPR. Apabila calon yang diusulkan presiden untuk kedua kalinya tidak disetujui oleh DPR, maka presiden wajib mengangkat kembali Gubernur, Deputi Gubernur Senior atau Deputi Gubernur.

Anggota Dewan Gubernur diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama sebanyak satu kali untuk masa jabatan berikutnya. Anggota Dewan Gubernur yang masa jabatannya telah habis diganti secara berkala setiap tahun dan paling banyak hanya dua orang. Anggota Dewan Gubernur tidak dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya habis kecuali untuk hal – hal tertentu, seperti :

a. Mengundurkan diri.

b. Terbukti melakukan tindak pidana kejahatan.

c. Tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 bulan berturut – turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Apabila terjadi hal – hal tersebut, maka presiden dapat mengangkat Gubernur, Deputi Gubernur Senior, atau Deputi Gubernur yang baru untuk sisa masa jabatan yang digantikannya. Selama pengganti belum diangkat, maka Deputi Gubernur Senior atau Deputi Gubernur yang paling lama masa jabatannya dapat melaksanakan tugas pekerjaan Gubernur sebagai pejabat Gubernur sementara.

(37)

a. Sekurang – kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter yang dapat dihadiri oleh seorang menteri atau lebih yang mewakili pemerintah dengan hak bicara tanpa hak suara.

b. Sekurang – kurangnya sekali dalam seminggu melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter dan menetapkan kebijakan – kebijakan lain yang strategis.

c. Rapat Dewan Gubernur harus dihadiri sekurang – kurangnya lebih dari separuh anggota Dewan Gubernur.

d. Dalam keadaan darurat dan rapat Dewan Gubernur tidak dapat dilaksanakan karena jumlah anggota yang hadir dalam rapat tidak memenuhi ketentuan di atas, maka Gubernur atau sekurang – kurangnya dua orang anggota Dewan Gubernur dapat menetapkan kebijakan dan mengambil keputusan.

e. Tata tertib dan tata cara penyelenggaraan rapat Dewan Gubernur ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur.

2.8.Tugas dan Wewenang Dewan Gubernur

Sebagai pimpinan Bank Indonesia, Dewan Gubernur mempunyai wewenang, tugas, dan konsekuensi sebagai berikut :

a. Dewan Gubernur berhak mengangkat dan memberhentikan pegawai Bank Indonesia.

(38)

c. Gaji, penghasilan lainnya, dan fasilitas bagi Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur ditetapkan oleh Dewan Gubernur.

d. Berdasarkan UU No.23 / 1999 tentang Bank Indonesia, Dewan Gubernur dapat menetapkan sanksi administratif terhadap pegawai Bank Indonesia yang tidak memenuhi kewajibannya. Sanksi tersebut berupa :

1. Denda

2. Teguran tertulis

3. Pengenaan sanksi disiplin kepegawaian

2.9.Susunan Dewan Gubernur Bank Indonesia

Gambar 2.1

Susunan Dewan Gubernur Bank Indonesia

Berikut ini adalah nama dari orang – orang yang pernah menjabat sebagai Gubernur BI, sebagai berikut:

(39)

4. 1960-1963 : Mr

5. 1963-1966 :

6. 1966-1973 :

7. 1973-1983 :

8. 1983-1988 :

9. 1988-1993 :

10. 1993-1998 :

11. 1998-2003 :

12. 2003-2008 :

13. 2008-2009 :

14. 2009 :

15. 2009-2010 :

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi USU dengan menganalisa pemahaman mahasiswa mengenai tugas dan fungsi BI.

3.2. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006 : 25). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi USU tahun 2008-2010, dimana jumlah populasinya berjumlah 2902 orang.

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

Sumber : Departemen Pendidikan FE USU (2012) b. Sampel

Menurut Dewi (2002 : 48) : “Sampel dalam sebuah penelitian harus dipertimbangkan atau diperhatikan, agar data yang diperoleh benar –

Departemen 2008 2009 2010 Jumlah

Ekonomi Pembangunan 123 119 171 413

Manajemen 209 222 213 644

Akuntansi (S-1) 215 288 216 719

Keuangan 145 119 184 448

Akuntansi (D-3) 112 104 207 423

Sekretaris 64 89 102 255

(41)

benar merupakan data yang tepat. Maksudnya agar kesimpulan dari data yang diperoleh dapat memberikan gambaran tentang keadaan yang sesungguhnya. Pada keadaan ini dibutuhkan sebagian dari populasi yang mewakili keseluruhan objek penelitian tanpa mengurangi mutu penelitian yaitu penelitian sampel”.

Ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2000:146) yaitu :

n =

Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir.

Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah :

n =

= 96,67 ~ 97

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, sampel yang diperoleh berjumlah 97 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui Disproposional Stratified Sampling, yaitu mengambil sampel dengan tidak memperhatikan

(42)

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Departemen 2008 2009 2010

Ekonomi Pembangunan 5 5 6

Manajemen 5 5 6

Akuntansi (S-1) 5 6 6

Keuangan 5 5 6

Akuntansi (D-3) 5 5 6

Sekretaris 5 5 6

Total Sampel 97

Sumber : Data diolah (2012)

3.3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yaitu mahasiswa (responden) melalui kuesioner, observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, literatur, dan sumber – sumber lain yang dapat memperkuat hasil analisa.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang terpilih.

KETERANGAN :

SP = Sangat Paham Skor = 5

(43)

CP = Cukup Paham Skor = 3

KP = Kurang Paham Skor = 2 TP = Tidak Paham Skor = 1 b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung kepada responden untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan akurat.

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

d. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mencatat dan mempelajari berbagai informasi dan data – data yang diperoleh melalui buku, jurnal, situs internet, literatur, artikel dan tulisan – tulisan ilmiah yang dijadikan sebagai referensi bagi peneliti.

3.5. Pengolahan Data

Penulis menggunakan program komputer SPSS 16 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.6. Metode Analisis Data

a. Uji Validitas

(44)

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai r hasil Corrected Item Total Correlation. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

Software SPSS (Statistic Package for The Social Science) 16,0 for windows dengan

kriteria adalah sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik ( Arikunto, 2002: 154 ). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen dan hasil pengujian tersebut merupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang diukur. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi jawaban kuesioner. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Nilai

alpha yang diperoleh akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai alpha lebih besar daripada rtabel, maka instrumen tersebut dapat disebut reliabel. Indikator pengukuran reliabilitas yang dibuat oleh J.P. Gurlford dengan taraf kepercayaan 95%, dengan kriteria rhitung > rtabel adalah sebagai berikut: 0,00 ≤ rhitung < 0,20 : Reliabilitas sangat rendah

(45)

0,60 < rhitung < 0,80 : Reliabilitas tinggi

0,80 < rhitung < 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi

c. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis dengan cara mengumpulkan data, menganalisis serta menginterpretasikannya sehingga menghasilkan kesimpulan.

3.7. Defenisi Operasional

1. Tugas Bank Indonesia merupakan wujud pertanggungjawaban Bank Indonesia dalam mencapai kestabilan nilai rupiah.

2. Fungsi Bank Indonesia merupakan kegiatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan Bank Indonesia agar tercapainya kestabilan nilai rupiah.

3. Pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi USU terhadap tugas dan fungsi Bank Indonesia yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi USU tahu benar dan mengerti benar mengenai tugas dan fungsi dari Bank Indonesia.

(46)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif

4.1.1. Analisis Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi, jenis kelamin, angkatan kuliah, dan departemen. Karakteristik responden tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, maka responden yang diambil adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan saja. Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data diolah (2012)

Dari tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden

adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 65 orang atau 67,01%

dan sisanya 32 orang atau 32,99% adalah berjenis kelamin laki - laki. Hal ini

disebabkan mahasiswa yang mengambil fakultas ekonomi lebih banyak

perempuan dibandingkan dengan laki - laki.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi (%)

Laki-laki 32 32,99

Perempuan 65 67,01

(47)

b. Angkatan

Angkatan kuliah responden terbagi dalam 3 kelompok yaitu angkatan 2008, 2009, dan 2010. Data karakteristik responden berdasarkan angkatan kuliah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Sumber : Data diolah (2012)

Dari tabel 4.2, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah angkatan 2008 sebanyak 30 orang (30,93%), angkatan 2009 berjumlah 31 orang (31,96%) dan angkatan 2010 sebanyak 36 orang (37,11%).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sampel untuk dijadikan responden paling banyak adalah mahasiswa angkatan 2010. Hal ini dikarenakan jumlah mahasiswa angkatan 2010 paling banyak dan lebih mudah ditemukan oleh peneliti dibandingkan dengan mahasiswa angkatan 2008 maupun 2009.

c. Departemen

Fakultas Ekonomi USU terbagi dalam 6 departemen yaitu Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Akuntansi (S-1), Keuangan, Akuntansi (D-3), dan Sekretaris. Data karakteristik responden berdasarkan departemen sebagai berikut:

Tabel 4.3

Angkatan Frekuensi Persentasi (%)

2008 30 30,93

2009 31 31,96

2010 36 37,11

(48)

Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen

Departemen Frekuensi Persentasi (%)

Ekonomi Pembangunan 16 16,50

Manajemen 16 16,50

Akuntansi (S-1) 17 17,52

Keuangan 16 16,50

Akuntansi (D-3) 16 16,50

Sekretaris 16 16,50

Jumlah 97 100

Sumber : Data diolah (2012)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 97 responden, yang dipilih sebagai sampel adalah 16 orang (16,50%) dari Departemen Ekonomi Pembangunan, 16 orang (16,50%) dari Departemen Manajemen, 17 orang (17,52%) dari Departemen Akuntansi (S-1), 16 orang (16,50%) dari Departemen Keuangan, 16 orang (16,50%) dari Departemen Akuntansi (D-3), 16 orang (16,50%) dari Departemen Sekretaris.

Responden tersebut dipilih menjadi sampel dengan sebelumnya ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan teknik Disproposional Stratified Sampling, dimana setiap subpopulasi

diambil sampel dalam jumlah yang sama.

4.2 Pembahasan

4.2.1. Validitas dan Realibilitas

(49)

instrumen penelitian tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Pengukuran valid atau tidaknya suatu item atau butir pernyataan yang terdapat pada angket, dilakukan dengan cara membandingkan rhitung dengan rtabel. Adapun kriteria pengujian validitas sebagai berikut:

a. Jika rhitung bernilai positif dan rhitung > rtabel, maka butir pernyataan dinyatakan valid

b. Jika rhitung bernilai negatif dan rhitung < rtabel, maka butir pernyataan dinyatakan tidak valid

c. Nilai rhitung dapat dilihat pada tabel Item-Total Statistic di kolom Corrected Item-Total Correction.

d. Nilai rtabel dapat dilihat pada tabel r dengan menggunakan df = n (jumlah responden) – 2 = 97 – 2 = 95, maka dapat diketahui rtabel = 0,1996.

Pengujian reliabilitas dengan cara membandingkan ralpha di kolom

Cronbach’s Alpha pada tabel Reliability Statistics dengan rtabel. Jika ralpha

bernilai positif dan ralpha > rtabel, maka reliabel. Sedangkan jika ralpha bernilai negatif dan ralpha < rtabel, maka tidak reliabel.

a. Status dan Kedudukan Bank Indonesia

(50)

Tabel 4.4

Kolom Corrected Item Total Correlation pada Tabel 4.4 di atas merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan digunakan untuk menguji validitas instrument. Dalam hal ini rtabel ditetapkan sebesar 0,1996, dan diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka pernyataan dikatakan valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.5

Dari tabel di atas, diperoleh bahwa nilai Cronbach’s Alpha (0,727) > rtabel (0,1996), dengan demikian data adalah reliabel.

b. Tugas Bank Indonesia: Menetapkan dan melaksanakan kebijakan

moneter

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

(51)

Tabel 4.6

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan di atas valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.7

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.651 5

Dari tabel di atas, diperoleh bahwa nilai Cronbach’s Alpha (0,651) > rtabel (0,1996), dengan demikian data adalah reliabel.

c. Tugas Bank Indonesia: Mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

(52)

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan di atas valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.9

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.674 5

Dari tabel di atas, diperoleh bahwa nilai Cronbach’s Alpha (0,674) > rtabel (0,1996), dengan demikian data adalah reliabel.

d. Tugas Bank Indonesia: Mengatur dan mengawasi bank

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.10

(53)

Tabel 4.11

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.634 5

Dari tabel di atas, diperoleh bahwa nilai Cronbach’s Alpha (0,634) > rtabel (0,1996), dengan demikian data adalah reliabel.

e. Fungsi Bank Indonesia

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.12

Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan di atas valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.13

Dari tabel di atas, diperoleh bahwa nilai Cronbach’s Alpha (0,686) > rtabel (0,1996), dengan demikian data adalah reliabel.

(54)

f. Hubungan Pemerintah dengan Bank Indonesia

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.14

Berdasarkan Tabel 4.14 diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan di atas valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.15

Dari tabel di atas, diperoleh bahwa nilai Cronbach’s Alpha (0,779) > rtabel (0,1996), dengan demikian data adalah reliabel.

g. Akuntabilitas dan Transparansi

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

(55)

Item-Total Statistics

Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan di atas valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.17

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.669 5

Dari tabel di atas, diperoleh bahwa nilai Cronbach’s Alpha (0,669) > rtabel (0,1996), dengan demikian data adalah reliabel.

4.2.2 Analisis Deskriptif

4.2.2.1 Deskripsi Jawaban Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

Tabel 4.18

Jawaban Responden Terhadap Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

Sumber : Data diolah (2012)

No Pernyataan SP P CP KP TP Total

% % % % % %

1 BI adalah bank sentral Republik Indonesia yang

merupakan lembaga keuangan negara yang independen

51,5 36,1 6,2 4,1 2,1 100

2 Sebagai lembaga negara yang independen, Bank

Indonesia bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain

36,1 41,2 10,3 7,2 5,2 100

3 BI sebagai Bank Sentral mempunyai wewenang untuk

mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu Negara

26,8 46,4 12,4 6,2 8,2 100

4 Bank Indonesia dinyatakan sebagai badan hukum

dengan Undang – Undang Bank Indonesia

22,7 36,1 18,5 12,4 10,3 100

5 BI berkedudukan di ibu kota negara Republik

Indonesia dan mempunyai kantor cabang di dalam maupun di luar wilayah negara Republik Indonesia

(56)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 35 % mahasiswa menyatakan sangat paham mengenai status dan kedudukan Bank Indonesia, 40 % menyatakan paham, 11,5 % menyatakan cukup paham, 7,4 % menyatakan kurang paham dan 6,2 % menyatakan tidak paham.

Tabel 4.19

Pemahaman Mahasiswa Mengenai Status dan Kedudukan BI per Departemen

Departemen SP P CP KP TP Total

% % % % % %

Ekonomi Pembangunan 62,5 31,25 6,25 0 0 100 Akuntansi (S-1) 41,2 53 0 5,8 0 100 Manajemen 37,5 43,75 12,5 0 6,25 100 Keuangan 31,25 37,5 18,75 6,25 6,25 100 Akuntansi (D-3) 18,75 37,5 18,75 12,5 12,5 100 Sekretaris 18,75 37,5 12,5 18,75 12,5 100 Sumber : Data diolah (2012)

Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk Departemen Ekonomi Pembangunan 100 % mahasiswa menyatakan paham mengenai status dan kedudukan Bank Indonesia, dan 0 % tidak paham. Untuk Departemen Akuntansi (S-1) 94,2 % mahasiswa menyatakan paham dan 5,8 % tidak paham. Untuk Departemen Manajemen 93,75 % mahasiswa menyatakan paham dan 6,25 % tidak paham. Untuk Departemen Keuangan 87,5 % mahasiswa menyatakan paham dan 12,5 % tidak paham. Untuk Departemen Akuntansi (D-3) 75 % mahasiswa menyatakan paham dan 25 % tidak paham. Untuk Departemen Sekretaris 68,75 % mahasiswa menyatakan paham dan 31,25 % tidak paham.

4.2.2.2 Deskripsi Jawaban Tugas BI: Menetapkan dan melaksanakan

(57)

Tabel 4.20

Jawaban Responden Terhadap Tugas BI: Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Sumber: Data diolah (2012)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 23,1 % mahasiswa menyatakan sangat paham mengenai tugas Bank Indonesia: menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, 33,6 % menyatakan paham, 17,9 % menyatakan cukup paham, 13,6 % menyatakan kurang paham dan 11,7 % menyatakan tidak paham.

Tabel 4.21

Pemahaman Mahasiswa Mengenai Tugas BI: Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter per Departemen

Departemen SP P CP KP TP Total

Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk Departemen Ekonomi Pembangunan 93,75 % mahasiswa menyatakan paham mengenai tugas Bank

No Pernyataan SP P CP KP TP Total

% % % % % %

1 Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi

22,7 39,2 15,5 12,4 10,3 100

2 Melakukan pengendalian moneter dengan cara menetapkan cadangan wajib minimum

20,6 31,9 18,6 15,5 13,4 100

3 Mengelola cadangan devisa 22,7 27,8 20,6 17,5 11,3 100 4 Melaksanakan kebijakan nilai tukar

rupiah

35,1 32 14,4 10,3 8,2 100 5 BI dapat memberikan fasilitas

pembiayaan darurat kepada bank yang mengalami kesulitan keuangan

(58)

Indonesia: menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, dan 6,25 % tidak paham. Untuk Departemen Akuntansi (S-1) 82,3 % mahasiswa menyatakan paham dan 17,7 % tidak paham. Untuk Departemen Manajemen 75 % mahasiswa menyatakan paham dan 25 % tidak paham. Untuk Departemen Keuangan 68,75 % mahasiswa menyatakan paham dan 31,25 % tidak paham. Untuk Departemen Akuntansi (D-3) 62,5 % mahasiswa menyatakan paham dan 37,5 % tidak paham. Untuk Departemen Sekretaris 62,5 % mahasiswa menyatakan paham dan 37,5 % tidak paham.

4.2.2.3 Deskripsi Jawaban Tugas BI: Mengatur dan menjaga kelancaran

sistem pembayaran

Tabel 4.22

Jawaban Responden Terhadap Tugas BI: Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

Sumber: Data diolah (2012)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 31,7 % mahasiswa menyatakan sangat paham mengenai tugas Bank Indonesia: mengatur dan

No Pernyataan SP P CP KP TP Total

% % % % % %

1 Menetapakan penggunaan alat

pembayaran

26,8 46,4 12,4 6,2 8,2 100

2 Mengatur sistem kliring antarbank

dalam mata uang rupiah atau valuta asing

31,9 37,1 10,3 11,3 9,3 100

3 Sebagai satu-satunya lembaga yang

mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran

36,1 41,2 11,3 6,2 5,2 100

4 Melaksanakan dan memberikan

persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran

28,9 40,2 15,5 8,2 7,2 100

5 Menetapkan macam, harga, ciri uang

yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah

(59)

menjaga kelancaran sistem pembayaran, 41,6 % menyatakan paham, 11,9 % menyatakan cukup paham, 7,4 % menyatakan kurang paham dan 7,2 % menyatakan tidak paham.

Tabel 4.23

Pemahaman Mahasiswa Mengenai Tugas BI: Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran per Departemen

Departemen SP P CP KP TP Total

% % % % % %

Ekonomi Pembangunan 56,25 43,75 0 0 0 100 Akuntansi (S-1) 41,2 35,3 11,8 5,8 5,8 100 Manajemen 31,25 50 6,25 12,5 0 100 Keuangan 25 37,5 18,75 12,5 6,25 100 Akuntansi (D-3) 18,75 43,75 12,5 6,25 18,75 100 Sekretaris 18,75 37,5 25 6,25 12,5 100 Sumber: Data diolah (2012)

(60)

4.2.2.4 Deskripsi Jawaban Tugas BI: Mengatur dan mengawasi bank

Tabel 4.24

Jawaban Responden Terhadap Tugas BI: Mengatur dan mengawasi bank

Sumber: Data diolah (2012)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 22,3 % mahasiswa menyatakan sangat paham mengenai tugas Bank Indonesia: mengatur dan mengawasi bank, 37,1 % menyatakan paham, 19,6 % menyatakan cukup paham, 11,5 % menyatakan kurang paham dan 9,5 % menyatakan tidak paham.

Tabel 4.25

Pemahaman Mahasiswa Mengenai Tugas BI: Mengatur dan Mengawasi Bank per Departemen

Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk Departemen Ekonomi Pembangunan 93,75 % mahasiswa menyatakan paham mengenai tugas Bank

No Pernyataan SP P CP KP TP Total

% % % % % %

1 Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank

28,9 31,9 20,6 10,3 8,2 100

2 Menetapakan peraturan perbankan termasuk ketentuan – ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati – hatian

15,5 30,9 22,7 17,5 13,4 100

3 Melakukan pemeriksaan terhadap bank baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan

18,5 50,5 16,5 8,2 6,2 100

4 Mengatur dan mengembangkan sistem informasi antarbank

21,6 39,2 18,5 11,3 9,3 100 5 Mengenakan sanksi terhadap bank

sesuai dengan ketentuan undang-undang

(61)

Indonesia: mengatur dan mengawasi bank, dan 6,25 % tidak paham. Untuk Departemen Akuntansi (S-1) 88,1 % mahasiswa menyatakan paham dan 11,9 % tidak paham. Untuk Departemen Manajemen 81,25 % mahasiswa menyatakan paham dan 18,75 % tidak paham. Untuk Departemen Keuangan 81,25 % mahasiswa menyatakan paham dan 18,75 % tidak paham. Untuk Departemen Akuntansi (D-3) 68,75 % mahasiswa menyatakan paham dan 31,25 % tidak paham. Untuk Departemen Sekretaris 62,5 % mahasiswa menyatakan paham dan 37,5 % tidak paham.

4.2.2.5 Deskripsi Jawaban Fungsi Bank Indonesia

Tabel 4.26

Jawaban Responden Terhadap Fungsi Bank Indonesia

Sumber: Data diolah (2012)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 21 % mahasiswa menyatakan sangat paham mengenai fungsi Bank Indonesia, 35 % menyatakan paham, 20,9 % menyatakan cukup paham, 10,9 % menyatakan kurang paham dan 12,2 % menyatakan tidak paham.

No Pernyataan SP P CP KP TP Total

% % % % % %

1 Sebagai bankers bank dan lender of last resort (jaring pengaman sistim keuangan)

14,4 37,1 20,6 12,4 15,5 100

2 Menjaga kestabilan harga, yang berarti pengendalian inflasi dan pengendalian nilai tukar

22,7 34 18,5 13,4 11,3 100

3 Menjaga kestabilan sistem perbankan, yang berarti mengatur dan mengawasi bank

21,6 37,1 19,6 11,3 10,3 100

4 Mengembangkan sistem

pembayaran dan infrastruktur keuangan

28,9 38,1 17,5 7,2 8,2 100

5 Sebagai bankir, agen dan penasehat pemerintah

(62)

Tabel 4.27

Pemahaman Mahasiswa Mengenai Fungsi Bank Indonesia per Departemen

Departemen SP P CP KP TP Total

% % % % % %

Ekonomi Pembangunan 37,5 43,75 12,5 6,25 0 100 Akuntansi (S-1) 23,5 47 11,8 11,8 11,8 100 Manajemen 18,75 37,5 12,5 18,75 12,5 100 Keuangan 12,5 31,25 25 12,5 18,75 100 Akuntansi (D-3) 18,75 25 37,5 6,25 12,5 100 Sekretaris 12,5 25 25 12,5 18,75 100 Sumber: Data diolah (2012)

(63)

4.2.2.6 Deskripsi Jawaban Hubungan BI dengan Pemerintah

Tabel 4.28

Jawaban Responden Terhadap Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah

Sumber: Data diolah (2012)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 15 % mahasiswa menyatakan sangat paham mengenai hubungan pemerintah dengan Bank Indonesia, 25,4 % menyatakan paham, 32,2 % menyatakan cukup paham, 13,2 % menyatakan kurang paham dan 14,2 % menyatakan tidak paham.

Tabel 4.29

Pemahaman Mahasiswa Mengenai Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah per Departemen

Sumber: Data diolah (2012)

No Pernyataan SP P CP KP TP Total

% % % % % %

1 Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas pemerintah

13,4 20,6 32,9 17,5 15,5 100 2 Bank Indonesia untuk dan atas nama

pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri, menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri

18,5 29,9 28,9 9,3 13,4 100

3 Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia dan mengundang Bank Indonesia dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan

15,5 24,7 37,1 10,3 12,4 100

4 Sebelum menerbitkan surat utang negara, pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia

17,5 28,9 27,8 10,3 15,5 100

5 BI dilarang memberikan kredit kepada pemerintah

(64)

Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk Departemen Ekonomi Pembangunan 87,5 % mahasiswa menyatakan paham mengenai hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah, dan 12,5 % tidak paham. Untuk Departemen Akuntansi (S-1) 76,4 % mahasiswa menyatakan paham dan 23,6 % tidak paham. Untuk Departemen Manajemen 75 % mahasiswa menyatakan paham dan 25 % tidak paham. Untuk Departemen Keuangan 68,75 % mahasiswa menyatakan paham dan 31,25 % tidak paham. Untuk Departemen Akuntansi (D-3) 56,25 % mahasiswa menyatakan paham dan 43,75 % tidak paham. Untuk Departemen Sekretaris 43,75 % mahasiswa menyatakan paham dan 56,25 % tidak paham.

4.2.2.7 Deskripsi Jawaban Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia

Tabel 4.30

Jawaban Responden Terhadap Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia

Sumber: Data diolah (2012)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 14,8 % mahasiswa menyatakan sangat paham mengenai akuntabilitas dan transparansi Bank

No Pernyataan SP P CP KP TP Total

% % % % % %

1 BI wajib menyampaikan laporan tahunan secara tertulis kepada DPR dan pemerintah pada setiap awal tahun

11,3 27,8 34 14,4 12,4 100

2 BPK dapat melakukan pemerikasaan khusus terhadap BI atas permintaan DPR

19,6 25,8 33 11,3 10,3 100

3 Apabila DPR memerlukan penjelasan, Bank Indonesia wajib menyampaikan penjelasan secara lisan atau tertulis

18,5 28,9 30,9 12,4 9,3 100

4 Bank Indonesia wajib

mengumumkan laporan keuangan tahunan Bank Indonesia kepada publik melalui media massa

14,4 21,6 36 10,3 17,5 100

5 Bank Indonesia menyusun neraca singkat mingguan yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

(65)

Indonesia, 24,3 % menyatakan paham, 34,4 % menyatakan cukup paham, 13,4 % menyatakan kurang paham dan 13 % menyatakan tidak paham.

Tabel 4.31

Pemahaman Mahasiswa Mengenai Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia per Departemen

Departemen SP P CP KP TP Total

% % % % % %

Ekonomi Pembangunan 31,25 37,5 12,5 12,5 6,25 100 Akuntansi (S-1) 17,6 23,5 41,2 5,8 11,8 100 Manajemen 12,5 25 37,5 12,5 12,5 100 Keuangan 12,5 18,75 43,75 6,25 18,75 100 Akuntansi (D-3) 6,25 25 37,5 18,75 12,5 100 Sekretaris 6,25 18,75 31,25 25 18,75 100 Sumber: Data diolah (2012)

(66)

Tabel 4.32

Pemahaman Mahasiswa Mengenai Tugas dan Fungsi BI Berdasarkan Mata Kuliah

Departemen Mata Kuliah Frekuensi Persentase (%) Ekonomi

Pembangunan

a. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya b. Kebanksentralan

2 50 %

Akuntansi (S-1) Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

1 25 %

Manajemen Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

1 25 %

Keuangan Tidak Ada 0 0 %

Akuntansi (D-3) Tidak Ada 0 0 %

Sekretaris Tidak Ada 0 0 %

Sumber: Data diolah (2012)

(67)

Dari hasil wawancara penulis terhadap mahasiswa jurusan Keuangan, Akuntansi (D-3), dan Sekretaris sebagian besar mereka mendapatkan informasi mengenai tugas dan fungsi Bank Indonesia adalah dari media cetak dan media elektronik.

Gambar

Gambar 2.1 Susunan Dewan Gubernur Bank Indonesia
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila peserta Tidak Hadir pada Jadwal yang telah ditentukan diatas, maka tidak ada penambahan waktu Klarifikasi dan Negoisasi serta menjadi resiko peserta.

bahwa untuk memberikan arah dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi dan misi daerah, visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan nasional, serta

jumlah bulan yang indeks NTP nya dibawah 100 pada tahun 2013 lebih.. banyak dibandingkan pada

[r]

A scientific study (Horsky D., Nelson P., Posavac SS. Stating Preference for the Ethereal but Choosing the Concrete: How the Tangibility of Attributes Affects Attribute Weighting

This service enables user to search instantly access over 200,000,000 criminal, sex offender, and terrorist watch list records, some going back ten years.. Criminal data base search

Berdasarkan tahapa seleksi paket Pengawasaan Penyusunan Data Base Jalan dan Jembatan Di Kabupaten Indragiri Hilir (Ulang) , Pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Indragiri

Luas wilayah berdasarkan grafik persentase menunjukkan bahwa Kelurahan Simomulyo merupakan kelurahan terluas yang ada di Kecamatan Sukomanunggal, yaitu 2 ,6 km 2