• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekrutmen Karang Pada Substrat Beton Di Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rekrutmen Karang Pada Substrat Beton Di Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

REKRUTMEN KARANG PADA SUBSTRAT BETON DI

PERAIRAN BATUI, LUWUK, SULAWESI TENGAH

MOHAMAD ICHSAN RAYYAN

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rekrutmen Karang pada Substrat Beton di Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016

Mohamad Ichsan Rayyan

(4)

ABSTRAK

MOHAMAD ICHSAN RAYYAN. Rekrutmen Karang pada Substrat Beton di Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh BEGINER SUBHAN dan MUJIZAT KAWAROE.

Rekrutmen karang merupakan awal proses keberhasilan penempelan larva karang yang ditandai dengan kemunculan koloni-koloni karang yang masih muda pada substrat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji rekrutmen karang berdasarkan genus dan variasi ukuran pada substrat beton di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah. Pengamatan rekrutmen karang berupa data foto

underwater yang diambil secara tegak lurus dan diolah menggunakan software ImageJ 1.41 dilakukan mulai bulan April hingga Juni 2015 di Laboratorium Selam ilmiah, ITK, FPIK, IPB. Hasil menunjukan teridentifikasi sebanyak 653 koloni karang yang terdiri dari 23 genus yang menempel pada 18 substrat beton yang masing-masing memiliki 5 sisi penempelan karang. Sisi 1 seluruh substrat penempelan teridentifikasi sebanyak 17 genus, sisi 2 sebanyak 18 genus, sisi 3 sebanyak 11 genus, sisi 4 sebanyak 11 genus dan sisi 5 sebanyak 10 genus. Karang rekrut genus Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora, Porites dan

Scolymia mendominasi dan teridentifikasi di seluruh sisi penempelan substrat. Ukuran karang didominasi oleh ukuran 0-2.5 cm dengan jumlah sebanyak 497 koloni. Spons ditemukan sebanyak 4 koloni sebagai biota lain yang menempel dengan ukuran 4.3 cm, 6.3 cm, 2.8 cm dan 4.4 cm. Substrat beton yang terdapat di perairan Batui memiliki potensi yang baik dan substrat yang cocok untuk rekrutmen karang.

Kata kunci: Image J, karang, rekrutmen, substrat beton

ABSTRACT

MOHAMAD ICHSAN RAYYAN. Coral Recruitment on the Concrete Blocks at Batui Waters, Luwuk, Central Sulawesi. Supervised by BEGINER SUBHAN and MUJIZAT KAWAROE.

Coral recruitment is the beginning process of coral larva settlement success marked by the appearance of colonies juvenile coral on the substrate. The objective of this research is to examine the coral recruitment by identifying the genera and size variation of the concrete blocks in Batui Waters, Luwuk, Central Sulawesi. This research of coral recruitment in the form of data underwater photo taken perpendicularly and processed using ImageJ 1.41 software was conducted from April to June 2015 in Scientific Diving Laboratory, ITK, FPIK, IPB. The research showed there are 653 coral colonies was identified that consist of 23 genera are attached to the 18 concrete substrate that have five sides coral settlement each. First side of the attachment substrate identified 17 genera, 18 genera on second side, 11 genera on third side, 11 genera on fourth side and 10 genera on fifth side. Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora, Porites and

(5)

Sponges were found up to four colonies also as another biota attached with the size of 4.3 cm, 6.3 cm, 2.8 cm and 4.4 cm. The concrete substrate at the Batui waters has good potential and suitable substrate for coral recruitment.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan

pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

REKRUTMEN KARANG PADA SUBSTRAT BETON DI

PERAIRAN BATUI, LUWUK, SULAWESI TENGAH

MOHAMAD ICHSAN RAYYAN

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pengolahan data hingga penyusunan skripsi dengan lancar. Tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret hingga Juli 2015 ini adalah “Rekrutmen Karang pada Substrat Beton di Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah” yang diajukan sebagai salahsatu syarat untuk menyelesaikan studi Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Beginer Subhan S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing pertama dan Dr. Ir. Mujizat Kawaroe, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat kepada penulis dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi.

2. Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA selaku dosen penguji ujian skripsi yang telah memberikan arahan, saran, dan nasihat.

3. Dr. Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc selaku Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan.

4. Dr. Ir. James P. Panjaitan, M.Phill selaku pembimbing akademik atas saran dan masukannya selama masa studi.

5. Kedua orang tua, adik, dan keluarga besar atas dukungan doa, perhatian, dan kasih sayangnya.

6. Ayu Diah Pitaloka, Fiqreno Gagas Wicaksono, Ardiyanto atas dukungan dan doanya selama penelitian dan penyusunan skripsi.

7. Teman-teman ITK 48 atas segala dukungan, bantuan, dan kebersamaannya selama masa studi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga segala bentuk kritik dan saran penulis harapkan untuk menjadi bahan evaluasi diri. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2016

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

ix ix ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Lokasi Penelitian 2

Identifikasi Karang Rekrut 4

Pengolahan Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Rekrutmen Berdasarkan Sisi 5

Rekrutmen Berdasarkan Genus 6

Rekrutmen Berdasarkan Genus Pada Tiap Sisi Substrat Beton 11

Biota lainnya 14

Rekrutmen Berdasarkan Variasi Ukuran 14

Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Lokasi Penelitian 16 Hubungan Genus Karang Rekrut dengan Substrat Beton 17

SIMPULAN DAN SARAN 18

Simpulan 18

Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 21

(12)

DAFTAR TABEL

1 Pengukuran Diameter Karang Rekrut 15

2 Data Kualitas Perairan Lokasi Sekitar Pengambilan Data 17

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Lokasi Pengambilan Data Rekrutmen Karang 3 2 Sketsa Substrat Beton Penempelan Rekrutmen Karang 3 3 Substrat Beton Penempelan Rekrutmen Karang 4 4 Jumlah Koloni Karang rekrut Berdasarkan Sisi Penempelan 5

5 Genus Karang yang Teridentifikasi 9

6 Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Seluruh Substrat Beton

9 7 Jumlah Genus pada Tiap Sisi Substrat Beton 11 8 Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 1 11 9 Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 2 12 10 Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 3 12 11 Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 4 13 12 Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 5 13

13 Biota Lain yang Ditemukan (Spons) 14

14 Jumlah Koloni Karang Rekrut Berdasarkan Kategori Ukuran 15 15 Hasil Analisi Koresponden Antara Genus Karang Rekrut dengan

Substrat Beton

18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Pengolahan Data software Image J 22

2 Tabel Hasil Analisis Koresponden 24

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Terumbu karang (Coral Reefs) merupakan ekosistem utama perairan laut dangkal yang hanya terdapat di perairan laut tropis. Ekosistem ini memiliki produktivitas serta keanekaragaman yang sangat baik dan terdapat banyak biota yang bergantung hidup pada keberadaan ekosistem ini. Komponen biota pembentuk terumbu karang adalah hewan karang batu sebagai organisme laut yang dapat tumbuh subur dan bersimbiosis dengan zooxanthellae yang menghasilkan oksigen dan senyawa organik dari hasil fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh hewan karang untuk hidup sedangkan hewan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbondioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae (Rudi 2006).

Rekrutmen karang adalah proses awal dari terbentuknya ekosistem terumbu karang yang kompleks dan dapat memberikan informasi tentang terumbu karang yang menjadi pioner di suatu perairan. Proses rekrutmen karang ditandai dengan keberadaan juvenil polip karang yang mengakhiri kehidupannya sebagai plankton dan menempel pada substrat yang cocok, lalu menjadi bagian dari ekosistem terumbu karang (Rudi 2006). Menurut Abrar (2011) rekrutmen karang pada substrat di suatu perairan secara sederhana ditandai dengan kemunculan koloni-koloni karang yang masih muda. Proses rekrutmen karang di sebuah perairan dapat terjadi secara alami maupun buatan. Secara alami yaitu melalui proses reproduksi karang yang dapat terjadi secara seksual maupun aseksual yang kemudian menempel pada substrat tertentu dan tumbuh menjadi koloni atau ekosistem terumbu karang yang kompleks. Tempat penempelan karang muda sangat dipengaruhi oleh substrat, menurut Zikrie (2012) permukaan substrat yang kompleks memberikan variasi orientasi penempelan planula dan sekaligus perlindungan dari pemangsaan dan perumputan. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet melalui peristiwa gametosis sedangkan reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi (pembelahan) atau membentuk pertunasan (Saputra 2004). Secara buatan dilakukan dengan cara membuat terumbu buatan yang dapat memicu penempelan larva karang.

(14)

industri serta tumpahan minyak di laut melalui run off sungai yang menjadikan ancaman utama bagi kelestarian ekosistem terumbu karang.

Dampak langsung dan tidak langsung dari kegiatan eksploitasi minyak dan gas tersebut maka penelitian tentang rekrutmen karang perlu dilakukan pada substrat beton yang ada di sekitar perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah sebagai langkah awal untuk memantau dan menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang di sekitar lokasi tersebut dan sejalan dengan Bachtiar et al. (2012) informasi tentang rekrutmen karang dapat menunjukkan awal mula pertumbuhan karang yang dapat hidup tumbuh dan berkembang di suatu perairan serta dapat melihat dan memperkirakan keberlanjutan hidup biota yang bersimbiosis dengan terumbu karang dan rekrutmen karang penting sebagai modal utama dalam pemulihan komunitas karang di perairan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengkaji rekrutmen karang berdasarkan genus dan variasi ukuran yang terdapat pada substrat beton di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah.

METODE

Waktu dan Tempat

Pengambilan data rekrutmen karang dilaksanakan pada tanggal 26-28 Febuari 2015 di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah (Gambar 1) yang berdekatan dengan lingkungan sekitar PT. Donggi Senoro LNG yang merupakan perusahaan pensuplai gas yang beroperasi di daerah pesisir Uso, Kabupaten Luwuk, serta berdekatan langsung dengan daerah yang terkena limpasan Sungai Batui dan Uso dan pengembangan Jetty serta MOF dan adanya pengaruh dari Sungai Kompanga. Sungai Kompanga adalah sebuah sungai kecil yang dipengaruhi oleh air laut saat pasang tinggi. Pengolahan data serta analisis data dilakukan pada bulan April-Juni 2015 di Laboraturium Selam Ilmiah, bagian Hidrobiologi Laut, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB.

(15)

Gambar 1 Peta lokasi pengambilan data rekrutmen karang

(16)

Gambar 3 Substrat beton penempelan rekrutmen karang

Substrat beton atau yang biasa disebut modul yang digunakan dalam penelitian rekrutmen karang di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah adalah model piramida (Gambar 3). Menurut Surveyor Indonesia (2013) model ini dipilih karena berdasarkan informasi awal bahwa perairan Luwuk memiliki sedimentasi tinggi ketika musim hujan, yang dapat menyebabkan fragmen karang tertutup oleh sedimen. Penempelan rekrutmen karang juga dipengaruhi oleh bentuk dan jenis substrat, bentuk dan kekuatan daya modul yang berasal dari bahan dasar yang keras membuat planula karang mudah untuk menempel dan bertahan dari gelombang air laut. Menurut Rudi (2006) substrat keras apapun akan mampu untuk dikolonisasi dan dijadikan tempat hidup oleh rekrut karang sebagai tempat melekatkan diri untuk karang setelah melewati fase hidup sebagai organisme planktonik pada waktu larva.

Identifikasi Karang Rekrut

Koloni rekrutmen karang diamati dan difoto dengan menggunakan kamera

underwater secara tegak lurus dari posisi penempelan karang dan dibantu dengan penggaris (cm) sebagai acuan untuk pengukuran diameter rekrutmen karang. Data foto koloni karang rekrut pada setiap substrat beton dan masing-masing sisinya diidentifikasi hingga mendapatkan nama genus dengan mencocokkan dan membandingkan hasil foto karang rekrut berdasarkan kesamaan genus karang yang berpedoman buku identifikasi karang Veron (2000), buku kehidupan laut tropis Tulamben (Subhan et al. 2015) dan Coral ID (Veron and Stafford-Smith 2002).

Pengolahan Data

(17)

selanjutnya adalah memilih straight line selections pada tool bar, kemudian pilih

analyze, lalu pilih set measurements, lalu pilih feret’s diameter, kemudian mengkalibrasikan skala sepanjang 1 cm pada pengggaris acuan lalu pilih dan isi kolom set scale pada tool bar (analyze) dengan 1 cm sebagai penentuan skala pada pengukuran karang rekrut. Selanjutnya pilih straight line selections dan tarik garis lurus pada karang rekrut untuk menentukan diameter terpanjang. Langkah terakhir adalah memilih measure dengan dengan memilih tool bar (analyze), lalu hasil pengukuran akan tampil secara otomatis dan simpan hasil dalam bentuk dokumen (.txt). Secara keseluruhan pengolahan data dapat dilihat pada lampiran 1.

Analisis data dilakukan dengan penyajian data analisis deskriptif dan analisis koresponden (Correspondence Analysis). Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan perolehan data atau hasil pengamatan berupa grafik maupun tabel yang telah didapatkan dan membandingkannya serta menambahkan informasi yang dibutuhkaan dengan literatur yang sesuai dan analisis korespondensi untuk mengetahui hubungan antara dua variabel berbeda yakni pada penelitian ini adalah antara genus karang rekrut dengan substrat beton.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rekrutmen Berdasarkan Sisi

Rekrutmen karang pada penelitian ini diidentifikasi pada masing-masing sisi penempelan karang rekrut pada substrat beton dan didapatkan jumlah koloni karang rekrut sebanyak 653 koloni beserta biota lainnya yaitu spons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penempelan karang rekrut pada substrat beton dan masing-masing sisinya memiliki jumlah koloni karang rekrut yang berbeda-beda. Grafik jumlah penempelan karang rekrut pada setiap sisi substrat beton secara keseluruhan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Jumlah koloni karang rekrut berdasarkan sisi penempelan

0

(18)

Berdasarkan Gambar 4 didapatkan jumlah koloni karang rekrut yang ada pada sisi 1, 2, 3 substrat beton penempelan memiliki jumlah yang relatif hampir sama, namun berbeda cukup banyak dengan jumlah koloni karang rekrut yang ada pada sisi 4 dan 5. Jumlah koloni karang rekrut pada sisi 1 adalah 161 koloni, sisi 2 terdapat 157 koloni, sisi 3 terdapat 158 koloni, sisi 4 terdapat 90 koloni dan sisi 5 terdapat 87 koloni rekrutmen karang. Perbedaan jumlah koloni pada setiap sisi disebabkan karena struktur bangunan berbentuk balok vertikal sehingga disukai untuk menempel planula larva karang dan letak sisi tersebut terhadap datangnya arus laut. Hal ini sesuai dengan Babcock & Mundy (1996) dan Munasik (2008) yang menyatakan bahwa penempelan larva karang umumnya terjadi pada permukaan vertikal. Sisi 2 adalah sisi pada permukaan vertikal substrat beton yang langsung berhadapan dengan laut lepas, gelombang yang diduga masuk ke pantai dan mendekati daratan memungkinkan membantu proses reproduksi karang dan penempelan koloni karang muda yang terbawa oleh arus air laut tersebut. Sedangkan pada sisi 5 adalah letak sisi horizontal pada permukaan beton substrat penempelan yang menghadap ke permukaan laut yang memiliki jumlah rekrutmen paling sedikit diantara sisi lainnnya, hal ini diduga ada pengaruh sedimentasi dari perairan yang menutupi substrat beton pada sisi 5 sehingga rekrutmen karang yang menempel menjadi sedikit.

Rekrutmen Berdasarkan Genus

Proses dan peristiwa kemunculan koloni karang muda dihasilkan melalui reproduksi, kemudian menempel pada substrat. Pada proses rekrutmen karang, terdapat dua hal penting yang sangat menentukan yaitu ketersediaan larva dan substrat yang cocok (Muliari 2011). Rekrutmen karang yang teridentifikasi pada substrat beton pengamatan sebanyak 23 genus yaitu Acanthastrea, Acropora, Agaracia, Astreopora, Blastomussa, Cyphastrea, Coeloceris, Cycloceris, Cynarina, Echinopora, Favia, Favites, Galaxea, Goniastrea, Leptastrea, Leptoseris, Montastrea, Montipora, Oxypora, Pocillopora, Porites, Psammocora, Scolymia (Gambar 5) dan grafik sebaran karang rekrut berdasarkan genus secara keseluruhan seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

ACROPORIDAE

(19)

AGARICIIDAE

Agaracia Coeloseris Leptoseris

FAVIIDAE

Chypastrea Echinopora Favia

Favites Goniastrea Leptastrea

(20)

MUSSIDAE

Acanthastrea Blastomussa Cynarina

Scolymia

FUNGIIDAE SIDERASTREIIDAE

Cycloseris Psammocora

OCULINIDAE PECTINIIDAE

(21)

POCILLOPORIDAE PORITIDAE

Pocillopora Porites

Gambar 5 Genus karang yang teridentifikasi

Gambar 6 Jumlah koloni per genus karang rekrut di seluruh substrat beton Karang rekrut jenis Acropora, Favites dan Pocillopora merupakan genus karang rekrut dari 23 genus yang mendominasi pada substrat beton pengamatan dengan masing-masing genus Acropora berjumlah 129 koloni karang, genus

Favites berjumlah 145 koloni karang dan genus Pocillopora berjumlah 164 koloni karang.

Genus Pocillopora merupakan karang rekrut yang paling banyak ditemukan di seluruh stasiun, hal ini kemungkinan berkaitan dengan kemampuan pencaran (dispersal) larva karang masing-masing jenis akibat perbedaan cara reproduksi (Richmond 1997) dan menurut Munasik (2008) jenis karang yang menempel pada awalnya didominasi oleh karang perintis selanjutnya jenis karang yang menempel ditentukan oleh komposisi jenis karang alami di sekitarnya. Mendominasinya genus Pocillopora menurut Saputra (2004) diduga karena genus tersebut memijahkan planulanya setiap bulan sepanjang musim dan termasuk genus

brooder (pengeram) yang memiliki planula yang lebih besar dibandingkan dengan genus spawner (pemijah) sehingga genus tersebut memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dan planula yang dihasilkan leh genus brooder merupakan

(22)

planula yang siap untuk menempel dan bermetamorfosis bila telah menemukan substrat yang cocok. Sedangkan jumlah genus yang paling sedikit ditemukan pada seluruh substrat beton pengamatan adalah Astreopora, Echinopora dan Galaxea

masing-masing dengan jumlah 1 koloni karang, hal ini diduga karena genus tersebut memijah hanya pada musim tertentu.

Penelitian tentang rekrutmen karang yang dilakukan oleh Rudi (2006) di Kepulauan Seribu DKI Jakarta yang mengkaji kemampuan rekrutmen karang di tiga kondisi terumbu karang berbeda dengan menggunakan rangka besi yang didalamnya terdapat substrat semen, genteng dan batu kapur sebagai substrat penempelan rekrutmen karang pada kedalaman 5 meter, didapatkan hasil di Pulau Lancang dengan kondisi terumbu karang yang buruk bahwa rekrutmen yang menempel pada substrat penempelan didominasi oleh Pocillopora damicornis dan pada habitat alami didominasi oleh Porites sp., sedangkan di Pulau Payung dengan kondisi terumbu karang yang baik didapatkan hasil rekrutmen karang yang menempel pada substrat penempelan didominasi oleh Pocillopora damicornis dan pada habitat alami didominasi oleh Montipora digitata dan diperoleh hasil rekut karang dari famili Pocilloporidae adalah yang paling dominan didapatkan dalam hal kelimpahan dan kehadiran sepanjang pengamatan dan mampu tumbuh sampai berukuran koloni beberapa sentimeter yang mengindikasikan bahwa karang dengan r-strategi ini adalah kelompok pionir dalam rekrutmen karang.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2004) di Pulau Payung dengan menggunakan rak besi dan didalamnya terdapat substrat karang mati, gerabah dan semen sebagai media untuk melihat rekrutmen karang untuk menempel dan tumbuh dan didapatkan hasil rekrutmen karang sebanyak 68 koloni yang terbagi atas 6 genus yaitu Pocillopora sebanyak 36 koloni, Seriatopora

sebanyak 23 koloni, stylopora sebanyak 1 koloni, Acropora sebanyak 2 koloni, Porites sebanyak 5 kolonidan Galaxea sebanyak 1 koloni.

Penelitian yang hampir sama tentang rekrutmen yang dilakukan oleh Bachtiar et al. (2012) di terumbu perairan Pulau Lembata dan sekitarnya pada tingkat genus didapatkan komposisi anakan karang (rekrutmen) yang ditemukan terdiri dari 30 genus. Karang Seriatopora, Pocillopora, Acropora, Montipora, dan

Anacropora merupakan jenis karang rekrut yang banyak ditemukan di perairan ini, namun tidak hanyak rekrutmen karang yang ditemukan tetapi karang lunak dan fauna lain seperti Drupella sp. atau bintang laut Acanthaster plancii juga tercatat dalam penelitian ini yang menyebabkan rekrutmen karang di perairan Pulau Lembata memiliki ruang sangat sedikit untuk berkembang, hal ini dikarenakan tutupan karang yang besar, tutupan biota lain, predasi dan kompetisi ruang dari karang lunak dan fauna lainnya tersebut.

(23)

Rekrutmen Berdasarkan Genus Pada Tiap Sisi Substrat Beton

Genus karang rekrut yang teridentifikasi dan tersebar dalam 5 sisi pada masing-masing substrat beton memiliki jumlah yang beragam (Gambar 7). Sisi 1 teridentifikasi jumlah genus sebanyak 17 genus, pada sisi 2 merupakan yang paling banyak teridentifikasi diantara sisi lainnya dengan jumlah sebanyak 18 genus, sisi 3 dan 4 teridentifikasi sebanyak 11 genus dan sisi 5 teridentifikasi sebanyak 10 genus.

Gambar 7 Jumlah genus pada tiap sisi substrat beton

Sisi penempelan karang rekrut memiliki sebaran genus yang teridentifikasi dengan masing-masing jumlah koloni rekrutmennya (Gambar 8-12). Gambar 8 merupakan genus yang teridentifikasi pada sisi 1 penempelan rekrutmen pada substrat beton beserta jumlah koloni rekrutmennya.

Gambar 8 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 1

0

Sisi Penempelan Karang Rekrut Pada Substrat Beton

(24)

Berdasarkan Gambar 8, karang genus Acropora, Favites dan Pocillopora

merupakan 3 genus karang terbanyak yang teridentifikasi dengan jumlah rekrutmen genus Acropora sebanyak 44 koloni, rekrutmen genus Favites

sebanyak 36 koloni dan rekrutmengenus Pocillopora sebanyak 33 koloni.

Gambar 9 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 2

Gambar 9 merupakan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 2 penempelan karang pada substrat beton. Karang genus Acropora, Favites dan

Pocillopora masih merupakan 3 genus karang terbanyak yang teridentifikasi dengan jumlah rekrutmen genus Acropora sebanyak 42 koloni, rekrutmen genus

Favites sebanyak 31 koloni dan rekrutmengenus Pocillopora sebanyak 28 koloni.

Gambar 10 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 3

(25)

Gambar 10 menunjukan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 3 penempelan karang pada substrat beton. Karang genus Acropora, Favites dan

Pocillopora masih ditemukan mendominasi dengan jumlah rekrutmen genus

Acropora sebanyak 28 koloni, rekrutmen genus Favites sebanyak 30 koloni dan rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 52 koloni.

Gambar 11 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 4

Gambar 11 menunjukan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 4 penempelan karang pada substrat beton. Karang dengan genus Favites, Pocillopora dan Scolymia adalah 3 genus yang mendominasi pada sisi ini dengan jumlah masing-masing rekrutmen genus Favites sebanyak 27 koloni, rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 26 koloni dan rekrutmen genus Scolymia sebanyak 13 koloni.

Gambar 12 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 5

(26)

Gambar 12 menunjukan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 5 penempelan karang pada substrat beton. Berdasarkan Gambar 12, karang dengan genus Favites, Pocillopora dan Scolymia masih mendominasi sebagai 3 genus terbanyak yang teridentifikasi dengan jumlah masing-masing rekrutmen genus

Favites sebanyak 27 koloni, rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 26 koloni, dan rekrutmen genus Scolymia sebanyak 13 koloni.

Karang rekrut dengan genus Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora, Porites dan Scolymia merupakan karang yang ditemukan dan teridentifikasi di seluruh substrat beton pengamatan. Sisi penempelan rekrutmen pada substrat beton juga memiliki genus yang dominan ditemukan diantara genus karang lainnya, sisi 1 terdapat genus Acropora yang paling banyak ditemukan dengan jumlah rekrutmen sebanyak 44 koloni, sisi 2 genus Acropora juga teridentifikasi paling banyak ditemukan dengan jumlah rekrutmen sebanyak 42 koloni, sisi 3 genus Pocillopora dengan jumlah rekrutmen sebanyak 52 koloni, sisi 4 rekrutmen genus Favites berjumlah 27 koloni dan sisi 5 genus Pocillopora juga memiliki jumlah paling banyak ditemukan dengan jumlah rekrutmen sebanyak 25 koloni.

Biota Lainnya

Biota yang ditemukan pada substrat beton pengamatan tidak hanya rekrutmen karang tetapi juga koloni spons (Gambar 13). Keberadaan spons pada substrat beton memiliki kerugian tersendiri bagi kelangsungan hidup rekrutmen karang, karena terdapat kompetisi persaingan tempat dari tutupan tubuh spons bagi karang rekrut untuk dapat tumbuh dan berkembang. Sebanyak 4 koloni spons ditemukan masing-masing pada sisi penempelan 2, 3 dan 5 substrat beton. Memiliki ukuran yang beragam, koloni spons pada sisi 2 memiliki ukuran 6–10 cm, spons pada sisi 3 memiliki ukuran 3–5 cm dan spons pada sisi 5 memiliki ukuran 0–2.5 cm.

Gambar 13 Biota lain (spons)

Rekrutmen Berdasarkan Variasi Ukuran

(27)

karang rekrut yaitu kecil (≤10 cm) dan besar (>10 cm). Hasil pengukuran diameter karang rekrut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Pengukuran diameter karang rekrut Diameter rekrutmen (cm) Jumlah

0–2.5 497

3–5 151

6–10 5

Hasil pengukuran diameter karang rekrut menunjukkan kisaran diameter yang paling umum adalah pada kategori ukuran 0–2.5 cm dengan jumlah 497 koloni karang yang banyak tersebar di seluruh sisi 1 substrat beton. Menurut Obura (2009) kisaran ini termasuk dalam kategori ukuran karang rekrut yang kecil. Kategori ukuran 3–5 cm teridentifikasi jumlah koloni sebanyak 151 dan kategori 6–10 cm memiliki jumlah koloni sebanyak 5.

Sisi 1-5 pada substrat beton pengamatan didominasi oleh karang rekrut dengan kategori diameter 0–2.5 cm (Gambar 14). Pada sisi 1 kategori 0–2.5 cm yang ditemukan sebanyak 117 koloni karang, sisi 2 dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 111 koloni karang, sisi 3 dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 127 koloni karang, lalu sisi 4 dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 67 koloni karang dan sisi 5 dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 75 koloni karang. Jumlah ini sangat berbeda dengan kategori diameter 3–5 cm pada seluruh substrat beton yang hanya berjumlah 148 koloni karang. Apabila dilihat dari jumlah pada kisaran ukuran diameter karang rekrut, hal ini sejalan dengan Palupi et al. (2012) bahwa ukuran juvenil karang dengan tingkat kelulushidupan tertinggi dicapai pada saat juvenil berukuran 2–4.9 cm dan akan mengalami penurunan pada ukuran diameter 5 cm.

Gambar 14 Jumlah koloni karang rekrut berdasarkan kategori ukuran

0

(28)

Koloni karang rekrut pada masing-masing genus memiliki ukuran yang berbeda-beda, dari ukuran tersebut dapat diperkirakan jenjang umur dalam beberapa bulan atau beberapa tahun karang rekrut yang ada pada substrat beton di perairan ini telah hidup. Menurut beberapa penelitian mengungkapkan karang memiliki pertumbuhan yang cukup lambat. Berdasarkan pengamatan karang rekrut yang tumbuh di substrat beton dan armoflex di Maldives dan waktu pemijahan, Clark dan Edwards (1995) melaporkan bahwa rekrutmen sudah dapat dilihat dengan mata telanjang penyelam setelah berusia lebih dari 10 bulan. Menurut Suharsono (2008) jenis-jenis karang bercabang seperti Acropora dan

Pocillopora memiliki pertumbuhan 6–8 cm/tahun sedang jenis karang massive seperti Porites dan Lobophyllia memiliki pertumbuhan 0.5–1 cm/tahun. Jadi dapat diperkirakan rekrutmen karang di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah masih berumur sangat muda yaitu sekitar 10–24 bulan.

Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Lokasi Penelitian

Data kualitas air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data JGC-Donggi Senoro dalam laporan pemantauan terumbu karang tahun 2012 yang dilakukan oleh PT. Donggi Senoro LNG sebagai upaya untuk memonitoring kondisi terumbu karang di sekitar perusahaan gas dan minyak tersebut. Pengambilan data dilakukan pada 2 lokasi di perairan laut yang berdekatan dengan LNG Jetty dan MOF Jetty dan dilaksanakan pada bulan Maret, April dan Mei 2012. Parameter lingkungan yang diukur terdiri atas parameter fisika dan kimia. Parameter fisika seperti kecerahan, suhu, dan kekeruhan dilakukan secara

in situ. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer, kecerahan perairan diukur dengan menggunakan visual observation dan kekeruhan diukur dengan menggunakan turbidity meter. Parameter kimia yang diukur adalah pH, DO, amonia dan zink. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter, pengukuran DO dengan menggunakan DO meter, pengukuran amonia dan zink dengan menggunakan spektrofotometri. Secara keseluruhan data kualitas air yang diperoleh ditujukan pada Tabel 2.

Data kualitas air yang diperoleh untuk setiap parameter dari lokasi LNG dan MOF Jetty pada bulan Maret, April dan Mei 2012 berada pada kisaran tertentu, untuk parameter kecerahan berkisar antara 9–20 meter, suhu berkisar antara 25.6– 31.00 oC, kekeruhan berkisar antara 0.29–2.84 NTU, pH berkisar antara 7.93– 8.16, DO berkisar antara 6.15–7 mg/l, ammonia tidak ditmukan terukur dan zink 0.04–0.03 mg/l.

(29)

Tabel 2 Data kualitas perairan lokasi sekitar pengambilan data

Sumber: JGC Donggi Senoro LNG dalam Surveyor Indonesia. 2012

Hubungan Genus Karang Rekrut dengan Substrat Beton

Hubungan genus karang rekrut yang teridentifikasi dengan substrat beton di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah dapat dianalisis dengan Analisis Koresponden (Correspondence Analysis). Hasil analisis koresponden dapat dilihat pada Gambar 15.

Hasil analisis koresponden memperlihatkan hubungan sebesar 38.73 % dari total keragaman. Informasi hubungan antara genus karang rekrut dan substrat beton terpusat pada sumbu 1 (20.57 % dari keragaman total) dan sumbu 2 (18.16 % dari keragaman total). Gambar 15 memperlihatkan terdapat 3 kelompok hubungan antara genus karang rekrut dan substrat beton. Kelompok 1 mengindikasikan bahwa genus karang rekrut Acanthastrea, Cycloceris, Cynarina, Galaxea dan OT (other) atau biota lain yaitu spons memiliki hubungan keterkaitan erat dengan substrat beton nomor 1 dan 11, apabila dilihat lebih teliti pada kelompok 1 ini genus Galaxea yang posisi titiknya terlihat berada jauh dari hubungan terhadap substrat batu nomor 1 dan 11 pada sumbu grafik tersebut mengindikasikan genus Galaxea menjadi satu-satunya genus pada kelompok 1 ini yang memiliki hubungan namun tidak erat.

Gambar 15 juga memperlihatkan kelompok 2 bahwa genus karang rekrut

(30)

berada pada sumbu utama, namun bila dilihat lebih teliti lagi bahwa genus karang rekrut Coeloceris memiliki posisi titik yang cukup jauh dan renggang terhadap titik substrat nomor 5 yang berarti keduanya memiliki hubungan tetapi tidak erat.

Kelompok 3 menjelaskan bahwa genus karang rekrut Pocillopora memiliki hubungan keterkaitan yang erat dengan substrat beton nomor 8, 12, 15, 16 dan 17, karena semua titiknya berada terpusat dan dekat dengan sumbu utama dan persinggungan antara sumbu F1 dan F2. Terlebih genus Pocillopora yang titiknya sangat berdekatan dengan substrat beton nomor 16 sehingga dapat diartikan memiliki hubungan yang sangat erat antara kedua variabel.

Gambar 15 Hasil analisis koresponden antara genus karang rekrut dengan substrat beton

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Substrat beton yang terdapat di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah memiliki variasi jumlah genus yang teridentifikasi, usia karang rekrut yang masih muda sehingga mengindikasikan potensi yang baik dan substrat yang cocok untuk

(31)

rekrutmen karang. Karang rekrut genus Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora, Porites dan Scolymia mendominasi penempelan karang rekrut pada substrat beton yang dapat menjadi pionir terumbu karang di perairan ini. Sisi 2 pada seluruh substrat beton penempelan memiliki keragaman karang rekrut tertinggi dibandingkan keempat sisi lainnya dan sisi 3 pada substrat beton merupakan sisi yang paling banyak didominasi oleh rekrutmen karang dengan kategori ukuran 0–2.5 cm. Sehingga sisi penempelan rekrutmen karang pada posisi substrat beton vertikal lebih banyak ditumbuhi oleh rekrutmen karang dibandingkan sisi substrat beton horizontal.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kondisi perairan di Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah terhadap pertumbuhan rekrutmen karang dalam periode pengamatan yang berkala.

DAFTAR PUSTAKA

Abrar M. 2011. Kelulusan hidup rekrutmen karang (Scleractinia) di perairan gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Aziz AM, Kamal MM, Zamani NP, Subhan B. 2011. Coral settlement on concrete artificial reefs in Pramuka Island waters, Kepulauan Seribu, Jakarta and management option. Journal of Indonesian Coral reefs 1(1):55-64

Babcock RC, Mundy CP. 1996. Coral recruitment: Consequences of settlement choice for early growth and survivorship of two Scleractinians. J. Exp. Mar. Biol. Ecol (206):179-201.

Bachtiar I, Abrar M, Budiyanto A. 2012. Recruitmen karang Sclerectinia di perairan Pulau lembata. Ilmu Kelautan 17(1):1-7

Fox HE. 2004. Coral recruitmen in blasted and unblasted sites in Indonesia: Assesing rehabilitation potential. Mar. Ecol. Prog. Ser. (269): 131-139 Harrison PL, Wallace CC. 1990. Reproduction, dispersal and recruitment of

Scleractinian coral. In Z. Dubinsky (ed): Ecosystem of the world Vol 25, Coral reefs, pp. 133-207. Elsevier, Amsterdam.

[KEPMENLH]. 2004. Menteri Negara Lingkungan Hidup. Keputusan Nomor 51 Tahun 2004 tentang Nilai Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. (ID) Muliari. 2011. Kajian kondisi spasial dan temporal terumbu karang dan komunitas

ikan karang pasca tsunami di perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Munasik. 2008. Reproduksi karang Pocillopora damicornis (Linnaeus) di Pulau Panjang, Jawa Tengah. [disertasi]. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (ID) 181 hal.

(32)

Palupi RD, Siringoringo RM, Hadi TA. 2012. Status rekruitmen karang

Scleractinia di perairan Kendari Sulawesi Tenggara. Ilmu Kelautan, 17(3):170-175.

Richmond RH. 1997. Reproduction and recrutment in corals: Critical links in the persistence of reef. Di dalam: Birkeland. Life and death of coral reefs. New York (US): Chapman and Hall. 175-197.

Rudi E. 2006. Rekrutmen karang (Scleractinia) di ekosistem terumbu karang Kepulauan Seribu DKI Jakarta [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Saputra S. 2004. Kelimpahan juvenil karang batu dan variasi spasio-temporal pada substrat keras di lokasi utara dan selatan Pulau Payung Kepulauan Seribu Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Subhan B, HM Madduppa, D Arafat, MR Himawan, HC Ramadhana, RA Pasaribu, A Bramandito, D Khairudi, MI Panggarbesi. 2015. Kehidupan Laut Tropis Tulamben. Bogor (ID): IPB Press, 138+X.

Suharsono. 2008. Jenis-jenis karang di Indonesia. Program COREMAP LIPI. Jakarta.

[SI] Surveyor Indonesia. 2012. Pemantauan terumbu karang di pesisir proyek PT. Donggi Senoro LNG. Jakarta (ID)

[SI] Surveyor Indonesia. 2013. Pemantauan terumbu karang di pesisir PT. Donggi Senoro LNG. Jakarta (ID)

Veron JEN. 2000. Corals of the world Vol.1. Australian Institute of Marine Science, PMB3, Townsville MC, Qld4810, Australia. 463 p

Veron JEN, Stafford-Smith MG. (2002). Coral ID: an electronic key to the zooxanthellate scleractinian corals of the world. Release 1. Publisher: Australian Institute of Marine Science, Townsville, Qld, Australia. CD-ROM.)

(33)
(34)

Lampiran 1 Pengolahan data software Image J

 Buka software Image J, pilih file, buka file yang akan diolah lalu pilih straight line selection pada toolbar dan pilih Alalyze lalu Set Measurement.

 Pilih feret’s diameter dan redirect to pada nomer file foto

(35)

 Tarik garis lurus menyinggung objek rekrutmen karang untuk mendapatkan diameter terpanjangnya

(36)

Lampiran 2 Tabel hasil analisis koresponden

Standard coordinates (rows):

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15 F16 F17

Acanthastre 2.599 0.543 -0.464 -0.966 -1.134 -1.443 0.101 -0.118 0.382 0.736 -0.030 -1.532 -1.607 -0.602 -0.394 -0.713 0.850

Acropora -0.133 -0.431 0.630 -0.407 -0.406 0.830 -1.052 0.356 0.657 0.389 -0.054 -0.026 -0.012 -0.166 -0.375 0.155 -0.310

Agaracia 1.536 -1.057 -1.376 -3.216 -2.372 -4.270 1.722 -3.071 -1.199 8.226 -3.865 7.843 1.210 -2.789 4.895 1.632 -3.567

Astreopora 1.149 -1.235 -2.455 -2.369 5.250 4.856 3.059 -6.028 6.948 -8.978 -5.262 0.360 0.064 0.443 2.415 4.563 11.200

Blastomuss 2.609 -0.458 -2.682 -4.808 0.048 -1.906 1.788 -4.354 2.320 -2.535 -7.555 1.709 0.101 -0.054 -3.276 5.539 -2.631

Cyphastrea 2.300 -1.367 1.925 3.640 -1.577 0.029 6.201 8.292 0.250 -3.778 -4.860 1.342 1.180 -4.184 -3.259 0.191 -2.685

Coeloceris 0.483 6.143 -6.037 1.406 2.433 5.029 -0.142 6.096 -6.375 6.466 -1.660 3.083 -1.262 0.075 0.050 1.760 4.405

Cycloceris 3.195 -0.047 0.316 -1.112 -0.578 -2.956 -1.366 1.904 -0.319 -2.054 2.643 4.345 3.014 4.697 0.001 -3.040 -2.365

Cynarina 1.534 -0.685 0.210 0.739 2.081 1.552 1.115 -1.429 0.730 0.931 0.718 1.600 0.339 -1.062 -1.153 -2.496 0.620

Echinopora 0.187 -1.787 -0.869 0.882 3.132 -3.273 -5.266 1.833 -4.282 -6.344 6.954 7.487 -16.413 -5.985 -4.695 4.956 0.708

Favia -0.192 2.304 -1.362 2.790 -0.138 -1.235 -1.014 -0.017 2.309 0.182 0.034 -0.621 0.633 -1.255 0.125 0.537 -0.271

Favites -0.340 -0.353 -0.350 0.074 0.679 -0.684 -0.511 0.189 -0.204 -0.455 -0.355 0.387 0.184 0.075 0.449 -0.078 0.181

Galaxea 8.382 2.061 5.645 3.666 0.572 0.018 1.434 6.368 8.881 0.561 5.325 2.405 0.240 3.377 13.160 6.641 5.316

Goniastrea -2.722 2.685 3.574 -3.269 4.337 -3.491 2.896 2.065 1.066 0.211 -0.508 -2.244 -2.656 1.765 0.271 -4.229 -0.617

Leptastrea -0.082 1.449 -1.862 -1.050 2.175 3.290 0.318 0.877 1.180 0.085 -2.393 -1.195 -3.158 1.525 2.852 -0.991 -4.124

Leptoseris 2.731 1.984 4.936 1.651 -0.106 1.648 0.427 -2.615 -3.465 -1.015 -1.223 1.207 -1.800 3.441 -0.027 2.277 -1.132

Montastrea -2.154 1.154 2.599 -2.306 2.893 -1.742 2.158 1.101 1.238 3.336 1.253 0.455 1.111 0.333 -3.199 4.355 1.432

Montipora -2.722 2.685 3.574 -3.269 4.337 -3.491 2.896 2.065 1.066 0.211 -0.508 -2.244 -2.656 1.765 0.271 -4.229 -0.617

Oxypora -1.107 3.523 -3.153 4.409 -1.552 -1.210 -0.237 -1.428 4.150 0.779 -0.852 2.222 -1.272 7.120 -6.242 -0.326 -0.775

Pocillopora -0.451 -0.628 -0.177 0.545 -0.414 -0.023 0.895 -0.327 -0.279 0.205 0.402 -0.378 -0.264 0.251 0.262 0.192 -0.069

Porites -0.865 2.166 0.930 -0.128 -0.943 0.103 0.022 -0.810 -0.399 -0.777 -0.169 0.495 0.393 -1.236 0.390 -0.624 0.305

Psammocor 0.016 -0.397 -0.268 -1.120 -1.481 0.452 -0.132 1.123 -1.150 -0.239 -1.299 -0.167 0.473 1.664 -0.535 -0.899 2.745

Scolymia 0.881 0.842 -1.176 -1.215 0.461 0.595 0.464 0.071 -0.688 -0.931 1.692 -0.739 1.335 -0.133 -0.418 0.844 -0.983

OT (Sponge 2.944 -0.605 2.095 3.856 4.404 -2.008 -3.618 -1.139 -3.497 1.664 -3.042 -4.983 2.594 -0.532 -0.901 0.866 -0.431

Squared cosines (rows):

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15 F16 F17

Acanthastrea 0.732 0.028 0.016 0.052 0.051 0.076 0.000 0.000 0.002 0.007 0.000 0.021 0.011 0.001 0.000 0.001 0.001

Acropora 0.014 0.129 0.214 0.067 0.047 0.182 0.257 0.021 0.050 0.015 0.000 0.000 0.000 0.001 0.002 0.000 0.001

Agaracia 0.064 0.027 0.035 0.143 0.055 0.166 0.024 0.054 0.006 0.224 0.042 0.135 0.002 0.006 0.014 0.001 0.003

Astreopora 0.022 0.023 0.070 0.048 0.169 0.133 0.047 0.129 0.121 0.165 0.048 0.000 0.000 0.000 0.002 0.006 0.017

Blastomussa 0.177 0.005 0.129 0.308 0.000 0.032 0.025 0.104 0.021 0.020 0.152 0.006 0.000 0.000 0.006 0.014 0.001

Cyphastrea 0.110 0.034 0.053 0.140 0.019 0.000 0.236 0.301 0.000 0.036 0.050 0.003 0.001 0.010 0.005 0.000 0.001

Coeloceris 0.003 0.367 0.277 0.011 0.024 0.094 0.000 0.087 0.067 0.056 0.003 0.009 0.001 0.000 0.000 0.001 0.002

Cycloceris 0.530 0.000 0.004 0.033 0.006 0.153 0.029 0.040 0.001 0.027 0.037 0.080 0.019 0.033 0.000 0.008 0.002

Cynarina 0.342 0.060 0.004 0.041 0.229 0.118 0.054 0.063 0.012 0.015 0.008 0.030 0.001 0.005 0.004 0.015 0.000

Echinopora 0.001 0.057 0.010 0.008 0.072 0.073 0.166 0.014 0.055 0.099 0.100 0.092 0.214 0.021 0.009 0.008 0.000

Favia 0.003 0.400 0.109 0.340 0.001 0.044 0.026 0.000 0.068 0.000 0.000 0.003 0.001 0.004 0.000 0.000 0.000

Favites 0.147 0.140 0.107 0.004 0.214 0.201 0.098 0.010 0.008 0.032 0.016 0.015 0.002 0.000 0.005 0.000 0.000

Galaxea 0.531 0.028 0.166 0.052 0.001 0.000 0.005 0.065 0.089 0.000 0.022 0.004 0.000 0.002 0.028 0.006 0.002

Goniastrea 0.170 0.146 0.202 0.125 0.157 0.094 0.057 0.021 0.004 0.000 0.001 0.009 0.006 0.002 0.000 0.007 0.000

Leptastrea 0.001 0.154 0.198 0.047 0.143 0.302 0.002 0.013 0.017 0.000 0.049 0.010 0.032 0.005 0.014 0.001 0.011

Leptoseris 0.217 0.101 0.490 0.041 0.000 0.027 0.002 0.042 0.052 0.004 0.004 0.003 0.004 0.010 0.000 0.003 0.000

Montastrea 0.218 0.055 0.219 0.128 0.143 0.048 0.065 0.012 0.011 0.064 0.008 0.001 0.002 0.000 0.010 0.015 0.001

Montipora 0.170 0.146 0.202 0.125 0.157 0.094 0.057 0.021 0.004 0.000 0.001 0.009 0.006 0.002 0.000 0.007 0.000

Oxypora 0.034 0.302 0.189 0.274 0.024 0.014 0.000 0.012 0.071 0.002 0.002 0.011 0.002 0.040 0.023 0.000 0.000

Pocillopora 0.185 0.317 0.020 0.138 0.057 0.000 0.216 0.021 0.011 0.005 0.015 0.011 0.002 0.002 0.001 0.001 0.000

Porites 0.122 0.675 0.097 0.001 0.053 0.001 0.000 0.023 0.004 0.012 0.000 0.003 0.001 0.007 0.001 0.001 0.000

Psammocora 0.000 0.055 0.020 0.255 0.317 0.027 0.002 0.106 0.078 0.003 0.069 0.001 0.003 0.031 0.002 0.005 0.024

Scolymia 0.195 0.157 0.239 0.190 0.019 0.030 0.016 0.000 0.018 0.027 0.074 0.011 0.018 0.000 0.001 0.003 0.002

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1993 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari orang tua bernama Maulana Chairum dan Artati. Penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri Pekayon Jaya VII pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bekasi pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bekasi tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur SNMPTN Undangan.

Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Selam Ilmiah tahun 2013 dan 2014. Penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal IPB dari tahun 2012-2015.

Dalam rangka penyelesaian studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Rekrutmen Karang Pada

Gambar

Gambar 2 Sketsa substrat beton penempelan rekrutmen karang
Grafik jumlah penempelan karang rekrut pada setiap sisi substrat beton secara
Gambar 5 Genus karang yang teridentifikasi
Gambar 7 Jumlah genus pada tiap sisi substrat beton
+6

Referensi

Dokumen terkait

sehingga skripsi yang berjudul “ Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II pada Masyarakat Urban Kota Semarang (Studi Kasus di RSUD Tugurejo Semarang) ” dapat

Minimnya sumber pendapatan dari keluarga mengakibatkan adanya kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran, pendapatan dari bertani di kebun orang, mejual hasil

Terlihat dari gambar di atas dengan input sinyal data (digital) dan sinyal pembawa (carrier) terjadi sinyal termodulasi pada output balanced modulator, pada gambar

Gainer revolusioner dari Ultimate Nutrition cocok untuk Anda yang ingin meningkatkan berat badan dengan cara lemak baik dalam tubuh

selama jabatan anggota Direksi kosong dan Menteri belum mengisi jabatan anggota Direksi yang kosong sebagaimana dimaksud pada huruf a, Dewan Pengawas menunjuk salah seorang

project-based learning, problem-based learning, dan discovery learning telah direkomendasikan oleh kurikulum 2013 sebagai strategi efektif dalam pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan bermain disentra balok dapat meningkatkan kemampuan visual spasial anak

Saudara Loisa Wijaya Berhubungan ada t ugas yang mendadak, saya t idak dapat hadir sebagai juri unt uk Pemilihan Pelajar Teladan Senin, 9 November 2009 pukul 08.00 di