• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI TERHADAP PROGRAM CSR PERTAMINA DALAM RANGKA PENUNTASAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN DI SD NEGERI 1, 2, DAN 3 DESA LEDOK KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI TERHADAP PROGRAM CSR PERTAMINA DALAM RANGKA PENUNTASAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN DI SD NEGERI 1, 2, DAN 3 DESA LEDOK KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)

i

EVALUASI TERHADAP PROGRAM

CSR

PERTAMINA

DALAM RANGKA PENUNTASAN WAJAR DIKDAS 9

TAHUN DI SD NEGERI 1, 2, DAN 3 DESA LEDOK

KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA

Skripsi

disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Universitas Negeri Semarang

oleh Rina Widiastutik

1102407013

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Evaluasi Terhadap Program CSR Pertamina Dalam Rangka Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Di SD Negeri 1, 2, Dan 3 Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wardi, M.Pd Drs. Hardjono, M.Pd

NIP. 19600318 198703 1 002 NIP. 19510801 197903 1 007

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul :

Evaluasi Terhadap Program CSR Pertamina Dalam Rangka Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Di SD Negeri 1, 2, Dan 3 Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.

Disusun oleh:

Nama : Rina Widiastutik NIM : 1102407013

telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 16 September 2011

Panitia :

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M.Pd Heri Triluqman BS, S.Pd NIP. 19510801 197903 1 007 NIP. 19820114 200501 1 001 Penguji I

Dr. Nugroho, M.Psi

NIP. 19620706 198703 1 002

Penguji II Penguji III

Drs. Wardi, M.Pd Drs. Hardjono, M.Pd

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, September 2011

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d:

11).

 Seberapa jauh Anda gagal tidak masalah, tetapi yang penting seberapa sering Anda bangkit kembali (John Maxwell).

 Orang cerdas adalah mereka yang memiliki visi cerdas, berjiwa cerdas serta memiliki karya cerdas yang senantiasa bermanfaat bagi orang lain.

PERSEMBAHAN

Skipsi ini saya persembahkan kepada:

 Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan kasih dan sayangnya serta menyertaiku dalam do’a

 Untuk kakakku Rini Widya Asih serta keponakanku Danar Yukti Ganendra yang selalu memberikan semangat dan keceriaan

 Setya Adhi Nugraha, thanks for fidelity

 Sahabat-sahabatku TP’07 “Salam Kompak”, perjuangan sesungguhnya baru akan kita mulai

 Sahabat-sahabat di “Puri Asri”, kebersamaan dengan kalian takkan pernah terganti

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan segala rahmat, karunia dan bimbingan-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Evaluasi Terhadap Program CSR Pertamina Dalam Rangka Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Di SD Negeri 1, 2, Dan 3 Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

3. Drs. Budiyono, M.Si, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan segala kebijakan kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

(7)

vii

5. Drs. Hardjono, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan membimbing penulis dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

6. Dr. Nugroho, M.Psi, selaku dosen penguji I yang banyak memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah mendidik dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 di Jurusan Teknologi Pendidikan.

8. Sri Harti, S.pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Ledok 1 yang telah memberikan ijin penelitian

9. Sutikno, S.Pd, selaku Kepala sekolah SD Negeri Ledok 2 yang telah memberikan ijin penelitian

10. Sisni, S.Pd, selaku Kepala sekolah SD Negeri Ledok 3 yang telah memberikan ijin penelitian

11. Sahabat-sahabat dan teman-teman TP 07 atas kebersamaannya selama ini 12. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang penulis tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, September 2011

(8)

viii

ABSTRAK

Widiastutik, Rina. 2011. Evaluasi Terhadap Program CSR Pertamina Dalam Rangka Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di SD Negeri 1, 2, dan 3 Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Skripsi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Wardi, M.Pd, Pembimbing II: Drs. Hardjono, M. Pd.

Kata Kunci : Evaluasi, Program CSR Pertamina, Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun.

Tujuan negara Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang merata sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, etnis, dan jenis kelamin. Upaya pemerataan pendidikan telah dilakukan pemerintah diantaranya Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun dan pemberantasan buta aksara. Banyak kendala yang dihadapi terkait dengan pemerataan dan perluasan akses, program peningkatan mutu dan daya saing pendidikan serta tata kelola dan akuntabilitas. Berkaitan dengan kondisi tersebut, dan sejalan dengan dikeluarkannya UU Perseroan Terbatas (UUPT) yang mewajibkan perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pertamina menyelenggarakan tanggung jawab sosial melalui program peduli masyarakat (CSR) dengan pemberian bantuan pendidikan, kesehatan, lingkungan dan infrastruktur.

Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan perlunya evaluasi pada pelaksanaan program CSR Pertamina. Penelitian ini dilakukan di desa Ledok yang merupakan salah satu tempat pengoperasian kegiatan pertambangan Pertamina. Desa Ledok tingkat pendidikannya masih rendah, data pada BPS Blora tahun 2006 tercatat penduduk yang menempuh pendidikan dasar 16%, tidak tamat SD 11 % dan tidak sekolah 23 %. Pertamina melalui program CSR memberi bantuan salah satunya di bidang pendidikan dalam rangka ikut berpartisipasi menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun di SD Negeri 1, 2, dan 3 desa Ledok.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan efektifitas program CSR Pertamina dalam mengurangi Apus, meningkatkan APK, meningkatkan APM, dan meningkatkan Anjut siswa di SDN 1, 2 dan 3 desa Ledok. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif (penelitian tidak mengadakan perlakuan terhadap subjek penelitian hanya menganalisis data-data yang telah ada) dengan menggunakan model CIPP (Contex, Input, Process, Product). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan deskriptif persentase. Data hasil analisis berupa persentase kemudian ditransformasikan dalam bentuk kalimat yang bersifat kuantitatif.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitan ... 10

1.5 Penegasan Istilah ... 12

1.6 Sistematika Skripsi ... 14

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teknologi Pendidikan ... 16

(10)

x

2.1.2 Landasan Filosofis Teknologi Pendidikan ... 18

2.1.3 Kawasan Teknologi Pendidikan ... 20

2.2 Kajian Corporate Social Responsibility (CSR) ... 25

2.2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility ... 25

2.2.2 Tujuan Corporate Social Responsibility ... 27

2.2.3 Perkembangan Corporate Social Responsibility ... 30

2.3 Kajian Pertamina ... 33

2.3.1 CSR Pertamina ... 35

2.3.2 Tujuan CSR Pertamina ... 36

2.3.3 Millenium Development Goals (MDGs) ... 36

2.3.4 Millenium Development Goals (MDGs) dan CSR Pertamina ... 39

2.3.5 Bidang Kegiatan CSR Pertamina ... 42

2.4 Kajian Penuntasan ... 43

2.5 Kajian Wajib Belajar ... 43

2.5.1 Tujuan Wajib Belajar ... 43

2.5.2 Pelaksanaan Wajib Belajar ... .. 45

2.5.3 Sasaran Pelaksanaan Wajib Belajar ... 46

2.5.4 Angka Partisipasi Kasar ... 47

2.5.5 Angka Partisipasi Murni ... 48

2.5.6 Angka Putus Sekolah ... 48

2.5.7 Angka Melanjutkan ... 49

(11)

xi

2.6.1 Pengertian Evaluasi ... 49

2.6.2 Pengertian Evaluasi Program ... 50

2.6.3 Syarat-Syarat Evaluasi Program ... 51

2.6.4 Manfaat Evaluasi Program ... 52

2.6.5 Komponen Evaluasi Program ... 53

2.7 Kerangka Berfikir ... 58

2.8 Hipotesis ... 59

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ... 60

3.2 Prosedur Penelitian ... 61

3.3 Karakteristik Penelitian ... 63

3.3.1 Responden Penelitian ... 63

3.3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 63

3.4 Populasi, Sampel, dan Sumber Data ... 63

3.5 Variabel Penelitian ... 64

3.5.1 Definisi Operasional Variabel ... 65

3.5.2 Sub-sub Variabel ... 66

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 68

3.7 Teknik Analisis Data ... 69

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 71

4.1.1 Context (Konteks) ... 71

(12)

xii

4.1.1.2 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional ..

... 73

4.1.1.3 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ... 76

4.1.1.4 Kebijakan Diknas Kabupaten Blora Dalam Rangka Pembangunan Pendidikan ... 79

4.1.1.5 Kebijakan Go Green Unnes ... 80

4.1.1.6 Kondisi Wilayah Desa Ledok ... 84

4.1.1.7 Keadaan Penduduk Desa Ledok ... 86

4.1.1.8 Gambaran Umum SDN 1, 2 dan 3 desa Ledok ... 90

4.1.2 Input (Masukan) ... 95

4.1.2.1 Input dari Program CSR Pertamina ... 95

4.1.2.2 Input dari Pemerintah Kabupaten Blora ... 99

4.1.2.3 Input dari Universitas Negeri Semarang ... 99

4.1.3 Process (Proses) ... 100

4.1.4 Product (Produk/Hasil) ... 106

4.1.4.1 Perbandingan Jumlah Angka Putus Sekolah (APts/APUS) Tahun Ajaran 2009/2010 dengan Tahun Ajaran 2010/2011 ... 107

(13)

xiii

4.1.4.3 Perbandingan Jumlah Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun Ajaran 2009/2010 dengan Tahun Ajaran 2010/2011 ... 111 4.1.4.4 Perbandingan Jumlah Angka Lulus dan Angka Melanjutkan (ANJUT) Tahun Ajaran 2009/2010 dengan Tahun Ajaran 2010/2011 ... 114 4.2 Pembahasan ... 120 BAB 5. PENUTUP

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Program CSR yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan di

Indonesia ... 32

Tabel 3.1 Komponen CIPP Dalam Penelitian ... 62

Tabel 3.2 Deskripsi Variabel ... 67

Tabel 4.1 Jumlah Siswa SDN Ledok 1 tahun ajaran 2010/2011 ... 91

Tabel 4.2 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 1 ... 91

Tabel 4.3 Data Tenaga SDN Ledok 1 ... 92

Tabel 4.4 Jumlah Siswa SDN Ledok 2 tahun ajaran 2010/2011 ... 92

Tabel 4.5 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 2 ... 93

Tabel 4.6 Data Tenaga SDN Ledok 2 ... 93

Tabel 4.7 Jumlah Siswa SDN Ledok 3 tahun ajaran 2010/2011 ... 94

Tabel 4.8 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 3 ... 94

Tabel 4.9 Data Tenaga SDN Ledok 3 ... 95

Tabel 4.10 Rincian Bantuan BSE, UASBN dan Buku Koleksi Keaksaraan Dasar yang diberikan CSR Pertamina ke SDN 1, 2, 3 Ledok ... 98

Tabel 4.11 Perbandingan Angka Putus Sekolah (APts/APUS) tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 ... 108

Tabel 4.12 Perbandingan Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 ... 111

(15)

xv

Tabel 4.14 Perbandingan Angka Lulus dan Angka Melanjutkan (ANJUT) tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 ... 115 Tabel 4.15 Perbandingan Angka Lulus dan Angka Melanjutkan (ANJUT) tahun

ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 ... 117 Tabel 4.16 Presentase Jumlah Angka Putus Sekolah, Angka Partisipasi Kasar,

(16)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2006 ... 7 Grafik 4.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 87 Grafik 4.2 Komposisi Desa Ledok Tahun 2009 dan 2010 menurut Kelompok

Umur ... 88

(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Guru dan Karyawan SDN Ledok 1, 2, 3 ... 127 Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Pendataan ... 130 Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Pendataan di SDN Ledok 1, 2, 3 Tahun Ajaran

2009/2010 ... 139 Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Pendataan di SDN Ledok 1, 2, 3 Tahun Ajaran

2010/2011 ... 141 Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Pendataan Penduduk Usia Pendidikan Dasar di

Desa Ledok Tahun 2009 ... 143 Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Pendataan Penduduk Usia Pendidikan Dasar di

Desa Ledok Tahun 2010 ... 147 Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Analisis Data APts/Apus, APK, APM, dan Anjut

SDN Ledok 1, 2, 3 Tahun Ajaran 2009/2010 ... 151 Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Analisis Data APts/Apus, APK, APM, dan Anjut

SDN Ledok 1, 2, 3Tahun Ajaran 2010/2011 ... 153 Lampiran 9 Rekapitulasi Jumlah Siswa Tingkat I di SMPN 1 Sambong

(20)

xx

Lampiran 11 Analisis Hasil Perhitungan Data Siswa SDN Ledok 1, 2, 3 dan Siswa Tingkat I SMP N 1 Sambong Tahun Ajaran 2010/2011 ... 159 Lampiran 12 Data Siswa Mengulang/Tidak Naik Kelas di SDN Ledok 2 dan 3

Tahun Ajaran 2009/2010... 162 Lampiran 13 Data Siswa Mengulang/Tidak Naik Kelas di SDN Ledok 1, 2 dan 3

Tahun Ajaran 2010/2011... 164 Lampiran 14 Sampel Buku Induk Penduduk (BIP) RW I – RW VI Desa Ledok

(21)

1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Bangsa Indonesia telah menyadari peran vital dari pendidikan dalam mengembangkan potensi manusia hingga optimal untuk menjadikannya insan pembangunan yang berkualitas. Kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya pendidikan begitu dalamnya sehingga dituangkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan pernyataan bahwa salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang merata sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, etnis, dan jenis kelamin.

(22)

oleh setiap warga negara dan pemerintah wajib membiayai kegiatan tersebut. Lebih lanjut dalam Pasal 31 ayat (4) disebutkan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Diperkuat dengan isi yang terkandung dalam Undang-Undang Pasal 34 ayat 1, 2, dan 3 yaitu; (1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara, (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

(23)

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar. Berbagai upaya pemerataan pendidikan telah dilakukan bangsa Indonesia salah satunya sebagaimana tercantum dalam Inpres Nomor 1 Tahun 1994 mengenai Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas). Tahun 2006 tekad tersebut diperkuat dengan diterbitkan Inpres Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dan pemberantasan buta aksara. Dalam rangka mencapai keberhasilan pendidikan dasar melalui penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun pada tahun 2008/2009, masih dijumpai berbagai masalah dan tantangan. Masalah dan tantangan yang dihadapi cukup kompleks, terkait dengan pemerataan dan perluasan akses maupun terkait dengan program peningkatan mutu dan daya saing pendidikan serta tata kelola dan akuntabilitas, maka pemerintah menerapkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

(24)

menyelenggarakan tanggung jawab sosial melalui program peduli masyarakat sebagai wujud komitmen perusahaan dalam dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial.

Hal tersebut telah diatur dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) yang mewajibkan Perusahaan/Persero untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan Undang-Undang tersebut telah diperbarui dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menjelaskan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Kegiatan peduli sosial tersebut dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility

(CSR).

Corporate Social Responsibilitiy adalah sebuah wujud tanggungjawab dan kepedulian perusahaan kepada lingkungan sekitarnya (perusahaan itu berada). CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelAngka Melanjutkanan dengan memperhatikan tanggung jawab lingkungan dan sosial.

(25)

pendidikan dan kebudayaan (www.telkom.co.id); (2) BNI dengan program “BNI Berbagi” (www.bni.co.id); (3) Kalbe Farma dengan berbagai merek diantaranya ; (a) Procold dengan Puskemas Keliling sejak Tahun 2004, (b) Promag dengan Promag Mulia Tahun 2005, (c) Woods dengan program Pelangi Solusi bekerjasama dengan Polisi tahun 2004 dengan membagi-bagikan masker (www.kalbe.co.id); dan (4) Pertamina.

PT. Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjalankan usaha inti minyak, gas bumi dan bahan bakar nabati. Pertamina telah lama menjalankan program peduli masyarakat, saat itu namanya adalah Community Development (Comdev) yang berarti pengembangan masyarakat. Tahun 2007 sebagai Badan Usaha Milik Negara dan sebagai wujud kepeduliannya terhadap masyarakat, PT. Pertamina melakukan program CSR berupa kegiatan bina lingkungan sebagai program pemberdayaan masyarakat dengan tujuan dapat meningkat kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar wilayah kerja PT. Pertamina. Programnya dibagi menjadi beberapa bidang yakni pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan dan infrastruktur.

(26)

masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut.

Program ini dilakukan sebagai komitmen Pertamina sebagai aset nasional untuk turut memajukan masyarakat Indonesia. Program CSR

diselaraskan dengan kebutuhan komunitas di sekitar wilayah operasi Pertamina, sebagai salah satu stakeholder penting, sekaligus untuk mendukung keberhasilan bisnis Pertamina secara berkelAngka Melanjutkanan (www.pertamina.com).

Bidang pendidikan menjadi fokus Pertamina, hal ini dimaksudkan sebagai komitmen perusahaan untuk turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan untuk peningkatan akses komunitas terhadap pendidikan di tanah air, melalui program CSR dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL).

(27)

manusia dan keadaan ekonomi di desa Ledok yang berada di kecamatan sambong masih rendah. Hal ini bisa dilihat dalam tabel komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan :

Sumber: BPS Blora, Kecamatan Sambong Dalam Angka Tahun 2006

Grafik 1.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2006

(28)

turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan untuk peningkatan akses komunitas terhadap pendidikan di tanah air, CSR

Pertamina bidang pendidikan melaksanakan sejumlah program. Diantaranya ikut membantu memeratakan pendidikan dalam rangka ikut mensukseskan program wajib belajar 9 tahun dengan memberikan dana bantuan pendidikan guna membantu/meringankan beban bagi siswa kelas 6 di SD Negeri 1, 2, 3 desa Ledok untuk melAngka Melanjutkankan studi ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Masyarakat desa Ledok kurang memahami tentang konsep dari

CSR Pertamina, tetapi masyarakat desa Ledok sangat antusias dengan program-program yang dilaksanakan. Kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh Pertamina di desa Ledok akan dilakukan secara berkelAngka Melanjutkanan dalam waktu 4 tahun. Masyarakat berharap dengan jangka waktu tersebut akan membantu warga desa Ledok untuk lebih mandiri dan berkembang dari segi ekonomi, kesehatan, lingkungan/infrastruktur dan khususnya dalam bidang pendidikan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang “Evaluasi Terhadap Program CSR Pertamina dalam Rangka Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di

SD Negeri 1, 2, dan 3 Desa Ledok Kecamatan Sambong, Kabupaten

(29)

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan

dalam mengurangi Angka Putus Sekolah (APUS) di SD Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok?

2) Bagaimana efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di SD Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok?

3) Bagaimana efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) di SD Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok?

(30)

Dari rumusan permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan : 1) Efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam

mengurangi Angka Putus Sekolah (APUS) di SD Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok.

2) Efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di SD Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok.

3) Efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) di SD Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok.

4) Efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam meningkatkan Angka Melanjutkan siswa SD Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok agar terpacu untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

(31)

1.4.2 Manfaat Praktis

a) Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan mengenai evaluasi program yang diterapkan dalam pelaksanaan suatu kegiatan.

b) Bagi kawasan Teknologi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai tambahan referensi bagi rekan-rekan mahasiswa Teknologi Pendidikan serta sebagai masukan penelitian evaluasi program yang telah peneliti tempuh terkait dengan mata kuliah yang telah diambil yakni Evaluasi Program Pendidikan.

c) Bagi masyarakat desa binaan

(32)

1.5

Penegasan Istilah

1.5.1 Evaluasi Program

Menurut Stark and Thomas (1994: 12) evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selAngka Melanjutkannya.

Jadi evaluasi merupakan proses sistematis dan berkelAngka Melanjutkanan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selAngka Melanjutkannya.

Program adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan seksama (Arikunto 2008: 291). Program adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh (Tayibnasis 2000: 9).

(33)

1.5.2 CSR Pertamina

Corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah komitmen bisnis untuk kontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelAngka Melanjutkanan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat (local) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas.

PT. Pertamina adalah perusahaan pertambangan yang menjalankan usaha inti minyak, gas bumi dan bahan bakar nabati.

CSR Pertamina adalah kegiatan bina lingkungan yang dilakukan oleh Pertamina sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan, yang dilakukan melalui program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar wilayah kerja PT. Pertamina (Persero).

1.5.3 Penuntasan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penuntasan berasal dari kata dasar “tuntas”, yang artinya selesai secara menyeluruh; sempurna (sama sekali).

(34)

1.5.4 Wajib Belajar

Wajib belajar 9 tahun merupakan program nasional perwujudan konstitusi serta tekad pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila serta Amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. Wajib belajar diartikan sebagai pemberian kesempatan belajar seluas-luasnya kepada kelompok usia sekolah untuk mengikuti pendidikan dasar tersebut.

1.6

Sistematika Skripsi

Sistematika dalam penyusunan skripsi ini terdiri tiga bagian sebagai berikut :

(a) Bagian Pendahuluan

[image:34.595.116.512.267.638.2]

Bagian pendahuluan skripsi meliputi halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.

(b) Bagian Isi

Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu :

(35)

penulisan serta penelitian.

Bab 3 : Metodologi penelitian yang meliputi metode penentuan objek penelitian, prosedur penelitian, karakteristik penelitian, populasi dan sampel sumber data, variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

Bab 4 : Hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi penjabaran hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab 5 : Penutup yang meliputi simpulan dan saran.

(c) Bagian Akhir

(36)

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1

Kajian Teknologi Pendidikan

2.1.1 Definisi Teknologi Pendidikan

Secara historis definisi teknologi pendidikan selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Definisi terakhir yang dikemukakan oleh AECT (the Association for Educational Communication and Technology) menyatakan bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar (AECT 1994).

(37)

menyeluruh atau disebut pula holistik atau komprehensif (Miarso 1994: 199).

Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan usaha memudahkan proses belajar dengan ciri khas : (1) memberikan perhatian khusus dan pelayanan pada kebutuhan yang unik dari masing-masing sasaran didik, (2) menggunakan aneka ragam dan sebanyak mungkin sumber belajar, dan (3) menerapkan pendekatan sistem (Miarso 1994: 140).

Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan secara konseptual didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar (Miarso 2007: 168). Dengan masuknya bidang penelitian dalam teknologi pendidikan, maka kawasan teknologi pendidikan (pembelajaran) menjadi enam bidang, yaitu: Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, Penilaian, dan Penelitian.

(38)

2.1.2 Landasan Filosofis Teknologi Pendidikan

Falsafah merupakan rangkaian pernyataan yang di dasarkan pada keyakinan, konsepsi, dan sikap seseorang yang menunjukan arah atau tujuan yang diambilnya (Miarso 2004: 102). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Ely (dalam Miarso 1980: 81) dimana seseorang memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti tersebut didasarkan oleh pengalaman empiric atas sejumlah data yang diamati, jadi merupakan generalisasi dari berbagai gagasan yang berkaitan dengan rujujan tertentu.

Berdasarkan tinjauan dari falsafah ilmu, setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang didukungnya (Suriasumantri 1983: 88). Ketiga komponen tersebut adalah ontology (apa), epistemologi (bagaimana), dan aksiologi (untuk apa). Selanjutnya Suriasumantri mengemukakan bahwa ontologi merupakan asas dalam menetapkan ruang lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan, serta penafsiran terntang hakikat realitas dari objek tersebut.

(39)

Landasan falsafah teknologi pendidikan akan memberikan pembenaran bahwa teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan terapan yang berdiri sendiri, sehingga diakui keberadaannya sejajar dengan disiplin ilmu lainnya. Landasan falsafah suatu ilmu hendaknya ditinjau dari tiga system filsafat yaitu ontologia, epistemology dan aksiologi.

Tinjauan ontologia, mempelajari dan menjelaskan apa hakekat suatu yang ada atau yang mungkin ada. Hakekat teknologi pendidikan adalah memepelajari dan menjelaskan bahwa obyek formal belajar, belajar sepanjang hayat, kesempatan belajar terbatas, sumber yang ada dan potensial belum didayagunakan, perlu usaha khusus dan perlu pengelolaan yang inovatif dan reformatif.

(40)

Komponen inovatif ini merupakan usaha khusus atau pendekatan ini merupakan asas epistemologis teknologi pendidikan.

Tinjauan epistemology menjelaskan bagaimana kebenaran dan teknologi pendidikan diperoleh. Tinjauan aksiologi menjelaskan apa nilai teori dan praktek dari teknologi pendidikan. Nilai teknologi pendidikan secara potensial adalah efektivitas dalam kegiatan, efisiensi dalam penyelenggaraan, memungkinkan kesempatan meluasnya kesempatan pendidikan, daya penyesuaian terhadap kondisi belajar, menyelaraskan dengan lingkungan (Sugandi 2003: 6).

2.1.3 Kawasan Teknologi Pendidikan

Pada tahun 1973, Ely mengemukakan bahwa definisi-definisi teknologi pendidikan mengandung tiga tema utama, dengan mengetengahkan bahwa teknologi pendidikan merupakan pendekatan sistematik, pengkajian sarana atau cara, dan suatu bidang untuk diarahkan untuk tujuan tertentu (Barbara 1994: 22).

Dari definisi ini, mencerminkan teknologi pendidikan adalah suatu bidang kajian dan profesi, dan bahwa kontribusi bidang kajian ini berupa teori dan praktek. Teknologi Pendidikan mempunyai beberapa kawasan (domain) yang menjadi bidang garapannya.

Menurut Barbara (1994: 28) Kawasan Teknologi Pendidikan dapat

(41)

Bagan 2.1. Kawasan Teknologi Pendidikan

Berikut masing-masing domain dalam kawasan teknologi pendidikan adalah: Pertama, desain, merupakan proses menspesifikasikan kondisi belajar. Domain desain mencakup studi tentang desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pembelajaran. Desain sistem pembelajaran merupakan prosedur yang terorganisir mencakup langkah-langkah antara lain menganalisis, mendesain, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi. Desain pesan melibatkan perencanaan untuk mengatur bentuk fisik pesan tersebut. Strategi pembelajaran merupakan spesifikasi untuk menyeleksi dan mengurutkan peristiwa kegiatan dalam sebuah pelajaran.

PENGELOLAAN  Manajemen proyek  Manajemen sumber  Manajemen sistem

penyampaian  Manajemen

informasi DESAIN

 Desain sistem pembelajaran  Desain pesan  Strategi

pembelajaran  Karakteristik

pebelajar

PENGEMBANGAN  Teknologi cetak

 Teknologi audiovisual  Teknologi berbasis komputer  Teknologi terpadu

PEMANFAATAN  Pemanfaatan media  Difusi inovasi

 Implementasi&institusionalisasi  Kebijakan dan regulasi

TEORI & PRAKTEK

PENILAIAN/EVALUASI  Analisis masalah

 Pengukuran acuan patokan  Evaluasi formatif

(42)

Kedua, adalah pengembangan, merupakan proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam bentuk fisiknya. Domain pengembangan diorganisasikan dalam empat kategori yaitu teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berdasarkan komputer dan teknologi terpadu.

Ketiga, adalah pemanfaatan atau pemakaian, merupakan tindakan untuk menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Domain ini bertanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan materi dan kegiatan spesifik, mempersiapkan pembelajar untuk berinteraksi dengan materi dan kegiatan yang dipilih, memberikan bimbingan selama keterlibatan tersebut, memberikan penilaian hasil dan memadukan pemakaian ini ke dalam keberlanjutan prosedur organisasi. Dalam domain pemakaian terdapat empat kategori yaitu pemakaian media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi dan kebajikan dan aturan.

(43)

dukungan teknis kepada pemakai dan operator seperti petunjuk untuk desainer dan instruktur. Manajemen informasi melibatkan perencanaan, monitoring, pengontrolan, penyimpanan, transfer dan proses informasi untuk belajar.

Kelima, evaluasi, adalah proses penentuan kesesuaian pebelajar dan belajar. Evaluasi dimulai dengan analisis masalah. Analisis masalah merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan dan evaluasi pembelajaran. Dalam domain evaluasi terdapat empat kategori yaitu analisis masalah, pengukuran beracuan kriteria, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

(44)

Bagan 2.2 : Hubungan antar kawasan Teknologi Pendidikan dalam bidang (Barbara B. 1994:28)

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan. Sebagai contoh, teori yang digunakan bersama ialah teori mengenai umpan balik yang dalam beberapa hal digunakan oleh setiap kawasan. Umpan balik dapat masuk dalam strategi pembelajaran maupun dalam desain pesan. Putaran umpan balik digunakan dalam sistem pengelolaan, dan penilaian juga memberikan umpan balik (Barbara, 1994: 28). Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.

PENGEMBANGAN

PEMANFAATAN TEORI & PRAKTEK

PENGELOLAAN PENILAIAN

(45)

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini termasuk dalam kawasan penilaian (evaluasi formatif). Evaluasi formatif biasanya dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan, topik atau kegiatan dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu kegiatan itu telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Artinya evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan program CSR Pertamina dalam rangka penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun.

2.2. Kajian

Corporate Social Responsibility

(CSR)

2.2.1 PengertianCorporate Social Responsibility

Pada hakekatnya setiap orang, kelompok dan organisasi mempunyai tanggungjawab sosial (social responsibility) pada lingkungannya. Tanggung jawab sosial seorang atau organisasi adalah etika dan kemampuan berbuat baik pada lingkungan sosial hidup berdasarkan aturan, nilai dan kebutuhan masyarakat. Berbuat baik atau kebajikan merupakan bagian dari kehidupan sosial.

Dalam konteks perusahaan, tanggung jawab sosial itu disebut tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility). Tanggung jawab sosial merupakan suatu ide bahwa bisnis memiliki tanggung jawab tertentu kepada masyarakat selain mencari keuntungan

(46)

Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah komitmen bisnis untuk kontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat

(local) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial. Bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam. Pembangunan dibidang pendidikan, ekonomi, lingkungan dan sosial dapat dilakukan oleh korporasi yang mempunyai kebudayaan perusahaan sebagai suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responcibility).

Corporate Social Responsibility dapat dipahami sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersama dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas.

Berkaitan dengan penjelasan tersebut, Asyari (2009: 28) dalam penelitiannya tentang CSR mengemukakan gagasannya sebagai berikut:

(47)

kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada suatu komunitas ….” (Asyari 2009: 28).

Tanggung jawab perusahaan secara sosial tidak hanya terbatas pada konsep pemberian donor saja, tetapi konsepnya sangat luas dan tidak bersifat statis dan pasif dan statis, hanya dikeluarkan dari perusahaan akan tetapi hak dan kewajiban yang dimiliki bersama antara stakeholders. Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggungjawab kemitraan antara pemerintah, lembaga, sumberdaya komunitas, juga komunitas lokal (setempat). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif atau statis. Kemitaraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders (Asyari 2009: 29).

2.2.2 Tujuan Corporate Social Responsibility

Wahyuni (2007: 12) berpendapat bahwa CSR ditujukan untuk memenuhi harapan stakeholder dalam memaksimumkan dampak positif perusahaan terhadap lingkungan sosial dan fisik, dengan tetap menyediakan suatu pengembalian keuntungan kompetitif kepada shareholder finansial, sehingga CSR diposisikan sebagai suatu kewajiban sosial perusahaan untuk mempertimbangkan kepentingan stakeholder dalam menjalankan bisnis.

(48)

sekitarnya, perusahaan akan mengalami berbagai kendala dalam bisnisnya. Jadi CSR berfungsi memelihara kelangsungan perusahaan sepanjang masa yang memungkinkan perusahaan terhindar dari berbagai risiko dari masyarakat sekitar perusahaan.

CSR pada jangka panjang menjadi aset strategis dan kompetitif bagi perusahaan di tengah iklim bisnis yang menuntut praktik-praktik etis dan tanggung jawab. Praktik tanggung jawab sosial dipercaya menjadi landasan fundamental bagi pertumbuhan berkelanjutan, bukan hanya untuk perusahaan itu sendiri, tapi juga stakeholders secara keseluruhan.

Hal tersebut sesuai dengan yang dipaparkan oleh Siregar dalam penelitiannya (2007: 288) :

Program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan dimasyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri, yang mana setiap kegiatan tersebut akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program tersebut, sesuai dengan kemampuannya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan di masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri.

(49)

1) Tanggung jawab Ekonomi

Pricing, sebagai aktivitas ekonomi, akan bersinergi dengan tanggung jawab sosial jika didasari pada itikad untuk memberikan harga yang memihak kepada konsumen. Motif perusahaan dalam melakukan CSR tetap berujung pada profit (keuntungan). Perusahaan melakukan program CSR untuk menarik simpati masyarakat dengan membangun image positif bagi perusahaan yang tujaan akhirnya tetap pada peningkatan profit.

2) Tanggung jawab Etis

Tanggung jawab etis berkaitan pada kewajiban perusahaan untuk menyesuaikan aktivitasnya sesuai dengan norma sosial dan etika yang berlaku meskipun tidak diselenggarakan secara tertulis formal. Tanggung jawab etis ini bertujuan untuk memenuhi standar, norma, dan pengharapan dari pihak yang berkaitan terhadap perusahaan. 3) Tanggung jawab Hukum

Saat perusahaan memutuskan untuk menjalankan operasinya di wilayah tertentu maka ia telah sepakat untuk melakukan kontrak sosial dengan segala aspek norma dan hukum yang telah ada maupun yang akan muncul kemudian. Menjadi keharusan bagi perusahaan untuk menjalankan dan patuh terhadap hokum dan norma yang berlaku. 4) Tanggung jawab Filantropis

(50)

juga disarankan untuk dapat memupuk kemandirian masyarakatnya. Tanggung jawab ini didasari dari itikad perusahaan untuk berkontribusi pada perbaikan masyarakat secara mikro maupun makrososial. Tanggung jawab filantropis merupakan wujud konkret berupa pembangunan fisik yang dilakukan perusahaan terhadap masyarakat.

2.2.3 Perkembangan Corporate Social Responsibility

Revolusi industri pada dekade 19, telah mengakibatkan adanya ledakan industri. Pada era itu, korporat memandang dirinya sebagai organisasi yang bertujuan mengambil keuntungan semata. Kontribusinya terhadap komunitas hanya berupa penyediaan lapangan kerja dan mekanisme pajak yang dipungut pemerintah. Padahal, komunitas membutuhkan lebih dari itu. Kegiatan ekonomi yang dilakukan korporat telah membawa kerusakan pada lingkungan, yang seringkali biaya pemulihannya dibebankan pada komunitas/pemerintah (Rahman 2009: 19).

Seiring berkembangnya teori manajemen, pada periode 1970-an korporat mulai menyadari pentingnya peran lingkungan internal dan eksternal terhadap keberadaannya. Komunitas tidak lagi dianggap sebagai konsumen semata, melainkan juga sebagai mitra (partnership). Maka lahirlah istilah CSR atau tanggung jawab sosial korporat.

(51)

1) Kepedulian dan harapan baru komunitas, konsumen, otoritas publik, dan investor dalam konteks globalisasi dan perubahan industri berskala besar

2) Kroteria sosial memberi pengaruh besar dalam pengambilan keputusan investasi individu dan institusi baik sebagai konsumen maupun investor

3) Meningkatnya kepedulian pada kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan ekonomi

4) Transportasi kegiatan bisnis akibat perkembangan media teknologi komunikasi dan informasi modern (Iriantara 2004: 46, dalam Rahman 2009: 19).

Secara umum CSR akan menjadi hal yang tak terpisahkan dalam usaha penciptaan kesejahteraan oleh korporat yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan dan memperkuat nilai korporat di mata komunitas/masyarakat.

(52)
[image:52.595.118.509.111.614.2]

(Sumber MIX/03/17 Maret – 13 April 2008)

Tabel 2.1 Program CSR yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan di Indonesia

Perusahaan Program CSR yang dilakukan

Indosat

1)“Indonesia Belajar” : dilakukan dalam bentuk pelatihan guru IPA & matematika, pendirian sekolah di Aceh, Beasiswa, dll

2)“Indonesia Sehat” : berbentuk mobil klinik sehat keliling Indosat dan pelayanan kesehatan masyarakat

3)“Berbagi Bersama Indosat” : dalam bentuk SMS donasi dan SMS Cinta Duafa

4)“Indosat Peduli” : bantuan pasca bencana, aktivitas comdev sekitar perusahaan

XL

Program Indonesia Berprestasi, XL Care, Community Development di beberapa wilayah di Indonesia, dan program pendidikan untuk semua

Telkom

Pembinaan usaha kecil, kegiatan sosial dan keagamaan, pendidikan budaya dan olahraga, pemagangan industry, dll

Pertamina

(53)

2.3 Kajian Pertamina

Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT. Permina. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN Permina dan setelah bergabung dengan PN Pertamin di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN Pertamina. Dengan bergulirnya Undang Undang Nomor 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT. Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (www.pertamina.com).

(54)

Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara (Pertamina) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)".

Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.

Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:

1) Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien.

2) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat (www.pertamina.com).

Selanjutnya untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya.

2) Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.

3) Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas

(55)

4) Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3 (www.pertamina.com).

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar (www.pertamina.com).

2.3.1 CSR Pertamina

Corporate Social Responsibility adalah komitmen Pertamina sebagai asset nasional untuk turut memajukan masyarakat Indonesia. Semangat pemberdayaan masyarakat yang telah berlangsung seiring berdirinya perusahaan ini adalah komitmen untuk memberikan nilai tambah lebih terhadap masyarakat Indonesia.

Program CSR diselaraskan dengan kebutuhan komunitas di sekitar wilayah operasi Pertamina, sebagai salah satu stakeholder penting, sekaligus untuk mendukung keberhasilan bisnis Pertamina secara berkelanjutan (www.pertamina.com).

CSR Pertamina adalah kegiatan bina lingkungan sebagai program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar wilayah kerja PT. Pertamina.

(56)

2.3.2 Tujuan CSR Pertamina

Tujuan CSR Pertamina di bedakan menjadi dua, yaitu : 1) Tujuan Eksternal

Membantu pemerintah Indonesia memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, melalui pelaksanaan program-program yang membantu pencapaian target pembangunan millenium atau Millenium Development Goals (MDGs).

2) Tujuan Internal

Membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan semua pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mendukung pencapaian tujuan korporasi (perusahaan) terutama dalam membangun reputasi korporasi (www.pertamina.com).

Tujuan kegiatan CSR Pertamina yang dilaksanakan di desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora adalah untuk memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah kerja PT. Pertamina dalam segala aspek kehidupan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan bantuan peningkatan prasarana/infrastruktur wilayah sehingga dapat meningkat kesejahteraan sosial-ekonomi (Wijaya, dkk 2010: 75).

2.3.3 Millenium Development Goals (MDGs)

(57)

melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam pembangunan.

1) Goals 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Prioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah dengan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan memperkuat sektor pertanian

2) Goals 2 : Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

(58)

anggaran nasional akan diteruskan untuk mengakselerasi pencapaian pendidikan dasar universal pada tahun 2015.

3) Goals 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Prioritas dalam mewujudkan kesetaraan gender meliputi; (1) peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan, (2) perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan, dan (3) peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan

4) Goals 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak

Prioritasnya adalah memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan daerah terpencil.

5) Goals 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu

Upaya peningkatan kesehatan ibu diprioritaskan pada perluasan pelayanan kesehatan berkualitas, pelayanan obstetrik yang komprehensif, peningkatan pelayanan keluarga berencana dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat.

(59)

Pendekatan untuk mengendalikan penyebaran penyakit diarahkan terutama pada upaya pencegahan dan pengarusutamaan ke dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Selain itu, pengendalian penyakit harus melibatkan semua pemangku kepentingan dan memperkuat kegiatan promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

7) Goals 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

Upaya yang dilakukan antara lain memperjelas peran dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya air dan pengelolaan sistem air minum dan sanitasi yang layak, sedangkan untuk penurunan proporsi rumah tangga kumuh dilakukan melalui penanganan pemukiman

8) Goals 8 : Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan

Komitmen untuk terus mengembangkan kemitraan yang bermanfaat dengan berbagai organisasi multilateral, mitra bilateral dan sektor swasta untuk mencapai pola pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan (pro-poor).

(www.tabloiddiplomasi.org)

2.3.4 Millenium Development Goals (MDGs) dan CSR Pertamina

(60)

dikenal sebagai agent of development, yang lebih banyak mengacu pada aspek sosial. Pertamina sendiri memiliki andil cukup besar dalam pembangunan Indonesia melalui pengelolaan sektor migas serta panas bumi.

Seiring dengan upaya mensosialisasikan Millenium Development Goals (MDGs) sebagai suatu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan serta kualitas hidup masyarakat di setiap negara, maka perlu diselaraskan program-program pengentasan kemiskinan yang mengarah pada tercapainya MDGs.

Program CSR Pertamina sesuai dengan yang dipaparkan oleh DR. Sugiharto Komisaris Utama Pertamina (Persero) mengatakan bahwa, program CSR yang dilakukan merujuk kepada ISO 26000 sebagai acuan tata laksana dan MDGs sebagai acuan tujuan program (www.pertamina.com)

(61)

Sejauh ini program CSR Pertamina difokuskan kedalam bidang Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan dan Infrastruktur dan bencana Alam. 1) Untuk pendidikan dinamakan Cerdas Bersama Pertamina, terdiri atas;

beasiswa, Olimpiade Sains Nasional perguruan Tinggi Indonesia, Indonesia membaca, pelatihan Guru, laboratorium komputer, Pertamina Youth program, Pertamina Goes to Campus.

2) Bidang Kesehatan dinamakan Sehat bersama Pertamina, terdiri atas ; Asuransi mekanik, Clino Gigi, Bright with Pertamina dan Pertamina Sehati (Pertamina untuk Kesehatan Anak dan Ibu). Pertamina melalui kegiatan Pertamina Sehati mewujudkan kepeduliannya terhadap kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan anak dan ibu. Kegiatan Pertamina sehati merupakan salah satu komitmen perusahaan terhadap

Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi fokus masyarakat dunia dalam mengatasi masalah sosial global, yaitu mengurangi angka kematian bayi dan balita serta ibu melahirkan. 3) Lingkungan hidup bernama Oksigen dari Pertamina, terdiri atas;

program sejuta biopori, uji emisi kendaraan bermotor, fastron go green, pekan lingkungan Indonesia, Green Act, Green Festival, Satu Aksi Untuk Ciliwung, Penanaman Pohon, Rehabilitasi Hutan Mangrove (bakau).

(62)

2.3.5 Bidang Kegiatan CSR Pertamina

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program CSR Pertamina di bagi menjadi 5 bidang, yaitu pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan dan infrasturktur.

Kegiatan CSR Pertamina yang dilaksanakan di desa Ledok diantaranya adalah :

1) Bidang Pendidikan, kegiatan yang dilaksanakan antara lain memberikan bantuan kepada siswa miskin, peningkatan sarana/media pembelajaran, peningkatan profesionalisme guru, dan bantuan penambahan koleksi buku pada perpustakaan sekolah.

2) Bidang Kesehatan, kegiatan yang dilaksanakan antara lain peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pemberdayaan Posyandu, peningkatan sanitasi lingkungan, serta kesehatan dan keselamatan kerja.

3) Bidang Ekonomi/UMKM, kegiatan yang dilaksanakan antara lain pelatihan keterampilan bagi ibu-ibu, penanganan pasca panen, pelatihan keterampilan di bidang peternakan, perikanan, dan pemberian bantuan peralatan Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

(63)

5) Bidang Infrastruktur, yang meliputi kegiatan pembangunan kandang sapi komunal, pembangunan MCK, dan pembangunan gapura masuk desa.

2.4. Kajian Penuntasan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penuntasan berasal dari kata dasar tuntas, yang artinya selesai secara menyeluruh; sempurna (sama sekali). Penuntasan adalah suatu proses, cara, perbuatan menuntaskan, menyelesaikan semua.

Dari pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa penuntasan merupakan suatu proses atau cara dalam rangka menghentikan, menyelesaikan atau mengentaskan suatu hal secara berkesinambungan dan menyeluruh. Dalam penelitian ini penuntasan yang dimaksud adalah terkait dengan program CSR Pertamina dalam rangka mensukseskan penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun di desa Ledok.

2.5. Kajian Wajib Belajar

2.5.1

Tujuan Wajib Belajar
(64)

sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh semua warga negara sebagai bekal untuk dapat hidup dengan layak di masyarakat dan dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi baik ke lembaga pendidikan sekolah ataupun luar sekolah.

Berikut adalah tujuan pelaksanaan wajib belajar yang hendak dicapai dalam gerakan nasional percepatan penuntasan wajib belajar 9 tahun :

1) Meningkatkan APK SMP/MTs/ setara hingga mencapai minimal 95% pada akhir tahun 2008.

2) Menurunkan angka putus sekolah SMP dari 2,83% menjadi 2%.

3) Meningkatkan kualitas lulusan dengan indikator 70% peserta Ujian Nasional mencapai nilai diatas 6,00.

4) Melengkapi sarana pendidikan sehingga 75% SMP memenuhi Standar Nasional Pendidikan (antara lain minimal 80% SMP mempunyai perpustakaan, 50% SMP memiliki laboratorium IPA, 50% SMP memiliki laboratorium bahasa, dan 80% SMP mempunyai ruang keterampilan).

5) Menyelenggarakan minimal satu rintisan SMP bertaraf internasional di setiap kabupaten/kota.

6) Terbentuknya dan berfungsinya jaringan system informasi pendidikan di setiap propinsi di seluruh wilayah Indonesia dengan baik.

(65)

8) Meningkatkan kesadaran akan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan (Tim Redaksi NPM 2010: 141-142).

2.5.2 Pelaksanaan Wajib Belajar

Wajib belajar 9 tahun merupakan program nasional perwujudan konstitusi serta tekad pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. Wajib belajar diartikan sebagai pemberian kesempatan belajar seluas-luasnya kepada kelompok usia sekolah untuk mengikuti pendidikan dasar tersebut. Dalam rangka membangun sumber daya manusia yang berkualitas, Pemerintah Indonesia mewajibkan semua warga negara usia pendidikan dasar (7-15 tahun) tanpa memandang agama, status sosial, etnis, dan jenis kelamin untuk menempuh minimal pendidikan dasar.

(66)

Pelaksanaan Wajib Belajar 9 tahun dilakukan melalui jalur sekolah maupun luar sekolah. Melalui jalur sekolah meliputi program 6 tahun di SD dan program 3 tahun di SLTP. Untuk tingkat SD diberlakukan pada SD regular, SD Kecil, SD Pamong, SD terpadu, MI, Pondok Pesantren, SDLT, dan kelompok belajar Paket A. Sedangkan untuk tingkatan SLTP dilaksanakan SLTP Reguler, SLTP Kecil, SLTP Terbuka dan SLTP-LB dan kelompok belajar Paket B.

Sejak mulai diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2000, Pemerintah Daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola pemerintahan di daerah, termasuk pengelolaan pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000). Dengan kebijakan otonomi daerah ini membuka kesempatan bagi para ahli, praktisi, dan pengamat pendidikan untuk bersama-sama memberdayakan pendidikan secara menyeluruh, termasuk wajib belajar 9 tahun. Otonomi pendidikan merupakan salah satu kesempatan yang sangat baik bagi daerah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah masing-masing yang merupakan tolok ukur kualitas sumber daya manusia.

2.5.3 Sasaran Pelaksanaan Wajib Belajar

(67)

(2) Anak yang telah lulus SD/MI/pendidikan yang setara yang belum bersekolah atau DO (Drop Out) di SMP/MTs/pendidikan yang setara.

Penyelenggaraan wajib belajar 9 tahun bukan semata-mata untuk mencapai target angka partisipasi secara maksimal, namun perhatian yang sama ditujukan juga untuk memperbaiki kualitas pendidikan dasar yang sekarang ini masih jauh dari standar nasional. Agar sasaran tersebut terwujud secara optimal perlu diupayakan adanya kesinambungan penyelenggaraan pendidikan SD/MI dan SMP/MTs serta satuan pendidikan sederajat berkenaan dengan berbagai komponen pendidikan yang mendukung.

2.5.4 Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu (Data Statistik Indonesia).

Angka Partisipasi Kasar menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. Angka Partisipasi Kasar merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.

(68)

penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut.

2.5.5 Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama (Data Statistik Indonesia).

Angka Partisipasi Murni menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut.

Angka Partisipasi Murni di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut.

2.5.6 Angka Putus Sekolah

(69)

Hasil perhitungan Angka Putus Sekolah ini digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa putus sekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi Angka Putus Sekolah berarti semakin banyak siswa yang putus sekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.

2.5.7 Angka Melanjutkan

Angka Melanjutkan (Anjut) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama yang melanjutkan pendidikan dari jenjang pendidikan SD/MI ke SMP.

Besarnya Angka Melanjutkan didapat dengan membagi jumlah siswa SMP pada tingkat pertama dengan jumlah siswa SD ditambah siswa MI pada tahun tertentu.

2.6

Kajian Evaluasi

2.6.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris) yang berarti menilai suatu produk sehingga dapat melukiskan pengembangan suatu proses dan berperan penting dalam menilai.

Beberapa pendapat tetang evaluasi dikemukakan oleh para ahli diantaranya :

(70)

penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.

2) Suchman (1961) memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

3) Suharsimi Arikunto (2009: 2) berpendapat evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.

2.6.2 Pengertian Evaluasi Program

Secara umum program diartikan sebagai “rencana”. Menurut

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin (2008: 3-4) program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

Farida Yusuf Tayibnasis (2000: 9) memandang program sebagai segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Dalam pengertian tersebut ada empat unsur pokok untuk dapat dikategorikan sebagai program, yaitu :

1) Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan saksama.

(71)

3) Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik organisasi formal maupun organisasi non formal bukan kegiatan individu.

4) Kegiatan tersebut dalam implementasi atau pelaksanaannya melibatkan banyak orang.

Dari pengertian diatas maka evaluasi program adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan secara cermat untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan atau keberhasilan suatu program dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya, baik terhadap program yang sedang berjalan maupun program yang telah berlalu sehingga dapat mengambil keputusan melalui kegiatan pengukuran, penilaian.

Dalam penelitian ini evaluasi program yang dimaksud adalah kegiatan untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan Program CSR Pertamina dalam rangka penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun di desa Ledok Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora.

2.6.3 Syarat-Syarat Evaluasi Program

Dalam melaksanakan evaluasi program terdapat syarat-syarat evaluasi yang harus dipenuhi, yaitu :

(72)

2) Terandalkan (reliable), evaluasi dikatakan terandalkan jika alat evaluasi yang sama dilakukan pada kelompok siswa yang sama beberapa kali dalam waktu yang berbeda maka akan memberikan hasil yang sama.

3) Objektif, evaluasi dikatakan objektif jika tidak mendapatkan pengaruh subjektif dari pihak penilai.

4) Seimbang, keseimbangan evaluasi meliputi keseimbangan bahan, keimbangan kesukaran, dan keseimbangan tujuan.

5) Membedakan, suatu evaluasi harus dapat membedakan antara kegiatan yang berhasil, cukup berhasil, tidak berhasil dan gagal.

6) Norma, evaluasi yang baik hasilnya harus mudah ditafsirkan, hal ini menyangkut tentang adanya ukuran atau norma tertentu untuk menafsirkan hasil evaluasi dari tiap komponen program.

7) Fair, evaluasi yang fair harus mengemukakan persoalan-persoalan dengan wajar, tidak bersifat jebakan.

8) Praktis, baik ditinjau dari segi pembiayaan maupun segi pelaksanaannya. Evaluasi harus efisian dan mudah dilaksanakan. 2.6.4 Manfaat Evaluasi Program

(73)

evaluasi adalah seb

Gambar

Tabel 4.16  Presentase Jumlah Angka Putus Sekolah, Angka Partisipasi Kasar,
Grafik 4.2  Komposisi Desa Ledok Tahun 2009 dan 2010 menurut Kelompok
Gambar 4.2 Peta Topografi Desa Ledok Tahun 2004-2014  ...................
Grafik 1.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait