ABSTRAK
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI
KOTA BANDAR LAMPUNG Oleh :
Ifit Chytrine Batubara
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup layak dan produktif. Untuk itu diperlukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terkendali biaya dan terkendali mutu. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakatMasalah riset yang ada dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu seperti penolakan pasien tidak mampu di Rumah Sakit Umum Daerah , penyelenggaraan Rumah Sakit Immanuel yang bermasalah karena kurang memperhatikan pasien dengan mengatakan kapasitas kamar penuh, dan kurangnya pemahaman masyarakat yang masih banyak yang belum mengetahui informasi tentang program JKN. Masalah tersebut menjadi masalah besar ketika diangkat dalam berita media cetak daerah Kota Bandar Lampung
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implemetasi Kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan masyarakat di kota Bandar Lampung. Masalah yang diteliti adalah sejauh mana sasaran dan tujuan dari program JKN. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus dan lapangan didukung dengan data sekunder. Jenis data yang digunakan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan data pengolahan data dan observasi. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan informasi melalui wawancara dan pada tahap akhir dengan menarik kesimpulan
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa pelaksanaan implementasi kebijakan program Jaminan Kesehatan Nasional ini belum maksimal dan terdapat kekurangan dari segi pelaksanaannya. Misalnya adalah tujuan dari Program JKN ini belum mencapai 100% mengcover masyarakat bandar lampung, yang hanya mencapai 70% dan sistem pelayanan kesehatan belum berjalan maksimal. Dari segi sumber daya manusia, belum memadai dibanding dengan luasnya wilayah kerja, Kecenderungan dari Implementator bersifat negatif, mempunyai perspektif yang berbeda diluar aturan program JKN juga dari segi komunikasi antar pelaksana yang masih kurang sehingga masyarakat belum mengetahui sepenuhnya tentang program JKN
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI
KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
IFIT CHYTRINE BATUBARA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF THE NATIONAL HEALTH INSURANCE PROGRAM POLICY IN THE PUBLIC HEALTH SERVICE IN THE
BANDAR LAMPUNG CITY By
Ifit Chytrine Batubara
Health is a basic human need to live decent and productive work, for necessary health service delivery in a controlled cost and quality control. Services in the health sector is one of the most service needed by no surprising that health should always be addresses in order to provide the best health care to the community. The problems research in the implementation of National Health Insurance (JKN) that such refusal patient is unable at Regional General Hospital, the implementation of Immanuel problematic because of lack of attention to the patient by saying the capacity of the room is full, and a lack of understanding of society that many are not aware of information about JKN program. The issue became a major problem when raised in local print media news Bandar Lampung.
national health insurance .approach to qualitative research is case and field study and supported by secondary data. Types of data used are primary data obtained from interviews anda secondary data obtained from observasional data and data processing techniques of data analysis starts from gathering information through interviews and at the final stage to draw conclusions
The result showed that the implementation of the National Healt Insurance Program implementation adopted at the Bandar Lampung not up to many deficienses in terms of implementation for example, the goal of the National Health Insurance Program is not reached 100 percent in the whole of society covering in Bandar Lampung only reach 70 percent and health service provided has not been fullest. in terms of human resources still inadequete compared to the size in the working area of the health center and the amount contribute, authorizing signature of implementer is negative response, has a different perspective outside JKN program rules. Itself patient annually increasing also in terms communication between implementation are still lacking, so that people do not know as a whole about the National Health Insurance.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI
KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Ifit Chytrine Batubara
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar ... Halaman
1. Kerangka Pikir ... 26 2. Alur Pelayanan BPKS ... 60 3. Laporan Pelaksanaa Sosialisasi JKN Kepada Pekerja Bukan Penerima
Upah BPJS Kesehatan KC Bandar Lampung s.d Bulan
DAFTAR ISI
A. Tinjauan tentang Implementasi Kebijakan ... 101. Implementasi Kebijakan……… 10
2. Model Implementasi Kebijakan ……….11
a. Model Brian George D. Edward ... 12
b. Model Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier ... 12
c. Model. Van Meter dan Van Horn ... 13
B. Tinjauan tentang Program ……… ... 15
C. Tinjauan tentang Pelayanan ... 15
1. Pelayanan ... 15
2. Asas Pelayanan ... 15
3. Standar Pelayanan... 16
4. Pelayanan Kesehatan ... 17
5. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ... 18
D. Tahapan Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program JKN ... 18
E. Tinjauan tentang JKN ... 20
1. Pengertian JKN ... 20
2. Tujuan JKN ... 21
3. Sasaran Program ... 21
III.METODELOGI PENELITIAN
A. Tipe dan Jenis Penelitian ... 28
B. Fokus Penelitian ... 29
C. Lokasi Penelitian ... 31
D. Jenis dan Sumber Data ... 32
E. Instrumen Penelitian ... 33
F. Informan Penelitian ... 34
G. Teknik Pengumpulan Data ... 35
H. Teknik Pengolahan Data ... 39
I. Teknik Analisis Data ... 40
IV. Gambaran Umum Penelitian A. Sejarah Umum Kota Bandar Lampung ... 42
B. Penduduk Kota Bandar Lampung ... 43
V. Hasil dan Pembahasan A. Deskripsi Pelaksanaan tahapan Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentan Pedoman penyelenggaraan JKN ... 47
1. Kepesertaan ... 48
2. Bentuk Pelayanan Kesehatan ... 57
3. Pendanaan Program JKN ... 63
4. Monitoring dan Evaluasi ... 66
B. Data Informan ... 67
C. Hasil Penelitian Implementasi Kebijakan Program JKN Berdasarkan Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn ... 69
1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan Kebijakan ... 69
2. Sumber-sumber Kebijakan ... 78
3. Karakteristik atau sifat badan/instansi pelaksana…… ... 89
4. Disposisi (Kecenderungan) ... 93
5. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan – kegiatan pelaksana ... 100
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik ... 105
D. Pembahasan Penelitian Implementasi Kebijakan Program JKN Berdasarkan Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn ... 108
1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan Kebijakan ... 108
2. Sumber-sumber Kebijakan ... 111
3. Karakteristik atau sifat badan/instansi pelaksana…… ... 115
4. Disposisi (Kecenderungan) ... 118
5. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan – kegiatan pelaksana ... 121
E Analisis Kendala –kendala dalam Implementasi Kebijakan Program JKN dalam pelayanan Kesehatan masyarakat di Kota Bandar Lampung ... ... 125 VI. SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Tabel ... Halaman
1. Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Tahun 2013 ... 44
2. Keterangan Informan ... 67
3. Jumlah Peserta berdasarkan Jenis Kepesertaan Bulan Agustus 2015 ... 74
4. Rekapitulasi Verifikasi dan Validasi Data Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS PM) Kota Bandar Lampung 2015 ... 75
5. Jumlah Tenaga Medis di 30 Puskesmas Kabupaten/Kota Bandar Lampung 2015 ... 78
6. Jumlah Tenaga Medis di 17 Fasilitas Kesehatan unit Rumah Sakit Kabupaten/Kota Bandar Lampung 2015 ... 79
7. Perhitungan premi/iuran PPU Swasta ... 83
8. Perhitungan iuran PPU PNS ... 83
9. Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Faskes I ... 86
10.Standar Tarif Rawat Inap FASKES Tingkat 1 (Non Kapitasi) .. 86
11.Jumlah Puskesmas Per Kecamatan Kota Bandar Lampung tahun 2014 ... 88
12.Sosialisasi Pekerja Penerima Upah tahun 2015 ... 101
13.Laporan Pelaksanaan Forum Komunikasi Kepada Tokoh Masyrakat, tokoh agama BPJS Kesehatan KC. Bandar Lampung s.d bulan Mei Tahun 2015 ... 102
14.Laporan Pelaksanaan Forum Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan Utama BPJS. Kesehatan KC. Bandar Lampung s.d bulan Mei tahun 2015 ... 103
MOTO
Banyak Kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah
(Thomas Alfa Edison)
Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk
dirinya sendiri
(Q.S Al Ankabut 29:6)
“
Always Keep The Faith And Hope To The End. Because Believe that this is just
the beginning. Even though are times when feel exhausted, just don’t give up”
PERSEMBAHAN
Puji syukur sebesar – besarnya saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada henti –hentinya memberikan rahmat dan hidayatnya. Salawat serta salam senantiasa saya curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan di muka bumi dan safaatnya yang dinanti di akhir nanti
Dengan segenap jiwa, raga, dan kerendahan hati, saya persembahkan karya tulis sederhana ini kepada :
Kedua orang tua
Papa ALHAN BATUBARA dan Mama TIWI IDA RAHAYU
Yang tak bosan-bosannya mendukung dan mendoakan setulus hati. Terima kasih
atas semuanya
Kakak- kakakku tersayang,
IKA ARINI, IRA HANDARINI, dan RIZKI FAJAR
Yang telah memberikan semangat, motivasi, juga doa yang tidak henti terputus
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pangkal Pinang, pada tanggal 30 Maret
1993, anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak
Alhan Batubara dan Ibu Tiwi Ida Rahayu.
Penulis menyelesaikan masa pendidikan di sekolah dasar (SD) di SD
Negeri 03 Nunukan, Kalimantan Timur pada tahun 2005, menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 02 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau tahun 2008,
kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) di SMA Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2011. Pada tahun
yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Jurusan Ilmu Pemerintahan melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan.
Pada tahun 2014, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Banjar Masin,
SANWANCANA
Assalammualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmatnya berupa kekuatan dan ketekunan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG disusun untuk melengkapi salah satu
syarat dalam mencapai gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung
Dalam Penyusunan skripsi ini, banyak sekali bantuan dan dukungann serta motivasi yang
penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Drs. Agus Hadiawan M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2. Bapak Drs. Denden Kurnia Indra Drajat M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
3. Bapak Yana Ekana PS. M.Si Selaku Dosen Pembimbing utama yang telah banyak
membantu, membimbing, mengarahkan dan memberi sarana dan masukannya kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak Budi Kurniawan S.IP, M.Pub.Pol selaku Dosen Pembimbing pembantu yang
telah banyak memberikan saran, masukan, semangat, dan juga motivasi dalam
penyelesaian skripsi
5. Bapak Maulana selaku pembahas dosen yang telah banyak memberikan kritik dan
saran terhadap penulis
6. Bapak Ismono Hadi Selaku Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis
menjalani pendidikan di Jurusan Ilmu Pemerintahan
7. Seluruh Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Terima
kasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Ilmu
Pemerintahan
8. Staff akademik dan kemahasiswaan yang telah membantu kelancaran administrasi
selama penulis menjadi mahasiswa
9. Orang tua tercinta, Papa Alhan Batubara SH.MH dan mama Tiwi ida Rahayu, yang
selalu memberikan kasih sayang berlimpah dan tiada berhenti untuk terus dicurahkan
untukku hingga kapanpun. Terima kasih atas segala perjuangan dan pengorbanan
yang telah papa mama lakukan selama ini dalam merawat dan menjagaku. Kasihmu
tidak akan bisa kubalas sebesar apapun, walau begitu ifit tetap berusaha untuk suatu
saat nanti dapat membahagiakan papa dan mama, dan menjadi anak yang
membanggakan. Amin
10.Kakakku tersayang, Ika Arini, yang selalu mendukung, dan tak lupa cerewetnya untuk
menyempatkan waktunya untuk memikirkanku, i feel so greatfull because i have you
my lovely sister!! Finally im graduation!!
11.Untuk kakakku Ira Handarini dan keluarga kecilnya, dengan abang ipar Rizki Fajar
Ernanda. terima kasih semangat, motivasi dan kepeduliannya kakakku sayangg
12.Keempat sahabat baikku, yaitu Rya Clara Almanda, Leny Novelina, Syalian Sepky,
dan Nur Halimah, yang selalu ada kapanpun dan dimanapun buat aku., semoga
persahabatan kita tetap terjaga dimanapun kita kerja dan berkeluarga nantinya
13.Teman – teman Seangkatan Ilmu Pemerintahan 2011, untuk Eki, Aris, Dian, Feby,
Genta, Aisyah, Evi, Zakiyah, Meyliza dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, untuk kalian, terima kasih atas bantuan, sharing dan semangatnya
14.Gadis – gadis KKN ku di desa Banjar Masin, untuk Feni, Imelda, Hety, Gorendva,
Cendana, Putri, dan abang Grace
15.Untuk Alumni Antrax Smansa, Panji, Ade, Fina, dan lainnya, terutama Riza Armelia,
terima kasih atas kepeduliannya, untuk Riza, berkat lo kadang stress gw ilang
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah SWT, membalas kebaikan kita semua
Amin,
Bandar Lampung, November 2015
Penulis
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 tercantum tujuan nasional bangsa
Indonesia. Salah satu tujuan nasional yang tercantum didalam alinea ke empat
adalah memajukan kesejahteraan umum. Untuk tujuan tersebut, telah banyak
upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, salah satunya adalah upaya
perwujudan kesejahteraan dalam perlindungan kesehatan, sosial, memberi rasa
aman, sehingga dapat menuju suatu keadaan yang lebih baik daripada keadaan
yang sebelumnya
Berdasarkan yang diamanatkan dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945 pasal 28 H dan Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan, menyatakan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap
penduduk dan setiap penduduk berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena
itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan
terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi
2
Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan juga ditegaskan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau. Sesuai UUD 1945, pemerintah daerah yang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah, diarahkan
untuk mempercepat tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia, melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah.
Mewujudkan komitmen dan konstitusi yang telah dipaparkan diatas, maka
pemerintah membuat kebijakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi
kesehatan perorangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor
71 Tahun 2013 pada pasal 1, menyebutkan Jaminan Kesehatan adalah jaminan
berupa perlindungan kesehatan agar peserta memporeleh manfaat pemeliharaan
kesehatan, dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran, atau iurannya dibayar
oleh pemerintah. Tujuan Program ini dijelaskan pada UU RI Nomor 40 Tahun
20O4 tentang Sistem Jaminan Sosial Masyarakat adalah menjamin peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan. Program JKN yang telah disebutkan diatas adalah
salah satu program dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dimana
3
SJSN mengamanatkan jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk. Untuk
mewujudkan tujuan SJSN, maka dibentuklah badan penyelenggara yang
berbentuk badan hukum publik, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial, juga menetapkan, SJSN akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri
atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk program JKN
akan diselenggarakan dan dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan yang
implementasinya dimulai pada tanggal 1 Januari 2014.
Penyelenggaraan program JKN dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang
dijelaskan diatas, maka dalam hal pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan
Program JKN yang telah berlangsung selama 1 tahun, fungsi tersebut dilakukan
oleh Dinas Kesehatan sebagai bentuk pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya
di kota Bandar Lampung. Dalam rangka mengimplementasikan program JKN,
maka diperlukan kerjasama dari semua pihak yang terkait agar program ini tepat
sasaran dan berjalan secara optimal. Hal tersebut dilakukan dengan pendataan
seluruh masyarakat di Kota Bandar Lampung sampai dengan sosialisasi. Sehingga
dapat mencakup seluruh masyarakat yang ada di Kota Bandar Lampung. Sehingga
tujuan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Bandar Lampung
dapat tercapai dan hidup sejahtera.
BPJS Kesehatan, selaku penyelenggara dan pelaksana dari program JKN,
berperan langsung untuk memotivasi masyarakat untuk hidup sehat, sehingga
peserta dapat menerima manfaat program JKN. Dengan adanya pelaksanaan dari
4
Lampung sehingga dapat mengurangi risiko masyarakat untuk menanggung biaya
kesehatan dari uang sendiri dan dalam jumlah yang sulit diprediksi dengan biaya
yang sangat besar
Dalam pelaksanaan program JKN yang telah berlangsung selama 1 (satu) tahun,
masih terkendala bentuk Implementasinya, adapun masalah yang muncul dari
implementasi program JKN adalah :
1. Sistem pelayanan kesehatan program JKN, dalam pelaksanannya diketahui
adanya penolakan pasien yang tidak mampu. Hal ini dialami oleh pasien
peserta BPJS, bernama Winda Sari (25). Perempuan pemulung yang terusir
dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSUDAM) itu meninggal
dunia pada hari Rabu, 21 Januari 2015. Petugas medis meminta Winda untuk
meninggalkan rumah sakit, sedangkan luka pada kakinya yang kecelakaan
masih belum sembuh. Hal ini dikarenakan pihak Winda Sari tidak memiliki
uang untuk membayar biaya pengobatan.
(www.duajurai.com/2015/01/bpjs-watch-minta-invetigasi-kasus-winda-sari/ diakses pada rabu, 21 Januari 2015,
pukul 11.00).
Padahal Jika dilihat PP Nomor. 101 tahun 2012 tentang PBI jo. Perpres 111
tahun 2013 tentang jaminan kesehatan mengakomodasi 86,4 Juta rakyat
miskin sebagai peserta PBI, yang termasuk didalamnya adalah anak jalanan,
5
2. Dalam pelaksanaan program JKN di Lapangan, diketahui di rumah sakit
Immanuel, penyelenggaraannnya masih bermasalah. Rumah sakit Immanuel
dapat dikatakan belum secara maksimal memberikan pelayanan kepada si
pasien. Salah satunya tindakannya adalah bentuk penolakan dan hanya
memberi keterangan bahwa kapasitas kamar rumah sakit sudah penuh dan
tidak dapat menampung pasien lain. Padahal sudah seharusnya Rumah sakit
dapat memberi sedikit mencerminkan kepedulian kepada pasien, dan
memberi sedikit pelayanan melalui dokter umum yang berada setiap saat
(http://www.harianlampung.com/m/index.php?ctn=1&k=hukum&i=2408
diakses pada minggu, 25 januari 2015 pukul 14.00).
Berdasarkan evaluasi dari keluhan masyarakat, terkait pelayanan program
kesehatan, BPJS memutuskan kerjasama sementara dengan Rumah Sakit
Immanuel. Pemutusan ini diharapkan untuk pihak manajemen Rumah sakit
Immanuel dapat melakukan konsolidasi internal terkait peserta BPJS. Pada
era JKN, tidak boleh adanya perbedaan dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat ( sumber :
www.ruajurai.com/read/2015/03/07/pernah-tolak-pasien-bpjs-putus-kerjasama-rs-immanuel-lampung.html diakses pada Sabtu, 07 Maret 2015,
pukul 12.37 WIB)
3. Kurangnya pemahaman masyarakat akan program JKN, selama ini informasi
mengenai program BPJS masih di kalangan pelaksana di rumah sakit dan
fasilitas kesehatan (faskes), sedangkan di masyarakat cenderung tidak
6
Berdasarkan wawancara pada masyarakat oleh globalnews.com, Sejumlah
peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kota
Bandarlampung meminta pihak penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional
itu melakukan sosialisasi hingga ke masyarakat.
Diutarakan oleh Wira, peserta program JKN, mengharapkan program ini
disosialisasikan lebih pada masyarakat, karena pengetahuan program JKN
pada masyarakat masih minim. Pernyataan ini senada dengan dengan peserta
Program JKN lainnya, Rimba dan Sulastri. Diharapkan BPJS dapat
meningkatkan sosialisasi terkait program JKN itu kepada masyarakat luas,
serta menjalin kerjasama yang baik dengan fasilitas kesehatan (faskes) I dan
seterusnya sehingga mereka dapat dan turut serta dalam mensosialisasikan
aturan-aturan yang berlaku
(http://www.globalnews.id/4412/bpjs-bandarlampung-diminta-sosialisasi-hingga-ke-masyarakat/ diakses pada
Rabu, 13 Mei 2015, pukul 07.27).
Sedangkan berdasarkan, Kepala Divisi Regional XIII BPJS Kesehatan, Mira
Anggraeni menyebutkan bahwa untuk memperbaiki pelayanan sekaligus
mengurangi salah persepsi terkait penerapan JKN, maka diperlukan sebuah
komunikasi dan sosialisasi yang intensif. Tidak hanya pada rumah sakit, tapi
juga pada masyarakat untuk mengetahui hak dan kewajibannya.
Seperti contoh kesadaran membayar premi BPJS. Selain itu diperlukan
7
ada perbedaan mengenai klaim atau biaya pengobatan antara rumah sakit
swasta dan pemerintah di fasilitas kesehatan (faskes) II dan III. Dengan
demikian dapat menghindari dan menyelesaikan kesalahpahaman antara
rumah sakit serta masyarakat yang belum memahami proses tentang sistem
pelayanan kesehatan tersebut. Sehingga, pihaknya dapat mendorong rumah
sakit untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan JKN menjadi lebih baik.
(http://www.antaranews.com/berita/488382/bpjs-lampung-diminta-intensifkan-komunikasi diakses pada minggu, 25 januari 2015 pukul 14.10).
Melihat permasalahan – permasalahan yang terjadi, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Kota Bandar Lampung”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, penulis membuat rumusan masalah
tentang “Bagaimanakah Implementasi Kebijakan Program JKN dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Bandar Lampung?”
.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui implementasi kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan
8
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan baik
teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya Khasanah Ilmu
Pemerintahan khususnya berkaitan dengan kajian Implementasi Kebijakan
Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini sebagai bahan masukkan bagi Pemerintah Kota Bandar
Lampung dalam melaksanakan kewajibannya, yakni Kebijakan Program JKN
II.TINJAUAN PUSTAKA
Penulis telah menjelaskan pada bab pendahuluan, latar belakang masalah
penelitian yaitu : Implementasi Kebijakan Program JKN dalam Pelayanan
Kesehatan Masyarakat di Kota Bandar Lampung. Sehingga dapat merumuskan
masalah dan mengetahui tujuan dari penelitian dilaksanakan, dan juga kegunaan
dari penelitian ini berlangsung.
Maka pada bagian ini , penulis akan menjelaskan teori, serta pustaka yang dipakai
pada waktu penelitian. Teori teori ini diambil dari buku, dan data-data sekunder .
teori yang dibahas meliputi teori tentang tinjauan dari Implementasi Kebijakan,
Model Implementasi, tinjauan dari program, tinjauan pelayanan, asas pelayanan,
tinjauan pelayanan kesehatan, jenis pelayanan kesehatan, syarat pokok
pelayananan kesehatan, tinjauan dari JKN, tujuan dari JKN, sasaran program,
10
A. Tinjauan Tentang Implementasi Kebijakan
1. Pengertian Implementasi Kebijakan
Menurut kamus Webster dalam Wahab (2004:64), merumuskan secara
pendek bahwa “to provide the means for carrying out” yang artinya
“Menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu”. To give practical effect to” yang artinya “Menimbulkan dampak/ akibat terhadap sesuatu.
Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2004 : 64), merumuskan proses
implementasi ini sebagai “those actions by public or private individuals (or
groups) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior
policy decisions” yang artinya “tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu/pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”.
Implementasi menurut Pressman dan Wildavsky dalam Wahab ( 2004 : 65)
adalah sebuah proses pelaksanaan pembuatan kebijakan dengan cara-cara lain
antara penentuan tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Ini pada
dasarnya adalah kemampuan untuk membangun hubungan dalam mata rantai
sebab-akibat agar kebijakan bisa berdampak. Implementasi akan semakin tak
efektif jika hubungan antara semua agen yang menjalankan kebijakan justru
11
2. Model Implementasi Kebijakan
Dalam studi implementasi kebijakan,menurut Agustino (2012 : 140)
dijelaskan tentang adanya dua pendekatan guna memahami implementasi
kebijakan , yakni
a. Pendekatan top-down : implementasi kebijakan yang dilakukan
tersentralisir dan dimulai dari aktor tingkat pusat dan keputusannnya pun
diambil dari tingkat pusat. Pendekatan ini bertitik tolak dari perspektif
keputusan politik (kebijakan) yang ditetapkan oleh pembuat kebijakan
harus dilaksanakan oleh administratur atau birokrat level bawahnya
b. Pendekatan Bottom-Up : didasarkan pada jenis kebijakan publik yang
mendorong masyarakat untuk mengerjakan sendiri implementasi
kebijakannya, atau masih melibatkan pemerintah, namun hanya ditataran
rendah
Para ahli kebijakan juga mengajukan beberapa model implementasi kebijakan
untuk keperluan penelitian maupun analisis. Model yang digunakan untuk
menganalisis permasalahan kebijaksanaan yang semakin kompleks. Untuk itu
diperlukan teori yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel
yang menjadi fokus analisis.
Banyak bermacam model yang diajukan oleh para ahli, namun disini hanya
12
a. Model implementasi menurut George C. Edward :
Model implementasi ini berperspektif top-down, yang dinamakan dengan
direct and indirect Impact on Implementation. Pendekatan yang
diteoremakan oleh Edward dalam Agustino (2012 : 149) terdapat empat
variabel yang sangat menentukan keberhasilan implementasi kebijkaan,
yaitu :
1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
b. Model Implementasi menurut Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier :
Model ini disebut juga sebagai A Frame Work for Implementation
Analysis (kerangka Analisis Implementasi). Kedua hal ini berpendapat
bahwa peran penting dari analisis implementasi kebijaksanaan negara
ialah mengidentifikasikan variabel – variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi.
Dalam Agustino (2012 : 144) mengklasifikasikan variabel tersebut
sebagai berikut:
1. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap atau dikendalikan 2. Kemampuan keputusan kebijakan untuk menstruktur secara tepat
proses implementasinya
13
c. Model Implementasi Menurut Van Meter dan Van Horn
Model ini disebut juga sebagai A Model of the Policy Implementation
Process (Model Implementasi Kebijaksanaan). Model yang
dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn Dalam Wahab (2004:78)
teorinya ini beranjak dari suatu argumen bahwa perbedaan dalam proses
implementasi akan dipengaruhi oleh sifat kebijaksanaan yang akan
dilaksanakan. Selanjutnya mereka menawarkan suatu pendekatan yang
mencoba untuk menghubungkan antara isu kebijaksanaan dengan
implementasi dan suatu model konseptual yang mempertalikan
kebijaksanaan dengan prestasi kerja (performance). Kedua ahli tersebut
mengemukakan bahwa jalan yang menghubungkan antara kebijakan
prestasi kerja dipisahkan oleh jumlah variabel bebas (independent
variable) yang saling berkaitan.
Model ini mengandaikan bahwa Implementasi Kebijakan berjalan secara
Linier dari keputusan yang tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan
publik. ada enam variabel yang menurut Van Meter dan Van Horn, dalam
Agustino (2012:142) yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik
tersebut, adalah :
1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang mengada di level pelaksana
2. Sumber-sumber kebijakan
14
3. Karakteristik atau sifat badan/instansi pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik
4. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya, kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan begitu pula sebaliknya
5. Disposisi
Disposisi dalam implementasi kebijakan publik diartikan sebagai kecenderungan, keinginan, atau kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan kebijakan terhadap tiga macam elemen yang mempengaruhi kemampuan dan kemauan para pelaksana dalam mengimplementasikan suatu kebijakan
6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik
Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan. Karakteristik parapartisipan yakni, mendukung atau menolak. Bagaimana sifat oponi publik yang ada dilingkungan dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan
Berdasarkan ketiga model implementasi diatas, maka model implementasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Van Meter dan Van Horn
dikarenakan keenam variabelnya beroperasi secara stimulant dan berinteraksi
satu sama lain untuk membantu atau bersifat merintangi implementasi
kebijakan.
Dalam hal ini, peneliti ingin melihat peran keenam faktor dari implementasi
Van Meter dan Van Horn dalam program JKN yang terselenggara di kota
Bandar Lampung, dan melihat sejauh mana sejauh mana tindakan para
pelaksana sesuai prosedur dan tujuan kebijakan di level pusat, untuk menilai
15
B. Tinjauan Tentang Program
Dalam Peraturan Menteri Negara pendayagunaan aparatur Negara Nomor : PER/
09/M.PAN/5/2007. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi suaatu atau
lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau lembaga untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan
masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintahan.
C. Tinjauan tentang Pelayanan
1. Pengertian pelayanan
Menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (1997: 48) dalam Azwar
(1998 :2) Pelayanan adalah produk yang tidak kasat mata (tidak adapat
diraba) yang melibatkan usaha manusia dan menggunakan peralatan.
Menurut Groonroos (1990 : 27) pelayanan adalah suatu aktivitas atau
serangkaian yang bersifat kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya
interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lainnya yang
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.
2. Asas Pelayanan
Menurut keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004, asas pelayanan
16
1. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan, dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
2. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
3. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas
4. Partisipatif
Mendorong peran dan serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat
5. Kesamaan hak
Tidak diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi
6. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing–masing pihak
3. Standar Pelayanan
Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau
penerima pelayanan. Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004,
dalam Azwar (1998 :21 ) standar pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi :
1. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.
2. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
3. Biaya pelayanan
Biaya pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
4. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana
17
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat, berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
4. Pelayanan Kesehatan
Menurut Levey dan Loomba ( 1973) dalam Ratminko dan Atik Septi (2012 :
35) yang dimaksud pelayanan kesehatan ialah suatu upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Sesuai dengan batasan yang seperti ini, segera mudah dipahami bahwa bentuk
dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan banyak macamnya.
Karena amat ditentukan oleh :
1. Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi
2. Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan
kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, pemulihan kesehatan, atau kombinasi dan padannya
18
5. Syarat pokok pelayanan kesehatan
Sebagai suatu pelayanan kesehatan yang baik, keduanya harus memiliki
berbagai persyaratan pokok Ratminko dan Atik Septi (2012 : 38) . Syaratnya
adalah sebagai berikut :
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (Continous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat dibutuhkan
2. Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifart wajar (Appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Seperti halnya bertentangan dengan adat istiadat, budaya, keyakinan, bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik
3. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai. Oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan disini terutama dai sudut lokasi. Dengan demikian, untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah dijangkau masyarakat. Pengertian keterjangkauan disini adalah dilihat dari sudut biaya.
D. Tahapan Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentang pedoman penyelenggaraan JKN
Tahapan dalam implementasi merupakan tahap dimana badan Penyelenggara
meletakkan sistem untuk siap dioperasikan. BerdasarkanPMK No. 28 tahun 2014,
maka tahapan implementasi kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan
19
1. Data Kepesertaan
Pendataan seluruh masyarakat kota Bandar Lampung yang tergabung dalam
Program JKN, Termasuk di dalamnya mekanisme dalam penetapan dan
pemutakhiran data bagi anggota Penerima Bantuan Iuran (PBI) juga
menjelaskan tahapan prosedur pendaftaran peserta JKN.
2. Bentuk Pelayanan Kesehatan
Tahapan selanjutnya adalah kegiatan pemberian akses pelayanan kesehatan
yang mudah diberikan secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip
kendali mutu dan kendali biaya yang dilaksanakan secara berjenjang dimulai
dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua
atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan
permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan geografis, dan pertimbangan
ketersediaan fasilitas.
3. Pendanaan Program JKN
Tahapan ini adalah pengelolaan Iuran dalam adalah sejumlah uang yang
dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah
untuk program JKN dan juga Pengelolaan Dana Kapitasi adalah tatacara
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban dana
kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS Kesehatan untuk kelancaran
20
4. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jaminan Kesehatan
dimaksudkan agar tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat
lanjutan telah sesuai dengan kewenangan dan standar pelayanan medis
ditetapkan oleh Menteri. Evaluasi penyelenggaraan JKN aspek yang akan
dievaluasi yaitu status kesehatan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi,
jaminan sosial, fiskal, dan lain-lain. Sedangkan Monitoring penyelenggaraan
pelayanan JKN oleh Kementerian Kesehatan lebih di prioritaskan pada aspek
Fasilitas Kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan, Obat dan Alat
Kesehatan, Utilisasi Pelayanan.
E. Tinjauan tentang JKN
1. Pengertian JKN
Berdasarkan Peraturan BPJS No 1 tahun 2014 tentang penyelenggaran
jaminan Kesehatan yaitu : Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang telah membayar iuran atau iurannnya dibayar oleh pemerintah
Pada pasal 19 UU No.40 tahun 2004, Jaminan Kesehatan Nasional Adalah
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
21
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah, yang pada pasal 22, UU No.40/2004 menjelaskan
Jaminan Kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan
kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan.
2. Tujuan JKN :
Tujuan JKN berdasarkan Undang – undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial masyarakat, pasal 19, yaitu :
Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
3. Sasaran Program
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2014 pasal 4 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012, menyebutkan Peserta JKN
adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Peserta JKN terdiri
dari dua golongan, yaitu Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta
Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)
a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
22
1. Kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu ditetapkan oleh Menteri
Sosial setelah berkoordinasi dengan Menteri dan/atau pimpinan
lembaga terkait.
2. Hasil pendataan fakir miskin dan orang tidak mampu yang dilakukan
oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik (BPS) diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri Sosial untuk
dijadikan data terpadu.
3. Data terpadu yang ditetapkan oleh Menteri Sosial dirinci menurut
provinsi dan kabupaten/kota dan menjadi dasar bagi penentuan
jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan
4. Menteri Kesehatan mendaftarkan jumlah nasional PBI Jaminan
Kesehatan sebagai peserta program Jaminan Kesehatan kepada BPJS
Kesehatan.
b. Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Kriteria masyarakat yang tergolong dari PBI adalah sebagai berikut:
1. Peserta penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu Setiap orang
yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah,
antara lain Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri,
Pejabat Negara, Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil,
Pegawai Swasta, dan Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja
23
2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu
setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, antara lain
pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri, dan lain
sebagainya.
3. Bukan pekerja penerima dan anggota keluarganya, yaitu setiap orang
yang tidak bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan,
antara lain Investor, Pemberi kerja, Penerima pensiun, Veteran,
Perintis kemerdekaan, dan bukan pekerja lainnya yang memenuhi
kriteria bukan pekerja penerima upah.
F. Kerangka Pikir
Kebijakan program JKN yang mulai dilaksanakan di Kota Bandar Lampung pada
tanggal 1 Januari 2014, adalah suatu komitmen dalam mewujudkan kesejahteraan
rakyat Indonesia. Hal ini tercantum dalam Undang-undang No 40 tahun 2004,
tentang Sistem Jaminan Sosial yang merupakan upaya untuk melakukan reformasi
di bidang SJSN.
Tujuan dari program JKN ini tercantum di Undang – undang RI Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial masyarakat, pasal 19, yaitu :
Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
24
Program JKN ini diselenggarakan oleh badan hukum publik, yaitu BPJS
Kesehatan, yang mempunyai tujuan sama untuk mewujudkan keberhasilan
program JKN, seperti yang tercantum di UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, mewujudkan terselenggaranya pemberian
Jaminan Kesehatan yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya
sebagai pemenuhan kebutuhan dasar hidup Penduduk Indonesia.
Adapun kendala program JKN dalam implementasinya adalah sebagai berikut :
1. Sistem pelayanan kesehatan program JKN, dalam pelaksanannya diketahui
adanya penolakan pasien yang tidak mampu
2. Dalam pelaksanaan program JKN di Lapangan, diketahui di rumah sakit
Immanuel, penyelenggaraannnya masih bermasalah.
3. Kurangnya sosialisasi, dan minimnya pengetahuan masyarakat akan program
JKN yang diselenggarakan BPJS
Berdasarkan pelaksanaan implementasinya, berdasarkan peraturan Menteri
Kesehatan RI No 28 Tahun 2014, maka tahapan – tahapan dalam pelaksanaan kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan masyarakat di kota Bandar
Lampung adalah sebagai berikut :
1. Tahapan mendata kepesertaan
2. Tahapan dalam bentuk pelayanan kesehatan
3. Tahapan dalam Pendanaan untuk kelancaran Program
4. Tahapan dalam Monitoring kebijakan program JKN
25
Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas, maka pada penelitian ini peneliti
mencoba menganalisis tahapan – tahapan dalam pelaksanaan kebijakan program JKN yang ada dengan menggunakan model implementasi Van Meter dan Van
Horn, dikarenakan keenam variabelnya beroperasi secara stimulan dan
berinteraksi satu sama lain untuk membantu atau bersifat merintangi implementasi
kebijakan. Dalam hal ini peneliti ingin melihat peran keenam faktor dari
implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn (dalam model implementasi
kebijakan). Dalam impelementasi kebijakan program JKN dalam pelayanan
III. METODE PENELITIAN
Penulis menjelaskan secara rinci pada bab Tinjauan Pustaka, tentang, teori, serta
pustaka yang dipakai pada waktu penelitian serta kerangka pikir yang
menjelaskan acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
Maka Pada bab III ini, penulis akan menjelaskan metode yang digunakan dalam
penelitian. Metode yang dipilih sesuai dengan tujuan peneliti, yaitu untuk
mengetahui implementasi kebijakan program JKN dalam peningkatan pelayanan
kesehatan masyarakat. Pada bagian pertama akan dijelaskan tentang tipe dan jenis
penelitian yang akan dipakai, bagian kedua akan menjelaskan fokus penelitian,
bagian ketiga akan menjelaskan Jenis dan sumber data, bagian keempat akan
menjelaskan Instrumen Penelitian, bagian kelima akan menjelaskan informan
penelitian yang menjadi sumber informasi penelitian, bagian keenam akan
menjelaskan tentang teknik pengumpulan data yang meliputi wawancara,
observasi, dokumentasi, bagian ketujuh akan menjelaskan tentang teknik
pengolahan data yang meliputi Editing, interpretasi data, dan bagian terakhir
menjelaskan teknik analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
28
A.Tipe dan Jenis Penelitian\
Tipe Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Tipe Penelitian studi kasus
dan lapangan (Case and Field Study) dengan menginterpretasikan data kualitatif.
Menurut Mardalis (2008:26) Penelitian studi Kasus dan lapangan adalah
penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan
kondisi saat ini dari subjek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan
dengan tujuan melakukan penyidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu
untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek tertentu.
Menurut Bungin (2011:65) analisis kualitatif berangkat dari pendekatan fenomena
logisme yang sebenarnya lebih banyak alergi terhadap pendekatan positivisme
yang dianggap terlalu kaku, hitam-putih, dan terlalu taat asas. Dengan demikian,
pendekatan analisis kualitatif menggunakan pendekatan logika induktif, dimana
silogisme dibangun berdasar pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan
bermuara pada hal-hal umum sehingga dapat memahami sebuah fakta, bukan
menjelaskan fakta tersebut
Berdasarkan pendapat di atas, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini
sangat tepat karena penelitian ini penelitian ini dipilih karena penelitian metode
kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks, detail dan lengkap
tentang fenomena-fenomena yang terjadi . metode studi kasus dan lapangan ini
pada karakteristiknya meneliti masalah yang berkaitan dengan latar belakang,
29
Sehingga dapat melakukan penyelidikan mendalam mengenai subjek tertentu dan
bertujuan memberi gambaran lengkap mengenai subjek tertentu untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari program JKN di Kota Bandar Lampung
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, hal yang harus diperhatikan adalah masalah dan fokus
penelitian . fokus penelitian ini sebagai dasar dalam penentuan batasan masalah
di penelitian kualitatif untuk dapat mengarahkan jalannya penelitian. Fokus
penelitian ini mempunyai makna untuk seorang peneliti dapat memilah dan
menyerdehanakan volume data yang masuk, sehingga tepat menentukan batas
penelitian. Menurut Moleong (2005:92) penetapan fokus sebagai penelitian
penting artinya dalam usaha menentukan batas penelitian
Penelitian ini difokuskan pada tahapan Implementasi Kebijakan Program JKN
berdasarkan PMK No. 28 tentang Pedoman Penyelenggara Program JKN, yaitu :
1. Data Kepesertaan
Yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN dalam Pendataan seluruh
masyarakat kota Bandar Lampung, termasuk didalamnya mekanisme
penetapan dan pemutakhiran data peserta PBI, dan menjelaskan prosedur
pendaftaran JKN
2. Bentuk Pelayanan Kesehatan
Bentuk Pelayanan Kesehatan yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN
30
secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip kendali mutu dan
kendali biaya yang dilaksanakan secara berjenjang.
3. Pendanaan
Pendanaan yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN dalam proses
pengelolaan Iuran peserta, Pengelolaan Dana Kapitasi dan tatacara
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, juga pertanggungjawaban dana
kapitasi untuk kelancaran pelayanan kesehatan
4. Monitoring
Monitoring yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN dalam Monitoring
penyelenggaraan pelayanan JKN, adalah proses pengumpulan data dan
pengukuran kemajuan atas program JKN, dan memantau peruabahan yang
fokus pada proses dan keluaran
5. . Evaluasi
Evaluasi yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN dalam evaluasi adalah
proses pengukuran kontribusi program terhadap tujuan dan menginvestigasi
efektivitas program.
Tahapan implementasi ini kemudian dianalisis menggunakan model implementasi
Van Meter dan Van Horn, karena keenam variabelnya beroperasi secara stimulant
dan berinteraksi satu sama lain untuk membantu atau bersifat merintangi
implementasi kebijakan. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat peran keenam faktor
tersebut dalam implementasi kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan
31
1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan
Indikatornya :
a. Peraturan Pelaksana Program JKN
b. Sasaran Program
2. Sumber-sumber kebijakan
a. Sumber Dana (Keuangan)
b. SDM (Sumber Daya Manusia)
c. Fasilitas
3. Karakteristik atau sifat badan/instansi pelaksana
a.Kontrol Pengawasa
b.Karakteristik Organisasi Formal dan Non Formal
4. Disposisi
a. Kecenderungan Pemahaman Badan Pelaksana
b. Respond an Sikap Implementator terhadap kebijakan Program JKN
5. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan-kegiatan
pelaksanaan
6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik
C. Lokasi Penelitian
Meurut Lexy J. Moleong (2004 : 86) menyatakan bahwa dalam penentuan lokasi
penelitian cara baik yang ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori
substantif dan menjajaki lapangan mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada
di lapangan, sementara itu keterbatasan geografis dan praktis, seperti waktu, biaya
32
Lokasi yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan cara yang sengaja
(purposive) yaitu di BPJS Kesehatan Kota Bandar Lampung karena adanya media
– media informasi yang menyatakan bahwa ada terselenggaranya program dari
pemerintah tentang Sistem Jaminan Sosial, melalui program JKN untuk
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dsar hidup yang layak dan mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur
D. Jenis dan Sumber Data
Menurut Lofland dalam Moleong (2005 : 157) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan yang didapat dari informan
melalui wawancara, yang dimana selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain – lain. sumber data adalah benda, hal, atau orang maupun
tempat yang dijadikan sebagai acuan peneliti untuk melakukan analisis data untuk
mendapatkan informasi yang akurat dengan fokus penelitian
Secara umum data penelitian dibagi kepada 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Data Primer :
Dalam penelitian ini, data primer didapatkan melalui wawancara langsung
dengan informan yang ditentukan dari keterkaitan informan tersebut
dengan masalah penelitian. Wawancara juga dilakukan melalui panduan
wawancara.
Informan – informan berasal dari unsur penyelenggara dan pelaksana
program JKN. Data – data primer ini merupakan unit analisi utama dalam
33
2. Data sekunder merupakan data yang melengkapi informasi yang didapat
dari sumber data primer berupa :
1. Undang – undang RI Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
2. Undang – undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial masyarakat
3. Undang – undang RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 Pelayanan
Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
6. Peraturan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2014 pasal 4 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
7. Peraturan BPJS No 1 tahun 2014 tentang penyelenggaran jaminan
Kesehatan
8. Peraturan Presiden Nomor 12 tentang Jaminan Kesehatan
E.Instrumen Penelitian
Menurut Bagong Suyanto (2005 : 59) instrumen penelitian adalah perangkat untuk
menggali data primer dari responden sebagai sumber data terpenting dalam
sebuah penelitian survei. Instrumen penelitian ilmu sosial umumnya berbentuk
34
Pengumpulan data ini dibantu dengan menggunakan instrumen penelitian, antara
lain sebagai berikut :
1. Peneliti, yaitu dengan menggunakan seluruh alat panca indera yang ada.
melakukan pengamatan dan pencatatan secara seksama terhadap fenomenna
yang terjadi di lokasi penelitian. Sebagaimana disampaikan Moleong, maka
instrumen penelitian dari penelitian ini adalah manusia
2. Perangkat penunjang lainnya dalam berlangsungnya penelitian seperti panduan
wawancara, catatan, alat bantu rekam, kamera digital, buku, pena
F. Informan Penelitian
Menurut Arief Subyantoro dan FX. Suwarto (2007 :99) macam – macam dari
sumber – sumber data/informasi itu ada tiga, yaitu responden, informan, dan
purposive. Responden adalah sumber informasi yang dapat memberikan data
tentang keadaan dirinya. Informan adalah sumber informasi yang dapat memberi
data tentang keadaan orang lain, atau situasi lingkungannya. Kemudian purposive
adalah sumber informasi yang kompeten, dalam hal data/informasi tertentu
Adapun sumber informasi dari dalam penelitian ini diperoleh dari :
NO JENIS NAMA PEKERJAAN KAPASITAS WAKTU
1
Utama
Abu Bakar Kepala Bidang Manajemen
kesehatan & pemberdayaan masyarakat
Penyelenggara (DINKES)
11-08-2015
2 Leni S Staff Bidang Bina Pelayanan
kesehatan masyarakat
Titi Rahayu Ibu Rumah Tangga Masyarakat 16-08-2015
6 Fahri S Pegawai Swasta Masyakat 16-08-2015
35
8 Wilson M Dokter Umum Tenaga Medis 22-10-2015
9 Marlina Dokter Gigi Tenaga Medis 22-10-2015
G. Tekhnik pengumpulan Data
Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara mendalam
Baswori dan Suwandi (2008:127) mengartikan wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara, sebagai
pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi
jawaban atas pertanyaan itu. Maksud diadakannya wawancara, seperti
ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985 :266) dalam Baswori dan Suwandi
(2008 :127) antara lain : mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan,
organisasi, dan perasaan, motivasi, dan tuntutan dan kepedulian,
merekonstruksi, kebulatan – kebulatan harapan pada masa yang akan
mendatang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi dari orang
lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi,
mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti
sebagai pengecekan anggota.
Kegiatan wawancara dilakukan di beberapa tempat yang ditentukan oleh
informan. Wawancara dengan pihak pelaksana dilakukan di BPJS Kota
Bandar Lampung. Wawancara dengan pihak penyelenggara dilakukan di
36
peneliti terlebih dahulu memberitahukan kepada subyek akan maksud dan
tujuan dari wawancara dan menggunakan pertanyaan bebas sesuai dengan
tema wawancara yang ditetapkan, dengan teknik wawancara,seperti ini
peneliti bebas mendapatkan jawaban yang berbeda dan berdasarkan analisis
masing – masing subyek, sehingga data yang dihasilkan menjadi beragam
2. Observasi
Observasi menurut Ngalim purwanto (1985) dalam Baswori dan Suwandi
(2008 : 94) ialah suatu metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung Dari pengertian diatas,
dapat dipahami bahwa observasi merupakan salah satu metode pengumpulan
data dimana peneliti melihat dan mengamati secara visual, sehingga validitas
data sangat tergantung pada kemampuan observer.
Beberapa hal yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu keadaan tempat
sosial, ekonomi, politik, dan kesehatan di kota Bandar Lampung.mengamati
fenomena yang terjadi di lokasi penelitian, mengamati upaya – upaya dalam
pelaksanaan program JKN, kegiatan – kegiatan yang sedang berlangsung saat
penelitian, tindakan – tindakan, serta waktu berlangsungnya peristiwa
Penulis juga melakukan observasi terhadap pelaksanaan koordinasi dan
komunikasi serta penyampaian badan instansi terkait, yaitu pihak BPJS,
37
3. Dokumentasi
Baswori dan Suwandi (2008 : 158) metode ini merupakan suatu cara
pengumpulan data yang menghasilkan catatan – catatan penting yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang
lengkap dan sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya
mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah anak,
pendapatan, luas tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya. Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan
dokumen.
Penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak
digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang
diperoleh melalui observasi dan dan wawancara. Penyusunan form pencatatan
dokumen perlu dilakukan, supaya data dari sesuatu sumber/dokumen bisa
dikumpulkan secara terseleksi sesuai dengan keperluan penelitian
bersangkutan.
Guba dan Lincoln (1981 : 228) dalam Baswori dan Suwandi (2008 : 159)
mendefinsikan dokumen dan record adalah sebagai berikut : record adalah
setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk
keperluan untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan
akunting, dan dokumen ialah setiap bahan tertulis, ataupun film, lain dari
38
Dalam penelitian ini, dokumen – dokumen yang digunakan yaitu :
1. Undang – undang RI Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
2. Undang – undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN
3. Undang – undang RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
6. Peraturan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2014 pasal 4 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
7. Peraturan BPJS No 1 tahun 2014 tentang penyelenggaran jaminan Kesehatan
8. Peraturan Presiden Nomor 12 tentang Jaminan Kesehatan
9. Peraturan BPJS No 1 tahun 2014 tentang penyelenggaran jaminan Kesehatan
10. Laporan kegiatan yang berhubungan dengan program JKN
11. Buku – buku referensi
12. Website
13. Surat kabar
H. Tekhnik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang
disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Teknik