• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI

KOTA BANDAR LAMPUNG Oleh :

Ifit Chytrine Batubara

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup layak dan produktif. Untuk itu diperlukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terkendali biaya dan terkendali mutu. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakatMasalah riset yang ada dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu seperti penolakan pasien tidak mampu di Rumah Sakit Umum Daerah , penyelenggaraan Rumah Sakit Immanuel yang bermasalah karena kurang memperhatikan pasien dengan mengatakan kapasitas kamar penuh, dan kurangnya pemahaman masyarakat yang masih banyak yang belum mengetahui informasi tentang program JKN. Masalah tersebut menjadi masalah besar ketika diangkat dalam berita media cetak daerah Kota Bandar Lampung

(2)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implemetasi Kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan masyarakat di kota Bandar Lampung. Masalah yang diteliti adalah sejauh mana sasaran dan tujuan dari program JKN. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus dan lapangan didukung dengan data sekunder. Jenis data yang digunakan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan data pengolahan data dan observasi. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan informasi melalui wawancara dan pada tahap akhir dengan menarik kesimpulan

Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa pelaksanaan implementasi kebijakan program Jaminan Kesehatan Nasional ini belum maksimal dan terdapat kekurangan dari segi pelaksanaannya. Misalnya adalah tujuan dari Program JKN ini belum mencapai 100% mengcover masyarakat bandar lampung, yang hanya mencapai 70% dan sistem pelayanan kesehatan belum berjalan maksimal. Dari segi sumber daya manusia, belum memadai dibanding dengan luasnya wilayah kerja, Kecenderungan dari Implementator bersifat negatif, mempunyai perspektif yang berbeda diluar aturan program JKN juga dari segi komunikasi antar pelaksana yang masih kurang sehingga masyarakat belum mengetahui sepenuhnya tentang program JKN

(3)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI

KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

IFIT CHYTRINE BATUBARA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF THE NATIONAL HEALTH INSURANCE PROGRAM POLICY IN THE PUBLIC HEALTH SERVICE IN THE

BANDAR LAMPUNG CITY By

Ifit Chytrine Batubara

Health is a basic human need to live decent and productive work, for necessary health service delivery in a controlled cost and quality control. Services in the health sector is one of the most service needed by no surprising that health should always be addresses in order to provide the best health care to the community. The problems research in the implementation of National Health Insurance (JKN) that such refusal patient is unable at Regional General Hospital, the implementation of Immanuel problematic because of lack of attention to the patient by saying the capacity of the room is full, and a lack of understanding of society that many are not aware of information about JKN program. The issue became a major problem when raised in local print media news Bandar Lampung.

(5)

national health insurance .approach to qualitative research is case and field study and supported by secondary data. Types of data used are primary data obtained from interviews anda secondary data obtained from observasional data and data processing techniques of data analysis starts from gathering information through interviews and at the final stage to draw conclusions

The result showed that the implementation of the National Healt Insurance Program implementation adopted at the Bandar Lampung not up to many deficienses in terms of implementation for example, the goal of the National Health Insurance Program is not reached 100 percent in the whole of society covering in Bandar Lampung only reach 70 percent and health service provided has not been fullest. in terms of human resources still inadequete compared to the size in the working area of the health center and the amount contribute, authorizing signature of implementer is negative response, has a different perspective outside JKN program rules. Itself patient annually increasing also in terms communication between implementation are still lacking, so that people do not know as a whole about the National Health Insurance.

(6)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI

KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Ifit Chytrine Batubara

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar ... Halaman

1. Kerangka Pikir ... 26 2. Alur Pelayanan BPKS ... 60 3. Laporan Pelaksanaa Sosialisasi JKN Kepada Pekerja Bukan Penerima

Upah BPJS Kesehatan KC Bandar Lampung s.d Bulan

(8)

DAFTAR ISI

A. Tinjauan tentang Implementasi Kebijakan ... 10

1. Implementasi Kebijakan……… 10

2. Model Implementasi Kebijakan ……….11

a. Model Brian George D. Edward ... 12

b. Model Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier ... 12

c. Model. Van Meter dan Van Horn ... 13

B. Tinjauan tentang Program ……… ... 15

C. Tinjauan tentang Pelayanan ... 15

1. Pelayanan ... 15

2. Asas Pelayanan ... 15

3. Standar Pelayanan... 16

4. Pelayanan Kesehatan ... 17

5. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ... 18

D. Tahapan Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program JKN ... 18

E. Tinjauan tentang JKN ... 20

1. Pengertian JKN ... 20

2. Tujuan JKN ... 21

3. Sasaran Program ... 21

(9)

III.METODELOGI PENELITIAN

A. Tipe dan Jenis Penelitian ... 28

B. Fokus Penelitian ... 29

C. Lokasi Penelitian ... 31

D. Jenis dan Sumber Data ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Informan Penelitian ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

H. Teknik Pengolahan Data ... 39

I. Teknik Analisis Data ... 40

IV. Gambaran Umum Penelitian A. Sejarah Umum Kota Bandar Lampung ... 42

B. Penduduk Kota Bandar Lampung ... 43

V. Hasil dan Pembahasan A. Deskripsi Pelaksanaan tahapan Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentan Pedoman penyelenggaraan JKN ... 47

1. Kepesertaan ... 48

2. Bentuk Pelayanan Kesehatan ... 57

3. Pendanaan Program JKN ... 63

4. Monitoring dan Evaluasi ... 66

B. Data Informan ... 67

C. Hasil Penelitian Implementasi Kebijakan Program JKN Berdasarkan Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn ... 69

1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan Kebijakan ... 69

2. Sumber-sumber Kebijakan ... 78

3. Karakteristik atau sifat badan/instansi pelaksana…… ... 89

4. Disposisi (Kecenderungan) ... 93

5. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan – kegiatan pelaksana ... 100

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik ... 105

D. Pembahasan Penelitian Implementasi Kebijakan Program JKN Berdasarkan Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn ... 108

1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan Kebijakan ... 108

2. Sumber-sumber Kebijakan ... 111

3. Karakteristik atau sifat badan/instansi pelaksana…… ... 115

4. Disposisi (Kecenderungan) ... 118

5. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan – kegiatan pelaksana ... 121

(10)

E Analisis Kendala –kendala dalam Implementasi Kebijakan Program JKN dalam pelayanan Kesehatan masyarakat di Kota Bandar Lampung ... ... 125 VI. SIMPULAN DAN SARAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel ... Halaman

1. Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Tahun 2013 ... 44

2. Keterangan Informan ... 67

3. Jumlah Peserta berdasarkan Jenis Kepesertaan Bulan Agustus 2015 ... 74

4. Rekapitulasi Verifikasi dan Validasi Data Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS PM) Kota Bandar Lampung 2015 ... 75

5. Jumlah Tenaga Medis di 30 Puskesmas Kabupaten/Kota Bandar Lampung 2015 ... 78

6. Jumlah Tenaga Medis di 17 Fasilitas Kesehatan unit Rumah Sakit Kabupaten/Kota Bandar Lampung 2015 ... 79

7. Perhitungan premi/iuran PPU Swasta ... 83

8. Perhitungan iuran PPU PNS ... 83

9. Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Faskes I ... 86

10.Standar Tarif Rawat Inap FASKES Tingkat 1 (Non Kapitasi) .. 86

11.Jumlah Puskesmas Per Kecamatan Kota Bandar Lampung tahun 2014 ... 88

12.Sosialisasi Pekerja Penerima Upah tahun 2015 ... 101

13.Laporan Pelaksanaan Forum Komunikasi Kepada Tokoh Masyrakat, tokoh agama BPJS Kesehatan KC. Bandar Lampung s.d bulan Mei Tahun 2015 ... 102

14.Laporan Pelaksanaan Forum Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan Utama BPJS. Kesehatan KC. Bandar Lampung s.d bulan Mei tahun 2015 ... 103

(12)
(13)
(14)
(15)

MOTO

Banyak Kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah

(Thomas Alfa Edison)

Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk

dirinya sendiri

(Q.S Al Ankabut 29:6)

Always Keep The Faith And Hope To The End. Because Believe that this is just

the beginning. Even though are times when feel exhausted, just don’t give up”

(16)

PERSEMBAHAN

Puji syukur sebesar – besarnya saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada henti –hentinya memberikan rahmat dan hidayatnya. Salawat serta salam senantiasa saya curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan di muka bumi dan safaatnya yang dinanti di akhir nanti

Dengan segenap jiwa, raga, dan kerendahan hati, saya persembahkan karya tulis sederhana ini kepada :

Kedua orang tua

Papa ALHAN BATUBARA dan Mama TIWI IDA RAHAYU

Yang tak bosan-bosannya mendukung dan mendoakan setulus hati. Terima kasih

atas semuanya

Kakak- kakakku tersayang,

IKA ARINI, IRA HANDARINI, dan RIZKI FAJAR

Yang telah memberikan semangat, motivasi, juga doa yang tidak henti terputus

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pangkal Pinang, pada tanggal 30 Maret

1993, anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak

Alhan Batubara dan Ibu Tiwi Ida Rahayu.

Penulis menyelesaikan masa pendidikan di sekolah dasar (SD) di SD

Negeri 03 Nunukan, Kalimantan Timur pada tahun 2005, menyelesaikan pendidikan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 02 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau tahun 2008,

kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) di SMA Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2011. Pada tahun

yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik Jurusan Ilmu Pemerintahan melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan.

Pada tahun 2014, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Banjar Masin,

(18)

SANWANCANA

Assalammualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmatnya berupa kekuatan dan ketekunan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN

MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG disusun untuk melengkapi salah satu

syarat dalam mencapai gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung

Dalam Penyusunan skripsi ini, banyak sekali bantuan dan dukungann serta motivasi yang

penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2. Bapak Drs. Denden Kurnia Indra Drajat M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

(19)

3. Bapak Yana Ekana PS. M.Si Selaku Dosen Pembimbing utama yang telah banyak

membantu, membimbing, mengarahkan dan memberi sarana dan masukannya kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini

4. Bapak Budi Kurniawan S.IP, M.Pub.Pol selaku Dosen Pembimbing pembantu yang

telah banyak memberikan saran, masukan, semangat, dan juga motivasi dalam

penyelesaian skripsi

5. Bapak Maulana selaku pembahas dosen yang telah banyak memberikan kritik dan

saran terhadap penulis

6. Bapak Ismono Hadi Selaku Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis

menjalani pendidikan di Jurusan Ilmu Pemerintahan

7. Seluruh Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Terima

kasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Ilmu

Pemerintahan

8. Staff akademik dan kemahasiswaan yang telah membantu kelancaran administrasi

selama penulis menjadi mahasiswa

9. Orang tua tercinta, Papa Alhan Batubara SH.MH dan mama Tiwi ida Rahayu, yang

selalu memberikan kasih sayang berlimpah dan tiada berhenti untuk terus dicurahkan

untukku hingga kapanpun. Terima kasih atas segala perjuangan dan pengorbanan

yang telah papa mama lakukan selama ini dalam merawat dan menjagaku. Kasihmu

tidak akan bisa kubalas sebesar apapun, walau begitu ifit tetap berusaha untuk suatu

saat nanti dapat membahagiakan papa dan mama, dan menjadi anak yang

membanggakan. Amin

10.Kakakku tersayang, Ika Arini, yang selalu mendukung, dan tak lupa cerewetnya untuk

(20)

menyempatkan waktunya untuk memikirkanku, i feel so greatfull because i have you

my lovely sister!! Finally im graduation!!

11.Untuk kakakku Ira Handarini dan keluarga kecilnya, dengan abang ipar Rizki Fajar

Ernanda. terima kasih semangat, motivasi dan kepeduliannya kakakku sayangg

12.Keempat sahabat baikku, yaitu Rya Clara Almanda, Leny Novelina, Syalian Sepky,

dan Nur Halimah, yang selalu ada kapanpun dan dimanapun buat aku., semoga

persahabatan kita tetap terjaga dimanapun kita kerja dan berkeluarga nantinya

13.Teman – teman Seangkatan Ilmu Pemerintahan 2011, untuk Eki, Aris, Dian, Feby,

Genta, Aisyah, Evi, Zakiyah, Meyliza dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, untuk kalian, terima kasih atas bantuan, sharing dan semangatnya

14.Gadis – gadis KKN ku di desa Banjar Masin, untuk Feni, Imelda, Hety, Gorendva,

Cendana, Putri, dan abang Grace

15.Untuk Alumni Antrax Smansa, Panji, Ade, Fina, dan lainnya, terutama Riza Armelia,

terima kasih atas kepeduliannya, untuk Riza, berkat lo kadang stress gw ilang

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan

tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Semoga Allah SWT, membalas kebaikan kita semua

Amin,

Bandar Lampung, November 2015

Penulis

(21)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 tercantum tujuan nasional bangsa

Indonesia. Salah satu tujuan nasional yang tercantum didalam alinea ke empat

adalah memajukan kesejahteraan umum. Untuk tujuan tersebut, telah banyak

upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, salah satunya adalah upaya

perwujudan kesejahteraan dalam perlindungan kesehatan, sosial, memberi rasa

aman, sehingga dapat menuju suatu keadaan yang lebih baik daripada keadaan

yang sebelumnya

Berdasarkan yang diamanatkan dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun

1945 pasal 28 H dan Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 1992 Tentang

Kesehatan, menyatakan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap

penduduk dan setiap penduduk berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena

itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan

terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi

(22)

2

Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan juga ditegaskan bahwa

setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber

daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,

bermutu, dan terjangkau. Sesuai UUD 1945, pemerintah daerah yang mengatur

dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah, diarahkan

untuk mempercepat tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia, melalui

peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta

peningkatan daya saing daerah.

Mewujudkan komitmen dan konstitusi yang telah dipaparkan diatas, maka

pemerintah membuat kebijakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi

kesehatan perorangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor

71 Tahun 2013 pada pasal 1, menyebutkan Jaminan Kesehatan adalah jaminan

berupa perlindungan kesehatan agar peserta memporeleh manfaat pemeliharaan

kesehatan, dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran, atau iurannya dibayar

oleh pemerintah. Tujuan Program ini dijelaskan pada UU RI Nomor 40 Tahun

20O4 tentang Sistem Jaminan Sosial Masyarakat adalah menjamin peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan. Program JKN yang telah disebutkan diatas adalah

salah satu program dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dimana

(23)

3

SJSN mengamanatkan jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk. Untuk

mewujudkan tujuan SJSN, maka dibentuklah badan penyelenggara yang

berbentuk badan hukum publik, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial, juga menetapkan, SJSN akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri

atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk program JKN

akan diselenggarakan dan dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan yang

implementasinya dimulai pada tanggal 1 Januari 2014.

Penyelenggaraan program JKN dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang

dijelaskan diatas, maka dalam hal pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan

Program JKN yang telah berlangsung selama 1 tahun, fungsi tersebut dilakukan

oleh Dinas Kesehatan sebagai bentuk pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya

di kota Bandar Lampung. Dalam rangka mengimplementasikan program JKN,

maka diperlukan kerjasama dari semua pihak yang terkait agar program ini tepat

sasaran dan berjalan secara optimal. Hal tersebut dilakukan dengan pendataan

seluruh masyarakat di Kota Bandar Lampung sampai dengan sosialisasi. Sehingga

dapat mencakup seluruh masyarakat yang ada di Kota Bandar Lampung. Sehingga

tujuan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Bandar Lampung

dapat tercapai dan hidup sejahtera.

BPJS Kesehatan, selaku penyelenggara dan pelaksana dari program JKN,

berperan langsung untuk memotivasi masyarakat untuk hidup sehat, sehingga

peserta dapat menerima manfaat program JKN. Dengan adanya pelaksanaan dari

(24)

4

Lampung sehingga dapat mengurangi risiko masyarakat untuk menanggung biaya

kesehatan dari uang sendiri dan dalam jumlah yang sulit diprediksi dengan biaya

yang sangat besar

Dalam pelaksanaan program JKN yang telah berlangsung selama 1 (satu) tahun,

masih terkendala bentuk Implementasinya, adapun masalah yang muncul dari

implementasi program JKN adalah :

1. Sistem pelayanan kesehatan program JKN, dalam pelaksanannya diketahui

adanya penolakan pasien yang tidak mampu. Hal ini dialami oleh pasien

peserta BPJS, bernama Winda Sari (25). Perempuan pemulung yang terusir

dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSUDAM) itu meninggal

dunia pada hari Rabu, 21 Januari 2015. Petugas medis meminta Winda untuk

meninggalkan rumah sakit, sedangkan luka pada kakinya yang kecelakaan

masih belum sembuh. Hal ini dikarenakan pihak Winda Sari tidak memiliki

uang untuk membayar biaya pengobatan.

(www.duajurai.com/2015/01/bpjs-watch-minta-invetigasi-kasus-winda-sari/ diakses pada rabu, 21 Januari 2015,

pukul 11.00).

Padahal Jika dilihat PP Nomor. 101 tahun 2012 tentang PBI jo. Perpres 111

tahun 2013 tentang jaminan kesehatan mengakomodasi 86,4 Juta rakyat

miskin sebagai peserta PBI, yang termasuk didalamnya adalah anak jalanan,

(25)

5

2. Dalam pelaksanaan program JKN di Lapangan, diketahui di rumah sakit

Immanuel, penyelenggaraannnya masih bermasalah. Rumah sakit Immanuel

dapat dikatakan belum secara maksimal memberikan pelayanan kepada si

pasien. Salah satunya tindakannya adalah bentuk penolakan dan hanya

memberi keterangan bahwa kapasitas kamar rumah sakit sudah penuh dan

tidak dapat menampung pasien lain. Padahal sudah seharusnya Rumah sakit

dapat memberi sedikit mencerminkan kepedulian kepada pasien, dan

memberi sedikit pelayanan melalui dokter umum yang berada setiap saat

(http://www.harianlampung.com/m/index.php?ctn=1&k=hukum&i=2408

diakses pada minggu, 25 januari 2015 pukul 14.00).

Berdasarkan evaluasi dari keluhan masyarakat, terkait pelayanan program

kesehatan, BPJS memutuskan kerjasama sementara dengan Rumah Sakit

Immanuel. Pemutusan ini diharapkan untuk pihak manajemen Rumah sakit

Immanuel dapat melakukan konsolidasi internal terkait peserta BPJS. Pada

era JKN, tidak boleh adanya perbedaan dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat ( sumber :

www.ruajurai.com/read/2015/03/07/pernah-tolak-pasien-bpjs-putus-kerjasama-rs-immanuel-lampung.html diakses pada Sabtu, 07 Maret 2015,

pukul 12.37 WIB)

3. Kurangnya pemahaman masyarakat akan program JKN, selama ini informasi

mengenai program BPJS masih di kalangan pelaksana di rumah sakit dan

fasilitas kesehatan (faskes), sedangkan di masyarakat cenderung tidak

(26)

6

Berdasarkan wawancara pada masyarakat oleh globalnews.com, Sejumlah

peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kota

Bandarlampung meminta pihak penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional

itu melakukan sosialisasi hingga ke masyarakat.

Diutarakan oleh Wira, peserta program JKN, mengharapkan program ini

disosialisasikan lebih pada masyarakat, karena pengetahuan program JKN

pada masyarakat masih minim. Pernyataan ini senada dengan dengan peserta

Program JKN lainnya, Rimba dan Sulastri. Diharapkan BPJS dapat

meningkatkan sosialisasi terkait program JKN itu kepada masyarakat luas,

serta menjalin kerjasama yang baik dengan fasilitas kesehatan (faskes) I dan

seterusnya sehingga mereka dapat dan turut serta dalam mensosialisasikan

aturan-aturan yang berlaku

(http://www.globalnews.id/4412/bpjs-bandarlampung-diminta-sosialisasi-hingga-ke-masyarakat/ diakses pada

Rabu, 13 Mei 2015, pukul 07.27).

Sedangkan berdasarkan, Kepala Divisi Regional XIII BPJS Kesehatan, Mira

Anggraeni menyebutkan bahwa untuk memperbaiki pelayanan sekaligus

mengurangi salah persepsi terkait penerapan JKN, maka diperlukan sebuah

komunikasi dan sosialisasi yang intensif. Tidak hanya pada rumah sakit, tapi

juga pada masyarakat untuk mengetahui hak dan kewajibannya.

Seperti contoh kesadaran membayar premi BPJS. Selain itu diperlukan

(27)

7

ada perbedaan mengenai klaim atau biaya pengobatan antara rumah sakit

swasta dan pemerintah di fasilitas kesehatan (faskes) II dan III. Dengan

demikian dapat menghindari dan menyelesaikan kesalahpahaman antara

rumah sakit serta masyarakat yang belum memahami proses tentang sistem

pelayanan kesehatan tersebut. Sehingga, pihaknya dapat mendorong rumah

sakit untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan JKN menjadi lebih baik.

(http://www.antaranews.com/berita/488382/bpjs-lampung-diminta-intensifkan-komunikasi diakses pada minggu, 25 januari 2015 pukul 14.10).

Melihat permasalahan – permasalahan yang terjadi, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Kota Bandar Lampung”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, penulis membuat rumusan masalah

tentang “Bagaimanakah Implementasi Kebijakan Program JKN dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Bandar Lampung?”

.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui implementasi kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan

(28)

8

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan baik

teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya Khasanah Ilmu

Pemerintahan khususnya berkaitan dengan kajian Implementasi Kebijakan

Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini sebagai bahan masukkan bagi Pemerintah Kota Bandar

Lampung dalam melaksanakan kewajibannya, yakni Kebijakan Program JKN

(29)

II.TINJAUAN PUSTAKA

Penulis telah menjelaskan pada bab pendahuluan, latar belakang masalah

penelitian yaitu : Implementasi Kebijakan Program JKN dalam Pelayanan

Kesehatan Masyarakat di Kota Bandar Lampung. Sehingga dapat merumuskan

masalah dan mengetahui tujuan dari penelitian dilaksanakan, dan juga kegunaan

dari penelitian ini berlangsung.

Maka pada bagian ini , penulis akan menjelaskan teori, serta pustaka yang dipakai

pada waktu penelitian. Teori teori ini diambil dari buku, dan data-data sekunder .

teori yang dibahas meliputi teori tentang tinjauan dari Implementasi Kebijakan,

Model Implementasi, tinjauan dari program, tinjauan pelayanan, asas pelayanan,

tinjauan pelayanan kesehatan, jenis pelayanan kesehatan, syarat pokok

pelayananan kesehatan, tinjauan dari JKN, tujuan dari JKN, sasaran program,

(30)

10

A. Tinjauan Tentang Implementasi Kebijakan

1. Pengertian Implementasi Kebijakan

Menurut kamus Webster dalam Wahab (2004:64), merumuskan secara

pendek bahwa “to provide the means for carrying out” yang artinya

“Menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu”. To give practical effect to” yang artinya “Menimbulkan dampak/ akibat terhadap sesuatu.

Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2004 : 64), merumuskan proses

implementasi ini sebagai “those actions by public or private individuals (or

groups) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior

policy decisions” yang artinya “tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu/pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada

tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”.

Implementasi menurut Pressman dan Wildavsky dalam Wahab ( 2004 : 65)

adalah sebuah proses pelaksanaan pembuatan kebijakan dengan cara-cara lain

antara penentuan tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Ini pada

dasarnya adalah kemampuan untuk membangun hubungan dalam mata rantai

sebab-akibat agar kebijakan bisa berdampak. Implementasi akan semakin tak

efektif jika hubungan antara semua agen yang menjalankan kebijakan justru

(31)

11

2. Model Implementasi Kebijakan

Dalam studi implementasi kebijakan,menurut Agustino (2012 : 140)

dijelaskan tentang adanya dua pendekatan guna memahami implementasi

kebijakan , yakni

a. Pendekatan top-down : implementasi kebijakan yang dilakukan

tersentralisir dan dimulai dari aktor tingkat pusat dan keputusannnya pun

diambil dari tingkat pusat. Pendekatan ini bertitik tolak dari perspektif

keputusan politik (kebijakan) yang ditetapkan oleh pembuat kebijakan

harus dilaksanakan oleh administratur atau birokrat level bawahnya

b. Pendekatan Bottom-Up : didasarkan pada jenis kebijakan publik yang

mendorong masyarakat untuk mengerjakan sendiri implementasi

kebijakannya, atau masih melibatkan pemerintah, namun hanya ditataran

rendah

Para ahli kebijakan juga mengajukan beberapa model implementasi kebijakan

untuk keperluan penelitian maupun analisis. Model yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan kebijaksanaan yang semakin kompleks. Untuk itu

diperlukan teori yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel

yang menjadi fokus analisis.

Banyak bermacam model yang diajukan oleh para ahli, namun disini hanya

(32)

12

a. Model implementasi menurut George C. Edward :

Model implementasi ini berperspektif top-down, yang dinamakan dengan

direct and indirect Impact on Implementation. Pendekatan yang

diteoremakan oleh Edward dalam Agustino (2012 : 149) terdapat empat

variabel yang sangat menentukan keberhasilan implementasi kebijkaan,

yaitu :

1. Komunikasi

2. Sumber Daya

3. Disposisi

4. Struktur Birokrasi

b. Model Implementasi menurut Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier :

Model ini disebut juga sebagai A Frame Work for Implementation

Analysis (kerangka Analisis Implementasi). Kedua hal ini berpendapat

bahwa peran penting dari analisis implementasi kebijaksanaan negara

ialah mengidentifikasikan variabel – variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi.

Dalam Agustino (2012 : 144) mengklasifikasikan variabel tersebut

sebagai berikut:

1. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap atau dikendalikan 2. Kemampuan keputusan kebijakan untuk menstruktur secara tepat

proses implementasinya

(33)

13

c. Model Implementasi Menurut Van Meter dan Van Horn

Model ini disebut juga sebagai A Model of the Policy Implementation

Process (Model Implementasi Kebijaksanaan). Model yang

dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn Dalam Wahab (2004:78)

teorinya ini beranjak dari suatu argumen bahwa perbedaan dalam proses

implementasi akan dipengaruhi oleh sifat kebijaksanaan yang akan

dilaksanakan. Selanjutnya mereka menawarkan suatu pendekatan yang

mencoba untuk menghubungkan antara isu kebijaksanaan dengan

implementasi dan suatu model konseptual yang mempertalikan

kebijaksanaan dengan prestasi kerja (performance). Kedua ahli tersebut

mengemukakan bahwa jalan yang menghubungkan antara kebijakan

prestasi kerja dipisahkan oleh jumlah variabel bebas (independent

variable) yang saling berkaitan.

Model ini mengandaikan bahwa Implementasi Kebijakan berjalan secara

Linier dari keputusan yang tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan

publik. ada enam variabel yang menurut Van Meter dan Van Horn, dalam

Agustino (2012:142) yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik

tersebut, adalah :

1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang mengada di level pelaksana

2. Sumber-sumber kebijakan

(34)

14

3. Karakteristik atau sifat badan/instansi pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik

4. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan-kegiatan pelaksanaan

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya, kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan begitu pula sebaliknya

5. Disposisi

Disposisi dalam implementasi kebijakan publik diartikan sebagai kecenderungan, keinginan, atau kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan kebijakan terhadap tiga macam elemen yang mempengaruhi kemampuan dan kemauan para pelaksana dalam mengimplementasikan suatu kebijakan

6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik

Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan. Karakteristik parapartisipan yakni, mendukung atau menolak. Bagaimana sifat oponi publik yang ada dilingkungan dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan

Berdasarkan ketiga model implementasi diatas, maka model implementasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Van Meter dan Van Horn

dikarenakan keenam variabelnya beroperasi secara stimulant dan berinteraksi

satu sama lain untuk membantu atau bersifat merintangi implementasi

kebijakan.

Dalam hal ini, peneliti ingin melihat peran keenam faktor dari implementasi

Van Meter dan Van Horn dalam program JKN yang terselenggara di kota

Bandar Lampung, dan melihat sejauh mana sejauh mana tindakan para

pelaksana sesuai prosedur dan tujuan kebijakan di level pusat, untuk menilai

(35)

15

B. Tinjauan Tentang Program

Dalam Peraturan Menteri Negara pendayagunaan aparatur Negara Nomor : PER/

09/M.PAN/5/2007. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi suaatu atau

lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau lembaga untuk

mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan

masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintahan.

C. Tinjauan tentang Pelayanan

1. Pengertian pelayanan

Menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (1997: 48) dalam Azwar

(1998 :2) Pelayanan adalah produk yang tidak kasat mata (tidak adapat

diraba) yang melibatkan usaha manusia dan menggunakan peralatan.

Menurut Groonroos (1990 : 27) pelayanan adalah suatu aktivitas atau

serangkaian yang bersifat kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya

interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lainnya yang

disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk

memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.

2. Asas Pelayanan

Menurut keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004, asas pelayanan

(36)

16

1. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan, dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti

2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas

4. Partisipatif

Mendorong peran dan serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat

5. Kesamaan hak

Tidak diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi

6. Keseimbangan hak dan kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing–masing pihak

3. Standar Pelayanan

Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau

penerima pelayanan. Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004,

dalam Azwar (1998 :21 ) standar pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi :

1. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.

2. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

3. Biaya pelayanan

Biaya pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.

4. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Sarana dan prasarana

(37)

17

6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat, berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

4. Pelayanan Kesehatan

Menurut Levey dan Loomba ( 1973) dalam Ratminko dan Atik Septi (2012 :

35) yang dimaksud pelayanan kesehatan ialah suatu upaya yang

diselenggarakan sendiri atau secara bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan,

keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.

Sesuai dengan batasan yang seperti ini, segera mudah dipahami bahwa bentuk

dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan banyak macamnya.

Karena amat ditentukan oleh :

1. Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau

secara bersama-sama dalam suatu organisasi

2. Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan

kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan

penyakit, pemulihan kesehatan, atau kombinasi dan padannya

(38)

18

5. Syarat pokok pelayanan kesehatan

Sebagai suatu pelayanan kesehatan yang baik, keduanya harus memiliki

berbagai persyaratan pokok Ratminko dan Atik Septi (2012 : 38) . Syaratnya

adalah sebagai berikut :

1. Tersedia dan berkesinambungan

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (Continous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat dibutuhkan

2. Dapat diterima dan wajar

Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifart wajar (Appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Seperti halnya bertentangan dengan adat istiadat, budaya, keyakinan, bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik

3. Mudah dicapai

Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai. Oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan disini terutama dai sudut lokasi. Dengan demikian, untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting

4. Mudah dijangkau

Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah dijangkau masyarakat. Pengertian keterjangkauan disini adalah dilihat dari sudut biaya.

D. Tahapan Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentang pedoman penyelenggaraan JKN

Tahapan dalam implementasi merupakan tahap dimana badan Penyelenggara

meletakkan sistem untuk siap dioperasikan. BerdasarkanPMK No. 28 tahun 2014,

maka tahapan implementasi kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan

(39)

19

1. Data Kepesertaan

Pendataan seluruh masyarakat kota Bandar Lampung yang tergabung dalam

Program JKN, Termasuk di dalamnya mekanisme dalam penetapan dan

pemutakhiran data bagi anggota Penerima Bantuan Iuran (PBI) juga

menjelaskan tahapan prosedur pendaftaran peserta JKN.

2. Bentuk Pelayanan Kesehatan

Tahapan selanjutnya adalah kegiatan pemberian akses pelayanan kesehatan

yang mudah diberikan secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip

kendali mutu dan kendali biaya yang dilaksanakan secara berjenjang dimulai

dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari

pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga

hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua

atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan

permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan geografis, dan pertimbangan

ketersediaan fasilitas.

3. Pendanaan Program JKN

Tahapan ini adalah pengelolaan Iuran dalam adalah sejumlah uang yang

dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah

untuk program JKN dan juga Pengelolaan Dana Kapitasi adalah tatacara

penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban dana

kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS Kesehatan untuk kelancaran

(40)

20

4. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jaminan Kesehatan

dimaksudkan agar tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat

lanjutan telah sesuai dengan kewenangan dan standar pelayanan medis

ditetapkan oleh Menteri. Evaluasi penyelenggaraan JKN aspek yang akan

dievaluasi yaitu status kesehatan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi,

jaminan sosial, fiskal, dan lain-lain. Sedangkan Monitoring penyelenggaraan

pelayanan JKN oleh Kementerian Kesehatan lebih di prioritaskan pada aspek

Fasilitas Kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan, Obat dan Alat

Kesehatan, Utilisasi Pelayanan.

E. Tinjauan tentang JKN

1. Pengertian JKN

Berdasarkan Peraturan BPJS No 1 tahun 2014 tentang penyelenggaran

jaminan Kesehatan yaitu : Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa

perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan

kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

yang telah membayar iuran atau iurannnya dibayar oleh pemerintah

Pada pasal 19 UU No.40 tahun 2004, Jaminan Kesehatan Nasional Adalah

perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan

(41)

21

yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya

dibayar oleh pemerintah, yang pada pasal 22, UU No.40/2004 menjelaskan

Jaminan Kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan

kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan.

2. Tujuan JKN :

Tujuan JKN berdasarkan Undang – undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial masyarakat, pasal 19, yaitu :

Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

3. Sasaran Program

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2014 pasal 4 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012, menyebutkan Peserta JKN

adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6

(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Peserta JKN terdiri

dari dua golongan, yaitu Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta

Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)

a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

(42)

22

1. Kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu ditetapkan oleh Menteri

Sosial setelah berkoordinasi dengan Menteri dan/atau pimpinan

lembaga terkait.

2. Hasil pendataan fakir miskin dan orang tidak mampu yang dilakukan

oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

statistik (BPS) diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri Sosial untuk

dijadikan data terpadu.

3. Data terpadu yang ditetapkan oleh Menteri Sosial dirinci menurut

provinsi dan kabupaten/kota dan menjadi dasar bagi penentuan

jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan

4. Menteri Kesehatan mendaftarkan jumlah nasional PBI Jaminan

Kesehatan sebagai peserta program Jaminan Kesehatan kepada BPJS

Kesehatan.

b. Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Kriteria masyarakat yang tergolong dari PBI adalah sebagai berikut:

1. Peserta penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu Setiap orang

yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah,

antara lain Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri,

Pejabat Negara, Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil,

Pegawai Swasta, dan Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja

(43)

23

2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu

setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, antara lain

pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri, dan lain

sebagainya.

3. Bukan pekerja penerima dan anggota keluarganya, yaitu setiap orang

yang tidak bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan,

antara lain Investor, Pemberi kerja, Penerima pensiun, Veteran,

Perintis kemerdekaan, dan bukan pekerja lainnya yang memenuhi

kriteria bukan pekerja penerima upah.

F. Kerangka Pikir

Kebijakan program JKN yang mulai dilaksanakan di Kota Bandar Lampung pada

tanggal 1 Januari 2014, adalah suatu komitmen dalam mewujudkan kesejahteraan

rakyat Indonesia. Hal ini tercantum dalam Undang-undang No 40 tahun 2004,

tentang Sistem Jaminan Sosial yang merupakan upaya untuk melakukan reformasi

di bidang SJSN.

Tujuan dari program JKN ini tercantum di Undang – undang RI Nomor 40 Tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial masyarakat, pasal 19, yaitu :

Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

(44)

24

Program JKN ini diselenggarakan oleh badan hukum publik, yaitu BPJS

Kesehatan, yang mempunyai tujuan sama untuk mewujudkan keberhasilan

program JKN, seperti yang tercantum di UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, mewujudkan terselenggaranya pemberian

Jaminan Kesehatan yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya

sebagai pemenuhan kebutuhan dasar hidup Penduduk Indonesia.

Adapun kendala program JKN dalam implementasinya adalah sebagai berikut :

1. Sistem pelayanan kesehatan program JKN, dalam pelaksanannya diketahui

adanya penolakan pasien yang tidak mampu

2. Dalam pelaksanaan program JKN di Lapangan, diketahui di rumah sakit

Immanuel, penyelenggaraannnya masih bermasalah.

3. Kurangnya sosialisasi, dan minimnya pengetahuan masyarakat akan program

JKN yang diselenggarakan BPJS

Berdasarkan pelaksanaan implementasinya, berdasarkan peraturan Menteri

Kesehatan RI No 28 Tahun 2014, maka tahapan – tahapan dalam pelaksanaan kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan masyarakat di kota Bandar

Lampung adalah sebagai berikut :

1. Tahapan mendata kepesertaan

2. Tahapan dalam bentuk pelayanan kesehatan

3. Tahapan dalam Pendanaan untuk kelancaran Program

4. Tahapan dalam Monitoring kebijakan program JKN

(45)

25

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas, maka pada penelitian ini peneliti

mencoba menganalisis tahapan – tahapan dalam pelaksanaan kebijakan program JKN yang ada dengan menggunakan model implementasi Van Meter dan Van

Horn, dikarenakan keenam variabelnya beroperasi secara stimulan dan

berinteraksi satu sama lain untuk membantu atau bersifat merintangi implementasi

kebijakan. Dalam hal ini peneliti ingin melihat peran keenam faktor dari

implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn (dalam model implementasi

kebijakan). Dalam impelementasi kebijakan program JKN dalam pelayanan

(46)
(47)

III. METODE PENELITIAN

Penulis menjelaskan secara rinci pada bab Tinjauan Pustaka, tentang, teori, serta

pustaka yang dipakai pada waktu penelitian serta kerangka pikir yang

menjelaskan acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

Maka Pada bab III ini, penulis akan menjelaskan metode yang digunakan dalam

penelitian. Metode yang dipilih sesuai dengan tujuan peneliti, yaitu untuk

mengetahui implementasi kebijakan program JKN dalam peningkatan pelayanan

kesehatan masyarakat. Pada bagian pertama akan dijelaskan tentang tipe dan jenis

penelitian yang akan dipakai, bagian kedua akan menjelaskan fokus penelitian,

bagian ketiga akan menjelaskan Jenis dan sumber data, bagian keempat akan

menjelaskan Instrumen Penelitian, bagian kelima akan menjelaskan informan

penelitian yang menjadi sumber informasi penelitian, bagian keenam akan

menjelaskan tentang teknik pengumpulan data yang meliputi wawancara,

observasi, dokumentasi, bagian ketujuh akan menjelaskan tentang teknik

pengolahan data yang meliputi Editing, interpretasi data, dan bagian terakhir

menjelaskan teknik analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

(48)

28

A.Tipe dan Jenis Penelitian\

Tipe Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Tipe Penelitian studi kasus

dan lapangan (Case and Field Study) dengan menginterpretasikan data kualitatif.

Menurut Mardalis (2008:26) Penelitian studi Kasus dan lapangan adalah

penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan

kondisi saat ini dari subjek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan

dengan tujuan melakukan penyidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu

untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek tertentu.

Menurut Bungin (2011:65) analisis kualitatif berangkat dari pendekatan fenomena

logisme yang sebenarnya lebih banyak alergi terhadap pendekatan positivisme

yang dianggap terlalu kaku, hitam-putih, dan terlalu taat asas. Dengan demikian,

pendekatan analisis kualitatif menggunakan pendekatan logika induktif, dimana

silogisme dibangun berdasar pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan

bermuara pada hal-hal umum sehingga dapat memahami sebuah fakta, bukan

menjelaskan fakta tersebut

Berdasarkan pendapat di atas, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini

sangat tepat karena penelitian ini penelitian ini dipilih karena penelitian metode

kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks, detail dan lengkap

tentang fenomena-fenomena yang terjadi . metode studi kasus dan lapangan ini

pada karakteristiknya meneliti masalah yang berkaitan dengan latar belakang,

(49)

29

Sehingga dapat melakukan penyelidikan mendalam mengenai subjek tertentu dan

bertujuan memberi gambaran lengkap mengenai subjek tertentu untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dari program JKN di Kota Bandar Lampung

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, hal yang harus diperhatikan adalah masalah dan fokus

penelitian . fokus penelitian ini sebagai dasar dalam penentuan batasan masalah

di penelitian kualitatif untuk dapat mengarahkan jalannya penelitian. Fokus

penelitian ini mempunyai makna untuk seorang peneliti dapat memilah dan

menyerdehanakan volume data yang masuk, sehingga tepat menentukan batas

penelitian. Menurut Moleong (2005:92) penetapan fokus sebagai penelitian

penting artinya dalam usaha menentukan batas penelitian

Penelitian ini difokuskan pada tahapan Implementasi Kebijakan Program JKN

berdasarkan PMK No. 28 tentang Pedoman Penyelenggara Program JKN, yaitu :

1. Data Kepesertaan

Yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN dalam Pendataan seluruh

masyarakat kota Bandar Lampung, termasuk didalamnya mekanisme

penetapan dan pemutakhiran data peserta PBI, dan menjelaskan prosedur

pendaftaran JKN

2. Bentuk Pelayanan Kesehatan

Bentuk Pelayanan Kesehatan yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN

(50)

30

secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip kendali mutu dan

kendali biaya yang dilaksanakan secara berjenjang.

3. Pendanaan

Pendanaan yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN dalam proses

pengelolaan Iuran peserta, Pengelolaan Dana Kapitasi dan tatacara

penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, juga pertanggungjawaban dana

kapitasi untuk kelancaran pelayanan kesehatan

4. Monitoring

Monitoring yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN dalam Monitoring

penyelenggaraan pelayanan JKN, adalah proses pengumpulan data dan

pengukuran kemajuan atas program JKN, dan memantau peruabahan yang

fokus pada proses dan keluaran

5. . Evaluasi

Evaluasi yaitu Implementasi Kebijakan Program JKN dalam evaluasi adalah

proses pengukuran kontribusi program terhadap tujuan dan menginvestigasi

efektivitas program.

Tahapan implementasi ini kemudian dianalisis menggunakan model implementasi

Van Meter dan Van Horn, karena keenam variabelnya beroperasi secara stimulant

dan berinteraksi satu sama lain untuk membantu atau bersifat merintangi

implementasi kebijakan. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat peran keenam faktor

tersebut dalam implementasi kebijakan program JKN dalam pelayanan kesehatan

(51)

31

1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan

Indikatornya :

a. Peraturan Pelaksana Program JKN

b. Sasaran Program

2. Sumber-sumber kebijakan

a. Sumber Dana (Keuangan)

b. SDM (Sumber Daya Manusia)

c. Fasilitas

3. Karakteristik atau sifat badan/instansi pelaksana

a.Kontrol Pengawasa

b.Karakteristik Organisasi Formal dan Non Formal

4. Disposisi

a. Kecenderungan Pemahaman Badan Pelaksana

b. Respond an Sikap Implementator terhadap kebijakan Program JKN

5. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan-kegiatan

pelaksanaan

6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik

C. Lokasi Penelitian

Meurut Lexy J. Moleong (2004 : 86) menyatakan bahwa dalam penentuan lokasi

penelitian cara baik yang ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori

substantif dan menjajaki lapangan mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada

di lapangan, sementara itu keterbatasan geografis dan praktis, seperti waktu, biaya

(52)

32

Lokasi yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan cara yang sengaja

(purposive) yaitu di BPJS Kesehatan Kota Bandar Lampung karena adanya media

– media informasi yang menyatakan bahwa ada terselenggaranya program dari

pemerintah tentang Sistem Jaminan Sosial, melalui program JKN untuk

masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dsar hidup yang layak dan mewujudkan

masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2005 : 157) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan yang didapat dari informan

melalui wawancara, yang dimana selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain – lain. sumber data adalah benda, hal, atau orang maupun

tempat yang dijadikan sebagai acuan peneliti untuk melakukan analisis data untuk

mendapatkan informasi yang akurat dengan fokus penelitian

Secara umum data penelitian dibagi kepada 2 (dua) jenis, yaitu :

1. Data Primer :

Dalam penelitian ini, data primer didapatkan melalui wawancara langsung

dengan informan yang ditentukan dari keterkaitan informan tersebut

dengan masalah penelitian. Wawancara juga dilakukan melalui panduan

wawancara.

Informan – informan berasal dari unsur penyelenggara dan pelaksana

program JKN. Data – data primer ini merupakan unit analisi utama dalam

(53)

33

2. Data sekunder merupakan data yang melengkapi informasi yang didapat

dari sumber data primer berupa :

1. Undang – undang RI Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan

2. Undang – undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial masyarakat

3. Undang – undang RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 Pelayanan

Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional

6. Peraturan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2014 pasal 4 dan Peraturan

Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012

7. Peraturan BPJS No 1 tahun 2014 tentang penyelenggaran jaminan

Kesehatan

8. Peraturan Presiden Nomor 12 tentang Jaminan Kesehatan

E.Instrumen Penelitian

Menurut Bagong Suyanto (2005 : 59) instrumen penelitian adalah perangkat untuk

menggali data primer dari responden sebagai sumber data terpenting dalam

sebuah penelitian survei. Instrumen penelitian ilmu sosial umumnya berbentuk

(54)

34

Pengumpulan data ini dibantu dengan menggunakan instrumen penelitian, antara

lain sebagai berikut :

1. Peneliti, yaitu dengan menggunakan seluruh alat panca indera yang ada.

melakukan pengamatan dan pencatatan secara seksama terhadap fenomenna

yang terjadi di lokasi penelitian. Sebagaimana disampaikan Moleong, maka

instrumen penelitian dari penelitian ini adalah manusia

2. Perangkat penunjang lainnya dalam berlangsungnya penelitian seperti panduan

wawancara, catatan, alat bantu rekam, kamera digital, buku, pena

F. Informan Penelitian

Menurut Arief Subyantoro dan FX. Suwarto (2007 :99) macam – macam dari

sumber – sumber data/informasi itu ada tiga, yaitu responden, informan, dan

purposive. Responden adalah sumber informasi yang dapat memberikan data

tentang keadaan dirinya. Informan adalah sumber informasi yang dapat memberi

data tentang keadaan orang lain, atau situasi lingkungannya. Kemudian purposive

adalah sumber informasi yang kompeten, dalam hal data/informasi tertentu

Adapun sumber informasi dari dalam penelitian ini diperoleh dari :

NO JENIS NAMA PEKERJAAN KAPASITAS WAKTU

1

Utama

Abu Bakar Kepala Bidang Manajemen

kesehatan & pemberdayaan masyarakat

Penyelenggara (DINKES)

11-08-2015

2 Leni S Staff Bidang Bina Pelayanan

kesehatan masyarakat

Titi Rahayu Ibu Rumah Tangga Masyarakat 16-08-2015

6 Fahri S Pegawai Swasta Masyakat 16-08-2015

(55)

35

8 Wilson M Dokter Umum Tenaga Medis 22-10-2015

9 Marlina Dokter Gigi Tenaga Medis 22-10-2015

G. Tekhnik pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Wawancara mendalam

Baswori dan Suwandi (2008:127) mengartikan wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara, sebagai

pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi

jawaban atas pertanyaan itu. Maksud diadakannya wawancara, seperti

ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985 :266) dalam Baswori dan Suwandi

(2008 :127) antara lain : mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, dan perasaan, motivasi, dan tuntutan dan kepedulian,

merekonstruksi, kebulatan – kebulatan harapan pada masa yang akan

mendatang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi dari orang

lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi,

mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti

sebagai pengecekan anggota.

Kegiatan wawancara dilakukan di beberapa tempat yang ditentukan oleh

informan. Wawancara dengan pihak pelaksana dilakukan di BPJS Kota

Bandar Lampung. Wawancara dengan pihak penyelenggara dilakukan di

(56)

36

peneliti terlebih dahulu memberitahukan kepada subyek akan maksud dan

tujuan dari wawancara dan menggunakan pertanyaan bebas sesuai dengan

tema wawancara yang ditetapkan, dengan teknik wawancara,seperti ini

peneliti bebas mendapatkan jawaban yang berbeda dan berdasarkan analisis

masing – masing subyek, sehingga data yang dihasilkan menjadi beragam

2. Observasi

Observasi menurut Ngalim purwanto (1985) dalam Baswori dan Suwandi

(2008 : 94) ialah suatu metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung Dari pengertian diatas,

dapat dipahami bahwa observasi merupakan salah satu metode pengumpulan

data dimana peneliti melihat dan mengamati secara visual, sehingga validitas

data sangat tergantung pada kemampuan observer.

Beberapa hal yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu keadaan tempat

sosial, ekonomi, politik, dan kesehatan di kota Bandar Lampung.mengamati

fenomena yang terjadi di lokasi penelitian, mengamati upaya – upaya dalam

pelaksanaan program JKN, kegiatan – kegiatan yang sedang berlangsung saat

penelitian, tindakan – tindakan, serta waktu berlangsungnya peristiwa

Penulis juga melakukan observasi terhadap pelaksanaan koordinasi dan

komunikasi serta penyampaian badan instansi terkait, yaitu pihak BPJS,

(57)

37

3. Dokumentasi

Baswori dan Suwandi (2008 : 158) metode ini merupakan suatu cara

pengumpulan data yang menghasilkan catatan – catatan penting yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang

lengkap dan sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya

mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah anak,

pendapatan, luas tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya. Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan

dokumen.

Penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak

digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang

diperoleh melalui observasi dan dan wawancara. Penyusunan form pencatatan

dokumen perlu dilakukan, supaya data dari sesuatu sumber/dokumen bisa

dikumpulkan secara terseleksi sesuai dengan keperluan penelitian

bersangkutan.

Guba dan Lincoln (1981 : 228) dalam Baswori dan Suwandi (2008 : 159)

mendefinsikan dokumen dan record adalah sebagai berikut : record adalah

setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk

keperluan untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan

akunting, dan dokumen ialah setiap bahan tertulis, ataupun film, lain dari

(58)

38

Dalam penelitian ini, dokumen – dokumen yang digunakan yaitu :

1. Undang – undang RI Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan

2. Undang – undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN

3. Undang – undang RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional

6. Peraturan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2014 pasal 4 dan Peraturan

Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012

7. Peraturan BPJS No 1 tahun 2014 tentang penyelenggaran jaminan Kesehatan

8. Peraturan Presiden Nomor 12 tentang Jaminan Kesehatan

9. Peraturan BPJS No 1 tahun 2014 tentang penyelenggaran jaminan Kesehatan

10. Laporan kegiatan yang berhubungan dengan program JKN

11. Buku – buku referensi

12. Website

13. Surat kabar

H. Tekhnik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang

disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Teknik

Gambar

Gambar  1 : Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

1) Penyusunan, penggandaan naskah soal dan kelengkapannya. 2) Transportasi dan akomodasi peserta, Panitia Pusat, dan Undangan dari Pusat. 3) Honorarium, transport dan

Sedangkan pada nasi yang dikunyah terdapan saliva yang mengandung enzim amilase, disini terjadi penguraian amilum dengan enzim, ikatan semu antara iodium dengan amilum

pilihan pengaturan mengenai verifikasi partai politik sebagaimana diatur dalam Pasal 173 ayat (1) dan ayat (3) UU Pemilu tidaklah mengakibatkan pengakuan hak atas

Ester gliserol gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan ticetak pada wadah untuk kemudian dihitung nilai rendemennya dan diuji sifat fisiko-ki2mia (RSNI3 2010), yaitu warna

Citra Maharlika Maharlika Nusantara Corpora Tbk, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN TUNAI TIKET

Achmad Baihaqi: Teknik Aplikasi Trichoderma Sp... b) Jumlah daun, penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah membuka sempurna di tiap tanaman

Berdasarkan perhitungan dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu hasil perhitungan ROE, EPS, DPS, DPR, dan PER kemudian menganalisis estimasi nilai