THE UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN ROGHTS PERSPECTIVE ON THE EUTHANASIA PRACTICE
Teks penuh
Dokumen terkait
Memiliki ketakutan yang beralasan akan persekusi atas alasan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan pada kelompok sosial tertentu atau pendapat politik, berada di
Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun. Pasal ini mengingatkan dokter
Agama dan Tuhan tidak dianggap sebagai sesuatu yang sacral, melainkan hanya dianggap sebagai pelengkap hidup manusia yang menjadi ranah privatisasi yang bebas dianut atau tidak
Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
In this case, euthanasia is considered as the right to die, as reported by the Team for the Study of Legal Issues for the Implementation of Euthanasia which stated: that the most
RECOGNIZING that humans [inhabit] this planet with other species and other forms of life and that all forms of life co-exist within an interdependent ecosystem; RECOGNIZING the
Pelanggaran HAM adalah segala pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh aparat negara state actor lewat sebuah penyalahgunaan kekuasaan abuse power, baik berupa tindakan langsung
On the other hand, Muslim scholars such as Tantawi, Uthaymin and Al-Qaradawi share the view that there is a difference between the two ‘active’ and ‘passive’ euthanasia.66 For instance,