Tempat tanggal lahir : Tangerang 27 Februari 1991
Nomor Induk Mahasiswa : 41709017
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tubagus Ismail No. 28/153A Bandung 40132
Status Perkawinan : Belum Kawin
DATA ORANG TUA
Nama Ayah : Moch Sakir
Pekerjaan : Swasta
Nama Ibu : Mariyati
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Perumahan Griya Mukti Blok E.16/17. Ciwareng
PENDIDIKAN FORMAL
TK PURNAMA PURWAKARTA (1996-1997)
SDN 6 PURWAKARTA (1998-2004)
SMPN 7 PURWAKARTA (2004-2007)
SMAN 2 PURWAKARTA (2007-2009)
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA (2009-Sekarang)
Bandung, 14 November 2013
RAENALDI WIBISONO
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA CIWARENG KECAMATAN BABAKAN CIKAO KABUPATEN PURWAKARTA
(Suatu Studi Pemilihan Umum Kepala Daerah Tahun 2012)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia
Disusun Oleh: RAENALDI WIBISONO
41709017
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
vi
memberikan segala berkah dan nikmat serta ilmu pengetahuan sehingga peneliti
dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini. Shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT, yang selalu kita nantikan
syafa’atnya hingga akhir zaman. Pada kesempatan ini peneliti mengambil judul
“Partisipasi Politik Masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao
Kabupaten Purwakarta” (Suatu Studi Pemilihan Umum Kepala Daerah Tahun 2012)
Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan Usulan Penelitian ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan, maka dari itu dengan ikhlas peneliti memohon saran dan kritiknya sebagai bahan acuan dalam penelitian berikutnya.
Peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dari bimbingan, dorongan ataupun segala fasilitas yang bermanfaat. Untuk itu, dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
2. Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia.
3. NiaKarniawati S.IP., M.Si. selaku dosen pembimbing, yang selalu memberikan bimbingan, saran-saran serta motivasi kepada peneliti.
vii
5. Muhammad Aridhi dan Agus Muslim sebagai teman berbagi pengalaman, berbagi semangat dan teman diskusi dalam penyusunan Usulan Penelitian. 6. Rekan-rekan angkatan 2009 Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas
Komputer Indonesia.
Akhir kata peneliti ucapkan mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan Usulan Penelitian ini, besar harapan peneliti semoga penyusunan Usulan Penelitian ini dapat bermanfaat umumnya bagi semua pihak yang memerlukannya dan khususnya bagi peneliti sendiri.
Bandung, 5 Oktober 2013
viii
LEMBARPERNYATAAN...
ABSTRAK... ii
iii
KATA PENGANTAR………..………. Vi
DAFTAR ISI………... Viii
DAFTAR TABEL………... Viii
DAFTAR GAMBAR………... Ix
DAFTAR LAMPIRAN……….. X
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah………...
1.2Rumusan Masalah………...
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………
1.4Kegunaan Penelitian………... 1
8
8
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka………
2.1.1 Pengertian Partisipasi...………...
2.1.2 Pengertian Politik………...
2.1.3 Partisipasi Politik………..……….……
2.1.5 Desa………
2.1.7 Pemilihan Umum Kepala Daerah………... 11
11
12
14
20
ix
2.2 Kerangka Pemikiran………... 28
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian………...
3.1.1 Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten
Purwakarta………
3.1.2 Kegiatan Politik Masyarakat Desa Ciwareng Daerah
Kabupaten Purwakarta…………..………....
3.1.3 Kegiatan Pemerintahan Desa Ciwareng Kecamatan Babakan
Cikao Kabupaten Purwakarta……...……….…...
3.1.3.1 Bidang Pemerintahan bagian Umum………
3.1.3.2 Bidang Pembangunan………...
3.1.3.3 Struktur Organisasi Desa Ciwareng………..
3.1.4 Pilkada di Desa Ciwareng Kabupaten Purwakarta……… 3.2Metodelogi Penelitian….………
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data...………….……….
3.2.2 Teknik Penentuan Informan………...
3.2.3 Teknik Analisa Data………...
3.2.4 Lokasi dan Jadwal Penelitian……….………....
BAB VI HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
4.1 Pemberian Suara Masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan
Cikao Kabupaten Purwakarta Pada Pemilihan Umum Kepala 36
36
37
39
39
40
41
47
51
51
53
54
x
Pada Proses Pemilihan Umum Kepala Daerah Tahun
2012...
4.3 Hubungan Pejabat Pemerintah Dengan Masyarakat Desa Ciwareng
Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta Pada Proses
Pemilihan Umum Kepala Daerah Tahun 2012…...
4.4 Menjadi Anggota Partai Politik Masyarakat Desa Ciwareng
Kecamatan Babakan Cikao Pada Proses Pemilihan Umum Kepala
Daerah di Kabupaten Purwakarta Tahun 2012 ………......
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……….
5.2 Saran………
73
77
88
93
94
DAFTAR PUSTAKA………. 96
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 Data Penduduk Kelurahan Ciwareng……….……..
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian……….…….
Tabel 3.1 Jumlah Pemilih Terdaftar di Kecamatan………..
Tabel 3.2 Jumlah Pemilih Terdaftar di Desa Ciwareng………
Tabel 3.3 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Suara………..
50
63
47
48
49
xii
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kelurahan Ciwareng………. 42
xiii
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Wawancara………
Lampiran 2 Transkip Wawancara……….
98
98
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Myron dalam Machtar Mas’ud dan Colin mac Andrew 1985 Perbandingan Sistem Politik PT. Raja Grafindo Persada
Rahardjo, 1992 Memahami Ilmu Politik PT. Gramedia Pustaka Utama 1992.
Widjaja, 2002 Pemerintahan Desa, Jakarta, RinekeCipta.
Paul H. Landis, 1948 Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soelaeman, 1998 Ilmu Sosial Dasar Teori dan Ilmu Sosial Revisi I
Ramlan Surbakti, 1992 Memahami Ilmu Politik, Gramedia. Jakarta 1992.
Miriam Budiarjo Partisipasi Politik dan Partai Politik PT Gramedia Pustaka Utama.
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, 2007, Rineka Cipta.
Soemarsono. 2002. Komunikasi Politik. Jakarta: Rineka Cipta.
Damsar 2010, Perbandingan Sosiologi Politik, Jakarta, PT. Raja Grafindo.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi (UKI, Bandung 2010)
Faturohman dan Sobari, 2004 Pengantar Ilmu Politik PT Gramedia Pustaka Utama.
FJan W. van Deth, Political Participation, dalam Lynda Lee Kaid and Christina Holtz-Bacha, Encyclopedia Encyclopedia of Political Communication, (California : Sage Publications, 2008)
Kaho Josef Riwu. 2010, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,
PP. RI, Nomor 6 Tahun 2005, Pilkada, Karina, Surabaya 2005
99
99
Syafiie Inu Kencana, 2002 Azhari System Politik Indonesia, Jakarta, PT Refika Aditama,
B. Rujukan Elektronik
Yasin Senjaya, 2012, Pengertian Partisipasi,. Melalui http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-partisipasi-menurut-para.html
Universitas Sumatra Utara, Partispasi Politik Masyarakat di Kelurahan Dataran Tinggi Kecamatan Binjai Timur pada Pemilu 2009, melalui http://repository,usu,ac.id/bitstream/123456789/21330/4/chapter%201.pdf
Basri Autore Seta,2009,Pengertian Partisipasi Politik dan bentuk Bentuk Partisipasi Politik. Melalui
http://setabasri01.blogspot.com/2009/02/partisipasi-politik.html
Anwar M. Khoirul. 2006, Perilaku Partai Politik, Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, melalui http://repository.usu.ac.id
100
PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Aparatur KAUR)
Wawancara dilakukan dengan membagi dalam tiga (3) kelompok
pertanyaan sesuai dengan teori evaluasi kebijakan yang disampaikan oleh Miriam
Budiarjo, pertanyaan tersebut terdiri dari:
1. Pemberian Suara dalam pemilihan umum:
a. Bagaimana realisai terhadap pelaksanaan pemilihan Kepala daerah yang
telah di lakukan oleh masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan
Cikao Kabupaten Purwakarta?
b. Bagaimana tingkat antusias masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan
Babakan Cikao dalam mengikuti pemilihan kepala Daerah tahun 2012 di
Kabupaten Purwakarta?
2. Menghadiri rapat umum:
a. Bagaimana cara petugas pemilihan kepala daerah dalam melakukan acara
rapat umum sehingga masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan
Cikao Kabupaten Purwakarta ikut serta dalam rapat umum?
3. Hubungan dengan pejabat pemerintah:
a. Bagaimana hubungan pemerintah dengan masyarakat Desa Ciwareng
Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta dalam melaksanakan
101
101
b. Bagaimana para pemerintah melakukan komunikasi dengan masyarakat
Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta agar
partisipasi pemilihan kepala daerah dapat berjalan dengan lancar?
4. Menjadi angota partai politik:
a. Bagaimana pengaruh masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan
Cikao Kabupaten Purwakarta yang menjadi anggota partai politik dalam
102
PEDOMAN WAWANCARA (Masyarakat)
1. Pemberian Suara dalam pemilihan umum:
a. Bagaimana antusias masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan
Cikao Kabupaten Purwakarta dalam melakukan pemilihan kepala daerah
tahun 2012?
2. Menghadiri rapat umum:
a. Apakah menurut anda mendatangi sebuah acara rapat umum sangat di
wajibkan?
b. Apakah anda sering menghadiri rapat umum untuk membahas tentang
pemilihan kepala daerah tahun 2012?
3. Hubungan dengan pejabat pemerintah:
a. Bagaimana hubungan masyarakat dengan para pejabat pemerintah di
Kabupaten Purwakarta ?
b. Bagaimana kepuasan anda terhadap kinerja pemerintah dalam melakukan
pemilihan kepala daerah tahun 2012 ini?
4. Menjadi angota partai politik:
a. Apa yang membuat anda tertarik menjadi anggota partai politik?
b. Apakah masyarakat yang menjadi anggota poltik sangat berpengaruh
103
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebebasan rakyat dalam menjalankan partisipasi politik menjadi ukuran
untuk melihat eksistensi demokrasi dalam suatu negara. Ada banyak bentuk
partisipasi politik, diantaranya melalui pemberian suara (voting behavior), diskusi
politik, kegiatan kampanye, ikut dalam partai politik dan lain sebagainya. Perilaku
politik masyarakat dapat dilihat ketika masyarakat tersebut ikut berpartisipasi,
misalnya dalam pemilu. Rakyat membuat kontrak sosial dengan para pemimpin
melalui pemilu. Pada saat pemilu rakyat dapat memilih figure yang dapat
dipercaya untuk mengisi jabatan legislatif dan eksekutif.
Partisipasi warga/rakyat negara dapat dilihat melalui perilaku politiknya.
Perilaku politik itu dapat dilihat dari berbagai jenis yaitu melalui partai politik,
kampanye, pemberian suara. Bentuk perilaku politik ini menjadi alat analisis
untuk melihat partisipasi politik masyarakat itu sendiri. Termasuk di dalamnya
pada pemillihan Presiden tahun 2009 yang lalu. Rakyat ikut berpartisipasi di
dalam pemilihan Presiden secara langsung untuk memilih siapa yang akan
menduduki pemerintahan Indonesia untuk lima tahun ke depannya.
Sejalan dengan pengembangan sarana demokrasi kadaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta Undang-Undang-undang
Kepala Daerah dipilih secara langsung oleh rakyat yang dilaksanakan secara
demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
melalui pemungutan suara. Proses pemilihan Kepala daerah dilaksanakan melalui
beberapa tahapan dimulai dari persiapan dan tahap pelaksanaan meliputi,
persiapan, pemilihan, penyelenggaraaan pemilihan, penetapan politik, pendanaan
dan penetapan pasangan calon, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara,
serta penetapan pasangan calon terpilih, pengesahan, dan pelantikan.
Hal tersebut di atas pada umumnya dilaksanakan diseluruh wilayah
Indonesia sesuai dengan masa jabatan Kepala Daerah dan Wakil Daerah yang
diatur melalui Undang-Undang yaitu selama 4 tahun sekali. Antusias masyarakat
akan terlihat pada saat pemilihan umum akan berlangsung yaitu dari mulai
penetapan calon, kampanye hingga pemilihan berlangsung.
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia,
dengan ±18.110 pulau yang dimilikinya, dengan begitu banyaknya kecamatan dan
juga banyaknya beberapa pedesaan yang tersebar di beberapa pulau tersebut.
Salah satu contoh Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao yang terletak
disalah satu Provinsi Jawa Barat khususnya di Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Purwakarta adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia terletak
±80 km sebelah timur Jakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Kerawang di bagian Barat dan sebagian wilayah utara, Kabupaten Bandung di
bagian selatan, dan Kabupaten Cianjur di bagian Barat Daya.
Provinsi Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia dengan luas
3
penduduk sebanyak 46.497.175 juta jiwa. Penduduk ini tersebar di 26
kabupaten/kota, 625 kecamatan dan 5.899 desa/kelurahan. Jumlah penduduk
terbesar terdapat di Kabupaten Bogor sebanyak 4.966.621 jiwa (11,03 %),
sedangkan penduduk terkecil terdapat di kota banjar yaitu sebanyak 192.903 jiwa
(0,43 %).
Masyarakat Kabupaten Purwakarta pada bulan Desember tepatnya tanggal
15 Desember 2012 sudah menentukan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Purwakarta periode 2013/2018. Luas wilayah Kabupaten Purwakarta adalah
971,72 km² atau sekira 2,81% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat berpenduduk
845.509 jiwa (Proyeksi jumlah penduduk tahun 2009) dengan laju pertumbuhan
penduduk rata-rata sebesar 2,28% per-tahun. Jumlah penduduk laki-laki adalah
420.380 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 425.129 jiwa.
Politik sebagai suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat untuk pembuatan keputusan dalam suatu Negara. Kemerdekaan
Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 menjadi modal awal terbentuknya
system politik di Indonesia, kemudian membentuk pemerintahan yang sah dan
menjalankan roda kepemimpinan dalam sebuah system kenegaraan. Hal ini
ditandai dengan berbagai istilah di masa-masa kepemimpinan yang berbeda. Pada
awal kemerdekaan, situasi politik masih mencari bentuknya, ditandai dengan
beberapa perubahan yang dibuat. Pembentukan sifat politik menghadirkan era
kepemimpinan politik yang berbeda dari masa kemerdekaan hingga reformasi.
Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) secara langsung menjadi kebutuhan
otonomi daerah yang ditujukan para elit ditingkat lokal. Asumsi bahwa otonomi
daerah akan lebih meningkatkan kualitas pelayanan publik, dalam banyak kasus
ternyata hanya janji kosong yang tidak terbukti kebenarannya, yang terjadi justru
maraknya perilaku elit Lokal baik dari kalangan eksekutif maupun legislatif yang
lebih mempertontonkan dan mengutamakan kepentingan pribadi dari pada untuk
kepentingan masyarakat luas seperti yang ditunjukkan dengan maraknya politik
uang (money politicy) dan dominannya kepentingan partai politik dibandingkan
dengan kepentingan masyarakat luas.
Pilkada langsung merupakan sarana yang paling tepat digunakan oleh
masyarakat saat ini, guna menyeleksi calon-calon pemimpin yang mampu
membawa perubahan, kemajuan, dan perkembangan bagi daerah dan
masyarakatnya. Partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan Pilkada dapat menjadi
kunci penentu keberhasilan pencapaian tujuan, manakala masyarakat secara sadar
dan bertanggung jawab mampu mengamati visi dan misi kandidat Kepala Daerah
ketika menyampaikan program kampanye, dengan mengetahui latar belakang
riwayat hidup kandidat, sampai memutuskan calon Kepala Daerah yang akan
dipilih.
Pada Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao partisipasi masyarakatnya
masih rendah, khususnya di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao
Kabupaten Purwakarta, hal ini ditunjukkan dengan hasil data yang diperoleh dari
lapangan, berikut hasil data Berdasarkan data dari tim pemilihan kepala daerah
komisi pemilihan umum (KPU) dengan luas wilayah Desa Ciwareng seluas 368
5
hak suaranya untuk memilih sekitar laki-laki 2.866 sedangkan perempuan 2.856
dan jumlah hak suara yang bisa memilih sekitar 5722 dengan jumlah TPS yang
tersebar sebanyak 12 TPS, akan tetapi data yang sah dalam perhitungan suara
yang masuk adalah berjumlah 3.563 suara namun ada sebanyak 147 suara yang
tidak sah, dan jumlah suara yang sah dan tidak sah 3.710 suara, bisa dilihat sekitar
40% masyarakat Desa Ciwareng yang tidak antusias dalam proses pemilihan
kepala daerah tahun 2012 di Kabupaten Purwakarta.
Dilihat dari data yang di peroleh tim KPU Desa Ciwareng ini menandakan
masih rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat yang tidak ikut
berpartisipasi dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Desa Ciwareng
Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta Tahun 2012. Sebagian besar
masyarakat yang tidak ikut serta dalam menyumbangkan hak suara mereka pada
saat berlangsungnya pemilihan umum kepala daerah (pilkada) dilaksanakan
adalah dari kaum laki-laki.Kebanyakan dari mereka tidak ikut antusias pada saat
pencoblosan atau pada saat berlangsungnya pemilihan dilaksanakan adalah karena
masalah faktor sosial ekonomi, mereka lebih memilih untuk bekerja dibandingkan
harus menyumbangkan hak suara mereka dalam pemilihan umum kepala daerah
dilaksanakan.Karena bagi mereka dengan bekerja sudah jelas mereka bisa
menghasilkan upah dari pada harus mengikuti pencoblosan yang tidak ada
untungnya bagi mereka, khususnya dibagian mereka yang bekerja sebagai buruh
pabrik.
Sedangkan bagi kaum perempuan yang tidak ikut berpartisipasi politik
memilih pasangan calon pemimpin yang baik dan bisa memimpin sebuah daerah
di Kabupaten Purwakarta, dengan begitu masih banyak golput yang terjadipada
saat pemilihan umum kepala daerah berlangsung.
Seiring berjalannya proses partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan
kepala daerah, tentunya banyak permasalahan yang timbul baik pro dan kontra.
Salah satunya yaitu permasalahan seputar pemberian suara dalam pemilihan
umum yang hingga saat ini masih belum berjalan dengan maksimal, hal tersebut
dapat terjadi dikarenakan masih banyak masyarakat yang tidak menghadiri rapat
umum guna membahas lebih lanjut terkait kegiatan seputar pemilihan umum
kepala daerah yang akan dilaksanakan.
Hal ini bisa terjadi karena tim sukses dari setiap-setiap pasangan calon
tidak bisa mengajak masyarakat untuk menyumbangkan hak suara mereka dalam
pelaksanaan pencoblosan berlangsung. Mereka tidak bisa meyakinkan masyarakat
untuk ikut serta memilih dan menyumbangkan hak suara mereka dalam proses
pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Purwakarta. Begitupun dari
aktivitas pasangan calon masing-masing, mereka tidak bisa mendekatkan diri
kepada masyarakat supaya masyarakat bisa memilih calon yang mana yang harus
mereka pilih sebagai pemimpin atau calon Bupati dan Wakil Bupati periode
berikutnya.
Untuk melakukan partisipasi politik, diperlukan pula hubungan yang erat
dengan pejabat pemerintahan guna menjalin tali silaturahmi antara masyarakat
dengan pejabat pemerintahan sekitar, namun hingga saat ini hubungan yang
7
dengan harmonis sehingga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi politik yang
dihasilkan oleh masyarakat. Tidak berjalannya hubungan yang harmonis antara
masyarakat dengan pejabat pemerintahan pula mengakibatkan sulitnya masyarakat
yang ingin bergabung untuk menjadi anggota partai politik dalam suatu partai.
Berdasarkan dari latar belakang dan permasalahan yang terjadi di atas,
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang partisipasi masyarakat dalam
pemilihan umum kepala daerah, dikarenakan masih banyak pro dan kontra yang
terjadi seiring berjalannya proses partisipasi politik yang dihasilkan dari
masyarakat, dan peneliti mengambil judul Skripsi yaitu:
“Partisipasi Politik Masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao
Kabupaten Purwakarta” (Suatu Studi Pemilihan Umum Kepala Daerah
Tahun 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk memperjelas fokus
masalah yang akan ditulis dalam penelitian ini. Peneliti memberikan rumusan
masalah sebagai berikut:
Bagaimana partisipasi politik masyarakat di Desa Ciwareng Kecamatan
Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta pada pemilihan umum kepala daerah tahun
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka maksud penelitian ini adalah
untuk memperoleh data dan informasi mengenai pelaksanaan partisipasi politik
masyarakat pada pemilihan Kepala Daerah khususnya di Desa Ciwareng
Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta Tahun 2012. Adapun tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pemberian suara dalam pemilihan Kepala
Daerah masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten
Purwakarta.
2. Untuk mengetahui keikutsertaan masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan
Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta dalam menghadiri rapat umum
terkait pemilihan Kepala Daerah Purwakarta Tahun 2012?
3. Untuk mengetahui hubungan pejabat pemerintah dengan masyarakat Desa
Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta dalam proses
pemilihan kepala daerah tahun 2012?
4. Untuk mengetahui anggota partai politik yang ada di Desa Ciwareng
Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta pada proses pemilihan
umum kepala daerah tahun 2012?
1.4 Kegunaan Penelitian
Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti dari segi ilmiah, teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Bagi kepentingan peneliti, hasil penelitian ini dapat berguna untuk
9
masyarakat dalam pemilihan kepala daerah khususnya di Desa
Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta, sehingga
mendapatkan gambaran mengenai kesesuaian fakta di lapangan dengan
teori yang ada.
2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dari teori mengenai partisipasi politik yang
dikemukakan para ahli dan dapat dijadikan pengembangan khususnya
bagi Ilmu Pemerintahan sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahanliteratur bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
3. Secara praktis, di harapkan penelitian dapat bermanfaat untuk
pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam pelaksanaan partisipasi
politik masyarakat dalam pemilihan kepala daerah, di Kabupaten
11
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Partisipasi
Keikutsertaan warga negara atau masyarakat dalam suatu kegiatan politik,
tidak terlepas dengan adanya partisipasi politik dari masyarakat. Masyarakat
merupakan faktor terpenting dalam menentukan pemimpin pemerintahan baik di
tingkat pusat sampai pada tingkat terendah yakni desa. Partisipasi yang menurut
Inu Kencana Syafiie, dalam bukunya yang berjudul “Sistem Pemerintahan
Indonesia”, sebagai berikut :
“Partisipasi adalah penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorang individu tersebut untuk berperan serta dalam pencapaian tujuan
organisasi, serta ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.”
(Inu Kencana Syafiie, 2002:132).
Berdasarkan pendapat di atas maka partisipasi merupakan faktor
terpenting dalam setiap sikap yang dilakukan oleh seseorang atau individu dalam
suatu organisasi baik itu organisasi pemerintahan atau organisasi lainnya, yang
pada akhirnya dapat mendorong seseorang tersebut mencapai tujuan yang akan
dicapai oleh organisasinya sebagai tujuan bersama dan merupakan pemikiran dari
beberapa individu bagi kemajuan organisasi yang menaunginya, karena perlu
mempunyai tanggungjawab bersama dari setiap tujuan tersebut.
Selain itu Ramlan Surbakti juga memberikan defenisi partisipasi politik
12
“Partisipasi merupakan salah salah satu aspek penting demokrasi. Asumsi
yang mendasari demokrasi (dan partisipasi) orang yang paling tahu tentang apa yang baik bagi dirinya adalah orang itu. Karena keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga masyarakat maka warga masyarakat berhak ikut serta
menentukan isi keputusan politik.” (Surbakti, 1992: 140).
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan partisipasi merupakan
sebuah aspek terpenting dalam suatuproses pelaksanaan demokrasi, karena
pelaksanaan demokrasi sendiri dapat menentukan keputusan politik yang akan
dibuat dan juga dilaksanakan pemerintah serta dapat mempengaruhi kehidupan
masyarakat selanjutnya.
2.1.2 Pengertian Politik
Politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota,
kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warga negara,
politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang
berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan, dengan
politik berarti ada hubungan khusus antara manusia yang hidup bersama, dalam
hubungan itu timbul aturan, kewenangan, kelakuan pejabat, legalitas keabsahan,
dan akhirnya kekuasaan. Politik juga dapat dikatakan sebagai kebijaksanaan,
kekuatan, kekuasaan pemerintah, pengaruh konflik yang menjadi konsensus
nasional, serta kemudian kekuatan masa rakyat.
“Politik adalah interkasi antara pemerintah dengan masyarakat dalam rangka proses pembuataan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah
Menurut pendapat di atas dapat dikatakan bahwa politik adalah salah satu
saran interaksi atau komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat,
pemertintah harus bisa mendengarkan dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat
sehingga apapun program yang akan di laksanakan oleh pemerintah harus sesuai
dengan keinginan-keinginan dan kebutuhan masyarakat dimana tujuan yang
dicita-citakan dapat di capai dengan baik.
Menurut Inu Kencana Syafiie dalam bukunya “Sistem Politik Indonesia“
mengatakan bahwa:
“Politik adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri tetapi juga seni, dikatakan sebagai seni karena berapa banyak kita melihat politikus yang tanpa pendidikan ilmu politik, tetapi mampu berkiat memiliki bakat yang dibawa sejak lahir dari naluri sanubarinya, sehingga dengan kharismatik menjalankan roda politik praktis.” (Inu Kencana syafii, 2010:7)
Berdasarkan penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa politik adalah
salah satu bagian dari ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri yang dapat
diaplikasikan oleh setiap individu tanpa harus memiliki pendidikan ilmu politik
melalui seni yang disertai bakat sejak lahir dari naluri sanubarinya, dengan
kebijaksanaan serta sosok kharismatik sehingga dapat mempengaruhi orang lain
untuk melaksanakan apa yang menjadi tujuannya.
Menurut Mirriam Budiarjo mengemukakan bahwa politik adalah sebagai
berikut: “Politik adalah berbagai macam-macam kegiatan dari suatu system politik
(Negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujan dari system Indonesia
dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.” (Budiarjo, 2008:64)
Berdasarkan definisi di atas dapat dikaitkan bahwa politik merupakan
14
mencalonkan diri sebagai menjadi pejabat/pemimpin pemerintahan dalam suatu
Negara. Kegiatan tersebut harus melalui suatu proses. Salah satu proses tersebut
yaitu untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasan yang di dapat melalui
proses tersebut yaitu untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan yang di
dapat melalui proses pemilihan umum. Sehingga dapat menentukan tujuan dalam
system politik Indonesia dan dapat mencapai tujuan bersama.
2.1.3 Partisipasi Politik
Pelaksanaan partisipasi dari warga negara dalam salah satu contoh
keputusan yang dibuat oleh pemerintah yakni pemilihan umum di tingkat pusat
dan di tingkat daerah disebut pemilihan kepala daerah. Pemilihan Kepala Daerah
tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak adanya partisipasi politik dari
masyarakat. Partisipasi politik menurut Mirriam Budiarjo yaitu:
“Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk mengikuti untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan cara jalan memilih pimpinan Negara secara langsung atau tidak, mempengaruhi kebijakan pemerintahan.” (Budiarjo, 2008:367)
Menurut teori di atas partisipasi politik adalah kegiatan memilih pimpinan
suatu kepala Negara maupun kepala Daerah secara langsung maupun tidak
langsung. Dengan pemilihan tersebut di harapkan masyarakat baik individu
maupun kelompok dapat menyampaikan pendapatnya melalui partisipasi politik.
Kegiatan tersebut seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri
rapat umum, menjadi angota suatu partai, mengadakan hubungan dengan pejabat
Menurut Mirriam Budiarjo dalam bukunya yang berjudul “Partisipasi
Politik dan partai politik” mengemukakan bahwa unsur-unsur partisipasi politik
terdiri dari:
1. Pemberian Suara Dalam Pemilihan Umum
2. Menghadiri Rapat Umum
3. Hubungan Dengan Pejabat Pemerintah 4. Menjadi Anggota Partai Politik (Merriam Budiarjo, 2002:108)
1. Kriteria yang pertama adalah Pemberian Suara Dalam Pemilihan Umum, Merupakan bentuk partisipasi politik yang paling luas tersebar. Tujuan pemberian suara antara lain untuk memilih secara langsung badan legislative ataupun eksekutif. Pemberian suara pada pemilihan umum meliputi pemlihan umum dan pemilihan kepala daerah. Kriteria ini memiliki 2 (dua) indikator, yaitu Proses Pemberian Suara dan Mengikuti Sosialisasi.
a. Proses pemberian suara merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sebagai hak dan kewajibanya dalam berpartisipasi politik.
b. Sementara itu Mengikuti Sosialisasi adalah aktivitas yang dilakukan bersama orang lain guna membicarakan mengenai sesuatu hal.
2. Kriteria yang kedua adalah Menghadiri Rapat Umum, Merupakan suatu bentuk partisipasi yang dapat terjadi secara formal. Rapat merupakan partisipasi politik yang dituangkan kedalam bentuk diskusi-diskusi oleh individu-individu dalam keluarga masing-masing, ditempat kerja atau diantara sahabat-sahabat maupun antar masyarakat secara formal. Kriteria ini memiliki 2 (dua) indikator yaitu Diskusi Formal dan Lokasi Diskusi.
a. Diskusi formal adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu individu dengan menggunakan vasilitas guna membahas suatu permasalahan.
b. Sementara itu Lokasi merupakan suatu tempat diadakanya sebuah kegiatan sebagai sarana dan prasarana yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
3. Kriteria yang ketiga adalah Hubungan Dengan Pejabat Pemerintah,
16
langsung atau tidak langsung. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat di lakukan dengan melalui prosedur yang wajar dan tidak berupa kekerasan. Kriteria ini mempunya 3 (tiga) indikator yaitu Komunikasi, Tim Sukses dan Demonstrasi.
a. Komunikasi adalah suatu interaksi social yang terjadi antara individu dengan individu serta individu dengan suatu kelompok tertentu.
b. Tim Sukses adalah partisipasi yang dilakukan seseorang dalam mensukseskan kegiatan pemilu.
c. Sedangkan Demonstrasi adalah suatu kegiatan yang bersifat anarkis yang dilakukan oleh seorang individu atu kelompok gua menyampaikan aspirasinya serta hak-hak yang belum terpenuhi.
4. Kriteria yang keempat adalah Menjadi Anggota Partai Politik,
Merupakan suatu kegiatan yang dapat di nyatakan sebagai agen-agen mobilisasi politik, karena melalui kelompok ini anggota-anggota masyarakat dapat mengeluarkan berbagai gagasan dan mempertanyakan lewat system politik yang bersangkutan. Kriteria ini memiliki 2 (dua) indikator yaitu Simpatisan dan Partisan.
a. Simpatisan adalah seseorang yang merasa tertarik pada pihak lain dikarenakan adanya dorongan-dorongan tertentu.
b. Partisan adalah perilaku yang muncul karena adanya pemikiran terhadap seseorang dalam hubunganya dengan ransangan dari luar lingkunganya.
Berdasarkan pendapat di atas partisipasi politik adalah kegiatan
masyarakat yang telah memiliki hak untuk memilih dan hak untuk dipilih, Atau
sekelompok orang yang ikut aktif dalam politik dengan memilih pemimpin
Negara maupun kepala daerah baik secara langsung maupun tidak langsung secara
sukarela. Selain masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih juga dapat berupa
keikutsertaan masyarakat dalam mengikuti rapat umum yang diadakan oleh suatu
lembaga pemerintahan.
Menurut Myron Weiner yang di kutip dalam bukunya Mochtar Mas’ud
dan Colin Mac Andrew dalam bukunya yang berjudul “Perbandingan Sistem
Politik” paling tidak terdapat lima hal yang menyebabkan timbulnya gerakan
1. Modernisasi
2. Perubahan-perubahan Struktur Kelas Sosial
3. Pengaruh kaum Intelektual dan Komunikasi massa Modern 4. Konflik di antara Kelompok-kelompok pemimpin politik
5. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan social ekonomi dan kebudayaan.
(Myron dalam Machtar Mas’ud dan Colin mac Andrew 1985:42)
Memperhatikan pendapat di atas, partisipasi politik dapat dipengaruhi
karena keberadaan setiap kegiatan yang menjadikan sebuah inovasi yang
ditawarkan seperti tingkat social, serta keberadaan sosok muda yang menawarkan
diri sebagai pemimpin sesuai dengan tingkat kualitas pemikiran serta pemahaman
mengenai kegiatan pemerintahan yang baik.
Sementara itu menurut Soemarsono dan bukunya yang berjudul
“Komunikasi politik” adalah:
“Partisispasi pada hakekatnya sebagai ukuran untuk mengetahui kualitas
kemampuan warga Negara dalam menginterpresentasikan sejumlah symbol kekuasan ke dalam symbol-simbol pribadi. Atau dengan kata lain, partisipasi politik adalah proses memformulasikan ulang symbol-simbol komunikasi berdasarkan tingkat rujukan yang di miliki baik secara pribadi maupun secara kelompok yang terwujud dalam aktivitas sikap dan perilaku.” ( Soemarsono, 2002:45 )
Bertolak dari pendapat di atas bahwa formulasi simbol-simbol merupakan
faktor terpenting dalam komunikasi baik dilihat secara pribadi maupun secara
kelompok. Sedangkan menurut Rush dan Althoff dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Sosiologi Politik”bahwa:
18
sebagainya, Partisipasi dalam diskusi politik informal minat umum dalam politik, Voting/Pemberian Suara.” (Rush dan Althoff: 1992: 124)
Bertolak dari pendapat di atas, keterlibatan individu sampai pada
macam-macam jenis tingkatan di dalam semua sistem politik, yang berupa hierarki
partisipasi yang dapat dilihat dalam menduduki jabatan politik, mencari jabatan
politik, ikut menjadi anggota aktif dalam suatu organisasi, menjadi anggota pasif
suatu organisasi politik, ikut dalam diskusi politik maupun pemberian suara saat
pemilihan baik pemilihan umum di tingkat pusat maupun di tingkat paling terkecil
yaitu desa.
Sementara itu menurut Maran dalam bukunya yang berjudul “Pengantar
Sosiologi Politik” bahwa:
“Partisipasi politik sebagai usaha yang terorganisir oleh para warga negara
untuk memilih pemimpin-pemimpin mereka dan mempengaruhi bentuk dan jalannya kebijaksanaan umum. Usaha ini dilakukan berdasarkan kesadaran akan tanggung jawab mereka terhadap kehidupan bersama sebagai suatu bangsa dalam suatu negara. Dalam hal ini, partisipasi politik berbeda dengan mobilisasi politik, yaitu usaha pengerahan masa oleh golongan elite politik untuk mendukung kepentingan-kepentingannya.” (Maran, 1999:147)
Berdasarkan pendapat di atas, partisipasi politik sebagai usaha yang
terorganisir atau tersusun rapi oleh warga negara atau masyarakat dalam memilih
semua pemimpin-pemimpin yang akan menduduki jabatan pemerintahan serta
dapat berpengaruh pada semua kebijaksanaan umum. Partisipasi politik bukan
merupakan mobilisasi politik yang dapat menggerakkan masyarakat yang
diinginkan para elit politik, sehingga dapat mendukung semua
Selanjutnya penulis akan mendefinisikan partisipasi politik menurut
Hardwick yang dikutip dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Politik”
yaitu:
“Partisipasi politik memberi perhatian pada cara-cara warga Negara berinteraksi dengan pemerintah, warga Negara berupaya menyampaikan kepentingan-kepentingan mereka terhadap pejabat-pejabat publik agar mampu mewujudkan kepentingan-kepentingan tersebut.” (Hardwick, 2004:185)
Menurut pendapat di atas, partisipasi politik merupakan usaha dari warga
Negara untuk mempengaruhi pemimpin pemerintahan serta adanya inreraksi
warga Negara dengan pemerintah dalam menyampaikan semua kepentingan yang
di butuhkan oleh warga Negara yang di sampaikan pada pemerintah, sehingga
kepentingan atau keingginan tersebut dapat terlaksa.
Menurut Closky yang dikutip oleh Damsar di dalam “Pengantar Sosiologi
Politik” mengartikan:
“Partisipasi politik yaitu sebagai kegiatan sukarela dari masyarakat melalui
mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasaan dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan
umum.” (Damsar, 2010:180)
Berdasarkan definisi di atas dikatakan bahwa partisipasi politik bersifat
sukarela dari masyarakat dalam suatu proses pemilihan umum, baik itu pemilihan
umum kepala negara di tingkat pusat, dan/atau kepala daerah di tingkat Provinsi,
Kabupaten atau Kota yang berupa sebuah tindakan aktif atau tidak aktif dengan
20
2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi politik
Partisipasi politik, sebagai suatu aktivitas tentu banyak di pengaruhi oleh
berbagai factor. Banyak pendapat yang menyoroti factor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi polotik. Ada yang menyoroti factor-faktor dari dalam
diri seseorang, ada yang yang menyoroti factor-faktor dari luar da nada yang
menggabungkannya. Berbagai pendapat tersebut dapat dilihat dalam uraian
berikut.
Surbakti menyebutkan dua variable yang mempengaruhi tinggi rendahnya
tinggkat partisipasi politik seseorang.
1. Aspek kesadaran politik seseorang yang meliputi kesadaran hak dan kewajiban seseorang yang meliputi kesadaran terhadap hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Misalnya hak-hak politik, hak ekonomi, hak mendapatkan jaminan sosial.
2. Menyangkut bagaimanakah penilaian dan apresiasinya terhadap pemerintah, baik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan pelaksananya pemerintahan.
(Surbakti, 1991:15)
Menurut pendapat di atas aspek kesadaran politik meliputi kesadaran hak
dan kewajiban warga Negara seperti hak dan kewajiban politik masyarakat
mempunyai hak untuk memberikan suara dalam pemilu. Masyarakat berhak
mendapatkan kesejahteraan finansial dan berkewajiban membayar pajak.
Sementara itu Arbi Sanit menyebutkan ada 4 faktor yang mendorong
partisipasi politik masyarakat Indonesia yaitu:
1. Adanya kebebasan berkompetisi di segala bidang, termasuk di bidang politik.
2. Adanya kenyataan berpolitik secara lugas dan terbuka.
4. Adanya penyebaran sumber daya poitik dalam masyarakat yang berupa kekayaan dalam masyarakat.
(Arbi Sanit, 2005)
Berdasarkan pendapat di atas, faktor-faktor yang mendorong partisipasi
politik adalah adanya kebebasan berkompetisi, kenyataan berpolitik, keleluasaan
mengatur diri dan mengatur partai politik, sumber daya masyarakat yang
berkompeten di bidang dan kekuasaan yang seimbang.
2.1.5 Masyarakat Desa
Desa merupakan salah satu kesatuan terkecil masyarakat dimana
masyarakat yang bermata pencaharian didominasi oleh pertanian. Tetapi penulis
akan mengemukakan pengertian Desa secara umum. Pengertian Desa menurut
Egon E. Berger, yang dikutup dari bukunya Rahardjo yang berjudul “Pengantar
Sosiologi Pedesaan dan Pertanian”, yaitu:
“Desa adalah setiap pemukiman para petani (peasant) sebenarnya faktor pertanian bukanlah ciri yng harus terlekat pada setiap desa. Ciri utama yang terlekat pada desa ditandai oleh keterkaitan warganya terhadap suatu wilayah tertentu. Keterkaitan terhadap wilayah ini di samping terutama
untuk tempat tinggal, juga untuk menyangga kehidupan mereka” (Rahardjo, 1999:29).
Menurut pendapat di atas, setiap pemukiman petani merupakan faktor
pertanian dan bukanlah ciri-ciri yang melekat pada desa, sebenarnya ciri utama
yang melekat pada desa di tandai adanya keterikatan warga masyarakat terhadap
wilayahnya yang menjadi tempat tinggal dan mata pencaharian mereka.
Selanjutnya penulis akan mengemukakan pengertian desa menurut
Raharjdo dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Sosiologi Pedesaan Dan
22
“Desa dalam arti umum adalah desa sebagai suatu gejala yang bersifat
universal, terdapat dimanapun di dunia ini. sebagai suatu komunitas kecil, yang terikat pada likalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara menetap) maupun bagi pemenuhan kebutuhan, dan terutama yang tergantung kepada pertanian, desa-desa cenderung mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang sama” (Rahardjo, 1999: 28).
Bertolak dari pendapat di atas, desa dalam arti umum sebagai suatu gejala
yang sangat umum yang ada di dunia, baik sebagai komunitas kecil baik dari
tempat tinggalnya maupun pemenuhan kebutuhan dari mata pencaharian mereka
yang sesuai dengan ciri-ciri yang sama dengan wilayah mereka.
Pengertian desa menurut Haw Widjaja dalam bukunya “Pemerintahan
Desa dan Marga” adalah sebagai berikut :
“Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
Pemerintahan Nasional berada di daerah Kabupaten” (Widjaja, 2002:65).
Selanjutnya pengertian desa sama dengan nama marga sebagai berikut:
“Marga berasal dari serikat dusun-dusun atau kampung baik atas susunan masyarakat genealogis maupun masyarakat territorial, berdasarkan keturunan dan tempat dilahirkan. Masyarakat yang dimaksud adalah mereka yang dilahirkan, dibesarkan, hidup dan bermata pencaharian dan meninggal dunia di tempat itu” (Widjaja, 2002: 66).
Bertolak dari pendapat di atas, maka penulis akan memberikan pengertian
yang dimaksud dengan desa yakni: desa adalah suatu komunitas masyarakat kecil
yang bertempat tinggal pada wilayah tertentu dan bermata pencaharian sebagian
besar sebagai petani, dan berhak mengatur, mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasar pada adat-istiadat yang berlaku pada masyarakat setempat.
Terlihat bahwa adanya dukungan pemerintah yang diserahkan kepada
sendiri. Salah satu dari sekian banyak rumusan pengertian desa seperti
dikemukakan Siagian dalam bukunya berjudul “Pokok-Pokok Pembangunan
Desa, Masyarakat Desa” sebagai berikut:
“Desa adalah suatu daerah hukum yang ada sejak beberapa keturunan dan
mempunyai ikatan sosial yang hidup serta tinggal menetap di suatu daerah tertentu dengan adat istiadat yang dijadikan landasan hukum dan mempunyai seorang pemimpin formal yaitu Kepala Desa. Kehidupan penduduk desa umumnya tergantung dari usaha tani, nelayan dan sering disertai dengan usaha kerajinan tangan dan dagang kecil-kecilan”
(Siagian, 1989:3).
Berdasarkan pengertian di atas, desa adalah organisasi pemerintahan
terendah yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri. Desa
juga merupakan wilayah yang berfungsi sebagai tempat tinggal sekelompok
masyarakat yang mempunyai aturan-aturan, norma hukum yang harus dipatuhi
oleh semua anggota kelompok dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia.
Masyarakat desa identik dengan petani karena masyarakat desa sebagian
besar bermata pencaharian pertanian. Petani yang ada di pedesaan biasanya sering
disebut petani kecil atau peasan. Yang dimaksud dengan peasan menurut Eric R.
Wolf dalam bukunya Rahardjo, peasan adalah penghasil-penghasil pertanian yang
mengerjakan tanah secara efektif, yang melakukan pekerjaan itu sebagai nafkah
hidupnya, bukan sebagai bisnis yang bersifat mencari keuntungan (Rahardjo,
1999: 67).
Menurut Belshaw yang masih dikutip dalam bukunya Rahardjo yang
berjudul “Pengantar Sosiologi Pedesaan dan pertanian” yang dimaksud dengan
masyarakat desa atau masyaraat peasan adalah Yangway of life-nya berorientasi
24
dengannya, yang mengkombinasikan kegitan pasar dengan produksi subsisten.
(Rahardjo, 1999: 67)
Masyarakat desa erat sekali kaitannya dengan kebudayaan tradisional,
bahwa kebudayaan tradisional akan tercipta apabila masyarakat desa amat
tergantung kepada pertanian, tingkat teknologinya rendah dan produksinya hanya
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, maka menurut Paul H. Landis (1948)
yang dikutif dari bukunya Rahardjo yang berjudul “Pengantar Sosiologi
Pedesaan dan Pertanian” yaitu pengaruh alam terhadap pola kebudayaan
masyarakat desa akan ditentukan oleh:
1. Sejauhmana ketergantungan mereka terhadap pertanian 2. Tingkat teknologi mereka
3. Sistem produksi yang diterapkan (Landis, 1948:20)
Ada beberapa ciri-ciri kebudayaan tradisional masyarakat desa menurut
Paul H. Landis dalam bukunya “Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian”
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai konsekuensi dari ketidakberdayaan mereka terhadap alam, maka masyarakat desa yang demikian ini mengembangkan adaptasi yang kuat terhadap lingkungan alamnya.
2. Pola adaptasi yang pasif terhadap lingkungan alam berkaitan dengan rendahnya tingkat inovasi masyarakatnya. Petani bekerja dengan alam. Elemen-elemen alam sebagaimana disebut di atas (jenis tanah, tingkat kelembaban, ketinggian tanah, dan sebagainya) sekalipun bervariasi tetapi mengandung keajengan dan keteraturan tertentu. 3. Faktor alam dapat mempengaruhi kepribadian masyarakatnya. Seperti
4. Pengaruh alam juga terlihat pada pola kebiasaan hidup yang semakin lamban. Kebiasaan hidup lamban ini disebabkan karena mereka sangat mempengaruhi oleh irama alam yang ajeg dan lamban.
5. Dominasi alam yang kuat terhadap masyarakat desa juga mengakibatkan tebalnya kepercayaan mereka terhadap takhayul. Takhyul dalam hal ini merupakan proyeksi dari kekuatan atau ketundukan mereka terhadap alam disebabkan karena tidak dapat memahami dan menguasai alam secara benar.
6. Sikap yang pasif dan adaptatif masyarakat desa terhadap alam juga nampak dalam aspek kebudayan material mereka yang relatif bersahaja.
7. Ketundukan masyarakat desa terhadap alam juga menyebabkan rendahnya kesadaran mereka akan waktu.
(Landis, 1948:63)
Bertolak dari pendapat di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan
masyarakat desa adalah: Masyarakat yang kehidupannya berasal dari pertanian,
dimana pertanian merupakan salah satunya mata pencaharian untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga, dan masyarakat desa juga sangat bergantung dengan
alam. Karena pengaruh alam maka masyarakat desa diidentikkan dengan masih
melekatnya kebudayaan tradisional dengan percaya pada tahayul dan dimana
pengolahan pertanian masih tradiosional dan teknologi yang digunakan masih
tradisional.
Menurut Munandar soelaeman dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Sosial
Dasar Teori Dan Konsep Ilmu Sosial edisi revisi I”, yang dimaksud dengan:
“Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang kehidupannya berbeda
dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan yang mendasar dan keadaan lingkungan yang mengakibatkan adaya dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan”. (Soelaeman, 1998:103)
Berdasarkan pendapat di atas bahwa masyarakat pedesaan adalah
masyarakat yang kehidupannya berbada dengan mayarakat perkotaan, dimana
26
Masih menurut Koentjaraningrat yang dikutip dalam Munandar Soelaeman dalam
bukunya yang berjudul “Ilmu Sosial Dasar Teori Dan Konsep Ilmu Sosial edisi
revisi I”, suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dan kesatuan
sosial di dasarkan atas dua macam prinsip: a. Prinsip hubungan kekerabatan
(geneologis) b. Prinsip hubungan tinggal dekat/territorial.
Prinsip ini tidak lengkap apabila yang mengikat adanya aktivitas tidak ikut
sertakan, menurut (Soelaeman, 2001:113) yaitu: Tujuan khusus yang ditentukan
oleh faktor ekologis, Prinsip yang datang dari “atas” oleh aturan dan
Undang-Undang.
2.1.7 Pemilihan Umum Kepala Daerah
Secara universal pemilihan umum adalah lembaga sekaligus praktik politik
yang memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan perwakilan
(representative goverment). (Dahl, 1992:33). Pemilihan umum disebut juga dengan “political market” sebagaimana yang diungkapkan Indria Samego25,
artinya pemilihan umum adalah pasar politik tempat individu/masyarakat
berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial (perjanjian masyarakat) antara
peserta pemilihan umum (partai politik) dengan pemilih (rakyat) yang memiliki
hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas politik yang
meliputi kampanye, iklan politik melalui media massa cetak, audio (radio),
maupun audio visual (televisi), serta media lainnya seperti spanduk, pamflet,
selembaran, bahkan komunikasi antar pribadi yang berbentuk face to face (tatap
sehingga pada pencoblosan dapat menentukan pillihannya terhadap salah satu
partai politik yang menjadi peserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam
badan legislative maupun eksekutif.
Berdasarkan PP. RI No. 6 Tahun 2005, Tentang pemilihan, Pengesahan
Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
dalam Bab I berisi Ketentuan Umum menyebutkan :
1. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang selanjutnya disebut pemilihan adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 untuk memilih Kepala daerah dan Waikil Kepala Daerah.
2. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah gubernur dan Wakil Gubernur untuk daerah Provinsi. Bupati dan Wakil Bupati untuk daerah Kabupaten, serta Walikota dan Wakil Walikota untuk daerah kota.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.
4. Daerah pemilihan adalah provinsi untuk Pemilihan gubernur/Wakil Gubernur dan kabupaten/kota untuk Pemilihan Bupati/Wakil Bupati. 5. Pemilih adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh
belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih di daerah pemilihan.
6. Komisi Pemilihan Umum Daerah yang selanjutnya disebut KPUD adalah KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 untuk menyelenggarakan pemilihan di provinsi dan/atau kabupaten/kota. 7. Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut PPK, PPS, dan KPS adalah pelaksana pemungutan suara dalam pemilihan pada tingkat kecamatan, desa/kelurahan dan tempat pemungutan suara.
8. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat pemilih memberikan suara pada hari pemungutan suara.
28
10.Partai Politik adalah Partai Politik peserta pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun2003. 11.Gabungan Partai Politik adalah dua partai peserta Pemilihan Umum
atau lebih yang bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) pasangan calon Kepal Daerah dan Wakil Daerah.
12.Kampanye pemilihan yang selanjutnya disebut kampanye adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program pasangan calon.
13.Tim pelaksana kampanye yang selanjutnya disebut Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh pasangan calon bersama-sama Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang bertugas dan berkewajiban membantu penyelenggaraan kampanye serta bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis penyelenggaraan kampanye.
14.Panitia pengawas adalah pengawas pemilihan yang dibentuk oleh DPRD yang melakukan pengawasan terhadap seluruh tahapan pelaksanaan pemilihan.
15.Pemantau pemilihan adalah pelaksana pemantauan pemilihan yang telah terdaftar dan memperoleh akreditasi dari KPUD.
(PP. RI No. 6 Tahun 2005)
Selain itu menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintah Daerah, pasal 1 yang menyangkut pembahasan otonomi
daerah dan pemilihan Kepala Daerah yaitu: Untuk otonomi daerah ayat 5 sampai
dengan 11 dan untuk Pemilihan Kepala Daerah ayat 20 sampai dengan 23.Adapun
ayat tersebut sebagai berikut :
1. (ayat 5) Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. (ayat 6) Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. (ayat 8) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertical di wilayah tertentu.
5. (ayat 9) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
6. (ayat 10) Peraturan daerah selanjutnya disebut Perda adalah peraturan daerah provinsi dan/atau peraturan daerah kabupaten/kota.
7. (ayat 11) Peraturan kepala daerah adalah peraturan Gubernur dan/atau peraturan Bupati/Walikota.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004)
Untuk pembahasan Pemilihan Umum yaitu:
1. (ayat 20) Pasangan calon Kepala Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah yang selanjutnya disebut pasangan calon adalah bakal pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan untuk dipilih sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
2. (ayat 21) Komisi Pemilihan Umum Daerah yang selanjutnya disebut KPUD adalah KPU Provinsi, Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disetiap provinsi dan/atau kabupaten/kota.
3. (ayat 22) Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada tingkat kecamatan, Desa/Kelurahan, dan tempat pemungutan suara.
4. (ayat 23) Kampanye pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang selanjutnya disebut kampanye adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon.
(Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003)
Berdasarkan peraturan pemerintah dan undang-undang di atas, maka setiap
provinsi, kabupaten/kota dapat melaksanakan otonomi daerah masing-masing
sesuai aturan yang telah ditentukan.
Salah satu kebijakan yang dilakukan di tingkat Kabupaten yaitu
30
Daerah. Seperti halnya di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2013 telah
melaksanakan pemilihan umum untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati.
2.2 Kerangka Pemikiran
Partisipasi politik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu
Negara.Karena merupaka salah satu bentuk untuk mengembangkan potensi dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. Partisipasi politik dapat diartikan sebagai
keikutsertaan seseorang dalam berbagai kegiatan politik.
Mirriam Budiarjo mengemukakan partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang atau kelompok orang yang ikut secara aktif dalam kegiatan berpolitik
yaitu dengan cara jalan memilih pimpinan Negara secara langsung atau tidak
langsung untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kegiatan seperti ini
mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum,
menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah dan
menjadi anggota suatu partai politik.
Pemilihan Kepala Daerah yang dilaksanakan pada tahun 2012, dalam
pemilihan Kepala Daerah yang baru tersebut masyarakat khususnya masyarakat
Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta turut
berpartisipasi dengan mengikuti proses pemilihan Kepala Daerah, mengikuti
sosialisasi yang tidak terlepas dari proses pemilihan Kepala Derah tahun 2012.
Pemilu sebagai salah satu bentuk partisipasi politik yang paling banyak di ikuti
oleh masyarakat yang mempunyai peran penting dalam proses perkembangan
Selain mengikuti pemilihan Kepala daerah, menghadiri rapat umum juga
merupakan salah satu bentuk partisipasi politik. Kegiatan rapat umum biasanya
berbentuk diskusi formal yang berlokasi diinstansi pemerintahan tingkat kota
maupun provinsi. Kegiatan ini diharapkan dapat diikuti oleh setiap kalangan dan
semua lapisan masyarakat termasuk masyarakat di Desa Ciwareng Kecamatan
Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta berhak mengikuti diskusi formal bersama
pejabat pemerintahan.
Pejabat pemerintahan harus mampu berhubungan baik dengan masyarakat
termasuk kepada masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao
Kabupaten Purwakarta, hubungan yang terjadi dapat melalui komunikasi secara
langsung, menjadi tim sukses ataupun melakukan demonstrasi. Membina
hubungan baik antara pemerintah dan masyarakat di harapkan mampu
mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang mampu memenuhi kebutuhan dan
hak-hak para masyarakat.
Salah satu wadah utuk dapat membuat dan mempengaruhi
kebijakan-kebijakan yaitu bergabung dengan salah satu partai politik. Partai politik sangat
berperan penting dalam meningkatkan partisipasi politik. Dengan salah satu
fungsi partai politik yaitu rekrutmen dan melalui pendidikan partai di harapkan
mampu menampung dan menyalurkan aspirasi dan mewakili masyarakat untuk
terlibat dalam partai.
Partisipasi politik merupakan hak seluruh masyarakat termasuk
masyarakat di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta
32
umum, mengikuti rapat, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah,
bergabung dengan partai politik dan lain-lain.
Partai politik sebagai wadah dalam menampung aspirasi masyarakat.
Keberadaan Partai Politik di Kabupaten Purwakarta mempunyai peranan penting
dalam pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan yang di lakukan partai politik
kepada masyarakat salah satunya dengan cara melibatkan masyarakat khususnya
masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta
menjadi kader partai.
Partai politik tersebut dapat diharapkan mampu menampung dan
menyalurkan aspirasi seluruh masyarakat khususnya Desa Ciwareng Kecamatan
Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta. Salah satunya dengan mengikut sertakan
para masyarakat menjadi kader partai dan meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam berpartisipasi politik di Kabupaten Purwakarta khususnya di Desa
Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka definisi operasional dalam
penelitian ini
1. Partisipasi Politik adalah Kegiatan seseorang atau sekelompok orang
untuk ikut serta secara aktif dalam pemilihan kepala daerah Kabupaten
Purwakarta, khususnya di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao.
2. Masyarakat adalah orang yang ikut serta dalam proses pemilihan
umum kepala daerah di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao
3. Partisipasi Politik Masyarakat adalah sekelompok masyarakat untuk
ikut serta memilih pemimpin dalam proses pemilihan kepala daerah di
Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta,
yang terdiri unsur-unsur sebagai berikut:
a. Pemberian suara pada pemilihan umum merupakan hak setiap
masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten
Purwakarta yang memenuhi syarat untuk memililih para calon
kepala daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2012.
1) Proses pemberian suara adalah kegiatan yang dilakukan
masyarakat Desa Ciwareng melalui partisipasi politik dalam
pemilihan Kepala Daerah Tahun 2012 di Desa Ciwareng
Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta.
2) Mengikuti sosialisasi adalah kegiatan politik masyarakat di
Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten
Purwakarta mengenai pemahaman tata cara pemilihan umum
kepala daerah tahun 2012.
b. Menghadiri rapat umum adalah kegiatan yang di lakukan para
masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten
Purwakarta di suatu tempat guna membahas masalah-masalah
maupun mengajukan kebijakan yang berhubungan dengan masalah
pemilihan kepala daerah tahun 2012 yang terdiri dari :
1) Diskusi formal merupakan suatu kegiatan formal yang
34
mengenai keinginan serta usulan yang diinginkan terkait
pemilihan umum kepala daerah tahun 2012.
2) Lokasi adalah salah fasilitas yang digunakan sebagai tempat
dilaksanakanya diskusi formal/rapat umum yang diikuti oleh
masyarakat Desa Ciwareng Kabupaten Purwakarta.
c. Hubungan pejabat pemerintah adalah interaksi sosial yang di
lakukan oleh masyarakat di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan
Cikao Kabupaten Purwakarta dengan pejabat pemerintah
Kabupaten Purwakarta dalam hal partisipasi politik pada pemilihan
umum kepala daerah tahun 2012. yang terdiri dari :
1) Komunikasi adalah salah satu alat/cara yang digunakan untuk
dapat menjalin hubungan yang harmonis antara masyarakat
dengan pejabat pemerintah di Desa Ciwareng Kecamatan
Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta.
2) Tim Sukses adalah partisipasi masyarakat Desa Ciwareng
untuk turut serta membentuk sebuah tim yang berusaha
mensukseskan para pasangan calon Kepala Daerah di Desa
Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta.
3) Demontrasi merupakan suatu kegiatan anarkis yang di lakukan
oleh masyarakat di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao
Kabupaten Purwakarta untuk menyampaikan pendapat serta
keluhannya kepada pemerintah apabila haknya belum
d. Menjadi anggota partai politik adalah suatu kegiatan yang dapat
dinyatakan sebagai agen-agen mobilisasi politik, karena melalui
kelompok ini anggota-anggota masyarakat dapat mengeluarkan
berbagai gagasan dan mempertanyakan lewat system politik yang
bersangkutan yang meliputi menjadi partisan, simpatisan dan
kendala yang terdiri dari :
1) Simpatisan adalah ketertarikan yang dirasakan oleh masyarakat
di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten
Purwakarta untuk turut berpartisipasi pada pemilihan Kepala
Daerah Tahun 2012.
2) Partisan adalah perilaku masyarakat di Desa Ciwareng
Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta yang
merupakan aktivitas dalam hubunganya dengan rangsangan
dari luar lingkungannya pada pemilihan Kepala Daerah Tahun
2012.
Berikut ini merupakan bagan yang telah di modifikasi oleh peneliti untuk
memperjelas dan mempertajam sebagai tambahan dari kerangka teori yang telah
36
Gambar 2.1
Model Kerangka Pemikiran
Partisipasi politik masyarakat Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta dalam pemilihan umum Kepala Daerah Tahun 2012 :
1. Memberikan sua