• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB8 KEBIJAKAN FISKAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB8 KEBIJAKAN FISKAL"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

 

8

KEBIJAKAN

 

(2)

KEBIJAKAN

 

FISKAL

Konsep,

 

format,

 

komponen

 

APBN

Instrumen

 

Kebijakan

 

Fiskal

Penyeimbang

 

otomatis/Built

 

in

 

Stability

Kebijakan

 

fiscal

 

dan

 

Model

 

Permintaan

 

dan

 

Penawaran

 

Aggregat

Implementasi

 

Kebijakan

 

Fiskal

Mengevaluasi

 

Kebijakan

 

Fiskal

Utang

 

Negara

(3)

KEBIJAKAN

 

FISKAL

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang  anggaran dan belanja negara yang bertujuan untuk 

mempengaruhi jalannya perekonomian

Kebijakan fiskal bukan semata‐mata kebijakan dibidang  perpajakan, akan tetapi menyangkut bagaimana mengelola 

pemasukan dan pengeluaran negara untuk mempengaruhi 

perekonomian.

Jenis Kebijakan fiskal : kebijakan fiskal deskresioner 

(menyangkut kebijakan anggaran belanja –surplus atau defisit)  dan kebijakan fiskal Penstabil Otomatik berupa pajak, asuransi 

pengangguran dan kebijakan harga minimum)

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang  anggaran dan belanja negara yang bertujuan untuk 

mempengaruhi jalannya perekonomian

Kebijakan fiskal bukan semata‐mata kebijakan dibidang  perpajakan, akan tetapi menyangkut bagaimana mengelola 

pemasukan dan pengeluaran negara untuk mempengaruhi 

perekonomian.

Jenis Kebijakan fiskal : kebijakan fiskal deskresioner 

(menyangkut kebijakan anggaran belanja –surplus atau defisit)  dan kebijakan fiskal Penstabil Otomatik berupa pajak, asuransi 

(4)

1. Semakin diperlukannya peran pemerintah dalam  perekonomian

2. Kegagalan kebijakan Moneter menangani ketidakstabilan  ekonomi terutama yang berhubungan dengan 

ketenagakerjaan (pengangguran terbuka semakin 

meningkat)

3. Pembagian dan distribusi pendapatan sebagian besar  terkonsentrasi pada kelompok tertentu tertentu yang 

mendominasi perekonomian

1. Semakin diperlukannya peran pemerintah dalam  perekonomian

2. Kegagalan kebijakan Moneter menangani ketidakstabilan  ekonomi terutama yang berhubungan dengan 

ketenagakerjaan (pengangguran terbuka semakin 

meningkat)

3. Pembagian dan distribusi pendapatan sebagian besar  terkonsentrasi pada kelompok tertentu tertentu yang 

mendominasi perekonomian

(5)

FUNGSI

 

DAN

 

TUJUAN

 

KEB.

 

FISKAL

Fungsi

 

kebijakan

 

fiskal

 

:

Fungsi alokasi

Fungsi distribusi

Fungsi stabilisasi

Tujuan

 

kebijakan

 

Fiskal

– Mencegah pengangguran

– Stabilitas harga

– Untuk mendorong investasi sosial secara optimal

– Meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah  ketidakstabilan internasional

(6)

MACAM

 

KEBIJAKAN

 

FISKAL

Pembiayaan Fungsional

Pengelolaan anggaran

Stabilisasi anggaran otomatis

Anggaran belanja seimbang (kebijakan anggaran 

belanja defisit untuk mengatasi depresi dan 

(7)

1. Kebijakan Fiskal (dipelopori kaum Keynesian) 2. Kebijakan Moneter (Monetarist misalnya Milton 

Friedman)

3. Kebijakan Upah dan Pendapatan 4. Kebijakan Industri dan Perdagangan

1. Kebijakan Fiskal (dipelopori kaum Keynesian) 2. Kebijakan Moneter (Monetarist misalnya Milton 

Friedman)

3. Kebijakan Upah dan Pendapatan 4. Kebijakan Industri dan Perdagangan

(8)

HAMBATAN

 

DALAM

 

KEBIJAKAN

 

STABILISASI

1. Kebijakan pemerintah yang “setengah hati” dan salah menggunakan  rujukan “resep” ekonomi, sehingga yang seharusnya tetap disubsidi  dihapusnya subsidinya. Yang seharusnya harga diturunkan, malah dinaikan 2. Adanya sebagian masyarakat pelaku ekonomi yang “berkhianat” dan selalu 

ingin mencari untung sendiri dengan cara memanfaatkan kondisi, misalkan  memanfaatkan spread nilai tukar, menimbun kebutuhan dasar (seperti  beras, minyak tanah, gas) 3. Pemerintah terlalu cepat mengabil kebijakan ekonomi tanpa  mempersiapkan infrastrukturnya, misalkan kebijakan pemerintah  Indonesia untuk mengganti minyak tanah dengan gas, kebijakan  penggunaan biodiesel dan lain sebagainya. 4. Sebagian masyarakat yang tidak percaya dengan kebijakan pemerintah dan  mudahnya terprovokasi dengan hasutan dari fihak‐fihak yang akan  dirugikan dengan kebijakan baru pemerintah.

1. Kebijakan pemerintah yang “setengah hati” dan salah menggunakan  rujukan “resep” ekonomi, sehingga yang seharusnya tetap disubsidi  dihapusnya subsidinya. Yang seharusnya harga diturunkan, malah dinaikan 2. Adanya sebagian masyarakat pelaku ekonomi yang “berkhianat” dan selalu 

(9)

Kebijakan campuran

Kebijakan Fiskal dan Moneter dapat dijalankan secara 

bersama‐sama bila misalkan pemerintah ingin 

mengurangi beban pengeluarannya akan tetapi 

perekonomian tetap bisa ekspansi dengan cara :

1.Menaikan pajak pendapatan lalu diiringi dengan:

2.Menaikan suku bunga perbankan dengan cara 

menaikan suku bunga sertifikat bank central

3.Mengurangi pengeluaran pemerintah untuk pos‐pos 

yang bersifat non rutin (misalnya biaya perjalan 

(10)

Lanjutan …

Bila misalkan pemerintah berniat untuk 

menghambat konsumsi masyarakat terhadap 

barang impor dan menggalakan ekspor dilakukan 

dengan cara :

1.

Mempertinggi pajak impor terutama untuk jenis 

barang mewah

2.

Menurunkan kuota impor atas barang tertentu

3.

Pengawasan valas

4.

Memberi rangsangan ekspor (menyediakan 

fasilitas kredit ekspor dengan bunga sangat 

rendah)

(11)

Kebijakan

 

Upah

 

dan

 

Pendapatan

Tingkat

 

upah

 

dan

 

pendapatan

 

sepanjang

 

umur

 

perekonomian

 

selalu

 

saja

 

menjadi

 

masalah,

 

(12)

KONSEP

 

APBN

Pertama,   Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), 

adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Indonesia yang  disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN ditetapkan 

dengan undang‐undang. Tahun anggaran APBN meliputi masa  satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal  31 Desember. Dasar hukum yang dipakai sekarang adalah 

Undang‐Undang Republik Indonesia. Nomor 17 Tahun 2003  Tentang Keuangan Negara. 

Kedua, Konsep yang sangat penting tentang APBN adalah bahwa  APBN mempunyai multi fungsi, yaitu  otorisasi, perencanaan, 

pengawasan, alokasi, distribusi, dinamisasi, dan stabilisasi.  Artinya sejak penggagasan, perencanaan, pelaksanaan, 

pengawasan maupun pelaporan dan evaluasi APBN harus  bertumpu pada fungsi‐fungsi itu.  

Pertama,   Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), 

adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Indonesia yang  disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN ditetapkan 

dengan undang‐undang. Tahun anggaran APBN meliputi masa  satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal  31 Desember. Dasar hukum yang dipakai sekarang adalah 

Undang‐Undang Republik Indonesia. Nomor 17 Tahun 2003  Tentang Keuangan Negara. 

Kedua, Konsep yang sangat penting tentang APBN adalah bahwa  APBN mempunyai multi fungsi, yaitu  otorisasi, perencanaan, 

pengawasan, alokasi, distribusi, dinamisasi, dan stabilisasi.  Artinya sejak penggagasan, perencanaan, pelaksanaan, 

(13)

KONSEP

 

APBN

Ketiga,

 

Semua

 

penerimaan

 

yang

 

menjadi

 

hak

 

dan

 

pengeluaran

 

yang

 

menjadi

 

kewajiban

 

negara

 

dalam

 

suatu

 

tahun

 

anggaran

 

harus

 

dimasukkan

 

dalam

 

APBN.

 

Keempat,

 

Presiden

 

menyampaikan

 

rancangan

 

undang

undang

 

tentang

 

pertanggungjawaban

 

pelaksanaan

 

APBN

 

kepada

 

DPR

 

berupa

 

laporan

 

keuangan

 

yang

 

telah

 

diperiksa

 

oleh

 

Badan

 

Pemeriksa

 

Keuangan,

 

selambat

lambatnya

 

6

 

(enam)

 

bulan

 

setelah

 

tahun

 

anggaran

 

berakhir.

Ketiga,

 

Semua

 

penerimaan

 

yang

 

menjadi

 

hak

 

dan

 

pengeluaran

 

yang

 

menjadi

 

kewajiban

 

negara

 

dalam

 

suatu

 

tahun

 

anggaran

 

harus

 

dimasukkan

 

dalam

 

APBN.

 

Keempat,

 

Presiden

 

menyampaikan

 

rancangan

 

undang

undang

 

tentang

 

pertanggungjawaban

 

pelaksanaan

 

(14)
(15)

Format

 

Anggaran

 

Terpadu.

 

Format

 

baru,

 

yakni

 

anggaran

 

belanja

 

terpadu

 

(unified

 

budget).

 

Selama

 

lebih

 

dari

 

32

 

tahun,

 

Pemerintah

 

melaksanakan

 

sistem

 

anggaran

 

yang

 

dikenal

 

dengan

 

“dual

 

budgeting,” dimana

 

anggaran

 

belanja

 

negara

 

dipisahkan

 

antara

 

anggaran

 

belanja

 

rutin

 

dan

 

anggaran

 

pembangunan.

 

Dimaksudkan

 

untuk

 

menekankan

 

arti

 

pentingnya

 

pembangunan,

 

namun

 

dalam

 

pelaksanaannya

 

telah

 

menunjukkan

 

banyak

 

kelemahan

  

seperti

 

menimbulkan

 

peluang

 

terjadinya

 

duplikasi,

 

penumpukan,

 

dan

 

penyimpangan

 

anggaran.

 

Format

 

baru,

 

yakni

 

anggaran

 

belanja

 

terpadu

 

(unified

 

budget).

 

Selama

 

lebih

 

dari

 

32

 

tahun,

 

Pemerintah

 

melaksanakan

 

sistem

 

anggaran

 

yang

 

dikenal

 

dengan

 

“dual

 

budgeting,” dimana

 

anggaran

 

belanja

 

negara

 

dipisahkan

 

antara

 

anggaran

 

belanja

 

rutin

 

dan

 

anggaran

 

pembangunan.

 

Dimaksudkan

 

untuk

 

menekankan

 

arti

 

pentingnya

 

pembangunan,

 

namun

 

dalam

 

pelaksanaannya

 

telah

 

menunjukkan

 

banyak

 

kelemahan

  

seperti

 

(16)

Struktur

  

I

account

Struktur

 

I

account

 

yang

 

berlaku

 

saat

 

ini

 

terdiri

 

atas

 

(i)pendapatan

 

negara

 

dan

 

hibah,

(ii)belanja

 

negara,

 

dan

 

(iii)

 

pembiayaan.

 

Struktur

 

I

account

 

yang

 

berlaku

 

saat

 

ini

 

terdiri

 

atas

 

(i)pendapatan

 

negara

 

dan

 

hibah,

(ii)belanja

 

negara,

 

(17)

Prinsip

prinsip

 

Penganggaran

 

Yang

 

Baik

 

Untuk

 

bisa

 

menjamin

 

terpenuhinya

 

fungsi

fungsi

 

anggaran

 

dan

 

reformasi

 

di

 

bidang

 

anggaran

 

berjalan

 

sesuai

 

dengan

 

harapan

 

banyak

 

pihak

 

(pemangku

 

kepentingan)

  

maka

 

APBN/D

 

perlu

 

disusun

 

berdasarkan

 

prinsip

prinsip

 

penganggaran

 

yang

 

baik

 

yaitu

 

:

transparansi

 

dan

 

akuntabilitas,

disiplin,

 

keadilan,

efisiensi

 

dan

 

efektivitas,

 

serta

 

berbasis

 

pendekatan

 

kinerja.

Untuk

 

bisa

 

menjamin

 

terpenuhinya

 

fungsi

fungsi

 

anggaran

 

dan

 

reformasi

 

di

 

bidang

 

anggaran

 

berjalan

 

sesuai

 

dengan

 

harapan

 

banyak

 

pihak

 

(pemangku

 

kepentingan)

  

maka

 

APBN/D

 

perlu

 

disusun

 

berdasarkan

 

prinsip

prinsip

 

penganggaran

 

yang

 

baik

 

yaitu

 

:

transparansi

 

dan

 

akuntabilitas,

disiplin,

 

keadilan,

efisiensi

 

dan

 

efektivitas,

 

(18)

Asas

asas

 

Umum

 

Pengelolaan

 

Keuangan

 

Negara

Good governance  : pengelolaan keuangan negara perlu  diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung  jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam 

Undang‐Undang Dasar. 

Asas‐asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan  negara : seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, 

dan asas spesialitas, 

Asas‐asas baru sebagai pencerminan best practices (penerapan  kaidah‐kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara,  antara lain: akuntabilitas berorientasi pada hasil; profesionalitas; 

proporsionalitas; keterbukaan dalam pengelolaan keuangan  negara; pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas 

dan mandiri.

Good governance  : pengelolaan keuangan negara perlu  diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung  jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam 

Undang‐Undang Dasar. 

Asas‐asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan  negara : seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, 

dan asas spesialitas, 

Asas‐asas baru sebagai pencerminan best practices (penerapan  kaidah‐kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara,  antara lain: akuntabilitas berorientasi pada hasil; profesionalitas; 

proporsionalitas; keterbukaan dalam pengelolaan keuangan  negara; pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas 

(19)
(20)

Kebijakan Fiskal Non‐Diskresi

Kebijakan

 

fiskal

  

non

 

diskresi

 

atau

 

Non

 

Discretionary

 

Fiskal

 

Policy

 

/

 

Non

 

Mandatory

 

adalah

  

tindakan

tindakan

 

atau

 

mekanisme

mekanisme

 

di

 

bidang

 

fiscal

  

yang

 

bersifat

 

non

mandatory,

  

bersifat

 

built

 

in

 

flexible

 

atau

 

pasif.

  

Tindakan

tidakan

 

atau

 

mekanisme

mekanisme

 

yang

 

muncul

 

tidak

 

lebih

 

dulu

 

harus

 

dimintakan

 

persetujuan

 

kepada

 

DPR.

 

Misalnya

 

dalam

 

penerapan

 

sistem

 

perpajakan

 

;

 

progressive

 

tax,

 

proportional

 

tax,

 

atau

 

regressive

 

tax.

Kebijakan

 

fiskal

  

non

 

diskresi

 

atau

 

Non

 

Discretionary

 

Fiskal

 

Policy

 

/

 

Non

 

Mandatory

 

adalah

  

tindakan

tindakan

 

atau

 

mekanisme

mekanisme

 

di

 

bidang

 

fiscal

  

yang

 

bersifat

 

non

mandatory,

  

bersifat

 

built

 

in

 

flexible

 

atau

 

pasif.

  

Tindakan

tidakan

 

atau

 

mekanisme

mekanisme

 

yang

 

muncul

 

tidak

 

lebih

 

dulu

 

harus

 

dimintakan

 

persetujuan

 

kepada

 

DPR.

 

Misalnya

 

dalam

 

penerapan

 

sistem

 

perpajakan

 

;

 

progressive

 

tax,

 

(21)

PENYEIMBANG

 

OTOMATIS/BUILT

 

IN

 

STABILITY

Penyeimbang

 

otomatis

 

adalah

 

sebuah

 

mekanisme

 

yang

 

dapat

 

menaikkan

  

atau

 

menurunkan

 

penerimaan

 

pajak

 

(T)

 

maupun

 

belanja

 

pemerintah

 

(G)

 

secara

 

otomatis

 

tanpa

  

secara

 

khusus

 

menetapkan

 

kebijakan

 

untuk

 

menaikkan

 

atau

 

menurunkan

 

T

 

dan

 

G.

 

Jadi

 

penyeimbang

 

otomatis

 

adalah

 

mekanisme

 

yang

 

dapat

 

menaikkan

 

deficit

 

anggaran

 

belanja

 

pemerintah

 

(menurunkan

 

surplus

 

anggaran

 

pemerintah)

 

selama

 

kurun

 

waktu

 

resesi

 

dan

 

menaikkan

 

surplus

 

anggaran

 

pemerintah

 

(atau

 

menurunkan

 

deficit

 

anggaran

 

pemerintah)

 

selama

 

periode

 

ekspansi

 

tanpa

 

(22)

BUILT

 

IN

 

FLEXIBILITY

(23)

Dalam

 

ekonomi

 

makro

 

dikenal

 

dua

 

system

 

pajak

 

yaitu

 

:

a)System

 

pajak

 

sederhana

 

(lumpsum

 

tax)

 

dimana

 

Tx

 

=

 

To

b)System

 

pajak

 

yang

 

memiliki

 

progesivitas

 

dimana

 

Tx

 

=

 

To

 

+

 

t

 

Y

Progresivitas

 

pajak

 

:

  

Pajak

 

Progresif

 

(t

 

makin

 

besar)

 

:

 

PPh.,

 

PKB.

Pajak

 

Proporsinal

 

(t

 

tidak

 

berubah)

 

:

 

Pajak

 

Penjualan.

(24)

Kebijakan fiscal ekspansif 

(25)

Kebijakan fiscal kontraktif.

(26)

MENGEVALUASI KEBIJAKAN FISKAL

Untuk

 

mengevaluasi

 

status

 

sebuah

 

deskresi

 

kebijakan

 

fiscal

 

perlu

 

melakukan

 

penyesuaian

 

terhadap

 

surplus

 

atau

 

deficit

 

untuk

 

(27)

Standardized budget mengukur berapa besar deficit 

atau surplus APBN yang akan terjadi pada tingkat 

pengenaan pajak (tax rates)  dan tingkat belanja 

pemerintah yang berlaku saat ini jika tingkat PDB 

berada pada kondisi full‐employment, atau PDB 

pada tingkat potensinya. Intinya sebenarnya adalah 

ingin membandingkan antara (G), belanja pemeritah 

yang terjadi (actual) dengan (Tx), penerimaan pajak 

yang akan terjadi jika perekonomian mencapai 

tingkat full‐employmen. 

(28)

UTANG

 

NEGARA

1) Utang merupakan bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN)  yang menjadi bagian dari Kebijakan Pengelolaan Ekonomi  secara keseluruhan.

2) Utang adalah konsekuensi dari pilihan mengenai postur  APBN (yang mengalami defisit), dimana Pendapatan Negara  lebih kecil daripada Belanja Negara. Pembiayaan APBN 

melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan  negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara.

3) Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN 

untuk menutup defisit APBN, dan untuk membayar kembali  utang yang jatuh tempo (debt refinancing).  Refinancing 

(29)
(30)

Pengelolaan Utang. 

(31)

Penyebab Kenaikan Nilai Nominal Utang 

o adanya defisit APBN setiap tahun;

o kebutuhan pelunasan utang jatuh tempo (refinancing);

o perubahan nilai tukar rupiah yang menyebabkan 

perubahan nilai nominal utang luar negeri dalam rupiah;

o pengeluaran pembiayaan untuk pendanaan risiko fiskal 

dan partisipasi pemerintah dalam menunjang program 

pembangunan infrastruktur; dan

o berkurangnya sumber pembiayaan APBN dari non 

(32)

Tujuan

 

Pengelolaan

 

Utang

Jangka panjang pengelolaan utang adalah 

1)  Mengamankan kebutuhan pembiayaan APBN 

melalui utang dengan biaya minimal pada tingkat risiko 

terkendali, sehingga kesinambungan fiskal dapat 

terpelihara.

2)  Mendukung upaya untuk menciptakan pasar Surat 

(33)

MATERI

(34)

KEBIJAKAN

 

APBN

 

BERIMBANG

 

DAN

 

DINAMIS

 

DI

 

MASA

 

ORBA

Merupakan

 

sistem

 

kebijakan

 

fiskal

 

yg

 

diperkenalkan

 

oleh

 

kabinet

 

Ampera

 

pada

 

awal

 

Orba

Kebijakan

 

ini

 

memasukkan

 

pinjaman

 

luar

 

negeri

 

sebagai

 

bagian

 

dari

 

penerimaan

 

negara

Kebijakan

 

ini

 

ditujukan

 

untuk

 

mengatasi

 

hiper

inflasi

Pada

 

tahun

 

1966

 

terjadi

 

defisit

 

anggaran

 

yang

 

dibiayai

 

dengan

 

pencetakan

 

uang

APBN

 

berimbang

 

dan

 

dinamis

 

mempunyai

 

tugas

 

untuk

 

penertiban

 

defisit

 

anggaran

 

serta

 

dimungkinkan

 

(35)

SISTEM

 

KERJA

Struktur

 

APBN

 

terdiri

 

dari

 

anggaran

 

penerimaan

 

dan

 

anggaran

 

belanja

Sisi

 

Penerimaan

 

Æ

Penerimaan

 

dalam

 

negeri

 

dan

 

penerimaan

 

luar

 

negeri

 

(hutang

 

LN)

(36)

Penerimaan

 

dalam

 

negeri

 

digunakan

 

untuk

 

membiayai

 

belanja

 

rutin

Penerimaan

 

luar

 

negeri

 

digunakan

 

untuk

 

belanja

 

pembangunan

Belanja

 

Rutin

 

hanya

 

disediakan

 

sepanjang

 

ada

 

dana

 

dari

 

penerimaan

 

dalam

 

negeri

Belanja

 

pembangunan

 

dilakukan

 

jika

 

ada

 

penerimaan/

 

pinjaman

 

luar

 

negeri

(37)

Internal

 

balance

 

APBN

 

berimbang

 

dan

 

dinamis

 

akan

 

menciptakan

 

internal

 

saving

(38)

APBN

 

berimbang

 

dan

 

dinamis

 

dalam

 

penyusunannya

 

mengintegrasikan

 

pendekatan

 

ekonomis

 

(welfare

 

economics)

 

dan

 

pendekatan

 

politis

 

(public

 

choice

 

theory)

(39)

1. Alokasi

 

resources

 

secara

 

efisisien

2. Distribusi

 

pendapatan

 

secara

 

adil

3. Stabilisasi

 

harga

 

dan

 

kegiatan

kegitan

 

ekonomi

(40)

APBN

 

berimbang

 

dan

 

dinamis

 

tidak

 

hanya

 

sebagai

 

kebijakan

 

tetapi

 

juga

 

sebagai

 

suatu

 

institusi

1. Institusi

 

ekonomi

 

berencana

 

Æ

Repelita

2. Institusi

 

Demokrasi

 

Æ

merehabilitasi

 

hak

 

budget

 

DPR

(41)

4. Intitusi

 

dimana

 

para

 

donor

 

dan

 

lembaga

 

keuangan

 

internasional

 

menilai

 

kinerja

 

pemerintah

 

dalam

 

bidang

 

fiskal,

 

moneter

 

dan

 

pembangunan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait