KEMAMPUAN PADUAN SUARA TUNA NETRA KARYA MURNI CHOIR
DALAM MENYANYIKAN LAGU SING WHEN THE SPIRIT SAYS SING
KARYA JESSE VAUGHN DI 4
THBALI INTERNATIONAL CHOIR FESTIVAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SARI MARITO SIREGAR NIM. 2111542021
JURUSAN SENDRATASIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Sari Marito Siregar, NIM 2111542021. Kemampuan Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir Dalam Menyanyikan Lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn di 4th Bali International Choir Festival. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode mengajar, kemampuan teknik bernyanyi, alasan pemilihan lagu, mengatasi kendala, dan mengetahui hasil penilaian juri terkhusus kemampuan bernyanyi didalamnya.Populasi dalam penelitian ini adalah pelatih dan conductor, anggota paduan suara yang berjumlah 27 orang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa aspek : pengamatan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu panti asuhan yang bernama Karya Murni yang beralamat di Jalan Karya Wisata No.6 Medan-Johor dan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2015 sampai Februari 2016. Hasil penelitian ini berdasarkan data yang terkumpul maka peneliti dapat mengetahui bagaimana kemampuan paduan suara Karya Murni Choir dalam menyanyikan lagu Sing When The Spirit Says Sing di 4th Bali International Choir Festival. Sebelum mengikuti festival, anggota Karya Murni Choir melakukan tahap latihan yang harus memahami keseluruhan isi lagu dimulai dari melodi, ritme, syair, dan pemahaman makna lagu. Dalam pencapaian kemampuan bernyanyi yang benar banyak kendala yang dihadapi oleh anggota Karya Murni Choir, baik dari masalah kondisi fiksi, efisiensi waktu, penghafalan dan pengucapan, kekondusifan saat latihan, dan kurangnya percaya diri. Untuk memberikan penampilan yang maksimal terkhusus dalam menerapkan teknik bernyanyi yang benar dalam menyanyikan lagu sing when the spirit says sing, pelatih dan conductor mengarahkan cara mengatasi kendala yang dihadapi. Setelah anggota Karya Murni Choir menunjukan penampilan terbaiknya, hasil penelitian yang diberikan Dewan Juri pada karya murni choir mendapat nilai silver medal.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “KEMAMPUAN PADUAN
SUARA TUNA NETRA KARYA MURNI CHOIR DALAM
MENYANYIKAN LAGU SING WHEN THE SPIRIT SAYS SING KARYA JESSE VAUGHN DI 4THBALI INTERNATIONAL CHOIR FESTIVAL”.
Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan dan Narasumber I.
5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik. 6. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd Pembimbing Skripsi I.
7. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd Pembimbing Skripsi II.
8. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,
9. Hendra Fisher Lingga Narasumber yang juga memberikan kritik dan saran serta pengalaman yang berharga kepada penulis.
iii
11. Saudari – saudara penulis, Wenny Yuseva Siregar, Yuni Kristina Siregar, S.Pd ; Jojor Siregar, Debora Siregar, Binsar Siregar, Todo Simarmata.
12. Suster Agatha Jimur, S.Pd Pimpinan Panti Asuhan Karya Murni Medan. 13. Anggota Paduan Suara Karya Murni Choir.
14. Stambuk 2011, Paduan Suara Regina Caeli Choir, PPLT SMP Negeri 1 Kabanjahe 2014, KMK Unimed, Gelora Choir, Cresendo Music School, OMK St. Clara Helvetia.
15. Sahabat –sahabat penulis Margaretha Ayu Bawaulu, Rizky Ayu Anita Putri, Yessi Van Carmelia, Patris Silalahi, Hanna Pandia Sembiring, Yoseba Zega, Reynold Sinambela, Petrus Saragi.
Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.
Medan, April 2016 Penulis,
iv
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ...12
A. Landasan Teoritis...12
1. Pengertian Kemampuan...13
2. Seluk Beluk Paduan Suara...13
3. Teknik Bernyanyi Paduan Suara ...17
4. Pengertian Tuna Netra ...24
5. Pengertian Lagu Sing When The Spirit Says Sing ...26
v
A. Metode Mengajar Yang Digunakan Dirigen Dalam Melatih Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir ...39
B. Proses Latihan Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir...40
C. Teknik Bernyanyi Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir Dalam Menyanyikan Lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn...47
D. Pemilihan Lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn ..51
E. Kendala Yang Dihadapi Oleh Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir Dalam Menyanyikan Lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn...52
F. 4thBali International Choir Festival ...54
G. HasilPenilaianJuriTerhadapPenampilanPaduanSuara Tuna Netra KaryaMurni Choir DalamMenyanyikanLagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn di 4thBali International Choir Festival...57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...59
A. Kesimpulan ...59
B. Saran ...60
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nama Peserta Paduan Suara Karya Murni Choir... 56
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Pelatih melatih kelompok suara sopran... 41
Gambar 4.2 Nada kromatis kelompok suara sopran ... 42
Gambar 4.3 Pelatih melatih kelompok suara alto ... 42
Gambar 4.4 Nada kromatis kelompok suara alto ... 42
Gambar 4.5 Pelatih melatih kelompok suara tenor ... 43
Gambar 4.6 Nada kromatis kelompok suara tenor... 44
Gambar 4.7 Pelatih melatih kelompok suara bass ... 45
Gambar 4.8 Nada kromatis kelompok suara bass ... 46
Gambar 4.9 Aplikasi pernafasan diafragma dengan posisi duduk... 48
Gambar 4.10 Pelatih memberikan pemahaman tentang produksi suara yang benar kepada seluruh anggota paduan suara ... 48
Gambar 4.11 Salah seorang anggota kelompok suara sopran sedang melakukan teknik artikulasi ... 49
Gambar 4.12 Postur tubuh saat duduk yang dilakukan oleh kelompok suara alto... 50
Gambar 4.13 Pelatih paduan suara KaryaMurni Choir sedang menjelaskan tentang resonansi dan blending kepada anggota... 50
Gambar 4.14 Wawancara dengan kondaktur ... 51
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Partitur Lagu Sing When The Spirit Says Sing ... 65
Lampiran 2 Foto peneliti dengan direktur President of Bandung Choral Society ... 71
Lampiran 3 Foto peneliti dengan ketua panitia keberangkatan ... 72
Lampiran 4 Foto peneliti dengan Karya Murni Choir ... 73
Lampiran 5 Foto Penampilan Karya Murni Choir saat kompetisi ... 74
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan di berbagai bidang kehidupan, mulai dari kebutuhan jasmani dan rohani, biologis maupun
psikologis. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindari setiap manusia adalah kebutuhan akan kepuasan batin atau kepuasan jiwa, yakni yang berhubungan
dengan nilai keindahan (seni). Sudah menjadi kenyataan bahwa manusia menggunakan seni dalam setiap perkembangan atau kemajuan bangsanya. Maka dari itu seni adalah kebutuhan yang sangat vital dan tidak dapat dipisahan dari
kehidupan manusia. Ketika terdapat keterbatasan fisik yang tidak dapat dihindari, seperti keterbatasan dalam hal melihat atau yang disebut tuna netra, mereka
belajar dengan indra pendengar yang berperan sangat penting bagi kehidupan mereka.
Sama halnya dengan orang normal, penyandang tunanetra juga miliki
pendengaran yang sama, akan tetapi pendengaran tuna netra terlatih karena kebutuhan mereka disebabkan oleh kehilangan penglihatan (Efendi, 2008). Atas
dasar inilah, penyandang tuna netra tidak bisa dipandang sebelah mata oleh manusia yang dilahirkan normal, karena tidak sedikit dari penyandang tuna netra yang mampu berkarya di berbagai bidang, baik itu bidang pendidikan, seni,
olahraga, politik, penemu dan desainer.
Terkhusus di bidang seni umunya, musik khususnya. Tidak asing lagi
2
penyanyi klasik dan pop yang sempat berduet dengan diva dunia, Celine Dion. Lalu ada nama-nama penyanyi dunia lain yang berkarya di bidang musik dan
instrumental, yaitu Hellen Keller, Steve Wonder, Ray Charles, dan Jose Veliciano
(https://badarweb.wordpress.com/berita/internasional/dunia/10-tunanetra-pengubah-dunia/).Di Indonesia sendiri, terdapat pula penyanyi penyandang tuna
netra yaitu, Boy Sandi, Rustam Raschani dan seorang gitaris dan penyanyi Zulkarnain. Ini membuktikan bahwa penyandang-penyandang tuna netra yang
sangat berbakat juga ikut mengambil bagian di dalam musik.
Tidak hanya penyanyi-penyanyi solo dan instrumental, penyandang tuna
netra juga ambil bagian dalam paduan suara. Paduan suara atau koor (dari Bahasa Belanda koor) merupakan istilah yang merujuk kepada ensambel musik yang terdiri atas penyanyi-penyanyi maupun musik yang dibawakan oleh ensambel
tersebut. Umumnya suatu kelompok paduan suara membawakan musik paduan suara yang terdiri atas beberapa bagian suara. Dalam pengertian ini, paduan suara
juga mencakup kelompok vokal (vokal group), walaupun kadang kedua istilah ini saling dibedakan.
Paduan suara merupakan gabungan dari beberapa kombinasi suara yaitu
sopran, alto, tenor, bass dan tidak menutup kemungkinan untuk pembagian suara lain, contohnya: mezzo-sopran, bariton, atau small group pada lagu tertentu.
Paduan suara dinyanyikan secara serentak untuk membentuk suatu keharmonisan yang selaras. Paduan suara juga dirubah dengan menggunakan iringan instrumen maupun tanpa menggunakan iringan instrumen atau biasa disebut dengana
3
dapat terdiri dari satu alat musik bahkan satu orkestra yang merupakan alat musik non-elektrik (https://id.wikipedia.org/wiki/Paduan_suara).
Paduan suara (koor) tidak sekedar sebagai suatu kegiatan yang mendalami teknik bernyanyi dengan baik, namun juga dapat berperan sebagai sarana dalam
membina sikap dan disiplin, kerjasama, saling menghormati, merangsang daya cipta dan menghargai kehidupan.
Salah satu paduan suara yang beranggotakan penyandang tuna netra yaitu
Karya Murni Choir. Karya Murni Choir adalah paduan suara yang beranggotakan penyandang tuna netra yang tinggal di panti asuhan Karya Murni Medan. Berawal
dari minat dan kreatifitas seni musik dan suara di panti ini,maka pengurus Yayasan Seri Amal membuat wadah berlatih vokal dan paduan suara secara rutin. Walaupun mereka memiliki keterbatasan dalam penglihatan, namun mereka tidak
pesimis berkompetisi dengan paduan suara normal lainnya.Tahun 2011, Karya Murni Choir ikut berpartisipasi dan konser Anak Berkebutuhan Khusus dengan
tajuk “Terbang Bersama Garuda” diadakan di gedung Selecta,Medan. 2012, Karya Murni Choir mengadakan konser di balai kartini Jakarta yang bertajuk
“Untukmu Indonesiaku’’. 2013, Karya Murni Choir melaksanakan proses
pembuatan album rekaman mereka. Dalam perjalanannya, Karya Murni Choir pernah meraih gold medal pada festival paduan suara NHKBP Sei putih Medan
pada tahun 2013,Juara 1 pada Pesparawi KODAM I BB se Wilayah Medan 2014, dan lainnya. Salah satu festival tingkat internasional yang mereka ikuti adalah 4th
Bali Internasional Choir Festival 2015 pada bulan Juli 2015 yang dilaksanakan di
4
menampilkan semua kelompok-kelompok paduan suara yang ada di dunia. Sesuai dengan nama acaranya yaitu Bali Internasional Choir Festival, acara ini diadakan
di Negara Indonesia tepatnya di Provinsi Bali.Bali International Choir Festival ke 4 diselenggarakan tahun 2015 di Denpasar - Bali. Festival ini semakin menarik
partisipasi dari berbagai komunitas paduan suara di Indonesia ataupun negara-negara luar negeri.Selain menjadi tolak ukur dari prestasi paduan suara yang sudah sering tampil di berbagai event lainnya, Bali International Choir Festival
menjadi ajang berkiprahnya paduan suara baru dari berbagai daerah di Indonesia. Bali International Choir Festival menyediakan berbagai kategori dan
sistem penilaian yang evaluatif tapi juga edukatif. Selain kompetisi, dalam event ini disediakan "Choir Clinic" bagi paduan suara untuk meningkatkan performanya sebelum tampil dan "feed back" dari para ahli paduan suara untuk membenahi
performa setelah tampil. Setiap peserta paduan suara memperoleh tidak hanya senangnya tampil di panggung untuk menunjukkan hasil jerih payah dalam
latihan, tapi juga dapat membangun interaksi dan persahabatan antar peserta. Selama tiga tahun terakhir, peristiwa bersejarah telah berlangsung di Bali dengan jumlah peserta lebih dari seratus paduan suara, ribuan penyanyi,conductor,
dan para ahli paduan suara tiap tahunnya. Kegiatan ini merupakan tiga festival paduan suara international pertama Bali. Berdasarkan keberhasilan pada tahun
2012, 2013, dan 2014, maka diselenggarakan festival keempat yang akan dilaksanakan pada akhir Juli sampai awal Agustus 2015.
Bali International Choir Festival sendiri banyak menyajikan
5
merupakan salah satu kategori yang akan diikuti oleh paduan suara Karya Murni Choir. Karya Murni Choir akan membawakan lagu “Sing When The Spirit Says Sing”
Lagu Sing When The Spirit Says Singadalah sebuah lagu yang diaransemen
ulang oleh seorang komposer bernama Jesse Vaughn. Lagu ini memiliki makna, bagaimana jiwa mereka akan bernyanyi dalam sukacita jika Tuhan berkehendak. Lagu ini memiliki tempo alegro (riang,cepat) dengan metronome 120, dan
dinyanyikan dengan semangat dan penuh pengharapan. Dalam lagu ini, Jesse membuatkomposisi acapela, untuksuaraSATB. Karya Murni Choir berusaha
membawakan lagu Sing When The Spirit Says Sing dengan kemampuan bernyanyi mereka.
Berdasarkan penjelasan diatas, khususnya dalam kemampuan bernyanyi
Karya Murni Choir dalam menyanyikan lagu Sing When The Spirit Says
Singmaka hal tersebut yang membuat penulis tertarik untuk membuat penelitian
tentang“Kemampuan Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir Dalam
Menyanyikan Lagu Sing When The Spirit Says Sing KaryaJesse Vaughn Di
4thBali International Choir Festival.”
B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta masalah yang diketahui tidak terlalu luas. Identifikasi masalah tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan
6
interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan”. Berdasarkan
uraian dari latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang timbul dan dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana metode mengajar yang digunakan dirigen dalam melatih paduan suara tuna netra Karya Murni Choir?
2. Bagaimana proses latihan yang dilakukan oleh anggota paduan suara tuna netra
Karya Murni Choir?
3. Bagaimana teknik bernyanyi paduan suara tuna netra Karya Murni Choir dalam
menyanyikan lagu Sing When The Spirit Says Sing karyaJesse Vaughndi4th
Bali International Choir Festival 2015?
4. Mengapa lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn ini
menjadi lagu yang dipilih untuk dibawakan di 4th Bali International Choir Festival 2015?
5. Kendala apa yang dihadapi oleh paduan suara tuna netra Karya Murni Choir dalam menerapkan teknik bernyanyi laguSing When The Spirit Says Sing karya Jesse Vaughn?
6. Bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi paduan suara tuna netra Karya Murni Choir dalam menerapkan teknik bernyanyi laguSing When The Spirit
Says Sing karya Jesse Vaughn?
7. Bagaimana hasil penilaian juri terhadap penampilan paduan suara tuna netra Karya Murni Choir dalam menyanyikan lagu Sing When The Spirit Says Sing
7
8. Bagaimana upaya paduan suara tuna netra Karya Murni Choir dalam menghadapi kompetisi tingkat internasional di 4th Bali International Choir Festival 2015?
9. Bagaimana proses persiapan mental paduan suara tuna netra Karya Murni
Choir dalam mengikuti kompetisi tingkat internasional di 4th Bali International Choir Festival 2015?
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah
yang akan diteliti. Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah untuk mempersingkat cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana, kemampuan menulis, maka peneliti mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah pemecahan
masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2004:30) yang mengatakan bahwa:
“Dalam merumuskan ataupun membatasi permarsalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas.”
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut:
8
2. Bagaimana teknik bernyanyi paduan suara tuna netra Karya Murni Choir dalam menyanyikan lagu Sing When The Spirit Says Sing karya Jesse Vaughn di 4th
Bali International Choir Festival 2015?
3. Mengapa lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn ini
menjadi lagu yang dipilih untuk dibawakan di 4th Bali International Choir FestivaL 2015?
4. Kendala apa yang dihadapi oleh paduan suara tuna netra Karya Murni Choir
dalam menerapkan teknik bernyanyi laguSing When The Spirit Says Sing karya Jesse Vaughn?
5. Bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi paduan suara tuna netra Karya Murni Choir dalam menerapkan teknik bernyanyi laguSing When The Spirit Says Sing karya Jesse Vaughn?
6. Bagaimana hasil penilaian juri terhadap penampilan paduan suara tuna netra Karya Murni Choir dalam menyanyikan lagu Sing When The Spirit Says Sing
karya Jesse Vaughn di 4thBali International Choir Festival 2015?
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pernyataan dari penelitian agar mendapatkan jalan keluar. Uraian diatas didukung juga
9
Dari uraian pendapat tersebut dan berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka penulis
merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana Kemampuan
Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir Dalam Menyanyikan Lagu
Sing When The Spirit Says Sing KaryaJesse Vaughn Di 4th Bali International
Choir Festival.”
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah kepada tujuan yang merupakan suatu
keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dan penelitian. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah : 1. Untuk mengetahui metode mengajar yang digunakan dirigen dalam melatih
paduan suara tuna netra Karya Murni Choir.
2. Untuk mengetahui kemampuan teknik bernyanyi paduan suara tuna netra
Karya Murni Choir dalam menyanyikan lagu Sing When The Spirit Says Sing karya Jesse Vaughn di 4thBali International Choir Festival 2015.
3. Untuk mengetahui mengapa lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse
Vaughn ini menjadi lagu yang dipilih untuk dibawakan di 4thBali International Choir Festival 2015.
10
5. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi paduan suara tuna netra Karya Murni Choir dalam menerapkan teknik bernyanyi laguSing
When The Spirit Says Sing karya Jesse Vaughn.
6. Untuk mengetahui hasil penilaian juri terhadap penampilan paduan suara tuna
netra Karya Murni Choir dalam menyanyikan lagu Sing When The Spirit Says Sing karya Jesse Vaughn di 4thBali International Choir Festival 2015?
F. Manfaat Penelitian
Seseorang yang melakukan kegiatan penelitian tentu dapat memikirkan
kemungkinan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitiannya.Manfaat adalah sesuatu yang dapat memberi faedah dan mendatangkan keuntungan baik bagi peneliti, lembaga, maupun orang lain. Hal ini sependapat dengan Sugiono
(2009:213) yang mengatakan bahwa “Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat”.
Berdasarkan hal tersebut, maka manfaat penelitian merupakan hal-hal yang diharapkan dari hasil penelitian dalam hal pengembangan ilmu dan praktik. Setelah penelitian ini dirampungkan, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut :
1. Agar peneliti dapat mengerti dan memahami lebih dalam lagi tentang proses
11
2. Menambah wawasan peneliti dalam menuangkan gagasan maupun ide ke dalam suatu karya tulis
3. Sebagai bahan acuan, referensi atau perbandingan bagi peneliti berikutnya yang berniat melakukan penelitian
4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti 5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Seni Musik UNIMED
6. Sebagai bahan masukan bagi peneliti, yang bermaksud mengadakan penelitian
1
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Metode Mengajar yang Digunakan Dirigen dalam Melatih Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir
Karya Murni Choir merupakan paduan suara yang beranggotakan penyandang tuna netra. Paduan suara ini sudah berdiri sejak tahun 2008 dibawah asuhan Yayasan Karya Murni, anggota paduan suara ini lebih banyak tinggal di
panti asuhan Karya Murni yang terletak di jalan Karya Wisata No.6 Gedung Johor-Medan, dan diasuh oleh para biarawati-biarawati yang memang
mendedikasikan hidup untuk melayani anak-anak panti. Namun ada juga beberapa anggota paduan suara yang tinggal diluar panti dikarenakan harus mencari jati diri sendiri setelah dipastikan oleh pihak panti memang sudah siap untuk tidak lagi
tinggal di panti. Lalu pada tahun 2010 paduan suara Karya Murni Choir mulai dilatih oleh Hendra Fisher Lingga sampai saat ini yang sebelumnya sudah dahulu
dilatih oleh beberapa pelatih paduan suara. Paduan suara Karya Murni juga sudah mendapat beberapa prestasi yang patut diperhitungkan, antara lain meraih gold
medal pada festival paduan suara NHKBP Sei putih Medan pada tahun 2013,
2
B. Proses Latihan Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir
Peneliti ingin mengetahui bagaimana metode pengajaran yang diberikan
pelatih kepada para anggota paduan suara sampai kepada hasil yang mereka dapatkan setelah selesai mengikuti kompetisi yang berlangsung di Bali.
Pada tahap latihan, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu pada kelompok Paduan Suara Karya Murni Choir di sekretariat Karya Murni Choir. Atas kesepakatan panitia paduan suara Karya Murni Choir, pelatih, dan anggota,
maka jadwal tetap latihan dilakukan 3 hari dalam seminggu, yaitu pada hari senin, jumat, dan minggu. Proses awal latihan dilakukan dimulai dengan berdoa
sehingga setiap anggota paduan suara Karya Murni Choir yang mengikuti latihan dapat merasa hikmat ketika melakukan proses latihan. Setelah selesai berdoa, pelatih melanjutkannya dengan pembagian suara dari masing-masing anggota
yang sesuai dengan karakter suara serta jangkauan (range) nada masing-masing anggota. Setelah itu, pelatih memberikan pemanasan (warming up) selama 10-15
menit, setelah pemanasan selesai pelatih pun mulai mengajarkan lagu yang akan dibawakan pada saat kompetisi dengan menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen sebagaimana telah dijelaskan pada Bab II, dan latihan tersebut
berlangsung selama + 2 jam selesai latihan, lalu diakhiri dengan doa. Seperti yang telah diketahui, latihan dengan menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen
3
dikelompokkan menurut kelompok suara sopran, alto, tenor, dan bass, seperti pada gambar berikut:
Gambar 4.1Pelatih melatih kelompok suara sopran Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
Kelompok suara sopran pada lagu Sing When The Spirit Says Sing membawa melodi di awal lagu, dan di akhir lagu dipecah menjadi Sopran 1 dan Sopran 2. Ada beberapa nada-nada yang sulit untuk kelompok suara sopran
4
Gambar 4.2Nada kromatis kelompok suara sopran Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
Gambar 4.3Pelatih melatih kelompok suara alto Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
Kelompok suara alto pada lagu Sing When The Spirit Says Sing tidak membawa melodi di awal lagu melainkan meng cannon apa yang sudah
5
Gambar 4.4 Nada kromatis kelompok suara alto Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
Gambar 4.5 Pelatih melatih kelompok suara tenor Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
Kelompok suara tenor pada lagu Sing When The Spirit Says Sing tidak membawa melodi lagu, melainkan sama seperti alto yang hanya meng cannon
6
7
Gambar 4.6 Nada kromatis kelompok suara tenor Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
Gambar 4.8Pelatih melatih kelompok suara bass Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016 Gambar 4.7 Pelatih melatih kelompok suara bass
Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
Kelompok suara bass pada lagu Sing When The Spirit Says Sing membawa melodi di beberapa bagian, sama seperti sopran.Ada beberapa
8
Gambar 4.8 Nada kromatis kelompok suara bass Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
Pelatih membacakan bagaimana mengucapkan teks atau syair agar nanti
9
lagu yang menggunakan bahasa Inggris. Lalu pelatih melatih nada-nada di partitur terutama nada kromatis dengan cara menyanyikannya terlebih dahulu dengan
iringan keyboard, walaupun mereka dibantu dengan partitur yang sudah ditulis dengan huruf braile (huruf khusus untuk tuna netra). Setelah masing-masing
kelompok suara sudah mengetahui lagu secara garis besar, maka latihan dilanjutkan dengan menggabungkan seluruh kelompok suara (SATB). Latihan gabungan dilakukan secara berulang-ulang sampai mereka menyanyikan lagu sing
when the spirit says sing secara keseluruhan dengan tepat dan benar.
C. Teknik Bernyanyi Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir dalam Menyanyikan Lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn.
Berdasarkan wawancara peneliti kepada Hendra Fisher Lingga sebagai pelatih, peneliti mengamati bagaimana cara pelatih memberikan teknik bernyanyi
yang benar kepada masing-masing anggota paduan suara, untuk dapat menguasai teknik bernyanyi dengan baik, setiap anggota harus benar-benar sudah
menguasailagu tersebut.
Teknik bernyanyi yang diterapkan oleh pelatih dalam menyanyikan lagu ini dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pernafasan.
Pada bab II telah dibahas bahwa pernafasan yang paling baik untuk
digunakan oleh setiap penyanyi adalah pernafasan diafragma, maka pelatih memberikan teknik pernafasan diafragma pada setiap anggota paduan suara karya murni choir. Pada gambar ini, pelatih melatih pernafasan diafragma dengan posisi
10
diafragma adalah dengan cara menarik nafas dengan menghirup udara dari rongga hidung dan rongga mulut (mulut dibuka sedikit) sehingga udara masuk ke rongga
diafragma secara maksimal.
Gambar 4.9 aplikasi pernafasan diafragma dengan posisi duduk Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
b. Produksi Suara
Teknik produksi suara yang dilatih oleh pelatih pada anggota paduan suara ini adalah produksi suara yang berasal dari diafragma, diktrontraksikan secara
teratur sampai rongga difragma mengembang maksimal. Sementara itu, untuk menciptakan resonansi suara yang baik, pelatih mengarahkan penyanyi paduan suara ini untuk membuka rahang muut secara maksimal untuk memproyeksikan
suara menuju kepala (head resonance, contohnya adalah dengan mengarahkan
11
Gambar 4.10 Pelatih memberikan pemahaman tentang produksi suara yang benar kepada seluruh anggota paduan suara
Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
c. Artikulasi
Artikulasi yang terdapat pada setiap syair lagu memiliki teknik artikulasi
yang berbeda-beda. Namun secara umum, pelatih menggunakan istilah projection
voice (proyeksi suara) kepada penyanyi paduan suara ini, dimana setiap
pengucapan huruf vokal dan konsonan dilakukan dengan mengarahkan bunyi
vokal dan konsonan menuju ke atas kepala (head voice atau artinya adalah teknik
bernyanyi dengan melalui mediasi kepala).
Gambar 4.11 salah seorang anggota kelompok suara sopran sedang melakukan teknik artikulasi
Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
d. Postur Tubuh
Postur tubuh sangat mendukung pernafasan (dada, perut, diafragma), pitch (ketepatan nada), dan faktor penting lainnya dalam bernyanyi. Postur tubuh yang
diinginkan sudah dibahas dalam bab II, maka pelatih memberikan arahan tentang postur tubuh adalah ketika duduk ataupun berdiri, postur tubuh harusnya tegak,
12
dalam posisi tegak dan rileks, untuk mengoptimalkan kerja rongga diafragma sehingga menghasilkan suara yang prima dan pitch yang baik.
Hal ini sudah dilakukan oleh setiap anggota paduan suara setiap kali latihan dilaksanakan.
Gambar 4.12 Postur tubuh saat duduk yang dilakukan oleh kelompok suara alto
Dokumentasi : Sari Marito Siregar e. Resonansi dan Blending Suara
Resonansi yang didukung oleh proyeksi suara akan membentuk blending
suara yang baik. Dalam hal ini pelatih mengajarkan resonansi yang mengarah ke atas kepala dan setiap anggota paduan suara diharuskan untuk memahami hal
tersebut secara merata, sehingga apabila setiap anggota paduan suara memiliki resonansi yang mengarah ke bagian atas kepala, blending suara akan tercipta dengan baik. Hal ini sudah diterapkan dengan baik oleh seluruh anggota paduan
suara.
Gambar 4.13 pelatih paduan suara karya murni choir sedang menjelaskan tentang resonansi dan blending suara kepada anggota.
13
D. Pemilihan Lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn. Menurut wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada pelatih sekaligus conductor paduan suara Karya Murni Choir, mengenai mengapa lagu sing when
the spirit says sing menjadi salah satu lagu yang dibawakan pada saat mengikuti 4th Bali International Choir Festival kategori gospel, pelatih menuturkan banyak hal yang harus dipertimbangkan. Diantaranya, pelatih ingin lebih mengenalkan
lagu ini lewat kompetisi yang diikuti, pelatih menginginkan repertoire yang baik dengan memasangkan lagu Sing When The Spirit Says Sing yang merupakan lagu
American Spiritual dengan lagu Ellijah Rock yang emerupakan lagu negro spiritual.
Berikut ini gambar hasil wawancara peneliti dengan pelatih Karya Murni Choir :
Gambar 4.14 Wawancara dengan conductor (Dokumentasi: Renta Sitompul, 2016)
Gambar ini merupakan gambar ketika peneliti melakukan wawancara
14
Says Sing adalah lagu yang memiliki pesan yang mendalam tentang semangat yang dimiliki oleh orang-orang berkulit hitam yang dijajah oleh kulit putih untuk
tetap memuji dan memuliakan nama Tuhan. Peneliti juga mendapat pendapat dari pelatih paduan suara lain (Inggou Victory Choir-Roynaldo H Saragih),
bahwasanya lagu ini adalah lagu tradisional negro yang di arasansemen ulang oleh Jesse Vaughn, yang mana lagu ini sudah ada dan lahir dari masyarakat negro itu sendiri. Lagu ini diaransemen dalam bentuk paduan suara campuran yang
didalamnya terdapat sopran, alto, tenor, bass, dan memiliki tempo sprited mm=120 yang memiliki 105 bar. Dalam beberapa bar terdapat tanda dinamika dan
syair lagu yang diulang, sehingga dapat membantu anggota dalam hal penghafalan lagu.
E. Kendala Yang Dihadapi Oleh Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir Dalam Menerapkan Teknik Bernyanyi Lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn.
Dalam proses pelaksanaan latihan yang dilakukan oleh paduan suara Karya Murni Choir, peneliti mengamati bahwa masih ada kendala yang dialami saat latihan lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn. Adapun
kendala yang dihadapi oleh anggota dan pelatih/dirjen adalah sebagai berikut : 1. Kondisi fisik
15
penglihatan,baik dari yang buta permanen, maupun yang low vision. Ini cukup menyulitkan bagi mereka dalam hal mengenal notasi dan syair lagu.
2. Efisiensi waktu saat latihan
Efisiensi waktu menjadi kendala pertama yang dihadapi oleh pelatih dalam
melatih paduan suara ini, dikarenakan ketidaktepatan waktu anggota saat akan melaksanakan latihan sehingga mempengaruhi kesiapan dari anggota yang sudah hadir terlebih dahulu.
3. Penghafalan dan Pengucapan Lagu.
Lagu yang sangat sulit dibawakan adalah biasanya lagu yang tidak berasal
dari negara sendiri (mancanegara) dimana pengucapan yang kurang tepat sehingga menyulitkan anggota untuk menghafal, sehingga pemahaman juga berbeda arti yang menyebabkan anggota paduan suara ini sulit untuk menerapkan interpretasi
lagu, ditambah dengan kondisi mereka mengalami gangguan pengelihatan sejak lahir, dan di dalam lagu Sing When The Spirit syairnya adalah seperti ini berikut
ini :
“When the spirit tells me to pray, Lord i’ll pray.When the spirit tells me to
preach, O how i’ll preach. When the Holy spirit tells me to shout! i’m gonna
shout, my Lord! When the spirit says sing, Lord i’ll sing. I’m gonna sing when the
spirit says sing, and O bey the spirit of the Lord. Listen, listen, i’m gonna preach
16
4. Ketepatan Nada
Dalam lagu sing when the spirit says sing terdapat nada-nada kromatis yang
membuat anggota paduan suara mengalami kesulitan ketika lagu ini dipelajari dari awal.
5. Kekondusifan Saat Latihan
Hal ini merupakan penyebab utama dalam merusak mood tiap-tiap
anggota maupun pelatih paduan suara ini sendiri, dikarenakan adanya hal-hal
yang ditimbulkan oleh anggota seperti berisik saat latihan, menggangu temannya yang lain, pergi keluar ruangan latihan saat pelatih mengajarkan kelompok sopran
misalnya, dan bahkan ke kamar tidur untuk istirahat sejenak, yang menyebabkan rasa tidak nyaman saat pelatih sedang mengajarkan materi lagu kepada anggota.
6. Kurang Percaya Diri
Dalam lagu “SING WHEN THE SPIRIT SAYS SING” yang dibawakan oleh paduan suara tunanetra Karya Murni Choir dibutuhkan percaya diri yang
tinggi dikarenakan setiap ekspresi wajah, mulut, bahkan koreografi harus tegas dalam menyampaikan makna lagu. Ketika rasa percaya diri itu timbul sangatlah mengganggu interpretasi dari setiap anggota.
F. 4thBali International Choir Festival
4th Bali International Choir Festival merupakan kegiatan kompetisi yang
berdiri sejak tahun 2012 dan tahun ini adalah kompetisi yang ke 4 dilaksanakan di provinsi Denpasar Bali. Pada tahun 2015, Karya Murni Choir mengikuti perlombaan Choir Festival tersebut, dimana Karya Murni Choir mengikuti dua
17
Tim Karya Murni Choir berangkat pada tanggal 29 Juli 2015 pukul 05.00 WIB dari titik kumpul sekretariat Panti Asuhan Karya Murni Choir yang
beralamat di Jalan Karya Wisata No.6 Gedung Johor Medan dengan menggunakan dua alat transportasi, dari panti asuhan sampai ke bandara
menggunakan transportasi darat, yaitu bus yayasan, dan dari Medan sampai ke Bali dengan menggunakan transportasi udara yaitu pesawat terbang maskapai Garuda Indonesia. Kegiatan 4thBali International Choir berlangsung selama 5 hari
dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Choir Clinics & Workshops (29 Juli 2015)
2. Friendship Concerts (29 Juli 2015) 3. Evaluation Performances (30 Juli 2015) 4. Choir Competition (30 Juli 2015)
5. Choir Championship (31 Juli 2015)
6. Grand Prix Championship (1 Agustus 2015)
7. Meet The Juries (2 Agustus 2015)
Karya Murni Choir berkompetisi pada tanggal 30 Juli 2015 dan 31 Juli 2015, dan kembali ke Medan pada tanggal 3 Agustus 2015 dengan transportasi
yang sama pada saat keberangkatan.
Karya Murni Choir sudah mempersiapkan diri dan mental untuk mengikuti
kompetisi ini terkhusus untuk anggota paduan suara yang sudah terpilih.
18
Tabel 4.1 Nama Peserta Paduan Suara Karya Murni Choir
NO NAMA KETERANGAN
19
G. Hasil Penilaian Juri Terhadap Penampilan Paduan Suara Tuna Netra Karya Murni Choir Dalam Menyanyikan Lagu Sing When The Spirit Says Sing Karya Jesse Vaughn di 4thBali International Choir Festival.
Setelah kompetisi berakhir seluruh peserta tinggal menunggu keputusan
dari dewan juri. Dimana dewan juri adalah juri yang terpilih dan memiliki kemampuan musikalitas yang tinggi di bidang paduan suara.
Berikut ini adalah nama-nama juri dan hasil dari juri dalam festival 4thBali
International Choir Festival.
Berikut hasil penilaian dewan juri terhadap paduan suara Karya Murni Choir
dalam menyanyikan lagu sing when the spirit says sing karya Jesse Vaughn :
NO NAMA DEWAN
2. Billy Kristanto 28 30 32 28 Silver
3. Mark Anthony Carpio
20
4. Budi Susanto Yohannes
27 31 27 28 Silver
5. Jennifer Tham 30 31 30 31 Gold
Tabel 4.2 Penilaian Dewan Juri Dokumentasi : Sari Marito Siregar, 2016
Dari hasil penilaian kelima dewan juri dapat disimpulkan bahwa
kemampuan beryanyi dari Karya Murni Choir mendapat nilai Silver dalam lagu Sing When The Spirit Says Sing. Fokus, konsentrasi, kedisiplinan, kekompakan
membentuk menjadi kelompok paduan suara yang sukses di tingkat international.
63
DAFTAR PUSTAKA
Christy, A.Van. 1987. Expressive Singing. Santa Barbara: WM.C.Brown Company Publishers
Didi, T. Sejarah Tulisan Braille.PERTUNI. http:/www.idp-europe.org/pertuni/Artikel-Makalah/braille.php (diakses pada tanggal 20
Juni 2015)
Hadeli.2006.Pedoman Penelitian Kuantitatif.Jakarta: Kencana
Harahat.2012. Analisa Musik Iringan Tari pada Mata Kuliah Koreografi di
Jurusan SENDRATASIK UNIMED Tahun Ajaran 2008–2010 Hidayat.2007.Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta
Listya, Agastya Rama. 2007.A-Z Direksi Paduan Suara. Jakarta: Yayasan Musik Gereja di Indonesia (Yamuger).
Marbun, Toni. 2013. Kontribusi Interpretasi dalam Koreografi Lagu Jabberwocky Ciptaan Lewis Carol pada Solfeggio Choir di The 6 Grand Prix International Choir Pattaya Thailand
Maryaeni. 2005. Metode Pengajaran Paduan Suara Kelompok Anak Sekolah
Minggu Umur 6-12 Tahun di Gereja GPIB Paulus Binjai
Pfautsch,Lioyd. 1994. Choral Therapy. Amerika: Manufactured United State of America
Polotoske, Daniel. 1988. Music. London: Prentice Hall,INC
Robinson, Winold. 1976. The Choral Experience. New York: Harpercollins Publishers
Rudy. 2008. Panduan Olah Vokal. Jogyakarta: Media Pressindo
Sadolin, Cathrine. 2000. Complete Vocal Technique. Copenhagen : Abenraa Bogtrykkeri Publishing
Situmorang, Theodora. 2012. Peranan Dirigen dalam Melatih Paduan Suara
Ekstrakuliler Vivat Nostra di SMA Katolik Serdang Murni Lubuk Pakam
64
Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Romaka Rosdakarya: Bandung
Sumiati, Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: CV.Wacana Prima
Soeharto, Muhammad. 1992. Kamus Musik. Jakarta: Grasindo
Syaiful Bahri Djamarah. 1999. Kesenian Musik Minangkabau. Sumatera Barat Tarigan, Friska. 2010. Kemampuan Paduan Suara Moria Mamre dalam
Penguasaan Lagu - Lagu Rohani Karo di GBKP Pasar VII Padang Bulan Medan
Tarigan, Henri Guntur. 1998. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa
Taylor, Eric. 1992. The AB Guide To Music Theory Part I and II. USA:The Assosiciated Board of The Royal Schools of Music
Udin S. Winata Putra, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Universitas Terbuka