• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA KEKERASAN NON-VERBAL PADA FILM ANIMASI BOBOIBOY DI MNCTV (STUDI PADA WARGA PERUMAHAN DEÂ’ SAXOFON TOWN HOUSE RT/RW: 003/006 JATIMULYO LOWOKWARU MALANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKNA KEKERASAN NON-VERBAL PADA FILM ANIMASI BOBOIBOY DI MNCTV (STUDI PADA WARGA PERUMAHAN DEÂ’ SAXOFON TOWN HOUSE RT/RW: 003/006 JATIMULYO LOWOKWARU MALANG)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKNA KEKERASAN NON-VERBAL PADA FILM ANIMASI BOBOIBOY DI MNCTV

(STUDI PADA WARGA PERUMAHAN DE’ SAXOFON TOWN HOUSE RT/RW: 003/006 JATIMULYO LOWOKWARU MALANG)

Oleh: Afghani 09220157 Dosen Pembimbing: 1. Muslimin Machmud, M.Si, Ph.D 2. Nurudin, M.Si

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Afghani

NIM : 09220157

Judul Skripsi : “Makna Kekerasan Non-Verbal Pada Film Animasi BoBoiBoy di MNCTV (Studi Pada Warga Perumahan De’ Saxofon Town House RT/RW: 003/006 Jatimulyo

Lowokwaru Malang)”

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang karena atas izin-Nya sehingga skripsi beserta seluruh kegiatan di dalamnya dapat terseleseikan dengan baik. Sholawat dan salam penulis kepada kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan bagi manusia kesempurnaan akhlak manusia.

Skripsi yang berjudul “Makna Aksi Non-Verbal Pada Film Animasi Boboiboy Di Mnctv (Studi Pada Warga Perumahan De’ Saxofon Town House Rt/Rw: 003/006 Jatimulyo Lowokwaru Malang)”, penulis berharap mampu memberikan kontribusi terhadap kebaikan secara khusus untuk pengembangan Ilmu Komunikasi baik di kalangan Universitas Muhammadiyah sendiri maupun secara umum.

Penulisan skripsi ini di ajukan kepada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang untuk mendapatkan gelar S-1, oleh karena itu mengingat tidak sedikitnya proses yang telah dilalui perlu kiranya peneliti menyampaikan rasa maaf dan terima kasih kepada pihak yang telah menyertai terselesaikannya skripsi ini, yaitu:

1. Kepada Ibu Bapak yang atas jerih payah cinta dan upayanya menafkahi secara fisik dan psikis sehingga saya mampu menyelesaikan pendidikan sampai jenjang sarjana.

(4)

3. Bapak Nuruddin, M.Si.yang mengatakan bahwa skripsi atau penelitian sebaik apapun tetap saja tidak baik kalau tidak selesai.

4. Kepada seluruh keluarga yang telah menjadi pemicu dan pemacu semangat agar kewajiban akhir menjelang tergapainya gelar sarjana ini dapat diselesaikan.

5. Kepada bagian dari keseharian yang bernama teman, atas kebersamaan, perjuangan, kesetiaan untuk tetap bersama.

6. Dan teruntuk siapapun mereka yang telah menyertakan pengharapan baik untuk saya di antara doanya.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat, Aamiin.

Malang, 19 Januari 2016

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAKSI ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

(6)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A.Komunikasi ... 7

A.1.Definisi Komunikasi ... 7

A.2.Bentuk Dasar Komunikasi ... 7

B. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa ... 11

C. Film Sebagai Media Massa ... 12

C.1. Film Animasi ... 12

D. Kekerasan PadamFilm ... 16

D.1. Kekerasan Pada Film Animasi ... 20

E. Audien Pasif dan Audien Aktif... 21

F. Fungsi Konseptual ... 23

F.1. Makna ... 23

F.2. Kekerasan ... 24

F.3. Kekerasan Non-Verbal ... 25

F.4. Film Animasi ... 25

(7)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... 26

B. Tipe dan Dasar Penelitian ... 27

C. Studi Resepsi ... 27

D. Subjek Penelitian ... 29

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Tekhnik Pengumpulan Data ... 31

H. Tekhnik Analisis Data ... 32

I. Tekhnik Keabsahan Data ... 32

BAB IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Film Animasi Boboiboy ... 34

A.1. Daftar Karakter Boboiboy ... 35

B. Perumahan De’ Saxophone Town House ... 48

C. MNCTV Penayang Film Animasi Boboiboy ... 51

C.1. Sejarah ... 51

(8)

C.3. Dewan Direksi ... 52

C.4. Dewan Komisaris ... 52

C.5. Produksi ... 52

C.1. Fasilitas ... 53

C.1. Kegiatan Sosial ... 54

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data ... 56

B. Identitas Subjek Penelitiam ... 57

C. Makna Kekerasan Non-Verbal Dalam Tayangan Animasi Boboiboy ... 58

C.1. Subjek sebagai konsumen lebih dominan menonton film Boboiboy untuk mendampingi dan mengawasi anak-anak dalam menonton film Boboiboy ... 60

C.2. Sebagian Besar Subjek Beranggapan Kekerasan Non-Verbal Yang Terjadi Pada Film Animasi Boboiboy Adalah Untuk Menarik Minat Mnonton Dan Sebagai Hiburan Semata ... 66

(9)

BAB VI. PENUTUP

A.Kesimpulan ... 81

B.Saran ... 82

B.1. Saran Akademis ... 82

B.2. Saran Praktis ... 83

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

- Effendy, Onong Uchjana. 1986. Ilmu Komunikasi, Teori Praktek. Bandung: Remadja Karya.

- ____________________. 1986. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung. Rosda Karya.

- ____________________. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. Citra Aditya Bakti.

- Devito. Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Books.

- Galtung, Johan. 2003. Studi Perdamaian; Perdamaian dan Konflik,

Pembangunan dan Peradaban. Terjemahan Asnawi dan Safruddin, Surabaya:

Pustaka Eureka.

- Hallas, John & Roger Manvell. 1973. The Technique of Film Animation. London. The Local Press

- Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana.

- Mcquall, Denis. 1989. Teori Komunikasi Massa. Edisi Kedua. Jakarta. Erlangga

- Moleong, Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya.

- Mulyana. Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya.

(11)

- Santoso, Thomas. 2001. Teori-Teori Kekerasan. Jakarta. Ghalia Indonesia. - ______________. 2002. Teori-Teori Kekerasan. Bogor. Graha Indonesia. - Sobur. Alex. 2006. Analisis Teks Media. Bandung. Rosdakarya.

- Susanto, Phil Astrid S. 1980. Komunikasi Sosial di Indonesia. Bandung. Bina Cipta.

- Wadhani, Diah. 2008. Media Relation: Sarana Membangun Reprduks Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

- Morley, David. 2000. The Cultural Transformation: The Politics Of Resistance.

JURNAL PENELITIAN

- Intan Puspita Sari. Makna Kekerasan Non-Verbal Pada Tayangan Animasi (Studi Pada Warga Perumahan Taman Landungsari Indah Rt. 05 / Rw. 06 Malang Terkait Tayangan Shaun The Sheep). Universitas Muhammadiyah Malang. Skripsi.

- Mengkaji Khalayak Media dengan Metode Penelitian Resepsi. Universitas Jenderal Soedirman.

(12)

NON BUKU

- http://sosiologikomunikasi.blogspot.com/2005/05/khalayak-aktif-versus-khalayak-pasif.html?m=1 diakses pada tanggal 3 September 2014 - http://www.kidia.org/news/tahun/2011/bulan/02/tanggal/07/id/186/

- http://www.peoplehope.com/jadwal-tv/ANTV diakses pada tanggal 17 Juni 2014

- http://programersmik.wordpress.com/animasi/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2014

- http://blograndra.blogspot.com/2009/12/pengaruh-tindakan-kekerasan-dalam-film.html?m=1 diakses pada tanggal 2 Juli 2014

- http://nonamayo.wordpress.com/tag/kekerasan-verbal/ diakses pada tanggal 5 Agustus 2014

- http://nonamayo.wordpress.com/tag/kekerasan-non-verbal/ diakses pada tanggal 5 Agustus 2014

- http://sosiologikomunikasi.blogspot.com/2005/05/khalayak-aktif-versus-khalayak-pasif.html?m=1 diakses pada tanggal 20 Agustus 2014

- http://www.traxonsky.com/asal-muasal-film-animasi/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2014

-

https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2012/02/16/mengkaji-khalayak-media-dengan-metode-penelitian-resepsi diakses pada tanggal 23 Februari 2015

(13)

- https://alfredoeblog.wordpress.com/2012/07/25/nama-karakter-di-film-boboi-boy/ 14 Mei 2015 11:18

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media komunikasi dengan perkembangan paling cepat dan paling dimiminati

oleh banyak masyarakat yakni adalah televisi. Televisi memberikan berbagai

informasi yang dibutuhkan oleh manusia saat ini. Segala aspek kehidupan hampir

terekam dan ditampilkan pada kotak ajaib yang dapat mengeluarkan gambar

sekaligus suara ini, seperti halnya tentang teknologi, olahraga, berita, musik,

kesehatan, informasi, kabar serta cuaca dan lain sebagainya.

Saat ini telah banyak televisi-televisi yang bermunculan dan membuat

semakin banyaknya pilihan kepada khalayak. Terkadang salah satu televisi itu

memiliki suatu genre tersendiri, misal ada yang hanya menyajikan olahraga,

teknologi, musik atau edukasi. Televisi-televisi yang baru bermunculan seperti

televisi-televisi swasta mencoba bersaing dengan televisi yang sudah ada terlebih

dahulu, dengan catatan terdapat lebih dari 17 televisi yang ada di Indonesia adalah

TVRI, RCTI, Trans-TV, SCTV, Tans7, MNCTV, Metro TV, Indosiar, TVOne, TV

Global dan untuk di daerah Jawa Timur terdapat tambahan televisi-televisi lokal

seperti JTV, Malang TV, B-Chanel, B-One TV, ATV, NDTV, SBO Kompas TV dan

sebagainya. Banyaknya alternatif dari berbagai pilihan televisi yang tersedia untuk di

konsumsi, maka akan semakin banyak pula peredaran pesan-pesan komunikasi yang

(15)

menghibur, motivasi dan lain sebagainya. Televisi menyampaikan pesan dengan cara

menggunakan teknik komunikasi Audio dan Visual (AV) yang akan memberikan

kesan yang berbeda di banding dengan media komunikasi yang lain, dengan gambar

yang bergerak yakni komunikasi non-verbal dan ditambah dengan adanya suara yakni

komunikasi verbal yang bermunculan guna untuk lebih mendukung pesan itu agar

lebih efektif dan dapat dinikmati oleh banyak khalayak.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu saja berkomunikasi, mereka

tidak hanya berkomunikasi dengan berbicara kepada orang lain yaitu komunikasi

verbal, tetapi mereka juga berkomunikasi non-verbal seperti sedang makan, berjalan

terburu-buru, saat lapar memegang perut serta hal lain dimana tanpa sadar yang

mereka lakukan adalah komunikasi non-verbal. Hal ini terjadi pula dalam dunia maya

film kartun anak-anak, dalam penayangan film kartun/animasi hewan akan terlihat

lebih banyak adegan non-verbal yang membuat adegan yang lebih menarik

dibandingkan saat hewan itu saling bicara. Namun dalam dunia kartun, komunikasi

non-verbal yang dianggap lebih menarik itu adalah saat salah satu tokoh itu mendapat

celaka atau tersakiti oleh yang lain, misal saja saat berkejaran ada yang jatuh, saat

bertengkar ada yang dipukul dari belakang dan lain sebagainya. Dari penggambaran

di atas dapat di artikan bahwa film kartun yang sifatnya menghibur anak-anak adalah

salah satu tontonan yang lebih menodorkan adegan yg dibumbuhi kekerasan pada

kartun tersebut. Hal ini mengakibatkan anak-anak yang sering menonton adegan

tersebut akan bersifat lebih agresif karena terbawa apa yang mereka tonton pada

(16)

mempraktekannya bersama dengan teman-temannya yang mengakibatkan akan ada

korban yang terluka atau bahkan meninggal. Salah satu contohnya adalah ketika

anak-anak meniru adegan perkelahian smack down yang saat itu sedang

gempar-gemparnya di banyak khalayak, tidak sedikit korban yang berakibat pada luka berat

dan bahkan kematian pada usia anak-anak.

Dari pembahasan di atas dapat menggambarkan bahwa lemahnya

pengawasan orang tua saat anak menonton televisi yang mengakibatkan segala

bentuk tontonan baik yang sensual maupun bersifat kasar akan diterima sepenuhnya

oleh anak-anak tanpa ada penyaringan pesan dari diri mereka sendiri. Dan ditambah

lagi dengan adanya film-film animasi saat ini yang sedang digemari oleh banyak

khalayak khususnya pada anak-anak yang mana film tersebut lebih banyak

menggunakan lebih banyak komunikasi non-verbal yang mudah anak-anak pahami

karena mereka tak perlu menghawatirkan perbedaan bahasa. Salah satu film animasi

yang kini diminati oleh anak-anak adalah animasi serial Boboiboy, dimana dalam

ceritanya si pelaku utama Boboiboy memiliki kekuatan untuk menyelamatkan bumi

dari para penjahat, disini tidak sedikit adegan kekerasaan terjadi. Film Boboiboy saat

ini ditayangkan pada MNCTV.

Dalam serial Boboiboy, terdapat adegan-adegan kekerasan pada pertarungan

yang terjadi saat si Boboiboy melawan musuhnya, dalam jiwa kepahlawanan yang

menarik sehingga anak-anak yang menonton terbawa ingin mempraktekan aksi-aksi

yang dipertontonkan dalam film tersebut, seperti memukul, menendang dan

(17)

teman mereka yang dapat berakibat luka. Selain berkibat luka, anak-anak dalam

perkembangannya akan memiliki sifat yang lebih agresif dalam berteman, seperti

tidak segan untuk melukai. Hal seperti ini sebenernya tidak baik untuk

dipertontonkan kepada anak-anak, dari sinilah peran orang tua sangat di butuhkan

dalam penyerapan apa yang mereka saksikan dari media televisi, agar hal-hal yang

tidak diinginkan seperti halnya peniruan adegan-adegan kekerasan yang mereka

tonton di praktekan pada teman-teman dilingkungannya.

Dari penjelasan di atas, peneliti ingin mencari tahu apa pendapat masyarakat

sebagai konsumen dalam memaknai kekerasan-kekerasan non-verbal yang disajikan

pada film animasi BoBoiBoy. Peneliti memilih warga Perumahan De’ Saxophone

Town House RT 003/RW 006 Malang sebagai wilayah penelitian. Warga di

perumahan tersebut terdapat banyak anak-anak yang masih suka dan aktif dalam

menonton film animasi dimulai dari yang masih usia dini, TK dan SD. Para orang tua

juga telah berperan sebagaimana mereka memberi pengawasan terhadap apa yang

ditonton oleh anak-anak mereka, namun apakah para orang tua tersebut memahami

adanya aksi yang kurang baik pada film favorit anak mereka itulah dasar yang ingin

peneliti ungkapkan. Memang sebagian dunia anak adalah bermain diluar sebagai

kegiatan keseharian mereka, tapi mereka akan melakukan kegiatan bermain tersebut

pastinya dengan meniru adegan tokoh favorit yang sedang digemari, agar hal yang

dilakukan oleh anak-anak tidak cenderung negatif, maka hal yang dipertontonkan

janganlah sebuah hal negatif, maka dari itu saat anak-anak menonton televisi. Meski

(18)

yang menarik dan lucu tetapi film animasi tersebut telah dibumbuhi dengan adegan

kekerasan-kekerasan non-verbal yang justru menjadi hal yang menarik dari film

tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

kajian mendalam tentang pemaknaan penonton yang aktif dalam memaknai kekersan

non-verbal tayangan serial televisi animasi anak Boboiboy dengan

menginterprtasikannya melalui studi resepsi, studi yang menjadikan media titik balik

dari sudut pandang audiens media atau masyarakat sebagain konsumen. Sudut

pandang dimana audiens aktif mengkonsumsi dan mengkritisi tayangan media dan

juga dapat memaknai isi media tersebut. Dari penjelasan diatas, peneliti merumuskan

penelitian ini berjudul Makna Aksi Non-Verbal Pada Film Animasi BoBoiBoy di

MNCTV (Studi Pada Warga Perumahan De’ Saxofon Town House RT/RW:

003/006 Lowokwaru Malang).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui

bagaimanakah warga Perumahan De‘ Saxophone Town House RT 002/RT 006

Malang sebagai penonton dalam memaknai aksi kekerasan non-verbal terkait

tayangan animasi BoboiBoy?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ni adalah untuk mengetahui tentang Pemaknaan Kekerasan

Non-Verbal oleh Warga Perumahan de’ Saxophone Town House RT 02 / RW 6

(19)

D. Manfaat Penelitian d.1. Manfaat Akademis

Hasil penilitan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang studi resepsi

untuk penelitian selanjutnya tentang makna kekerasan non-verbal pada film

animasi bagi mahasiswa ilmu komunikasi khususnya audio visual.

d.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bentuk masukan atau gambaran

bagi mahasiswa ilmu komunikasi mengenai makna kekerasan non-verbal dalam

film animasi Bernard bear. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan evaluasi

terdahulu untuk mahasiswa audio visual dalam pembuatan film yang konteksnya

Referensi

Dokumen terkait