• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GERAKAN FEMINIST LIBERAL TERHADAP GERAKAN PEREMPUAN INDONESIA (Sebuah Studi Pada Relasi Organisasi Perempuan Internasional dengan Organisasi Perempuan Indonesia (Rifka Annisa, Women Crisis Center) dalam Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Ekonomi Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GERAKAN FEMINIST LIBERAL TERHADAP GERAKAN PEREMPUAN INDONESIA (Sebuah Studi Pada Relasi Organisasi Perempuan Internasional dengan Organisasi Perempuan Indonesia (Rifka Annisa, Women Crisis Center) dalam Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Ekonomi Pe"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tidaklah Berlebihan jika gerakan Feminist dikatakan sebagai gerakan yang kuat dan berkembang dengan sangat baik pada abad ini, hingga semakin banyak orang yang dengan sangat terang-terangan memperkenalkan dirinya sebagai seorang feminist. Feminist merupakan kata yang erat hubungannya dengan kata feminisme, feminist merupakan pendukung dari feminisme, sehingga bisa dijelaskan bahwa pendukung feminist bukan hanya dari kaum perempuan saja, namun juga bisa dari kaum pria. dan dalam bahasa Indonesia feminisme berarti gerakan perempuan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan kaum laki-laki, Sedangkan Feminisme sendiri berasal dari bahasa

latin „femina”, atau yang berarti perempuan, gerakan ini muncul karena adanya

keresahan yang dirasakan oleh perempuan dan laki-laki yang menyadari adanya ketimpangan antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Gerakan ini akhirnya mengacu pada teori kesetaran laki-laki dan perempuan yang dimaksudkan untuk mendapatkan hak-hak perempuan, dan di dapatlah pengertian bahwa feminisme sebagai pembedaan hak perempuan yang di dasarkan pada kesetaraan perempuan dan laki-laki. Mengakhiri pembedaan itulah intinya. Gerakan feminis sendiri memiliki beberapa aliran yang perlu diketahui1:

a. Feminisme Liberal b. Feminisme Radikal 1

(2)

2 c. Feminisme Marxis dan Sosialis

d. Feminisme Psikoanalisis dan Gender e. Feminisme Eksistensialis

f. Feminisme Posmodern

g. Feminisme Multikultural dan Global h. Ekofeminisme

Gerakan feminisme Liberal memiliki beberapa indikator penting yang menjadi pedoman untuk mengetahui sejauh mana seseorang dikatakan memiliki pemikiran feminisme Liberal, indikator tersebut adalah, perempuan memiliki pilihan dan mampu berpikir secara individu, dan rasional. Seorang perempuan berhak tidak menikah, bekerja, dan merubah dirinya ke arah yang lebih baik jika itu adalah pilihan pribadinya dan perempuan tersebut merasa pilihan itu adalah yang terbaik untuknya. Feminisme Liberal juga merasa bahwa pekerjaan di sektor domestik aadalah pilihan yang tidak baik karena tidak menguntungkan untuk perempuan, dan akar dari ketertindasan yang ada berasal dari diri perempuan itu sendiri.

Gerakan Feminisme yang masuk dan mempengaruhi perempuan Indonesia secara luas adalah gerakan feminisme Liberal. Gerakan Feminisme Liberal adalah gerakan yang pertama kali lahir pada abad 18 dirumuskan oleh Mary Wollstonecrat dalam tulisannya, A Vindication of The Right of Woman2, dan abad

2

Menjelaskan bahwa kekayaan berdampak negatif terhadap perempuan borjuis abad ke-18 yang sudah menikah. Pandangan dalam buku ini sangat dekat dengan pandangan Immanuel Kant dalam

(3)

3 ke 19 oleh John Stuart Mill dalam bukunya Subjection of Women3 dan Harriet Taylor Mills dalam bukunya Enfranchisment of Women4. Kemudian pada abad ke 20 Betty Friedan dalam The Feminist Mistique. Jadi, Feminisme Liberal ini mendasarkan pemikirannya kepada paham Liberal yang menyatakan bahwa perempuan dan pria itu diciptakan sama, dan memiliki hak dan kesempatan yang sama pula. perempuan memiliki kebebasan secara penuh dan individual.

Gerakan Feminisme Liberal tersebar dengan menjadi gelombang akademik di Universitas-Universitas, masuk ke negara-negara Islam pula melalui Woman Studies juga isu kesetaraan Gender. Gerakan Feminisme ini mepengaruhi banyak bagian negara yang secara nyata menekan peran perempuan dalam negara, dan Indonesia termasuk didalamnya dan akhirnya munculah Gerakan Perempuan Indonesia. Gerakan perempuan Indonesia, tidak terlepas dari perkembangan masyarakat5 terlebih dahulu. Gerakan masyarakat/sosial merupakan akibat dari berbagai proses dalam masyarakat, dan gerakan perempuan Indonesia datangnya tidak begitu saja dan menjadi kuat, namun terjadi karena dorongan-dorongan keras, kejadian-kejadian dimasa lalu.

Gerakan perempuan di Indonesia mulai muncul ke permukaan setelah terbit buku kompilasi surat-menyurat Kartini6, dengan teman-teman Belandanya (Ny.

3

Jika perempuan diakui berhak atas kebebasan sipil serta ekonomi, manfaatnya akan dirasakan masyarakat.

4

Titik pentingnya adalah tugas perempuan dan pria adalah untuk mendukung kehidupan. Menjadi partner laki-laki.

5

Sukanti Suryochondro, potret pergerakan perempuan di Indonesia(Jakarta: CV. Rajawali. 1984) hal. 67

6

(4)

4 Abendanon, Stella, Ny. Ovink-Soer, dll). Buku ini menjadi populer ketika Armin Pane, pujangga angkatan Balai Pustaka, menerjemahkannya dan memberinya judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku ini dianggap memberi inspirasi bagi kaum perempuan di Indonesia untuk memperjuangkan harkat dan martabatnya agar sejajar dengan laki-laki. Alhasil kata “emansipasi perempuan” menjadi kata -kata yang sangat familiar di negeri ini, dan Kartini pun didaulat sebagai salah seorang pahlawan perempuan kebangga bangsa ini.

Kartini bersekolah di sekolah Belanda karena ia seorang anak bupati yang bisa menikmati sekolah bersama dengan anak-anak Belanda. Menjelang abad ke-20 saat Kartini bersekolah adalah saat ide-ide politik etis yang dipengaruhi kelompok liberal di Belanda tengah menjadi arus wacana utama di Hindia Belanda (baca: Indonesia).

Selain karena arus wacana politik etis, karena bersekolah di sekolah Belanda sudah tentu Kartini akan menyerap berbagai paham yang tengah berkembang di Barat. Salah satu yang tidak bisa dihindari adalah liberalisme7. Pandangannya tentang kedudukan laki-laki dan perempuan pun hampir bisa dipastikan banyak terpengaruh pandangan-pandangan Liberal yang diajarkan guru-guru belandanya di sekolah. Dari sekolah Belanda ini pula Kartini bertemu dengan buku-buku dan surat kabar yang berhaluan liberal.

7

(5)

5 Pengaruh feminis yang paling meyakinkan dalam surat-suratnya adalah teman-teman korespondensinya sendiri. Stella Zeehandelar adalah salah seorang yang paling feminis dibanding teman-temannya yang lain. Usianya lebih tua lima tahun dari Kartini, anak dari orang tua Yahudi-Belanda. Ia penganut sosialis yang sangat kuat dan aktivis feminis sejak masih di Belanda sampai bekerja di Indonesia. Kartini berkenalan dengan Stella pada tahun 1899 melalui redaksi De Hollandse Leile, majalah perempuan yang saat itu sangat populer. Teman-temannya yang lain pun rata-rata berpaham liberal seperti pada umumnya orang-orang yang datang dari Belanda pada abad ke-19 dan 20.

Penguatan perempuan yang dilakukan oleh Kartini mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, pada masa ini penguatan perempuan dilakukan sekaligus dengan pembangunan sumber daya manusia. Di Indonesia Pembangunan sumber daya manusia yang di khususkan pada peningkatan status dan peranan perempuan telah dimulai, dan secara eksplisit dengan gencar dilaksanakan ketika lembaga peranan perempuan didirikan secara resmi akhir tahun tujuh puluhan8. Pengamatan yang lebih dalam dimasa orde baru pula menunjukan bahwa kegiatan ekonomi yang rill dilakukan oleh perempuan sangatlah terbatas. Kemudian dengan banyaknya rencana pola pembangunan dari barat yang memberikan pengetahuan suatu pandangan kepada perempuan tentang apa yang dianggap pantas sebagai pekerja perempuan, membuat perempuan menjadi semakin paham tentang pendapatan.

8

(6)

6 Gerakan perempuan Indonesia memfokuskan agenda pergerakan kepada keikutsertaan perempuan dalam pembangunan dikarenakan peran perempuan yang masih sangat minim dalam hal ini. Masalah ini muncul dari diri perempuan itu sendiri. Hal-hal dasar perempuan selain di diskriminasi oleh peran laki-laki yang lebih besar. Melihat jelas perbedaan laki-laki dan perempuan terjadi secara kodrati. Kodrati inilah yang membuat perempuan dari masa ke masa menjadikan perempuan berbeda dengan laki-laki. Seperti perempuan mengandung, mengurus anak dan haid, akhirnya perempuan hanya bisa menjadi pekerja keluarga, akhirnya perempuan hanya dilihat dari segi seks bukan dari segi kemampuan. Namun, selain dibedakan secara biologis, perempuan dan laki-laki juga dibedakan secara komposisi kimia dalam tubuh9.

Dari pembedaan tersebut, akhirnya perempuan lebih di minoritaskan dalam hak bekerja, karena laki-laki menjadi lebih unggul. Dengan bantuan gerakan perempuan lewat berbagai macam celah. Seperti, Organisasi perempuan yang memberikan peran nyata terhadap perempuan Indonesia memberikan penyadaran bahwa Perempuan Indonesia harus berupaya keluar dari paradigma tersebut dan ikut serta dalam pembangunan negara yang jelas berkelanjutan. Contoh Organisasi perempuan tersebut adalah Rifka Annisa bertempat di Yogyakarta

Rifka Annisa yang berarti “teman perempuan” adalah organisasi Non-pemerintah yang didirikan pada tanggal 26 Agustus 1993. Rifka Annisa didirikan atas dasar kepedulian terhadap budaya patriarki yang selalu lebih menguntungkan

9

(7)

7 laki-laki dan memperlemah posisi perempuan. Organisasi ini memilki visi mewujudkan tatanan masyarakat yang adil gender yang tidak mentolelir kekerasan terhadap perempuan melalui prinsip keadilan sosial, kesadaran dan kepedulian, kemandirian, integritas yang baik dan memelihara kearifan lokal, dan misi mengorganisir perempuan secara khusus dan masyarakat secara umum untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan dan mencipakan masarakat yang adil gender termasuk di dalamnya anak-anak, lanjut usia, dan diffabel, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat melalui pendidikan kritis dan penguatan jaringan. Rifka Annisa juga bekerja sama dengan Organisasi Perempuan Internasional pemberi Funding dan sebagai salah satu saluran yang mempengaruhi organisasi lokal dengan Feminist Liberal yaitu Global Fund for Women guna mempererat perannya dalam memperbaiki kehidupan perempuan. Organisasi ini juga beberapa kali mengadakan program pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi.

(8)

8 1. 2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan tersebut, maka akan bisa disimpulkan secara jelas permasalahan yang muncul. Adapun rumusan masalahnya adalah:

Bagaimana gerakan feminist Liberal berpengaruh kepada organisasi perempuan Indonesia dalam peningkatan kemandirian Ekonomi Perempuan Indonesia?

1. 3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh gerakan feminist Liberal terhadap gerakan perempuan Indonesia dalam kemandirian ekonomi Perempuan Indonesia.

1. 4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, terdapat dua manfaat, yaitu teoritis dan praktis.

1.4.1. Manfaat teoritis

Mampu memperluas kajian hubungan internasional dalam hal perkembangan feminist atau gerakan perempuan.

1.4.2. Manfaat praktis

(9)

9 akhirnya membuat peran perempuan Indonesia hadir dalam pembangunan negara ini.

1. 5. Penelitian Terdahulu

Pengaruh gerakan feminist Liberal terhadap gerakan perempuan Indonesia studi pada tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dalam sektor industri di Indonesia telah banyak diteliti dibeberapa buku namun tidak dijelaskan secara sama dengan judul. Dalam beberapa penelitian yang di temukan dan bisa dianggap cocok untuk digunakan sebagai literatur review adalah dalam penelitian yang telah dijadikan buku oleh Sukanti Suryochondro10. Dalam bukunya Sukanti menjelaskan tentang potret pergerakan perempuan di Indonesia yang diihat dari sudut sosiologi yang menyelidiki mengenai organisasi-organisasi permpuan di Indonesia, tujuan dari organisasi tersebut, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kepemimpinannya siapa dan dari golongan manakah yang tergabung dalam organisasi tersebut dan bagaimana hubungannya dengan lembaga-lembaga lain dalam masyarakat pada umumnya. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang pergerakan feminist barat yang termasuk dalam voluntary association dimana orang menjadi anggota atas permintaan sendiri, dan akhirnya dikupaslah apakah gerakan perempuan indonesia juga bisa dikatakan sebagai voluntary association, timbul atas kesadaran diri sendiri.

10

(10)

10 Sukanti menjelaskan bahwa, dalam meneliti organisasi perempuan, kita harus terlebih dahulu mengerti kenapa suatu pergerakan terjadi. Inilah yang menjadi dasar terbentuknya gerakan perempuan di Indonesia, selama abad ke 19 di Indonesia memang sudah terjadi gerakan-gerakan sebagai suatu tindakan protes terhadap keadaan, khususnya semakin berkuasanya penjajahan bangsa asing atau belanda pada saat itu. Disinilah cikal bakal gerakan protes perempuan dengan keadaan, dalam buku ini usaha-usaha permulaan di tahun 1900, dituliskan sebagaian besar dengan gerakan perempuan yang diciptakan RA. Kartini dan gerakan-gerakan perempuan bangsawan lainnya yang ingin menyadarkan tentang peranan perempuan sesungguhnya, gerakan perempuan pada saat itu lebih kepada penciptaan pendidikan yang luas, pemberian pengajaran dan diharapkan perempuan memiliki wawasan yang luas dan mengerti akan haknya dan ikut serta dalam pergerakan ini dan siap menyebarkan gagasan kemajuan perempuan. Dalam tulisannya juga Sukanti menjelaskan tentang berbagai gerakan barat yang menginspirasi banyak perempuan Indonesia sehingga bisa sadar akan hak-haknya sebagai warga negara.

(11)

11 Perkembangan sejarah pergerakan perempuan Indonesia, pertama kali dinaungi oleh badan federasi pertama yang dinamakan “perserikatan

perkoempoelan perempoan Indonesia”, atau PPPI, Sukanti menjelaskan

sejarah perkembangan gerakan perempuan di Indonesia dengan sangat rinci dimulai dari tahun 1928 hingga memasuki abad 20. Sukanti juga menjelaskan perenan perempuan dalam pembangunan dewasa ini.

Literatur view berikutnya yang di anggap bisa dijadikan pedoman dalam penulisan penelitian ini adalah, Gender Dalam Penanggulangan Kemiskinan11. Dalam tulisan ini dijelaskan tentang beberapa penelitian di tahun 2007 yang menjadi salah satu justifikasi isi dan kinerja proyek penanggulangan kemiskinan/ pemberdayaan perempuan dalam pembangunan.program pengembangan kecamatan (tim koordinasi program pembangunan kecamatan 2005). Misalnya, memberikan wadah khusus bagi perempuan dalam kegiatan simpan pinjam untuk kelompok perempuan. Bahkan pada proyek infrastruktur untuk wilayah tertinggi. Tulisan ini banyak membahas tentang efektivitas tujuan projek lebih ditentukan oleh kuota perempuan daripada infrastruktur pembangunan atau justifikasi proyek perempuan.

Kemudian buku berikutnya yang masuk dalam penelitian terdahulu berikutnya adalah Spektrum Gender: Kilasan Inklusi Gender Diperguruan

11

(12)

12

Tinggi12, buku ini diawali dengan konsep sex dan gender, kemudian menceritakan tentang gerakan perempuan dalam lintasan sejarah Indonesia. Umi Sumbulah, menjelaskan tentang gerakan perempuan Indonesia, mulai dari sejarah dan perannya dan berakhir pada kesimpulan, agaknya dapat dikatakan bahwa awal abad ke 20 merupakan abad fase dasar perjuangan hak-hak perempuan Indonesia. Gerakan perempuan di Indonesia juga dijelaskan sudah mulai memperjuangkan apa yang harusnya didapatkan atau menjadi pemimpin dengan banyak alternatif solusi, pertama, dengan penyadaran terhadap kaum perempuan, kedua dengan meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan perempuan, kemudian ketiga dengan membangunjejaring dengan pihak lain terutama dengan lembaga swadaya masyarakat, forum-forum dan sebagainya. Keempat, mencari akses dan lobi kepada pihak-pihak yang memiliki posisi strategis. Dijelaskan pula tentang gender dan partisipasi perempuan di Indonesia dalam ketenaga kerjaan. Bagaimana peran perempuan secara nyata dituliskan dan dilaporkan dengan beberapa diagram. Peran perempuan pasca krisis di Indonesia semakin terlihat untuk menjadi ujung tombak pembangunan negara dalam rangka pemulihan pembangunan.

Literatur view yang terakhir yang menjadi pedoman dalam penelitian ini walaupun dengan objek penelitian yang berbeda adalah, skripsi dari Amaria Qori Ula13, dengan judul Pengaruh Gerakan Perempuan Timur Tengah Terhadap Gerakan Arab Saudi. Jelas berbeda jauh dengan apa yang peneliti

12

Umi Sumbulah, Spektrum Gender:kilasan inklusi gender di perguruan tinggi (Malang:UIN Malang Press. 2008).

13

(13)

13 angkat namun konteks pengaruh yang dipaparkan adalah sama, bagaimana Gerakan perempuan Timur Tengah mempengaruhi Gerakan Perempuan Arab Saudi. Sedangkan, yang peneliti angkat adalah bagaimana gerakan feminist Liberal mempengaruhi perempuan Indonesia.

Dalam skripsi yang dijadikan pedoman penulisan ini memaparkan tentang kelangkaan sistem politik negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah, yang berakibat memunculkan ketidak bebasan sosial bagi kaum perempuan. Peneliti skripsi ini memaparkan hal-hal mengenaskan yang dialami perempuan Timur Tengah sebelum adanya gerakan yang menghilangkan ketidak adilan bagi kaum perempuan disana. Peneliti juga menunjukan bahwa gerakan perempuan di kawasan Timur Tengah telah menjadi salah satu dari bagian global civil society. Dalam global civil society perempuan menjadi isu yang sangat penting bagi tiap negara. Qori, dalam skripsi ini mengatakan bahwa dalam gerakan perempuan di kawasan Timur Tengah terdapat satu prinsip moral, yakni adanya kebebasan kaum perempuan yang menjadi penting untuk diperjuangkan oleh tiap negara dan salah satu negara tersebut adalah Arab Saudi.

(14)

14 1. 6. Landasan Konsep

Berkaitan dengan judul yang penulis angkat, akhirnya digunakanlah beberapa konsep yang dianggap cocok dengan penelitian ini, yaitu konsep Civil Society dan konsep yang biasa digunakan didalam penelitian feminist yaitu Woman in Development, atau yang biasa disingkat dengan WID dan Feminisme Liberal.

1. 6.1. Konsep Civil Society

Awalnya konsep civil society digunakan pada tingkat nasional untuk menjelaskan alternative dari negara dan pasar ataupun menjadi ruang ketiga. konsep civil society di Indonesia juga dipahami dengan prespektif yang sangat berbeda-beda, yaitu Hegelian, Gramscian, dan Tocqouevellian14. Mereka yang bermazhab Hegelian menekankan pentingnya kelas menengah dan pemberdayaan dalam sector ekonomi. Yang bermazhab Gramscian menekankan pentingnya LSM (Lembaga Swadaya Mayarakat) untuk menghadapi hegemoni negara. Dan yang bermazhab Tocquevellian menekankan pada pentingnya penguatan organisasi independent dan penerapan budaya sivik untuk membangun jiwa demokrasi. Civil society dianggap sebuah tempat yang aman untuk para pemikir atau intelektual untuk menjadi kuat yang jelas bertujuan untuk mengadakan hegemoni terhadap negara. Contohnya adalah, LSM,

14

(15)

15 organisasi sosial dan agama, paguyuban, partai politik hingga organisasi yang awalnya dibentuk oleh negara namun pada akhirnya berfungsi sebagai pelayanan mayarakat.

Blakely and Suggate (1997),15 Civil Society sering digunakan untuk menjelaskan “the sphere of voluntary activity which takes place outside of

government and the market.” Merujuk pada Bahmuller (1997),16 beberapa

karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

a. Terintegrasinya individu dan kelompok ekslusif kedalam mayarakat melalui kontrak social dan aliansi social.

b. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan aternatif.

c. Dilengkapi program-prorgram pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program yang berbasis mayarakat.

d. Terjembataninya kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.

e. Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter.

15

Blakely and Suggate dalam Artikel Edi Suharto, Masyarakat Madani: Aktualisasi

Profesionalisme Community worker dalam Mewujudkan Masyarakat yang Berkeadilan, Jawa Pos Radar Kudus 30 Oktober 2005.

16

(16)

16 f. Meluasnya loyalty dan trust sehingga individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri. g. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga

social dengan berbagai ragam perspektif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Civil Society adalah masyarakat yang demokratis dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya. Begitu pula dengan gerakan perempuan, gerakan perempuan hadir dan muncul dimana anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajiban akan menyuarakan pendapat dan turut berpendapat dan berpartisipasi dalam negaranya.

1. 6.2. Konsep Woman in Development

(17)

17 diskriminasi perempuan pada sektor produksi. WID berusaha meningkatkan taraf hidup perempuan, dalam pendidikan, kebijakan dan berkeluarga. Intinya adalah pendekatan ini menginginkan kemampuan perempuan dapat pula memberikan sumbangsih dalam pembangunan, jadi WID sudah tidak membicarakan tentang diskriminasi perempuan tapi lebih memecahkan masalah dengan upaya-upaya mengintegrasikan perempuan dalam pembangunan. Teori ini digunakan penulis karena adanya kesadaran dan kegiatan yang dilakukan perempuan Indonesia untuk tampil dalam pembangunan ekonomi negara.

1.6.3. Feminis Liberal

Feminis Liberal, mengajarkan perempuan untuk bertindak secara mandiri dan individualis, dan selalu berusaha menyadarkan bahwa kaum perempuan adalah kaum yang tertindas, dan meletakan pekerjaan domestik adalah hal yang tidak produktif. Teori ini bertumpu pada kebebasan dan kesetaraan juga memiliki kemampuan yang setara dengan laki-laki. Perempuan harus berkarir dengan bebas untuk mencapai kecukupan materi tanpa tergantung dengan laki-laki. Feminis Liberal membuat perempuan banyak mencapai posisi profesional dan posisi kerja yang tinggi17. Feminisme Liberal banyak hadir dengan tujuan reformasi di bidang pendidikan dan hukum yang telah memperbaiki kualitas hidup perempuan.

17

(18)

18 Naomi Wolf 18, menyatakan gerakan ini sebagai Feminisme Kekuatan, perempuan haruslah memiliki kekuatan dari segi pendidikan dan pendapatan dan setelah itu perempuan haruslah menuntut persamaan haknya, bebas berkehendak tanpa tergantung pada laki-laki. Beberapa tokoh lain yang dikenal pada pemikiran feminisme liberal yaitu Mary Wollstonecraft, John Stuart Mill dan Harriet Taylor Mill.

Marry Wollstonecraft19 berpendapat bahwa jika perempuan ingin mendapatkan persamaan gender maka perempuan tidak hanya mendapatkan pendidikan yang sama dengan pria namun juga kesempatan yang sama pula untuk menikmati kebebasan sipil dan ekonomi. Mill berpendapat bahwa perubahan harus dilakukan perempuan dari dalam atau dari perempuan itu sendiri untuk merubah sistem yanng tidak memiliki persamaan hak. Jadi bisa disimpulkan pemikiran dari keduanya berbeda, Wollstonecraft berpendapat bahwa sistem yang harus berubah agar perempuan bisa hadir nyata dalam sistem masyarakat, dan Mill menyatakan bahwa perempuan yang harus berubah, agar sistem juga berubah. Namun, dibalik perbedaan mereka tersebut mereka memiliki satu kesamaan yaitu persamaan kedudukan, perubahan kondisi perempuan dan usaha yang harus dilakukan.

18

Naomi Wolf dalam Feminisme Mengubah Masyarakat, hal 2. 19

(19)

19 Menurut Betty Friedan20 dalam The Feminis Mistique perempuan kelas menegah yang menjadi ibu rumah tangga merasa hampa dan muram, sehingga mereka menghabiskan waktunya untuk berberlanja dan mempercantik diri juga memuaskan nafsu suami. Friedan menawarkan solusi untuk perempuan kelas menegah tersebut yaitu kembali ke sekolah dan berkontribusi dalam ekonomi keluarga namun juga berfungsi sebagai ibu rumah tangga. Kemudian dua puluh tahun kemudian Friedan menyadari dalam buku The Second Stage bahwa menangani karier dan menjadi ibu rumah tangga sangat sulit. Karena terdapat dua majikan yaitu suami dan atasan dikantor. Friedan memberikan solusi bahwa perempuan haruslah melakukan pergerakan untuk menyadari keterbatasan atas dirinya sendiri yang diciptakan oleh masyarakat sehingga bisa memperbaiki kondisi, bekerja sama dengan laki-laki dalam merubah pola pikir masyarakat dalam bidang publik, kepemimpinan dan institusi. Dengan melihat beberapa pendapat dari para pemikir feminisme liberal tersebut, akan di upayakan untu menganilisis perkembangan pergerakan feminisme liberal dalam organisasi perempuan Indonesia sehingga mampu membuat tingkat partisipasi perempuan dalam industri di Indonesia. pergerakan perempuan di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa mengubah pemikiran kaum perempuan Indonesia untuk melakukan hal serupa guna mendapatkan hak-haknya dalam bidang ekonomi.

20

(20)

20 1.7. Metode Penelitian

1. 7.1. Tingkat Analisa

Dalam penelitian ini, di putuskan menggunakan peringkat analisa dari level individu dan kelompok yakni gerakan feminist Liberal yang mempengaruhi atau menuju sistem regional atau global yaitu perempuan Indonesia. Gerakan feminist Liberal sebagai Unit Eksplanasi dan perempuan Indonesia sebagai Unit Analisanya, sehingga disimpulkan hubungan antara unit analisa dan unit eksplanasi penelitian ini bersifat Reduksionis.

Tabel 2

sumber: Mochtar, Mas’oed Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan

Metodologi, Jakarta: LP3ES.

Bangsa Induksionis Korelasionis Reduksionis

Sistem Regional &Global

(21)

21 1. 7. 2. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif. Yaitu dengan berusaha memberikan gambaran atau mendeskripsikan keadaan dan permasalahan obyek dengan menggunakan analisa data, kemudian peneliti berusaha menjawab permasalahan dengan obyektif.

1. 7. 3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Organisasi Perempuan, Rifka Annisa “Women Crisis Center” yang memiliki Relasi dengan Organisasi Perempuan

Internasional yang memberikan support dan funding kepada Rifka Annisa di beberapa programnya, termasuk program pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi. Kemudian, akan difokuskan kepada wawancara beberapa staf (maximal 3 orang) Rifka Annisa yang dianggap mampu menjawab pertanyaan seputar feminist liberal dan keadaan Rifka Annisa, kemudian seluruh staf Rifka Anisa untuk menjawab kuisioner, juga beberapa perempuan (maximal 3 orang) yang telah mendapatkan program ekonomi dari Rifka Annisa.

1. 7. 4. Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini adalah Yogyakarta, Indonesia.

1. 7. 5. Teknik Pengumpulan Data

(22)

22 langsung di lapangan, dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian. dan kemudian mengelompokannya kedalam bab-bab yang di butuhkan atau sesuai dengan kebutuhan penulis dan sesuai dengan penelitian.

1. 7. 6. Tekhnik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

a. Wawancara

Wawancara akan dilakukan dengan pengurus Organisasi Rifka Annisa, dan dengan beberapa perempuan yang menerima program dari Rifka Annisa. Wawancara sendiri adalah salah satu tekhnik pengumpulan data yang diambil dengan cara mengajukan pertanyaan langsung oleh pengumpul data kepada responden, dengan tujuan memperolleh informasi yang lebih lengkap dari sumber dan subyek yang lebih paham akan fenomena atau permasalahan yang ada di lapangan..

b. Dokumentasi

(23)

23 media elektronik ataupun cetak, untuk melengkapi data yang sudah ada.

c. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam analisa data ini, digunakan pendekatan kualitatif. Analisa ini digunakan untuk menganalisa data yang tidak berbentuk numerik.

d. Kuisioner

Tekhnik ini adalah dengan memberikan daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis, kemudian jawaban dari responden akan dijadikan penguat penelitian. Adapun bentuk kuisioner yang digunakan adalah dengan kuisioner terbuka.

1. 7. 7. Batasan waktu

(24)

24 1. 7. 8. Struktur Penulisan

BAB I : Dalam bab menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, kerangka pemikiran, metodologi serta struktur penulisan.

BAB II : Dalam bab ini membahas tentang sejarah feminist Liberal yang mampu mempengaruhi perempuan Indonesia. Dan Global Fund for Women.

BAB III : Dalam bab ini di bahas organisasi perempuan Indonesia dan Rifka Annisa, Women Crisis Center, program yang di berikan dan program Ekonomi yang bertujuan mewujudkan kemandirian ekonomi perempuan.

BAB IV :membahas tentang data yang diperoleh, menunjukkan bahwa gerakan feminist Liberal membawa pengaruh yang besar kepada gerakan perempuan Indonesia.

(25)

25 1. 7. 9. Alur Penelitian

Secara sederhana akan digambarkan alur penelitian dalam diagram gambar sebagai berikut:

Pendapatan dan Partisipasi Perempuan Meningkat

(26)

i SKRIPSI

PENGARUH GERAKAN FEMINIST LIBERAL TERHADAP GERAKAN PEREMPUAN INDONESIA

(Sebuah Studi Pada Relasi Organisasi Perempuan Internasional dengan Organisasi Perempuan Indonesia (Rifka Annisa, Women Crisis Center) dalam

Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Ekonomi Perempuan Indonesia) Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Strata-1 Jurusan Hubungan Internasional

Oleh:

Atika Candra Larasati

08260001

Dosen Pembimbing:

1. Tonny Dian Effendy, S.sos., M. Si

2. Dr. Vina Salviana Darvina S., M. Si

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(27)
(28)
(29)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Atika Candra Larasati Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 22 Mei 1991

NIM : 08260001

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul:

Pengaruh Gerakan Feminist Liberal Terhadap Gerakan Perempuan Indonesia, Sebuah Studi Pada Relasi Organisasi Perempuan Internasional

dengan Organisasi Perempuan Indonesia (Rifka Annisa, Women Crisis Center) dalam Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Ekonomi Perempuan

Indonesia.

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 27 Agustus 2012 Yang menyatakan

(30)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama :Atika Candra Larasati NIM : 08260001

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Pengaruh Gerakan Feminist Liberal Terhadap Gerakan Perempuan Indonesia, Sebuah Studi Pada Relasi Organisasi Perempuan Internasional dengan Organisasi Perempuan Indonesia (Rifka Annisa, Women Crisis Center) dalam Pengaruhnya

Terhadap Kemandirian Ekonomi Perempuan Indonesia. Pembimbing : 1. Tonny Dian Effendy, M. Si

2. Dr. Vina Salviana Darvina S, M. Si Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf Pemb 1 Tanggal Paraf Pemb 2 Keterangan

5-10-2011 Daftar Judul

3-2-2012 8-2-2012 ACC

proposal

9-2-2012 9-2-2012 Daftar

seminar Proposal

9-3-2012 9-3-2012 Seminar

Proposal

28-7-2012 3-8-2012 ACC Sidang

skripsi

4-8-2012 4-8-2012 Daftar

Sidang Skripsi

11-8-2012 11-8-2012 Sidang

(31)

vi

There is No Easy Walk to Freedom Anywhere

(32)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada:

Allah SWT, Ayahanda Kustiadji

Dan

Ibunda Dra. Haridah Takarina

Yang selalu memberikan kasih sayang, pengorbanan serta doa yang selalu mengiringi langkahku, serta

Adinda Anindita Devy Sekartaji

Budi Fitriagy S. Ikom, Ratih Kumala Dewi S.E., Ak Risma Karina Utami S. Psi, Anggi Hap Sari S. Psi,

Juga

Yaris Adhial Fajrin SH., M. Hum

(33)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi ini, dengan judul “Pengaruh

Gerakan Feminist Liberal Terhadap Gerakan Perempuan Indonesia; Sebuah

Studi Pada Relasi Organisasi Perempuan Internasional dengan Organisasi

Perempuan Indonesia (Rifka Annisa, Women Crisis Center) dalam

Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Ekonomi Perempuan Indonesia”, yang

merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Strata 1 pada jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam skripsi ini dijelaskan tentang pengaruh feminis Liberal yang diberikan oleh lembaga pemberi funding kepada organisasi lokal Indonesia. dijelaskan salah satu organisasi Internasional pemberi funding, Global Fund for Women dan lembaga penerima hibah Rifka Annisa dan pengaruh-pengaruh yang diberikan GFW kepada Rifka Annisa, sampai kepada peningkatan kemandirian perempuan Indonesia yang dibantu oleh Rifka Annisa dengan dana yang berasal dari Funding. Tak lupa peliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Wahyudi, M. Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang;

2. Tonny Dian Effendy, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah malang dan juga sebagai Pembimbing Satu;

3. Ruly Inayah Romadhoan, M. Si, Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang;

4. Dr. Vina Salviana Darvina S., M. Si, selaku Dosen Pembimbing Dua; 5. Ayusia S. Kusuma, M. Soc,Sc Selaku Reviewer dan penguji;

6. Victory Pradhitama, M. Si, selaku penguji;

7. Para Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang;

(34)

xi

9. Rifka Annisa, Women Crisis Center Yogyakarta (khususnya Mbak Nurul staff bagian Penelitian);

10.Staff penelitian Global Fund For Women, San Fransisco, California; 11.Dr. Sulardi., SH., M. Si, selaku Pimpinan di Laboratorium Hukum

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang sebagai penyemangat dan inspirasi terbaik saya untuk selalu lebih baik dan berguna;

12.Staf TU dan Dosen Fakultas Hukum juga staf dan Instruktur Laboratorium Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu menjadi tempat sharing skripsi dan segala kesusahannya sembari bekerja

paruh waktu dan sebagai alarm pribadi saya “cepat selesaikan skripsi mu

nduk”;

13.Teman-Teman di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang, (khususnya: Ricky Saputro, Dedik Fitrah, Junaedi, Hafidzan Adlan, Reza Wirananto, Putri Adenin, Ricky Utab, Wisnu Ariyo, Ichas);

14.Teman-teman Ilmu Hubungan Internasional UPN Yogyakarta (Arie Setiawan, Hendro, Recco, Hary Monyet, Tejo);

15.Nita Pranita, sebagai pemberi Informasi tentang organisasi Perempuan di Jawa dan sekitarnya;

16.Mega Arum, sepupu merangkap kurir pengiriman paket pribadi Balikpapan-Malang terbaik.

Semoga Penelitian yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh ini dan dengan pembimbing yang berkompeten dibidangnya, sehingga dapat diajukan sebagai syarat kelulusan sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan tak lupa peneliti masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Malang, 28 Agustus 2012

(35)

xii DAFTAR ISI

Lembar Cover/ Sampul Dalam i

Lembar Persetujuan ii

Lembar Pengesahan iii

Surat Pernyataan Skripsi Bukan Hasil Plagiat iv

Berita Acara Bimmbingan v

Moto/ Persembahan vi

Abstraksi viii

Kata Pengantar x

Daftar Isi xii

Daftar Tabel xvi

Daftar Gambar xvii

Daftar Diagram xviii

Daftar Lampiran xix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 8

1.3 Tujuan Penelitian 8

1.4 Manfaat Penelitian 8

1.4.1 Manfaat Teoritis 8

1.4.2 Manfaat Praktis 8

1.5 Penelitian Terdahulu 9

1.6 Landasan Konsep dan Teori 14

1.6.1 Konsep Civil Society 14

(36)

xiii

1.6.3 Teori Feminisme Liberal 17

1.7 Metode Penelitian 20

1.7.1 Tingkat Analisa 20

BAB II PERKEMBANGAN FEMINISME LIBERAL DAN ORGANISASI PEREMPUAN INTERNASIONAL LIBERAL

26

2.1 Feminisme Periode Awal 26

2.1.1 Gelombang Pertama Feminisme 26

2.1.2 Gelombang Kedua Feminisme 29

2.2 Feminisme Liberal 32

2.3 Organisasi Perempuan Internasional Liberal (Global Fundation for Women/ GFW)

(37)

xiv

BAB III FEMINISME LIBERAL DAN ORGANISASI PEREMPUAN INDONESIA

52

3.1 Feminisme di Indonesia 52

3.2 Feminisme Liberal di Indonesia 57

3.3 Organisasi Perempuan Indonesia Rifka Annisa (Women Crisis Center) 60

3.4 Divisi di Bawah Rifka Annisa 68

3.4.1 Divisi Pendampingan 68

3.4.2 Divisi Media, Research and Training Center 70

3.4.3 Pengguna Layanan RA-MRTC 73

3.4.4 Divisi Pengorganisasian Masyarakat dan Advokasi 74

3.4.5 Divisi Internal dan Kehumasan 77

3.4.6 Divisi Kerumahtanggan 77

3.4.7 Divisi Man’s Program 78

3.5 Rekruitmen Sukarelawan Rifka Annisa 78

3.6 Funding Rifka Annisa 79

3.7 Peran Organisasi Perempuan (Rifka Annisa, Women Crisis Center) Terhadap Kemandirian Ekonomi Perempuan

80

BAB IV PENGARUH PEMIKIRAN FEMINISME LIBERAL TERHADAP GERAKAN PEREMPUAN INDONESIA RIFKA ANNISA (WOMEN CRISIS CENTER)

88

4.1 Pengaruh GFW Terhadap Rifka Annisa (Women Crisis Center) 88 4.1.1 Kesamaan Program dan Sistem Pengelolaan Global Fundation

for Women dan Rifka Annisa (Women Crisis Center)

90

4.1.2 Pemahaman Staf Rifka Annisa (Women Crisis Center) Terhadap Feminisme Liberal

94

(38)

xv

BAB V KESIMPULAN 114

Daftar Pustaka 118

(39)

xvi

DAFTAR TABEL

1 Unit Analisa 20

2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama, Agustus 2009- Agustus 2010 (Dalam Ribuan)

81

(40)

xvii

DAFTAR GAMBAR

1 Alur Penelitian 25

2 Perempuan masa Revolusi Perancis 27

3 Global Fund for Women 36

4 Direksi/ Board of Directors 39

5 The Executive Management Team 40

6 Federasi Rifka Annisa 67

(41)

xviii DAFTAR DIAGRAM

1 Keuangan Global fun For Women 45

2 Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2006

81

3 Pertanyaan 1 95

4 Pertanyaan 2 95

5 Pertanyaan 3 96

6 Pertanyaan 4 97

7 Pertanyaan 5 98

8 Pertanyaan 6 99

9 Pertanyaan 7 100

10 Pertanyaan 8 101

11 Pertanyaan 9 102

12 Pertanyaan 10 103

13 Pertanyaan 11 104

14 Pertanyaan 12 105

15 Pertanyaan 13 106

(42)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1 Advisor Global Fund for Women 121

2 Job Description Global Fund for Women 124

3 Officers of the Board Global Fund for Women 144 4 Lowongan Staff/ Relawan Rifka Annisa 149

5 Daftar Buku di Perpustakaan Rifka Annisa 152

6 Program Ekonomi Rifka Annisa via Web 175

7 Daftar Pertanyaan/ Kuisoner 182

8 Foto-Foto Wawancara 184

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agustin, Veronika, Perempuan dalam Politik di Australi (Sebuah Kajian dalam Prespektif Feminisme Liberal), 2007, Universitas Jember.

Banyu Perwita, Anak Agung & Mochmad Yani, Yanyan, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, 2005, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dwi Lestariningsih, Amurwani, Gerwani:Kisah Tapol Perempuan di Kamp Plantungan, 2011, Jakarta: Kompas.

Ferricha, Dian, Sosiologi Hukum & Gender; Interaksi Perempuan Dalam Dinamika Norma dan Sosio-Ekonomi, 2010, Malang:Bayu Media Publishing

Gamble, Sarah, Pengantar Memahami Feminisme & Post Feminisme, 2010, Yogyakarta: Jalasutra

Hadiz, Liza, Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru, 2004, Jakarta: LP3ES Hidayat, Edi & Surur, Miftahus, Perempuan Multikultural: negosiasi dan

representasi, 2005, Jakarta: Desantara.

Indar Parawansa, Kofifah, Mengukur Paradigma Menembus Tradisi Pemikiran Tentang Keserasian Jender, 2006, Jakarta:LP3ES

Lay, Cornelis, Presiden Civil Society dan HAM, 2004, Jakarta: Pensil-324.

Mas’oed, Mochtar, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, 1994,

Jakarta: LP3ES.

(44)

Munir, Misbahul, Produktivitas Perempuan: Studi Analisis Produktivitas Perempuan dalam Konsep Ekonomi Islam, 2010, Malang: UIN – MALIKI PRESS

Subyantoro, Arief & Suwarto, FX, Metode dan Tekhnik Penelitian Sosial. 2006, Yogyakarta: Andi Offset.

Suryakusuma, Julia, Ibuisme Negara:Konstruksi Sosial Keperempuanan Orde Baru. 2011, Depok: Komunitas Bambu.

Mas’Oed, Mohtar, Ilmu Hubungan Internasional, Disiplin dan Metodologi, 1994,

Jakarta:LP3ES.

Putnam Tong, Tong, Feminist Thought, 2010, Yogyakarta:JALASUTRA

Saadawi, El Nawal, Perempuan Dalam Budaya Patriarki, 2011, Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR

Sumbulah, Umi, Spektrum Gender, 2008, Malang: UIN Malang Press.

Sugiarti, Pembangunan dalam Prespektif Gender, 2003, Malang: UMM Press. Suryochondro, Sukanti, Potret Pergerakan Perempuan di Indonesia, 1984,

Jakarta: CV Rajawali.

Suryakusuma, Julia, Ibuisme Negara, 2011, Jakarta:Komunitas Bambu.

Trisakti, Handayani & Sugiarti, Konsep dan Tekhnik Penelitian Gender, 2008, Malang: UMM Press.

Wilujeng, Henny, Dampak Pembakuan Peran Gender terhadap Perempuan Kelas Bawah di Jakarta, 2005, Jakarta:LBH-Apik Jakarta

(45)

Internet

rifka-annisa.or.id/go/refleksi-kritis-gerakan-perempuan/diakses tgl 22 mei 2012 http://www.inlw.org/dtlMiembro

http://www.globalfundforwomen.org/take-action/

http://dwpkbri-rome-artikel.blogspot.com/ darmaperempuan persatuan KBRI Roma/diakses 22 Mei 2012

http://www.scribd.com/doc/12781499/Kepemimpinan-Efektif-Kepemimpinan-Yang-Mampu-Mengambil-Keputusan-Tepat)

http://id.wikipedia.org/wiki/San_Francisco Global Fundation For Women., (online),

http://www.globalfundforwomen.org/who-we-are di akses tanggal 22 Mei 2012 rifka-annisa.or.id/go/diakses 2 April 2012

Gambar

Tabel 2
 Gambar 1 Inggris (Marry

Referensi

Dokumen terkait

Memahami pengaruh fenomena ENSO, curah hujan, dan perubahan tutupan lahan yang diduga sebagai penyebab perubahan rezim hidrologi di Cekungan Bandung Data debit

Dimensi beras dari padi gogo lokal Kabupaten Tebo Provinsi Jambi seperti panjang, bentuk, dan lebar beras merupakan sumber kerentanan beras terhadap serangan hama S.. Dimensi

Seseorang yang memiliki tingkat kemampuan motorik yang tinggi dapat diartikan bahwa orang tersebut memiliki potensi atau kemampuan untuk melakukan keterampilan gerak yang lebih

Dalam perhitungan total biaya pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” diawali dengan mengidentifikasi masing-masing aktifitas dalam suatu

KESIMPULAN Nilai heritabilitas yang termasuk kriteria tinggi pada 10 plasma nutfah padi lokal terdiri dari karakter tinggi bibit, jumlah daun per bibit, total anakan tahap

Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu suatu pendekatan untuk melihat objek penelitian sebagai suatu kesatuan yang terpadu

Adalah orang yang bertanggung-jawab untuk memperoleh dana, mengelola rekening kas, berhubungan dengan bank Dan institusi keuangan lainnya, serta menjamin bahwa perusahaan dapat

Hasil : Kadar glukosa darah pada kelompok tidak sarapan dikategorikan kurang (70.4%) dan kelompok sarapan dikategorikan cukup (62.9%). Kesimpulan : Ada hubungan