• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 455/Menkes/Sk/XI/2013 Tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan - [ PERATURAN ]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 455/Menkes/Sk/XI/2013 Tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan - [ PERATURAN ]"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 455/MENKES/SK/XI/2013

TENTANG

ASOSIASI FASILITAS KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang

Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 264, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5372);

5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang

Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29);

(2)

- 2 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG ASOSIASI FASILITAS KESEHATAN.

KESATU : Asosiasi fasilitas kesehatan yang akan melakukan

negosiasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam rangka Sistem Jaminan Sosial Nasional meliputi:

1. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

sebagai perwakilan asosiasi rumah sakit;

2. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia

(ADINKES) sebagai perwakilan pusat kesehatan

masyarakat (Puskesmas) dan praktik perorangan bidan;

3. Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) sebagai perwakilan

klinik; dan

4. Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Primer Indonesia (PKFI) sebagai perwakilan klinik dan praktik perorangan dokter/dokter gigi.

KEDUA : PERSI, ADINKES, ASKLIN, dan PKFI sebagaimana

dimaksud dalam Diktum Kesatu bergabung dalam Forum Asosiasi Fasilitas Kesehatan.

KETIGA : Dalam melakukan negosiasi dengan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan:

1. PERSI, ASKLIN, dan PKFI untuk membahas tarif INA-

CBG’s bagi rumah sakit dan klinik utama; dan

2. ADINKES, ASKLIN, dan PKFI untuk membahas tarif

kapitasi bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama yang terdiri atas Puskesmas, praktik perorangan dokter/dokter gigi, klinik pratama, dan rumah sakit kelas D Pratama.

KEEMPAT : Negosiasi untuk membahas tarif INA-CBG’s sebagaimana

dimaksud dalam Diktum Ketiga angka 1 dibawah koordinasi PERSI.

KELIMA : Negosiasi untuk membahas tarif kapitasi sebagaimana

dimaksud dalam Diktum Ketiga angka 2 untuk pertama kali dibawah koordinasi ADINKES dan untuk selanjutnya ditunjuk koordinator lain secara bergantian.

(3)

- 3 -

KEENAM : Forum Asosiasi Fasilitas Kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Diktum Kedua bertugas:

1. melakukan negosiasi dengan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan mengenai besaran pembayaran pelayanan kesehatan kepada fasilitas kesehatan penyelenggara jaminan kesehatan nasional; dan

2. mensosialisasikan hasil kesepakatan besaran

pembayaran kepada anggota masing-masing.

KETUJUH : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Diktum Keenam, Forum Asosiasi Fasilitas Kesehatan mempunyai fungsi:

1. memberikan masukan dan pertimbangan kepada

Menteri Kesehatan tentang besaran pembayaran pelayanan kesehatan kepada fasilitas kesehatan; dan

2. menyelenggarakan rapat forum sesuai kebutuhan.

KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 November 2013

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

NAFSIAH MBOI

Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional

2. Badan Penyeleggara Jaminan Sosial Kesehatan

3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi di Seluruh Indonesia

4. Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

5. Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES)

6. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

7. Pengurus Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)

8. Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN)

9. Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis kadar gula reduksi dari ampas tebu yang diberi perlakuan awal NaOH dan tanpa perlakuan awal NaOH yang telah dihidrolisis dengan asam sulfat

Setjara singkat kita telah melihat bahwa keadaan kita sekarang lebih madju lagi dari tahun-tahun jang lalu, baik dibidang politik, keamanan dan ketertiban, dibidang ekonomi

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata : Tidak boleh terjadi sebagai seorang ahli tasauf, siap dan bertindak sebagai juru penerang/ Guru mursyid, kecuali sudah mendapat anugerah

Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak, pada tahun 2015 terdapat 192 kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan

Dengan kegiatan mengamati iklan media cetak melalui power point, siswa dapat menemukan jenis iklan dan informasi penting yang terdapat dalam iklan dengan tepat.. Dengan

Menurut Taswan (2006), “Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang

Menganalisis tingkat kesejahteraan ekonomi keluarga petani kopi dengan membandingkan tingkat pendapatan rill keluarga petani kopi dengan nilai standar Kebutuhan

204 mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda. Penggunaan model pembelajaran kooperatif yaitu