ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUTSAMPAH
DARI TPS KEC. KEDUNG KANDANG KE TPA SUPIT URANG MALANG
Oleh: Tutug Yuswa Utomo ( 08520050 )
Civil Engineering
Dibuat: 2010-02-15 , dengan 3 file(s).
Keywords: ANALISA BIAYA OPERASIONAL,
ABSTRAKSI
Tujuan utama pengelolaan sistim lalu lintas dan angkutan adalah
mengefisienkan penggunaan prasarana dan sarana angkutan. Kebutuhan
memindahkan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain terpenuhi dan lalu lintas berjalan lancar, aman, dan nyaman. Bermuara pada semua ini
meminimalkan biaya angkutan secara keseluruhan, karena biaya angkutan adalah bagian dari beban biaya operasional.
Biaya Operasional Kendaraan merupakan biaya yang penting. Perbaikan atau peningkatan mutu prasarana dan sarana transportasi kebanyakan bertujuan mengurangi biaya ini. Biaya Oprasional meliputi penggunaan bahan bakar atau pelumas, biaya penggantian (misalnya ban), biaya perawatan kendaraan, dan upah atau gaji supir.
Kota Malang terdiri dari 5 kecamatan yang mempunyai daerah yang cukup padat. Pertumbuhan penduduk yang mencapai 1,01 % pertahun (BPS Kota Malang), kemajuan perindustrian serta perdagangan secara langsung berdampak pada kota itu sendiri, sehingga menimbulkan dampak-dampak social yang tidak mudah diselesaikan secara baik dan tuntas, seperti permasalahan yang
ditimbulkan kepadatan dan kemacetan, pada setiap ruas jalan yang ada di kota tersebut.
2
Kecamatan Kedung Kandang adalah salah satu dari 5 kecamatan di Kota
Malang yang mempunyai jumlah penduduk 166,807 jiwa (kec. Kedung Kandang), dan merupakan daerah penyumbang sampah terbesar pada TPS Supit Urang yang mencapai angka 90,720 M3(Dinas Kebersihan Kota Malang), karena dalam wilayah tersebut terdapat pemukiman padat penduduk. Untuk kita ketahui bersama, bahwa semakin luas dan padat suatu daerah, maka sampah yang akan ditimbulkan tiap harinya makin besar.
Armada yang digunakan digunakan oleh Dinas Kebersihan Kota Malang berjumlah 16 Dump Truck dan 14 Amrool (Container), kendaraan tersebut digunakan untuk mengangkut sampah dari dari TPS di wilayah kota Malang ke TPA Supit Urang .
Dengan armada pengangkut berupa Dump Truk dan Container (Amroll) serta rute yang padat maka kendaraan-kendaraan pengangkut sampah yang beroperasi sering terjadi tundaan, sehingga banyak menyita waktu dan biaya operasional yang ada.
ABSTRACT
efficient use of infrastructure and transportation facilities. Requirements moving people and goods from one place to another are met and
smooth traffic, safe, and comfortable. This leads to all
minimize the overall transportation costs, because transport costs are part of the burden of operational costs.
Vehicle Operating Costs are costs important. Repair
or improving the quality of transport infrastructure and facilities aimed mostly reduce these costs. Oprasional costs include fuel use or
lubrication, replacement costs (eg tires), vehicle maintenance costs, and wages or pay driver.
Malang City consists of 5 districts that have sufficient area solid. Population growth that reached 1.01% per year (BPS City Poor), the progress of industry and trade directly affect
the city itself, giving rise to social impacts that are not easily solved well and thoroughly, as the problems posed density and congestion, on every street in town it.
2
Sub Kedung Cage is one of the 5 districts in the City
The poor who have a population of 166.807 inhabitants (kec. Kedung Cage), and is a contributor to the region's largest garbage on the TPS Urang Supit reached 90.720 M3 (Malang City Sanitation Office), because in
these areas are densely populated settlements. For we know
together, that the more extensive and dense an area, then the waste will generated each day bigger.
Fleet used used by the Sanitation Department of Malang City
Dump Truck numbered 16 and 14 Amrool (Container), the vehicle is used to transport garbage from the polling stations in the city of Malang to TPA Supit Urang.
With a fleet of Dump Trucks transport and Container (Amroll) and the solid route the vehicles that transport waste