• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Sistem Informasi Monitoring Stok Pupuk untuk Pengendalian Distribusi Pupuk di Wilayah Jawa Timur (Studi Kasus: PT. Pupuk Kalimantan Timur KPP Cabang Jatim).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Sistem Informasi Monitoring Stok Pupuk untuk Pengendalian Distribusi Pupuk di Wilayah Jawa Timur (Studi Kasus: PT. Pupuk Kalimantan Timur KPP Cabang Jatim)."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS: PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR KPP CABANG JATIM)

TUGAS AKHIR

Nama : Satrio Nurcahyo NIM : 07.41010.0404 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

v

ABSTRAK

PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah salah satu industri manufaktur yang

salah satunya memproduksi pupuk urea. Realisasi penyaluran distribusi pupuk

yang tidak sesuai dengan rencana kebutuhan akan berpengaruh pada gudang di

daerah. Sistem masih memiliki kelemahan diantaranya pengolahan data di bagian

distribusi masih menggunakan sistem terpisah yaitu sistem yang mengolah stok

pupuk dan mutasi stok. Sehingga untuk memonitoring semua gudang dengan

kondisi kapasitas gudang yang berbeda dan juga adanya permintaan kebutuhan

jumlah pupuk oleh distributor berdasarkan gudang ditiap daerah tentu akan

mengalami kesulitan, dari kondisi tersebut dapat menimbulkan kelangkaan pupuk

jika salah memilih gudang dalam mendistribusikan pupuk ke distributor. Status

pengiriman ke daerah juga berpengaruh, jika waktu pengiriman terlambat akan

berpengaruh pada kondisi pasokan di gudang daerah.

Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara

bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan

pemakai akhir. Supply chain management kemudian diadopsi oleh beberapa

sistem di industri manufaktur salah satunya yaitu ERP (Enterprise Resource

Planning) yang salah satunya berfokus pada data warehouse management.

Berdasarkan hasil uji coba yang di lakukan, sistem yang dibuat dapat

memonitoring gudang berdasar daerah distribusi distributor dan dapat membuat

laporan secara cepat dan dapat dimonitoring semua unit kerja yang terkait, laporan

(3)

vi

memberi status kondisi gudang beserta stok maximal gudang. Sistem yang dibuat

juga dapat melakukan perhitungan prediksi untuk tahun berikutnya, setelah

dilakukan perhitungan menggunakan data historis pengadaan di peroleh hasil

prediksi sebesar 1.039.783,44 kg untuk pengadaan tahun berikutnya, sedangkan

data tahun 2011 yang ada menunjukkan angka sebesar 1.069.417,858 kg.

Sehingga jika dilakukan perbandingan dengan melakukan perhitungan prosentase,

diperoleh persentase sebesar 97.23%.

(4)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Monitoring ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Persediaan ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Distribution Requirement Planning (DRP) ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Enterprise Resource Planning (ERP) ... Error! Bookmark not defined.

2.5 Supply Chain Management ... Error! Bookmark not defined.

2.6 Warehouse Management ... Error! Bookmark not defined.

2.7 Aplikasi berbasis Web ... Error! Bookmark not defined.

2.8 Sistem Informasi ... Error! Bookmark not defined.

(5)

x

2.12 Apache Server ...22

2.13 PHP MyAdmin ... Error! Bookmark not defined.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMError! Bookmark not defined.

3.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Analisis Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Dokumen flow proses pengiriman dokumen kantor pusat dan

cabang…..Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Dokumen Flow proses distribusi stock pupuk………...30

3.2.3 Dokumen Flow Pembuatan Laporan………..32

3.3 Rancangan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Sistem flow proses pengadaan barang dari

pusat………...Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Sistem flow proses

monitoring………...Error! Bookmark not defined.

3.3.3 Sistem flow proses monitoring laporan………..41

3.4 Data Flow Diagram ...43

3.4.1 Diagram Berjenjang ...43

3.4.2 Context Diagram Sistem Informasi Monitoring Stock PupukError! Bookmark not define

3.4.3 DFD level 0 Sistem Informasi Monitoring Stock PupukError! Bookmark not defined.

3.4.4 DFD level 1 Maintenance Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.5 DFD level 1 Monitoring Stock Pupuk ... Error! Bookmark not defined.

(6)

3.5 Pemodelan Database ...51

3.5.1 Conceptual Data Model………..51

(7)

xii

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...89

4.1 Kebutuhan Sistem ...89

4.1.1 Kebutuhan Hardware ...89

4.1.2 Kebutuhan Minimum Server ...89

4.1.3 Kebutuhan Perangkat Lunak ...90

4.2 Implementasi Aplikasi……….90

4.3 Evaluasi Sistem ...98

4.3.1 Evaluasi uji transaksi ...98

4.3.2 Evaluasi uji coba monitoring ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3 Evaluasi hasil uji coba perhitungan prediksiError! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Statements on Management Accounting . Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.2 Konsep Dasar ERP ...11

Gambar 2.3 Skema PHP ...19

Gambar 2.4 Skema webserver Apache ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.1 Dokumen flow proses pengiriman dokumen ...30

Gambar 3.2 Dokumen Flow proses distribusi stock pupuk ...31

Gambar 3.3 Dokumen Flow Pembuatan Laporan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.4 Skema ERP Sistem Inforamsi MonitoringError! Bookmark not defined.

Gambar 3.5 Bagan alur proses pengadaan stok pupuk di gudang daerahError! Bookmark not defin

Gambar 3.6 Bagan alur proses pengadaan stok pupuk di gudang cabangError! Bookmark not defin

Gambar 3.7 sistem flow proses ERP ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.8 Sistem flow pengadaan stok dari pusat .... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.9 Sistem flow proses Monitoring ...40

Gambar 3.10 Sistem flow proses monitoring laporan ...42

Gambar 3.11 Diagram Jenjang monitoring stock pupukError! Bookmark not defined.

Gambar 3.12 Context Diagram Sistem Informasi Monitroing Stock PupukError! Bookmark not def

Gambar 3.13 DFD level 0 Sistem Informasi Monitroing Stock PupukError! Bookmark not defined

Gambar 3.14 DFD level 1 Maintenance Data ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.15 DFD level 1 Monitoring Stock Pupuk ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.16 DFD level 1 Pembuatan Laporan ...50

(9)

xiv

Gambar 3.20 Desain Halaman Administrator ...69

Gambar 3.21 Desain halaman maintenance data kapal ...70

Gambar 3.22 Desain halaman maintenance data pupuk ...71

Gambar 3.23 Desain halaman maintenance data ekspeditur ...72

Gambar 3.24 Desain halaman maintenance data gudang ...73

Gambar 3.25 Desain halaman maintenance data distributor ...74

Gambar 3.26 Desain halaman pengadaan stock pusat ...75

Gambar 3.27 Desain halaman pengadaan sisa stock pusat ...76

Gambar 3.28 Desain halaman pengadaan stock gudang ...77

Gambar 3.29 Desain halaman pengadaan sisa stock gudang ...78

Gambar 3.30 Desain halaman form prediksi stock gudang ...79

Gambar 3.31 Desain halaman form delivery order ...80

Gambar 3.32 Desain Halaman grafik angkutan kapal ...81

Gambar 3.33 Desain Halaman grafik pengadaan pusat ...81

Gambar 3.34 Desain Halaman grafik gudang daerah ...82

Gambar 3.35 Desain Halaman grafik pengadaan perbulan...82

Gambar 3.36 Desain Halaman laporan pengadaan pusat...83

Gambar 3.37 Desain Halaman laporan pengadaan gudang daerah ...83

Gambar 3.38 Desain Halaman laporan SPAP ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.39 Desain Halaman laporan delivery order Error! Bookmark not defined. Gambar 3.40 Desain Halaman Home User ...85

(10)

xv

Gambar 3.42 Desain halaman user pengadaan gudang daerahError! Bookmark not defined.

Gambar 3.43 Desain halaman user delivery order ...87

Gambar 3.44 Desain halaman user grafik pengadaan pusatError! Bookmark not defined.

Gambar 3.45 Desain halaman user grafik gudang daerah ...88

Gambar 4.1 Halaman log in ...91

Gambar 4.2 Form Master Kapal ...93

Gambar 4.3 Form Master Gudang ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.4 Form Master Pupuk dan Kategori ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5 Form Master Ekspeditur ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Form Master Distributor ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.7 Monitoring Pengadaan Kapal ...99

Gambar 4.8 Form Transaksi Pengadaan Cabang ...99

Gambar 4.9 Form Safety Stok ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.10 Form Rampung Muat ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.11 Monitoring Pengadaan Cabang ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.12 Monitoring Sisa Di Cabang ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.13 Form Transaksi Pengadaan Gudang DaerahError! Bookmark not defined.

Gambar 4.14 Monitoring SPAP ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.15 Form Rampung Pembongkaran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.16 Monitoring Rampung Pembongkaran.... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.17 Form Surat Pengantar/ Surat Jalan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.18 Monitoring Pengiriman ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.19 Monitoring Stok Sisa Gudang Daerah ... Error! Bookmark not defined.

(11)

xvi

Gambar 4.23 Laporan Pengadaan Cabang ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.24 Laporan Pengadaan Daerah... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.25 Laporan SPAP ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.26 Laporan Delivery Order ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.27 Monitoring Pengadaan dan Prediksi CabangError! Bookmark not defined.

Gambar 4.28 Grafik Pengadaan Gudang Cabang... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.29 Monitoring Pengadaan Gudang Daerah . Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.30 Monitoring Sisa Pengadaan Gudang DaerahError! Bookmark not defined.

Gambar 4.31 Monitoring Order Gudang Daerah ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.32 Form Permintaan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.33 Form Surat Pengantar ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.34 Grafik Monitoring Stok Gudang DaerahError! Bookmark not defined.

Gambar 4.35 Grafik kondisi Stok Gudang Daerah... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.36 Monitoring Gudang Daerah Distributor Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.37 Form Permintaan Delivery Order ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.38 Monitoring Delivery Order ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.39 Grafik Delivery Order ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.40 Form Data Pengadaan Cabang per BulanError! Bookmark not defined.

Gambar 4.41 Data pengadaan ... Error! Bookmark not defined.

(12)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kapal ...53

Tabel 3.2 Pupuk ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Kategori ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Ekspeditur ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5 Distributor ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6 Gudang ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.7 User ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.8 pengadaan_pusat ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.9 pengadaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.10 detail_pengadaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.11 sisapusat ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.12 sisacabang ...60

Tabel 3.13 deliveryorder ...60

Tabel 3.14 detaildo ...61

Tabel 3.15 prediksi ...61

Tabel 3.16 ramal_stok_pusat...62

Tabel 3.17 surat_jalan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.18 rampung_bongkar ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.19 rampung_muat ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.20 permintaan_do ... Error! Bookmark not defined.

(13)

xviii

Tabel 4.3 Data Gudang ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Data Pupuk ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Data Ekspeditur ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Data Distributor... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Perhitungan Rata-rata bergerak 3 bulan dan Rasio ... 122

Tabel 4.8 Perhitungan Rasio yang disesuaikan ... 123

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Trend(T) dan siklus (C) ... 123

(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. BiodataPenulis ... 129

Lampiran 2. Dokumen Keberangkatan Kapal (doc B/L) ... 130

Lampiran 3. Dokumen Rampung Pembongkaran Pupuk ... 131

Lampiran 4. Dokumen Rampung Pemuatan Pupuk ... 132

Lampiran 5. Dokumen Surat Pengantar ... 133

Lampiran 6. Dokumen Pengadaan Pupuk Urea Tahun 2008 dan 2009 ... 134

Lampiran 7. Dokumen Pengadaan Pupuk Urea Tahun 2010... 135

Lampiran 8. Dokumen Pengadaan Pupuk Urea Tahun 2011... 136

Lampiran 9. Dokumen Kebutuhan Pupuk tahun 2011 ... 137

Lampiran 10. Laporan Stok Gudang Lini II dan III tahun 2011 ... 138

(15)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan monitoring adalah kegiatan untuk mengetahui kecocokan dan

ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun.

Monitoring digunakan juga untuk memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari

rencana, mengkoreksi kesalahan yang terjadi serta untuk mengupayakan agar

tujuan tercapai seefektif dan seefisien mungkin.

PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah salah satu industri manufaktur yang

salah satunya memproduksi pupuk urea. Produk ini di distribusikan ke berbagai

sektor, yaitu sektor tanaman pangan untuk urea bersubsidi dan sektor nonsubsidi

yang meliputi pasar perkebunan dan industri. Salah satu perwakilan kantor

pemasaran PT. Pupuk Kalimantan Timur terletak di kota Surabaya.

Tugas dari kantor perwakilan pemasaran ini adalah untuk menyalurkan pupuk

ke daerah distribusi sesuai kebutuhan. Daerah distribusi mencakup lini II di

Surabaya dan lini III di daerah jawa timur. Realisasi penyaluran distribusi pupuk

yang tidak sesuai dengan rencana kebutuhan akan berpengaruh pada gudang di

daerah.

Sistem masih memiliki kelemahan diantaranya pengolahan data di bagian

distribusi masih menggunakan sistem terpisah yaitu sistem yang mengolah stok

pupuk dan mutasi stok. Order yang dilakukan distributor tidak tentu, Sehingga

untuk memonitoring semua gudang serta melakukan transfer stok antar gudang

dengan kondisi kapasitas gudang yang berbeda dan juga untuk melayani

(16)

2

ditiap daerah tentu akan mengalami kesulitan, dari kondisi tersebut jika gudang

tidak siap menerima order pasokan dari distributor dan stok gudang tidak mampu

memenuhi permintaan order dari distributor dapat menimbulkan masalah

ketersediaan pupuk jika salah memilih gudang dalam mendistribusikan pupuk ke

distributor. Selain itu waktu pengiriman yang tidak tentu juga menjadi penyebab

keterlambatan pasokan pupuk yang berpengaruh pada kondisi di daerah.

Kantor pemasaran Surabaya PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki ruang

lingkup sistem distribusi yang luas. Pengeluaran dan pengiriman pupuk dari

gudang harus selalu tercatat hal ini dilakukan agar mudah dalam memonitoring.

Untuk mengetahui persediaan stok di masing masing gudang harus selalu

dilakukan pelaporan harian mulai dari penerimaan, pengeluaran dan stok akhir.

Dengan permasalahan tersebut maka dibuat sistem informasi Monitoring

Stok pupuk untuk mengendalikan distribusi mulai dari perencanaan kebutuhan

sampai pendistribusian pupuk. Selain itu sistem pelaporan dengan monitoring

dapat dibaca dengan lebih mudah oleh semua unit kerja yang terkait, menjadi

bahan evaluasi dan pengawasan dalam hal distribusi serta pengadaan stok di

gudang cabang dan gudang di daerah.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan latar belakang masalah seperti diuraikan diatas, maka dapat diambil

rumusan masalah Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana memonitoring ketersediaan pupuk di gudang cabang dan daerah?

2. Bagaimana membuat sistem informasi monitoring stok pupuk untuk

(17)

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah dari Tugas Akhir ini yaitu:

1. Ruang lingkup dalam aplikasi ini adalah proses monitoring stok barang bagian

distribusi pada perusahaan PT. Pupuk Kalimantan Timur KPP cabang jatim

Surabaya.

2. Pada aplikasi ini tidak dibahas proses produksi dan hal-hal yang berhubungan

dengan laporan keuangan (accounting).

3. Data yang digunakan dalam aplikasi ini merupakan data persediaan stok

barang digudang, data distributor dari sistem yang telah ada dan data

kebutuhan pupuk setiap bulan.

4. Penelitian ini hanya mencakup proses pengadaan barang dan mutasi stok

5. Proses pengadaan barang dan mutasi stok menggunakan model Enterprise

Resource Planning (ERP)

6. Modul ERP yang digunakan adalah warehouse management dengan cakupan

modul Inventory Handling, Inventory Reporting, dan Inventory Planning.

7. Pengiriman kapal dan jumlah stock dari kantor pusat selalu ada.

8. Aplikasi ini tidak membahas tentang keamanan data.

1.4 Tujuan

Tujuan dari Tugas Akhir ini yaitu:

1. Menghasilkan suatu sistem informasi monitoring stok pupuk untuk

menjaga ketersediaan stok pupuk di gudang cabang dan daerah.

2. Menghasilkan sistem informasi monitoring stok pupuk untuk pengendalian

(18)

4

gudang dan distribusi barang di daerah jawa timur untuk bahan evaluasi

dalam pengambilan keputusan bagi kepala distribusi.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang diambilnya topik TA, rumusan

masalah dari topik TA, batasan masalah atau ruang lingkup pekerjaan TA,

dan tujuan dari TA ini.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum bagian gudang di PT.Pupuk

Kalimantan Timur KP Jatim yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan

TA dan landasan teori yang berbentuk uraian kualitatif, model matematis,

atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan permasalahan

yang dikerjakan. Dalam hal ini, teori yang digunakan dalam penyelesaian

masalah TA ini adalah teori tentang Sistem Informasi, Monitoring,

Persediaan, Distribution Resource Planning, Enterprise Resource Planning

yang berfokus pada warehouse management, Metode Peramalan

Dekomposisi dan Supply Chain Management.

Bab III : Analisa dan Perancangan Sistem

Bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam

penyelesaian TA yang terdiri dari observasi pendahuluan,

interview/wawancara, studi pustaka, identifikasi masalah dan tujuan,

(19)

baik conceptual data model maupun physical data model, struktur basis

data, dan desain antarmuka.

Bab IV : Implementasi dan Evaluasi

Bab ini berisi penjelasan tentang evaluasi dari sistem yang telah dibuat

dan proses implementasi dari sistem yang telah melalui tahap evaluasi

sebelumnya.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran

terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lain yang ingin

meneruskan topik TA ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat

(20)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Monitoring

Menurut Dr. Vincent Gaspersz (2004:23) pemantauan proses (process

monitoring), berkaitan dengan presentasi dari semua data yang terkait dengan

proses secara keseluruhan kepada operator agar memberikan mereka suatu

informasi yang berguna untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan yang tepat

apabila dibutuhkan.

Monitoring dapat dilakukan pada setiap tahapan kegiatan, apakah dari

perencanaan ataupun setelah bagian pekerjaan tertentu diselesaikan. Untuk bagian

di dalam produksi yang pekerjaannya tidak boleh terputus, monitoring dapat

dilakukan pada setiap siklus secara terus menerus.

Menurut Cheryl, Owen, and Anita (2005) Monitoring adalah proses

penilaian kualitas kinerja untuk pengendalian internal dari waktu ke waktu.

Monitoring sangat penting karena kebanyakan operasioanl perusahaan terus

berubah untuk memenuhi kebutuhan pasar dan untuk mendapatkan keuntungan.

monitoring melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian

secara tepat waktu dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Proses ini

dilakukan dengan pemantauan secara terus menerus oleh manajemen.

Performance review merupakan adalah review kinerja suatu perusahaan

yang menyediakan alat untuk memantau. Beberapa digunakan untuk meninjau

data aktual untuk anggaran atau periode data sebelumnya, operasi data untuk data

keuangan, dan data di dalam dan di berbagai unit, subdivisi, atau bidang

(21)

Laporan COSO merekomendasikan bahwa evaluasi sistem pengendalian

internal fokus pada identifikasi risiko, selanjutnya pada identifikasi pengendalian

mitigasi, dan akhirnya pada uji untuk menentukan apakah kontrol dilakukan

secara efektif. Peningkatan Monitoring dan pengesahan mengenai sistem

pengendalian internal direkomendasikan oleh COSO dan oleh Sarbanes-Oxley

Act adalah fasilitas dari proses bisnis dan merancang sistem informasi yang sama

dengan fokus pada identifikasi risiko, pengembangan pengawasan mengurangi

biaya-manfaat yang dapat dirancang ke dalam proses bisnis dan atau ke dalam

sistem informasi yang mendukung, dan kemudian pelaksanaan kontrol-kontrol.

2.2 Persediaan

Pada dasarnya persediaan akan mempermudah jalannya operasi

perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi

barang-barang dan menyampaikan kepada konsumen.

Menurut I Nyoman Pujawan (2005:101) Persediaan bisa muncul karena

memang direncanakan atau merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap suatu

informasi. Jadi ada perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja membuat

produk lebih awal atau lebih banyak dari waktu dan jumlah yang akan dikirim

atau dijual pada suatu waktu tertentu, ada juga karena merupakan akibat dari

permintaan yang terlalu sedikit dibandingkan dengan perkiraan awal.

Ketidakpastian dialami oleh kebanyakan perusahaan yang beroperasi

dengan sistem make to stock. Bahkan banyak perusahaan yang akan menghadapi

ketidakpastian yang sangat tinggi sehingga bisa memiliki persediaan berlebih

yang cukup banyak diakhir masa jual produk tersebut. Ketidakpastian pada supply

(22)

8

operasi internal. Ketidakpastian pengiriman dari pabrik menyebabkan distributor

harus menyimpan persediaan cadangan (safety stock). Efek finansial dari

persediaan terhadap supply chain biasanya cukup besar. Di banyak perusahaan

nilai persediaan mencapai 25% atau cukup dari nilai keseluruhan asset yang

dimiliki. Manajemen persediaan yang baik bisa menekan ongkos-ongkos

persediaan serta meningkatkan service level ke pelanggan.

Manajemen persediaan adalah salah satu komponen utama supply chain

management. Tugas dari manajemen persediaan adalah menyediakan input,

berupa barang maupun jasa yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun

kegiatan lain dalam perusahaan. Di samping itu bagian pengadaan juga biasanya

bertugas menyediakan jasa seperti jasa transportasi dan pergudangan, dan

sebagainya.

Gambar 2.1. Statements on Management Accounting Number 4 K, October

1, 1989

Persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi

berguna untuk :

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang.

2. Menghilangkan risiko barang yang rusak.

(23)

4. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

5. Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen.

Persediaan merupakan salah satu unsure paling aktif dalam operasi

perusahaan yang secara kontinu diperoleh, diubah, kemudian di jual kembali.

2.3 Distribution Requirement Planning (DRP)

Menurut Vincent Gaspersz (2004) Distribution Resource Planning (DRP)

memberikan kerangka kerja untuk menerapkan centralized push sistem dalam

menejemen distribusi inventori. Istilah DRP memiliki dua pengertian yang

berbeda, yaitu: distribution requirements planning dan distribution resource

planning. Distribution Requirements Planning berfungsi menentukan

kebutuhan-kebutuhan untuk mengisi kembali inventori pada branch warehouse. Sedangkan

Distribution Resource Planning merupakan perluasan dari distribustion

requirements planning yang mencakup lebih dari sekedar sistem perencanaan dan

pengendalian pengisian kembali inventori, tetapi ditambah dengan perencanaan

dan pengendalian dari sumber-sumber yang terkait untuk meningkatkan

performansi sistem.

Menurut Andre J Martin (1995) DRP adalah proses menetapkan

kebutuhan lokasi Persediaan dan memastikan bahwa pemenuhan sumber akan

dapat memenuhi permintaan. Sedangkan menurut Kenneth Lysons (2000) DRP

adalah pengendalian inventori dan teknik Penjadwalan yang menerapkan prinsip

MRP pada distribusi inventori. Ini mungkin juga dipandang sebagai metode

penanganan penambahan stock pada lingkungan.

DRP memperluas konsep MRP hingga ke sistem distribusi fisik. Sistem

(24)

10

dengan perencanaan produksi dan sistem penjadwalan. DRP membantu

perusahaan untuk memelihara inventory di area distribusi meliputi gudang

penyimpanan (warehouse), distributor, retailer, dan seterusnya.

Fungsi DRP pada jalur distribusi dapat disejajarkan dengan fungsi MRP II

pada jalur produksi. Data yang disimpan pada DRP meliputi, misalnya, prediksi

kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu di suatu titik distribusi tertentu,

kebutuhan yang sebenarnya, stok yang tersedia, stok yang sedang dalam

perjalanan (transit), waktu tunggu (lead time) transportasi, kebutuhan stok titik

aman (safety stock), dan jumlah pengiriman standar untuk menentukan jadwal

pengiriman dan seterusnya. Sistem MRP II kemudian berevolusi menjadi konsep

Enterprise Resource Planning (ERP), yang mengembangkan manajemen

pengelolaan meliputi konsumen dan pemasok internal.

2.4 Enterprise Resource Planning (ERP)

Perusahaan pada umumnya dan industri manufaktur khususnya,

memerlukan dukungan sistem yang sedemikian kompleks dan integrasi sistem

merupakan kebutuhan mutlak, maka ERP dapat dipandang sebagai salah satu

solusi untuk mengatasi kebutuhan tersebut. Sistem yang dibangun dari konsep

ERP dapat mengakomodasi dan mensubstitusi beberapa sistem yang biasanya

dibeli dan dipasang secara terpisah pada suatu lingkungan manufaktur.

Menurut David L Olson (2002) Tantangan implementasi sistem yang

berasal dari sumber yang berbeda-beda tersebut biasanya terletak pada:

1. Integrasi dan kompabilitas data.

(25)

3. Kesulitan dalam ekstraksi dan pengumpulan data untuk keperluan data

warehouse.

4. Kesulitan ekstraksi data untuk keperluan laporan.

5. Sulit menilai efektivitas dan kinerja sistem-sistem tersebut.

Gambar 2.2. Konsep Dasar ERP menurut Hassian (2002)

Oleh karena itu, timbullah ide untuk menerapkan sebuah konsep integrasi

sistem yang dapat mengatasi dan mensubstitusi sistem-sistem diatas, yaitu

Enterprise Resource Planning. Meskipun dalam beberapa hal, tidak semua fitur

ERP dapat mengadopsi kebutuhan dari hulu ke hilir, tetapi secara garis besar,

fitur-fitur ERP dapat dijadikan tulang punggung untuk perencanaan dan

pengendalian proses produksi.

2.5 Supply Chain Management

Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara

bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke

tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk

supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan pendukung seperti

(26)

12

Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola.

Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir

(downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik.

setelah produk selesai diproduksi, mereka dikirim ke distributor, lalu pengecer

atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Kedua adalah aliran uang dan sejenisnya

yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa

terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya.

Area Cakupan SCM tergolong dalam beberapa area, salah satunya area

Perencanaan dan Pengendalian (Planning and Control). Perencanaan dan

pengendalian dalam supply chain memainkan peranannya yang sangat vital.

Bagian iniliah yang banyak bertugas untuk menciptakan koordinasi taktis maupun

operasional sehingga kegiatan produksi, pengadaan material, maupun pengiriman

produk bisa dilakukan dengan efisien dan tepat waktu.

Dewasa ini, kegiatan perencanaan juga harus dilakukan dengan

berkoordinasi dengan pihak-pihak lain pada supply chain. Misalnya, dalam

menentukan berapa banyak suatu produk alan diproduksi, informasi tentang data

penjualan terakhir di tingkat ritel serta berapa banyaknya stok produk yang masih

mereka miliki sangat penting diketahui oleh pabrik.

2.6 Warehouse Management

Paket sistem ERP biasanya terdiri atas sekumpulan modul-modul yang

dapat mendukung berbagai fungsi dan proses pada perusahaan. Modul-modul

ERP dirancang untuk mendukung proses ini dengan cara mengintegrasikan data

(27)

mampu memenuhi dukungan atas proses-proses bisnis utama dan proses

pendukungnya.

Modul-modul pada paket sistem ERP biasanya dirancang untuk

terintegrasi satu sama lain, meskipun pada implementasinya perusahaan boleh

memilih mengimplementasikan beberapa modul saja sesuai keperluan perusahaan.

Pergudangan merupakan bagian integral dari semua sistem logistic yang

berperan penting dalam melayani pelanggan dengan total biaya seminimal

mungkin, juga merupakan jaringan primer di antara produsen dan pelanggan yang

digunakan untuk menyimpan persediaan selama seluruh bagian proses logistic

berjalan.

Gudang juga dapat digunakan untuk mendukung perusahaan terutama

departemen produksi, menggabungkan produk dari beberapa fasilitas produksi

untuk di kirim ke pelanggan tunggal, untuk mem-breakbulk atau membagi

pengiriman jumlah besar menjadi pengiriman skala kecil untuk memuaskan

kebutuhan pelanggan atau menggabungkan pengiriman skala kecil menajdi skala

besar.

Pergudangan biasanya merupakan salah satu unit yang menyita ruang dan

biaya tinggi. Pengelolaan pergudangan yang efektif menjadi salah satu fokus

efisiensi di berbagai perusahaan kelas dunia yaitu dengan upaya meminimasi stok

dan mengoptimalkan manajemen pergudangan. Untuk mengatasi kebutuhan ini

maka ERP menyediakan modul warehouse management.

Menurut Wawan dan Falahah (2007) Modul warehouse management yang

baik biasanya meliputi modul-modul sebagai berikut:

(28)

14

Meliputi semua perencanaan perpindahan inventory yang

informasinya diperlukan untuk membuat prediksi tren yang akurat dan

konsekuensi penyesuaian pada titik reordering, safety stock, lead-time

untuk order, dan service level. Inventory planning juga menyediakan

fasilitas agar inventory komitmen pada order konsumen tertentu (hard

allocation) sehingga konsumen akan menerima order yang tepat, dengan

jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat.

2. Inventory Handling

Digunakan untuk memonitor semua scenario order di pergudangan

yang meliputi penerimaan, isu dan transfer inventory. Fungsi yang tersedia

dapat diperluas hingga meliputi cross-docking, penerimaan material

melalui back-flushing, optimasi picking dan wave-picking, perakitan dan

multilevel packaging. Untuk mempercepat komunikasi dengan konsumen

dan pemasok maka dokumen shipping tambahan dapat dikirmkan atau

diterima melalui fasilitas EDI (Electronic Data Interchange), yang

memungkinkan pengiriman diterima dan dialokasikan sebelum waktunya.

Cross-docking dapat mengurangi masa penyimpanan produk. Pada

dasarnya, gudang menjadi pusat distribusi gabungan. Produk-produk tiba

dalam jumlah besar dan segera dibagikan dengan kuantitas dan susunan

yang tepat untuk dikirim ke pelanggan.

Cross-docking menjalankan aktivitas penyimpanan dengan

mentransfer barang secara langsung yang berasal dari penerimaan barang

dari dermaga menuju dermaga pengiriman atau dermaga luar.

(29)

Modul ini di gunakan untuk membuat intelligent storage list, yang

memungkinkan pemeriksaan kualitas atas penyimpanan barang secara

otomatis dan deteksi lokasi tertentu berdasarkan criteria misalnya item,

kondisi penyimpanan, definisi packaging, pemabatasan ukuran, dan

ketersediaan lokasi.

4. Inventroi Reporting

Fungsi-fungsi ini digunakan untuk memonitor inventory di

berbagai lokasi dan membantu perusahaan untuk memperkirakan waktu

pengiriman yang tepat kepada konsumen.

5. Inventory Analysis

Modul ini digunakan untuk menganalisis informasi yang dihasilkan

dari aktivitas warehousing dan menggunakan umpan balik dari optimasi

proses. Inventory analysis juga mendukung prediksi inventori, penilaian

inventory, analisis ABC (activity-based costing) dan analisis slow-moving.

6. Lot Control

Fasilitas ini digunakan untuk pelacakan dan penulusuran lot,

sehingga perusahaan dapat menelusuri semua material dasar dan barang

jadi yang menggunakan material tersebut. Lot control membantu dalam

pengumpulan data kualitas produk dan proses sertifikasi standar produksi.

7. Distribution Data Collection

Elemen ini mendukung proses warehousing yang bersifat paperless

dengan menyediakan jalur komunikasi antara sistem pengiriman dan

(30)

16

2.7 Aplikasi berbasis Web

Menurut Sutarman (2007) situs/web dapat di kategorikan menjadi dua

yaitu web status dan web dinamis atau interaktif. Web statis adalah web yang

berisi/menampilkan informasi-informasi yang sifatnya statis (tetap), sedangkan

web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi

dengan user yang sifatnya dinamis.

Pada server-side programming, perintah-perintah program (script)

dijalankan di web server, kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam bentuk

HTML biasa. Sedangkan client-side programming perintah program dijalankan di

web browser, sehingga ketika client meminta dokumen yang mengandung script,

maka script tersebut akan di download dari server nya kemudian di jalankan di

browser yang bersangkutan.

Aplikasi web atau sering disebut web application merupakan aplikasi yang

dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman web. Kebanyakan Bahasa

pemrograman web berbasis server, namun tidak menutup kemungkinan digunakan

bahasa pemrograman web berbasis client. Web server atau web application

berbeda dengan situs web biasa (homepage), web application lebih dinamis dan

atraktif serta dapat mengelola data dengan baik.

Program web yang tergolong dalam server side seperti : CGI/Perl, ASP

(Active Server Pages), JSP (Java Server Pages), PHP, CFM (Cold Fusion) dan

lain-lain. Sedangkan yang tergolong client side seperti : JavaScript, VbScript,

(31)

2.8 Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem

dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan

pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem

didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan

tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan

kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan

tertentu.

Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki

arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada

suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi yaitu input, proses, output.

Menurut Herlambang (2005:121), data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian

yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum

mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah

sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan

data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi adalah data

yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem

informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk

mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.

Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi

dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang

memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data

(32)

18

informasi itu sendiri adalah Suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan

informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan

informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi. Sistem

ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur

manual, model manajemen dan basis data.

2.9 Peramalan

Peramalan penting dalam berbagai situasi perencanaan dan pengambilan

keputusan. Dalam produksi, peramalan paling dibutuhkan dalam bidang

permintaan produk. Hal ini mencakup baik volume maupun bauran produk,

sehingga perusahaan dapat merencanakan jadwal produksi dan sediaan untuk

memenuhi permintaan pasar sebaik-baiknya.

Dalam pengendalian, manajemen berdasarkan kekecualian adalah

prosedur yang umum. Yang diperlukan adalah suatu cara untuk mengetahui sedini

mungkin ketika sebuah proses tidak berada di bawah pegendalian (yaitu ketika

pola dasar bergeser). Jadi metode peramalan dalam situasi seperti itu harus

mampu mengenali perubahan-perubahan dalam pola atau hubungan dasar dalam

tahap ini. Disisi perencanaan, dimana asumsi umum yang dipergunakan adalah

bahwa pola yang ada akan berlanjut di masa mendatang, penekanan utama berada

pada identifikasi pola-pola tersebut dan melaukan ekstrapolasi ke masa

mendatang.

2.10 Metode Peramalan Dekomposisi

Metode dekomposisi mengidentifikasi tiga komponen yang terpisah dalam

(33)

Ketiga komponen ini adalah faktor trend, siklus, dan musiman. Faktor trend, yang

mewakili perilaku data dalam jangka panjang, dapat menaik, menurun, atau tidak

berubah. Faktor siklus mewakili kemajuan dan kemunduran yang disebabkan oleh

kondisi perekonomian atau kondisi industry tertentu. Faktor musiman berkaitan

dengan fluktuasi berkala dengan panjang yang konstan dan kedalaman yang

proporsional yang disebabkan oleh hal-hal seperti bulan dalam tahun, saat hari

libur, dan kebijakan perusahaan.

Dengan menggunakan dekomposisi, data tersebut dinyatakan dalam

bentuk :

(2-1)

Dimana X = nilai serial waktu (data actual) pada periode t

T = komponen trend pada periode t

C = komponen siklus pada periode t

S = komponen musiman (atau indeks) pada periode t

R = komponen random (atau kesalahan) pada periode t

Tujuan dekomposisi adalah mengindetifikasi T, C, dan S (semua yang tersisa

adalah R) dengan menganalisis data semula X. Kemudian menghitung nilai

rata-rata bergerak dengan rumus

(2-2)

(2-3)

Dimana MA = rata-rata bergerak dari awal sampai akhir data.

N = jumlah nilai yang dimasukan dalam rata-rata

= nilai aktual untuk waktu t

(34)

20

(2-4)

Persamaan (2-2) menunjukkan nilai trend-siklus dalam sebuah serial data.

Walaupun nilai tersebut memadai dalam kebanyakan kasus, kadang-kadang trend

lebih baik dipisahkan dari siklus. Hal ini dapat dilakukan dengan menyatakan

jenis trend tertentu yang paling sesuai dengan data. Misalnya, trend kemungkinan

bersifat linier atau dalam bentuk lain. Parameter a dan b untuk garis trend linier

ini dapat diperkirakan dengan menggunakan regresi sederhana, persamaan garis

ini adalah :

(2-5)

Dimana a = konstanta

b = trend

Jika trend T dibagi denga persamaan (2-2), hasilnya adalah sekelompok nilai

untuk siklus C :

(2-6)

2.11 PHP

Menurut dokumen resmi PHP, PHP singkatan dari PHP Hypertext

Preprocessor. Ia merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam

server dan diproses di server.

Mengapa menggunakan bahasa PHP? PHP dapat dijalankan pada platform

yang berbeda-beda (Windows, Linux, Unix, etc.), PHP merupakan web scripting

open source dan PHP mudah dipelajari.

Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk web dinamis. Artinya, ia

(35)

PHP mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server

Page), Cold Fusion, ataupun Perl.

Pada saat ini PHP cukup popular sebagai peranti pemrograman web

terutama di lingkungan linux. Walaupun demikian PHP sebenarnya juga dapat

berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows NT, dan Macintosh.

Pada awalnya PHP dirancang untuk diintegrasikan dengan web server Apache.

Namun belakangan PHP juga dapat bekerja dengan web server seperti PWS

[image:35.595.93.506.305.535.2]

(Personal Web Server), IIS (Internet Information Server), dan Xitami.

Gambar 2.3. Skema PHP (Abdul Kadir)

Konsep kerja PHP diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh

browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) atau dikenal dengan

sebutan alamat internet, browser mendapatkan alamat dari web server,

mengidentifikasi halaman yang dikehendaki, dan menyampaikan segala informasi

yang dibutuhkan oleh web server.

Selanjutnya web server akan mencarikan berkas yang diminta dan

memberikan isinya ke browser. Browser yang mendapatkan isinya segera

(36)

22

didapatkan oleh web server, isinya segera dikirimkan ke mesin PHP dan mesin

inilah yang memproses dan memberikan hasilnya ke web server. Selanjutnya web

server menyampaikan ke klien.

2.12 Apache Server

M enurut Fauzan Azmi yang Apache merupakan web server yang paling banyak dipergunakan di Internet. Program ini pertama kali didesain untuk sistem

operasi lingkungan UNIX. Namun demikian, pada beberapa versi berikutnya

Apache mengeluarkan programnya yang dapat dijalankan di Windows NT.

Berdasarkan sejarahnya, Apache dimulai oleh veteran developer NCSA httpd

(National Center for Supercomputing Application). Saat itu pengembangan NCSA

httpd sebagai web server mengalami stagnasi. ROB MC COOL meninggalkan

NCSA dan memulai sebuah proyek baru bersama para webmaster lainnya,

menambal bug, dan menambahkan fitur pada NCSA httpd. Mereka

mengembangkan program ini lewat mailing list. Dengan berpijak pada NCSA

httpd versi 1.3, Team Apache mengeluarkan rilis pertama kali secara resmi

Apache versi 0.6.2.

Saat ini Apache dipergunakan secara luas. Hal ini disebabkan karena

programnya yang gratis, dengan kinerja relatif stabil. Dalam pengembangannya

pun mempergunakan sistem Bazaar, yakni tiap orang dibuka kesempatan

seluas-luasnya untuk dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan program.

Kontribusi dikomunikasikan lewat mailing list. Tim Apache mempunyai mailing

list yang terbuka untuk siapa saja yang ingin ambil bagian. Untuk mendaftar

cukup kirim email ke majordomo@apache.org dengan baris pertama dari email

(37)

Apache ini mempunyai sistem meritokrasi. Semakin banyak yang Anda

sumbangkan, semakin banyak yang boleh dikerjakan.

Apache memiliki fitur-fitur canggih seperti pesan kesalahan yang dapat

dikonfigurasi, autentikasi berbasis basis data, dan lain-lain. Apache juga didukung

oleh sejumlah antarmuka pengguna berbasis grafik (GUI) yang memungkinkan

[image:37.595.93.508.247.548.2]

penanganan server menjadi mudah.

Gambar 2.4. Skema webserver Apache (Dodit Suprianto)

Penjelasan dari skema gambar kerja database MySQL, Apache, PHP, dan browser

client diatas adalah :

1. Pengunjung web browser melakukan permintaan pengiriman halaman web

(web request) dengan menggunakan URL standar.

2. Web server, dalam hal ini adalah Apache, mengenali permintaan halaman

web tersebut, kemudian menerjemahkan file yang mengandung script

PHP.

3. Halaman web yang terkirim harus mengandung script PHP berisi perintah

untuk menciptakan koneksi ke database MySQL berupa SQL query.

4. Databse MySQL memberikan tanggapan atas permintaan sambungan ke

(38)

24

5. Script PHP menyimpan hasil query database MySQL menjadi satu atau

lebih variable PHP, dengan pernyataan echo, maka hasil request

dikeluarkan.

6. Selanjutnya, PHP mengkopi hasilnya dalam bentuk HTML yang telah

diciptakan oleh web server.

7. Web server mengirim HTML yang sudah jadi ke web browser client.

Apache adalah komponen server web dari paket perangkat lunak LAMP

(Linux, Apache, MySQL, PHP/Perl/bahasa pemrograman Python).

(sumber: docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:SanK3ojO32IJ:www.stmikponti

anak.ac.id/admin/upload/web-server.pdf)

2.13 PHP MyAdmin

Phpmyadmin adalah sebuah aplikasi open source yang berfungsi

untukmemudahkan manajemen MySQL. Dengan menggunakan phpmyadmin,

anda dapat membuat database, membuat tabel, menginsert, menghapus dan

mengupdate datamdengan GUI dan terasa lebih mudah, tanpa perlu mengetikkan

perintah SQL secara manual.

Pada dasarnya, mengelola basis data dengan MySQL harus dilakukan

dengan cara mengetikkan baris-baris perintah yang sesuai (command line) untuk

setiap maksud tertentu. Jika seseorang ingin membuat basis data (database),

ketikkan baris perintah yang sesuai untuk membuat basis data. Jika seseorang

menghapus tabel, ketikkan baris perintah yang sesuai untuk menghapus tabel. Hal

tersebut tentu saja sangat menyulitkan karena seseorang harus hafal dan

(39)

Saat ini banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan untuk

mengelola basis data dalam MySQL, salah satunya adalah PHP MyAdmin.

Dengan PHP MyAdmin, seseorang dapat membuat database, membuat tabel,

mengisi data, dan lain-lain dengan mudah, tanpa harus menghafal baris

perintahnya.

PHP MyAdmin merupakan bagian untuk mengelola basis data MySQL

yang ada di komputer. Untuk membukanya, buka browser lalu ketikkan alamat

http://localhost/phpmyadmin, maka akan muncul halaman PHP MyAdmin. Di

situ nantinya seseorang bisa membuat (create) basis data baru, dan mengelolanya.

(40)

26

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Identifikasi Masalah

Distribusi merupakan kegiatan penting untuk mempermudah penyampaian

produk dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai

(jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat) dengan yang diperlukan, dalam hal ini

pendistribusian pupuk. Salah satu bagian yang memegang peranan dalam

pendistribusian pupuk adalah bagian pergudangan yang mengatur jumlah

pengadaan stock yang diperlukan untuk kebutuhan konsumen.

Pengolahan gudang yang efektif menjadi salah satu fokus efisiensi dengan

upaya meminimasi stok dan mengoptimalkan manajemen pergudangan. Bagian

pergudangan memiliki beberapa proses yang penting seperti perpindahan stok

barang dari gudang satu ke gudang dua.

Proses pendistribusian pupuk dari pusat produksi Bontang hingga sampai

ke konsumen dilakukan dengan menggunakan antara lain: dari bontang ke

pelabuhan tujuan (Lini 2) misal Surabaya menggunakan kapal laut dalam bentuk

pupuk curah yang selanjutnya di pelabuhan lini 2 langsung di bongkar dan

dilakukan proses pengantongan 50 kg/kantong. Kemudian Dari lini 2 hingga

distribusi ke lini 3 daerah kabupaten sudah dalam bentuk urea kantong dengan

menggunakan angkutan darat seperti armada truk atau kereta api. Dari gudang lini

3 pupuk tersebut sudah siap untuk di salurkan ke konsumen/petani melalui

(41)

Realisasi penyaluran distribusi pupuk yang tidak sesuai dengan rencana

kebutuhan yang sudah di tetapkan pemerintah akan berpengaruh pada gudang di

daerah. Akibat dari kejadian tersebut kantor pemasaran PT. Pupuk Kalimantan

Timur akan mengalami kerugian yaitu terjadi kekurangan pasokan yang

mengakibatkan lonjakan harga, seperti yang ditunjukkan pada lampiran 8 yaitu

laporan pengadaan tahun 2011 yang berjumlah 1.069.417,858 ton mengalami

kekurangan sebesar 179.582,1 ton dari permintaan kebutuhan pupuk urea khusus

wilayah jawa timur sebesar 1.249.000,000 ton seperti yang di tunjukkan pada

lampiran 9.

Untuk data kekurangan pasokan di gudang daerah bisa di lihat pada

lampiran 11 di belakang, berdasarkan ringaksan dari tabel dibawah yang berasal

dari lampiran 11 dapat di lihat bahwa data yang ada menunjukkan terjadinya

kelangkaan pupuk. Pada kolom SPAP yang belum teralisasi, berisi data

pengiriman dari gudang cabang yang mengalami keterlambatan dengan total

1451000 kg, data tersebut terdiri dari beberapa jenis pupuk dengan ekspeditur

yang berbeda. Sedangkan di gudang daerah kondisi stok yaitu 904 kg yang

menunggu pengadaan dari kantor cabang. Selain itu di waktu yang sama ada

permintaan order (DO) dengan total 357.500 kg pupuk berdasarkan jenisnya dari

beberapa distributor yang belum direalisasi dan harus segera dipenuhi, sehingga

gudang tersebut kurang 356.596 kg. Selain itu masalah keterlambatan pengiriman

barang yang dilakukan ekspeditur juga berpengaruh pada kondisi pengadaan

(42)

28

Tabel Data Kelangkaan Pupuk Gudang Magetan

Gudang M agetan Pengadaan yg belum

Persediaan Order yang belum

teralisasi (SPAP) teralisasi (DO)

33000 904 40000

440000 904 40000

200000 904 45000

150000 904 22500

128000 904 210000

200000 904

300000 904

1451000 904 357500

Jadi dalam data tersebut ada dua permasalahan yang menyebabkan

terjadinya kelangkaan pupuk yaitu faktor keterlambatan pengiriman dari gudang

cabang hal ini disebabkan sistem pengaturan gudang dan manajemen stock yang

tidak optimal, kemudian masalah order dari beberapa distributor yang tidak tentu.

perbedaan pasokan dan kurangnya rencana alokasi kebutuhan pengadaan sangat

berpotensi menyebabkan kelangkaan pupuk dan kurangnya koordinasi antar

berbagai pihak dalam hal ini pihak dari gudang cabang, gudang daerah, dan

distributor serta ekspeditur sebagai jasa pengiriman hal juga bisa berpotensi

mengulangi kejadian langka pasok dan lonjakan harga.

Selain itu akan sangat beresiko jika menaruh pupuk di luar gudang, apabila

terjadi hujan, pupuk tersebut bisa mengalami kerusakan yaitu pupuk bisa menjadi

batu karena terkena air hujan sehingga mempengaruhi kualitas pupuk. Kejadian

tersebut dapat menimbulkan kerugian dan dapat mempengaruhi harga. Jika pupuk

terlalu lama di simpan di dalam kapal juga bisa mengalami potensi kerusakan

yang lebih besar karena tempat penyimpanan yang tidak layak dan juga pupuk

(43)

Dari analisis masalah di atas untuk menghindari terjadinya kelangkaan

pupuk di daerah dikarenakan adanya kapasitas gudang yang tidak seimbang

dengan kebutuhan jumlah pupuk untuk daerah di sekitarnya maka pengadaan

barang harus di programkan. Selain itu pupuk di gudang lini 2 dan lini 3 harus

selalu tersedia dengan cara mengatur pengadaan dan untuk mengetahui status

persediaan stok di masing masing gudang lini 2 dan lini 3 harus selalu dilakukan

pelaporan harian mulai dari penerimaan, pengeluaran dan stok akhir untuk

mempermudah pencatatan dan pengendalian stok di PT. Pupuk Kalimantan

Timur.

Dengan monitoring, perusahaan dapat dengan mudah memperoleh

gambaran menyeluruh stok terkini. Monitoring untuk setiap material meliputi stok

yang disimpan dalam gudang, stok yang sedang dipesan dan belum datang, dan

stok yang sudah di pesan.

3.2 Analisis Sistem

3.2.1 Dokumen flow proses pengiriman dokumen kantor pusat dan cabang

Pada sistem yang lama, bagian gudang pertama-tama akan menerima

dokumen pengadaan muatan pupuk yang berasal dari kantor pusat. Dokumen

tersebut yaitu dokumen B/L (surat angkutan kapal) yang berasal dari kapal

pengangkut dan berisi jumlah pupuk yang akan di distribusikan. Setelah menerima

dokumen B/L kantor cabang akan membuat SPK (Surat Perintah Kerja) untuk

(44)
[image:44.595.91.514.82.521.2]

30

Gambar 3.1. Dokumen flow proses pengiriman dokumen kantor pusat dan cabang

Dari proses di atas analisis yang diperoleh adalah bahwa informasi yang

didapat dari kantor pusat ke cabang memerlukan beberapa proses yang dilalui

seperti membuat beberapa dokumen. Masalah yang mungkin muncul adalah

sulitnya kantor cabang memperoleh informasi status armada kapal pengangkut

dari pusat produksi ke pelabuhan tujuan lini 2.

3.2.2 Dokumen Flow proses distribusi stock pupuk

Selama melakukan proses pemindahan pupuk dari gudang pelabuhan ke

gudang daerah, bagian gudang membuat surat berita acara muat yang di tujukan

untuk gudang pemuatan dimana gudang pemuatan di lakukan di lini II dimana lini

II adalah gudang pusat surabaya dan lini III yaitu gudang daerah yang mencakup

(45)

membuat surat perintah acara bongkar muat yang ditujukan ke gudang lini II dan

[image:45.595.97.532.141.500.2]

lini III.

Gambar 3.2. Dokumen Flow proses distribusi stock pupuk

Bagian gudang membuat dokumen SPAP (surat perintah angkut pupuk)

untuk melakukan pengadaan ke gudang lini II dan III. Dokumen SPAP diberikan

ke ekspeditur sebagai dokumen pemasukan dari gudang pelabuhan ke gudang lini

II. Sedangkan untuk gudang lini III dokumen SPAP sebagai pemasukan yang di

bawa oleh ekspeditur dari gudang pelabuhan. Kemudian bagian gudang membuat

DO (delivery order) sebagai dokumen pengeluaran dari gudang lini II dan lini III

yang tujukan untuk distributor.

Pada proses pendistribusian pupuk di atas maka dapat di analisis jika

(46)

32

maka akan ada sisa 200 kg. Order yang dilakukan distributor tidak tentu, jika

gudang tidak siap menerima order pasokan dari distributor dan stok gudang tidak

mampu memenuhi permintaan order dari distributor dikarenakan adanya beberapa

kapasitas gudang yang tidak seimbang dengan kebutuhan jumlah pupuk yang

diorder, hal ini dapat menyebabkan terjadinya kekurangan pasokan yang

mengakibatkan kelangkaan pupuk di daerah. Kekurangan pasokan pupuk di

daerah berakibat juga pada pengadaan stok di cabang di karenakan pengadaan

stok di daerah berasal dari jumlah total pengadaan stok gudang lini II dan lini III.

Untuk memenuhi permintaan yang tidak tentu selanjutnya maka gudang

dengan sisa 200 kg tersebut secepat mungkin harus ditambah dengan cara

melakukan permintaan sebelumnya ke gudang cabang untuk mengatasi

permintaan order yang akan datang untuk menghindari kekurangan pasokan

pupuk. Selain itu waktu pengiriman yang tidak tentu juga menjadi penyebab

keterlambatan pasokan pupuk yang berpengaruh pada kondisi di daerah dan

ekspeditur akan mempunyai sisa pasokan yang belum di kirim, hal ini akan

menimbulkan antrian armada truk di dalam gudang yang berakibat tingginya

biaya pengiriman yang timbul.

3.2.3 Dokumen Flow Pembuatan Laporan

Distributor melakukan pemesanan pupuk yang berasal dari gudang lini II

dan lini III. Apabila jumlah permintaan tinggi dari distributor dan gudang

mengalami kekurangan stok, maka bagian gudang akan membuat surat

(47)
[image:47.595.265.395.85.319.2]

Gambar 3.3. Dokumen Flow Pembuatan Laporan

Selain itu pimpinan akan membuat laporan kondisi stok yang ada di

gudang lini II dan lini III. Dengan analisis permasalahan yang ada maka perlu

dibuat solusi untuk mempermudah proses bisnis di atas dalam hal ini proses

pengadaan dengan tujuan agar semua pihak yang terkait dalam proses pengadaan

bisa memantau dan memonitor ketersediaan stok di cabang dan daerah.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini mengambil model ERP dimana ERP ini adalah sistem untuk

mengembangkan manajemen pengelolaan meliputi konsumen dan pemasok

internal. Konsep ERP ini kemudian berkembang terus hingga meliputi konsumen

(48)
[image:48.595.102.523.88.475.2]

34

Gambar 3.4 Skema ERP Sistem Informasi Monitoring

Model ERP digunakan dalam penelitian ini dengan mengimplementasikan

bagian proses DRP yaitu paket warehouse management di inventory management

untuk monitoring stok. Data-data dan informasi yang mendukung untuk

monitoring stok didapatkan dari basis data pergudangan yang telah ada dari sistem

bagian gudang dan distribusi. Diharapkan sistem ini dapat memberikan informasi

tentang stok pupuk yang ada di pusat dan di daerah jawa timur agar distribusi stok

dapat tersedia tepat waktu dan sesuai kebutuhan.

Secara garis besar, proses monitoring pendistribusian stok pupuk dapat

(49)

start

Input data pengadaan

stok

Cek stok gudang lini III

Stok pupuk lini III penuh?

Konfiramsi stok di lini III penuh

Mutasi stok gudang lini III

Informasi monitoring stok

gudang lini III

end N

[image:49.595.88.506.77.495.2]

Y Masuk stock sisa

Gambar 3.5 Bagan alur proses pengadaan stok pupuk di gudang daerah (lini III)

Alur proses di atas menjelaskan jalannya proses pengadaan stok dari

gudang cabang ke gudang daerah dimana lini II sebagai gudang cabang yaitu

gudang pusat Surabaya dan lini III sebagai gudang daerah yang mencakup

wilayah jawa timur. Informasi stok sebelumnya diperoleh dari proses pengadaan

(50)
[image:50.595.92.505.73.518.2]

36

Gambar 3.6. Bagan alur proses pengadaan stok pupuk di gudang cabang (lini II)

Alur proses di atas menjelaskan jalannya proses pengadaan stok di gudang

pusat yaitu di daerah Surabaya (lini II) sebelum melakukan pendistribusian pupuk

ke gudang daerah (lini III).

Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik, jika didukung oleh

seperangkat aplikasi dan infrastruktur komputer baik software dan hardware

sehingga pengelolaan data dan informasi dapat dilakukan dengan mudah dan

terintegrasi. Peranan perangkat teknologi dalam konsep ERP selain sebagai

(51)

tambah berupa perampingan proses, penyederhanaan proses, integrasi, dan

otomasi proses.

Gambar 3.7. sistem flow proses ERP

Paket sistem ERP biasanya terdiri atas sekumpulan modul-modul yang

dapat mendukung berbagai fungsi dan proses pada perusahaan. Modul-modul

ERP dirancang untuk mendukung proses ini dengan cara mengintegrasikan data

pada setiap tahapan proses tersebut. Selain itu sebuah sistem ERP idealnya

mampu memenuhi dukungan atas proses-proses bisnis utama dan proses

pendukungnya. Konsep ERP dapat dilihat pada gambar 3.7 di bawah ini

Modul-modul pada paket sistem ERP biasanya dirancang untuk

terintegrasi satu sama lain, meskipun pada implementasinya perusahaan boleh

memilih mengimplementasikan beberapa modul saja sesuai keperluan perusahaan.

(52)

38

dimana konsep ini masuk dalam ERP dan hanya dipakai beberapa modul yaitu

warehouse management ( inventory handling, inventory reporting, inventory

analisis), inventory management.

Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengembangan sistem

ERP yaitu sistem meliputi proses dari pengiriman pusat produksi ke kantor cabang

dan meliputi proses pendistribusian stock hingga sampai ke konsumen, sehingga

membangun sebuah rantai pasok (supply chain).

3.3.1 Sistem flow proses pengadaan barang dari pusat

Pada system flow subsistem pengadaan barang dari pusat, pertama-tama

bagian gudang menerima data pengadaan barang dari kantor pusat. Data tersebut

berisi jenis pupuk, jumlah pengadaan, nama kapal, nama pelabuhan tujuan.

Bagian gudang akan memvalidasi data yang masuk dan mengisi form data pupuk,

data kapal yang berasal dari dokumen yang di bawa oleh kapal, kemudian

menyimpan data tersebut dalam tabel kapal, tabel pupuk, dan tabel

kategori_pupuk. Data tersebut menjadi master data dalam sistem monitoring stock

pupuk. Data master ini nanti digunakan untuk proses pengadaan dari gudang

pelabuhan ke gudang lini II dan lini III. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

(53)

Gambar 3.8. Sistem flow pengadaan stok dari pusat

3.3.2 Sistem flow proses monitoring

Sistem pengadaan barang ke gudang lini II dimulai dari pengecekan data

(54)

40

Sistem flow proses Monitoring

penjualan sistem monitroing Y N N B Kategori pupuk Simpan data permintaan spap Simpan data

muatan stock lini III

Lap. SPAP lini III pupuk

Gudang lini II overload ?

pupuk

Gudang lini III overload ?

Buat lap. DO Detail pengadaan gudang A Simpan DO pengadaan Lap. SPAP lini II Lap. Monitoring stock H Buat lap.sisa pupuk Pemuatan & pembongkaran selesai? Simpan Data pengadaan pengiriman Lap.monitor ing sisa pupuk A Data DO

Buat surat perintah angkut lini II Cek stock lini II C

Lap. SPAP lini III

Buat lap. SPAP pemasukan lini III data SPAP

muatan stok lini II & III H Lap.monitor ing sisa pupuk Sisa Pusat Lap. SPAP lini II

Buat lap. SPAP pemasukan lini II

Simpan data pupuk sisa

Simpan data muatan stock lini II

Buat surat perintah angkut lini III

Lap. Monitoring

stock Cek stock lini III

Permintaan_spap

B Data pupuk sisa

laporan kondisi & prediksi stok A K D G L E I J distributor DO Detail DO Sisa cabang Y kapal Input data stock

pusat

Simpan stock pusat Cek stock pusat

Pengadaan pusat Gudang pusat penuh ? Y N Pengadaan pusat Perhitungan prediksi stock tahun depan Ramal stock simpan prediksi Stock pengadaan per bulan prediksi F Buat surat

rampung muat & bongkar

Y

Rampung bongkar

Buat surat jalan Surat jalan Data pengadaan Rampung muat C N Simpan data permintaan Permintaan_do ekspeditur B

Gambar 3.9. Sistem flow proses Monitoring

Pengecekan data yang dilakukan adalah pengecekan jumlah pupuk yang

akan di distribusikan ke masing2 gudang lini II. Bagian gudang mengisi form

pengadaan gudang ke lini II berdasarkan surat perintah angkut pupuk (SPAP).

Sebelum melakukan pengangkutan pupuk, sistem akan melakukan pengecekan

(55)

gudang tidak penuh makan sistem akan membuat Form perintah angkut. Form

perintah angkut ke lini II secara garis besar berisi jumlah stok yang akan di

distribusi ke gudang lini II. Form perintah angkut akan mengakses tabel gudang

untuk menentukan lokasi gudang yang akan mau di isi stock baru. Sistem

pengadaan gudang lini III secara garis besar sama dengan gudang lini II. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Sistem delivery order dilakukan jika distributor melakukan pemesanan

pupuk. Form delivery order diisi oleh bagian gudang. form delivery order akan

melakukan pengecekan stok pupuk pada bagian gudang berdasarkan wilayah

distributor dengan mengakses tabel SPAP dan detail_SPAP. Selain itu form ini

membaca tabel master pupuk, gudang untuk membaca data pupuk dan gudang.

Form delivery order akan mengakses tabel distributor untuk membaca data

distributor. Form DO secara garis besar berisi jumlah pemesanan yang dipesan

oleh distributor, wilayah distributor.

3.3.3 Sistem flow proses monitoring laporan

Pada sistem pembuatan laporan bagian gudang membuat laporan

monitoring kondisi pengadaan gudang lini II dan lini III, laporan pengadaan

barang dari pusat, laporan pemesenan yang dilakukan oleh distributor, laporan

sisa pupuk yang ada di gudang. Laporan monitoring pengadaan gudang lini II dan

III didapat dari proses form perintah angkut yang berasal dari tabel SPAP dan

detail_SPAP. Laporan ini menampilkan informasi jumlah stock, jenis pupuk,

status stock, informasi gudang, status pengangkutan yang dilakukan oleh

(56)

42

datang dari pusat, informa

Gambar

Gambar 2.3. Skema PHP (Abdul Kadir)
Gambar 2.4. Skema webserver Apache (Dodit Suprianto)
Gambar 3.1. Dokumen flow  proses pengiriman dokumen kantor pusat dan cabang
Gambar 3.2. Dokumen Flow proses distribusi stock pupuk
+7

Referensi

Dokumen terkait