i
EVALUASI KINERJA SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015
(Studi Kasus Bagian Protokol Kabupaten Bantul Tahun 2015)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
Al Hikmatu Layla Hasanah 20120520140
ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan Judul :
EVALUASI KINERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015
(Studi Kasus Bagian Protokol Kabupaten Bantul) Oleh :
AL HIKMATU LAYLA HASANAH
20120520140
Telah dipertahankan dan disahkan di depan tim penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammdiyah Yogyakarta Pada :
Hari/Tanggal : Sabtu/ 10 Desember 2016 Tempat : Ruang Sidang Dekanat Jam : 08.00 WIB
SUSUNAN TIM PENGUJI
KETUA
Dr. Dyah Mutiarin, M.Si
Penguji I Penguji II
Drs. Muchammad Zaenuri, M.Si. Dra. Atik Septi Winarsih, M.Si.
Mengetahui
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya
Nama : Al Hikmatu Layla Hasanah
Nomor Mahasiswa : 20120520140
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Evaluasi Kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul (studi kasus Bagian Protokol Kabupaten Bantul) Tahun 2015”
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya
yang pernah ditulis orang lain kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil
sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang
lazim. Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, hal tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta, November 2016
Penulis
Al Hikmatu Layla Hasanah
iv MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri sendiri”
(Q.S Ar Ra’du)
“Mulailah segala sesuatu dari diri kita sendiri, kenali diri kita,
dan takhlukan diri kita, cintai diri kita, percaya pada diri kita, yakinlah bahwa setiap orang telah mempunyai porsinya sendiri
dalam kehidupan, BERBAHAGIALAH dan selamat menebvar manfaat bagi umat”
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sujud syukur kehadirat Illahi yang telah memberikan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa terima kasih karya sederhana ini kupersembahkan kepada :
Bapak Al Hadirun mimpi besar itu sedikit lagi
tercapai, sekarang sudah waktunya meluruskan pinggang yang berapa tahun ini belum bisa diluruskan, menyeruput kopi di pagi hari sambil memberi pesan semangat akademik yang disampaikan lewat telpon genggam ibu.
Ibu Wardilah terimakasih sudah menyeduhkan
kehangatan di keluarga ini, nikmatnya kopi yang ibu seduhkan untuk bapak, senikmat ibu memberikan manis nya rasa sayang kepada putra putri yang berjuang menata mimpi.
Ilham Mubarok, Maula Asfiya Hasani yang selalu
menjadi penyemangatku,
Keluarga Besar Lampung dan Purbalingga yang selalu
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Swt,
Yang telah melimpahkan rahmat dan anugrah-Nya yang tidak pernah putus,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Evaluasi Kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul (studi kasus Bagian Protokol
Kabupaten Bantul) Tahun 2015” diajukan untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik pada program Studi Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.
Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya
kepada :
1. Prof. Dr. Bambang cipto, MA selaku Rektor Universitasv Muhammdiyah
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan studi dengan banyak
kemudahan dan secara langsung maupun tidak, memberikan dorongan
untuk menulis skripsi.
2. Ali Muhammad, S.IP, MA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammdiyah Yogyaakarta, yang telah
memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan sehingga penulis dapat
melaksanakan penelitian dan menuliskan hasilnya menjadi sebuah skripsi.
3. Dr. Titin Purwaningsih, S.IP.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu
vii
memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan sehingga penulis dapat
melakukan penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Dyah Mutiarin, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang telah berkenan
merelakan waktu, tenaga, motivasi, dan ilmunya guna memberikan
bimbingan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan staff pengajar Jurusan Ilmu Pemerintahan. Terimakasih
atas ilmu dan ajaran yang telah disampaikan pada penulis.
6. Seluruh staff akademika Universitas Muhammdiyah Yogyakarta yang
telah membantu selama ini. Terimakasih.
7. Teruntuk kedua orang tua penulis Bapak Al Hadirun dan Ibu Wardilah
yang telah menjadi orang tua yang paling hebat dan tangguh, yang selalu
memberikan kasih sayang, motivasi, nasehat, serta memberikan dukungan
secara moril dan materil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Adikku tersayang Ilham Mubarok, Maula Asfiya Hasani yang selalu
menjadi penyemangat dalam penulisan skripsi ini.
9. Teruntuk saudara sepenanggungan beda emakbapak dan kita disatukan
dengan keNGAPAKAN khas kita Rofa, Izza, Atik, Ayu, Vivi kalian luar
biasaa tiada tandingannya, trimakasih semangat dan dukungan moril
maupun materil selama hampir 5 tahun ini.
10. Saudaraku “KOPI LIAR INDONESIA” kalian bertahan bersama dinginya ketinggian dan terpaan angin, semua dilewati dengan erat nya tangan kita
viii
angin diketinggian. Trimakasih sudah mengajariku banyak hal tentang
alam !
11.Buat semua tawa dan sedih yang datang kemudian pergi, butuh waktu
untuk lebih bijak kembali. Trimakasih sudah menjadi raja yang menemani
bertahta di kerajaan hati ku.
12.Teman-teman Ilmu Pemerintahan 2012 yang tercatat 250 orang, kalian
dimana sekarang ?? masih dibumi atau aku yang di mars kenapa sepi ??
13.Otong family masih bernyawa kah kalian? Riri yang ninggalin kita duluan
sukses neng, kuy ah emak gue eko semangat kerja di passion lo gue doain
yang terbaik buat lo jangan ninggalin kewajiban kerjain skripsi lu mak !
lukman, fais, pade jangan diem ditempat ajaa, cabe lo bisinisin ! skripsi
kerjain ! buat kur yang lagi melanglangbuana sukses terus , RINDU
OTONG’S FAMS !!
14.Temen setia gue Aziz, Hangga sumpah terharu gue punya kawan macam
kalian ! Cuma kalian yang bisa bikin gue jadi orang jujur sejujurnya ! ask
you know lah yeay akhirnya doa gue terkabul lulus bareng kalian, mau
foto pake toga bareng kalian!!
15.Kawan seperjuangan skripsi Ranu, dirlham, , juwita, ozi ,trimakasih untuk
saling menyuplai semangat setiap waktu.
16.Kombi, nando, bang gimbal, aoi, bang wan, mang anet, bang bou, cakle,
dimas, akib, wahyu, trimakasih telah menampung keluhkesah ku setiap
ix
17.Ika, Arbi, Iben trimakasih sudah menyediakan tempat, waktu, wifi,
candatawa, kalian pokoknya ANU em gak bisa diungkapin
18.Teman-teman KKN kelompok 70, terimakasih atas kebersamaan,
kekompakan, dan kerjasamanya selama kegiatan.
19.Teman-teman PIMNAS 28 !! terimakasih atas kebersamaan, kekompakan,
dan kerjasamanya selama di Sulawesi.
20.Bagian Protokol Kabupaten Bantul terima kasih atas informasi dan data
yang telah diberikan guna penulisan skripsi ini.
21.Terimakasih untuk informan-informan yang sudah memberikan banyak
informasi untuk penulisan skripsi ini.
22.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balsan
dari Allah Swt. Penulis hanyalah seorang manusia biasa yang tidak luput
dari kesalahan, maka penulis mohon maaf jika terjadi kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Yogyakarta, 27 November 2016
Penulis
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERNYATAAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
MOTTO... iv
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Kerangka Dasar Teori... 6
1. Evaluasi Kinerja... 6
2. Organisasi... 16
3. Protokol... 19
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Evaluasi Kinerja... 21
F. Definisi Konseptual... 24
G. Definisi Operasional... 25
H. Metode Penelitian... 27
1. Jenis Penelitian... 27
2. Jenis dan Sumber Data... 28
3. Teknik Pengumpulan Data... 30
4. Unit Analisis... 32
5. Lokasi Penelitian... 32
6. Teknik Analisis Data... 32
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Bantul... 34
1. Kondisi Geografis... 34
2. Visi dan Misi Kabupaten Bantul... 35
B. Gambaran Umum Bagian Protokol Kabupaten Bantul... 36
1. Struktur dan Organisasi Bagian Protokol ... 36
2. Visi dan Misi Bagian Protokol ... 37
BAB III PEMBAHASAN 1. Produktifitas... 46
2. Kualitas Layanan... 54
3. Responsibilitas... 58
xi
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Bagian Protokol... 76
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan... 81 B. Saran... 82
xii
DAFTAR TABEL
1.1. Data Primer... 29
1.2. Data Sekunder... 29
2.1. Batas Wilayah Kabupaten Bantul... 34
2.2. Data Struktur Kepegawaian Bagian Protokol... 43
2.3. Jumlah Pegawai Bagian Protokol Berdasarkan Pangkat dan Golongan. 44 2.4. Komposisi Pegawai Bagian Protokol Berdasarkan Pendidikan... 45
3.1. Realisasi Capaian Kinerja... 56
3.2. Prosentase Realisasi Anggaran... 59
3.3. Capaian Pelayanan Kedinasan... 64
3.4. Tujuan, Sasaran,strategi dan kebijakan dari visi dan misi Bagian Protokol Kabupaten Bantul... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
2.1. Struktur Organisasi Bagian Protokol... 37
3.1. Peringatan Hari Jadi Kabupaten Bantul yang ke 184... 49
3.2. Acara Serah Terima Jabatan Bupati Bantul Tahun 2010/2015... 50
3.3. Penerimaan Studi Banding dari Kabupaten Bombana... 51
3.4. Diklat Kabupaten Musi Rawas... 54
xiv SINOPSIS
Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Sejalan dengan sistem pemerintahan saat ini, Protokol pemerintahan dituntut untuk merubah paradigma dalam setiap penyelenggaraan sistem maupun kegiatan pemerintahan. Protokol berperan penting dalam penyelenggaraan good
governance, demikian juga halnya dengan Pemerintah Kabupaten Bantul. Berhasil
ataupun tidaknya kegiatan yang dilaksanakan, pada akhirnya akan mengacu pada sasaran utamanya tadi. Seringkali baik bagi instansi maupun perusahaan mengabaikan evaluasi pada setiap kegiatan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan pegawai Bagian Protokol Kabupaten Bantul.Hasil penelitian dilakukan melaluli 6 aspek yaitu pelaksanaan tugas keprotokolan, pencapaian tugas keprotokolan, produktifitas, kualitas layanan, responsibilitas, akuntabilitas.
Secara keseluruhan dari semua aspek tersebut kinerja Bagian Protokol Kabupaten Bantul sudah baik dan sesuai target meskipun pada proses pelaksanaan disetiap kegiatan masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki lagi. Tetapi berdasarkan aspek-aspek tersebut yang mempunyai pengaruh paling besar adalah pelaksanaan dan pencapaian tugas keprotokolan, dari aspek tersebut dapat diketahui hasil dari kinerja Bagian Protokol itu sendiri. Untuk aspek produktivitas dan akuntabilitas diketahui bahwa hasilnya sudah baik. Yang perlu ditingkatkan yaitu aspek kualitas pelayanan dan aspek responsibilitas. Kendala-kendala yang mempengaruhi kinerja Bagian Protokol Kabupaten Bantul diantaranya kurangnya personil atau pegawai, sarana dan prasarana serta keterbatasan anggaran. Berdasarkan faktor-faktor tersebut faktor yang paling berpengaruh cukup besar dalam peningkatan kinerja yaitu faktor personil atau pegawai.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa kinerja pada Bagian Protokol Kabupaten Bantul secara umum dapat dikatakan sudah baik sesuai dengan target dan secara keseluruhan dapat disimpulkan berada pada level “baik”. Namun terdapat beberapa kekurangan pada beberapa aspek yang perlu dibenahi. Saran dari penulis agar Bagian Protokol Bantul meningkatkan kualitas dan kreatifitas pegawai sehingga Bagian Protokol Kabupaten Bantul bisa lebih baik dalam mengurusi kegiatan-kegiatan di tingkat kabupaten dan perlunya peningkatan fasilitas sarana dan prasarana dari Pemerintah Kabupaten Bantul agar memenuhi kebutuhan Bagian Protokol Bantul untuk melaksanakan kegiatan yang dilakukan oleh Bagian Protokol.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Bangsa
Indonesia telah memulai proses perubahan mendasar dalam kehidupan ketatanegaraan
yang akan mempengaruhi segala dimensi kehidupan bangsa, baik dimensi politik,
ekonomi, sosial maupun budaya. Dalam konteks organisasi publik, penilaian kinerja
organisasi merupakan suatu hal yang penting, karena dengan adanya penilaian kinerja
maka akan diketahui tingkat pencapaian hasil yang telah dicapai, atau akan diketahui
seberapa jauh pelaksanaan tugas-tugas yang dapat dilaksanakan.
Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya
sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu ditempuh usaha-usaha melalui perbaikan
kinerja organisasi dan kinerja pegawai aparatur, baik melalui kepemimpinan dari atasan
langsung maupun pelaksanaan dari para staf yang ada didalam bagian itu sendiri, agar
segala dampak negatif dari kegiatan pengelolaan pemerintahan dapat dihindarkan serta
dampak positifnya dapat ditingkatkan.
Sejalan dengan sistem pemerintahan saat ini, Protokol pemerintahan dituntut
untuk merubah paradigma dalam setiap penyelenggaraan sistem maupun kegiatan
pemerintahan. Protokol berperan penting dalam penyelenggaraan good governance.
Esensi dari good governance adalah peningkatan kinerja organisasi melalui supervisi
atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap
pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang
berlaku.1
Untuk itu pemerintah telah mengatur dalam Undang-Undang Dasar dan
peraturan pemerintah. Dalam hubungan dengan tugas-tugasnya protokoler telah diatur
pada Undang-Undang No.9 tahun 2010 tentang keprotokolan dan lebih spesifik telah
dikaji pada peraturan pemerintah (PP) No.62 Tahun 1990 tentang ketentuan tata
tempat, tata upacara dan tata penghormatan.
Berdasarkan peraturan Bupati Bantul Nomor 86 Tahun 2007 tentang rincian
tugas, fungsi dan tata kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Bagian Protokol
mempunyai tugas untuk mengumpulkan, mengolah data dan informasi,
menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang
berhubungan dengan tugas keprotokolan, pelayanan dan pemberian dukungan
pelaksanaan tugas Bupati, Wakil Bupati, Sekretariat Daerah dan Asisten Sekretaris
Daerah.
Menyelenggarakan kegiatan keprotokolan, pelayanan dan pemberian dukungan
pelaksanaan tugas Bupati, Wakil Bupati, Sekretariat Daerah dan Asisten Sekretaris
Daerah. Mengingat bahwa tugas Bagian Protokol Bantul sangat penting dalam
penyelenggaraan segala macam kegiatan keprotokolan, oleh karena itu, dibutuhkan
kinerja yang baik dari seluruh pegawai Pemerintah Kabupaten Bantul.
Demikian juga halnya dengan Pemerintah Kabupaten Bantul yang
mengorganisir pertemuan dengan masyarakat yang melibatkan pejabat pemerintahan
serta mengorganisir kunjungan-kunjungan pejabat itu menggunakan tertib protokol
yang disebut sebagai protokoler. Protokoler yaitu kegiatan instansi, organisasi atau
masyarakat umum yang berinteraksi pada satu tata cara tertentu agar kegiatan berjalan
dengan tertib dan lancar.
Pemerintah Kabupaten Bantul sendiri telah membuat ketentuan penerimaan
pelayanan terhadap tamu atau peserta kunjungan kerja atau studi banding dari mitra
pemerintah Kabupaten Bantul2. Pada tahun 2015 kunjungan kerja atau studi banding di
Kabupaten Bantul sebanyak 200 kunjungan kerja (termasuk kunjungan kedalam
maupun keluar), kunjungan kerja ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya
dikarenakan di Kabupaten Bantul sendiri membatasi kunjungan yaitu kunjungan kerja
dapat dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis.
Tugas protokol sendiri berupa pengkondisian setiap acara, mengatur pelayanan
umum, Tata Upacara, Tata Letak, akomodasi serta menjadi penghubung Pemerintah
Daerah dengan Pemerintah Pusat dan Luar Negeri. Kinerja protokol dapat
meningkatkan pembentukan citra dari sebuah organisasi atau pemerintahan.
Petugas protokol selain harus cekatan dalam berkoordinasi dengan pihak
internal, juga harus cakap dalam menjalin komunikasi dengan pihak luar. Pada
prinsipnya protokol juga mengatur hubungan antar manusia, sehingga perilaku petugas
protokol harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku dalam hubungan antar
manusia dalam berkomunikasi.3. Saat ini telah banyak penelitian yang berfokus dalam
mengkaji sistem perencanaan dan juga implementasi program keprotokolan.
Penelitian mengenai evaluasi kinerja oleh Bagian Protokol Kabupaten Bantul
menjadi sangat menarik, karena masih sangat sedikit jumlah penelitian mengenai
evaluasi kinerja khususnya Bagian Protokol Kabupaten Bantul. Evaluasi dapat
menentukan bagaimana hasil kerja yang sesuai atau tidaknya dengan sasaran yang
diharapkan dan seberapa jauh efisiensi dari tim yang mengerjakan kegiatan tersebut.
Berhasil ataupun tidaknya kegiatan yang dilaksanakan, pada akhirnya akan
mengacu pada sasaran utamanya tadi. Seringkali baik bagi instansi maupun perusahaan
2
Surat Edaran nomor : 090/00407/protokol tentang ketentuan penerimaan kunjungan kerja atau studi banding di Kabupaten Bantul
mengabaikan evaluasi pada setiap kegiatan. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan,
peneliti tertarik untuk mengevaluasi bagaimana kinerja Bagian Protokol Kabupaten
Bantul. Penelitian ini akan berdasar pada kompetensi dari Peraturan Bupati Bantul
Nomor 86 Tahun 2007 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Bantul.
Mengingat dalam menjalankan tugas sebagai bagian protokol secara praktis
pemerintah Kabupaten Bantul masih terdapat ketimpangan kinerja, hal tersebut
disebabkan minimnya sumber daya manusia, sehingga terjadi tumpang tindih antara
satu pegawai dengan beberapa tugas sekaligus. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode kualitatif melaluli pendekatan studi kasus dengan jenis penelitian
evaluative deskritif. Penelitian ini mengevaluasi bagaimana kinerja Bagian Protokol
Kabupaten Bantul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang t elah dikemukakan, maka dapat dijabarkan
rumusan masalahnya yaitu “Bagaimana Kinerja Bagian Protokol Pemerintah
Kabupaten Bantul Tahun 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
Mengevaluasi kinerja Bagian Protokol Kaabupaten Bantul apakah sudah sesuai
dengan indikator kompetensi Protokol Kabupaten Bantul.
D. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah referensi
perkembangan Ilmu Pemerintahan di bidang Protokol, lebih spesifiknya adalah
dalam kajian penelitian evaluasi Protokol.
b) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi kinerja Bagian Protokol
Kabupaten Bantul dan Bagian Protokol pemerintahan lainnya.
E. Kerangka Teori
Kerangka dasar teori merupakan bagian yang terdiri dari uraian yang
menjelaskan variabel-variabel dan hubungan-hubungan antara variabel berdasarkan
konsep definisi tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan dasar-dasar teori sebagai
pedoman penelitian ini, sebagai berikut :
1. Evaluasi Kinerja
Evaluasi menurut Hanif Nurcholis adalah proses yang mendasarkan diri
pada disiplin ketat dan tahapan waktu. Oleh karena itu, kita harus 1) membuat
sebuah skema umum penilaian dan 2) membuat seperangkat instrumen yang
meliputi parameter dan indikator4. Pengertian kinerja menurut Prawirisentono yang
dikutip kembali oleh Lijan Poltak Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan Good
Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Sinambela adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok
pegawai dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab
masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.5
Kinerja yang meningkat secara sederhana dapat dilihat dan diukur dari
kenyataan pemerintah yang (mampu) berbuat secara tepat sesuai kebutuhan,
4
Hanif Nurcholis, Teori dan PraktikPemerintahan dan Otonomi Daerah (Jakarta: PT.Gramedia Widiarsana, Indonesia 2005),169
5
responsif, efektif, dan efesien serta bertanggungjawab mulai dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi6. Menurut Shaw (1999) yang diikuti
kembali oleh Edy Suandi Hamid, pengukuran dan evaluasi kinerja merupakan
sentral pengendalian dalam organisasi dan sangat berarti untuk menjawab
pertanyaan seperti apa yang terjadi, mengapa hal itu terjadi, apakah hal tersebut
berlanjut, dan apa yang seharusnya dilakukan untuk itu7.
Evaluasi Kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian danpelaksanaan
tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan
atau organisasi sesuain dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih
dahulu. Evaluasi Kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan
imbalan atau penghargaan kepada pekerja.
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan
tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat
pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi
keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran dan
tujuan dapat tercapai. Hasil evaluasi kinerja dapat dimanfaatkan untuk banyak
penggunaan.
Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena
dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
misinya. Untuk organisasi pelayanan publik, informasi mengenai kinerja tentu
sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh
organisasi itu memenuhi harapan dan memuaskan penggunna jasa. Dengan
6
Chaidir, Op. cit., hal.89 7
melakukan penilaian terhadap kinerja maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa
dilakukan secara lebih terarah dan sistematis.8
Penilaian kinerja birokrasi tidak cukup hanya dilakukan dengan
menggunakan indikator-indikator yang melekat pada birokrasi itu seperti efisiensi
dan efektifitas, tetapi harus dilihat juga dari indikator-indikator yang melekat pada
pngguna jasa, akuntabilitas, dan responvitas. Dalam pelayanan oleh birokrasi
publik, penggunaan pelayanan oleh publik sering tidak ada hubungannya sama
sekali dengan kepuasannya terhadap pelayanan.9
Kesulitan lain dalam menilai kinerja birokrasi muncul karena tujuan dan
misi birokrasi seringkali bukan hanya sangat kabur, tetapi juga bersifat
multidimensial. Kenyataanya bahwa birokrasi memiliki stakeholders yang banyak
dan memiliki kepentingan yang sering berbenturan satu dengan yang lainnya
membuat birokrasi mengalami kesulitan untuk merumuskan misi yang jelas.
Akibatnya, ukuran kinerja organisasi publik dimata para stakeholders juga
berbeda-beda. Namun, ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk
mengukur kinerja birokrasi publik, menurut Agus Dwiyanto (2008) yaitu sebagai
berikut:
a. Produktifitas
Konsep produktifitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio
antara input dan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan
kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan satu
ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukan seberapa besar
8
Agus Dwiyanto.dkk, Reormasi Birokrasi Publik di Indonesia, (Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada, 2002), hal.45
9
playanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu
indikator kinerja yang penting.
b. Kualitas Layanan
Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting
dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan
negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena
ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari
organisasi publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat
sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan masyarakat
seringkali secara mudah dan murah. Informasi mengenai kepuasan terhadap
kualitas pelayanan seringkali dapat diperoleh dari media massa atau diskusi
publik. Akibat akses terhadap informasi mengenai kepuasan masyarakat
terhadap kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa menjadi satu ukuran
kinerja organisasi publik yang mudah dan murah dipergunakan. Kepuasan
masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.
c. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kepuasan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, danmengembangkan
program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat. Secara singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan
antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat.
Responsivitas dimasukan sebagai salah satu indikator kinerja karena
responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik
masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukan dengan ketidakselarasan
antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas mennjukan
kegagalan organisasi publik. Organisasi yang memilki responsivitasrendak
dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.
d. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi
publik itu dilaksanakan sesuai dengan prisipi-prinsip administrasi yang bnar
atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit.
Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan
responsivitas.
e. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan
kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh
rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih
oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan
rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk
melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten
dengan kehendak masyarakat banyak.
Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa melihat dari ukuran internal
yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti
pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal,
seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan
dianggap benar sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam
masyarakat.10
Kumorotomo (2004) menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan
pedoman dalam menilai kinerja organisasi pelayanan publik, antara lain, adalah
sebagai berikut:
a. Efisiensi
Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang kkeberhasilan organisasi
pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi
serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomi. Apabila diterapkan
secara objektif, kriteria seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas
merupakan kriteria efisiensi yang sangat relevan.
b. Efektivitas
Apakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut
tercapai? Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi,
tujuan organisasi, serta fungsi agen pembangunan.
c. Keadilan
Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang
diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat kaitannya
dengan konsep ketercukupan atau kepantasan. Keduanya mempersoalkan
apakah tingakat efektivitas tertentu, kebutuhan dan nilai-nilai dalam
masyarakat dapat terpenuhi. Isu-isu yang menyangkut pemerataan
pembangunan, layanan kepada kelompok pinggiran dan sebagainya, akan
mampu dijawab melalui kriteria ini.
d. Daya Tanggap
10
Berlainan dengan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta,
organisasi pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap Negara atau
pemerintah akan kebutuhan vital masyarakat. Oleh sebab itu, kriteria
organisasi tersebut secara keseluruhan harus dapat dipertanggungjawabkan
secara transparan demi memenuhi kriteria daya tanggap ini.11
Menurut Ivancevish dalam Surya Dharma (2005) evaluasi kinerja
merupakan sistem formal yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai
secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Evaluasi kinerja mempunyai
tujuan antara lain sebagai berikut:
a. Pengembangan
Dapat digunakan untuk menentukan pegawai yang ditraining dan
membantu evaluasi hasil training dan juga dapat membantu pelaksanaan
konseling antara atasan dan bawahan sehingga dapat dicapai usaha-usaha
pemecahan masalah yang dihadapi pegawai.
b. Pemberian Reward
Dapat digunakan untuk proses penentuan kenaikan gaji, insentif dan
promosi. Berbagai organisasi juga menggunakan untuk memberhentikan
pegawai.
c. Motivasi
Dapat digunakan untuk memotivasi pegawai, mengembangkan inisiatif,
rasa tanggung jawab sehingga mereka terdorong untuk meningkatkan
kinerjanya.
d. Perencanaan SDM
11
Dapat bermanfaat bagi pengembangan keahlian dan keterampilan serta
perencanaan SDM.
e. Kompensasi
Dapat memberikan informasi yang digunakan untuk menentukan apa
yang harus diberikan kepada pegawai yang berkinerja tinggi atau rendah dan
bagaimana prinsip pemberian kompensasi yang adil.
f. Komunikasi
Evaluasi merupakan dasar untuk komunikasi yang berkelanjutan antara
atasan dan bawahan menyangkut kinerja pegawai12
Evaluasi kinerja merupakan saran untuk memperbaiki mereka yang tidak
melakukan tugasnya dengan baik didalam organisasi. Untuk itu sangat tergantung
dari pelaksanaanya, yaitu para karyawannya agar mereka mencapai sasaran dan
kinerja yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam corporate planning-nya.
Hal ini berarti bahwa kita harus dapat memimpin orang-orang dalam
melaksanakan kegiatan dan membina mereka sama pentingnya dan sama
berharganya dengan kegiatan organisasi. Jadi fokusnya adalah kepada kegiatan
bagaimana usaha untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Untuk mencapai itu perlu diubah cara bekerja
sama dan bagaimana melihat atau memimpin kinerja itu sendiri. Dengan demikian,
pimpinan dan karyawan yang bertanggung jawab langsung dalam pelaksanaan
evaluasi kinerja harus pula dievaluasi secara periodik.13
12
Dyah mutiarin & Arif Zaenudin, Op.cit, hlm.80-81 13
Berdasarkan dari beberapa kerangka teori dalam evaluasi ini kinerja yang
peneliti paparkan di atas, peneliti lebih mengutamakan teori Agus Dwiyanto dkk,
teori tersebut meliputi produktivitas, kualitas layanan, responsivitas,
responsibilitas, akuntabilitas dalam mengukur kinerja organisasi publik hal ini
dikarenakan teori yang dipaparkan oleh Agus Dwiyanto dkk, dianggap lebih
mampu mempermudah peneliti dalam mengukur suatu kinerja organisasi publik,
selain itu juga dengan teori tersebut memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah
satu indikator kinerja yang penting, kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter
untuk menilai kinerja organisasi publik, kemapuan organisasi publik dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat, mampu mewakili apresiasi dan kepentingan
masyarakat.
2. Organisasi
Hal pertama yang kita perlukan dalam studi organisasi adalah definisi
eksplisit tentang apa yang dimaksud dengan sesuatu organisasi. James L. Gibson
c.s (1985), menyatakan bahwa14:
“organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan
masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan
oleh individu-individu yang bertindak secara sendiri”
Organisasi-organisasi dicirikan oleh perilaku yang diarahkan oleh
pencapaian tujuan. Mereka mengupayakan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang
dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Hal itu melalui
tindakan-tindakan serta kelompok-kelompok secara terpadu.
14
Menurut Herbert G.Hicks (1972) menyajikan rumusan berikut untuk
sebuah organisasi :
a. Sebuah organisasi senantiasa mencakup sejumlah orang.
b. Orang-orang tersebut terlibat satu sama lain dengan satu atau lain cara,
maksudnya mereka semua berinteraksi.
c. Interaksi tersebut selalu dapat diatur diterangkan dengan jenis struktur tertentu.
d. Masing-masing orang didalam sesuatu organisasi memiliki sasaran pribadi
beberapa di antaranya merupakan alasan bagi tindakan-tindakan yang
dilakukannya. Ia mengekspektasi bahwa keterlibatannya di dalam organisasi
tersebut akan membantunya mencapai sasaran-sasarannya.
Sedangkan organisasi menurut Winardi (2003) sebagai berikut : “Sebuah
organisasi merupakan sebuah system yang terdiri dari aneka macam elemen atau
Subsistem, diantara mana subsistem manusia mungkin merupakan subsistem
terpenting, dan dimana terlihat bahwa masing-masing subsistem saling
berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan”.
Perlu dikemukakan catatan tambahan sebagai berikut :
a. Sinergi antara subsistem-subsistem yang ada dalam suatu organisasi, akan
menyebabkan pencapaian sasaran lebih berhasil.
b. Walaupun dikatakan bahwa sebuah organisasi merupakan sistem, tidak
selalu setiap sistem merupakan sebuah organisasi.
c. Apabila kita berbicara tentang perilaku keorganisasian (organizational
behavior), maka yang dimaksud adalah perilaku manusia sebagai
berinteraksi dengan kelompok lainnya didalam organisasi yang
bersangkutan.
Menurut Mathis dan Jackson (2011) organisasi merupakan suatu kesatuan
sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola
tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya
masing-masing, sebagai suatu kesatuan yang memiliki tujuan tertentu dan mempunyai
batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan15.
Sedangakan menurut Dimmock (2010) Organisasi adalah perpaduan secara
sistematis bagian-bagian yang saling bergantung atau berkaitan untuk membentuk
suatu keesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinsi dan pengawasan dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan16.
3. Protokol
Kata protokol adalah istilah yang amat populer di tengah masyarakat mulai
dari tingkat kelompok organisasi kecil sampai besar. Dalam Zulkarnaen Nasution
(2006:157) asal kata “Keprotokolan” berasal dari bahasa yunani “protos” dan
“colla” artinya perekat yang pertama. Secara umum protokol adalah suatu tata
aturan tentang cara menerima dan menetapkan tamu resmi. Pengertian protokol
juga di artikan sebagai sebuah laporan resmi mengenai apa yang menjadi dan yang
dikejakan, serta tambahan dalam suatu perjanjian yang telah diusahakan atau
upacara tentang pertemuan dari wakil-wakil berbagai negara17.
15
Rernawan, Erni 2011, Organization culture, budaya organisasi dalam perspektif ekonomi dan bisnis, Bandung , Alfabeta, hlm 15
16
Khaerul Umam , Perilaku Organisasi, Tahun 2010, CV. Pustaka Setia, halaman 22 s.d 23 17
Lebih lanjut lagi keprotokolan dalam arti sempit yakni aturan baku yang
menyangkut penyelanggaraan acara-acara resmi (pemerintah) atau cara
memberlakukan pejabat pemerintah dalam aktivitas kedinasan dan cara
diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat umum.
Protokol menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987
ialah “serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi
aturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan terhadap
seseorang dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam Negara, pemerintah atau
masyarakat.”18
Kaitannya dengan arti resmi protokol, maka terlahir peristilahan yakni
“kedudukan protokoler hak protokoler, protokol Indonesia dan keprotokolan”,
yang masing-masing memiliki pengertian yang berbeda, namun dalam satu
kesatuan. Definisi Kedudukan Protokoler berdasarkan pasal 1 ayat (6) Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 adalah “kedudukan yang diberikan kepada
seseorang untuk mendapatkan penghormatan, perlakuan dan tata tempat dalam
acara resmi atau pertemuan resmi”.19
Definisi Hak Protokoler menurut Penjelasan Pasal 12 ayat (1) huruf f, Pasal
28 huruf g, Pasal 49 huruf e, Pasal 64 huruf g dan Pasal 80 huruf g Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2003 adalah “Hak anggota MPR, DPR, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan
jabatannya dalam acara kenegaraan atau acara resmi maupun dalam melaksanakan
tugasnya”.
18
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol 19
Kemudian yang dimaksud dengan Protokoler adalah suatu julukan yang
bersifat filosofi terhadap seseorang yang menerima hak protokoler serta
melaksanakan ketentuan keprotokolan sebagaimana mestinya juga julukan
terhadap sesuatu kegiatan yang mengaplikasikan ketentuan-ketentuan dalam
keprotokolan yang meliputi aturan mengenai tata tempat , tata upacara, tata
penghormatan dan tata pakaian.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Evaluasi Kinerja Lembaga
Orang saat ini mulai menyadari bahwa sebuah perusahaan, institusi,
asosiasi atau apapun namanya adalah sebaik orang-orang yang ada didalamnya.
Mereka sangat menekankan ciri-ciri pribadi dalam menyelesaikan dan
mengembangkan staf. Akan tetapi, hal ini bukan berarti tanpa tantangan,
setidak-tidaknya tantangan itu mungkin berupa kesenjangan (yang signifikan) didalam
pengalaman, pengetahuan, sikap, ketrampilan, aspirasi, perilaku, atau
kepemimpinan yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan yang semakin
menumpuk.20
Ketidak sungguhan ditempat kerja merupakan sebuah endemik. Endemik
ini menyebabkan perusahaan besar dan kecil di seluruh dunia harus mengeluarkan
biaya tambahan, tidak terselesainya tugas-tugas penting, dan menyebarkan
ketidakpuasan pelanggan. Sebagian orang melakukan pekerjaan karena mereka
menikmati dan menyukainya. Orang akan bekerja lebih keras dan lebih baik ketika
mereka tau bahwa mereka diperlakukan sebagai manusia dan ketika mereka
melakukan pekerjaan yang menarik dan menantang.
20
Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak/besar
mereka memberi kontribusi organisasi. Dengan kata lain, keberlangsungan atau
majunya suatu organisasi amat ditentukan oleh kinerja karyawan. Kerap kali
karyawan bekerja kurang optimal, sehingga menghasilkan kinerja yang kurang
memuaskan, yang pada akhirnya menimbulkan masalah kinerja dalam organisasi.
Banyak sekali tanda yang menunjukan masalah kinerja dalam organisasi, beberapa
diantaranya:
a. Tidak terpenuhinya standar kinerja
b. Tenggat waktu yang tidak tepat
c. Pengorganisasian yang buruk
d. Banyak kemangkiran
e. Banyak keterlambtan
f. Banyak keluhan pelanggan dan lain-lain21
Coacing Eksekutif (hubungan antara coach dan karyawan) mempunyai
banyak manfaat, yang diantaranya adalah :
a. Mengatasi masalah kinerja
b. Membangun kinerja karyawan
c. Meningkatkan produktifitas
d. Menyiapkan bawahan yang dapat dipromosikan
e. Memperbaiki ikatan
f. Memperkuat budaya kerja positif.22
Suatu organisasi yang tidak memiliki sumber daya manusia (SDM)
berkualitas atau tidak kompeten akan menuai kegagalan dalam mencapai visi dan
21
Ibid hlm.5 22
misi yang telah ditetapkan. Kendatipun telah memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas, tetapi tanpa pengelolaan secara optimal tentu kontribusi terhadap
organisasi akan jauh dari harapan. SDM merupakan salah satu faktor yang sangat
menetukan bagi keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan,
baik pada organisasi publik maupun private.23
Pergeseran dalam memandang SDM telah terjadi dalam kurun waktu
beberapa tahun. Pada awalnya, SDM tak lebih dari faktor produksi yang lain,
sementara kini sumber daya manusia dipandang sebagai faktor strategis dan sangat
menentukan dalam merealisasikan visi dan misi organisasi dibandingkan dengan
faktor yang lain. Pergesrean itu menimbulkan konsekuensi perubahan atau
pergeseran dalam perspektif pemikiran maupun praktik pengelolaan SDM, baik
itu dilingkungan organisasi publik maupun organisasi bisnis.24
Peranan manajemen SDM akan sangat menetukan terhadap keberhasilan
atau kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan. Suatu organisasi apabila peranan
manajemen sumber daya manusianya tidak optimal, kontribusi pegawai terhadap
keberhasilan organisasinya juga tidak akan optimal.
Walaupun potensi SDM yang dimiliki organisasi sangat berkualitas, tetapi
apabila tidak ada pemberdayaan secara optimal, kontribusi terhadap pencapian
tujuan organisasi jauh dari harapan. Oleh karenanya, kelembagaan atau unit
organisasi menjadi sangat penting bagi keberlangsungan organisasi.25
F. Definisi Konseptual
23
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetisi SDM Teori, DimensiPengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm 3.
24
Ibid hlm.21 25
Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang terpenting sebagai usaha untuk
menjelaskan mengenai pembatasan pengertian antara konsep satu dengan yang lainnya.
Adapun pengertian yang ingin dijabarkan dalam definisi konsepsional ini adalah :
1. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja adalah pengukuran dan penilaian terhadap kinerja suatu
organisasi atau lembaga, dengan menggunakan indikator dalam pengukurannya.
2. Organisasi
Organisasi adalah alat saling berhubungan dari satuan-satuan kerja yang
memberikannya kepada orang yang ditempatkannya didalam struktur kekuasaan
atau kewenangan sehingga pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah atasan
kepada bawahan yang menjangkau dari puncak sampai kebawah dari seluruh badan
usaha.
3. Protokol
Protokol adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi
yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan
terhadap seseorang dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam Negara,
pemerintah atau masyarakat.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Evaluasi Kinerja Lembaga
Faktor-faktor yang mempengaruhi Evaluasi Kinerja Bagian Protokol Setda
Kabupaten Bantul merupakan faktor pendukung dan faktor penghambat proses
evaluasi kinerja yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal pada evaluasi
kinerja Bagian protokol terkait.
Pengertian definisi operasional menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi
adalah sebagai berikut:
“Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana
mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional itu semacam petunjuk
pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel”.26
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini, yakni Kinerja Bagian Protokol
Setda Kabupaten Bantul Tahun 2015, untuk mengetahui kinerja yang dilakukan instansi
/lembaga ada beberapa ukuran kinerja yaitu sebagai berikut:
1. Evaluasi Kinerja Bagian Protokol :
a. Produktifitas
1) Program dan kegiatan
b. Kualitas Layanan
1) Bentuk Pelayanan
2) Ketrampilan Pegawai
c. Responsibilitas
1) Hasil program dan kegiatan
d. Akuntabilitas
1) Acuan Pelayanan dan Komunikasi
2) Bentuk Pertanggungjawaban
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bagian Protokol Kabupaten Bantul yaitu
:
a. Faktor Sumber Daya Manusia
b. Faktor Sarana dan Prasarana
H. Metode Penelitian
26
Seperti lazimnya suatu kegiatan penelitian pada umumnya. Dalam suatu penelitian,
metodologi sangat berperan dalam menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian,
dikarenakan metodologi merupakan arah yang menuntun peneliti dalam berfikir. Sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Winarno, Surachman dalam pengantarnya tentang
Teknik Research bahwasannya metedologi sebagai tuntunan berfikir yang sistematis agar
dapat mempertanggung jawabkan secara ilmiah27.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskritif
kualitatif yang bertujuan untuk penggambaran terhadap objek atau variabel yang
diteliti, baik fenomena –fenomena yang ada dalam kenyataan, maupun faktor-faktor apa saja yang mendorong atas perilaku manusia untuk mencapai tujuannya. Metode
deskritif sebagai suatu prosedurpemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan dan melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang,
lembaga,kelompok/masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya.28
Secara tidak langsung pengertian diatas mengisyaratkan bahwa penelitian
kualitatif didasarkan pada kemauan alamiah, menggunakan metode alamiah serta
pandangan yang obyektif berdasar pada kenyataan yang sebenarnya terjadi.
Penelitian ini sendiri, penulis berupaya untuk mengetahui bagaimana evaluasi
kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul khususnya Bagian Protokol untuk
mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada.
2. Jenis dan Sumber Data
27
Winarno Surachman, Suatu Pengantar Dasar dan Teknik Research, Bandung, CV Tarsito, hlm 39 28
Data adalah segala keterangan atau informasi segala hal yang berkaitan dengan
tujuan penelitian29. Sedangkan sumber data menurut Lofland dalam penelitian
kualitatif sumber data adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah tambahan
seperti dokumen dan hal lainnya30. Selain itu dalam penelitian kualitatif ini, penulis
menggunakan data utama atau data primer dan untuk mendukung kevalidan data dari
penelitian maka digunakan pula data pendukung atau data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti atau
(petugas-petugasnya) dari sumber pertama31. Data ini diperoleh langsung dari
sumber/informan dengan hasil wawancara yang berupa keterangan-keterangan
pihak-pihak yang terkait yang sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang ada
dalam penelitian ini.
Tabel 1.1
Data Primer
Data Primer Sumber
Wawancara Pegawai Bagian Protokol Kabupaten
Bantul
Observasi Data Temuan Lapangan
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi atau
perorangan yang didapatkan dari pihak lain mengumpulkan dan
mengelolanya32. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah
peraturan perundang-undangan, literatur-literatur, dan dokumen-dokumen yang
29
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1987 hlm 221 30
Lexy. J. Moleong. Ibid. Hlm 5 31
Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2001 hlm 39 32
dikeluarkan oleh pemerintah yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
diteliti.
Tabel 1.2
Data Sekunder
Data Sekunder Sumber
Dokumentasi
- Peraturan Bupati Bantul Nomor 86 Tahun 2007 - Lakip
- Renstra SKPD terkait - Renja SKPD terkait
3. Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerja merupakan alat untuk menilai kesuksesan dalam organisasi.
Dalam konteks organisasi sektor publik, kesuksesan dapat digunakan untuk
mendapatkan legitimasi dan dukungan publik.33
Berikut ini merupakan hal yang menjadi manfaat dari penilaian terhadap
kinerja:
a. Menilai kualitas, kuantitas, dan efisiensi pelayanan.
b. Memotivasi birokrasi pelaksana.
c. Memonitor para kontraktor
d. Melakukan penyesuain anggaran.
e. Mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan masyarakat yang
dilayani.
f. Menuntut perbaikan dalam pelayanan publik.
4. Teknik Pengumpulan Data
33
Mahmudi, 2007, Manajemen Kinerja Sektor Publik,Yogyakarta, UPPSTIM YKPM,hal 12,ed.Susanti,
Teknik pengumpulan data dan informasi dalam menyelesaikan proposal ini
adalah :
a. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada narasumber melalui tanya
jawab yang dikerjakan secara sistematis dan terstruktur. Dalam penelitian
ini penulis kemudian melakukan tanya-jawab dengan responden terkait
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini. Narasumber yang
kiranya akan dimintai keterangan dalam penelitian ini adalah Kepala Bagian
Protokol Setda Kabupaten Bantul, kemudian para staff Bagian Protokol agar
mendapatkan data secara obyektif, tidak ambigu dan sekiranya dapat
memberikan pernyataan yang valid.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah merupakan teknik yang digunakan dan mencari
data mengenai hal-hal atau catatan-catatan, buku-buku, surat kabar, prasasti,
kajian kurikulum dan sebagainya34. Upaya dokumentasi yang dikumpulkan
penulis sendiri antara lain penulis mengumpulkan beberapa data yang
diperoleh melalui dokumentasi baik berupa laporan, catatan-catatan yang
dimilki Kasubbag Protokol Setda Kabupaten Bantul sehingga dapat
dimanfaatkan guna memperoleh serta melengkapai data-data yang lain demi
kesempurnaan penelitian.
c. Observasi
34
Observasi menurut nasution adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui pengamatan langsung atau observasi35.
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung atau
peninjauan cermat dilapangan atau lokasi penelitian. Penulis mengunjungi
Kantor Bagian Protokol Setda Kabupaten Bantul yang terletak di Jl. RW
Monginsidi No.1 Bantul.
5. Unit Analisis
Untuk mengetahui tentang Kinerja Bagian Protokol Setda Kabupaten
Bantul penelitian ini membutuhkan informasi sebagai pendukung dalam
memperoleh data. Adapun unit analisis penelitian ini adalah Kepala Bagian
Protokol Setda Kabupaten Bantul dan Organisasi Bagian Protokol
6. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil adalah Bagian Protokol Setda Kabupaten
Bantul.
7. Teknik Analisis Data
Mengingat dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan
adalah deskritif kualitatif maka data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak
dianalisis menggunakan angka-angka, tetapi melainkan data yang diperoleh
akan diklasifikasikan atau dikategorikan dan kemudian dideskripsikan, serta
kemudian diinterpretasikan sesuai dengan tujuan dan kepentingan penelitian.
Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisis
data yang bersifat tersistematisasi yang mengenai faktor-faktor atau
berhubungan dengan keadaan yang sedang diselidiki tanpa menggunakan
35
hitungan statistik. Artinya setelah memperoleh data baru kemudian ditafsirkan
atau dianalisis36.
Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisis
berdasarkan data yang bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi data yang terus-menerus
sehingga dapat ditarik kesimpulan37.
Kemudian yang mengenai faktor-faktor atau berhubungan dengan
keadaan yang sedang diselidiki tanpa menggunakan hitungan statistik. Selain itu
data yang diperoleh juga dianalisis menggunakan teori evaluasi kinerja untuk
mengetahui hasil analisis yang lebih mendalam.
36
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1989),hlm.56 37
BAB II
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Bantul
1. Kondisi Geografis
Secara administratif, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai
lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah
Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul dilihat dari titik koordinatnya, terletak antara
07°44’04”-08°00’27” Lintang Selatan dan 110°12’34”-110°31’08” Bujur Timur.
Untuk lebih memperjelas letak geografis Kabupaten Bantul diantara
Kabupaten/Kota di DIY, berikut adalah table letak geografis yang menunjukan
Kabupaten Bantul :
Tabel 2.1
Batas Wilayah Kabupaten Bantul Arah Mata Angin Perbatasan Wilayah/daerah
Utara
Berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman
Selatan
Berbatasan dengan Samudra Indonesia
Timur
Berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul
Barat
Berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo
2. Visi dan Misi Kabupaten Bantul
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan Kabupaten Bantul ditetapkan visi
daerah, yaitu: "BANTUL PROJOTAMANSARI SEJAHTERA,
DEMOKRATIS, DAN AGAMIS".
b. Misi
Misi merupakan pernyataan tentang tujuan operasional organisasi (Pemerintah)
yang diwujudkan dalam produk dan pelayanan, sehingga dapat mengikuti irama
perubahan zaman bagi pihak-pihak yang berkepentingan bagi masa mendatang.
Sebagai penjabaran dari Visi yang ditetapkan diatas, pernyataan misi
mencerminkan tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk pencapaian
Visi tersebut. Dengan adanya pernyataan Misi organisasi, maka akan dapat
dijelaskan mengapa organisasi eksis dan apa maknanya pada masa yang akan
datang.
Adapun MISI Kabupaten Bantul sesuai RPJMD tahun 2011 - 2015 adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola
pemerintahan yang empatik.
2) Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat,
cerdas, berakhlak mulia, dan berkepribadian Indonesia dengan
memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas
pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan berbasis pengembangan
ekonomi lokal, dan pemberdayaan masyarakat yang responsif gender.
4) Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana dengan
memperhatikan penataan ruang dan pelestarian lingkungan.
1. Struktur dan Organisasi Bagian Protokol
Bagian Protokol merupakan SKPD yang berada di bawah Sekretariat
Daerah dan merupakan bagian baru yang didirikan pada tahun 2009 berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi
Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan struktur
organisasi yang terdiri dari:
a. Kepala Bagian Protokol;
b. Sub. Bagian Tata Laksana Acara;
c. Sub. Bagian Administrasi Bupati dan Wakil Bupati;
d. Sub Bagian Adiministrasi Sekda dan Asisten.
Sedangkan bagan struktur organisasi Bagian Protokol adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bagian Protokol
Sekretaris Daerah
Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Asisten Administrasi Umum
Asisten Pemerintahan
Kepala Bagian Protokol
Kepala Sub.Bagian Tata Laksana Acara
Kepala Sub.Bagian Administrasi Bupati dan Wakil Bupati
Sumber : Renstra Bagian Protokol
2. Visi dan Misi Bagian Protokol Kabupaten Bantul
a. Visi
Untuk mendukung visi pembangunan Kabupaten Bantul yaitu “ Bantul Projo Tamansari Sejahtera, Demokratis, dan Agamis”. Bagian Protokol sebagai
bagian dari Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul mempunyai tugas pokok dan
fungsi memberikan pelayanan kepada Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah
dan asisten serta masyarakat maka rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan atau visinya adalah “ Mewujudkan
Profesionalisme menuju Pelayanan Prima dan Empatik”.
Rumusan visi tersebut dimaksudkan untuk menjadikan Bagian
Protokol sebagai lembaga yang mengedepankan profesionalisme kerja guna
menuju pelayanan prima dan empatik yang merupakan bagian dari tugas
sebagai aparatur dan pelayan masyarakat umumnya dengan tetap
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sejalan dengan misi pertama Kabupaten Bantul yaitu “Meningkatkan
kapasitas pemeritah daerah menuju tata kelola pemerintahan yang empatik”
maka untuk ikut mewujudkan visi tersebut Bagian Protokol memiliki misi
sebagai berikut :
1) Meningkatkan ketertiban pengelolaan administrasi dan pelaporan.
2) Meningkatkan kualitas pelayanan dengan meningkatkan kualitas SDM
serta sarana dan prasarana.
3) Meningkatkan pelayanan aparatur dan penerimaan kunjungan kunjungan
kerja pejabat Negara/ departemen / lembaga pemerintah non departemen /
luar negeri
4) Menjaga dan meningkatkan semangat persatuan, nasionalisme dan
patriotism.
c. Jenis-jenis Kegiatan Protokol
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik
yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan
dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber
daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output)
dalam bentuk barang/jasa. Selama 2011 s.d 2015 kegiatan di Bagian Protokol:
1) Penyediaan jasa surat menyurat
2) Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
3) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional
4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
6) Penyediaan Alat Tulis Kantor
7) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
8) Penyediaan Bahan Logistik Kantor
9) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
10)Penyediaan makanan dan minuman
11)Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah
12)Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional
13)Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya.
14)Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang keprotokolan
15)Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.
16)Penerimaan kunjungan kerja pejabat negara/ departemen/lembaga
pemerintah non departemen/ luar negeri
17)Peningkatan ketrampilan anggota korsik
18)Sosialisasi program kegiatan SKPD melalui media massa
Peningkatan dan pemupukan rasa nasionalisme kebangsaan.
d. Program
Program Bagian Protokol Tahun 2011 s.d 2015 tidak terlepas dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJM) Kabupaten Bantul, dan
program tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan Administrasi Perkantoran
2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemerintah
3) Peningkatan Disiplin Aparatur
4) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5) Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
7) Peningkatan kapasitas kinerja aparatur pemerintah
8) Kerjasama informasi dengan media massa
9) Pengembangan wawasan kebangsaan
e. Indikator Kinerja
Sebagai tolok ukur dan alat evaluasi tingkat keberhasilan pelaksanaan
program dan kegiatan di Bagian Protokol maka indikator kinerja ditetapkan
sebagai berikut :
1) Tersedianya kebutuhan untuk administrasi perkantoran
2) Terpenuhinya perlengkapan acara
3) Terpenuhinya bahan bacaan untuk karyawan
4) Tercapainya tertib administrasi keuangan
5) Tertib administrasi perizinan kendaraan
6) Terpeliharanya peralatan kerja
7) Terpenuhinya Alat Tulis Kantor
8) Tersedianya barang cetakan dan penggandaan
9) Tersedianya cindera mata untuk kunjungan tamu
10)Tersedianya jamuan rapat
11)Terlaksananya perjalanan dinas luar daerah
12)Terlaksananya perjalanan dinas dalam daerah
13)Terpeliharanya kendaraan dinas
14)Terpenuhinya pakaian dinas dan atributnya
15)Tersosialisasikannya undang-undang keprotokolan
16)Tersusunnya laporan capaian kinerja
17)Frekuensi penerimaan kunjungan kerja pejabat Negara/ departemen/
18)Terlaksanannya kegiatan peningkatan ketrampilan anggota korsik
19)Tersosialisasikannya program kegiatan Bagian Protokol
20)Terlaksanannya Upacara Hari-Hari Besar Nasional dan Daerah.
f. Susunan Kepegawaian
1) Komposisi Kepegawaian dalam struktur organisasi Bagian Protokol
Secara keseluruhan jumlah pegawai sampai Desember 2011 adalah 18
orang dengan komposisi pegawai menurut kedudukan dalam struktur
organisasi Bagian Protokol sebagai berikut:
Tabel 2.2
Data struktur kepegawaian Bagian Protokol sampai dengan Desember 2011
No Kedudukan / Jabatan Komposisi Pegawai
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Kepala Bagian Protokol 1 1
2. Kepala Sub Bagian Tata Laksana
Acara 1 1
Staf Pendukung PNS 1 6 7
3. Kepala Sub Bag Administrasi
Bupati dan Wakil Bupati 1 1
Staf Pendukung PNS 1 1 2
4. Kepala Sub Bag Administrasi
Sekda dan Asisten 1 1
5. Staf Pendukung PNS 4 1 5
Jumlah 18
Sumber : Renstra Bagian Protokol Kabupaten Bantul
2) Komposisi kepegawaian menurut pangkat dan golongan. Komposisi
dengan keberadaannya di dalam struktur organisasi digambarkan dalam
table berikut :
Tabel 2.3
Jumlah Pegawai BAgian Protokol berdasarkan Pangkat dan Golongan sampai
dengan Desember 2011
No Pangkat Gol Kepala
Bagian
Sub Bagian di Bagian Protokol Tata
Sumber : Renstra Bagian Protokol Kabupaten Bantul
3) Komposisi kepegawaian menurut tingkat pendidikan, Komposisi
pegawai Bagian Protokol berdasarkan tingkat pendidikan yang telah
ditempuh adalah sebagai berikut :
- Berpendidikan S-2 berjumlah
- Berpendidikan SMA atau sederajat sejumlah
- Berpendidikan SMP/ sederajat sejumlah
Tabel 2.4
Komposisi Pegawai Bagian Protokol berdasarkan Jenjang pendidikan sampai
dengan Desember 2011
No Tingkat
Pendidikan
Kepala Bagian
Sub Bagian di Bagian Protokol Tata
Laksana Acara
Administrasi Bupati &
Wabup
Admisnistrasi Sekda &
Asist 1. S – 2
1
2. S – 1 1 2 2 5
3. D3 2 1
4. SMA/ Sederajat 3 1
5. SMP/ Sederajat