• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak pengembangan kawasan tambak udang terhadap sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan masyarakat sekitar: studi kasus kawasan tambak udang PIR PT. CP Bahari Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak pengembangan kawasan tambak udang terhadap sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan masyarakat sekitar: studi kasus kawasan tambak udang PIR PT. CP Bahari Lampung"

Copied!
261
0
0

Teks penuh

(1)

DEDI YUGINTA. Dampak Pengembangan Kawasan Tambak Udaxlg terhadap Sosial, Ekonomi, Budaya dan Lingkungan M a s y d a t Sekitar (Studi Kasus Kawasan Tambak Udang PIR PT. CP. Bahari Lampung). Dibimbing oIeh BUNASOR.SAMM, JOKO PURWANTO (alm) dan ETTY RTANI.

Kegiatan rnanusia

di

bidang ekonomi dapat menimbulkan perubahan pada lingkungan, baik fisilr, =a, biologi maupun lkgkungan sosial ekonomi dan budaya yang akibatJlya dapat dirasakan manusia,

baik

berupa dampak bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif. Namun pada kenyabmya, damp& negatif seringkdi lebih dominau dibanding dampak positif atau adanya eksternalitas dari kegiatan ekonomi manusia terhadap lingkungmya. Kegiatan

p m b m m

serperti

pembukam lahim

p e m b t k m

&pat

menhbuIkstn p e r u b a b pada Iinghmgan, baik fisik, kimia, biologi maupun lingkwngan sosial, ekonomi

dm

budaya yang dampaknya akan dir;isakan. masyarakat secara langsung maupun tidak langsmg.

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui dan mengindentiiikasi damp& yang

ditimbulkan

dengan adanya kawasan tambak udang PIR PT.

CP

Bdmi

krhadap aspek sosial,

ekonomi,

buhya masyarakat

dan

kualitas

perairan sungai. Lokasi penelitian

di

Desa Cabang, Sidodadi

dan

Submg Jaya Kecamatan Bmdar Surabaya Kabupaten Larnpung Tengah, dilakukan pada bulan Agustus 2004 sampai dengan Desmber 2004. Metade penelitian mengunakan mefode deskriptif melalui pendekatan survei dengan objek rumah tangga yang telah menew selama lebih 9 tahm atau berusia telah 17 tahun

sebelum

adanya tambak dildcukan secara

random sampling. Data Primer berupa data tenaga

kerja

yang diserap oleh tambak udmg, tin@ p e n d i h masyarakat, kegiatzm dan pertemuan bersama warga, mata pencanian utama dan sampingan serta tingkat penghasjilan.ll)ata sekunder ydtu

M w

pmiratr

smgai

hat&stik wilayah

p3nelitim. m a data menggunakan uji proporsi (Chi-Square), uji t-test

dan

regresi M e r berganda

Hasil penelitian memplihatkan bahwa penyerapan tenaga

kexja

masyarakat sekitar tambak hanya sebesar 0,61 %

dari.

jufnlah tenaga kerja yang

ada

ditambak

udang

PT.

Cf.

Bahari yaitu (5390 orang). Hasil anaIisa statistik diketahui: (1) adauya perbedaan yang nyata terhadap tingkat pendidikm, sebelm admya tambak umumnya masyarakat b a p e n d i d i i sekolah dasar

(62,26%),

sesudah adanya tambak umumnya berpendidifran sekolah lanjutan (63,04%) dengan

nilai

chi-square sebesar 39,243; (2) kegiatan dm pertemuan h a m a menunjukkan pengarub yang nyata terhadap pen- fiekuensi, kegiatan bersama dari 90,24% menjadi 73,33%, sedangkan pertemwan mengalami penunman J,874; dari 87,80% menjadi 72,22%, t.fisrda*

iiiaa

dengan nilai chi-square sebesar 4,793

iiwa

..-fhw

y"mg

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DEDI YUGINTA. Dampak Pengembangan Kawasan Tambak Udaxlg terhadap Sosial, Ekonomi, Budaya dan Lingkungan M a s y d a t Sekitar (Studi Kasus Kawasan Tambak Udang PIR PT. CP. Bahari Lampung). Dibimbing oIeh BUNASOR.SAMM, JOKO PURWANTO (alm) dan ETTY RTANI.

Kegiatan rnanusia

di

bidang ekonomi dapat menimbulkan perubahan pada lingkungan, baik fisilr, =a, biologi maupun lkgkungan sosial ekonomi dan budaya yang akibatJlya dapat dirasakan manusia,

baik

berupa dampak bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif. Namun pada kenyabmya, damp& negatif seringkdi lebih dominau dibanding dampak positif atau adanya eksternalitas dari kegiatan ekonomi manusia terhadap lingkungmya. Kegiatan

p m b m m

serperti

pembukam lahim

p e m b t k m

&pat

menhbuIkstn p e r u b a b pada Iinghmgan, baik fisik, kimia, biologi maupun lingkwngan sosial, ekonomi

dm

budaya yang dampaknya akan dir;isakan. masyarakat secara langsung maupun tidak langsmg.

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui dan mengindentiiikasi damp& yang

ditimbulkan

dengan adanya kawasan tambak udang PIR PT.

CP

Bdmi

krhadap aspek sosial,

ekonomi,

buhya masyarakat

dan

kualitas

perairan sungai. Lokasi penelitian

di

Desa Cabang, Sidodadi

dan

Submg Jaya Kecamatan Bmdar Surabaya Kabupaten Larnpung Tengah, dilakukan pada bulan Agustus 2004 sampai dengan Desmber 2004. Metade penelitian mengunakan mefode deskriptif melalui pendekatan survei dengan objek rumah tangga yang telah menew selama lebih 9 tahm atau berusia telah 17 tahun

sebelum

adanya tambak dildcukan secara

random sampling. Data Primer berupa data tenaga

kerja

yang diserap oleh tambak udmg, tin@ p e n d i h masyarakat, kegiatzm dan pertemuan bersama warga, mata pencanian utama dan sampingan serta tingkat penghasjilan.ll)ata sekunder ydtu

M w

pmiratr

smgai

hat&stik wilayah

p3nelitim. m a data menggunakan uji proporsi (Chi-Square), uji t-test

dan

regresi M e r berganda

Hasil penelitian memplihatkan bahwa penyerapan tenaga

kexja

masyarakat sekitar tambak hanya sebesar 0,61 %

dari.

jufnlah tenaga kerja yang

ada

ditambak

udang

PT.

Cf.

Bahari yaitu (5390 orang). Hasil anaIisa statistik diketahui: (1) adauya perbedaan yang nyata terhadap tingkat pendidikm, sebelm admya tambak umumnya masyarakat b a p e n d i d i i sekolah dasar

(62,26%),

sesudah adanya tambak umumnya berpendidifran sekolah lanjutan (63,04%) dengan

nilai

chi-square sebesar 39,243; (2) kegiatan dm pertemuan h a m a menunjukkan pengarub yang nyata terhadap pen- fiekuensi, kegiatan bersama dari 90,24% menjadi 73,33%, sedangkan pertemwan mengalami penunman J,874; dari 87,80% menjadi 72,22%, t.fisrda*

iiiaa

dengan nilai chi-square sebesar 4,793

iiwa

..-fhw

y"mg

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)

Latar Belakang Masalah

Secara umum pembangunan memilii tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan warganya (Budiman,l995). Hakekatnya pembangunan adalah pembangunan Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia Dengan demikian pembangunan hams mencakup aspek kemajuan lahiriah, kemajuan batiniah dan keadilan sosial (Salim, 1986).

Sasaran yang harus diraih dalam proses pembmgunan (Todaro, 2002) adalah meningkatkan persediaan

dan

memperluas pemerataan kebutuhan hidup yang meliputi sandang, pangan, papan, kesehatan serta perlindungan. Meningkatnya taraf hidup, pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pendidikan, perhatian yang lebih besar terhadap nilai budaya manusiawi, sehingga mengangkat harga diri dan martabat individu maupun bangsa, memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosiai melalui pembebasan dari perbudakan,

kebodohan dan penderitaan manusia

Kegiatan manusia

di

bidang ekonomi dapat menirnbulkan perubahan pada lingkungan, baik fisik, kimia, biologi maupun lingkungan sosial ekonomi

dan

budaya yang akibatnya dapat dirasakan manusia, baik berupa dampak bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif. Namun pada kenyataannya, dampak negatif seringkali lebih dominan dibanding dampak positif atau adanya eksternalitas dari kegiatan ekonomi manusia terhadap lingkungannya Dampak negatif terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung dam yang berarti

akan

mengurangi kemampuan dam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia Lebih jauh dampaknya terhadap manusia

akan

menurunkan kualitas hidup manusia itu sendiri (Wardhana, 1995). Oleh karena itu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia, baik yang bersifat positif dan negatif terhadap Sigkungan perlu diperhatikan dan dicermati dengan sebaik-baiknya mulai dari awal kegiatan ekonomi tersebut dilakukan.
(141)

memperhatikan dan mencermati dampak dari suatu kegiatan ekonomi terhadap lingkungan fisik dan sosial masyai-akat. Kegiatan ekonomi selalu diharapkan dapat memunculkan dampak positif dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia yang lebih baik, dan meminimakin dampak negatifnya (eksternal cost).

Keberlanjutan pembangunan ekonomi ditentukan oleh keberlanjutan sistem sumberdaya dam, yang berfmgsi sebagai penopang sistem kehidupan. Oleh karena itu setiap upaya pemanfaatan sumberdaya alam nasional diletakkan dalam kerangka pengembangan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Pada konsep pembangunan berkelanjutan, mensyaratkan bahwa manfaat yang diperoleh daxi kegiatan pembangunan sumberdaya alam harus diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar kegiatan, terutama mereka yang ekonominya lemah guna menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri (Dahuri, et al. 1996).

Dewasa ini tolok ukur keberhasii pembangunan tidak hanya d i l i i t dari aspek produktif~tas ekonomi semata tetapi juga dari aspek keadilan sosial (pmerataan pendapatan dan faktor lingkungan). Konsep pembangunan inilah yang dikenal dengan strategi pembangunan berkelanjutau Menurut WCED (1987) pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, atau merupakan stmtegi pemanfaatan ekosistem alamiah sedemikian rupa, sehingga kapasitas fungsionalnya dapat memberi manfaat bagi kehidupan m a t manusia Secara garis besar, pembangunan berkelanjutan memiliki empat dimensi yaitu dimensi ekologis, dimensi sosial ekonomi dan budaya, dimensi hukum

dan

kefembagaan dan dimensi sosial politik.
(142)

kehannonisan spasial, mempunyai kapasitas asimilasi serta pemanfaatannya berkelanjutan.

Pada dimensi sosial ekonomi dan budaya, pembangunan berkelanjutan mensyaratkan adanya manfaat atau keuntungan dari kegiatan pemanfaatan sumberdaya dam dengan prioritas utamanya meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitarnya, terutama yang berpenghasilan rendah guna menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri. Hal

ini

dirnaksudkan untuk menghindari kesenjangan yang mencolok antara sikaya dan simiskin karena kesenjangan sosial dapat menimbulkan kerawanan dan dapat menghancurkan hasil pembangunan itu sendiri.

Dimemi hukum dan kelembagaan mensyaratkan agar pembangunan dapat berkelanjutan. Untuk itu

hal

yang hams dilakukan adalah mengimplementasikan

dan

menegakkan nilai dan sistem peraturan yang konsisten clan berwibawa, sehingga tidak terjadi kerusakan lingkungan. Selain dimensi tersebut, ha1 yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah dimensi sosial politik. Pada dimensi sosial politik, pembangunan berkelanjutan mempersyaratkan sistem dan suasana politik yang demokratis dan transparan.

Pencapaian tujuan pembangunan nasional yang tmkaitan dengan pembangunan daerab sangat penting dan sangat strategis, oleh karena itu pencapaian tujuan tersebut harus diselaraskan dengan program pembangunm di masing-masing daerah di s e l d Indonesia termasuk di Provinsi Lampung yang mempunyai luas wilayah 35.376 Km. Di Provinsi Lampung, pembangunan ekonominya bertumpu pada sektor pertanian dalam arti luas, yaitu perkebunan dan industri pengolahannya, tanaman pangan, peternakan dan akhir-akhir ini sektor perikanan, khususnya tambak udang yang berkembang dengan pesat di wilayah pantai dart pesisir Provinsi Lampung.

(143)

planktonuya cukup tinggi, sehingga kondisi tersebut sangat mendukung kehidupan udang dan hewan renik serta biota air lainnya yang hidup

di

dalamnya. Potensi lahan tambak di Lampung jumlahnya mencapai 112.486 Ha, namun yang baru terpakai hanya 34.040 Ha yang tersebar di pesisir timur sebesar 33.250 Ha dan di Teluk Lampung 751 Ha serta di Teluk Semangka 139 Ha (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, 2002).

Di Provinsi Lampung saat ini terdapat dua pe- pertambakan plasma inti rakyat (PIR) yang relatif besar yaitu PT. Dipasena Citra Dermaga (DCD) dan PT. Central Pertiwi Bahari (PT. CP. Bahari). Kedua perusahaan ini memproduksi udang windu dan udang putih. JumIah lahan tambak konsesi dua perusahaan ini s e h 39.000 Ha dan sudah diusahakan sebagai tambak sebesar 12.500 Ha (CRMP 1999). Selain kedua perusahaan tersebut, juga terdapat

tambak

rakyat yaitu

di

Kabupaten Tulang Bawang seluas 2000 ha dan di ~ a b u ~ a t e n Lampung T idengan luas 12.000 Ha (CRMP, 1999).

Tingkat produktivitas tambak udang di Lampung bervariasi mulai lebih dari 50 ton/km sampai 500 tonflan. Berdasarkan informasi tersebut menunjukkan bahwa Pantai Pesisir Lampung memil% prospek pengembangan

usaha

tambak udang yang potensial di masa yang akan datang, pemerintah daerah sangat terbuka dan mendukung kehadiran investor yang

akan

mengembangkan usaha tambak udang di Lampung. (CRMP, 1999).

Kawasau

tambak

udang PIR. PT. CP. Bahari telah berkembang menjadi pusat pertumbuban ekonomi baru di wilayah Pesisir T i u r Lampung. Ditinjau dari aspek pengembangan wilayah, kawasan ini telah mendorong berkembangnya sarana dan prasarana transpolzasi dan komunikasi antara daerah pusat perkotaan dan daerah yang terisolii di wilayah pantai timur, perkembangan atau perpindahan penduduk, berkembangnya daerah pemukiman dengan berbagai kelembagaan ekonomi masyarakat cukup pesat dan tumbuhnya berbagai sektor usaha kecil dan menengah serta berubahnya tradisi clan kualitas hidup serta sikap masyarakat setempat.
(144)

kesenjangan ekonomi sebagai akibat minimnya masyarakat yang bekerja di perusahaan. Selain ha1 tersebut pola kepemilikan dan penguasaan lahan sumberdaya dam yang telah lama dikuasai oleh masyarakat setempat, saat ini telah dikuasai oleh perusahaau sehingga masyarakat kehilangan sumber mata pencarian, padahal ganti rugi lahan juga kurang memadai, serta tidak meratanya distribusi pendapatan karena yang lebii banyak memperoleh kesempatan kerja dan berusaha j u s b penduduk pendatang. Kondisi

ini

terjadi karena keterampilan dan modal kerja mereka lebii tinggi, sehingga hanya penduduk setempat yang punya koneksi dan modal saja yang memperoleh kesempatan kerja dan be-

Hal

ini

sudah b m g tentu &pat menimbulkau kecemburuan sosial yang dapat menyebabkan terjadinya ko&

Minimnya pelaksanaan program pengembangan masyarakat (community development) berupa pelatihan yang sesuai dengan potensi masyarakat sekitarnya, juga menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mendapatkan keterampilan. Adanya pengembangan masyarakat

ini

dapat meningkatkan kesempatan berusaha dalam rangka meningkatkan sosial ekonomi keluarga serta minimnya bantuan- bantuan yang diberikan oleh perusahaan berupa fasilitas umum seperti sarana kesehatan, pendidikan, tempat olahraga dan tempat ibadah.
(145)

Perurnusan Masalah

Selayaknya pembangunan ekonomi, berkembangnya kawasan tambak udang PIR di T

i

Lampung telah menunjukkan berbagai dampaknya terhadap

wage

riibMw wil&y& diMmY& wk

S6Siat

ek orid& & bu&Y& teiha&P

masyarakat lokal sekitar kawasan tambak serta terhadap lingkungan. Dampak tersebut dapat bersiiat negatif (eksternal negahj) dan dampak positif. Berkaitan dengan

ha1

tersebut maka muncul pertanyaan penelitian: bagaimanakah dampak keberadaan kawasan tambak udang PIR PT. CP Bahari terhadap aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sekitar serta keadaan lingkungan yang diwakili oleh kualitas

perairan

sungai ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengindent5ka.4 dampak yang ditimbulkan dengan adanya kawasan tambak udang PIR

PT.

CP B M terhadap aspek sosial, ekonomi, budaya masyarakat dan kualitas perairan sungai.

Kegonaan Penetitian

1. Dapat membantu meningkatkan peranan perusahaan tambak udang PIR PT. CP Bahari dalam upaya meningkatkan kualitas sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar

serta

rnenjaga W t a s perairan sungai.

2. Dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat sekitar dalam rangka partisifasiiya mendorong PT. CP Bahari untuk berperan

aktif

dalam upaya membangun daerah kawasan sekitar.

3. Dapat mernberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam rangka pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.

4. Dapat menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya dalam bidang pengelolaan sumberdaya dam dan limgkungan, khususnya bidang sosial, ekonomi dan budaya bagi perkembangan iptek.

Ruang Lingkup Penelitian

(146)
(147)

TINJAUAN

PUSTAKA

Pembangunan dan Dampaknya

Pembangunan m e ~ p a k a n suatu upaya atau rangkaian usaha pertumbuhan dan pembahan yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modemitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building) (Soekirno, 1976). Aktivitas pembangunan sering pula menimbulkan efek yang tidak direncanakan yang terjadi bersumber

dari

diiensi sosial maupun fisik dan sexing dikenal dengan damp& negatif (Soemarwoto, 2001). Kondisi tersebut juga dikenal dengan istilah ekstemalitas negatif dari suatu kegiatan ekonomi. Dampak adalah suatu perubahan sebagai akibat suatu aktivitas. Dampak dapat bersifat biotik dan pula sosial, ekonomi dan budaya (Soemarwoto, 2001).

Menurut Zen (1999) Pembangunan atau pengembangan dalam arti development bukanlah suatu kondisi yang ditentukan oleh apa yang dirniliki manusianya, dalam hal ini penduduk setempat. Sebaliknya, pengembangan itu adalah kemampuan yang ditentukan oleh apa yang dapat mereka lakukan dengan apa yang mereka miliki, guna meningkatkan kualitas hidupnya dan juga W t a s orang lain. Berdasarkan

hal

tersebut maka pembangunan ha^^ diardkan sebagai keinginan untuk memperoleh perbaikan serta kemampuan untuk merealisasikannya.
(148)

peningkatan kualitas yang akan dicapai semakin dekat untuk dicapai. Namun dalam kenyataannya kualitas hidup manusia dan masyarakat yang hendak dicapai terasa masib sulit dijangkau untuk masyarakat secara urnurn, kalaupun

ada

kualitas hidup yang telah tercapai hanya terbatas kepada sebagian kecil kelompok masyarakat saja. Penomena ini terjadi karena adanya dampak

dari

kegiatan manusia dengan teknologinya terhadap lil~gkungan.

Pembangunan mempakan penomena yang kompleks dm membutuhkan interaksi antara dam, sosial, ekonomi dan faktor politik. Proses pembangunan sebenarnya &ah proses pembahan sosial budaya ( Kasiyanto 1984). Mengingat dampak pembangunan

ada

yang bersifat positif dan negatif, maka dampak negatif tersebut harus diwaspadai. Kita tidak dapat menghindari adanya pembangunan, tanpa pembangunan akan menimbulkan kondisi yang ambruk. Sehubungan dengan hal tersebut maka dampak negatif

harus

diperhitungkan dan diupayakan untuk ditekan seminimal mungkin. Efek sampingan yang berasal

dari

dimensi sosial seperti misalnya memudamya nilai sosial masyarakat, merosotnya kekuatan berbagai pengillat norma-norma sosial, sehingga menimbulkan prilaku menyimpang serta ketergantuogan masyarakat terhadap pihak lain sebagai sistem intervensi pembangunan yang kurang proporsional (Soetomo, 1995).

Pembangunan proyek sejak dalam perenmaan memang sudah bertujuan untuk meningkatkan sosial ekonomi, sehingga secara teoritis dampak setiap proyek baruslah bersiiat positif terhadap masyarakat lokal, nasional dan internasional. Namun sews empiris, menunjukkan bahwa proyek sering memberi dampak positif secara nasional dan tingkat provinsi namun dampak negatif terhadap masyarakat lokal. (Soeratmo, 2002).

(149)

liigkungan. 3). Proses pembangunan dan modemisasi yang meningkatkan penggunaan teknologi modern dan pola konsumsi. Dari ketiga kenyataan tersebut tampak bahwa proses pembangunan yang bertujuan mengusahakan perbaikan dari kondisi kehidupan, disisi lain juga mendatangkan kerawanan dari kelestarian lingkungan baik sosial maupun fisik. Untuk mengbindari proses kerusakan sumberdaya dam dan lingkungan hidup lebih lanjut

dan

untuk memungkinkan rehabilitasi sumber alam yang rusak, maka pengelolaan keseimbangan antara daya dukung lingkungan, jumlah penduduk harus dikembangkan (Haeruman 1978).

Menurut Budirnan (1995) tolok ukur pembangunan yang berhasil bukan pada tekanan tingkat produktivitas ekonomi saja, namun ada dua faktor yang

harus

ditambahkan yaitu faktor keadilan sosial (pemerataan pendapatan) dan faktor lingkungan, karena kedua faktor tersebut berkaitan erat berfimgsi untuk melestarikan lingkungan dan juga berkaitan dengan kelestarian pembangunau itu sendiri agar berlangsung term secara berkesinambungan (sustainable development).

Pembangunan berkelanjutan dapat tercapai jika pembangunan yang dilakukan bersifat ramah lingkungan yaitu pembangunan yang tidak merusak lingkungan hidup, pembangunan yang pro lingkungan. Karena lingkungan hidup melayani kepentingan semua anggota masyarakat, pembangunan mmah liigkungan berarti juga pembangunan pro sosial. Pembangunan ramah lingkungan bersifat berkelanjutan, baik dari segi lingkungan biogefisik-kimia maupun

dari

segi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat secara lebii adil. Yang dimaksud pembangunan yang lebih adil adalah adanya kesempatan yang sama bagi semua anggota masyarakat untuk mendapatkan pendapatan yang layak serta pembagian yang merata untuk menikmati maufaat pembangunan dan menanggung resiko yang sama terhadap lingkungan hidup.

Dampak Sosial, Ekonomi dan Budaya

(150)

keresahan sosial, sebagai akibat kurangnya pendekatan-pendekatan yang serasi dengan masyarakat sekitar proyek. Studi dampak sosial didasarkan pada pemikiran bahwa, masyarakat merupakan sub sistem didalam ekosistem. Perubahan salah satu sub sistem tentunya akan mempengaruhi yang lainnya (Hadi, 1995). Hal yang penting untuk dikaji

adalah

bagaimana ekosistem dapat berfungsi, saling terkait antar sub sistem, dampak apa yang akan tejadi dan berapa lama dampak itu akan berlangsung. Di dalam kehidupan masyarakat terdapat tiga sub sistem yang saling interaktif yaitu, sistem sosial, sistem ekonomi clan sistem fisik atau liagkungan f i s i i Secara grafis, sistem tersebut diilustrasikan oleh Hadi (1995) seperti pada Gambar 1.

Sitem Sosial dan Bndaya Kcpej

Gambar 1. Interaksi antara komponen ekosistem.(lou D'Arnore and Sheila Rittenber (1979) &lam Hadi (1995)

[image:150.602.95.506.308.601.2]
(151)

sangat tergantung, misalnya sumber air, menurunnya populasi ikan dan lain-lain; (5) pembahan yang berkaitan dengan fasilitas pub&, seperti digusumya tempat ibadah, sekolah, balai pertemuan dan sebagainya

Berdasarkan uraian di atas dapat disirnpullcan bahwa dampak sosial merupakan perubahan yang terjadi pada manusia dan masyarakat yang diakibatkan oleh aktifitas pembangunan. Menurut Hadi (1995) pembahan yang terjadi dapat meliputi beberapa aspek, antara lain :

1. Cara hidup (way of life), termasuk di dalamnya bagaimana manusia dan masyarakat itu hidup dan bekerja, berinteraksi satu dengan yang lainnya Cara hidup ini disebut sebagai

day

to

day

activities atau aktivitas keseharian.

2. Aspek budaya, t m a s u k didalamnya sistem nilai, norma dan kepercayaan, sebagaii contoh, dengan adanya suatu aktivitas pembangunan seperti indusbi menyebabkan irama kerja penduduk menjadi padat sehingga tidak lagi memiliki kesempatan untuk turut dalam kegiatan gotong royong yang sebelumnya rutin dilakukan.

3. Komunitas meliputi, struktur penduduk, kohesi sosial, stabilitas masyarakat, estetika, saraua dan prasarana yang diakui sebagai publik fasilitas oleh masyarakat yang bersangkutan.

Dalam praktiknya, kajian terhadap dampak sosial menghadapi berbagai permasalahan (Rachman, 1986). Pertama, adanya pengertian dan interelasi konsep sosial ganda (tidak merata). Kedua, istiiah sosi-gkungan sosial digunakan secara populer artinya setiap individu merasa tahu konsep sosial. Ketiga, adanya jarak objektif yang tidak jelas. Keernpat, tidak

ada

acuan (referensi) baku mutu teknis sebagai akibat dari adanya permasalahan ketiga Konsekuensi dari keempat permasalahan tersebut, maka mengakibatkan penelaahan dampak sosial tidak sampai pada penilaian dampak melainkan lebii merupak usaha memberikan informasi sosial.

Pada

akhirnya keserasian lingkungan sosial tidak dapat ditentukan secara baku.

Beberapa pakar dalam dan luar negeri membeiikan batasan kajian dampak sosial (Rachman, 1986), antara lain:

(152)

2. Dampak lingkungan sosial yang diakibatkan adanya dampak proyek terhadap pembahan lingkungan dam dan binaan.

3. Dampak lingkungan sosial yang disebabkan adanya dampak relokasi dari proyek

Sedangkan dampak ekonomi menurut Rachman (1986) merupakan perubahan dalam basis ekonomi akan mempengaruhi perubahan dalam non basic economic activities, suatu dampak ekonomi yang bersifat sekunder yang harus diperhitungkan. Kegiatan ekonomi non basis mencakup berbagai usaha ekonomi yang terkait secara tidak langsung dengan ekonomi disektor basis. Secara sederbana dapat dilihat pada contoh berikut ini, tumbuhnya suatu industri akan berdampak pada berkembangnya usaha dibidang transportasi pedesaan, usaha warung serta jasa perdagangan lainnnya di lokasi pmyek.

Carter (1977) menjelaskan bahwa faktor-faktor sosial

dan

ekonomi yang perlu mendapat perhatian serta mempunyai kaitan yang erat dengan dampak liigkungan antara lain

adalah

populasi, migrasi, distribusi penduduk, pola ekonomi, kesempatan kerja, pendapan pelayanan sosial dan kesehatan, p e n d i d i i dan berbagai pelayanan sosial lainnya seperti transportasi, sikap dan

cara

hidup, parawisata dan sarana rekreasi. Komponen-komponen sosial ekonomi yang selalu dianggap penting untuk diketahui, diantaranya

adalah: (1)

Pola perkembangan penduduk:

jumlah,

umur, perbandingan kelamin dan lain sebagainya; pola perkembangan perkembangan penduduk masa-masa lalu sampai sewperlu diketahui. (2) Pola perpin- pola perpindahan

ini

juga erat hubungannya dengan perkembangan penduduk, pola perpindahan yang perlu diketahui adalah pola perpindahan keluar dan masuk kesuatu daerah secara umum, sedrta pola perpindahan musiman dan tetap.
(153)

Dampak terhadap sosial dan budaya pada umumnya disebabkan adanya interaksi antara dua atau lebii masyarakat yang berbeda sistem sosial. Dimana masyarakat yang memilik sistem sosial yang komplek mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang sederhana dan sebaliknya (Rachman 1986). Selanjutnya dampak terhadap sosial budaya suatu masyarakat dapat digambarkan dari kemungkinan kemasukan sarana kepada sistem sosial. Apabila sarana datang

dari

sistem sosial, maka sistem sosial itu mengalami penyesuaian terhadap ekosistem mereka Demikian pula bila sarana &tang dari ekosistem maka dampaknya

akan

dirasakan

oleh sistem sosial. Hal ini terjadi untuk menjaga keseimbangan antara sistem sosial dan ekosistem agar senantiasa langgeng, biasanya dampak berkaitan erat dengan program pembangunan, dalam

hal

ini dampak dapat berkaitan dengan tujuan perbaikan lingkungan, pengamanan terhadap lingkungan dengan

cam

preventip clan kuratip (Tohir, 1985). Untuk mengetahui

dan

mengukur sampai sejauh mana dampak dari suatu pembangunan terhadap aspek sosial dibutuhkan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara terus menerus (Tohir, 1985). Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana program pembangunan telah dapat memberikan dampak yang berakibat pada keseimbangan sistem sosial dan ekosistem senantiasa lestari. Semdainya kelestarian tidak terjaga, maka program pembangunan tersebut perlu mendapatkan dan mengkaji faktor-faktor penyebabnya dan bempaya mengurangi tekanannya terhadap lingkungan sosial sehingga kelestariannya &pat tercapai.
(154)

Persepsi

Persepsi adalah proses penerimaan sejumlah sensasi melalui bekerjanya sistem syaraf, sehingga kita dapat mengenal dan menyusun suatu pola Proses ini terjadi sebagai hasil proses penerimaan informasi melalui penarikan kesimpulan atau pembentukan

arti

dari suatu kejadian saat itu, dikaitkan dengan k e s d i g a t a n untuk kejadian yang sama dimasa lalu (Bell, 1978)

Menurut Morgan (1986), persepsi mengacu kepada kata melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium. Dengan kata kain persepsi dapat didefiniikan sebagai apa yang dialami seseorang. Menurut Sarwono (1992) mengemukaan bahwa persepsi dapat dilihat dari dua pandangan yaitu pandangan konvensional dan pandangan ekologik. Menurut pandangan konvensional, jika sejumlah penginderaan disatukan dan dikoord'inasikan didalam pusat syaraf yang lebii tinggi (otak) sehiugga manusia bisa mengenali clan menilai objek-objek, dikaitkan dengan pengalaman dan ingatan masa lalu dan diberi malcna tertentu sehingga individu dapat mengenali hasil penginderaan tersebut. maka keadaan ini dinamakan persepsi. M e n d pandangan ekologik individu tidaklah menciptakan

makm-maha

dari

apa yang diinderakannya, karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan tersedia untuk organisme yang menyerapnya.

Berdasarkan uraian ternbut di atas nampak bahwa persepsi merupakan suatu proses dimana stimulus yang ditangkap melalui indera diberi makna sesuai dengan pengalaman yang dimiliki individu yang bersangkutan. K a n a aspek pengalaman sangat penting dalam memberikan makna, maka dengan pengalaman individu yang berbeda memungkhkan adanya perkdaan persepsi walaupun objek yang diindera memiliki sifat yang sama.

(155)

Pencemaran pel-airan sungai

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, pencemaran air adalah masuknya atau dirnasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas

air

turun

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

air

tidak

dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Anonimous, 2001). Berdamrkau pengertian ini, masalah pencemaran

air

terkait dengan tiga hal penting, yaitu: (1) unsur yang masuk atau dimasukkm ke dalarn

air,

(2) kualitas dan atau p e n m a n kualitas

air,

mta (3) pemntukkan air.

Menurut Harsanto (1995)

air

dikatakan tercemar jika mengalami

hal-hal

berikut: (a)

air

mengandung

zat,

energi dan atau komponen lain yang dapat merubah fungsi

air

sesuai penmtukkannya, atau disebut parameter pencemaran; (b) kandungau parameter pencemaran di dalam

air

telah melampaui batas toleransi tertentu atau disebut baku mutu hingga menimbulkan gangguan terhadap pemanfaatannya Dengan kata lain

air

tidak sesuai dengan peruntukannya

Perairan sungai apabila menerima bahan-bahan asing dari luar

dapat

menyebabkan kmubalmya k u a l h air, sehhgga hidrobiota yang hidup didalmya mengalami gangguan, maka sungai tersebut dikatakan tercemar. Pada sungai yang besar dengan arus

air

yang deras, sejumlah kecil bahan pencemar akan mengalami pengenceran sehingga tingkat pencemaran menjadi sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan konsumsi oksigen terlarut yang dipe~lukan oleh kehidupan

air

dan biodegradasi akan cepat diperbarui. Tetapi, proses pengenceran, degradasi dan nondegradasi pada arus sungai yang lambat

tidak

dapat menghilangkan polusi lirnbah oleh proses penjernihau alamiah (Darmono, 2001).
(156)

pencemaran perairan sungai, yang akhirnya akan bermuara ke lautan, menyebabkan pencemaran pantai dan laut sekitamya.

Sungai dinyatakan tercemar apabila sifat fisik, kimia dan biologinya mengalami pembahan. Menuntt Warhana (2001), indikator atau tanda bahwa air telah tercemar adalah: (1) perubahan suhu

air,

(2) perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen, (3) perubahan m a , bau dan rasa

air,

(4) timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut; (5) adanya mikroorganisme; (6) rneningkatnya radioaktivitas air.

Alternatip Penyelesaian Konflik dari Dampak Negatif

Pembangunan di bidang ekonomi, selain manfaat bersifat positif juga menimbulkan dampak negatif dan biasanya berakhir dengan suatu konflik. Konflik rnerupakan pertentangan antara berbagai kepentingan, nilai, tindakan atau arah dan sudah menyatu sejak ada kehidupan. Mitchell

dkk

(1997), k o f l i sesuatu yang tak terelakkan dapat bersifat positif maupun negatif. Terdapat beberapa pendekatan untuk penyelesaian k o f l i ketika rnunculnya sengketa yang berkaitan dengan berbedanya kepentingan rnengenai alokasi sumberdaya dan liigkungan, diitaranya adalah :

1. Penyelesaian secara politik, biasanya proses penyelesaian konflik dilakukan oleh elit politik clan pengambilan keputusan. Biasanya keputusan diambil didasarkan pada berbagai nilai dan kepentingan yang berbeda-beda Umurnnya para elit tidak menguasai persoalan-persoalan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya dam clan aspirasi masyarakat lokal yang langsung terkena dampak dari suatu aktivitas ekonomi.

2. Pendekatan administrasi, penyelesaian konflik dilakukan oleh organisasi pengelolaan sumberdaya dam yang di bentuk secara resmi dan mernberikan kesempatan kepada birokrat untuk mengambil keputusan tentang suatu sengketa yang terjadi. Secara umurn penyelesaian administrasi cocok dengan apa yang di sebut sebagai pengambilan keputusan secara rutin.

(157)

waktu yang lama di dala proses penyelesaiannya, tingginya biaya yang dikeluarkan, sifat adversialnya atau pihak-pihak yang bersengketa tidak bekerja sama dan saling menjatuhkan.

4.

Pendekatan altematif penyelesaian konflik (APK), pendekatan ini muncul sebagai alternatif

dari

penyelesaian secam hukum dan timbulnya k e s a d m akan pentingnya partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya dam. M e r i s t i k pendekatan AF'K ;

a Menekankan pada kepentingan dan kebutuhan bukan pada posisi dan fakta b. Bersifat persuasif dari pada pertentangaa

c. Komitmen pada kesepakatan bersama dari pada penyelesaian konflik. d. Komunikasi yang konstruktif untuk mengembangkan pemahaman bersama

dari

pada kritik-kritik yang negatif serta memperkuat argumen masing- masing pihak.

e. Tercapainya penyelesaian sengketa dalam jangka panjang, karena masing- masing pihak m e d i komitmen bersama

f. Penggunaan dan

tukar

men& informasi yang konshuktif. g. Fleksibiiitas tinggi.

Tetaahan Indikator

(158)
[image:158.602.82.513.227.742.2]

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: KEP-29911 lflahun 1996 tanggal 4 Nopember 1996 tentang Pedoman Teknis Aspek Sosial dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Ligkungan (AMDAL) dilakukan untuk setiap dokumen Rencana Usaha atau Kegiatan Lingkup Pertanian, dalam keputusan ini ada beberapa komponen lingkungan sosial yang dapat diidentifikasi sebagai dampak potensial dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 : Daftar komponen, sub komponen, clan parameter sosial

Komvonen Sub komponen Parameter

Sosial (Demogdi) 1. Struktur Penduduk

Ekonomi

2. Proses Penduduk

3. Tenaga Keja

1. Ekonomi Rumab Tangga

2. Ekonomi Sumber Daya Alam

3. Perokonomian Lokal dan regional

a. Komposisi penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencarian, pendidikan, agama.

b. Kepadatan Penduduk

a Pertumbuhan Penduduk (Tingkat kelahiran dan kematian bayi, pola perkembangan) b.Mobilitas Penduduk ( Migrasi k e l w dan

masuk, pola migrasi dan pola sebaran penduduk)

a. Tigkat paaisifasi angkatan keja b. Tingkat pengangguran

a. tingkat pendapatan b. pola n a 5 b ganda

a pola penggmmm dan penguasaan sumber daya alam

b. pola pernanhtan sumber daya alam

c. pola penggunaan lahan

d. nilai tanah dan sumber daya alam lainnya e. sumberdaya alam milik m u m (common

proper&)

a. Kesempatan ke j a dan berusaba b. Nilai tambah karena proses manufaktur c. Jenis dan aktifitas ekonomi non formal d. Distribusi pendapatan

e. Efek ganda ekonomi (multiplier e@ect)

f. Produk domestik regional bmto. g. Pendapatn asli daerah

h. Pusat-pusat pettumbuhan ekonomi i. Fasilitas mum dan fasilitas sosial

(159)

Lanjutan Tabel 1

Kom~onen Sub komoonen Parameter

Budaya Kebudayaan a. Kebudayaan (adat-istiadafoilai dan norma

budaya)

b. Proses sosial (proses kejasama, kompli sosial, akulhuasi, asimilasi dan iotegrasi, kohesi sosial)

c. Pranata sosial Kelembagaan masyarakat (ekonomi, pendidikan, agarna, sosial, keluarga)

d. Warisan Budaya (sistus perbakala, cagar budaya)

e. Pelapisan Sosial berdasarkan ( p e n d i d i i ekonorni, peke jaan, kekuasaan)

f. Kekuasaan dan kewenangan (kepemimpinan formal dan informal, kewenangan formal dan informal, mekanisme pengambilan keputusan dikalangan masyarakaf kelompok individu yang dominan, pergeseran nilai

kepimimpinan.

g. Sikap dan persepsi masyamkat terthadap rencana usaha atau kegiatan.

h. Adaptasi ekologis

Sumber : Bapedal Tahun 1996.

Daftar komponen, sub komponen dan parameter aspek sosial berikut ini hams diseleksi lebih lanjut dan disesuaikan dengan karateristik rencana atau kegiatan dan kondisi lingkungan hidup setempat (bersifat spesifi lokasi)

Sedangkan menurut Fandelli (1992), indikator sosial budaya terdiri dari: Sosial (demografi): jumlah penduduk, kepadatan, pola kependudukan, struktur urnur, jenis kelamin, pendidiian, persebaran penduduk d m mobilitas.

Integrasi sosial meliputi: Integrasi antara dan antar kelompok masyarakat, integrasi dan kohesi sosial yang ada, stratifikasi sosial dan distribusi kekuasaan, kondisi dan tatanan pranata sosial yang ada serta h g s i n y a , orbitrasi kawasan dan integrasinya dengan kawasan lainnya.

Kesehatan meliputi: Predator, sanitasi lingkungan, fasilitas medis, pelayanan medis, endemi, panderni, dan epidemi.

(160)

sosial budaya yang ada, peningakatan sejarah budaya yang ada, sikap nilai dan persepsi berbagai lapisan masyarakat terhadap proyek.

Menurut Canadian Environmental Assessment Research Council indikator dampak sosial adalah nilai masyarakat, perubahan kelembagaan masyarakat, kualitas masyarakat dan indikator budaya adalah tradisi masyarakat (Soeratrno, 1991). Hadi (1995) menyebutkau bahwa indikator sosial adalah profil penduduk, tingkat kepadatan penduduk

dan

&baran kepadatan, angkatan kerja produktip, tingkat kelahiran, tingkat kematian kasar, tingkat kematian bayi, pola perkembngan penduduk, proses sosial (kerja sama, akomodasi, kodik), akulturisasi, asimulasi dan interaksi dari berbagai kelompok masyarakat, pelapisan sosial, perubahan sosial, insiden clan prevalensi penyakit yang terkait dengan usaha kegiatan, sanitasi lingkungan kaitannnya dengan ketersediaan air bersih, status gizi dan kecukupan pangan, jenis

dan

jumlah fasilitas kesehatan, &pan pelayanan tenaga dokter dan paramedis. Indikator ekonomi adalah sarana dan prasarana perekonomian, jalan, pasar, bank, pusat pertokoan, poia pemanfaatan sumberdaya dam, pola pemilikan sumberdaya dam, tingkat pendapatan penduduk, kesempatan kerja serta kesempatan berusaha Indikator budaya meliputi adat istiadat dan pola kebiasaan, sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegitan.

Menurut Hadi (1995) dampak penting sangat tergantnng pada karateristik dari masyarakat dimana proyek dilaksanan serta karateristik proyek itu sendiri. Hal ini karena karateristik masyarakat yang berbeda-be& Berdasarkan berbagai uraian mengenai berbagai indikator sosial ekonomi budaya, maka didalarn penelitian ini ditetapkan beberapa komponen dari indikator sosial ekonomi budaya yang akan digunakan, yaitu:

Indikator sosial (demografi) : meliputi umur, pendidikan, anggota keluarga Indikator ekonomi meliputi : mata pencaharian dan pendapatan rumah tangga = Indikator budaya meliputi : adat istiadat, konplik dan persepsi.

(161)

langsung seperti timbulnya saling hubungan antara berbagai kegiatan dalam lingkungan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Parameter sosial budaya meliputi tingkat pendidikan, kegitan pertemuan dan musyawarah warga dan persepsi. Parameter ini sesuai dengan keberadaan kawasan tambak udang inti rakyat, timbulnya kebutuhan perumahan, kontrak rumah dan mungkin akan menimbulkan ketegangan sosial

dan

kemudian mmculnya berbagai persepsi terhadap keberadaan kawasan tambak. Pada sisi sosial budaya kemasyarakatan perhatian difokuskan pada dinamika hubungan sosial budaya yang berlangsung sebagai dampak adanya kawasan tambak. Diperkirakan segmentasi masyarakat ke dalam golongan yang beragam akan berlangsung mengiringi kehadiran kawasan tambak udang PIR PT. CP Bahari. Dalam

ha1

ini diferensiasi sosial sesuai dengan aksesnya terhadap pekerjaan dan kesempatan ekonomi. Tradisi gotong royong dan suasana homogen ditengah masyarakat pedesaan secara berangsur-angsur mengalami pelunturan dan terbawa kepada suasana individualisme. Keadaan

ini

membawa konsekuensi kepada melemahnya keterlibatan sosial (social involement) anggota masyarakat sebagai akibat lebih banyaknya curahan waktu

dan

perhatian mereka tujukan kepada kepentingan peke rjaan.

Dalam rangka menghindari terjadinya duplikasi penelitian dan agar penelitian ini bisa lebii baik maka perlu melihat penelitian-penelitian yang sudah dikerjakan sebelumnya, sekaligw juga menjadi pembanding baik sebelum pengumpulan data hingga penelitian

ini

selesai, sehingga dapat menjadi acuan dalam metode analisis, variabel yang digunakan. Ahpun penelitian-penelitian yang sudah dilakukan antara lain adalah:
(162)

Penelitian bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh terjadinya perubahan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat sekitar dengan hadirnya Kawasan Industri Medan (KIM).

Penelitian dilaksanakan di Daerah Kotamadya Medan di Kecamatan Medan Deli, yaitu Kelurahan Mabar, Tanjung Melia, Tanjung Mulia Hiliu, Kota Bangun dan Titi Papan dengan jumtah responden 120 KK.

Analisis data menggunakan metode matrik Interaksi Leopord yang bertujuan untuk mengidentifikasi besaran dampak yang timbul, dengan metode Chi ( Chi-Square) yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dampak sosial ekonomi dan sosial budaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya dampak sebagai akibat kegiatan industri di KIM terhadap sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat sekitar. Pada sumber mata pencarian timbul dampak yang positif yang pada umumnya kecil dan sangat kecil, kecuali pada aktivitas proses produksi yang besar. Tingkat penyerapan tenaga kerja mengalami dampak positif, terutama pada aktivitas proses produksi, tenaga kerja yang terserap lebih banyak yang berasal dari luar daerah dibandingkan dengan tenaga kerja dari wilayah sekitar.

Secara langsung dan tidak langsung kegiatan Industri Medan memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan masyarakat sekitar, slain menjadi karyawan banyak masyarakat sekitar membuka usaha baru untuk memenuhi kebutuhan para karyawan yang tinggal disekitar KIM. Dengan meningkatnya pendapatan dan adanya sumber mata pencarian yang tetap, minat masyarakat untuk meningkatkan pendidikan anggota keluarga yang semakin tinggi juga semakin besar, demikian juga kegiatan untuk mendapat sarana pelayanan kesehatan yang lebii baik.

(163)

l i b a h cair serta kebisingan yang timbul setiap saat sebagai aktivitas indushi- industri tersebut

Dari hasil analisa dengan menggunakan uji Kuadrat Chi (Chi- Square), diketahui bahwa terdapat hubungan yang nyata antara dampak sosial ekonomi dan sosial budaya terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja, pendapatan, pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, konflik sosial serta pola penyakit dan hubungan yang tidak nyata antara dampak sosial ekonomi dan sosial budaya terhadap sumber mata pencarian, peri kehidupan sehari-hariladat istiadat dan hubungan antara masyarakat. Dari hasil penelitian

ini

diperoleh suatu kenyataan bahwa pertumbuhan

di

KIM telah mendorong cepatnya laju perubahan lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat disekitarnya.

2.

Efendy, 1996. Dampak Sosial Ekonomi dan Budaya Perkebunau Kalapa Sawit. (Studi Kasus PIR V Ngabang PT. Perkebunan Nusantara XIII di Kdmantan Barat). Tesis

Program

Studi Ilmu Liigkungan.

Program

Pascasarjana Universitas Indonesia

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak yang timbul dengan adanya PIR V Ngabang yang meliputi aspek demo@, sosial ekonomi dan sosial budaya, mengkaji sebab akibat dam& serta persepsi masyarakat terhadap keberadaan PIR V Ngabang. Hipotesis digunakan, jika keberadaan PIR V Ngabang memberikan dampak sosial ekonomi dan budaya,

Untuk menganalisis dan membuktikan hipotesis diatas, maka dalam penelitian

ini

diukur

dan

dianalisis beberapa variabel, yaitu : 1) Tenaga kerja yang terserap oleh PIR. 2). Tingkat pendidikan sebelum dan sesudah adanya

PIR.

3).Kegiatan masyarakat dan pertemuan warga sebelum dan sesudah adanya PIR 4). Mata pencarian utarna dan sampingan sebelum dan sesudah adanya PIR 5).Tingkat penghasilan masyarakat sebelum dan sesudah ada PIR.
(164)

Data primer diperoleh dengan memperguuakan kuisioner yang disebarkan kepada responden, dan wawancara yang mendalam. Selanjutnya dianalisis dengan mengunakan distribusi ikekuemi untuk mengindentifikasi kondisi sosial ekonomi dan budaya meliputi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya, uji t dan uji proporsi untuk mengetahui dampak sosial ekonomi dan budaya PIR V Ngabang terhadap Desa Hilir Kantor dan tabulasi silang untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan PIR V Ngabang.

Dari h a i l penelitian didapatkan, kecuali meningkatnya pendidikan dan penghasilan penduduk, secara umum dapat diitakan keberadaan PIR V Ngabang memberikan dampak positif yang kecil bahkan menimbulkan dampak negatif terhadap budaya masyarakat. Meningkatnya penghasilan masyarakat karena adanya PIR telah mendorong berkembangnya sektor informal, wanmg wanmg, perdagangan jasa dan lain-lain

Beberapa hal lain yang ditemukan sebagai berikut (1) P I . V Ngabang sangat rendah merespon tenaga kerja lokal; (2) adanya perubahan mata pencarian utama atau sampingan penduduk yang bergeser dari petani menjadi beragam usaha, yang disebabkan bertambah luasnya kesempatan bemaha di sekitar perdangangan di sekitar perkebunan;. (3) keberadaan PIR V telah memberikan dampak negatif dengan melemahnya keterlibatan sosial anggota masyarakat, karena sibuk dengan pekerjaan.

3. Yusuf (1990). Pemantauan Dampak Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi atas Pertumbuhan Perusahaan Perkebunan Negara dan Swasta di Labuhan Batu Sumatra Utara. Tesis. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam Lingkungan. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Tujuan penelitian untuk menemukan jawaban tentang besarnya darnpak pada l i i g a n sosial budaya dan sosial ekonomi dan guna mengetahui jauh dan dekatnya jarak sosial sebagai akibat dari pertumbuhan perusahaan perkebunan, serta untuk mengetahui dampak terhadap tenaga kerja yang pada dasarnya dipengaruhi karakteristik daerah.

(165)

random sampling). Kemudian untuk keperluan hipotesis digunakan teknik uji Kruskal-Wallis dan teknik uji Chi-Square.

Hasil penelitian menyatakan bahwa dampak cenderung positf pada liigkungan sosial budaya clan sosial ekonomi yang dirasakan penduduk desa kebun tidak k b e d a nyata dengan yang dirasakan penduduk diluar kebun pada semua zona. Selanjutnya dekatnya jamk sosial tidak berbeda nyata antara desa kebun dengan desa di luar kebun. Kecendrungan kuatnya status sosial masyarakat sebagai akibat dari pertumbuhan perusahaan perkebunan tidak berbeda nyata antara desa kebun dengan desa luar kebun pada semua wilayah. Lemahnya tradisi masyarakat penduduk desa kebuntidak . k b e d a nyata dengan penduduk desa luar kebun pada semua wilayah.

Besamya dampak tenaga kerja yang dirasakan penduduk desa kebun, kecilnya dampak tenaga kerja yang dirasakan penduduk desa luar kebun tidak berbeda nyata serta tidak dipengaruhi oleh karakristik daerah pada semua wilayah. Kecendeiungan cepatnya intensitas pendidikan pada desa luar kebun serta rendahnya pendapatan masyarakat desa kebun ternyata tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifihu di semua wilayah.

Semakin dekatnya jamk sosial tidak berarti

semakin

besar dampak pada

lingkungan sosial budaya dan sosial ekonomi, akan tetapi lemahnya status sosial suatu masyarakat ditentukan oleh besaran dampak sosial budaya dan sosial ekonomi. Tradisi masyarakat tidak terpengaruh dengan besaran dampak sosial budaya dan sosial ekonomi yang terjadi.

(166)

Aktivitas pembangunan suatu proyek sering menimbulkan efek yang tidak direncanakan terhadap aspek sosial maupun fisik, yang sering dikenal dengan dampak negatif, atau lebih dikenal dengan eksternal negatif dari suatu kegiatan proyek (Soemarwoto, 2001). Proses pembangunan suatu proyek sebenarnya adalah proses perubahan sosial budaya masyarakat, mengingat dampak pembangunan suatu proyek ada yang bersifat positif dan negatif maka dampak negatif yang timbul

harus

diperhitungkan dan diupayakan ditekan seminimal mungkin (Kasiyanto, 1984).

Menurut Soeratmo (2002), dampak sosial ekonomi dan budaya terhadap komponen-komponen yang dianggap kritis dan penting akibat kegiatan ekonomi meliputi, penyerapan tenaga ke rja, berkembangnya slmkhx ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan lapangan pekerjaan dan kesehatan masyarakat.

Sedangkan Carter (1977) mengatakan bahwa pelaksanaan suatu proyek akan memberikan perubahan-perubahan terhadap faktor sosial ekonomi dan budaya di sekitar kawasan.

Pembangunan kawasan tambak udang PIR PT. CP. Bahari telah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang badampak pada kehidupan masyarakat di sekitar kawasan, seperti halnya pemban- proyek-proyek pada umumnya akan berdampak positif dan negatif terhadap komponen-komponen lingkungan hidup, tennasuk komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya. Darnpak tersebut hams diwaspadai, dampak negatif hams ditekan menjadi sekecil-kecilnya Cara yang &pat dilakukan dalam

ha1

ini adalah perlunya pengetahuan dampak secara

dini,

sehingga dapat diiakukan evaluasi atau pemantauan dampak yang ditimbulkan secara tepat, sehingga akan diketahui apakah tindakan atau dampak tersebut sesuai dengan yang diharapkan, selanjutnya akan dapat dilakukan cara- cara yang tepat untuk menghindarkan dampak negatif.
(167)

kehidupan masyarakat sekitar kawasan, maka dilakukan pengamatan pada desa yang berada di sekitar lokasi di luar kawasan (dm desa) dan desa yang berada jauh dari lokasi kawasan (29 km) sebagai desa pembanding. Studi yang dilakukan mencakup aspek sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi

-

Aspek sosial (demografi) meliputi : umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan tenaga kerja

-

Aspek ekonomi meliputi : pendapatan rumah tangga dan mata pencaharian

-

Aspek budaya meliputi : adat istiadat (kebisaan sehari-hari) dan persepsi.
(168)

Pembangunan Kawasan Tambak Udang Terpadu

Dampak

'-ry

,---Y---

:

Ekologis (Fisik :

:

j

Kimia clan biologi)

:

I - - - - - - 8

I

Ket : tidak dilakukan penelitian langsung.(data sekunder) Analisis Data:

Diitribusi frekuensi : M e n i n d e n t h i koudii , Sosial

ekonomi dan budaya

Garnbar 2. Skema kerangka pemikiran dalam penelitian.

-

(Uji-t dau uji Pmporsi)

.

Melihat sejauhmana dampak Sosekbud dari adanya kawasan

Tambak udang

-

Tabulasi Silang Mengetahui persepsi masyarakat

berkaitan dengan keberadaan

\

tambak udang

1

-

(169)

Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis secara umum yaitu: kawasan tambak udang PlR CP. Bahari akan mengakibatkan perubahan pada aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sekitar.

Secara spesifik dikemukakan hipotesis yaitu

a. Kegiatan kawasan tambak udang PIR PT. CP Bahari berdampak pada aspek sosial (demografi) yaitu tingkat pendidikau formal masyarakat dan tenaga kerja

b. Kegiatan kawasan tambak udang PIR PT. CP Bahari berdampak pada aspek ekonomi yaitu jumlah jenis mata pencarian dan tingkat penghasilan masyarakat sekitarnya

(170)

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penetitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Cabang, Sidodadi dan Subang Jaya Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung (Gambar 3 dan 4). Mengingat di Kecamatan Bandar Surabaya terdapat pembangunan dan pengembangan tambak udang PIR CP. Bahai yang meliputi Kabupaten Tulang Bawang d m Lampung Tengah dalam upaya pengembangan wilayah terisolir, pemerataan pendapatan dan perluasan kesempatan kerja bagi penduduk dan masyarakat setempat. Berkembangnya kawasan tambak memacu perkembangan usaha disektor yang mendukung usaha pertarnbakan baik bersifat formal dan informal. Kehadiran kawasan tambak diharapkan dapat meningkatkan perttmbuhan ekonomi di Provinsi Lampung

dan

menghasilkan devisa. Penelitian diiaksanakan pada bulan Agustus 2004 sampai dengan Desember 2004.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan survei, yakni metode untuk menilai suatu kelompok manusia, kondisi, sistem pemikiran, suatu objek dan peristiwa pada masa sekarang, sehingga dapat dibuat deskripsi, gambaran sistematis, faktual

dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta

hubungan antar fenomena yang diteliti (Nazir. 1988). Objek penelitian adaiah rumah tangga di sekitar lokasi tambak udang yang telah menetap selama lebii 9 tahun atau berusia telah 17 tahun sebelum adanya tambak udang PIR. PT. CP. Bahari

(171)
(172)
(173)

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder meliputi data aspek sosial ekonomi dan budaya Sumber data primer adalah rumah tangga yang telah menetap selama lebih 9 tahun atau berumur 17 tahun sebelum adanya tambak udang. Sedangkan Data sekunder dokumen temtama dari PPLH Unila PT. CP Bahari dan instansi pemerintah dan sumber kepustakaan d apat diliiat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Jenis, sumber dan teknik pengumpulan data No. Jenis data yang dikumpulkan

1. Data primer Sosial (Demografi):

-

Umur Responden

- Anggota keluarga responden

-

Umur anggota keluarga responden

-

Pendidikan responden

- Pendidikan anggota keluarga responden - Penyerapan tenaga ke j a

Ekonomi:

-Mats pencarian utama responden -Mata pencarian sampingan responden -Penghasilan responden

Budaya:

-

Bentuk kegiatan bersama - Jenis pertemuan masyarakat

-

Persepsi:

o Kebemdaan tambak

o Pelaksanaan pembebasan tanah

o Bantuan kepada masyarakat

o Terhadap penghasilan

o Terhadap penyebab pencemaran l111gkungan

2. Data sekunder

- Kunlitns Pe'erairan sungai @H, BOD, COD, TSS dan N-NH,

- Karateristik Wilayab

-

Profil Tambak Udang PIR. PT. CP. Bahari

Sumber dan teknik pengumpulan data

KK rumah tangga yang telah menetap selam

Gambar

Gambar 1. Interaksi antara komponen ekosistem.(lou D'Arnore and Sheila
Tabel 1 : Daftar komponen, sub komponen, clan parameter sosial
Tabel 4. Variabel, indikator dan parameter penelitian
Tabel 5. Struktur umur penduduk di Kecamatan Bandar Surabaya, Desa Cabang, Desa Sidodadi dan Desa Subang Jaya tahun 2004
+7

Referensi

Dokumen terkait