• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN KONTROL DIRI ANTARA SISWA SMA MUHAMMADIYAH DENGAN SISWA SMA NEGERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN KONTROL DIRI ANTARA SISWA SMA MUHAMMADIYAH DENGAN SISWA SMA NEGERI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN KONTROL DIRI

ANTARA SISWA SMA MUHAMMADIYAH DENGAN SISWA

SMA NEGERI

Disusun Oleh Nurul Laela

06810119

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN KONTROL DIRI

ANTARA SISWA SMA MUHAMMADIYAH DENGAN SISWA

SMA NEGERI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1) Psikologi

Disusun Oleh Nurul Laela

06810119

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

i

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Perbedaan tingkat religiusitas dan kontrol diri antara siswa SMA Muhammadiyah dengan siswa SMA Negeri

2. Nama Peneliti : Nurul laela 3. No.Induk Mahasiswa : 06810119 4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 19 Oktober 2011

7. Tanggal Ujian : 11 November 2011

Malang, November 2011

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal : 11 November 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra.Tri Dayakisni, M.Si ____________________

Anggota Penguji : 1. N’matuzahroh, S.Psi, M.Si ____________________

2. Dra.Siti Suminarti, M.Si ____________________

3. Dra. Diantini, M.Si ____________________

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Nurul Laela

Nim : 06810119

Fakultas/Jurusan : Psikologi/Psikologi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Menyatakan bahwa Skripsi / Karya Ilmiah : Judul:

“Perbedaan tingkat Religiusitas dan Kontrol diri siswa SMA Muhammadiyah

dengan siswa SMA Negeri.”

1. Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan

Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi akademik sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, November 2011

Ketua Program Studi Yang Menyatakan,

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Pemilik dan penguasa alam semesta beserta isinya, hidayah, kasih sayang, kemudahan serta nikmat – nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya. Hanya dengan seizin-Nya lah akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan, suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, beserta orang-orang yang senantiasa berada di jalan-Nya.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan tingkat Religiusitas dan Kontrol diri siswa SMA Muhammadiyah dengan siswa SMA Negeri.”

Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat gelar Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu penulisan ini juga dimaksudkan supaya pembaca bisa memahami hubungan antara kematangan emosi dengan kualitas pelayanan pada karyawan, sehingga penulis mohon saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis banyak melibatkan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Tri dayakisni M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar mengarahkan dan memberikan bimbingan serta masukan yang berarti demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Ni’Matuzzahroh S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang juga dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Salis Yuniardi selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

v

6. Malaikat ku di dunia, bapak dan mama tercinta terima kasih untuk semua do’a, semua peluh dan keringat serta kerja keras yang tiada tara demi kebahagiaan anak mu ini. Maafkan ananda karena baru bisa menyelesaikan skripsi ini sekarang. Nurul sebagai anak berharap bisa membalas semua kasih sayang dan pengorbanan yang ada.

7. Bapak kepala sekolah SMA Muhammadiyah 3 Batu dan SMA Negeri 2 Batu terima kasih telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian. Terimakasih banyak kepada siswa siswi SMA yang telah banyak membantu dalam memberikan data penelitian.

8. Untuk kakak-kakak ku tercinta terima kasih atas semua dukungan dan doa yang diberikan semua sangat bermanfaat bagiku.

9. Untuk sahabat-sahabat terbaik yang pernah ku miliki key taurisha makasih selalu nemenin, membantu peneliti untuk menyelesaikan penelitiannya, nia, wulan, winda dan teman2 kos terimakasih. Buat ira teman SMA ku terima kasih atas motivasinya yang selalu BBM buat mengingatkan menyelesaikan skripsi. Terima kasih untuk sebuah kekeluargaan, perhatian, tangisan, serta canda dan tawa yang telah kita lewati bersama. Semua kenangan itu tak akan pernah aku lupakan kawan.

10. Untuk Fajar terimakasih telah memberikan semangat dan dukungan yang tak terputus untuk penulis, selalu sabar menghadapi penulis dan memberi motivasi yang tidak pernah terputus, mengajarkan penulis untuk lebih dewasa dalam menyikapi suatu masalah, untuk tidak melihat dari segi negatifnya tapi mengambil sisi positifnya dari sebuah masalah.

(8)

vi INTISARI

Laela, Nurul. (2011) Perbedaan Kontrol Diri (self control) siswa SMA

Muhammadiyah dengan SMA Negeri ditinjau dari religiusitas. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Pembimbing (1) Dra.Tri Dayakisni M.si (2) Ni’matuzzahroh S.Psi, M.Psi

Kata Kunci : kontrol diri, SMA muhammadiyah dan SMA Negeri ditinjau dari religiusitas

Berbagai sikap dan tindakan yang tidak terkontrol sering dikaitkan dengan remaja, terutama pada anak sekolah. Masa-masa remaja sering ditandai dengan emosi yang mudah meletup - letup atau cenderung untuk tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, akan tetapi tidak semua remaja mudah tersulut emosinya atau tidak mampu untuk mengontrol dirinya, pada remaja tertentu juga memiliki kematangan yang dalam artinya remaja tersebut mampu mengontrol setiap tindakan yang dilakukannya sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki serta kaitannya dengan spritualitas. Pendidikan agama dan pendidikan moralitas sangat penting dalam dunia remaja, karena nilai-nilai dalam ajaran agama sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat dalam mengungkapkan nilai-nilai moral individu dalam bersikap, berperilaku serta berusaha dalam menghadapi masalah termasuk dalam hal pergaulan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, Populasi disini yaitu siswa SMA Muhammadiyah dan SMA Negeri. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling, karena populasi tidak terdiri dari individu, melainkan kelompok-kelompok individu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data interval. Instrumen penelitian yang digunakan adalah metode skala likert, skala yang digunakan yaitu skala kontrol diri. Teknik analisa data menggunakan t-test dengan program SPSS versi 13.00.

(9)

vii

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri ... 11

B.Lingkungan Pendidikan 1. SMA Muhammadiyah ... 12

2. SMA Negeri ... 12

C.Religiusitas 1. Pengertian Religiusitas ... 13

2. Demensi-dimensi religiusitas ... 13

(10)

viii

4. Kematangan Kesadaran Beragama ... 15

5. Tipe orientasi religiustas ... 16

6. Hubungan religiusitas dengan moral ... 16

D.Remaja ... 17

1. Pengertian Remaja ... 17

2. Ciri-ciri masa remaja ... 19

3. Perkembangan masa remaja ... 19

E.Perbedaan Tingkat Religiusitas Kontrol diri antara Siswa SMA Muhammadiyah dengan Siswa SMA Negeri ... 21

F. Kerangka berfikir ... 23

G.Hipotesa ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian ... 26

B.Identifikasi Variabel ... 26

C.Definisi Operasional ... 26

D.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 27

E. Jenis data dan Metode Pengumpulan Data (Instrumen Penelitian) 1. Jenis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 39

B.Analisa Data ... 41

(11)

ix BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ... 44

B.Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print skala kontrol diri ... 30

Tabel 2 Hasil Uji Validitas Skala kontrol diri ... 31

Tabel 3 Uji Relibilitas Skala kontrol diri ... 33

Tabel 4 Uji Relibilitas Keseluruhan ... 34

Tabel 5 Rancangan Analisa Data ... 35

Tabel 6 Sebaran T – Score Pada kontrol diri SMA Muhammadiyah ... 36

Tabel 7 Sebaran T – Score Pada kontrol diri SMA Negeri ... 36

Tabel 8 Rangkuman uji perbedaan kontrol diri siswa ... 38

Tabel 9 Sebaran T- Score pada Kontrol Diri ... 40

Tabel 10 Sebaran T- Score pada Kontrol Diri dan Religiusitas ... 40

Tabel 11 Rangkuman Analisa Uji Perbedaan Kontrol Diri Siswa ... 41

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 47

Lampiran 2. Skala kontrol diri ... 52

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Relibilitas ... 56

Lampiran 4. Hasil T-Skor ... 73

(14)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press

Ancok, D. (2004). Psikologi islam solusi islam atas problem-problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogayakarta: Pustaka Pelajar Offset.

---.(2001). Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Chaplin, J. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Drajat, Z. (2005). Ilmu jiwa agama. Jakarta: PT. Gramedia

Gufron, M & Risnawita, R. (2010). Teori-Teori psikologi. Yogyakarta: AR-RUZZ Media

Gunarsa , Singgi. (2003). Psikologi remaja, Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia

Hawari, D.(2005). Dimensi religi dalam praktek psikiatri dan psikologi. Jakarta: UII

---.(2003). Iq, eq, cq, & sq kriteria sumberdaya manusia (pemimpin)

berkualitas. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

Harlock, Elizabet B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang

rentangan kehidupan, Jakarta: Erlangga

Kartono, K. (1990). Psikologi umum. Bandung: Mandar Maju

Kerlinger, F. N. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Mappiare, Andi. (1982). Psikologi remaja. Malang: Usaha Nasional Surabaya

Meiliyana, Dwi. (2007). Persepsi tentang religiusitas pada mahasiswa pengguna napza. Skripsi Malang Fakultas Psikolgi UMM

Nawangsih.(2000). Pengaruh tipe orientasi religius terhadap perilaku prososial remaja. Jurnal Psikologi UMM

Nawawi, H dan Mimi M. (1994). Kebijakan Pendidikan di Indonesia ditinjau dari

(15)

xiii

Panuju, dkk. (1999). Psikologi Remaja. Yogyakarta: PT. Tiara WacanaYogya

Poenix T.P, (2007). Kamus besar Bahasa Indonesiaedisi terbaru. Jakarta: Pustaka

Poerwanti, E. (2000). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: UMM press

Sarwana, S,W. (1989). Psikologi remaja. Jakarta: Wali Raja Perss

S. Willis, Sofyan. (2005). Remaja dan masalahnya. Bandung: Alfabeta

Sudarsono. (1995). Kenakalan remaja. Jakarta: Rineka Cipta

Susanti. (2005). Hubungan kontrol diri dengan perilaku juvenile delinquency pada pelajaran SMAN 1 Sooko kabupaten Mojokerto. Skripsi Malang Fakultas Psikologi UMM

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi & pendidikan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang press

W. Santrock, John. (2002). Life span development (perkembangan masa hidup). Jakarta: Erlangga.

Wulff, D. (1997). Psychology of religious. USA: John wiley& sons, inc.

Wirawan, Sarlito. (2006). S. Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Berbagai sikap dan tindakan yang tidak terkontrol sering dikaitkan dengan remaja, terutama pada anak sekolah.Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai dengan pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja baik di luar dan di dalam, membawa pengaruh yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan dan kepribadian. Dalam pandangan Islam seorang manusia bila telah akhil baligh, maka telah bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapatkan pahala dan apabila melakukan perbuatan yang tidak baik maka akan berdosa.

Masa remaja merupakan masa dimana timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir menjadi matang. Namun masa remaja penuh dengan berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas dan bimbang, dimana berkecambuk harapan dan tantangan, kesenangan dan kesengsaraan, semuanya harus dilalui dengan perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang.

Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber.

(17)

2

Kontrol diri (self-control) adalah pengaruh atau regulasi seseorang terhadap fisik, perilaku, dan proses-proses psikologisnya (Calhoun & Acocella, 1990).Ini merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Menurut Drever, kontrol diri adalah kontrol atau pengendalian yang dijalankan oleh individu terhadap perasaan-perasaan, gerakan-gerakan hati, tindakan-tindakan sendiri.

Goleman (dalam Sarah, 1998), mengartikan bahwa kontrol diri sebagai kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan dengan pola sesuai dengan usia. Sedangkan menurut Bander (dalam Sarah, 1998), menyatakan bahwa kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan tindakan yang ditandai dengan kemampuan dalam merencanakan hidup, maupun frustasi-frustasi dan mampu menahan ledakan emosi. Perlunya mengontrol diri yaitu yang pertama kontrol diri berperan dalam hubungan seseorang dengan orang lain. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa kita tidak hidup sendirian, melainkan di dalam kelompok, di dalam masyarakat atau dalam komunitas sekolah.Tujuan yang kedua yaitu kontrol diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi.Setiap orang, dari budaya mana pun, selalu berharap mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya.

Dalam penelitian Susanti (2005), mengenai hubungan kontrol diri dengan perilaku juvenile delinquencypada pelajaran SMAN 1 Sooko kabupaten Mojokerto diketahui bahwa ada hubungan yang negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan perilaku juvenile delinquency pada pelajar SMAN 1 sooko (dengan nilai r = -0.527 dan p = 0.000). hal ini berarti bahwa semakin tinggi kontrol diri remaja, maka perilaku juvenile deliquencynya semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kontrol diri remaja maka perilaku juvenile deliquencynya semakin tinggi. Sedangkan koefisien diterminan ( ) variable kontrol diri dengan perilaku juvenile delinquency sebesar 0,278.Jadi hipotesa yang telah dikemukakan sebelumnya oleh peneliti tentang hubungan kontrol diri dengan perilaku juvenile

delinquency dapat diterima.

(18)

3

menggunakan narkoba cenderung memiliki kemampuan kontrol diri tinggi artinya bahwa remaja yang tidak menggunakan narkoba dapat melakukan kontrol sesuai dengan kemampuannya dan masalah yang dihadapinya.Sementara 80% remaja yang menggunakan narkoba cenderung memiliki kontrol diri yang rendah artinya bahwa remaja yang menggunakan narkoba kurang dapat menerapkan kontrol sesuai dengan masalah yang dihadapinya dan kurang mampu mempertimbangkan kemampuannya dalam menghadapi masalah.

Begitu pula peranan pentingnya pendidikan agama dan pendidikan moralitas dalam dunia remaja, karena nilai-nilai dalam ajaran agama sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat dalam mengungkapkan nilai-nilai moral individu dalam bersikap, berperilaku serta berusaha dalam menghadapi masalah termasuk dalam hal pergaulan . Maka tepatlah jika agama menjadi pedoman untuk melakukan segala aktivitas kehidupan.

Menurut Dradjat (2005) hubungan antara moral dan agama sebenarnya sangat erat, biasanya orang-orang mengerti agama dan rajin melaksanakan ajaran agama dalam hidupnya, moral dapat dipertanggung jawabkan. Sebaliknya orang yang akhlaknya merosot biasanya keyakinannya terhadap agama kurang atau tidak ada sama sekali.

Dalam Meiliyana (2007) yang meneliti tentang persepsi religiusitas pada remaja pengguna NAPZA, diketahui bahwa 63,33% dari semua jumlah subyeknya pengguna NAPZA mengaku berasal dari keluarga yang taat beragama dan sisanya 36,67% mengakui bahwa kekurangannya yang tergolong tidak taat beragama. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa, kondisi lingkungan keluarga yang taat beragama belum cukup menjadi faktor pendukung seseorang remaja dapat menghindari tindakan-tindakan penyimpangan sosial seperti dalam khasus penelitian diatas.

(19)

4

dan agama, menjadi tertinggal dibelakang. Dengan kata lain, kenakalan anak dan remaja sudah canggih, berbasis budaya barat dan teknologi maju, pasti tidak mudah dikontrol.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA Muhammadiyah 3 Batu yang didirikan pada tanggal 16 juli 1983 oleh yayasan MPK Muhammadiyah. SMA ini dipimpin oleh Bpk Drs. Teguh Riyanto. Di dalam sekolah tersebut sudah menerapkan ajaran agama dengan jam pelajaran yang lebih panjang dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya. Karena sekolah ini lebih mengutamakan ajaran agama dan menciptakan siswa-siswi yang berakhlak mulia sehingga mampu mengkontrol dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain waktu pelajaran agama yang panjang, diadakan juga sholat berjamaah, baca al-Qur’an bersama dan mengadakan ceramah-ceramah agama tiap seminggu sekali.

Menurut Alwisol (2009), kontrol diri adalah bukan mengontrol kekuatan didalam diri, tetapi bagaimana diri mengontrol variabel-variabel eksternal yang menentukan tingkah laku.Siswa disekolah, terutama sekolah umum dinilai masih minim menerima pelajaran agama, padahal pelajaran tersebut sangat berguna untuk menanamkam nilai-nilai keagamaan bagi siswa. Sehingga mereka tahu bagaimana berhubungan dengan lawan jenisnya, sejauh mana mereka boleh berinteraksi.Masa SMA bisa dijadikan penguatan materi pembelajaran di SMP dan lebih jauh mempelajari kewajiban untuk menerapkan aturan islam dalam seluruh aspek kehidupan mereka, bukan sebatas kehidupan pribadi namun kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Dengan kurikulum yang integral, pelajaran agama akan menjadi pelajaran yang dinamis, mengingat fakta yang terus berkembang namun senantiasa bisa ditemukan jawabannya dalam islam. Pelajar tidak akan lagi mengeluh ketika datang pelajaran agama, karena di pelajaran agama inilah, mereka akan menemukan solusi atas setiap permasalahan yang di alami. Masalah dengan keluarga, masalah dengan teman, masalah dengan lawan jenis, masalah cita-cita, hobi, keinginan dan banyak hal lagi akan menjadi hal - hal yang asyik untuk didiskusikan di pelajaran agama.

(20)

kenakalan-5

kenakalan remaja saat ini, jadi membutuhkan banyak masukan tentang keagamaan. Pada siswa SMA negeri ini mata pelajaran pendidikan agama 2 jam pelajaran seminggu (dengan porsi 4,65% dari seluruh jumlah jam pelajaran) yang hanya disampaikan didepan kelas dan didalamnya tidak terdapat suasana keagamaan.

Hal ini berarti, pendidikan agama masih belum merupakan pendidikan moral yang sangat penting untuk diajarkan disekolah-sekolah.Orientasi sekolah masih mengutamakan pendidikan ilmu pengetahuan secara umum. Hal ini menyebabkan pendidikan nilai-nilai agama menjadi sangat kurang, sehingga pembentukan moral yang baik disekolah menjadi kurang maksimal. Dengan diterapkannya pengetahuan agama kepada siswa, maka dalam setiap perlakuannya siswa akan mempertimbangkan hal – hal tersebut dengan ajaran agama yang sudah mereka peroleh. Apabila siswa kurang memiliki pengetahuan agama yang cukup, makaakan mengabaikan atau cenderung tidak memperhatikan aturan atau norma-norma, baik norma agama maupun norma-norma lain yang berlaku dimasyarakat.

Oleh karena itu, dari berbagai penjelasan dan hasil observasi yang didapatkan, maka penting dilakukannya penelitian untuk mengetahui “ perbedaan tingkat religiusitas dan kontrol diri siswa SMA Muhammadiyah dengan siswa SMA Negeri.”

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada perbedaan tingkat religiusitas dan kontrol diri siswa SMA Muhammadiyah dengan siswa SMA Negeri”.

1.3 Tujuan penelitian

(21)

6

1.4 Manfaat penelitian

1. Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang Psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan. 2. Praktis

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran yang ditandai dengan adanya interaksi antara peserta didik dengan pendidik (orang tua), atau sumber belajar lain

The objective of this study is to compare the perceptions of achieving a successful life derived from Chinese and American culture as revealed in Amy Tan’s

Selain itu, penelitian Prastiya (2016) memperlihatkan tingkat kepuasan pemustaka perlu untuk diukur dengan melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar manfaat

Angkasa Citra Sarana Catering Service Jakarta yang berjumlah 355 karyawan sedangkan populasi terjangkau adalah karyawan pada bagian operasional berjumlah 85 karyawan..

Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik yang

Strategi pengendalian ter- sebut dapat dilakukan dengan pencegahan terjadinya infeksi, antara lain melalui pengendalian terhadap serangga vektor, pemusnahan tanaman sakit,

Perumusan saksi dalam Pasal 1 angka 26 dan angka 27 KUHAP tidak meliputi pengertian saksi alibi, dan secara umum mengingkari pula keberadaan jenis saksi dimana

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui deskriptif data hubungan perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa kelas 2 SD Negeri 2 Mimbaan