• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan skor deft dan pufa dengan kualitas hidup anak usia 3-6 tahun Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan skor deft dan pufa dengan kualitas hidup anak usia 3-6 tahun Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SKOR deft dan pufa DENGAN KUALITAS

HIDUP ANAK USIA 3-6 TAHUN DI PLAYGROUP & TK

KALAM KUDUS dan TK DIAN EKAWATI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi

Oleh:

YOHANES DWI NUGROHO NIM: 100600075

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Tahun 2014

Yohanes Dwi Nugroho

Hubungan skor deft dan pufa dengan kualitas hidup anak usia 3-6 tahun Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati.

xi + 28 halaman

(3)

22,75%, dan buruk 2,81%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara skor deft dengan kualitas hidup anak, demikian juga skor pufa dengan kualitas hidup anak (p<0,05). Kesimpulan, adanya karies dan pufa di rongga mulut dapat memberikan dampak buruk terhadap kualitas hidup anak dan terganggunya aktivitas keseharian anak. Orang tua seharusnya dapat memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan gigi dan mulut agar kesehatan anak menjadi lebih baik.

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 4 Juni 2014

Pembimbing: Tanda Tangan

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji pada tanggal 4 juni 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Prof.Lina Natamiharja, drg., SKM ANGGOTA : 1. Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa skripsi ini selesai disusun sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala saran dan dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM., selaku dosen pembimbing atas bimbingan, keluangan waktu, saran, dukungan, dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes, dan Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes selaku tim penguji atas keluangan waktu dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Zulfi Amalia B, drg selaku penasehat akademik yang banyak memberikan motivasi dan arahan selama penulis menjalani masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga penulis persembahkan kepada orangtua penulis, Ayah Ir. Oskar Simanullang, SH., MH., MT dan Ibu Dra. Eni widowati, Apt, kakak penulis Rico Pradityo dan Yosia Dwi Atmojo atas segala doa, kasih sayang, dukungan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

(7)

teman stambuk 2010 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan, doa, dan dukungan selama penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi di kemudian hari.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi masyarakat.

Medan, 4 Juni 2014

Penulis,

(Yohanes Dwi Nugroho)

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

DAFTAR ISI ... vii

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ... Karies

(9)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik responden ... 19

4.2 Gambaran pengalaman karies dan karies tidak dirawat ... 19

4.3 Prevalensi pengalaman sakit gigi pada anak usia 3-6 tahun ... 20

4.4 Kualitas hidup ... 20

4.5 Hubungan deft dan pufa dengan kualitas hidup ... 22

BAB 5 PEMBAHASAN ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi kode pufa ... 8 2. Karakteristik instrumen kualitas hidup... 12 3. Persentase karakteristik responden untuk anak usia 3-6 tahun berdasarkan umur, jenis kelamin, pengalaman karies dan karies yang tidak dirawat. ... 19 4. Pengalaman karies dan karies gigi yang tidak dirawat pada anak usia 3-6 tahun 20 5. Distribusi frekuensi kualitas hidup anak usia 3-6 tahun yang pernah sakit gigi 21 6. Kategori Kualitas hidup anak usia 3-6 tahun yang pernah sakit gigi 22 7. Presentase kategori kualitas hidup berdasar deft pada anak usia 3-6 tahun yang

pernah sakit gigi.\... 22 8. Presentase kategori kualitas hidup berdasar pufa pada anak usia 3-6 tahun yang

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner pemeriksaan deft, pufa dan kualitas hidup anak usia 3-6 tahun di playgroup dan TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati.

2. Surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan. 3. Surat keterangan pelaksanaan penelitian dari playgroup dan TK Kalam Kudus. 4. Surat keterangan pelaksanaan penelitian dari TK Dian Ekawati.

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Saat ini karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut baik di negara maju maupun di negara berkembang. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. World Health Organization (WHO) telah memperkirakan bahwa 60–90% usia anak sekolah terkena karies gigi. Laporan terbaru menunjukkan bahwa early childhood caries (ECC) adalah penyakit mulut umum di antara anak-anak usia 3-6 tahun di berbagai belahan dunia. 1-3

Kebanyakan karies yang terjadi kurang menjadi perhatian di negara-negara berkembang sehingga karies gigi yang terjadi tidak dirawat. Konsekuensi karies yang tidak dirawat ini sering dijadikan sebagai perawatan kegawatdaruratan gigi di rumah sakit anak-anak. Selain itu, di Kolombia, Kanada, komplikasi infeksi karies yang tidak dirawat ini adalah alasan yang paling umum untuk anak-anak menjalanani rawat inap.4 Di Brazil, survei epidemiologi terbaru menunjukkan bahwa rata-rata skor deft pada anak umur 5 tahun telah menurun dalam dekade terakhir, namun 80% karies yang telah mencapai dentin tetap tidak dirawat. Hal ini juga ditemukan di banyak negara lain di berbagai belahan dunia.5

Selama 70 tahun belakangan ini, pengumpulan data tentang karies di seluruh dunia menggunakan indeks DMFT/deft. Indeks ini hanya menyediakan informasi tentang karies serta tambalan tetapi gagal dalam menyediakan informasi pada konsekuensi karies yang tidak dirawat, seperti keterlibatan pulpa dan abses gigi. 4

(14)

faktor yang menyebabkan dampak buruk pada kegiatan sehari-hari dan kualitas hidup karena mempengaruhi pertumbuhan, bicara, mengunyah, dan bersosialisasi dengan orang sekitarnya. 7 Konsep kualitas hidup yang dimaksud dikembangkan dari konsep sehat UU No.23,1992 tentang kesehatan. UU No.23,1992 tentang kesehatan mendefinisikan sehat sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut pengertian tersebut, kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri atas unsur-unsur fisik, mental dan sosial yang berkontribusi membentuk suatu kemungkinan untuk seseorang produktif dalam kehidupan sosial dan ekonominya.7

Pengukuran kualitas hidup sangat berguna untuk dapat mengidentifikasi berbagai macam dampak penyakit pada anak-anak. Pengukuran ini dapat juga digunakan untuk membandingkan efektivitas perawatan gigi, evaluasi pelayanan kesehatan gigi, dan menilai kebutuhan kesehatan rongga mulut. Beberapa instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup pada anak-anak adalah Infantile and Toddler Quality of Life (ITQoL), child Oral Impact Daily Performance (child-OIDP), Child Perception Questionnaire (CPQ), Early Ehildhood Oral Health Impact Scale (ECOHIS), dan Child Oral Health Impact Profile (COHIP). 6,7

Early Childhood Oral Health Impact Scale (ECOHIS) merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup pada anak khususnya untuk anak umur 2-5 tahun. Instrumen ini memiliki skala untuk anak-anak dan keluarganya dan dirancang untuk menilai dampak kesehatan mulut anak pada kegiatan sehari-hari dan dampak perawatan pada gigi anak yang mungkin anak-anak terima. 8,9 Keberadaan dan tingkat keparahan early childhood caries (ECC) mempengaruhi kualitas hidup anak usia 3-6 tahun. Keterbatasan fungsional yang diakibatkan masalah kesehatan oral akan menyebabkan kualitas hidup yang lebih rendah. 5

Penelitian yang dilakukan Cristina dkk di Brazil mengenai prevalensi karies dan dampaknya terhadap kualitas hidup pada anak usia 3-6 tahun menjumpai 25% anak mengalami kesulitan makan makanan tertentu, malu tersenyum 7%, tidak masuk sekolah 4%, dan tidak bermain dengan anak lain 4%. 3 Lebih lanjut, kerusakan pada gigi yang parah diketahui juga mempengaruhi status gizi anak, pertumbuhan, berat badan

(15)

Masa anak-anak merupakan masa tumbuh kembang yang harus diperhatikan. Tumbuh dan berkembangnya anak secara optimal tergantung pada pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas sesuai dengan kebutuhan anak. Pertumbuhan gigi anak pertama terjadi pada umur 6 bulan dan tumbuh secara lengkap sampai pada umur 24 bulan, proses terjadinya karies pada gigi anak berlangsung selama 6-24 bulan sehingga anak pada umur 3-6 rentan terkena karies karena pengaruh sisa makanan dan minuman dan pada umur 3-6 tahun anak masih memerlukan bantuan orang dalam membersihkan rongga mulut. Keadaan rongga mulut yang baik membantu anak untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.10,11 Untuk menentukan kualitas hidup anak dapat digunakan instrumen Early childhood oral healt impact scale (ECOHIS) yang mana orang tua akan diberi kuesioner untuk mengukur tingkat kualitas hidup anak.

Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik meneliti tentang hubungan skor deft, pufa dengan kualitas hidup anak usia 3-6 tahun. Penelitian ini akan dilakukan di Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati yang memiliki jumlah populasi yang mencukupi. Selain itu, Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati ini juga tidak ada UKGS.

1.2Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan skor deft, pufa dengan kualitas hidup pada anak usia 3-6 tahun di Playgroup dan TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati.

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui skor deft murid Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati.

2. Untuk mengetahui skor pufa murid Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati.

3. Untuk mengetahui kualitas hidup murid Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati.

(16)

5. Untuk mengetahui hubungan skor pufa dengan kategori kualitas hidup murid Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati.

1.4Hipotesis Penilitian

1. Ada hubungan antara skor deft dengan kategori kualitas hidup anak usia 3-6 tahun di Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati.

2. Ada hubungan antara skor pufa dengan kategori kualitas hidup anak usia 3-6 tahun di Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati.

1.5Manfaat penelitian

1. Menambah referensi di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Pecegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat di Fakultas Kedokteran Gigi USU tentang hubungan skor deft, pufa dengan kualitas hidup anak.

2. Hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan informasi kepada para dokter gigi, dan dinas kesehatan mengenai hubungan skor deft, pufa dengan kualitas hidup pada anak usia 3-6 tahun sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri. 1

2.1.1 Faktor Etiologi

Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor waktu, yang digambarkan sebagai tiga lingkaran yang bertumpang-tindih (Gambar 1). Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama. 1

(18)

Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak fluor, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu tidak sepadat gigi tetap. Mungkin alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak. 1

Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan Streptokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan adanya laktobasilus pada plak gigi. Pada penderita karies aktif, jumlah laktobasilus pada plak gigi berkisar 104 – 105 sel/mg plak. Walaupun demikian, S. mutans yang diakui sebagai penyebab utama karies oleh karena S. mutans mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten terhadap asam). 1

(19)

dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies. 1

2.1.2 Faktor risiko

Adanya hubungan sebab akibat terjadinya karies sering diidentifikasi sebagai faktor risiko karies. Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor risiko adalah pengalaman karies, penggunaan fluor, oral higiene, jumlah bakteri, saliva dan pola makan. Ada juga faktor risiko demografi seperti umur, jenis kelamin, sosial ekonomi dan lain-lain. Beberapa ahli menggunakan istilah faktor predisposisi atau faktor modifikasi untuk menjelaskan faktor risiko demografi. 1

2.2 Indeks deft klein

Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu golongan/kelompok suatu penyakit gigi tertentu. Indeks dapat digunakan untuk mengukur derajat keparahan suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai berat. Untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang digunakan indeks karies agar penilaian yang diberikan pemeriksa sama atau seragam. Indeks ini diperkenalkan oleh Klein, Palmer, Knutson pada tahun 1938 untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies gigi. Indeks deft (decayed extracted filled tooth) merupakan indeks yang digunakan untuk gigi susu. 1

Yang termasuk dalam d (decayed) adalah: a) Semua gigi susu yang mengalami karies

b) Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen c) Gigi dengan tumpatan sementara

Yang termasuk dalam e (extracted) adalah:

(20)

Yang termasuk dalam f (filling) adalah: a) Semua gigi dengan tumpatan permanen

b) Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar

Skor deft dihitung dengan menjumlah d+e+f. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja, yaitu d,e atau f.

2.3 Indeks PUFA/pufa

PUFA/pufa adalah indeks untuk menilai keadaan rongga mulut karena karies yang tidak dirawat. Indeks ini dicatat terpisah dari DMFT/deft dan tingkat indeks ini menilai ada tidaknya pulpa yang terlihat, ulserasi pada rongga mulut yang disebabkan sisa akar, fistula, dan abses. 4

Kegagalan indeks DMFT/deft untuk menyediakan informasi tentang keadaan klinis pada karies yang tidak dirawat, seperti abses pulpa, yang mungkin lebih berat dari lesi kariesnya sendiri, menjadi landasan untuk pengembangan indeks PUFA/pufa. Penilaian dilakukan secara visual tanpa menggunakan instrumen. Hanya satu tingkat ditetapkan per gigi. Huruf besar pada indeks digunakan untuk gigi permanen dan huruf kecil digunakan untuk gigi susu.12,13

Tabel 1. Deskripsi kode PUFA/pufa 4,12,13 Kode Deskripsi

P/p Keterlibatan pulpa dicatat ketika kamar pulpa terlihat atau ketika struktur koronal gigi telah hancur oleh proses karies dan hanya akar atau sisa akar yang tertinggal. Probing tidak dilakukan dalam mendiagnosa keterlibatan pulpa

U/u Ulserasi akibat trauma yang disebabkan sisi tajam gigi, dicatat ketika bagian sisi tajam gigi tersebut menyebakan traumatik ulser pada jaringan lunak sekitarnya misalnya lidah, atau mukosa bukal

(21)

Skor pufa per orang diukur dengan cara yang sama seperti DMFT/deft dengan menjumlahkan p+u+f+a. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja yaitu p, u, f, dan a.

Gambar 2: pufa, (a dan b) keterlibatan pulpa (p), (c dan d) ulserasi (u), (e dan f) fistula (f), (g dan h) abses (a). 4

2.4 Kualitas hidup

(22)

Konsep kualitas hidup yang dimaksud dikembangkan dari konsep sehat UU No.23,1992 tentang kesehatan. UU No.23,1992 tentang kesehatan mendefinisikan sehat sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Ketiga keadaan tersebut menjadi konsep kunci dalam mencapai keadaan umum dan kesehatan rongga mulut yang dapat diterima dihubungkan dengan kualitas hidup. 7

Kesehatan rongga mulut yang tidak baik akan berpengaruh pada kualitas hidup. Penampilan merupakan bagian penting untuk mendapat pengalaman bersosialisasi dan berinteraksi sepanjang hidup, bagaimana orang lain bereaksi terhadap perbedaan yang ada pada wajah sangat dapat berdampak pada perasaan anak. Ada beberapa bukti bahwa anak-anak dengan perbedaan gigi yang terlihat, seperti traumatik gigi seri menyebabkan penilaian sosial yang negatif dan ejekan diantara anak-anak seusianya mengenai penampilan mereka.15

2.5 Karies yang Tidak Dirawat dan Kualitas Hidup

Karies gigi adalah penyakit paling umum pada masa anak-anak. WHO telah mengestimasi 60-90% dari seluruh anak usia sekolah terkena karies.2 Karies merupakan penyakit multifaktorial yang berefek tidak hanya pada saat orang makan dan kebersihan rongga mulut, tetapi juga mempengaruhi standar kehidupan mereka.16 Telah dihipotesiskan bahwa anak-anak dengan pengalaman karies gigi yang lebih banyak mempunyai efek lebih tinggi pada kualitas hidup mereka, dikarenakan mereka lebih sering merasa nyeri pada rongga mulut, memliki kesulitan saat mengnyah, khawatir atau risau tentang rongga mulut mereka, atau jarang masuk sekolah dikarenakan pengalaman penyakit kulmulatif mereka, menunjukan efek tidak langsung pada gejala klinis fungsional sehari-hari berhubungan dengan gejala status yang dilaporkan, seperti yang diprediksi oleh Wilson dan Cleary. 2

(23)

pada gigi yang parah diketahui juga mempengaruhi status gizi anak, pertumbuhan, berat badan anak secara negatif. 10

2.6 Pengukuruan Kualitas Hidup

Ada beberapa macam instrumen dalam pengukuran kualitas hidup antara lain (Tabel 2). 7

a) Child Oral Impact Daily Performance (Child-OIDP)

Instrumen ini terdiri atas 8 item untuk anak 11-12 tahun yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak kesehatan rongga mulut pada kemampuan anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

b) Child Perception Questionnaire (CPQ)

Intrumen ini terdiri atas 37 pertanyaan untuk anak umur 11-14 tahun yang dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu gejala oral, keterbatasan fungsional, kesejahteraan emosional dan sosial yang baik. Bertujuan untuk mengukur sejauh mana dampak kesehatan rongga mulut terhadap kualitas hidup yang dilaporkan oleh anak-anak.

c) Child Oral Health Impact Profile (COHIP)

Instrumen ini terdapat 49 item yang terdiri atas 7 dimensi yaitu keterbatasan fungsional, sakit fisik, ketidaknyamanan psikologi, cacad fisik, cacad mental, keterbatasan sosial, dan kekurangan sosial. Pertanyaan ini untuk mengukur persepsi individual mengenai status kesehatan rongga mulut yang dihubungkan dengan kualitas hidup pada anak umur 8-14 tahun.

d) Early Childhood Oral Health Impact Scale (ECOHIS)

(24)

Tabel 2. Karakteristik beberapa instrumen untuk menilai dampak kesehatan mulut pada kualitas hidup anak-anak. 7

Penelitian Kota Indeks Umur Jumlah

item

34 item Gejala oral, fungsi

kesejahteraan,

8 item Kegiatan sehari-hari

yang berkaitan dengan

14 item Kegiatan keluarga,

keuangan, konflik dalam

37 item Gejala oral, keterbatasan

fungsional,

kesejahteraan emosional,

sosial dan kesejahteraan.

Talekar et

Anak-anak yang usianya lebih muda dari 6 tahun tidak dapat secara akurat mengingat kejadian sehari-hari dan kejadian lainnya lebih dari 24 jam. Hanya sekitar anak berumur 6 tahun yang mampu berpikir dengan baik serta mengingat suatu kejadian, yang kemungkinan mendasari banyak persepsi kesehatan dan penyakit. Orang tua harus melaporkan semua perkembangan karakteristik anak yang disebabkan penyakit rongga mulut pada anak. 8,9

(25)

2.7Karakteristik Anak 3-6 Tahun

Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode usia dini merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Anak usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode di mana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode ini tidak terlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa untuk periode selanjutnya. 17

Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya, anak akan mampu mengembangkan prakarsa, dan daya kreatifnya dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. 17

(26)

2.8 Kerangka Konsep

1. pufa

Kualitas Hidup anak usia 3-6 tahun

1. Gejala anak

- Sakit pada gigi, bibir, dan rahang 2. Fungsi anak

- Sulit meminum minuman panas atau dingin

- Sulit memakan makanan

- Sulit mengucapkan beberapa kata - Tidak masuk sekolah

3. Keadaan psikologi anak - Susah tidur

- Merasa risih atau frustasi 4. Citra diri atau sosial interaksi

- Menghindari tertawa atau tersenyum dengan teman-teman

- Menghindari berbicara dengan teman- teman

5. Keadaan orang tua - Merasa sedih - Merasa bersalah 6. Fungsi keluarga

- Mengambil cuti dari pekerjaan karena masalah gigi anak

(27)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional yang mempelajari hubungan skor deft, pufa dengan kualitas hidup ibu anak usia 3-6 tahun.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan TK & Playgroup Kalam Kudus yang berlokasi di Jl. Mayang 10 A , Medandan TK Dian Ekawati yang berlokasi jl. Kapten M, Jamil Lubis. Alasan pemilihan tempat adalah tidak adanya unit kesehatan di TK & Playgroup Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati, jumlah populasi yang cukup untuk dilakukan penelitian, dan adanya akses ke TK & Playgroup Kalam Kudus yang dapat dijangkau peneliti.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh anak prasekolah di TK & Playgroup Kalam Kudus berjumlah 150 dan TK Dian Ekawati berjumlah 70 beserta ibunya. Seluruh populasi diambil sebagai sampel (total sampling) yang berjumlah 220 orang. Kriteria inklusinya adalah anak dengan umur 3-6 tahun, dan kooperatif, dan mendapat izin dari orang tua, diperoleh sampel sebanyak 202 anak.

3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 1. Jenis kelamin terdiri atas laki-laki dan perempuan. 2. Usia anak dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir 3. Skor deft : terdiri atas d, e, dan f

(28)

4) Gigi susu dengan tambalan sementara.

b) e (extraxted) : gigi dengan lesi karies yang tidak dapat lagi dirawat atau gigi yang sudah dicabut.

c) f (filling) : gigi sudah ditambal karena karies. d) t (tooth) : satuan gigi susu

Skor deft adalah jumlah d+e+f. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja, yaitu d,e atau f.

4. Indeks pufa adalah kriteria penilaian karies yang tidak dirawat terhadap gigi susu, yang terdiri atas:

a) Keterlibatan pulpa (p) : pada saat pemeriksaan terlihat kamar pulpa telah terbuka dan kelihatan, struktur korona gigi telah hancur dan hanya akar atau fragmen akar yang tertinggal.

b) Ulserasi (u) : pada saat pemeriksaan terlihat daerah berwarna merah pada bagian lidah atau mukosa bukal dan terlihat di daerah antagonisnya adanya fragmen sisa akar yang tajam.

c) Fistula (f) : saat pemeriksaan terlihat nanah yang keluar dari saluran sinus d) Abses (a) : pada saat pemeriksaan adanya pembengkakan pada daerah sekitar gigi yang karies dan mengandung pus.

Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja yaitu p, u, f, atau a. pufa dihitung dengan menjumlahkan p+u+f+a.

5. Kualitas hidup adalah kebutuhan manusia untuk tumbuh sejahtera, kebebasan dan kenyamanan dalam hubungan dan pekerjaan. Kualitas hidup diukur dengan instrumen ECOHIS. Cara pengukuran ini menggunakan 13 pertanyaan yang mana pertanyaan ini dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama 9 pertanyaan untuk mengukur dampak pada anak yang dibagi dalam 4 kategori yaitu gejala anak, keterbatasan fungsional, psikologi anak, citra diri dan interaksi sosial anak dan pada bagian kedua 4 pertanyaan untuk mengukur dampak pada keluarga dibagi menjadi 2 kategori yaitu kesulitan orang tua dan fungsi keluarga. 13 pertanyaan tersebut mencakup:

a) Gejala anak :

(29)

1) Sulit meminum minuman panas atau dingin 2) Sulit memakan makanan

3) Sulit mengucapkan beberapa kata 4) Tidak masuk sekolah

c) Keadaan psikologi anak : 1) Susah tidur

2) Merasa risih atau frustasi d) Citra diri atau sosial interaksi :

1) Menghindari tertawa atau tersenyum dengan teman-teman 2) Menghindari berbicara dengan teman-teman

e) Keadaan orang tua : 1) Merasa sedih 2) Merasa bersalah f) Fungsi keluarga :

1) Mengambil waktu cuti dari pekerjaan karena masalah gigi anak 2) Masalah gigi yang berdampak pada finansial keluarga

Cara pengukuran ini diukur dengan 13 item yang diukur frekuensi pilihannya berdasarkan skala Likert. Frekuensi adalah tingkat keseringan yang dialami penderita terhadap suatu penyakit dalam sebulan terakhir :

a) Tidak pernah : skor 0 b) Pernah (1 kali) : skor 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali) : skor 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : skor 3

Total skor antara 0-39 dengan nilai tertinggi adalah 39. Jumlah skor diperoleh dengan menambahkan skor dari masing-masing pertanyaan. Selanjutnya dikategorikan berdasarkan Singarimbun :

a) Baik : apabila skor jawaban orang tua siswa <59% dari total skor yaitu 0-23 b) Sedang : apabila skor jawaban orang tua siswa 60% -79% dari total skor yaitu 24-31

(30)

3.5 Metode Pengumpulan Data

1. Pengambilan data anak dilakukan di sekolah pada ruang yang telah disediakan oleh pihak sekolah.

2. Anak beserta orang tua laki-laki atau perempuan dipanggil dan dipersilahkan duduk di bangku yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Posisi pemeriksa dan subjek saling berhadapan.

3. Peneliti mengisi data tentang umur siswa yang diperoleh dari hasil wawancara dengan orang tua laki-laki atau perempuan pada kuesioner yang telah disediakan.

4. Pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan sonde dengan indeks deft klein dan indeks pufa.

5. Peneliti mewawancarai orang tua siswa untuk mendapatkan data kuesioner ECOHIS. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir yang tersedia.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

(31)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakterisitik Responden

Persentase responden terbanyak usia 5 tahun yaitu 49,01%, 4 tahun 25,24% diikuti responden usia 6 dan 3 tahun yaitu 16,84% dan 8,91%. Responden laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan, laki-laki 51,99% dan perempuan 49,01%. Responden yang mengalami karies gigi 78,21 % dan yang tidak mengalami karies gigi 21,79%. Responden yanmempunyai pufa 16,33% dan yang tidak pufa 83,67% (Tabel

3).

Karakteristik Jumlah Persentase

Usia (tahun) 3 4 5 6

18 51 99 34

(32)

Tabel 3. Persentase karakteristik responden untuk anak usia 3-6 tahun berdasarkan umur, jenis kelamin, pengalaman karies dan karies yang tidak dirawat (n=202).

4.2 Gambaran pengalaman karies dan karies yang tidak dirawat

Rata-rata pengalaman karies gigi susu deft 3,55±2,92. Rata-rata decayed (d) adalah 3,47±2,83 rata-rata extracted (e) 0,05±0,36 dan rata-rata filling (f) 0,03±0,31. Rata-rata karies yang tidak dirawat (pufa) 0,34±0,88, rata-rata pulpitis (p) adalah 0,34±0,87 tidak dijumpai ulserasi (u) dan fistula (f), rata-rata abses (a) 0,005±0,07 (Tabel 4)

Tabel 4. Pengalaman karies dan karies gigi yang tidak dirawat pada anak usia 3-6 tahun (n=202)

Akibat karies yang tidak dirawat X ± SD

pulpitis (p)

4.3 Prevalensi pengalaman sakit gigi pada anak usia 3-6 tahun Jenis Kelamin Karies yang tidak dirawat

(33)

Sebanyak 145 anak pernah mengalami sakit gigi dengan persentase 71,79% sedangkan sebanyak 57 anak tidak pernah mengalami sakit gigi dengan persentase 28,21% (n=202)

4.4 Kualitas hidup

Pada dimensi gejala anak yang sering atau hampir tiap minggu sakit gigi 27,60%. Dimensi fungsi anak yang sering atau hampir tiap minggu sulit meminum minuman panas atau dingin 26,22%. Dimensi keadaan psikologi anak yang sering atau hampir tiap minggu susah tidur 24,82%, dan pada dimensi citra diri atau sosial interaksi yang kadang-kadang atau 2-3 kali sebulan menghindari tertawa 13,84%. Dimensi keadaan orang tua yang sering atau hampir tiap minggu merasa sedih 19,31% dan kadang-kadang merasa bersalah 19,3%. Dimensi fungsi keluarga yang sering atau hampir tiap minggu dialami orang tua adalah masalah gigi yang berdampak pada finansial keluarga 21,42% (Tabel 5).

Persentase anak yang memiliki kualitas hidup baik adalah 74,44%, sedang 22,75% dan buruk sebesar 2,81% (Tabel 6).

Tabel 5. Distribusi frekuensi kualitas hidup anak usia 3-6 tahun yang pernah sakit gigi (n=145)

Dimensi kualitas hidup Tidak pernah

Sakit pada gigi, bibir, dan rahang

n % n % n % n %

5 3,44 82 56,55 18 12,41 40 27,60

Fungsi anak

Sulit meminum minuman panas

atau dingin

Sulit memakan makanan

Sulit mengucapkan beberapa kata

(34)

Keadaan psikologi anak Susah tidur

Merasa risih atau frustasi

29

Citra diri atau sosial interaksi Menghindari tertawa

Dampak pada orang tua Keadaan orang tua

Mengambil waktu cuti dari

pekerjaan

Masalah gigi yang berdampak pada

finansial keluarga

Tabel 6. Kategori Kualitas hidup anak usia 3-6 tahun yang pernah sakit gigi (n=145)

4.5 Hubungan deft dan pufa dengan kualitas hidup

Anak dengan skor deft (1-3) persentase kualitas hidup baik 95,65%. Anak dengan skor deft (4-6) persentase kualitas hidup baik 81,96%. Anak dengan skor deft (7-10) persentase kualitas hidup sedang 57,89%. Semakin tinggi skor deft kategori kualitas hidup baik anak semakin menurun. Secara statistik ada hubungan antara skor deft dengan kualitas hidup anak (p < 0,05) (Tabel 7).

Kategori Kualitas Hidup Jumlah %

(35)

Tabel 7. Presentase kategori kualitas hidup berdasarkan deft pada anak usia 3-6 tahun

yang pernah sakit gigi (n=145)

Skor deft n %

Kategori kualitas hidup Hasil uji

statistik

Anak yang tidak mempunyai pufa persentase kualitas hidup baik 90,19%. Anak dengan skor pufa 1 persentase kualitas hidup sedang paling banyak yaitu 63,64%, anak dengan skor pufa 2 persentase kualitas hidup sedang 72,73%, dan anak dengan skor pufa 3 persentase kualitas hidup sedang 85,71%. Namun anak dengan skor pufa 4 persentase kategori kualitas hidup sedang dan buruk masing-masing 50%. Semakin tinggi skor pufa kategori kualitas hidup buruk anak juga semakin tinggi. Secara statistik ada hubungan antara skor pufa dengan kualitas hidup anak (p < 0,05) (Tabel 8).

Tabel 8. Presentase kategori kualitas hidup berdasarkan skor pufa pada anak usia 3-6

tahun yang pernah sakit gigi (n=145)

Skor pufa n %

(36)
(37)

BAB 5

PEMBAHASAN

Rata-rata deft pada anak usia 3-6 tahun Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati adalah 3,55±2,92. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sankeshwari pada anak usia 3-5 tahun di kota Belgaum yaitu 3,04±3,63. 10 Hal ini mungkin dapat disebabkan karena pendidikan orang tua dan sosial ekonomi orang tua di kota Belgaum lebih tinggi dibandingkan di Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati Medan. 18

Rata-rata pufa pada anak-anak di Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati Medan 0,34±0,88. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Figueirdo pada anak prasekolah di daerah terpencil Brasil yaitu 1,70±1,0. 13 Hal ini mungkin disebabkan karena tingkat pendidikan dan sosial ekonomi orang tua di daerah terpencil di Brasil lebih rendah sehingga tidak ada perhatian lebih kepada anak dari orang tua dalam perawatan gigi anak dibandingkan dengan anak di Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati Medan. 18,19

Dari keseluruhan dimensi kualitas hidup dapat dilihat dampak yang paling sering atau hampir tiap minggu terjadi pada dimensi gejala anak sakit pada gigi, bibir, dan rahang dengan persentase 27,60%. Hal ini mungkin disebabkan anak susah dalam membedakan rasa sakit dan ngilu yang terasa pada gigi, bibir, dan rahang sehingga kebanyakan anak memberitahu orang tua mereka sakit yang dirasakan merupakan rasa sakit yang mungkin seharusnya adalah rasa ngilu yang disebabkan karies fisur atau media bukan pulpitis.

(38)

kadang-kadang atau 2-3 kali sebulan menghindari tertawa atau tesenyum adalah 13,84%. Hasil penelitian

ini lebih rendah dibandingkan penelitian yang dilakukan Abanto pada anak Playgroup di Brasil yaitu sakit pada gigi, bibir dan rahang 45,8%, susah tidur 26,2%, dan menghindari tertawa atau tersenyum 14,8%. 20

Dimensi fungsi anak yang sering atau hampir tiap minggu sulit meminum minuman panas atau dingin 26,22%. Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan Abanto pada anak Playgroup di Brasil yaitu pada dimensi fungsi anak, sulit meminum minuman panas atau dingin 25,2%. 20

Pada dimensi keadaan orang tua, persentase yang sering atau hampir tiap minggu orang tua alami adalah orang tua merasa sedih 19,33%, hal ini mungkin disebabkan karena kondisi anak yang sedang sakit akibat giginya sehingga anak sulit makan minum, susah tidur, dan malu berinteraksi dengan teman seumurannya sehingga membuat orang tua merasa sedih. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan penelitian yang dilakukan Abanto pada anak Playgroup di Brasil, yaitu orang tua merasa sedih 37,3%. Pada dimensi fungsi keluarga yang sering atau tiap minggu adalah masalah gigi yang berdampak pada finansial keluarga 21,42%. Hal ini mungkin disebabkan karena orang tua mengeluarkan biaya untuk perawatan gigi anaknya yang berdampak pada finansial keluarga. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan penelitian yang dilakukan Abanto pada anak Playgroup di Brasil yang masalah gigi yang berdampak pada finansial keluarga 11,9%. 20

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara skor deft dengan kualitas hidup anak, demikian juga skor pufa dengan kualitas hidup anak. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan rongga mulut yang buruk memberikan dampak negatif terhadap kualitas hidup anak dan terganggunya aktivitas keseharian anak. Anak usia 3-6 tahun merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan, mengingat masalah dan gangguan rongga mulut dapat menjadi hal yang parah maka anak perlu untuk mendapatkan perhatian sejak dini. 19 Orang tua seharusnya dapat memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan gigi dan mulut seperti membantu anak dalam menyikat gigi agar kesehatan anak menjadi lebih baik.

(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

1. Rata-rata skor deft murid usia 3-6 tahun Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati yaitu 3,55±2,92. Rata-rata decayed 3,47±2,83, extracted 0,05±0,36 dan filling 0,03±0,31.

2. Rata-rata skor pufa murid usia 3-6 tahun Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati yaitu 0,34±0,88. Rata-rata pulpitis 0,34±0,87, ulserasi 0, fistula 0, dan abses 0,005±0,07.

3. Persentase responden yang memiliki kualitas hidup kategori baik adalah 74,44%, sedang 22,75%, dan buruk 2,81%.

4. Ada hubungan antara skor deft dengan kategori kualitas hidup anak usia 3-6 tahun di Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati (p=0,000)

5. Ada hubungan antara skor pufa dengan kategori kualitas hidup anak usia 3-6 tahun di Playgroup & TK Kalam Kudus dan TK Dian Ekawati (p=0,000)

6.2 Saran

1. Diharapkan orang tua dapat lebih peduli akan kesehatan rongga mulut anak seperti mambantu anak menyikat gigi dan mengawasi jajan anak sehingga dapat mencegah terjadinya karies yang lebih parah, karena bila karies tidak segera dirawat akan mempengaruhi kualitas hidup anak

(40)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan. Medan : USU Press, 2008: 4-16.

2. Barbosa TS, Gaviao MBD. Oral health-related quality of life in children: Part II. Effects of clinical oral health status. A systematic review. Int J Dent Hygiene 2008; 6: 100-7.

3. Gradella CMF, Bernabe E, Bonecker M, Oliveira LB. Caries prevalence and severity, and quality of life in Brazilian 2- to 4-year-old children. Community Dent Oral Epidemiol 2011; 39: 498–504.

4. Monse B, Heinrich-Weltzien R, Benzian H, Holmgren C, van Palenstein Helderman W. PUFA – An index of clinical consequences of untreated dental caries. Community Dent Oral Epidemiol 2010; 38: 77–82.

5. Leal SC, Bronkhost EM, Fan M, Frencken JE. Untreated cavitated dentine lesion: Impact on children’s quality of life. Caries Res 2012; 46: 102-6.

6. Jabarifar SE, Eshghi AR, Shabanian M, Ahmad S. Changes in children’s oral health related quality of life following dental treatment under general anesthesia. Dent Res J 2009; 6(1): 13-6

7. Piovesan C, Batista A, Ferreira FV, Ardenghi TM. Oral health-related quality of life in children: Conceptual issues. Reveiew Odonto Cienc 2009; 24: 81-5.

8. Nazdrajic AH. Translation and validation of the instrument for the oral health-related quality of life assessment in 3 to 5 years old children in Bosnia-Herzegovina. J of Health Sciences 2012; 2 (3): 201-6.

(41)

10. Sankeshwari RM, Ankola AV, Tangade PS, Hebbal MI. Association of socio-economic status and dietary habits with early childhood caries among 3- to 5-year-old children of Belgaum city. Eur Arch Paediatr Dent 2013; 14: 147-53.

11. Pinkham JR, Cassamassino PS, McTigue DJ, Fields HW, Nowak A. Pediatric dentistry: Infancy though adolescence. 3 rd ed., lowa: WB Saunders Co., 1999: 258-9.

12. Mehta A. Conprehensive review of caries assessment system developed over the last decade. RSBO 2012; 9: 316-21.

13. Figueiredo MJ, Amorim RG, Leal SC, Mulder J, Frencken JE. Prevalence and Severity of Clinical consequences of untreated dentine carious lesions in children from a deprived area of Brazil. Caries Res 2011; 45: 435-42

14. Dumitrache MA, Comes C, Teodorescu E, Dumitrascu L, Cuculescu M, Ionescu E. Life quality related to oral health of school children from Bucharest. Romanian J of Bioethics 2009; 7: 169-78.

15. Rodd HD, Marshman Z, Porritt J, Bradbury, Baker SR. Oral health-related quality of life of children in relation to dental appearance and educational transition. British Dent J 2011; 211-9.

16. Lopes RM, Domingues GG, Junqueira SR, Araujo ME, Frias AC. Conditional factors for untreated caries in 12-year-old children in the city of Sao Paolo. Braz Oral Res 2013; 27(4): 376-81.

17. Ernawulan S. Perkembangan anak usia dini (0-8 tahun).

18. Claudia M, Ana C, Anita C, Fernanda M, Isabela A, Saul M. Impact of traumatical denta injury onf quality of life among brazillian preschool child and their famillies. Pediatric Dentistry 2012; 34(4): 300-8.

19. Martins P, Vieira R, Correa P, Olivia F, Marques L, Ramos M. Impact of early childhood caries on the oral health-related quality of life of preschool children and their parents. Caries Res 2013;47: 211-8.

(42)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

HUBUNGAN SKOR deft, pufa DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP ANAK USIA 3-6 TAHUN DI PLAYGROUP & TK

KALAM KUDUS dan TK DIAN EKAWATI MEDAN

No. Kartu :

Nama anak :

1. Jenis Kelamin : a) Laki-laki 1 b) Perempuan

2. Umur (tahun) : 2

3. Pemeriksaan def dan pufa :

pufa

def

def pufa

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

(43)

Tabel Indeks def e (extraxted) : gigi dengan lesi karies yang tidak dapat lagi dirawat atau gigi yang sudah dicabut. f (filling) : gigi sudah ditambal karena karies. Tabel Indeks Pufa

pulpitis (p) : kamar pulpa telah terbuka dan kelihatan, struktur korona gigi telah hancur dan hanya akar atau fragmen akar yang tertinggal.

Ulserasi (u) : daerah berwarna merah pada bagian lidah atau mukosa bukal dan terlihat di daerah antagonisnya adanya fragmen sisa akar yang tajam.

(44)
(45)

Nama Anak :

Pengukuran Tingkat Kualitas Hidup dengan ECOHIS

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi gigi anak selama sebulan terakhir.

14. Apakah anak ibu pernah mengalami sakit gigi dan mulut dalam 13 sebulan terakhir : a) ya

b) tidak

Jika ya, lanjutkan dengan pertanyaan berikut,

Dampak pada anak akibat kondisi gigi dan mulut selama sebulan terakhir

1. Gejala Anak

Seberapa sering anak anda menderita sakit akibat gigi yang berlubang besar/luka pada bibir karena sisa akar/bengkak pada rahang?

e) Tidak pernah : 0 14

f) Pernah (1 kali) : 1

g) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 h) Sering (hampir setiap minggu) : 3

2. Fungsi Anak

Seberapa sering anak anda merasa sakit/ngilu saat meminum minuman panas atau dingin disebabkan sakit gigi?

a) Tidak pernah : 0 15

b) Pernah (1 kali) : 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : 3

3. Seberapa sering anak anda memiliki masalah mengonsumsi beberapa jenis makan disebabkan sakit gigi? Misalnya makan makanan yang lembek?

a) Tidak pernah : 0 16

b) Pernah (1 kali) : 1

(46)

4. Seberapa sering anak anda kesulitan melafalkan beberapa kata disebabkan sakit gigi?

a) Tidak pernah : 0 17

b) Pernah (1 kali) : 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : 3

5. Seberapa sering anak anda tidak masuk sekolah disebabkan sakit gigi?

a) Tidak pernah : 0 18

b) Pernah (1 kali) : 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : 3

6. Keadaan psikologi anak

Seberapa sering anak anda memiliki masalah tidur disebabkan sakit gigi?

a) Tidak pernah : 0 19

b) Pernah (1 kali) : 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : 3

7. Seberapa sering anak anda merasa sedih atau frustasi disebabkan sakit gigi?

a) Tidak pernah : 0 20

b) Pernah (1 kali) : 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : 3

8. Citra diri atau sosial interaksi

Seberapa sering anak anda menghindari tersenyum atau tertawa ketika berada diantara anak lain disebabkan sakit gigi?

a) Tidak pernah : 0 21

b) Pernah (1 kali) : 1

(47)

9. Seberapa sering anak anda menghindari berbicara dengan anak lain disebabkan sakit gigi?

a) Tidak pernah : 0 22

b) Pernah (1 kali) : 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : 3

Dampak pada orang tua 10. Keadaan orang tua

Seberapa sering anda atau anggota keluarga khawatir disebabkan masalah gigi anak anda?

a) Tidak pernah : 0 23

b) Pernah (1 kali) : 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : 3

11. Seberapa sering anda atau anggota keluarga merasa bersalah disebabkan masalah gigi anak anda?

a) Tidak pernah : 0 24

b) Pernah (1 kali) : 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : 3

12. Fungsi keluarga

Seberapa sering anda atau anggota keluarga anda meninggalkan pekerjaan disebabkan masalah gigi anak anda?

a) Tidak pernah : 0 25

b) Pernah (1 kali) : 1

(48)

13. Seberapa sering anda mengeluarkan biaya disebabkan masalah gigi anak anda?

a) Tidak pernah : 0 26

b) Pernah (1 kali) : 1

c) Kadang-kadang (2-3 kali dalam sebulan) : 2 d) Sering (hampir setiap minggu) : 3

28. Jumlah skor ECOHIS : 27

29. Kategori Kualitas Hidup ECHOIS

a. Baik : 0-23 28

(49)

Frequencies

[DataSet2]

Statistics

Jenis Kelamin Umur

N Valid 202 202

Missing 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 103 51.0 51.0 51.0

Perempuan 99 49.0 49.0 100.0

Total 202 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3.00 18 8.9 8.9 8.9

4.00 51 25.2 25.2 34.2

5.00 99 49.0 49.0 83.2

6.00 34 16.8 16.8 100.0

(50)

Frequencies

Statistics

Skor d Skor e Skor f Skor def

N Valid 202 202 202 202

Missing 0 0 0 0

Mean 3.4703 .0594 .0396 3.5693

Std. Deviation 2.82871 .36845 .31293 2.91465

Skor_def

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 44 21.8 21.8 21.8

1.00 21 10.4 10.4 32.2

2.00 20 9.9 9.9 42.1

3.00 18 8.9 8.9 51.0

4.00 21 10.4 10.4 61.4

5.00 25 12.4 12.4 73.8

6.00 15 7.4 7.4 81.2

7.00 13 6.4 6.4 87.6

8.00 13 6.4 6.4 94.1

9.00 8 4.0 4.0 98.0

10.00 4 2.0 2.0 100.0

Total 202 100.0 100.0

Statistics

(51)

N Valid 202 202 202 202 202

Missing 0 0 0 0 0

Mean .3416 .0000 .0000 .0050 .3465

Std. Deviation .87937 .00000 .00000 .07036 .88588

Skor pufa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 169 83.7 83.7 83.7

1.00 11 5.4 5.4 89.1

2.00 11 5.4 5.4 94.6

3.00 7 3.5 3.5 98.0

4.00 4 2.0 2.0 100.0

Total 202 100.0 100.0

Statistics

Pertanyaan penyaring

N Valid 202

Missing 0

Pertanyaan penyaring (pengalaman sakit gigi)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 57 28.2 28.2 28.2

Ya 145 71.8 71.8 100.0

Total 202 100.0 100.0

(52)

Sakit gigi Sulit minum Sulit makan Sulit bicara Tidak masuk Susah tidur

bicara Merasa sedih Merasa bersalah

Mengambil Cuti

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(53)

Sulit makan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 44 30.3 30.3 30.3

1.00 47 32.4 32.4 62.8

2.00 18 12.4 12.4 75.2

3.00 36 24.8 24.8 100.0

Total 145 100.0 100.0

Sulit bicara

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 94 64.8 64.8 64.8

1.00 32 22.1 22.1 86.9

2.00 17 11.7 11.7 98.6

3.00 2 1.4 1.4 100.0

Total 145 100.0 100.0

Tidak masuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 93 64.1 64.1 64.1

1.00 44 30.3 30.3 94.5

2.00 7 4.8 4.8 99.3

3.00 1 .7 .7 100.0

Total 145 100.0 100.0

(54)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 29 20.0 20.0 20.0

1.00 62 42.8 42.8 62.8

2.00 18 12.4 12.4 75.2

3.00 36 24.8 24.8 100.0

Total 145 100.0 100.0

Merasa risih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 86 59.3 59.3 59.3

1.00 32 22.1 22.1 81.4

2.00 22 15.2 15.2 96.6

3.00 5 3.4 3.4 100.0

Total 145 100.0 100.0

Menghindar tertawa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 88 60.7 60.7 60.7

1.00 37 25.5 25.5 86.2

2.00 20 13.8 13.8 100.0

Total 145 100.0 100.0

Menghindari bicara

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(55)

Valid .00 93 64.1 64.1 64.1

1.00 37 25.5 25.5 89.7

2.00 15 10.3 10.3 100.0

Total 145 100.0 100.0

Merasa sedih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 27 18.6 18.6 18.6

1.00 70 48.3 48.3 66.9

2.00 20 13.8 13.8 80.7

3.00 28 19.3 19.3 100.0

Total 145 100.0 100.0

Merasa bersalah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 47 32.4 32.4 32.4

1.00 56 38.6 38.6 71.0

2.00 28 19.3 19.3 90.3

3.00 14 9.7 9.7 100.0

Total 145 100.0 100.0

Mengambil Cuti_kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 94 64.8 64.8 64.8

(56)

2.00 7 4.8 4.8 100.0

Total 145 100.0 100.0

Finansial keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .00 31 21.4 21.4 21.4

1.00 62 42.8 42.8 64.1

2.00 21 14.5 14.5 78.6

3.00 31 21.4 21.4 100.0

Total 145 100.0 100.0

Statistics

Kategori_kualitas_hidup_ECOHIS

N Valid 145

Missing 0

Kategori_kualitas_hidup_ECOHIS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 108 74.5 74.5 74.5

Buruk 4 2.8 2.8 77.2

Sedang 33 22.8 22.8 100.0

Total 145 100.0 100.0

(57)

deft_baik Kualitas_Hidup

N Valid 46 46

Missing 0 0

deft_baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 11 23.9 23.9 23.9

2.00 17 37.0 37.0 60.9

3.00 18 39.1 39.1 100.0

Total 46 100.0 100.0

Kualitas_Hidup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 44 95.7 95.7 95.7

Buruk 1 2.2 2.2 97.8

Sedang 1 2.2 2.2 100.0

Total 46 100.0 100.0

Statistics

deft_sedang Kualitas_Hidup

N Valid 61 61

Missing 0 0

(58)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 4.00 21 34.4 34.4 34.4

5.00 25 41.0 41.0 75.4

6.00 15 24.6 24.6 100.0

Total 61 100.0 100.0

Kualitas_Hidup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 50 82.0 82.0 82.0

Buruk 1 1.6 1.6 83.6

Sedang 10 16.4 16.4 100.0

Total 61 100.0 100.0

Statistics

deft_buruk Kualitas_Hidup

N Valid 38 38

Missing 0 0

Deft buruk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 7.00 13 34.2 34.2 34.2

8.00 13 34.2 34.2 68.4

9.00 8 21.1 21.1 89.5

10.00 4 10.5 10.5 100.0

(59)

Kualitas Hidup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 14 36.8 36.8 36.8

Buruk 2 5.3 5.3 42.1

Sedang 22 57.9 57.9 100.0

Total 38 100.0 100.0

pufa * Kategori_kualitas_hidup_ECOHIS Crosstabulation

Count

Kategori_kualitas_hidup_ECOHIS

Total

Baik Buruk Sedang

pufa .00 101 1 10 112

1.00 4 0 7 11

2.00 3 0 8 11

3.00 0 1 6 7

4.00 0 2 2 4

(60)

Kategori deft Kualitas Hidup

baik sedang buruk total

baik 44 1 1 46

sedang 50 10 1 61

buruk 14 22 2 38

Total 108 33 4 145

O E [O-E]-1/2 ([O-E-]1/2)^2 (O-E)^2/E

44 34,262069 9,237931 85,3393698 2,490783

50 45,4344828 4,065517 16,52843044 0,363786

14 28,3034483 -14,8034 219,1420809 7,742593

1 10,4689655 -9,96897 99,38027348 9,492846

10 13,8827586 -4,38276 19,20857313 1,383628

22 8,64827586 12,85172 165,1668133 19,09824

1 1,26896552 -0,76897 0,591307967 0,465976

1 1,68275862 -1,18276 1,398917955 0,831324

2 1,04827586 0,451724 0,204054697 0,194657

X2 42,06383

skor pufa Kualitas Hidup

baik sedang buruk Total

0 101 10 1 112

1 4 7 0 11

2 3 8 0 11

3 0 6 1 7

4 0 2 2 4

(61)

O E [O-E]-1/2 ([O-E]-1/2)^2 (O-E)^2/E

101 83,4206897 17,07931 291,7028419 3,496769

4 8,19310345 -4,6931 22,02521998 2,688263

3 8,19310345 -5,6931 32,41142687 3,95594

0 5,2137931 -5,71379 32,64743163 6,261743

0 2,97931034 -3,47931 12,10560048 4,063222

10 25,4896552 -15,9897 255,6690725 10,03031

7 2,50344828 3,996552 15,97242568 6,38017

8 2,50344828 4,996552 24,96552913 9,972457

6 1,59310345 3,906897 15,26384067 9,581199

2 0,91034483 0,589655 0,347693222 0,381936

1 3,08965517 -2,58966 6,706313912 2,17057

0 0,30344828 -0,80345 0,645529132 2,127312

0 0,30344828 -0,80345 0,645529132 2,127312

1 0,19310345 0,306897 0,094185493 0,487746

2 0,11034483 1,389655 1,931141498 17,50097

X2 81,22592

(62)

Gambar

Tabel 1. Deskripsi kode PUFA/pufa 4,12,13
Tabel 2. Karakteristik beberapa instrumen untuk menilai dampak kesehatan mulut pada kualitas hidup anak-anak
Tabel 3.  Persentase karakteristik responden untuk anak usia 3-6 tahun berdasarkan umur, jenis kelamin, pengalaman karies dan karies yang tidak dirawat (n=202)
Tabel 5. Distribusi frekuensi kualitas hidup anak usia 3-6 tahun yang pernah sakit gigi (n=145)
+4

Referensi

Dokumen terkait