• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komparatif Paro Hidup Usia Dokumen yang Disitir Pada International Journal for Technology In Mathematics Education (IJTME), International Journal Of Electrical Engineering Education (IJEEE), Dan International Journal Of Psychiatry In Medicine (IJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Komparatif Paro Hidup Usia Dokumen yang Disitir Pada International Journal for Technology In Mathematics Education (IJTME), International Journal Of Electrical Engineering Education (IJEEE), Dan International Journal Of Psychiatry In Medicine (IJ"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPARATIF PARO HIDUP USIA DOKUMEN

YANG DISITIR PADA INTERNATIONAL JOURNAL FOR

TECHNOLOGY IN MATHEMATICS EDUCATION (IJTME),

INTERNATIONAL JOURNAL OF ELECTRICAL

ENGINEERING EDUCATION (IJEEE), DAN

INTERNATIONAL JOURNAL OF PSYCHIATRY IN

MEDICINE (IJPM) TAHUN 2007

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk

memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi

Disusun oleh:

Margaret Tiurmanaro Panggabean

NIM: 050709002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Komparatif Paro Hidup Usia Dokumen yang Disitir pada

International Journal for Technology in Mathematics Education (IJTME),

International Journal of Electrical Engineering Education (IJEEE), dan

International Journal of Psychiatry in Medicine (IJPM) Tahun 2007

Oleh

: Margaret Tiurmanaro Panggabean

Nim

: 050709002

Pembimbing I : Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan : ______________________

Tanggal :

Pembimbing II : Ishak, S.S, M.Hum

Tanda Tangan : _____________________

(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu

tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media

publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis

dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan

mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juni 2009

Penulis,

(4)

ABSTRAK

Panggabean, Margaret Tiurmanaro. 2009. Analisis Komparatif Paro Hidup Usia

Dokumen yang Disitir pada International Journal for Technology in

Mathematics Education (IJTME), International Journal of Electrical

Engineering Education (IJEEE), dan International Journal of Psychiatry in

Medicine (IJPM) Tahun 2007.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya perbedaan usia paro

hidup pada tiga jurnal internasional dari bidang ilmu matematika, tehnik dan

kedokteran tahun terbit 2007. Hasil penghitungan dalam penelitian ini juga akan

menunjukkan kemutakhiran jurnal yang bersangkutan pada tahun terbit 2007,

melalui pengukuran dengan berpedoman pada standar paro hidup bidang ilmu di

luar negeri.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yang menjadi unit analisis

dalam penelitian ini adalah seluruh artikel pada jurnal IJTME, IJEEE, dan IJPM

tahun 2007. Pada ketiga jurnal tersebut, total data yang digunakan dalam

penghitungan adalah 95 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 1.862 sitiran.

Hasil penghitungan pada masing-masing jurnal yaitu: usia paro hidup

IJTME tahun 2007 adalah 7,15 tahun; usia paro hidup IJEEE tahun 2007 adalah

6,58 tahun; dan usia paro hidup IJPM tahun 2007 adalah 6,87 tahun. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa jurnal IJTME tahun 2007 sesuai dengan standar

penelitian paro hidup matematika di luar negeri yaitu 10,5 tahun. Usia paro hidup

jurnal IJPM juga sesuai dengan standar penelitian paro hidup kedokteran di luar

negeri yaitu 6,8 tahun. Sedangkan usia paro hidup jurnal IJEEE yaitu 6,58 tahun

belum dapat diukur dengan paro hidup bidang tehnik, dikarenakan belum

diketahui dengan jelas parameter paro hidup bidang tehnik di luar negeri.

(5)

KATA PENGANTAR

Pujian dan ucapan syukur bagi Tuhan yang penulis percaya dan imani,

Tuhan Yesus Kristus, atas segala Berkat dan Kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Komparatif Paro Hidup Usia

Dokumen yang disitir pada International Journal of Technology in Mathematics

Education (IJTME), International Journal of Electrical Engineering Education

(IJEEE), dan International Journal of Psychiatry in Medicine (IJPM) Tahun

2007”.

Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam

bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari campur tangan

berbagai pihak, yang dengan ketulusan hati telah memberikan bimbingan,

motivasi, dan bantuan untuk penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2.

Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra USU dan juga sebagai

Pembimbing I yang senantiasa memberikan waktu, pengarahan dan

kemudahan dalam penulisan skripsi ini.

3.

Bapak Ishak, S.S, M.Hum, selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan perbaikan bagi

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4.

Bapak Drs. A. Ridwan Siregar, SH., M.Lib, selaku Dosen Penasehat

Akademik penulis selama proses perkuliahan.

(6)

6.

Teristimewa kepada keluarga sempurna yang penulis miliki, Ayahanda

H.B.Panggabean, Ibunda M.Sitompul dan Abang Sabar Mangolu

Panggabean yang selalu mengiringi kehidupan penulis dengan limpahan

kasih sayang dan Doa. Terima kasih untuk setiap kasih dan

kesederhanaan yang kalian ajarkan.

7.

Seluruh keluarga besar dari Ayahanda dan Ibunda penulis, seluruh

saudara sepupu dari penulis, terima kasih atas dukungan dan

persaudaraan yang terjalin.

8.

Sahabat penulis: Rosa Manurung, Erni Panjaitan, Esther Siahaan dan

Rieka Hutasoit terima kasih untuk dukungan dan persahabatan yang

telah lama kita jalin.

9.

Teman-teman seperjuangan angkatan 2005: Srihati, Bina, Maidana

“gokil”, Endang, Henny, Vera, Firza, Harly, Acha, Bella, Rosita, Juli

,Uli, Ganda, Newin, Wilman, Janfrist, Evi, Jelita, Feri, Yona, Mizana,

Ricka, Euis, Titin, Lucky, Lisa, Siti, Lestika, Fitri, Irma, Abrar, Safar,

Zulqadri, Syafii, Rizky, Fajar, Eric……SEMANGAT buat jurusan kita

ya!!

Akhirnya, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

perbaikan menuju kesempurnaan pada penelitian lanjutan dengan topik yang sama

di hari yang mendatang.

Medan, Juni 2009

Margaret T. Panggabean

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Bibliometrika ... 6

2.1.1 Sejarah Bibliometrika... 6

2.1.2 Pengertian Bibliometrika ... 10

2.1.3 Tujuan Bibliometrika ... 11

2.1.4 Manfaat Bibliometrika ... 13

2.2 Keusangan Literatur ... 15

2.3 Paro Hidup Literatur ... 21

2.3.1 Pengertian Paro Hidup Literatur ... 21

2.3.2 Manfaat Paro Hidup Literatur ... 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Unit Analisis ... 25

3.2 Instrumen Penelitian... 25

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 26

3.4 Pengolahan Data... 26

3.4.1 Pengolahan Data untuk Usia Paro Hidup ... 26

3.4.2 Analisis Data ... 27

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data ... 29

4.2 Usia Paro Hidup Dokumen International Journal for Technology

in Mathematics Education (IJTME) Tahun 2007 ... 32

4.2.1 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 1 ... 32

4.2.2 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 2 ... 34

4.2.3 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue ... 36

4.2.4 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 4 ... 38

4.2.5 Hasil Usia Paro Hidup Dokumen IJTME Tahun 2007 ... 40

4.3 Usia Paro Hidup Dokumen International Journal of Electrical

Engineering Education (IJEEE) Tahun 2007 ... 41

4.3.1 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 1 ... 41

4.3.2 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 2 ... 43

4.3.3 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 3 ... 45

4.3.4 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 4 ... 47

4.3.5 Hasil Usia Paro Hidup Dokumen IJEEE Tahun 2007 ... 49

4.4 Usia Paro Hidup Dokumen International Journal of Psychiatry

in Medicine (IJPM) Tahun 2007 ... 49

4.4.1 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 1 ... 49

4.4.2 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 2 ... 52

4.4.3 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 3 ... 54

4.4.4 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 4 ... 56

4.4.5 Hasil Usia Paro Hidup Dokumen IJPM Tahun 2007 ... 58

4.5 Komparasi Paro Hidup Usia Dokumen IJTME, IJEEE

dan IJPM Tahun 2007 ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel-1 : Perkembangan Istilah Bibliometrika ... 7

Tabel-2 : Distribusi Frekwensi ... 28

Tabel-3 : Keterangan Tahun Tertua dan Tahun Termuda Sitiran ... 28

Tabel-4 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 1 ... 31

Tabel-5 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 2 ... 32

Tabel-6 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 3 ... 34

Tabel-7 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 4 ... 36

Tabel-8 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 1 ... 38

Tabel-9 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 2 ... 40

Tabel-10 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 3 ... 41

Tabel-11 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 4 ... 45

Tabel-12 : Distribusi Frekwensi IJPM Tahun 2007 Issue 1 ... 45

Tabel-13 : Distribusi Frekwensi IJPM Tahun 2007 Issue 2 ... 47

Tabel-14 : Distribusi Frekwensi IJPM Tahun 2007 Issue 3 ... 49

Tabel-15 : Distribusi Frekwensi IJPM Tahun 2007 Issue 4 ... 51

(10)

ABSTRAK

Panggabean, Margaret Tiurmanaro. 2009. Analisis Komparatif Paro Hidup Usia

Dokumen yang Disitir pada International Journal for Technology in

Mathematics Education (IJTME), International Journal of Electrical

Engineering Education (IJEEE), dan International Journal of Psychiatry in

Medicine (IJPM) Tahun 2007.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya perbedaan usia paro

hidup pada tiga jurnal internasional dari bidang ilmu matematika, tehnik dan

kedokteran tahun terbit 2007. Hasil penghitungan dalam penelitian ini juga akan

menunjukkan kemutakhiran jurnal yang bersangkutan pada tahun terbit 2007,

melalui pengukuran dengan berpedoman pada standar paro hidup bidang ilmu di

luar negeri.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yang menjadi unit analisis

dalam penelitian ini adalah seluruh artikel pada jurnal IJTME, IJEEE, dan IJPM

tahun 2007. Pada ketiga jurnal tersebut, total data yang digunakan dalam

penghitungan adalah 95 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 1.862 sitiran.

Hasil penghitungan pada masing-masing jurnal yaitu: usia paro hidup

IJTME tahun 2007 adalah 7,15 tahun; usia paro hidup IJEEE tahun 2007 adalah

6,58 tahun; dan usia paro hidup IJPM tahun 2007 adalah 6,87 tahun. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa jurnal IJTME tahun 2007 sesuai dengan standar

penelitian paro hidup matematika di luar negeri yaitu 10,5 tahun. Usia paro hidup

jurnal IJPM juga sesuai dengan standar penelitian paro hidup kedokteran di luar

negeri yaitu 6,8 tahun. Sedangkan usia paro hidup jurnal IJEEE yaitu 6,58 tahun

belum dapat diukur dengan paro hidup bidang tehnik, dikarenakan belum

diketahui dengan jelas parameter paro hidup bidang tehnik di luar negeri.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Jurnal merupakan salah satu jenis koleksi perpustakaan yang wajib ada,

terutama pada perpustakaan perguruan tinggi. Dalam jurnal terdapat beberapa

artikel hasil penelitian mengenai ilmu pengetahuan yang ditulis berdasarkan data

dan fakta. Sehingga dapat dikatakan, jurnal adalah publikasi ilmiah yang berisikan

informasi yang lengkap dan akurat. Di sisi lain, perpustakaan perguruan tinggi

berfungsi sebagai sarana penunjang proses perkuliahan dan penelitian dari para

sivitas akademika (pihak mahasiswa, dosen, dan peneliti ahli) dalam lingkungan

perguruan tinggi yang bersangkutan. Kegiatan penelitian memerlukan penggunaan

sumber informasi primer seperti laporan penelitian dan jurnal ilmiah sebagai data

yang relevan dengan topik yang dikaji. Oleh karena itulah, jurnal ilmiah

merupakan literatur yang penting bagi pihak sivitas akademika, yang adalah

pengguna dari perpustakaan perguruan tinggi.

Ketersediaan informasi yang mutakhir sangat dibutuhkan oleh peneliti

untuk mendukung kegiatan penelitiannya. Informasi yang mutakhir tersebut

terdapat di dalam jurnal ilmiah, berupa artikel-artikel hasil penelitian dari suatu

objek atau fenomena ilmu pengetahuan. Purnomowati (2008:20) berpendapat,

”pihak peneliti pada umumnya lebih dominan menggunakan jurnal ilmiah

dibandingkan buku, atau monograf yang kurang up to date sebagai sumber

informasi utama untuk kepentingan penelitiannya”

Nugroho dikutip oleh Andriaty dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian

(2005)14(2):27 menyatakan bahwa ”peneliti dituntut untuk rajin mengikuti

perkembangan teknologi di bidangnya, dan sumber utama informasi bagi peneliti

adalah jurnal ilmiah”. Selain itu, Herner dalam Pinelli dikutip oleh Purnomowati

(2008:25) menyebutkan bahwa: ”peneliti ilmu dasar atau ilmuwan perguruan

tinggi lebih banyak menggunakan saluran informasi formal berupa literatur.

Keunggulan suatu jurnal ilmiah dalam penelitian adalah dalam hal kemuktahiran

data dan informasi di dalamnya”.

(12)

Mengenai hal ini, Hartinah (2002:1) menegaskan ”terbitan yang paling baru

cenderung lebih banyak digunakan daripada terbitan lama”.

Fenomena tersebut merupakan dampak dari perkembangan ilmu

pengetahuan, dan disebut dengan istilah keusangan literatur

(obsolescence).

Obsolescence terjadi karena hanya literatur yang mutakhir yang menarik bagi

peneliti atau ilmuwan, sedangkan literatur yang lebih tua digunakan hanya bila

mengandung informasi yang cenderung menggabungkan karya yang terakhir.

Berhubungan dengan hal ini, Mustikasari (2006:5) memberikan pengertian bahwa

“semakin banyak literatur dalam sebuah bidang, semakin terpengaruh usia paro

hidup dokumen”. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa keusangan literatur

mempengaruhi kemuktahiran dari sebuah jurnal ilmiah yang berperan sebagai

sumber informasi utama dalam laporan kegiatan penelitian.

Setelah memenuhi kewajiban dalam hal penyediaan jurnal ilmiah sebagai

koleksi yang diperuntukkan bagi penggunanya, perpustakaan perguruan tinggi

juga perlu melakukan evaluasi terhadap penggunaan literatur oleh para peneliti.

Purnomowati (2008:4) menegaskan bahwa “evaluasi mengenai penggunaan

literatur ini perlu dilakukan agar penggunaan dana pengadaan dan pengembangan

koleksi perpustakaan menjadi lebih efektif dan efisien”. Hal ini secara tidak

langsung mengarahkan perpustakaan perguruan tinggi untuk selalu mengawasi

koleksi yang dimilikinya dalam hal kemuktahiran informasi yang terkandung di

dalamnya (terutama jurnal ilmiah).

Analisis paro hidup usia dokumen merupakan penelitian yang penting bagi

perpustakaan dalam hal efektivitas pengawasan jurnal yang menjadi koleksinya.

Hal tersebut disebabkan semakin tinggi usia paro hidup dokumen bidang ilmu

tertentu, menunjukkan akan semakin banyak hasil-hasil penelitian terbaru pada

bidang tersebut, dan berarti perkembangan bidang ilmu tersebut berjalan dengan

baik. Perkembangan yang baik dalam suatu bidang ilmu juga akan turut

mempertahankan eksistensi dari ilmu tersebut.

(13)

Menurut Andriaty dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian (2007)16(1):25,

“kemuktahiran informasi ditinjau dari usia paro hidup dokumen untuk setiap

bidang ilmu berbeda-beda”. Pernyataan yang serupa dikemukakan juga oleh

Hartinah (2002:2) yaitu berdasarkan hasil penelitian di luar negeri, masing-masing

bidang ilmu memiliki keusangan literatur yang berbeda. Sebagai contoh, paro

hidup ilmu matematika adalah 10,5 tahun; sedangkan untuk bidang kedokteran 6,8

tahun. Apabila sebuah penelitian di bidang ilmu matematika lebih dari 10,5 tahun

dan bidang kedokteran lebih dari 6,8 tahun; maka hal ini menunjukkan bahwa

referensi yang digunakan telah usang dan terdapat adanya kemiskinan informasi

dalam penulisan dokumen. Jika yang terjadi sebaliknya maka referensi yang

digunakan adalah mutakhir dan terdapat kekayaan informasi dalam penulisannya.

Didukung dari berbagai hasil penelitian yang menyatakan bahwa

masing-masing bidang ilmu memiliki keusangan literatur yang berbeda, maka penulis

tertarik ingin meneliti perbandingan paro hidup usia dokumen pada tiga jurnal

internasional yang mewakili bidang ilmu yang berbeda dan terdapat dalam

database ProQuest USU.

Peneliti membutuhkan informasi dalam bidang tertentu secara lengkap,

mendalam dan mutakhir terutama jurnal terbitan internasional. Akhir-akhir ini,

jurnal internasional menjadi publikasi ilmiah yang semakin penting. Hal ini

dibuktikan oleh LIPI (2008:1) yang menetapkan “jurnal internasional sebagai

salah satu syarat utama untuk mendapat gelar Profesor Riset, yang merupakan

jabatan yang paling bergengsi di kalangan para peneliti”. Didukung dengan

pernyataan tersebut, penulis meyakini bahwa jurnal internasional memiliki status

yang tinggi.

Dalam penelitian ini, penulis menentukan tiga jurnal internasional untuk

dikaji usia paro hidupnya, dan selanjutnya dilakukan analisis perbandingan besar

usia paro hidup pada ketiga jurnal tersebut yang mewakili tiga bidang ilmu

pengetahuan yang berbeda. Jurnal tersebut yaitu:

1.

International Journal for Technology in Mathematic Education

;

(14)

mempunyai nomor ISSN: 1744-2710, dan dapat diakses dalam

database Proquest Science Journals.

2.

International Journal of Electrical Engineering Education

; mewakili

bidang ilmu Tehnik. Berasal dari Manchester, sebuah kota di Inggris

(sumber:wikipedia). Jurnal ini dilanggan USU mulai tahun 1997

(volume 34, issue 3), mempunyai nomor ISSN: 0020-7209, dan

terdapat dalam database Proquest Science Journals.

3.

International Journal of Psychiatry in Medicine

; mewakili bidang ilmu

Kedokteran. Berasal dari Amityville, desa di Amerika Serikat (sumber:

wikipedia). Jurnal ini pertama kali dilanggan USU tahun 1999 (volume

29, issue 1), mempunyai nomor ISSN: 0091-2174, dan dapat

didownload

melalui database Proquest Medical Library.

Persamaan dari ketiga jurnal yang diteliti ini yaitu sama-sama merupakan

jurnal terbitan internasional bidang eksakta, dan memiliki periode terbit 4 kali

setahun. Perbedaan dari ketiga jurnal internasional tersebut adalah dalam hal usia

paro hidup nya. Berpedoman pada ketentuan ini, penulis akan meneliti usia paro

hidup dokumen pada ketiga jurnal internasional tersebut. Selanjutnya hasil

penelitian ini akan menunjukkan kemutakhiran jurnal pada tahun terbit 2007,

sehingga menentukan layak tidaknya ketiga jurnal internasional tersebut

dilanggan oleh Perpustakaan USU.

1.2 Rumusan Masalah

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa perbandingan paro hidup usia dokumen yang

disitir pada tiga jurnal internasional dari bidang ilmu matematika, tehnik,

dan kedokteran.

Untuk menunjukkan kemuktahiran informasi yang dimuat pada jurnal

terbitan internasional ditinjau dari ukuran paro hidup usia dokumen yang

disitir pada tahun 2007.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1)

Bagi

penulis

, semakin mendalami penulisan dalam bidang ilmu

Bibliometrika, terutama mengenai komparasi paro hidup usia dokumen

yang disitir oleh jurnal terbitan internasional.

2)

Bagi

Perpustakaan Perguruan Tinggi,

sebagai bahan masukan dan

pertimbangan untuk semakin meningkatkan efektifitas pengawasan

koleksinya khususnya pada jurnal yang berbasis elektronik, dalam hal

evaluasi kemuktahirannya.

3)

Bagi

pemerhati Ilmu Perpustakaan dan Informasi,

agar penelitian ini

dapat menambah bahan rujukan baik dalam studi pendahuluan maupun

sebagai tambahan literatur dalam penelitian bidang bibliometrika,

khususnya mengenai paro hidup dokumen.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(16)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Bibliometrika

2.1.1 Sejarah Bibliometrika

Bibliometrika merupakan salah satu topik penelitian informasi dalam

bidang ilmu perpustakaan. Kajian topik ini dilakukan pada literatur atau dokumen

dengan menerapkan metode matematika dan statistika.

Putu (2008:1) menyatakan bahwa:

Bibliometrika adalah salah satu cabang ilmu paling tua dari ilmu

perpustakaan. Sebagai kajian ilmiah, cabang ini berkembang karena

segelintir illmuwan pada awal abad 20 yang tertarik tentang dinamika ilmu

pengetahuan sebagaimana tercermin dalam produksi literatur ilmiahnya

Berhubungan dengan pendapat di atas yaitu mengenai sejarah munculnya

istilah bibliometrika pada awal abad ke 20, Sulistyo-Basuki (2002:1) menyatakan

bahwa:

Pada saat itu,

bibliometrics

dapat ditelusur melalui terbitan karya Cole dan

Eales yaitu: biliografi statistik atau lebih dikenal dengan istilah

Statistical

Bibliography.

Karya tersebut merupakan pendekatan statistik untuk

mengkaji bibliografi atau daftar kepustakaan yang pertama kali dilakukan

terhadap karya tulis bidang anatomi

Egghe dan Rousseau (1990) dalam Hjorland (2008:1) menyatakan sejarah

singkat munculnya bibliometrika yaitu,

before the term

bibliometrics

was proposed by Pritchard (1969), the term

statistical bibliography was in some use. According to Pritchard (1969),

it was Hulme (1923)who initiated the term statistical bibliography.

Hulme used the term to describe the process of illuminating the history of

science and technology by counting documents. Pritchard’s timely

proposal caught on immediately but the content of the term remained

somewhat of a problem (Broadus, 1987). According to Pritchard,

bibliometrics

means the application of mathematics and statistical

methods to books and other communication media

(17)

dengan metode statistika dan matematika terhadap buku dan media komunikasi

lainnya.

Sudjana dalam Mustikasari (2008:29) menyatakan bahwa:

Bibliometrik merupakan salah satu bidang studi yang belum banyak

dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bibliografi dikenal hanya sebatas

sebagai daftar rujukan. Bila ditelaah secara serius, bibliografi bisa menjadi

kaca untuk sebuah disiplin ilmu atau peta dari sebuah profesi.

Merujuk pada pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa bibliometrik

sebagai ilmu yang menerapkan penelitiannya pada bibliografi bukan hanya

sebatas penelitian terhadap daftar rujukan, akan tetapi bibliografi tersebut dapat

dijadikan cermin untuk melihat perkembangan suatu disiplin ilmu.

Hertzel dalam Putu (2008:1) menyediakan sebuah tabel yang

memperlihatkan kronologi mengenai perubahan ketertarikan menggunakan

statistik untuk mengkaji perkembangan literatur ilmiah, dari istilah “statistical

bibliography” menjadi “bibliometrics”.

Tabel-1 : Perkembangan Istilah Bibliometrika

Tahun

Pengarang dan judul

Terbitan

1917

Cole, F.J dan Eales, N.B. “The history of

comparative anatomy. Part 1. A statistical

analysis of literature.

Science Progress

, vol. 11,

April 1917, hal. 578 - 596

1922

Hulme, E. W.

Statistical Bibliography in

Relation to the Growth of Modern

Civilization

.

London : Butler and Tanner

Grafton, 1923

1938

Henkle, H.H. “The periodical literature of

biochemistry”

Bulletin of the Medical

Library Association,

vol.

27, 1938, hal. 139 - 147

1943

Gosnell, C.F.

The Rate Of Obsolescence In

College Library Book Collections As

Determined By An Analysis Of Three Select

Lists Of Books For College Libraries

Disertasi, New York

University, 1943

1944

Gosnell, C.F. “Obsolence of books in

college libraries”

College and Research

Libraries

, vol. 5, March

1944, hal. 115 - 125

1948

Fussler, H.H.

Characteristics Of The

Research Literature Used By Chemists And

Physicists In The United States

Disertasi, University of

Chicago.

1949

Fussler, H.H. “characteristics of the

research literature used by chemists and

physicists in the United States”

(18)

1962

Raisig, L.M. “Statistical bibliography in

the health sciences”

Bulletin of the Medical

Library Association

, vol. 50

July 1962, hal. 450 - 461

1966

Barker, D. L.

Characteristics of the

Scientific Literature Cited by Chemists of

the Soviet Union

Disertasi, University of

Illinois.

1968

Pritchard, A. “Computers, Statistical

Bibliography and Abstracting Services”

Tidak diterbitkan.

1969

Pritchard, A.

Statistical Bibliography: an

Interim Bibliography

North-Western Polytechnic

School of Librarianship,

May 1969

1969

Pritchard, A. “Statistical bibliography of

bibliometrics”

Journal of Documentation

,

vol 25 Desember 1969, hal.

348 - 349

1969

Fairthrone, R.A. “Empirical hyperbolic

distribution for bibliometric description”

Journal of Documentation

,

vol 25 Desember 1969, hal.

319 - 343

1970

Pritchard, A. “Computers, bibliometrics

and abstracting services”

Research in Librarianship

,

September 1970, hal. 94 -

99.

Apabila periode dari perkembangan istilah bibliometrika pada tabel di atas

dibagi dua, yaitu masa sebelum dan sesudah Perang Dunia II (sebagaimana

diketahui Perang Dunia II terjadi pada tahun 1939), maka dapat diketahui bahwa

masa sebelum Perang Dunia II adalah masa kelahiran kajian tentang komunikasi

ilmiah. Sedangkan periode setelah Perang Dunia II adalah masa konsolidasi

(pengukuhan) dari istilah bibliometrika. Istilah bibliometrika mulai menjadi

populer setelah tahun 1970-an.

Pada tahun 1969, Pritchard membatasi bibliometrika sebagai

application

of mathematical and statistical methods to books and other media of

communication

” (Putu,2008:2). Dari defenisi tersebut, Pritchard sekaligus

(19)

Beberapa bidang yang awalnya muncul dari ketertarikan para peneliti

untuk mengkaji data sitiran pada dokumen mulai dapat dikelompokkan menjadi

bidang yang lebih jelas. Adapun yang menjadi bidang kelompok dari bidang

tersebut adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan produk ilmu pengetahuan sejalan dengan waktu dan

menurut negaranya (dilakukan oleh Cole dan Eagles)

Persoalan perpustakaan dalam mengendalikan produksi dan luapan

karya ilmiah (dipelopori oleh Bradford).

Produktivitas ilmuwan dalam menghasilkan karya tulis (dilakukan

pertama kali oleh Lotka)

Berdasarkan pada pengelompokkan di atas, pada awal abad 1980

bibliometrika telah berkembang menjadi sebuah disiplin yang khas dan memiliki

berbagai cabang ilmu. Jurnal internasional scientometrics adalah salah satu jurnal

internasional yang dikhususkan pada bidang bibliometrika ini, dan mulai terbit

tahun 1979. selain itu, berbagai konferensi internasional yang khusus membahas

mengenai bibliometrika mulai banyak diselenggarakan sejak tahun 1983.

Objek utama kajian analisis bibliometrika adalah jurnal ilmiah, karena

merupakan literatur yang memuat hasil penelitian asli atau penerapan sebuah toeri

ataupun penjelasan teori dan ide sehingga merupakan informasi yang bersifat

lengsung dari karya penelitian. Hal ini juga yang pada akhirnya membuat jurnal

ilniah menjadi pengetahuan publik, serta arsip umum yang dapat dibaca oleh

siapa saja setiap saat.

Pada tahun 1922, Hulme adalah orang yang pertama kali menggunakan

istilah statistical bibliography dalam karyanya yang berjudul “statistical

bibliography in relation to the growth of modern civilization”. Lotka (1926)

memperkenalkan konsep

Inverse square law

yaitu hubungan antara produktivitas

pengarang dengan jumlah makalah yang dihasilkan, yang kemudian dalam ilmu

bibliometrika lebih dikenal dengan penerapan hukum Lotka. Pritchard (1969)

menciptakan istilah bibliometrics dalam karyanya yang berjudul “statistical

bibliography or bibliometrics”.

(20)

Istilah tersebut yaitu: “scientometrics” (diperkenalkan oleh T. Braun pada tahun

1977), istilah “informetrics” (diperkenalkan oleh Otto Nacke pada tahun 1979),

dan istilah “discometrics” (diperkenalkan oleh W. C. Rorick pada tahun 1987).

Akhirnya pada tahun 1990 hingga sekarang, bermula dalam dunia maya atau biasa

disebut internet muncul istilah “webometrics” dan “cybermetrics”. Seluruh istilah

tersebut semakin memperkaya perbendaharaan istilah dalam bidang studi

bibliometrika hingga saat ini.

2.1.2 Pengertian Bibliometrika

Bibliometrika berasal dari kata

biblio

dan

metrics

, biblio berarti buku dan

metrics berarti mengukur. Jadi, bibliometrika dapat diartikan sebagai kegiatan

mengukur atau menganalisis buku/ literatur dengan menggunakan pendekatan

matematika dan statistika (Diodato dalam Hartinah,2008:2).

Menurut Esshra (2007:7) pengertian biblimetrics adalah “bibliometrics is a

study or measurement of formal aspects of texts, documents, books and

information”, artinya bibliometrik adalah sebuah studi atau ukuran dari

aspek-aspek yang formal pada teks, dokumen, buku dan informasi.

Pendapat lain dari Archambaut (2004:1) yaitu “bibliometrics and

sciencetometrics are a set of methods for measuring the production and

dissemination of sciencetific knowledge”, yang berarti bibliometrik dan

scientometrik adalah sekumpulan metode untuk mengukur produksi dan

penyebarluasan dari ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah.

Berbeda dengan pernyataan di atas, Karolinska Institute Bibliometrics

Project Group (2008:2) menguraikan “bibliometrics is the application of

mathematical and statistical methods to publications (from biblos: book and

metron: measurement)”. Artinya, bibliometrik adalah aplikasi metode matematika

dan statistik terhadap publikasi.

(21)

Lasa (2005:323) menuliskan “bibliometrika adalah suatu pengawasan

koleksi perpustakaan dengan cara penerapan metode statistika dan matematika

terhadap buku dan media rekam lain” bahwa bibliometrika merupakan sebuah

kegiatan pengawasan terhadap koleksi perpustakaan, seperti buku dan media

rekam; dengan cara menerapkan metode matematika dan statistika.

Patra, dkk (2007:3) berpendapat bahwa “bibliometrics as the application of

mathematical and statistical methods to books and other communication

medium”. Pendapat ini menyatakan bahwa bibliometrik sebagai aplikasi dari

metode matematika dan statistik terhadap buku dan media komunikasi.

Pendapat yang lebih kompleks dinyatakan oleh Boyce, dkk dalam

Mustikasari (2008:30) yaitu “bibliometrika merupakan studi mengenai produksi

dan penyebaran informasi yang secara operasional dikaji melalui produksi dan

penyebaran media yang merekam informasi untuk disimpan dan disebarluaskan”.

Artinya, bibliometrika adalah studi yang mempelajari tentang produksi dan

penyebaran informasi, yang secara operasional mengkaji produksi dan penyebaran

media perekam informasi.

Menurut White dan Mc.Cain yang dikutip Mustikasari (2008:31),

“bibliometrika adalah suatu kajian kuantitatif dari literatur yang digambarkan

dalam bibliografi”. Hal ini dapat diartikan bahwa bibliometrika adalah suatu

kajian terhadap literatur yang digambarkan dalam bibliografi dan bersifat

kuantitatif.

The British Standards Institution yang dikutip Sulistyo-Basuki (2002:4)

menegaskan “bibliometrika adalah kajian penggunaan dokumen dan pola

publikasi dengan menerapkan metode matematika dan statistika”, yang berarti

bibliometrika adalah kajian terhadap penggunaan dan pola publikasi dokumen

dengan penerapan metode matematika dan statistika.

(22)

Pada dasarnya, semua pendapat di atas memiliki konsep yang sama

mengenai definisi bibliometrika. Maka berdasarkan pada semua pendapat

tersebut, dapat diuraikan bahwa bibliometrika adalah suatu kajian terhadap

dokumen dan atau publikasi lainnya yang berupa media komunikasi ilmiah,

dengan cara menerapkan metode matematika atau statistika.

2.1.3 Tujuan Bibliometrika

Bibliometrika merupakan analisis kuantitatif terhadap dokumen dan atau

publikasi ilmiah lainnya dengan menerapkan metode matematika dan statistika.

Menurut Sulistyo-Basuki (2002:3), tujuan bibliometrika ialah menjelaskan proses

komunikasi tertulis dan sifat serta arah pengembangan secara deskriptif

penghitungan dan analisis berbagai faset komunikasi.

Dengan kata lain, Bibliometrika dapat memberikan penjelasan tentang

proses komunikasi tertulis dari segi sifat dan perkembangannya dalam sebuah

disiplin ilmu (sepanjang masih menyangkut komunikasi tertulis).

Brookes dalam Sulistyo-Basuki (2002:7) menguraikan bahwa tujuan

umum analisis kuantitatif terhadap bibliografi adalah:

a.

merancangbangun system dan jaringan informasi yang lebih ekonomis

b.

penyempurnaan tingkat efisiensi proses pengolahan informasi

c.

identifikasi dan pengukuran efisiensi pada jasa bibliografi yang ada

dewasa ini

d.

meramalkan kecendrungan penerbitan

e.

penemuan dan elusidasi hokum empiris yang dapat menyediakan basis

bagi pengembangan sebuah teori dalam ilmu informasi

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa analisis

bibliometrika bertujuan untuk kegiatan rancang bangun sistem dan jaringan

informasi, peningkatan efisiensi proses pengolahan informasi, identifikasi

terhadap jasa bibliografi, meramalkan kecendrungan dari kegiatan penerbitan dan

penetapan hukum empiris yang menjadi dasar bagi pengembangan teori dalam

ilmu informasi.

(23)

penyebarluasan pengetahuan bidang ilmu alam, dan beberapa metode tersebut

sedikit efektif pada beberapa bidang, seperti bidang ilmu mesin.

Archambault (2004:5) mengemukakan: “bibliometrics is made up of

methods for conducting quantitative analysis of science”. Dari pernyataan

tersebut, dapat diketahui bahwa bibliometrika disusun atau dibentuk dari

metode-metode yang bertujuan untuk mengadakan proses kuantitatif terhadap suatu ilmu

pengetahuan.

Berbeda dengan pendapat di atas, Purnomowati (2008:2) menegaskan

bahwa ”bibliometrika dapat digunakan sebagai metode kajian yang bersifat

deskriptif, misalnya yang berkaitan dengan kepengarangan, dan bersifat evaluatif

misalnya untuk mengkaji penggunaan literatur melalui analisis sitiran”.

Mengacu pada pendapat di atas, maka dapat diuraikan bahwa

bibliometrika bertujuan untuk mengkaji dokumen secara deskriptif yang berkaitan

dengan ciri-ciri kepengarangannya, dan mengkaji secara evaluatif yang

menyangkut sitirtan atau kutipan dari dokumen yang bersangkutan.

2.1.4 Manfaat Bibliometrika

Bibliometrika sebagai salah satu cabang ilmu perpustakaan dan informasi,

dimana objek penelitiannya adalah jurnal / majalah ilmiah yang merupakan

koleksi wajib perpustakaan. Oleh karena itu, penelitian yang menyangkut topik

bibliometrika terhadap koleksi sebuah perpustakaan sudah pasti memiliki manfaat

bagi perpustakaan yang bersangkutan.

Manfaat Aplikasi kuantitatif dari bibliometrika bagi perpustakaan

menurut Sulistyo-Basuki (2002:8), adalah sebagai berikut:

a)

identifikasi literature inti

b)

mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan

pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan

c)

menduga keluasan (comprehensiveness) literature sekunder

d)

mengenali pemakai berbagai subjek

e)

mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai

subjek

f)

mengukur manfaat jasa SDI ad hoc dan retrospectif

g)

meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan

mendatang

(24)

i)

merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam

batas anggaran belanja

j)

mengembangkan model eksperimental yang berkorelasi atau melewati

model yang ada

k)

menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak

secara tepat

l)

memprakarsai sistem jaringan aras ganda yang efektif

m)

mengatu arus masuk informasi dan komunikasi

n)

mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah (melalui

penggugugusan dan pasangan literatur ilmiah)

o)

meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau

seluruh disiplin

p)

mendisain pengolahan bahasa automatis untuk

indexing,

auto-abstracting,

dan

autoclassification

q)

mengembangkan norma pembakuan

Ishak dalam Jurnal Pustaha (2005)1(2):18 menjabarkan manfaat analisis

bibliometrika bagi perpustakaan antara lain;

1)

mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu

2)

identifikasi arah dan gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada

berbagai disiplin ilmu

3)

menduga keluasan literatur sekunder

4)

mengenali pemakai berbagai subjek

5)

mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai

subjek

6)

mengukur manfaat jasa SDI

ad-hoc

dan retrospectif

7)

meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan

mendatang

8)

mengatur arus masuk informasi dan komunikasi

9)

mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah

10)

meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau

seluruh disiplin

Dari kedua pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa manfaat analisis

bibliometrika bagi perpustakaan adalah sebagai berikut:

1.

mengidentifikasi majalah inti pada setiap bidang ilmu yang ada

2.

mengidentifikasi pertumbuhan ilmu pengetahuan dan arah penelitian dari

berbagai disiplin ilmu

3.

memberikan dugaan mengenai keluasan literatur sekunder

4.

mengenali pengguna pada berbagai subjek yang berbeda

(25)

6.

mengukur manfaat dari jasa SDI

ad-hoc

dan retrospektif

7.

memberikan ramalan mengenai arah gejala perkembangan bidang ilmu

pada masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang

8.

mengatur arus masuk dari informasi dan komunikasi ilmiah

9.

mengkaji keusangan literatur dan penyebaran produksi literatur ilmiah

10.

memberikan ramalan mengenai produktivitas penerbit, pengarang,

organisasi, negara atau seluruh disiplin ilmu

11.

menyusun peraturan untuk kegiatan penyiangan dan penempatan dokumen

di rak koleksi secara tepat

12.

memprakarsai sistem jaringan informasi arus ganda yang bersifat efektif

13.

mengatur arus masuk informasi dan komunikasi

14.

mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah (melalui penggugusan

dan pasangan literatur ilmiah)

15.

meramalkan produktivitas dari penerbit, pengarang, organisasi, negara

atau berbagai disiplin ilmu

16.

merancang pengolahan bahasa automatis untuk

auto-indexing

(pengindeksan terautomasi)

, auto-abstracting,

(membuat abstrak secara

terautomasi) dan

autoclassification

(pengklasifikasian terautomasi)

17.

mengembangkan norma pembakuan

2.2 Keusangan Literatur

Kajian mengenai keusangan

(obsolescence)

literatur termasuk dalam objek

kajian ilmu bibliometrika. Kajian literatur ini menjelaskan tentang penggunaan

dokumen atau literatur yang berhubungan dengan umur atau usia dari literatur

tersebut.

Para peminat ilmu informetrika (bibliometrika) banyak menaruh perhatian

pada fenomena keusangan literatur ini. Oleh karena itu, kajian keusangan literatur

merupakan salah satu objek kajian yang banyak menarik perhatian para peminat

bidang ilmu informetrika.

(26)

keusangan literatur adalah fenomena fakta dari dua faktor fungsi yaitu

pertumbuhan dan keusangan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Mustafa (2008:7) berpendapat bahwa:

fenomena lahir, hidup dan mati bagi mahluk hidup dapat pula diterapkan

pada dokumen. suatu dokumen dikatakan “lahir” pada saat dokumen itu

diterbitkan. Kemudian dokumen dikatakan “hidup” selama dokumen itu

dimanfaatkan. Pada akhirnya dokumen dikatakan “mati” pada saat tidak

ada lagi yang menggunakan dokumen itu.

Death of paper

adalah konsep

dalam ilmu informetrika/ bibliometrika yang berarti suatu karya tidak

pernah lagi dikutip.

Selanjutnya, mengenai fenomena keusangan literatur Mustafa (2008:7)

mengemukakan bahwa :

Adanya perkembangan dari ilmu pengetahuan mengakibatkan munculnya

fenomena keusangan literatur. Fenomena tersebut adalah hanya hiteratur

yang mutakhir dan yang menarik saja bagi ilmuwan yang digunakan.

Sedangkan litaratur yang lebih tua digunakan hanya bila mengandung

informasi yang cenderung menggabungkan karya yang terakhir kali terbit.

Merujuk pada kedua pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa istilah

death

of paper

adalah konsep dalam ilmu informetrika/ bibliometrika yang menyatakan

suatu karya tidak pernah lagi dikutip. Selain itu, fenomena keusangan literatur

muncul karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang membuat hanya

literatur yang mutakhir yang banyak dimanfaatkan oleh para ilmuwan.

Perkembangan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan komunikasi pada

saat ini, memberikan dampak terhadap penerbitan dokumen serta literatur baru

yang semakin meningkat, baik yang berbentuk cetak maupun elektronik

khususnya pada bidang ilmiah. Penerbitan dokumen dan literatur ini baru ini akan

menjadikan terbitan sebelumnya dianggap usang.

Selain itu, Andriaty (2002:1) mengemukakan bahwa:

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin berkembang

tersebut akan memberi pengaruh pada berbagai bidang, diantaranya

peningkatan terhadap jumlah majalah ilmiah yang merupakan salah satu

koleksi perpustakaan yang sangat dibutuhkan pengguna karena

kemutakhiran informasinya

(27)

perubahan kemutakhiran informasi dari majalah ilmiah yang jumlahnya akan

semakin meningkat.

Menurut Hjorland (2008:1): “obsolescence of literature and information is,

of course a relative concept”

,

artinya keusangan literatur dan informasi sudah

pasti adalah konsep yang relatif. Hal serupa juga dinyatakan oleh Mustafa

(2008:8) bahwa “Obsolescence adalah konsep yang relatif, karena ada literatur

yang baru terbit sekitar lima tahun sudah jarang digunakan lagi, tapi sebaliknya

ada literatur yang sudah terbit puluhan bahkan ratusan tahun, tetapi masih tetap

digunakan oleh banyak orang.

Berapa kali sebuah dokumen dikutip dalam satu rentang waktu tertentu

menunjukkan berapa banyak informasi di dalam dokumen tersebut berguna untuk

sebuah riset. Jika frekwensinya menurun, maka dokumen tersebut semakin jarang

digunakan, dan dengan demikian menjadi usang atau

obsolete

.

Penelitian mengenai keusangan literatur menurut Sulistyo-Basuki

(2002:2),

Pertama kali dilakukan oleh Charles F. Gosnell tahun 1994, ia

mempelajari keusangan literatur dari tingkat keterpakaian koleksi di

perpustakaan namun ternyata semakin berkembang hingga tidak hanya

dari tingkat keterpakaian koleksi di perpustakaan tapi sampai pada tingkat

keusangan satu literatur yang dihitung dari sitirannya.

Menurut Line dan Sandison yang dikutip Mustikasari (2008:27),

“keusangan literatur dikaitkan dengan keusangan sebuah dokumen diartikan

bahwa dokumen sudah usang, bila dokumen tersebut jarang digunakan”. Dengan

kata lain, konsep

obsolescence

atau keusangan literatur adalah penurunan

penggunaan satu atau sekelompok literatur seiring dengan makin tuanya umur dari

dokumen atau literatur yang bersangkutan.

Line dalam Hjorland (2007:3) menyatakan bahwa kemunduran

penggunaan dari dokumen terjadi karena beberapa alasan sebagai berikut:

1)

the information is valid, but incorporated in later work

2)

the information is valid, but superseded by later work

(28)

Penjelasan dari pernyataan tersebut dapat diuraikan melalui pendapat

Mustikasari (2008:27) yang menyatakan bahwa penurunan penggunaan suatu

dokumen disebabkan karena:

informasi sahih, namun sudah terserat dalam dokumen berikutnya

informasi sahih, namun informasi tersebut berada dalam bidang yang

kurang diminati

informasi masih sahih namun sudah digantikan karya berikutnya

informasi tidak lagi dianggap sahih

Dalam hal ini, yang penting diperhatikan adalah bahwa penurunan

penggunaan literatur bisa terjadi walaupun informasi yang terkandung dalam

literatur masih sahih. Sehingga, tidak dapat dikatakan jika informasi yang

terkandung dalam sebuah literatur menjadi usang karena faktor penurunan

penggunaan dari literatur tersebut. Jadi, penurunan penggunaan literatur berarti

literatur yang bersangkutan sudah jarang digunakan dan itu terlepas dari sahih

atau tidaknya informasi yang terkandung di dalamnya. Sedangkan penurunan nilai

literatur berarti informasi yang terkandung di dalamnya memang sudah usang.

Suatu literatur dikatakan usang adalah apabila literatur tersebut

memberikan informasi yang tidak mutakhir, dalam arti usia dari referensi yang

digunakan tidak sesuai dengan perkembangan informasi saat ini. Dalam kondisi

seperti itu, suatu literatur dapat diukur tingkat keusangannya. Konsep keusangan

informasi dapat memberikan manfaat bagi para teoritis dan praktisi. Bagi para

teoritis, masalah keusangan menyangkut pengembangan, pemanfaatan, dan

kematian atau peleburan informasi tersebut. Sedangkan bagi para praktisi,

masalah keusangan yang menyangkut bahan pustaka yang perlu diasingkan dari

jajaran koleksi untuk dimasukkan ke gudang.

(29)

guna. Oleh karena itu, tidak mungkin menyatakan bahwa jenis pengetahuan

tersebut menjadi usang hanya berdasarkan penurunan penggunaan dokumen.

Kajian terhadap dokumen hanya merupakan sebahagian indikator tentang

keusangan pengetahuan.

Dasar dari kajian keusangan literatur adalah sitirannya. Mengukur

keusangan literatur dari sebuah dokumen berarti melihat sitiran dari dokumen

yang bersangkutan.

Hasugian dalam Jurnal Pustaha (2005)1(2):1 menyatakan bahwa:

analisis sitiran adalah kajian bibliometrika yang secara khusus mengkaji

tentang sitiran yaitu melakukan analisis terhadap daftar pustaka atau

bibliografi yang tercantum dalam sebuah dokumen”.

Kajian analisis sitiran dilatarbelakangi oleh tingkat pertumbuhan jurnal

ilmiah yang sangat cepat dan mendorong para ahli informasi untuk

mengembangkan metode analisis sitiran untuk mengkaji sebuah jurnal. Dalam

bibliometrika, yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya informasi dalam

bentuk grafis. Dengan demikian, objek kajiannya adalah buku, pengarang (hasil

karyanya), majalah, laporan penelitian, disertasi, dan sebagainya.

Analisis sitiran merupakan salah satu jenis evaluasi perpustakaan yang

digunakan oleh pustakawan di luar negeri untuk membantu pemeliharaan koleksi.

Martyn dalam Mustikasari (2008:4) menyatakan “analisis sitiran adalah analisis

atas sejumlah sitiran atau sejumlah rujukan yang terdapat dalam berbagai tulisan

ilmiah atau literatur primer.” Analisis sitiran umumnya dilakukan terhadap artikel

yang terdapat pada majalah karena sifat dari majalah yang terbit secara teratur,

mutakhir, dan dipublikasikan secara umum. Hal yang diselidiki dalam analisis

sitiran mencakup subjek, pengarang, sumber-sumber dokumen, dan tahun terbit

dokumen.

(30)

tergantung pada topik yang diteliti dan faktor lainnya yang berpengaruh. Bagian

yang tidak dapat dipisahkan dalam penilaian suatu dokumen yang akan disitir

diantaranya adalah kepengarangan, nama atau judul jurnal, tipe dokumen serta

kemutakhiran dokumen.

Seorang peneliti membutuhkan informasi dan data yang akurat. Informasi

dan data yang akurat tersebut dapat diperoleh pada berbagai literatur primer.

Dengan demikian, perlu dilakukan studi pada literatur primer maupun literatur

sekunder. Sulistyo-Basuki (1993:161) menyatakan bahwa: “literatur primer adalah

literatur yang memuat hasil penelitian asli baik penelitian dasar maupun penelitian

terapan”

Analisis sitiran dapat diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya

bidang kajian literatur. Dalam hubungannya dengan kajian literatur, Smith dalam

Mustikasari (2008:17) menyatakan: “sitiran dilihat dalam bidang subjek tertentu

untuk menggambarkan pola sitiran. Karakteristik bahan yang disitir meliputi

bentuk, usia jurnal, pengarang yang sering disitir, bahasa, negara asal dan

penyebaran subyek”. Pendapat ini sekaligus menerangkan bahwa pola analisis

sitiran memiliki hubungan dengan kajian keusangan literatur. Hal tersebut

dikarenakan dalam kajian keusangan literatur atau dokumen, yang menjadi objek

penelitian untuk diukur adalah data sitirannya.

Diodarto dalam Purnomowati (2008:10), menyatakan bahwa ada 2 cara

untuk mengkaji keusangan literatur yaitu:

1)

Keusangan

synchronous (synchronous obsolescence)

yaitu salah satu jenis

keusangan yang mengukur usia kelompok dokumen dengan cara menguji

tahun terbit referensi dalam dokumen tersebut. Jenis ini biasa diukur

melalui median usia sitiran yang dapat diperoleh dengan cara mengurangi

tahun terbit dokumen sumber dengan median tahun terbit dokumen yang

terdapat dalam referensi.

2)

Keusangan

diaahrolous

(

diachronous obsolescence)

yaitu salah satu jenis

keusangan yang mengukur usia kelompok dokumen melalui suatu

pengujian terhadap tahun terbit sitiran yang diterima oleh dokumen. Jenis

ini biasa diukur melalui Paro Hidup (Half Life) yang dapat diperoleh

dengan cara mengurangi median tahun terbit dokumen sumber.

(31)

Purnomowati (2008:10) menegaskan,

Kedua cara tersebut memang mirip tetapi dengan cara penanganan yang

berbeda. Jika

synchronous

menentukan literatur yang menyitir kemudian

mengkaji distribusi usia referensi yang ada di dalamnya, maka

diachronous

menentukan literatur yang disitir kemudian mengkaji

penggunaan literatur tersebut pada terbitan selanjutnya (LIPI: 2008).

Dari kedua pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa: keusangan

synchronous diukur dengan cara mengurangi tahun terbit dokumen sumber

dengan median tahun terbit dokumen yang terdapat dalam referensi.

Median

Citation Age

(median umur sitiran) termasuk dalam jenis keusangan synchronous.

Sedangkan; keusangan diachronous diukur dengan cara mengurangi median tahun

terbit dikumen sumber.

Half Life

(paro hidup) termasuk dalam jenis keusangan

diachronous.

Mengukur secara kuantitatif terhadap literatur harus dilakukan secara

terukur dan lebih tepat, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya

kebenarannya secara ilmiah. Setiap subjek sudah pasti berbeda tingkat kecepatan

keusangannya. Hal tersebut dipengaruhi juga oleh faktor lokasi. Misalnya,

keusangan literatur berbeda antara negara maju dengan negara berkembang.

Selain itu, Mustafa (2008:6) mengemukakan bahwa “berdasarkan kelompok

subjeknya, yaitu ilmu-ilmu humaniora dan sosial yang dikenal

soft sciences

cenderung lebih lama tingkat keusangannya dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam

dan teknologi (hard-sciences)”.

(32)

Mustafa (2008:2) menguraikan:

Kajian mengenai keusangan literatur kiranya perlu diperkenalkan sebagai

salah satu objek kajian yang menarik. Sehingga pustakawan dalam

melakukan kegiatan di perpustakaan menyangkut efisiensi pelayanan atau

pengembangan koleksi, termasuk kegiatan penyiangan

(weeding)

, koleksi

yang tidak diperlukan lagi, dapat dilakukan secara ilmiah dan terukur

berdasarkan metodologi yang sudah ada dalam ilmu informetrika/

bibliometrika.

Berdasarkan pada pendapat di atas, dapat diketahui bahwa kajian

mengenai keusangan literatur adalah objek kajian yang menarik dan penting bagi

pihak perpustakaan. Hal ini berkaitan dengan efisiensi kegiatan penyiangan

(weeding)

terhadap koleksi perpustakaan yang tidak dipergunakan lagi.

Fenomena dari keusangan literatur belum banyak dikaji di Indonesia. Hal

ini dikarenakan tingkat pertumbuhan literatur maupun perkembangan koleksi

perpustakaan di Indonesia pada umumnya belum tinggi. Rata-rata perpustakaan di

Indonesia belum menganggap keusangan literatur sebagai suatu hal yang penting.

Namun, beberapa perpustakaan juga secara berkala telah mencoba melakukan

evaluasi terhadap koleksinya, untuk kemudian melakukan suatu kegiatan yang

disebut penyiangan

(weeding)

, yaitu menyingkirkan dokumen yang tidak

diperlukan lagi dari jajaran koleksi perpustakaan berdasarkan kriteria tertentu.

2.3 Paro Hidup Literatur

2.3.1 Pengertian Paro Hidup Literatur

Menurut

Miranda Lee Pao (1989:18): “The term half-life has been

borrowed from physics. It is defined as the time required for half of the atoms of a

radioactive substance present to become disintegrated”. Hal tersebut berarti istilah

paro hidup atau

half-life

mengacu pada konsep bidang fisika yaitu waktu yang

diperlukan oleh suatu atom untuk meluruh menjadi setengahnya secara terus

menerus hingga atom itu hancur/ habis.

I Gede Surata dikutip yang dikutip oleh Mustikasari (2008:30)

menyatakan bahwa “Paro hidup literatur merupakan ukuran waktu pada saat mana

setengah dari semua literatur suatu disiplin ilmu secara terus-menerus digunakan

sejak diterbitkan”.

(33)

pada sitirannya dan menitikberatkan pada tahun terbit. Oleh karena itu, semakin

baru terbitan suatu literatur khususnya literatur ilmiah seperti jurnal dan yang

lainnya, maka literatur tersebut akan sering disitir oleh karya tulis lainnya.

Menurut Sulistyo-Basuki (2002:6) “R.E.Burton dan R.W.Kebler adalah

orang pertama yang membuat penelitian tentang paro hidup literatur

(half life)

yang berarti waktu saat setengah dari seluruh literatur dari satu disiplin ilmu yang

digunakan secara terus menerus”.

[image:33.595.148.510.302.531.2]

Semakin baru terbitan suatu literatur khususnya literatur ilmiah, maka

literatur tersebut akan sering disitir oleh karya tulis lainnya. Hal ini bisa dilihat

dari kurva sebagai berikut:

Gambar-1:

Curve of obsolescense

N

u

m

b

e

r

o

f

u

s

e

r

Age of time of use

Sumber:

Saracevic (2002) dalam Napitupulu (2006:10)

Keterangan mengenai kurva di atas yaitu:

1.

Garis kurva tersebut menggambarkan suatu literatur

2.

Number of user adalah pengguna yang menggunakan literatur tersebut

3.

Age of time of use adalah penggunaan literatur tersebut

(34)

Sedangkan jika tahun terbit literatur tersebut semakin jauh dari waktu sekarang

maka akan semakin sedikit pengguna yang menggunakan literatur tersebut.

Hartinah (2002:2) menyatakan bahwa:

setiap bidang ilmu mempunyai usia paro hidup yang berbeda-beda.

Menurut penelitian di luar negeri paro hidup literatur untuk ilmu kimia

adalah 8,1 tahun, botani 10, 0 tahun, matematika 10,5 tahun, geologi 11,8

tahun, kedokteran 6,8 tahun, dan ilmu-ilmu sosial kurang dari 2 tahun. Jika

melebihi usia paro hidup di atas maka bisa dikatakan bahwa literatur

tersebut sudah usang.

Pendapat di atas dikembangkan berdasarkan penelitian yang telah lebih

dulu dilakukan di luar negeri. Penjelasan mengenai paro hidup yang berbeda-beda

pada setiap bidang ilmu dinyatakan oleh Andersen dalam Hjorland (2007:3) yaitu:

4,6 years in physics

7,2 years in physiology

8,1 years in chemistry

10,0 years in botany

10,5 years in mathematics

11,8 years in geology

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa setiap bidang

ilmu memiliki perbedaan dalam hal usia paro hidup dokumen. Usia paro hidup

tersebut nantinya akan menunjukkan batasan tahun keusangan literatur atau

dokumen dari berbagai bidang ilmu. Mengacu pada pernyataan di atas, dapat

dikemukakan bahwa paro hidup untuk berbagai bidang ilmu adalah sebagai

berikut:

ilmu fisika adalah 4,6 tahun

ilmu fisiologi adalah 7,2 tahun

ilmu kimia adalah 8,1 tahun

ilmu botani adalah 10 tahun

ilmu matematika adalah 10,5 tahun

ilmu geologi adalah 11,8 tahun

ilmu kedokteran adalah 6,8 tahun

ilmu-ilmu sosial adalah kurang dari 2 tahun.

(35)

2.3.2 Manfaat Paro Hidup

Paro hidup merupakan salah satu kajian dalam bidang bibliometrika yang

menentukan tingkat keusangan dari sebuah literatur perpustakaan. “Half-life

mengindikasikan kekayaan atau kemiskinan informasi yang digunakan dalam

sebuah dokumen” (Hartinah, 2002:1). Artinya bagi perpustakaan khususnya

perpustakaan perguruan tinggi, paro hidup dapat dijadikan sebagai pertimbangan

dalam menyediakan koleksi bagi penggunanya, serta ukuran untuk pengawasan

kualitas koleksinya dalam kaitannya dengan kemutakhiran informasi yang

terdapat di dalamnya.

“Usia paro hidup suatu literatur ditentukan oleh tahun terbit referensinya

maka dapat diketahui publikasi yang terbit dalam jangka waktu tertentu dan bisa

diprediksi pertumbuhan dan publikasi selanjutnya di masa yang akan datang”

(Egghe: 2002: 3). Hal ini menunjukkan bahwa paro hidup literatur dapat

digunakan sebagai salah satu tolok ukur kekayaan atau kemiskinan informasi dari

suatu disiplin ilmu.

Dengan mengetahui paro hidup suatu disiplin ilmu, maka dapat dilihat

perkembangan dari bidang ilmu yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan semakin

banyak terbitan-terbitan baru dari suatu bidang ilmu, maka dapat diprediksi bahwa

bidang ilmu tersebut akan terus berkembang. Jika sedikit terbitan-terbitan baru

dari suatu bidang ilmu maka ada kemungkinan bidang ilmu tersebut mengalami

stagnasi atau perkembangan ilmu tersebut berjalan lambat.

Manfaat lain dari kajian usia paro hidup dokumen bagi pihak perpustakaan

adalah sebagai berikut:

1.

untuk mengetahui tingkat keusangan literatur dari kolesi perpustakaan

2.

untuk mengetahui kemuktahiran informasi dalam sebuah literatur

perpustakaan

3.

efektifitas kegiatan penyiangan terhadap koleksi yang tidak digunakan lagi

4.

pemisahan koleksi yang digunakan dengan frekwensi tertinggi dan

terendah

(36)

Merujuk pada berbagai pendapat di atas, dapat diuraikan secara jelas

bahwa manfaat kajian paro hidup dokumen secara umum adalah:

1.

Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk melakukan

pemabatasan penggunaan literatur untuk kepentingan penulisan karya

ilmiah

2.

Bermanfaat untuk mengetahui pertumbuhan suatu bidang ilmu

pengetahuan, dapat menjadi indikator kekayaan/ kemiskinan informasi

bagi perpustakaan (khususnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam menyediakan koleksi bagi pengguna)

3.

Peningkatan efisiensi dalam bidang pengelolaan (pelayanan) serta kegiatan

pengembangan koleksi

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yang berarti

mendeskripsikan obyek penelitian berdasarkan fakta yang nyata pada saat ini.

“Penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau

daerah-daerah tertentu” (Zuriah,2002:47).

3.1 Unit Analisis

Obyek yang diteliti adalah sejumlah artikel ilmiah yang terdapat pada:

International Journal for Technology in Mathematics Education (IJTME),

International Journal of Electrical Engineering Education (IJEEE), dan

International Journal Psychiatry in Medicine (IJPM). Unit yang akan dianalisis

adalah seluruh daftar putaka pada masing-masing artikel yang terdapat dalam

jurnal yang bersangkutan. Ketiga jurnal tersebut dapat diakses dan

didownload

secara gratis dari Proquest Online melalui situs

Jika dikaitkan dengan istilah populasi, maka populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh artikel yang terdapat pada jurnal: IJPM volume 37 issue 1;2;3;4,

IJEEE volume 44 issue 1;2;3;4 dan IJTME volume 14 issue 1;2;3;4. issue ini

menyatakan bahwa dalam satu tahun masing-masing jurnal terbit sebanyak empat

kali. Dari observasi awal yang dilakukan penulis diperoleh data bahwa populasi

yang menjadi obyek penelitian adalah 99 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak

1.904 sitiran pada ketiga jurnal yang akan diteliti. Sedangkan untuk istilah sampel,

digunakan sampel total

(total-sampling)

yaitu keseluruhan populasi merangkap

menjadi sampel penelitian dengan dikelompokkan menggunakan tabel.

3.2 Instrumen Penelitian

(38)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

melalui dokumentasi. Menurut Arikunto (2006:231) “Metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.

Adapun teknis pelaksanaannya adalah dengan cara mengakses situs

Proquest lalu dipilih database Proquest Medical Library untuk jurnal IJPM, dan

database Proquest Science Library untuk jurnal IJEEE dan IJTME. Setelah masuk

ke dalam situs dari masing-masing jurnal, selanjutnya memilih volume dan issue

yang telah ditentukan (IJPM= volume 37, IJEEE= volume 44, IJTME= volume 14

dengan issue yang sama yaitu 1 sampai 4). Langkah terakhir

mendownload

judul

artikel dan daftar pustaka artikel dari setiap jurnal, untuk dikelompokkan dengan

tabel menurut urutan artikel sesuai dengan yang terdapat di jurnal.

3.5 Pengolahan Data

3.5.1 Pengolahan Data untuk Usia Paro Hidup

Setelah data diperoleh maka langkah berikutnya adalah mengolah data

tersebut agar pertanyaan-pertanyaan penelitian pada bab I dapat dijawab. Setiap

daftar pustaka artikel akan dikelompokkan menurut issue (nomor terbit) dan akan

dihitung usia paro hidupnya dengan menggunakan rumus median:

Md = Lmd +

)

(

)

(

Fmd

Jmd

. i

Keterangan:

Md = Median (paro hidup)

Lmd = Kelas nyata bawah pada saat frekwensi kumulatif mengadung N/2

Jmd = Selisih N/2 dengan frekwensi kumulatif mengandung N/2

Fmd = Frekwensi pada saat frekwensi kumulatif mengandung N/2

i = Interval

(39)

Prosedur menentukan median adalah dengan melalui langkah-langkah

sebagai berikut:

1.

Penentuan kelas atau kelompok data

K = 1 + 3,322 log n (n adalah banyaknya jumlah sitiran dalam jurnal)

2.

Menghitung tahun terbit tertinggi dan terendah

R = Xn – X

1

3.

Menghitung interval

I =

K

R

4.

Membuat tabel distribusi frekwensi kumulatif

5.

Menghitung paro hidup

Keterangan:

K = Banyaknya kelompok tahun terbit sitiran

R = Selisih tahun terbit sitiran tertinggi dengan tahun terbit sitiran terendah

(Range)

I = Interval

Xn = Tahun Terbit tertinggi

X

1

= Tahun Terbit terendah

Setelah setiap issue dari masing-masing jurnal selesai dihitung paro

hidupnya maka akan dicari nilai rata-ratanya untuk mengetahui usia paro hidup

ketiga jurnal tersebut.

3.4.2 Analisis Data

1.

Langkah awal adalah mengurutkan seluruh referensi dari setiap artikel

yang terdapat pada jurnal, mulai dari tahun yang tertua sampai tahun

tertinggi. Selanjutnya, penentuan median dengan menggunakan rumus

pada setiap issue dari masing-masing jurnal yang diteliti

(40)

3.

Hasil pengurangan yang diperoleh tersebut nantinya adalah berupa tahun;

yang menjadi standar pengukuran dari masing-masing issue. Selanjutnya,

pada setiap issue tersebut dilakukan penghitungan persentase dan

interpretasi jumlah yang lebih dominan antara nilai usang dan tidak usang

menyangkut informasi dalam artikel

4.

Pada masing-masing jurnal dicari nilai rata-rata usia paro hidupnya. Nilai

rata-rata diperoleh dengan cara: menjumlahkan usia paro hidup seluruh

issue, kemudian dibagi dengan banyaknya jumlah issue pada

masing-masing jurnal yang bersangkutan. (Dalam hal ini, banyaknya jumlah issue

sama pada ketiga jurnal yaitu senilai 4).

5.

Nilai rata-rata issue tersebut akan mewakili usia paro hidup dari

masing-masing jurnal. Selanjutnya, usia paro hidup jurnal yang diteliti disesuaikan

dengan usia paro hidup disiplin ilmu. Dalam hal ini, IJTME diukur dengan

paro hidup ilmu matematika dan IJPM diukur dengan paro hidup ilmu

kedokteran. Khusus untuk IJEEE, hasil penghitungan usia paro hidupnya

akan dibandingkan dengan hasil dari kedua jurnal lainnya.

6.

Selanjutnya diberikan interpretasi kemutakhiran pada masing-masing

jurnal berdasarkan usia paro hidupnya tersebut. Setelah itu, langkah

terakhir dilakukan perbandingan terhadap besarnya usia paro hidup dari

ketiga jurnal internasional yang menjadi unit analisis.

3.4.3 Bentuk Penyajian Data

[image:40.595.107.516.602.743.2]

Berikut adalah tabel penghitungan distribusi frekwensi yang digunakan

sebagai dasar untuk menghitung usia paro hidup masing-masing jurnal.

Tabel-2 : Distribusi Frekwensi

Periode Tahun Terbit

Referensi

(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Sebelum masuk ke tahap penghitungan, penulis akan mendeskripsikan

mengenai statistik jurnal yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan data

yang telah diperoleh melalui tehnik dokumentasi, ketiga jurnal internasional

memiliki 99 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 1.904 sitiran. Namun, jumlah

yang sebenarnya dipergunakan dalam penghitungan adalah 95 artikel dengan

jumlah sitiran sebanyak 1.862 sitiran. Jadi, selisih jumlah artikel yang tidak

dipergunakan adalah sebanyak 4 artikel dan selisih jumlah sitiran yang tidak

dipergunakan adalah sebanyak 42 sitiran.

[image:41.595.108.526.403.685.2]

Adapun penyebaran jumlah artikel dan jumlah sitiran yang tidak

dipergunakan pada ketiga jurnal, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel-3 : Data Jumlah Artikel dan Sitiran IJTME, IJEEE, dan IJPM Tahun

2007

No

Nama

Jurnal

I

S

S

U

E

Jumlah Data yang

digunakan

Jumlah Data yang tidak

digunakan

Artikel

Sitiran

Artikel

Sitiran

1.

IJTME

Vol.14

1

7

105

1

-

2

6

120

-

1

Gambar

Tabel-1 : Perkembangan Istilah Bibliometrika
Gambar-1: Curve of obsolescense
Tabel-2 : Distribusi Frekwensi
Tabel-3 : Data Jumlah Artikel dan Sitiran IJTME, IJEEE, dan IJPM Tahun 2007
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAHAWASANYA melalui Notis Tentang Niat untuk Menetapkan Tapak sebagai Tapak Warisan, notis telah diberikan kepada pemunya yang dinyatakan dalam ruang (1)

Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis. hubungan antara variabel ,hubungan tersebut dapat

[3] Rahman, F., dan Tony H, B., Sistem Informasi Inventory Dengan. Menggunakan Metode First In First Out (FIFO) , Fakultas

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat mengikuti pendidikan mulai dari perkuliahan hingga selesainya skripsi yang berjudul “Gambaran

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

Bagi peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan ini sesuai ketentuan dalam Perpres 54/ 2010, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan

[r]

Sustainable Development in Aceh, Indonesia", International Journal of Engineering &.