ANALISIS KOMPARATIF PARO HIDUP USIA DOKUMEN
YANG DISITIR PADA INTERNATIONAL JOURNAL FOR
TECHNOLOGY IN MATHEMATICS EDUCATION (IJTME),
INTERNATIONAL JOURNAL OF ELECTRICAL
ENGINEERING EDUCATION (IJEEE), DAN
INTERNATIONAL JOURNAL OF PSYCHIATRY IN
MEDICINE (IJPM) TAHUN 2007
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi
Disusun oleh:
Margaret Tiurmanaro Panggabean
NIM: 050709002
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Analisis Komparatif Paro Hidup Usia Dokumen yang Disitir pada
International Journal for Technology in Mathematics Education (IJTME),
International Journal of Electrical Engineering Education (IJEEE), dan
International Journal of Psychiatry in Medicine (IJPM) Tahun 2007
Oleh
: Margaret Tiurmanaro Panggabean
Nim
: 050709002
Pembimbing I : Drs. Jonner Hasugian, M.Si
Tanda Tangan : ______________________
Tanggal :
Pembimbing II : Ishak, S.S, M.Hum
Tanda Tangan : _____________________
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu
tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media
publikasi lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis
dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan
mencantumkan tanda kutip.
Medan, Juni 2009
Penulis,
ABSTRAK
Panggabean, Margaret Tiurmanaro. 2009. Analisis Komparatif Paro Hidup Usia
Dokumen yang Disitir pada International Journal for Technology in
Mathematics Education (IJTME), International Journal of Electrical
Engineering Education (IJEEE), dan International Journal of Psychiatry in
Medicine (IJPM) Tahun 2007.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya perbedaan usia paro
hidup pada tiga jurnal internasional dari bidang ilmu matematika, tehnik dan
kedokteran tahun terbit 2007. Hasil penghitungan dalam penelitian ini juga akan
menunjukkan kemutakhiran jurnal yang bersangkutan pada tahun terbit 2007,
melalui pengukuran dengan berpedoman pada standar paro hidup bidang ilmu di
luar negeri.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yang menjadi unit analisis
dalam penelitian ini adalah seluruh artikel pada jurnal IJTME, IJEEE, dan IJPM
tahun 2007. Pada ketiga jurnal tersebut, total data yang digunakan dalam
penghitungan adalah 95 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 1.862 sitiran.
Hasil penghitungan pada masing-masing jurnal yaitu: usia paro hidup
IJTME tahun 2007 adalah 7,15 tahun; usia paro hidup IJEEE tahun 2007 adalah
6,58 tahun; dan usia paro hidup IJPM tahun 2007 adalah 6,87 tahun. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa jurnal IJTME tahun 2007 sesuai dengan standar
penelitian paro hidup matematika di luar negeri yaitu 10,5 tahun. Usia paro hidup
jurnal IJPM juga sesuai dengan standar penelitian paro hidup kedokteran di luar
negeri yaitu 6,8 tahun. Sedangkan usia paro hidup jurnal IJEEE yaitu 6,58 tahun
belum dapat diukur dengan paro hidup bidang tehnik, dikarenakan belum
diketahui dengan jelas parameter paro hidup bidang tehnik di luar negeri.
KATA PENGANTAR
Pujian dan ucapan syukur bagi Tuhan yang penulis percaya dan imani,
Tuhan Yesus Kristus, atas segala Berkat dan Kasih-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Komparatif Paro Hidup Usia
Dokumen yang disitir pada International Journal of Technology in Mathematics
Education (IJTME), International Journal of Electrical Engineering Education
(IJEEE), dan International Journal of Psychiatry in Medicine (IJPM) Tahun
2007”.
Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam
bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari campur tangan
berbagai pihak, yang dengan ketulusan hati telah memberikan bimbingan,
motivasi, dan bantuan untuk penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra USU dan juga sebagai
Pembimbing I yang senantiasa memberikan waktu, pengarahan dan
kemudahan dalam penulisan skripsi ini.
3.
Bapak Ishak, S.S, M.Hum, selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan perbaikan bagi
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4.
Bapak Drs. A. Ridwan Siregar, SH., M.Lib, selaku Dosen Penasehat
Akademik penulis selama proses perkuliahan.
6.
Teristimewa kepada keluarga sempurna yang penulis miliki, Ayahanda
H.B.Panggabean, Ibunda M.Sitompul dan Abang Sabar Mangolu
Panggabean yang selalu mengiringi kehidupan penulis dengan limpahan
kasih sayang dan Doa. Terima kasih untuk setiap kasih dan
kesederhanaan yang kalian ajarkan.
7.
Seluruh keluarga besar dari Ayahanda dan Ibunda penulis, seluruh
saudara sepupu dari penulis, terima kasih atas dukungan dan
persaudaraan yang terjalin.
8.
Sahabat penulis: Rosa Manurung, Erni Panjaitan, Esther Siahaan dan
Rieka Hutasoit terima kasih untuk dukungan dan persahabatan yang
telah lama kita jalin.
9.
Teman-teman seperjuangan angkatan 2005: Srihati, Bina, Maidana
“gokil”, Endang, Henny, Vera, Firza, Harly, Acha, Bella, Rosita, Juli
,Uli, Ganda, Newin, Wilman, Janfrist, Evi, Jelita, Feri, Yona, Mizana,
Ricka, Euis, Titin, Lucky, Lisa, Siti, Lestika, Fitri, Irma, Abrar, Safar,
Zulqadri, Syafii, Rizky, Fajar, Eric……SEMANGAT buat jurusan kita
ya!!
Akhirnya, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
perbaikan menuju kesempurnaan pada penelitian lanjutan dengan topik yang sama
di hari yang mendatang.
Medan, Juni 2009
Margaret T. Panggabean
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Bibliometrika ... 6
2.1.1 Sejarah Bibliometrika... 6
2.1.2 Pengertian Bibliometrika ... 10
2.1.3 Tujuan Bibliometrika ... 11
2.1.4 Manfaat Bibliometrika ... 13
2.2 Keusangan Literatur ... 15
2.3 Paro Hidup Literatur ... 21
2.3.1 Pengertian Paro Hidup Literatur ... 21
2.3.2 Manfaat Paro Hidup Literatur ... 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Unit Analisis ... 25
3.2 Instrumen Penelitian... 25
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 26
3.4 Pengolahan Data... 26
3.4.1 Pengolahan Data untuk Usia Paro Hidup ... 26
3.4.2 Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data ... 29
4.2 Usia Paro Hidup Dokumen International Journal for Technology
in Mathematics Education (IJTME) Tahun 2007 ... 32
4.2.1 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 1 ... 32
4.2.2 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 2 ... 34
4.2.3 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue ... 36
4.2.4 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 4 ... 38
4.2.5 Hasil Usia Paro Hidup Dokumen IJTME Tahun 2007 ... 40
4.3 Usia Paro Hidup Dokumen International Journal of Electrical
Engineering Education (IJEEE) Tahun 2007 ... 41
4.3.1 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 1 ... 41
4.3.2 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 2 ... 43
4.3.3 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 3 ... 45
4.3.4 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 4 ... 47
4.3.5 Hasil Usia Paro Hidup Dokumen IJEEE Tahun 2007 ... 49
4.4 Usia Paro Hidup Dokumen International Journal of Psychiatry
in Medicine (IJPM) Tahun 2007 ... 49
4.4.1 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 1 ... 49
4.4.2 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 2 ... 52
4.4.3 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 3 ... 54
4.4.4 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 4 ... 56
4.4.5 Hasil Usia Paro Hidup Dokumen IJPM Tahun 2007 ... 58
4.5 Komparasi Paro Hidup Usia Dokumen IJTME, IJEEE
dan IJPM Tahun 2007 ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
Tabel-1 : Perkembangan Istilah Bibliometrika ... 7
Tabel-2 : Distribusi Frekwensi ... 28
Tabel-3 : Keterangan Tahun Tertua dan Tahun Termuda Sitiran ... 28
Tabel-4 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 1 ... 31
Tabel-5 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 2 ... 32
Tabel-6 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 3 ... 34
Tabel-7 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 4 ... 36
Tabel-8 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 1 ... 38
Tabel-9 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 2 ... 40
Tabel-10 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 3 ... 41
Tabel-11 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 4 ... 45
Tabel-12 : Distribusi Frekwensi IJPM Tahun 2007 Issue 1 ... 45
Tabel-13 : Distribusi Frekwensi IJPM Tahun 2007 Issue 2 ... 47
Tabel-14 : Distribusi Frekwensi IJPM Tahun 2007 Issue 3 ... 49
Tabel-15 : Distribusi Frekwensi IJPM Tahun 2007 Issue 4 ... 51
ABSTRAK
Panggabean, Margaret Tiurmanaro. 2009. Analisis Komparatif Paro Hidup Usia
Dokumen yang Disitir pada International Journal for Technology in
Mathematics Education (IJTME), International Journal of Electrical
Engineering Education (IJEEE), dan International Journal of Psychiatry in
Medicine (IJPM) Tahun 2007.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya perbedaan usia paro
hidup pada tiga jurnal internasional dari bidang ilmu matematika, tehnik dan
kedokteran tahun terbit 2007. Hasil penghitungan dalam penelitian ini juga akan
menunjukkan kemutakhiran jurnal yang bersangkutan pada tahun terbit 2007,
melalui pengukuran dengan berpedoman pada standar paro hidup bidang ilmu di
luar negeri.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yang menjadi unit analisis
dalam penelitian ini adalah seluruh artikel pada jurnal IJTME, IJEEE, dan IJPM
tahun 2007. Pada ketiga jurnal tersebut, total data yang digunakan dalam
penghitungan adalah 95 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 1.862 sitiran.
Hasil penghitungan pada masing-masing jurnal yaitu: usia paro hidup
IJTME tahun 2007 adalah 7,15 tahun; usia paro hidup IJEEE tahun 2007 adalah
6,58 tahun; dan usia paro hidup IJPM tahun 2007 adalah 6,87 tahun. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa jurnal IJTME tahun 2007 sesuai dengan standar
penelitian paro hidup matematika di luar negeri yaitu 10,5 tahun. Usia paro hidup
jurnal IJPM juga sesuai dengan standar penelitian paro hidup kedokteran di luar
negeri yaitu 6,8 tahun. Sedangkan usia paro hidup jurnal IJEEE yaitu 6,58 tahun
belum dapat diukur dengan paro hidup bidang tehnik, dikarenakan belum
diketahui dengan jelas parameter paro hidup bidang tehnik di luar negeri.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jurnal merupakan salah satu jenis koleksi perpustakaan yang wajib ada,
terutama pada perpustakaan perguruan tinggi. Dalam jurnal terdapat beberapa
artikel hasil penelitian mengenai ilmu pengetahuan yang ditulis berdasarkan data
dan fakta. Sehingga dapat dikatakan, jurnal adalah publikasi ilmiah yang berisikan
informasi yang lengkap dan akurat. Di sisi lain, perpustakaan perguruan tinggi
berfungsi sebagai sarana penunjang proses perkuliahan dan penelitian dari para
sivitas akademika (pihak mahasiswa, dosen, dan peneliti ahli) dalam lingkungan
perguruan tinggi yang bersangkutan. Kegiatan penelitian memerlukan penggunaan
sumber informasi primer seperti laporan penelitian dan jurnal ilmiah sebagai data
yang relevan dengan topik yang dikaji. Oleh karena itulah, jurnal ilmiah
merupakan literatur yang penting bagi pihak sivitas akademika, yang adalah
pengguna dari perpustakaan perguruan tinggi.
Ketersediaan informasi yang mutakhir sangat dibutuhkan oleh peneliti
untuk mendukung kegiatan penelitiannya. Informasi yang mutakhir tersebut
terdapat di dalam jurnal ilmiah, berupa artikel-artikel hasil penelitian dari suatu
objek atau fenomena ilmu pengetahuan. Purnomowati (2008:20) berpendapat,
”pihak peneliti pada umumnya lebih dominan menggunakan jurnal ilmiah
dibandingkan buku, atau monograf yang kurang up to date sebagai sumber
informasi utama untuk kepentingan penelitiannya”
Nugroho dikutip oleh Andriaty dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian
(2005)14(2):27 menyatakan bahwa ”peneliti dituntut untuk rajin mengikuti
perkembangan teknologi di bidangnya, dan sumber utama informasi bagi peneliti
adalah jurnal ilmiah”. Selain itu, Herner dalam Pinelli dikutip oleh Purnomowati
(2008:25) menyebutkan bahwa: ”peneliti ilmu dasar atau ilmuwan perguruan
tinggi lebih banyak menggunakan saluran informasi formal berupa literatur.
Keunggulan suatu jurnal ilmiah dalam penelitian adalah dalam hal kemuktahiran
data dan informasi di dalamnya”.
Mengenai hal ini, Hartinah (2002:1) menegaskan ”terbitan yang paling baru
cenderung lebih banyak digunakan daripada terbitan lama”.
Fenomena tersebut merupakan dampak dari perkembangan ilmu
pengetahuan, dan disebut dengan istilah keusangan literatur
(obsolescence).
Obsolescence terjadi karena hanya literatur yang mutakhir yang menarik bagi
peneliti atau ilmuwan, sedangkan literatur yang lebih tua digunakan hanya bila
mengandung informasi yang cenderung menggabungkan karya yang terakhir.
Berhubungan dengan hal ini, Mustikasari (2006:5) memberikan pengertian bahwa
“semakin banyak literatur dalam sebuah bidang, semakin terpengaruh usia paro
hidup dokumen”. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa keusangan literatur
mempengaruhi kemuktahiran dari sebuah jurnal ilmiah yang berperan sebagai
sumber informasi utama dalam laporan kegiatan penelitian.
Setelah memenuhi kewajiban dalam hal penyediaan jurnal ilmiah sebagai
koleksi yang diperuntukkan bagi penggunanya, perpustakaan perguruan tinggi
juga perlu melakukan evaluasi terhadap penggunaan literatur oleh para peneliti.
Purnomowati (2008:4) menegaskan bahwa “evaluasi mengenai penggunaan
literatur ini perlu dilakukan agar penggunaan dana pengadaan dan pengembangan
koleksi perpustakaan menjadi lebih efektif dan efisien”. Hal ini secara tidak
langsung mengarahkan perpustakaan perguruan tinggi untuk selalu mengawasi
koleksi yang dimilikinya dalam hal kemuktahiran informasi yang terkandung di
dalamnya (terutama jurnal ilmiah).
Analisis paro hidup usia dokumen merupakan penelitian yang penting bagi
perpustakaan dalam hal efektivitas pengawasan jurnal yang menjadi koleksinya.
Hal tersebut disebabkan semakin tinggi usia paro hidup dokumen bidang ilmu
tertentu, menunjukkan akan semakin banyak hasil-hasil penelitian terbaru pada
bidang tersebut, dan berarti perkembangan bidang ilmu tersebut berjalan dengan
baik. Perkembangan yang baik dalam suatu bidang ilmu juga akan turut
mempertahankan eksistensi dari ilmu tersebut.
Menurut Andriaty dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian (2007)16(1):25,
“kemuktahiran informasi ditinjau dari usia paro hidup dokumen untuk setiap
bidang ilmu berbeda-beda”. Pernyataan yang serupa dikemukakan juga oleh
Hartinah (2002:2) yaitu berdasarkan hasil penelitian di luar negeri, masing-masing
bidang ilmu memiliki keusangan literatur yang berbeda. Sebagai contoh, paro
hidup ilmu matematika adalah 10,5 tahun; sedangkan untuk bidang kedokteran 6,8
tahun. Apabila sebuah penelitian di bidang ilmu matematika lebih dari 10,5 tahun
dan bidang kedokteran lebih dari 6,8 tahun; maka hal ini menunjukkan bahwa
referensi yang digunakan telah usang dan terdapat adanya kemiskinan informasi
dalam penulisan dokumen. Jika yang terjadi sebaliknya maka referensi yang
digunakan adalah mutakhir dan terdapat kekayaan informasi dalam penulisannya.
Didukung dari berbagai hasil penelitian yang menyatakan bahwa
masing-masing bidang ilmu memiliki keusangan literatur yang berbeda, maka penulis
tertarik ingin meneliti perbandingan paro hidup usia dokumen pada tiga jurnal
internasional yang mewakili bidang ilmu yang berbeda dan terdapat dalam
database ProQuest USU.
Peneliti membutuhkan informasi dalam bidang tertentu secara lengkap,
mendalam dan mutakhir terutama jurnal terbitan internasional. Akhir-akhir ini,
jurnal internasional menjadi publikasi ilmiah yang semakin penting. Hal ini
dibuktikan oleh LIPI (2008:1) yang menetapkan “jurnal internasional sebagai
salah satu syarat utama untuk mendapat gelar Profesor Riset, yang merupakan
jabatan yang paling bergengsi di kalangan para peneliti”. Didukung dengan
pernyataan tersebut, penulis meyakini bahwa jurnal internasional memiliki status
yang tinggi.
Dalam penelitian ini, penulis menentukan tiga jurnal internasional untuk
dikaji usia paro hidupnya, dan selanjutnya dilakukan analisis perbandingan besar
usia paro hidup pada ketiga jurnal tersebut yang mewakili tiga bidang ilmu
pengetahuan yang berbeda. Jurnal tersebut yaitu:
1.
International Journal for Technology in Mathematic Education
;
mempunyai nomor ISSN: 1744-2710, dan dapat diakses dalam
database Proquest Science Journals.
2.
International Journal of Electrical Engineering Education
; mewakili
bidang ilmu Tehnik. Berasal dari Manchester, sebuah kota di Inggris
(sumber:wikipedia). Jurnal ini dilanggan USU mulai tahun 1997
(volume 34, issue 3), mempunyai nomor ISSN: 0020-7209, dan
terdapat dalam database Proquest Science Journals.
3.
International Journal of Psychiatry in Medicine
; mewakili bidang ilmu
Kedokteran. Berasal dari Amityville, desa di Amerika Serikat (sumber:
wikipedia). Jurnal ini pertama kali dilanggan USU tahun 1999 (volume
29, issue 1), mempunyai nomor ISSN: 0091-2174, dan dapat
didownload
melalui database Proquest Medical Library.
Persamaan dari ketiga jurnal yang diteliti ini yaitu sama-sama merupakan
jurnal terbitan internasional bidang eksakta, dan memiliki periode terbit 4 kali
setahun. Perbedaan dari ketiga jurnal internasional tersebut adalah dalam hal usia
paro hidup nya. Berpedoman pada ketentuan ini, penulis akan meneliti usia paro
hidup dokumen pada ketiga jurnal internasional tersebut. Selanjutnya hasil
penelitian ini akan menunjukkan kemutakhiran jurnal pada tahun terbit 2007,
sehingga menentukan layak tidaknya ketiga jurnal internasional tersebut
dilanggan oleh Perpustakaan USU.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa perbandingan paro hidup usia dokumen yang
disitir pada tiga jurnal internasional dari bidang ilmu matematika, tehnik,
dan kedokteran.
Untuk menunjukkan kemuktahiran informasi yang dimuat pada jurnal
terbitan internasional ditinjau dari ukuran paro hidup usia dokumen yang
disitir pada tahun 2007.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1)
Bagi
penulis
, semakin mendalami penulisan dalam bidang ilmu
Bibliometrika, terutama mengenai komparasi paro hidup usia dokumen
yang disitir oleh jurnal terbitan internasional.
2)
Bagi
Perpustakaan Perguruan Tinggi,
sebagai bahan masukan dan
pertimbangan untuk semakin meningkatkan efektifitas pengawasan
koleksinya khususnya pada jurnal yang berbasis elektronik, dalam hal
evaluasi kemuktahirannya.
3)
Bagi
pemerhati Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
agar penelitian ini
dapat menambah bahan rujukan baik dalam studi pendahuluan maupun
sebagai tambahan literatur dalam penelitian bidang bibliometrika,
khususnya mengenai paro hidup dokumen.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Bibliometrika
2.1.1 Sejarah Bibliometrika
Bibliometrika merupakan salah satu topik penelitian informasi dalam
bidang ilmu perpustakaan. Kajian topik ini dilakukan pada literatur atau dokumen
dengan menerapkan metode matematika dan statistika.
Putu (2008:1) menyatakan bahwa:
Bibliometrika adalah salah satu cabang ilmu paling tua dari ilmu
perpustakaan. Sebagai kajian ilmiah, cabang ini berkembang karena
segelintir illmuwan pada awal abad 20 yang tertarik tentang dinamika ilmu
pengetahuan sebagaimana tercermin dalam produksi literatur ilmiahnya
Berhubungan dengan pendapat di atas yaitu mengenai sejarah munculnya
istilah bibliometrika pada awal abad ke 20, Sulistyo-Basuki (2002:1) menyatakan
bahwa:
Pada saat itu,
bibliometrics
dapat ditelusur melalui terbitan karya Cole dan
Eales yaitu: biliografi statistik atau lebih dikenal dengan istilah
Statistical
Bibliography.
Karya tersebut merupakan pendekatan statistik untuk
mengkaji bibliografi atau daftar kepustakaan yang pertama kali dilakukan
terhadap karya tulis bidang anatomi
Egghe dan Rousseau (1990) dalam Hjorland (2008:1) menyatakan sejarah
singkat munculnya bibliometrika yaitu,
before the term
bibliometrics
was proposed by Pritchard (1969), the term
statistical bibliography was in some use. According to Pritchard (1969),
it was Hulme (1923)who initiated the term statistical bibliography.
Hulme used the term to describe the process of illuminating the history of
science and technology by counting documents. Pritchard’s timely
proposal caught on immediately but the content of the term remained
somewhat of a problem (Broadus, 1987). According to Pritchard,
bibliometrics
means the application of mathematics and statistical
methods to books and other communication media
dengan metode statistika dan matematika terhadap buku dan media komunikasi
lainnya.
Sudjana dalam Mustikasari (2008:29) menyatakan bahwa:
Bibliometrik merupakan salah satu bidang studi yang belum banyak
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bibliografi dikenal hanya sebatas
sebagai daftar rujukan. Bila ditelaah secara serius, bibliografi bisa menjadi
kaca untuk sebuah disiplin ilmu atau peta dari sebuah profesi.
Merujuk pada pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa bibliometrik
sebagai ilmu yang menerapkan penelitiannya pada bibliografi bukan hanya
sebatas penelitian terhadap daftar rujukan, akan tetapi bibliografi tersebut dapat
dijadikan cermin untuk melihat perkembangan suatu disiplin ilmu.
Hertzel dalam Putu (2008:1) menyediakan sebuah tabel yang
memperlihatkan kronologi mengenai perubahan ketertarikan menggunakan
statistik untuk mengkaji perkembangan literatur ilmiah, dari istilah “statistical
bibliography” menjadi “bibliometrics”.
Tabel-1 : Perkembangan Istilah Bibliometrika
Tahun
Pengarang dan judul
Terbitan
1917
Cole, F.J dan Eales, N.B. “The history of
comparative anatomy. Part 1. A statistical
analysis of literature.
Science Progress
, vol. 11,
April 1917, hal. 578 - 596
1922
Hulme, E. W.
Statistical Bibliography in
Relation to the Growth of Modern
Civilization
.
London : Butler and Tanner
Grafton, 1923
1938
Henkle, H.H. “The periodical literature of
biochemistry”
Bulletin of the Medical
Library Association,
vol.
27, 1938, hal. 139 - 147
1943
Gosnell, C.F.
The Rate Of Obsolescence In
College Library Book Collections As
Determined By An Analysis Of Three Select
Lists Of Books For College Libraries
Disertasi, New York
University, 1943
1944
Gosnell, C.F. “Obsolence of books in
college libraries”
College and Research
Libraries
, vol. 5, March
1944, hal. 115 - 125
1948
Fussler, H.H.
Characteristics Of The
Research Literature Used By Chemists And
Physicists In The United States
Disertasi, University of
Chicago.
1949
Fussler, H.H. “characteristics of the
research literature used by chemists and
physicists in the United States”
1962
Raisig, L.M. “Statistical bibliography in
the health sciences”
Bulletin of the Medical
Library Association
, vol. 50
July 1962, hal. 450 - 461
1966
Barker, D. L.
Characteristics of the
Scientific Literature Cited by Chemists of
the Soviet Union
Disertasi, University of
Illinois.
1968
Pritchard, A. “Computers, Statistical
Bibliography and Abstracting Services”
Tidak diterbitkan.
1969
Pritchard, A.
Statistical Bibliography: an
Interim Bibliography
North-Western Polytechnic
School of Librarianship,
May 1969
1969
Pritchard, A. “Statistical bibliography of
bibliometrics”
Journal of Documentation
,
vol 25 Desember 1969, hal.
348 - 349
1969
Fairthrone, R.A. “Empirical hyperbolic
distribution for bibliometric description”
Journal of Documentation
,
vol 25 Desember 1969, hal.
319 - 343
1970
Pritchard, A. “Computers, bibliometrics
and abstracting services”
Research in Librarianship
,
September 1970, hal. 94 -
99.
Apabila periode dari perkembangan istilah bibliometrika pada tabel di atas
dibagi dua, yaitu masa sebelum dan sesudah Perang Dunia II (sebagaimana
diketahui Perang Dunia II terjadi pada tahun 1939), maka dapat diketahui bahwa
masa sebelum Perang Dunia II adalah masa kelahiran kajian tentang komunikasi
ilmiah. Sedangkan periode setelah Perang Dunia II adalah masa konsolidasi
(pengukuhan) dari istilah bibliometrika. Istilah bibliometrika mulai menjadi
populer setelah tahun 1970-an.
Pada tahun 1969, Pritchard membatasi bibliometrika sebagai
application
of mathematical and statistical methods to books and other media of
communication
” (Putu,2008:2). Dari defenisi tersebut, Pritchard sekaligus
Beberapa bidang yang awalnya muncul dari ketertarikan para peneliti
untuk mengkaji data sitiran pada dokumen mulai dapat dikelompokkan menjadi
bidang yang lebih jelas. Adapun yang menjadi bidang kelompok dari bidang
tersebut adalah sebagai berikut:
•
Pertumbuhan produk ilmu pengetahuan sejalan dengan waktu dan
menurut negaranya (dilakukan oleh Cole dan Eagles)
•
Persoalan perpustakaan dalam mengendalikan produksi dan luapan
karya ilmiah (dipelopori oleh Bradford).
•
Produktivitas ilmuwan dalam menghasilkan karya tulis (dilakukan
pertama kali oleh Lotka)
Berdasarkan pada pengelompokkan di atas, pada awal abad 1980
bibliometrika telah berkembang menjadi sebuah disiplin yang khas dan memiliki
berbagai cabang ilmu. Jurnal internasional scientometrics adalah salah satu jurnal
internasional yang dikhususkan pada bidang bibliometrika ini, dan mulai terbit
tahun 1979. selain itu, berbagai konferensi internasional yang khusus membahas
mengenai bibliometrika mulai banyak diselenggarakan sejak tahun 1983.
Objek utama kajian analisis bibliometrika adalah jurnal ilmiah, karena
merupakan literatur yang memuat hasil penelitian asli atau penerapan sebuah toeri
ataupun penjelasan teori dan ide sehingga merupakan informasi yang bersifat
lengsung dari karya penelitian. Hal ini juga yang pada akhirnya membuat jurnal
ilniah menjadi pengetahuan publik, serta arsip umum yang dapat dibaca oleh
siapa saja setiap saat.
Pada tahun 1922, Hulme adalah orang yang pertama kali menggunakan
istilah statistical bibliography dalam karyanya yang berjudul “statistical
bibliography in relation to the growth of modern civilization”. Lotka (1926)
memperkenalkan konsep
Inverse square law
yaitu hubungan antara produktivitas
pengarang dengan jumlah makalah yang dihasilkan, yang kemudian dalam ilmu
bibliometrika lebih dikenal dengan penerapan hukum Lotka. Pritchard (1969)
menciptakan istilah bibliometrics dalam karyanya yang berjudul “statistical
bibliography or bibliometrics”.
Istilah tersebut yaitu: “scientometrics” (diperkenalkan oleh T. Braun pada tahun
1977), istilah “informetrics” (diperkenalkan oleh Otto Nacke pada tahun 1979),
dan istilah “discometrics” (diperkenalkan oleh W. C. Rorick pada tahun 1987).
Akhirnya pada tahun 1990 hingga sekarang, bermula dalam dunia maya atau biasa
disebut internet muncul istilah “webometrics” dan “cybermetrics”. Seluruh istilah
tersebut semakin memperkaya perbendaharaan istilah dalam bidang studi
bibliometrika hingga saat ini.
2.1.2 Pengertian Bibliometrika
Bibliometrika berasal dari kata
biblio
dan
metrics
, biblio berarti buku dan
metrics berarti mengukur. Jadi, bibliometrika dapat diartikan sebagai kegiatan
mengukur atau menganalisis buku/ literatur dengan menggunakan pendekatan
matematika dan statistika (Diodato dalam Hartinah,2008:2).
Menurut Esshra (2007:7) pengertian biblimetrics adalah “bibliometrics is a
study or measurement of formal aspects of texts, documents, books and
information”, artinya bibliometrik adalah sebuah studi atau ukuran dari
aspek-aspek yang formal pada teks, dokumen, buku dan informasi.
Pendapat lain dari Archambaut (2004:1) yaitu “bibliometrics and
sciencetometrics are a set of methods for measuring the production and
dissemination of sciencetific knowledge”, yang berarti bibliometrik dan
scientometrik adalah sekumpulan metode untuk mengukur produksi dan
penyebarluasan dari ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah.
Berbeda dengan pernyataan di atas, Karolinska Institute Bibliometrics
Project Group (2008:2) menguraikan “bibliometrics is the application of
mathematical and statistical methods to publications (from biblos: book and
metron: measurement)”. Artinya, bibliometrik adalah aplikasi metode matematika
dan statistik terhadap publikasi.
Lasa (2005:323) menuliskan “bibliometrika adalah suatu pengawasan
koleksi perpustakaan dengan cara penerapan metode statistika dan matematika
terhadap buku dan media rekam lain” bahwa bibliometrika merupakan sebuah
kegiatan pengawasan terhadap koleksi perpustakaan, seperti buku dan media
rekam; dengan cara menerapkan metode matematika dan statistika.
Patra, dkk (2007:3) berpendapat bahwa “bibliometrics as the application of
mathematical and statistical methods to books and other communication
medium”. Pendapat ini menyatakan bahwa bibliometrik sebagai aplikasi dari
metode matematika dan statistik terhadap buku dan media komunikasi.
Pendapat yang lebih kompleks dinyatakan oleh Boyce, dkk dalam
Mustikasari (2008:30) yaitu “bibliometrika merupakan studi mengenai produksi
dan penyebaran informasi yang secara operasional dikaji melalui produksi dan
penyebaran media yang merekam informasi untuk disimpan dan disebarluaskan”.
Artinya, bibliometrika adalah studi yang mempelajari tentang produksi dan
penyebaran informasi, yang secara operasional mengkaji produksi dan penyebaran
media perekam informasi.
Menurut White dan Mc.Cain yang dikutip Mustikasari (2008:31),
“bibliometrika adalah suatu kajian kuantitatif dari literatur yang digambarkan
dalam bibliografi”. Hal ini dapat diartikan bahwa bibliometrika adalah suatu
kajian terhadap literatur yang digambarkan dalam bibliografi dan bersifat
kuantitatif.
The British Standards Institution yang dikutip Sulistyo-Basuki (2002:4)
menegaskan “bibliometrika adalah kajian penggunaan dokumen dan pola
publikasi dengan menerapkan metode matematika dan statistika”, yang berarti
bibliometrika adalah kajian terhadap penggunaan dan pola publikasi dokumen
dengan penerapan metode matematika dan statistika.
Pada dasarnya, semua pendapat di atas memiliki konsep yang sama
mengenai definisi bibliometrika. Maka berdasarkan pada semua pendapat
tersebut, dapat diuraikan bahwa bibliometrika adalah suatu kajian terhadap
dokumen dan atau publikasi lainnya yang berupa media komunikasi ilmiah,
dengan cara menerapkan metode matematika atau statistika.
2.1.3 Tujuan Bibliometrika
Bibliometrika merupakan analisis kuantitatif terhadap dokumen dan atau
publikasi ilmiah lainnya dengan menerapkan metode matematika dan statistika.
Menurut Sulistyo-Basuki (2002:3), tujuan bibliometrika ialah menjelaskan proses
komunikasi tertulis dan sifat serta arah pengembangan secara deskriptif
penghitungan dan analisis berbagai faset komunikasi.
Dengan kata lain, Bibliometrika dapat memberikan penjelasan tentang
proses komunikasi tertulis dari segi sifat dan perkembangannya dalam sebuah
disiplin ilmu (sepanjang masih menyangkut komunikasi tertulis).
Brookes dalam Sulistyo-Basuki (2002:7) menguraikan bahwa tujuan
umum analisis kuantitatif terhadap bibliografi adalah:
a.
merancangbangun system dan jaringan informasi yang lebih ekonomis
b.
penyempurnaan tingkat efisiensi proses pengolahan informasi
c.
identifikasi dan pengukuran efisiensi pada jasa bibliografi yang ada
dewasa ini
d.
meramalkan kecendrungan penerbitan
e.
penemuan dan elusidasi hokum empiris yang dapat menyediakan basis
bagi pengembangan sebuah teori dalam ilmu informasi
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa analisis
bibliometrika bertujuan untuk kegiatan rancang bangun sistem dan jaringan
informasi, peningkatan efisiensi proses pengolahan informasi, identifikasi
terhadap jasa bibliografi, meramalkan kecendrungan dari kegiatan penerbitan dan
penetapan hukum empiris yang menjadi dasar bagi pengembangan teori dalam
ilmu informasi.
penyebarluasan pengetahuan bidang ilmu alam, dan beberapa metode tersebut
sedikit efektif pada beberapa bidang, seperti bidang ilmu mesin.
Archambault (2004:5) mengemukakan: “bibliometrics is made up of
methods for conducting quantitative analysis of science”. Dari pernyataan
tersebut, dapat diketahui bahwa bibliometrika disusun atau dibentuk dari
metode-metode yang bertujuan untuk mengadakan proses kuantitatif terhadap suatu ilmu
pengetahuan.
Berbeda dengan pendapat di atas, Purnomowati (2008:2) menegaskan
bahwa ”bibliometrika dapat digunakan sebagai metode kajian yang bersifat
deskriptif, misalnya yang berkaitan dengan kepengarangan, dan bersifat evaluatif
misalnya untuk mengkaji penggunaan literatur melalui analisis sitiran”.
Mengacu pada pendapat di atas, maka dapat diuraikan bahwa
bibliometrika bertujuan untuk mengkaji dokumen secara deskriptif yang berkaitan
dengan ciri-ciri kepengarangannya, dan mengkaji secara evaluatif yang
menyangkut sitirtan atau kutipan dari dokumen yang bersangkutan.
2.1.4 Manfaat Bibliometrika
Bibliometrika sebagai salah satu cabang ilmu perpustakaan dan informasi,
dimana objek penelitiannya adalah jurnal / majalah ilmiah yang merupakan
koleksi wajib perpustakaan. Oleh karena itu, penelitian yang menyangkut topik
bibliometrika terhadap koleksi sebuah perpustakaan sudah pasti memiliki manfaat
bagi perpustakaan yang bersangkutan.
Manfaat Aplikasi kuantitatif dari bibliometrika bagi perpustakaan
menurut Sulistyo-Basuki (2002:8), adalah sebagai berikut:
a)
identifikasi literature inti
b)
mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan
pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan
c)
menduga keluasan (comprehensiveness) literature sekunder
d)
mengenali pemakai berbagai subjek
e)
mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai
subjek
f)
mengukur manfaat jasa SDI ad hoc dan retrospectif
g)
meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan
mendatang
i)
merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam
batas anggaran belanja
j)
mengembangkan model eksperimental yang berkorelasi atau melewati
model yang ada
k)
menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak
secara tepat
l)
memprakarsai sistem jaringan aras ganda yang efektif
m)
mengatu arus masuk informasi dan komunikasi
n)
mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah (melalui
penggugugusan dan pasangan literatur ilmiah)
o)
meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau
seluruh disiplin
p)
mendisain pengolahan bahasa automatis untuk
indexing,
auto-abstracting,
dan
autoclassification
q)
mengembangkan norma pembakuan
Ishak dalam Jurnal Pustaha (2005)1(2):18 menjabarkan manfaat analisis
bibliometrika bagi perpustakaan antara lain;
1)
mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu
2)
identifikasi arah dan gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada
berbagai disiplin ilmu
3)
menduga keluasan literatur sekunder
4)
mengenali pemakai berbagai subjek
5)
mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai
subjek
6)
mengukur manfaat jasa SDI
ad-hoc
dan retrospectif
7)
meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan
mendatang
8)
mengatur arus masuk informasi dan komunikasi
9)
mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah
10)
meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau
seluruh disiplin
Dari kedua pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa manfaat analisis
bibliometrika bagi perpustakaan adalah sebagai berikut:
1.
mengidentifikasi majalah inti pada setiap bidang ilmu yang ada
2.
mengidentifikasi pertumbuhan ilmu pengetahuan dan arah penelitian dari
berbagai disiplin ilmu
3.
memberikan dugaan mengenai keluasan literatur sekunder
4.
mengenali pengguna pada berbagai subjek yang berbeda
6.
mengukur manfaat dari jasa SDI
ad-hoc
dan retrospektif
7.
memberikan ramalan mengenai arah gejala perkembangan bidang ilmu
pada masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang
8.
mengatur arus masuk dari informasi dan komunikasi ilmiah
9.
mengkaji keusangan literatur dan penyebaran produksi literatur ilmiah
10.
memberikan ramalan mengenai produktivitas penerbit, pengarang,
organisasi, negara atau seluruh disiplin ilmu
11.
menyusun peraturan untuk kegiatan penyiangan dan penempatan dokumen
di rak koleksi secara tepat
12.
memprakarsai sistem jaringan informasi arus ganda yang bersifat efektif
13.
mengatur arus masuk informasi dan komunikasi
14.
mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah (melalui penggugusan
dan pasangan literatur ilmiah)
15.
meramalkan produktivitas dari penerbit, pengarang, organisasi, negara
atau berbagai disiplin ilmu
16.
merancang pengolahan bahasa automatis untuk
auto-indexing
(pengindeksan terautomasi)
, auto-abstracting,
(membuat abstrak secara
terautomasi) dan
autoclassification
(pengklasifikasian terautomasi)
17.
mengembangkan norma pembakuan
2.2 Keusangan Literatur
Kajian mengenai keusangan
(obsolescence)
literatur termasuk dalam objek
kajian ilmu bibliometrika. Kajian literatur ini menjelaskan tentang penggunaan
dokumen atau literatur yang berhubungan dengan umur atau usia dari literatur
tersebut.
Para peminat ilmu informetrika (bibliometrika) banyak menaruh perhatian
pada fenomena keusangan literatur ini. Oleh karena itu, kajian keusangan literatur
merupakan salah satu objek kajian yang banyak menarik perhatian para peminat
bidang ilmu informetrika.
keusangan literatur adalah fenomena fakta dari dua faktor fungsi yaitu
pertumbuhan dan keusangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Mustafa (2008:7) berpendapat bahwa:
fenomena lahir, hidup dan mati bagi mahluk hidup dapat pula diterapkan
pada dokumen. suatu dokumen dikatakan “lahir” pada saat dokumen itu
diterbitkan. Kemudian dokumen dikatakan “hidup” selama dokumen itu
dimanfaatkan. Pada akhirnya dokumen dikatakan “mati” pada saat tidak
ada lagi yang menggunakan dokumen itu.
Death of paper
adalah konsep
dalam ilmu informetrika/ bibliometrika yang berarti suatu karya tidak
pernah lagi dikutip.
Selanjutnya, mengenai fenomena keusangan literatur Mustafa (2008:7)
mengemukakan bahwa :
Adanya perkembangan dari ilmu pengetahuan mengakibatkan munculnya
fenomena keusangan literatur. Fenomena tersebut adalah hanya hiteratur
yang mutakhir dan yang menarik saja bagi ilmuwan yang digunakan.
Sedangkan litaratur yang lebih tua digunakan hanya bila mengandung
informasi yang cenderung menggabungkan karya yang terakhir kali terbit.
Merujuk pada kedua pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa istilah
death
of paper
adalah konsep dalam ilmu informetrika/ bibliometrika yang menyatakan
suatu karya tidak pernah lagi dikutip. Selain itu, fenomena keusangan literatur
muncul karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang membuat hanya
literatur yang mutakhir yang banyak dimanfaatkan oleh para ilmuwan.
Perkembangan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan komunikasi pada
saat ini, memberikan dampak terhadap penerbitan dokumen serta literatur baru
yang semakin meningkat, baik yang berbentuk cetak maupun elektronik
khususnya pada bidang ilmiah. Penerbitan dokumen dan literatur ini baru ini akan
menjadikan terbitan sebelumnya dianggap usang.
Selain itu, Andriaty (2002:1) mengemukakan bahwa:
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin berkembang
tersebut akan memberi pengaruh pada berbagai bidang, diantaranya
peningkatan terhadap jumlah majalah ilmiah yang merupakan salah satu
koleksi perpustakaan yang sangat dibutuhkan pengguna karena
kemutakhiran informasinya
perubahan kemutakhiran informasi dari majalah ilmiah yang jumlahnya akan
semakin meningkat.
Menurut Hjorland (2008:1): “obsolescence of literature and information is,
of course a relative concept”
,
artinya keusangan literatur dan informasi sudah
pasti adalah konsep yang relatif. Hal serupa juga dinyatakan oleh Mustafa
(2008:8) bahwa “Obsolescence adalah konsep yang relatif, karena ada literatur
yang baru terbit sekitar lima tahun sudah jarang digunakan lagi, tapi sebaliknya
ada literatur yang sudah terbit puluhan bahkan ratusan tahun, tetapi masih tetap
digunakan oleh banyak orang.
Berapa kali sebuah dokumen dikutip dalam satu rentang waktu tertentu
menunjukkan berapa banyak informasi di dalam dokumen tersebut berguna untuk
sebuah riset. Jika frekwensinya menurun, maka dokumen tersebut semakin jarang
digunakan, dan dengan demikian menjadi usang atau
obsolete
.
Penelitian mengenai keusangan literatur menurut Sulistyo-Basuki
(2002:2),
Pertama kali dilakukan oleh Charles F. Gosnell tahun 1994, ia
mempelajari keusangan literatur dari tingkat keterpakaian koleksi di
perpustakaan namun ternyata semakin berkembang hingga tidak hanya
dari tingkat keterpakaian koleksi di perpustakaan tapi sampai pada tingkat
keusangan satu literatur yang dihitung dari sitirannya.
Menurut Line dan Sandison yang dikutip Mustikasari (2008:27),
“keusangan literatur dikaitkan dengan keusangan sebuah dokumen diartikan
bahwa dokumen sudah usang, bila dokumen tersebut jarang digunakan”. Dengan
kata lain, konsep
obsolescence
atau keusangan literatur adalah penurunan
penggunaan satu atau sekelompok literatur seiring dengan makin tuanya umur dari
dokumen atau literatur yang bersangkutan.
Line dalam Hjorland (2007:3) menyatakan bahwa kemunduran
penggunaan dari dokumen terjadi karena beberapa alasan sebagai berikut:
1)
the information is valid, but incorporated in later work
2)
the information is valid, but superseded by later work
Penjelasan dari pernyataan tersebut dapat diuraikan melalui pendapat
Mustikasari (2008:27) yang menyatakan bahwa penurunan penggunaan suatu
dokumen disebabkan karena:
informasi sahih, namun sudah terserat dalam dokumen berikutnya
informasi sahih, namun informasi tersebut berada dalam bidang yang
kurang diminati
informasi masih sahih namun sudah digantikan karya berikutnya
informasi tidak lagi dianggap sahih
Dalam hal ini, yang penting diperhatikan adalah bahwa penurunan
penggunaan literatur bisa terjadi walaupun informasi yang terkandung dalam
literatur masih sahih. Sehingga, tidak dapat dikatakan jika informasi yang
terkandung dalam sebuah literatur menjadi usang karena faktor penurunan
penggunaan dari literatur tersebut. Jadi, penurunan penggunaan literatur berarti
literatur yang bersangkutan sudah jarang digunakan dan itu terlepas dari sahih
atau tidaknya informasi yang terkandung di dalamnya. Sedangkan penurunan nilai
literatur berarti informasi yang terkandung di dalamnya memang sudah usang.
Suatu literatur dikatakan usang adalah apabila literatur tersebut
memberikan informasi yang tidak mutakhir, dalam arti usia dari referensi yang
digunakan tidak sesuai dengan perkembangan informasi saat ini. Dalam kondisi
seperti itu, suatu literatur dapat diukur tingkat keusangannya. Konsep keusangan
informasi dapat memberikan manfaat bagi para teoritis dan praktisi. Bagi para
teoritis, masalah keusangan menyangkut pengembangan, pemanfaatan, dan
kematian atau peleburan informasi tersebut. Sedangkan bagi para praktisi,
masalah keusangan yang menyangkut bahan pustaka yang perlu diasingkan dari
jajaran koleksi untuk dimasukkan ke gudang.
guna. Oleh karena itu, tidak mungkin menyatakan bahwa jenis pengetahuan
tersebut menjadi usang hanya berdasarkan penurunan penggunaan dokumen.
Kajian terhadap dokumen hanya merupakan sebahagian indikator tentang
keusangan pengetahuan.
Dasar dari kajian keusangan literatur adalah sitirannya. Mengukur
keusangan literatur dari sebuah dokumen berarti melihat sitiran dari dokumen
yang bersangkutan.
Hasugian dalam Jurnal Pustaha (2005)1(2):1 menyatakan bahwa:
analisis sitiran adalah kajian bibliometrika yang secara khusus mengkaji
tentang sitiran yaitu melakukan analisis terhadap daftar pustaka atau
bibliografi yang tercantum dalam sebuah dokumen”.
Kajian analisis sitiran dilatarbelakangi oleh tingkat pertumbuhan jurnal
ilmiah yang sangat cepat dan mendorong para ahli informasi untuk
mengembangkan metode analisis sitiran untuk mengkaji sebuah jurnal. Dalam
bibliometrika, yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya informasi dalam
bentuk grafis. Dengan demikian, objek kajiannya adalah buku, pengarang (hasil
karyanya), majalah, laporan penelitian, disertasi, dan sebagainya.
Analisis sitiran merupakan salah satu jenis evaluasi perpustakaan yang
digunakan oleh pustakawan di luar negeri untuk membantu pemeliharaan koleksi.
Martyn dalam Mustikasari (2008:4) menyatakan “analisis sitiran adalah analisis
atas sejumlah sitiran atau sejumlah rujukan yang terdapat dalam berbagai tulisan
ilmiah atau literatur primer.” Analisis sitiran umumnya dilakukan terhadap artikel
yang terdapat pada majalah karena sifat dari majalah yang terbit secara teratur,
mutakhir, dan dipublikasikan secara umum. Hal yang diselidiki dalam analisis
sitiran mencakup subjek, pengarang, sumber-sumber dokumen, dan tahun terbit
dokumen.
tergantung pada topik yang diteliti dan faktor lainnya yang berpengaruh. Bagian
yang tidak dapat dipisahkan dalam penilaian suatu dokumen yang akan disitir
diantaranya adalah kepengarangan, nama atau judul jurnal, tipe dokumen serta
kemutakhiran dokumen.
Seorang peneliti membutuhkan informasi dan data yang akurat. Informasi
dan data yang akurat tersebut dapat diperoleh pada berbagai literatur primer.
Dengan demikian, perlu dilakukan studi pada literatur primer maupun literatur
sekunder. Sulistyo-Basuki (1993:161) menyatakan bahwa: “literatur primer adalah
literatur yang memuat hasil penelitian asli baik penelitian dasar maupun penelitian
terapan”
Analisis sitiran dapat diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya
bidang kajian literatur. Dalam hubungannya dengan kajian literatur, Smith dalam
Mustikasari (2008:17) menyatakan: “sitiran dilihat dalam bidang subjek tertentu
untuk menggambarkan pola sitiran. Karakteristik bahan yang disitir meliputi
bentuk, usia jurnal, pengarang yang sering disitir, bahasa, negara asal dan
penyebaran subyek”. Pendapat ini sekaligus menerangkan bahwa pola analisis
sitiran memiliki hubungan dengan kajian keusangan literatur. Hal tersebut
dikarenakan dalam kajian keusangan literatur atau dokumen, yang menjadi objek
penelitian untuk diukur adalah data sitirannya.
Diodarto dalam Purnomowati (2008:10), menyatakan bahwa ada 2 cara
untuk mengkaji keusangan literatur yaitu:
1)
Keusangan
synchronous (synchronous obsolescence)
yaitu salah satu jenis
keusangan yang mengukur usia kelompok dokumen dengan cara menguji
tahun terbit referensi dalam dokumen tersebut. Jenis ini biasa diukur
melalui median usia sitiran yang dapat diperoleh dengan cara mengurangi
tahun terbit dokumen sumber dengan median tahun terbit dokumen yang
terdapat dalam referensi.
2)
Keusangan
diaahrolous
(
diachronous obsolescence)
yaitu salah satu jenis
keusangan yang mengukur usia kelompok dokumen melalui suatu
pengujian terhadap tahun terbit sitiran yang diterima oleh dokumen. Jenis
ini biasa diukur melalui Paro Hidup (Half Life) yang dapat diperoleh
dengan cara mengurangi median tahun terbit dokumen sumber.
Purnomowati (2008:10) menegaskan,
Kedua cara tersebut memang mirip tetapi dengan cara penanganan yang
berbeda. Jika
synchronous
menentukan literatur yang menyitir kemudian
mengkaji distribusi usia referensi yang ada di dalamnya, maka
diachronous
menentukan literatur yang disitir kemudian mengkaji
penggunaan literatur tersebut pada terbitan selanjutnya (LIPI: 2008).
Dari kedua pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa: keusangan
synchronous diukur dengan cara mengurangi tahun terbit dokumen sumber
dengan median tahun terbit dokumen yang terdapat dalam referensi.
Median
Citation Age
(median umur sitiran) termasuk dalam jenis keusangan synchronous.
Sedangkan; keusangan diachronous diukur dengan cara mengurangi median tahun
terbit dikumen sumber.
Half Life
(paro hidup) termasuk dalam jenis keusangan
diachronous.
Mengukur secara kuantitatif terhadap literatur harus dilakukan secara
terukur dan lebih tepat, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya
kebenarannya secara ilmiah. Setiap subjek sudah pasti berbeda tingkat kecepatan
keusangannya. Hal tersebut dipengaruhi juga oleh faktor lokasi. Misalnya,
keusangan literatur berbeda antara negara maju dengan negara berkembang.
Selain itu, Mustafa (2008:6) mengemukakan bahwa “berdasarkan kelompok
subjeknya, yaitu ilmu-ilmu humaniora dan sosial yang dikenal
soft sciences
cenderung lebih lama tingkat keusangannya dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam
dan teknologi (hard-sciences)”.
Mustafa (2008:2) menguraikan:
Kajian mengenai keusangan literatur kiranya perlu diperkenalkan sebagai
salah satu objek kajian yang menarik. Sehingga pustakawan dalam
melakukan kegiatan di perpustakaan menyangkut efisiensi pelayanan atau
pengembangan koleksi, termasuk kegiatan penyiangan
(weeding)
, koleksi
yang tidak diperlukan lagi, dapat dilakukan secara ilmiah dan terukur
berdasarkan metodologi yang sudah ada dalam ilmu informetrika/
bibliometrika.
Berdasarkan pada pendapat di atas, dapat diketahui bahwa kajian
mengenai keusangan literatur adalah objek kajian yang menarik dan penting bagi
pihak perpustakaan. Hal ini berkaitan dengan efisiensi kegiatan penyiangan
(weeding)
terhadap koleksi perpustakaan yang tidak dipergunakan lagi.
Fenomena dari keusangan literatur belum banyak dikaji di Indonesia. Hal
ini dikarenakan tingkat pertumbuhan literatur maupun perkembangan koleksi
perpustakaan di Indonesia pada umumnya belum tinggi. Rata-rata perpustakaan di
Indonesia belum menganggap keusangan literatur sebagai suatu hal yang penting.
Namun, beberapa perpustakaan juga secara berkala telah mencoba melakukan
evaluasi terhadap koleksinya, untuk kemudian melakukan suatu kegiatan yang
disebut penyiangan
(weeding)
, yaitu menyingkirkan dokumen yang tidak
diperlukan lagi dari jajaran koleksi perpustakaan berdasarkan kriteria tertentu.
2.3 Paro Hidup Literatur
2.3.1 Pengertian Paro Hidup Literatur
Menurut
Miranda Lee Pao (1989:18): “The term half-life has been
borrowed from physics. It is defined as the time required for half of the atoms of a
radioactive substance present to become disintegrated”. Hal tersebut berarti istilah
paro hidup atau
half-life
mengacu pada konsep bidang fisika yaitu waktu yang
diperlukan oleh suatu atom untuk meluruh menjadi setengahnya secara terus
menerus hingga atom itu hancur/ habis.
I Gede Surata dikutip yang dikutip oleh Mustikasari (2008:30)
menyatakan bahwa “Paro hidup literatur merupakan ukuran waktu pada saat mana
setengah dari semua literatur suatu disiplin ilmu secara terus-menerus digunakan
sejak diterbitkan”.
pada sitirannya dan menitikberatkan pada tahun terbit. Oleh karena itu, semakin
baru terbitan suatu literatur khususnya literatur ilmiah seperti jurnal dan yang
lainnya, maka literatur tersebut akan sering disitir oleh karya tulis lainnya.
Menurut Sulistyo-Basuki (2002:6) “R.E.Burton dan R.W.Kebler adalah
orang pertama yang membuat penelitian tentang paro hidup literatur
(half life)
yang berarti waktu saat setengah dari seluruh literatur dari satu disiplin ilmu yang
digunakan secara terus menerus”.
[image:33.595.148.510.302.531.2]Semakin baru terbitan suatu literatur khususnya literatur ilmiah, maka
literatur tersebut akan sering disitir oleh karya tulis lainnya. Hal ini bisa dilihat
dari kurva sebagai berikut:
Gambar-1:
Curve of obsolescense
N
u
m
b
e
r
o
f
u
s
e
r
Age of time of use
Sumber:
Saracevic (2002) dalam Napitupulu (2006:10)
Keterangan mengenai kurva di atas yaitu:
1.
Garis kurva tersebut menggambarkan suatu literatur
2.
Number of user adalah pengguna yang menggunakan literatur tersebut
3.
Age of time of use adalah penggunaan literatur tersebut
Sedangkan jika tahun terbit literatur tersebut semakin jauh dari waktu sekarang
maka akan semakin sedikit pengguna yang menggunakan literatur tersebut.
Hartinah (2002:2) menyatakan bahwa:
setiap bidang ilmu mempunyai usia paro hidup yang berbeda-beda.
Menurut penelitian di luar negeri paro hidup literatur untuk ilmu kimia
adalah 8,1 tahun, botani 10, 0 tahun, matematika 10,5 tahun, geologi 11,8
tahun, kedokteran 6,8 tahun, dan ilmu-ilmu sosial kurang dari 2 tahun. Jika
melebihi usia paro hidup di atas maka bisa dikatakan bahwa literatur
tersebut sudah usang.
Pendapat di atas dikembangkan berdasarkan penelitian yang telah lebih
dulu dilakukan di luar negeri. Penjelasan mengenai paro hidup yang berbeda-beda
pada setiap bidang ilmu dinyatakan oleh Andersen dalam Hjorland (2007:3) yaitu:
•
4,6 years in physics
•
7,2 years in physiology
•
8,1 years in chemistry
•
10,0 years in botany
•
10,5 years in mathematics
•
11,8 years in geology
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa setiap bidang
ilmu memiliki perbedaan dalam hal usia paro hidup dokumen. Usia paro hidup
tersebut nantinya akan menunjukkan batasan tahun keusangan literatur atau
dokumen dari berbagai bidang ilmu. Mengacu pada pernyataan di atas, dapat
dikemukakan bahwa paro hidup untuk berbagai bidang ilmu adalah sebagai
berikut:
ilmu fisika adalah 4,6 tahun
ilmu fisiologi adalah 7,2 tahun
ilmu kimia adalah 8,1 tahun
ilmu botani adalah 10 tahun
ilmu matematika adalah 10,5 tahun
ilmu geologi adalah 11,8 tahun
ilmu kedokteran adalah 6,8 tahun
ilmu-ilmu sosial adalah kurang dari 2 tahun.
2.3.2 Manfaat Paro Hidup
Paro hidup merupakan salah satu kajian dalam bidang bibliometrika yang
menentukan tingkat keusangan dari sebuah literatur perpustakaan. “Half-life
mengindikasikan kekayaan atau kemiskinan informasi yang digunakan dalam
sebuah dokumen” (Hartinah, 2002:1). Artinya bagi perpustakaan khususnya
perpustakaan perguruan tinggi, paro hidup dapat dijadikan sebagai pertimbangan
dalam menyediakan koleksi bagi penggunanya, serta ukuran untuk pengawasan
kualitas koleksinya dalam kaitannya dengan kemutakhiran informasi yang
terdapat di dalamnya.
“Usia paro hidup suatu literatur ditentukan oleh tahun terbit referensinya
maka dapat diketahui publikasi yang terbit dalam jangka waktu tertentu dan bisa
diprediksi pertumbuhan dan publikasi selanjutnya di masa yang akan datang”
(Egghe: 2002: 3). Hal ini menunjukkan bahwa paro hidup literatur dapat
digunakan sebagai salah satu tolok ukur kekayaan atau kemiskinan informasi dari
suatu disiplin ilmu.
Dengan mengetahui paro hidup suatu disiplin ilmu, maka dapat dilihat
perkembangan dari bidang ilmu yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan semakin
banyak terbitan-terbitan baru dari suatu bidang ilmu, maka dapat diprediksi bahwa
bidang ilmu tersebut akan terus berkembang. Jika sedikit terbitan-terbitan baru
dari suatu bidang ilmu maka ada kemungkinan bidang ilmu tersebut mengalami
stagnasi atau perkembangan ilmu tersebut berjalan lambat.
Manfaat lain dari kajian usia paro hidup dokumen bagi pihak perpustakaan
adalah sebagai berikut:
1.
untuk mengetahui tingkat keusangan literatur dari kolesi perpustakaan
2.
untuk mengetahui kemuktahiran informasi dalam sebuah literatur
perpustakaan
3.
efektifitas kegiatan penyiangan terhadap koleksi yang tidak digunakan lagi
4.
pemisahan koleksi yang digunakan dengan frekwensi tertinggi dan
terendah
Merujuk pada berbagai pendapat di atas, dapat diuraikan secara jelas
bahwa manfaat kajian paro hidup dokumen secara umum adalah:
1.
Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk melakukan
pemabatasan penggunaan literatur untuk kepentingan penulisan karya
ilmiah
2.
Bermanfaat untuk mengetahui pertumbuhan suatu bidang ilmu
pengetahuan, dapat menjadi indikator kekayaan/ kemiskinan informasi
bagi perpustakaan (khususnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyediakan koleksi bagi pengguna)
3.
Peningkatan efisiensi dalam bidang pengelolaan (pelayanan) serta kegiatan
pengembangan koleksi
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yang berarti
mendeskripsikan obyek penelitian berdasarkan fakta yang nyata pada saat ini.
“Penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau
kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau
daerah-daerah tertentu” (Zuriah,2002:47).
3.1 Unit Analisis
Obyek yang diteliti adalah sejumlah artikel ilmiah yang terdapat pada:
International Journal for Technology in Mathematics Education (IJTME),
International Journal of Electrical Engineering Education (IJEEE), dan
International Journal Psychiatry in Medicine (IJPM). Unit yang akan dianalisis
adalah seluruh daftar putaka pada masing-masing artikel yang terdapat dalam
jurnal yang bersangkutan. Ketiga jurnal tersebut dapat diakses dan
didownload
secara gratis dari Proquest Online melalui situs
Jika dikaitkan dengan istilah populasi, maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh artikel yang terdapat pada jurnal: IJPM volume 37 issue 1;2;3;4,
IJEEE volume 44 issue 1;2;3;4 dan IJTME volume 14 issue 1;2;3;4. issue ini
menyatakan bahwa dalam satu tahun masing-masing jurnal terbit sebanyak empat
kali. Dari observasi awal yang dilakukan penulis diperoleh data bahwa populasi
yang menjadi obyek penelitian adalah 99 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak
1.904 sitiran pada ketiga jurnal yang akan diteliti. Sedangkan untuk istilah sampel,
digunakan sampel total
(total-sampling)
yaitu keseluruhan populasi merangkap
menjadi sampel penelitian dengan dikelompokkan menggunakan tabel.
3.2 Instrumen Penelitian
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui dokumentasi. Menurut Arikunto (2006:231) “Metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.
Adapun teknis pelaksanaannya adalah dengan cara mengakses situs
Proquest lalu dipilih database Proquest Medical Library untuk jurnal IJPM, dan
database Proquest Science Library untuk jurnal IJEEE dan IJTME. Setelah masuk
ke dalam situs dari masing-masing jurnal, selanjutnya memilih volume dan issue
yang telah ditentukan (IJPM= volume 37, IJEEE= volume 44, IJTME= volume 14
dengan issue yang sama yaitu 1 sampai 4). Langkah terakhir
mendownload
judul
artikel dan daftar pustaka artikel dari setiap jurnal, untuk dikelompokkan dengan
tabel menurut urutan artikel sesuai dengan yang terdapat di jurnal.
3.5 Pengolahan Data
3.5.1 Pengolahan Data untuk Usia Paro Hidup
Setelah data diperoleh maka langkah berikutnya adalah mengolah data
tersebut agar pertanyaan-pertanyaan penelitian pada bab I dapat dijawab. Setiap
daftar pustaka artikel akan dikelompokkan menurut issue (nomor terbit) dan akan
dihitung usia paro hidupnya dengan menggunakan rumus median:
Md = Lmd +
)
(
)
(
Fmd
Jmd
. i
Keterangan:
Md = Median (paro hidup)
Lmd = Kelas nyata bawah pada saat frekwensi kumulatif mengadung N/2
Jmd = Selisih N/2 dengan frekwensi kumulatif mengandung N/2
Fmd = Frekwensi pada saat frekwensi kumulatif mengandung N/2
i = Interval
Prosedur menentukan median adalah dengan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Penentuan kelas atau kelompok data
K = 1 + 3,322 log n (n adalah banyaknya jumlah sitiran dalam jurnal)
2.
Menghitung tahun terbit tertinggi dan terendah
R = Xn – X
13.
Menghitung interval
I =
K
R
4.
Membuat tabel distribusi frekwensi kumulatif
5.
Menghitung paro hidup
Keterangan:
K = Banyaknya kelompok tahun terbit sitiran
R = Selisih tahun terbit sitiran tertinggi dengan tahun terbit sitiran terendah
(Range)
I = Interval
Xn = Tahun Terbit tertinggi
X
1= Tahun Terbit terendah
Setelah setiap issue dari masing-masing jurnal selesai dihitung paro
hidupnya maka akan dicari nilai rata-ratanya untuk mengetahui usia paro hidup
ketiga jurnal tersebut.
3.4.2 Analisis Data
1.
Langkah awal adalah mengurutkan seluruh referensi dari setiap artikel
yang terdapat pada jurnal, mulai dari tahun yang tertua sampai tahun
tertinggi. Selanjutnya, penentuan median dengan menggunakan rumus
pada setiap issue dari masing-masing jurnal yang diteliti
3.
Hasil pengurangan yang diperoleh tersebut nantinya adalah berupa tahun;
yang menjadi standar pengukuran dari masing-masing issue. Selanjutnya,
pada setiap issue tersebut dilakukan penghitungan persentase dan
interpretasi jumlah yang lebih dominan antara nilai usang dan tidak usang
menyangkut informasi dalam artikel
4.
Pada masing-masing jurnal dicari nilai rata-rata usia paro hidupnya. Nilai
rata-rata diperoleh dengan cara: menjumlahkan usia paro hidup seluruh
issue, kemudian dibagi dengan banyaknya jumlah issue pada
masing-masing jurnal yang bersangkutan. (Dalam hal ini, banyaknya jumlah issue
sama pada ketiga jurnal yaitu senilai 4).
5.
Nilai rata-rata issue tersebut akan mewakili usia paro hidup dari
masing-masing jurnal. Selanjutnya, usia paro hidup jurnal yang diteliti disesuaikan
dengan usia paro hidup disiplin ilmu. Dalam hal ini, IJTME diukur dengan
paro hidup ilmu matematika dan IJPM diukur dengan paro hidup ilmu
kedokteran. Khusus untuk IJEEE, hasil penghitungan usia paro hidupnya
akan dibandingkan dengan hasil dari kedua jurnal lainnya.
6.
Selanjutnya diberikan interpretasi kemutakhiran pada masing-masing
jurnal berdasarkan usia paro hidupnya tersebut. Setelah itu, langkah
terakhir dilakukan perbandingan terhadap besarnya usia paro hidup dari
ketiga jurnal internasional yang menjadi unit analisis.
3.4.3 Bentuk Penyajian Data
[image:40.595.107.516.602.743.2]Berikut adalah tabel penghitungan distribusi frekwensi yang digunakan
sebagai dasar untuk menghitung usia paro hidup masing-masing jurnal.
Tabel-2 : Distribusi Frekwensi
Periode Tahun Terbit
Referensi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Sebelum masuk ke tahap penghitungan, penulis akan mendeskripsikan
mengenai statistik jurnal yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan data
yang telah diperoleh melalui tehnik dokumentasi, ketiga jurnal internasional
memiliki 99 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 1.904 sitiran. Namun, jumlah
yang sebenarnya dipergunakan dalam penghitungan adalah 95 artikel dengan
jumlah sitiran sebanyak 1.862 sitiran. Jadi, selisih jumlah artikel yang tidak
dipergunakan adalah sebanyak 4 artikel dan selisih jumlah sitiran yang tidak
dipergunakan adalah sebanyak 42 sitiran.
[image:41.595.108.526.403.685.2]Adapun penyebaran jumlah artikel dan jumlah sitiran yang tidak
dipergunakan pada ketiga jurnal, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel-3 : Data Jumlah Artikel dan Sitiran IJTME, IJEEE, dan IJPM Tahun
2007
No
Nama
Jurnal
I
S
S
U
E
Jumlah Data yang
digunakan
Jumlah Data yang tidak
digunakan
Artikel
Sitiran
Artikel
Sitiran
1.
IJTME
Vol.14
1
7
105
1
-
2
6
120
-
1