• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Pendidikan Umur Jenis Kelamin Agama Dan Suku Terhadap Penerimaan Dan Penolakan Penggunaan Alat Kontrasepsi KB Di Kelurahan Sidorejo Hilir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Tingkat Pendidikan Umur Jenis Kelamin Agama Dan Suku Terhadap Penerimaan Dan Penolakan Penggunaan Alat Kontrasepsi KB Di Kelurahan Sidorejo Hilir"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN UMUR JENIS KELAMIN

AGAMA DAN SUKU TERHADAP PENERIMAAN DAN

PENOLAKAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KB

DI KELURAHAN SIDOREJO HILIR

TUGAS AKHIR

HANNA JUSTICIA SIMANJUNTAK

052407093

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN UMUR JENIS KELAMIN AGAMA DAN SUKU TERHADAP PENERIMAAN DAN PENOLAKAN PENGGUNAAN

ALAT KONTRASEPSI KB DI KELURAHAN SIDOREJO HILIR

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

HANNA JUSTICIA SIMANJUNTAK 052407093

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN UMUR

JENIS KELAMIN AGAMA DAN SUKU TERHADAP PENERIMAAN DAN PENOLAKAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KB DI KELURAHAN SIDOREJO HILIR

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : HANNA JUSTICIA SIMANJUNTAK

Nomor Induk Mahasiswa : 052407093

Program Studi : D-III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2008

Diketahui/ Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing,

Ketua,

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Open Darnius S, M.Sc

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, UMUR, JENIS KELAMIN, AGAMA DAN SUKU TERHADAP PENERIMAAN DAN PENOLAKAN PENGGUNAAN

ALAT KONTRASEPSI KB DI KELURAHAN SIDOREJO HILIR

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2008

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasih karunia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Drs. Open Darnius, M.Sc, selaku dosen pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan, bimbingan dan nasehat serta penuh kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Panduan ringkas, padat dan profesional telah diberikan kepada saya untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada ketua Departemen Matematika, Dr. Saib Suwilo, M.Sc dan sekretaris Departemen Matematika, Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si, Dekan dan Pembantu Dekan FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, semua sahabat-sahabat saya selama kuliah 3 tahun ini, khusus kepada teman saya, Donny, Lena, Hotma, Fransisca dan juga teman yang lain yang telah membantu saya. Dan secara khusus lagi saya mengucapkan terima kasih saya kepada kedua orang tua yang telah melahirkan saya, saudara-saudara saya yang selalu memberikan dukungan semangat dan doa, dan semua orang yang saya kenal yang tidak tersebutkan namanya satu persatu terima kasih atas pengorbanan dan bimbingannya selama ini serta terima kasih atas segala dukungan, semangat, dan perhatian yang telah diberikan selama saya kuliah sampai dengan terselesainya Tugas Akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Judul i

Persetujuan ii

Pernyataan iii Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Manfaat dan Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.6.1 Jenis Penelitian ... 5

1.6.2 Populasi dan Sampel ... 5

1.6.3 Metode Pengumpulan Data ... 5

1.6.4 Metode Pengolahan Data ... 6

1.7 Definisi Operasional ... 6

1.8 Tinjauan Pustaka ... 8

1.9 Sistematika Penulisan ... 9

Bab 2 Tinjauan Teoritis 2.1 Statistik Nonparametrik ... 11

2.2 Hipotesa ... 13

2.3 Analisis yang Digunakan ... 14

2.3.1 Analisa Univariat ... 14

2.3.2 Analisa Bivariat ... 14

2.4 Uji Chi-Kuadrat ... 15

2.4.1 Uji Independen Antara Dua Faktor ... 17

2.4.2 Koefisien Kontingensi ... 19

2.4.3 Metode Analisa ... 20

Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 3.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Tembung ... 25

3.2. Jumlah Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir ... 27

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian 4.1. Analisa ... 29

4.1.1 Analisa Univariat ... 29

4.1.1.1 Tingkat Pendidikan ... 30

4.1.1.2 Umur ... 31

4.1.1.3. Jenis Kelamin ... 31

4.1.1.4 Agama ... 32

4.1.1.5 Suku ... 32

(7)

4.1.2.1 Penerimaan dan Penolakan Responden

Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB ... 33

4.1.2.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB ... 34

4.1.2.3 Pengaruh Umur dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB ... 37

4.1.2.4 Pengaruh Jenis Kelamin Dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB ... 41

4.1.2.5 Pengaruh Agama dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB ... 44

4.1.2.6 Pengaruh Suku dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB ... 48

4.2 Evaluasi ... 51

Bab 5 Implementasi Sistem 5.1 Pengertian ... 53

5.2 Statistik dan komputer ... 53

5.3 SPSS dan Komnputer Statistik ... 54

5.4 Mengoperasikan SPSS ... 55

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan ... 62

6.2 Saran ... 63

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut Tingkat Pendidikan, 2008 ... 27

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut Umur, 2008 ... 27

Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut Jenis Kelamin, 2008

Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut Agama, 2008 ... 27

Tabel 3.5 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut Suku, 2008 ... 28

Tabel 3.6 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 ... 30

Tabel 3.7 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut Umur di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 ... 31

Tabel 3.8 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut jenis Kelamin di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 ... 31

Tabel 3.9 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut Agama di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 ... 32

Tabel 3.10 Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

menurut Suku di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 ... 32

Tabel 3.11 Distribusi Responden menurut Penerimaan dan Penolakan

responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB

di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 ... 33

Tabel 3.12 Pengaruh Tingkat Pendidikan Responden dengan

Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian

Alat Kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 ... 34

Tabel 3.13 Pengaruh Umur Responden dengan Penerimaan

dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi

(9)

Tabel 3.14 Pengaruh Jenis Kelamin Responden dengan Penerimaan dan

Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi

KB di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 ... 41

Tabel 3.15 Pengaruh Agama Responden dengan Penerimaan dan

Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi

KB di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 ... 44

Tabel 3.16 Pengaruh Suku Responden dengan Penerimaan dan

Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kependudukan erat kaitannya dengan sektor pembangunan lainnya. Oleh

karena itu kebijaksanaan di bidang kependudukan selama Repelita IV diarahkan untuk

meningkatkan keterpaduan pelaksanaan dengan program pembangunan lainnya.

Usaha-usaha yang telah dilaksanakan selama Repelita IV di bidang kependudukan

diarahkan untuk mengendalikan pertumbuhan serta persebaran penduduk dan

meningkatkan kualitas penduduk. Bersama-sama dan selaras dengan kebijaksanaan di

bidang-bidang lain, kebijaksanaan kependudukan tersebut juga diarahkan pada

peningkatan taraf hidup masyarakat, pembangunan daerah dan penciptaan lapangan

kerja.

Pembangunan nasional di bidang sosial ekonomi telah memberikan dampak

positif terhadap pemecahan masalah-masalah kependudukan. Walaupun demikian,

hingga tahun terakhir Repelita IV pertumbuhan penduduk masih perlu diturunkan

sedangkan kualitas penduduk masih perlu ditingkatkan. Masalah lain adalah

persebaran yang belum merata. Tingginya laju pertumbuhan penduduk disebabkan

(11)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan hasil-hasil pembangunan

kurang bisa dirasakan masyarakat. Oleh karena itu upaya langsung untuk menurunkan

tingkat kelahiran masih perlu ditingkatkan. Tingginya angka kelahiran di Indonesia

disebabkan oleh besarnya proporsi penduduk yang masuk dalam pasangan usia subur

(PUS). Upaya langsung untuk menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan melalui

program keluarga berencana, yaitu dengan mengajak pasangan usia subur (PUS) agar

memakai alat kontrasepsi. Di samping tujuan penurunan tingkat kelahiran,

keikutsertaan dalam program keluarga berencana juga dimaksudkan untuk lebih

meningkatkan kesejahteraan penduduk, terutama ibu dan anak. Kegiatan penerangan

dan motivasi keluarga berencana dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kesadaran,

pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam berkeluarga berencana. Dengan

telah besarnya jumlah peserta program KB, maka pelaksanaan program ini perlu

makin ditingkatkan kualitasnya. Sehubungan dengan itu maka pesan-pesan

penerangan KB telah diarahkan kepada pemakaian alat kontrasepsi yang lebih efektif

dengan tingkat perlindungan terhadap kehamilan yang lebih tinggi.

Kegiatan penerangan juga meliput penerangan medis yang bertujuan

meningkatkan pengetahuan mengenai alat-alat kontrasepsi. Dengan pengetahuan

tersebut, penduduk dapat menentukan pilihan alat kontrasepsi yang cocok sehingga

memberi pengayoman lebih tinggi yang akhirnya akan meningkatkan kelestariannya

dalam berkeluarga berencana. Sejalan dengan penerangan medis juga dilaksanakan

kampanye reproduksi sehat di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan alat peraga.

Guna menunjang usaha tersebut telah diperkenalkan pelayanan KB Lingkaran Biru.

(12)

memperoleh pelayanan KB melalui dokter, bidan praktek swasta dan apotek secara

mandiri.

Dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk

menganalisa tentang ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin,

agama dan suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB.

Untuk mengetahui hal tersebut maka penulis mengambil judul tulisan ini, yaitu :

“Pengaruh tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, agama dan suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir”.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah apakah ada

pengaruh tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, agama dan suku terhadap

penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo

Hilir.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian yang dibuat tidak menyimpang dari sasaran yang telah ditentukan,

maka batasan masalah hanya difokuskan terhadap pengaruh tingkat pendidikan, umur,

jenis kelamin, agama dan suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat

kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir.

(13)

1. Populasi yang dipilih adalah PUS di Kelurahan Sidorejo Hilir

2. Besar sampel yang ditentukan adalah sebanyak 85 orang

1.4 Manfaat dan Tujuan Penelitian

Adapun manfaat dan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat pendidikan, umur, jenis

kelamin, agama dan suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat

kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir.

2. Apa yang mengakibatkan adanya pengaruh tingkat pendidikan, umur, jenis

kelamin, agama dan suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat

kontrasepsi KB di Kecamatan Medan Tembung khususnya di Kelurahan

Sidorejo Hilir.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada masyarakat PUS di

Kecamatan Medan Tembung khususnya di Kelurahan Sidorejo Hilir dan dilakukan

(14)

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu menggambarkan beberapa

faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penolakan masyarakat terhadap

pemakaian alat kontrasepsi KB.

1.6.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua nilai, baik hasil perhitungan maupun pengukuran, kuantitatif

maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang

lengkap dan jelas.

Jadi populasi dalam penelitian ini adalah mencakup semua pasangan suami istri yang

berumur 18-50 tahun (PUS) yang ada di kelurahan tersebut.

Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga maka tidak semua populasi diteliti.

Sedangkan dalam hal ini penulis menetapkan sampel sebanyak 85 PUS.

1.6.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer & data sekunder, data

primer yaitu melakukan suatu survai di Kelurahan Sidorejo Hilir dengan membagikan

kuesioner kepada pasangan usia subur (PUS) yang merupakan alat pengumpulan data

pokok. Data sekunder yaitu diperoleh dari kantor lurah. Data yang diperoleh tersebut

(15)

1.6.4 Metode Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Editing, yaitu memeriksa kuesioner yang telah masuk apakah semua pertanyaan

telah diisi.

2. Koding, yaitu memberi kode atau angka-angka tertentu pada kuesioner.

3. Mengelompokkan PUS ( sampel ) dalam dua kelompok yaitu :

1. Kelompok PUS yang menerima dan memakai alat kontrasepsi adalah PUS

yang ikut KB.

2. Kelompok PUS yang menolak memakai alat kontrasepsi adalah PUS yang

tidak ikut KB.

4. Analisa data yaitu menganalisa data primer yang telah terkumpul dan disajikan

dalam tabel distribusi frekuensi baik tabel tunggal maupun tabel silang. Dari tabel

silang dapat dilakukan uji Chi - square ( X2- test).

1.7 Definisi operasional

1. Keluarga Berencana

Adalah suatu usaha manusia yang disengaja untuk mengatur kehamilan

keluarga, secara tidak melawan agama, undang-undang negara dan moral

Pancasila demi mencapai kesejahteraan masyarakat, bangsa dan Negara pada

umumnya.

2. Alat Kontrasepsi

(16)

3. Penerimaan Masyarakat

Adalah kesediaan / kemauan masyarakat untuk mempergunakan salah satu

alat kontrasepsi yang tersedia. Yang dimaksud dengan masyarakat adalah

penduduk sasaran yang direncanakan untuk dilayani atau dicapai.

4. Pasangan Usia Subur ( PUS )

Adalah pasangan yang isterinya berumur 15 – 49 tahun, dalam hal ini

pasangan suami isteri di bawah atau lebih dari 49 tahun dan tetap mendapat

menstruasi.

5. Tingkat Pendidikan

Adalah tingkat pendidikan formal yang ditempuh responden. Selanjutnya

tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tingkat pendidikan SD, SMP, SMA,

Perguruan Tinggi ( PT ).

6. Umur

Adalah lamanya hidup seseorang, dimana umur responden dinyatakan dalam

tahun, saat penelitian dilakukan. Selanjutnya umur dikategorikan menjadi 3

kategori yaitu umur muda ( 15 – 29 tahun ), umur sedang ( 30 – 39 tahun ) dan

umur tua ( 40 – 49 tahun ).

7. Jenis Kelamin

Adalah semua responden yang dikategorikan ke dalam laki-laki dan

perempuan yang termasuk dalam pasangan usia subur ( PUS ).

8. Agama

Adalah agama yang dianut berdasarkan pengakuan responden. Ukurannya

(17)

9. Suku

Adalah jenis suku yang dianut berdasarkan pengakuan responden. Ukurannya

Suku Jawa, Batak Mandailing, Batak Toba dan Batak Karo.

10.Responden

Adalah semua pasangan usia subur ( PUS ) yang berumur 15 - 49 tahun.

1.8 Tinjauan Pustaka

Buku Bambang Soepono. Statistik Terapan, menjelaskan tentang pengertian

Chi-Kuadrat yakni teknik analisis statistic untuk mengetahui signifikansi perbedaan

hubungan proporsi ( dan atau probabilitas ) subjek atau objek penelitian yang datanya

telah dikategorikan.

Dasar pijakan analisi dengan Chi-Kuadarat adalah frekuensi yang ada. Hal ini

sesuai dengan pendapat Gullford dan Fruhter ( 1978 : 193 ) : “Chi Square is used with

data in the form of frequencies all data can be readly transformed into frequencies.

This is includes proportion and probabilities”.

The Hesperian Foundation, Brekeley, California, 1997. Where Women Have No

Doctor: A Health Guide for Women menjelaskan bahwa setiap tahun, ada 500.000

perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan,

persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman. KB bisa mencegah

(18)

1.9 Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah,

Batasan Masalah, Manfaat dan Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka,

dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang menyangkut pengertian

dan penyelesaian permasalahan atau landasan penulisan bab-bab

berikutnya.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menguraikan pembahasan mengenai sejarah Kecamatan

Medan Tembung.

BAB 4 : ANALISA DAN EVALUASI

Bab ini menguraikan pembahasan mengenai pengolahan dan analisa

yang terdapat pada landasan teori.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menerangakan pemakaian sistem yang telah dirancang dan

(19)

BAB 6 : KESIMPULAN

Bab ini menerangkan kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban

atas permasalahan serta saran berupa pernyataan atau judul keluar

(20)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Statistik Nonparametrik

Uji statistik nonparametrik adalah uji yang modelnya tidak menetapkan

syarat-syaratnya yang mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk

sampel penelitiannya. Oleh karena itu, observasi-observasi independen dan variabel

yang diteliti pada dasarnya memiliki kontinuitas. Uji metode nonparametrik atau

bebas sebaran adalah prosedur pengujian hipotesa yang tidak mengasumsikan

pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi yang mendasarinya kecuali selama

itu kontinu.

Dalam kegiatan penelitian, biasanya lebih banyak digunakan analisis statistik

parametrik daripada statistik nonparametrik. Statistik parametrik digunakan jika kita

telah mengetahui model matematis dari distribusi populasi suatu data yang akan

dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model distribusi populasi dari suatu data

dan jumlah data relatif kecil atau asumsi kenormalan tidak selalu dapat dijamin penuh,

maka kita harus menggunakan statistik nonparametrik (statistik bebas distribusi).

Satistik nonparametrik memiliki keunggulan atau kelebihan yaitu kebanyakan

prosedur nonparamnetrik memerlukan asumsi dalam jumlah yang minimal maka

(21)

dilakukan dengan cepat dan mudah, terutama bila terpaksa dilakukan secara manual.

Jadi penggunaan prosedur-prosedur ini menghemat waktu yang diperlukan untuk

perhitungan dan ini merupakan bahan pertimbangan bila hasil penyajian harus segera

tersaji atau bila mesin hitung berkemampuan tinggi tidak tersedia. Dengan statistik

nonparametrik para peneliti juga dengan dasar matematika dan statistik yang kurang,

biasanya konsep dan metode prosedur nonparametrik mudah dipahami.

Prosedur-prosedur nonparametrik boleh diterapkan bila data telah diukur dengan menggunakan

skala pengukuran.

Sedangkan kelemahan dari satistik nonparametrik adalah karena perhitungan-

perhitungan yang dibutuhkan untuk kebanyakan prosedur nonparametrik cepat dan

sederhana, prosedur ini kadang-kadang digunakan untuk kasus-kasus yang lebih tepat

bila ditangani prosedur-prosedur nonparametrik sehingga cara seperti ini sering

menyebabkan pemborosan informasi. Kendatipun prosedur nonparametrik terkenal

karena prinsip perhitungan yang sederhana, pekerjaan hitung-menghitung selalu

membutuhkan banyak tenaga dan akan menimbulkan kejenuhan. Dalam implementasi,

penggunaan prosedur yang tepat merupakan tujuan dari peneliti. Beberapa parameter

yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penggunaan statistik nonparametrik

adalah:

1. Hipotesis yang diuji tidak melibatkan parameter populasi

2. Skala yang digunakan lebih lemah dari skala prosedur parametrik

(22)

Banyak prosedur nonparametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistik,

diantaranya :

1. Uji Chi-Square

2. Uji Binomial

3. Uji Run

4. Uji Kolmogorov Smirov Satu Sampel

5. Uji dua sampel independen

6. Uji beberapa sampel independen

7. Uji dua sampel yang berkaitan

8. Uji beberapa sampel yang berkaitan

2.2 Hipotesa

Hipotesa secara etimologis dibentuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti kurang

dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis artinya suatu kesimpulan yang masih

kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan

maksud sebagai kesimpulan yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan

dengan membuktikan kebenaran hipotesa tersebut. Pembuktian itu hanya dapat

dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan.

Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah :

1. Hipotesis harus muncul dan ada hubungan dengan teori serta masalah yang

diteliti

(23)

3. Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis

yang besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.

Perlu diingat, apapun syarat suatu hipotesis, yang jelas bahwa penampilan

setiap hipotesis adalah bentuk statement, yaitu pernyataan tentang sifat atau keadaan

hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti.

Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol (Ho),

hipotesis alternatif (Ha), hipotesis kerja (Hk). Tetapi yang biasa adalah Ho yang

merupakan bentuk dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada

hubungan antara variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel independen

(x) tidak mnempengaruhi variabel dependen (y).

2.3 Analisis Yang Digunakan

2.3.1 Analisa Univariat

Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel

independen dan variabel dependen.

2.3.2 Analisa Bivariat

Hipotesa yang diuji biasanya adalah kelompok berbeda dalam ciri khas tertentu,

dengan demikian perbedaan itu berhubungan dengan frekuensi relatif masuknya

(24)

Untuk menguji hipotesa ini kita menghitung banyak kasus dari masing-masing

kelompok yang termasuk dalam berbagai kategori dan membandingkan proporsi dari

kasus-kasus dari satu kelompok dalam berbagai kategori dengan proporsi kasus dari

kelompok yang lain. Dalam analisa ini digunakan hipotesa Chi-Kuadrat.

2.4 Uji Chi-Kuadrat

Uji Chi-Kuadrat merupakan salah satu prosedur nonparametrik yang dapat digunakan

dalam analisis statistik yang sering digunakan dalam praktek. Teknik Chi-Kuadrat

(Chi-Square : Chi dibaca : Kai, simbol dari huruf Yunani :χ2) ditemukan oleh Helmet

pada tahun 1875, tetapi baru pada tahun 1900, pertama kali diperkenalkan kembali

oleh Karl Pearson.

Uji Chi-Kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampel

(variabel) yang disusun dalam tabel baris kali atau kolom atau menguji keselarasan

dimana pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas

apakah data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan

bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, uji ini juga disebut uji keselarasan (goodness of fit test), karena untuk

menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritis (seperti

distribusi normal, uniform, binomial dan lainnya).

Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang

teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila hipotesis nol ditetapkan benar, karena

(25)

skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu yang berupa

penghitungan pemunculan tertentu.

Penghitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan

penghitungan persentase, proporsi atau yang lain yang sejenis. Chi-Kuadrat adalah

teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang

dilakukan dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi,

frekuensi yang diobservasi, observed frequencies (disingkat Fo atau O) dengan

frekuensi yang diharapkan, expected frequencies (disingkat Fh atau E).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-Kudarat,

yaitu :

1. Chi-Kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk frekuensi

2. Chi-Kuadrat tidak dapat digunakan untuk menganalisa besar atau kecilnya

korelasi dari variabel-variabel yang dianalisa.

3. Chi-Kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang

memuaskan.

4. Chi-Kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik, data diskrit atau data

nominal.

Cara menentukan interpretasi terhadap Chi-Kuadrat adalah dengan

menentukan df (degree of freedom). Setelah itu berkonsultasi tabel harga kritik

Chi-Kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga Chi-Kuadrat dari hasil

perhitungan dengan harga kritik Chi-Kuadrat, akhirnya mengambil kesimpulan

(26)

1. Bila harga Chi-Kuadrat (χ2) sama atau lebih besar dari tabel Chi-Kuadrat

maka hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima.

2. Bila harga Chi-Kuadrat (χ2) lebih kecil dari tabel Chi-Kuadrat maka

hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa alternatif (Ha) ditolak.

Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat dari

Chi-Kuadrat diantaranya :

2.4.1 Uji Independen Antara Dua Faktor

Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa faktor,

karakteristik atau atribut terdiri dengan tiap faktor atau atribut terdiri dari beberapa

klasifikasi, kategori, golongan atau mungkin tingkatan. Berdasarkan hasil pengamatan

terhadap penomena demikian akan diselidiki mengenai asosiasi atau hubungan atau

independen atau bebas, tepatnya bebas statistik. Selain daripada itu akan diselidiki ada

atau tidaknya pengaruh mengenai beberapa taraf sesuatu faktor terhadap kejadian

fenomena.

Secara umum untuk menguji independen antar dua faktor dapat dijelaskan

sebagai berikut : misalkan diambil sebuah sampel acak berukuran n, dan tiap

pengamatan tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor I dan II. Faktor I

terbagi atas b taraf atau tungkatan dan faktor II terbagi atas k taraf. Banyak

pengamatan yang terjadi karena taraf ke-I faktor ke I (i = 1, 2, 3,...) dan taraf ke-j

(27)

sebuah daftar kontingensi b x k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data

dengan memakai penyesuaian persyaratan data yang diuji sebagai berikut :

Ho : Kedua faktor bebas statistik

H1 : Kedua faktor tidak bebas statistic

Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan

kemudian dibentuk tabel kontingensi. Data tabel tersebut di atas agar dapat dicari

hubungan antara faktor-faktor dengan menggunakan statistik uji Chi-Kuadrat.

Pengujian eksak sukar digunakan, karena disini hanya akan dijelaskan

pengujian yang bersifat pendekatan. Untuk ini diperlukan frekuensi teritorik atau

banyak gejala yag diharapkan terjadi yang disini akan dinyatakan dengan Eij.

(

n xn

)

n Eij = io oj /

Dengan :

Eij = Banyak data teoritik (Banyak gejala yang diharapkan terjadi)

nio = Jumlah baris ke-i

noj = Jumlah baris ke-j

n = Total jumlah data

Dengan demikian misalnya didapat nilai teoritik masing-masing data :

(

n xn

)

n

E11 = 10 01 / ; E12 =

(

n10xn02

)

/n

(

n xn

)

n

E21 = 20 01 / ; E22 =

(

n20xn02

)

/n Dan seterusnya....
(28)

Sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah:

(

)

∑∑

= =

= B

j i

K

i

j ij ij ij

E E

O 2

2

χ

Dengan :

ij

O adalah banyak data hasil pengamatan

ij

E adalah banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Tolak H jika o χ2hitung ≥χ2tabel

Terima H jika o χ2hitung < χ2tabel

Dalam taraf nyata α =0,05 dan derajat kebebasan (dk) untuk distribusi

Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1), dalam hal yang lainnya kita terima hipotesisH0.

2.4.2 Koefisien Kontingensi

Kegunaan teknik koefisien kontingensi yang diberi symbol C, adalah untuk mencari

atau menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala

ordinal (kategori), paling tidak berjenis nominal.

Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika nilai

Chi-Kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti menghitung harga

koefisien kontingensi setelah menemukan harga Chi-Kuadrat. Fleksibelitas rumusan

ini adalah, tidak terbatas pada beberapa banyaknya kategori-kategori pada sel-sel

petak atau tabel Chi-Kuadrat. Tes signifikansiyang digunakan tetap menggunakan

(29)

dikurangi satu dikalikan dengan jumlah baris dikurangi satu (k-1 kali b-1). Rumus

untuk menghitung koefisien kontingensi adalah :

N C

hitung hitung

+

= 2

2

χ χ

Dengan :

1

C = Koefisien Kontingensi

hitung

2

χ = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat

N = banyak data

2.4.3 Metode Analisa

Dalam penelitian ini dilakukan metode analisa kuantitatif dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Langkah 1 :

Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan penelitian ke

Kelurahan Sidorejo Hilir.

Langkah 2 :

Dari data yang dianalisis, lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi

Langkah 3:

Dari data yang dianalisisi maka dapat dibentuk daftar frekuensi yang diamati

seperti di bawah ini.

FAKTOR II (K TARAF)

JUMLAH

F

AK

T

O

R I

(B

T

ARAF

) 1 2 K

1 O11 O12 ... O1K n10 2 O21 O22 ... O2K n20

: : : : : :

: : : : : :

(30)

Dengan : Faktor I dan Faktor II adalah faktor-faktor yang membentuk daftar

kontingensi dengan b baris dan dan k kolom. nij adalah frekuensi yang

diamati.

( )

= = b i ij E i N 1

; i=1,2,3,...,b

( )

= = k j ij E j N 1

; i=1,2,3,...,k

Langkah 4 :

Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan rumus:

(

n xn

)

n Eij = io oj /

Dengan :

Eij = Frekuensi yang diharapkan

n = Jumlah data yang diamati

Dari rumus diatas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan.

FAKTOR II (K TARAF)

JUMLAH F AK T O R I (B T ARAF

) 1 2 K

1 O11 O12 ... O1K n10 2 O21 O22 ... O2K n20

: : : : : :

: : : : : :

B OB1 OB2 ... OBK NBO JUMLAH n02 ... ... nok n

Dengan terbentuknya daftar frekuensi yang diamati dan daftar frekuensi yang

diharapkan maka dapat ditentukan harga χ2.

Langkah 5 :

Untuk menghitung harga Chi-Kuadrat, perlu perhatikan kriteria sebagai berikut :

(31)

2. Frekuensi teoritis (Eij) minimum harus 5 setiap kotak, sebab χ2 hanya berlaku

apabila Eij≥5. Dengan kata lain apabila Eij < 5 maka χ2terhadap data tidak

dapat dioertanggungjawabkan. Untuk tabel dua baris dan dua kolom dan untuk

lebih dari 2 x 2 sebelum menghitung χ2

perlu diperhatikan dahulu Eij pada

setiap kotak dalam tabel. Jika syarat tidak dipenuhi maka beberapa kolom atau

baris perlu digabung.

3. setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1.

Setelah kriteria-kriteria di atas dipenuhi maka harga χ2

dapat dihitung dengan

rumus

(

)

∑∑

= =

= B

j i

K

i

j ij ij ij

E E

O 2

2

χ

Untuk menguji apakah harga χ2

dianggap berarti pada suatu level of significant

tertentu harus diketahui nilai kritis dari χ2dengan menggunakan daftar pencarian

harga Chi-Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari hasil

perhitungan. Dengan membaca nilai Chi-Kuadrat yang tepat harus terlebih dahulu

dipilih confidence coefficient yang akan dipakai dan degree of freedom nya. Untuk

hal yang umum degree of freedom ini adalah sama dengan perkalian (k-1) dan

(b-1) atau baris dikalikan kolom. Degree of freedom = (k-1) (b-1)

Langkah 6 :

Hipotesa yang diajukan adalah seperti di bawah ini :

Ho = Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, agama

dan suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi

(32)

H1 = Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, agama

dan suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi

KB.

Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :

Tolak H jika o χ2hitung ≥χ2tabel

Terima H jika o χ2hitung < χ2tabel

Langkah 7 :

Selanjutnya akan ditentukan koefisien kontingensi (C) dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

N C

hitung hitung

+

= 2

2

χ χ

Dengan :

C = Koefisien Kontingensi

hitung

2

χ = Harga Chi-Kuadrat

N = Ukuran jumlah data

Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antar fakotr-faktornya adalah dengan

membandingkan harga C dengan koefisien kontingensi maksimum. Adapun harga

koefisien kontingensi maksimum dihitung dengan rumus sebagai berikut :

m m Cmaks

1

− =

Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.

Langkah 8 :

Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka kekeratan hubungan variabel I dan

variabel II ditentukan oleh persentasenya. Hubungan kedua variabel ini

(33)

mendekati 1 maka hubungan tambah erat dan bila Q menjauhi 1 maka hubungan 1

maka hubungan kedua variabel itu semakin kurang erat.

% 100 x C

C Q

maks

=

Dengan :

Q : Untuk menyatakan persentase derajat hubungan antara variabel I dan

variabel II

C : Koefisien Kontingensi

Cmaks : Koefisien Kontingensi maksimum

Dengan ketentuan-ketentuan Davis (1971) sebagai berikut :

1. Sangat erat jika Q ≥ 0,70

2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69

3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49

4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29

5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09

(34)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Tembung

Kecamatan Medan Tembung merupakan salah satu wilayah diantara 21 Kecamatan

yang terletak di sebelah Timur kota Medan yang langsung berbatasan dengan

Kabupaten Deli Serdang yaitu Kecamatan Percut Sei Tuan.

Pada dasarnya Kecamatan Medan Tembung merupakan wilayah Kecamatan

Medan Denai yang di bentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat I

Sumatera Utara No. 138/402/K, Tanggal 5 Februari 1991 yang berstatus Perwakilan

Kecamatan Medan Denai I.

Kemudian keluarlah Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 1991 tanggal

7 September 1991, tentang pemekaran Kecamatan di Kota Medan dari 11 Kecamatan

menjadi 19 Kecamatan dimana salah satu diantaranya adalah Kecamatan Medan

Tembung, sedangkan 2 Kecamatan lagi pada waktu itu belum mendapat persetujuan

dari Departemen Dalam Negeri yaitu Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan

Medan Perjuangan.

Dengan beroperasinya Kecamatan Medan Tembung secara definitif maka

(35)

sedangkan Camat Kepala Wilayah yang menjalankan roda Pemerintahan pertama

sekali yaitu Drs. Ismail Nasution dan Camat kedua yaitu Drs.Musaddad, Camat ketiga

yaitu Drs. T. Irwansyah, Camat yang ke empat yaitu Drs. M. Ismail. Adapun Camat

menjalankan Pemerinyahan saat ini adalah Drs. Said Chaidir.

Adapun nama-nama Kelurahan dan nama Lurah di Kecamatan Medan

Tembung adalah sebagai berikut :

No Kelurahan Nama Lurah Status Korp

1 Bantan Drs. Khairul Amri PNS

2 Bantan Timur Drs. H. Ahmad Rambe PNS

3 Tembung Mohd. Sofyan. R PNS

4 Bandar Selamat Damos Harahap, S.Sos PNS

5 Sidorejo A. Fauzi Nasution PNS

6 Sidorejo Hilir Hermanto, SE PNS

7 Indra Kasih Drs. H. Pardamean PNS

Berdasarkan data-data yang diperoleh di Kelurahan dan Angka Hasil Proyeksi

Penduduk 2005 bahwa jumlah penduduk Kecamatan Medan Tembung sampai dengan

akhir tahun 2005 tercatat sebesar 137.210 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata

sebesar 17.637 jiwa/Km2.

Adapun ras penduduk asli Kecamatan Medan Tembung dulunya adalah suku

Jawa. Dengan adanya pengaruh pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dari

tahun ke tahun maka sampai akhir tahun 2005 suku yang terbanyak di Kecamatan

Medan Tembung adalah suku Batak Mandailing dan suku Jawa.

Bila ditinjau dari sudut mata pencaharian penduduk di Kecamatan Medan

Tembung kebanyakan bergerak di sektor jasa-jasa dan di sektor perdagangan,

(36)

disebabkan bahwa wilayah Kecamatan Medan Tembung termasuk wilayah pinggiran

yang cenderung sebagai tempat tinggal.

3.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir

Jumlah penduduk di Kelurahan Sidorejo Hilir menurut data BPS tahun 2008

lebih kurang 17.525 jiwa, dengan jumlah penduduk pasangan usia subur (PUS)

sebanyak 2230 jiwa.

[image:36.595.130.520.327.464.2]

a. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Tingkat Pendidikan,

2008

No Tingkat Pendidikan Jumlah ( jiwa ) Persentase 1 2 3 4 SD SMP SMA PT 584 427 933 286 26,19 19,15 41,84 12,82

Jumlah 2230 100,00

b. Jumlah Penduduk Menurut Umur

Tabel 3.2. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Umur, 2008

No Umur Jumlah ( jiwa ) Persentase

1 2 3 4 5 6 7

15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 - 49

309 429 380 366 278 258 210 13,86 19,24 17,04 16,40 12,47 11,57 9,42

Jumlah 2230 100,00

[image:36.595.135.519.701.762.2]

c. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tabel 3.3. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Jenis Kelamin,

2008

No Jenis Kelamin Jumlah ( jiwa ) Persentase

1 2 Laki-laki Perempuan 915 1315 41,03 58,97

(37)
[image:37.595.137.520.140.242.2]

d. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Tabel 3.4. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Agama, 2008

No Agama Jumlah ( jiwa ) Persentase

1 2 3 4 5

Islam Protestan Katholik Hindu Budha

1223 517 485 - 5

54,84 23,18 21,76 - 0,22

Jumlah 2230 100,00

[image:37.595.137.518.298.563.2]

e. Jumlah Penduduk Menurut Suku

Tabel 3.5. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Suku, 2008

No Suku Jumlah ( jiwa ) Persentase

1 2 3 4

Jawa

Batak Mandailing Batak Toba Batak Karo

917 430 673 210

41,12 19,28 30,18 9,42

(38)

BAB 4

ANALISA DAN EVALUASI

4.1 Analisa

Di bawah ini akan disajikan hasil penelitian berdasarkan hasil pengumpulan data yang

diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap responden dalam bentuk tabel dan

uraian dari variabel yang sudah ditentukan.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa sampel dalam penelitian ini

sebanyak 85 pasangan usia subur (PUS) yang istrinya termasuk dalam kelompok umur

15 – 49 tahun di Kelurahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung.

4.1.1 Analisis Univariat

Hasil dari analisa data yaitu analisa univariat terhadap seluruh variabel disusun dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang seperti berikut ini :

Adapun penggolongan karekteristik responden di Kelurahan Sidorejo Hilir

tebagi atas 5 kelompok yaitu:

(39)

Adalah tingkat pendidikan formal yang ditempuh responden. Selanjutnya

tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tingkat pendidikan SD, SMP, SMA,

Perguruan Tinggi (PT).

12.Umur

Adalah lamanya hidup seseorang, dimana umur responden dinyatakan dalam

tahun, saat penelitian dilakukan. Selanjutnya umur dikategorikan menjadi 3

kategori yaitu umur muda (15 – 29 tahun), umur sedang (30 – 39 tahun) dan

umur tua (40 – 49 tahun).

13.Jenis Kelamin

Adalah semua responden yang dikategorikan ke dalam laki-laki dan

perempuan yang termasuk dalam pasangan usia subur (PUS).

14.Agama

Adalah agama yang dianut berdasarkan pengakuan responden. Ukurannya

Islam, Protestan, Katholik dan Budha.

15.Suku

Adalah jenis suku yang dianut berdasarkan pengakuan responden. Ukurannya

Suku Jawa, Batak Mandailing, Batak Toba dan Batak Karo.

[image:39.595.142.512.647.727.2]

4.1.1.1 Tingkat Pendidikan

Tabel 3.6. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Tingkat

Pendidikan di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008

N o T ingk at P en d id ik an J um lah ( j iw a ) P er s en t as e 1

2 3 4

SD SM P SM A PT

3 0 1 5 2 7 1 3

3 5, 2 9 1 7, 6 5 3 1, 7 6 1 5, 3 0

(40)

Dari tabel di atas terlihat tingkat pendidikan responden paling banyak ditingkat

SD sebesar 25,29% dan paling sedikit pada tingkat Perguruan Tinggi (PT) sebesar

15,30%.

[image:40.595.143.510.259.360.2]

4.1.1.2 Umur

Tabel 3.7. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Umur di

Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008

N o Um ur J um lah ( j iw a ) P er s en t as e 1 2 3 4 5 6 7

1 5 - 1 9 2 0 - 2 4 2 5 - 2 9 3 0 – 3 4 3 5 – 3 9 4 0 – 4 4 4 5 - 4 9

- 5 2 0 2 0 1 5 1 5 1 0 - 5, 88 2 3, 5 3 2 3, 5 3 1 7, 6 5 1 7, 6 5 1 1, 7 6 J um lah 8 5 1 00, 0 0

Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase responden pada kelompok umur

25 - 29 tahun dan 20 - 34 tahun sama yaitu 23,53 %, juga kelompok umur 35 - 39

tahun dan 40 - 44 tahun sama yaitu 17,65 %, dan persentase responden yang paling

sedikit adalah kelompok umur 20 – 24 tahun yaitu 5,88 %.

4.1.1.3 Jenis Kelamin

Tabel 3.8. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Jenis

Kelamin, 2008

N o J en is K el am in J um lah ( j iw a ) P er s en t as e 1

2

L ak i- lak i

P er em p u an

3 5

5 0

4 1, 1 8

5 8, 8 2 J um lah 8 5 1 00, 0 0

Dari tabel di atas menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki sebesar 41,18%

(41)
[image:41.595.142.514.289.409.2]

4.1.1.4 Agama

Tabel 3.9. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Agama di

Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008

N o A g am a J um lah ( j iw a ) P er s en t as e 1

2

3

4

Is lam

Pr ot es t an

K at h olik

B ud h a

4 5

2 5

1 0

5

5 2, 9 4

2 9, 4 1

1 1, 7 7

5, 88 J um lah 8 5 1 00, 0 0

Tabel di atas diatas menunjukan bahwa agama Islam lebih banyak yaitu

sebesar 52,94%. Agama Protestan 29,41 %, Katholik 11,77%, sedangkan Budha

sebanyak 5,88% dari responden.

[image:41.595.142.512.573.702.2]

4.1.1.5 Suku

Tabel 3.10. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Suku, 2008

No Suku Jumlah ( jiwa ) Persentase

1

2

3

4

Jawa

Batak Mandailing

Batak Toba

Batak Karo

35

15

25

10

41,18

17,65

29,41

11,76

(42)

Tabel di atas diatas menunjukan bahwa suku Jawa lebih banyak yaitu sebesar

41,18 %. Batak Mandailing 17,65 %, Batak Toba 29,41 %, sedangkan Batak Karo

sebanyak 11,76 % dari responden.

4.1.2 Analisis Bivariat

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin,

agama dan suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB

di Kelurahan Sidorejo Hilir, maka setiap tabel dilakukan uji Chi-Kuadrat yaitu dengan

cara mengamati jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati yang

dapat ditentukan dengan rumus :

(

)

∑∑

= =

= B

j i

K

i

j ij ij ij

E E

O 2

2

χ

Dengan :

ij

O adalah banyak data hasil pengamatan

ij

E adalah banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi) yaitu dengan

rumus :Eij =

(

nioxnoj

)

/n [image:42.595.110.440.414.549.2]

4.1.2.1 Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB

(43)

N o Kemauan Ber-KB J um lah ( j iw a ) P er s en t as e 1

2

T er im a KB

T olak K B

5 0

3 5

5 8, 8 2

4 1, 1 8 J um lah 8 5 1 00, 0 0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang ikut KB sebesar 58,82%,

sedangkan responden yang tidak ikut KB sebesar 41,18%.

[image:43.595.141.513.85.146.2]

4.1.2.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB

Tabel 3.12. Pengaruh Tingkat Pendidikan dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008

K eput us an B er -KB Tingkat Pendidikan Jumlah

SD SMP SMA PT

f % f % f % f % f %

Terima KB Tolak KB 19 11 38,00 31,43 9 7 18,00 20,00 14 13 28,00 16,00 8 4 37,14 11,43 50 35 58,82 41,18

Jumlah 30 35,30 16 18,82 27 31,76 12 14,12 85 100,00

(

30 50

)

/85 17,65

11 = x =

E E21 =

(

30x35

)

/85=12,35

(

16 50

)

/85 9,41

12 = x =

E E22 =

(

16x35

)

/85=6,59

(

27 50

)

/85 15,88

13 = x =

E E23 =

(

27x35

)

/85=11,12

(

12 50

)

/85 7,06

14 = x =

E E24 =

(

12x35

)

/85=4,94

(

) (

+

) (

+

) (

+

)

+

= 2 2 2 2

2 06 , 7 06 , 7 8 88 , 15 88 , 15 14 41 , 9 41 , 9 9 65 , 17 65 , 17 19 χ

(

) (

) (

)

2 2 2 12 , 11 12 , 11 13 59 , 6 59 , 6 7 35 , 12 35 , 12 11 − + − + −

(

)

49 , 4 94 , 4

4− 2

+

=

2

χ 0,10+0,02+0,22+0,12+0,15+0,03+0,32+0,18

=

2

(44)

Dengan hipotesa yang diajukan adalah seperti di bawah ini :

Ho = Tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap penerimaan dan

penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB.

H1 = Terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap penerimaan dan

penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB.

Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :

Tolak H jika o χ2hitung ≥χ2tabel

Terima H jika o χ2hitung < χ2tabel

Berdasarkan harga χ2hitung dibandingkan denganχ2tabel yaitu yang terdapat di

dalam tabel dengan ketentuan :

( )( ) ( )( )

−1 −1 = 2−1 4−1 =3

= b k df

05 , 0

= α

maka :

(0,05;3) 7,185

2 =

χ

Dengan membandingkan harga χ2hitung dengan χ2tabel diketahui bahwa

tabel hitung 2

2 χ

χ > yakni 1,02 < 7,185 yang menyatakan Ho diterima dan H1 ditolak yang

berarti tidak terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap penerimaan dan

[image:44.595.103.523.283.585.2]
(45)

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa erat pengaruh antara tingkat pendidikan

terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB maka dapat

ditentukan koefisien kontingensi C dengan rumus :

N C

hitung hitung

+

= 2

2

χ χ

85 14 , 1

14 , 1

+ =

C

15 , 86

14 , 1 =

C

115 , 0

=

C

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa besarnya derajat pengaruh antara tingkat

pendidikan terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB

adalah 0,115.

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi

antara tingkat pendidikan dengan kemauan ber-KB maka harga C ini perlu

dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum yang biasa terjadi. Harga C

maksimum ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

m m

Cmaks= −1

Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.

(46)

2 1 2− = Cmaks 2 1

= = 0,707

Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan pengaruh variabel 1

dan variabel 2 ditentukan oleh persentasenya. Hubungan kedua variabel ini

disimbolkan dengan Q yaitu :

% 100 × = Cmaks C Q % 100 707 , 0 115 , 0 × = Q % 100 163 , 0 × = Q % 3 , 16 = Q

Dengan ketentuan-ketentuan Davis (1971) sebagai berikut :

7. Sangat erat jika Q ≥ 0,70

8. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69

9. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49

10.Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29

11.Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09

12.Tidak ada jika Q = 0,00

Karena Q=16,3% maka Q berada antara 0,10 dan 0,29 yang berarti pengaruh

antara tingkat pendidikan dengan kemauan ber-KB kurang erat.

(47)
[image:47.595.107.523.93.488.2]

Tabel 3.13. Pengaruh Umur dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008

Keputusan Ber - KB

Umur

Jumlah

Muda Sedang Tua

f % f % f % f %

Terima KB Tolak KB 13 12 52 48 17 18 48,57 51,43 20 5 80,0 20,00 50 35 58,82 41,18

Jumlah 25 100,00 35 100,00 25 100,00 85 100,00

(

25 50

)

/85 14,71

11 = x =

E E21 =

(

25x35

)

/85=10,29

(

35 50

)

/85 20,59

12 = x =

E E22 =

(

35x35

)

/85=14,41

(

25 50

)

/85 14,17

13 = x =

E E23 =

(

25x35

)

/85=10,29

(

) (

+

) (

+

)

+

= 2 2 2

2 17 , 14 17 , 14 20 59 , 20 59 , 20 17 71 , 14 71 , 14 13 χ

(

) (

)

2 2 29 , 10 29 , 10 5 41 , 14 41 , 14 18 − + − = 2

χ 0,20+0,63+1,90+2,28+0,89+2,72

=

2

χ 6,62

Dengan hipotesa yang diajukan adalah seperti di bawah ini :

Ho = Tidak ada pengaruh antara umur terhadap penerimaan dan penolakan

penggunaan alat kontrasepsi KB.

H1 = Terdapat pengaruh antara umur terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan

alat kontrasepsi KB.

Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :

Tolak H jika o χ2hitung ≥χ2tabel

(48)

Berdasarkan harga χ2hitung dibandingkan denganχ2tabel yaitu yang terdapat di

dalam tabel dengan ketentuan :

( )( ) ( )( )

−1 −1 = 2−1 3−1 =2

= b k df 05 , 0 = α maka :

(0,05;2) 5,991 2

[image:48.595.133.451.457.662.2]

= χ

Dengan membandingkan harga χ2hitung dengan χ2tabel diketahui bahwa

tabel hitung 2

2 χ

χ > yakni 6,62 > 5,991 yang menyatakan Ho ditolak dan H1 diterima yang

berarti terdapat pengaruh antara umur terhadap penerimaan dan penolakan

penggunaan alat kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa erat pengaruh antara umur terhadap

penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB maka dapat ditentukan

koefisien kontingensi C dengan rumus :

N C hitung hitung + = 2 2 χ χ 85 62 , 6 62 , 6 + = C 62 , 91 62 , 6 = C 269 , 0 = C

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa besarnya derajat pengaruh antara umur

(49)

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi

antara umur dengan kemauan ber-KB maka harga C ini perlu dibandingkan dengan

koefisien kontingensi maksimum yang biasa terjadi. Harga C maksimum ini dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

m m

Cmaks= −1

Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.

Dalam penelitian ini, daftar kontingensi terdiri atas 2 baris dan 4 kolom, jadi

minimumnya adalah 2, sehingga :

2 1 2− = Cmaks 2 1

= = 0,707

Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan pengaruh variabel 1

dan variabel 2 ditentukan oleh persentasenya. Hubungan kedua variabel ini

disimbolkan dengan Q yaitu :

% 100 × = Cmaks C Q % 100 707 , 0 269 , 0 × = Q % 100 380 , 0 × = Q % 38 = Q

Dengan ketentuan-ketentuan Davis (1971) sebagai berikut :

(50)

3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49

4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29

5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09

6. Tidak ada jika Q = 0,00

Karena Q=38% maka Q berada antara 0,30 dan 0,49 yang berarti pengaruh

antara umur dengan kemauan ber-KB cukup erat.

[image:50.595.106.531.318.660.2]

4.1.2.4 Pengaruh Jenis Kelamin dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB

Tabel 3.14. Pengaruh Jenis Kelamin dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008

Keputuasan Ber - KB

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki Perempuan

f % f % f %

Terima KB Tolak KB 22 13 62,86 37,14 28 22 56 44 50 35 58,82 41,18

Jumlah 35 100,00 50 100,00 85 100,00

(

35 50

)

/85 20,59

11 = x =

E E21 =

(

35x35

)

/85=14,41

(

50 50

)

/85 29,41

12 = x =

E E22 =

(

50x35

)

/85=20,59

(

) (

2

) (

2

) (

2

)

2

2 59 , 20 59 , 20 22 41 , 14 41 , 14 13 41 , 29 41 , 29 28 59 , 20 59 , 20 22 − + − + − + − = χ = 2

χ 0,10+0,07+0,13+0,10

=

2

χ 0,40

Dengan hipotesa yang diajukan adalah seperti di bawah ini :

Ho = Tidak ada pengaruh antara jenis kelamin terhadap penerimaan dan penolakan

(51)

H1 = Terdapat pengaruh antara jenis kelamin terhadap penerimaan dan penolakan

penggunaan alat kontrasepsi KB.

Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :

Tolak H jika o χ2hitung ≥χ2tabel

Terima H jika o χ2hitung < χ2tabel

Berdasarkan harga χ2hitung dibandingkan denganχ2tabel yaitu yang terdapat di

dalam tabel dengan ketentuan :

( )( ) ( )( )

−1 −1 = 2−1 2−1 =1

= b k df

05 , 0

= α

maka :

(0,05;1) 3,841 2

= χ

Dengan membandingkan harga χ2hitung dengan χ2tabel diketahui bahwa

tabel hitung 2

2 χ

χ > yakni 0,41 < 3,841 yang menyatakan Ho diterima dan H1 ditolak yang

berarti tidak terdapat pengaruh antara jenis kelamin terhadap penerimaan dan

penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa erat pengaruh antara jenis kelamin

terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB maka dapat

ditentukan koefisien kontingensi C dengan rumus :

N C

hitung hitung

+

= 2

2

χ χ

85 40 , 0

40 , 0

+ =

(52)

40 , 85

40 , 0 =

C

068 , 0

=

C

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa besarnya derajat pengaruh antara jenis

kelamin terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB adalah

0,068.

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi

antara jenis kelamin dengan kemauan ber-KB maka harga C ini perlu dibandingkan

dengan koefisien kontingensi maksimum yang biasa terjadi. Harga C maksimum ini

dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

m m

Cmaks= −1

Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.

Dalam penelitian ini, daftar kontingensi terdiri atas 2 baris dan 2 kolom, jadi

minimumnya adalah 2, sehingga :

2 1 2−

=

Cmaks

2 1

= = 0,707

Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan pengaruh variabel 1

dan variabel 2 ditentukan oleh persentasenya. Hubungan kedua variabel ini

disimbolkan dengan Q yaitu :

% 100

× =

(53)

% 100 707 , 0 068 , 0 × = Q % 100 096 , 0 × = Q % 6 , 9 = Q

Dengan ketentuan-ketentuan Davis (1971) sebagai berikut :

1. Sangat erat jika Q ≥ 0,70

2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69

3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49

4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29

5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09

6. Tidak ada jika Q = 0,00

Karena Q =9,6% maka Q berada antara ≥ 0,70 yang berarti pengaruh antara

tingkat pendidikan dengan kemauan ber-KB sangat erat.

[image:53.595.108.525.598.760.2]

4.1.2.5 Pengaruh Agama dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB

Tabel 3.15. Pengaruh Agama dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir, 2008 K eput us an Be r - KB Agama Jumlah

Islam Protestan Khatolik Budha

f % f % f % f % f %

(54)

(

50 50

)

/85 29,41

11 = x =

E E21 =

(

50x35

)

/85=20,59

(

20 50

)

/85 11,76

12 = x =

E E22 =

(

20x35

)

/85=8,24

(

10 50

)

/85 5,88

13 = x =

E E23 =

(

10x35

)

/85=4,12

(

5 50

)

/85 2,94

14 = x =

E E24 =

(

5x35

)

/85=2,06

(

) (

+

) (

+

) (

+

)

+

= 2 2 2 2

2 94 , 2 94 , 2 5 88 , 5 88 , 5 6 76 , 11 76 , 11 13 41 , 29 41 , 29 26 χ

(

) (

) (

)

2 2 2 12 , 4 12 , 4 4 24 , 8 24 , 8 7 59 , 20 59 , 20 24 − + − + − +

(

)

06 , 2 06 , 2

0− 2

=

2

χ 0,395+0,130+0,002+1,441+0,564+0,187+0,003+2,060

=

2

χ 4,782

Dengan hipotesa yang diajukan adalah seperti di bawah ini :

Ho = Tidak ada pengaruh antara agama terhadap penerimaan dan penolakan

penggunaan alat kontrasepsi KB.

H1 = Terdapat pengaruh antara agama terhadap penerimaan dan penolakan

penggunaan alat kontrasepsi KB.

Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :

Tolak H jika o χ2hitung ≥χ2tabel

Terima H jika o χ2hitung < χ2tabel

Berdasarkan harga χ2hitung dibandingkan denganχ2tabel yaitu yang terdapat di

dalam tabel dengan ketentuan :

( )( ) ( )( )

−1 −1 = 2−1 4−1 =3

= b k df 05 , 0 = α maka :

(0,05;3) 7,185 2

[image:54.595.129.526.100.303.2]
(55)
[image:55.595.137.445.287.500.2]

Dengan membandingkan harga χ2hitung dengan χ2tabel diketahui bahwa

tabel hitung 2

2 χ

χ > yakni 0,97 < 7,185 yang menyatakan Ho diterima dan H1 ditolak yang

berarti tidak terdapat pengaruh antara agama terhadap penerimaan dan penolakan

penggunaan alat kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa erat pengaruh antara agama terhadap

penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB maka dapat ditentukan

koefisien kontingensi C dengan rumus :

N C

hitung hitung

+

= 2

2

χ χ

85 782 , 4

782 , 4

+ =

C

7821 , 89

782 , 4 =

C

231 , 0

=

C

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa besarnya derajat pengaruh antara agama

terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB adalah 0,231.

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi

antara agama dengan kemauan ber-KB maka harga C ini perlu dibandingkan dengan

koefisien kontingensi maksimum yang biasa terjadi. Harga C maksimum ini dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

m m

(56)

Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.

Dalam penelitian ini, daftar kontingensi terdiri atas 2 baris dan 4 kolom, jadi

minimumnya adalah 2, sehingga :

2 1 2− = Cmaks 2 1

= = 0,707

Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan pengaruh variabel 1

dan variabel 2 ditentukan oleh persentasenya. Hubungan kedua variabel ini

disimbolkan dengan Q yaitu :

% 100 × = Cmaks C Q % 100 707 , 0 106 , 0 × = Q % 100 150 , 0 × = Q % 15 = Q

Dengan ketentuan-ketentuan Davis (1971) sebagai berikut :

1. Sangat erat jika Q ≥ 0,70

2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69

3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49

4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29

5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09

6. Tidak ada jika Q = 0,00

Karena Q=15% maka Q berada antara 0,10 dan 0,29 yang berarti pengaruh

(57)
[image:57.595.107.525.353.767.2]

4.1.2.6 Pengaruh Suku dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB

Tabel 3.16. Pengaruh Suku dengan Penerimaan dan Penolakan Responden Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo

Hilir, 2008 K eput us an Be r - KB Suku Jumlah

Jawa Tiong-Hoa Toba Karo

f % f % f % f % f %

Terima KB Tolak KB 21 24 46,67 53,33 5 0 100,00 0 19 11 63,33 36,67 5 0 100,00 0 50 35 58,82 41,18

Jumlah 45 100,00 5 100,00 30 100,00 5 100,00 85 100,00

(

45 50

)

/85 26,47

11 = x =

E E21 =

(

45x35

)

/85=18,53

(

5 50

)

/85 2,94

12 = x =

E E22 =

(

5x35

)

/85=2,06

(

30 50

)

/85 17,65

13 = x =

E E23 =

(

30x35

)

/85=12,35

(

5 50

)

/85 2,94

14 = x =

E E24 =

(

5x35

)

/85=2,06

(

) (

+

) (

+

) (

+

)

+

= 2 2 2 2

2 94 , 2 94 , 2 5 65 , 17 65 , 17 19 94 , 2 94 , 2 5 47 , 26 47 , 26 21 χ

(

) (

) (

) (

)

06 , 2 06 , 2 0 53 , 12 53 , 12 11 06 , 2 06 , 2 0 53 , 18 53 , 18

24 2 2 2 − 2

+ − + − + − = 2

(58)

Dengan hipotesa yang diajukan adalah seperti di bawah ini :

Ho = Tidak ada pengaruh antara suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan

alat kontrasepsi KB.

H1 = Terdapat pengaruh antara suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan

alat kontrasepsi KB.

Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :

Tolak H jika o hitung tabel

2

2 χ

χ ≥

Terima H jika o hitung tabel

2

2 χ

χ <

Berdasarkan harga χ2hitung dibandingkan denganχ2tabel yaitu yang terdapat di

dalam tabel dengan ketentuan :

( )( ) ( )( )

−1 −1 = 2−1 4−1 =3

= b k df

05 , 0

= α

maka :

(0,05;3) 7,185

2 =

χ

Dengan membandingkan harga χ2hitung dengan χ2tabel diketahui bahwa

tabel hitung 2

2

χ

χ > yakni 10,03 > 7,185 yang menyatakan Ho ditolak dan H1 diterima

yang berarti terdapat pengaruh antara suku terhadap penerimaan dan penolakan

[image:58.595.103.523.320.606.2]
(59)

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa erat pengaruh antara suku terhadap

penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB maka dapat ditentukan

koefisien kontingensi C dengan rumus :

N C hitung hitung + = 2 2 χ χ 85 03 , 10 03 , 10 + = C 03 , 95 03 , 10 = C 106 , 0 = C 325 , 0 = C

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa besarny

Gambar

Tabel 3.16 Pengaruh  Suku Responden dengan Penerimaan dan
Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan
Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut Tingkat Pendidikan,
Tabel 3.4. Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorejo Hilir menurut  Agama, 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut BKKBN provinsi Jawa Timur, saat ini banyak Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat kontrasepsi berupa KB suntik. Berdasarkan wawancara dengan

Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan, usia dan paritas dengan pemilihan jenis alat kontrasepsi pada akseptor KB wanita di Wilayah Kerja

Hubungan Jenis dan Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Terhadap Gangguan Menstruasi Pada Ibu Pus di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun