Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
PADA KOMPLEK PERUMAHAN KARYAWAN
PT.PERTAMINA (PERSERO) UP II SEI-PAKNING
KABUPATEN BENGKALIS, RIAU DARI
RESERVOAR WDcP (Water decolorization Plant)
KILANG PERTAMINA
SKRIPSI
Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
I R F A N D I
NIM. 040401070
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
atas segala karunia dan rahmatNya yang senantiasa diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
Tugas Sarjana ini adalah salah satu syarat untuk dapat lulus menjadi
Sarjana Teknik di Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara. Adapun Tugas Sarjana yang dipilih, diambil dari mata kuliah
Sistem Perpipaan, yaitu “Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada
Komplek Perumahan Karyawan PT.PERTAMINA (PERSERO) UP.II
Sei-Pakning, bengkalis, RIAU dari unit distribusi WDcP Kilang PERTAMINA”.
Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan pembahasan dan penyajian, baik dengan disiplin ilmu yang diperoleh
dari perkuliahan, menggunakan literatur serta bimbingan dan arahan dari Dosen
Pembimbing.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada ;
1.
Kedua orang tua tercinta, ,adik – adik tersayang atas doa, kasih sayang,
pengorbanan dan tanggung jawab yang selalu menyertai penulis.
2.
Bapak Dr.Ing Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus,
ST, MT, selaku Ketua dan Sekretaris Departement Teknik Mesin, Fakultas
Teknik USU,
3.
Bapak DR. Ir. Farel H. Napitupulu, DEA, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing saya
hingga tugas ini dapat terselesaikan,
4.
Bapak Ir.Isril Amir dan Bapak Ir. Alfian Hamsi, M.Sc sebagai dosen
pembanding seminar tugas sarjana penulis yang banyak membimbing
penulis untuk menyelesaikan tugas sarjana ini,
5.
Bapak Mahadi, ST, yang bersedia meluangkan waktu sebagai sekretaris
seminar tugas sarjana penulis,
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
7.
Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai (teristimewa kepada Kak Is,Kak
Sonta), Departement Teknik Mesin Fakultas Teknik USU,
8.
Bapak Risdianto dan segenap karyawan PT.PERTAMINA UP II
Sei-pakning yang berkenan memberikan data survey kepada penulis.
9.
Teman-teman stambuk 2004 dan rekan-rekan yang menemani penulis
selama mengikuti study dalam suka dan duka,
10.
Serta semua pihak yang banyak membantu penulis dalam meyelesaikan
Tugas Sarjana ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi penyempurnaan di masa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini berguna bagi kita semua.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita.
Medan, Februari
2009
Penulis,
IRFANDI
040401070
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
SPESIFIKASI TUGAS
KARTU BIMBINGAN
DAFTAR ISI ...i
DAFTAR TABEL ...iv
DAFTAR GRAFIK ...v
DAFTAR GAMBAR ...vi
DAFTAR LAMBANG...viii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Tujuan ...2
1.3. Batasan Masalah ...2
1.4. Sistematika Penulisan ...3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...5
2.1. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida ...5
2.2. Energi dan Head ...6
2.3. Persamaan Bernoulli ...7
2.4. Aliran Laminar dan Turbulen ...9
2.5. Kerugian Head (Head Losses) ...10
2.6. Persamaan Empiris Untuk Aliran Di Dalam Pipa ...13
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
2.8. Pipa Yang Dihubungkan Paralel...16
2.9. Sistem Jaringan Pipa ...17
2.10. Dasar Perencanaan Pompa ...20
2.10.1 Kapasitas ...20
2.10.2 Head Pompa ...20
2.10.3 Sifat Zat Cair ...21
2.10.4 Unit Penggerak Pompa ...22
2.11. Dasar Pemilihan Pompa ...22
BAB III PERENCANAAN PIPA PADA SISTEM JARINGAN PIPA ...23
3.1. Jumlah Pemakaian Air ...23
3.1.1. Kebutuhan air bersih pada perumahan ...23
3.1.2. Kebutuhan air bersih untuk perkantoran ...24
3.1.3. Kebutuhan air bersih untuk dormitory ...25
3.1.4. Kebutuhan air bersih untuk sekolah ...25
3.1.5. Kebutuhan air bersih untuk rumah ibadah ...27
3.1.6. Kebutuhan air bersih untuk rumah sakit ...27
3.1.7. Kebutuhan air bersih untuk wisma ...28
3.1.8. Kebutuhan air bersih untuk fasilitas lain ...28
3.2 Estimasi Pemakaian air per hari ...29
3.3. Pemilihan Jenis Pipa ...35
3.4. Analisa Kapasitas Aliran Fluida ...36
BAB IV PEMILIHAN POMPA ...54
4.1. Analisa Fungsi dan Instalasi Pompa ...54
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
4.3. Instalasi Pompa dan Perpipaan ...56
4.4. Head Pompa ...57
4.5. Pemilihan Jenis Pompa ...60
4.6. Putaran Motor Penggerak Pompa ...60
4.7. Putaran Spesifik dan Jenis Impeler ...63
4.8. Daya Motor Penggerak ...64
4.9. Perhitungan Ukuran pipa ...66
4.9.1 Diameter Pipa Sisi Hisap (suction) ...66
4.9.2. Diameter Pipa Distribusi ...68
4.10. Bak Distribusi (Reservoar) ...69
4.10.1. Kapasitas air untuk kebutuhan per hari ...69
4.10.2. Kapasitas air untuk pemadam kebakaran ...69
4.10.3. Kapasitas air untuk kebutuhan lain-lain ...70
BAB V KESIMPULAN ...72
DAFTAR PUSTAKA ...74
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Nilai kekasaran dinding untuk berbagai
pipa komersil ... 11
Tabel 2.2 Koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams ... 14
Tabel 3.1 Pemakaian air rata-rata ... 23
Tabel 3.2 Pressure Gauge yang terbaca selama
24 jam ... 29
Tabel 3.3 Persentase pemakaian air selama 24 jam ... 30
Tabel 3.4 Pemakaian air pada pukul 05.00-08.00 ... 30
Tabel 3.5 Pemakaian air pada pukul 08.00-11.00 ... 30
Tabel 3.6 Pemakaian air pada pukul 11.00-14.00 ... 31
Tabel 3.7 Pemakaian air pada pukul 14.00-17.00 ... 31
Tabel 3.8 Pemakaian air pada pukul 17.00-20.00 ... 31
Tabel 3.9 Pemakaian air pada pukul 20.00-01.00 ... 32
Tabel 3.10 Pemakaian air pada pukul 01.00-05.00 ... 32
Tabel 3.11 Pemakaian air total selama 24 jam ... 32
Tabel 4.1 Penentuan jumlah pompa ... 55
Tabel 4.2 Perhitungan Head losses untuk pipa terjauh ... 58
Tabel 4.3 Cara pengaturan putaran pada motor listrik ... 62
Tabel 4.4 Harga putaran dan jumlah kutub ... 63
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.6 Kebutuhan air untuk fasilitas lain ... 70
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Estimasi Pemakaian air per hari... 33
Grafik 4.2 Karakteristik H vs Q untuk perubahan kecepatan ... 61
Grafik 4.2 Efisiensi Pompa vs Putaran ... 64
Grafik 4.3 Harga - harga informatif untuk kecepatan
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1.1 FlowChart perancangan ... 4
Gambar 2.1 Profil kecepatan pada saluran tertutup ... 5
Gambar 2.2 Profil kecepatan pada saluran terbuka ... 5
Gambar 2.3 Ilustrasi persamaan Bernoulli ... 8
Gambar 2.4 Diagram Moody ... 11
Gambar 2.5 Pipa yang dihubungkan seri ... 15
Gambar 2.6 Pipa yang dihubungkan secara parallel ... 16
Gambar 2.7 Jaringan pipa ... 17
Gambar 3.1 Distribusi air pada jaringan pipa ... 34
Gambar 3.2 Posisi penempatan pipa ... 35
Gambar 3.3 Perhitungan head losses dengan diagram pipa ... 37
Gambar 3.4 Iterasi I Loop I ... 39
Gambar 3.5 Iterasi I Loop II ... 39
Gambar 3.6 Iterasi I Loop III ... 40
Gambar 3.7 Iterasi I Loop IV ... 41
Gambar 3.8 Iterasi I Loop V ... 42
Gambar 3.9 Jaringan pipa A ... 43
Gambar 3.10 Jaringan pipa B ... 44
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.12 Jaringan pipa D ... 45
Gambar 3.13 Jaringan Pipa ... 45
Gambar 3.14 Iterasi I Loop VI ... 46
Gambar 3.15 Iterasi I Loop VII. ... 47
Gambar 3.16 Iterasi I Loop VIII ... 48
Gambar 4.1 Instalasi pompa dan reservoar ... 54
Gambar 4.2 Instalasi pada pumping station ... 56
Gambar 4.3 Instalasi pipa ... 57
Gambar 4.4 Daerah kerja beberapa jenis konstruksi
pompa sentrifugal ... 60
Gambar 4.5 Klasifikasi impeler menurut putaran spesifik ... 64
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMBANG
Simbol
Keterangan
Satuan
As
Luas penampang pipa
m
2C
Koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams
Ds
Diameter dalam pipa
mm
D
Diameter luar pipa
mm
f
Faktor gesekan pipa Darcy-Weisbach
g
Percepatan gravitasi
m/ s
2H
LHead losses sepanjang pipa
m
H
SHead statis
m
hf
Kerugian head mayor
m
hm
Kerugian head minor
m
K
Koefisien kerugian perlengkapan pipa
L
Panjang pipa
m
Nm
Daya motor listrik
kW
Np
Daya pompa
kW
n
sPutaran spesifik
rpm
P
Tekanan pada pipa
kPa
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
Re
Bilangan Reynold
V
Kecepatan aliran pada pipa
m/ s
α
Faktor cadangan daya
γ
Berat jenis air
N/ m
3ε
Kekasaran pipa
p
η
Effisiensi pompa
%
t
η
Effisiensi transmisi
%
υ
Viskositas kinematik air
m
2/ s
π
Konstanta phi
ρ
Massa jenis air
kg/ m
3Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia pada dasarnya selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dan
juga selalu ingin berusaha untuk lebih mempermudah pekerjaan yang
dilakukannya, maka pada akhirnya manusia berusaha untuk membuat
mesin-mesin yang pada prinsipnya untuk mempermudah segala pekerjaan yang
dilakukan oleh manusia.
Dalam kehidupan manusia kini sangat banyak sekali dijumpai
mesin-mesin yang digunakan seperti kompresor, pompa, turbin, boiler, mesin-mesin AC dan
sebagainya. Namun pada umumnya mesin-mesin diatas tidak dapat dipisahkan
keberadaannya dari penggunaan “ pipa “.
Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk menghantarkan
fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Adapun sistem pengaliran fluida dilakukan dengan metode gravitasi maupun
dengan sistem aliran bertekanan.
Umumnya bagian perpipaan dan detailnya merupakan standart dari unit,
seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa,
penyangga pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat
keseragaman ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah
terdapat berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai
dengan kebutuhan seperti dari bahan Cast Iron, PVC (Polyvinil Chloride), New
Steel, Galvanized iron dan lain-lain.
Untuk menjadi seorang yang ahli dalam bidang perpipaan tentu bukanlah
suatu hal yang mudah, selain harus memiliki dasar ilmu keserjanaan teknik seperti
peralatan mekanis, korosi, mekanika fluida, pemilihan material, seni merancang
jalur pipa dan banyak disiplin ilmu lain yang harus dikuasai serta yang terpenting
dari semua itu adalah pengalaman di lapangan.
Dalam merancang suatu jalur pipa yang tersusun dari beberapa buah pipa
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
begitu rumit, namun banyak juga jalur pipa yang ada bukanlah suatu rangkaian
yang sederhana melainkan suatu jaringan pipa yang sangat kompleks, sehingga
memerlukan penyelesaian yang lebih teliti. Dalam perencanaan itu hal-hal yang
perlu diperhitungkan diantaranya besarnya kapasitas dan kecepatan aliran dari
fluida yang melalui jalur pipa dan hal-hal lain yang perlu diperhitungkan dalam
hal perencanaan.
Begitu banyaknya penggunaan pipa dalam kehidupan manusia sehingga
dengan didasarkan kepada hal tersebut maka dalam rangka penyusunan Tugas
Sarjana ini penulis mengambil bidang Sistem Perpipaan.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah merupakan Tugas Skripsi
untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Strata satu (S1) pada Departemen
Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Sedangkan tujuan umum dari
perencanaan ini adalah :
1.
Untuk lebih mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah terutama mata kuliah Sistem Perpipaan dan Mekanika
Fluida.
2.
Mencoba untuk mendesain suatu jaringan pipa yang digunakan untuk
mendistribusikan air bersih pada suatu daerah tertentu.
3.
Mencoba utnuk menganalisa distribusi di tiap loop, menentukan diameter
pipa, menentukan kapasitas pompa, daya pompa da Head pompa yang
dibutuhkan
1.3
Batasan Masalah
Pada perencanaan ini akan dibahas mengenai perancangan dan analisa
pendistribusian air bersih ke konsumen pada suatu jaringan perpipaan di
Kompleks Perumahan PT (PERSERO). PERTAMINA UP II. Sei. Pakning,
RIAU
Adapun permasalahan yang akan di analisa antara lain kapasitas aliran
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
yang digunakan. Pada perencanaan ini juga ditentukan spesifikasi pompa yang
nantinya sesuai untuk digunakan dalam pendistribusian air bersih.
1.4
Sistematika Penulisan
Tugas Sarjana ini terdiri dari 5 bab.
Bab 1 memuat latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah dan
sistematika penulisan.
Bab 2 memuat pembahasan materi mengenai kecepatan dan kapasitas
aliran fluida, jenis aliran, persamaan empiris di dalam pipa dan sistem jaringan
pipa.
Bab 3 meliputi perencanaan pipa pada sistem jaringan pipa yaitu jumlah
kapasitas pemakaian air, analisa aliran fluida meliputi kapasitas dan head losses.
Bab 4 meliputi pemilihan pompa yaitu daya pompa, daya motor penggerak
pompa dan tipe impeller pompa.
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
Mulai
1.5
Flow Chart Rancangan
Jumlah pelanggan dan Site plan
Booster Pump
Site plan , Jumlah rata-rata
penghuni tiap rumah, dan
penduduk yang menggunakan air
di areal komplek
Diperoleh kebutuhan air per hari
sebesar = 0,018591966 m
3/s
Diperoleh faktor koreksi yang
sudah mendekati nilai nol
Survey ke W.Dc.P
Survey ke
Komplek
Perumahan
Menghitung
kebutuhan air per
hari yang
digunakan pada
komplek
Membuat
gambar
loop
Menganalisa
kapasitas aliran
masing-masing
loop dengan cara
iterasi
it
ik
l h
Menentukan
spesifikasi pompa
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
Selesai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida.
Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang
memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran
sehingga pengukuran kecepatan merupakan fase yang sangat penting dalam
menganalisa suatu aliran fluida. Kecepatan dapat diperoleh dengan melakukan
pengukuran terhadap waktu yang dibutuhkan suatu partikel yang dikenali untuk
bergerak sepanjang jarak yang telah ditentukan.
Besarnya kecepatan aliran fluida pada suatu pipa mendekati nol pada
dinding pipa dan mencapai maksimum pada tengah-tengah pipa. Kecepatan
biasanya sudah cukup untuk menempatkan kekeliruan yang tidak serius dalam
masalah aliran fluida sehingga penggunaan kecepatan sesungguhnya adalah pada
penampang aliran. Bentuk kecepatan yang digunakan pada aliran fluida umumnya
menunjukkan kecepatan yang sebenarnya jika tidak ada keterangan lain yang
disebutkan.
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
γ
γ
ρ
ρ
Gambar 2.2 Profil kecepatan aliran fluida pada saluran terbuka.
Besarnya kecepatan akan mempengaruhi besarnya fluida yang mengalir
dalam suatu pipa. Jumlah dari aliran fluida mungkin dinyatakan sebagai volume,
berat atau massa fluida dengan masing-masing laju aliran ditunjukkan sebagai laju
aliran volume (m
3/s), laju aliran berat (N/s) dan laju aliran massa (kg/s).
Kapasitas aliran (Q) untuk fluida yang incompressible menurut [1], yaitu :
Q = A . v
Dimana : Q = laju aliran volume (m
3/s)
A = luas penampang aliran (m
2)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
Laju aliran berat fluida (W) menurut [2] dirumuskan sebagai :
W = . A . v
Dimana : W = laju aliran berat fluida (N/s)
= berat jenis fluida (N/m
3)
Laju aliran fluida massa (M) menurut [3] dinyatakan sebagai :
M = . A . v
Dimana : M = laju aliran massa fluida (kg/s)
= massa jenis fluida (kg/m
3)
2.2. Energi dan Head
Energi biasanya didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.
Kerja merupakan hasil pemanfaatan tenaga yang dimiliki secara langsung pada
suatu jarak tertentu. Energi dan kerja dinyatakan dalam satuan N.m (Joule). Setiap
fluida yang sedang bergerak selalu mempunyai energi. Dalam menganalisa
masalah aliran fluida yang harus dipertimbangkan adalah mengenai energi
potensial, energi kinetik dan energi tekanan.
Energi potensial menunjukkan energi yang dimiliki fluida dengan tempat
jatuhnya. Energi potensial (Ep) menurut [4] dirumuskan sebagai :
Ep = W . z
Dimana : W = berat fluida (N)
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
2
2
1
mv
γ
pW
Ef
=
γ
γ
pW
g
Wv
Wz
E
=
+
⋅
+
2
2
1
γ
p
g
v
z
H
=
+
+
2
2
Energi kinetik menunjukkan energi yang dimiliki oleh fluida karena
pengaruh kecepatan yang dimilikinya. Energi kinetik menurut [5] dirumuskan
sebagai :
Ek =
Dimana : m = massa fluida (kg)
v = kecepatan aliran fluida (m/s
2)
Energi tekanan disebut juga dengan energi aliran adalah jumlah kerja yang
dibutuhkan untuk memeksa elemen fluida bergerak menyilang pada jarak tertentu
dan berlawanan dengan tekanan fluida.
Besarnya energi tekanan (Ef) menurut [6] dirumuska sebagai :
Ef = p . A . L
Dimana : p = tekanan yang dialami oleh fluida (N/m
2)
A = luas penampang aliran (m
2)
L = panjang pipa (m)
Basarnya energi tekanan menurut [7] dapat juga dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : = berat jenis fluida (N/m
3)
Total energi yang terjadi merupakan penjumlahan dari ketiga macam
energi diatas, menurut [8] dirumuskan sebagai :
Persamaan ini dapat dimodifikasi untuk menyatakan total energi dengan head (H)
dengan membagi masing-masing variabel di sebelah kanan persamaan dengan W
( berat fluida), menurut [9] dirumuskan sebagai :
2.3 Persamaan Bernoulli
Hukum kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan namun dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lain.
Energi yang ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau dikenal sebagai
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
2 2 2 2 1 2 1 1
2
2
g
z
v
p
z
g
v
p
+
+
=
+
+
γ
γ
γ
hl
z
g
v
p
z
g
v
p
+
+
+
=
+
+
22 2 2 1 2 1 1
2
2
γ
γ
titik lain sepanjang aliran fluida tersebut. Hal ini berlaku selama tidak ada energi
yang ditambahkan ke fluida atau yang diambil dari fluida.
Konsep ini dinyatakan ke dalam bentuk persamaan yang menurut [10]
disebut dengan persamaan Bernoulli, yaitu :
Dimana : p
1dan p
2= tekanan pada titik 1 dan 2
v
1dan v
2= kecepatan aliran pada titik 1 dan 2
z
1dan z
2= perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2
= berat jenis fluida
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s
2Persamaan di atas digunakan jika diasumsikan tidak ada kehilangan energi
antara dua titik yang terdapat dalam aliran fluida, namun biasanya beberapa head
losses terjadi diantara dua titik. Jika head losses tidak diperhitungkan maka akan
menjadi masalah dalam penerapannya di lapangan. Jika head losses dinotasikan
dengan “hl” maka persamaan Bernoulli di atas dapat ditulis menjadi persamaan
baru, dimana menurut [11] dirumuskan sebagai :
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
µ
ρ
dV
R
e=
Persamaan Bernouli dapat digunakan untuk menyelesaikan banyak
permasalahan tipe aliran, biasanya untuk fluida inkompressibel tanpa adanya
penambahan panas atau energi yang diambil dari fluida. Namun, persamaan ini
tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan aliran fluida yang mengalami
penambahan energi untuk menggerakkan fluida oleh peralatan mekanik, misalnya
pompa, turbin dan peralatan lainnya.
2.4 Aliran Laminar dan Turbulen
Aliran fluida yang mengalir di dalam pipa dapat diklasifikasikan ke dalam
dua tipe aliran yaitu “laminar” dan “turbulen”. Aliran dikatakan laminar jika
partikel-partikel fluida yang bergerak mengikuti garis lurus yang sejajar pipa dan
bergerak dengan kecepatan sama. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel fluida
bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan
rata-ratanya saja yang mengikuti sumbu pipa.
Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa koefisien gesekan untuk pipa
silindris merupakan fungsi dari bilangan Reynold (Re). Dalam menganalisa aliran
di dalam salurn tertutup, sangatlah penting untuk mengetahui tipe aliran yang
mengalir dalam pipa tersebut. Untuk itu harus dihitung besarnya bilangan Reynold
dengan mengetahui parameter-parameter yang diketahui besarnya. Besarnya
Reynold (Re) menurut [12] dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Dimana = Viskositas Dinamik (Pa.dtk)
d = diameter dalam pipa (m)
V = kecepatan aliran fluida (m/dtk)
= Rapat massa (Kg/m
3)
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
g
v
d
L
f
hf
2
2
=
v
Vd
R
e=
Karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fluida merupakan
viskositas kinematik (v) maka bilangan Reynold menurut [13] dapat juga
dinyatakan :
Dimana : d = diameter dalam pipa (m)
V = kecepatan aliran fluida (m/dtk)
= Viskositas kinematik (m
2/dtk)
Re = Reynold Number
Menurut [14], aliran akan laminar jika bilangan Reynold kurang dari 2000
dan akan turbulen jika bilangan Reynold lebih besar dari 4000. Jika bilangan
Reynold terletak antara 2000 – 4000 maka disebut aliran transisi.
2.5 Kerugian Head (Head Losses)
A. Kerugian Head Mayor
Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal
ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau
perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida (kerugian kecil).
Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung dengan menggunakan salah
satu dari dua rumus berikut, yaitu :
1.
Persamaan Darcy – Weisbach, menurut [15] yaitu :
Dimana : hf = kerugian head karena gesekan (m)
f = faktor gesekan
d = diameter dalam pipa (m)
L = panjang pipa (m)
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/dtk)
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
dimana faktor gesekan (f) dapat dicari dengan menggunakan diagram Moody
Gambar 2.4 Diagram Moody
Dimana nilai kekasaran untuk beberapa jenis pipa disajikan dalam tabel 2.1
Tabel 2.1 Nilai kekerasan dinding untuk berbagai pipa komersil
Bahan
Kekasaran
ft
m
Riveted Steel
0,003 – 0,03
0,0009 – 0,009
Concrete
0,001 – 0,01
0,0003 – 0,003
Wood Stave
0,0006 – 0,003
0,0002 – 0,009
Cast Iron
0,00085
0,00026
Galvanized Iron
0,0005
0,00015
Asphalted Cast Iron
0,0004
0,0001
Commercial Steel or Wrought Iron
0,00015
0,000046
Drawn Brass or Copper Tubing
0,000005
0,0000015
Glass and Plastic
“smooth”
“smooth”
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
L
d
C
Q
hf
1,85 4,8585 , 1
666
,
10
=
=
d
f
ε
7
,
3
log
0
,
2
1
25 , 0Re
316
,
0
=
f
=
51
,
2
Re
log
0
,
2
1
f
f
(
Re
)
0
,
8
log
0
,
2
f
−
2.
Persamaan Hazen – Williams
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam
pipa yang relatif sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum.
Bentuk umum persamaan Hazen – Williams menurut [16], yaitu :
Dimana : hf = kerugian gesekan dalam pipa (m)
Q = laju aliran dalam pipa (m
3/dtk)
L = paanjang pipa (m)
C = koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams
(diperoleh dari Tabel 2.2)
d = diameter dalam pipa (m)
Untuk aliran turbulen dimana bilangan Reynold lebih besar dari 4000,
maka hubungan antara bilangan Reynold, faktor gesekan dan kekasaran relatif
menjadi lebih kompleks. Faktor gesekan untuk aliran turbulen dalam pipa
didapatkan dari hasil eksperimen, antara lain :
1.
Untuk daerah complete roughness, rough pipes menurut [18], yaitu :
2.
Untuk pipa sangat halus seperti glass dan plastik, hubungan antara
bilangan Reynold dan faktor gesekan menurut [19] dirumuskan sebagai :
a.
Blasius : untuk Re = 3000 – 100.000
b.
Von Karman :
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
74
,
1
log
0
,
2
1
+
=
ε
d
f
+
−
=
f
d
f
Re
51
,
2
7
,
3
log
0
,
2
1
ε
g
v
K
he
2
2=
Untuk Re sampai dengan 3.10
6.
3.
Untuk pipa kasar, menurut [20], yaitu :
Von Karman :
Dimana harga f tidak tergantung pada bilangan Reynold.
4.
Untuk pipa antara kasar dan halus atau dikenal dengan daerah transisi,
menurut [21], yaitu :
Corelbrook – White :
B. Kerugian Head Minor
Selain kerugian yang disebabkan oleh gesekan, pada suatu jalur pipa juga
terjadi kerugian karena kelengkapan pipa seperti belekon, siku, sambungan, katup
dan sebagainya yang disebut dengan kerugian kecil (minor losses).
Besarnya kerugian minor akibat adanya kelengkapan pipa menurut [22]
dirumuskan sebagai :
Dimana : he =Head losses minor
K = koefisien kerugian ( dari lampiran koefisien minor losses
peralatan pipa)
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/dtk).
Menurut [23], untuk pipa yang panjang (L/d >>> 1000), minor losses
dapat diabaikan tanpa kesalahan yang cukup berarti tetapi menjadi penting pada
pipa yang pendek.
2.6 Persamaan Empiris Untuk Aliran Di Dalam Pipa
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa permasalahan aliran
fluida dalam pipa dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Bernoulli,
persamaan Darcy dan Diagram Moddy. Pengguanaan rumus empiris juga dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran. Dalam hal ini digunakan
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
54 , 0 63 , 0
8492
,
0
CR
s
v
=
4
d
L
hl
2 1 3 2
0
,
1
s
R
n
=
υ
1.
Persamaan Hazen – Williams dengan menggunakan satuan Internasional
menurut [24], yaitu :
Dimana : v = kecepatan aliran (m/s)
C = koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams
R = jari-jari hidrolik
= untuk pipa bundar
s = slope dari gradien energi (head losses/ panjang pipa =
Tabel 2.2 Koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams
Extremely smooth and straight pipes
140
New Steel or Cast Iron
130
Wood; Concrete
120
New Riveted Steel; vitrified
110
Old Cast Iron
100
Very Old and Corroded Cast Iron
80
(Sumber : Jack. B. Evett, Cheng Liu. Fundamentals of Fluids Mechanics. McGraw Hill,
New York. 1987, hal. 161.)
2.
Persamaan Manning dengan satuan Internasional, menurut [25] yaitu:
Dimana : n = koefisien kekasaran pipa Manning
Persamaan Hazen – Williams umumnya digunakan untuk menghitung
head loss dalam pipa yang sangat panjang seperti jalur pipa penyedia air minum.
Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk liquid lain selain air dan digunakan
khusus untuk aliran yang bersifat turbulen. Persamaan Darcy – Weisbach secara
teoritis tepat digunakan untuk semua rezim aliran dan semua jenis liquid.
Persamaan Manning biasanya digunakan untuk aliran saluran terbuka (open
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
2.7 Pipa Yang Dihubungkan Seri.
Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara seri maka semua pipa
akan dialiri oleh aliran yang sama. Total kerugian head pada seluruh sistem adalah
jumlah kerugian pada setiap pipa dan perlengkapan pipa yang dirumuskan
sebagai:
Q
0= Q
1= Q
2= Q
3Q
0= A
1V
1= A
2V
2= A
3V
3∑ hl =
hl
1+ hl
2+ hl
3Persoalan aliran yang menyangkut pipa seri sering dapat diselesaikan
dengan menggunakan pipa ekuivalen, yaitu dengan menggantikan pipa seri
dengan diameter yang berbeda-beda dengan satu pipa rkuivalen tunggal. Dalam
hal ini, pipa tunggal tersebut memiliki kerugian head yang sama dengan sistem
yang digantikannya untuk laju aliran yang spesifik.
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
...
2
2
2
2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1=
+
∑
=
+
∑
=
+
∑
g
v
K
d
L
f
g
v
K
d
L
f
g
v
K
d
L
f
L L L2 2 2 2 1 1 1 1 1 2
kL
d
L
f
kL
d
L
f
v
v
∑
+
∑
+
=
2.8 Pipa Yang Dihubungkan Paralel
Gambar 2.6 Pipa yang dihubungkan secara paralel
Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara paralel, total laju aliran
sama dengan jumlah laju aliran yang melalui setiap cabang dan rugi head pada
sebuah cabang sama dengan pada yang lain yang dirumuskan sebagai :
Q
0= Q
1+ Q
2+ Q
3Q
0= A
1V
1+ A
2V
2+ A
3V
3hl
1= hl
2= hl
3Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa persentase aliran yang melalui
setiap cabang adalah sama tanpa memperhitungkan kerugian head pada cabang
tersebut.
Rugi head pada setiap cabang boleh dianggap sepenuhnya terjadi akibat
gesekan atau akibat katup dan perlengkapan pipa, diekspresikan menurut panjang
pipa atau koefisien losses kali head kecepatan dalam pipa yang dirumuskan
sebagai :
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
2.9 Sistem Jaringan Pipa
Gambar 2.7 Jaringan pipa
Jaringan pipa pengangkut air kompleks dapat dianalisis dengan cepat
menggunakan persamaan Hazen – Williams atau rumus geseskan lain yang sesuai.
Perhitungan distribusi aliran pada suatu jaringan biasanya rumit karena harus
memecahkan serangkaian persamaan hambatan yang tidak linear melalui prosedur
yang iteratif. Kesulitan lainnya adalah adanya kenyataan bahwa kebanyakan
jaringan, arah aliran pipa tidak diketahui sehingga losses antara dua titik menjadi
sukar untuk ditentukan. Dalam perancangan sebuah jaringan, aliran dan tekanan di
berbagai titik menjadi persyaratan utama untuk menentukan ukuran pipa, sehingga
harus diselesaikan dengan cara berurutan dan iterasi.
Sebuah jaringan yang terdiri dari sejumlah pipa mungkin membentuk
sebuah loop, dimana pipa yang sama dipakai oleh dua loop yang berbeda, seperti
terlihat pada gambar di atas. Ada dua syarat yang harus diperhatikan agar aliran
dalam jaringan tersebut setimbang, yaitu :
1.
Aliran netto ke sebuah titik harus sama dengan nol. Ini berarti bahwa laju
aliran ke sebuah titik pertemuan harus sama dengan laju aliran dari titk
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
∆
(
+
∆
) ( )
=
+
∆
( )
+
....
dQ
Q
df
Q
Q
f
Q
Q
f
hl
∑
0 1 0 085
,
1
hl
Q
hl
nQ
nQ
dQ
dhl
hl
Q
X X∑
∑
−
=
∑
∑
−
=
∑
∑
−
=
∆
−85
,
1
54
,
0
1
=
87 , 4 85 , 173
,
4
d
C
L
n
=
5 28
d
g
fL
n
π
=
2.
Head losses netto di seputar sebuah loop harus sama dengan nol. Jika
sebuah loop ditelusuri ke arah mana pun, sambil mengamati perubahan
akibat gesekan atau losses yang lain, kita harus mendapatkan aliran yang
setimbang ketika kembali ke kondisi semula ( head dan tekanan) pada
kondisi awal.
Prosedur untuk menentukan distribusi aliran dalam suatu jaringan meliputi
penentuan aliran pada setiap sehingga kontinuitas pada setiap pertemuan terpenuhi
(syarat 1). Selanjutnya head losses dari setiap loop dihitung dan jika tidak sama
dengan nol maka aliran yang telah ditetapkan harus dikoreksi kembali dengan
perkiraan dan metode iterasi yang disebut metode Hardy Cross.
Untuk sebuah loop tertentu dalam suatu jaringan misalkan Q adalah laju
aliran sesungguhnya atau laju aliran setimbang dan Q
0adalah laju aliran yang
diandaikan sehingga Q = Q
0+ Q. Dari persamaan Hazen – Williams hl = Nq
X,
maka fungsi Q dapat dikembangkan dalam deret Taylor sebagai :
Jika hanya orde pertama yang digunakan, kemudian
∆
Q dihitung dengan f(Q) =,
maka :
Harga x adalah eksponen dalam persamaan Hazen – Williams pabila digunakan
untuk menghitung hl dan besarnya adalah dan n menyatakan suku-
suku yang terdapat dalam persamaan yang menggunakan satuan British, yaitu :
.
Cara lain yang dapat digunakan ialah dengan persamaan Darcy –
Weisbach dengan x = 2 dan . Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
bahwa faktor gesekan selalu berubah untuk setiap iterasi.
Prosedur pengerjaannya sebagai berikut :
1.
Andaikan distribusi aliran yang paling wajar, baik besar maupun arahnya
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
0
/ Q
hl
n
hl
Q
∑
−
∑
=
∆
hl
∑
0
Q
hl
85 , 0 0 0
nxQ
Q
hl
∑
=
∑
Q
∆
mempunyai jumlah aljabar nol. Ini harus ditunjukkan dari diagram
jaringan pipa yang bersangkutan.
2.
Buat sebuah tabel untuk menganalisa setiap loop tertutup dalam jaringan
yang semi-independent.
3.
Hitung head losses pada setiap pipa.
4.
Untuk tiap loop, anggap bahwa laju aliran Q
0dan head losses (hl) positif
untuk aliran yang searah jarum jam dan negatif untuk aliran yang
berlawanan arah jarum jam.
5.
Hitung jumlah aljabar head losses ( ) dalam setiap pipa.
6.
Hitung total head losses per satuan laju aliran untuk tiap pipa.
Tentukan jumlah besaran . Dari definisi tentang head
7.
losses dan arah aliran, setiap suku dalam penjumlahan ini harus bernilai
positif.
8.
Tentukan koreksi aliran dari tiap loop, menurut [26] dirumuskan sebagai
berikut :
Dimana :
∆
Q = koreksi laju aliran untuk loop
∑
hl = jumlah aljabar kerugian head untuk semua pipa dalam
Loop.
n = harga yang bergantung pada persamaan yang digunakan
untuk menghitung laju aliran.
n = 1,85 bila digunakan persamaan Hazen – Williams.
n = 2 bila digunakan persamaan Darcy dan Manning.
Koreksi diberikan untuk setiap pipa dalam loop. Sesuai dengan
kesepakatan, jika bernilai positif ditambahkan ke aliran yang searah
jarum jam dan dikurangkan jika berlawanan arah jarum jam. Untuk pipa
yang digunakan secara bersama dengan loop lain, maka koreksi aliran
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
hl
∑
0
Q
hl
∑
9.
Tuliskan aliran yang telah di koreksi pada diagram jaringan pipa seperti
pada langkah 1. untuk memeriksa koreksi pada langkah 7 perhatikan
kontinuitas pada setiap pertemuan pipa.
10.
Ulangi Langkah 1 sampai 8 hingga koreksi aliran = 0.
Prosedur di atas dapat digambarkan pada sebuah tabel berikut :
1
2
3
4
5
6
7
No. pipa
Panjang
Pipa (L)
Diameter
Pipa (d)
Laju
Aliran
(Qo)
Unit head
Losses (hf)
Head
Losses
(hl)
0
Q
hl
m
m
m
3/s
m
s/m
2Diketahui Diketahui Diketahui Ditaksir Diagram pipa hf
1x L
1
2
2.10 Dasar Perencanaan Pompa
Dalam perancangan pompa untuk memindahkan fluida dari suatu tempat
ke tempat yang lain dengan head tertentu diperlukan beberapa syarat utama, yaitu
:
1.
Kapasitas
Kapasitas pompa adalah jumlah fluida yang dialirkan oleh pompa per
satuan waktu. Kapasitas pompa ini tergantung pada kebutuhan yang harus
dipenuhi sesuai dengan fungsi pompa yang direncanakan.
2.
Head pompa
Head pompa adalah ketinggian dimana kolom fluida harus naik untuk
memperoleh jumlah yang sama dengan yang dikandung oleh satuan bobot fluida
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
g
v
2
2γ
p
LH
Z
g
v
P
Hp
Z
g
v
P
+
+
+
=
+
+
+
2 2 2 2 1 2 1 12
2
γ
γ
(
Z
Z
)
H
Lg
v
v
P
P
Hp
=
−
+
−
+
2−
1+
2 1 2 2 1 2
2
γ
γ
1 2P
P
−
a.
Head potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane).
Jadi suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan
oleh posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.
b.
Head kecepatan
Head kecepatan atau head kinetik yaitu suatu ukuran energi kinetik yang
dikandung fluida yang disebabkan oleh kecepatannya dan dinyatakan dengan
persamaan .
c.
Head tekanan
Head tekanan adalah energi yang dikandung fluida akibat tekanannya dan
dinyatakan dengan .
Head total dari pompa diperoleh dengan menjumlahkan head yang disebut
di atas dengan kerugian-kerugian yang timbul dalam instalasi pompa (head mayor
dan head minor).
3.
Sifat zat cair
Sifat-sifat fluida kerja sangat penting untuk diketahui sebelum
perencanaan pompa. Pada perencanaan ini, temperatur air dianggap sama dengan
temperatur kamar.
Persamaan Bernoulli
Menurut [27], untuk mencari head pompa dapat digunakan persamaan
Bernoulli, yaitu :
atau :
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
g
v
v
2
2 1 2 2
−
adalah perbedaan head kecepatan
Z
2– Z
1adalah perbedaan head statis
H
Ladalah head losses total.
4.
Unit penggerak pompa
Pada perancangan ini direncanakan pompa yang mempunyai konstruksi
kokoh dan dapat menjamin tidak terjadinya kebocoran sama sekali. Hal ini
direncanakan dengan merancang sistem penggerak pompa dan bagian utama poros
sebagai satu unit kesatuan. Umumnya unit penggerak pompa yang biasanya
dipakai adalah motor bakar, motor listrik dan turbin uap.
2.11 Dasar Pemilihan Pompa
Dalam pemilihan jenis pompa yang digunakan untuk mendistribusikan
fluida kerja ini, perlu dipertimbangkan faktor teknis dan ekonomisnya. Pompa
yang digunakan dalam perencanaan ini adalah jenis pompa sentrifugal dengan
pertimbangan :
•
Kapasitas pompa besar.
•
Aliran fluida yang dipompakan kontinu.
•
Konstruksi kecil dan sederhana sehingga mudah dalam pemeliharaan dan
dapat digabungkan dengan unit penggerak pompa sebagai satu kesatuan.
•
Dapat beroperasi pada putaran tinggi dan dikopel langsung dengan motor
penggerak.
•
Getaran yang terjadi pada saat pengoperasiannya relative kecil.
•
Untuk melayani kebutuhan yang sama, harga awal dan perawatan lebih
murah dibanding jenis lain.
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
PERENCANAAN PIPA PADA SISTEM JARINGAN PIPA
3.1 Jumlah Pemakaian Air
Dalam merencanakan suatu sistem jaringan pipa yang digunakan untuk
mendistribusikan air bersih pada perumahan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu kebutuhan air secara keseluruhan yang meliputi kebutuhan
perumahan itu sendiri dan fasilitas lainnya..
3.1.1 Kebutuhan air bersih pada perumahan
Adapun jumlah anggota keluarga setiap rumah berkisar antara 4 – 8 orang.
Dalam perencanaan ini diambil rata-rata setiap rumah berjumlah 4 orang yang
terdiri dari 1 ayah, 1 ibu dan 2 anak . Dari hasil survei diperoleh jumlah rumah
yang terdapat pada kompleks perumahan PT. PERTAMINA = 340 rumah
sehingga jumlah penduduk yang terdapat pada perumahan adalah 340 x 4 orang =
1360 orang.
Tabel 3.1 Pemakaian air rata-rata menurut [28].
No Jenis gedung
Pemakaian
air
rata-rata
sehari
(liter)
Jangka waktu
pemakaian air
rata-rata sehari
(jam)
Perbandingan
luas lantai
efektif/total
(%)
Keterangan
1
Perumahan
mewah
250
8-10
42-45
Setiap
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
2
Rumah biasa
160-250
8-10
50-53
Setiap
Penghuni
3
Asrama
120
8
bujangan
4
Sekolah
80
6
58-60
5
Perkantoran
100
8
60-70
Setiap pegawai
6
Penginapan
250-300
10
Untuk setiap
tamu
7
Gedung
peribadatan
10
3
Berdasarkan
jumlah jemaah
Dengan standard kebutuhan air penduduk rata-rata sebesar 230 liter.orang
(untuk keperluan rumah tangga) maka kebutuhan air penduduk dapat dihitung
dengan cara :
Kebutuhan air penduduk = jumlah penduduk x kebutuhan air rata- rata per hari
= 1360 x 230 liter
= 312.800 liter
3.1.2 Kebutuhan air bersih untuk Perkantoran.
Pada kompleks perumahan ini terdapat beberapa buah kantor antara lain :
Kantor Induk.
Jumlah pegawai
= 179 orang
Pemakaian air rata-rata per hari per orang
= 100 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 179 x 100 liter
= 17.900 liter
Kantor Sipil.
Jumlah pegawai
= 8 orang
Pemakaian air rata-rata per hari per orang
= 100 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 8 x 100 liter
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
Kantor Bank Mandiri.
Jumlah pegawai
= 5 orang
Pemakaian air rata-rata per hari per orang
= 5 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 5 x 100 liter
= 500 liter
Kantor Telekomunikansi dan Informasi.
Jumlah pegawai
= 12 orang
Pemakaian air rata-rata per hari per orang
= 12 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 12 x 100 liter
= 1.200 liter
Maka total pemakaian air untuk perkantoran di komplek perumahan ini
adalah 20.400 liter per hari
3.1.3 Kebutuhan air bersih untuk Dormitory(Mess).
Pada kompleks perumahan ini dibangun 1 buah dormitory atau mess untuk
karyawan yang belum menikah (bujangan).
Jumlah orang
= 150 orang
Pemakaian air rata-rata per hari per orang
= 150 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 150 x 150 liter
= 19.500 liter
3.1.4 Kebutuhan air bersih untuk sekolah.
Pada perumahan ini tersedia 4 buah sekolah yang terdiri dari TK, SD,
SMP dan MADRASAH. Dari data survei diperoleh jumlah siswa dan kebutuhan
air untuk keempat sekolah tersebut, yaitu :
1.
Sekolah TK
Jumlah siswa
= 100 orang
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 50 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 100 x 50 liter
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
Kebutuhan air untuk siswa ini ditambahkan lagi dengan kebutuhan
air untuk guru dan pegawai kantor.
Jumlah guru
= 11 orang.
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 100 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 11 x 100 liter
= 1100 liter
Jadi total kebutuhan air untuk sekolah TK adalah 4200 liter
2.
Sekolah SD
Jumlah siswa
= 180 orang
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 50 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 180 x 50 liter
= 9000 liter
Kebutuhan air untuk siswa ini ditambahkan lagi dengan kebutuhan
air untuk guru dan pegawai kantor.
Jumlah guru
= 38 orang
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 100 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 38 x 100 liter
= 3.800 liter
Jadi total kebutuhan air untuk sekolah SD adalah 12.800 liter.
3.
Sekolah SMP
Jumlah siswa
= 120 orang
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 50 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 120 x 50 liter
= 6.000 liter
Kebutuhan air untuk siswa ini ditambahkan lagi dengan kebutuhan
air untuk guru dan pegawai kantor.
Jumlah guru
= 43 orang.
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 100 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 43 x 100 liter
= 4.300 liter
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
4.
Sekolah MADRASAH.
Jumlah siswa
= 150 orang
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 50 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 150 x 50 liter
= 7.500 liter
Kebutuhan air untuk siswa ini ditambahkan lagi dengan kebutuhan
air untuk guru dan pegawai kantor.
Jumlah guru
= 31 orang
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 100 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 31 x 100 liter
= 3.100 liter
Jadi total kebutuhan air untuk sekolah MADRASAH adalah 10.600 liter.
Diperoleh jumlah kebutuhan air total untuk keempat sekolah tersebut
adalah 37.900 liter per hari
3.1.5 Kebutuhan air bersih untuk rumah ibadah.
1.
Mesjid
Jumlah rata-rata jemaah per hari
= 100 orang
Jumlah gedung
= 1 buah
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 10 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 100 x 1 x 10 liter
= 1000 liter
2.
Gereja
Jumlah rata-rata umat
= 100 orang
Jumlah gedung
= 1 buah
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 10 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 100 x 1 x 10 liter
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
3.1.6 Kebutuhan air bersih untuk Rumah Sakit.
Sebagai tempat pertolongan pertama dan sarana informasi kesehatan
khususnya untuk pasien yang berobat jalan pada perumahan, dibangun sebuah
Rumah Sakit Umum.
Jumlah tempat tidur pasien
= 40 tempat tidur.
Kebutuhan air rata-rata per hari per pasien = 500 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 40 x 500 liter
= 20.000 liter
Kebutuhan air ini masih harus ditambahkan lagi dengan kebutuhan air
untuk pegawai/staf rumah sakit, pasien luar dan keluarga pasien.
•
Kebutuhan air untuk pegawai/staf rumah sakit.
Jumlah pegawai
= 96 orang.
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 100 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 96 x 100 liter
= 9.600 liter
•
Kebutuhan air untuk keluarga pasien.
Disini diambil rata-rata jumlah keluarga pasien adalah 2
orang/pasien rawat inap dimana jumlah pasien rawat inap diambil dari
jumlah tempat tidur pasien.
Jumlah orang
= 80 orang.
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 100 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 80 x 100 liter
= 8.000 liter
Maka total kebutuhan air untuk rumah sakit adalah 37.600 liter per hari
3.1.7 Kebutuhan Air Untuk Wisma.
Pada Komplek Perumahan ini terdapat 1 buah wisma yang digunakan
untuk penginapan para tamu yang datang dari luar. Wisma tersebut memiliki 15
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
Jumlah orang
= 15 orang.
Kebutuhan air rata-rata per hari per orang
= 150 liter
Kebutuhan air rata-rata per hari
= 15 x 150 liter
= 2.250 liter
3.1.9 Kebutuhan air bersih untuk fasilitas lainnya.
Kebutuhan air bersih untuk fasilitas lainnya seperti gedung serba guna,
lapangan olah raga, dan taman bermain membutuhkan air sekitar 1,5 % dari
sirkulasi air bersih yang ada, maka kebutuhan air adalah :
= 0,015 (312.800 + 20.400 + 19.500 + 37.900 +1000 + 1000 + 37.600 +
2.250) liter
= 0,015 x 432.450 liter
= 6486,75 liter
Sehingga keperluan air bersih pada kompleks perumahan PT.
PERTAMINA (PERSERO) menjadi :
= 6486,75 liter + 432.450 liter
= 438.936,75 liter
untuk mengatasi kebocoran yang terjadi selama pendistribusian, maka
kapasitas kapasitas total tersebut harus ditambahkan sebesar 10 – 20 %..
Dalam perencanaan ini diambil faktor sebesar 10 %, sehingga kapasitas
total air bersih pada kompleks perumahan PT. PERTAMINA (PERSERO) adalah
= 10 % (438.936,75 liter) + 438.936,75 liter
= 4389,3675 liter + 438.936,75 liter
= 443.326,1175 liter.
Jadi total kapasitas yang harus dialirkan ke perumahan dalam 24 jam
adalah sebesar 443.326,1175 liter per hari = 443,326175 m3 per hari
3.2 Estimasi pemakaian beban puncak.
Dari hasil survey diperoleh data-data sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pressure Gauge yang terbaca selama 24 jam
Irfandi : Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Pada Komplek Perumahan Karyawan PT. Pertamina (PERSERO) UP II Sei-Pakning Kabupaten Bengkalis, Riau Dari Reservoar WDcP (Water decolorization Plant) Kilang Pertamina, 2009.
USU Repository © 2009
05.00 - 08.00
0.5
08.00 - 11.00
0.2
11.00 - 14.00
0.2
14.00 - 17.00
0.2
17.00 - 20.00
0.7
20.00 - 24.00
0.2
24.00 - 05.00
0.14
Dari data diatas dapat ditentukan bahwa beban puncak (peak hour) terjadi pada
pukul 05.00 - 08.00 wib dan 17.00 - 20.00 wib.
Persentase pemakaian air selama 24 jam dapat dihitung sebagai berikut
Tabel 3.3 Estimasi pemakaian per hari
Tabel 3.4 Pemakaian pada periode I ( 05.00-08.00 ) wib
Fasilitas
Persentase
pemakaian
air
(%)
Kapasitas
pemakaian
air
(Liter/hari)
Kapasitas
pemakaian
air
(Liter/3 jam)
Kapasitas
Pemakaian
air
(L/jam)
Rumah
40
312800
125120
41706,666
Kantor
0
20400
0,000
0,000
Mess
40
19500
7800
2600
Sekolah
0
37900
0,000
0,000
Mesjid
15
1000
150
50
Gereja
40
1000
400
133,333
Rumah Sakit
30
37600
11280
3760
Fasilitas
Periode Pemakaian air(%)
05.00-08.00 08.00-11.00
11.00-14.00
14.00-17.00
17.00-20.00
20.00-23.00
23.00 - 02.00
Rumah
40
5
5
5
40
3
2
Kantor
0
30
40
30
0
0
0
Mess
40
5
5
5
40
3
2
Sekolah
0
30
40
30
0
0
0
Mesjid
15
0
15
15
55
0
0
Gereja
40
30
0
0
30