BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang dan kelangsungan hidup setiap manusia di bumi ini. Apabila kesehatan terganggu maka pertumbuhan terganggu serta semua yang ingin dilakukan menjadi terbatas. Oleh sebab itu kesehatan perlu dijaga agar terhindar dari penyakit – penyakit ringan hingga kronis yang dapat mengganggu aktifitas. Beberapa ahli kesehatan mengatakan bahwa penyakit dapat timbul akibat kurangnya informasi tentang pemeliharaan kesehatan serta terlambatnya penanggulangan gejala penyakit secara dini untuk meminimalisir penyakit yang ditimbulkan.
sakit parah. Penyakit Tuberculosis ini seringkali mencemaskan penderita dan keluarganya karena penyakit ini menyerang dengan tidak memandang usia, yang dapat menimbulkan kematian. Terbatasnya sarana dan mahalnya biaya pemeriksaan secara medis semakin memperparah kekhawatiran orang-orang saat ini, ditambah pula informasi yang lengkap dan akurat tidak dapat diperoleh secara cepat dan terjangkau.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang dibahas adalah bagaimana menerapkan metode forward chaining pada suatu sistem berbasis web untuk mendiagnosis jenis penyakit Tuberculosis (TBC) dan menganalisis hasil dari diagnosis yang dilakukan oleh sistem, yang disesuaikan dengan data-data yang diperoleh dari narasumber.
.
1.3 Batasan Masalah
Dalam hal ini pembahasan hanya dibatasi sampai pada hasil diagnosis yang dilakukan oleh sistem yaitu penentuan jenis penyakit TBC yang terdiri dari TB paru, TB usus, TB otak, TB tulang dan TB ginjal berdasarkan gejala utama serta gejala yang sering dijumpai pada setiap kasus penyakit TBC dan tanpa ditunjang data dari laboraturium serta tidak membahas tingkat level atau stadium dan tingkat akurasi hasil diagnosis dari sistem. Pada pembuatan sistem ini, hanya digunakan metode pelacakan maju atau forward chaining.
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari program aplikasi ini adalah
a) Sebagai sarana alternatif untuk melakukan konsultasi mengenai penyakit Tuberculosis (TBC).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pakar
Menurut Kusumadewi (2003), secara umum sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga dapat membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.
menggambarkan kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan respons dari sistem pakar atas permintaan pengguna.
Gambar 1. Konsep Dasar Sistem Pakar (Anonim,2011 a)
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu : lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). (Arhami,2006).
Bagian-bagian dalam sistem pakar adalah sebagai berikut :
2.1.1 Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan untuk penyelesaian masalah. Bagian sistem pakar ini disusun atas 2 elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang suatu objek dalam area permasalahan tertentu sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari yang telah diketahui.
Sistem pakar
Knowledge bases
Mesin inferensi fakta
2.1.2 Mesin Inferensi (Inference Engine)
Bagian ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metode untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan untuk memformulasikan kesimpulan. Ada 2 cara yang dapat dikerjakan dalam melakukan inferensi, yaitu Forward Chaining dan Backward Chaining, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Pelacakan ke depan (Forward Chaining)
pada mesin inferensi. Contoh : Studi kasus mencari kesimpulan warna dari jaket sport. Basis aturan (rule base) terdiri dari 4 aturan if-then :
If X terbuat dari bahan kulit - Then X adalah jaket Levis 1. If X terbuat dari bahan parasut - Then X adalah jaket sport 2. If X adalah jaket Levis - Then X berwarna hitam
3. If X adalah jaket sport - Then X berwarna putih.
Pada contoh studi kasus di atas, ”If X terbuat dari bahan parasut”
direpresentasikan sebagai anteseden (antecedent), sedangkan “Then X adalah
jaket sport” direpresentasikan sebagai konsekuen (consequent). Sehingga, dari
aturan tersebut, didapatkan bahwa warna jaket Levis adalah hitam. (Harmony, 2010)
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, pelacakan dimulai dari sekumpulan fakta terlebih dahulu kemudian menuju pada suatu kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan aturan IF-THEN. Gambar 2 menunjukkan proses forward-chaining.
b. Pelacakan ke belakang (backward chaining)
Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goal driven) yaitu pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.
2.1.3. Antarmuka Pemakai (User Interface)
2.2.1 Tuberculosis (TBC)
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC), adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa dapat mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis. Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC" karena pada 24 Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai penyebab tuberkulosis yang ditemukannya.
M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga.
2.2.2 Jenis Penyakit Tuberculosis (TBC)
Berikut beberapa jenis penyakit TB yang dikenal : 1. Tulang
TBC tulang ini bisa disebabkan oleh bakteri TBC yang mengendap di paru-paru, lalu terjadi komplikasi dan masuk ke tulang, atau bisa juga bakteri TBC langsung masuk ke tulang lewat aliran darah dari paru-paru. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk masuk dan merusak tulang bervariasi, ada yang singkat, tapi ada pula yang lama hingga bertahun-tahun.
2. Usus
Selain karena komplikasi, TBC usus ini bisa timbul karena penderita mengonsumsi makanan/ minuman yang tercemar bakteri TBC. Bakteri ini bisa menyebabkan gangguan seperti penyumbatan, penyempitan, bahkan membusuknya usus. Ciri penderita TBC usus antara lain anak sering muntah akibat penyempitan usus hingga menyumbat saluran cerna.
3. Otak
4. Ginjal
Bakteri TBC pun bisa merusak fungsi ginjal. Akibatnya, proses pembuangan racun tubuh akan terganggu. Selanjutnya bukan tidak mungkin bakal mengalami gagal ginjal. Gejala yang biasa terjadi antara lain mual-muntah, nafsu makan menurun, sakit kepala, lemah, dan sejenisnya. Gagal ginjal akut bisa sembuh sempurna dengan perawatan dan pengobatan yang tepat. Sedangkan gagal ginjal kronik sudah tidak dapat disembuhkan. Beberapa di antaranya harus menjalani cangkok ginjal. (Anonim, 2011 c)
2.2.3 Gejala sistemik/umum
Gejala-gejala umum yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1. Suhu tubuh antara 37,2 - 38,0 derajat celcius, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
3. Batuk-batuk berdahak putih selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
2.2.4 Gejala khusus
Gejala-gejala umum yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara nafas melemah yang disertai sesak serta dapat disertai dengan keluhan sakit dada. 2. Bila mengenai tulang, maka terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini keluar cairan nanah.
3. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. (Setiyohadi, dkk. 2006 ).
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
2.2.5 Penegakan Diagnosis
1. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya. 2. Pemeriksaan fisik.
3. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak). 4. Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
5. Rontgen dada (thorax photo). 6. Uji tuberkulin.
2.3 PHP
PHP adalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML dan PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis. Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web. Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP. (Anonim, 2011 d)
prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server. Pada prinsipnya server bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server (dapat dilihat pada gambar di bawah). Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka server akan melakukan beberapa hal sebagai berikut : 1. Membaca permintaan dari client/browser
2. Mencari halaman/page di server
3. Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.
4. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau intranet.
Beberapa kelebihan PHP dari bahasa pemrograman web, antara lain:
1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.
2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah. 3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan
developer yang siap membantu dalam pengembangan.
5. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.
2.4 MySql
MySQL adalah sebuah server database SQL multiuser dan multi-threaded. SQL sendiri adalah salah satu bahasa database yang paling populer di dunia. Implementasi program server database ini adalah program daemon 'mysqld' dan beberapa program lain serta beberapa pustaka.
MySQL dibuat oleh TcX dan telah dipercaya mengelola sistem dengan 40 buah database berisi 10,000 tabel dan 500 di antaranya memiliki 7 juta baris (kira-kira 100 gigabyte data). Database ini dibuat untuk keperluan sistem database yang cepat, handal dan mudah digunakan. Walaupun memiliki kemampuan yang cukup baik, MySQL untuk sistem operasi Unix bersifat freeware, dan terdapat versi shareware untuk sistem operasi windows. (Team Training SMK-TI, 2011)
Keunggulan MySQL yaitu :
1. MySQL merupakan program yang multi-threaded, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multi-CPU.
3. Bekerja pada berbagai platform. (tersedia berbagai versi untuk berbagai sistem operasi).
4. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.
5. Memiliki sistem sekuriti yang cukup baik dengan verifikasi host. 6. Mendukung ODBC untuk sistem operasi Microsoft Windows.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan selama semester ganjil dan semester genap tahun ajaran 2011-2012.
3.2Tahapan Pengembangan
3.2.1 Metode Waterfall
Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap kode program.
Tahapan yang dilakukan dalam metode waterfall ditujukan pada Gambar 3.
Gambar 3. Tahapan pengembangan sistem pada metode waterfall.
Penjelasan dari masing-masing tahapan-tahapan pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut:
3.2.1.1Analisis kebutuhan
Pada tahapan analisis kebutuhan dimulai dengan mengidentifikasi, mengumpulkan studi literatur mengenai metode-metode tentang membuat sistem pakar serta penentuan definisi dari sistem yang
Analisis kebutuhan
Desain Sistem
Kode Program
Pengujian Program
diperlukan, penjelasan dan tujuan dari sistem yang diperoleh melalui konsultasi dengan pengguna sistem dan kebutuhan user (pengguna) dalam hal ini user adalah pasien yang akan melakukan konsultasi pada sistem. Adapun definisi kebutuhan sistem adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan sistem (system requirement)
Untuk melakukan penelitian ini menggunakan alat berupa perangkat keras ( hardware) dan perangkat lunak (software).
a. Perangkat Keras (hardware), dengan spesifikasi : 1) Processor Intel Pentium Dual Core
2) RAM 1 GB 3) Hardisk 80 GB 4) Monitor 5) Keyboard 6) Mouse
b. Perangkat Lunak (software) yang digunakan : 1) Sistem Operasi : Windows XP SP2 2) Bahasa Pemograman : PHP
3) Aplikasi Tool : XAMPP, Macromedia dream weaver, Mozilla.
4) Basis Data : MySql
c. Deskripsi sistem
ini merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang biasa menyerang manusia. Langkah-langkah mendiagnosis penyakit TBC diwujudkan dengan adanya dialog antara pengguna dengan sistem. Pada proses ini sistem akan memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa fakta-fakta yang telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan. Jawaban yang diberikan pengguna akan diproses sehingga menghasilkan kesimpulan tentang penyakit T B C yang menyerang organ tubuh manusia. Sistem juga dapat memberikan saran untuk tindakan selanjutnya yang harus dilakukan.
2. Kebutuhan user (User requirement)
Selain kebutuhan aplikasi dan hardware pada tahap ini dilakukan juga user requirement agar aplikasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Pengumpulan data dan informasi melalui wawancara, diskusi, survei dan study literature agar aplikasi yang dibangun sesuai dengan tujuan dan kebutuhan user. Adapun kebutuhan user antara lain :
1. Aplikasi yang dibuat dapat digunakan oleh pasien (user) dengan mudah.
2. Aplikasi dirancang dengan fitur yang sederhana namun mudah dipahami.
3.2.1.2Desain Sistem
Setelah tahap analisis dilakukan tahap selanjutnya adalah perancangan desain. Rancangan desain dibuat berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan yang telah di peroleh, dimulai dari bagaimana input, proses hingga hasil yang akan diperoleh.
1. Fungsi sistem (Use Case system)
Gambar 4. Use case system Sistem
admin Menyimpulkan jenis
penyakit TBC melalui penelusuran gejala
Melakukan konsultasi dan mendapatkan hasil diagnosis
dari proses konsultasi
Mengatur relasi antara gejala dan
penyakit TBC Mengedit data gejala dari
jenis penyakit TBC yang ada pada data base Menampilkan menu untuk user dan admin
2. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan bagaimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, di mana data itu disimpan. Proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.
DFD terdiri dari context diagram (CD) dan diagram rinci. Context diagram (CD) berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan hubunhan antara entitas luar, masukan, dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili seluruh sistem. Sedangkan DFD rinci menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.
3. Diagram Context
Gambar 5. Diagram Konteks
Data penyakit TBC
Informasi penyakit TBC Pilih Menu
Konsultasi
USER
Sistem pendeteksi
penyakit TBC
ADMIN
Keterangan :
Pada diagram konteks ini dijelaskan bagaimana aplikasi menghasilkan informasi sesuai perintah yang diberikan oleh user, seperti melakukan pilihan menu sesuai dengan menu yang telah disediakan pada aplikasi seperti menu pendaftaran pasien, informasi mengenai penyakit dan menu-menu lainnya.
4. Diagram Level 1
Berikut ini adalah diagram rinci yang merupakan pengembangan dari diagram context atau diagram level 0.
Pengubahan data Pilihan Menu Hasil Pemilihan menu H as il ban tuan Pil ihan Me nu Keterangan Sistem Pilihan Menu USER 4.0 Tuntunan Penggunaan sistem 3.0 Tentang sistem Hasil pengubahan data
Gambar 6. Diagram Level 1
1.0
Pemilihan menu informasi, konsultasi.
2.0
Edit data
5. Algoritma Forward Chaining Pada Menu Konsultasi Pada Sistem
1. Mulai
2. Memilih menu Konsultasi 3. Input data User / Pasien
4. Tampil pertanyaan berupa gejala penyakit TBC
5. Untuk jawaban Ya dari pertanyaan maka Rule Bases untuk forward chaining pada penyakit TBC :
IF Batuk 3 minggu berdahak putih atau berdarah AND Nafsu Makan Menurun
AND Penurunan Berat Badan selama 1-3 minggu AND Keluar keringat sangat banyak pada malam hari AND kontak langsung dengan penderita TBC positif AND Badan Terasa Lemas
AND Suhu tubuh antara 37,2 - 38,0 derajat celcius AND Sesak nafas atau nyeri dada
THEN Penyakit TB Paru
ELSE IF Keluar cairan nanah pada lapisan kulit THEN Penyakit TB Tulang
ELSE IF Gangguan kesadaran atau kejang-kejang THEN Penyakit TB Otak
ELSE IF Urine yang bercampur darah THEN Penyakit TB Ginjal
6. Untuk jawaban Tidak maka aturan dasar untuk forward chaining pada penyakit TBC :
IF Nafsu Makan Menurun
AND Penurunan Berat Badan selama 1-3 minggu AND Keluar keringat sangat banyak pada malam hari AND kontak langsung dengan penderita TBC positif AND Badan Terasa Lemas
AND Suhu tubuh antara 37,2 - 38,0 derajat celcius AND Sesak nafas atau nyeri dada
THEN Anda tidak terindikasi TBC
ELSE IF Keluar cairan nanah pada lapisan kulit THEN Anda tidak terindikasi TBC
ELSE IF Gangguan kesadaran atau kejang-kejang THEN Anda tidak terindikasi TBC
ELSE IF Urine yang bercampur darah THEN Anda tidak terindikasi TBC
ELSE IF Muntah-muntah dan nyeri pada perut THEN Anda tidak terindikasi TBC
7. Tampilkan Hasil Diagnosis 8. Selesai.
6. Flowchart
7. Flowchart Proses Kerja Web sistem
Gambar 7 merupakan algoritma kerja Web sistem yang akan dibangun. Dengan menggunakan algoritma di atas kita dapat mengetahui bagaimana cara kerja sistem.
Tidak
Ya
Gambar 7. Flowchart Proses Kerja Web Sistem
Mulai
Masuk Ke Web
Keluar dari menu pilihan Melakukan proses sesuai
dengan pilihan
Masuk ke Menu Pilihan
Keluar dari Web
Selesai
8. Flowchart Proses kerja Sistem Konsultasi Pasien
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya
Gambar 8. Flowchart Proses kerja Sistem Konsultasi Pasien
Gambar 8 menggambarkan algoritma kerja sistem konsultasi pasien pada sistem yang akan dibangun.
Mulai
Input data pasien
Pertanyaan konsultasi
Pertanyaan berikutnya
Proses Pelacakan
Sistem
Out put proses pelacakan
sistem
9. Perancangan Basis Pengetahuan
Seperti pembuatan sistem pakar lainnya, sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit TBC membutuhkan basis pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman dan penyelesaian masalah dan merupakan inti dari dari sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas 2 elemen dasar yaitu, fakta dan aturan, dan mesin inferensi untuk mendiagnosis penyakit TBC yang diderita.
sistem untuk menentukan jenis penyakit TBC yang menyerang organ tubuh manusia serta memberikan saran pencegahan untuk penyakit yang berhasil didiagnosis. Tabel keputusan untuk gejala- gejala penyakit TBC yang menyerang organ tubuh manusia dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tabel keputusan untuk gejala-gejala penyakit TBC
Kode Gejala Penyakit TBC
P1 P2 P3 P4 P5 GJL01 Batuk 3 minggu berdahak putih
atau berdarah
Y Y Y Y Y
GJL02 Nafsu Makan Menurun Y Y Y Y Y
GJL03 Penurunan Berat Badan selama 1-3 minggu
Y Y Y Y Y
GJL04 Keluar keringat sangat banyak pada malam hari
Y Y Y Y Y
GJL05 Nyeri dada kontak langsung dengan penderita TBC positif
Y Y Y Y Y
GJL06 Badan Terasa Lemas Y Y Y Y Y
GJL07 Suhu tubuh antara 37,2 - 38,0 derajat celcius
Y Y Y Y Y
GJL08 Sesak nafas atau nyeri dada Y Y Y Y Y GJL09 Keluar cairan nanah pada lapisa
kulit
Y GJL10 Gangguan kesadaran atau
kejang-kejang
Y
GJL11 Urine yang bercampur darah Y
GJL12 Muntah-muntah dan nyeri pada perut
Keterangan :
P1 = Jenis penyakit TBC 1 yaitu TB Paru P2 = Jenis penyakit TBC 2 yaitu TB Tulang P3 = Jenis penyakit TBC 3 yaitu TB Usus P4 = Jenis penyakit TBC 4 yaitu TB Otak P5 = Jenis penyakit TBC 5 yaitu TB Ginjal
Berdasarkan analisis dari tabel keputusan, maka dapat dibuat himpunan kaidah produksi diagnosis penyakit TBC dengan menggunakan IF-THEN, dimana IF merupakan bagian premis atau informasi masukan sedangkan THEN merupakan konklusi atau kesimpulan.
10. Perancangan mesin inferensi
Main menu
user admin Exit
konsultasi
Hasil Konsultasi Penambahan
Pengetahuan Login
Olah data penyakit Olah data
g ejala
11. Struktur antarmuka pengguna
Dalam sistem ini user interface dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mengoperasikan sistem, sehingga pengguna mengerti apa yang harus dilakukan terhadap sistem. User interface ini juga dirancang untuk memasukan gejala yang dialami pengguna, menampilkan hasil diagnosa penyakit dan mengolah data basis pengetahuan. Sistem ini memiliki beberapa tampilan user interface yaitu tampilan menu utama, tampilan konsultasi, tampilan hasil proses konsultasi dan tampilan menu expert.
[image:33.595.115.524.387.635.2]Seluruh tampilan dapat dilihat pada struktur antarmuka pengguna pada Gambar 9 berikut.
12. Desain interface menu utama
Gambar 10. Interface menu utama
3.2.1.3Pengkodean Program
3.2.1.4Pengujian Program
Tahap ini merupakan pengujian dari keseluruhan tahap-tahap yang telah di lalui dimulai dari analisis kebutuhan hingga tahap kode program. Tahap pengujian ini mencari kesalahan-kesalahan yang telah terlewati dari tahap sebelumnya sehingga apabila terdapat kesalahan dalam aplikasi ini maka dapat diperbaiki lagi.
3.2.1.5Pemeliharaan
Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.
3.3 Rencana Pengembangan Sistem
Berikut rencana pengembangan sistemini pada Tabel 3.2 3.1 Tabel Work Breakdown Structure (WBS)
WBS Gugus Tugas (Task) Durasi
1. Analisis
1.1. Literatur tentang Sistem pakar dan penyakit
Tuberculosis (TBC) 5 Hari
1.2 Menentukan aplikasi yang dibutuhkan untuk
membangun sistem 1 Hari
1.3 Menentukan Database 8 Hari
1.4 Menentukan cara kerja yang berjalan 4 Hari 2 Design
2.1. Design database 15 Hari
2.2 Design interface 14 Hari
2.3 Design menu 15 Hari
3. Coding
3.1 Coding 30 Hari
4. Testing
4.1 Evaluating Coding 3 Hari
4.2 Evaluating keseluruhan program 6 Hari
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem ini dapat digunakan sebagai sarana alternatif untuk melakukan konsultasi mengenai penyakit Tuberculosis (TBC).
2. S i st em i ni dapat m elakukan di agnosi s pen yaki t Tuberculosis (TBC) sesuai dengan data-data yang didapat dari narasumber dengan menerapkan metode forward chaining.
5.2 Saran
Untuk menyempurnakan sistem yang telah dibuat ini diberikan saran :
1. Dalam pengembangannya, diharapkan dalam pengumpulan data-data yang lebih lengkap agar menghasilkan informasi penyakit yang lebih akurat. 2. Adanya penilaian akurasi dari hasil diagnosis agar dapat mendapatkan hasil
Nama : Ruly Ramadani Tempat Lahir : Tanjung Karang
Tgl Lahir : 11 Mei 1988
Agama : Islam
NPM : 0617032023
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan/Prodi : Ilmu Komputer/Ilmu Komputer
Tgl Lulus Ujian Skripsi : 4 Mei 2012
Alamat : Jl. R.A. Kartini gg. Idrus no. 25 Kel. Palapa Bandar Lampung
Asal SMA : SMA YP UNILA Bandar Lampung
Nama Orang Tua : Sulaiman Sartana
Pembimbing : 1. Dra.Wamiliana.M.A.,Ph.D. 2. Ossy Dwi Endah W., M.T.
Penguji : Ir. Machudor Yusman, M.Kom.
Tes Toefl : 1. Nomor : 2647/UN.26/14/DT/2012 2. Tanggal : 24 April 2012
3. Nilai : 417
Judul Skripsi : PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT