• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman Sosiologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rangkuman Sosiologi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

 Sosiologi (1939): latin Socius (kawan/masyarakat), Yunani logos (kata/berbicara)

 Obyek sosiologi adalah masyarakat

 Metode Sosiologi adalah cara sosiologi mempelajari objeknya yaitu masyarakat.

Macam-macam metode dalam sosiologi:

a. Metode Kualitatif: Mengutamakan bahan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka bersifat eksak. Ex: metode historis, metode komparatif(membandingkan)

b. Metode kuantitatif: mengutamakan bahan bahan dengan angka angka sehingga gejala yang diteliti dapat diukur. Ex: Metode statistik

c. Metode kasus

d. Metode berdasarkan jenisnya:

 Induktif: mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yangberlaku dilapangan secara umum

 Deduktif: mulai dari kaidah-kaidah yang dianggap umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan khusus

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI INDONESIA  AJARAN-AJARAN:

 Ajaran Wulang reh: diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro ke V dari surakarta, mengajarkan tatahubungan antara masyarakat jawa yang berasal dari golongan2 yang berbeda

 Ajaran oraganisasi taman siswa

 Rechts Hooge School / Sekolah tinggi hukum di jakarta

Perspektif Sosiologi

 Perspektif Sosiologi: sudut pandang berisi kerangka konseptual berisi nilai asumsi danide-ide

 Proses sosial: pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama

 Interaksi Sosial: hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok-kelompok, perorangan kelompok.

Interaksi sosial

 Syarat terjadinya interaksi sosial:

 Kontak sosial: - Bentuk: hub.perorangan, hub.kelompok dgn kelompok,....

(2)

 Komunikasi: proses menyebabkan seseorang memberikan tafsiran tentang prilaku fihak lain mengenai hal-hal apa yangingin disampaikan oleh pihak itu

 bentuk-bentuk interaksi sosial: kerjasama, persaingan, pertikaian, akomodasi.

 Paradiama LASWELL: komunikator, pesan, media, komunikan, efek

 Faktor-faktor yg mendasari proses interaksi:

 Imitasi: Dampak positif, imitasi dapat mendorong seseorang u/ mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yg berlaku. Negatif, kalau yg ditiru a/ tindakan yg menyimpang dapat melemahkan daya kreasi seseorang

 Sugesti: Seseorang memberikan pandangan kepada orang lain

 Identifikasi: kecenderungan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain

 Simpati: suatu proses seseorang merasa tertarik dengan pihak lain

Kaidah dan lembaga kemasyarakatan

 Kaidah: pedoman tentang bagaimana seseorang berprilaku secara pantas atau bagaimana berprilaku sebagaimana yang diharapkan

 Cara sosiologi u/ membedakan kekuatan mengikat dari suatu norma ada empat pengertian:

Cara, kebiasaan, tatakelakuan, adat istiadat.

 Proses pelembagaan (Institutionalization), Melembaga (institutionalized) dikatakan telah melembaga: diketahui, dipahami, ditaati, dihargai. Pelembagaan (internalized)

 Lembaga kemasyarakatan: istilah Social institution (inggris), soziele gebilde (jerman), Pranata sosial dan pembangunan sosial (indonesia)

 Cara-cara umum lembaga kemasyarakatan:  Merupakan suatu organisasi

 Mempunyai tingkat kekekalan  Mempunyai tujuan

 Cara mempelajari lembaga kemasyarakatan ada 3 pendekatan:  Analisis secara historis (sejarah)

 Analisis Komparatif (membandingkan)  Analisis fungsional

Lapisan masyarakat (Stratifikasi sosial)

(3)

 Dasar lapisan masyarakat: ukuran kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kehormatan

 Unsur-unsur lapisan masya: kedudukan (status) dan peran (role)  Ada 2 macam status:

ASCRIBE STATUS: kedudukan tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah atau kemampuan, biasanya ada pada kaum bangsawan

ACHIEVED STATUS: kedudukan yang dicapai dengan usaha

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL  Dasar pembentukan kelompok:

 Manusia tak bisa hidup sendiri

 Manusia memiliki naluri untuk hidup bersama  Akibat adanya interaksi

 Karakteristik kelompok sosial:

 Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok

 Ada hubungan timbal balik antar anggota  Ada suatu faktor yang dimiliki bersama

 Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola prilaku  Bersistem dan berproses

 Tipe-tipe kelompok sosial:

 Ingroup: kelompok sosial dengan mana individu mengidentifikasikan dirinya. (kami)

 Outgroup: kelompok sebagai lawan ingroup (mereka)

 Primary group: dgn ciri-ciri setipa anggotanya saling mengenal. Ex. Keluarga, RT.

 Secondary group: kelompok yg terdiri dari bangyaknya anggota, antar anggotanya tidak harus saling mengenal. Ex: PERSAHI, IDI

 Gemeinschaft (paguyuban): bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal.

 Ciri-cirinya: Itimate(mesra), private(pribadi), exclusive  3 tipe paguyuban: Gemeinschaft by blood (keluarga),

gemeinschaft by place(RT, RW), gemeinschaft by maid (ideologi yg sama, golkar, pdi)

 Gesselschaft (petembayan): ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka yang pendek. Ex: hubungan antar pedagang,  Formal group: kelompok yg mempunyai peraturan yg tegas,

dan diciptakan oleh anggota-anggota u/ mengatur hubungan antar sesamanya.

(4)

 Membership: kelompok dimanasetiap orang secara pisik menjadi anggota kelompok tersebut

 Reference group: kelomppok sosial yg menjadi acuanseseorang (bukan kelompok) untuk membentuk pribadi dan prilakunya.

 Kelompok sosial yang tidak teratur:

 Kerumunan; kelompok sosial yg bersifat sementara, tidak teroraganisasi, interaksi sosial bersifat spontan, suatu kerumunan yang sudah beraksi mempunyai kecenderungan bersifat merusak

 Publik: kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Public/punlik: Khalayak, umum

Publikasi:kegiatan menyebar luaskan informasi kpd khalayak dgn menggunakan media komunikasi.

Public Relation(PR): HUMAS  Macam-macam kerumunan:

 Kerumunan yg positif dengan stuktur sosial:  Khalayak penonton

 Kelompok ekspresif yg direncanakan. Ex: pesta dansa, pesta disco

 Kerumunan yg bersifatsementara(CASUAL CROWD;

 Kumpulan yg kurang menyenangkan (inconvenient agregations)

 Kerumanan dalam keadaan panik(Panic Crowd)

 Kerumunan penonton (Spectator Crowd). Ex: melihat korban tabrak lari.

 Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (Lawless Crowd)

 Kerumunan yg bertindak emosional/ACTING MOBS  Kerumunan yang bersifat immoral/IMMORAL CROWD

Kebudayaan dan kemasyarakatan

kebudayaan asal kata latin colere artinya mengolah.

 Menurut kuntjaraningrat; asal kata sansekerta; buddayah, bentuk jamak dari buddhi=budi/akal, merupakan keseluruhan gagasan, dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hsil karya tersebut.

 Menurur Selo Sumardjan dan Sulaeman Sumardi; pengertian kebudayaan bila dirumuskan menurut istilah dalam bahasa indonesia adalah semua hasil, karya, rasa,dan cipta masyarakat.  Unsur kebudayaan yg bersifat Universal

(5)

 bahasa  kesenian

 sistem mata pencaharian

 sistem tek nologi dan peralatan  Sifat hakekat kebudayaan:

 Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat prilaku manusia

 Kebudayaan pernah lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yg bersangkutan

 Kebudayaan diperluka o/ manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya

 Kebudayaan mencakup aturan aturan yg bersifat kewajiban2, tidakan2 yg diterima dan ditolak, tindakan2 yg diijinkan dna dilarang.

 Bagaimana kebudayaan ini terwujud:

 Wujud kebudayaan sbg kompleks dari ide gagasan: bersifat abstrak, ada dalam pikiran

 Wujud kebudayaan sbg kompleks dari aktifitas kelakuan berpola

 Wujud kebudayaan sbg kompleks dari hasil karya manusia  Mengapa disosiologi perlu dibahas tentang kebudayaan?

Karena dalam kehidupan nyata antara sosiologi dan kebudayaan tidak dapat dipiashkan atau merupakam dwi tunggal, objek sosiologi a/ masya. Orang yg mempelajari sosiologi dimana memusatkan perhatian terhadap masya tak dapat mengenyampingkan kebuyaan dengan begitu saja.

Perubahan sosial dan kebudayaan

Selo sumadjan: perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masya, yg mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai2 sikap dan pola prilaku diantara kelompok2 dalam masya.

 Bentuk perubahan sosial dan kebudayaan 1. Perubahan lambat dan perubahan cepat

a. Evolusi; memerlukan waktu yg lama, terjadi dengan sendirinya, terjadi karena usaha untuk menyesuaikandiri dengan keperluan2, keaaan2 atau kondisi yg baru yg sejalan dgn pertumbuhan masya.

Teori tentang evolusi:

 Unilinear Theori of evolution: manusia mengalamiperkembangan sesuai tahapan-tahapan tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana kemudian bentuk yang kompleks sampai pd tahap yg sempurna

(6)

 Multilined theori of evolution: teori ini menitik beratkan terhadap tahapan2 perkembangan tertentu pd evolusi masya.

b. Revolusi: proses perubahan sosian dan kebudayaan yg berlangsung dengan cepa

Syarat terjadinya revolusi

 Harus ada keinginan u/ mengadakan suatu perubahan  Adanya seorang yg memimpin

 Pimpinan dapat menampung keinginan masyarkat

 Pimpinanharus dapat mewujudkan tujuan yg ingin di capai  Karus tepat momentumnya

2. Perubahan kecil dan besar

3. Perubahan yang dikehendaki/ INTENDED CHANGE, perubahan yg direncanakan/PLANNED CHANGE, peruhan tidak dikehendaki/ UNINTENDED CHANGE, perubahan yang tidak direncanakan UNPLANNED CHANGE.

Pihak yang mengkehendaki perubahan dalam intended change dan planned change disubut agent of change, yaitu seorang/sekelompok orang yg mendapat kepercayaan masyarakat dalam mengubah sistem sosial.

 Faktor-faktor yg menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan  Bertambah/berkurangnya penduduk

 Penemuan-penemuan baru  Pertentangan masyarakat

 Terjadinya pemberontakan/ revolusi

 Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan 1. Faktor yg mendorong perubahan

 Kontak dengan kebudayaan lain  Sistem pendidikan yang maju

 Toleransi terhadap perbuatan yangmenyimpang 2. Faktor yang mengalami perubahan

 Kurangnya hubungan dengan komunitas masya lainnya  Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

 Sikap masya yg masih tradisional dan konvensional  Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat  Ketinggalan budaya / CULTURAL LAG

 Modernisasi Syarat-syarat:

 Cara berpikir yang ilmiah

 Sistem administrasi negara yang baik  Adanya pengumpulan yg baik dan teratur

(7)

 Sentalisasi wewenang dalam pelaksanaan social planning

SISTEM PENGENDALIAN SOSIAL/ SOCIAL CONTROL  Tujuan pengendalian sosial:

 Untuk mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan dalam masyarakat

 Untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan atau keseimbangan

 Sifat pengendalian sosial;  Preventif/ pencegahan

 Refresif/ penanggulangan/ mengembalaikan keserasian yang pernah mengalami kegangguan

 Alat-alat pengendalian sosial wujudnya:

 Pemindanaan: suatu larangan yg apabila dilanggar akan mendapat kesengsaraan

 Ronfensasi;

 Terapi dan konsiliasi: Pengendalian sosial:

 Formal: aturan-aturan tertulis, bersifat secara resmi, dan mengikat

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia pada Pasal 1 angka 1 BAB I tentang Ketentuan Umum, yang dimaksud dengan Hak Asasi

Sebagai partisipasi Perusahaan atas terjadinya gempa bumi tersebut dan untuk meringankan beban masyarakat yang terkena musibah, Perusahaan telah memberikan perlakuan khusus

And that is really an appeal to the entrepreneurs out there: if you have an idea that people are doing it wrong, do it right and try and win in the marketplace, because you’ve

Data curah hujan kota Bandar Lampung (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Lampung, 2013).. Data curah hujan kota Bandar Lampung (Badan Meteorologi Klimatologi

Proses stasioner ini terjadi pada saat tangki pengaduk karena pada saat itu, tidak ada perubahan apapun yang melibatkan waktu dan merupakan sistem operasi

Iku kawruh kang sampurna kang wus khusus yen nora mengkono nyahi, luput tur sasar wong iku, kang garwa umatur aris, dhuh sinuhun guruning ngong.. Kados pundi kawula

melibatkan 10 orang siswa untuk menguji dan menyempurnakan produk yang sudah dibuat. Beberapa masukan selama uji coba awal digunakan untuk melakukan evaluasai dan revisi

Untuk mendapatkan hasil yang optimum, maka dalam pengemasan bahan pangan, perlu diketahui sifat dan karakteristik bahan yang akan dikemas, sehingga dapat menentukan jenis kemasan