• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FUNGSI DAN PERANAN NYANYIAN NUTU KU LESUNG PADA UPACARA KERJA TAHUN DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN FUNGSI DAN PERANAN NYANYIAN NUTU KU LESUNG PADA UPACARA KERJA TAHUN DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN FUNGSI DAN PERANAN NYANYIAN NUTU KU

LESUNG PADA UPACARA KERJA TAHUN

DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK

KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WIRANATA SEMBIRING

NIM. 2103340070

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Wiranata Sembiring. NIM 2103340070. Kajian Fungsi dan Peranan Nyanyian Nutu Ku Lesung pada Upacara Kerja Tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui keberadaan nyanyian nutu ku lesung, untuk mengetahui bentuk nyanyian nutu ku lesung, untuk mengetahui peranan keberadaan nyanyian nutu ku lesung, untuk mengetahui hambatan yang terjadi ketika nyanyian nutu ku lesung tidak dilakukan dalam kegiatan nutu ku lesung dalam upacara kerja tahun Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.

Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan keberadaan, pengertian bentuk nyanyian nutu ku lesung, pengertian nyanyian nutu ku lesung, pengertian peranan nyanyian nutu ku lesung, pengertian nyanyian nutu ku lesung pada upacara kerja tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Penelitian ini dilakukan di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Dokan dan yang menjadi sampel adalah hanya 8 orang pelaku kegiatan nutu ku lesung. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap 8 orang sampel.

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa fungsi dan peranan nyanyian nutu ku lesung adalah untuk memisahkan gabah dari padi sehingga menjadi beras dan kemudian beras dihaluskan dengan cara ditumbuk hingga menjadi tepung, sebagai bahan dasar pembuatan cimpa yang menjadi makanan khas pada saat upacara kerja tahun. Kerja tahun di desa ini diadakan pada bulan Maret atau April. Namun kegiatan nutu ku lesung yang dulunya dilakukan oleh singuda-nguda, sekarang dilakukan oleh nini-nini. Sehingga dapat dilihat bahwa kegiatan ini tidak dilestarikan oleh singuda-nguda masyarakat Karo di Desa Dokan.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Kajian Fungsi dan Peranaan Nyanyian Nutu Ku Lesung pada Upacara Kerja Tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

3. Uyuni Widyastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan,

4. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,

5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik dan sebagai dosen pembimbing skripsi I,

6. Mukhlis Hasbullah, M.Sn, Pembimbing skripsi II,

7. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan, 8. Para Pegawai Tata Usaha FBS Universitas Negeri Medan.

9. Kepada orangtua tercinta, Ibunda tercinta Sinta Br Tarigan, yang selalu mendidik, memberikan kasih penulisng yang tak terhingga mendukung baik secara moril maupun materil, memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada hentinya demi kesuksesan ananda.

10. Buat teman teristimewa yang telah membantu penulisan : Pepayosa Br Sialoho

11. Buat teman-teman penulis : Ricky Noris Bukit, Iwanda Sitepu, Yobi Sinuhaji, S.Pd, yang sudah memberikan penulis semangat sehingga terselesainya skripsi ini dan memberikan motivasi kepada penulis dan untuk teman-teman penulis yang lain yang sedah menyusun skripsi.

12. Buat narasumber Sabab Br Ginting Munthe, Kristian Tarigan Tua, Simon Ginting Munthe, Jendalit Br Tarigan, dan bang Brevin Tarigan, M.Sn, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang sangat penting untuk penelitian penulis.

(8)

iii

Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

Wiranata Sembiring

(9)

iv

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 7

E.Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A.Landasan Teoritis ... 11

B.Kerangka Konseptual ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 23

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

C.Populasi dan Sampel ... 24

1. Populasi ... 24

2. Sampel ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

1. Observasi Lapangan ... 26

2. Wawancara ... 26

3. Dokumentasi ... 27

4. Studi Kepustakaan ... 28

(10)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Data Lokasi dan Tempat Penelitian ... 30

1. LetakGeografis ... 30

2. Kependudukan ... 31

3. DesaDokan ... 32

B.Kerja Tahun ... 34

C.Keberadaan Nyayian Nutu Ku Lesung ... 38

D.Fungsi dan Peranan Nyanyian Nutu Ku Lesung ... 51

1. FungsiNyanyianNutu Ku Lesung ... 51

2. PerananNyanyianNutu Ku Lesung ... 53

E.Hambatan Yang Terjadi Ketika Nyanyian Nutu Ku Lesung di Nyanyikan Tidak Dalam Kegiatan Nutu Ku Lesung ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 57

B.Saran ... 58

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Contoh Irama Dengan Notasi Balok ... 18

Gambar 2.2 Contoh Melodi Dengan Notasi Balok ... 18

Gambar 2.3 Contoh Harmoni Pada Notasi Balok ... 19

Gambar 4.1. DesaDokan ... 32

Gambar 4.2. WawancaradenganWarga... 37

Gambar 4.3. LesungBerwadahSatu ... 39

Gambar 4.4. LesungBerwadahLebih Dari Satu... 40

Gambar 4.5. TempatLesungBerada ... 44

Gambar 4.6. RitemLesung ... 46

Gambar 4.7. NotasiNyanyianNutu Ku Lesung ... 48

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia terdiri dari 5 pulau besar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, serta ribuan pulau-pulau kecil. Kelima pulau tersebut didiami oleh banyak suku dengan identitas tersendiri. Identitas tersebut menjadi ciri khas masing-masing etnis dengan latar belakang budaya masing-masing. Identitas yang melekat pada masyarakat pemilik kebudayaan tentu tercipta tidak dengan sendirinya, melainkan melalui banyak proses secara estetika, etika maupun terkait filosofinya.

Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Batak adalah etnis yang memiliki jumlah jiwa terbanyak di Sumatera Utara. Sub Suku Batak terdiri dari, Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Batak Pakpak, dan Batak Karo (Sumber http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara).

Batak Karo berdiam di Kabupaten Karo (Ibukota Kabanjahe). Namun sebagian juga tersebar di Kabupaten Langkat dan Deli Serdang. Mereka yang bermukim di wilayah Kabupaten Karo kerap disebut Karo Gunung, sementara yang bermukim di Kabupaten Langkat kerap disebut Karo Langkat.

(13)

2

jenis tanaman mulai dari buah-buahan, sayur-sayuran dan rempah-rempah yang berkualitas sehingga banyak hasil tanam yang diimport. Karena berada di dataran tinggi, Pemerintah Kabupaten Karo terus mengupayakan daerah ini menjadi tujuan wisata yang terus diincar oleh wisatawan.

Menurut buku (Gintings, E. P., 1999:175), Suku Batak Karo mempunyai budaya yang mengikat masyarakat Batak Karo begitu juga dengan kehidupan spiritual pada zaman dahulu yang menganut Agama Pemena. Agama Pemena juga disebut Agama Perbegu (Roh Halus). Latar belakang pemikiran masyarakat Karo yang hidup pada saat itu sudah ada pada zaman prahistoris. Masyarakat Karo yang hidup pada Agama Pemena merasakan dan mengalami semua aspek kehidupannya diresapi oleh konsep keberagamannya. Dalam Agama Pemena atau Animisme di Karo dijumpai susunan tertentu budi masyarakat Karo. Suatu cara tertentu di dalam memahami atau mengalami dunia dan pencipta. Seiiring dengan berubahnya zaman, kepercayaan masyarakat Karo pun berubah menjadi kepercayaan yang mengakui adanya Tuhan sesuai dengan kepercayaan yang disahkan oleh Pemerintah Indonesia.

Pada masyarakat Karo diketahui ada empat upacara besar yang masih dilakukan sampai saat ini. Adapun keempat upacara tersebut adalah mengket rumah, simate-mate, nereh empo, dan kerja tahun. Salah satu yang menjadi topik

(14)

3

kerja tahun yang diadakan satu tahun sekali ini agar setiap aktivitas pertanian

yang dilakukan bisa menghasilkan hasil panen yang melimpah.

Rangkaian kegiatan tradisi kerja tahun ini biasanya dilaksanakan selama enam hari. Selama enam hari akan ada kegiatan yang berbeda-beda setiap harinya. Hari pertama, disebut dengan kegiatan cikor-cikor dimana kegiatan ini penanda pelaksanaan upacara kerja tahun. Ditandai dengan kegiatan mencari korkor (sejenis serangga yang tinggal dalam tanah) di ladang. Hari kedua, disebut dengan cikurung penduduk mencari kurung (sejenis hewan sawah) di area persawahan.

Hari ketiga, disebut dengan ndurung masyarakat-masyarakat mencari ikan di sungai. Hari keempat, diisi dengan kegiatan mantem (penyembelihan lembu / babi). Hari kelima, matana (puncak perayaan upacara kerja tahun). Di hari ini rasa syukur ditunjukkan dengan saling mengunjungi sesama warga dan beberapa hiburan yang ditampilkan oleh muda-mudi masyarakat setempat dengan mengadakan suatu acara menari bersama di losd (wisma). Hari keenam, dilaksanakan nimpa, kegiatan membuat cimpa (makanan khas Karo yang terbuat dari beras/ketan).

Dalam pembuatan cimpa ada beberapa metode salah satunya melalui proses nutu i lesung. Keenam proses tersebut dulunya menjadi suatu kewajiban dalam proses menyambut kerja tahun di berbagai desa di Kabupaten Karo. Namun dalam penelitian ini penulis hanya mengangkat salah satu proses dalam kerja tahun yaitu nutu i lesung.

(15)

4

adalah alat tradisional dalam pengolahan padi atau gabah menjadi beras. Fungsi alat ini memisahkan kulit gabah dari beras secara mekanik. Lesung terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu berukuran kecil dengan panjang sekitar 2 meter, lebar 0.5 meter, dan kedalaman sekitar 40 centimeter. Lesung terdiri dari 4 – 8 wadah cekung, biasanya dari kayu besar yang dibuang bagian dalamnya. Gabah yang akan diolah ditaruh di dalam lubang tersebut. Padi atau gabah lalu ditumbuk dengan alu (tongkat tebal dari kayu), berulang-ulang sampai beras terpisah dari gabah. Sehingga nutu i lesung dalam penelitian ini adalah pekerjaan menumbuk beras hingga menjadi tepung (yang akan digunakan untuk membuat cimpa) yang dilakukan di lesung.

Penumbukan padi atau gabah dilakukan oleh 4 – 8 wanita (yang berumur 40 – 60 tahun) secara beramai-ramai sambil bercerita hingga tanpa disadari saat menumbuk padi inilah tercipta nyanyian nutu ku lesung. Ini merupakan salah satu budaya masyarakat Karo yang menjunjung tinggi kebersamaan yang sering disebut dengan kearifan lokal. Saat ini lesung sudah tidak dipakai lagi karena tuntutan hidup dan zaman yang berubah yang akhirnya membuat masyarakat Karo merasa proses tersebut tidak penting karena ada cara yang lebih efesien dan efektif.

tetika, etika dan falsafahnya masyarakat Karo. Hal ini dapat terwujud dari ibu-ibu atau anak perempuan yang telah dewasa yang melakukan nyanyian nutu i lesDi sinilah kemudian fungsi dan peranan nyanyian nutu ku lesung terabaikan

(16)

5

sangat sulit untuk ditemukan terkhususnya di desa-desa yang berada di Kabupaten Karo karena lesung sudah tidak dipakai dan dianggap penting lagi oleh sebagian besar masyarakat Karo. Namun bukan berarti budaya atau tradisi nutu ku lesung punah dari masyarakat Karo. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan lesung yang terdapat di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Menurut narasumber yang bernama Jenda Lit Br. Tarigan (15 Mei 2015), salah satu masyarakat Desa Dokan, mengatakan bahwa kegiatan nutuku lesung masih dilakukan hingga saat ini baik dalam kegiatan upacara kerja tahun maupun pertunjukkan tertentu.

Atas dasar inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lagi mengenai makna lain dalam proses nutu i lesung dengan judul “Kajian Fungsi dan Peranaan Nyanyian Nutu Ku Lesung pada Upacara Kerja Tahun di Desa

Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo”.

B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor-faktor yang berupa permasalahan. Setyosari (2012:64), Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian bukan sekadar jumlah masalah, tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu karena masalah yang dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau signifikansi untuk dipecahkan.

(17)

6

1. Bagaimana bentuk lesung di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo?

2. Bagaimana keberadaan nyanyian nutu ku lesung pada upacara kerja tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo?

3. Siapa saja yang berperan dalam nyanyian nutu ku lesung pada upacara kerja tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo?

4. Bagaimana peranan nyanyian nutu ku lesung pada upacara kerja tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo?

5. Bagaimana fungsi nyanyian nutu ku lesung pada upacara kerja tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo?

6. Hambatan apa yang terjadi ketika nyanyian nutu ku lesung dinyanyikan tidak dalam kegiatan nutu ku lesung?

C.Pembatasan Masalah

Tahir (2011:19) mengatakan pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah diidentifikasikan. Dengan demikian masalah yang akan dibatasi menjadi lebih khusus, lebih sederhana dan gejalanya akan lebih mudah diamati karena dengan pembatasan masalah maka semasyarakat peneliti akan lebih fokus dan terarah sehingga tahu kemana akan melangkah selanjutnya dan apa tindakan selanjutnya.

(18)

7

dilakukan. Hal ini dilakukan agar permasalahan tidak terlalu luas kepada aspek – aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan.

Dari teori di atas penulis menyimpulkan beberapa pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan nyanyian nutu ku lesung di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo?

2. Bagaimana kajian fungsi dan peranan nyanyian nutu ku lesung pada upacara kerja tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo?

3. Hambatan apa yang terjadi ketika nyanyian nutu ku lesung dinyanyikan tidak dalam kegiatan nutu ku lesung?

D.Rumusan Masalah

Tahir (2011:19), Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.

Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan – pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana penelitian akan dibawa, dan apa saja yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti.

(19)

8

nyanyian nutu ku lesung pada upacara kerja tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo?”.

E. Tujuan Penelitian

Menurut Darmadi (2011:24), Tujuan Penelitian adalah sumber pengetahuan yang relevan agar dapat menerangkan pentingnya permasalahan yang hendak dicapai dengan melakukan pengembangan dan usaha penjelasan teori yang yang di dukung oleh fakta – fakta dan penunjang yang ada.

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian, isi dan rumusan tujuan mengacu pada isi dan rumusan tujuan penelitian sejajar dengan rumusan masalah penelitian perbedaannya hanya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya sedangkan rumusan tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan. Tahir (2011:20), Tujuan penelitian terdiri dari tujuan khusus dan tujuan secara umum. Tujuan umum menggambarkan secara singkat melalui suatu kalimat yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir – butir misalnya (1.2.3) yang mengacu pada rumusan masalah yang lebih spesifik.

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :

(20)

9

2. Untuk mengetahui fungsi dan peranaan nyanyian nutu ku lesung pada upacara kerja tahun di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. 3. Untuk mengetahui hambatan apa yang terjadi ketika nyanyian nutu ku

lesung dinyanyikan tidak dalam kegiatan nutu ku lesung.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menunjukan pada pentingnya penelitian dilakukan, baik dalam pengembangan ilmu dan referensi penelitian lebih lanjut. Dengan kata lain manfaat penelitian berisi uraian yang menunjukan bahwa masalah yang dipilih memang layak diteliti.

Hariwijaya (2008:50),Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam pengembangan ilmu dan manfaat bidang praktik.

Dari referensi yang dikutip di atas maka penulis memaparkan berbagai manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Sebagai sarana media baca untuk memacu pentingnya menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi daerah khususnya budaya dan tradisi Karo yang semakin lama semakin tergeser oleh budaya modern saat ini.

2. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain berikutnya yang memiliki keterkaitan tentang budaya dan tradisi masyarakat Karo.

(21)

10

4. Sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang akan di teliti mengenai bahan informasi kepada masyarakat Karo mengenai nutu i lesung pada masyarakat Karo.

(22)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah ditulis, kesimpulan yang bias dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Seiring dengan semakin majunya zaman, maka kegiatan nutu ku lesung di Desa Dokan juga tidak lagi dilestarikan oleh singuda-nguda desa. Masyarakat sudah menggunakan mesin untuk menghaluskan beras. Sehingga sampai saat ini nyanyian nutu ku lesung juga tidak lagi dilakukan oleh singuda-nguda, melainkan dilakukan oleh nini-nini (yang dulunya mereka jugalah pelaku kegiatan nutu ku lesung tersebut).

2. Yang terlibat dalam nyanyian nutu ku lesung tersebut adalah seluruh masyarakat Desa Dokan. Hanya saja yang melakukan kegiatan nutu ku lesung adalah hanya nini-nini sementara masyarakat lainnya sebagai

penonton ataupun orang yang memeriahkan kegiatan tersebut. 3. a. Fungsi nyanyian nutu ku lesung

(23)

58

pengungkapan emosional, fungsi kesinambungan budaya dan fungsi pengintegerasian masyarakat.

b. Peranan nyanyian nutu ku lesung

Bagi masyarakat Desa Dokan nyanyian nutu ku lesung hanya berperan untuk menghilangkan kebosanan saat melakukan kegiatan nutu ku lesung dan juga sebagai alat komunikasi peluapan emosi terungkap di

syair-syair nyanyian nutu ku lesung yang secara spontan di nyanyikan sesuai dengan situasi saat nutu ku lesung oleh pelaku penumbukan padi itu sendiri.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah :

1. Bagi penelitian selanjutnya peneliti harus lebih mengetahui dasar-dasar teori untuk meneliti nyanyian nutu ku lesung tersebut, seperti teori seni pertunjukan, teori fungsi dan teori analisa musikal yang ada agar hasil penelitian tersebut lebih baik lagi.

2. Hendaknya setiap komunitas social maupun adat Karo membuat suatu pelatihan khusus dalam menarik minat kepada generasi muda untuk mempelajari budaya Karo yang memiliki nilai esensi yang kokoh sehingga budaya Karo tetap bias dilestarikan terutama oleh generasi muda.

(24)

59

(25)

60

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.,2006,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta

Bungin, Burhan,2007, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan llmu Sosial lainnya, Ed. Pertama, Cetakan Kedua

Darmadi,Hamid, 2011,Metode Penelitian Pendidikan,Bandung : Alfabeta Djohan, 2005, Psikologi Musik, Yogyakarta : Buku Baik

Endraswara,Suwardi, 2006, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta : Pustaka Widyatama

Esterberg,Kristin G.,Qualitative Methods in Social Research, 2002. Gintings, Pdt. DR. E.P., 1999, Religi Karo, Kabanjahe : Abdi Karya

Hadi,Y. Sumandiyo, 2003,Seni dalam Ritual Agama,Yogyakarta :Pinus Book Hariwijaya, M. dan Triton P. B.,2008, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan

Skripsi, Yogyakarta : Oryza

Iskandar,2008, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif),Jakarta : Gaung Persada Press

Jamalus, 1988, Panduan Pengajaran : Buku Pengajaran Musik melalui Pengalaman musik, Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Koentjaraningrat,1974, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : Gramedia

Maryeani,2005,Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta : Bumi Aksara

Setyosari,Punaji,2012,Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Soekanto,Soerjono,2002, Sosiologi Suatu Pengantar,Jakarta : Raja Grafindo Persada

(26)

61

________,2010,MetodePenelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung : Alfabeta ________,2012, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta

Tahir,Muh.,2011, Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan, Makassar : Universitas Muhammadiyah Makassar

Tampubolon,I.,2007,Teori Dasar Musik I-II, Medan : Bahan Kuliah TDM Thompson,Victor A.,1961,Modern Organization, New York

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara

Gambar

Gambar 2.2 Contoh Melodi Dengan Notasi Balok ............................................

Referensi

Dokumen terkait

Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi,

Dengan mengkaji program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat melalui pendekatan di dalam 6 prinsip Kerjasama Pemerintah Swasta, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Activity Diagram Melihat Nilai untuk menjelaskan alur melihat nilai yang di lakukan oleh user guru kelas, setelah melakukan penambahan nilai, guru tersebut dapat melihat hasil dari

Dari hasil pengukuran bathimetri ini nanti bisa diketahui besarnya laju sedimentasi yang terjadi yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi berapa sisa usia guna Waduk

orientasi keberagamaan ekstrinsik sebesar 11,70 dengan SD 1,88 sementara perilaku menyontek memiliki rerata empirik sebesar 75,22 dengan SD 15,44, dapat diketahui

Beberapa hal yang berkaitan dengan batasan penelitian yang diajukan sehubungan dengan penelitian ini antara lain : (a) deteksi secara visual pelanggaran lalulintas

Ketidakbermaknaan korelasi tingkat gejala adiksi internet dengan aktivitas yang dilakukan jika tidak tersedia dana, dapat dijelaskan karena sebagian besar

Karyawan yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan pemimpinnya akan menunjukkan kinerja yang rendah dan cenderung berkeinginan keluar dari pekerjaannya ( turnover