• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR HOTEL BINTANG TIGA DI YOGYAKARTA BERDASARKAN KONSEP ZERO ENERGY BUILDING (ZEB).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP DASAR HOTEL BINTANG TIGA DI YOGYAKARTA BERDASARKAN KONSEP ZERO ENERGY BUILDING (ZEB)."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

BAB V

KONSEP DASAR

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

V.1. Konsep Dasar Zero Energy Building (ZEB) pada Hotel Bintang Tiga

Prinsip dasar mencapai rancangan bangunan Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan konsep ZEB adalah:

 Energi yang digunakan saat pembangunan (konstruksi) dan energi yang dikandung material bangunan (embodied energy) ketika material tersebut diproduksi bukan menjadi pertimbangan utama pembangunan Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta.

 Pertimbangan utama lebih ditekankan pada kemampuan bangunan memproduksi energinya sendiri untuk menyuplai kebutuhan operasional hotel (pasca pembangunan).

 Pembangkitan energi harus berasal dari sumber energi terbarukan yang tersedia pada tapak.

 Strategi rancangan bangunan hemat energi merupakan langkah pertama mewujudkan sebuah Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan konsep ZEB.

 “Peran perancang Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan konsep

ZEB adalah bukan sebagai energy engineers (teknisi penghitung kebutuhan energi)” melainkan untuk menyelesaikan tuntutan dari empat point sebelumnya.

V.2. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Tata Massa  Bangunan multi massa yang diletakkan tersebar.

 Menjaga jarak antar massa bangunan.

(2)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

V.3. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Bentuk

 Bentuk massa bangunan yang tidak terlalu gemuk (ramping) dan sejajar dengan arah angin.

 Menghadirkan bentuk bangunan panggung pada area site paling Timur (yang berkontur rendah).

 Bentuk denah massa bangunan yang ramping untuk mengoptimalkan perolehan cahaya alami.

 Modifikasi bentuk yang mampu memberikan efek pembayangan pada bagian – bagian tertentu bangunan.

V.4. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Orientasi

Bangunan

 Mengorientasikan bangunan dengan sisi lebih panjang pada bagian Utara - Selatan dan lebih pendek pada bagian Timur – Barat.

V.5. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Selubung

Bangunan

 Menggunakan fasad ganda untuk meningkatkan insulasi udara.  Optimalisasi tampilan fasad bangunan, dengan cara:

a. Mengurangi pemakain kaca pada fasad sebelah Timur dan Barat. b. Meningkatkan pemakaian kaca pada fasad sebelah Utara dan Selatan.  Membuat tritisan (overhange) ataupun shading di atas bukaan.

 Menggunakan set back pada entrance yang terlalu lebar.

 Penerapan green roof pada atap dan green wall pada dinding yang sering terekspose sinar matahari.

V.6. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Bukaan  Mengoptimalkan bukaan ke arah Utara - Selatan dan seminimal mungkin

bukaan ke arah Timur – Barat.

(3)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

 Menempatkan minimal dua bukaan untuk ventilasi alami pada dua sisi dinding yang letaknya saling berseberangan.

 Ventilasi alami untuk area dapur & ruang laundry.

 Menempatkan pintu putar (door revolving) pada entrance ruang yang menggunakan ventilasi alami dan sering diakses publik

 Membuat courtyard dan variasi batas tepi pada denah massa bangunan yang terlalu gemuk atau besar.

 Memperhatikan jenis, dimensi, dan penempatan serta karakter bukaan yang sesuai.

 Penerapan kaca ganda (double glazing windows) pada bukaan – bukaan yang terlalu lebar.

 Lebar ruangan yang tidak lebih dari 2,5 kali tinggi bukaan.  Menempatkan bukaan dekat dengan dinding interior.

 Meningkatkan jarak antara sumber cahaya (jendela) dengan langit – langit.

V.7. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Layout

Ruang Dalam

 Menempatkan air mancur / kolam buatan, dan tanaman untuk penyejukan ruang dalam pada area publik hotel yang terlalu luas.

 Menenempatkan ruang - ruang yang mempunyai tingkat kelembaban tinggi pada area bangunan sebelah Timur - Barat.

 Menaikkan lantai ruang utama di atas ketinggian kelembaban yang dekat permukaan tanah.

 Menggunakan langit – langit untuk menghambat transmisi panas dari permukaan atap ke dalam ruang.

 Mendistribusikan cahaya melalui pantulan dari permukaan dinding, lantai dan langit – langit.

 Meminimalkan partisi ruang.

(4)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

V.8. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Tata

Landscape

 Penempatan obyek (dinding, pohon, dll) untuk mengarahkan aliran angin agar mengenai bangunan.

 Penempatan pohon ataupun vegetasi dekat dengan bukaan.

 Memanfaatkan topografi dan obyek sekitar (tanaman) untuk akses pencahayaan dan menciptakan efek pembayangan pada bangunan.

 Penempatan air mancur / kolam buatan pada halaman luar atau pada jalan tempat masuknya angin.

 Menanami rumput atau membuat taman pada permukaan tanah yang tidak terpakai.

 Jalur pejalan kaki menggunakan paving atau concrete block berongga yang diisi rumput.

 Jalur kendaraan dan tempat parkir menggunakan lapisan paving.  Menempatkan kanopi atau pohon teduh pada area parkir kendaraan.

V.9. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Sirkulasi  Penempatan area sirkulasi hotel (koridor, selasar, tangga, dll) pada area

yang sering terjadi pergantian udara alami dan dekat dengan sumber cahaya alami.

 Jenis tangga pada ruang interior adalah yang berlubang / berongga pada bagian railing dan anak tangganya.

V.10. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Tekstur dan

Bahan

 Pemakaian material lantai adalah lantai jenis keramik.

 Perpaduan antara material keramik dengan dinishing cat dinding yang licin dan mengkilat pada dinding interior.

(5)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

 Bahan penutup atap dengan permukaan halus dan berwarna terang mengkilat.

 Langit – langit dengan lapisan permukaan mengkilat dan bertekstur halus.  Bahan untuk bukaan yaitu kaca atau material transparan lainnya.

 Bukaan atap dengan material kaca baur (kaca es) berstekstur kasar.

 Menggunakan pintu dan danding kaca (glass walls & doors) pada area publik.

 Ruang – ruang dengan tingkat privasi tinggi (kamar mandi, toilet, dll) menggunakan dinding dari glass box atau bukaan dari kaca baur (kaca es).  Menggunakan lampu berefisiensi tinggi seperti lampu jenis fluorescent.

V.11. Konsep Dasar Penghematan Energi melalui Pengolahan Warna

 Perpaduan warna terang atau cerah yang menarik secara menyeluruh pada lapisan terluar dinding, lantai, plafon, atap, dan perabot hotel.

V.12. Konsep Dasar Pembangkitan Sumber Energi Terbarukan

Pembangkitan sumber energi terbarukan pada Hotel Bintang Tiga yaitu:  Menggunakan energi surya untuk menghasilkan energinya sendiri dan

menyuplai kebutuhan energi bagunan.

 Pengadaan perangkat pembangkit energi surya berupa Sel Surya (Photovoltaic).

 Memperhatikan orientasi dan posisi peletakan Photovoltaic (PV) terhadap sudut matahari yang sesuai. Orientasi peletakan PV menggunakan cara

Two Axis Tracking. Sedangkan posisi peletakan PV yang sesuai adalah mempertahankan ketegaklurusan antara sinar matahari dengan bidang PV.

V.13. Konsep Dasar Aplikasi Photovoltaic pada Bentuk Bangunan

(6)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

V.14. Konsep Dasar Aplikasi Photovoltaic pada Selubung Bangunan

 Menggunakan photovoltaic sebagai tirai untuk dinding eksterior (curtain walls).

 Menggunakan photovoltaic sebagai material penutup atap yang dipasang secara terpisah ataupun terintegrasi dengan material penutup atap lainnya.

V.15. Konsep Dasar Aplikasi Photovoltaic pada Bukaan

 Penggunaan PV semi-transparant sebagai Glass-Cladding (pembalut kaca).

V.16. Konsep Pendekatan Non-Permasalahan dan Sistem Pendukung

Bangunan

V.16.1. Konsep Tapak

a. Garis Sempadan:

 Area yang terkena garis sempadan dapat dimanfaatkan untuk pagar, perluasan taman, tempat parkir, dll.

b. Kontur:

 Meletakkan menara tampungan air pada area site paling tinggi (di sebelah Barat).

 Menempatkan tanggul di sepanjang batas ketinggian kontur untuk menghindari resiko longsor.

c. Drainase:

 Mengalirkan air hujan ke daaerah peresapan air pada area site sebelah Timur (kontur terendah).

d. Sirkulasi kendaraan:

 Membuat akses keluar - masuk khusus untuk sirkulasi karyawan / pengelola hotel.

e. Kebisingan:

(7)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

 Membuat massa bangunan paling Utara lebih tinggi dari massa bangunan di belakangnya.

 Pagar depan dengan ketinggian maksimum 1,5 m.  Pagar belakang dengan ketinggian minimal 2,5 m.

V.16.2. Konsep Zonafikasi Bangunan  Zona publik, terdiri dari:

Area administrasi (front office & kantor pengelolaan hotel), restaurant, bar, area parkir, lobby / hall, ruang tunggu, lobby lounge, public toilet, ruang yang disewakan (retails), bussines center.

 Zona semi publik / semi privat, terdiri dari:

Function room / banquet room / R. perjamuan, meeting room / ballroom /

R. pertemuan, pre-function room, kolam renang, fitness center, R. billiard, mushola, area dapur, area tata usaha (uniform room, R. linen, R. jahit - menjahit, room boy station, area lost & found), area operasional (gudang, R. penerimaan barang, R. karyawan), R. binatu / laundry, pos keamanan, area manajemen energi bangunan.

 Zona privat, terdiri dari:

Kamar hunian tamu hotel (kamar standar, superior, family, deluxe dan

suite) dan area utilitas

V.16.3. Konsep Struktur

 Sistem struktur rangka kaku dimana struktur ditopang oleh kolom dan balok dengan pola yang tersusun secara grid.

 Digunakan sistem pondasi foot plat untuk mendukung struktur utama dan pondasi batu kali untuk menopang beban yang tidak terlalu berat.

V.16.4. Konsep Utilitas

a. Distribusi Air Bersih

(8)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

b. Pengolahan Limbah

 Sistem pembuangan kotoran pada bangunan yang dibedakan atas disposal cair dan disposal padat.

 Sistem pengolahan air limbah yang digunakan adalah Sewage Treatment Plant (STP).

 Pengolahan sampah dengan cara peletakan tempat sampah pada titik - titik tertentu kemudian dibuang dekat dengan akses keluar – masuk khusus sirkulasi karyawan / pengelola hotel dan dilanjutkan pembuangan di luar site oleh truk pengangkut sampah.

c. Sistem Drainase

 Pembuangan air hujan dibedakan antara pembuangan di dalam dan di luar bangunan.

 Mengusahakan keberadaan ruang terbuka dengan dermukaan tanah berumput (vegetasi) & perkerasan berpori.

d. Sistem Penghawaan Buatan

 Menggunakan sistem AC central / terpusat pada ruang – ruang hotel yang memiliki dimensi ruang yang besar dan daerah pelayanan yang luas (seperti pada ruang perjamuan / function room, ruang pertemuan / ballroom, dll).

 Menggunakan AC split / window pada tiap – tiap kamar hotel.  Menggunakan Exhaust fan pada area – area lembab seperti kamar

mandi, dapur, dan ruang laundry / binatu. e. Transportasi Vertikal

 Sistem transportasi vertikal yang digunakan berupa tangga dan ramp.

f. Sistem Penangkal Petir

(9)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

g. Pencegahan Bahaya Kebakaran (Fire Protection)

 Untuk di dalam bangunan digunakan sistem otomatis, menggunakan smoke detector dan sprinkler,

 Untuk di luar bangunan digunakan sistem manual, menggunakan

(10)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

Daftar Pustaka

Ching, Francis D.K., Bentuk, Ruang, dan Tatanan, Erlangga, Jakarta, 1999. Ching, Francis D.K., Ilustrasi Desain Interior, Erlangga, Jakarta, 1996.

De Chiara, Joseph., Time Saver Standards for Building Types Fourth Edition, McGRAW HILL, 2001.

Dirjen Pariwisata, P enyempurnaan Kriteria Klasifikasi Hotel, Jakarta, 1994.

D.I. Yogyakarta Dalam Angka 2008 / D.I. Yogyakarta in Figures 2008, BPS Provinsi D.I. Yogyakarta, 2008.

Egan, M. David and Olgyay, Victor., Architectural Lighting, McGRAW HILL, 2002.

Hakim, Rustam dan Utomo, Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, 2003. Hodge, B. K., Alternative Energy System and Applications, John Wiley & Sons,

Inc., 2009.

Juwana, S. Jimmy., PanduanSistem Bangunan Tinggi Untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan, Erlangga, Jakarta, 2005.

Lechner, Norbert., Heating, Cooling, Lighting: Metode Desain Untuk Arsitektur, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007.

Moore, Fuller., Environmental Control System: heating cooling lighting, McGRAW HILL, 1993.

Neufert, Ernst., Data Arsitek Jilid I, Erlangga, Jakarta,1992. Neufert, Ernst., Data Arsitek Jilid II, Erlangga, Jakarta, 2002.

Panero, J dan Zelnik, Martin., Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Erlangga, Jakarta, 1979.

Pendit, Nyoman P., Pengantar Ilmu Pariwisata, Pradnya Paramita, Jakarta, 1998. Poerbo, Hartono., Utilitas Bangunan: Buku Pintar untuk Mahasiswa Arsitektur

Sipil, Djambatan, Jakarta, 1995.

Proceedings of the ASEAN CONFERENCE on Energy Conservation in Building,

P.220.

(11)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

Satwiko, Prasasto., Fisika Bangunan 1, C.V. ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2004. Satwiko, Prasasto., Fisika Bangunan 2, C.V. ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2004. Schodek, Daniel L., Struktur, Refika Aditama, Bandung, 1998.

Suwuthi, Ni Wayan, dkk., Akomodasi Perhotelan Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008. The Architect Journal, Principle of Hotel Design, The Architectural Press,

London, 1974.

Torcellini, Paul., Pless, Shanti., Deru, Michael., and Crawley, Drury., Zero Energy Buildings: A Critical Look at the Definition, 2006.

Majalah arsitektur:

Majalah Asri, vol.9 No.09 September 2008.

Futurarc Megazine, 3rd quarter 2008, volume 10.

File file pdf:

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.08/02/34/TH.XII, 2 Februari 2009.

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.15/04/34/TH.XI, 01 April 2009.

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/05/34/TH.XI, 01 Mei 2009.

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.26/07/34/TH.XI, 01 Juli 2009. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.38/10/34/TH.XI, 01 Oktober

2009.

BP Amoco, Building Power for the Future, Building Integrated Photovoltaics. Katalog pariwisata di Yogyakarta, Dinas Pariwisata, DIY.

(12)

Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan Konsep ZEB

Website internet:

http://earth.google.com/

http://maps.google.com/maps

http://teras-ku.blogspot.com/feeds/posts/default

http://www.alambina.net

http://www.amaliaonearth.com/2008/12/03/pearl-river-tower-bakal-net-zero-building-pertama-di-dunia/prb-6/

http://www.hotel-brongto.com

http://www.eia.doe.gov

http://www.energyquest.ca.gov

http://www.greenforesthotel.com

http://www.howstuffworks.com

http://www.kompas.com, Senin, 22 Sepetember 2008., Menggagas “Zero Energy

Building”

http://www.pdf-search-engine.com/zero-energy-building-pdf.html

http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=33478.

http://www.Pse.uajy.ac.id

http://www.puriarthahotel.com

http://www.sanur-beach-hotel.com

http://www.wikipedia.com, Definitions Zero-Energy Building

http://www.wikipedia.com, Influential zero- and low-energy buildings

http://www.wikipedia.com, The Modern Evolution ofZeroEnergy Building

http://www.wikipedia.com, ZEB development efforts

http://www.wikipedia.com, Zero energy building versus green building

http://www.yogyakarta.go.id

http://www.yogyes.com

http://www.youtube.com; Achieving Net-Zero-Energy Design - ASHRAE

http://www.youtube.com; ZEO Building Video

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Kreativitas dalam meramu bahan ± bahan alami menjadi racikan jamu yang bermacam-macam antara lain, jamu beras kencur, jamu kunyit asam dan campuran jamu lainnya yang

Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan lain, perusahaan efek, dalam hal ini sebagai perantara pedagang efek atau disebut juga perusahaan pialang atau broker dalam

Hasil penelitian diketahui bahwa : (1) Sistem Informasi Ekstrakurikuler Berbasis Web di SMA Negeri 1 Purbalingga dikembangkan menggunakan framework Yii, (2) sistem

Kambang yang artinya bunga, sedangkan Reno artinya emas. Ada juga yang menyebut Reno dengan kata perhiasan yang indah-indah. Alasan ini lah yang membuat Kambang

gaya hidup masyarakat saat ini dan perkembangan teknologi, kami melihat adanya peluang yang dapat mendukung pengerjaan thesis kami yaitu melalui Perancangan Bisnis

Bank adalah sebagai lembaga keuangaan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

Kemajuan zaman yang terjadi saat ini dapat mempengaruhi pemahaman generasi penerus bangsa terutama pada siswa terkait dengan nilai- nilai yang terkandung dalam