• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) dengan Pelbagai Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Kandang Ayam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) dengan Pelbagai Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Kandang Ayam"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR

(

Vigna subterranea

(L.) Verdcourt) DENGAN PELBAGAI DOSIS

DAN CARA PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM

RESFIAN ANANTA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)
(3)

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) dengan Pelbagai Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Kandang Ayam adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015

Resfian Ananta

(4)

subterranea (L.) Verdcourt) dengan Pelbagai Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Kandang Ayam. Dibimbing oleh MAYA MELATI.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk kandang yang optimal dan cara pemberian pupuk yang tepat untuk meningkatkan produksi tanaman kacang bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai dengan Juni 2014 di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam dengan empat taraf yaitu 0, 5, 10, dan 15 ton ha-1. Faktor ke dua adalah cara aplikasi pupuk kandang yaitu secara sebar dan dalam alur. Pertumbuhan dan produksi kacang bogor tidak nyata dipengaruhi oleh perlakuan dosis dan cara aplikasi pupuk kandang baik secara tunggal maupun interaksi antar keduanya. Berdasarkan produksi jumlah polong per tanaman, ada indikasi bahwa dosis 6.8 ton ha-1 sudah cukup, sedangkan cara aplikasi tidak menyebabkan perbedaan yang besar pada jumlah polong per tanaman. Tanaman kacang bogor mulai banyak terserang penyakit pada 7 MST, hal ini dapat menyebabkan perlakuan pemberian dosis dan cara aplikasi pupuk kandang tidak berbeda nyata pada semua peubah pengamatan. Kata kunci: kacang-kacangan, pupuk kandang ayam, tanaman substitusi

ABSTRACT

RESFIAN ANANTA. Production and Growth of Bambara Groundnut (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) with Various Rates and Application Method of Chicken Manure. Supervised by MAYA MELATI.

This research aimed to get optimal rate of manure and proper manure application to increase crop production of bambara groundnut. The research was conducted from February to June 2014 at IPB experimental field. The experiment used factorial in randomized complete block design with two factors and three replications. The first factor was rates of chicken manure with four i.e. 0, 5, 10, and 15 tons ha-1. The second factor was 2 application methods of manure i.e. spread over the soil surface and put in planting row. Growth and production of bambara groundnut was insignificantly affected by neither manure rates nor manure applicaton methods. Although there was not significant effect of manure rates, there was indication that the highest yield (number of pods per plant) of bambara groundnut could be achieved with the addition of 6.8 tons manure ha-1. Bambara groundnut crop were heavily infected by desease at 7 weeks after planting, this might have resulted in insignificant effect of treatments to all variables.

(5)

5

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR

(

Vigna subterranea

(L.) Verdcourt) DENGAN PELBAGAI DOSIS

DAN CARA PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM

RESFIAN ANANTA

Skripsi

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

(6)
(7)

3

Judul Skripsi :Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea

(L.) Verdcourt) dengan Pelbagai Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Kandang Ayam.

Nama : Resfian Ananta NIM : A24100107

Disetujui oleh

Dr Ir Maya Melati, MS,MSc Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr. Ketua Departemen

(8)
(9)

3

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi tentang pertumbuhan dan produksi kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) dengan pelbagai dosis dan cara pemberian pupuk kandang ayam. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB di Leuwikopo, Dramaga, Bogor.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat selama penyusunan skripsi. Terima kasih juga disampaikan kepada Dr Ir Sugiyanta MSi selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa membimbing selama menjadi mahasiswa, Dr Ir Maya Melati MS MSc selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan arahan dan bimbingan selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi, Dr Desta Wirnas SP MSi dan Dr Ani Kurniawati SP MSi selaku dosen penguji. Teman-teman Agronomi dan Hortiklutura 47 yang selalu bersama-sama berjuang selama 4 tahun.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015

(10)
(11)

3

Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.)Verdcourt) 3

Pupuk Kandang 4

Cara Aplikasi Pupuk 5

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu Percobaan 4

Bahan Percobaan 4

Alat Percobaan 4

Prosedur Percobaan 4

Pengolahan dan Persiapan Lahan 4

Analisis Data 8

1 Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuhan dan roduksi kacang bogor pada perlakuan dosis dan cara aplikasi pupuk kandang 10 2 Jumlah daun trifoliet tanaman kacang bogor pada perlakuan berbagai

dosis pupuk kandang 12

3 Jumlah daun trifoliet tanaman kacang bogor pada perlakuan cara

aplikasi pupuk kandang 12

4 Panjang tangkai tanaman kacang bogor pada perlakuan berbagai dosis

pupuk kandang 13

5 Panjang tangkai tanaman kacang bogor pada perlakuan cara aplikasi

pupuk kandang 13

6 Indeks luas daun tanaman kacang bogor pada perlakuan berbagai dosis

pupuk kandang 14

7 Indeks luas daun tanaman kacang bogor pada perkaluan cara aplikasi

(12)

8 Bobot basah dan bobot kering tanaman kacang bogor pada perlakuan berbagai dosis pupuk kandang 15 9 Bobot basah dan bobot kering tanaman kacang bogor pada perlakuan

cara aplikasi pupuk kandang 15 10 Analisis hara daun tanaman kacang bogor pada perlakuan aplikasi

pupuk kandang cara alur 16

11 Komponen produksi tanaman kacang bogor pada perlakuan berbagai

dosis pupuk kandang 18

12 Komponen produksi tanaman kacang bogor pada perlakuan cara aplikasi pupuk kandang

13 Rekapitulasi dosis optimum tanaman kacang bogor pada perlakuan pemberian dosis pupuk kandang 20 14 Jumlah cabang dan diameter kanopi tanaman kacang bogor pada

perlakuan berbagai dosis pupuk kandang 21 15 Jumlah cabang dan diameter kanopi tanaman kacang bogor pada

perlakuan cara aplikasi pupuk kandang 21

DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis tanah sebelum kegiatan penanaman 25

DAFTAR GAMBAR

1. Hubungan curah hujan dengan umur tanaman kacang bogor selama kegiatan penelitian 9 2. Hubungan bobot basah dan bobot kering tanaman kacang bogor dan dosis

pupuk kandang 18 3. Hubungan bobot biji kering jemur dan bobot biji kering oven tanaman

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kacang-kacangan mempunyai peranan penting dalam program penganekaragaman (diversifikasi) pangan, konservasi tanah, penyediaan bahan industri, dan penyediaan pakan ternak (Rukmana 2000). Salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan adalah kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt).

Tanaman yang tergolong ke dalam jenis tanaman legum ini berasal dari kawasan Afrika Barat. Tanaman kacang bogor banyak dibudidayakan di daerah Utara Nigeria dan Kamerun. Keunggulan utama tanaman ini adalah tahan hidup di tanah yang minim sekali akan unsur hara. Seiring dengan berjalannya waktu, tanaman kacang bogor telah menyebar ke berbagai belahan dunia seperti Amerika, Australia dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Kacang bogor pada awal masuk ke Indonesia belum sepopuler sekarang. Minat dan permintaan akan kacang bogor terus meningkat. Kesenjangan antara besarnya permintaan konsumen dan ketersediaan hasil panen kacang bogor, merupakan peluang yang sangat baik untuk memulai mengembangkan komoditas tersebut untuk mengurangi jumlah kesenjangan yang ada sekarang. Produksi kacang bogor berdasarkan pengamatan lapang masih di bawah 4 ton ha-1, oleh karena itu Rukmana (2000) menyatakan bahwa perlu dilaksanakan budidaya secara intensif untuk meningkatkan produksi kacang bogor nasional.

Tanaman kacang bogor dikenal sebagai tanaman yang toleran terhadap keterbatasan hara tanah. Tanaman kacang bogor di Gresik, Jawa Timur disebut

sebagai „kacang kapri‟ dan dikenal sebagai tanaman yang tumbuh baik di iklim kering, lahan marginal (low input) dan tahan hama penyakit (Hidayah et al. 2005 dalam Redjeki 2007).

Penelitian ini menggunakan pupuk kandang sebagai aspek utama dalam menentukan aspek pertumbuhan dan produktivitas kacang bogor. Pupuk kandang atau kotoran hewan yang berasal dari usaha tani pertanian antara lain kotoran ayam, sapi, kerbau dan kambing. Komposisi hara pada masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya (Deptan 2006). Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal (Setiawan 2010).

(14)

diletakkan dalam alur. Hasil penelitian Aldrian (2006) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dengan metode sebar menghasilkan tinggi tanaman kedelai yang lebih tinggi daripada perlakuan pemberian pada alur benih. Perlakuan sebar juga menghasilkan bobot biji per petak yang lebih tinggi daripada perlakuan pemberian pada alur benih. Dosis pupuk kandang 6 ton ha-1 menghasilkan tinggi tanaman terbaik di antara perlakuan tanpa pupuk kandang dan dosis 4 ton ha-1 pada 2 dan 6 MST. Cara pemberian terbaik adalah sebar karena pada pemberian secara sebar permukaan butir kapur dan pupuk kandang lebih banyak kontak dengan butiran tanah sehingga lebih efektif dalam mempengaruhi perubahan-perubahan pada tanah. Metode aplikasi pupuk kandang perlu dikaji agar sesuai untuk produksi kacang bogor.

Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan produktivitas kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) sehingga harus mengetahui dosis dan cara pemberian pupuk kandang pada teknik pembudidayaannya.

Tujuan

1. Mengetahui dosis pupuk kandang yang terbaik untuk produksi kacang bogor.

2. Mengetahui cara aplikasi pupuk kandang yang tepat untuk produksi kacang bogor.

3. Mempelajari pengaruh interaksi antara dosis pupuk kandang dan cara aplikasi pemupukan untuk produksi kacang bogor tertinggi.

Hipotesis

1. Semakin tinggi dosis pupuk kandang, semakin tinggi produksi kacang bogor.

2. Aplikasi pupuk secara alur lebih baik daripada cara aplikasi sebar untuk produksi kacang bogor.

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.)Verdcourt)

Kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) atau yang disebut juga kacang bambara adalah tanaman yang berasal dari Afrika Utara yang kemudian disebarkan oleh penduduk asli sampai ke Afrika Selatan. Pemanfaatan kacang bogor yang belum masak penuh adalah langsung untuk konsumsi sedangkan yang sudah kering dimanfaatkan untuk diolah menjadi tepung (Astawan 2009). Kacang bogor merupakan tanaman herba semusim dengan tinggi mencapai 30 cm, bercabang banyak, batang yang berdaun lateral berada di atas permukaan tanah. Daun trifoliat dengan panjang kurang lebih 5 cm, petiol dengan panjang sampai 15 cm menyebabkan tanaman tampak merumpun dengan daun yang bertangkai panjang dan bunga bertipe kupu-kupu (Papilonaceous) yang muncul dari ketiak daun dengan tangkai bunga yang berbulu. Seperti kacang tanah, setelah mengalami penyerbukan bunga akan membentuk ginofor yang masuk ke dalam permukaan tanah dan membentuk polong. Polong dari kacang bogor ini berdiameter kurang lebih 1.5 cm. Kacang bogor memiliki karakteristik hampir sama dengan kacang tanah baik morfologi maupun lingkungan tumbuhnya. Menurut Hamid (2009), pada umur 56 HST, 75% tanaman kacang bogor sudah berbunga dan pada 70 HST tanaman kacang bogor sudah berbunga 100%. Umur tanaman ini berkisar antara 110-150 hari sampai siap untuk dipanen. Tanaman akan dipanen ketika tanaman sudah mulai menguning atau ketika 80% polong sudah masak. Jika polong sudah masak, tanaman ini sudah bisa dipanen walaupun daunnya masih berwarna hijau.

Kacang bogor mengandung nutrisi yang tinggi dan analisis kimia menunjukkan bahwa mengandung 32.72% dari total asam amino esensial dan 66.10% dari total asam amino non-esensial (Makanda dalam Madamba et al.

2009). Kebutuhan protein nabati dapat dipenuhi oleh tanaman kacang-kacangan, antara lain kacang bogor. Kandungan gizi cukup tinggi yaitu protein 20.75%, karbohidrat 59.93%, 5.88% lemak, 10.43% air, dan 3.03% abu. Protein kacang bogor mengandung lysine tinggi dan akan melengkapi serealia yang rendah lysine

apabila dikonsumsi bersama-sama (Hidayah et al. dalam Redjeki 2007).

(16)

tanaman yang membutuhkan kecukupan hara. Pupuk terbagi menjadi 2 yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa makhluk hidup, seperti pelapukan tanaman dan kotoran hewan. Pupuk anorganik adalah pupuk yang sengaja dibuat di pabrik secara kimia (Kasno 2009).

Pupuk organik merupakan hasil dari perubahan atau penguraian bagian dari sisa-sisa tanaman dan hewan, misalnya bungkil, guano, tepung tulang dan sebagainya. Pupuk organik berasal dari bahan organik yang mengandung segala macam unsur, pupuk organik mengandung hampir semua unsur (baik makro maupun mikro). Ketersediaan unsur tersebut biasanya dalam jumlah sedikit. Pupuk organik tidak meninggalkan sisa asam anorganik di dalam tanah dan mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidrat arang (Murbandono 2000).

Penelitian ini menggunakan pupuk organik yaitu pupuk kandang sebagai aspek utama. Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Penggunaan pupuk kandang yang harus mendapat perhatian khusus adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas kandang, dan penyimpanan atau pengelolaan (Deptan 2006).

Pupuk Kandang Ayam

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam selalu menyebabkan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya (Widowati et al. 2005). Menurut Lingga dalam Widowati et al. (2005) kandungan hara dari pupuk kandang ayam yaitu kadar air 57%, bahan organik 29%, 1.5% nitrogen, 1.3% P2O5, 0.8% K2O,

4.8% CaO dan rasio C/N 9 – 11.

(17)

5

Cara Aplikasi Pupuk

Menurut Jumini et al. (2011) dalam melakukan pemupukan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah tanaman yang dipupuk, jenis tanah, dosis yang diberikan, waktu pemupukan dan cara pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu disebar dipermukaan tanah pada saat pengolahan tanah, ditempatkan dalam larikan diantara barisan tanaman, ditempatkan pada lubang di samping tanaman, dan disemprotkan melalui daun. Menurutnya, cara pemupukan terbaik bagi tanaman jagung manis adalah dengan cara ditempatkan dalam larikan diantara barisan tanaman karena unsur hara yang terserap oleh tanaman lebih banyak sehingga produksi lebih tinggi.

Kelebihan pemberian pupuk metode sebar adalah praktis karena pupuk tinggal disebar sesuai dengan kebutuhan, tetapi pupuk dapat hilang terbawa air karena pupuk tidak ditimbun kembali. Metode alur memiliki kelebihan yaitu tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur hara karena posisi akar dekat dengan sumber hara, tetapi tidak efisien dalam hal waktu (Hadisuwito 2005).

(18)

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor. Percobaan dilaksanakan pada Bulan Februari sampai dengan Juni 2014.

Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan adalah benih kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) yang berasal dari Sumedang, Jawa Barat. Bahan lain yang digunakan adalah pupuk organik berupa pupuk kandang ayam petelur, serta pupuk anorganik berupa urea, SP-36, KCl, dan kapur pertanian.

Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan adalah alat budidaya tanaman pada umumnya dan alat untuk pengukuran atau analisis.

Prosedur Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu dosis pupuk kandang dengan 4 taraf yaitu 0, 5, 10, 15 ton ha-1 dan faktor ke-2 yaitu cara pemberian pupuk kandang dengan dialur dan disebar. Terdapat 8 perlakuan dengan 3 ulangan sehingga berjumlah 24 satuan percobaan.

Model rancangan yang digunakan Yijk : μ + αi + βj + (αβ)ij + Rk + εijk Keterangan:

μ : nilai tengah percobaan

αi : pengaruh perlakuan dosis pupuk kandang ke i (i = 1, 2, 3, 4)

βj : pengaruh cara pemberian pupuk kandang ke j (j = 1, 2)

Rk : pengaruh pengelompokan ke- k (k = 1, 2, 3)

αβij : interaksi perlakuan dosis pupuk kandang ke-i dan cara pemberian pupuk kandang ke-j

εijk : galat percobaan

Jika F hitung > F tabel pada taraf 5%, maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji DMRT. Nilai kritikal untuk DMRT ditentukan menggunakan persamaan berikut.

R = qa,j (KTGalat/r)2 Pengolahan dan Persiapan Lahan

(19)

7

Penanaman

Penanaman dilakukan sebagaimana menanam tanaman kacang pada umumnya. Digunakan 2 benih dalam 1 lubang tanam. Jarak tanam yang digunakan adalah 75 cm x 25 cm, dengan 2 benih setiap lubang sehingga populasi yang diharapkan adalah 106 666 tanaman ha-1.

Pemupukan

Aplikasi pupuk kandang dilakukan pada saat 2 minggu sebelum tanam sesudah pengolahan lahan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang ayam petelur yang disebar atau dibuat alur sesuai dengan perlakuan. Aplikasi pupuk anorganik berupa urea, SP-36, KCl dengan dosis masing-masing 100 kg, 150 kg dan 75 kg dilakukan saat tanam dengan dibuat alur di sebelah alur tanam, urea hanya diberikan sebanyak 30% dari total kebutuhan dan sisanya diberikan pada saat tanaman berusia 5 MST. Kapur pertanian dilakukan bersamaan dengan aplikasi pupuk kandang.

Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan berupa pengendalian organisme pengganggu tanaman. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dibersihkan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman primer.

Pemanenan

Kegiatan pemanenan pada umumnya dilakukan pada saat tanaman berusia 4 bulan atau sekitar 17-18 minggu. Pemanenan dilakukan saat tanaman sudah menghasilkan biji polong masak meskipun daun masih berwarna hijau.

Pengamatan

Pengamatan pada percobaan ini dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu pengamatan pada masa pertumbuhan dan untuk produktivitas tanaman. Pengamatan untuk masa pertumbuhan tanaman yaitu: jumlah daun, panjang tangkai daun, indeks luas daun (ILD), hama dan penyakit tanaman, pengamatan bobot basah dan bobot kering (akar, batang, dan daun) pada saat 5, 7, dan 9 MST. Pengamatan komponen hasil, terdiri atas jumlah polong total (polong isi dan polong hampa), bobot polong dan brangkasan (basah dan kering), bobot kering biji, bobot 100 biji dan diameter kanopi (dilakukan pada H-1minggu sebelum panen). Interaksi serangan hama dan penyakit dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

IP = (∑ n.vi) NV x 100%

Keterangan :

IP : intensitas serangan hama dan keparahan penyakit n : jumlah tanaman yang memiliki skor serangan ke-i vi : skor tanaman 0,1,2,3,4,5

V : skor tanaman tertinggi

(20)

1 2 3 4 5

Bagian tanaman yang diserang 10% Bagian tanaman yang diserang >10%-25% Bagian tanaman yang diserang >25%-50% Bagian tanaman yang diserang >50%-75% Bagian tanaman yang diserang >75%

Analisis Data

(21)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Kondisi Umum

Struktur tanah pada saat akan melakukan penanaman masih berupa bongkahan karena penanaman dilakukan pada awal musim kemarau yaitu Bulan Februari 2014. Kegiatan penyiraman dilakukan selama 7 hari, hal ini dikarenakan kondisi tanah yang sangat kering dan tandus serta mengingat benih yang membutuhkan air untuk proses perkecambahan. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa pH 5.3, C-organik 1.27%, N-total 0.13%, P Bray I 8.4%, K 0.29, dan KTK 18.33 yang menandakan bahwa kondisi tanah yang masam dan kandungan C-organik, N-total, P Bray, dan K termasuk dalam kategori rendah. Kondisi lain yang menjadi kendala adalah keadaan lahan yang masih terdapat banyak gulma dan tanaman kering sisa pengguna lahan sebelumnya. Curah hujan yang fluktuatif juga sangat berpengaruh pada kondisi tanaman. Selama kegiatan penelitian, curah hujan rata-rata per hari adalah 26.85 mm, temperatur rata-rata adalah 25.320C dan intensitas penyinaran matahari per hari adalah 303.5 cal cm -2. Curah hujan yang cukup tinggi juga menyebabkan pertumbuhan gulma semakin cepat, terutama unuk jenis gulma rumput-rumputan (Gambar 1). Gulma jenis ini menyulitkan penyiangan dan pemanenan kacang bogor karena pertumbuhan gulmanya menyatu dengan tajuk tanaman kacang bogor.

Gambar 1 Grafik curah hujan dengan umur tanaman kacang bogor selama kegiatan penelitian

Benih berkecambah pada 2 MST dengan persentase daya tumbuh sebesar 93%. Kondisi benih pada 2 MST hampir semua berkecambah, karena digunakan 2 benih tiap lubang maka tidak dilakukan kegiatan penyulaman. Benih yang tidak tumbuh diduga diserang cendawan dengan ciri-ciri benih diselubungi dengan hifa dan biji membusuk. Tanaman mulai diserang penyakit dimulai pada 7 MST dengan ciri-ciri tanaman menjadi kerdil, daun menggulung dan akhirnya menjadi kering lalu mati. Penyakit yang menyerang adalah layu bakteri yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas. Tanaman yang diserang penyakit ini harus segera dicabut agar penyakit tidak menyebar ke tanaman lain. Hama yang muncul adalah

(22)

Mimosa pudica, Digitaria ascendens, Euphorbia hirta, Ageratum conyzoides, Phyllanthus niruri dan Spigelia antelmia. Penyiangan gulma dilakukan sebanyak lima kali, yaitu pada 3, 5, 7, 9 dan 13 MST. Kegiatan penyiangan pada 7 dan 9 MST dilanjutkan dengan kegiatan pembumbunan sedangkan pada 13 MST dilanjutkan dengan penyemprotan fungisida dan insektisida.

Tanaman kacang bogor memasuki fase generatif pada 7 MST dengan ditandai muncul bunga berwarna kuning. Kacang bogor dipanen ketika memasuki usia 17 MST. Tanaman yang siap panen adalah tanaman dengan daun yang sebagian besar berubah menguning dan polong tidak berwarna putih.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh dosis dan cara aplikasi pupuk kandang maupun interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati (Tabel 1).

(23)

11

Keterangan: (tn) Tidak berbeda nyata; x) Hasil transformasi √(x + 0.5

Fase Vegetatif

Pertumbuhan vegetatif dan generatif adalah proses penting dalam siklus jenis tumbuhan. Pertumbuhan vegetatif adalah pertambahan volume, jumlah, bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang, dan akar yang dimulai dari terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal terbentuknya organ generatif (Solikin 2013).

Terdapat empat peubah tanaman yang diamati pada fase vegetatif yaitu jumlah daun, panjang tangkai daun, indeks luas daun (ILD) dan bobot tanaman yang diambil secara destruktif. Peubah jumlah daun dan panjang tangkai daun diamati mulai dari 2 MST – 11 MST dengan frekuensi pengamatan dua minggu sekali. Peubah indeks luas daun (ILD) dan pengamatan tanaman secara destruktif dilakukan bersamaan selama tiga kali pada 5, 7, dan 9 MST. Menurut hasil sidik ragam, dosis dan cara aplikasi pupuk kandang pada peubah jumlah daun, panjang tangkai daun, indeks luas daun (ILD) dan pengamatan tanaman secara destruktif tidak berpengaruh nyata pada semua fase vegetatif.

Jumlah Daun

(24)

pemberian pupuk kandang dosis 5 ton ha-1 dan 15 ton ha-1 (Tabel 2).

Pengamatan cara aplikasi pupuk kandang menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang secara alur mampu meningkatkan jumlah daun. Pengamatan jumlah daun 4 MST dibandingkan dengan 2 MST menunjukkan peningkatan hasil sebesar 17.6%. Peningkatan hasil jumlah daun tertinggi terjadi pada 7 MST dibandingkan dengan 5 MST yaitu sebesar 98.68% (Tabel 3).

Tabel 2 Jumlah daun trifoliat tanaman kacang bogor pada perlakuan pelbagai dosis pupuk kandang

Tabel 3 Jumlah daun trifoliat tanaman kacang bogor pada perlakuan cara aplikasi pupuk kandang

Umur tanaman (MST) Cara aplikasi Rata-rata Sebar Alur

Tangkai daun pada kacang bogor mulai tumbuh pada 2 MST. Tangkai daun tumbuh dari batang utama dan terus bertambah pada setiap minggu. Masing-masing tangkai terdapat daun trifoliet. Fungsi utama dari tangkai daun ini adalah untuk menopang tanaman agar tetap tegak dan mendekatkan daun pada sumber cahaya untuk proses fotosintesis.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa panjang tangkai daun dengan pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan hasil dengan dibandingkan tanpa pemberian pupuk kandang (kontrol). Panjang tangkai daun cenderung seragam untuk perlakuanantar dosis, namun terlihat perbedaan pada pemberian dosis 15 ton ha-1 yang mampu menghasilkantangkai daun terpanjang (Tabel 4).

(25)

13

dibandingkan dengan 2 MST terjadi peningkatan sebesar 58.78%, pada 7 MST dibandingkan dengan 5 MST terjadi peningkatan jumlah daun sebesar 18.85% (Tabel 5).

Tabel 4 Panjang tangkai daun kacang bogor pada perlakuan pelbagai dosis pupuk kandang Tabel 5 Panjang tangkai daun kacang bogor pada perlakuan cara aplikasi

pupuk kandang

Umur tanaman (MST) Cara aplikasi Rata-rata Sebar Alur hubungan antara luas daun dan luas bidang yang tertutupi. Secara konvensional, penentuan nilai ILD dilakukan dengan mengukur dan mengakumulasikan jumlah luas daun dalam suatu bidang tertentu dan dibagi dengan luas bidang tersebut (Risdiyanto dan Setiawan 2007). Juliarina (2012) menyatakan bahwa ILD diukur pada daun yang masih berwarna hijau, nilai ILD yang tinggi dapat diartikan bahwa tanaman menghasilkan daun yang banyak. Luas daun yang tinggi juga menyebabkan ILD tinggi.

Pengamatan indeks luas daun dilakukan sebanyak tiga kali selama kegiatan penelitian yaitu pada 5, 7, dan 9 MST. Selama tiga kali pengamatan, diketahui bahwa dosis pupuk kandang 15 ton ha-1 menghasilkan indeks luas daun tertinggi daripada perlakuan pemberian pupuk dosis 5 ton ha-1, 10 ton ha-1 dan tanpa pemupukan (kontrol) (Tabel 6).

(26)

(MST) 0 5 10 15 Rata-rata 5 1.02 0.88 0.86 1.06 0.95 7 1.97 1.58 2.05 2.45 2.01 9 2.47 2.12 2.14 2.55 2.32 Tabel 7 Indeks luas daun tanaman kacang bogor pada perlakuan cara aplikasi pupuk kandang

Hasil pengamatan selama tiga kali perhitungan bobot brangkasan tanaman untuk perlakuan dosis pupuk kandang ayam menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk sebesar 15 ton ha-1 mampu meningkatkan hasil daripada pemberian pupuk dosis 5 ton ha-1, 10 ton ha-1, dan tanpa pemupukan (kontrol) (Tabel 8).

Perlakuan cara aplikasi pupuk kandang terbaik adalah cara alur. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peningkatan hasil tertinggi terjadi pada 7 MST. Peubah bobot basah akar pada 7 MST mampu meningkatkan hasil sebesar 213.75% dibandingkan dengan 5 MST, untuk peubah bobot basah batang juga terjadi peningkatan hasil pada 7 MST dibandingkan dengan 5 MST yaitu sebesar 171.78% dibandingkan dengan 5 MST, dan untuk bobot basah daun pada 7 MST mampu meningkatkan hasil sebesar 173.28% dibandingkan dengan 5 MST (Tabel 9).

(27)

15

Tabel 9 Bobot basah dan bobot kering tanaman kacang bogor pada perlakuan cara aplikasi pupuk kandang.

(28)

tanaman berkaitan dengan efisiensi penggunaan air. Tanaman yang cukup K mampu menjaga kondisi air di dalam tanah akibat cekaman seperti salinitas, sedangkan apabila kekurangan akan mengakibatkan daun keriting dan buah jatuh. Unsur P juga berperan penting dalam tanaman, kadar rata-rata dalam tanah antara 0.02% sampai dengan 0.5%. Kekurangan P dalam tanaman susah dikenali, kebanyakan tanaman yang kekurangan unsur P akan menjadi layu kemudian mati. Tabel 10 Analisis hara daun tanaman kacang bogor pada perlakuan aplikasi pupuk kandang cara alur muncul bunga. Bunga kacang bogor tumbuh berwarna putih kekuningan yang tumbuh dari ruas-ruas tangkai daun. Ketika bunga mulai tumbuh, dilakukan juga kegiatan pembumbunan yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada 7 dan 9 MST. Memasuki fase generatif ini tanaman mulai banyak diserang penyakit, baik karena cendawan maupun bakteri.

Pengamatan fase generatif terdiri dari bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji kering matahari, bobot biji kering oven, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, dan jumlah cabang. Peubah pengamatan fase generatif secara keseluruhan tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Bobot basah dan bobot kering polong per tanaman

Pengamatan bobot basah polong dilakukan pada jumlah tanaman contoh yang dipanen. Bobot basah polong per tanaman terbesar dimiliki tanaman dengan dosis 5 ton ha-1(Gambar 1) yaitu 67.17 g(Tabel 11) sedangkan perlakuan cara aplikasi pupuk kandang terbaik adalah metode sebar dengan hasil bobot basah polong 61.50 g (Tabel 12). Dosis dan cara aplikasi pupuk kandang tidak berpengaruh nyata pada taraf 5%.

Pengamatan bobot kering polong dilakukan pada jumlah tanaman contoh yang dipanen. Perlakuan pemberian dosis pupuk kandang 5 tonha-1 (Gambar 1) menghasilkan bobot polong kering tertinggi yaitu 20.50 g (Tabel 11) sedangkan untuk cara aplikasi terbaik adalah metode sebar dengan bobot polong kering 19.74 g (Tabel 12). Pemberian dosis dan cara aplikasi pupuk kandang tidak berpengaruh secara nyata pada taraf 5%.

Bobot biji dengan kering jemur dan kering oven

(29)

17

(Tabel 11) sedangkan untuk perlakuan cara aplikasi pupuk kandang terbaik adalah metode sebar dengan hasil 15.86 g (Tabel 12). Perlakuan dosis dan cara aplikasi pupuk kandang tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Pengamatan biji kering oven diamati dari hasil bobot biji kering matahari, hal ini dilakukan untuk mengetahui persentase kadar air yang hilang selama proses pengovenan. Jumlah kadar air yang hilang selama proses tersebut diketahui sebesar 16.2%. Pengamatan bobot biji kering oven ini didapat perlakuan terbaik yaitu pemberian pupuk kandang dengan dosis 5 ton ha-1 (Gambar 2) yaitu sebesar 15.22 g (Tabel 11), sedangkan untuk perlakuan cara aplikasi pupuk kandang terbaik adalah cara sebar dengan rata-rata sebesar 13.97 g (Tabel 12). Perlakuan dosis dan cara aplikasi pupuk kandang tidak berbeda nyata pada taraf 5% pada peubah ini.

Tabel 11 Komponen produksi tanaman kacang bogor pada perlakuan pelbagai dosis pupuk kandang.

Tabel 12 Komponen produksi tanaman kacang bogor pada perlakuan cara aplikasi pupuk kandang.

Peubah Cara aplikasi Rata-rata Sebar Alur

Menurut hasil pengamatan, jumlah polong tertinggi adalah perlakuan pemberian pupuk kandang dosis 5 ton ha-1 (Gambar 3) dengan rata-rata 25.83 polong (Tabel 11) dan untuk perlakuan cara aplikasi pupuk kandang terbaik adalah cara sebar dengan rata-rata jumlah polong sebanyak 18.83 polong (Tabel 12). Peubah jumlah polong isi dengan perlakuan dosis dan cara aplikasi pupuk kandang tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Jumlah polong hampa

(30)

Pengamatan bobot biji 100 butir dilakukan pada biji yang telah dilakukan pengeringan oven selama 3 hari. Bobot biji 100 butir didapat hasil 77 g. Pengamatan bobot biji 100 butir ini berkaitan dengan jumlah kebutuhan benih yang akan digunakan pada suatu lahan.

(a) (b)

Gambar 2 Hubungan antara bobot basah polong (a) dan bobot kering polong (b) dan dosis pupuk kandang

Gambar 3 Hubungan bobot biji kering jemur (a) dan bobot biji kering oven (b) dan dosis pupuk kandang

Dosis Pupuk Kandang Ayam (ton ha-1)

(31)

19

(a) (b)

Gambar 3 Hubungan jumlah polong isi (a) dan jumlah polong total (b) dan dosis pupuk kandang

Tabel 13 Rekapitulasi dosis optimum tanaman kacang bogor pada perlakuan pemberian dosis pupuk kandang

Peubah Bentuk Kurva Dosis Optimum (ton ha-1) Bobot basah polong Kuadratik 7.23 Bobot kering polong Kuadratik 9.31 Bobot biji kering jemur Kuadratik 9.12 Bobot biji kering oven Kuadratik 10.62 Jumlah polong isi Kuadratik 6.86 Jumlah polong total Kuadratik 6.87

Jumlah cabang

Pengamatan jumlah dilakukan pada tanaman contoh yang dipanen. Jumlah cabang dihitung pada saat panen. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk kandang sebesar 5 ton ha-1 menghasilkan jumlah cabang yang tinggi sebesar 9.8 (Tabel 14). Hal ini diduga karena kondisi tanaman ketika panen sudah banyak terserang penyakit dan gulma yang tumbuh sangat banyak. Keadaan ini diduga berpengaruh terhadap kondisi pertumbuhan tanaman. Cara aplikasi pupuk kandang dengan cara sebar menunjukan hasil yang terbaik yaitu 9.3 (Tabel 15). Pemberian dosis dan cara aplikasi pupuk kandang pada peubah jumlah cabang tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Diameter kanopi

Pengukuran diameter kanopi dilakukan pada H-7 hari sebelum panen. Menurut Juwita (2012) pengukuran diameter kanopi perlu dilakukan untuk mengetahui hubungannya dengan produksi kacang bogor seperti jumlah polong dan bobot polong. Hasil pengamatan menunjukan bahwa dosis pupuk kandang 15 ton ha-1 menghasilkan diameter kanopi terbesar yaitu 32.62 cm (Tabel 14) dan cara aplikasi pupuk kandang terbaik adalah dengan cara alur. Pemberian dosis dan cara aplikasi pupuk kandang tidak berpengaruh nyata pada peubah ini.

y = -0,178x2+ 2,445x + 14,92

Dosis Pupuk Kandang Ayam (ton ha-1)

y = -0,231x2+ 3,177x + 22,36

(32)

Peubah Rata-rata 0 5 10 15

Jumlah cabang 8.7 9.8 8.2 7.8 8.6 Diameter kanopi (cm) 32.2 32.3 32.2 32.6 32.3 Tabel 15 Jumlah cabang dan diameter kanopi tanaman kacang bogor pada perlakuan cara aplikasi pupuk kandang.

Peubah Cara aplikasi Rata-rata Sebar Alur

Jumlah cabang 9.3 8.0 8.6

Diameter kanopi (cm) 32.3 32.3 32.3

Intensitas serangan penyakit

Tanaman kacang bogor sangat cepat terserang penyakit, baik yang disebabkan oleh cendawan ataupun virus. Penyakit yang menyerang tanaman pada saat penelitian adalah layu bakteri yang menyerang hampir sebagian besar tanaman. Intensitas serangan penyakit diamati bersamaan dengan pengukuran diameter kanopi yaitu pada H-7 hari sebelum panen. Persentase intensitas serangan penyakit pada tanaman mencapai 83%, hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah tanaman yang dapat dipanen sehingga berdampak pada menurunnya produksi kacang bogor.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua peubah tidak berbeda nyata pada taraf 5%. Peubah pada fase vegetatif tanaman pada perlakuan pemberian dosis pupuk kandang menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang 15 ton ha-1 menghasilkan nilai terbaik. Peubah panjang tangkai daun dan luas daun menunjukkan bahwa semakin besar dosis yang diberikan, semakin tinggi pula hasilnya. Pemberian dosis pupuk kandang 15 ton ha-1 pada peubah panjang tangkai daun dan pengukuran luas daun mampu memberikan hasil yang lebih tinggi daripada pemberian dosis 10 ton ha-1. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata dari setiap pengamatan. Hal ini diduga semakin besar dosis pupuk yang diberikan, semakin tinggi pula hasilnya. Lestari (2014) menyatakan bahwa dosis pupuk 45 kg ha-1 mampu meningkatkan hasil yang lebih baik daripada pemberian pupuk dengan dosis 22.5 kg ha-1 untuk peubah jumlah daun dan panjang tangkai tanaman pada penelitiannya tentang kacang bogor. Halim (2005) juga mengungkapkan bahwa pemberian dosis pupuk kandang 7.5 ton ha-1 menunjukkan hasil positif pada jumlah daun, jumlah cabang, tinggi tanaman, dan jumlah polong daripada dosis 5 ton ha-1 pada penelitiannya tentang kacang tanah.

(33)

21

kandang ayam yang diberikan, semakin banyak pula haranya. Hasil analisis hara daun tanaman menunjukkan bahwa tanaman hanya mampu menyerap sebagian kecil hara yang tersedia di dalam tanah. Hal ini diduga memengaruhi proses pertumbuhan tanaman sehingga berpengaruh pada rendahnya produktivitas tanaman.

Pengamatan fase generatif juga menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada taraf 5%. Pemberian dosis pupuk kandang terbaik pada fase ini cenderung beragam. Peubah bobot basah polong, bobot kering polong, bobot biji kering matahari, bobot biji kering oven, jumlah polong isi, jumlah polong hampa dan jumlah cabang menunjukkan bahwa dosis terbaik hasil perhitungan analisis regresi adalah 6.8 ton ha-1 sedangkan untuk peubah diameter kanopi dosis terbaiknya adalah 15 ton ha-1. Hal ini diduga pemanfaatan pupuk kandang untuk kegiatan fotosintesis pada fase generatif tidak sebanyak pada fase vegetatif. Fungsi utama pupuk kandang pada penelitian ini adalah sebagai amelioran, sehingga tidak membutuhkan dosis yang terlalu tinggi karena juga diberikan pupuk anorganik berupa urea, SP-36, dan KCl. Semakin tinggi dosis yang diberikan, semakin banyak pula haranya. Menurut Nasaruddin dalam Wahida et al. (2010), pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan terus bertambah sejalan dengan pertambahan umur tanaman. Pertumbuhan akan berkurang atau terhenti pada saat tanaman memasuki fase pembungaan.

Perlakuan kedua pada penelitian ini adalah cara aplikasi pupuk kandang. Cara aplikasi pupuk kandang pada penelitian ini tidak berbeda nyata pada taraf 5%. Fase vegetatif tanaman menunjukkan bahwa cara aplikasi pupuk kandang secara alur lebih baik daripada sebar. Hal ini diduga pada masa awal pertumbuhan lebih banyak membutuhkan hara untuk proses fotosintesis. Proses perkecambahan selain membutuhkan air juga membutuhkan hara. Menurut Hadisuwito (2005) aplikasi pupuk dengan cara alur ini menguntungkan tanaman karena posisi akar dekat dengan sumber hara. Fase generatif tanaman menunjukkan bahwa aplikasi pupuk cara sebar lebih baik. Hal ini diduga pada fase generatif pertumbuhan tanaman sudah berkurang sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan hara dari pupuk kandang. Memasuki fase generatif ini, tanaman juga banyak diserang penyakit, hal ini juga diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Semua peubah pengamatan pada penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada taraf 5%. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa kondisi tanah di lahan penelitian ternyata termasuk dalam kondisi tanah yang masam dengan kandungan C-organik, N-total, P Bray, dan K yang cenderung rendah. Pemberian kapur pertanian pada olah tanah awal ternyata tidak mampu menetralkan pH tanah sehingga keadaan tanahnya masam selama kegiatan penelitian. Hal ini diduga menyebabkan pertumbuhan tanaman cenderung seragam selama kegiatan penelitian dan menyebabkan hasil yang tidak berbeda nyata. Tingginya pertumbuhan gulma selama kegiatan penelitian juga diduga menyebabkan peubah pengamatan menunjukkan hasil yang tidak nyata pada taraf 5%. Intensitas serangan penyakit yang mencapai 83% jugadiduga menyebabkan hasil tanaman yang tidak berbeda nyata.

(34)

bahwa hasil penelitiannya tentang kacang bogor menghasilkan 0.45 ton ha-1. Subandiasa dalam Arinong (2006) dalam penelitiannya tentang kacang tanah menyatakan bahwa meningkatkan produksi juga dituntut untuk tetap menjaga lingkungan agar tidak rusak sehingga produksi bisa lestari, selain itu Adianto (1993) dalam Arinong (2006) juga menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi tingkat produktivitas suatu tanaman. Pada dasarnya jenis dan jumlah unsur hara yang tersedia di dalam tanah harus cukup dan seimbang untuk pertumbuhan agar tingkat produktivitas yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

SIMPULAN

Pertumbuhan dan produksi kacang bogor tidak nyata dipengaruhi oleh perlakuan dosis dan cara aplikasi pupuk kandang baik secara tunggal maupun interaksi antara keduanya. Berdasarkan produksi jumlah polong per tanaman, ada indikasi bahwa dosis 6.8 ton ha-1 sudah cukup, sedangkan cara aplikasi tidak menyebabkan perbedaan yang besar pada jumlah polong per tanaman.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis yang ideal kacang bogor agar pertumbuhan tanaman menjadi optimal, selain itu perlu juga mengetahui silsilah lahan yang akan digunakan untuk penelitian agar pertumbuhan gulma dapat ditangani lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aldrian J. 2006. Pengaruh cara dan dosis pupuk kandang dan kapur terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merr). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ali. 1993. Identifikasi dan Morfologi Kacang-Kacangan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

(35)

23

Astawan M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang-kacangan dan Biji-bijian.

Depok (ID): Penebar Swadaya.

Atifach A. 1992. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan fosfor terhadap pertumbuhan dan hasil kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Departemen Pertanian. 2006. Pupuk Kandang. Tersedia pada http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf.

Gomez KA, Gomez AA. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Sjamsuddin E, Baharsjah JS, Penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). 698 hlm.

Hadisuwito. 2005. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta (ID): AgroMedia. Halim A. 2004. Pengaruh jarak tanam dan pemberian berbagai dosis kotoran

ayam terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea

L) varietas gajah. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hamid M. 2009. Menggali potensi genetik tanaman kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Juliarina NWS. 2012. Kapasitas fotosintesis 5 varietas kacang tanah dalam

hubungannya dengan produktivitas [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Juwita L. 2012. Pembentukan populasi dasar untuk perbaikan produksi kacang bogor (Vigna subterranea (L.) verdcourt) asal Dramaga, Sukabumi, dan Parung [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Jumini, Nurhayati, Murzani. 2011. Efek kombinasi dosis pupuk N P K dan cara

Kasno.2009. Jenis dan Sifat Pupuk Organik. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanah Makanda I, Tongoona P, Madamba R, Icishahayo D, Deera J. 2009. Evaluation of

bambara goundnut varities for off-season production in Zimbabwe. African Crop Science Journal. 16(3): 175-183.

Melati M, Asiah A, Rianawati D. 2008. Aplikasi pupuk organik dan residunya untuk produksi kedelai panen muda. Bul Agron. 36(3):204-213.

Ouedraogo M, Ouedraogo JT, Tignere JB, Balma D, Dabire CB, Konate G. 2008. Characterization and evaluation of accessions of Bambara groundnut (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) from Burkina Faso. Sciences & Nature

5(2):191-197.

Prasetyo BH, Suriadikarta. 2006. Karakteristik, potensi, dan teknologi pengelolaan tanah ultisol untuk pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanah.

Rahmawati A. 2014. Respon pertumbuhan dan produksi kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) pada beberapa jarak tanam dan frekuensi pembumbunan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Redjeki. 2003. Pengaruh seleksi galur murni pada populasi campuran terhadap hasil tanaman kacang bogor (Vigna subterranea (L.)Verdcourt). Agrofish. 2(3):97-105.

(36)

Rukmana, Rahmat. 2000. Kacang Bogor: Budidaya dan Prospek Usaha Tani.

Yogyakarta (ID): Kanisius.

Setiawan, SB. 2010. Membuat Pupuk Kandang secara Cepat. Bogor (ID): Tim Penulis ETOSA IPB.

Setyamidjaya D. 1986. Kesuburan danPemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.Bandung.

Solikin. 2013. Pertumbuhan vegetatif dan generatif Stachytarpeta jamaicensis (L.) Vahl. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI. Pasuruan (ID): LIPI.

Widowati LR, Widati S, Setyorini D. 2004. Karakterisasi Pupuk Organik dan Pupuk Hayati yang Efektif untuk Budidaya Sayuran Organik. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis, Balai Penelitian Tanah, TA 2004.

Widowati LR, Widati S, Jaenudin U, Hartatik W. 2005. Pengaruh Kompos Pupuk Organik yang Diperkaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati terhadap Sifat-sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis, Balai Penelitian Tanah, TA 2005.

(37)

25

Lampiran 1 Analisis tanah lahan percobaan sebelum tanam

pH 1:1

Walkley

& Black Kjedhal Bray I

HCl

25% NH4OAc pH 7.0

H2O

C-org N-total P P K KTK

% % ppm me/100g

(38)

Penulis dilahirkan di Probolinggo pada tanggal 16 Desember 1991, dari pasangan Drs. N. Ernowo Dwi Lumakso dan Uniek Harijani. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis lulus dari SDK St. Pius Kraksaan pada tahun 2003, lulus dari SMP Negeri 1 Kraksaan pada tahun 2007 dan lulus dari SMA Negeri 1 Probolinggo pada tahun 2010, dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima pada mayor Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Selama menjadi mahasiswa, penulis akitif dalam organisasi keagamaan (KeMaKI) sebagai koordinator paduan suara dari tahun 2011-2012 Guna memperoleh gelar

Sarjana pertanian IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Pertumbuhan

dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) dengan Pelbagai

Gambar

Tabel 1 Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuhan dan produksi
Tabel 1 (lanjutan)
Tabel 8 Bobot basah dan bobot kering tanaman kacang bogor pada perlakuan                pelbagai dosis pupuk kandang
Tabel 9 Bobot basah dan bobot kering tanaman kacang bogor pada perlakuan cara
+3

Referensi

Dokumen terkait

³ 'DODP PDVDODK NHEHUVLKDQ LQL yang menjadi masalah yang paling besar adalah kurang aktifnya masyarakat dalam mengendalikan sampah yang ada, sampah selalu dibuang

Untuk itu, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui persentase tutupan dan status terumbu karang, serta mengetahui hubungan antara kondisi terumbu karang

Perumusan kebijakan dengan pendekatan jaringan penting dalam menyelesaikan problem sosial yang bersifat kompleks dan merancang kebijakan berbasis pemberdayaan

Salah satu metode yang bisa digunakan adalah Profile Matching, yaitu sistem pendukung keputusan yang dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria calon lokasi

perbuatan itu merupakan suatu Kelalaian yang melanggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban menurut hukum yang berlaku, kesusilaan, kecermatan dalam

Pada akhir langkah hisap, katup masuk dan katup buang tertutup. Saat ini piston menekan udara yang terdapat di dalam silinder dengan pergerakan dari TMB ke

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat serta pernyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Proposal Skripsi dengan judul Perbedaan

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan ( guidance ) dalam pandangan psikologi. Dalam konteks ini, Islam memberi perhatian pada proses bimbingan,