• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB Darmaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB Darmaga"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENCARIAN JARAK TITIK AKSES SINYAL

WIRELESS FIDELITY

(WIFI) DENGAN

LOCATION BASED SERVICE

(LBS) PADA

ANDROID DI AREA IPB DARMAGA

CHULAFAURIDA FRAMBAYU

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB Darmaga adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

CHULAFAURIDA FRAMBAYU. Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB Darmaga. Dibimbing oleh HERU SUKOCO.

Titik akses sinyal WiFi di area IPB Darmaga tersebar tidak merata dan saling tumpang tindih. Hal ini menyebabkan pengguna sulit untuk mengaksesnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem yang diberi nama imWiFi. Sistem ini bertujuan untuk membantu pengguna dalam mengakses sinyal WiFi di Darmaga. Salah satu informasi yang disajikan adalah jarak titik akses sinyal WiFi. Informasi jarak dapat dipenuhi melalui layanan berbasis lokasi atau Location Based Service (LBS). Layananan LBS yang digunakan pada penelitian ini adalah layanan LBS dari Google Maps dan penerapan rumus Haversine. Perbandingan antara Google Maps dan rumus Haversine kemudian dipakai untuk menentukan persentase perbandingan jarak antara dua algoritme yang berbeda. Persentase perbandingan jarak antara Google Maps dan rumus Haversine adalah sebesar 64.61% dengan nilai galat sebesar 0.8204. Pengembangan sistem ini telah berhasil mengimplementasikan tiga dari empat fungsi pokok. Dengan demikian persentase keberhasilan pengembangan sistem ini adalah sebesar 75%.

Kata kunci: GPS, jarak, location based service (LBS), WiFi

ABSTRACT

CHULAFAURIDA FRAMBAYU. Searchings Distance Wireless Fidelity (WiFi) Signal Access Point with Location Based Service (LBS) on Android Around IPB Darmaga. Supervised by HERU SUKOCO.

The WiFi signal access point in IPB Darmaga area is unevenly spread and overlap. Users have difficulties to access it. This research aims to develop a system, namely imWiFi, which can help users accessing WiFi signal in IPB Darmaga. One of the feautures provided by the system is provide the information of the WiFi signal access point distance. The distance information can be yielded by Location Based Services (LBS). LBS used in this research is the LBS services from Google Maps and application of Haversine formula. Comparison between Google Maps and Haversine formula is used to determine percentage of the distance comparison between two different algorithms. The percentage comparison distance between Google Maps and formula Haversine is 64.61% with the error value of 0.8204. The development of the system has successfully implemented three of four principal functions. Thus, 75% of overall systems was successfully developed.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

PENCARIAN JARAK TITIK AKSES SINYAL

WIRELESS FIDELITY

(WIFI) DENGAN

LOCATION BASED SERVICE

(LBS) PADA

ANDROID DI AREA IPB DARMAGA

CHULAFAURIDA FRAMBAYU

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB Darmaga

Nama : Chulafaurida Frambayu NIM : G64100037

Disetujui oleh

DrEng Heru Sukoco, SSi MT Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini adalah Wireless Fidelity (WiFi), dengan judul Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB Darmaga.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak DrEng Heru Sukoco, SSi MT selaku pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Hasan dan Bapak Mahfudin dari DIDSI IPB, yang telah memberi masukan dan saran dalam pengumpulan data. Di samping itu, penulis ucapkan terima kasih juga kepada Bapak Endang Purnama Giri, SKom MKom dan Bapak Dr Wisnu Ananta Kusuma, ST MT, selaku komisi penguji yang banyak memberikan masukan dan saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Layanan Berbasis Lokasi 3

RumusHaversine 3

Global Positioning System 4

Google Maps API 4

Android 4

XML 4

METODE 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

SIMPULAN DAN SARAN 13

DAFTAR PUSTAKA 14

(10)

DAFTAR TABEL

1Fungsi kebutuhan 8

2Pengujian fungsi 11

3Perbandingan jarak menggunakan rumus Haversine dan Google 13

DAFTAR GAMBAR

1Alur Pengiriman Satelit GPS (Nazruddin 2013) 4 2Iterative model (Basili dan Turner 1975) 5 3Use case diagram imWiFi 9

4Data model imWiFi 9

5Antarmuka perangkat lunak imWiFi 10

6Hasil Pengujian fungsi ke-1 dan fungsi ke-2 12 7Hasil Pengujian fungsi ke-3 dan fungsi ke-4 12

DAFTAR LAMPIRAN

1Activity diagram memilihDaftarWiFi 15 2Activity diagram memilihPetaWiFi 16 3Activity diagram memilihBantuan 17 4Activity diagram memilhKeluar 18

5Class diagram imWiFi 19

6Sequence diagram memilihDaftarWiFi 20 7Sequence diagram memilihPetaWiFi 21 8Sequence diagram memilihBantuan 22 9Sequence diagram memilihKeluar 23

10Kuisioner pengguna Android 24

11Negara pengguna OS Android dan persentasenya 25

12Data titik akses sinyal WiFi di SQLite 26

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wireless fidelity (WiFi)adalah sebuah teknologi terkenal yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi internet berkecepatan tinggi. Sebuah alat yang dapat memakai WiFi (seperti komputer pribadi, konsol permainan video, telepon pintar, tablet atau pemutar audio digital) dapat terhubung dengan sumber jaringan seperti internet melalui sebuah titik akses jaringan nirkabel (Bagus 2003). Wireless network terbentuk dari kumpulan titik-titik akses jaringan yang sangat banyak dan tersebar tidak beraturan dalam suatu area. Wireless sensor network memiliki fungsi pokok yaitu untuk pengambilan data informasi hasil sensor dan mempropagasikannya ke suatu collector point. Data yang ditransmisikan pada sensor network adalah data yang didapatkan dari hasil sampling. Data hasil sampling berupa jarak terdekat akses jaringan WiFi. Sistem jaringan sensor yang terintegrasi dengan baik memiliki fungsi sebagai sistem pendeteksian yang dapat mengambil data berupa jarak terdekat akses jaringan WiFi di sekitar daerah atau area yang tetap dipantau (Anniati et al. 2010).

(12)

2

Rumus Haversineadalah persamaan yang penting pada navigasi, memberikan jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (Bumi) berdasarkan bujur dan lintang. Penggunaan rumus ini mengasumsikan pengabaian efek elipsoid, cukup akurat untuk sebagian besar perhitungan, juga pengabaian ketinggian suatu bukit dan kedalaman suatu lembah di permukaan bumi. Sudut pada rumus menggunakan satuan radian untuk menggunakan fungsi trigonometri (Gintoro et al. 2010). Rumus Haversine digunakan pada penelitian ini untuk melakukan perhitungan jarak jangkauan pencarian akses titik sinyal WiFiterdekat. Rumus ini juga digunakan untuk substitusi perhitungan jarak antara posisi titik akses sinyal WiFi dan posisi sensor berada.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dipecahkan berdasarkan latar belakang di atas yaitu perhitungan jarak lokasi perangkat akses (telepon pintar) berada terhadap titik akses sinyal WiFi. Jarak terdekat berupa penarikan garis lurus, tidak terpengaruh terhadap komponen lainnya.

1 Bagaimanakah rentang jarak pendeteksian titik akses sinyal WiFioleh ponsel pintar android di area kampus IPB Darmaga?

2 Bagaimanakah penentuan jarak terdekat sensor berada terhadap titik akses sinyal WiFi dengan menggunakan rumus Haversine di area kampus IPB Darmaga?

Tujuan Penelitian

Membuat aplikasi Android yang mampu memberikan daftar jarak titik akses sinyal WiFi terdekat dengan mengabaikan akurasi kekuatan pancaran sinyal titik akses WiFi dan merepresentasi jarak terdekat di Google Maps (mode online) dengan menerapkan rumus Haversine (mode offline).

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah agar pengguna dapat:

1 Memprediksi jarak titik akses sinyal WiFi yang terdekat dengan perangkat akses berupa telepon pintar.

2 Memudahkan pengguna dalam memilih akses sinyal WiFi dengan peta online yang berupa Google Maps.

Ruang Lingkup Penelitian

(13)

3 dilihat pada lampiran 10 dan lampiran 11. Minimum Android 2.3 (API level 10). Target mobile Android 4.2 (API level 17). Penelitian ini dibatasi pada peta online Google Maps, akurasi posisi dari GPS pada telepon pintar, data akses sinyal WiFi didapat dari Google Place API, dan jarak terdekat dari Google Direction API. Asumsi bumi berbentuk bola, bukan elips sehingga ketinggian dan kedalaman penempatan titik akses sinyal WiFidapat diabaikan. Representasi hasil data berupa offline dan online. Data offline disimpan di dalam database SQLite, sedangkan untuk data online dengan memanfaatkan fasilitas library google berupa penambahan akses pengguna internet. Pendataan jarak titik akses sinyal WiFi menggunakan asumsi radius pancaran sinyal WiFi dengan jarak 120 meter sampai 250 meter.

TINJAUAN PUSTAKA

a Layanan Berbasis Lokasi

Layanan Berbasis Lokasi atau Location Based Service (LBS) adalah layanan informasi yang mengubah kemampuan untuk menggunakan informasi lokasi dari perangkat telepon pintar serta dapat diakses dengan perangkat telepon pintar melalui jaringan telekomunikasi. Terdapat lima kegiatan yang didasari kebutuhan pengguna terhadap informasi geografis, yaitu mengetahui di mana dia berada (locating), mencari seseorang, suatu objek, atau kejadian (searching), menanyakan arah untuk mencapai suatu lokasi (navigating), menanyakan properti dari suatu lokasi (identifying), mencari suatu kejadian pada atau sekitar suatu lokasi (checking) (Gintoro et al. 2010).

b RumusHaversine

Rumus Haversineadalah persamaan yang penting pada navigasi, memberikan jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (Bumi) berdasarkan bujur dan lintang.

Penggunaan rumus ini mengasumsikan pengabaian efek ellipsoidal, cukup akurat untuk sebagian besar perhitungan, juga pengabaian ketinggian bukit dan kedalaman lembah di permukaan bumi. Berikut ini adalah rumus Haversine.

R = Radius bumi rata − rata radius = kilometer (1)

(14)

4

c Global Positioning System

Global Positioning System (GPS) merupakan suatu kumpulan satelit dan sistem kontrol yang memungkinkan sebuah penerima GPS untuk mendapatkan lokasinya di permukaan bumi 24 jam sehari. Setiap satelit mengelilingi bumi sekitar 12000 mil atau 19300 kilometer, mengelilingi bumi dua kali setiap harinya. Orbit satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga pada setiap saat, suatu tempat di bumi dijangkau minimal empat satelit (Gintoro et al. 2010). Alur pengiriman untuk setiap satu variabel data dapat dilihat pada gambar. Data dikirim dari control station ke satelit GPS. Kemudian dari satelit GPS dikirim balik lagi ke control station untuk dikirim balik lagi ke satelit GPS dan diteruskan pengiriman ke receiver. Pada kasus pengiriman variabel data latitude, longitude, dan altitude dibutuhkan sedikitnya tiga satelit GPS untuk alur pengiriman data.

Gambar 1 Alur pengiriman data satelit GPS (Nazruddin 2013)

d Google Maps API

Google Maps API menyediakan sejumlah layanan fungsi untuk manipulasi peta dan menambahkan konten di dalam peta melalui berbagai layanan, mengizinkan pembuatan aplikasi peta (Gintoro et al. 2010).

e Android

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat telepon pintar berbasis Linux yang dikeluarkan oleh Google Inc pada bulan November 2007, bersifat open source sehingga para pengembang dapat membuat aplikasi sendiri untuk perangkat telpon pintar sesuai kebutuhan. Pemrograman perangkat ini menggunakan bahasa pemrograman Extensible Markup Language (XML) dan Java yang dikhususkan untuk telepon pintar ini, sehingga aplikasi yang dibuat tidak dapat dijalankan pada perangkat telepon pintar yang lainnya seperti Symbian OS dan Blackberry OS yang juga mendukung aplikasi berbasis Java.

f XML

(15)

5 Teknologi yang digunakan pada XML sebenarnya bukan teknologi baru, tetapi merupakan turunan dari SGML yang telah dikembangkan pada awal 80-an dan telah banyak digunakan pada dokumentasi teknis proyek-proyek berskala besar. Seperti halnya HTML, XML juga menggunakan elemen yang ditandai dengan tag pembuka (diawali dengan '<' dan diakhiri dengan '>'), tag penutup (diawali dengan '</ 'diakhiri '>') dan atribut elemen (parameter yang dinyatakan dalam tag pembuka misalnya <form name="isidata">).

METODE

Pada penelitian tugas akhir ini difokuskan pada pengembangan komponen aplikasi LBS. Metode yang digunakan adalah iterative model. Adapun tahapan metode ini yaitu perencanaan, kebutuhan analisis, desain, implementasi, pengujian, dan evaluasi. Tahapan ini disebut satu iterasi dan berulang sebanyak iterasi yang diperlukan. Setiap pengulangan menghasilkan perangkat lunak versi baru. Pengulangan tersebut berhenti setelah semua kebutuhan pengguna dipenuhi. Tahapan metode ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2 Iterative model (Basili dan Turner 1975)

Perencanaan

Tahap perencanaan sistem ini ditentukan sumber daya manusia, job description, dan scheduling. Sumber daya manusia adalah developer (pengembang), reviewer (pengulas), dan user (pengguna). Developer adalah aktor yang bekerja membangun perangkat lunak, sedangkan reviewer adalah aktor yang bekerja mengevaluasi kesesuaian perangkat lunak dengan kebutuhan. User adalah aktor yang menggunakan perangkat lunak tersebut.

(16)

6

Kebutuhan

Kebutuhan sistem perangkat lunak ini secara pokok dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan pengguna dan kebutuhan sistem. Kebutuhan pengguna menampilkan kebutuhan fungsi apa saja yang disasarkan untuk pengguna. Sedangkan kebutuhan sistem sistem berupa definisi perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem. Kebutuhan sistem ini kemudian dibahas secara detail di tahap implementasi. Selain itu kebutuhan data dibutuhkan dengan cara mengumpulkan data kebutuhan pengguna untuk kemudian dilakukan pendefinisian dan analisis. Tahap ini menghasilkan sistem operasi perangkat lunak dan fungsi-fungsi pada perangkat lunak. Data berupa latitude longitude titik akses sinyal WiFi. Perhitungan jarak terdekat menerapkan rumus Haversine. Rumus Haversine mengasumsikan bahwa bumi itu bulat, tidak elips. Pengumpulan data latitude longitude didapatkan dari sampel data titik akses sinyal WiFi dengan survei yang dilakukan secara manual. Data pokok berupa koordinat lokasi dengan atribut pokok adalah profil titik akses WiFi, yaitu: SSID, MAC, security, signal strength, latitude, dan longitude.

Analisis dan Desain

Pada tahap analisis dan desain, arsitektur perangkat lunak dan komponen fungsional perangkat lunak dirancang untuk memenuhi kebutuhan pada tahap sebelumnya. Komponen fungsional terdiri atas diagram pengembangan, desain database dan desain tampilan antarmuka. Diagram pengembangan yang dibuat adalah use case diagram dan activity diagram. Use case diagram dikembangkan untuk menggambarkan fungsi-fungsi aplikasi yang dapat digunakan oleh pengguna, sedangkan activity diagram untuk menggambarkan proses bisnis yang terjadi pada perangkat lunak. Sistem manajemen basis data yang digunakan adalah SQLite untuk mengatasi kebutuhan online data. Pada iterasi selanjutnya, dapat dirancang dari desain baru atau kelanjutan dari desain sebelumnya. Tahap analisis dan desain membentuk dasar sistem. Data yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya dimasukkan ke dalam basis data untuk selanjutnya diterapkan perhitungannya sesuai dengan rumus perhitungan jarak Haversine.

Implementasi

Implementasi pada sistem terlebih dahulu ditentukan sumber daya fisiknya, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak pengembangan, Perangkat keras pengembangan dapat berupa notebook PC, desktop PC, dan perangkat pendukung lainnya seperti tetikus. Perangkat lunak pengembangan berupa Software Development Kit (SDK), Integrated Development Environment (IDE), database designer, dan perangkat lunak desain grafis.

(17)

7 pada tahap analisis dan desain. Kegiatan ini menghasilkan perangkat lunak (deployment) LBS yang siap untuk diuji.

Pengujian dan Evaluasi

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian fungsi-fungsi perangkat lunak yang dibuat dengan kebutuhan pengguna. Perangkat lunak diuji terlebih dahulu oleh pengembang. Kemudian, perangkat lunak diuji dan dievaluasi oleh pengulas. Dari kegiatan tersebut akan didapatkan perubahan atau penambahan persyaratan yang diajukan pengulas sampai kebutuhan pengguna terpenuhi. Perangkat lunak akan diuji menggunakan telepon pintar Android yang memiliki GPS.

Penyebaran

Pada tahap ini merupakan tahap iterasi terakhir dari metode pengembangan sistem ini. Sistem aplikasi yang sudah siap dipublikasikan tersebut disebarkan ke pihak yang terkait. Sistem perangkat lunak yang telah dikembangkan diterbitkan secara live bisa dari Google Play Store atau melalui yang lainnya sesuai pihak yang terkait. Pihak yang terkait disini adalah dosen, Departemen Ilmu Komputer, serta perpustakaan. Proses penyebaran sistem aplikasi ini adalah dengan memberikan sistem aplikasi yang telah dimasukkan ke dalam disc. Kepingan disc ini kemudian disebarkan kepada pihak-pihak yang terkait.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebutuhan

Kebutuhan data pengguna telah dikumpulkan melalui survei. Data pokok berupa koordinat lokasi dengan atribut pokok adalah profil titik akses WiFi, yaitu: SSID, MAC, security, signal strength, latitude, dan longitude. Survei data dilakukan secara manual karena dari pihak DIDSI belum memiliki data. Teknis survei mengabaikan akurasi kekuatan pancaran sinyal WiFi. Tujuan survei adalah mengambil data koordinat penempatan titik akses sinyal WiFi.

(18)

8

pendataan koordinatnya menggunakan asumsi radius pancaran sinyal WiFi. Hal ini menyebabkan adanya galat dalam perhitungan jarak. Pengguanan radius kekuatan pancaran sinyal WiFi adalah 120 meter sampai 250 meter. Setelah itu, didapatkan banyak informasi tentang titik akses sinyal WiFi yang nantinya diolah dan dipilih di Excel. Dari sekian banyak data titik akses sinyal yang didapatkan, data yang dipilih berjumlah 41 titik akses sinyal WiFi. Survei menggunakan aplikasi Heat Mapper.

Data yang telah didapatkan kemudian dimasukkan ke dalam database untuk kebutuhan selanjutnya. Fungsi fitur-fitur dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Fungsi kebutuhan

Pada tahap analisis dan desain, telah dibuat diagram pengembangan, desain model data, dan antarmuka aplikasi untuk memenuhi tahap kebutuhan.

A Diagram Pengembangan

1 Use case diagram

Diagram ini menggambarkan fungsi-fungsi perangkat lunak yang bisa digunakan pengguna. Fungsi-fungsi pada use case diagram perangkat lunak yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 3.

2 Activity diagram

Diagram ini menggambarkan proses bisnis perangkat lunak. Proses bisnis yang dibuat telah disesuaikan dengan fungsi-fungsi pada use case diagram. Masing-masing proses bisnis pada activity diagram dapat dilihat pada lampiran 1, lampiran 2, lampiran 3, dan lampiran 4.

3 Class Diagram

Diagram ini menggambarkan tipe objek perangkat lunak serta hubungan antar kelas-kelasnya. Kelas yang dibuat telah disesuaikan dengan atribut serta operasi di dalamnya. Masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran 5. 4 Sequence Diagram

(19)

9 case diagram. Masing-masing proses bisnis pada sequence diagram dapat dilihat pada lampiran 6, lampiran 7, lampiran 8, dan lampiran 9.

B Desain Model Data

Data model dari aplikasi imWiFi ini terdiri atas Google API imWiFi Model dan SQLite & MySQL imWiFi. Google API imWiFi Model digunakan untuk pemodelan akses data titik akses sinyal WiFi pada server Google API. Model ini memiliki tiga komponen, yaitu: Place, PlaceDetails, dan PlaceList. Komponen Place digunakan untuk pengaksesan atribut data titik akses sinyal WiFi pada Google Place API, seperti nama titik akses sinyal WiFi (SSID), lokasi penempatan, dan koordinat titik akses sinyal WiFi tersebut. PlaceDetails merupakan komponen untuk pengaksesan rincian data titik akses sinyal WiFi. Sedangkan PlaceList untuk pengaksesan data titik akses sinyal WiFi secara keseluruhan yang nantinya ditampilkan dalam bentuk daftar.

SQLite imWiFi Model dibuat untuk penambahan data secara offline sebagai penggunaan pribadi dari pengguna. Sementara itu, MySQL imWiFi Model digunakan untuk penambahan data titik akses sinyal WiFi secara online dan dibuat untuk berbagi data titik akses sinyal WiFi dengan pengguna lain. Rancangan model data dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3 Use case diagram imWiFi

(20)

10

C Desain antarmuka perangkat lunak

Rancangan antarmuka perangkat lunak yang akan dikembangkan seperti yang terlihat pada Gambar 5.

Daftar spot WiFi Spot WiFi di peta Detail Spot Wifi Rute ke spot WiFi

Implementasi

Pada tahap ini ditentukan sumber daya fisik, yaitu perangkat keras pengembangan dan perangkat lunak pengembangan. Perangkat keras pengembangan perangkat lunak antara lain:

 Prosesor Intel Core i5 2.3 GHz.

 RAM 4 GB DDR3.

 VGA NVIDIA GFORCE GT540 1 GB.

 GPS untuk komponen akuisisi posisi pada telepon pintar Lenovo A390.

 Kartu SIM Telkomsel untuk jaringan komunikasi GSM. Perangkat lunak pengembangan sistem antara lain:

 Sistem operasi Microsoft Windows 7 Professional.

Integrated Development Environment (IDE) Eclipse Juno.

 SQLite Manager untuk Database Management System (DBMS) SQLite.

 PHPMyAdmin untuk DBMS MySQL.

 Java Development Kit (JDK) dan Java Runtime Environment (JRE) 7.0.

 Android Sooftware Development Kit (SDK) dan Android Virtual Device (AVD).

Perangkat lunak yang dikembangkan berjalan pada perangkat Android API level 17 (Ice Cream Sandwich) menggunakan bahsa Java. Aplikasi ini diberi nama

imWiFi v1. Lingkungan pengembangan aplikasi dioperasikan pada Eclipse Juno. imWiFi project pada Eclipse memiliki struktur yang terdiri atas:

1 Gen berisi R.java. R.java sendir berisi id alamat widget, class, attribute, dan drawable.

2 Src berisi apps packages yang terdiri atas com.mtower.adha, com.mtower.adha.db, com.mtower.adha.model, com.mtower.adha.ui, com.mtower.adha.utilities, com.mtower.adha.webservice.

3 Google APIs berisi Android library dan map library

4 Android Dependencies berisi eksternal library, seperti annotation, gson, dan lainnya.

(21)

11 5 Asset berisi dbimwifi.sqlite sebagai databse internal.

6 Libs berisi berkas apk yang ada setiap kali dilakukan deployment. Berkas apk merupakan installer perangkat lunak pada Android.

7 Res berisi drawable dan layout. Drawable berisi image icon dan image antarmuka.

8 AndroidManifest.xml merupakan berkas berisi deskripsi perangkat lunak, perizinan akses ke hardware telepon pintar, dan daftar activity.

9 Skripsi-library merupakan library tambahan untuk tampilan antarmuka. Kegiatan pengkodean yang pertama dilakukan adalah membuat layout antarmuka aplikasi dengan extensible markup language (XML). Aplikasi ini memiliki delapan layout, yaitu layoutopening, layout beranda, layoutlist titik akses sinyal WiFi, layout detail titik akses sinyal WiFi, layout titik akses sinyal wifi pada Google Maps, layout rute ke titik akses sinyal WiFi, layout bantuan, dan layout keluar.

Enam packages berisi class untuk implementasi fungsi-fungsi pada aplikasi telah dirancang. Enam packages tersebut yaitu: packages imWiFi, packages database, packages model, packages tampilan antarmuka, packages pengaturan utilities, packages koneksi. Packages imWiFi berisi class activity utama untuk menampilkan daftar titik akses sinyal WiFi terdekat, menampilkan rincian titik akses sinyal WiFi, dan menampilkan titik akses WiFi pada Google Maps. Packages database digunakan untuk pengaturan pemanggilan database pada SQLite. Packages model merupakan inisialisasi atribut dari data-data titik akses sinyal WiFi. Packages tampilan antarmuka adalah kode dengan tipe java sebagai activity dari layout-nya. Packages utilities merupakan packages inti yang berfungsi untuk algoritme jarak Haversine. Packages koneksi digunakan untuk pengecekan koneksi internet dan GPS.

Pengujian dan Evaluasi

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian fungsi-fungsi perangkat lunak yang dibuat dengan kebutuhan pengguna. Aplikasi imWiFi ini terlebih dahulu dipasang pada salah satu telepon pintar dengan system operasi Android, yaitu Lenovo A390 yang memiliki GPS. Selanjutnya dilakukan pengujian sesuai keberfungsian fitur-fiturnya. Keberhasilan pengembangan sistem dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Pengujian fungsi

No. Nama Fungsi Hasil Keterangan

1 Daftar WiFi Berhasil Berhasil menampilkan daftar WiFi 2 Jarak dan detail

WiFi

Berhasil Berhasil menampilkan jarak dan detail WiFi

3 Rute ke WiFi Berhasil Berhasil menampilkan rute ke WiFi 4 Peta Gagal Belum berhasil menampilkan peta

(22)

12

Daftar hotspot WiFi Lokasi Penempatan ke-1 Lokasi penempatan ke-2

Daftar hotspot di peta Detail hotspot WiFi Rute ke hotspot WiFi

Tingkat keberhasilan pengembangan perangkat lunak dihitung dari keberhasilan fungsi-fungsi pada perangkat lunak berjalan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dari empat fungsi yang dibutuhkan, ada beberapa yang berjalan dengan baik sehingga tingkat keberhasilannya sebagai berikut ini.

× 100% = 75% (7)

Pengujian jarak lokasi penempatan titik akses sinyal dapat dihitung dengan perbandingan rumus Haversine dengan Google. Jarak yang telah didapatkan dengan rumus Haversine kemudian dikomparisikan dengan jarak pada Google Maps. Hasil dari komparasi ini berupa persentase perbandingan jarak antar keduanya. Perhitungan persentase perbandingan jarak diolah dengan cara komparasi kedua rumus sebagai berikut ini.

ave i e

gle × 100% (8)

Tabel perhitungan persentase perbandingan jarak kemudian digabungkan dengan perhitungan galat menggunakan galat Square Mean Error (SME) untuk membandingkan galat hasil jarak dari rumus Haversine dan Google. Berikut ini rumus perhitungan galat SME (Yang et al. 2005).

i= x ave i e,i− x gle,i

(9)

Gambar 6 Hasil Pengujian fungsi ke-1 dan fungsi ke-2

(23)

13 Tabel persentase perbandingan jarak serta galat SME menggunakan rumus Haversine dan Google dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Perbandingan jarak menggunakan rumus Haversine dan Google

SSID

Rata-rata perbandingan jarak 64.61 0.8204

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini belum sepenuhnya berhasil mengembangkan perangkat lunak LBS pada Android. Perangkat lunak yang diberi nama imWiFi ini menggunakan GPS untuk komponen akuisisi lokasi dan telah memiliki fungsi yang dibutuhkan pengguna. Hasil pengujian menunjukkan tingkat keberhasilan pengembangan perangkat lunak mencapai 75%. Hal ini disebabkan terdapat satu fungsi yang tidak berjalan secara optimal. Fungsi menampilkan peta belum berjalan secara optimal dikarenakan migrasi perbedaan versi yang sekarang dengan versi yang sebelumnya. Sedangkan akurasi jarak menghasilkan nilai yang lebih besar daripada akurasi pengembangan sistemnya. Persentase untuk perhitungan perbandingan jarak menggunakan rumus Haversine dan Google adalah sebesar 64.61%. Sedangkan perhitungan galat SME menghasilkan nilai sebesar 0.8204.

Saran

(24)

14

DAFTAR PUSTAKA

Anniati Y, Santoso TB, Taufiqurrahman. 2010. Pemodelan Jaringan untuk Mengukur keadaan Lingkungan di PENS ITS. Surabaya (ID). Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Bagus IJ. 2003. Teknologi IEEE 802.11 N. Semarang (ID). Politeknik Negeri Semarang.

Basili VR, Turner AU. 1975. Iterative enhancement, a practical technique for software development. IEEE Transactions on Software Engineering, 1(4):390-396.

Gintoro, Suharto IW, Rachman F, Halim D. 2010. Analisis dan Perancangan Sistem Pencarian Taksi Terdekat dengan Pelanggan menggunakan Layanan Berbasis Lokasi. Yogyakarta (ID): Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Hendrik. 2013. Pencarian Masjid Terdekat dengan Location Based Service (LBS)

pada Android [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[IBTIMES] International Business Times. 2013. Android vs iOS. [internet]. [diakses 2014 Jun 19]. Tersedia dari: http://www.ibtimes.com/android-vs-ios-whats-most-popular-mobile-operating-system-your-country-1464892 Lewis FL. 2004. Wireless Sensor Network. Arlington (US): The University of

Texas at Arlington.

Nazruddin S. 2013. Aplikasi Berbasis Android. Bandung (ID): Informatika.

Soyoung H, Yu D. 2012. GPS localization improvement of smartphones using built-in sensors. International Journal of Smart Home, 6(3):1-7.

(25)
(26)

16

(27)
(28)

18

(29)
(30)

20

(31)
(32)

22

(33)
(34)

24

https://docs.google.com/forms/d/15F-YMLZtFpiHfm7GVFgaJpsE1Lo4DCA6RkdcvaIlH38/viewform?c=0&w=1&usp=mail_form_link

(35)

25

http://www.ibtimes.com/android-vs-ios-whats-most-popular-mobile-operating-system-your-country-1464892

(36)

26

(37)

27 Lampiran 13 Perhitungan jarak dan galat data imWiFi

(38)

28

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ponorogo pada tanggal 31 Oktober 1991 dari pasangan Dana dan Sri Harini. Penulis adalah putra pertama dari empat bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Ponorogo dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Gambar

Gambar 2  Iterative model (Basili dan Turner 1975)
Tabel 1 Fungsi kebutuhan
Gambar 4 Data model imWiFi
Gambar 5 Antarmuka perangkat lunak imWiFi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penyuluhan adalah bahagian hidup dan tugas pokok dari penyuluh, namun jika tidak melakukan kegiatan penyuluhan akan rugilah menjadi bahagian seorang penyuluh. Bagaimanakah jalan

Keempat abdi dalem kinasih tersebut adalah ulama yang dikenal anti dengan pemerintah kolonial Belanda, dan berhasil menanamkan ajaran Islam di kalangan penguasa dan pejabat

memperkerjaan sebanyak 121 orang karyawan. Banyaknya jumlah karyawan yang dipekerjaan, pihak perusahaan harus mampu mengatur serta merumuskan kebijakan yang dapat

Sedangkan ketentuan mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan, cakupan dan batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan, kualifikasi dan kriteria lembaga jasa keuangan,

And Rooster MacNeice hated the moment when, after he threw his own rice down, he looked up to see such a man as Darky Gardiner still eating, slowly and serenely, eating with food

The existence of the two characteristics made it possible for the writer of the literary text to employ Grice's conversational maxims in a slightly different

Pada penelitian ini peneliti melihat implementasi dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini dari tiga aspek yang menjadi sorotan yaitu : aspek organisasi yang

Artinya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang harus meningkatkan pelatihan, pengembangan pendidikan terkait, dan informasi perlu diadakan lebih lanjut