• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Perilaku Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PERILAKU MAHASISWI FK USU ANGKATAN 2005 TERHADAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

Oleh :

FUJI KHAIRUNNISA 070100371

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PERILAKU MAHASISWI FK USU ANGKATAN 2005 TERHADAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

Oleh :

FUJI KHAIRUNNISA 070100371

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Perilaku Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Nama : Fuji Khairunnisa NIM : 070100371

Pembimbing Penguji

(dr. Asrul, Sp.B, KBD) (dr. Dedi Ardinata, M.Kes) NIP : 196607051997011001 NIP: 196812271998021002

(dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D) NIP : 195508071985032001

Medan, 30 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Latar belakang : Angka kejadian kanker payudara meningkat setiap tahun dan lebih sering terdeteksi pada stadium lanjut. Berdasarkan observasi, 95% wanita mendeteksi sendiri kanker payudara dan 65% mendeteksi kanker tersebut pada stadium awal pada dirinya sendiri. Diperkirakan bahwa dengan melakukan SADARI dapat mengurangi angka kematian sebanyak 18%. SADARI penting untuk mendeteksi dini kanker payudara untuk prognosa yang lebih baik.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 70 orang dengan tingkat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori sedang (51,4%) dan sisanya stermasuk kategori pengetahuan baik (48,6%)., sikap mereka termasuk dalam kategori baik (97,1%) dan sisanya termasuk dalam kategori sedang(2,9%), tindakan mereka termasuk dalam kategori baik (58,6%) dan sisanya termasuk kategori sedang (32,9%) dan kategori kurang (8,6%). Perilaku mereka termasuk dalam kategori baik (57,1%) dan sisanya termasuk dalam kategori sedang (42,9%).

(5)

ABSTRACT

Background: The incidence of breast cancer increases every year and most of the cases are detected at an advanced stage. It has been observed that women can detect 95% of breast cancers and 65% of early stage of breast cancers by themselves. It is estimated that breast self-examination (BSE) may reduce the mortality as much as 18%. BSE is important to detect early breast cancer for better prognosis.

Objective: This study is to assess the students of Medical Faculty of the North Sumatera University class of 2005’s knowledge, attitude, and practice to BSE.

Method: This study is a descriptive study with a cross-sectional method. The samples are 70 students with a relative accuracy (d) of 0,1. Simple random sampling is used and the data is collected with questionnaires. Data is analyzed with SPSS.

Result: The study showed that the students’s knowledge is classified into moderate category (51,4%) and the remaining is classified into good category (48,6%). The attitude is classified into good category (97,1%) and the remaining is classified into moderate category (2,9%). The practice is classified into good category (58,6%) and the remaining is classified into moderate category (32,9%) and insufficient category (8,6%). The behavior is classified into good category (57,1%) and the remaining is classified into moderate category (42,9%).

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah, Tuhan pemilik alam semesta dan segala ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. dr. Asrul, Sp.B, KBD, selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberi arahan serta masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. dr. Pantas Hasibuan, Sp.P, selaku Dosen Penasehat Akademis yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

3. Bagian Penelitian dan Pengembangan ( LITBANG) Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

4. Orang tua tercinta, H. Bintang Lazuardi, SH., dan Dra. Hj. Emi Khairani, yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan selalu mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

5. Adik-adik tersayang, Fathul Zannah dan Abdurrozak yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(7)

7. Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 yang telah membantu dan berpartisispasi dalam proses pengumpulan data penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat menjadi lebih baik untuk kedepannya kelak dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 23 November 2010 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK………...……….……… ii

ABSTRACT…..……….……….. iii

KATA PENGANTAR………..………... iv

DAFTAR ISI………...……….……… v

DAFTAR TABEL……… vi

DAFTAR GAMBAR……… vii

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

BAB 1 PENDAHULUAN……… 1

1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Rumusan Masalah………... 3

1.3. Tujuan Penelitian………... 3

1.4. Manfaat Penelitian……….. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….. 5

2.1. Kanker Payudara………. 5

2.1.1. Embriologi Payudara………... 5

2.1.2. Anatomi………... 5

2.1.3. Fisiologi Payudara………...…….………... 6

2.1.4. Definisi Kanker Payudara……… 7

2.1.5. Etiologi dan Faktor Resiko……….. 7

(9)

2.1.7. Diagnosis………. 9

2.1.8. Stadium………..……….. 12

2.1.9. Penatalaksanaan………..………..…… 14

2.1.10. Prognosis………. 15

2.2. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)………. 15

2.3. Perilaku………... 18

2.3.1 Konsep Perilaku………... 18

2.3.2 Domain Perilaku………. 19

2.3.2.1. Pengetahuan……… 19

2.3.2.2. Sikap……….... 21

2.3.2.3. Tindakan……….. 22

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……. 24

3.1. Kerangka Konsep Penelitian………... 24

3.2. Definisi Operasional……….………... 24

BAB 4 METODE PENELITIAN………. 27

4.1. Rancangan Penelitian………... 27

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian………... 27

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………. 27

4.4. Metode Pengumpulan Data………... 28

4.5. Metode Analisis Data……… 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 32

5.1. Hasil Penelitian………. 32

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……… 32

(10)

5.2. Pembahasan……….. 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……… 41

6.1. Kesimpulan……….. 41

6.2. Saran………. 40

DAFTAR PUSTAKA………... 43

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1.8 Stadium Kanker Payudara Berdasarkan TNM 14 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 29 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan

Sumber Informasi Pengetahuan 33

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1.2 Anatomi Payudara 6

Gambar 2.2.1 Cara Melakukan SADARI dengan inspeksi 16 Gambar 2.2.2 Cara Melakukan SADARI dengan palpasi 18

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 4. Surat Persetujuan Komisi Etik tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

Lampiran 6. Data Induk

Lampiran 7. Tabel Frekuensi

(14)

ABSTRAK

Latar belakang : Angka kejadian kanker payudara meningkat setiap tahun dan lebih sering terdeteksi pada stadium lanjut. Berdasarkan observasi, 95% wanita mendeteksi sendiri kanker payudara dan 65% mendeteksi kanker tersebut pada stadium awal pada dirinya sendiri. Diperkirakan bahwa dengan melakukan SADARI dapat mengurangi angka kematian sebanyak 18%. SADARI penting untuk mendeteksi dini kanker payudara untuk prognosa yang lebih baik.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 70 orang dengan tingkat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori sedang (51,4%) dan sisanya stermasuk kategori pengetahuan baik (48,6%)., sikap mereka termasuk dalam kategori baik (97,1%) dan sisanya termasuk dalam kategori sedang(2,9%), tindakan mereka termasuk dalam kategori baik (58,6%) dan sisanya termasuk kategori sedang (32,9%) dan kategori kurang (8,6%). Perilaku mereka termasuk dalam kategori baik (57,1%) dan sisanya termasuk dalam kategori sedang (42,9%).

(15)

ABSTRACT

Background: The incidence of breast cancer increases every year and most of the cases are detected at an advanced stage. It has been observed that women can detect 95% of breast cancers and 65% of early stage of breast cancers by themselves. It is estimated that breast self-examination (BSE) may reduce the mortality as much as 18%. BSE is important to detect early breast cancer for better prognosis.

Objective: This study is to assess the students of Medical Faculty of the North Sumatera University class of 2005’s knowledge, attitude, and practice to BSE.

Method: This study is a descriptive study with a cross-sectional method. The samples are 70 students with a relative accuracy (d) of 0,1. Simple random sampling is used and the data is collected with questionnaires. Data is analyzed with SPSS.

Result: The study showed that the students’s knowledge is classified into moderate category (51,4%) and the remaining is classified into good category (48,6%). The attitude is classified into good category (97,1%) and the remaining is classified into moderate category (2,9%). The practice is classified into good category (58,6%) and the remaining is classified into moderate category (32,9%) and insufficient category (8,6%). The behavior is classified into good category (57,1%) and the remaining is classified into moderate category (42,9%).

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali sehingga pertumbuhannya menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004).

Insidens kanker berbeda-beda di setiap negara, baik insidens keseluruhan maupun insidens spesifik. Insidens di Eropa Utara dan Amerika Utara umumnya tinggi (200-350 per 100.000 penduduk), di Eropa Selatan, asia Barat dan Tengah, serta Amerika Tengah dan Selatan sedang ( 150-200 per 100.000 penduduk), dan di Asia Selatan, Timur, serta Afrika agak rendah (75-150 per 100.000 penduduk). Insidens kanker di Indonesia diperkirakan 180 per 100.000 penduduk (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004).

Salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup tinggi adalah kanker payudara pada wanita. Diperkirakan 519.000 orang wanita meninggal akibat kanker payudara dan sebanyak 69% kematian tersebut terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2004). Diperkirakan pada tahun 2005, lebih dari 1,2 juta orang menderita kanker payudara. The American Cancer Society memperkirakan ada sekitar 1,4 juta insidens baru dari kanker payudara pada tahun 2008 (Swart et al., 2010).

Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Menurut suatu proyek penelitian di RS Cipto Mangunkusumo ditemukan 2606 kasus kanker dan kanker payudara merupakan yang nomor dua terbanyak, yaitu sebanyak 385 kasus (Djamaloeddin, 2007).

(17)

dilakukan pengobatan yang kuratif agar prognosanya bisa lebih baik. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini untuk meningkatkan kemungkinan prognosa yang lebih baik.

Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan dan mammografi. Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan dan dengan mammografi dianjurkan bila seseorang (khususnya wanita) tergolong dalam resiko tinggi dan pada waktu tertentu, terutama bila usianya di atas 35 tahun (Sjamsuhidajat R., dan De Jong, W., 1997).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu teknik pemeriksaan dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada payudaranya (Singh

et al., 1999). Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin minimal sekali dalam sebulan dan dianjurkan bagi para wanita mulai usia 20 tahun (Swart et al., 2010).

Terkadang SADARI dapat mendeteksi kanker yang tidak dapat ditemukan dengan menggunakan mammografi, meskipun konstribusinya terhadap deteksi dini pada kanker relatif lebih kecil pada penderita yang asimptomatik (Saslow et al., 2004). SADARI juga penting bagi wanita yang tidak melakukan pemeriksaan mammografi secara teratur dan juga yang belum direkomendasikan untuk melakukan mammografi (Swart et al., 2010)

Berdasarkan observasi, 95% wanita mendeteksi sendiri kanker payudara dan 65% mendeteksi kanker tersebut pada stadium awal pada dirinya sendiri. Dengan begitu dapat dikatakan kanker payudara lebih sering terdeteksi pertama kali oleh penderitanya sendiri. Selain itu, diperkirakan bahwa dengan melakukan SADARI dapat mengurangi angka kematian sebanyak 18% (Singh et al., 1999).

(18)

Dengan adanya fakta bahwa kejadian kanker payudara semakin meningkat setiap tahun dan lebih sering terdeteksi pada stadium lanjut, maka peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara khususnya angkatan 2005 sebagai bagian dari masyarakat mengenai pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai salah satu cara dalam mendeteksi dini kanker payudara.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin digali oleh peneliti dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai salah satu cara mendeteksi dini kanker payudara.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 tentang SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara.

2. Untuk mengetahui gambaran sikap mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 terhadap SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara.

(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 tentang SADARI. 2. Meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai kanker payudara dan

SADARI.

3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang penelitian.

4. Menambah pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai kanker payudara dan SADARI.

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara

2.1.1 Embriologi Payudara

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio, yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu yang terbentang sepanjang garis aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga kaudal dari garis tersebut akan segera menghilang dan hanya tinggal bagian dada yang akan berkembang menjadi cikal-bakal payudara (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004).

2.1.2 Anatomi Payudara

Payudara merupakan suatu kelenjar kulit yang terdiri atas lemak, kelenjar, dan jaringan ikat, yang terdapat di bawah kulit dan di atas otot dada. Pria dan wanita memiliki payudara yang memiliki sifat yang sama sampai saat pubertas. Pada saat pubertas terjadi perubahan pada payudara wanita, dimana payudara wanita mengalami perkembangan dan berfungsi untuk memproduksi susu sebagai nutrisi bagi bayi.

Payudara terletak di dinding anterior dada dan meluas dari sisi lateral sternum menuju garis mid-aksilaris di lateral. Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting. Korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus (penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting. Puting (papilla) merupakan bagian yang menonjol di puncak payudara dan tempat keluarnya ASI.

(21)

puting susu dimana ASI dikeluarkan (Faiz, O., dan Moffat, D.). Pada gambar 2.1.2 di bawah ini dapat dilihat gambar anatomi payudara.

Gambar 2.1.2 Anatomi Payudara (Netter, 2006)

2.1.3 Fisiologi Payudara

Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya sinus.

(22)

Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi hormon prolaktin memicu terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan ASI dan disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004).

2.1.4 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004).

2.1.5 Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi dan penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Namun, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Faktor-faktor resiko tersebut adalah :

a. Jenis kelamin

Berdasarkan penelitian, wanita lebih beresiko menderita kanker payudara daripada pria. Prevalensi kanker payudara pada pria hanya 1% dari seluruh kanker payudara.

b. Faktor usia

Resiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setiap sepuluh tahun, resiko kanker meningkat dua kali lipat. Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usia 40-50 tahun

c. Riwayat keluarga

Adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara.

d. Riwayat adanya tumor jinak payudara sebelumnya

(23)

e. Faktor genetik

Pada suatu studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Bila terdapat mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, yaitu gen suseptibilitas kanker payudara, maka probabilitas untuk terjadi kanker payudara adalah sebesar 80%.

f. Faktor hormonal

Kadar hormon estrogen yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi perubahan hormon pada saat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

g. Usia menarche

Berdasarkan penelitian, menarche dini dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Ini dikarenakan terlalu cepat mendapat paparan dari estrogen.

h. Menopause

Menopause yang terlambat juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat, akan meningkatkan resiko kanker payudara 3 %.

i. Usia pada saat kehamilan pertama >30 tahun.

Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan usia wanita saat kehamilan pertamanya.

j. Nulipara/belum pernah melahirkan

Berdasarkan penelitian, wanita nulipara mempunyai resiko kanker payudara sebesar 30 % dibandingkan dengan wanita yang multipara.

k. Tidak Menyusui

Berdasarkan penelitian, waktu menyusui yang lebih lama mempunyai efek yang lebih kuat dalam menurunkan resiko kanker payudara. Ini dikarenakan adanya penurunan level estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selama menyusui.

(24)

Berdasarkan penelitian, semua hal-hal di atas dapat meningkatkan resiko kanker payudara (Rasjidi, I., dan Hartanto, A., 2009).

2.1.6 Gejala Klinis

Beberapa gejala klinis dari kanker payudara : a. Benjolan

Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan. Semakin lama benjolan tersebut semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.

b. Perubahan kulit pada payudara - Kulit tertarik (skin dimpling)

- Benjolan yang dapat dilihat (visible lump) - Gambaran kulit jeruk (peu d’orange) - Eritema

- Ulkus

c. Kelainan pada puting

- Puting tertarik (nipple retraction)

- Eksema

- Cairan pada puting (nipple discharge) ( Suryaningsih, E. K., dan Sukaca, B. E., 2009)

2.1.7 Diagnosis

Diagnosis dari kanker payudara dapat ditegakkan dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

a. Anamnesa

(25)

timbulnya benjolan di aksila, dan adanya benjolan di leher ataupun tempat lain. Adanya gejala metastase juga ditanyakan, seperti sesak napas atau batuk yang tidak sembuh meskipun sudah diobati, dan nyeri pada tulang belakang, serta rasa penuh di ulu hati (sebah). Riwayat penyakit yang pernah diderita pasien, serta obat-obat yang digunakan dan jenis pengobatan yang didapat, serta faktor resiko kanker payudara pada pasien juga ditanyakan dalam anamnesa (Gleadle, 2007).

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini terdiri atas inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi dilakukan pengamatan ukuran dan bentuk kedua payudara pasien, serta kelainan pada kulit, antara lain : benjolan, perubahan warna kulit (eritema), tarikan pada kulit (skin dimpling), luka/ulkus, gambaran kulit jeruk (peau de orange), nodul satelit, kelainan pada areola dan puting, seperti puting susu tertarik (nipple retraction), eksema dan keluar cairan dari puting. Ada atau tidaknya benjolan pada aksila atau tanda-tanda radang serta benjolan infra dan supra klavikula juga diperhatikan (Gleadle, 2007).

Pada palpasi dilakukan perabaan dengan menggunakan kedua tangan bagian polar distal jari 2, 3, dan 4, dimana penderita dalam posisi berbaring dengan pundak diganjal bantal kecil dan lengan di atas kepala. Palpasi harus mencakup 5 regio, terutama daerah lateral atas dan subareola, karena merupakan tempat lesi tersering. Cara melakukan palpasi ada 3 cara, yaitu sirkular, radier dan dilakukan dari pinggir payudara menuju ke areola dan meraba seluruh bagian payudara bertahap. Hal yang harus diamati bila didapati benjolan adalah lokasi benjolan (5 regio payudara, aksila, infra dan supra klavikula), konsistensi (keras, kenyal, lunak/fluktuasi), permukaan (licin rata, berbenjol-benjol), mobilitas (dapat digerakkan, terfiksir jaringan sekitarnya), batas (tegas atau tidak tegas), nyeri (ada atau tidak ada), ukuran (Gleadle, 2007).

(26)

bercampur darah, dan pus. Palpasi kelenjar aksila dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat yang bersamaan dengan benjolan pada payudara didapati juga benjolan pada kelenjar getah bening aksila yang merupakan tempat penyebaran limfogen kanker payudara. Begitu juga dengan palpasi pada infra dan supra klavikula (Gleadle, 2007).

c. Pemeriksaan Tambahan : - Mamografi payudara - CT pada payudara - Ultrasonografi (USG) - MRI payudara

- Skrining tulang

d. Pemeriksaan biopsi jarum halus

Pada pemeriksaan ini dilakukan sitologi pada lesi atau luka yang secara klinis dan radiologik dicurigai merupakan suatu keganasan (Davey, 2006).

e. Pemeriksaan Laboratorium dan Histopatologik

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa pemeriksaan darah rutin dan kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastase. Pemeriksaan reseptor ER dan PR juga perlu dilakukan. Pemeriksaan tumor marker juga harus dilakukan untuk follow up (Davey, 2006).

(27)

2.1.8 Stadium

Stadium kanker payudara dinilai berdasarkan sistem TNM dari UICC/AJC. T pada sistem TNM merupakan kategori untuk tumor primer, N kategori untuk nodul regional ataupun yang bermetastase ke kelenjar limfe regional, dan M merupakan kategori untuk metastase jauh. Masing-masing kategori TNM tersebut di subkategorikan lagi untuk menggambarkan keadaan masing-masing kategori tersebut, yaitu :

1. Kategori T = Tumor Primer

- Tx : ukuran tumor primer tidak dapat diperkirakan - Tis : tumor insitu, yaitu tumor yang belum invasif. - T0 : tidak ditemukan adanya tumor primer

- T1 : ukuran tumor 2cm atau kurang

T1a : ukuran tumor 0,1-0,5 cm dan tidak ditemukan adanya perlekatan ke fasia pektoralis

T1b : ukuran tumor 0,5-1cm dan ditemukan adanya perlekatan ke fasia pektoralis

- T1c : ukuran tumor 1-2 cm - T2 : ukuran tumor 2-5 cm

T2a : tidak ditemukan adanya perlekatan ke fasia pektoralis T2b : ditemukan adanya perlekatan ke fasia pektoralis - T3 : ukuran tumor lebih dari 5 cm

T3a : tidak ditemukan adanya perlekatan ke fasia T3b : ditemukan adanya perlekatan ke fasia

- T4 : tumor dengan ukuran berapa saja dengan infiltrasi ke dinding toraks atau kulit

T4a : tumor dengan infiltrasi ke dinding toraks

T4b : tumor disertai edema (peau d’orange), ulkus pada kulit payudara, ataupun satelit nodul di kulit payudara

(28)

2. Kategori N = Nodul, metastase ke kelenjar limfe regional

- Nx : nodul pada kelenjar limfe regional tidak dapat diperkirakan - N0 : tidak ada metastase ke kelenjar limfe regional

- N1 : ada metastase nodul ke kelenjar limfe dan belum terjadi perlekatan

- N2 : ada metastase nodul ke kelenjar limfe aksila dan sudah terjadi perlekatan satu sama lain atau ke jaringan disetarnya N2a : ada metastase nodul ke kelenjar limfe aksila dan sudah

terjadi perlekatan antara satu nodul dengan nodul lainnya N2b : ada metastase nodul ke kelenjar limfe aksila dan sudah

terjadi perlekatan nodul ke jaringan disekitarnya

- N3 : ada metastase ke kelenjar limfe infra dan supraklavikular

dengan atau tanpa disertai metastase ke kelenjar limfe aksila ataupun mammary internal

N3a : metastase ke kelenjar limfe infraklavikular

N3b : metastase ke kelejar limfe aksila dan mammary internal

N3c : metastase ke kelenjar limfe supraklavikular

3. Kategori M = Metastase jauh

- Mx : jauh metastase tidak dapat diperkirakan - M0 : tidak ada metastase jauh

(29)

Tabel 2.1.8 Stadium kanker payudara berdasarkan TNM :

Stadium Ukuran Tumor Primer

Nodul, Metastase ke Kelenjarar Limfe

Metastase Jauh

0 Tis N0 M0

I T1 N0 M0

IIA T0

T1 T2 N1 N1 N0 M0 M0 M0

IIB T2

T3

N1 N0

M0 M0

IIIA T0

T1 T2 T3 N2 N2 N2 N1,N2 M0 M0 M0 M0

IIIB T4 N0, N1, N2 M0

IIIC T (1, 2, 3, atau 4) N3 M0

IV T(1, 2, 3, atau 4) N (1, 2, atau 3) M1

( UICC, 2002)

2.1.9 Penatalaksanaan

(30)

2.1.10 Prognosis

Prognosis dari kanker payudara tergantung pada stadium dari kanker payudara tersebut. Berdasarkan five-year survival rates yang berhubungan dengan stadium kanker, 99-100% untuk stadium 0, 95-100% untuk stadium I, 86% untuk stadium II, 57% untuk stadium III, dan 20% untuk stadium IV (Swart et al., 2010).

2.2 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Deteksi Dini Kanker Payudara

Berdasarkan penelitian dikatakan bahwa pemeriksaan klinis payudara dapat mendeteksi kanker yang tidak ditemukan pada pemeriksaan mammografi (Bobo JK, 2000 dalam Rasjidi, 2009). Ini juga merupakan metode deteksi dini yang penting bagi wanita yang belum dianjurkan untuk melakukan mammografi ataupun yang tidak melakukan mammografi secara teratur (Baines CJ (1992) dalam Rasjidi (2009)).

Hampir 85% kejadian kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita itu sendiri dengan menemukan atau merasakan adanya gejala-gejala kanker payudara. Oleh karena itu dikembangkanlah metode pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau disebut juga breast self exam (BSE). SADARI merupakan salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara. SADARI adalah suatu teknik pemeriksaan dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada payudaranya (Singh et al., 1999).

Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin minimal sekali dalam sebulan dan dianjurkan bagi para wanita mulai usia 20 tahun. SADARI dilakukan 3 hari setelah menstruasi atau 7-10 hari dari menstruasi karena pada saat itu pengaruh hormon ovarium sudah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti menjelang menstruasi (Swart et al., 2010).

(31)

1. Melepaskan seluruh pakaian bagian atas kemudian berdiri di depan cermin dengan posisi kedua lengan lurus di samping tubuh. Lakukan pemeriksaan di ruangan yang terang. Lihat dan perhatikan apakah terdapat kelainan pada payudara berupa :

- bentuk dan ukuran kedua payudara simetris - bentuk payudara membesar dan mengeras - ada urat yang menonjol

- perubahan warna pada kulit payudara

- kulit payudara tampak menebal dengan pori-pori melebar, seperti kulit jeruk

- permukaan kulit payudara tidak mulus dan tampak adanya kerutan atau cekungan pada kulit payudara

- puting payudara tertarik ke dalam - luka pada kulit atau puting payudara

[image:31.595.143.520.600.670.2]

Kemudian ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus ke atas. Setelah selesai, ulangi kembali pengamatan dengan posisi kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, dan kedua siku ditarik ke belakang. Semua pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya tumor yang terletak dekat dengan kulit (Suryaningsih, E. K., dan Sukaca, B. E., 2009). Cara melakukan SADARI dengan inspeksi secara benar dapat dilihat pada gambar 2.2.1.

(32)

2. Palpasi kedua payudara dengan 3 jari, yaitu jari ke 2, 3 dan 4. Palpasi dilakukan dengan gerakan memutar dari tepi payudara hingga ke puting. Setelah itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya, kemudian lakukan kembali gerakan memutar dari tepi payudara hingga ke puting susu. Lakukan seterusnya hingga seluruh bagian payudara dan ketiak diperiksa tanpa ada yang terlewatkan. Gerakan memutar juga dapat dilakukan mulai dari puting susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi payudara; atau secara vertikal ke atas dan ke bawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi paling kanan (Suryaningsih, E. K., dan Sukaca, B. E., 2009).

Harus diperhatikan bahwa perabaan harus dilakukan dalam tiga macam tekanan, yaitu : tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di permukaan kulit, tekanan sedang untuk memeriksa adanya benjolan di tengah jaringan payudara, dan tekanan kuat untuk meraba benjolan di dasar payudara yang melekat pada tulang iga (Suryaningsih, E. K., dan Sukaca, B. E., 2009).

(33)
[image:33.595.122.499.114.227.2]

Gambar 2.2.2 Cara melakukan SADARI dengan palpasi (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005)

Jika pada tahap-tahap pemeriksaan tersebut ditemukan adanya kelainan pada payudara dan daerah aksila (ketiak) berupa benjolan, nyeri, kemerahan, ulkus, perubahan pada puting, dan perubahan pada kulit payudara, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih akurat. Dengan begitu diharapkan diagnosa pasti dapat segera diketahui dan dapat segera dilakukan langkah yang tepat untuk pengobatan serta diharapkan prognosisnya akan lebih baik.

2.3 Perilaku

2.3.1 Konsep Perilaku

Berdasarkan pandangan biologis, perilaku adalah suatu kegiatan makhluk hidup yang bersangkutan. Dengan begitu, yang dimaksud perilaku manusia adalah segala tindakan ataupun kegiatan manusia itu sendiri, yang memiliki bentangan yang sangat luas, termasuk berjalan, menangis, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dengan kata lain, perilaku manusia adalah segala kegiatan manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak lain (Notoatmodjo, 2005).

(34)

manusia itu sendiri. Faktor eksternal didapatkan dari lingkungan, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. Faktor internal menentukan respons seseorang terhadap stimulus yang ia terima, seperti perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2005), membagi perilaku dalam 3 domain perilaku, yaitu kognitif (cognitive), afektive (affective), dan psikomotor (psychomotor). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan demi kepentingan pendidikan praktis, maka ketiga domain tersebut dikembangkan menjadi 3 domain perilaku sebagai berikut :

1. Pengetahuan (Knowledge) 2. Sikap (Attitude)

3. Tindakan atau Praktik (Practice)

2.3.2 Domain Perilaku

2.3.2.1 Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang yang didapatkan dari hasil penginderaan orang tersebut terhadap suatu objek melalui indera yang ia miliki. Penginderaan yang dimiliki manusia berupa indera penglihatan, penciuman, pengecapan, pendengaran, rasa dan rabaan. Penginderaan yang paling banyak berperan dalam proses pengetahuan adalah penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2005).

Tingkat pengetahuan setiap orang pada dasarnya berbeda-beda. Secara garis besar tingkat pengetahuan dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat kembali apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

2. Paham (comprehension)

(35)

3. Aplikasi (application)

Aplikasi merupakan suatu kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi sebenarnya.

4. Analisis (analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menjabarkan atau memisahkan dan menghubungkan antara komponen-komponen yang masih ada kaitannya antara satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis komponen-komponen yang dimilikinya.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menilai suatu objek.

Menurut Notoatmodjo (2005), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

1. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pengetahuan seseorang. 2. Tingkat Pendidikan

Orang yang berpendidikan tinggi memiliki ilmu yang lebih banyak dan luas daripada orang yang berpendidikan rendah.

3. Keyakinan

Seringnya keyakinan didapatkan secara turun temurun tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

4. Fasilitas

(36)

5. Penghasilan

Secara tidak langsung penghasilan menyokong tingginya pengetahuan melalui pemenuhan fasilitas yang lebih baik.

6. Sosial budaya

Kebudayaan serta kebiasaan baik dalam lingkungan keluarga maupun sosial dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.3.2.2 Sikap (attitude)

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus, yang melibatkan pendapat dan emosi orang yang bersangkutan. Sikap juga dapat di definisikan sebagai kesiapan saraf sebelum memberikan respons (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Campbell (1950) dalam Notoatmodjo (2005), sikap merupakan kumpulan dari gejala dalam merespons suatu stimulus sehingga melibatkan perasaan, pikiran dan gejala kejiwaan lainnya.

Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2005), sikap merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan aktivitas, tetapi merupakan predisposisi perilaku.

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa sikap terdiri atas 3 komponen utama, yaitu :

a. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi seseorang terhadap suatu objek c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen utama tersebut secara bersamaan akan membentuk suatu sikap yang utuh (total attitude).

Menurut Notoatmodjo (2005), sikap juga memiliki beberapa tingkatan seperti yang dimiliki oleh pengetahuan, yaitu :

a. Menerima (receiving)

(37)

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi berarti dapat memberikan jawaban serta tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai berarti memberikan penilaian positif terhadap suatu hal, baik itu objek maupun stimulus.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab merupakan tingkatan sikap yang paling tinggi. Dalam hal ini seseorang dikatakan bertanggung jawab jika ia berani mengambil resiko atas setiap sikap yang ia pilih.

2.3.2.3 Tindakan atau Praktik (Practice)

Seperti dikatakan sebelumnya, sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan. Namun, suatu sikap belum tentu dapat terwujud dalam suatu tindakan. Hal ini disebabkan dalam mewujudkan suatu tindakan diperlukan beberapa faktor lain, seperti sarana (fasilitas) dan prasarana (Notoatmodjo, 2005).

Berdasarkan kualitasnya, Notoatmodjo (2005) membagi tingkatan tindakan atau praktik dibedakan menjadi 4, yaitu :

a. Persepsi (perception)

Persepsi merupakan tindakan tingkatan pertama, dimana dalam hal ini seseorang dapat mengenali dan memilih berbagai objek yang berhubungan dengan tindakan yang akan ia lakukan.

b. Respon terpimpin (guided response)

Respon terpimpin merupakan tindakan tingkatan kedua, dimana seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai dengan contoh dan urutan yang benar. c. Mekanisme (mechanism)

(38)

d. Adopsi (adoption)

Adopsi atau adaptasi merupakan tindakan yang sudah dimodifikasi dengan tidak mengurangi kebenaran tindakan tersebut

(39)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

[image:39.595.114.471.277.489.2]

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2005 tentang SADARI, yang meliputi kanker payudara, faktor resiko kanker payudara, cara mendeteksi kanker payudara, definisi SADARI, pelaku SADARI, dan cara melakukan SADARI.

Pengetahuan Sikap Tindakan

Perilaku

(40)

b. Sikap

Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon mahasiswi FK USU angkatan 2005 terhadap SADARI, yang berupa pernyataan setuju atau tidak setuju terhadap SADARI yang merupakan salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara.

c. Tindakan

Tindakan terhadap SADARI adalah tindakan mahasiswi FK USU angkatan 2005 terhadap SADARI, yang meliputi melakukan SADARI secara teratur dengan langkah-langkah SADARI yang benar.

d. Perilaku

Perilaku terhadap SADARI adalah keseluruhan pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswi FK USU angkatan 2005 terhadap SADARI.

e. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

SADARI merupakan suatu teknik pemeriksaan dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada payudaranya (Singh et al, 1999).

f. Cara ukur penelitian ini adalah dengan cara memberikan kuesioner kepada responden.

g. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 20 pertanyaan tertutup, dimana setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0, yang terdiri dari :

1. Pertanyaan mengenai pengetahuan sebanyak 10 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban.

(41)

3. Pertanyaan mengenai tindakan sebanyak 5 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban.

h. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal, dimana pengetahuan, sikap, dan tindakan dikategorikan atas baik, sedang, dan kurang sebagai berikut (Pratomo, 1990) :

1. Baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi (8-10 untuk pengetahuan, 4-5 untuk masing-masing sikap dan tindakan).

2. Sedang, apabila nilai yang diperoleh 40-75% dari nilai tertinggi (4-7 untuk pengetahuan, 2-3 untuk masing-masing sikap dan tindakan).

3. Kurang, apabila nilai yang diperoleh <40% dari nilai tertinggi (0-3 untuk pengetahuan, 0-1 untuk masing-masing sikap dan tindakan).

i. Skala yang digunakan untuk menilai perilaku dalam penelitian ini adalah skala ordinal, dimana perilaku dikategorikan atas baik, sedang, dan kurang sebagai berikut (Pratomo, 1990) :

1. Baik, apabila nilai yang diperoleh dari keseluruhan jumlah tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mendapatkan nilai >75% dari nilai tertinggi (16-20).

2. Sedang, apabila nilai yang diperoleh dari keseluruhan jumlah tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mendapatkan nilai 40%-75% dari nilai tertinggi (8-15).

(42)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional, yaitu sejenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali pada satu saat. Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan responden terhadap SADARI.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2010 di lingkungan RSUP H. Adam Malik Medan dan kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data serta penyusunan laporan hasil penelitian.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian. Pada penelitian ini populasinya adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 Kriteria inklusi :

- Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumtera Utara angkatan 2005. - Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005

yang sudah berusia 20 tahun.

 Kriteria ekslusi :

- Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 yang tidak mengikut i kepanitraan klinik di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.3.2 Sampel

(43)

diambil dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Menurut Notoatmodjo (2005), jumlah sampel minimal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

N

n =

1 + N(d2) Keterangan :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = derajat kepercayaan (0,1)

Berdasarkan rumus tersebut, dari jumlah populasi sebanyak 205 orang, maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 67 orang. Untuk itu peneliti telah mengambil sampel sebanyak70 orang.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada Instalasi Litbang RSUP. H. Adam Malik Medan untuk melakukan penelitian di RSUP. H. Adam Malik Medan. Setelah mendapat izin, peneliti kemudian mulai melaksanakan proses pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.

Kuesioner dibagikan kepada para mahasiswi FK USU angkatan 2005 dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan penelitian dan meminta kesediaan calon responden untuk mengikuti kegiatan penelitian. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani lembar persetujuan.

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

(44)

validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan pada mahasisiwi FK UISU angkatan 2005. Jumlah responden yang digunakan sebanyak 10 orang.

Uji validitas dinilai dengan menggunakan korelasi Pearson. Skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total variabel yang diukur. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. Dalam aplikasi pelaksanaan, peneliti menggunakan software SPSS untuk mendapatkan data korelasi tersebut. Pertanyaan yang valid adalah pertanyaan yang memiliki nilai koefisien korelasi Pearson

lebih besar dari r tabel.

Uji reliabilitas untuk seluruh pertanyaan dilakukan menggunakan koefisien reliabilitas alpha pada aplikasi SPSS. Pertanyaan yang reliabel adalah pertanyaan yang memiliki nilai alpha lebih besar dari r tabel.

[image:44.595.79.517.465.721.2]

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dari kuesioner yang telah disusun, didapat bahwa seluruh pertanyaan valid dan reliabel dengan koefisien reliabilitas alpha 0,922 untuk pengetahuan, 0,873 untuk sikap, dan 0,833 untuk tindakan (tabel 4.1).

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Varibel Nomor

pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,720 Valid 0,922 Reliabel

2 0,774 Valid Reliabel

3 0,784 Valid Reliabel

4 0,735 Valid Reliabel

5 0,792 Valid Reliabel

6 0,731 Valid Reliabel

7 0,737 Valid Reliabel

8 0,838 Valid Reliabel

9 0,789 Valid Reliabel

(45)

Sikap 1 0,766 Valid 0,873 Reliabel

2 0,802 Valid Reliabel

3 0,899 Valid Reliabel

4 0,665 Valid Reliabel

5 0,704 Valid Reliabel

Tindakan 1 0,889 Valid 0,833 Reliabel

2 0,725 Valid Reliabel

3 0,770 Valid Reliabel

4 0,691 Valid Reliabel

5 0,840 Valid Reliabel

4.5 Metode Analisis Data

Data yang sudah terkumpul dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan Program SPSS. Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel. Pengolahan data meliputi beberapa tahap, yaitu :

1. Editing

Pada tahap ini peneliti memeriksa kuesioner yang telah diisi, apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisisannya.

2. Coding

Pada tahap ini peneliti mengklasifikasikan kategori-kategori data yang didapat dan dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing kategori.

3. Scoring

(46)

4. Entry

Pada tahap ini, data dari hasil kuesioner dimasukkan ke dalam komputer setelah kuesioner terisi semua dan benar setelah melawati tahap coding.

5. Analysis

(47)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 yang sedang melakukan kepanitraan klinik di rumah sakit ini berada di beberapa bagian departemen, seperti Mata, THT, Bedah, Anak, dan Obgyn. Departemen-departemen tersebut merupakan lokasi pengambilan data untuk penelitian ini.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

(48)

5.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Pengetahuan

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Pengetahuan

Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%)

Keluarga/Tetangga 25 12,6

Media Cetak 48 24,2

Media Elektronik 49 24,8

Media Formal 76 38,4

Total 198 100

Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa para responden lebih banyak mendapatkan informasi mengenai kanker payudara melalui media formal (kuliah, seminar) dengan persentase 38,4% dan paling sedikit mendapat sumber informasi dari keluarga/tetangga dengan persentase 12,6%.

[image:48.595.88.511.237.368.2]

5.1.2.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Tabel 5.2 Tingkat Pengetahuan Responden terhadap SADARI

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 34 48,6

Sedang Kurang

36 0

51,4 0

[image:48.595.82.505.572.683.2]
(49)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori sedang terhadap SADARI, yaitu sebanyak 51,4% dan tidak ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang termasuk kategori kurang terhadap SADARI (0%).

[image:49.595.79.507.278.386.2]

5.1.2.3 Distribusi Sikap Responden terhadap SADARI

Tabel 5.3 Distribusi Sikap Responden Terhadap SADARI

Sikap Frekuensi Persentase (%)

Baik 68 97,1

Sedang Kurang

2 0

2,9 0

Total 70 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sikap responden yang baik terhadap SADARI memiliki persentase yang cukup tinggi, yaitu sebesar 97,1% dan tidak ada sikap responden yang kurang terhadap SADARI (0%).

5.1.2.4 Distribusi Tindakan Responden terhadap SADARI

Tabel 5.4 Distribusi Tindakan Responden terhadap SADARI

Tindakan Frekuensi Persentase (%)

Baik 41 58,6

Sedang 23 32,9

Kurang 6 8,6

[image:49.595.83.505.549.657.2]
(50)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tindakan responden yang baik terhadap SADARI memiliki persentase yang cukup tinggi, yaitu 58,6% dan sikap responden yang kurang terhadap SADARI memiliki persentase sebesar 8,6%.

[image:50.595.82.506.256.367.2]

5.1.2.5 Distribusi Perilaku Responden terhadap SADARI

Tabel 5.5 Distribusi Perilaku Responden terhadap SADARI

Perilaku Frekuensi Persentase (%)

Baik 40 57,1

Sedang Kurang

30 0

42,9 0

Total 70 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar perilaku responden terhadap SADARI berada pada kategori baik (57,1%), dan tidak ada responden yang memiliki perilaku yang termasuk kategori kurang terhadap SADARI (0%).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

(51)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 terhadap SADARI sebagian besar termasuk dalam kategori sedang, yaitu sebesar 51,4%. Sedangkan selebihnya termasuk dalam kategori baik, yaitu sebesar 48,6% dan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan yang termasuk kategori kurang.

Dari 10 pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengetahuan responden terhadap SADARI didapati hasil yang cukup baik. Sebanyak 65 responden (92,9%) mengetahui sejak kapan SADARI disarankan untuk dilakukan. Sebanyak 63 responden (90%) mengetahui cara untuk mendeteksi kanker payudara dan kapan sebaiknya SADARI dilakukan. Sebanyak 59 responden (84,3%) mengetahui langkah-langkah melakukan SADARI dengan benar. Sebanyak 56 responden mengetahui kelainan apa saja yang dapat ditemukan saat melakukan SADARI. Sebanyak 50 responden (71,4%) mengetahui Gold standard untuk pemeriksaan kanker payudara. Sebanyak 47 responden (67,1%) mengetahui jari yang digunakan untuk melakukan SADARI. Sebanyak 37 responden (52,3%) mengetahui faktor resiko kanker payudara. sebanyak 32 responden (45,7%) mengetahui pemeriksaan payudara yang efektif dilakukan oleh wanita <40 tahun.

Hal ini mungkin dikarenakan adanya pengaruh dari beberapa faktor, yaitu pendidikan, lingkungan, dan pengalaman mereka. Kemungkinan mereka belum mendapatkan informasi yang cukup baik tentang SADARI, karena selama ini dalam perkuliahan lebih ditekankan mengenai kanker payudara, sedangkan mengenai SADARI tidak dibahas secara mendalam.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata mahasiswi Fakultas Kedokteran USU masih memiliki pengetahuan yang belum cukup baik. Hal ini dapat dijadikan patokan untuk menilai pengetahuan masyarakat awam yang jauh dari lingkungan kedokteran. Dimana jika pengetahuan mahasiswi Fakutas Kedokteran sendiri belum cukup baik, maka kemungkinan pengetahuan masyarakat awam juga masih belum baik.

(52)

mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU memiliki tingkat pengetahuan yang tergolong sedang. Namun hal ini tentu masih wajar karena responden pada penelitian tersebut belum mendapat pelajaran mengenai SADARI dalam perkuliahan mereka.

Hasil penelitian Erniati dan Suci Serniatika (2004) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu-ibu di daerah perkotaan dan pedesaan terhadap SADARI masih tergolong kurang. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Nina Munawaroh Damanik (2009) yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia20-40 tahun di kelurahan Polonia terhadap SADARI masih tergolong kurang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana responden yang merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran yang masih dekat dengan dunia kedokteran saja masih memiliki pengetahuan yang tergolong sedang, jadi wajar saja jika pengetahuan masyarakat awam yang tidak begitu dekat dengan dunia kedokteran juga masih rendah.

5.2.2 Sikap Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus, yang melibatkan pendapat dan emosi orang yang bersangkutan. Sikap juga dapat didefinisikan sebagai kesiapan saraf sebelum memberikan respons (Notoatmodjo, 2005).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sikap Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap SADARI sebagian besar termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 97,1% dan sisanya termasuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 2,9%.

(53)

prognosanya akan lebih baik. Sebanyak 64 responden (91,4%) menyetujui pernyataan bahwa SADARI perlu dilakukan secara rutin setiap bulan.

Hal ini berarti mahasiswi FK USU angkatan 2005 sudah bersikap baik dan benar. Sikap responden yang baik tidak sejalan dengan pengetahuan mereka. Hal ini dikarenakan sikap seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya, misalnya kesadaran dari diri mereka sendiri, kebiasaan, lingkungan, pikiran, perasaan, serta perhatian mereka terhadap suatu objek sehingga mereka memiliki kepercayaan, penilaian, serta kecenderungan untuk melakukan SADARI.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Dahliana Manulang (2008), dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa tingkat sikap mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU memiliki tingkat sikap yang tergolong baik. Hasil penelitian Erniati dan Suci Serniatika (2004) juga menyatakan bahwa tingkat sikap ibu-ibu di daerah perkotaan dan pedesaan terhadap SADARI tergolong baik. Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian ini, dimana sikap responden juga termasuk baik. Namun, sikap yang baik pada penelitian tersebut kemungkinan hanya faktor kebetulan saja, karena tidak sejalan dengan pengetahuan mereka yang tergolong sedang dan kurang.

5.2.3 Tindakan Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Tindakan merupakan suatu sikap yang dilaksanakan secara nyata. Namun, suatu sikap belum tentu dapat terwujud dalam suatu tindakan. Hal ini disebabkan dalam mewujudkan suatu tindakan diperlukan beberapa faktor lain, seperti sarana (fasilitas) dan prasarana yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2005).

(54)

Dari 5 pertanyaan yang diajukan didapati hasil yang relatif baik. Sebanyak 59 responden (84,3%) memiliki tindakan yang baik dengan pernah melakukan SADARI. Sebanyak 68 responden (97,1%) memiliki tindakan yang baik dan benar dengan tidak malu melakukan SADARI, kemudian melakukan SADARI dengan langkah-langkah yang tepat dan juga mengajarkan SADARI pada orang-orang terdekatnya dan juga pada orang lain. Hanya saja sangat disayangkan karena hanya 18 responden (25,7%) yang melakukan SADARI secara teratur setiap bulannya.

Tindakan yang baik pada responden mungkin dipengaruhi oleh kesadaran dan pengetahuan mereka, serta rasa takut dari diri mereka akan terkena kanker payudara, sehingga mereka melakukan SADARI untuk mendeteksi kanker payudara secara dini. Sedangkan tindakan responden yang termasuk kategori sedang dan kurang menunjukkan bahwa tidak semua orang yang memiliki sikap yang baik akan mewujudkannya dengan tindakan yang baik pula. Hal ini dapat dilihat dari tingkatan tindakan yang dimiliki oleh responden. Secara umum tindakan responden masih berada pada tingkatan respon terpimpin dimana seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai dengan contoh dan urutan yang benar, namun responden belum dapat melakukannya secara otomatis karena hal tersebut belum menjadi suatu kebiasaan bagi mereka sehingga responden tidak melakukan SADARI secara teratur tiap bulan.

(55)

5.2.3 Perilaku Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Perilaku manusia adalah segala kegiatan manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak lain (Notoatmodjo,2005). Pengetahuan, sikap dan tindakan merupakan domain perilaku yang akan membentuk terjadinya suatu perilaku.

(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2005 terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagian termasuk kategori pengetahuan sedang, yaitu sebanyak 51,4%, sedangkan sisanya sebanyak 48,6% termasuk kategori pengetahuan baik.

2. Sikap mahasiswi FK USU angkatan 2005 terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagian besar termasuk dalam kategori baik, yaitu sebanyak 97,1%, sedangkan sisanya sebanyak 2,9% termasuk dalam kategori sedang. 3. Tindakan mahasiswi FK USU angkatan 2005 terhadap pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) sebagian termasuk dalam kategori baik, yaitu sebanyak 58,6%, sedangkan sisanya termasuk kategori sedang (32,9%) dan kategori kurang (8,6%).

4. Perilaku mahasiswi FK USU angkatan 2005 terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagian termasuk dalam kategori baik, yaitu sebanyak 57,1% dan sisanya sebanyak 42,9% termasuk dalam kategori sedang.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu :

(57)
(58)

DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick, 2006. Kanker Payudara. Dalam: Davey, Patrick, ed. At a Glance Medicine. Jakarta : Penerbit Erlangga, 341.

Djamaloeddin, 2007. Kelainan Pada Mamma (Payudara). Dalam: Wiknjosastro, Hanifa., Abdul Bari Saifuddin, dan Trijatmo Rachimhadi, ed. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 486-493.

Faiz, Omar, dan Moffat, David, 2003. Drainase dan Limfatik Ekstremitas Atas dan Payudara. Dalam: Faiz, Omar, dan Moffat, David, ed. At a Glance Series Anatomi. Jakarta : Penerbit Erlangga, 65.

Gleadle, Jonathan, 2007. Pemeriksaan Payudara. Dalam: Gleadle, Jonathan, ed. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga, 34.

Netter, Frank. H., 2006. Mammary Gland. In: Netter, Frank. H., ed. Interactive Atlas of Human Anatomy. United States of America : Saunder Elsevier, 352.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam:

Notoatmodjo, Soekidjo, ed. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 43-55.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Teknik Pengambilan Sampel. Dalam: Notoatmodjo, Soekidjo, ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Eka Cipta, 85 dan 92.

(59)

Rasjidi, Imam, dan Hartanto, Andree, 2009. Kanker Payudara. Dalam: Rasjidi, Imam, ed. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta : Sagung Seto, 51-91.

Saslow, D., et al., 2004. Clinical Breast Examination: Practical Recommendations for Optimizing Performance and Reporting. Available from:

2010]

Singh, MM., Devi, R., Walia, I., and Kumar R., 1999. Breast Self Examination for Early Detection of Breast Cancer. Indian Journal of Medical Sciences 53 (3): 120-126.

Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004. Neoplasia. Dalam: Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 131 dan 138.

Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2004. Payudara. Dalam: Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 388-389, 399-402.

Suryaningsih, E. K., dan Sukaca, B. E., 2009. Gejala-Gejala Kanker Payudara. Dalam:

Suryaningsih, E. K., dan Sukaca, B. E., ed. Kanker Payudara. Yogyakarta : Paradigma Indonesia, 35-36.

(60)

Swart, R., Downey, L., Lang, J., Thompson P. A., Livingston, R. B., and Stopeck, A. T., 2010. Breast Cancer. Available from:

2010].

UICC (International Union Against Cancer), 2002, Breast Tumours. In: Sobin, L.H., and Wittekind, Ch., ed, TNM Classification of Malignant Tumours. New York : Wiley-Liss, 131-141.

WHO (World Health Organization), 2004. Breast Cancer : Prevention and Control. Available from :

http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html [Accessed 12 March 2010].

Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005. SADARI 5 Menit Untuk Payudara dan Hidup Anda. Available from :

(61)

LAMPIRAN 1

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fuji Khairunnisa

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 28 November 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Karya Bakti No. 35B, Medan-20143

Riwayat Pendidikan : 1. TK. Al-Ikhlas

2. SD Kemala Bhayangkari 1 Medan

3. SLTP Harapan 1 Medan

4. SMA Negeri 2 Medan

Riwayat Pelatihan : 1. Peserta Pelatihan Balut Bidai TBM FK USU Tahun 2008

2. Peserta Workshop Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO),

Traumatologi dan Intubasi Tahun 2008 dan 2009

(62)

LAMPIRAN 2

Kuesioner Penelitian

Gambaran Perilaku Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI)

Petunjuk :

1. Pilih dan berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda benar

Umur :... Angkatan : ...

Mengetahui informasi seputar kanker payudara dari (jawaban boleh lebih dari satu) : Keluarga/ tetangga

Media cetak (surat kabar, majalah, selebaran) Media elektronik (televisi, radio, internet) Media formal (kuliah, seminar)

Lain-lain ...

A. Pengetahuan

1. Hal dibawah ini yang BUKAN merupakan faktor resiko kanker payudara adalah : a. Menarche dini b. Menopause dini c. Nulipara (belum pernah melahirkan)

2. Dibawah ini yang merupakan Gold Standard untuk pemeriksaan kanker payudara adalah : a. Biopsi b. Mamografi c. USG

3. Dibawah ini yang BUKAN salah 1 cara untuk mendeteksi kanker payudara

(63)

4. SADARI dilakukan dengan menggunakan :

a. Jari ke 1, 2, dan 3 b. Jari ke 2, 3, dan 4 c. Semua jari

5. Sejak kapan disarankan melakukan SADARI?

a. Sejak menstruasi b. Sejak menopause c. Setelah hamil

6. Kapan sebaiknya melakukan SADARI?

a. 7 hari setelah menstruasi b. 7 hari sebelum menstruasi c. saat menstruasi

7. 1. Amati lagi kelainan pada payudara dengan posisi kedua tangan di pinggang, kemudian posisi kedua tangan lurus ke atas

2. Palpasi seluruh permukaan kedua payudara dengan jari dengan gerakan memutar

3. Perhatikan kelainan-kelainan yang terdapat pada payudara 4. Ulangi palpasi dalam posisi berbaring

5. Berdiri di depan cermin dengan membuka pakaian bagian atas kemudian posisi kedua tangan lurus disamping tubuh.

6. Pijat payudara dari tepi hingga ke puting dan perhatikan adakah cairan yang keluar

Langkah-langkah dalam melakukan SADARI yang benar adalah : a. 5-2-3-1-4-6

b. 5-3-1-2-6-4 c. 5-3-1-2-4-6

8. Kelainan yang mungkin ditemukan saat melakukan SADARI adalah : a. Benjolan b. Ukuran payudara tidak simetris c. A dan B benar

(64)

10. Mamografi disarankan dilakukan secara berkala setiap :

a. 6 bulan sekali b. 1 tahun sekali c. 2 tahun sekali

B. Sikap

No Pernyataan Setuju Tidak Setuju

1 Kanker payudara stadium dini prognosanya lebih baik 2 SADARI tidak perlu dilakukan secara rutin tiap bulan 3 SADARI hanya perlu dilakukan jika ada keluhan pada

payudara

4 Jika menemukan kelainan pada payudara maka anda akan segera memeriksakan diri ke dokter

5 Dengan melakukan SADARI secara teratur akan memudahkan menemukan adanya kelainan pada payudara

C. Tindakan

1. Apakah anda pernah melakukan SADARI?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda melakukan SADARI secara teratur setiap bulan?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah anda malu melakukan SADARI?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah langkah-langkah SADARI yang anda lakukan sudah benar?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anda juga mengajarkan SADARI pada orang-orang terdekat anda ataupun orang lain?

(65)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Gambaran Perilaku Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ... 2010

Peneliti, Responden,

(66)

LAMPIRAN 6

DATA INDUK

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 PTOT S1 S2 S3 S4 S5 STOT T1 T2 T3 T4 T5 TTOT TOT Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

(67)
(68)

Gambar

Gambar 2.1.2 Anatomi Payudara (Netter, 2006)
Tabel 2.1.8 Stadium kanker payudara berdasarkan TNM :
Gambar 2.2.1  Cara melakukan SADARI dengan inspeksi (Yayasan Kesehatan
Gambar 2.2.2 Cara melakukan SADARI dengan palpasi (Yayasan Kesehatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Universitas Negeri

AN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN PENG OMPOK KERJA PEKERJAAN JALAN DAN J TENGAH PADA BALAI PELAKSANA TEKNI MAGELANG DANA APBD TAHUN ANGGAR.. Magelang,

I 5 LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA TIDAK LULUS LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA

Dasar : Surat Keputusan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 Nomor 19/PAN-KAT/IX/2012 Tanggal 14

Paket Pekerjaan ini terbuka untuk Peyedia Jasa Konsultansi Badan Usaha ( memiliki Izin Usaha Jasa Konsultansi) yang memenuhi Persyaratan kualifikasi bidang/layanan

[r]

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi baku mutu air limbah berbasis daya tampung beban pencemaran kegiatan pertambangan batubara dan