CHINA SUPPORT TOWARD NUCLEAR DEVELOPMENT IN
IRAN DURING THE REGIME OF HU JINTAO (2003-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana Strata 1 (S1) pada
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia
ANGGIE CHRISTIANI
NIM. 44309009
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Anggie Christiani
Nama Panggilan : Giie , Tiur
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 01 Agustus 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Telepon : 085794844656
Status : Belum menikah
Nama Ayah : Roy Lantu
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Deborah A. Roemokoy
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Jl. Cukang Kawung Gg. Barokah no.78 Kel. Bojong Kacor Kec. Cimenyan RT 10/01 Kab. Bandung 40191
Moto : “Be Your Self”
PENDIDIKAN FORMAL
No Tahun Uraian Keterangan
1. 2009-2014
Universitas Komputer Indonesia Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Berijazah
2. 2006-2009 SMK Sandhy Putra
Program Studi Akomodasi Perhotelan
Berijazah dan Bersertifikat
3. 2003-2006 SMP Pandu Bandung Berijazah
4. 1997-2003 SD Santo Yusup Bandung Berijazah
5. 1996-1997 TK Santo Yusup Bandung Berijazah
PENGALAMAN ORGANISASI
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 2004-2005 OSIS SMP Pandu Sie. Pendidikan
2. 2005-2006 Paskibra SMP Pandu Anggota
3. 2009-2010 HIMA HI UNIKOM Anggota Divisi Internal
4. 2010-2011 HIMA HI UNIKOM Bendahara
PELATIHAN DAN SEMINAR
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 2013 Peserta Pelatihan Membuat Toko Online Bersertifikat 2. 2013 Peserta Seminar ASEAN Community Bersertifikat 3. 2012 Peserta Seminar Kewarganegaraan “Proud To Be
Indonesian: Generasi Kebanggaan Bangsa” Bersertifikat 4. 2012 Tingkat IV Mahasiswa Berprestasi tingkat
Fakulatas TA 2011-2012 Bersertifikat
5. 2012 Peserta Seminar Reaktualisasi Nilai-nilai
Pancasila di Kalangan Generasi Muda Bersertifikat 6. 2012
Observer Simulasi Praktikum Profesi ASEAN Summit 2011 “ASEAN Community Building 2015”
Bersertifikat 7. 2011 Peserta Dialog Publik PT Jasa Raharja Bersertifikat 8. 2011 Peserta Table Manner Course Savoy Homann
Hotel Bandung Bersertifikat
9. 2011 Peserta Kuliah Umum Strategi Politik Luar Negeri
Indonesia Bersertifikat
10 2011 Seminar Net-Preneur Meraih Peluang Bisnis
melalui Internet Bersertifikat
11 2010 Peserta LKMM SEMA UNIKOM Bersertifikat
12 2010 Peserta Table Manner Course Golden Flower
Hotel Bandung Bersertifikat
13 2009 Peserta Ceramah Umum Dekan FISIP UNIKOM Bersertifikat 14 2009 Peserta Malam Keakraban HI UNIKOM Bersertifikat 15 2006 Peserta Table Manner Course Inna Garuda Hotel
PENGALAMAN KERJA
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 2007 Re-Hot Burger & Cafe
Ternate-Bandung Waitress , Cashier
2. 2008 AnCasa Resort
Port Dickson-Malaysia
Room Attendant (Trainee) 3. 2008 AnCasa Hotel
Kuala Lumpur-Malaysia
Room Attendant , F&B services (Trainee) 4. 2013 Café Halaman
Taman Sari-Bandung Service (Trainee)
5. 2014 The Cellar Restaurant
Diponegoro-Bandung Service, Cashier, Pantry
KEAHLIAN/BAKAT
No. Uraian
1. Operasionalisasi Microsoft Office 2. Bahasa Inggris Aktif & Pasif 3. Internet
4. Menyanyi 5. Puisi
Bandung, Agustus 2014 Hormat Saya,
viii
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 14
1.2.1 Rumusan Masalah Mayor... 14
1.2.2 Rumusan Masalah Minor ... 14
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 14
1.3.1 Maksud Penelitian ... 14
1.3.2 Tujuan Penelitian... 15
1.4 Kegunaan Penelitian ... 15
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 15
ix
2.2.1 Hubungan Internasional ... 24
2.2.2 Politik Luar Negeri ... 26
2.2.3 Kebijakan Luar Negeri ... 30
2.2.4 Kepentingan Nasional ... 34
2.2.5Keamanan Internasional ... 37
2.2.6 Nuklir ... 38
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 46
3.1.1 Tiongkok ... 46
3.1.1.1 Sejarah Berdirinya Negara ... 46
3.1.1.2 Profil Negara ... 50
3.1.1.3 Politik Luar Negeri Tiongkok ... 51
3.1.1.4 Nuklir di Tiongkok ... 52
3.1.2 Iran ... 54
3.1.2.1 Sejarah Berdirinya Negara ... 54
3.1.2.2 Profil Negara ... 55
3.1.2.3 Politik Luar Negeri Iran ... 58
3.1.2.4 Nuklir di Iran ... 61
3.1.3 Hubungan Bilateral Tiongkok dan Iran ... 63
x
3.2.1 Desain Penelitian ... 75
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 76
3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 76
3.2.4 Teknik Analisa Data ... 77
3.2.5 Lokasi Penelitian ... 78
3.2.5.1 Lokasi Penelitian ... 78
3.2.5.2 Waktu Penelitian ... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hubungan Luar Negeri Tiongkok dan Iran pada Masa Pemerintahan Presiden Hu Jintao (2003-2013) ... 80
4.2 Kepentingan Tiongkok Terhadap Pengembangan Nuklir di Iran ... 86
4.3 Dukungan Tiongkok Terhadap Pengembangan Nuklir di Iran ... 89
4.4 Respon Iran terhadap Dukungan Tiongkok pada Pengembangan Nuklir di Iran ... 92
4.4.1 Masa Kepemimpinan Mohammad Khatami ... 93
4.4.2 Masa Kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad ... 95
4.4.3 Masa Kepemimpinan Hassan Rouhani ... 102
4.5 Polemik Nuklir Iran dan Pihak-Pihak Lain yang Terlibat ... 103
xi
xii
Tabel 2.2 Negara dengan Nuklir ... 39
Tabel 3.1 Fasilitas Nuklir Iran ... 62
Tabel 3.1.3 Perusahaan Tiongkok di Iran ... 68
xiii
Gambar 4.4.1 Tingkat Produksi-Konsumsi Minyak di Tiongkok... 97
xiv
Lampiran 2 : Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons
110
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Ansari, Ali M. 2008. Supremasi Iran. Jakarta: Zahra.
Ar-Rusydi, Mirza Maulana. 2007. Mahmoud Ahmadinejad: Singa Persia Vs Amerika Serikat. Yogyakarta: Garasi.
Breuning, Marijke, 2007. Foreign Policy Analysis: A Comparativ Introduction. New York: Palgrave.
Buzan, Barry. 2008. People, State and Fear. Eropa:ECPR.
Cahyo, Agus N. 2011. Tokoh-Tokoh Dunia yang Paling dimusuhi Amerika dan Sekutunya. Jogjakarta: Diva Press.
_______. 2011. Tokoh-Tokoh Timur Tengah yang Diam-Diam jadi Antek Amerika dan Sekutunya. Jogjakarta: Diva Press.
Carlsnaes, Walter. 2002. Handbook of International Relation. London: Sage. Coplin, William. 1992. Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah. Bandung:
Sinar Baru.
Couloumbis, Theodore A. dan James Wolfe. 1999. Pengantar Hubungan Internasional Keadilan dan Power. Jakarta: Putra A. Bardin.
Danziger, James N. 2005. Understanding the Political World. New York: Pearson Longman.
Dugis, V. 2007. Analyzing Foreign Policy. Jakarta: Grasindo.
Frankel, Joseph. 1973. International Politics , Conflict and Harmony. Harmondsworth.
Gayo, H. M. Iwan. 2008. Buku Pintar Seri Junior. Jakarta: Grasindo.
Glahn, Gerhard Von dan James Larry Taulbee. 2009. Law Among Nations. Inggris: Longman.
Hinnebusch, Raymond. 2003. The International Politics of the Middle East. Inggris: Manchester University Press.
Holsti, K. J. 1998. Politik Internasional Jilid II.Jakarta:Erlangga.
Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Politik. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Labib, Muchsin dkk. 2006. Ahmadinejad! David di Tengah Angkara Goliath Dunia. Jakarta: Hikmah.
Lenczowsky, George. 2003. Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Mas’oed, Mohtar. Perbandingan Sistem Politik. 2000. Yogjakarta: Gadjah Mada
University Press.
Morgenthau, Hans J. 1990. Teori Realisme: Suatu Analisis dan Kritik. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Nasution, Dahlan. 1991. Politik Internasional: Konsep dan Teori. Jakarta:Erlangga.
Papp, D. S. 1988. Contemporary International Relation: A Framework for Understanding, Second Editions. New York: MacMillan Publishing Company.
Parillo, Jill Marie. 2006. Iran’s Nuclear Program. Official State of United Nation. Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Plano, Jack C. dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin.
Rudy, T. May. 2002. Studi Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang dingin. Bandung: Refika Aditama.
Starke, J. G. 2010. International Law 10th Edition. Jakarta: Sinar Grafika.
Surahman, M. Anwar & Marye Agung Kusmagi. 2011. 69 Konspirasi Dunia versi Wikileaks. Depok: Raih Asa Sukses.
Syafiie, Inu Kencana dan Andi Azikin. 2007. Perbandingan Pemerintahan. Bandung: PT Refika Aditama.
Tahrir, Hizbut. 2013. Media Politik dan Dakwah al-wa’ie. Jakarta Selatan: Hizbut Tahrir Indonesia.
Taniputera, Ivan .2008. History of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Thohir, Ajid. 2009. Studi Kawasan Dunia Islam: Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-Politik. Jakarta: Rajawali Pers.
Wardhana. Wisnu Arya. 2007. Teknologi Nuklir. Bandung: Andi.
Artikel dalam Situs:
Amerika Menyerang Kesepakatan atas Masalah Nuklir Iran. http://m.hizbut-tahrir.or,id/2013/03/13/amerika-menyerang-kesepakatan-atas-masalah-nu klir-iran/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Asia Timur. http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Timur diakses pada tanggal 28 Juni 2014.
As Sanctions Rise, China Step Deeper Into Iran. http://www.globalissues. org/news/2010/07/ 30/6457 diakses pada tanggal 5 Mei 2014.
Ayatollah Khomeini Pemimpin Spiritual Iran. http://publikasi. umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/957/610 diakses pada tanggal 22 April 2014.
Buku Pintar Nuklir. http://www.batan.go.id/kip/documents/ 12buku_pintar.pdf diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Cina. http://indonesian.cri.cn/Cinaabc/chapter14/chapter140107. htm diakses pada tanggal 15 Mei 2014.
Cina dan Iran. http://nkrinews.com/index.php/internasional/1783-chna-dan-iran diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Cina Harap Hubungan Militer dengan Iran Makin Erat.
(http://www.republika.co.id/berita/ internasional/global/14/05/06/n554zr-cina-harap-hubungan-militer-dengan-iran-makin-erat diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Cina Iran Makin Dekat dalam Bidang Pertahanan. http://www.dw.de/cina-iran-makin-dekat-dalam-bidang-pertahanan/a-17612731 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Cemaskan Nuklir Israel jika Dimusnahkan Iran. http://m.sindonews. com/read/865424/43/cemaskan-nuklir-israel-ketakutan-jika-dimusnahkan-iran diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
China and Iran. http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjb_663304/zzjg_663340/ xybfs_663590/gjlb_663594/2818_663626/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014
China Iran Foreign Relations. http://www.irantracker.org/foreign-relations/china-iran-foreign-relations#_ftn45 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
China dan Rusia Desak Iran Rubah Sikap. http://nasional.kompas. com/read/2010/03/24/14001279/China.dan.Rusia.Desak.Iran.Ubah.Sikap diakses pada 5 Mei 2014.
China Foreign Policy. http://www.foreignpolicy.com/China diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Chinese Australian Consortium to develop. http://www.iranenergyproject.org/ 1399/chinese-australian-consortium-to-develop-3 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Chinese Foreign Policy. http://csis.org/files/media/csis/pubs/080916_cbs_1_ foreignpolicyf.pdf diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
China Iran Relation. http://en.wikipedia.org/wiki/China%E2%80%93Iran_ relations diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
China’s Oil Import Continued Upward Trend in ’09. www.energytribune.com by
Michael J. Economides and Xina Xie diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
China Tolak Seruan Sanksi Baru Iran. http://www.pelita. or.id/baca.php?id=38741 diakses pada tanggal 4 Mei 2014.
Constitusion of The Islamic Republic of Iran. http://www.imj.ir/index.php? option=com_content&view=article&id=583:1388-11-17-153946&catid=84: 1388-11-03-08-40-10&Itemid=222 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Foreign Ministry Spokesperson’s Press Conference on June 3, 2003.
http://www.china-un.org/eng/hyyfy/t28673.htm diakses pada tanggal 1 Juni 2014.
GAO – US Government Accountability Office. http://www.gao.gov/new.items/ d10721t.pdf diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Geography of Iran. http://en.wikipedia.org/wiki/Geography_of_Iran diakses pada tanggal 8 Maret 2014.
Haluan Politik Presiden Terpilih Iran Hassan Rouhani. http://www.dw.de/haluan-politik-presiden-terpilih-iran-hassan-rouhani/a-16894342 diakses pada tanggal 21 April 2014.
Hassan Rouhani. http://en.m.wikipedia.org/wiki/Hassan_Rouhani diakses pada tanggal 21 April 2014.
Hubungan Luar Negeri Iran. http://ms.wikipedia.org/wiki/Hubungan_luar_ negeri_Iran diakses pada tanggal 18 Februari 2014.
Imminent Iran Nuclear Threat? A Timeline Of Warnings Since 1979. http://www.informationclearinghouse.info/article30177.htm diakses pada tanggal 4 Mei 2014.
International Security. http://en.wikipedia.org/wiki/International_security diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Iran. http://id.wikipedia.org/wiki/Iran diakses pada tanggal 10 Maret 2014.
Iran. http://www.countryreports.org/country/Iran.htm diakses pada tanggal 8 Maret 2014.
Iran dan Tiongkok. http://m.jpnn.com/news.php?id=827088 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Iranian.http://en.wikipedia.org/wiki/Iranian diakses pada tanggal 10 Maret 2014.
Iran’s Falling Oil Output Means Less Clout.
http://online.wsj.com/article/SB1000142405274870456920457532 8851816763476.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Iran’s Nuclear Program. http://www.wiseinternational. org/node/2859 diakses pada tanggal 4 Mei 2014.
Iran Tiongkok Perluas Seluruh Hubungan dan Kerja Sama. http://article. wn.com/view/2014/05/16/IranTiongkok_perluas_seluruh_hubungan_dan_ke rja_sama/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Isu Nuklir Iran Dibayangi Pembangkangan Tehran. http://indonesian.cri.cn/ 1/2008/04/16/1@80410.htm diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Mahmoud Ahmadinejad. http://en.m. wikipedia.org/wiki/Mahmoud_Ahmadinejad diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Mahmud Ahmadinejad. http://id.wikipedia.org/wiki/Mahmud_Ahmadinejad diakses pada tanggal 21 April 2014.
Menyerang Iran sama dengan Menyerang Rusia dan Cina.
http://islamtimes.org/vdcaiin6y49nuo1. h8k4.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Mongol. http://afe.easia.columbia.edu/ mongols/figures/figures.htm diakses pada tanggal 15 Mei 2014.
Name of Iran. http://en.wikipedia.org/wiki/Name_of_Iran diakses pada tanggal 10 Maret 2014.
Nuclear Law. http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_law diakses pada tanggal 1 Juli 2014.
Nuclear Program of Iran. http://en.wikipedia.org /wiki/Nuclear_program_of_Iran diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Nuclear Weapon. http://www.fas.org/nuke/guide/iran/nuke/ diakses pada tanggal 4 Mei 2014.
Nuklir Iran Antara Pujian dan Kecaman. http://surwandono.staff.umy.ac.id/ 2010/06/29/files/2010/06/nuklir-iran-antara-pujian-dan-kecaman.doc
diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Nuklir Iran : Siapa Yang Menanam Angin, Dialah yang Menuai Badai. http://arifnurcahyo -janisary.blogspot.com/2011/12/nuklir-iran-sia pa-yang-menanam-angin.html diakses pada tanggal 4 Mei 2014.
Pappers, Please! http://www.foreignpolicy.com/articles/2014/04/11/papers_please diakses pada tanggal 22 April 2014.
Pemerintah Komunis Cina. http://www.slide share.net/anazatul/pemerintah-komunis-cina diakses pada tanggal 15 Mei 2014.
Pemufakatan Kerjasama Antara IAEA dengan Iran. http://vovworld.vn/id-id/Berita/Pemufakatan-kerjasama-antara-IAEA-dengan-Iran-pada-permula annya-mencapai-hasil-positif/201682.vov diakses pada tanggal 6 Mei 2014.
Pengertian Sejarah dan Sumber Hukum. http://roysanjaya.blogspot.com /2009/01/pengertian-sejarah-dan-sumber-hukum.html diakses pada tanggal 18 Februari 2014.
Penjelasan Diplomasi Menurut Arthasastra. http://www.seniberpikir.com /diplomasi-penjelasan-menurut-arthasastra/ diakses pada tanggal 20 Februari 2014.
Persekongkolan Iran-AS: Sejak Pahlevi, Khomaeni Hingga Rouhani. http://hizbut-tahrir.or.id/2013/11/06/persekongkolan-iran-as-sejak-pahlevi-khomaeni-hin gga-rouhani/ diakses pada tanggal 21 April 2014.
Perusahaan Minyaknya Disanksi AS Cina Marah. http://m.news.viva.co.id/ news/read/280286-perusahaan-minyaknya-disanksi-as--china-marah diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Politik Luar Negeri Iran: Perspektif Global. http://indonesian.irib.ir/wacana/-/asset_publisher /mkD7/content/politik-luar-negeri-iran-perspektif-global diakses pada tanggal 17 Maret 2014.
Rahasia Pengembangan Nuklir Cina. http://global.indonesianvoices.org/ 2013/10/rahasia-pengembangan-nuklir-Cina.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014. W20130923 diakses pada tanggal 21 April 2014.
Rusia & Cina Gagalkan Akal Bulus AS di Dewan PBB. http://www.islamtimes.org/vdce7x8wejh8vni.rabj.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014
Security Council Resolution on Iran. https://www.armscontrol.org/factsheets/ Security-Council-Resolutions-on-Iran diakses pada tanggal 4 Mei 2014.
Sejarah Awal Berdiri Negara Cina. http://www.catatansejarah.com/2012/01 /sejarah-awal-berdiri-negara-china.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014. Sejarah Tiongkok. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Tiongkok diakses pada
tanggal 15 Mei 2014.
Nuklir Iran : Siapa Yang Menanam Angin, Dialah yang Menuai Badai. http://arifnurcahyo-janisary.blogspot.com/2011/12/nuklir-iran-siapa-yang-menanam-angin.html diakses pada tanggal 4 Mei 2014.
Seberapa Besar Kapasitas Nuklir Cina? http://indonesianvoices.com /index.php?option=com_content&view=article&id=124:seberapa-besar-ka pasitas-nuklir-china &catid=1:latest-news&itemid=50 diakses pada tanggal 20 Juni 2014.
Summary of the Proceedings of Tehran International Conference on Disarmament 21 April 2010. http://iran-un.org/en/2010/04/21/21-april-2010/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Sun Yat-Sen. http://asianhistory.about.com/od/modernChina/p/Sun-Yat-Sen.htm diakses pada tanggal 15 Mei 2014.
Teori Konflik. http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_konflik diakses pada tanggal 20 Februari 2014.
Timur Tengah Nuklir Iran. http://muzainiyeh---fisip09.web.unair.ac.id/ artikel_detail-59288-mbp%20timur%20tengah-nuklir %20iran.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Unilateral Acts of States. http://legal.un.org/ilc/summaries/9_9.htm diakses pada tanggal 20 Februari 2014.
U.S. Foreign Policy toward Iran in the Obama Era. http://armscontrolcenter.org/is sues/iran/articles/062309_us_iran_policy_obama_era/ diakses pada tanggal 22 April 2014.
What Iran Really Want. http://www.foreignaffairs.com/articles/141209/moham mad-javad-zarif/ what-iran-really-wants diakses pada tanggal 22 April 2014. World Nuclear.
http://www.world-nuclear.org/info/Country-Profiles/Countries-G-N/Iran/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
World Nuclear Power Reactor and Uranium Requirements. http://www.world-nuclear.org/info/Facts-and-Figures/World-Nuclear-Power-Reactors-and-Ura nium-Requirements/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Karya Ilmiah:
Dubowitz, Mark & Laura Grossman. 2010. Iran’s Chinese Energy Partners.
Washington DC: FDD Press.
Ghazvini, Sayed Ali. 1996. On the Foreign Policy of Islam: A Search Into the Juridical Dimension of Iranian Foreign Policy, dalam The Iranian Journal of International Affairs. Vol viii no. 4 Teheran: Winter.
Hendrasica, Andika. 2007. Perspektif Hukum Internasional Terhadap Pengembangan Teknologi Nuklir (Studi Kasus : Dugaan Pengembangan Senjata Nuklir Iran) (Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.
Harold, Scott and Alireza Nader. China and Iran: Economic, Political and Military Relations. Center for Middle East Public Policy.
Heriyanto, Yayak. 2007. Politik Luar Negeri Iran dalam Upaya Menjaga Kepentingan Nasional (1979-2006) Studi Kasus tentang Pengembangan Teknologi Nuklir dalam Memenuhi Kebutuhan Energi Iran. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kartika, Dyah Kusumaningayu Ratna. Alasan Perubahan Sikap Cina Terhadap Masalah Nuklir Iran tahun 2010. Surabaya: Universitas Airlangga.
Kemenade, Willem Van. 2009. Iran’s Relations with China and the West:
Nugroho, Agung. 2012. Dukungan Cina Terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009). Jurnal Transnasional Vol. 4 No. 1.
Pratama, Tide Aji. 2008. Kebijakan Nuklir di Iran. Jakarta: Universitas Indonesia.
Salehzadeh, Alan. 2013. Iran’s Domestic and Foreign Policies. National Defence
University Department of Strategic and Defence Studies.
Sitepu, P. Anthonius. 2006. Teori RealismePolitik Hans J. Morgenthau dalam Studi Politik dan Hubungan Internasional. Jurnal Analisis Administrasi dan Kebijakan Vol. 3 No.1, Universitas Sumatera Utara.
v
karena dengan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Peneliti
menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak menemukan kesulitan dan
hambatan karena keterbatasan kemampuan peneliti, namun berkat dukungan dan
dorongan berbagai pihak, disertai keinginan yang kuat dan niat yang
sungguh-sungguh, maka akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan sebagaimana
diharapkan.
Untuk kedua orangtua, mama dan papa yang selalu memberi dukungan moral,
terimakasih atas dukungannya selama ini karena tidak pernah bosan
mengingatkan agar tetap okus menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih atas
dukungan dan doa kalian yang sangat berguna hingga saat ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang
telah membantu baik itu dalam melakukan penelitian maupun dalam penyusunan
skripsi, peneliti tidak mungkin menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini peneliti ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Aelina Surya, Dra. Wakil Rektor bidang
Kemahasiswaan Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan
arahan dalam melakukan penelitian.
2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A. Dekan Fakultas
vi
waktu berkali-kali untuk memperbaiki usulan penelitian hingga akhirnya
dapat mengikuti sidang sarjana.
4. Yth. Bapak H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si. yang telah memberikan
bimbingan dan arahan, serta saran dan kritik sehingga peneliti dapat
melanjutkan penelitian ini.
5. Yth. Ibu Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si. yang memberikan bantuan dan
dukungan serta pegesahan judul yang berulang-ulang.
6. Yth. Ibu Sylvia Octa Putri, S.IP. yang telah menjadi dosen wali paling
sabar dalam membimbing peneliti selama perkuliahan.
7. Yth. Ibu Dwi Endah Susanti, S.E. yang telah menyediakan waktunya
untuk membantu melengkapi semua berkas-berkas perkuliahan hingga
sidang sarjana.
8. Yth. Ibu Dra. Ambar Yoganingrum, Apt. Mkes. sebagai Plh. Kepala
Bidang Diseminasi Informasi Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah
Lembaga Ilmu Pendidikan Indonesia di Jakarta yang mengijinkan peneliti
melakukan penelitian di LIPI.
9. Yth. Bapak Suryo Anggoro sebagai Staff Kedutaan Besar Republik Islam
Iran untuk Indonesia yang memberikan pengarahan mengenai penelitian
yang peneliti lakukan.
10.Mpie dan Coco adik-adikku yang selalu memberi bantuan semangat,
vii
Richard, dan Haridi yang sudah lulus tapi tetap memberi semangat dan
selau memberi bantuan apapun.
13.Sahabat peneliti sekaligus teman di HI UNIKOM 2009 Leonardo, Ratu
Rayanti, Rudiansyah Tubagus Lisma terimakasih buat bantuan kalian.
14.Teman-teman HI angkatan lainnya Raisa Dara, Fitria Afriyanti, Elin
Dewanti, Rizky Ananda Prima yang selalu mau membantu kasih saran.
15.Eko Prastyo yang selalu mendukung sebagai pacar dan sahabat terbaik.
16.Guntur, Ginting, Andri yang selalu mendoakan yang terbaik untuk masa
depan peneliti.
17.Jona Paul yang mengantar kesana kemari untuk penelitian.
18.Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan
penelitian skripsi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masi diperlukan
penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat
dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu peneliti berharap dan berterima kasih atas segala saran dan
kritik dari pembaca. Serta menerima saran dan kritik tersebut dengan hati terbuka.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, Agustus 2014
1
1.1Latar Belakang Masalah
Asia Timur merupakan sebuah kawasan yang terdiri dari beberapa negara maju dan karena itu juga Asia Timur tidak memiliki sebuah organisasi
regional. Republik Rakyat Tiongkok, Hongkong, Jepang, Makau, Mongolia,
Korea Utara, Korea Selatan dan Taiwan adalah bagian dari Asia Timur yang
mana Asia Timur memiliki kepadatan penduduk mencapai 230 per km2
(http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Timur diakses pada tanggal 28 Juni 2014).
Karena persaingan antar negara-negara di kawasan Asia Timur yang mana
beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang dan Korea yang memiliki nama di
dunia internasional, maka sulit terciptanya sebuah persatuan disana.
Terkadang konflik juga muncul antar negara-negara tersebut yang membuat
dunia internasional ikut menyelesaikannya. Intervensi Amerika Serikat
tentunya juga muncul karena Tiongkok adalah salah satu negara yang menjadi
saingan utama Amerika dalam perekonomian dunia.
Tiongkok dan Amerika Serikat merupakan dua anggota Dewan Keamanan
Tetap PBB yang tentunya memiliki kekuatan di kancah dunia internasional.
Peluang usaha demi memenuhi kepentingan nasionalnya pasti akan dicari dan
digunakan semaksimal mungkin. Seperti halnya dengan negara-negara Timur
Tengah yang mempunyai banyak cadangan minyak yang sangat dibutuhkan
Timur Tengah adalah salah satu kawasan yang rentan akan konflik. Setiap tahun terjadi pergejolakan di negara-negara Timur Tengah. Hal ini sudah
menjadi bahasan Ilmu Hubungan Internasional secara turun temurun dan
belum pernah ada penyelesaiannya. Kawasan Timur Tengah terdiri dari
negara-negara Arab yang setiap negaranya memiliki keinginan untuk berada
dalam satu kesatuan, namun pada kenyataannya kepentingan nasional tiap
negara menjadikan negara-negara Timur Tengah saling bersitegang
(Lenczowsky, 2003:381).
Selain faktor perbedaan yang muncul dalam internal kawasan Timur
Tengah sendiri, juga ada pengaruh eksternal. Pengaruh eksternal ini muncul
karena melimpahnya kekayaan alam yang dimiliki negara-negara Timur
Tengah, terutama minyak bumi. Negara-negara maju berebut untuk
mengadakan kerjasama dengan negara-negara penghasil minyak bumi di
Timur Tengah sehingga perseteruan antar negara maju tersebut memancing
persaingan negara-negara Timur Tengah untuk menjadi yang terbaik.
Iran adalah salah satu negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat
Daya. Iran memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga banyak
negara yang menginginkan melakukan kerjasama dengan negara ini. Selain
itu, Iran juga melakukan pengembangan nuklir yang diperoleh dari Amerika
Serikat dengan tujuan riset nuklir dengan kekuatan hanya 5 megawatt yang
mulai beroperasi pada tahun 1967 (http://arifnurcahyo-janisary.blogspot.com/
2011/12/nuklir-iran-siapa-yang-menanam-angin.html diakses pada tanggal 4
Untuk membatasi pengembangan senjata nuklir di dunia, dibentuk
perjanjian pelarangan penyebaran senjata nuklir diantara negara-negara
pemilik nuklir yang diatur melalui Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT)
pada tahun 1968, namun Iran baru menandatangani perjanjian tersebut pada
tahun 1970. Selain NPT, Iran juga menandatangani Safeguards Agreement
dengan International Atomic Energy Agency pada tahun 1974 yang bertujuan
agar badan dunia dapat mengawasi pengembangan program nuklir Iran
(http://www.fas.org/nuke/guide/iran/nuke/ diakses pada tanggal 4 Mei 2014).
Iran terus melakukan pengembangan program nuklirnya dibawah
pemerintahan Shah Iran dengan melakukan beberapa bentuk kerjasama
dengan perusahaan Eropa di Jerman dan Perancis. Pengembangan nuklir terus
berjalan hingga terhenti pada tahun 1979 saat terjadi Revolusi Iran yang
dipimpin oleh Ayatullah Khomeini.
Selama pemerintahan Khomeini, proyek pembangunan reaktor nuklir
dihentikan karena dianggap merupakan bentuk pemenuhan ambisi Shah
semata yang mana menghabiskan dana lebih dari 30 milyar dolar, padahal
pembangunan beberapa reaktor nuklir sudah hampir selesai. Reaktor Bushehr
1 sudah selesai sekitar 90% dan 60% peralatannya telah dipasang, serta
Reaktor Bushehr 2 sudah mencapai 50%. Selain karena dana yang digunakan
sangat besar dalam mengembangkan nuklir di Iran, Perdana Menteri Mehdi
Bazargan juga menganggap bahwa Iran tidak membutuhkan energi nuklir
bersamaan dengan krisis keuangan di Iran dan terjadi ketegangan hubungan
dihentikan (http://www.informationclearinghouse.info/article30177.htm
diakses pada tanggal 4 Mei 2014).
Dalam keadaan Iran yang masih rentan karena baru terjadinya revolusi,
Irak melakukan penyerangan dengan tujuan untuk menguasai terusan Shat
Al-Arab, wilayah Kurdistan, Pulau Abu Musa, Tunbs besar dan kecil serta
mencegah berkembangnya Revolusi Islam di kawasan teluk Persi sehingga
terjadi perang antara kedua negara dari tahun 1980-1988 yang menyebabkan
kerusakan pada kedua reaktor nuklir Iran karena dibom oleh Irak.
Pengeboman dilakukan sebanyak enam kali, yaitu Maret 1984, Februari 1985,
Maret 1985, Juli 1986 dan November 1987 dua kali. Karena hal tersebut,
reaktor Bushehr 1 dan Bushehr 2 mengalami kerusakan berat, namun
untungnya peralatan utama reaktor belum sempat dipasang dan masih
disimpan di Italia dan Jerman (Danziger, 2005:405-406).
Usaha untuk memperbaiki reaktor nuklir Bushehr 1 dan 2 telah banyak
dilakukan. Pertama Iran meminta bantuan pada Krafwerk Union sebuah
perusahaan Jerman namun ditolak karena intervensi Amerika Serikat, kedua
pemerintah Iran meminta Kraftwerk Union mengirim komponen-komponen
reaktor dan dokumen tekhnisnya karena Iran telah membelinya, namun
pengiriman juga gagal sehingga Iran meminta kompensasi sebesar $5,4
milyar. Hingga akhir tahun 1980 belum ada satupun usaha yang berhasil untuk
memperbaiki kedua reaktor tersebut. Bantuan yang diajukan perusahaan
konsorsium Jerman, Spanyol dan Argentina dibatalkan karena tekanan
Nuclear Equipment dari Spanyol untuk meyelesaikan reaktor nuklir Iran
digagalkan oleh Amerika Serikat. Iran mencoba membeli peralatan dari Italia,
Republik Ceko dan Polandia namun tekanan Amerika Serikat berhasil
menggagalkan kembali keinginan Iran tersebut (http://www.wiseinternational.
org/node/2859 diakses pada tanggal 4 Mei 2014).
Pada tahun 1990, Iran bekerjasama dengan Rusia untuk memperbaiki
Reaktor Bushehr 1, namun akhirnya dibatalkan karena masalah keuangan.
Bantuan pertama yang didapat Iran adalah pada tahun 1991 dari Tiongkok
berupa kiriman pasokan material, uranium hexafluoride, tetra fluoride dan
uranium dioxide dalam jumlah yang tidak begitu banyak. Hal ini tidak
diketahui oleh IAEA dan merupakan awal mula bentuk dukungan Tiongkok
terhadap program nuklir Iran (Parillo,2006:2).
Berdasarkan pertimbangan karena hubungan Iran dan barat memburuk,
krisis keuangan di Iran serta kekacauan pasca peperangan dengan Irak, maka
pada masa pemerintahan Rafsanjani sekitar tahun 1995, pengembangan
program nuklir ini kembali dilanjutkan, begitu juga pada masa kepemimpinan
Khatami. Namun pada tahun 2003 masalah mengenai pengembangan program
nuklir di Iran mulai muncul karena laporan dari pihak oposisi Iran yang
diasingkan bahwa Iran melakukan pengembangan program nuklir rahasia dan
tidak aman serta disembunyikan dari para petugas Badan Energi Atom
Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA). Karena hal
Tekanan demi tekanan Iran dapatkan karena program nuklirnya. Dewan
Keamanan PBB mengeluarkan beberapa resolusi mengenai program nuklir
Iran. Resolusi tersebut:
1. Resolusi 1696 pada 31 Juli 2006 yang berisi bahwa Iran harus menuruti
langkah-langkah yang disarankan oleh IAEA yang mana dapat
meyakinkan bahwa nuklirnya memang untuk tujuan damai dengan
melaporkan segala aktifitas dan menghimbau kepada seluruh negara untuk
tidak membantu Iran dalam program nuklirnya dengan batas waktu hingga
31 Agustus 2006.
Resolusi ini dikeluarkan karena Iran tidak melaporkan program nuklirnya
kepada IAEA secara jelas dan Iran tetap melanjutkan pengayaan
uraniumnya. Resolusi ini dibahas di Paris tanggal 12 Juli 2006 oleh
anggota Dewan Keamanan Tetap PBB dan Jerman serta Uni Eropa.
2. Resolusi 1737 pada 23 Desember 2006 yang berisi himbauan kepada Iran
untuk melaporkan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengayaan
uranium kepada IAEA dan himbauan kepada seluruh negara agar tidak
menyuplai, menjual atau mentransfer apapun yang akan berkontribusi
pada pengembangan nuklir Iran, segala barang yang akan diperdagangkan
harus sepengetahuan IAEA dan resolusi ini berlaku selama 60 hari.
Iran tetap tidak menggubris resolusi yang dikeluarkan DK PBB yang
pertama hingga akhirnya resolusi kedua ini pun dikeluarkan. Sikap Iran
yang tidak mengikuti saran-saran IAEA membuat DK PBB terus
3. Resolusi 1747 pada 24 Maret 2007 yang berisi sanksi terhadap Iran antara
lain mengenai larangan melakukan perdagangan senjata, pembekuan asset
28 orang dan organisasi yang berkaitan dengan program nuklir dan
permintaan terhadap negara-negara agar memberlakukan larangan
bepergian terhadap orang-orang yang dikenai sanksi (travel ban). Resolusi
ini juga memberikan sanksi ekonomi kepada Iran yaitu dengan melarang
semua negara dan lembaga keuangan internasional untuk tidak memiliki
komitmen baru dalam hal bantuan keuangan atau pinjaman untuk Iran.
4. Resolusi 1803 pada 3 Maret 2008 yang berisi penegasan kembali sanksi
yang ada pada resolusi 1747 karena Iran tidak menunjukkan tanda-tanda
akan bekerjasama dengan IAEA.
5. Resolusi 1835 pada 27 September 2008 yang berisi penegasan terhadap
keempat resolusi sebelumnya karena sikap Iran yang tidak menghentikan
pengayaan uraniumnya.
6. Resolusi 1929 pada 9 Juni 2010 yang berisi pemberlakuan embargo
senjata ke Iran, larangan Iran dalam kegiatan yang berhubungan dengan
misil balistik, pemeriksaan resmi dan memperpanjang pembekuan aset
terhadap IRGC (Iranian Revolutionary Guard Corps) dan jalur pelayaran
Republik Islam Iran.
7. Resolusi 1984 pada 8 Juni 2011 yang isinya menekankan pentingnya
penilaian yang kredibel dan obyektif, analisis dan rekomendasi dalam
laporan panel ahli. Itu menentukan bahwa proliferasi senjata pemusnah
8. Resolusi 2049 pada 7 Juni 2012 merupakan perpanjangan dari resolusi
1984.
9. Resolusi 2105 pada 5 Juni 2013 berupa penekanan bagi resolusi-resolusi
sebelumnya.
(https://www.armscontrol.org/factsheets/Security-Council-Resolutions-on-Iran diakses pada tanggal 4 Mei 2014)
Kesembilan resolusi ini tentunya didukung oleh Dewan Keamanan Tetap
maupun tidak tetap PBB, namun ternyata Tiongkok dan Rusia sebagai anggota
Dewan Keamanan tetap PBB yang ikut merumuskan resolusi 1747 atau
resolusi ketiga yang dikeluarkan DK PBB memberikan dukungan terhadap
program nuklir Iran dan mengharapkan masalah nuklir Iran ini dapat
diselesaikan secara damai melalui jalan diplomasi. Tiongkok dan Rusia
menganggap bahwa jalur diplomasi adalah cara yang tepat untuk mengatasi
sikap Iran yang keras mengenai program nuklirnya (http://www.pelita.
or.id/baca.php?id=38741 diakses pada tanggal 4 Mei 2014).
Tiongkok merupakan salah satu negara yang memiliki kerjasama cukup
panjang dan stabil dengan Iran. Hal ini terjadi karena Tiongkok adalah negara
yang memiliki keterbatasaan sumber daya alam energi sehingga negara ini
tergantung pada impor minyak dan gas dari negara lain. Tiongkok akan terus
melakukan kerjasama-kerjasama dengan negara-negara penghasil energi, yang
mana Iran adalah salah satu rekan terkuat Tiongkok.
Di bidang energi, Tiongkok memiliki investasi mencapai $63 milyar di Iran
pada tahun 2009 dan juga Iran menjamin pasokan gas ke Tiongkok selama 25
mencapai 12% kebutuhan di dalam negerinya sehingga segala bentuk tekanan
barat terhadap hubungan Tiongkok dan Iran tidak dapat menghentikan
kerjasama kedua negara ini (http://www.globalissues.org/news/2010/07/
30/6457 diakses pada tanggal 5 Mei 2014).
Tepat di tahun 2003, Hu Jintao terpilih menjadi Presiden Tiongkok. Hal ini
bertepatan dengan munculnya masalah nuklir di Iran yang dianggap sebagai
upaya membuat senjata. Tiongkok yang juga adalah anggota tetap Dewan
Keamanan PBB memiliki sikap yang berbeda dengan anggota lainnya selain
Rusia karena Tiongkok memberikan dukungan terhadap pengembangan nuklir
di Iran sama seperti Rusia. Beberapa kebijakan luar negeri di awal
kepemimpinan Hu Jintao menjelaskan sikap positif Tiongkok terhadap hal
tersebut.
Hu Jintao memberikan pernyataan bahwa Tiongkok selalu mendukung
pengembangan nuklir Iran yang mana berguna untuk membangun pembangkit
listrik di Iran. Hu Jintao berharap masalah nuklir ini dapat diselesaikan
melalui cara diplomasi tanpa harus memberikan sanksi kepada Iran. Iran
adalah negara yang menandatangani Traktak non-Proliferasi Nuklir, Konvensi
Senjata Biologi dan Kovensi Sejata Kimia sehingga wajib untuk tidak
mengembangkan senjata nukir. Iran jelas telah membantah melakukan
pengembangan ataupun memiliki senjata pemusnah massal sehingga
organisasi terkaitlah yang mempunyai wewenang menyelesaikan masalah
keraguan ini melalui cara negosiasi, konsultasi dan dialog dengan negara Iran
yang bertujuan damai (http://www.china-un.org/eng/hyyfy/t28673.htm diakses
pada tanggal 1 Juni 2014).
Di tahun 2007 saat Hu Jintao melakukan diskusi mengenai beberapa isu
dengan Bush, Presiden Amerika saat itu, terkait nuklir Iran, Tiongkok akan
tetap bersikeras menyelesaikan isu nuklir iran melalui jalur negosiasi
diplomatik secara damai. Di tahun 2007 sendiri telah dikeluarkan total 3
resolusi DK PBB mengenai isu nuklir Iran, namun Tiongkok tetap pada
sikapnya yang menolak memberikan sanksi pada Iran. Menurut Hu dengan
menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomasi tentu akan melindungi
perdamaian dan stabilitas regional yang pasti akan memenuhi kepentingan
setiap pihak yang terkait
(http://english.pravda.ru/news/world/06-12-2007/102399-nuclear_questions-0/#.U5S0eHb_i00 diakses pada tanggal 2
Juni 2014).
Dalam tindakan yang dilakukan oleh DK PBB mengenai masalah nuklir
Iran, Tiongkok memiliki tiga prinsip, yaitu:
1. Tindakan yang diambil harus memberikan kontribusi nyata bagi penguatan
kesepakatan NPT. Dalam hal ini Iran adalah anggota NPT dan telah
bersedia bekerja dengan IAEA sehingga memiliki hak menggunakan
energi nuklir damai.
2. Tindakan DK PBB harus menciptakan suasana yang kondusif bagi
3. Membantu pemulihan perekonomian dunia dan menghindari dampak pada
kehidupan normal rakyat Iran dan ekonominya serta tidak mengganggu
hubungan antara Iran dengan negara lain.
Tindakan yang diambil DK PBB harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi,
memiliki sasaran yang jelas dan harus memperkuat upaya diplomatik dalam
menyelesaikan masalah nuklir Iran (Nugroho, 2012:13).
Sejak tahun 2006 hingga 2009, Tiongkok terus memberikan dukungan
terhadap perkembangan nuklir Iran secara intensif , mulai dari penolakan
terhadap sanksi yang diberikan oleh DK PBB padahal dalam hal ini Tiongkok
juga ikut merumuskan isi dari resolusi yang dikeluarkan tersebut, hingga
penyediaan reaktor, pelatihan tenaga ahli dan pendampingan dalam
pengoperasian reaktor nuklir. Dalam perkembangannya, ternyata di tahun
2010, Tiongkok memberikan perubahan dalam sikapnya menghadapi sanksi
PBB terhadap program nuklir Iran. Tiongkok mendukung pemberian sanksi
kepada Iran mengenai masalah program nuklirnya. Hal ini dikarenakan
Tiongkok menginginkan Iran agar merubah sikapnya yang sangat tidak
bersahabat dengan IAEA agar melaporkan semua aktifitas nuklirnya di Iran
bilamana memang tidak ada indikasi untuk membuat senjata nuklir
(http://nasional.kompas.com/read/2010/03/24/14001279/China.dan.Rusia.Des
ak.Iran.Ubah.Sikap diakses pada 5 Mei 2014).
Pasca perubahan sikap Tiongkok, Iran tidak lantas memutuskan
kerjasamanya dengan Tiongkok karena secara positif Tiongkok masih
dengan IAEA. Tiongkok tetap meminta agar masalah program nuklir Iran ini
dapat diselesaikan dengan cara diplomasi tanpa harus terus memberikan
sanksi kepada Iran.
Memang tidak ada bantuan secara langsung dari Tiongkok terhadap Iran
pasca keputusan Tiongkok mendukung resolusi DK PBB, namun setiap
pertemuan yang dilaksanakan dengan tema bahasan program nuklir Iran,
Tiongkok terus memberikan pernyataan yang mana Tiongkok memberikan
dukungan penuh kepada Iran dalam pelaksanaan program nuklirnya, terutama
setelah Iran menghentikan 20% pengayaan uraniumnya diawal tahun 2012,
yang mana sanksi untuk Iran pun diperingan, seperti diperbolehkannya
negara-negara mengimpor minyak kembali dari Iran (http://en.wikipedia.org/
wiki/Nuclear_program_of_Iran diakses pada tanggal 4 Mei 2014).
Dukungan Tiongkok di tahun 2013 disampaikan sebelum pertemuan antara
Iran dan IAEA untuk membahas kembali program nuklir Iran pada tanggal 12
Februari 2013. Sebelumnya Iran telah melakukan negosiasi dengan IAEA
pada tanggal 16 hingga 17 Januari 2013 namun belum mendapat kesepakatan
apapun, hingga akhirnya dilaksanakan pertemuan putaran kedua yang juga
belum menemukan kesepakatan. Setelah dilakukan beberapa pertemuan yang
juga masih belum menemukan kesepakatan mengenai sengketa program nuklir
Iran, pada tanggal 11 November 2013 Iran dan IAEA menandatangani
kesepakatan yang mana IAEA akan mendekati dua instalasi nuklir Teheran
dalam waktu tiga bulan. Yang juga perlu dilakukan Iran selama 3 bulan adalah
tambahan untuk pengayaan uranium, 16 basis untuk melayani pabrik-pabrik
listrik tenaga nuklir dan teknologi mengayakan uranium dengan laser
(http://vovworld.vn/id-id/Berita/Pemufakatan-kerjasama-antara-IAEA-dengan
-Iran-pada-permulaannya-mencapai-hasil-positif/201682.vov diakses pada
tanggal 6 Mei 2014).
Peneliti merasa sikap Tiongkok terhadap Iran cukup menarik untuk dibahas
secara lebih dalam dan menjadikan masalah ini sebagai penelitian untuk
pembuatan skripsi dengan judul:
“Dukungan Tiongkok terhadap Pengembangan Nuklir di Iran Pada
Masa Pemerintahan Presiden Hu Jintao (2003-2013).”
Penelitian ini dibuat berdasarkan beberapa mata kuliah pada program studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Komputer Indonesia, yaitu:
1. Politik Internasional, membahas mengenai interaksi politik di kancah
dunia internasional terutama dengan cara diplomasi dan juga dampaknya
yang mana bisa menjadi sebuah kerjasama ataupun konflik.
2. Pemikiran Politik Islam, membahas dunia politik dari pandangan syariat
Islam yang digunakan oleh negara-negara Islam seperti negara-negara
Timur Tengah.
3. Analisa Politik Luar Negeri, membahas mengenai politik luar negeri
secara mendalam sehingga dapat dilakukan analisa menggunakan beberapa
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka masalah
yang akan diteliti dalam usulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Rumusan Masalah Mayor
Bagaimana dukungan Tiongkok terhadap pengembangan nuklir di Iran
pada masa pemerintahan Hu Jintao dari tahun 2003 hingga tahun 2013?
1.2.2 Rumusan Masalah Minor
1. Bagaimana hubungan luar negeri antara Iran dan Tiongkok pada
masa pemerintahan Hu Jintao (2003-2013)?
2. Apakah kepentingan Tiongkok sehingga mendukung pengembangan
nuklir di Iran?
3. Bagaimana respon Iran terhadap dukungan Tiongkok pada
pengembangan nuklirnya?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih
mendalam bagaimana dukungan Tiongkok terhadap program nuklir Iran
dan apa kepentingan Tiongkok terhadap dukungannya tersebut sejak
tahun 2003 hingga 2013 saat PBB memberikan sanksi terhadap Iran
melalui resolusinya. Tiongkok merupakan negara great power dan juga
salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, sehingga sikap yang
Iran. Dengan begitu tentunya penelitian ini akan menjelaskan juga
respon Iran terhadap dukungan Tiongkok tersebut.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mendapatkan keterangan yang jelas mengenai hubungan luar
negeri antara Tiongkok dan Iran pada masa pemerintahan Hu Jintao
(2003-2013).
2. Mengetahui lebih lanjut kepentingan yang dimiliki Tiongkok
sehingga mendukung pengembangan nuklir Iran.
3. Untuk mengetahui seperti apa respon Iran terhadap dukungan
Tiongkok bagi pengembangan nuklirnya.
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Bagi Ilmu Hubungan Internasional, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi sebagai materi yang dapat disampaikan dan juga
bisa memberikan tambahan ilmu yang cukup otentik bagi
pengembangan studi Ilmu Hubungan Internasional mengenai
sikap-sikap Tiongkok berupa dukungan terhadap pengembangan nuklir di
Iran pada masa pemerintahan Hu Jintao tahun 2003 hingga 2008 serta
periode kedua tahun 2008 hingga tahun 2013, juga bagaimana Iran
merespon dukungan Tiongkok tersebut dan juga kerjasama kedua
menjadi bahasan yang cukup berbobot di lingkup studi Ilmu Hubungan
Internasional.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai program studi Ilmu Hubungan Internasional dari
segi kerjasama internasional yang mana kerjasama kedua negara dapat
terjadi karena adanya kepentingan antar negara.
Bagi Lembaga Akademik, diharapkan penelitian bisa menjadi
referensi dan menjadi sumbangan data mengenai hubungan Tiongkok
dan Iran mengenai pengembangan nuklir di Iran.
Bagi Mahasiswa dan Masyarakat, penelitian ini dapat menjadi
sebuah referensi untuk lebih memahami bagaimana hubungan Iran dan
Tiongkok melalui sikap-sikap dan motif Tiongkok dalam menanggapi
pengembangan nuklir Iran, baik dari segi positif maupun negatif serta
17
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai dukungan negara
Tiongkok terhadap program nuklir Iran pada masa pemerintahan Hu Jintao
periode tahun 2003 sampai tahun 2013. Dalam peninjauan peneliti, baru
ditemukan beberapa penelitian mengenai dukungan Tiongkok terhadap
program nuklir Iran mulai dari tahun 2003 hingga tahun 2013 karena masalah
ini baru terjadi dan masih hangat bagi para peneliti Hubungan Internasional.
Dari permasalahan berikut ada beberapa penelitian dan jurnal yang membahas
mengenai sikap Tiongkok dan terkait program nuklir Iran yang dapat
dijadikan tinjauan pustaka bagi penelitian ini.
Yang pertama jurnal transnasional dari Agung Nugroho yang berjudul
“Dukungan Cina terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009)”. Penelitian ini
memiliki pembahasan yang sama dengan penelitian yang penulis lakukan,
namun perbedaannya terletak pada periode tahun penelitian, yang mana
Agung mengambil dari tahun 2006 hingga 2009, sedangkan penulis
mengambil dari tahun 2003 hingga 2013 namun peneliti lebih menekankan
pada sikap Tiongkok baik secara positif maupun negatif. Dari jurnal tersebut
dijelaskan bahwa Tiongkok dan Iran memiliki hubungan yang cukup baik.
Tiongkok yang memiliki kemajuan perekonomian sangat pesat tentunya
Tiongkok tidak memiliki cadangan minyak dan sumber minyak langsung di
negaranya.
Dalam jurnal, Agung menjelaskan bahwa Tiongkok memiliki
ketergantungan yang cukup penting dengan negara Iran, begitu juga Iran
terhadap Tiongkok. Sikap saling ketergantungan tersebut menjadi salah satu
alasan Tiongkok sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang
memiliki hak veto dalam mendukung program nuklir Iran dengan menentang
resolusi DK PBB yang memberikan sanksi terhadap Iran terkait program
nuklirnya. Tiongkok memiliki investasi yang cukup besar di Iran, sebagai
contohnya tahun 2009 Tiongkok memberikan investasi sebesar 63juta dollar
AS di bidang energi dan sebagai imbalannya Iran menjamin pasokan gas ke
Tiongkok selama 25 tahun dimulai sejak tahun 2004. Selain itu, Tiongkok
juga mengimpor 12% kebutuhan minyak dalam negerinya dari Iran. Tentunya
dengan alasan-alasan tersebut, Tiongkok pasti akan memberikan dukungan
penuh terhadap Iran, juga dalam masalah program nuklirnya.
Dukungan yang diberikan Tiongkok terhadap Iran menjadi sebuah
kekuatan bagi Iran dalam menghadapi Amerika Serikat karena tentunya
Tiongkok memiliki kekuatan yang sama dengan Amerika Serikat dalam PBB.
Dalam hal ini Iran memiliki perlindungan yang dibutuhkannya yang didapat
dari Tiongkok. Tiongkok yang memiliki kepentingan nasional dalam
negaranya tentu akan lebih mementingkan memenuhi kepentingan
nasionalnya daripada harus mengikuti Amerika Serikat hingga mengorbankan
Tiongkok juga memandang bahwa setiap negara yang menandatangani NPT
mempunyai hak terhadap program nuklir selama untuk kepentingan damai
karena selama ini belum ada bukti yang otentik bahwa Iran mengembangkan
program nuklirnya untuk kepentingan militer.
Tinjauan pustaka yang kedua yaitu karya ilmiah berjudul “Akuntabilitas
Program Nuklir Iran” yang ditulis oleh Tri Cahyo Utomo. Program nuklir
Iran telah berjalan selama puluhan tahun, namun sempat tertunda saat terjadi
revolusi di Iran. Awal mula dilakukan pengembangan terhadap nuklir Iran
merupakan dukungan Amerika Serikat terhadap Iran sebagai negara
sekutunya sehingga Amerika Serikat memberikan sokongan dana kepada Iran
untuk melakukan penelitian. Setelah revolusi terjadi di Iran, hubungan Iran
dan Amerika Serikat memburuk dan juga dihentikannya pengembangan
program nuklir di Iran. Pada masa pemerintahan Rafsanjani pengembangan
nuklir Iran pun dilanjutkan karena terjadinya krisis di Iran yang mana dengan
mengembangkan nuklir maka dapat membantu perekonomian di Iran dan
ternyata Amerika Serikat menentang pengembangan lanjutan program nuklir
yang dilakukan Iran tersebut.
Selama bertahun-tahun Iran terus mengembangkan nuklirnya walaupun
mendapatkan penentangan dari negara-negara barat terutama Amerika
Serikat. Iran merasa bahwa negaranya memiliki hak yang sama dalam
mengembangkan program nuklir dengan negara-negara lain yang
menandatangani Nuclear non-Proliferation Treaty selama pengembangannya
sebenarnya memiliki rasa takut akan kemampuan nuklir Iran yang dapat
membuat Amerika Serikat semakin sulit untuk menguasai Iran. Amerika
menggunakan kekuatannya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB
untuk memberikan sanksi kepada Iran, namun dalam posisi yang sama
dengan Amerika Serikat, Tiongkok dan Rusia memberikan dukungan
terhadap program nuklir Iran. Pengembangan program nuklir Iran akhirnya
terus berlangsung walaupun barat terus menekan Iran.
Karya ilmiah berjudul “Kebijakan Nuklir Iran dalam Menghadapi Respon
Barat pada masa Mahmoud Ahmadinejad” yang ditulis oleh Tide Aji
Pratama juga menjelaskan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
para pemimpin di Iran terhadap keberlangsungan program nuklir di Iran dan
juga bagaimana respon negara lain. Dalam setiap penelitian mengenai nuklir
Iran, Amerika Serikat selalu menjadi salah satu negara yang disebutkan.
Selain karena awal dimulainya nuklir Iran atas bantuan Amerika Serikat,
tetapi juga karena Amerika menentang pengembangan nuklir Iran sejak
pecahnya revolusi Iran hingga saat ini. Sanksi demi sanksi terus diberikan
namun tidak pernah menghentikan langkah Iran karena sejak awal Iran telah
menjelaskan bahwa pengembangan nuklir di Iran bukan untuk kepentingan
militer melainkan untuk pemenuhan kepentingan nasional Iran sendiri.
Amerika yang terus bersikeras menyalahkan program nuklir di Iran merasa
bahwa Iran telah melanggar perjanjian tahun 1968 yaitu NPT yang mana Iran
juga menandatangi perjanjian tersebut. Namun dalam NPT dijelaskan bahwa
damai, sehingga selama tidak ada bukti bahwa Iran melakukan
pengembangan program nuklir untuk kepentingan militer maka Iran tidak
melanggar perjanjian tersebut.
Dalam masa kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad, Iran selalu
melontarkan pertentangan terhadap Amerika Serikat. Sikap keras yang
ditunjukkan Mahmoud Ahmadinejad menjadi sebuah hantaman bagi Amerika
Serikat sehingga terus menenrus memberi tekanan pada Iran agar mau
menghentikan pengembangan program nuklirnya.
Penelitian yang keempat merupakan tulisan Dyah Kusumaningayu Ratna
Kartika yang berjudul “Alasan Perubahan Sikap Cina terhadap Masalah
Nuklir Iran tahun 2010” yang mana Dyah menyampaikan bahwa selama
Tiongkok memberikan dukungan penuh terhadap program nuklir Iran dan di
tahun 2010 tiba-tiba Tiongkok mengubah pendiriannya dengan mendukung
sanksi yang diberikan oleh DK PBB terhadap program nuklir Iran untuk
menghentikan pengembangannya. Di tahun 2009 Tiongkok memberikan
investasi yang sangat besar di Iran, namun di tahun 2010 Tiongkok
memberikan dukungan untuk sanksi PBB terhadap Iran. Hal ini dibahas oleh
Dyah yang mana dapat disimpulkan bahwa Tiongkok bukan merubah sikap
dan dukungannya, namun Tiongkok hanya memberikan sedikit
konsistensinya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, namun bukan
berarti Tiongkok menghentikan kerjasamanya dengan Iran. Namun karena hal
tersebut Iran melakukan sedikit pembalasan dengan membahas masalah
ketegangan antara kedua negara. Namun setelah beberapa bulan pasca
diputuskan resolusi 1929 yang dikeluarkan DK PBB, Iran kembali
melanjutkan kerjasama dengan Tiongkok.
Iran dan Tiongkok memang memiliki saling ketergantungan yang cukup
besar, sehingga bagaimanapun diberlakukannya sanksi terhadap Iran, tidak
akan menghentikan kerjasama antara Iran dan Tiongkok.
Keempat karya ilmiah tersebut dapat memberikan penalaran lebih dalam
mengenai masalah yang peneliti ambil dan juga sebagai bahan tinjauan untuk
dapat menjawab masalah-masalah yang diangkat oleh peneliti. Ada beberapa
persamaan dan tentunya juga perbedaan dari keempat karya ilmiah tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat persamaan dan perbedaannya melalui tabel
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Hubungan Internasional
Hubungan Internasional saat ini telah berkembang pesat. Terjadinya hubungan internasional merupakan suatu keadaan yang menjadi akibat
adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan
manusia. Hubungan ketergantungan terjadi karena manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri, maka dari itu munculah ilmu hubungan internasional yang
mengkaji segala bentuk interaksi manusia yang bahasannya melewati
batas teritorial negara, yang tentunya melibatkan negara lain.
Ilmu hubungan internasional merupakan turunan daripada ilmu
politik yang secara historis sebelum abad ke 17, batas negara masih
disebut emporium dengan konsep feodal atau keturunan hingga
akhirnya pada abad ke 17 yang biasa disebut masa pencerahan atau
aufklarung, ilmu hubungan internasional muncul yang ditandai dengan
munculnya ahli-ahli politik di dunia.
Kemunculan ilmu hubungan internasional juga merupakan salah satu
dampak dari perang dunia pertama yang mana banyak memakan korban
baik materiil maupun korban jiwa. Maka dari itu muncullah pemikiran
untuk menghentikan perang yang dipicu oleh penembakan Frans
Ferdinand di Sarajevo. Penyebab utama yaitu adanya disharmonisasi
antar negara di Eropa pada masa revolusi industri yang menghasilkan
antar negara yang membuat negara-negara berlomba memajukan
kekuatan militernya namun secara terselubung. Maka dari itu ilmu
hubungan internasional diharapkan dapat menyelesaikan perang antar
negara, karena itu juga ilmu hubungan internasional bersifat
interdisipliner karena mengikuti perubahan yang terjadi di dunia.
Beberapa ahli memberikan pendapatnya mengenai apa itu teori
hubungan internasional. Menurut Mochtar Mas‟oed,
“Hubungan internasional didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antar beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, kesatuan subnasional seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta individu-individu. Tujuan dasar studi hubungan internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku para aktor negara maupun non-negara di dalam area transaksi internasional. Perilaku ini bisa berwujud kerjasama, pembentukan aliansi, perang, konflik serta interaksi dalam organisasi internasional.”(Mas‟oed, 2000:28)
Menurut Mas‟oed, hubungan internasional itu bermain pada
interaksi dengan tujuan mempelajari perilaku internasional yang
diaplikasikan dalam bentuk kerjasama, pembentukan aliansi bahkan
perang dan konflik. Seperti halnya hubungan antara Iran dan Tiongkok
yang terbentuk antara 2 negara yang pada dunia internasional memiliki
kepentingan nasional yang saling menguntungkan sehingga perilaku
yang ditunjukkan adalah kerjasama antara kedua negara tersebut.
J. C. Johari memberikan pendapatnya dalam New Comparative
Government mengenai definisi dari hubungan internasional, yaitu
yang perilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas Negara.” (Johari, 2006:16)
2.2.2 Politik Luar Negeri
Politik luar negeri merupakan salah satu kajian hubungan
internasional. Aktor utama dalam politik luar negeri adalah negara,
walaupun dalam kenyataannya non state actor saat ini dapat melakukan
hubungan internasional, namun dalam politik luar negeri, negara masih
memegang peranan yang terpenting. Politik luar negeri juga merupakan
identitas sebagai karakteristik pembeda tiap negara.
Politik luar negeri adalah suatu perangkat formula nilai, sikap, arah
serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan dan memajukan
kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional (Perwita
& Yani, 2005:7).
Setiap negara tentunya memiliki kepentingan nasional yang berbeda-beda, namun untuk memenuhi kepentingan nasionalnya, setiap negara
harus melakukan kerjasama dengan negara lain, dan tujuan utama
politik luar negeri adalah kepentingan nasional tersebut. Untuk
memenuhi kepentingan nasionalnya tersebut negara akan melakukan
kerjasama baik bilateral maupun multilateral. Politik luar negeri
merupakan poros dibentuknya kebijakan luar negeri.
Terdapat 3 proses dalam politik luar negeri, yaitu kerjasama, konflik
Politik luar negeri memiliki 3 jenis:
a. Jangka pendek, politik luar negeri ini direncanakan untuk jangka
waktu maksimal 5 tahun untuk sesuatu yang bersifat insidental.
b. Jangka menengah, politik luar negeri direncanakan untuk waktu
diatas 5 tahun.
c. Jangka panjang, merupakan politik luar negeri yang dibuat dengan
berlandaskan pada konstitusi dan ideologi.
Politik luar negeri juga memiliki 3 faktor, pertama idiosinkretik atau
karakter pemimpin negara, kedua kapasitas negaranya dalam hal
sumber daya alam dan sumber daya manusia, yang ketiga environment
atau lingkungan dalam negara tersebut. Ketiga hal tersebut merupakan
pertimbangan utama dalam politik luar negeri.
Hasil dari politik luar negeri atau keputusan politik luar negeri terdiri
dari 3 hal, yaitu:
1. pragmatis atau terencana yang merupakan hasil yang bersifat
jangka panjang, membuat studi lanjutan, pertimbangan dan
evaluasi yang mendalammengenai seluruh opsi alternative.
2. kedua krisis yang terbentuk dalam keadaan terancam dengan
waktu terbatas dan ada elemen yang mengejutkan yang
membutuhkan respon yang telah direncanakan sebelumnya.
3. ketiga yaitu taktis yang mana keputusan yang diambil masih
memerlukan reevaluasi dengan jangka waktu yang lebih panjang
Membahas politik luar negeri yang merupakan upaya pemenuhan
kepentingan nasional yang bersifat ekstern, maka tentunya akan
berhubungan dengan politik internasional sebagai arena bertemunya
beberapa politik luar negeri negara-negara di dunia sehingga dapat
saling memenuhi kepentingan nasionalnya melalui hubungan
internasional yang mana dapat dilaksanakan melalui bentuk kerjasama.
Penekanan politik internasional yaitu pada respon atau reaksi bukan
aksi, karena dengan adanya respon maka politik internasional dapat
terlaksana dengan negara sebagai aktor utamanya.
Keputusan dalam politik luar negeri dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yaitu:
1. Penilaian masalah
Suatu unsur yang amat penting dalam analisis masalah adalah
pemilihan awal sasaran yang ingin dicapai. Ini merupakan inti
dari strategi yang berupa suatu rencana penggunaan
sumber-sumber untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan
sebelumnya. Dalam tingkat politik luar negeri, rencana semacam
itu disebut strategi nasional.
2. Perhitungan biaya atau resiko
Merupakan faktor yang mempengaruhi suatu keputusan politik
luar negeri, karena tidak ada negara yang dapat melakukan
jumlah sasaran dan terbatasnya jumlah pilihan alternatif yang
tersedia.
3. Aspek domestik: Konsensus
Semua negara tanpa memandang bentuk pemerintahan dan
falsafah politiknya terikat oleh consensus rakyat dan dibatasi
oleh sikap masyarakat.
4. Informasi kurang lengkap
Dalam politik luar negeri, informasi yang kurang lengkap antara
lain disebabkan oleh kelambanan pembuat keputusan dalam
mengejar peristiwa yang cepat berubah sebelum fakta-fakta yang
ada terkumpul. Karena itu informasi seadanya akan dijadikan
dasar untuk mengurangi resiko seminimal mungkin. Informasi
kurang lengkap memiliki 2 arti, yaitu kekurangan data atau
terlalu banyak data. Kurangnya data disebabkan lambatnya
informasi dan bila tidak dapat menunggu, maka pembuat
keputusan akan mengisinya dengan estimate atau perkiraan.
Bilamana terlalu banyak data, maka informasi yang diperlukan
terkubur dalam tumpukan data dan memerlukan waktu untuk
menemukannya sedangkan waktu mendesak untuk mengambil
keputusan.
5. Tekanan waktu
Berbagai peristiwa terjadi dengan cepat dan hasil-hasilnya jauh