• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dukungan Tiongkok Terhadap Pengembangan Nuklir di Iran Pada Masa Pemerintahan Presiden Hu Jintao (2003-2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dukungan Tiongkok Terhadap Pengembangan Nuklir di Iran Pada Masa Pemerintahan Presiden Hu Jintao (2003-2013)"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

CHINA SUPPORT TOWARD NUCLEAR DEVELOPMENT IN

IRAN DURING THE REGIME OF HU JINTAO (2003-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana Strata 1 (S1) pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

ANGGIE CHRISTIANI

NIM. 44309009

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Anggie Christiani

Nama Panggilan : Giie , Tiur

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 01 Agustus 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Telepon : 085794844656

Status : Belum menikah

Nama Ayah : Roy Lantu

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Deborah A. Roemokoy

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Jl. Cukang Kawung Gg. Barokah no.78 Kel. Bojong Kacor Kec. Cimenyan RT 10/01 Kab. Bandung 40191

Moto : “Be Your Self”

(3)

PENDIDIKAN FORMAL

No Tahun Uraian Keterangan

1. 2009-2014

Universitas Komputer Indonesia Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Berijazah

2. 2006-2009 SMK Sandhy Putra

Program Studi Akomodasi Perhotelan

Berijazah dan Bersertifikat

3. 2003-2006 SMP Pandu Bandung Berijazah

4. 1997-2003 SD Santo Yusup Bandung Berijazah

5. 1996-1997 TK Santo Yusup Bandung Berijazah

PENGALAMAN ORGANISASI

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2004-2005 OSIS SMP Pandu Sie. Pendidikan

2. 2005-2006 Paskibra SMP Pandu Anggota

3. 2009-2010 HIMA HI UNIKOM Anggota Divisi Internal

4. 2010-2011 HIMA HI UNIKOM Bendahara

PELATIHAN DAN SEMINAR

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2013 Peserta Pelatihan Membuat Toko Online Bersertifikat 2. 2013 Peserta Seminar ASEAN Community Bersertifikat 3. 2012 Peserta Seminar Kewarganegaraan “Proud To Be

Indonesian: Generasi Kebanggaan Bangsa” Bersertifikat 4. 2012 Tingkat IV Mahasiswa Berprestasi tingkat

Fakulatas TA 2011-2012 Bersertifikat

5. 2012 Peserta Seminar Reaktualisasi Nilai-nilai

Pancasila di Kalangan Generasi Muda Bersertifikat 6. 2012

Observer Simulasi Praktikum Profesi ASEAN Summit 2011 “ASEAN Community Building 2015

Bersertifikat 7. 2011 Peserta Dialog Publik PT Jasa Raharja Bersertifikat 8. 2011 Peserta Table Manner Course Savoy Homann

Hotel Bandung Bersertifikat

9. 2011 Peserta Kuliah Umum Strategi Politik Luar Negeri

Indonesia Bersertifikat

10 2011 Seminar Net-Preneur Meraih Peluang Bisnis

melalui Internet Bersertifikat

11 2010 Peserta LKMM SEMA UNIKOM Bersertifikat

12 2010 Peserta Table Manner Course Golden Flower

Hotel Bandung Bersertifikat

13 2009 Peserta Ceramah Umum Dekan FISIP UNIKOM Bersertifikat 14 2009 Peserta Malam Keakraban HI UNIKOM Bersertifikat 15 2006 Peserta Table Manner Course Inna Garuda Hotel

(4)

PENGALAMAN KERJA

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2007 Re-Hot Burger & Cafe

Ternate-Bandung Waitress , Cashier

2. 2008 AnCasa Resort

Port Dickson-Malaysia

Room Attendant (Trainee) 3. 2008 AnCasa Hotel

Kuala Lumpur-Malaysia

Room Attendant , F&B services (Trainee) 4. 2013 Café Halaman

Taman Sari-Bandung Service (Trainee)

5. 2014 The Cellar Restaurant

Diponegoro-Bandung Service, Cashier, Pantry

KEAHLIAN/BAKAT

No. Uraian

1. Operasionalisasi Microsoft Office 2. Bahasa Inggris Aktif & Pasif 3. Internet

4. Menyanyi 5. Puisi

Bandung, Agustus 2014 Hormat Saya,

(5)

viii

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 14

1.2.1 Rumusan Masalah Mayor... 14

1.2.2 Rumusan Masalah Minor ... 14

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 14

1.3.1 Maksud Penelitian ... 14

1.3.2 Tujuan Penelitian... 15

1.4 Kegunaan Penelitian ... 15

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 15

(6)

ix

2.2.1 Hubungan Internasional ... 24

2.2.2 Politik Luar Negeri ... 26

2.2.3 Kebijakan Luar Negeri ... 30

2.2.4 Kepentingan Nasional ... 34

2.2.5Keamanan Internasional ... 37

2.2.6 Nuklir ... 38

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 46

3.1.1 Tiongkok ... 46

3.1.1.1 Sejarah Berdirinya Negara ... 46

3.1.1.2 Profil Negara ... 50

3.1.1.3 Politik Luar Negeri Tiongkok ... 51

3.1.1.4 Nuklir di Tiongkok ... 52

3.1.2 Iran ... 54

3.1.2.1 Sejarah Berdirinya Negara ... 54

3.1.2.2 Profil Negara ... 55

3.1.2.3 Politik Luar Negeri Iran ... 58

3.1.2.4 Nuklir di Iran ... 61

3.1.3 Hubungan Bilateral Tiongkok dan Iran ... 63

(7)

x

3.2.1 Desain Penelitian ... 75

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 76

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 76

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 77

3.2.5 Lokasi Penelitian ... 78

3.2.5.1 Lokasi Penelitian ... 78

3.2.5.2 Waktu Penelitian ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hubungan Luar Negeri Tiongkok dan Iran pada Masa Pemerintahan Presiden Hu Jintao (2003-2013) ... 80

4.2 Kepentingan Tiongkok Terhadap Pengembangan Nuklir di Iran ... 86

4.3 Dukungan Tiongkok Terhadap Pengembangan Nuklir di Iran ... 89

4.4 Respon Iran terhadap Dukungan Tiongkok pada Pengembangan Nuklir di Iran ... 92

4.4.1 Masa Kepemimpinan Mohammad Khatami ... 93

4.4.2 Masa Kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad ... 95

4.4.3 Masa Kepemimpinan Hassan Rouhani ... 102

4.5 Polemik Nuklir Iran dan Pihak-Pihak Lain yang Terlibat ... 103

(8)

xi

(9)

xii

Tabel 2.2 Negara dengan Nuklir ... 39

Tabel 3.1 Fasilitas Nuklir Iran ... 62

Tabel 3.1.3 Perusahaan Tiongkok di Iran ... 68

(10)

xiii

Gambar 4.4.1 Tingkat Produksi-Konsumsi Minyak di Tiongkok... 97

(11)

xiv

Lampiran 2 : Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons

(12)

110

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ansari, Ali M. 2008. Supremasi Iran. Jakarta: Zahra.

Ar-Rusydi, Mirza Maulana. 2007. Mahmoud Ahmadinejad: Singa Persia Vs Amerika Serikat. Yogyakarta: Garasi.

Breuning, Marijke, 2007. Foreign Policy Analysis: A Comparativ Introduction. New York: Palgrave.

Buzan, Barry. 2008. People, State and Fear. Eropa:ECPR.

Cahyo, Agus N. 2011. Tokoh-Tokoh Dunia yang Paling dimusuhi Amerika dan Sekutunya. Jogjakarta: Diva Press.

_______. 2011. Tokoh-Tokoh Timur Tengah yang Diam-Diam jadi Antek Amerika dan Sekutunya. Jogjakarta: Diva Press.

Carlsnaes, Walter. 2002. Handbook of International Relation. London: Sage. Coplin, William. 1992. Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah. Bandung:

Sinar Baru.

Couloumbis, Theodore A. dan James Wolfe. 1999. Pengantar Hubungan Internasional Keadilan dan Power. Jakarta: Putra A. Bardin.

Danziger, James N. 2005. Understanding the Political World. New York: Pearson Longman.

Dugis, V. 2007. Analyzing Foreign Policy. Jakarta: Grasindo.

Frankel, Joseph. 1973. International Politics , Conflict and Harmony. Harmondsworth.

Gayo, H. M. Iwan. 2008. Buku Pintar Seri Junior. Jakarta: Grasindo.

Glahn, Gerhard Von dan James Larry Taulbee. 2009. Law Among Nations. Inggris: Longman.

Hinnebusch, Raymond. 2003. The International Politics of the Middle East. Inggris: Manchester University Press.

Holsti, K. J. 1998. Politik Internasional Jilid II.Jakarta:Erlangga.

Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Politik. Yogyakarta:Graha Ilmu.

(13)

Labib, Muchsin dkk. 2006. Ahmadinejad! David di Tengah Angkara Goliath Dunia. Jakarta: Hikmah.

Lenczowsky, George. 2003. Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Mas’oed, Mohtar. Perbandingan Sistem Politik. 2000. Yogjakarta: Gadjah Mada

University Press.

Morgenthau, Hans J. 1990. Teori Realisme: Suatu Analisis dan Kritik. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Nasution, Dahlan. 1991. Politik Internasional: Konsep dan Teori. Jakarta:Erlangga.

Papp, D. S. 1988. Contemporary International Relation: A Framework for Understanding, Second Editions. New York: MacMillan Publishing Company.

Parillo, Jill Marie. 2006. Iran’s Nuclear Program. Official State of United Nation. Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Plano, Jack C. dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin.

Rudy, T. May. 2002. Studi Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang dingin. Bandung: Refika Aditama.

Starke, J. G. 2010. International Law 10th Edition. Jakarta: Sinar Grafika.

Surahman, M. Anwar & Marye Agung Kusmagi. 2011. 69 Konspirasi Dunia versi Wikileaks. Depok: Raih Asa Sukses.

Syafiie, Inu Kencana dan Andi Azikin. 2007. Perbandingan Pemerintahan. Bandung: PT Refika Aditama.

Tahrir, Hizbut. 2013. Media Politik dan Dakwah al-wa’ie. Jakarta Selatan: Hizbut Tahrir Indonesia.

Taniputera, Ivan .2008. History of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Thohir, Ajid. 2009. Studi Kawasan Dunia Islam: Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-Politik. Jakarta: Rajawali Pers.

Wardhana. Wisnu Arya. 2007. Teknologi Nuklir. Bandung: Andi.

(14)

Artikel dalam Situs:

Amerika Menyerang Kesepakatan atas Masalah Nuklir Iran. http://m.hizbut-tahrir.or,id/2013/03/13/amerika-menyerang-kesepakatan-atas-masalah-nu klir-iran/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Asia Timur. http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Timur diakses pada tanggal 28 Juni 2014.

As Sanctions Rise, China Step Deeper Into Iran. http://www.globalissues. org/news/2010/07/ 30/6457 diakses pada tanggal 5 Mei 2014.

Ayatollah Khomeini Pemimpin Spiritual Iran. http://publikasi. umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/957/610 diakses pada tanggal 22 April 2014.

Buku Pintar Nuklir. http://www.batan.go.id/kip/documents/ 12buku_pintar.pdf diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Cina. http://indonesian.cri.cn/Cinaabc/chapter14/chapter140107. htm diakses pada tanggal 15 Mei 2014.

Cina dan Iran. http://nkrinews.com/index.php/internasional/1783-chna-dan-iran diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Cina Harap Hubungan Militer dengan Iran Makin Erat.

(http://www.republika.co.id/berita/ internasional/global/14/05/06/n554zr-cina-harap-hubungan-militer-dengan-iran-makin-erat diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Cina Iran Makin Dekat dalam Bidang Pertahanan. http://www.dw.de/cina-iran-makin-dekat-dalam-bidang-pertahanan/a-17612731 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Cemaskan Nuklir Israel jika Dimusnahkan Iran. http://m.sindonews. com/read/865424/43/cemaskan-nuklir-israel-ketakutan-jika-dimusnahkan-iran diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

China and Iran. http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjb_663304/zzjg_663340/ xybfs_663590/gjlb_663594/2818_663626/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014

China Iran Foreign Relations. http://www.irantracker.org/foreign-relations/china-iran-foreign-relations#_ftn45 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

(15)

China dan Rusia Desak Iran Rubah Sikap. http://nasional.kompas. com/read/2010/03/24/14001279/China.dan.Rusia.Desak.Iran.Ubah.Sikap diakses pada 5 Mei 2014.

China Foreign Policy. http://www.foreignpolicy.com/China diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Chinese Australian Consortium to develop. http://www.iranenergyproject.org/ 1399/chinese-australian-consortium-to-develop-3 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Chinese Foreign Policy. http://csis.org/files/media/csis/pubs/080916_cbs_1_ foreignpolicyf.pdf diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

China Iran Relation. http://en.wikipedia.org/wiki/China%E2%80%93Iran_ relations diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

China’s Oil Import Continued Upward Trend in ’09. www.energytribune.com by

Michael J. Economides and Xina Xie diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

China Tolak Seruan Sanksi Baru Iran. http://www.pelita. or.id/baca.php?id=38741 diakses pada tanggal 4 Mei 2014.

Constitusion of The Islamic Republic of Iran. http://www.imj.ir/index.php? option=com_content&view=article&id=583:1388-11-17-153946&catid=84: 1388-11-03-08-40-10&Itemid=222 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Foreign Ministry Spokesperson’s Press Conference on June 3, 2003.

http://www.china-un.org/eng/hyyfy/t28673.htm diakses pada tanggal 1 Juni 2014.

GAO – US Government Accountability Office. http://www.gao.gov/new.items/ d10721t.pdf diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Geography of Iran. http://en.wikipedia.org/wiki/Geography_of_Iran diakses pada tanggal 8 Maret 2014.

Haluan Politik Presiden Terpilih Iran Hassan Rouhani. http://www.dw.de/haluan-politik-presiden-terpilih-iran-hassan-rouhani/a-16894342 diakses pada tanggal 21 April 2014.

Hassan Rouhani. http://en.m.wikipedia.org/wiki/Hassan_Rouhani diakses pada tanggal 21 April 2014.

Hubungan Luar Negeri Iran. http://ms.wikipedia.org/wiki/Hubungan_luar_ negeri_Iran diakses pada tanggal 18 Februari 2014.

(16)

Imminent Iran Nuclear Threat? A Timeline Of Warnings Since 1979. http://www.informationclearinghouse.info/article30177.htm diakses pada tanggal 4 Mei 2014.

International Security. http://en.wikipedia.org/wiki/International_security diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Iran. http://id.wikipedia.org/wiki/Iran diakses pada tanggal 10 Maret 2014.

Iran. http://www.countryreports.org/country/Iran.htm diakses pada tanggal 8 Maret 2014.

Iran dan Tiongkok. http://m.jpnn.com/news.php?id=827088 diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Iranian.http://en.wikipedia.org/wiki/Iranian diakses pada tanggal 10 Maret 2014.

Iran’s Falling Oil Output Means Less Clout.

http://online.wsj.com/article/SB1000142405274870456920457532 8851816763476.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Iran’s Nuclear Program. http://www.wiseinternational. org/node/2859 diakses pada tanggal 4 Mei 2014.

Iran Tiongkok Perluas Seluruh Hubungan dan Kerja Sama. http://article. wn.com/view/2014/05/16/IranTiongkok_perluas_seluruh_hubungan_dan_ke rja_sama/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Isu Nuklir Iran Dibayangi Pembangkangan Tehran. http://indonesian.cri.cn/ 1/2008/04/16/1@80410.htm diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Mahmoud Ahmadinejad. http://en.m. wikipedia.org/wiki/Mahmoud_Ahmadinejad diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Mahmud Ahmadinejad. http://id.wikipedia.org/wiki/Mahmud_Ahmadinejad diakses pada tanggal 21 April 2014.

Menyerang Iran sama dengan Menyerang Rusia dan Cina.

http://islamtimes.org/vdcaiin6y49nuo1. h8k4.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Mongol. http://afe.easia.columbia.edu/ mongols/figures/figures.htm diakses pada tanggal 15 Mei 2014.

Name of Iran. http://en.wikipedia.org/wiki/Name_of_Iran diakses pada tanggal 10 Maret 2014.

(17)

Nuclear Law. http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_law diakses pada tanggal 1 Juli 2014.

Nuclear Program of Iran. http://en.wikipedia.org /wiki/Nuclear_program_of_Iran diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Nuclear Weapon. http://www.fas.org/nuke/guide/iran/nuke/ diakses pada tanggal 4 Mei 2014.

Nuklir Iran Antara Pujian dan Kecaman. http://surwandono.staff.umy.ac.id/ 2010/06/29/files/2010/06/nuklir-iran-antara-pujian-dan-kecaman.doc

diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Nuklir Iran : Siapa Yang Menanam Angin, Dialah yang Menuai Badai. http://arifnurcahyo -janisary.blogspot.com/2011/12/nuklir-iran-sia pa-yang-menanam-angin.html diakses pada tanggal 4 Mei 2014.

Pappers, Please! http://www.foreignpolicy.com/articles/2014/04/11/papers_please diakses pada tanggal 22 April 2014.

Pemerintah Komunis Cina. http://www.slide share.net/anazatul/pemerintah-komunis-cina diakses pada tanggal 15 Mei 2014.

Pemufakatan Kerjasama Antara IAEA dengan Iran. http://vovworld.vn/id-id/Berita/Pemufakatan-kerjasama-antara-IAEA-dengan-Iran-pada-permula annya-mencapai-hasil-positif/201682.vov diakses pada tanggal 6 Mei 2014.

Pengertian Sejarah dan Sumber Hukum. http://roysanjaya.blogspot.com /2009/01/pengertian-sejarah-dan-sumber-hukum.html diakses pada tanggal 18 Februari 2014.

Penjelasan Diplomasi Menurut Arthasastra. http://www.seniberpikir.com /diplomasi-penjelasan-menurut-arthasastra/ diakses pada tanggal 20 Februari 2014.

Persekongkolan Iran-AS: Sejak Pahlevi, Khomaeni Hingga Rouhani. http://hizbut-tahrir.or.id/2013/11/06/persekongkolan-iran-as-sejak-pahlevi-khomaeni-hin gga-rouhani/ diakses pada tanggal 21 April 2014.

Perusahaan Minyaknya Disanksi AS Cina Marah. http://m.news.viva.co.id/ news/read/280286-perusahaan-minyaknya-disanksi-as--china-marah diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Politik Luar Negeri Iran: Perspektif Global. http://indonesian.irib.ir/wacana/-/asset_publisher /mkD7/content/politik-luar-negeri-iran-perspektif-global diakses pada tanggal 17 Maret 2014.

(18)

Rahasia Pengembangan Nuklir Cina. http://global.indonesianvoices.org/ 2013/10/rahasia-pengembangan-nuklir-Cina.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014. W20130923 diakses pada tanggal 21 April 2014.

Rusia & Cina Gagalkan Akal Bulus AS di Dewan PBB. http://www.islamtimes.org/vdce7x8wejh8vni.rabj.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014

Security Council Resolution on Iran. https://www.armscontrol.org/factsheets/ Security-Council-Resolutions-on-Iran diakses pada tanggal 4 Mei 2014.

Sejarah Awal Berdiri Negara Cina. http://www.catatansejarah.com/2012/01 /sejarah-awal-berdiri-negara-china.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014. Sejarah Tiongkok. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Tiongkok diakses pada

tanggal 15 Mei 2014.

Nuklir Iran : Siapa Yang Menanam Angin, Dialah yang Menuai Badai. http://arifnurcahyo-janisary.blogspot.com/2011/12/nuklir-iran-siapa-yang-menanam-angin.html diakses pada tanggal 4 Mei 2014.

Seberapa Besar Kapasitas Nuklir Cina? http://indonesianvoices.com /index.php?option=com_content&view=article&id=124:seberapa-besar-ka pasitas-nuklir-china &catid=1:latest-news&itemid=50 diakses pada tanggal 20 Juni 2014.

Summary of the Proceedings of Tehran International Conference on Disarmament 21 April 2010. http://iran-un.org/en/2010/04/21/21-april-2010/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Sun Yat-Sen. http://asianhistory.about.com/od/modernChina/p/Sun-Yat-Sen.htm diakses pada tanggal 15 Mei 2014.

Teori Konflik. http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_konflik diakses pada tanggal 20 Februari 2014.

(19)

Timur Tengah Nuklir Iran. http://muzainiyeh---fisip09.web.unair.ac.id/ artikel_detail-59288-mbp%20timur%20tengah-nuklir %20iran.html diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Unilateral Acts of States. http://legal.un.org/ilc/summaries/9_9.htm diakses pada tanggal 20 Februari 2014.

U.S. Foreign Policy toward Iran in the Obama Era. http://armscontrolcenter.org/is sues/iran/articles/062309_us_iran_policy_obama_era/ diakses pada tanggal 22 April 2014.

What Iran Really Want. http://www.foreignaffairs.com/articles/141209/moham mad-javad-zarif/ what-iran-really-wants diakses pada tanggal 22 April 2014. World Nuclear.

http://www.world-nuclear.org/info/Country-Profiles/Countries-G-N/Iran/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

World Nuclear Power Reactor and Uranium Requirements. http://www.world-nuclear.org/info/Facts-and-Figures/World-Nuclear-Power-Reactors-and-Ura nium-Requirements/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Karya Ilmiah:

Dubowitz, Mark & Laura Grossman. 2010. Iran’s Chinese Energy Partners.

Washington DC: FDD Press.

Ghazvini, Sayed Ali. 1996. On the Foreign Policy of Islam: A Search Into the Juridical Dimension of Iranian Foreign Policy, dalam The Iranian Journal of International Affairs. Vol viii no. 4 Teheran: Winter.

Hendrasica, Andika. 2007. Perspektif Hukum Internasional Terhadap Pengembangan Teknologi Nuklir (Studi Kasus : Dugaan Pengembangan Senjata Nuklir Iran) (Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

Harold, Scott and Alireza Nader. China and Iran: Economic, Political and Military Relations. Center for Middle East Public Policy.

Heriyanto, Yayak. 2007. Politik Luar Negeri Iran dalam Upaya Menjaga Kepentingan Nasional (1979-2006) Studi Kasus tentang Pengembangan Teknologi Nuklir dalam Memenuhi Kebutuhan Energi Iran. Jakarta: Universitas Indonesia.

Kartika, Dyah Kusumaningayu Ratna. Alasan Perubahan Sikap Cina Terhadap Masalah Nuklir Iran tahun 2010. Surabaya: Universitas Airlangga.

Kemenade, Willem Van. 2009. Iran’s Relations with China and the West:

(20)

Nugroho, Agung. 2012. Dukungan Cina Terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009). Jurnal Transnasional Vol. 4 No. 1.

Pratama, Tide Aji. 2008. Kebijakan Nuklir di Iran. Jakarta: Universitas Indonesia.

Salehzadeh, Alan. 2013. Iran’s Domestic and Foreign Policies. National Defence

University Department of Strategic and Defence Studies.

Sitepu, P. Anthonius. 2006. Teori RealismePolitik Hans J. Morgenthau dalam Studi Politik dan Hubungan Internasional. Jurnal Analisis Administrasi dan Kebijakan Vol. 3 No.1, Universitas Sumatera Utara.

(21)

v

karena dengan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Peneliti

menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak menemukan kesulitan dan

hambatan karena keterbatasan kemampuan peneliti, namun berkat dukungan dan

dorongan berbagai pihak, disertai keinginan yang kuat dan niat yang

sungguh-sungguh, maka akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan sebagaimana

diharapkan.

Untuk kedua orangtua, mama dan papa yang selalu memberi dukungan moral,

terimakasih atas dukungannya selama ini karena tidak pernah bosan

mengingatkan agar tetap okus menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih atas

dukungan dan doa kalian yang sangat berguna hingga saat ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang

telah membantu baik itu dalam melakukan penelitian maupun dalam penyusunan

skripsi, peneliti tidak mungkin menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh

karena itu pada kesempatan ini peneliti ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Aelina Surya, Dra. Wakil Rektor bidang

Kemahasiswaan Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan

arahan dalam melakukan penelitian.

2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A. Dekan Fakultas

(22)

vi

waktu berkali-kali untuk memperbaiki usulan penelitian hingga akhirnya

dapat mengikuti sidang sarjana.

4. Yth. Bapak H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si. yang telah memberikan

bimbingan dan arahan, serta saran dan kritik sehingga peneliti dapat

melanjutkan penelitian ini.

5. Yth. Ibu Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si. yang memberikan bantuan dan

dukungan serta pegesahan judul yang berulang-ulang.

6. Yth. Ibu Sylvia Octa Putri, S.IP. yang telah menjadi dosen wali paling

sabar dalam membimbing peneliti selama perkuliahan.

7. Yth. Ibu Dwi Endah Susanti, S.E. yang telah menyediakan waktunya

untuk membantu melengkapi semua berkas-berkas perkuliahan hingga

sidang sarjana.

8. Yth. Ibu Dra. Ambar Yoganingrum, Apt. Mkes. sebagai Plh. Kepala

Bidang Diseminasi Informasi Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah

Lembaga Ilmu Pendidikan Indonesia di Jakarta yang mengijinkan peneliti

melakukan penelitian di LIPI.

9. Yth. Bapak Suryo Anggoro sebagai Staff Kedutaan Besar Republik Islam

Iran untuk Indonesia yang memberikan pengarahan mengenai penelitian

yang peneliti lakukan.

10.Mpie dan Coco adik-adikku yang selalu memberi bantuan semangat,

(23)

vii

Richard, dan Haridi yang sudah lulus tapi tetap memberi semangat dan

selau memberi bantuan apapun.

13.Sahabat peneliti sekaligus teman di HI UNIKOM 2009 Leonardo, Ratu

Rayanti, Rudiansyah Tubagus Lisma terimakasih buat bantuan kalian.

14.Teman-teman HI angkatan lainnya Raisa Dara, Fitria Afriyanti, Elin

Dewanti, Rizky Ananda Prima yang selalu mau membantu kasih saran.

15.Eko Prastyo yang selalu mendukung sebagai pacar dan sahabat terbaik.

16.Guntur, Ginting, Andri yang selalu mendoakan yang terbaik untuk masa

depan peneliti.

17.Jona Paul yang mengantar kesana kemari untuk penelitian.

18.Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan

penelitian skripsi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masi diperlukan

penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat

dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang membangun untuk kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu peneliti berharap dan berterima kasih atas segala saran dan

kritik dari pembaca. Serta menerima saran dan kritik tersebut dengan hati terbuka.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Agustus 2014

(24)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Asia Timur merupakan sebuah kawasan yang terdiri dari beberapa negara maju dan karena itu juga Asia Timur tidak memiliki sebuah organisasi

regional. Republik Rakyat Tiongkok, Hongkong, Jepang, Makau, Mongolia,

Korea Utara, Korea Selatan dan Taiwan adalah bagian dari Asia Timur yang

mana Asia Timur memiliki kepadatan penduduk mencapai 230 per km2

(http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Timur diakses pada tanggal 28 Juni 2014).

Karena persaingan antar negara-negara di kawasan Asia Timur yang mana

beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang dan Korea yang memiliki nama di

dunia internasional, maka sulit terciptanya sebuah persatuan disana.

Terkadang konflik juga muncul antar negara-negara tersebut yang membuat

dunia internasional ikut menyelesaikannya. Intervensi Amerika Serikat

tentunya juga muncul karena Tiongkok adalah salah satu negara yang menjadi

saingan utama Amerika dalam perekonomian dunia.

Tiongkok dan Amerika Serikat merupakan dua anggota Dewan Keamanan

Tetap PBB yang tentunya memiliki kekuatan di kancah dunia internasional.

Peluang usaha demi memenuhi kepentingan nasionalnya pasti akan dicari dan

digunakan semaksimal mungkin. Seperti halnya dengan negara-negara Timur

Tengah yang mempunyai banyak cadangan minyak yang sangat dibutuhkan

(25)

Timur Tengah adalah salah satu kawasan yang rentan akan konflik. Setiap tahun terjadi pergejolakan di negara-negara Timur Tengah. Hal ini sudah

menjadi bahasan Ilmu Hubungan Internasional secara turun temurun dan

belum pernah ada penyelesaiannya. Kawasan Timur Tengah terdiri dari

negara-negara Arab yang setiap negaranya memiliki keinginan untuk berada

dalam satu kesatuan, namun pada kenyataannya kepentingan nasional tiap

negara menjadikan negara-negara Timur Tengah saling bersitegang

(Lenczowsky, 2003:381).

Selain faktor perbedaan yang muncul dalam internal kawasan Timur

Tengah sendiri, juga ada pengaruh eksternal. Pengaruh eksternal ini muncul

karena melimpahnya kekayaan alam yang dimiliki negara-negara Timur

Tengah, terutama minyak bumi. Negara-negara maju berebut untuk

mengadakan kerjasama dengan negara-negara penghasil minyak bumi di

Timur Tengah sehingga perseteruan antar negara maju tersebut memancing

persaingan negara-negara Timur Tengah untuk menjadi yang terbaik.

Iran adalah salah satu negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat

Daya. Iran memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga banyak

negara yang menginginkan melakukan kerjasama dengan negara ini. Selain

itu, Iran juga melakukan pengembangan nuklir yang diperoleh dari Amerika

Serikat dengan tujuan riset nuklir dengan kekuatan hanya 5 megawatt yang

mulai beroperasi pada tahun 1967 (http://arifnurcahyo-janisary.blogspot.com/

2011/12/nuklir-iran-siapa-yang-menanam-angin.html diakses pada tanggal 4

(26)

Untuk membatasi pengembangan senjata nuklir di dunia, dibentuk

perjanjian pelarangan penyebaran senjata nuklir diantara negara-negara

pemilik nuklir yang diatur melalui Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT)

pada tahun 1968, namun Iran baru menandatangani perjanjian tersebut pada

tahun 1970. Selain NPT, Iran juga menandatangani Safeguards Agreement

dengan International Atomic Energy Agency pada tahun 1974 yang bertujuan

agar badan dunia dapat mengawasi pengembangan program nuklir Iran

(http://www.fas.org/nuke/guide/iran/nuke/ diakses pada tanggal 4 Mei 2014).

Iran terus melakukan pengembangan program nuklirnya dibawah

pemerintahan Shah Iran dengan melakukan beberapa bentuk kerjasama

dengan perusahaan Eropa di Jerman dan Perancis. Pengembangan nuklir terus

berjalan hingga terhenti pada tahun 1979 saat terjadi Revolusi Iran yang

dipimpin oleh Ayatullah Khomeini.

Selama pemerintahan Khomeini, proyek pembangunan reaktor nuklir

dihentikan karena dianggap merupakan bentuk pemenuhan ambisi Shah

semata yang mana menghabiskan dana lebih dari 30 milyar dolar, padahal

pembangunan beberapa reaktor nuklir sudah hampir selesai. Reaktor Bushehr

1 sudah selesai sekitar 90% dan 60% peralatannya telah dipasang, serta

Reaktor Bushehr 2 sudah mencapai 50%. Selain karena dana yang digunakan

sangat besar dalam mengembangkan nuklir di Iran, Perdana Menteri Mehdi

Bazargan juga menganggap bahwa Iran tidak membutuhkan energi nuklir

bersamaan dengan krisis keuangan di Iran dan terjadi ketegangan hubungan

(27)

dihentikan (http://www.informationclearinghouse.info/article30177.htm

diakses pada tanggal 4 Mei 2014).

Dalam keadaan Iran yang masih rentan karena baru terjadinya revolusi,

Irak melakukan penyerangan dengan tujuan untuk menguasai terusan Shat

Al-Arab, wilayah Kurdistan, Pulau Abu Musa, Tunbs besar dan kecil serta

mencegah berkembangnya Revolusi Islam di kawasan teluk Persi sehingga

terjadi perang antara kedua negara dari tahun 1980-1988 yang menyebabkan

kerusakan pada kedua reaktor nuklir Iran karena dibom oleh Irak.

Pengeboman dilakukan sebanyak enam kali, yaitu Maret 1984, Februari 1985,

Maret 1985, Juli 1986 dan November 1987 dua kali. Karena hal tersebut,

reaktor Bushehr 1 dan Bushehr 2 mengalami kerusakan berat, namun

untungnya peralatan utama reaktor belum sempat dipasang dan masih

disimpan di Italia dan Jerman (Danziger, 2005:405-406).

Usaha untuk memperbaiki reaktor nuklir Bushehr 1 dan 2 telah banyak

dilakukan. Pertama Iran meminta bantuan pada Krafwerk Union sebuah

perusahaan Jerman namun ditolak karena intervensi Amerika Serikat, kedua

pemerintah Iran meminta Kraftwerk Union mengirim komponen-komponen

reaktor dan dokumen tekhnisnya karena Iran telah membelinya, namun

pengiriman juga gagal sehingga Iran meminta kompensasi sebesar $5,4

milyar. Hingga akhir tahun 1980 belum ada satupun usaha yang berhasil untuk

memperbaiki kedua reaktor tersebut. Bantuan yang diajukan perusahaan

konsorsium Jerman, Spanyol dan Argentina dibatalkan karena tekanan

(28)

Nuclear Equipment dari Spanyol untuk meyelesaikan reaktor nuklir Iran

digagalkan oleh Amerika Serikat. Iran mencoba membeli peralatan dari Italia,

Republik Ceko dan Polandia namun tekanan Amerika Serikat berhasil

menggagalkan kembali keinginan Iran tersebut (http://www.wiseinternational.

org/node/2859 diakses pada tanggal 4 Mei 2014).

Pada tahun 1990, Iran bekerjasama dengan Rusia untuk memperbaiki

Reaktor Bushehr 1, namun akhirnya dibatalkan karena masalah keuangan.

Bantuan pertama yang didapat Iran adalah pada tahun 1991 dari Tiongkok

berupa kiriman pasokan material, uranium hexafluoride, tetra fluoride dan

uranium dioxide dalam jumlah yang tidak begitu banyak. Hal ini tidak

diketahui oleh IAEA dan merupakan awal mula bentuk dukungan Tiongkok

terhadap program nuklir Iran (Parillo,2006:2).

Berdasarkan pertimbangan karena hubungan Iran dan barat memburuk,

krisis keuangan di Iran serta kekacauan pasca peperangan dengan Irak, maka

pada masa pemerintahan Rafsanjani sekitar tahun 1995, pengembangan

program nuklir ini kembali dilanjutkan, begitu juga pada masa kepemimpinan

Khatami. Namun pada tahun 2003 masalah mengenai pengembangan program

nuklir di Iran mulai muncul karena laporan dari pihak oposisi Iran yang

diasingkan bahwa Iran melakukan pengembangan program nuklir rahasia dan

tidak aman serta disembunyikan dari para petugas Badan Energi Atom

Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA). Karena hal

(29)

Tekanan demi tekanan Iran dapatkan karena program nuklirnya. Dewan

Keamanan PBB mengeluarkan beberapa resolusi mengenai program nuklir

Iran. Resolusi tersebut:

1. Resolusi 1696 pada 31 Juli 2006 yang berisi bahwa Iran harus menuruti

langkah-langkah yang disarankan oleh IAEA yang mana dapat

meyakinkan bahwa nuklirnya memang untuk tujuan damai dengan

melaporkan segala aktifitas dan menghimbau kepada seluruh negara untuk

tidak membantu Iran dalam program nuklirnya dengan batas waktu hingga

31 Agustus 2006.

Resolusi ini dikeluarkan karena Iran tidak melaporkan program nuklirnya

kepada IAEA secara jelas dan Iran tetap melanjutkan pengayaan

uraniumnya. Resolusi ini dibahas di Paris tanggal 12 Juli 2006 oleh

anggota Dewan Keamanan Tetap PBB dan Jerman serta Uni Eropa.

2. Resolusi 1737 pada 23 Desember 2006 yang berisi himbauan kepada Iran

untuk melaporkan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengayaan

uranium kepada IAEA dan himbauan kepada seluruh negara agar tidak

menyuplai, menjual atau mentransfer apapun yang akan berkontribusi

pada pengembangan nuklir Iran, segala barang yang akan diperdagangkan

harus sepengetahuan IAEA dan resolusi ini berlaku selama 60 hari.

Iran tetap tidak menggubris resolusi yang dikeluarkan DK PBB yang

pertama hingga akhirnya resolusi kedua ini pun dikeluarkan. Sikap Iran

yang tidak mengikuti saran-saran IAEA membuat DK PBB terus

(30)

3. Resolusi 1747 pada 24 Maret 2007 yang berisi sanksi terhadap Iran antara

lain mengenai larangan melakukan perdagangan senjata, pembekuan asset

28 orang dan organisasi yang berkaitan dengan program nuklir dan

permintaan terhadap negara-negara agar memberlakukan larangan

bepergian terhadap orang-orang yang dikenai sanksi (travel ban). Resolusi

ini juga memberikan sanksi ekonomi kepada Iran yaitu dengan melarang

semua negara dan lembaga keuangan internasional untuk tidak memiliki

komitmen baru dalam hal bantuan keuangan atau pinjaman untuk Iran.

4. Resolusi 1803 pada 3 Maret 2008 yang berisi penegasan kembali sanksi

yang ada pada resolusi 1747 karena Iran tidak menunjukkan tanda-tanda

akan bekerjasama dengan IAEA.

5. Resolusi 1835 pada 27 September 2008 yang berisi penegasan terhadap

keempat resolusi sebelumnya karena sikap Iran yang tidak menghentikan

pengayaan uraniumnya.

6. Resolusi 1929 pada 9 Juni 2010 yang berisi pemberlakuan embargo

senjata ke Iran, larangan Iran dalam kegiatan yang berhubungan dengan

misil balistik, pemeriksaan resmi dan memperpanjang pembekuan aset

terhadap IRGC (Iranian Revolutionary Guard Corps) dan jalur pelayaran

Republik Islam Iran.

7. Resolusi 1984 pada 8 Juni 2011 yang isinya menekankan pentingnya

penilaian yang kredibel dan obyektif, analisis dan rekomendasi dalam

laporan panel ahli. Itu menentukan bahwa proliferasi senjata pemusnah

(31)

8. Resolusi 2049 pada 7 Juni 2012 merupakan perpanjangan dari resolusi

1984.

9. Resolusi 2105 pada 5 Juni 2013 berupa penekanan bagi resolusi-resolusi

sebelumnya.

(https://www.armscontrol.org/factsheets/Security-Council-Resolutions-on-Iran diakses pada tanggal 4 Mei 2014)

Kesembilan resolusi ini tentunya didukung oleh Dewan Keamanan Tetap

maupun tidak tetap PBB, namun ternyata Tiongkok dan Rusia sebagai anggota

Dewan Keamanan tetap PBB yang ikut merumuskan resolusi 1747 atau

resolusi ketiga yang dikeluarkan DK PBB memberikan dukungan terhadap

program nuklir Iran dan mengharapkan masalah nuklir Iran ini dapat

diselesaikan secara damai melalui jalan diplomasi. Tiongkok dan Rusia

menganggap bahwa jalur diplomasi adalah cara yang tepat untuk mengatasi

sikap Iran yang keras mengenai program nuklirnya (http://www.pelita.

or.id/baca.php?id=38741 diakses pada tanggal 4 Mei 2014).

Tiongkok merupakan salah satu negara yang memiliki kerjasama cukup

panjang dan stabil dengan Iran. Hal ini terjadi karena Tiongkok adalah negara

yang memiliki keterbatasaan sumber daya alam energi sehingga negara ini

tergantung pada impor minyak dan gas dari negara lain. Tiongkok akan terus

melakukan kerjasama-kerjasama dengan negara-negara penghasil energi, yang

mana Iran adalah salah satu rekan terkuat Tiongkok.

Di bidang energi, Tiongkok memiliki investasi mencapai $63 milyar di Iran

pada tahun 2009 dan juga Iran menjamin pasokan gas ke Tiongkok selama 25

(32)

mencapai 12% kebutuhan di dalam negerinya sehingga segala bentuk tekanan

barat terhadap hubungan Tiongkok dan Iran tidak dapat menghentikan

kerjasama kedua negara ini (http://www.globalissues.org/news/2010/07/

30/6457 diakses pada tanggal 5 Mei 2014).

Tepat di tahun 2003, Hu Jintao terpilih menjadi Presiden Tiongkok. Hal ini

bertepatan dengan munculnya masalah nuklir di Iran yang dianggap sebagai

upaya membuat senjata. Tiongkok yang juga adalah anggota tetap Dewan

Keamanan PBB memiliki sikap yang berbeda dengan anggota lainnya selain

Rusia karena Tiongkok memberikan dukungan terhadap pengembangan nuklir

di Iran sama seperti Rusia. Beberapa kebijakan luar negeri di awal

kepemimpinan Hu Jintao menjelaskan sikap positif Tiongkok terhadap hal

tersebut.

Hu Jintao memberikan pernyataan bahwa Tiongkok selalu mendukung

pengembangan nuklir Iran yang mana berguna untuk membangun pembangkit

listrik di Iran. Hu Jintao berharap masalah nuklir ini dapat diselesaikan

melalui cara diplomasi tanpa harus memberikan sanksi kepada Iran. Iran

adalah negara yang menandatangani Traktak non-Proliferasi Nuklir, Konvensi

Senjata Biologi dan Kovensi Sejata Kimia sehingga wajib untuk tidak

mengembangkan senjata nukir. Iran jelas telah membantah melakukan

pengembangan ataupun memiliki senjata pemusnah massal sehingga

organisasi terkaitlah yang mempunyai wewenang menyelesaikan masalah

keraguan ini melalui cara negosiasi, konsultasi dan dialog dengan negara Iran

(33)

yang bertujuan damai (http://www.china-un.org/eng/hyyfy/t28673.htm diakses

pada tanggal 1 Juni 2014).

Di tahun 2007 saat Hu Jintao melakukan diskusi mengenai beberapa isu

dengan Bush, Presiden Amerika saat itu, terkait nuklir Iran, Tiongkok akan

tetap bersikeras menyelesaikan isu nuklir iran melalui jalur negosiasi

diplomatik secara damai. Di tahun 2007 sendiri telah dikeluarkan total 3

resolusi DK PBB mengenai isu nuklir Iran, namun Tiongkok tetap pada

sikapnya yang menolak memberikan sanksi pada Iran. Menurut Hu dengan

menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomasi tentu akan melindungi

perdamaian dan stabilitas regional yang pasti akan memenuhi kepentingan

setiap pihak yang terkait

(http://english.pravda.ru/news/world/06-12-2007/102399-nuclear_questions-0/#.U5S0eHb_i00 diakses pada tanggal 2

Juni 2014).

Dalam tindakan yang dilakukan oleh DK PBB mengenai masalah nuklir

Iran, Tiongkok memiliki tiga prinsip, yaitu:

1. Tindakan yang diambil harus memberikan kontribusi nyata bagi penguatan

kesepakatan NPT. Dalam hal ini Iran adalah anggota NPT dan telah

bersedia bekerja dengan IAEA sehingga memiliki hak menggunakan

energi nuklir damai.

2. Tindakan DK PBB harus menciptakan suasana yang kondusif bagi

(34)

3. Membantu pemulihan perekonomian dunia dan menghindari dampak pada

kehidupan normal rakyat Iran dan ekonominya serta tidak mengganggu

hubungan antara Iran dengan negara lain.

Tindakan yang diambil DK PBB harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi,

memiliki sasaran yang jelas dan harus memperkuat upaya diplomatik dalam

menyelesaikan masalah nuklir Iran (Nugroho, 2012:13).

Sejak tahun 2006 hingga 2009, Tiongkok terus memberikan dukungan

terhadap perkembangan nuklir Iran secara intensif , mulai dari penolakan

terhadap sanksi yang diberikan oleh DK PBB padahal dalam hal ini Tiongkok

juga ikut merumuskan isi dari resolusi yang dikeluarkan tersebut, hingga

penyediaan reaktor, pelatihan tenaga ahli dan pendampingan dalam

pengoperasian reaktor nuklir. Dalam perkembangannya, ternyata di tahun

2010, Tiongkok memberikan perubahan dalam sikapnya menghadapi sanksi

PBB terhadap program nuklir Iran. Tiongkok mendukung pemberian sanksi

kepada Iran mengenai masalah program nuklirnya. Hal ini dikarenakan

Tiongkok menginginkan Iran agar merubah sikapnya yang sangat tidak

bersahabat dengan IAEA agar melaporkan semua aktifitas nuklirnya di Iran

bilamana memang tidak ada indikasi untuk membuat senjata nuklir

(http://nasional.kompas.com/read/2010/03/24/14001279/China.dan.Rusia.Des

ak.Iran.Ubah.Sikap diakses pada 5 Mei 2014).

Pasca perubahan sikap Tiongkok, Iran tidak lantas memutuskan

kerjasamanya dengan Tiongkok karena secara positif Tiongkok masih

(35)

dengan IAEA. Tiongkok tetap meminta agar masalah program nuklir Iran ini

dapat diselesaikan dengan cara diplomasi tanpa harus terus memberikan

sanksi kepada Iran.

Memang tidak ada bantuan secara langsung dari Tiongkok terhadap Iran

pasca keputusan Tiongkok mendukung resolusi DK PBB, namun setiap

pertemuan yang dilaksanakan dengan tema bahasan program nuklir Iran,

Tiongkok terus memberikan pernyataan yang mana Tiongkok memberikan

dukungan penuh kepada Iran dalam pelaksanaan program nuklirnya, terutama

setelah Iran menghentikan 20% pengayaan uraniumnya diawal tahun 2012,

yang mana sanksi untuk Iran pun diperingan, seperti diperbolehkannya

negara-negara mengimpor minyak kembali dari Iran (http://en.wikipedia.org/

wiki/Nuclear_program_of_Iran diakses pada tanggal 4 Mei 2014).

Dukungan Tiongkok di tahun 2013 disampaikan sebelum pertemuan antara

Iran dan IAEA untuk membahas kembali program nuklir Iran pada tanggal 12

Februari 2013. Sebelumnya Iran telah melakukan negosiasi dengan IAEA

pada tanggal 16 hingga 17 Januari 2013 namun belum mendapat kesepakatan

apapun, hingga akhirnya dilaksanakan pertemuan putaran kedua yang juga

belum menemukan kesepakatan. Setelah dilakukan beberapa pertemuan yang

juga masih belum menemukan kesepakatan mengenai sengketa program nuklir

Iran, pada tanggal 11 November 2013 Iran dan IAEA menandatangani

kesepakatan yang mana IAEA akan mendekati dua instalasi nuklir Teheran

dalam waktu tiga bulan. Yang juga perlu dilakukan Iran selama 3 bulan adalah

(36)

tambahan untuk pengayaan uranium, 16 basis untuk melayani pabrik-pabrik

listrik tenaga nuklir dan teknologi mengayakan uranium dengan laser

(http://vovworld.vn/id-id/Berita/Pemufakatan-kerjasama-antara-IAEA-dengan

-Iran-pada-permulaannya-mencapai-hasil-positif/201682.vov diakses pada

tanggal 6 Mei 2014).

Peneliti merasa sikap Tiongkok terhadap Iran cukup menarik untuk dibahas

secara lebih dalam dan menjadikan masalah ini sebagai penelitian untuk

pembuatan skripsi dengan judul:

“Dukungan Tiongkok terhadap Pengembangan Nuklir di Iran Pada

Masa Pemerintahan Presiden Hu Jintao (2003-2013).”

Penelitian ini dibuat berdasarkan beberapa mata kuliah pada program studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Komputer Indonesia, yaitu:

1. Politik Internasional, membahas mengenai interaksi politik di kancah

dunia internasional terutama dengan cara diplomasi dan juga dampaknya

yang mana bisa menjadi sebuah kerjasama ataupun konflik.

2. Pemikiran Politik Islam, membahas dunia politik dari pandangan syariat

Islam yang digunakan oleh negara-negara Islam seperti negara-negara

Timur Tengah.

3. Analisa Politik Luar Negeri, membahas mengenai politik luar negeri

secara mendalam sehingga dapat dilakukan analisa menggunakan beberapa

(37)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka masalah

yang akan diteliti dalam usulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Rumusan Masalah Mayor

Bagaimana dukungan Tiongkok terhadap pengembangan nuklir di Iran

pada masa pemerintahan Hu Jintao dari tahun 2003 hingga tahun 2013?

1.2.2 Rumusan Masalah Minor

1. Bagaimana hubungan luar negeri antara Iran dan Tiongkok pada

masa pemerintahan Hu Jintao (2003-2013)?

2. Apakah kepentingan Tiongkok sehingga mendukung pengembangan

nuklir di Iran?

3. Bagaimana respon Iran terhadap dukungan Tiongkok pada

pengembangan nuklirnya?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih

mendalam bagaimana dukungan Tiongkok terhadap program nuklir Iran

dan apa kepentingan Tiongkok terhadap dukungannya tersebut sejak

tahun 2003 hingga 2013 saat PBB memberikan sanksi terhadap Iran

melalui resolusinya. Tiongkok merupakan negara great power dan juga

salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, sehingga sikap yang

(38)

Iran. Dengan begitu tentunya penelitian ini akan menjelaskan juga

respon Iran terhadap dukungan Tiongkok tersebut.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mendapatkan keterangan yang jelas mengenai hubungan luar

negeri antara Tiongkok dan Iran pada masa pemerintahan Hu Jintao

(2003-2013).

2. Mengetahui lebih lanjut kepentingan yang dimiliki Tiongkok

sehingga mendukung pengembangan nuklir Iran.

3. Untuk mengetahui seperti apa respon Iran terhadap dukungan

Tiongkok bagi pengembangan nuklirnya.

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Bagi Ilmu Hubungan Internasional, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi sebagai materi yang dapat disampaikan dan juga

bisa memberikan tambahan ilmu yang cukup otentik bagi

pengembangan studi Ilmu Hubungan Internasional mengenai

sikap-sikap Tiongkok berupa dukungan terhadap pengembangan nuklir di

Iran pada masa pemerintahan Hu Jintao tahun 2003 hingga 2008 serta

periode kedua tahun 2008 hingga tahun 2013, juga bagaimana Iran

merespon dukungan Tiongkok tersebut dan juga kerjasama kedua

(39)

menjadi bahasan yang cukup berbobot di lingkup studi Ilmu Hubungan

Internasional.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai program studi Ilmu Hubungan Internasional dari

segi kerjasama internasional yang mana kerjasama kedua negara dapat

terjadi karena adanya kepentingan antar negara.

Bagi Lembaga Akademik, diharapkan penelitian bisa menjadi

referensi dan menjadi sumbangan data mengenai hubungan Tiongkok

dan Iran mengenai pengembangan nuklir di Iran.

Bagi Mahasiswa dan Masyarakat, penelitian ini dapat menjadi

sebuah referensi untuk lebih memahami bagaimana hubungan Iran dan

Tiongkok melalui sikap-sikap dan motif Tiongkok dalam menanggapi

pengembangan nuklir Iran, baik dari segi positif maupun negatif serta

(40)

17

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai dukungan negara

Tiongkok terhadap program nuklir Iran pada masa pemerintahan Hu Jintao

periode tahun 2003 sampai tahun 2013. Dalam peninjauan peneliti, baru

ditemukan beberapa penelitian mengenai dukungan Tiongkok terhadap

program nuklir Iran mulai dari tahun 2003 hingga tahun 2013 karena masalah

ini baru terjadi dan masih hangat bagi para peneliti Hubungan Internasional.

Dari permasalahan berikut ada beberapa penelitian dan jurnal yang membahas

mengenai sikap Tiongkok dan terkait program nuklir Iran yang dapat

dijadikan tinjauan pustaka bagi penelitian ini.

Yang pertama jurnal transnasional dari Agung Nugroho yang berjudul

“Dukungan Cina terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009)”. Penelitian ini

memiliki pembahasan yang sama dengan penelitian yang penulis lakukan,

namun perbedaannya terletak pada periode tahun penelitian, yang mana

Agung mengambil dari tahun 2006 hingga 2009, sedangkan penulis

mengambil dari tahun 2003 hingga 2013 namun peneliti lebih menekankan

pada sikap Tiongkok baik secara positif maupun negatif. Dari jurnal tersebut

dijelaskan bahwa Tiongkok dan Iran memiliki hubungan yang cukup baik.

Tiongkok yang memiliki kemajuan perekonomian sangat pesat tentunya

(41)

Tiongkok tidak memiliki cadangan minyak dan sumber minyak langsung di

negaranya.

Dalam jurnal, Agung menjelaskan bahwa Tiongkok memiliki

ketergantungan yang cukup penting dengan negara Iran, begitu juga Iran

terhadap Tiongkok. Sikap saling ketergantungan tersebut menjadi salah satu

alasan Tiongkok sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang

memiliki hak veto dalam mendukung program nuklir Iran dengan menentang

resolusi DK PBB yang memberikan sanksi terhadap Iran terkait program

nuklirnya. Tiongkok memiliki investasi yang cukup besar di Iran, sebagai

contohnya tahun 2009 Tiongkok memberikan investasi sebesar 63juta dollar

AS di bidang energi dan sebagai imbalannya Iran menjamin pasokan gas ke

Tiongkok selama 25 tahun dimulai sejak tahun 2004. Selain itu, Tiongkok

juga mengimpor 12% kebutuhan minyak dalam negerinya dari Iran. Tentunya

dengan alasan-alasan tersebut, Tiongkok pasti akan memberikan dukungan

penuh terhadap Iran, juga dalam masalah program nuklirnya.

Dukungan yang diberikan Tiongkok terhadap Iran menjadi sebuah

kekuatan bagi Iran dalam menghadapi Amerika Serikat karena tentunya

Tiongkok memiliki kekuatan yang sama dengan Amerika Serikat dalam PBB.

Dalam hal ini Iran memiliki perlindungan yang dibutuhkannya yang didapat

dari Tiongkok. Tiongkok yang memiliki kepentingan nasional dalam

negaranya tentu akan lebih mementingkan memenuhi kepentingan

nasionalnya daripada harus mengikuti Amerika Serikat hingga mengorbankan

(42)

Tiongkok juga memandang bahwa setiap negara yang menandatangani NPT

mempunyai hak terhadap program nuklir selama untuk kepentingan damai

karena selama ini belum ada bukti yang otentik bahwa Iran mengembangkan

program nuklirnya untuk kepentingan militer.

Tinjauan pustaka yang kedua yaitu karya ilmiah berjudul “Akuntabilitas

Program Nuklir Iran” yang ditulis oleh Tri Cahyo Utomo. Program nuklir

Iran telah berjalan selama puluhan tahun, namun sempat tertunda saat terjadi

revolusi di Iran. Awal mula dilakukan pengembangan terhadap nuklir Iran

merupakan dukungan Amerika Serikat terhadap Iran sebagai negara

sekutunya sehingga Amerika Serikat memberikan sokongan dana kepada Iran

untuk melakukan penelitian. Setelah revolusi terjadi di Iran, hubungan Iran

dan Amerika Serikat memburuk dan juga dihentikannya pengembangan

program nuklir di Iran. Pada masa pemerintahan Rafsanjani pengembangan

nuklir Iran pun dilanjutkan karena terjadinya krisis di Iran yang mana dengan

mengembangkan nuklir maka dapat membantu perekonomian di Iran dan

ternyata Amerika Serikat menentang pengembangan lanjutan program nuklir

yang dilakukan Iran tersebut.

Selama bertahun-tahun Iran terus mengembangkan nuklirnya walaupun

mendapatkan penentangan dari negara-negara barat terutama Amerika

Serikat. Iran merasa bahwa negaranya memiliki hak yang sama dalam

mengembangkan program nuklir dengan negara-negara lain yang

menandatangani Nuclear non-Proliferation Treaty selama pengembangannya

(43)

sebenarnya memiliki rasa takut akan kemampuan nuklir Iran yang dapat

membuat Amerika Serikat semakin sulit untuk menguasai Iran. Amerika

menggunakan kekuatannya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB

untuk memberikan sanksi kepada Iran, namun dalam posisi yang sama

dengan Amerika Serikat, Tiongkok dan Rusia memberikan dukungan

terhadap program nuklir Iran. Pengembangan program nuklir Iran akhirnya

terus berlangsung walaupun barat terus menekan Iran.

Karya ilmiah berjudul “Kebijakan Nuklir Iran dalam Menghadapi Respon

Barat pada masa Mahmoud Ahmadinejad” yang ditulis oleh Tide Aji

Pratama juga menjelaskan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh

para pemimpin di Iran terhadap keberlangsungan program nuklir di Iran dan

juga bagaimana respon negara lain. Dalam setiap penelitian mengenai nuklir

Iran, Amerika Serikat selalu menjadi salah satu negara yang disebutkan.

Selain karena awal dimulainya nuklir Iran atas bantuan Amerika Serikat,

tetapi juga karena Amerika menentang pengembangan nuklir Iran sejak

pecahnya revolusi Iran hingga saat ini. Sanksi demi sanksi terus diberikan

namun tidak pernah menghentikan langkah Iran karena sejak awal Iran telah

menjelaskan bahwa pengembangan nuklir di Iran bukan untuk kepentingan

militer melainkan untuk pemenuhan kepentingan nasional Iran sendiri.

Amerika yang terus bersikeras menyalahkan program nuklir di Iran merasa

bahwa Iran telah melanggar perjanjian tahun 1968 yaitu NPT yang mana Iran

juga menandatangi perjanjian tersebut. Namun dalam NPT dijelaskan bahwa

(44)

damai, sehingga selama tidak ada bukti bahwa Iran melakukan

pengembangan program nuklir untuk kepentingan militer maka Iran tidak

melanggar perjanjian tersebut.

Dalam masa kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad, Iran selalu

melontarkan pertentangan terhadap Amerika Serikat. Sikap keras yang

ditunjukkan Mahmoud Ahmadinejad menjadi sebuah hantaman bagi Amerika

Serikat sehingga terus menenrus memberi tekanan pada Iran agar mau

menghentikan pengembangan program nuklirnya.

Penelitian yang keempat merupakan tulisan Dyah Kusumaningayu Ratna

Kartika yang berjudul “Alasan Perubahan Sikap Cina terhadap Masalah

Nuklir Iran tahun 2010” yang mana Dyah menyampaikan bahwa selama

Tiongkok memberikan dukungan penuh terhadap program nuklir Iran dan di

tahun 2010 tiba-tiba Tiongkok mengubah pendiriannya dengan mendukung

sanksi yang diberikan oleh DK PBB terhadap program nuklir Iran untuk

menghentikan pengembangannya. Di tahun 2009 Tiongkok memberikan

investasi yang sangat besar di Iran, namun di tahun 2010 Tiongkok

memberikan dukungan untuk sanksi PBB terhadap Iran. Hal ini dibahas oleh

Dyah yang mana dapat disimpulkan bahwa Tiongkok bukan merubah sikap

dan dukungannya, namun Tiongkok hanya memberikan sedikit

konsistensinya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, namun bukan

berarti Tiongkok menghentikan kerjasamanya dengan Iran. Namun karena hal

tersebut Iran melakukan sedikit pembalasan dengan membahas masalah

(45)

ketegangan antara kedua negara. Namun setelah beberapa bulan pasca

diputuskan resolusi 1929 yang dikeluarkan DK PBB, Iran kembali

melanjutkan kerjasama dengan Tiongkok.

Iran dan Tiongkok memang memiliki saling ketergantungan yang cukup

besar, sehingga bagaimanapun diberlakukannya sanksi terhadap Iran, tidak

akan menghentikan kerjasama antara Iran dan Tiongkok.

Keempat karya ilmiah tersebut dapat memberikan penalaran lebih dalam

mengenai masalah yang peneliti ambil dan juga sebagai bahan tinjauan untuk

dapat menjawab masalah-masalah yang diangkat oleh peneliti. Ada beberapa

persamaan dan tentunya juga perbedaan dari keempat karya ilmiah tersebut.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat persamaan dan perbedaannya melalui tabel

(46)
(47)

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Hubungan Internasional

Hubungan Internasional saat ini telah berkembang pesat. Terjadinya hubungan internasional merupakan suatu keadaan yang menjadi akibat

adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan

manusia. Hubungan ketergantungan terjadi karena manusia merupakan

makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

sendiri, maka dari itu munculah ilmu hubungan internasional yang

mengkaji segala bentuk interaksi manusia yang bahasannya melewati

batas teritorial negara, yang tentunya melibatkan negara lain.

Ilmu hubungan internasional merupakan turunan daripada ilmu

politik yang secara historis sebelum abad ke 17, batas negara masih

disebut emporium dengan konsep feodal atau keturunan hingga

akhirnya pada abad ke 17 yang biasa disebut masa pencerahan atau

aufklarung, ilmu hubungan internasional muncul yang ditandai dengan

munculnya ahli-ahli politik di dunia.

Kemunculan ilmu hubungan internasional juga merupakan salah satu

dampak dari perang dunia pertama yang mana banyak memakan korban

baik materiil maupun korban jiwa. Maka dari itu muncullah pemikiran

untuk menghentikan perang yang dipicu oleh penembakan Frans

Ferdinand di Sarajevo. Penyebab utama yaitu adanya disharmonisasi

antar negara di Eropa pada masa revolusi industri yang menghasilkan

(48)

antar negara yang membuat negara-negara berlomba memajukan

kekuatan militernya namun secara terselubung. Maka dari itu ilmu

hubungan internasional diharapkan dapat menyelesaikan perang antar

negara, karena itu juga ilmu hubungan internasional bersifat

interdisipliner karena mengikuti perubahan yang terjadi di dunia.

Beberapa ahli memberikan pendapatnya mengenai apa itu teori

hubungan internasional. Menurut Mochtar Mas‟oed,

“Hubungan internasional didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antar beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, kesatuan subnasional seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta individu-individu. Tujuan dasar studi hubungan internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku para aktor negara maupun non-negara di dalam area transaksi internasional. Perilaku ini bisa berwujud kerjasama, pembentukan aliansi, perang, konflik serta interaksi dalam organisasi internasional.”(Mas‟oed, 2000:28)

Menurut Mas‟oed, hubungan internasional itu bermain pada

interaksi dengan tujuan mempelajari perilaku internasional yang

diaplikasikan dalam bentuk kerjasama, pembentukan aliansi bahkan

perang dan konflik. Seperti halnya hubungan antara Iran dan Tiongkok

yang terbentuk antara 2 negara yang pada dunia internasional memiliki

kepentingan nasional yang saling menguntungkan sehingga perilaku

yang ditunjukkan adalah kerjasama antara kedua negara tersebut.

J. C. Johari memberikan pendapatnya dalam New Comparative

Government mengenai definisi dari hubungan internasional, yaitu

(49)

yang perilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas Negara.” (Johari, 2006:16)

2.2.2 Politik Luar Negeri

Politik luar negeri merupakan salah satu kajian hubungan

internasional. Aktor utama dalam politik luar negeri adalah negara,

walaupun dalam kenyataannya non state actor saat ini dapat melakukan

hubungan internasional, namun dalam politik luar negeri, negara masih

memegang peranan yang terpenting. Politik luar negeri juga merupakan

identitas sebagai karakteristik pembeda tiap negara.

Politik luar negeri adalah suatu perangkat formula nilai, sikap, arah

serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan dan memajukan

kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional (Perwita

& Yani, 2005:7).

Setiap negara tentunya memiliki kepentingan nasional yang berbeda-beda, namun untuk memenuhi kepentingan nasionalnya, setiap negara

harus melakukan kerjasama dengan negara lain, dan tujuan utama

politik luar negeri adalah kepentingan nasional tersebut. Untuk

memenuhi kepentingan nasionalnya tersebut negara akan melakukan

kerjasama baik bilateral maupun multilateral. Politik luar negeri

merupakan poros dibentuknya kebijakan luar negeri.

Terdapat 3 proses dalam politik luar negeri, yaitu kerjasama, konflik

(50)

Politik luar negeri memiliki 3 jenis:

a. Jangka pendek, politik luar negeri ini direncanakan untuk jangka

waktu maksimal 5 tahun untuk sesuatu yang bersifat insidental.

b. Jangka menengah, politik luar negeri direncanakan untuk waktu

diatas 5 tahun.

c. Jangka panjang, merupakan politik luar negeri yang dibuat dengan

berlandaskan pada konstitusi dan ideologi.

Politik luar negeri juga memiliki 3 faktor, pertama idiosinkretik atau

karakter pemimpin negara, kedua kapasitas negaranya dalam hal

sumber daya alam dan sumber daya manusia, yang ketiga environment

atau lingkungan dalam negara tersebut. Ketiga hal tersebut merupakan

pertimbangan utama dalam politik luar negeri.

Hasil dari politik luar negeri atau keputusan politik luar negeri terdiri

dari 3 hal, yaitu:

1. pragmatis atau terencana yang merupakan hasil yang bersifat

jangka panjang, membuat studi lanjutan, pertimbangan dan

evaluasi yang mendalammengenai seluruh opsi alternative.

2. kedua krisis yang terbentuk dalam keadaan terancam dengan

waktu terbatas dan ada elemen yang mengejutkan yang

membutuhkan respon yang telah direncanakan sebelumnya.

3. ketiga yaitu taktis yang mana keputusan yang diambil masih

memerlukan reevaluasi dengan jangka waktu yang lebih panjang

(51)

Membahas politik luar negeri yang merupakan upaya pemenuhan

kepentingan nasional yang bersifat ekstern, maka tentunya akan

berhubungan dengan politik internasional sebagai arena bertemunya

beberapa politik luar negeri negara-negara di dunia sehingga dapat

saling memenuhi kepentingan nasionalnya melalui hubungan

internasional yang mana dapat dilaksanakan melalui bentuk kerjasama.

Penekanan politik internasional yaitu pada respon atau reaksi bukan

aksi, karena dengan adanya respon maka politik internasional dapat

terlaksana dengan negara sebagai aktor utamanya.

Keputusan dalam politik luar negeri dipengaruhi oleh berbagai

faktor, yaitu:

1. Penilaian masalah

Suatu unsur yang amat penting dalam analisis masalah adalah

pemilihan awal sasaran yang ingin dicapai. Ini merupakan inti

dari strategi yang berupa suatu rencana penggunaan

sumber-sumber untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan

sebelumnya. Dalam tingkat politik luar negeri, rencana semacam

itu disebut strategi nasional.

2. Perhitungan biaya atau resiko

Merupakan faktor yang mempengaruhi suatu keputusan politik

luar negeri, karena tidak ada negara yang dapat melakukan

(52)

jumlah sasaran dan terbatasnya jumlah pilihan alternatif yang

tersedia.

3. Aspek domestik: Konsensus

Semua negara tanpa memandang bentuk pemerintahan dan

falsafah politiknya terikat oleh consensus rakyat dan dibatasi

oleh sikap masyarakat.

4. Informasi kurang lengkap

Dalam politik luar negeri, informasi yang kurang lengkap antara

lain disebabkan oleh kelambanan pembuat keputusan dalam

mengejar peristiwa yang cepat berubah sebelum fakta-fakta yang

ada terkumpul. Karena itu informasi seadanya akan dijadikan

dasar untuk mengurangi resiko seminimal mungkin. Informasi

kurang lengkap memiliki 2 arti, yaitu kekurangan data atau

terlalu banyak data. Kurangnya data disebabkan lambatnya

informasi dan bila tidak dapat menunggu, maka pembuat

keputusan akan mengisinya dengan estimate atau perkiraan.

Bilamana terlalu banyak data, maka informasi yang diperlukan

terkubur dalam tumpukan data dan memerlukan waktu untuk

menemukannya sedangkan waktu mendesak untuk mengambil

keputusan.

5. Tekanan waktu

Berbagai peristiwa terjadi dengan cepat dan hasil-hasilnya jauh

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka
Tabel 2.2 Negara dengan Nuklir
Tabel 3.1 Fasilitas Nuklir Iran
Tabel 3.1.3 Perusahaan Tiongkok di Iran
+3

Referensi

Dokumen terkait