• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepribadian guru dan korelasinya dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepribadian guru dan korelasinya dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis Depok"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

KEPRIBADIAN GURU DAN KORELASINYA DENGAN !VIOTIV ASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH

NASY' ATUL KHAffi CllVIANGGIS DEPOK

Oleh:

RUSJVIIY A TI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH IAIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

NASY' ATUL KHAIR Cll\!IANGGIS DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Pembimbing I,

Gelar Sarjana Tarbiyah

Oleh

RUSJ\'IIYATI NIM: 1961112226

Di Bawah Bimbingan

Pem imb·

Drs. H. Abd.Rahman Ghazaly, l\'1.Ag. Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag.

NIP. 150 063 509 NIP. 150 007 315

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH IAIN "SYARIF HIDAYATULLAH" JAKARTA

(3)

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH

NASY' ATUL KHAIR CIMANGGIS DEPOK telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29

Januari 2001, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Program Strata 1 (S 1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 29 Januari 2001

Sidang Munaqasah

Anggota

Pembantu Dekan f/

Sekretaris Merangkap Anggota

l

fod:oh Sm ,;, MS;

NIP.150.215.283

Penguji II

(4)

telah mengarahkan dan memberikan bimbingan yang sangat berharga kepada penulis. Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan pula kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Rifat Syauqi Nawawi MA., selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Thu Dra. Hj. Fadhilah Suralaga M.Si., pembantu dekan I Fakultas Tarbiyah IAIN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. Abd.Rahman Ghazaly M.Ag., ketua iurusan Pendidikan Agama Islam dan Bapak Drs. Ahmad Syafi'i, sekretaris jurusan.

3. Bapak Drs. E. Kusnadi selaku dosen penasehat Akademik, yang telah memberikan bantuannya selama masa perkuliahan.

4. Para Bapak/lbu Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Kepala sekolah MA Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok, Bapak H.M Ghazali Le., atas bantuan dan kesediaannya memberikan data dalam penelitian ini. Para pegawai administratif dan edukatif MA N asy' atul Khair yang tel ah bersedia membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di sekolah.

6. Pegawai perpustakaan IAIN, perpustakaan DKI Jakarta dan Iman Jama', yang telah membantu melengkapi literatur yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

(5)

pendidikan di IAIN Jakarta.

8. Kak Agus, Kak Iyus, Adik Heni dan Arif, atas bantuan dan dorongan yang telah diberikan. Dan keluarga Ibu Kika atas Do' a dan bantuannya.

9. Teman-teman di kelas A jurusan Pendidikan agama Islam angkatan 1996, terutama Ithah, Ijah, Nita, Nunna dan EQ, teman-teman seperjalanan dan seperjuangan (Uci, Nia, Tuti, Edah, Yeyeh, Moyie dan Ana) atas motivasi yang diberikan dan semoga persahabatan yang kita jalani akan berarti.

10. Para staf pengelola jasa rental komputer "Compstar 77" atas bantuan dan ilmu yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. Serta pihak lain yang telah membantu penulis, baik langsung maupun tidak hingga terselesaikannya skripsi ini.

Akhimya dengan segala keterbatasan penulis hanya dapat mengembalikan segalanya kepada Allah SWT. untuk membalas kebaikan mereka. Semoga skripsi ini bennanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin.

Jakarta, Desember 2000

Penulis

(6)
(7)

KATA PENGANTAR... IV

DAFTARISI ... Vl1

DAFT AR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . .. . .. . . .. . . 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7

C. Metode Pembahasan dan Teknik Penulisan ... 7

D. Sistematika Penulisan . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . ... . .. . ... .. . . .. .. . . .. 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian Guru 1. Pengertian Kepribadian Guru . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . 10

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Guru ... 13

3. Sikap dan Perilaku Guru yang Ideal... 18

4. Upaya Meningkatkan Kepribadian Guru ... 21

B. Motivasi Belajar P . M . . 1. engerttan ot1vas1 . . . 23

2. Macam-macam Motivasi Belajar . . . .. . . ... . . ... . . . ... . . . .. . . 25

3. Fungsi Motivasi Dalam Proses Belajar Mengajar ... 28

4. Upaya Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar .... ... 29

C. Hubungan Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa . . . 31

D. Pengajuan Hipotesis ... 32

(8)

B. Wak-tu dan Tempat Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel .... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... .. ... .. . .... ... ... ... ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Pengolahan dan Analisis Data ... ... .... .. ... ... ... ... ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MA Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok ... 38

B. Deskripsi Data... 39

C. Analisis dan Interpretasi Data... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . ... .. . . 63

B. Saran-saran... 64

DAFTAR PUSTAKA... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)
[image:9.595.44.466.151.553.2]

Tabel 1 Sifat dan Prilaku Guru yang ideal (yang disukai) siswa ... 40

Tabel 2 Sifat dan Prilaku Guru yang tidak disukai siswa ... 42

Tabel 3 Penampilan Guru dalam Mengajar.. ... 43

Tabel 4 Profesi sebagai Guru... 45

Tabel 5 Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Minat Belajar Siswa ... 46

Tabel 6 Motivasi Intrinsik pada siswa ... 47

Tabel 7 Upaya-upaya Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar... 49

Tabel 8 Motivasi belajar yang diberikan orang

tua...

52

Tabel 9 Rekapitulasi basil angket kepribadian Guru yang ideal menurut pandangan siswa MA Nasy'atul Khair ... 54

Tabel 10 Rekapitulasi hasil angket motivasi belajar siswa lvf.A Nasy'atul Khair ... 55

(10)
(11)

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 pada bab II, pasal 4 dinyatakan babwa "Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetabuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan" .1 Tujuan tersebut merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang hams direalisasikan dalam kehidupan.

Setiap manusia dituntut agar mempunyai cita-cita yang tinggi sebab manusia yang menghargai arti dan tujuan sebuab cita-cita adalab makhluk yang sedang merencanakan dunia dan masa depan. Untuk mencapai cita-cita tentu diperlukan tenaga pendorong yang ada dalam diri manusia agar dapat berbuat sesuatu. Daya dorong atau keinginan yang timbul dari dalam diri manusia yang sedemikian kuat itulab yang disebut dengan motivasi. Motivasi yang ada dalam diri manusia itu

'UU RI No. Th. 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaanny'!, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 1995, Cet. ke-1, h. 4

(12)

menyebabkan ia berupaya dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

Selanjutnya, dalam hubungannya dengan pendidikan motivasi sangatlah menentukan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan dan sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia khususnya dalam upaya pendewasaan anak. Hal ini seperti dikemukakan oleh Jumhur dan Muhammad Surya bahwa "Sekolah sebagai salah satu pendidikan formal mempunyai peranan yang amat penting dalam upaya mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna. Maka untuk tujuan tersebut, sekolah menyelenggarakan kegiatannya melalui kegiatan belajar mengajar. "2

Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi merupakan faktor yang sangat penting, karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan rninat belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai energi untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga boleh jadi siswa yang merniliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gaga! karena kekurangan motivasi, sebab basil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, ha! itu bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. Dengan dernikian guru

2 I. セオュィオイ@ clan Moh.Surya, Bimbingan clan Penyu!uhan di Sekolah (Guidance

&

(13)

diharapkan dapat memberikan dorongan kepada siswanya agar tumbuh motivasi dalam diri mereka.

Faktor guru sebagai tenaga pendidik sangat dominan dalam menentukan keberhasilan pendidikan, guru memiliki banyak fungsi di antaranya sebagai pendidik, pengajar dan pemimpin siswa di lingkungan sekolahnya. Guru bukan berfungsi sebagai pemegang kekuasaan, tukang perintah, melarang dan menghukum anak-anak; sehingga dapat dipahami bahwa seorang guru harus siap sedia memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak dalam perkembangannya, seperti dikemukakan oleh Muhibbin Syah bahwa "Pada asasnya, fungsi dan peranan penting guru dalam proses belajar mengajar sebagai directur of learning (direktur belajar). Artinya setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sasaran proses belajar mengajar" .3

Terlepas dari fungsi guru yang telah dikemukakan di atas, faktor terpenting dari seorang guru adalah kepribadiannya. Sikap dan kepribadian seorang guru sangat besar peranannya dan turut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar pada umumnya dan pencapaian tujuan pengajaran pada khususnya. Sikap dan kepribadian yang ia perlihatkan melalui tingkah lakunya sehari-hari baik di dalam kelas maupun di Inar kelas merupakan awal perhatian anak yang meajadi sumber motivasi

3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Bani>, (Bandung : PT. Remaja

(14)

belajarnya. Dari sinilah diharapkan anak mulai menunjukkan sikap terbuka atau tertutup untuk mengikuti pelajaran.

Selanjutnya, dalam interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses belajar mengajar dapat ditemukan perubahan sikap anak pada waktu pergantian guru atau pada saat pergantian pelajaran.Terkadang suasana belajar dengan guru tertentu tidak memberikan respon terhadap pelajaran yang diajarkannya dan ada pula keadaan sebaliknya yaitu memberi respon yang positif. Sehingga dapat disimpulkan kepribadian guru merupakan syarat utama untuk menjadi guru yang efektif dan efisien. Mengenai hal ini, Zakiah Daradjat menegaskan bahwa "Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya atau akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncanganjiwa (tingkat menengah)."4

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pada bab VI pasal 28 ayat 2 dinyatakan bahwa "untuk dapat diangkat sebagai tenaga pengajar tenaga pendidik yang bersangkutan harus beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, berwawasan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar". 5

Kaitannya dengan motivasi belajar siswa, guru dituntut untuk mampu menampilkan sikap dan kepribadian yang baik dan menarik dihadapan anak dengan

4 Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. ke-3, h. 16

5

(15)

harapan dapat memotivasi belajar anak yang akhimya tercipta suasana siap belajar mengajar. Penulis berpendapat babwa lingkungan kelas itu harus diatur sedemikian rupa agar dapat memberi penguatan (reinforce) tingkab laku sebagai indikasi motivasi, dalam artian seorang guru sebagai pencipta kondisi (kondisioner) emosi bagi para siswa.

Memang jika kita kembali kepada kodrat manusia maka dalam diri seorang guru akan terlibat aspek-aspek kemanusiaan apa yang dialami guru di luar sekolab terkadang terbawa ke sekolab dan yang dilakukan guru di luar konteks belajar mengajar seringkali mempengaruhi proses belajar mengajar. Oleh karena itu kodrati kemanusiaan yang dimiliki harus bisa diseleksi dan dikaji oleh dirinya sendiri sehingga terbentuk pribadi yang utuh.

(16)

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dikaitkan dengan kenyataan yang ada, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dan menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul: " KEPRIBADIAN GURU DAN KORELASINYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH

ALIYAH NASY' A TUL KHAIR CIMANGGIS - DEPOK "·

Adapun judul seperti yang telah di tulis di atas, dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Keberadaan guru di sekolah merupakan figur sentral bagi siswa dalam proses belajar mengajar dan di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan.

2. Sikap dan kepribadian guru yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mengajar.

3. Guru dituntut untuk dapat memahami motif-motif yang ada pada diri anak dan mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dalam upaya menciptakan suasana belajar yang kondusif.

(17)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ID1 terarah, maka masalah yang akan dibahas dibatasi pada:

a. Kepribadian guru dan korelasinya dengan motivasi belajar siswa.

b. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nasy'atul khair Cimanggis Depok. Subjek penelitian difokuskan kepada siswa MA Nasy'atul Khair Cimanggis Depok pada tahun ajaran 2000-2001.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut:

a. Adakah korelasi antara kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok?

b. Bagaimanakah kepribadian guru dalam proses belajar mengajar? c. Bagaimanakah motivasi siswa dalarn belajar ?

C. Metode Pembahasan dan Teknik Penulisan

(18)

dilakukan untuk melihat hubungan antara fenomena atau hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan skripsi ini sehingga dapat diketahui apakah terdapat korelasi yang positif antara kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa.

Adapun sifat dari penelitian ini adalah:

1. Library Research yaitu dengan cara membaca buku-buku yang ada hubungan dengan permasalahan ini.

2. Field Research yaitu dengan cara meneliti langsung ke obyeknya.

· Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku pedoman penulisan skripsi, Tesis dan Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh PT. Hikmat Syahid Jakarta tahun 1994.

D. Sistematika Penulisau

Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab dan setiap bab dirinci ke dalam beberapa sub bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan. Uraian dalam bab ini mencakup latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalab, metode pembahasan, teknik penulisan dan sistematika penulisan.

(19)

ideal, cara meningkatkan kepribadian guru. Sedangkan motivasi belajar mencakup pengertian motivasi, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar dan upaya guru dalam membangkitkan motivasi belajar.

Bab Ill adalah metodologi penelitian, mencakup tujuan dan manfaat penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, pengolahan dan analisis data.

Bab IV adalah hasil penelitian. Uraian dalam bab ini mencakup gambaran umum Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok, Deskripsi data, analisis data dan Interpretasi data.

(20)
(21)

A. Kep1ibadian Guru

1. Pengertian Kepribadian Guru.

Istilah "kepribadian" sering dijumpai dalam beberapa literatur dengan berbagai ragam makna dan pendekatan. Sebagian psikolog ada yang menyebutnya dengan personality (kepribadian), character (watak atau perangai) dan type (tipe).1Namun istilah tersebut yang dipakai adalah istilah kepribadian.

Kata kepribadian berasal dari kata "personality" (bahasa Inggris) yang berasal dari kata "persona" (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan peril;tku, watak atau pribadi seseorang. 2 Hal ini dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya dimiliki oleli seseorang, baik dalam arti kepribadian yang baik atau yang buruk. Dengan demikian secara bahasa kepribadian adalah keadaan manusia sebagai perseorangan atau keseluruhan sifat yang merupakan watak seseorang.

1

Sumadi Suzyabrata, Psikologi Keoribadian, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 1998), Cet.

ke-8, h. I

2 Agus Sujanto, et al., Psilmlogi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, !997), Cet. ke-7, h. I

(22)

Sedangkan pengertian kepribadian dari sudut tenninologi dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kepribadian adalah sifat mendasar yang

tercennin dari perilaku seseorang, yang membedakan dirinya dengan orang lain. 3 Kepribadian secara tenninologi ini memiliki banyak definisi, disebabkan oleh beberapa faktor . Misalnya sudut pandang, dasar pemikiran, cara dan pendekatan dan aliran yang dianut. Untuk itu penulis sengaja dalam memberikan definisi ini akan mengutip beberapa definisi kepribadian yang dikemukakan oleh psikolog ternama, meskipun beberapa diantaranya sederhana, namun mampu mencerminkan hakikat kepribadian yang sesungguhnya. Adapun beberapa definisi istilah kepribadian diantaranya:

Menurut Ahmad D. Marimba secara tenninologis, kepribadian meliputi kualitas keseluruhan dari seseorang yang akan tampak dalam cara-caranya mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat hidupnya serta kepercayaannya. 4 Menurut G.W Allport yang dikutip oleh Agus Sujanto, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri atas sistem psikopisik yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya.5

Selanjutnya Sigmund Freud mengemukakan sebagaimana dikutip oleh Sumadi Suryabrata, definisi kepribadian adalah Integrasi dari Id, ego dan super ego.6

'Feter Salim dan Y enny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemoorer, (Jakarta: Modern English, 1991 ), b. 1190

4Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Isli!fil, (Bandung: PT. AL-Ma'arif,

1989), Cet. ke-8, ii. 67

5

Agus Sujanto, o0. cit., ii. 11

6

(23)

Meskipun ketiga aspek itu masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya saling bekerja sama seperti suatu tim, Id sebagai komponen kepribadian biologis, ego sebagai komponen kepribadian psikologis dan super ego sebagai komponen kepribadian sosiologis.

A.E Traxler berpendapat yang dikutip oleh Abdul Mujib bahwa kepribadian adalah:"jumlah keseluruhan tingkah laku individu dalam berbagai situasi. Pengertian tingkah laku disini meliputi perbuatan-perbuatan yang tampak dari luar dan getaran perasaan yang timbul di dalam diri yang dihasilkan oleh situasi, sebagaimana ha! itu dapat diinterpretasi oleh individu melalui introspeksi". 7

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa rumusan kepribadian mengandung prinsip-prinsip pokok yang dikemukakan oleh Abdul Mujib, diantaranya:

a. Kepribadian selalu ditimbulkan dari struktur yang terorgarus1r. Struktur yang dimaksud berupa konstitusi fisik dan psikis atau aspek-aspek dalam kepribadian, seperti aspek biologis, psikologis, sosiologis dan sebagainya. b. Kepribadian seseorang bersifat dinamis, artinya tingkah laku itu terintegrasi, yang menggambarkan suatu interaksi antara potensi yang diperoleh dari warisan, keturunan dan pengaruh lingkungan.

c. Kepribadian seseorang memiliki ciri-ciri dan kualitas khas, karena setiap individu memiliki kepribadian yang unik dan berbeda dengan kepribadian individu yang lain.

d. Keunikan kepribadian seseorang disebabkan oleh faktor dalam dirinya dan faktor luar dirinya.

e. Kepribadian merupakan hakikat manusia sesungguhnya dan mencerminkan karakteristik dalam diri individu. 8

7

Abdul Mujib, Fittah dan Kepribadian Islam (Sebuah Peudekatau Psikologis), (Jakarta: Darul Falah, 1999, Cet. ke-1,h. 80

8

(24)

Dengan demikian yang dimaksud kepribadian adalah kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata) yang berkaitan secara fungsional dalam diri seorang individu, sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap.

Pengertian guru itu sendiri adalah orang yang pekerjaannya mendidik, mengajar dan mengasuh.9 Hal senada ditegaskan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa "Tenaga pendidik (guru) adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik".10

Berdasarkan pengertian kepribadian dan pengertian guru di atas, maka yang dimaksud dengan kepribadian guru adalah kepribadian guru secara menyeluruh yang dilihat dari segi sikap, perilaku, keadaan emosi serta penampilan yang diperlihatkan selama berlangsungnya proses belajar mengajar maupun di luar proses belajar mengaJar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian guru

Setiap orang yang akan melaksanakan tugas sebagai guru harus mempunyai kepribadian, karena kepribadian yang dimiliki guru sangat erat hubungannya dengan pengelolaan proses pembelajaran di kelas. Sementara kita ketahui kepribadian ini dapat berubah, ha! ini menunjukkan bahwa kepribadian itu mudah atau dapat dipengaruhi sesuatu. Karena itu ada usaha mendidik pribadi atau membentuk pribadi.

9

Peter Salim dan Yenny Salim, op. cit., h. 494

10Undang-undang Sistem Pendidikan Nasion!!!, (Jakarta: PT. Kreasi Jaya Utama, I 989), Cet

(25)

Semua orang dapat dikatakan memiliki spesifikasi sikap dan prilaku yang unik, begitu pun guru, maka tidak jarang ditemukan adanya sikap dan perilaku guru-guru yang berbeda.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku pada masing-masing individu guru, di antaranya :

a. Faktor-faktor yang ada di dalam diri guru, yang mencakup keadaan dan kondisi tubuh (fisik), keadaan psikis.

b. Faktor-faktor yang ada di luar diri guru, yang mencakup subjek didik (siswa), pimpinan sekolah, teman sejawat, pegawai tata usaha dan orang tua siswa serta situasi lingkungan. 11

a. Faktor-faktor yang ada di dalam diri guru 1) Keadaan dan kondisi tubuh (fisik)

Sebagai calon guru, syarat kesehatan merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Seorang guru yang berpenyakit menular akan membahayakan kesehatan anak-anak dan membawa akibat yang tidak baik dalam tugasnya sebagai pengajar dan pendidik. Jika seorang guru merasakan bahwa dirinya normal, maka di mata siswa sikap dan prilakunya akan mantap. Dengan demikian, kesehatan merupakan syarat utama bagi guru, sebagai orang yang setiap hari bekerja dan bergaul di antara anak-anak.

11 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

(26)

2) Keadaan psikis.

Keadaan psikis guru yang kurang baik akan berpengaruh terhadap sikap dan perilakunya di dalam menghadapi siswa. Apabila ia penggugup, kurang sabar, kurang teliti, pendendam, tidak adil dan lain-lain sifut negatif, akan dapat mengganggu arus komunikasi belajar mengajar dengan siswa Akibatnya sudah dengan mudah dapat ditebak, kualitas pembelajaran tidak akan dapat seperti yang diharapkan. Satu faktor psikis yang paling penting adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru.

b. Faktor-fuktor yang ada di luar diri guru

Lingkungan di luar guru cukup luas. Namun demikian dapat diidentifikasi faktor-faktor yang sekiranya memang dekat sekali dengan guru yang sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku guru, khususnya dalam rangka menciptakan proses belajar mengajar. Faktor-faktor tersebut, diantaranya adalah:

1) Subjek didik (siswa)

Guru adalah manusia biasa yang tidak lepas (sama sekali) dari berbagai perasaan simpati, empati dan antipati kepada orang lain. Bagaimana seorang guru

(27)

Oleh Good dan Brophy sebagaimana dikutip Suharsimi Arikunto, ia menyatakan bahwa sikap dan perilaku guru terhadap siswa sebaiknya didasarkan atas apa yang diistilahkan dengan "self -:fulfilling prophecy" (pancingan prilaku) yang digarnbarkan sebagai suatu situasi-situasi harapan guru terhadap prilaku s1swa sehingga guru berprilaku yang mengarah pada self-folfilling prophecy.12

Dalarn ha! ini pihak gurulah yang memulai berperilaku (memberikan umpan pancing), kemudian siswa berperilaku sebagai akibat adanya umpan. Urutan pancingan perilaku tersebut adalah sebagai berikut:13

a) Guru mempunyai harapan siswa berperilaku tertentu

b) Guru sendiri berperilaku sebagai pancingan prilaku hara pan dari siswa c) Siswa berprilaku sesuai prilaku guru dan sesuai dengan hara pan guru pula Dan dalam tulisannya Tausch yang dikutip oleh Kurt Singer mengemukakan:

"Bahwa guru yang memperlihatkan sikap mengharap yang positif akan lebih cenderung untuk memantapkan kecerdasan si murid, artinya jika guru lebih mencurahkannya kepada murid serta tidak selalu mengkritik kesalahan yang dilakukan si murid, mungk:in para murid dapat turut melaksanakan optimisme guru yang membimbing mereka, kemudian rasa takut mereka pun berkurang, sehingga mereka dapat menekuni pelajaran dengan kecenderungan yang lebih ditingkatkan" .14

2) Pimpinan sekolah

Pimpinan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan wakil-wakilnya, secara langsung maupun tidak merupakan "motor penggerak" bagi guru untuk bersikap dan

14

(28)

berprilaku. Jika pimpinan sekolah bersikap baik kepada guru, memberikan dorongan atau motivasi untuk hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas mengajar dan tugas lain di sekolah, maka guru yang bersangkutan akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan mantap. Sebaliknya jika pimpinan sekolah knrang memberikan motivasi atau bahkan tidak menyetujui apa yang sedang dan akan dilaksanakan oleh guru, maka pelaksanaan tugasnya tidak akan mantap, apa lagi bergairah. Telah dijelaskan di atas kemantapan kerja guru akan berpengaruh terhadap knalitas proses pembelajaran.

3) Teman sejawat

Teman sejawat guru merupakan lingknngan yang menyebabkan guru merasakan hidup dalam "satu korps" yang keberadaannya akan memantapkan hal-hal yang dilaknkannya. Kesetiakawanan antar guru, selain dapat memberikan dorongan atau motivasi kerja, terutama dalam menyiapkan dan menciptakan proses belajar mengajar yang diinginkan.

4) Pegawai tata usaha

(29)

perasaan negatif tersebut akan dapat menghasilkan dampak negatif pula, yaitu menurunkan kualitas kerja guru.

5) Orang tua siswa

Tidak jarang terjadi, meskipun sebetulnya mesti dihindari, guru memperlakukan siswa dengan tidak sewajarnya disebabkan hubungan guru dengan orang tua siswa kurang serasi. Sikap dan perilaku yang kurang baik ini dapat bersifat sementara maupun menetap, tergantung dari bagaimana hubungan antara dua pihak yang bersangkutan.

6) Situasi lingkungan

Situasi lingkungan yang kurang mendukung seperti letak geografis, kebersihan, keamanan, keeratan dan keserasian dengan masyarakat sekitar, akan mempunyai pengaruh langsung bagi pandangan guru terhadap lingkungan tersebut.

3. Sikap dan perilaku guru yang ideal

Telah dikemukakan bahwa kepribadian guru yang meliputi sikap dan perilaku yang diperlihatkannya sehari-hari, baik kbususnya di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Hal ini mengingat bahwa guru mempunyai multi peran di dalam proses belajar mengajar, selain sebagai pendidik ia juga sebagai pengajar, yang diharapkan mempunyai sikap yang baik.

(30)

tenteram dan tenang menghadapi gurunya seperti menghadapi orang tuanya sendiri. Apabila demikian suasananya, para siswa akan merasa betah untuk belajar. Sebaliknya mungkin di kelas lain siswa merasakan kehidupan di kelas seperti layaknya tempat hukuman, sehingga tidak henti-hentinya siswa mengamati jam untuk mengetahui kapan pertemuan dengan guru akan berakhir.

Salah satu daya tarik agar siswa menyukai kehidupan di kelas adalah keunikan atau kecakapan guru. Semua ini dapat dilihat dari penampilan guru yang bersangkutan. Ditinjau dari pandangan kejiwaan, siswa yang sedang belajar di sekolah selalu dalam proses identifikasi, mencari tokoh ideal yang akan dicontoh untuk dirinya. Guru yang berkepribadian yang baik dapat dijadikan sebagai "tokoh ideal" yang akan ditiru, dijadikan pola untuk dicontoh. Tidak mustahil bahwa di dalam kelas, guru yang dijadikan contoh tersebut dapat memikat hati para siswa, dan apa yang diberikan akan didengarnya baik-baik. Dengan demikian bagaimanakah seharusnya sikap dan perilaku guru yang ideal? Good dan Brophy berpendapat sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto bahwa sikap dan perilaku yang baik akan terlihat pada tiga ha!, yaitu:

a. Sikap terhadap diri, yang dapat dilihat dari indikator:

1) Tampak menyukai dirinya (mau bersolek, tidak acuh terhadap dirinya). 2) Merasakan keberhasilan diri dan kemanfaatan dirinya bagi orang lain.

3) Memiliki perhatian yang bervariasi, menyukai banyak ha!, misalnya: kesenian, sastra, teknik dan lain-lain.

b. Sikap terhadap profesi, pekerjaan guru yang dipilih dan menyenangi kawan sejawatnya, yang terlihat dari indikator:

1) Merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi pendidikan anak-anak.

(31)

3) Merasakan bahwa apa yang dilakukan sudah merupakan alternatif terbaik karena sudah mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya.

4) Tidak enggan menerima saran dari teman sejawat dan bila perlu tidak enggan pula bertanya kepada temat sejawat tanpa pandang derajat, pangkat sosio ekonomi dan juga usia.

c. Sikap terhadap siswa, yang ditandai oleh indikator antara lain:

I) Menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupakan individu yang unik sehingga perlu perhatian serta pelayanan yang khusus pula.

2) Mengenali paling sedikit satu macam keistimewaan pada diri masing-masing siswa, sehingga tidak akan meremehkan siswa.

3) Bersedia mendorong setiap siswa tanpa mengenal pilih kasih

4) Mengenal "ada di mana" siswa berada sehingga guru dapat dengan tepat menempatkan diri untuk mengajak siswa untuk maju belajar.15

Bagaimana guru memandang dan menyikapi dirinya, profesinya dan siswa, akan sangat menentukan keberhasilannya dalam mengelola proses pembelajaran, karena pandangan tentang apa yang dijalani akan menentukan bagaimana yang menjalani tersebut bersikap, berperilaku dalam proses belajar mengajarnya itu. Dengan kata lain, pandangan guru saja belum cukup menunjukkan secara langsung keberhasilan kerjanya, tetapi sikap yang dilandasi oleh pandangan itulah yang dapat dikaitkan dengan keberhasilan proses pembelajaran.

Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru, Balnadi Sufadipura mengemukakan sebagai berikut:

1. Kooperatif, sikap demokratis 2. Ramah dan menghormati perorangan 3. Sabar

4. Perhatian yang luas

5. Penampilan yang sopan dan mengindahkan tatakrama 6. Jujur dan tidak berat sebelah

7. Memiliki sense of humor

8. Perangai dan tingkah laku yang baik

15

(32)

9. Menaruh perhatian terhadap persoalan anak didiknya 10. Luwes dalam tindakan

11. Mempergunakan penghargaan dan pujian

12. Menguasai keterampilan mengajar yang luar biasa mengenai suatu mata pelajaran tertentu. 16

4. Upaya meningkatkan kepribadian guru

Kemantapan kepribadian seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar akan berpengaruh terhadap situasi belajar mengaJar yang diselenggarakannya. Mengapa demikian? Karena dengan kepribadian yang mantap dan mempunyai integritas yang tinggi, setiap permasalahan yang dihadapi bisa terpecahkan dan ha! ini akan berpengaruh terhadap ketenangan proses belajar mengajar. Kemantapan dan integritas pribadi harus dimiliki oleh setiap guru demi tercapainya tujuan pendidikan dan mutu pendidikan. Untuk itu perlu adanya upaya agar kepribadian guru ( sikap dan perilaku) yang dimiliki sesuai harapan. Hal ini seperti dikemukakan oleh Oemar Hamalik yang dikutip Cece Wijaya: "Kemantapannya (guru) dalam bekerja, hendaknya merupakan karakteristik pribadinya sehingga pola hidup seperti ini terhayati pula oleh siswa sebagai pendidik. Kemantapan dan integritas pribadi ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan tumbuh melalui suatu proses belajar yang sengaja diciptakan" .17

Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan kepribadiaannya adalah sebagai berikut:

16Balnadi Sufadipura, Aneka Problema Kegurnan (Bandung: Angkasa, 1983), h.123

17

(33)

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengkaji ajaran-ajaran agama yang dianut Mengamalkan ajaran-ajaran agama yang dianut

Menghayati peristiwa yang mencerminkan sikap saling menghargai antar umat beragama.

b. Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa pancasila - Mengkaji berbagai ciri manusia Pancasila

- Mengkaji sifat-sifat kepatriotan bangsa Indonesia

- Menghayati urunan para paatriot dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan

Membiasakan diri menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan - Mengkaji hubungan manusia dengan lingkungan alamiah dan buatan

Membiasakan diri menghargai dan memelihara mutu lingkungan hidup c. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru

Mengkaji sifat-sifat terpuji yang hams dimiliki oleh guru

Membiasakan diri menerapkan sifat-sifat sabar, demokratis, menghargai pendapat orang lain, sopan santun dan tanggap terhadap pembaharuan18

Sedangkan menurut Peter Lauster dalam bukunya yang berjudul Personality yang dikutip oleh Agus Sujanto, beberapa aspek psikis yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kepribadian adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan pada diri sendiri b. Sikap optimis

c. Sikap berhati hati

d. Sikap tidak tergantung kepada orang lain e. Sikap tidak mementingkan diri sendiri f. Ketahanan menghadapi cobaan g. Toleransi

h. Ambisi

1. Kepekaan sosial (empati)19

"Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profosional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997), Cet ke-8, h. 16

19

(34)

B. Motivasi Belajar

1. Penge11ian motivasi belajar

Dalam psikologi istilah motivasi sering dikenal dengan istilah motif. Kata

"motif itu sendiri diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu.20 Atau seperti yang dikatakan oleh Sartain dalam bukunya

Psycology Understanding of Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto:

"motif adalah suatu pemyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang."21

Sedangkan pengertian motivasi yang tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang, baik secara sadar maupun tidak sadar, untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.22Definisi motivasi ini banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya:

Menurut W.S Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati. 23

2-0Sardiman AM, lnteraksi dan Motivasi Helajar Meogajar, (Jakarta: CV. r。ェ。キ。ャセ@ 1996), Cet.

ke-6, h. 73

21

Ngalim Purwanto, Psikologj Peodidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 1995),

Cet ke-10, h. 60

"Peter Salim dan Y enny Salim, op. cit., h. 997

23W.S Winkel, Psikologj Peodidikan

dan Evaluasi Helajar , (Jakarta: PT. Gramedia, 1986),

(35)

Selanjutnya M Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah "pendorongan"; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. 24

Menurut Mc. Donald sebagaimana dikutip oleh Sardiman AM, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling' dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.25

Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam istilah motivasi memiliki tiga unsur penting, yaitu :

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan . Jadi motivasi dalam ha! ini

sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan26

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan yang dikehendaki.

24Ngulim Purwanlo, op.oil, h. 71

25Sardiman AM, Loe.cit.,

(36)

2. l\llacam-macam motivasi belajar.

Berbicara tentang macam-macam motivasi atau jenis-jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme, ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya menurut Woodworth & Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto, macam-macam motivasi yaitu motif atau kebutuhan-kebutuhan organis, motif-motif darurat dan motif obyektif 27

Frandsen sebagaimana dikutip oleh Sardiman AM mengemukakan jenis-jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya yaitu: motifbawaan (motif physiological

drives) dan motif-motif yang dipelajari (Affiliative needs).28

Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan, yaitu:

phsyiological drive dan sosial motives. Phsyiological drive adalah

dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah, seperti lapar, haus dan sebagainya. Social motives adalah dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti dorongan ingin selalu berbuat baik. 29

Sedangkan motivasi belajar di sekolah dapat dibedakan menjadi dua bentuk

• 30

ya1tu:

27

Ngalim Purwanto, op.cit., h. 64

28

Sardi.man, op.cit., h. 86

2

"Ngalim Purwanto, op. cit, h. 62

(37)

a. Motivasi Intrinsik. b. Motivasi Ekstrinsik.

Motivasi lntrinsik adalah ha! atau keadaan yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.31 Menurut W.S Winkel motivasi intrinsik adalah bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.32 Misalnya siswa belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk suatu masalah dengan lengkap, atau ingin menjadi seorang yang ahli dalam bidang studi tertentu dan sebagainya. Dari contoh ini dapat dipahami bahwa hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik ini diantaranya ialah:

I) Adanya kebutuhan .

2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri. 3) Adanya cita-cita atau aspirasi.33

Adapun motivasi ekstrinsik adalah ha! atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.34 Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya siswa rajin untuk memperoleh hadiah yang telah

31Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Barul. (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 1996), Cet. ke-3, h. 75

"w.s

Winkel, o0.cit., h. 28

33 Akyas Azhari, Psikologi Pendi!!i!gm, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. ke-1,

h. 75

34

(38)

dijanjikan oleh orang tuanya. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-Iain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.

Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik, karena lebih murni dan langgeng serta tidak tergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Namun perlu ditegaskan bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dalam diri siswa akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.

Pada siswa yang tingkat motivasinya rendah, justru motivasi ekstrinsik ini sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang diberikan secara tepat, maka secara perlahan dapat mencangkokkan motivasi intrinsik untuk belajar, manakala yang direkayasa dengan motivasi ekstrinsik tersebut telah menjadi kebiasaan.

(39)

3. Fungsi motivasi daJam proses belajar mengajar.

Dalam belajar diperlukan adanya motivasi "Motivation is an essential

condition of learning". 35 Hasil belajar ban yak ditentukan oleh motivasi. Makin tepat

motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, S. Nasution mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai motor penggerak yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang hams dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu, atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. 36

Di samping itu, ada juga fungsi lain. "Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Banyak riset yang membuktikan bahwa tingginya motivasi dalam belajar berhubungan erat dengan tingginya prestasi belajar".37 Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutarna didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi

35S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 1995), Cetke-4, h. 76

4bid., h. 76-77

37

(40)

yang baik. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajamya.

4. Upaya guru dalam membangkitkan motivasi belajar.

Dalam pembahasan di atas telah dijelaskan bahwa motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa . Apalah artinya seorang siswa yang pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar.

Sungguhpun demikian, seorang guru tidak menutup mata bahwa diantara sebagian siswanya ada yang mempunyai motivasi untuk belajar, ada sebagian lain yang belum termotivasi untuk belajar. Ketika seorang guru melihat prilaku siswa seperti itu, maka perlu diambil langkah-langkah yang dapat menimbulkan motivasi untuk belajar.

Membangkitkan motivasi belajar tidak.lah mudah, dalam ha! ini guru harus dapat menggunakan berbagai macam cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Diantara cara membangkitkan motivasi belajar itu adalah sebagai berikut: a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam

kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupannya kelak

b. Mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah

c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.

(41)

e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin

g. Partisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler, untuk meningkatkan hubungan antara guru dengan siswa

h. Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antara siswa

1. Menggunakan insentif, seperti pujian, hadiah secara wajar. Demikian pula

hukuman-hukuman dan celaan patut diberikan dengan alasan yang cukup kuat. 38 Menurut Syaiful Bahri Djamarah, ada beberapa bentuk motivasi yang dapat digunakan guru untuk mempertahankan minat anak terhadap bahan pelajaran yang

diberikan. Bentuk-bentuk motivasi tersebut, diantaranya: a. Memberi angka

b. Hadiah c. Pujian

d. Gerakan tubuh e. Memberi tugas f. Memberi ulangan g. Mengetahui hasil h. Hukuman39

Demikian pembahasan mengenai upaya guru dalam membangkitkan motivasi siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan oleh guru agar dapat berhasil dalam belajar mengajar. Pemilihan bentuk-bentuk motivasi tersebut harus selektif untuk mendapat efek yang efektif dari dalam diri siswa.

38Tadjab, op. cit, h. l 09-110

39Saiful Balni Jamarab dan Aswan Zain, Strateci Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

(42)

C. Hubungan kepribadiau guru dengan motivasi belajar siswa

Kemampuan seorang guru memotivasi siswa dalam interaksi belajar di dalam kelas memberikan pengaruh yang sangat besar, baik dalam proses belajar maupun menarik minat belajar siswa. Hal ini yang pertama perlu dipahami seorang guru dalam mengawali pembelajaran sebagai upaya mengkoordinasikan untuk tumbuhnya minat belajar siswa.

Dalam kagiatan belajar, kemungkinan besar sekali jika dua orang guru yang sama kecerdasannya, sama pendidikannya dan sama pula cara menyajikan mata pelajaran, akan berbeda dalam taraf kemampuan menggalakkan motivasi belajar stswanya. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh pengaruh yang dipancarkan oleh kepribadian guru kepada para siswanya.

Sikap guru di dalam kelas merupakan faktor yang turut menentukan motivasi belajar. Kesiapan dan kematangan dalam membaca karakter anak dalam belajar adalah bagian yang sangat penting guna menarik perhatian anak terhadap pelajaran yang guru ajarkan, karena dengan kematangan dalam persiapan yang mencakup rancangan sikap dari kepribadian yang akan ditampilkan di hadapan kelas dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tertarik pada suatu pelajaran.

Di dalam hubungan antara guru dengan siswa yang baik, maka siswa akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya. Hal tersebut dapat terjadi sebaliknya, jika siswa membencinya, maka ia dengan segan mempelajari mata pelajaran tersebut, akibatnya pelajaran tidak maju.

(43)

"Antara guru dan sikap belajar siswa terjadi suatu hubungan timbal balik. Setiap orang pernah menjalaninya sendiri dan kita pun dapat melihat bagaimana sikap belajar rnurid dapat berubah secara tiba-tiba pada saat terjadi pergantian guru. Perubahan perjurnpaan antara rnurid dan guru berarti terjadi perubahan kepribadian guru yang dihadapi turut rnenentukan kecenderungan rninat yang dikernbangkan rnurid. Dihubungkan dengan rnata pelajaran yang diberikannya untuk rnata pelajaran rnana saja ia bersikap terbuka dan untuk bidang pelajaran manapun ia menutup diri". 40

Dengan dernikian bahwa sikap dan kepribadian guru rnerniliki hubungan yang erat dalarn rnernbang

kitkan rnotivasi belajar anak. Sikap dan kepribadian guru yang baik akan dapat rnenurnbuhkan rnotivasi belajar siswa.

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis rnerupakan dugaan yang sifutnya sernentara dan ditarik berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Maka dugaan sernentara penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah dikernukakan di atas, rnengenai kepribadian guru dan korelasinya dengan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

Hipotesa Altematif(Ha) ada korelasi positif yang signifikan antara kepribadian guru dengan upaya rnernbangkitkan rnotivasi belajar siswa

Hipotesa Nihil (Ho) Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara kepribadian guru dengan upaya rnernbangkitkan rnotivasi belajar siswa

(44)
(45)

A. Tujuau dan Manfaat Penelitian.

Untuk mendekatkan akan hasil penelitian yang optimal, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan tujuan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah:

1. Mengetahui hubungan antara kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok

2. Untuk mengetahui kepribadian guru dalam proses belajar mengajar. 3. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar di MA Nasy'atul Khair

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menekuni pengembangan ilmu, terutama bagi penulis sendiri dalam menekuni masalah-masalah penelitian lapangan secara mandiri (individual)

2. Untuk lebih memahami bagi penulis sendiri tentang kajian kepribadian guru korelasinya dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa.

3. Memberikan informasi kepada instansi yang berwewenang dalam ha! ini MA Nasy'atul Khair Cimanggis Depok mengenai kepribadian guru dan korelasinya dengan motivasi belajar siswa.

(46)

B. Waktu dan Tempat Penelitian.

Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di Madrasah Aliyah Nasy' atul Khair Cimanggis - Depok yang dilaksanakan sejak bulan Oktober sampai dengan Desember 2000.

C. Populasi dan Sampel.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenamya dalam suatu penelitian, artinya sampel merupakan bagian dari populasi.

Adapun populasi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok. Populasi terjangkau adalah siswa dari kelas I, 2 dan 3 yang berjumlah 112 siswa/siswi. Sampel yang diambil dari masing-masing kelas berjumlah 15 orang, jadi keseluruhannya berjumlah 45 orang.

Sampel ini diambil secara acak (Random Sampling) dari masing-masing kelas. Adapun pengambilan secara acak ini dimaksudkan agar setiap kelas dapat mewakili (berpeluang) sebagai responden dalam memberikan pandangan tentang kepribadian guru korelasinya dengan motivasi belajar siswa yang merupakan pembahasan dalam penelitian ini.

(47)

yang layak diolah untuk dijadikan data hanya 34 dari jumlah responden atau 30 % dari populasi.

D. Tehnik Pengumpulan Data.

Tehnik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian 1m adalah:

1. Observasi.

Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengamati langsung terhadap objeknya. Dalam skripsi ini penulis mengadakan pengamatan langsung di Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok. Observasi yang dilak:ukan untuk mengetahui tentang keadaan MA Nasy'atul khair Cimanggis Depok, baik fisik (sarana dan prasarana), struktur organisasi, proses pendidikan, keadaan guru dan siswa terutama yang berkaitan dengan kepribadian guru dan motivasi siswa.

2. Wawancara.

(48)

3. Angket.

Angket adalah teknik: pengumpulan data dengan cara menyusun item-item pertanyaan secara terperinci dalam suatu daftar pertanyaan agar responden mengisi pertanyaan itu dan dengan membubuhkan petunjuk-petunjuk pengisian. Penulis membuat pemyataan-pemyataan dengan menggunakan skala likert. Dalam ha! ini penulis memberikan angket kepada siswa yang menjadi sampel dalam penelitian, untuk mengetahui tentang korelasi antara kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di MA Nasy' atul Khair Cimanggis Depok.

E. Pengolahan dan Analisis Data.

Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang kemudian dirubah menjadi data kuantitatif, maka teknik: yang digunakan adalah analisis statistik, yaitu dengan menggunakan rumus statistik: (persentase) dengan rumus:

P=f x 100% N

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi

N = Number of cases1

1

(49)

Dalam penelitian ini juga digunakan rumus korelasi, sehubungan dengan data ini membahas 2 variabel yang saling berhubungan, maka data tersebut diolah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Person :

Rumus : rxy = N I;xy - (I:x)(I;y)

-Y[NI:x2 -

(I;x)2]

[NLy2 -

(I:y)2] Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.

(50)
(51)

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis Depok MA Nasy'atul Khair adalah lembaga pendidikan Islam yang dikelola sebuah yayasan, bernama "Yayasan Nasy' atul Khair". Lembaga pendidikan Nasy' atul Khair berlokasi di

n.

Raya Bogor KM 30 Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Kodya Depok.

MA Nasy'atul Khair didirikan pada tahun 1988 oleh bapak Drs. H. Zahrudin yang sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah. Pada tahun 1995 beliau meninggal dunia, yang kemudian jabatan kepala sekolah tersebut digantikan oleh bapak H.M. Ghazali Le. sampai sekarang. Adapunjenjang penddikan yang dikelola mulai dari TK (Taman Kanak-kanak), MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs (MadrasahTsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah).

Tenaga pengajar berjumlah 20 orang yang terdiri dari 12 orang guru pria dan 8 orang guru wanita, karyawan tata usaha hanya 1 orang dan 2 orang penjaga sekolah. Tenaga pengajarnya sebagian besar lulusan perguruan tinggi dari IAIN, UI, IPB, IKIP Jakarta, IKIP Muhammadiyah dan perguruan tinggi swasta lainnya, untuk mengajar bidang studi yang mengacu pada kurikulum DEP AG tahun 1994.

Jumlah murid pada tahun ajaran 2000-2001 secara keseluruhan berjumlah 112 orang yaitu kelas I hanya satu kelas berjumlah 3 7 orang, kelas II hanya satu kelas berjurnlah 34 orang, dan kelas III juga hanya satu kelas berjumlah 41 orang.

(52)

Fasilitas yang dimiliki MA Nasy' atul Khair berdasarkan data wawancara clan observasi, diantaranya adalah: 3 ruang kelas, Ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang OSIS, ruang komputer, masjid clan WC.

B. Deskripsi Data

Seperti yang telah dikemukakan pada bah sebelumnya, bahwa salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, untuk memperoleh data tentang pandangan s1swa tentang kepribadian guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.

Angket disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel yang diteliti yaitu tentang pandangan siswa terhadap sifat, sikap dan prilaku guru yang ideal serta penampilan guru sehari-hari. Dan motivasi siswa yang meliputi adanya motivasi intrinsik pada siswa, upaya guru membangkitkan motivasi dan dorongan orang tua terhadap belajar siswa.

Angket terdiri dari 42 pemyataan, dimana 21 pemyataan pertama mengenai pandangan siswa tentang kepribadian guru dan 21 pemyataan berikutnya mengenai motivasi siswa dalam belajar. Teknik pengukuran dari angket ini menggunakan skala likert dengan bobot nilai untuk setiap jawaban sebagai berikut:

(53)

Untuk pernyataan yang mendukung sikap negatif, skornya yaitu nilai-nilai sebaliknya, sangat setuju (SS)

=

1, setuju (S)

=

2, tidak setuju (TS)

=

3, dan sangat tidak setuju (STS) = 4. [image:53.595.81.446.200.676.2]

Pembahasan mengenai basil angket dengan membuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data dari instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka (persentase ), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: ·

Tabel 1.

Sifat dari Perilaku Guru yang Ideal ( disukai) Siswa N=34

3 Sangat setuju 16 47,1

Setuju 14 41,2

Tidak setuju 4 11,8

Sangat tidak setuju

セセᆬセAQXuヲセmセuャャャGゥセセ@ セAャャャャBヲセヲヲゥセセセセセGャゥ@

4 Sangat setuju 22 64, 7

Setuju 11 32,4

Tidak setuju

San at tidak setu · u

6 Sangat setuju 2 5,9

Setuju 21 61,8

Tidak setuju 10 29,4

Sangat tidak setuju 1 2,9

14. Sangat setuju 22 64,7

Setuju 10 29,4

Tidak setuju 2 5,9

(54)

NZᄋヲzセqセセャ@ セャセセャ|GササセセセjGSGQAヲxゥセVセァ|セセQイAセDセセセゥQセセ@

18. Sangat setuju Setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

7 24

2 1

20,6 70,6 5,9 2,9

Tabel 4, No. 3 di atas, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa sangat setuju apabila guru dapat merespon masalah yang dialami siswa baik kesulitan belajar maupun masalah pribadi (47,1 %) dan hanya sebagian kecil saja dari siswa tidak setuju (11, 8 %).

Selanjutnya tabel no. 4 menunjukkan sebagian besar siswa (64, 7%) sangat setuju bahwa guru itu harus bersifat adil, demokratis, dan humoris dan sebagian siswa (32,4 %) yang setuju. Sedikit sekali yang tidak setuju (2,9%). Dengan melihat hasil persentase berarti menunjukkan bahwa guru memang harus memiliki sifat-sifat tersebut.

Adapun dari tab el no. 6 dapat dilihat bahwa hampir semua siswa setuju yaitu 61,8 % guru bersedia mengorbankan waktunya untuk siswa, 29,4 % tidak setuju dan hanya sebagian kecil siswa yang sangat tidak setuju yaitu 2,9 %.

Tabel no.14 menunjukkan hampir semua 'siswa (64,7%) sangat setuju bahwa guru harus mempunyai sikap menghargai siswa, sebagian siswa (29,4%) setuju dan hanya sedikit (5,9%) yang tidak setuju.

Sedangkan tabel no. 18 di atas, menunjukkan pada umumnya siswa setuju (70,6 %) bahwa sikap guru dalam mengajar yaitu menunjukkan wajah yang ceria. 20,6 % siswa sangat setuju dan siswa yang tidak setuju dan sangat tidak setuju yaitu masing-masing hanya 5,9 %.

[image:54.595.41.458.84.496.2]
(55)

memiliki sifat, sikap, clan tingkah laku yang baik. Mungkin masih banyak sifat-sifat Iain yang harus dimiliki guru yang tidak disebutkan di atas. 1

1.

2.

5.

[image:55.595.56.460.135.559.2]

16.

Tabel 2.

Sikap-sikap Guru yang Tidak Disukai Siswa N=34

Sangat setuju

Setuju 1

Tidak setuju 6

Sangat tidak setuju 27

Sangat setuju 6

Setuju 16

Tidak setuju 10

Sangat tidak setuju 2

Sangat setuju 2

Setuju 2

Tidak setuju 17

Sangat tidak setuju 13

Sangat setuju 1

Setuju 3

Tidak setuju 11

Sangat tidak setuju 19

2,9 17,6 79,4 17,6 47,1 29,4 5,8 5,9 5,9 50 38,2 2,9 8,8 32,4 55,9

Tabel 5 no.I di atas, menunjukkan bahwa hampir semua siswa sangat tidak setuju (79,4 %) dengan guru yang mempunyai sikap pilih kasih. Sedangkan sebagian siswa tidak setuju (17,6 %) clan hanya sebagian kecil siswa yang setuju (2,9 %).

' Suhanda, Wakil Kepala Bidang Kurikulum MA Nasy'atul Khair, Wawancata Pribadi,

(56)

Adapun dari tabel no. 2 di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya sebagian siswa setuju (47,1 %) terhadap sikap guru yang menjaga jarak dalam berkomunikasi dengan siswa, siswa yang tidak setuju (29,4 %), dan hanya sebagian kecil siswa yang sangat tidak setuju (5.8 %).

Sedangkan tabel no. S di atas, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa menjawab tidak setuju (SO %) dengan guru yang mempunyai sikap keras {killer) ketika mengajar, hanya sebagian kecil siswa (5,9 %) sangat setuju dan setuju.

[image:56.595.53.470.131.677.2]

Selanjutnya dari tabel no. 16 di atas dapat dilihat hampir sebagian siswa (55,9 %) sangat tidak setuju terhadap sikap guru yang membentak-bentak, mencela atau menyindir siswa, dan sebagian siswa (8,8 %) setuju dan sedikit sekali yang sangat setuju (2,9 %). Jawaban ini sesuai dengan pemyataan Thu Mas'idah dalam wawancara pribadi, ia mengemukakan bahwa guru harus mempunyai sifat terpuji, tidak bersikap kasar, tidak membentak-bentak, menyindir, menghina, memberikan hukuman yang bersifat mendidik dan ucapan serta tingkah laku yang baik. 2

Tabel 3.

Penampilan Guru dalam !Wengajar N=34

9. Sangat setuju Setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

16 18

47,1 52,9

2

(57)

10. Sangat setuju Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

11. Sangat setuju Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

15 18 1 6 26 1 1 44,1 52,9 2,9 17,6 76,5 2,9 2,9

Dari tabel 6 no. 9 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya siswa sangat setuju yaitu 52,9 % apabila dalam mengajar guru berpenampilan dengan memakai pakaian yang tidak terlalu mewah atau sederhana dan 47,1 % siswa yang setuju. Dan tidak ada jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa guru memang harus memperhatikan diri dalam berpakaian.

Tabel no. 10 menunjukkan hampir sebagian siswa (52,9 %) setuju bahwa guru ketika akan mengajar harus memperhatikan kerapihan dan keserasian dalam berpenampilam dan hanya sebagian kecil dari siswa (2,9 %) tidak setuju. Sebagian besar jawaban siswa senada dengan jawaban dari wawancara guru yang menyatakan bahwa dalam masalah penampilan, upaya yang dilakukan oleh guru adalah memperhatikan penggunaan pakaian yang akan dipakai, baik dari segi kerapihan

k . 3 maupun eserasian.

[image:57.595.53.463.87.508.2]
(58)
[image:58.595.82.446.165.496.2]

Selanjutnya pada tabel no. 11 menunjukkan bahwa pada umumnya siswa setuju (76,5 %) apabila guru memperhatikan tekanan suara dalam mengajar dan hanya sebagian kecil saja dari siswa yang setuju dan sangat tidak setuju (2,9 %).

Tabel 4. Profesi sebagai guru

7. Sangat setuju Setuju

12 21

35,3 61,8 Tidak setuju

Sangat tidak setuju I 2,9

Gセセセ@

AセセエQゥゥエ。セュャャャゥセセセイQQセセセセZャセセセQ@

ャイセャゥjュイセZ@

ゥセhャヲイャセセイLゥゥセセI@

8. Sangat setuju 1 2,9

Setuju 1 2,9

Tidak setuju 19 55,9

Sangat tidak setuju 13 38,2

17. Sangat setuju 24 70,5

Setuju 9 26,5

Tidak setuju I 2,9

Sangat tidak setuju

Tabel 4 no. 7 di atas menunjukkan bahwa pada umumnya siswa (61, 8 %) setuju apabila guru mempunyai profesi Iain, dan sebagian siswa (35,3 %) sangat setuju. Sedikit sekali (2,9 %) siswa yang sangat tidak setuju. Hal ini menandakan bahwa guru mungkin boleh-boleh saja mempunyai profesi lain, tapi yang perlu diingat adalah jangan sampai profesi lainnya mengganggu tugasnya sebagai guru.

(59)

sebagian siswa sangat tidak setuju (38,2 %), hanya sebagian kecil siswa yang tidak setuju dan sangat tidak setuju yaitu masing-masing 2,9 %.

Sementara profesi guru harus dijalankan dengan ikhlas yang tercantum pada tabel no. 17 menunjukkan hampir sebagian besar siswa (70,5 %) sangat setuju. Dan sebagian siswa (26,5 %) setuju. Sedikit sekali yang sangat tidak setuju (2,9 %).

19.

21.

25.

26.

Tabel 5.

Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Minat Belajar Siswa N=34

Sangat setuju 20 58,8

Setuju 12 35,3

Tidak setuju 2 5,9

Sangat tidak setuju

Sangat setuju 10 29,4

Setuju 18 52,9

Tidak setuju 6 17,6

Sangat tidak setuju

Sangat setuju 13 38,2

Setuju 12 35,3

Tidak setuju 9 26,5

Sangat tidak setuju

Sangat setuju I 2,9

Setuju 10 29,4

Tidak setuju 17 50

[image:59.595.59.460.160.686.2]
(60)

Tabel no. 19 menunjuk.kan bahwa pada umumnya siswa (58,8 %) sangat setuju dari kepribadian guru yang baik dapat menumbuhkan minat belajar siswa, sebagian dari siswa (35,3 %) setuju dan hanya (5,9 %) dari siswa yang tidak setuju.

Sedangkan dari tabel no. 21 di atas dapat dilihat pada umumnya (52,9 %) siswa setuju bahwa akan mendapatkan nilai yang baik dari kepribadian guru yang baik, 29, 4 % siswa setuju dan sebagian kecil (17,6 %) siswa tidak setuju.

Adapun pada tabel no. 25 menunjukkan hampir sebagian siswa yaitu 38,2 % '

sangat setuju bahwa ada perasaan rugi jika guru yang rajin tidak hadir, sebagian siswa yaitu 35,3 % setuju dan sedikit sekali dari siswa yang tidak setuju yaitu 26,5 %.

[image:60.595.57.476.196.682.2]

Selanjutnya dari tabel no.26 di atas, dapat dilihat pada umumnya siswa tidak setuju (50 %) bahwa merasa rugi jika guru yang malas tidak hadir dan sebagian siswa (29,4 %) setuju, hanya (2,9 %) siswa yang sangat setuju.

Tabel 6.

Motivasi lntrinsik pada siswa N=34

22. Sangat setuju 26 76,5

Setuju 8 23,5

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

23 Sangat setuju 18 52,9

Setuju 15 44,1

Tidak setuju 1 2,9

(61)

27. Sangat setuju Setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

28. Sangat setuju Setuju

38.

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

15 11 6 2 3 3 17 11 2 4 19 9 44,1 32,4 17,6 5,9 8,8 8,8 50 5,9 5,9 11,8 55,9 26,5

Tabel 6 no.22 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (76,5 %) sangat setuju dengan adanya keinginan belajar untuk mencapai cita-cita dan sebagian siswa (23,5 %) setuju dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju.

Adapun dari tabel no. 23 di atas, dapat dilihat pada umumnya siswa sangat setuju (52,9 %) bahwa mereka mengerjakan tugas karena inisiatif sendiri dan sangat disayangkan adanya siswa yang tidak setuju walaupun hanya 2,9 %.

[image:61.595.53.456.94.487.2]
(62)

Selanjutnya pada tabel no. 28 di atas, menunjukkan sebagian besar siswa (50 %) tidak setuju bahwa siswa tidak perlu membaca buku-buku tambahan, sebagian yang lain (5,9 %) sangat tidak setuju dan ada sebagian kecil siswa yang sangat setuju dan setuju (8,8 %).

Dan no. 38 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar siswa yaitu 55,9 % tidak setuju kalau belajar jika ada tugas dari bapak/ibu guru saja, dan hanya sebagian kecil saja dari siswa yaitu 5,9 % setuju.

Tabet 7.

Upaya-upaya Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa

29. Sangat setuju Setuju

Tidak setuju

San at tidak setuju

Sangat setuju Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

31. Sangat setuju Setuj

Gambar

Tabel 1 Sifat dan Prilaku Guru yang ideal (yang disukai) siswa ..........................
tabel-tabel angka (persentase ), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: ·
Tabel 4, No. 3 di atas, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa sangat
Tabel 2. Sikap-sikap Guru yang Tidak Disukai Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga 

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sepakbola Melalui Penerapan Aktivitas Soccer Like Games Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Langkah-Iangkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : mengidentifikasikan artikel tentang penyakit avian influenza di Asia, analisis.. jurnal

Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya

Tidak berbeda dengan perusahaan perusahaan lainnya PT Bank Muamalat Indonesia juga memiliki stok persediaan alat-alat untuk keperluan kantor, bahkan dengan

Dari hasil pengujian hipotesis 7, dapat diambil kesimpulan bahwa Perceived Ease Of Use memiliki pengaruh yang signifikan terhadap.

[r]