• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Antar Pribadi Tentor Dan Murid Di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Center Bandung Dalam Proses Belajar Mengajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi Antar Pribadi Tentor Dan Murid Di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Center Bandung Dalam Proses Belajar Mengajar"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI TENTOR DAN MURID DI

LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

QUANTUM KIDS CABANG METRO TRADE

CENTRE BANDUNG DALAM PROSES

BELAJAR MENGAJAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Strata S1 Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

Gilang Abimanyu

Nim. 41807172

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

iv

ABSTRAK

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI TENTOR DAN MURID DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA QUANTUMKIDS CABANG

METRO TRADE CENTRE BANDUNG DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Oleh:

GILANG ABIMANYU

NIM 41807172

Skripsi ini dibawah bimbingan,

Iin Rahmi S.Sos M.I.Kom

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Komunikasi Antar Pribadi Tentor dan Murid di Primagama Quantumkids MTC dalam proses belajar mengajar .

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif metode penelitian deskriptif yakni merupakan metode yang dipakai untuk menjelaskan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, teknik pengumpulan data dan teknis analisis data juga dilakukan teknik triangulasi data untuk menguji kebenaran dari dari hasil wawancara yang dilakukan. Subjek pada penelitian ini adalah Tentor dan muridnya, Sehingga informan yang dipilih sebanyak enam orang yaitu para Tentor dan murid Primagama Quantumkids MTC

Hasil penelitian telah berjalan terbukti dengan adanya Proses

Komunikasi Antar Pribadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh tentor dan murid Primagama Quantumkids MTC. Tujuan komunikasi Antar Pribadi dalam proses belajar mengajar telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan Tentor, Manfaat Komunikasi Antar Pribadi dalam proses belajar mengajar adalah memudahkan dalam penyampaian dan penerimaan pesan atau materi yang diajarkan, Komunikasi Antar Pribadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh tentor kepada muridnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan, walaupun terdapat hambatan namun ada solusi dari para tentor.

Kesimpulan Penelitian Komunikasi Antar Pribadi Tentor Dan Murid Di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantumkids Cabang Metro Trade Centre Bandung dalam proses belajar mengajar terdapat proses, tujuan, dan manfaat.

(3)
(4)

V

ABSTRACT

INTERPERSONAL COMMUNICATION OF TENTOR AND THEIR STUDENT ATINSTITUTIONS TUTORING PRIMAGAMA QUANTUMKIDS METRO

BRANCH BANDUNG TRADE CENTRE IN TEACHING AND LEARNING PROCESS

By:

GILANG ABIMANYU NIM 41807172

This thesis below guidance, Iin Rahmi S.Sos M.I.Kom

The purpose of this research was to determine how Tentor and Personal Communication Between Students in Primagama Quantumkids MTC in teaching and learning process.

This research approach is qualitative descriptive research method is a method that is used to explain and describe phenomena that happens. Sampling technique used was purposive sampling, data collection techniques and technical data analysis is also performed data triangulation techniques to test the correctness of the results of interviews conducted. Subjects in this study were Tentor and his student, so that informants are chosen as six of the students Primagama Quantumkids Tentor and MTC

The results have been proved by a process running the InterPersonal Communication in teaching and learning undertaken by students and tentor of Primagama Quantumkids MTC. InterPersonal communication objectives in teaching and learning has gone as expected Tentor, Benefits of InterPersonal Communication in the learning process are facilitate in the delivery and acceptance of messages or materials that are taught, Inter Personal Communication in teaching and learning conducted by tentor to his students went according as expected, although there are obstacles, but there is a solution from the tentor.

Conclusion Research the InterPersonal Communication of tentor and their student at Institutions Tutoring Primagama Quantumkids Metro Branch Bandung Trade Centre in teaching and learning there are process , objectives, and benefits.

(5)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamua laikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan karuniaNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Komunikasi Antar Pribadi Tentor Dan Murid Di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro

Trade Centre Bandung.

Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Dalam penelitian ini tidak sedikit penulis menghadapi hambatan baik teknis maupun secara non teknis, namun atas seizin Allah SWT juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan dan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka dari itulah diharapkan saran dan kritikan yang dapat menunjang kesempurnaan laporan ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan ini dan penyusunan laporan ini, antara lain kepada yang terhormat:

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik.

(6)

vii

3. Yth. Ibu Iin Rahmi S.Sos M.I.kom, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dalam memberikan bimbingn serta pengarahan kepada penulis.

4. Yth. Ibu Melly Maulin S.Sos M.Si selaku Dosen Wali Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak memberikan nasehat, bimbingan dan support dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan ini. Terima kasih ibu.

5. Staff dosen Ilmu Komunikasi, Ibu Rismawaty, S.Sos., M.Si, Bapak

Adiana Slamet, S.Ip, Bapak Arie Prasetyo, S.Sos., M.I.kom terimakasih untuk bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

6. Mbak Ratna Widiastuti, A. Md selaku Sekertaris Dekan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

7. Mbak Astri Ikawati, A. Md, Kom selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

8. Yth. Bapak Saja Prasetya S.Pd.I selaku Kepala Cabang Primagama Quantumkids Cabang MTC yang telah megijinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian di Instansi yang Bapak pimpin.

9. Amel, Cepi, Asuh, Asik, A Herno, Ambu selaku tentor di Lembaga

Bimbingan Belajar Primagama Quantumkids Cabang MTC Bandungyang

(7)

viii

10.Seluruh Jajaran Staff Lembaga Bimbingan Belajar Primagama

Quantumkids Cabang MTC Bandung yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

11.Dimas Andriana Selaku Branch Manager Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantumkids Batam yang ikut membantu penulis dalam kelancaran penelitian ini.

12.Adik-kakakutercinta A Girry, Lola, Jordi, Whitny yang telah memberikan penulis motivasi sehingga penelitian dapat selesai tepat pada waktunya 13. Terkasih Agustina Mahardika yang telah memberikan semangat yang

sangat besar di setiap hari penulis sampai beresnya skripsi ini.

14.Teman-teman seperjuangan di UNIKOM terutama anak-anak Jurnalistik yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu: Ludi, Ucok, Soleh, Echi, Yaser, Penty, Rizki Cianjur, Diplonk, Fauzy, Wandrik, Ismet, Iha, Ratih, Ricky , Algy, Agil, Rian Botak, Rian Kaka dan teman-teman lainnya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu.

15.Teman-teman Humas yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini, yaitu : Akrom, Tian, Adri, Trisna, Patah, Akbar, Silfia, Fiona, Dwi, Gilang Farah, Markus, Ijul, Asep.

16.Anak- anak Gang Merdeka yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis disaat-saat sulit sampai beresnya skripsi ini, yaitu : Inos, Markus, Guruh, Lingga, Panji, Hendri, Deni.

(8)

ix

Akhir kata, Peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada kita semua serta melimpahkan segala karunia-Nya. Amin.

Wassalaamu alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman serba maju dewasa ini di mana ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam pembangunan dan pengembangan lembaga pendidikan di Indonesia. Peranan institusi pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, karena pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Pendidikan adalah dasar dari kebangkitan suatu bangsa dan tentunya akan dapat memajukan kondisi kesejahteraan sebuah bangsa.

(10)

2

Maraknya lembaga bimbingan belajar di Indonesia merupakan dampak dari perkembangan pendidikan di Indonesia, dengan adanya lembaga bimbingan belajar seorang anak dapat memperoleh pendidikan bukan hanya di sekolah formal saja. Anak yang mempunyai kesulitan dalam berkonsentrasi di dalam kelas baik itu dari faktor guru, materi, teknik pengajaran maupun faktor psikologis seperti kelelahan dan lain sebagainya. Dirasa membutuhkan kesempatan untuk meperdalam mata pelajaran tertentu. Bimbingan belajar memberikan pengetahuan berupa langkah atau tips untuk memahami satu mata pelajaran yang dianggap sulit, hal inilah yang menjadi kekuatan dari program bimbingan belajar yaitu

memberikan tips pembelajaran untuk memudahkan pemahaman.

Setiap bimbingan belajar mempunyai cara masing-masing untuk memberikan pembelajaran kepada murid-muridnya, karena bimbingan belajar berbeda dengan sekolah formal. Menurut Ngainun Naim (2011 : 233) menjelaskan bahwa :

Paradigma dan cara berpikir yang dominan dikalangan guru sekolah adalah generalis dan homogenitas dalam kelas. Maka, proses pendidikan pun berjalan cenderung linear dengan orientasi dasar pada penyelesaian materi pelajaran sebagaimana yang terdapat dalam kurikulum. Pola semacam ini cenderung memosisikan siswa secara generalis dengan mereduksi keunikan dan karakteristik masing-masing siswa . (Naim, 2011 : 233)

(11)

3

pendidikan dan pengajaran, karena belajar merupakan kegiatan utama dalam pendidikan dan pengajaran. Semua upaya guru dalam pendidikan dan pengajaran diarahkan agar siswa belajar, sebab melalui kegiatan belajar ini siswa dapat berkembang lebih optimal.

Perkembangan belajar siswa tidak selalu berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan. Adakalanya mereka menghadapi berbagai kesulitan atau hambatan. Kesulitan atau hambatan dalam belajar ini dimanifestasikan dalam beberapa gejala masalah, seperti prestasi belajar rendah, kurang atau tidak ada motivasi belajar, belajar lambat, berkebiasaan kurang baik dalam belajar, sikap yang kurang baik terhadap pelajaran, guru ataupun sekolah.

Setiap gejala masalah ada sesuatu yang melatarbelakanginya, demikian juga dengan masalah belajar. Misalnya prestasi belajar rendah dapat melatarbelakangi oleh kecerdasan rendah, kekurangan motivasi belajar, kebiasaan belajar yang kurang baik, gangguan kesehatan, kekusutan psikis, kekurangan sarana belajar, kondisi keluarga yang kurang mendukung, cara guru mengajar yang kurang sesuai, materi pelajaran yang terlalu sulit, kondisi sekolah yang kurang baik dsb. Untuk setiap jenis masalah banyak sekali faktor yang melatarbelakanginya. Gejala masalah yang sama dapat dilatarbelakangi oleh faktor yang sama tetapi juga dapat dilatarbelakangi oleh faktor yang berbeda.

(12)

4

hubungannya dengan guru maupun tenaga administrasi. Adapun fungsi bimbingan ada 4 macam:

1. Preservatif : Memelihara dan membina suasana dan

situasi yang baik dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar.

2. Preventif : Mencegah sebelum terjadi masalah.

3. Kuratif : Mengusahakan pembentukan dalam

mengatasi masalah.

4. Rehabilitasi : Mengadakan tindak lanjut secara

penempatan sesudah diadakan treatmen yang memadai. (Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, 2004: 117).

Menurut Abu Ahmadi, (1991: 111). Bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan terus-menerus dan sistematis kepada individu atau peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya yang kaitannya dengan kegiatan belajar. Adapun prifat atau bimbingan individu menunjukkan usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Sedangkan belajar kelompok merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk membahas suatu materi dalam pelajaran yang sedang dihadapinya.

(13)

5

Bandung, karena peneliti ingin mengetahui bagaimana proses komunikasi atau penyampaian pesan yang dilakukan tentor kepada muridnya di lembaga bimbingan belajar. Sebab peneliti melihat tidak mudah seorang tentor untuk berkomunikasi dengan murid di lembaga bimbingan belajar, sehingga pesan yang disampaikan oleh tentor dapat dipahami oleh muridnya.

Peneliti memilih komunikasi antar pribadi dalam proses belajar mengajar, karena proses belajar mengajar di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung hanya sekelompok kecil sehingga murid bisa lebih memahami komunikasi yang disampaikan, karena berbeda halnya dengan di sekolah. Sehingga di PQK MTC ini setiap kelasnya hanya terdapat 1 sampai 3 murid saja.

Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan komunikasi, tentor dengan murid terlibat dalam proses penyampaian pesan, penggunaan media dan penerimaan pesan. Komunikasi dalam belajar mengajar sangat menentukan hasil dari belajar mengajar.

(14)

6

Ngainun Naim dalam bukunya Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan menyebutkan bahwa :

Belajar merupakan suatu proses karena secara formal belajar dapat dikomparasikan dengan proses organik manusia, seperti pencernaan dan pernapasan .(Naim, 2011 : 97)

Sedangkan menurut Benyamin S. Bloom yang dimaksud proses belajar mengajar adalah :

proses mengorganisasi tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan .1

Sebagai aktivitas yang berlangsung melalui proses, sudah barang tentu belajar tidak lepas dari pengaruh, baik pengaruh dari dalam maupun pengaruh dari luar. Agar seorang murid berhasil dalam belajar sesuai tujuan yang harus dicapainya, murid perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar tersebut, dan semua itu bisa dimulai dari komunikasi yang baik antara tentor dan murid.

Tidak dapat dipungkiribahwa Komunikasi merupakan media penting bagi pembentukan atau pengembangan diri dalam melakukan kontak sosial. Melalui komunikasi kita tumbuh dan belajar, kita menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, menemukan kasih sayang, bermusuhan, membenci orang lain, dan sebagainya.

1

(15)

7

Komunikasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dapat dikatakan komunikasi merupakan kebutuhan hakiki bagi kehidupan manusia. Banyak orang berpendapat bahwa salah satu alasan mengapa kita berkomunikasi adalah untuk memperoleh informasi dan mengetahui terhadap suatu yang menarik perhatian kita, sekaligus berinteraksi dengan orang lain.

Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan peranan yang sangat penting, karena komunikasi merupakan wahana utama dari kegiatan dan kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi adalah alat hidup bagi kepentingan manusia, karena manusia adalah makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi ia senantiasa memerlukan dan membutuhkan bantuan orang lain.manusia yang satu dengan yang lain selalu mengadakan hubungan dan kerjasama untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing sebagaimana dikemukakan oleh Jalalludin Rahmat (1997), mengatakan sebagai berikut:

Komunikasi selalu hadir dalam bidang kehidupan manusia, karena merupakan faktor yang sangat penting dalam menumbuhkan hubungan antara manusia,melalui komunikasi manusia dapat mengadakan tukar menukar pengetahuan dan pengembangan kerjasama . (Rahmat, 1997 : 54).

Menurut Hovland yang dikutip oleh Effendy (1992) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut :

Proses dimana seseorang (Komunikator) menyampaikan

(16)

8

Pada definisi diatas, nampak lebih jelas dinyatakan bahwa komunikasi

adalah proses dimana seseorang (Komunikator) menyampaikan

perangsangperangsang (biasanya lambang-lambang dalam kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain, sehingga seseorang dapat merubah sikap, pendapat, dan prilaku orang lain. Apabila komunikasi yang dilangsungkan memang komunikatif.

Disini peneliti lebih memfokuskan pada komunikasi antar pribadi, sehingga peneliti ingin lebih mengetahui komunikasi antar pribadi tentor dengan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung dalam proses belajar mengajar. Sehingga secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna

antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Devito mendefinisikan

komuniaksi antar pribadi yaitu :

komunikasi Antarpersona adalah proses pengiriman dan

penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan berbagai efek dan beberapa umpan balik seketika ( the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect some immediate feedback). (Devito, 1984 : 4)

(17)

9

komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih pun.

Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah

komunikasi antara individu-individu (Littlejohn dalam hendra, 2010 : 4-5). Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya. Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan ciri-ciri komunikasi diadik adalah:

1. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;

2. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan Spontan, baik secara verbal maupun non verbal.

(18)

10

Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.

Deddy Mulyana (2002) mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai :

komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain, baik secara verbal maupun non verabal . (Mulyana, 2002 : 73)

Para tentor di Primagama Quantum Kids MTC ini melakukan pendekatan

yang lebih personal kepada para muridnya dengan cara membawa dunia mereka

(19)

11

Kemampuan seorang pengajar atau tentor dalam berkomunikasi dengan muridnya haruslah dapat dipahami dan dimengerti anak, kelengkapan sarana penunjang pada pendidikan bagi murid akan dapat menimbulkan efek pada tingkat kecerdasan pada murid.

Proses penyampaian pesan pada murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung ialah dengan menggunakan permainan yaitu Edutainmet (education dan entertainment). Sehingga murid dapat menangkap pesan yang disampaikan oleh tentor dengan lebih menyenangkan. Tetapi seorang tentor tidak memaksakan anak untuk dapat mengerti apa yang disampaikan karena pada kenyataanya masih ada yang tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan karena tiap individu memiliki keterbatasan dalam menangkap pesan yang disampaikan.

Peneliti memilih Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung dikarenakan lembaga bimbingan belajar tersebut berbeda dengan lembaga bimbingan belajar lainnya, PKQ MTC lebih mengedepankan otak kanan anak dalam berpikir, sebagaimana di katakan oleh (Ana Craft dalam Naim, 2011 : 235) :

(20)

12

Kecenderungan otak kanan ini bekerja pada pemikiran yang bersifat acak dan lebih luas lagi, pikiran kreatif. Dengan cara seperti itu pesan komunikasi yang disampaikan oleh tentor di PKQ MTC lebih mudah dan menyenangkan. Karena Primagama Quantum Kids MTC adalah sebuah lembaga bimbingan belajar yang hanya mencakup siswa sekolah dasar saja, materi yang diajarkan adalah pelajaran matematika yang selama ini selalu menjadi pelajaran yang menakutkan bagi siswa sekolah dasar. Dengan cara lebih menekankan kepada otak kanan anak, Primagama Quantum Kids MTC mencoba membuat pelajaran matematika ini menjadi pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Anak juga diajarkan trick-trick cepat dan mudah menyelesaikan soal matematika, sehingga dalam perjalanannya Primagama Quantum Kids MTC sukses menyebarkan virus bahwa matematika adalah pelajaran yang mudah dan menyenangkan kepada murid-muridnya.

Proses belajar mengajar seperti itu tidaklah mudah, tetap saja mengalami kesulitan pada beberapa murid. Karena tidak semua murid dapat menerima secara langsung pesan yang disampaikan oleh tentor. Setiap murid memiliki keterbatasan menangkap pesan yang disampaikan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut peran pengajar atau tentor sangatlah penting dalam proses belajar mengajar dengan murid.

(21)

13

masalah dengan relatif lambat bahkan juga tidak dapat sama sekali menyelesaikannya.

Disinilah dapat dilihat bagaimana komunikasi antar pribadi tentor dan murid dalam proses belajar mengajar guna menyampaikan pesan yang ingin disampaikan agar pesan komunikasi yang disampaikan dapat diterima oleh muridnya.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah yang diajukan adalah Bagaimana Komunikasi Antar Pribadi Tentor

dan Murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids

Cabang Metro Trade Centre Bandung dalam Proses Belajar Mengajar .

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana Proses Komunikasi Antar Pribadi Tentor Dan Murid Di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung Dalam Proses Belajar Mengajar

2. Bagaimana Tujuan Komunikasi Antar Pribadi Tentor Dan Murid Di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung Dalam Proses Belajar Mengajar

(22)

14

4. Bagaimana Komunikasi Antar Pribadi Tentor Dan Murid Di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung Dalam Proses Belajar Mengajar

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan, menerangkan bagaimana komunikasi antar pribadi antara tentor dan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung pada saat proses belajar mengajar. Dan menjelaskan fenomena tersebut dengan kalimat yang tepat agar dapat dimengerti oleh para pembaca.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pertanyaan yang telah disusun secara rinci pada identifikasi masalah. Tujuan penelitian menunjukkan apa yang akan terjadi dari kegiatan yang teruji. Pada akhirnya tujuan penelitian akan digunakan sebagai rujukan dalam merumuskan hasil dan kesimpulan penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

(23)

15

Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandungn Dalam Proses Belajar Mengajar

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis diadakannya penelitian ini diharapkan untuk menambah, memperluas dan memperkaya pengetahuan agar dapat dijadikan bahan referensi dalam pengembangan Ilmu Komunikasi, khususnya dalam proses komunikasi antar pribadi seorang guru kepada muridnya pada saat proses belajar mengajar serta membantu atau memecahkan masalah mengenai komunikasi antar pribadi guru dan murid baik di lembaga formal maupun informal :

1. Peneliti

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti khususnya tentang komunikasi antar pribadi antara sorang guru kepada muridnya , serta sebagai aplikasi keilmuan selama studi yang dilakukan secara teori. Penelitian yang dilakukan juga diharapkan berguna bagi mahasiswa Unikom umumnya dan mahasiswa konsentrasi Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai literatur dan acuan terutama oleh peneliti yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

2. Universitas

(24)

16

3. Lembaga yang diteliti

Sebagai masukan bagi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung melakukan komunikasi antar pribadi kepada muridnya dalam proses belajar mengajar. Dan berguna bagi para tentor untuk melakukan proses bimbingan belajar dengan menggunakan komunikasi antar pribadi sebagai cara melakukan proses bimbingan kepada para muridnya

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Banyak sekali hambatan dalam proses komunikasi dengan murid di lembaga bimbingan belajar pada saat proses belajar mengajar, terutama dalam hal penyampaian pesan yang mengedepankan Edutainment agar mudah dimengerti oleh murid, karena cara pembelajaran seperti itu berbeda dengan cara pembelajaran di sekolah.

Di lihat dari prosesnya komunikasi antarpribadi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan melalui berbagai media atau saluran komunikasi untuk kemudian komunikan memberikan umpan balik kepada komunikator, untuk mengetahui apakah pesan tersebut dapat dipahami atau tidak.

Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan orang lain, biasanya melibatkan dua pihak dengan jarak yang dekat karena tidak menggunakan media.

(25)

17

proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan berbagai efek dan beberapa umpan balik seketika ( the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect some immediate feedback). (Devito, 1984 : 4).

Berdasarkan definisi Devito diatas, komunikasi antar pribadi dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua-duaan seperti suami istri yang sedang bercakap-cakap, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara pengajar dengan salah seorang muridnya pada saat proses belajar mengajar.

Menurut Alo Liliweri yang dikutip dari effendy mengenai pengertian komunikasi antar pribadi sebagai berikut :

Pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan, jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis .(Liliweri, 1997 : 12)

Sifat dialogis tersebut ditunjukan melalui komunikasi lisan dalam percakapan yang menampilkan arus balik yang langsung. Jika komunikator yang mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan-pesan yang dia kirimkan itu diterima atau di tolak , berdampak positif atau negatif. Jika tidak diterima maka komunikator akan memberi kesempatan seluasluasnya kepada komunikan untuk bertanya.

(26)

18

diadik adalah komunikasi yang melibatkan dua orang atau berinteraksi secara sadar, langsung dan tatap muka. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi yang dialogis adalah situasi yang berbagi dalam banyak hal, dapat berupa berbagai informasi, kegembiraan, kesedihan dan dalam komunikasi antarpersona tidak melihat adanya perbedaan status sosial atau ekonomi dari masing-masing prilaku komunikasi. Dalam situasi seperti ini terasa adanya kemurnian dialog yang dapat mengungkapkan berbagai pendapat, perasaan dan kepercyaan dari individu-individu yang terlibat.

Proses tersebut dipengaruhi oleh persepsi individu baik komunikator maupun komunikan yang tidak dapat dilepaskan dari faktor kepribadian, pengalaman, pengetahuan, maupun sikap terhadap ide, gagasan, atau objek yang dipersepsikannya.

Komunikasi sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar seorang tentor kepada muridnya. Tentor atau guru adalah seorang komunikator yang baik untuk para muridnya sebagai komunikan dalam hal penyampaian pesan.

Untuk itu komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang tepat dan di butuhkan untuk mendukung proses pendekatan seorang tentor kepada muridnya pada saat proses belajar mengajar. Para tentor di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre mempunyai cara pendekatan komunikasi antar pribadi tersendiri kepada muridnya.

(27)

19

Sedangkan menurut Deddy Mulyana komunikasi antar pribadi adalah:

komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain, baik secara verbal maupun non verbal . (Mulyana, 2002 : 73)

Pada saat proses belajar mengajar belangsung, tentor dapat menggunakan komunikasi antar pribadi supaya pesan yang di sampaikan pada saat melakukan pendekatan dapat diterima dengan baik oleh murid sebagai komunikan baik pesan verbal maupun non verbal.

Ngainun Naim dalam bukunya Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan menyebutkan bahwa :

Belajar merupakan suatu proses karena secara formal belajar dapat dikomparasikan dengan proses organik manusia, seperti pencernaan dan pernapasan .(Naim, 2011 : 97)

Proses komunikasi suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis, sesuatu yang didefinisikan sebagai proses, berarti unsur-unsur yang ada didalamnya bergerak aktif, dinamis dan tidak statis.

Proses komunikasi dibagi menjadi dua bagian yakni :

1. Proses Komunikasi Primer :

Berlaku tanpa alat yaitu secara langsung dengan menggunakan bahasa. Gerakan yang diberi arti khusus, aba-aba dan sebagainya.

2. Proses Komunikasi Sekunder :

(28)

20

geografis (berupa alat, radio, televisi) serta hambatan waktu. (berupa alat telepon, radio dan beberapa buku) dalam hal ini alat-alat itu merupakan media massa.(Berlo Dalam Hendra, 2010 : 25)

Tujuan Pada hakekatnya adalah langkah apa saja yang akan dilakukan. Sehingga tujuan awal dapat berjalan sesuai dengan rencana, tujuan yang dinyatakan melalui perubahan sikap, prestasi, sifat dan kualitas.(Schramm dalam Hendra, 2011 : 104)

Setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan, Tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, adalah :

1. Perubahan sikap (Attitude change) 2. Perubahan pendapat (Opinion change) 3. Perubahan Perilaku (Behavior change)

4. Perubahan sosial (Sosial change) (Effendy, 1997:10).

Manfaat komunikasi merupakan suatu keuntungan yang didapat oleh komunikan dan komunikator. Keuntungan tersebut terjadi pada saat ataupun sesudah melakukan komunikasi

Sedangkan Manfaat Komunikasi secara umum adalah : Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan dapat mengajarkan atau memberitahukan sesuatu

(29)

21

Dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain. Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang Dapat mengisi waktu luang

Dapat menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan Dapat membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan.2

Komunikasi antarpribadi adalah proses kemunikasi antara dua orang secara tatap muka, seperti antara tentor dan murid yang selalu berkomunikasi secara tatap muka baik pada saat proses belajar mengajar.

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Komunikasi antar pribadi antara tentor dan murid di lembaga bimbingan belajar pada saat proses belajar mengajar tidaklah mudah, tentor menyampaikan pesan yang harus dipahami oleh muridnya, sehingga sebuah komunikasi antar pribadi dapat diterima oleh murid.

Dalam proses belajar mengajar tentor dengan murid di lembaga bimbingan belajar dapat menggunakan komunikasi antar pribadi agar pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh murid. sehingga para tentor PQK MTC Bandung perlu memiliki sebuah strategi agar pesan yang disampaikan dapat diterima serta memahami apa yang disampaikan tentor.

Dalam penelitian ini peneliti berusaha menjelaskan tentang bagaimana Komunikasi Antar Pribadi Tentor Dan Murid Di Lembaga Bimbingan Belajar

2

(30)

22

Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung pada saat proses belajar mengajar yang merupakan konsep dalam penelitian ini. Peneliti akan mengaitkan dengan konsep atau judul yang telah dibuat yaitu bagaimana komunikasi antar pribadi antara tentor dan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung Dalam Proses Belajar Mengajar, yang memungkinkan setiap murid menangkap reaksi tentornya, baik secara verbal maupun non verbal.

1. Proses yang terjadi antara tentor dan murid pada saat melakukan kumunikasi antar pribadi di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung ialah agar murid dapat memahami komunikasi antar pribadi yang disampaikan oleh tentor, sehingga murid dapat menerima pesan komunikasi antar pribadi yang disampaikan oleh tentor.

2. Tujuan dari tentor di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung ialah murid dapat memahami komunikasi antar pribadi yang disampaikan oleh tentor, sehingga murid dapat menerima pesan komunikasi antar pribadi yang disampaikan oleh tentor.

3. Manfaat yang didapat murid ialah murid dapat memahami komunikasi antar pribadi yang disampaikan oleh tentor, sehingga murid dapat menerima pesan komunikasi antar pribadi yang disampaikan oleh tentor.

(31)

23

1.6 Pertanyaan penelitian

Pertanyaan yang akan diajukan peneliti kepada tentor dan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung guna mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Proses Komunikasi Antar Pribadi Tentor dan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung dalam proses belajar mengajar.

a. Apa para tentor PQK MTC Bandung menggunakan proses komunikasi secara primer ?

b. Selain proses komunikasi secara primer apakah para tentor PQK MTC Bandung menggunakan proses komunikasi secara sekunder ?

c. Jika ada, media apa yang digunakan tentor dalam

berkomunikasi dengan muridnya ?

2. Bagaimana Tujuan Komunikasi Antar Pribadi Tentor dan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung dalam proses belajar mengajar.

a. Apa yang diharapkan tentor PQK MTC Bandung dari hasil

tujuan komunikasi antar pribadi dalam proses belajar mengajar ?

(32)

24

3. Bagaimana Manfaat Komunikasi Antar Pribadi Tentor dan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung dalam proses belajar mengajar.

a. Apakah komunikasi antar pribadi dalam proses belajar mengajar ini memberikan manfaat bagi tentor, jika ya apa manfaat yang diperoleh?

b. Apakah komunikasi antar pribadi dalam proses belajar mengajar ini memberikan manfaat bagi murid ? jika ya, apa manfaat yang diperoleh?

4. Bagaimanakah komunikasi antar pribadi tentor dan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung dalam proses belajar mengajar.

a. Faktor faktor apa saja yang menjadi penghambat

komunikasi antar pribadi yang dilakukan tentor PKQ MTC Bandung pada muridnya dalam proses belajar mengajar? b. Adakah solusi untuk menyelesaikan hambatan tersebut ?

jika ada, bagaimana solusinya ?

1.7 Subjek Penelitian dan Informan

1.7.1 Subjek Penelitian

(33)

25

Subjek penelitian yang diambil untuk menjadi pembahasan adalah tentor dan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung

1.7.2 Informan Penelitian

Informan adalah seseorang yang memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, diminati informasi mengenai obejek penelitian tersebut. Lazimnya inforamasi atau narasumber ini ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa kasus ( satu kesatuan unit) antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (perantara sosial)

Diantara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut narasumber kunci (key informan) seorang ataupun beberapa orang, yaitu orang atau orang-orang yang paling banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai objek yang sedang diteliti tersebut . (Tatang M dalam Hendra, 2010 : 33).

(34)

26

Tabel 1.1

Daftar Informan

Sumber : Analisis Peneliti, 2011

Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dimana informan dijadikan sumber informasi yang mengetahui tentang masalah penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti, dengan pertimbangan bahwa merekalah yang paling mengetahui informasi yang akan diteliti. Selanjutnya, guna mengatasi kemelencengan data dalam pengumpulan data maka dilakukan triangulasi informasi baik dari segi sumber maupun triangulasi metode.

Data yang dikumpulkan diperiksa kembali bersama-sama dengan informan. Langkah ini memungkinkan dilihat kembali akan kebenaran informasi

No Nama Keterangan

1 Amelia liana Mentari Tentor

2 Asep Iskandar, S.T Tentor

3 Ernawati Tentor

4 Zinedine Doohan Murid kelas 5

5 Vitra Ryani Murid kelas 5

6 Puti Maharani Nabila

Mumtaz

[image:34.611.185.456.178.462.2]
(35)

27

yang dikumpulkan. Selain itu, juga dilakukan cross check data kepada narasumber lain yang dianggap paham terhadap masalah yang diteliti. Sedangkan triangulasi metode dilakukan untuk mencocokan informasi yang diperoleh dari satu teknik pengumpulan data (wawancara mendalam) dengan teknik yang lainnya (obsevasi partisipatif).

2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk melihat kondisi alami dari suatu fenomena. Menurut Bodgan dan Taylor dalam dalam Hardiyanti, 2010 : 24, menyatakan bahwa Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian ini juga memungkinkan untuk dilakukan interpretasi secara kualitatif atas data-data penelitian yang telah diperoleh. Sehingga secara umum mengenai penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.3

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Jalalludin Rakhmat menjelaskan bahwa metode deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

3http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/ Pukul 12:26

(36)

28

1. Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada

2. Mendefinisikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku

3. Membuat perbandingan atau evaluasi

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan keputusan pada waktu yang akan datang (Rakhmat,

1997:24)

1.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam

Adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memeberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong dalam Hardiyanti, 2010 : 26).

(37)

29

mendalam kepada tentor dan murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung sebagai sumber informasi penelitian.

2. Observasi Partisipasif

Yaitu peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengar apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang teliti (Susan Stainback dalam Hardiyanti, 2010 : 27).

3. Dokumentasi

Catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya karya monumental dari seseorang. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong dalam Hardiyanti, 2010 : 28). Dokumentasi sendiri merupakan salah satu sumber pengumpul data dimana sumber dokumetasi ini diperoleh dari beberapa data/dokumen, laporan, buku, surat kabar dan juga beberapa bacaan lainnya yang mendukung penelitian ini.

4. Studi Pustaka

(38)

30

5. Internet Searching

Adalah salah satu fasilitas internet yang dijalankan melalui browser untuk mencari informasi yang kita inginkan. Internet Searcing mempunyai database situs-situs dari seluruh dunia yang jumlahnya milyaran halaman web, cukup dengan memasukan kata kunci-nya maka Internet Searching akan menampilkan beberapa link situs yang disertai dengan keterangan singkat.

6. Triangulasi Data

Triangulasi data diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data seperti studi pustaka, wawancara dan observasi serta sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan triangulasi data sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi data dapat di gunakan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. (Moleong, 2004 : 330)

1.9 Teknik Analisa Data

(39)

31

digunakan adalah tehnik analisis deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis dan pengelolaan data dengan menyusun daftar pertanyaan hasil wawancara. Hal ini dilakukan agar memudahkan penulis untuk menganalisa hasil wawancara dengan narasumber sebagai pemberi informasi yang berkaitan dengan penelitian.

Tahapan teknik analisa data, akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Pengumpulan, penyeleksian, pemeriksaan, kelengkapan,

kesempurnaan, serta kejelasan data.

2. Klasifikasi data, yaitu pengelompokan data dan memilah-milah data sesuia dengan jenisnya.

3. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data (data processing).

4. Pengeditan dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan yang ada pada seluruh data yang peneliti dapatkan, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dan memperoleh kejelasan makna dari data atau inforamsi yang peneliti peroleh.

5. Selanjutnya data yang telah diperoleh dianalisa dan diberi penjelasan.

1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.10.1 Lokasi Penelitian

(40)

32

1.10.2 Waktu Penelitian

(41)
[image:41.611.112.502.138.636.2]

33

Tabel 1.2

Waktu dan Jadwal Penelitian

Kegiatan April 2011

Minggu

Mei 2011 Minggu

Juni 2011 Minggu

Juli 2011 Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyerahan Judul

Bimbingan

Seminar UP

Revisi seminar UP

Studi Pustaka dan

internet searching Penulisan Bab I

Penulisan Bab II

Pengumpulan Data

Penulisan Bab III

Wawancara

Penelitian

Penulisan Bab IV

Penulisan Bab V

Penyusunan Bab

Sidang Penelitian

(42)

34

1.11 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan skripsi ini penulis membagi susunan skripsi ke dalam lima bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian , subjek dan informan , teknik pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan, lokasi dan waktu penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Menjelaskan tinjauan teoritis mengenai pengertian komunikasi, pengertian tentang komunikasi antarpribadi, jenis komunikasi antar pribadi, komunikasi antarpribadi dan pendidikan.

BAB III : Objek Penelitian

(43)

35

BAB IV : Analisis Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis membahas deskripsi hasil wawancara dengan informan serta melakukan pengolahan dan melaporkan data hasil penelitian

BAB V : Penutup

(44)

36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dapat dikatakan komunikasi merupakan kebutuhan hakiki bagi kehidupan manusia. Banyak orang berpendapat bahwa salah satu alasan mengapa kita berkomunikasi adalah untuk memperoleh informasi dan mengetahui terhadap suatu yang menarik perhatian kita, sekaligus berinteraksi dengan orang lain.

Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan peranan yang sangat penting, karena komunikasi merupakan wahana utama dari kegiatan dan kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi adalah alat hidup bagi kepentingan manusia, karena manusia adalah makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi ia senantiasa memerlukan dan membutuhkan bantuan orang lain.manusia yang satu dengan yang lain selalu mengadakan hubungan dan kerjasama untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing sebagaimana dikemukakan oleh Jalalludin Rahmat (1997), mengatakan sebagai berikut:

(45)

37

Menurut Berelson Dan Steiner yang dikutip dari Enjang As (2009) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut :

Komunikasi adalah proses pengoperan informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan lain-lain dengan menggunakan simbol, gambar, kata-kata, atau proses pengoperan yang biasanya disebut komunikasi . (Berelson Dan Steiner dalam Enjang, 2009 : 15).

Pada definisi diatas, nampak lebih jelas bahwa komunikasi adalah proses pengoperan informasi yang bisa dilakukan dalam bentuk apapun baik verbal maupun non verbal.

2.1.2 Proses Komunikasi

Ada sebuah ungkapan yang sangat terkenal untuk memahami pengertian komunikasi, ungkapan yang dikemukakan oleh Lasswell (1972) ini merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi, yaitu dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: who say what in wich channel to whom with what effect ? (Laswell dalam Bungin, 2006:293)

Pertanyaan Lasswell ini, meskipun sangat sederhana atau terlalu

menyederhanakan fenomena komunikasi, namun sangat membantu

mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian komunikasi, selain itu dapat menggambarkan komponen-komponen dalam proses komunikasi.

Paradigma laswell tersebut menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban pertanyaan diatas yakni :

1. Komunikator (Communicator, Source, Sender)

(46)

38

3. Media (Channel)

4. Komunikan (Communicant, Communicate, Receiver)

5. Efek (Effect, Impact)

Jadi berdasarkan Paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Sebagai suatu proses, paling tidak kita mengenal atau memahami komunikasi sebagai dua perspektif, yaitu perspektif kognitif dan perilaku. Menurut Cholin Cherry dalam sendjaja dkk (2002) :

proses komunikasi yang mewakili perspektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan makna atau berbagai informasi tentang satu objek atau kejadian . (Cherry dalam Sendjaja, 2002 : 4.6)

Informasi merupakan sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan lain melalui penggunaan kata-kata atau lambang lainnya. Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat, receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimilki sender, oleh karena itu tindak komunikasi telah terjadi.

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Menurut Alo Liliweri, secara umum ada lima kategori fungsi utama komunikasi, diantaranya :

(47)

39

kepada orang lain. Artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu, para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui. B. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima

(pendidikan / to educate). Fungsi utama dan pertama dari informasi adalah menyampaikan pesan (informasi), atau menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik kepada orang lain. Artinya, dari penyebarluasan informasi itu diharapkan para penerima informasi akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang ingin dia ketahui.

C. Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima (instruksi). Fungsi instruksi adalah fungsi komunikasi untuk memberikan instruksi (mewajibkan atau melarang) penerima melakukan sesuatu yang diperintahkan.

D. Sumber mempengaruhi komunikan dengan informasi yang persuasif untuk

mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima (persuasi / to influence). Fungsi persuasi terkadang disebut fungsi memengaruhi. Fungsi persuasi adalah fungsi komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat mempengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kehendak pengirim.

E. Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sekaligus

(48)

40

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan, tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, adalah :

1. Perubahan sikap (Attitude change) 2. Perubahan pendapat (Opinion change) 3. Perubahan Perilaku (Behavior change)

4. Perubahan sosial (Sosial change) (Effendy, 1997:10).

Selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut itu, maka sebelumnya harus diteliti apa yang seharusnya menjadi tujuan dilakukannya komunikasi itu. Tujuan komunikasi menurut A.W Widjaja adalah :

1. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain. Ini dimaksudkan apakah kita menginginkan orang lain mengerti dan memahami apa yang kita maksud.

2. Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. Dalam hal ini ternyata cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja.

3. Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau agar mereka mau bertindak. (Widjaja, 1991:11).

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi

2.2.1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

(49)

41

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah

komunikasi antara orang orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non-verbal. Dan bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua orang, seperti suami istri, dua sahabat dekat, guru murid, dan lain sebagainya. (Deddy Mulyana, 2002 : 73).

Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book . ( Devito, 1989 : 4 ), sebagai:

Proses pengiriman dan penerimaan pesan pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika . (Devito, dalam Effendy, 2003 : 59).

(50)

42

2.2.2 Unsur Unsur Komunikasi Antar Pribadi

Beberapa unsur yang harus dimiliki oleh setiap bentuk komunikasi termasuk komunikasi antar pribadi antara lain :

1. Konteks

2. Komunikator Komunikan

3. Pesan 4. Saluran 5. Gangguan 6. Umpan Balik 7. Model Proses

Berikut pengertian dari unsur-unsur komunikasi antar pribadi diatas :

1. Konteks

(51)

43

mendapatkan tanggapan sebagai manusia. Pesan-pesan itu dapat berbentuk tanpa isyarat serta simbol-simbol secara verbal maupun non verbal.

2. Pesan

Komunikasi antarpersona melalui proses umum yaitu Pengirim dan penerima pesan/ pesan-pesan dalam komunikasi dapat dipahami melalui tiga unsur utama : 1) makna yang terbentuk oleh semua orang 2) simbol-simbol yang dipergunakan untuk menyampaikan makna, 3) bentuk organisasi pesan-pesan itu.

3. Saluran

Dalam membagi pesan dari seorang pengirim (setelah proses encoding) maka pesan harus melewati suatu tempat, atau alur lewatnya pesan-pesan itu, saluran itu sebenarnya mirip sarana transportasi yang mengangkut barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam komunikasi suatu kata berisi pesan dibawah oleh seseorang kepada orang lain melalui gelombang suara, pernyataan raut wajah, gerakan tubuh, gerakan cahaya mata. Secara umum semakin banyak saluran yang

dipergunakan untuk mendistribusikan pesan akan menghasilkan

komunikasi yang semakin sukses.

4. Gangguan

(52)

44

Gangguan eksternal (External noise) adalah gangguan dari luar yang mengganggu penglihatan, suara ataupun stimulus lain dari lingkungan yang menarik seseorang untuk memperhatikannya sehingga pemaknaan terhadap pesan semakin jauh. Gangguan semantik (semantic noise) yang terjadi karena tidak benarnya proses decoding terhadap pesan. Gangguan semantik sering terjadi pada bahasa kata kata, ungkapan, dialek yang berbeda dengan maksud pengirimannya.

5. Umpan balik

Umpan balik adalah pemberian tanggapan terhadap pesan yang dikirimkan dengan suatu makna tertentu. Umpan balik menunjukan bahwa suatu pesan didengar, dilihat, dimengerti apalagi sama maknanya. Jadi berhasil kalau secara verbal maupun nonverbal reaksi penerima dapat menceritakan kepada pengirim bahwa pesan itu diterima ataupun ditolak atau juga dikoreksi. Dengan jalan ini maka penerima akan memahami pesannya belum atau bahkan tidak mencapai sasaran sama sekali.

6. Model proses

(53)

45

unsur-unsur dan proses komunikasi dalam suatu keadaan tertentu. (Liliweri, 1994 : 11-17).

2.2.3 Ciri Ciri Komunikasi Antar Pribadi

Bersadarkan beberapa pengertian komunikasi antarpribadi ada beberapa ciri khas komunikasi antarpribadi yang membedakannya dengan komunikasi massa dan komunikasi kelompok. Menurut Barnlund (1968) ada beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu komunikasi interpersonal selalu; (1) terjadi secara spontan; (2) tidak mempunyai struktur yang teratur dan diatur; (3) terjadi secara kebetulan; (4) tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu; (5) dilakukan oleh orang orang yang identitas keanggotaan yang terkadang kurang jelas, dan (6) dapat terjadi sambil lalu.

De Vito (1976) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi mengandung lima ciri sebagai berikut : (1) keterbukaan atau openness; (2) empati (empathy); (3) dukungan (suportiveness); (4) perasaan positif (positivness); (5) kesamaan (equality). Selain itu, Evert M. Rogers dalam Depar (1988) menyebutkan beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu : (1) arus pesan cenderung dua arah; (2) konteks komunikasi adalah tatap muka; (3) tingkat umpan balik yang tinggi; (4) kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas sangat tinggi; (5) kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban; dan (6) efek yang terjadi antara lain perubahan sikap. (Alo Liliweri, 1997 ; 12).

2.2.4 Jenis Jenis Komunikasi Antar Pribadi

(54)

46

1. Komunikasi diadik (dyadic communication)

Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dari seorang lagi komunikan yang menerima pesan, oleh karena itu prilaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens. komunikator memusatkan perhatianya kepada diri komunikan seorang itu. Situasi komunikan seperti itu akan nampak dalam komunikasi triadik atau komunikasi kelompok , baik kelompok dalam bentuk keluarga maupun dalam bentuk kelas atau seminar.

2. Komunikasi triadik (triadik communication)

(55)

47

2.2.5 Fungsi Komunikasi Antar Pribadi

Tanpa kita sadari, keberadaan komunikasi antar pribadi telah berperan aktif dalam kehidupan, bahkan tidak sedikit manusia yang melakukan praktik komunikasi antar pribadi ini, menurut Enjang AS fungsi komunikasi antar pribadi, yaitu :

1. Memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis. Dengan komunikasi antar pribadi, kita bisa memenuhi kebutuhan sosial atau psikologis kita. Para psikolog pun menyarankan bahwa pada dasarnya kita adalah makhluk sosial, yaitu orang yang membutuhkan orang lain, sama halnya manusia membutuhkan makanan, minuman, perlindungan, dan sebagainya.apabila kehilangan kontak dengan orang lain, kebanyakan orang akan berhalusinasi, kehilangan koordinasi motorik, dan secara umum tidak bisa menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungan sekitar.

2. Mengembangkan kesadaran diri. Melalui komunikasi antar pribadi akan terbiasa mengembangkan kesadaran diri. Kita menkonfirmasi tentang siapa dan apa diri kita. Apa yang kita pikirkan tentang diri kita. Namun ada yang sebagian merupakan, refleksi dari apa yang orang lain sebut tentang diri kita.

(56)

48

Mengabaikan orang lain dan tidak berbicara, berarti menentang konvensi sosial dan menimbulkan kesan melalaikan orang lain.

4. Konsistensi hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita menetapkan hubungan kita. Kita berhubungan dengan orang lain, melalui pengalaman yang kita lalui bersama dengan mereka, dan melalui percakapan-percakapan bersama mereka. Ketika kita bertemu dengan seseorang secara terus menerus, sifat dasar komunikasinya akan menetapkan tipe dan kualitas hubungan kita. Jika percakapan mengenai hal-hal remeh, itu akan menjadi sekedar perkenalan. Jika dalam percakapan itu ada perdebatan dan perang mulut, hubungan akan menjadi tidak sehat. Jika kita memulai percakapan tentang perasaan yang mendalam, berbagi cerita pribadi, mendengarkan orang lain dengan empati dan pemahaman, dan membicarakan persoalan yang berhubungan dengan kita, maka kita akan mengambangkan hubungan yang sehat, dekat, dan lebih intim. 5. Mendapatkan informasi yang banyak. Melalui komunikasi antar

(57)

49

6. Bisa mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi, kita mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh orang lain. Jika hasil yang diharapkan menyangkut persetujuan dan kerjasama dengan orang lain, komunikasi antar pribadi berfungsi untuk mempengaruhi gagasan dan perilaku. Kita bisa menggunakan bentuk komunikasi ini untuk mempengaruhi orang lain, dan demikian pula sebaliknya. Seperti dinyatakan para ahli komunikasi, bahwa tujuan utama usaha komunikasi adalah untuk mempengaruhi gagasan dan perilaku orang lain (Enjang, 2009 : 77-79).

2.2.6 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Prof. Drs.H.A.W. Widjaja dalam bukunya Ilmu Komunikasi tujuan dari komunikasi antar persona adalah :

1. Mengenali diri sendiri dan orang lain. 2. Mengetahui dunia luar

3. Menciptakan dan memelihara hubungan 4. Mengubah sikap dan prilaku

5. Bermain dan mencari hiburan

6. Membantu orang lain. (Widjaja, 2000 : 122)

2.2.7 Hambatan Hambatan Komunikasi Antar Pribadi

(58)

50

1. Perbedaan persepsi

2. Kesalahan penyerapan pesan/informasi 3. Perbedaan bahasa

4. Kurang perhatian

5. Perbedaan kondisi emosional

6. Perbedaan latar belakang pendidikan (Haryani dalam Hendra, 2010 : 56)

2.3 Tinjauan Tentang Tentor Dan Murid

2.3.1 Pengertian Tentor

Tentor dalam pengertiannya sama halnya dengan guru, karena tentor hanya sebutan seorang guru di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids. Ngalim purwanto (1994:126) mengemukakan bahwa guru ialah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang atau sekelompok orang. Selain itu, Hadari Nawawi (1982 : 123) menyimpulkan bahwa

Pengertian guru dapat dilihat dari dua sisi. pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing . (Nawawi, 1982 : 123)

(59)

51

2.3.2 Peran Tentor Bimbingan Belajar

Perkembangan ilmu dan teknologi yang disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan cepat dan dewasa ini, peranan guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi pembimbing. Tugas dan tanggung jawab menjadi lebih meningkat terus, yang kedalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perancang pengajaran (designer of instruction), pengelola pengajaran (manager of instruction), evaluator of student learning, motivator belajar, dan sebagai pembimbing.

Tentor sebagai designer of instruction atau perancang pengajaran dituntut memiliki kemampuan untuk merencanakan (merancang) kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagai suatu bahan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.

Tentor sebagai manajer of instruction (pengelola pengajaran), dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat belajar dengan efektif dan efisien.

Sedangkan Tentor dengan fungsinya sebagai evaluator of student learning, dituntut untuk secara terus menerus mengikuti hasil-hasil (prestasi) belajar yang telah dicapai murid-muridnya dari waktu kewaktu.

(60)

52

tolak untuk menyempurnakan serta meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

Tentor sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Dengan pendekatan pribadi semacam ini guru akan secara langsung mengenal dan memahami murid-muridnya secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pembimbing sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar. Sebagai pembimbing dalam belajar mengajar diharap mampu untuk:

1) Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar. 2) Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi

yang dihadapi.

3) Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang dilakukannya.

4) Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadi.

(61)

53

2.3.3 Pengertian Murid

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, murid berarti orang atau anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan menyimpulkan bahwa :

murid (pelajar) adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan .(Khan, 2005 : 62)

Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Prof. Dr. Shafique Ali Khan menuturkan kembali bahwa :

Murid atau anak adalah pribadi yang unik yang mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain .(Khan, 2005 : 62)

2.4 Tinjauan Tentang Bimbingan Belajar

2.4.1 Pengertian Bimbingan Belajar

(62)

54

membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik. Sedangkan makna bimbingan yang secara khusus yaitu sebagai suatu upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa. ( Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 233)

Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 82) Bimbingan dapat diartikan sebagai upaya pemberian b

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2Waktu dan Jadwal  Penelitian
Gambar 3.1Gambar 3.1
Gambar 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait